Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
56
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah untuk menghasilkan
produk berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) PPKn Berbasis Pendidikan
Karakter dalam Pembelajaran PPKn di kelas V Sekolah Dasar. LKPD PPKN
yang dikembangkan berisikan materi tentang hak, kewajiban, dan tanggung
jawab. Materi yang disajikan berfokus pada aspek kognitif, aspek afektif serta
aspek motorik yang berbasis nilai-nilai penguatan pendidikan karakter. Dengan
LKPD PPKN juga diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami dan
mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari tentang hak, kewajiban
dan tanggung jawab. Sehingga, materi yang diberikan dapat tertanam dalam
jiwa peserta didik secara mendalam dan menjadi konsep diri yang tidak mudah
dilepaskan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dan Pengembangan ini dilaksanakan di SDN Duren Sawit 02,
Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur dan SDN Klender 01, Kecamatan
Duren Sawit, Jakarta Timur. Kegiatan penelitian dan pengembangan ini
dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018. Pada bulan April
sampai Mei 2018.
56
57
C. Metode Penelitian
Ditinjau dari tujuannya dalam mengembangkan produk, penelitian ini
digolongkan sebagai penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan
pengembangan ialah metode ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi
dan menguji validitas produk yang telah dihasilkan sehingga kegiatan ini dapat
disingkat menjadi 4P (Penelitian, Perancangan, Produksi, dan Pengujian).1
Kemudiaan menurut Syaodih, penelitian dan pengembangan adalah suatu
proses atau langkah-langkah untuk menciptakan suatu produk baru atau
mengembangkan produk yang telah ada sebelumnya dan dapat
dipertanggungjawabkan.2 Jadi, metode penelitian dan pengembangan adalah
proses menciptakan atau mengembangkan produk yang diuji dapat
validitasnya dengan prosedur tertentu.
Peneliti membutuhkan model pengembangan instruksional untuk
mempermudah proses menghasilkan sebuah produk yang berkualitas, efektif
dan sesuai dengan kebutuhan guru dan peserta didik. Adapun model
pengembangan yang digunakan untuk pengembangan produk ialah model
pengembangan Borg & Gall. Borg & Gall menguraikan tahapannya yaitu:
(1) Research and information collecting; (2) planning: (3) development preliminary form a product; (4) Preliminary Field Testing; (5) main product revision; (6) Main Field Testing; (7) Operasional product revision; (8)
1 Sugiyono. Metode Penelitian dan Pengembangan. (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 30. 2 Syaodih, Nana. Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,2009), h.164
58
Operasional Field Testing; (9) Final Product Revision; (10) dissemination and implementation.3
Kesepuluh langkah-langkah penelitian dan pengembangan (R&D)
menurut Borg&Gall tersebut dapat digambarkan seperti gambar 3.1 berikut:
Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan Borg & Gall4
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan Borg&Gall pada
dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu: (1) mengembangkan produk, dan
(2) menguji kelayakan produk dalam mencapai tujuan. Model ini memiliki
perencanaan teknis sasaran dan jenis kegiatan yang dilakukan dalam tiap
tahapnya sehingga mampu menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai
validasi tinggi, karena melalui serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi
3 Sugiyono, op.cit. hh., 35-36 4 Ibid., h. 37
Research andinformationcollecting
PlanningDeveloppreliminaryform a product
Preliminaryfield testing
Main productrevision
Main filedtesting
Operasionalproductrevision
Operasionalfield testing
Final productrevision
Disseminationandimplementation
59
ahli. Berikut penjelasan dari tahapan penelitian dan pengembangan
Borg&Gall:
1. Research and Information Collecting. Peneliti melakukan pengamatan
untuk mengumpulkan informasi melalui analisis kebutuhan dan studi
literatur. Peneliti melakukan pengumpulan data melalui wawancara guru,
kepala sekolah dan beberapa siswa.
2. Planning. Peneliti melakukan perencanaan. Perencanaan dalam penelitian
ini berupa rencana dalam pengembangan sebuah produk. Perencanaan
tersebut meliputi penentuan jenis produk, sasaran produk, tujuan
pengembangan produk, tampilan produk, dan isi materi produk tersebut.
