33
47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Memecahkan suatu masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode yang sistematis. Berdasarkan metode pendekatan ini diharapkan dapat memilih teknik pengumpulan data yang sesuai untuk memecahkan permasalahan. Penetapan metode penelitian akan menentukan keberhasilan dan kemudahan proses penelitian, karena metode penelitian merupakan suatu rencana pemecahan pada persoalan yang sedang diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, karena sesuai dengan fungsinya metode ini digunakan untuk menyelidiki masalah yang timbul pada masa sekarang dan masalah itu memerlukan analisis serta pemecahan masalahnya. Menurut Moh. Nazir (1999: 63), “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.” Adapun ciri-ciri dari metode deskriptif menurut Winarno Surakhmad (1998; 140) adalah sebagai berikut: 1) Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah-masalah yang faktual. 2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa, karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

  • Upload
    donhan

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Memecahkan suatu masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode

yang sistematis. Berdasarkan metode pendekatan ini diharapkan dapat memilih

teknik pengumpulan data yang sesuai untuk memecahkan permasalahan.

Penetapan metode penelitian akan menentukan keberhasilan dan kemudahan

proses penelitian, karena metode penelitian merupakan suatu rencana pemecahan

pada persoalan yang sedang diteliti.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

karena sesuai dengan fungsinya metode ini digunakan untuk menyelidiki masalah

yang timbul pada masa sekarang dan masalah itu memerlukan analisis serta

pemecahan masalahnya.

Menurut Moh. Nazir (1999: 63), “Metode deskriptif adalah suatu metode

dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu

sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”

Adapun ciri-ciri dari metode deskriptif menurut Winarno Surakhmad (1998;

140) adalah sebagai berikut:

1) Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang

dan pada masalah-masalah yang faktual.

2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian

dianalisa, karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik.

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

48

Dari kutipan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode deskriptif

cocok digunakan dalam penelitian ini, karena sejalan dengan maksud dan tujuan

penelitian, yaitu untuk memecahkan dan mengungkapkan permasalahan pada saat

penelitian dilakukan, yaitu pemahaman siswa terhadap mata pelajaran praktikum.

3.2 Variabel dan Paradigma Penelitian

3.2.1 Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1997: 99), “Variabel adalah objek penelitian

atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.

Variabel dalam Penelitian ini adalah: “Penguasaan siswa pada pelajaran

praktikum di SMK N 6 Bandung ”.

3.2.2 Paradigma Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif/positivistic, yang dilandasi pada suatu asumsi

bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal

(sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan

kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti

tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigma penelitian.

Menurut Gage, paradigma diartikan sebagai “model-model, pola-pola atau

skema-skema”, sedangkan menurut Wittrock, paradigma merupakan “cara

berpikir atau pola untuk penelitian, yang apabila dilaksanakan dapat mengarah

pada perkembangan teori” (Jaka Herwandi, 2000:43). Dapat disimpulkan bahwa

paradigma merupakan alur berfikir, berupa suatu konsep dasar atau wawasan yang

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

49

digunakan pada waktu menangkap dan menjelaskan suatu gejala. Untuk

memperjelas gambaran tentang variabel-variabel dalam penelitian, maka

diperlukan penjabaran dalam bentuk paradigma penelitian.

Jadi paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang

menunjukkan hubungan variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan

jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori

yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan

teknik analisis statistik yang akan digunakan. Berdasarkan hal ini maka bentuk-

bentuk paradigma atau model penelitian kuantitatif khususnya untuk penelitian

survey.

Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

siswa pada pelajaran praktikum Di SMK NEGERI 6 Bandung ”.

3.3 Data dan Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto (1997: 99-100), “Data adalah segala fakta dan

angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi, sedangkan

informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan”. Data

diperlukan untuk menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesis yang sudah

dirumuskan.

Data merupakan hasil pencatatan suatu penelitian baik yang berupa angka

maupun fakta yang dijadikan bahan untuk menyusun informasi. Data yang ingin

diperoleh dari penelitian ini adalah data yang bersifat terukur (parametrik) yang

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

50

dimaksudkan untuk menghindari prediksi dan untuk mendekati penelitian

deskriptif.

Data yang akan didapatkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, hasil

dari jawaban pertanyaan (instrumen penelitian) peneliti terhadap responden, yaitu

orang yang menjawab atau merespon pertanyaan-pertanyaan peneliti secara

tertulis. Dimana responden tersebut dianggap sebagai sumber data dan juga

sebagai subjek penelitian. Berdasarkan pendapat diatas, maka sumber data dalam

penelitian ini adalah orang yang akan menjawab pertanyaan dari tes dan kuisioner

(angket), yaitu siswa SMKN 6 Bandung kelas 2.

