26
70 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian (pengambilan sampel dan pengukuran) di STIKES Bina Putera Kota Banjar Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan antara bulan Mei sampai dengan Desember 2016. Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Pengajuan Judul Penyusunan Proposal Tesis Seminar Proposal Tesis, Revisi dan Perizinan Pelaksanaan Riset Pengolahan Data Seminar Hasil Sidang Tesis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

  • Upload
    vucong

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

70

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian (pengambilan sampel dan pengukuran) di STIKES

Bina Putera Kota Banjar Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan

antara bulan Mei sampai dengan Desember 2016.

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari

Pengajuan

Judul

Penyusunan

Proposal

Tesis

Seminar

Proposal

Tesis, Revisi

dan

Perizinan

Pelaksanaan

Riset

Pengolahan

Data

Seminar

Hasil

Sidang Tesis

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

71

B. Metode Penelitian

Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

studi/penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih serta

mendeteksi sejauh mana variabel-variabel pada satu faktor berkaitan dengan

variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi

(Siswanto dkk., 2013). Sugiyanto (1994:57) dalam Satrio, SR (2013:113)

menyatakan bahwa ―melalui studi korelasional dapat diketahui apakah satu

variabel berasosiasi dengan variabel lain‖. Hubungan antara variabel ditentukan

dengan menggunakan koefisien korelasi yang dihitung dengan teknik analisis

statistik. Dalam penelitian ini akan dideskripsikan mengenai hubungan dan

besarnya kontribusi Indeks Masa Tubuh, merokok dan tingkat aktivitas fisik

terhadap reaktivitas tekanan darah.

Budiharjo (2007) dalam Siswanto dkk (2013) menyatakan, penelitian

dengan karakteristik masalah berupa hubungan korelasional antara dua variable

atau lebih. Tujuan penelitian untuk menentukan ada atau tidak korelasi antar

variable. Tipe penelitian: (1) menekankan pada penentuan tingkat hubungan yang

dapat digunakan untuk melakukan prediksi; (2) jika tingkat hubungan antar

variable relative tinggi, kemungkinan sifat hubungan merupakan hubungan sebab

akibat; (3) hubungan antar variable yang merupakan sebab akibat dapat diteliti

melalui tipe penelitian kausal komparatif dan eksperimen.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek dan

subyek yang mempunyai kualitas dan kateristik tertentu yang di tetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2013). Menurut Arikunto (1996) dalam Rumpoko (2013)

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang

mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

72

untuk dipilih menjadi anggota sampel sedangkan sampel merupakan

bagian terkecil dari populasi. Populasi yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah mahasiswa STIKES Bina Putera Kota Banjar dengan jumlah

378 mahasiswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2013) sehingga jumlah sampel dapat

merupakan representasi dari populasi., Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling

yaitu teknik pengambilan sampel secara acak sederhana tanpa

memperhatikan strata yang terdapat pada populasi yang akan digunakan

(Sugiyono, 2013:92).

Semua subjek penelitian memiliki karakteristik yang sama yaitu:

1. Semua anggota populasi merupakan peserta didik sekolah tinggi ilmu

kesehatan Bina Putera Banjar.

2. Semua anggota populasi berumur 18-26 tahun (dewasa muda)

3. Semua anggota populasi terdiri dari mahasisiswa putra dan putri.

4. Telah berpuasa paling tidak 3 jam sebelum tes/pengukuran

5. Menahan diri dari minuman mengandung caffeine dan alcohol

6. Tidak latihan paling tidak 24 jam sebelum tes/pengukuran

Sampel adalah bagian dari jumlah kateristik yang dimiliki oleh

populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,

maka peneliti dapat menggunakan sample yang diambil dari populasi

tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

representatif (mewakili). Sample penelitian yang menjadi subjek penelitian

diambil berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain:

1. Kriteria inklusi

a. Usia 18 sampai 26 tahun

b. Berjenis kelamin laki-laki perempuan

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

73

c. Tersedia sejumlah peserta didik aktif yang dapat dijadikan sampel

penelitian.