3. Develop Preliminary Form a Product. Peneliti melakukan
pengembangan draf produk. Peneliti mengembangkan produk awal yang
meliputi penyiapan materi pembelajaran dan perangkat penilaian. Langkah
ini peneliti lakukan melalui beberapa tahap seperti:
Gambar 3.2 tahapan pengembangan LKPD
Tahap pra produksi
LKPD
•Menganalisis kompetensi dasar dan indikator mata pelajaran
•menentukan tema dan materi
•pemberian judul pada setiap kegiatan
Tahap produksi
LKPD
•Pembuatan dan Pengembangan LKPD
•pembuatan format desain lay out
•editing materi kegiatan dan lay out LKPD
Tahap pasca produksi LKPD
•menganalisa hasil (identifikasi kelebihan dan kekurangan LKPD)
• revisi produk atas saran dan masukan yang diperoleh
• implementasi di lapangan
60
Berikut ini adalah rancangan awal produk LKPD PPKn:
Gambar 3.3 Desain awal kegiatan bersama 1
4. Preliminary Field Testing. Peneliti melakukan evaluasi formatif satu-satu
oleh siswa (one to one evaluation by learners) dengan tiga responden di
SDN Duren Sawit 02, Duren Sawit, Jakarta Timur dengan tingkat
kemampuan berfikir siswa yang berbeda yakni kelompok rendah, sedang
dan tinggi. Ketiga responden akan menilai dengan memberikan komentar
dan saran terhadap LKPD yang telah dibuat oleh peneliti.
61
5. Main Product Revision. Peneliti melakukan revisi dan perbaikan sesuai
hasil evaluasi one to one yang dilakukan oleh tiga responden. Perbaikan ini
dapat dibantu oleh guru kelas V dengan mendiskusikan saran, kritik, dan
komentar dari siswa
6. Main Field Testing. Peneliti melakukan uji coba produk yang diujikan pada
kelompok kecil (Small Group Evaluation) dengan delapan responden yang
belum mengikuti penilaian ditahap one to one dan dipilih secara acak
sehingga mewakili jumlah populasi yang sebenarnya pada kelas tersebut.
Uji coba lapangan dilakukan di SDN Duren Sawit 02 Jakarta Timur.
7. Operational Product Revision. Peneliti melakukan perbaikan dan
penyempurnaan produk dari hasil uji coba lapangan.
8. Operasional Field Testing. Peneliti melakukan tahap uji pelaksanaan
lapangan terhadap produk. Uji pelaksanaan lapangan atau field test ini
sebagai tahap akhir dalam evaluasi formatif. Pada tahap ini produk diujikan
pada suatu kelas responden kelas V SDN Klender 01, Duren Sawit, Jakarta
Timur dengan jumlah enam belas responden.
9. Final Product Revision. Peneliti melakukan penyempurnaan mengikuti
saran dari uji ahli, uji coba lapangan awal, uji coba lapangan dan uji
pelaksanaan lapangan digabungkan dan diperbaiki menjadi sebuah produk
yang lebih sempurna. LKPD PPKn yang dihasilkan adalah LKPD PPKn yang
valid dan layak digunakan dalam pembelajaran karena sudah lolos melalui
serangkaian proses validasi.
62
Jika kesepuluh langkah penelitian dan pengembangan di atas diikuti dengan
benar, maka dapat menghasilkan suatu produk pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan.5 Langkah-langkah tersebut bukan prosedur yang
harus diikuti seluruhnya, melainkan bisa disesuaikan dengan kebutuhan
peneliti. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan hanya dilakukan
hingga tahap kesembilan. Penelitian tidak dilanjutkan hingga langkah ke-10
dengan alasan keterbatasan waktu dan ruang lingkup pengembangan yang
peneliti miliki untuk menyelesaikan proses tersebut.