3.4 Populasi dan Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (1997: 115), “Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian”. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil populasi siswa SMK

NEGERI 6 Bandung kelas 2 paket pilihan struktur yang telah dan sedang

mengikuti mata pelajaran praktikum.

Dalam menentukan jumlah sampel, ada pendapat yang bisa dijadikan

pegangan meskipun bukan aturan buku (Nana Sudjana, 1992: 73), bahwa

“Berdasarkan atas perhitungan atau syarat pengujian yang lazim digunakan dalam

statistika maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini minimal 30 subyek”.

Maka berdasarkan pendapat tersebut, peneliti mengambil sampel sebanyak

33 dari jumlah siswa yang dipilih secara purpossive (pertimbangan tertentu),

terdiri dari:

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

51

Tabel 1. Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian

Kelas Populasi Sampel

2 TKK 47 43

Jumlah 47 43

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data penelitian yang dikehendaki, maka pada

penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengambilan data sebagai

berikut:

a. Teknik Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau sekelompok (Suharsimi Arikunto, 1996 : 138).

Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengungkap aspek

permasalahan yang terkandung dalam variabel, yaitu tentang “Penguasaan siswa

pada pelajaran praktikum di SMK Negeri 6 Bandung ”.

Tes digunakan sebagai instrumen penelitian terutama untuk mengungkap

hasil belajar kognitif menurut Nana Sudjana (1993: 25) “dalam tes obyektif tipe

pilihan ganda dan tipe benar salah banyak mengungkap aspek pemahaman”.

Mengacu pada pernyataan tersebut maka pada penelitian ini digunakan jenis tes

obyektif pilihan ganda dengan acuan skor untuk tiap jawaban benar 1 dan 0 untuk

setiap jawaban salah.

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

52

b. Teknik Angket

Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden. Dalam penelitian ini angket

digunakan untuk mengungkap aspek permasalahan yang terkandung dalam

variabel. Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran

seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi anggota

sampel. Menurut Suharsimi Arikunto (1991: 125) penggunaan angket sebagai

teknik pengumpulan data mempunyai keuntungan sebagai berikut:

1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.

3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing dan

menurut waktu senggang responden.

4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-

malu dalam memberikan jawaban.

5) Dapat dibuat dengan standar tertentu, sehingga bagi semua responden

dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

c. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini dimaksudkan untuk menerapkan data seperti yang

dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1992: 200) adalah “Metode dokumentasi

yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip,

buku, surat kabar, majalah, partisipasi notulen rapat, legger, agenda dan

sebagainya”.

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

53

3.5.2 Alat pengumpul data

Sesuai dengan rumusan masalah dan untuk menguji yang diajukan dalam

penelitian ini, maka diperlukan alat pengumpul data. Alat pengumpul data

digunakan agar dapat menggali keterangan dan memperoleh data mengenai

variabel dalam penelitian ini, yaitu “Penguasaan siswa pada pelajaran praktikum

di SMK NEGERI 6 Bandung ”.

Tes yang digunakan adalah angket tertutup, dalam arti alternatif jawaban

sudah tersedia, dimana responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan.

Tes dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah ditetapkan sebelumnya. Tes ini

digunakan untuk mengungkapkan data mengenai variabel yang telah penulis

siapkan. Adapun alasan penulis menggunakan teknik tes adalah:

1) Tes mudah dibuat dan ditafsirkan, bersifat luas dan fleksibel.

2) Mempunyai reabilitas yang tinggi.

3) Hasil pengukuran variabel yang diteliti dapat dianalisis dan diolah secara

statistik dengan tingkat ketelitian yang dapat diandalkan.

4) Data yang diperoleh kemungkinan besar bersifat objektif.

5) Pengumpulan data dapat dilakukan dengan mudah dan hemat, baik ditinjau

dari segi biaya, waktu dan tenaga.

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

54

3.5.3 Uji Coba Instrumen Penelitian

Pengujian instrumen penelitian dilakukan agar alat ukur penelitian atau

angket yang digunakan diharapkan dapat mencapai keberhasilan atau setidaknya

mendekati kebenaran data yang diharapkan.

Suatu alat ukur dikatakan valid apabila alat itu dapat mengukur apa yang

hendak diukur. Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sedangkan

instrumen yang kurang berarti memiliki validitas yang rendah. Tinggi rendahnya

validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

a. Uji Validitas

Sebuah instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini harus dapat

mengukur atau mengungkapkan data dari variabel yang diteliti. Hal ini dapat

diketahui dengan uji validitas yang menentukan valid tidaknya sebuah instrumen.

Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2002 : 145) mengatakan

bahwa instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.

Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis mengadakan pengujian validitas soal

dengan cara analisis butir soal. Untuk menguji validitas alat ukur, maka terlebih

dahulu dihitung harga korelasi dengan rumus korelasi Product Moment, yaitu :

rxy = ( )( )

( ){ } ( ){ }2222 YYNXXN

YXXYN

∑−∑∑−∑

∑∑−∑ (Suharsimi Arikunto, 2006 : 170)

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

55

keterangan :

rxy = koefisien korelasi

∑X = jumlah skor tiap item

∑Y = jumlah skor total seluruh item

N = jumlah responden

Uji validitas ini dikenakan pada setiap item angket. Sehingga

perhitungannya pun merupakan perhitungan setiap item. Selanjutnya untuk

menentukan validitas dari item dilakukan uji t dengan rumus :

( )( )21

2

r

nrt

−= (Sudjana, 2002 : 380)

keterangan :

t = uji signifikasi korelasi

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden uji coba

Uji validitas dikenakan pada tiap item tes dan validitas item akan terbukti

jika thitung > ttabel dengan tingkat kepercayaan 95% (taraf signifikan 5%) dan dk =

n – 2 maka item soal tersebut dinyatakan valid. Sedangkan apabila thitung < ttabel

pada taraf kepercayaan 95% (taraf signifikan 5%), maka item soal tersebut tidak

valid.

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

56

b. Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 170) menyatakan, bahwa realibilitas

menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik.

Untuk itu, maka perlu dilakukan pengukuran tingkat reliabilitas angket.

Pengukuran tingkat reliabilitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus

Alpha(α), sebagai berikut :

1) Menghitung jumlah total variabel dari setiap item dengan rumus :

NN

XX

n

)( 22

2

∑−∑=α (Arikunto, 2002 : 173)

Keterangan :

αn2 = harga varians tiap itemnya

ΣX2 = jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap itemnya

(ΣX2) = kuadrat skor seluruh responden dari setiap itemnya

N = jumlah responden

2) Mencari jumlah varians butir (Σαb2) yaitu dengan menjumlahkan varians

dari setiap butirnya (αn2).

3) Mencari harga varians total dengan rumus :

NN

YY

t

)( 22

2

∑−∑=α (Arikunto, 2002 : 173)

Keterangan :

αn2 = varians total

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

57

ΣX2 = jumlah kuadrat jawaban total dari setiap itemnya

(ΣX2) = jumlah kuadrat skor total tiap responden

N = jumlah responden

4) Menghitung Reliabilitas angket dengan rumus:

Σ−

−=

11

1 2

2

11 σσ b

k

kr (Suharsimi Arikunto, 1998 : 193)

Keterangan :

r11 = reliabilitas angket

k = banyaknya item

Σσb2 = jumlah varians item

σt2 = varians total

Pedoman penafsiran r11 menurut Suharsimi Arikunto (1998: 167)

0,800 – 1,000 Sangat baik

0,600 –0 ,799 Tinggi

0,400 – 0,599 Cukup

0,200 – 0,399 Rendah

< 0,200 Sangat rendah

3.5.4 Analisis Data

Pengolahan, analisis, proses penuyusunan, pengaturan dan pengolahan data

diperlukan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan,

apakah diterima atau ditolak hipotesis tersebut.

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

58

Teknik statistik yang digunakan adalah statistik parametrik, secara garis

besar teknik analisis data meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

� Persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Mengecek kelengkapan data tes dan angket, dan lembar jawaban.

b. Menyebarkan tes dan angket, dan lembar jawaban kepada responden.

c. Mengecek jumlah lembar jawaban yang telah kembali dari responden.

d. Mengecek kelengkapan lembar jawaban yang telah kembali dari

responden.

� Tabulasi, kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Member skor pada tiap item jawaban.

b. Menjumlahkan skor yang didapat dari setiap variable.

� Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian, meliputi :

• Mengolah data dengan uji statistika

• Analisis data dan pengujian hipotesis merupakan dasar dari penarikan

kesimpulan.

3.5.5 Perhitungan Prosentase

Perhitungan prosentase untuk mengetahui gambaran dari masing-masing

variabel dan sub variabel.