d. Kooperatif mengikuti alur penelitian

e. Hadir untuk mengikuti test dan pengukuran pada waktu yang telah

ditentukan

2. Kriteria eksklusi

a. Memiliki gangguan sensoris (tidak tahan terhadap stimulasi dingin)

b. Berhalangan hadir untuk mengikuti pengukuran atau test

c. Tidak menyelesaikan sesi pengukuran

d. Tidak bersedia dijadikan responden.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Tujuan definisi operasional dalam penelitian adalah untuk menjelaskan

masing-masing variable dalam penelitian ini, agar tidak menimbulkan penafsiran

yang berbeda maka perlu dijelaskan definisi variable-variabel

penelitian.Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

deskripsi dengan variabel yang ada yaitu (1). Variabel independen: Indeks Masa

Tubuh, Merokok dan tingkat aktivitas fisik (2) Variabel dependent: reaktivitas

tekanan darah

Variabel penelitian ini terdiri dari:

1. Variabel terikat/ dependen

Variable terikat dalam penelitian ini adalah reaktivitas tekanan darah

a. Definisi Reaktivitas Tekanan Darah

Respon tekanan darah terhadap stimulasi dingin.

b. Instrumen

1) Tensimeter

2) Cold Pressor Test:

c. Skala data : Skala rasio

d. Satuan Pengukuran : mm/Hg

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

74

2. Variabel bebas/independen

Variabel bebas/independen dalam penelitian ini ada tiga yaitu indeks

masa tubuh (IMT), merokok dan aktivitas fisik. Penjabaran definisi

masing-masing variable independent adalah sebagai berikut:

a. Indeks Masa Tubuh (IMT)

1) Definisi

Indeks yang menggambarkan status berat badan seseorang.

2) Instrumen Pengukuran

Rumus Indeks Masa Tubuh

(m)Badan Tinggi x (m)Badan Tinggi

(kg)Badan Berat IMT

3) Skala data: Skala rasio

4) Satuan Pengukuran : kg/m2

b. Merokok

1) Definisi

Kecenderungan seseorang perihal aktivitas merokok mencakup

intensitas rokok yang di hisap

2) Instrumen Pengukuran

Fagerstrom Test for Nicotine Dependence

3) Skala Data : Skala rasio

c. Aktivitas Fisik

1) Definisi

Aktivitas fisik didefinisikan sebagai gerakkan tubuh yang

diproduksi oleh otot-otot skeletal yang memerlukan

pengeluaran energi yang meliputi aktivitas pekerjaan, waktu

luang dan latihan/olahraga.

2) Instrumen pengukuran

Aktivitas fisik diukur menggunakan ―International Physical

Activity Questionare (IPAQ)‖

3) Skala Data : Skala rasio

4) Satuan pengukuran: METS

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

75

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif, pengumpulan data

penelitan dilakukan dengan teknik mengisi blangko kuesioner dan tes pengukuran.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah:

1. Identitas Subjek

Diperoleh dengan cara mengisi kuisioner yang telah dibagikan meliputi

nama, umur, alamat, no.ponsel, program studi.

2. Data penilaian quesioner indek aktivitas dengan International Physical

Activity Questionare (IPAQ)

Data ini diperoleh dengan cara mengisi formulir IPAQ yang berisi

pertanyaan-pertanyaan mengenai aktivitas fisik yang dilakukan dalam

kegiatan sehari-hari meliputi intensitas kegiatan dan frekueni aktitivita

fisik yang dinyatakan dalam METS sesuai standar IPAQ. Interpretasi

dari Kuisioner IPAQ adalah sebagai berikut, aktivitas ringan: <3494

METs, aktivitas sedang: 3494-6149 METs, aktivitas tinggi: >6149

METs. Pengsian formulir dilakukan satu kali bertujuan untuk

mengetahui aktivitas seseorang.

3. Data Indeks Masa Tubuh

Mengukur berat badan dan tinggi badan individu untuk mengetahui

tingat obsesitas individu, kemudian dihitung melalui rumus BB (kg)/TB

(m2).