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam
pengembangan LKPD PPKn berbasis pendidikan karakter yaitu melalui
pengamatan langsung, wawancara dan kuesioner.
a. Pengamatan langsung
Pengamatan langsung dilakukan pada kelas V Sekolah dasar ketika
pembelajaran PPKn sedang berlangsung. Pengamatan secara langsung ini
dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan pembelajaran PPKn, media
yang digunakan dalam pembelajaran PPKn, metode yang digunakan dalam
5 Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2011) h.46
63
pembelajaran PPKn dan penilaian yang digunakan dalam pembelajaran PPKn
tersebut sehingga peneliti dapat mengembangkan sebuah produk yang sesuai
dengan kebutuhan guru dan siswa.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa. Wawancara dilakukan
untuk mengetahui secara detail dan spesifik perihal yang kendala yang sering
terjadi dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PPKn
sehingga dapat mengetahui solusi dibutuhkan dalam penelitian dan
pengembangan produk LKPD PPKn berbasis pendidikan karakter.
c. Kuesioner
Untuk proses pengumpulan data terkait keefektifan produk yang
dikembangkan berupa LKPD PPKn berbasis pendidikan karakter melalui
kuesioner. Proses evaluasi atau kuesioner ini dilakukan pada tahap evaluasi
formatif yang dilakukan oleh para ahli dan pengguna desain instruksional.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan sebuah data pada sebuah penelitian dan
pengembangan memerlukan alat ukur untuk mempermudah proses
pengumpulan data. Alat ukur yang digunakan pada penelitian dan
pengembangan LKPD PPKn berbasis pendidikan karakter adalah rating scale
dan skala Guttman.
Pengumpulan data dengan menggunakan rating scale dan skala Guttman,
data mentah yang diperoleh berupa angka (kuantitatif) kemudian ditafsirkan
64
dalam pengertian kualitatif.6 Responden dapat memberikan respon melalui
skala angka di mana setiap angka tersebut mengandung tingkat jawaban
tertentu, sehingga tiap responden mempunyai asumsi yang sama. Peneliti
mengolah data tersebut ke dalam bentuk kualitatif untuk mendapatkan suatu
hasil berupa kesimpulan dan kemudian akan dicocokkan dengan nominal
persen yang sesuai dengan ketercapaian penilaian.
3. LKPD PPKN Berbasis Pendidikan Karakter
a. Definisi Konseptual
LKPD ini dirancang secara khusus untuk kelas V Sekolah Dasar dengan
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) berbasis
pendidikan karakter. LKPD PPKn ini merupakan bahan ajar berisi materi yang
dirancang secara efektif dan inovatif untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar. LKPD PPKn ini berisi materi tentang hak, kewajiban dan tanggung
jawab. Proses penanaman nilai-nilai karakter dilakukan dengan
mentransformasi nilai-nilai karakter dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh peserta didik. Dalam melaksanakan kegiatan, terdapat petunjuk
pelaksanaan yang dibimbing oleh guru kelas.
b. Definisi Operasional
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) PPKn adalah produk valid yang telah
melewati serangkaian proses penilaian uji ahli serta uji lapangan pada
6 Ibid, h. 141.
65
pengguna. Evaluasi dari ahli dan pengguna dilakukan dengan teknik
wawancara dan kuesioner. Penilaian ahli meliputi aspek (1) kelayakan isi, (2)
kelayakan penyajian (3) kelayakan bahasa (4) kelayakan kegrafikaan yang
termasuk didalamnya ukuran buku, desain kulit buku, desain isi buku dan
diuraikan menjadi indikator untuk penilaian produk yang dikembangkan.
Perolehan hasil evaluasi dari ahli menggunakan rating scale dengan interval 1
sampai 4. Kriteria skor antara lain:
4 = sangat baik,
3 = baik,
2 = kurang baik,
1 = sangat kurang baik
Sedangkan untuk analisis data wawancara menggunakan analisis deskriptif
yang bersifat deskriptif kualitatif.
66
c. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.1
Responden dan Bentuk Instrumen
No Subjek Uji
Coba Responden Jumlah
Bentuk Instrumen
1.