Pengolahan data menggunakan perhitungan prosentase yaitu dengan rumus

sebagai berikut :

%100xN

FoP = (Surakhmad, 1998 : 209)

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

59

Keterangan :

P = prosentase jawaban

Fo = jumlah skor yang muncul

N = jumlah skor total/skor ideal

Prosentase jawaban yang diperoleh selanjutnya diinterpretasi melalui

interval yang dibuat menjadi 5 (lima) kriteria yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,

rendah dan sangat rendah, dihitung dari prosentase maksimum yang didapat yaitu

100%. Kemudian prosentase tersebut dibagi lima bagian sama besar yaitu sebagai

berikut :

Kriteria Penafsiran Prosentase Data :

81% - 100% = sangat tinggi

61% - 80% = tinggi

41% - 60% = sedang

21% - 40% = rendah

Kurang dari 21% = sangat rendah (Arikunto, 1995:354)

3.6 Hasil Uji Coba Instrumen dan Pelaksanaan Penelitian

Data penelitian yang diperoleh untuk penelitian ini berasal dari responden,

yaitu siswa teknik kontruksi kayu (TKK) teknik bangunan SMK Negeri 6

Bandung kelas 2.

Dalam menggunakan instrumen penelitian menggunakan angket data yang

diperoleh harus valid/sahih dan harus reliabel/dapat dipercaya sehingga

diperlukan suatu pengujian terhadap instrumen penelitian itu.

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

60

Untuk mengetahui apakah angket yang dibuat memenuhi persyaratan

Vailiditas dan Reliabilitas, maka angket tersebut diuji cobakan kepada responden

sebanyak 10 orang siswa.

Data yang digunakan untuk penelitian adalah data tentang tingkat penguasaan

siswa pada pelajaran praktikum, dengan menggunakan instrumen yaitu

angket/kuisioner dan nilai praktikum yang didapat dari guru pembimbing /

instruktur dan tes wawancara.

3.6.1 Uji Validitas Instrumen Penelitian

Data penelitian di ukur dengan skala Guttman sehingga didapat didapat

jawaban yang tegas. Data yang diperoleh berupa data interval atau rasio dikotomi

(dua alternatife), ternyata dari variebel (pendapat siswa) dari 40 butir pernyataan,

terdapat 32 butir pernyataan yang valid dan 8 butir soal tidak valid. Nomer soal

yang tidak valid adalah 2, 9, 10, 18, 27, 26, 32 ,35. Butir soal yang tidak valid

selanjutnya diganti/diubah untuk pengambilan data. Untuk hasil analisis butir soal

instrumen penelitian tingkat penguasaan siswa pada pelajaran praktikum Di SMK

Negeri 6 Bandung selengkapnya dapat dilihat dalam tabel lampiran.

Kriteria pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 95 % dan dk = n-2,

sesuai dengan standar untuk penelitian pendidikan, maka diperoleh derajat

kebebasan (dk) = 10-2 = 8 didapat ttabel = 0.707 item pernyataan dikatakan valid

dan signifikan apabila .

Untuk mengetahui langkah-langkah perhitungan uji coba validitas

instrument pada lampiran.

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

61

3.6.2 Uji Realibilitas Instrumen Penelitian

Hasil uji reliabilitas angket kuisioner yang digunakan untuk variabel

diperoleh r11 = 0,975. Koefisien reliabilitas 0,975 menunjukkan bahwa instrumen

penelitian ini dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya dan untuk lebih

jelasnya hasil perhitungan hasil uji reliabilitas instrumen penelitian dapat dilihat

dalam lampiran.

3.6.3 Analisis soal dan analisis skor indikator penelitian

3.6.3.1 Analisis soal dan analisis skor Indikator Memahami dan menguasai fungsi

pokok dan fungsi tambahan mesin kayu.

Tabel 3.2 Analisis soal pada Indikator Memahami dan menguasai fungsi pokok dan fungsi tambahan mesin kayu

No soal jumlah

benar

1 23

3 25

7 29

8 22

12 20

13 21

18 12

21 28

23 22

28 15

31 12

32 29

Bila dilihat dari tabel diatas untuk tiap soal yang ada pada indicator ini

maka bisa di ambil kesimpulan, nilai terendah ada pada soal nomer 18 dan skor

tertinggi ada pada soal nomer 7 dan 32 dengan jumlah benar soal nomer 18 adalah

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

62

12, untuk soal nomer 7 dan 32 adalah 29 dari 12 soal dan jumlah skor maksimal

untuk tiap nomer soal 33.

Gambar 3.1 Grafik Analisis soal pada Indikator Memahami dan menguasai fungsi pokok dan fungsi tambahan mesin kayu

Untuk analisa skor indikator ini diambil dari skor perolehan tiap responden

yang mengikuti pelajaran mata pelajaran praktikum mesin kayu. Dan jumlah

perolehan skornya bisa dilihat dalam tabel.