4. Data merokok

Data merokok diperoleh dengan instrumen pengukuran Fagerstrom Test

for Nicotine Dependence yang merupakan instrumen yang berlaku

secara internasional. Konten kuisioner mencakup intensitas merokok

serta frekuensi aktivitas merokok yang dilakukan oleh seseorang

5. Data Reaktivitas Tekanan Darah

Diperoleh dengan instrumen Cold Pressor Test. Pengukuran tekanan

darah individu sebelum dilakukan Cold Pressor Test dengan manuveur

dicelup kedalam air es dan setelah terpapar air es untuk dilihat

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

76

perubahan tekanan darah sistol dan diastol oleh karena paparan dingin.

Perbedaan tekanan darah dilihat pada tekanan darah sistol dan diastol

F. Tehnik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dan

perlu diperhatikan dalam suatu penelitian karena tujuan utama dari penelitian

adalah mendapatkan data yang hendak dianalisis (Sugiyono, 2013). Melalui

pengumpulan data, peneliti dapat memperhatikan gejala atau perkembangan yang

terjadi pada sampel yang diteliti. Dalam rangka memperoleh data yang akurat

dibutuhkan suatu instrumen penguukuanr yang sesuai dengan apa yang hendak

diukur. Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan cara tes dan pengukuran.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrument berupa kuisioner yang

harus di isi oleh subjek penelitian kemudian dilaksanakan pengukuran observasi

yaitu indeks masa tubuh (kg/m2), aktivitas fisik (METS) serta pelaksanaan

pengukuran reaktivitas tekanan darah (mm/hg). Secara Instrumen yang di rancang

peneliti adalah sebagai berikut:

1. Indeks Masa Tubuh (IMT)

IMT dihitung sebagai berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m2), alat ukur ini

dipilih sebagai pengukuran yang sederhana dari berat badan dalam

hubungannya dengan tinggi badan. Peningkatan pada lemak tubuh dan lemak

di jaringan menyebabkan kenaikan IMT, hubungan antara berat badan dan

kesehatan secara konvensional diekspresikan melalui istilah IMT daripada

lemak tubuh (James dkk., 2004).

a. Nama Instrumen : Indeks Masa Tubuh

b. Tujuan : Mengukur status berat badan seseorang berdasarkan berat badan

(kg) saat ini dengan tinggi badan (m2)

c. Alat dan Bahan

1) Timbangan

2) Alat pengukur tinggi badan

3) Kalkulator atau ponsel

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

77

d. Tata cara pengukuran

1) Ukurlah berat badan pasien (jaket, sandal, tas dilepas terlebih dahulu)

2) Ukurlah tinggi badan pasien (tanpa alas kaki)

3) Catat semua hasil pengukuran lalu hitung dengan rumus Indeks Masa

Tubuh

4) Konversi nilai Indeks Masa Tubuh untuk mengetahui tingkat berat

badan subjek naracoba

Rumus untuk menghitung Indeks Masa Tubuh

(m)Badan Tinggi x (m)Badan Tinggi

(kg)Badan Berat IMT

Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks Masa Tubuh (Nishida, 2004)

Klasifikasi Nilai Indeks Masa Tubuh (IMT)

Underweight <18.5

Ideal 18.5 - <24.9

Overweight >25- <29.9

Obesitas >30

2. Merokok

a. Nama Instrumen : Fagerstrom Test for Nicotine Dependence

b. Tujuan : Mengukur aktivitas merokok yang dilakukan

seseorang mencakup intensitas dan frekuensi

c. Alat dan bahan

1) Form Fagerstrom Test for Nicotine Dependence Kertas kosong

2) Bolpoint/pensil

3) Kalkualtor / ponsel

d. Tata cara pengukuran

1) Instruksikan subjek penelitian untuk mengisi form Fagerstrom

Test for Nicotine Dependence yang disediakan dengan lengkap.

2) Peneliti mengkalkulasi jawaban subjek untuk dihitung

jumlahnya

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

78

e. Interpretasi

1) Ringan 1-2

2) Ringan sampai Sedang 3-4

3) Sedang 5-7

4) Tinggi 8 Ke atas

Tabel 3.3.