Uji Ahli (Expert Review)
Dosen Ahli Materi 1 orang Kuesioner
Dosen Ahli Bahasa 1 orang Kuesioner
Dosen Ahli Media 1 orang Kuesioner
Dosen Ahli Desain Instruksional
1 orang Kuesioner
2 Evaluasi satu-satu (one to one evaluation)
Peserta Didik Kelas V SDN Duren Sawit 02 Pagi, Jakarta Timur
3 orang Kuesioner
3
Evaluasi kelompok kecil (small group evaluation)
Peserta Didik Kelas V SDN Duren Sawit 02 Pagi, Jakarta Timur
8 orang Kuesioner
4 Uji lapangan (field testing)
Peserta Didik Kelas V SDN Klender 01 Pagi, Jakarta Timur
16 orang Kuesioner
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan untuk Guru Kelas V SD Aspek Indikator Nomor
Butir
Proses pembelajaran PPKn
Metode pembelajaran yang digunakan 1
Antusiasme siswa 2
Kendala saat proses pembelajaran 3
Materi yang sulit dipahami siswa 4
Ketersediaan bahan ajar
Bahan ajar yang digunakan guru 5
Kekurangan bahan ajar yang digunakan siswa 6
Bentuk bahan ajar yang dibutuhkan
Jenis bahan ajar yang dibutuhkan 7
Jenis bahan ajar yang dibutuhkan memunculkan nilai-nilai karakter
8
Penerapan pendidikan karakter
Penerapan penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran PPKn
9
Harapan terhadap bahan ajar yang dibuat
Jenis bahan ajar yang dibutuhkan memudahkan siswa untuk belajar/tidak
10
Harapan guru terhadap bahan ajar yang akan dibuat
11
67
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan untuk Siswa Kelas V SD
Aspek Indikator Nomor
Butir
Bahan ajar
yang
digunakan di
sekolah
Bahan ajar yang digunakan di kelas V 1
Kejelasan petunjuk pelaksanaan kegiatan pada
bahan ajar yang digunakan
2
Kemenarikan bahan ajar 3
Kualitas fisik bahan ajar 4
Proses
pembelajaran
Cara guru mengajar PPKn 5
Materi yang
sulit dipahami
siswa
Materi yang sulit dipahami oleh siswa 6
Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen untuk Ahli Materi7
No. Aspek Indikator Nomor butir Jml
1. Kelayakan Isi
Kesesuaian uraian materi dengan KI dan KD
1,2,3 3
Keakuratan materi 4,5,6 3
Materi Pendukung Pembelajaran
7,8,9,10,11,12,13,14,15,16
10
2. Kelayakan Penyajian
Teknik Penyajian 17,18,19 3
Penyajian Pembelajaran 20,21,22,23,24
5
Kelengkapan Penyajian 25,26,27,28,29,30,31,32,33
9
3. Berbasis Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Religius 34 1
Integritas 35 1
Mandiri 36 1
Gotong Royong 37 1
Nasionalis 38 1
Total Butir Pertanyaan 38
7 Masnur Muslich, Text Book Writing (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2010), h. 363
68
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Bahasa8
No. Aspek Indikator Nomor Butir Jml
1. Kelayakan Bahasa
Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik
1,2 2
Kekomunikativan 3,4 2
Keruntutan dan keterpaduan alur piker
5,6 2
Total Butir Pertanyaan 6
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Media9 No. Aspek Indikator Nomor Butir Jml
1. Ukuran LKPD Ukuran 1,2 2
2. Desain Kulit LKPD
Tata Letak 3,4,5 3
Tipografi Kulit buku 6,7 2
Pengunaan Huruf 8,9 2
3. Desain isi LKPD
Pencerminan isi LKPD 10,11,12 3
Keharmonisan tata letak 13,14 2
Kelengkapan tata letak 15,16,17,18 3
Tipografi isi LKPD 19,20,21 3
Ilustrasi isi 22,23,24,25 4
Total Butir Pertanyaan 25
8 Ibid, h. 393 9 Ibid, h. 401
69
Tabel 3.7
Kisi-kisi instrumen untuk Ahli Desain Instruksional
No. Aspek Indikator Nomor Butir
Jum-lah
1 Komponen LKPD