Tabel 3.3 Analisis skor responden pada Indikator Memahami dan menguasai fungsi pokok dan fungsi tambahan mesin kayu

Skor Frekuensi

1 0

2 0

3 0

4 1

5 3

6 4

7 6

8 4

9 10

10 4

11 1

12 0

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

63

Bisa dilihat bahwa ada 1 siswa yang dapat nilai tertinggi pada skor 11 dan

siswa yang bisa menjawab dengan benar terbanyak pada skor 9 sebanyak 10 siswa

dari skor masksimal 12 dan frekuensi tertinggi 33 siswa. Untuk inikator ini

membuktikan soal yang ada pada angket cukup baik bila dilihat dari perolehan

skor siswa. Terbukti dengan sedikitnya siswa yang memiliki nilai rendah.

Gambar 3.2 Grafik Analisis skor responden pada Indikator Memahami dan menguasai fungsi pokok dan fungsi tambahan mesin kayu

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

64

3.6.3.2 Analisis soal dan analisis skor Indikator Mengenali bagian-bagian mesin

kayu.

Tabel 3.3 Analisis soal pada Indikator Mengenali bagian-bagian mesin kayu

No soal jumlah benar

2 32

9 25

11 9

14 23

15 18

16 16

20 23

22 31

29 22

33 13

34 16

36 17

Bila dilihat dari tabel diatas untuk tiap soal yang ada pada indikator ini

maka bisa di ambil kesimpulan, nilai terendah ada pada soal nomer 11 dan skor

tertinggi ada pada soal nomer 2 dengan jumlah benar soal nomer 11 adalah 9,

untuk soal nomer 2 adalah 32 dari 12 soal dan jumlah skor maksimal untuk tiap

nomer soal adalah 33.

Gambar 3.3 Grafik Analisis soal pada Indikator Mengenali bagian-bagian mesin kayu

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

65

Untuk analisa skor indikator ini diambil dari skor perolehan tiap responden

yang mengikuti pelajaran mata pelajaran praktikum mesin kayu. Dan jumlah

perolehan skornya bisa dilihat dalam tabel.

Tabel 3.4 Analisis skor pada responden Indikator Mengenali bagian-bagian mesin kayu

Skor Frekuensi

1 0

2 0

3 0

4 2

5 2

6 8

7 7

8 4

9 6

10 2

11 1

12 1

Bisa dilihat bahwa ada 1 siswa yang dapat nilai tertinggi pada skor 12 dan

siswa yang bisa menjawab dengan benar terbanyak pada skor 6 sebanyak 8 siswa

dari skor masksimal 12 dan frekuensi tertinggi 33 siswa. Untuk inikator ini

membuktikan soal yang ada pada angket cukup baik bila dilihat dari perolehan

skor siswa. Terbukti dengan sedikitnya siswa yang memiliki nilai rendah.

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

66

Gambar 3.4 Grafik Analisis skor responden pada Indikator Mengenali bagian-bagian mesin kayu

3.6.3.3 Analisis soal dan analisis skor Indikator Mengetahui langkah kerja

praktikum dengan mesin kayu.

Tabel 3.5 Analisis soal pada Indikator Mengetahui langkah kerja praktikum dengan mesin kayu

No soal

jumlah

benar

6 12

17 16

19 24

24 7

26 14

30 20

37 26

Bila dilihat dari tabel diatas untuk tiap soal yang ada pada indikator ini

maka bisa di ambil kesimpulan, nilai terendah ada pada soal nomer 24 dan skor

tertinggi ada pada soal nomer 37 dengan jumlah benar soal nomer 24 adalah 7,

untuk soal nomer 37 adalah 26 dari 7 soal dan jumlah skor maksimal untuk tiap

nomer soal adalah 33.

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

67

Gambar 3.5 Grafik Analisis soal pada Indikator Mengetahui langkah kerja praktikum dengan mesin kayu

Untuk analisis skor indikator ini diambil dari skor perolehan tiap

responden yang mengikuti pelajaran mata pelajaran praktikum mesin kayu. Dan

jumlah perolehan skornya bisa dilihat dalam tabel.

Tabel 3.6 Analisis skor pada responden Indikator Mengetahui langkah kerja praktikum dengan mesin kayu

Skor Frekuensi

1 1

2 6

3 6

4 12

5 8

6 0

7 0

Bisa dilihat bahwa ada 8 siswa yang dapat nilai tertinggi pada skor 5 dan

siswa yang bisa menjawab dengan benar terbanyak pada skor 4 sebanyak 12 siswa

dari skor masksimal 7 dan frekuensi tertinggi 33 siswa. Untuk inikator ini

membuktikan soal yang ada pada angket cukup baik bila dilihat dari perolehan

skor siswa. Terbukti dengan sedikitnya siswa yang memiliki nilai rendah.