Item Penilaian Fagerstrom Test for Nicotine Dependence

No. Item Penilaian Nilai

1 Kapan anda merokok setelah

bangun tidur?

a. Kurang dari 5 menit (kor 3)

b. Antara 5-30 Menit ( Skor 2)

c. 31-60 Menit (Skor 1)

2. Apakah anda menemukan

kesulitan untuk menahan

merokok pada tempat yang

dilarang? Contoh tempat ibadah,

perpustakaan

Ya (Skor 1)

Tidak (Skor 0)

3. Kapan anda merasa bahwa anda

harus merokok?

Awal Pagi (Skor 1)

Lainnya (Skor 0)

4) Berapa Banyak batang rokok

yang anda hisap

Kurang dari 10 (Skor 0)

11-20 (Skor 1)

21-30 (Skor 2)

31 atau lebih (Skor 3)

5) Apakah anda sering merokok di

pagi hari

Ya (Skor 1)

Tidak (Skor 0)

6) Apakah anda merokok

meskipun dalam keadaan sakit

dan terbaring

Ya (Skor 1)

Tidak (Skor 0)

Jumlah

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

79

3. Aktivitas Fisik

a. Nama instrumen

Aktivitas fisik diukur menggunakan ―International Physical Activity

Questionnare‖. Kuisioner ini mengukur level kebiasaan aktivitas

fisik berdasarkan kegiatan yang umumnya dilaksanakan dalam

kehidupan sehari-hari. Kegiatan atau aktivitas fisik meliputi

frekuensi aktivitas serta intensitas aktivitas fisik dan dinyatakan

dalam METS. METS = METs level (jenis kegiatan) x jumlah

hari/minggu. Aktivitas fisik yang dinilai dalam instrument

pengukuran ini adalah aktivitas kuliah, aktivitas di rumah dan

aktivitas untuk mengisi waktu luang.

b. Tujuan : Mengukur tingkat aktivitas fisik seseorang berdasarkan

kegiatan sehari-hari seperti aktivitas rumah tangga/kerja,

olahraga/latihan dan waktu luang.

c. Alat dan bahan

1) Form International Physical Activity Questionnare (IPAQ)

2) Kertas kosong

3) Bolpoint/pensil

4) Kalkualtor / ponsel

d. Tata cara pengukuran

1) Instruksikan subjek penelitian untuk mengisi form IPAQ yang

disediakan dengan lengkap.

2) Instruksikan subjek penelitian untuk mengisi form kuisioner

IPAQ secara berurutan tidak boleh mengisi secara acak

3) Berikan kesempatan kepada subjek penelitian untuk bertanya

mengenai hal-hal yang belum dipahami.

4) Peneliti mengkalkulasi jawaban subjek pada setiap sesi aktivitas

fisik (aktivitas sekolah, aktivitas dirumah dan aktivitas diwaktu

senggang) ntuk dihitung dan dikonversi kedalam satuan METS

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

80

e. Interpretasi

1) Aktivitas ringan: <3494 METs,

2) Aktivitas sedang: 3494-6149 METs,

3) Aktivitas Tinggi: >6149 METs.

Tabel 3.3.

Item Penilaian tingkat Aktivitas Fisik insturumen International Physical

Activity Questionnare (IPAQ)

No. Item

Penilaian

Rincian Keterangan

1. Aktivitas

Pekerjaan

a. Keaktifan menghadiri

perkuliahan

b. Barang yang berat yang

dibawa sambil berjalan kaki

yang termasuk dalam

kegiatan kuliah (7 hari)

c. Waktu yang diperlukan

untuk membawa barang

terebut / hari.

d. Aktivitas fisik sedang

misalnya membawa tas yang

ringan yang berkaitan

dengan kegiatan kuliah (7

hari terakhir.

e. Waktu yang diperlukan

untuk membawa barang

tersebut/hari

Perhitungan no.2 dan

no.3 : 8.0 MET x

...menit x ....hari/minggu

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

81

f. Selama 7 hari, melakukan

paling tidak 10 menit jalan

kaki dalam aktivitas kuliah

(tidak termasuk kedalam

berangkat dan pulang

kuliah.

g. Waktu yang diperlukan

untuk melakukan aktivitas

tersebut per hari.