Kelengkapan komponen LKPD 1 1
Urutan penyajian LKPD 2 1
Kejelasan petunjuk penggunaan LKPD
3 1
2 Kelayakan isi/materi LKPD
Kesesuaian materi dengan KI dan KD
45 1
Kesesuaian materi dengan tujuan yang ditetapkan
6 1
Kelengkapan materi LKPD 7 1
Kesesuaian konsep 8 1
Kesesuaian soal latihan dengan materi
9 1
Keefektifan kegiatan belajar 10 1
Ketepatan soal pada LKPD 11 1
3 Kelayakan penyajian
Sistematika penyajian LKPD 12 1
Keruntutan penyajian materi LKPD 13 1
Total butir pertanyaan 13
Tabel 3.8
Kisi-kisi Instrumen untuk Siswa kelas V SD one to one
No Aspek Indikator Nomor Butir
1 Penyajian Materi
Kejelasan kata dan kalimat 1
Kesesuaian gambar dengan kata 2
Meningkatkan minat dan motivasi untuk belajar
3
2 Visual Kemenarikan sampul 4
Kemenarikan gambar 5
Kejelasan gambar 6
Kemenarikan warna/warni 7
Kemenarikan sampul 8
3 Penggunaan LKPD
Kemudahan penggunaan LKPD 9
4 Kemenarikan LKPD
LKPD menarik untuk digunakan 10
70
Tabel 3.9 Kisi-kisi Instrumen Penilaian untuk Siswa kelas V
small group dan field test No. Aspek Indikator Nomor
Butir Jml
1. Visual Kemenarikan gambar 1,2 2
Kejelasan teks 3 1
Kesesuaian gambar dengan materi
4 1
2. Penyajian Materi Penyajian materi 5,6,7,8,9,10
6
Kemudahan memahami materi 11 1
Kejelasan simbol atau ilustrasi gambar
12 1
Kejelasan istilah 13 1
Kesesuaian kegiatan dengan materi
14 1
3. Manfaat Kemudahan dalam memahami materi
15 1
keterkaitan materi dengan menggunakan bahan ajar berbentuk LKPD
16,17 2
Total Butir Pertanyaan 17
E. Teknik Evaluasi Data
Evaluasi merupakan tahap penting dari proses pengembangan guna
mengumpulkan data mengenai kualitas produk yang dikembangkan untuk
kemudian di analisis agar dapat diketahui kualitas produk tersebut. Selain itu,
evaluasi juga diperlukan guna menjadi pertimbangan perbaikan produk agar
memperoleh hasil yang lebih baik.
Menurut Sadiman, evaluasi yang tepat dilakukan untuk menguji sebuah
produk pembelajaran adalah evaluasi formatif dengan tujuan mengumpulkan
71
data tentang efektifitas dan efisiensi (kualitas) bahan pembelajaran.10 Dapat
dikatakan desain pembelajaran yang akan dievaluasi kelayakannya tepat
menggunakan evaluasi formatif.
Selanjutnya menurut Suparman, evaluasi formatif didefinisikan sebagai
proses menyediakan dan menggunakan informasi untuk dijadikan dasar
pengambilan keputusan dalam rangka meningkatkan kualitas produk.
Kemudian Suparman juga menjelaskan tujuan evaluasi formatif yaitu:
Evaluasi formatif bertujuan untuk menentukan apa yang harus ditingkatkan atau direvisi agar produk tersebut lebih sistematik, efektif dan efesien Penggunaan evaluasi formatif ini dimaksudkan untuk mendapatkan umpan balik dari peserta didik, pengajar, dan pakar isi instruksional. Umpan balik itu digunakan sebagai dasar merevisi draf bahan produk dan pedoman-pedoman penggunaannya sebelum digunakan dalam kegiatan instruksional sesungguhnya.11
Evaluasi formatif dimaksudkan untuk memperoleh masukan tentang hal-
hal yang harus diperbaiki dalam suatu produk. Idealnya, pendesain
instruksional melakukan empat tahap evaluasi formatif yang akan dijelaskan di
bawah ini yaitu: Reviu oleh ahli (review by expert), Evaluasi satu-satu (one to
one evaluation), evaluasi kelompok kecil (small group evaluation) dan uji coba
lapangan (field testing).