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

68

Gambar 3.6 Grafik Analisis skor responden pada Indikator Mengetahui langkah kerja praktikum dengan mesin kayu

3.6.3.4 Analisis soal dan analisis skor Indikator Memahami dan menguasai Cara

melayani/mengoprasikan mesin kayu.

Tabel 3.7 Analisis soal pada Indikator Memahami dan menguasai Cara melayani/mengoprasikan mesin kayu

No soal

jumlah

benar

4 23

5 25

10 29

25 22

27 20

35 21

38 12

39 28

40 22

Bila dilihat dari tabel diatas untuk tiap soal yang ada pada indikator ini

maka bisa di ambil kesimpulan, nilai terendah ada pada soal nomer 38 dan skor

tertinggi ada pada soal nomer 10 dengan jumlah benar soal nomer 38 adalah 12,

Page 23: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

69

untuk soal nomer 10 adalah 29 dari 9 soal dan jumlah skor maksimal untuk tiap

nomer soal adalah 33.

Gambar 3.7 Grafik Analisis soal pada Indikator Memahami dan menguasai Cara melayani/mengoprasikan mesin kayu

Untuk analisis skor indikator ini diambil dari skor perolehan tiap

responden yang mengikuti pelajaran mata pelajaran praktikum mesin kayu. Dan

jumlah perolehan skornya bisa dilihat dalam tabel.

Tabel 3.8 Analisis skor pada responden Indikator Memahami dan menguasai Cara melayani/mengoprasikan mesin kayu

Skor Frekuensi

1 0

2 2

3 9

4 9

5 8

6 4

7 0

8 0

9 0

Bisa dilihat bahwa ada 4 siswa yang dapat nilai tertinggi pada skor 6 dan

siswa yang bisa menjawab dengan benar terbanyak pada skor 3 dan 4 sebanyak 12

Page 24: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

70

siswa dari skor masksimal 9 dan frekuensi tertinggi 33 siswa. Untuk inikator ini

membuktikan soal yang ada pada angket cukup baik bila dilihat dari perolehan

skor siswa.

Gambar 3.8 Grafik Analisis skor responden pada Indikator Memahami dan menguasai Cara melayani/mengoprasikan mesin kayu

3.6.4 Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran dihitung untuk menunjukkan derajat kesulitan suatu

instrument tes yang dapat diselesaikan oleh responden. Tingkat kesukaran suatu

tes (P) merupakan perbandingan antara jumlah siswa yang menjawab benar

dengan jumlah seluruh peserta tes, kemudian nilai P dikonsultasikan dengan

pedoman kriteria penafsiran.

Sebagai pedoman kriteria penafsiran koefisien untuk tingkat kesukaran

soal adalah sebagai berikut :

Page 25: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

71

Tabel 3.9 Analisis Tingkat Kesulitan Soal

Interval koefisien Tingkat Kesulitan

0 % - 20 % Soal Sangat sulit

20 % - 40 % Soal Sulit

40 % - 60 % Soal Cukup Sulit

60 % - 80 % Soal Mudah

80 % - 100 % Soal Sangat Mudah

Untuk mencari tingkat kesukaran soal dapat dihitung pada contoh soal

nomor 1 sebagai berikut :

J

BP =

B = 23

J = 40

Maka taraf kesukarannya :

575,040

23 ==P

Kemudian harga P (taraf kesukaran) dikonsultasikan ke tabel taraf

kesukaran.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa soal no 1 cukup sulit. Untuk soal

berikutnya dari nomor 1 s/d 40 akan disajikan dalam tabel di bawah ini.

Page 26: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

72

Tabel 3.10 Tingkat Kesukaran Butir Soal

Soal No

Jawaban Benar nilai prosentase Tingkat

Kesulitan 1 23 0,575 57,50% Soal Cukup Sulit 2 31 0,775 77,50% Soal Mudah 3 25 0,625 62,50% Soal Mudah 4 10 0,25 25,00% Soal Sulit 5 10 0,25 25,00% Soal Sulit 6 12 0,3 30,00% Soal Sulit 7 29 0,725 72,50% Soal Mudah 8 22 0,55 55,00% Soal Cukup Sulit 9 25 0,625 62,50% Soal Mudah