Perhitungan no.6 dan

no.7 : 3.3 MET x

...menit x ....hari/minggu

2. Transportasi h. 7 hari terakhir

menggunakan kendaraan

mobil/ motor

i. Berapa waktu yang

dihabiskan untuk

menggunakan kendaraan

bermotor

j. Aktivitas bersepeda yang

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

82

dilakukan selama 7 hari

terakhir

k. Berapa lama waktu yang

diperlukan untuk

bersepeda.

l. Aktivitas berjalan kaki ke

rumah, ke pasar, tempat

les, mall dsbg.

m. Berapa waktu yang

diperlukan untuk

melakukan aktivitas

tersebut.

Perhitungan no.10 dan

no.11 : 6.0 MET x

...menit x ....hari/minggu

Perhitungan no.12 dan

no.13 : 3.3 MET x

...menit x ....hari/minggu

3. Aktivitas

Pekerjaan

Rumah

n. Aktivitias fisik berat

(mengangkat barang berat,

memindahkan barang

berat sambil naik turun

tangga) dalam 7 hari

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

83

terakhir

o. Berapa Lama waktu yang

diperlukan

p. Melaksanakan pekerjaan

rumah tangga

(membersihkan kamar,

mengepel lantai,

membersihkan toilet,

menyapu, membersihkan

piring, mencuci baju)

dalam 7 hari terakhir.

q. Berapa waktu yang

diperlukan dalam satu

haru

Perhitungan no.16 dan

no.17 : 3.0 MET x

...menit x ....hari/minggu

4. Olahraga dan

waktu luang

r. Berjalan kaki diwaktu

luang selama 7 hari

terakhir

s. Berapa lama waktu yang

diperlukan dalam satu

hari.

t. Aktivitas olahraga berat

(renang, beladiri,

badminton, basket,) dalam

7 hari terakhir.

u. Berapa waktu yang

diperlukan dalam satu hari

v. Aktivitas olahraga sedang

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

84

selama 7 hari terakhir

(push up, sit up, jogging,

berjalan kaki, sepeda

santai, senam kebugaran)

w. Berapa waktu yang

diperlukan dalam satu

hari.

Perhitungan no.22 dan

no.23 : 4.0 MET x

...menit x ....hari/minggu

4. Reaktivitas Tekanan Darah

a. Nama Instrumen

Tensimeter/Sphygmomanometer

Cold Pressor Test

b. Tujuan

Mengukur respon tekanan darah seseorang melalui stress thermis

dingin

c. Alat dan Bahan :

1) Baskom berisi air es

2) Sphygmomanometer

3) Stetoskop

4) Stopwatch

5) Handuk kecil

6) Thermometer

d. Tata cara melaksanakan pengukuran yang dilakukan dengan

instrument Cold Pressor test adalah sebagai berikut:

1) Siapkan satu panci/baskom dan air yang dapat dipertahankan

pada 4 derajat celcius catatan : kita dapat menggunakan air pada

4-10 derajat celcius dan berharap untuk melihat responsenya.

2) Instruksikan pasien untuk terlentang atau duduk dengan tenang

selama 5 menit. Lebih baik untuk menggunakan posisi

terlentang selama memungkinkan

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

85

3) Ukurlah Tekanan darah dan denyut jantung 2 sampai 3 kali

untuk menentukan level normal, Kempiskan manset

sypgnomanometer pada lengan

4) Menggunakan lengan tanpa manset, celuplah tangan pasien ke

dalam air es dan biarkan selama dua menit. Jika merasa nyeri

saat di celup angkatlah tangan saat itu juga

5) Menentukan tekanan darah dan denyut jantung setiap 30 detik

untuk 2 menit. Catat: banyak percobaan Cold Pressor Test

hanya satu menit pencelupan. Jika subjek naracoba merasakan

nyeri dalam 2 menit, persingkat waktu menajdi satu menit.