10 Sadiman, Arief. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 182 11 Suparman, Atwi. Desain Instruksional Modern (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 302
72
1. Reviu oleh Ahli (review by expert)
Tahap pertama yang dilakukan pada evaluasi formatif adalah evaluasi dari
para ahli melihat dari berbagai aspek seperti ketepatan konten menurut ahli
bidang studi, memadai atau tidaknya strategi instruksional dari pendesain
instruksional, desain fisik dan ahli media lain, serta ahli bahasa. Hasil kegiatan
review tersebut dianalisis dan disimpulkan untuk kemudian digunakan dalam
merevisi produk instruksional tersebut sebelum diujicobakan kepada
responden sasaran.
2. Evaluasi satu-satu (one to one evaluation)
Tahap kedua yang dilakukan adalah mengevaluasi satu-satu dilakukan
dengan tiga peserta didik dengan kemampuan yang berbeda (sedang, di atas
sedang dan di bawah sedang) sehingga dapat dipandang sebagai sampel
yang representatif. Evaluasi dilakukan dengan metode wawancara kepada
responden setelah melaksanakan ujicoba produk. Tujuan evaluasi ini adalah
untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kekurangan yang secara fisik
terdapat dalam bahan desain instruksional dan komentar dari responden
tentang tingkat kesulitan dalam memahami isi materi instruksional.
3. Evaluasi Kelompok Kecil (small group evaluation)
Selanjutnya pada tahap ketiga dilakukan evaluasi kelompok kecil dengan
jumlah responden delapan siswa yang representatif untuk mewakili sasaran
yang sebenarnya. Siswa yang telah ikut dalam evaluasi satu-satu tidak diikut
sertakan pada tahap evaluasi kelompok kecil. Setelah ujicoba produk oleh
73
responden, dilakukan evaluasi dengan mengisi kuesioner. Selanjutnya peneliti
merevisi produk berdasarkan saran dan masukan responden evaluasi
kelompok kecil dan melakukan tahap selanjutnya yakni uji coba lapangan.
4. Uji Pelaksanaan Lapangan (field test)
Uji pelaksanaan lapangan merupakan tahap akhir dari evaluasi formatif.
Jumlah responden yang menjadi sampel dalam uji coba lapangan ini lebih
besar dari jumlah responden dalam evaluasi kelompok kecil yakni 16
responden. Pada tahap terakhir ini teknik pelaksanaannya sama dengan
evaluasi kelompok kecil yaitu menggunakan produk dengan mengisi instrumen
evaluasi. Maksud dari uji coba lapangan ini adalah mengidentifikasi
kekurangan produk instruksional tersebut bila digunakan dalam kondisi yang
mirip dengan kondisi pada saat produk tersebut dimanfaatkan dalam kegiatan
belajar mengajar yang sebenarnya.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah
statistik deskriptif kualitatif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk menganalisis data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi.12
12 Sugiyono, op.cit,. h.199
74
Perhitungan menggunakan statistik sederhana yaitu menggunakan
kuesioner atau angket dengan skala 1-4 untuk kuesioner terhadap ahli desain
instruksional, ahli materi, ahli bahasa, dan ahli media pada tahap uji validasi
dengan rincian 1 sangat kurang baik, 2 kurang baik, 3 baik, 4 sangat baik.
Setelah data telah diperoleh dari kegiatan uji validasi ahli maka dilakukan
penghitungan untuk mengetahui kualitas LKPD. Kriteria perhitungan uji coba
pada tahap uji validasi ahli, yaitu : 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑚𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑡𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑆𝑜𝑎𝑙 𝑋 𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑃𝑜𝑖𝑛𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑆𝑜𝑎𝑙 𝑋 100
Dalam menafsirkan data kuantitatif menjadi data kualitatif berdasarkan kriteria
yang diperoleh peneliti menggunakan acuan, yaitu:
Gambar 3.4 Garis Rentan Skor Kriteria13
Rentan skor kriteria diperoleh dengan cara membagi presentase tertinggi
dengan jumlah kriteria pilihan sehingga diperoleh deskripsi hasil pengumpulan
data kuantitatif menjadi kualitatif sebagai berikut:
0% - 20% : Sangat Kurang Baik
21% - 40% : Kurang Baik
41% - 60% : Cukup Baik
61% - 80% : Baik
81% - 100% : Sangat baik
13 Riduan dan Sunarto, Pengantar Statistik untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta,2013), h.2
0% 20% 40% 60% 80% 100%