10 25 0,625 62,50% Soal Mudah 11 9 0,225 22,50% Soal Sulit 12 20 0,5 50,00% Soal Cukup Sulit 13 21 0,525 52,50% Soal Cukup Sulit 14 23 0,575 57,50% Soal Cukup Sulit 15 18 0,45 45,00% Soal Cukup Sulit 16 16 0,4 40,00% Soal Cukup Sulit 17 16 0,4 40,00% Soal Cukup Sulit 18 12 0,3 30,00% Soal Sulit 19 24 0,6 60,00% Soal Cukup Sulit 20 23 0,575 57,50% Soal Cukup Sulit 21 28 0,7 70,00% Soal Mudah 22 31 0,775 77,50% Soal Mudah 23 22 0,55 55,00% Soal Sangat sulit 24 7 0,175 17,50% Soal Sangat sulit 25 7 0,175 17,50% Soal Sangat sulit 26 14 0,35 35,00% Soal Sulit 27 18 0,45 45,00% Soal Cukup Sulit 28 15 0,375 37,50% Soal Sulit 29 22 0,55 55,00% Soal Cukup Sulit 30 20 0,5 50,00% Soal Cukup Sulit 31 12 0,3 30,00% Soal Sulit 32 29 0,725 72,50% Soal Mudah 33 13 0,325 32,50% Soal Sulit 34 16 0,4 40,00% Soal Cukup Sulit 35 12 0,3 30,00% Soal Sulit 36 17 0,425 42,50% Soal Cukup Sulit 37 26 0,65 65,00% Soal Mudah 38 8 0,2 20,00% Soal Sulit 39 19 0,475 47,50% Soal Cukup Sulit 40 25 0,625 62,50% Soal Mudah

Page 27: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

73

3.6.5 Daya Pembeda Soal

Daya pembeda item adalah kemampuan suatu item untuk membedakan

antara responden yang unggul dengan responden yang kurang. Sebelum

menghitung daya pembeda, responden di bagi menjadi 2 kelompok, yaitu

kelompok atas dan kelompok bawah. Daya pembeda (DP) merupakan

perbandingan antara banyaknya responden kelompok atas yang menjawab soal

benar dikurangi banyaknya responden kelompok bawah yang menjawab soal

benar dengan setengah dari jumlah responden. Nilai DP dapat dihitung pada soal

nomor 1 sebagai berikut :

JB

BB

JA

BADP −=

BA = 12

BB = 11

JA = 16

JB = 17

Maka untuk memperoleh nilai DP (Daya Pembeda) dapat dicari pada

contoh soal no 1 sebagai berikut :

01,017

11

16

12 =−=DP

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa soal no 1 jelek. Untuk soal

berikutnya dari nomor 1 s/d 40 akan disajikan dalam tabel di bawah ini.

Page 28: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

74

Tabel 3.11 Daya Pembeda pada Butir Soal

No Soal BA BB JA JB

Indeks Ket

DP 1 12 11 16 17 0,10 Jelek 2 15 16 16 17 0,00 Jelek 3 11 14 16 17 -0,14 Jelek 4 6 4 16 17 0,14 Jelek 5 7 3 16 17 0,26 Cukup 6 7 5 16 17 0,14 Jelek 7 13 16 16 17 -0,13 Jelek 8 13 9 16 17 0,28 Cukup 9 11 14 16 17 -0,14 Jelek

10 12 13 16 17 -0,01 Jelek 11 7 2 16 17 0,32 Cukup 12 11 9 16 17 0,16 Jelek 13 13 8 16 17 0,34 Cukup 14 12 11 16 17 0,10 Jelek 15 11 7 16 17 0,28 Cukup 16 10 6 16 17 0,27 Cukup 17 7 9 16 17 -0,09 Jelek 18 5 7 16 17 -0,10 Jelek 19 14 10 16 17 0,29 Cukup 20 13 10 16 17 0,22 Cukup 21 14 14 16 17 0,05 Jelek 22 15 16 16 17 0,00 Jelek 23 14 8 16 17 0,40 baik 24 4 3 16 17 0,07 Jelek 25 5 2 16 17 0,19 Jelek 26 8 6 16 17 0,15 Jelek 27 12 6 16 17 0,40 baik 28 11 4 16 17 0,45 baik 29 12 10 16 17 0,16 Jelek 30 11 9 16 17 0,16 Jelek 31 7 5 16 17 0,14 Jelek 32 16 13 16 17 0,24 cukup 33 8 5 16 17 0,21 Cukup 34 10 6 16 17 0,27 Cukup 35 7 5 16 17 0,14 Jelek 36 10 7 16 17 0,21 Cukup 37 15 11 16 17 0,29 Cukup 38 5 3 16 17 0,14 Jelek 39 9 10 16 17 -0,03 Jelek 40 11 14 16 17 -0,14 Jelek

Page 29: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

75

bk

r

bk

rangep ==

3.6.6 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang kita olah

berdistribusi normal atau tidak normal. Ini penting untuk menentukan jenis

statistik yang digunakan, jika data tersebut berdistribusi tidak normal, maka

digunakan metode non parametrik. Sedangkan data berdistribusi normal, maka

digunakan statistik parametrik.