Bahkan percobaan ini dapat dilakukan pada kaki

6) Angkat tangan subjek naracoba dari air es

7) Segera ukur tekanan darah sistolik dan diastolic dan hitung

denyut jantung pada interval 30 detik sampai keduanya kembali

normal

8) Hitunglah rata-rata normal tekanan darah sistolik dan diastolic

sebelum pencelupan. Kurangi nilai tertinggi setelah pencelupan

dengan rata-rata tekanan darah setelah pencelupan. (Silverthorn,

Dee U. and Joel Michael, 2013).

e. Interpretasi

1) Hiporeaktor : Di bawah 10 mmHg

2) Normoreaktor: 10-19 mmHg

3) Hipereaktror: 20 mmHg dan seterusnya

5. Jalannya Penelitian

a. Perumusan tema dan judul penelitian

b. Pembuatan Proposal

c. Seminar proposal

d. Melakukan Perijinan

e. Menyiapkan instrument

f. Pengisian data subjek penelitian dan informed consent

g. Pengukuran aktivitas fisik

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

86

h. Pengukuran Indeks Masa Tubuh

i. Pengukuran reaktivitas tekanan darah

j. Cleaning, Coding dan dokumentasi pemeriksaan

k. Penulisan laporan

l. Hasil penelitian.

G. Uji Validitas dan Realibilitas

Sebelum digunakan untuk pengolahan data yang sebenarnya,

instrumen harus diuji coba terlebih dahulu kepada sejumlah subjek yang

memiliki karakteristik yang sama dengan calon subjek penelitian. Penelitian

ini menggunakan kuisioner untuk menghimpun data sehingga harus

diidentifikasi butir-butir soal yang terdapat didalamnya sehingga kuisioner

yang digunakan untuk penelitian dapat dikatakan valid dan reliable.

1. Uji Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Validitas digunakan untuk

mengukur sah atau valid tidaknya suatu butir pertanyaan. Skala butir

pertanyaan disebut valid, jika melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan

mengukur yang seharusnya diukur. Jika skala pengukuran tidak valid maka

tidak bermanfaat bagi peneliti, sebab tidak mengukur apa yang seharusnya

dilakukan (Sunyoto, 2011).

Data yang diperoleh pada saat uji coba diaalisis dengan korelasi

product moment pearson. Selanjutnya nilai tersebut dibandingkan dengan

nilai yang tertera pada tabel r. Apabila nilai rhitung lebih besar dari rtabel, maka

butir soal dinyatakan valid. Hasil uji coba instrumen variabel merokok dan

aktivitas fisik terhadap 30 responden uji coba menunjukkan bahwa

instrumen tersebut valid karena rhitung > rtabel dengan siginifikansi 0,05

dengan n=30 yaitu 0,361.

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

87

Tabel 3.5

Uji Validitas Kuisioner Fagerstrom Test for Nicotine Dependence

BUTIR SOAL KORELASI PRODUCT MOMENT

PEARSON (r)

1 0,896

2 0,463

3 0,539

4 0,784

5 0,600

6 0,608

Berdasarkan hasil analisis butir soal diatas dengan nilai rtabel dengan

n=30 adalah 0,361. Semua nilai rhitung > rtabel maka kuisioner Fagerstrom Test

for Nicotine Dependence valid untuk digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.6

Uji Validitas Kuisioner International Physical Activity Questionare

(IPAQ)

BUTIR SOAL KORELASI PRODUCT MOMENT

PEARSON (r)

1 0,557

2 0,621

3 0,574

4 0,748

5 0,700

6 0,716

7 0,573

8 0,769

9 0,697

10 0,650

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

88

Berdasarkan hasil analisis butir soal diatas dengan nilai rtabel dengan

n=30 adalah 0,361. Semua nilai rhitung > rtabel maka kuisioner International

Physical Activity Questionare (IPAQ) valid untuk digunakan dalam

penelitian ini.

2. Uji Realibilitas

Reliabilitas menunjukkan tingkat konsistensi dan stabilitas data berupa

skor hasil persepsi suatu variable baik variable bebas maupun variable

terikat. Uji realibilitas atau uji konsistensi suatu item pertanyaan dengan

membandingkan antara nilai cronbach‘s alpha dan taraf keyakinan

(coefficients of confidance =CC) dengan ketentuan sebagai berikut.