Langkah yang dilakukan untuk melakukan uji normalitas variabel tingkat

penguasaan praktikum yaitu :

1) Menentukan rentang nilai (r), yaitu data terbesar - data terkecil. Nilai

tertinggi 80,33 dan nilai terendahnya 26,86.

r = data terbesar – data terkecil

= 30 – 16 = 14

2) Menentukan banyaknya kelas interval dengan menggunakan aturan

sturges, yaitu:

Bk = 1 + 3,3 log n.

Bk = 1 + 3,3 log 33 = 6,01

3) Menentukan rentang antar interval (p), dengan rumus:

33,201,6

33 ==p

Page 30: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

76

4) Membuat tabel distribusi frekuensi.

Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi

No Kelas Interval fo Xi f.Xi (f.Xi)2 (Xi-M)2 f . (Xi-M)2

1 16,00 - 18,32 6 17,16 102,95708 10600,16 32,710104 196,26062

2 18,33 - 20,65 3 19,49 58,465618 3418,2285 11,493786 34,481357

3 20,66 - 22,98 5 21,82 109,08783 11900,154 1,126193 5,630965

4 22,99 - 25,31 8 24,15 193,17273 37315,705 1,6073264 12,858611

5 25,32 - 27,64 6 26,48 158,85371 25234,5 12,937186 77,623115

6 27,65 - 29,96 2 28,8 57,609288 3318,8301 35,115771 70,231542

7 29,97 - 32,29 3 31,13 93,401011 8723,7488 68,143082 204,42925

JUMLAH 33 169 773,547 100511,33 163,13345 601,51546

5) Menghitung mean (rata-rata) dengan rumus:

∑∑=

1

11

f

xfM

33

33,100511=M

88,22=M

6) Menghitung simpangan baku (S) dengan rumus:

)1(

)( 21

−−

= ∑n

xxfiSD

34,4)133(

515,601 =−

=SD

Page 31: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

77

7) Membuat tabel distribusi harga yang diperlukan dalam chi-kuadrat,

Rumus yang digunakan adalah :

∑=

−=

k

i e

eo

f

ffX

1

22 )(

991,2003,3

)003,36(

1

22 =−=∑

=

k

i

X

Keterangan :

X2 = Chi Kuadrat

fo = frekuensi jawaban yang diperoleh

fe = frekuensi jawaban yang diharapkan

dk = derajat kebebasan (n-1)

n = jumlah alternatif jawaban

Page 32: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

78

Tabel 3.13 Perhitungan Perhitungan Chi-Kuadrat

No Kelas Interval fo Batas Kelas

Z hitung Luas O-Z Luas Tiap Kelas Interval

fe f0-fe χχχχ2

2,503 -1,59 0,4441

1 0,00 - 2,32 6 0,0910 3,003 2,997 2,991

4,72 -1,05 0,3531

2 2,33 - 4,65 3 0,1581 5,2173 -2,217 0,9423

5,67 -0,51 0,195

3 4,66 - 6,98 5 0,187 6,171 -1,171 0,2222

6,24 0,02 0,008

4 6,99 - 9,31 8 0,2043 6,7419 1,258 0,2348

4,52 0,56 0,2123

5 9,32 - 11,64 6 0,152 5,016 0,984 0,193

2,31 1,10 0,3643

6 9,32 - 11,64 2 0,0852 2,8116 -0,812 0,2343

0,67 1,64 0,4495

7 9,32 - 11,64 3 0,0355 1,1715 1,829 2,854

2,35 2,17 0,485

JUMLAH 33 24,1293 1,761426 1,5822 0,9131 30,132 2,868 7,6716

χχχχ2 tabel 12,592 normal

8) Penentuan normalitas

Hasil perhitungan Chi-kuadrat ( 2χ hitung ) selanjutnya dibandingkan

dengan harga 2χ tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Tingkat kepercayaan 95%.

b) Derajat kebebasan (dk = bk – 1)

c) Apabila 2χ hitung <

2χ tabel, berarti variabel X dan variabel Y

berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil perhitungan didapat harga Chi-kuadrat

(χ2) = 7,6716 dikonsultasikan ke dalam tabel χ2, (terlampir) dengan

ketentuan dk = k – 1 = 7 – 1 = 6. Setelah dikonsultasikan pada tabel

χ2 maka diperoleh, χ2 (0,95) (5) = 12,592.

Page 33: BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0351_055055_chapter3.pdf · Paradigma dalam Penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat penguasaan

79

Ternyata χ2 hitung < χ2 tabel, maka dapat disimpulkan bahwa

penyebaran skor variabel X berdistribusi normal.