Jika CC < cronbach‘s alpha, item pertanyaan reliable (konsisten)

Jika CC > cronbach‘s alpha, item pertanyaan tidak reliable (tidak

konsisten) (Sunyoto, 2011)

Tabel 3.7

Uji Realibilitas kuisioner Fagerstrom Test for Nicotine Dependence dan

International Physical Activity Questionare (IPAQ)

Kuisioner Cronbach‘s Alpha

Fagerstrom Test for Nicotine

Dependence

0,825

International Physical Activity

Questionare (IPAQ)

0,825

Berdasarkan analisis data diatas menunjukkan nilai Cronbach‘s Alpha

untuk kedua jenis kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini lebih besar

dari nilai coefficients of confidance. Maka kuisioner Fagerstrom Test for

Nicotine Dependence dan International Physical Activity Questionare

(IPAQ) adalah reliable.

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

89

H. Pengolahan Data

Setelah pelaksanaan riset dilapangan selesai, selanjutnya dilakukan

pengolahan data sebelum di analisis. Berikut tahapan pengolahan data yang

akan digunakan dalam penelitian ini (Aripin, 2015):

1. Cleaning

Data yang sudah terkumpul dilakukan cleaning data untuk mengecek

agar tidak ada data yang tidak perlu.

2. Editing

Data yang sudah terkumpul, sebaiknya dilakukan

pengeditan/penyuntingan atau terlebih dahulu dan diperbaiki jika ada

data yang salah. Saat mengedit data perlu dicek kode-kode yang tidak

sesuai dengan katagori dalam daftar pertanyaan yang tertera pada

kuesioner, apakah ada data yang hilang, data yang tidak masuk akal dan

data tidak konsisten sehingga diperoleh data yang benar-benar

konsisten.

3. Coding

Coding diperlukan karena data yang dikumpulkan banyak macamnya

dan untuk mempermudah analisa data yang dilakukan dengan komputer.

4. Entry Data

Memasukkan data yang telah diberi kode ke program software computer

dalam kesempatan ini menggunakan SPSS 20.0 yang selanjutnya

digunakan dalam proses analisis. Teknik analisa data yang digunakan

melalui uji prasyarat dengan uji normalitas dan linieritas, untuk

pengujian hipotesis dengan dua variabel dengan analisis korelasi Ganda.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis

korelasional regresi berganda. Analisis regresi ganda adalah pengembangan

dari analisis sederhana. Kegunaannya yaitu untuk meramalkan nilai variabel

terikat (Y) apabila variabel bebas minimal dua atau lebih. Menurut Somantri

dan Muhidin (2006:243) analisis regresi ganda digunakan untuk menelaah

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

90

hubungan dua variabel atau lebih terutama untuk menelusuri pola hubungan

yang modelnya belum diketahui secara sempurna, atau untuk mengetahui

bagaimana variasi dari beberapa variabel independen (X1), (X2), (X3) .... (Xn)

mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang kompleks.

Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian

ini yaitu sebagai berikut :

1. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum data dianalisis lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan

beberapa uji prasyarat statitistik yaitu :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal

dari sampel yang normal. Sudjana (1992:291) dalam Satrio, SR

(2013:123) berpendapat bahwa ―asumsi normalitas perlu dilihat

keberlakuannya agar langkah selanjutnya dapat dipertanggungjawabkan‖.

Dalam penelitian ini menggunakan metode Liliefors (Sudjana, 1992:466

dalam Satrio SR, 2013:123). Adapun prosedur pengujian normalitas

adalah sebagai berikut:

1) Pengamatan x1, x2, ...., xn dijadikan bilangan baku z1,z2,...., zn dengan

menggunakan rumus :

Zi = S

XX i

Keterangan :

Xi : Nilai yang dimiliki tiap sampel

: rata-rata

S : Simpangan baku

2) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal

baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z ≤ zi)

3) Selanjutnya dihitung proporsi z1,z2,...., zn yang lebih kecil atau sama

dengan zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S (zi)

Maka S (Zi) = n

ZyangZZbanyaknyaZ in ,....21

X

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

91

4) Hitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya

b. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2011;105), uji ini bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam

model regresi, dapat dilihat dari tolerance value dan variance inflation

factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang

terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi

(karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau

sama dengan nilai VIF > 10

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2011;139), pengujian ini bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi ini terjadi ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan kepengamatan lain. Model regresi yang

baik adalah terjadi homoskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya

heteroskodastisitas dari tingkat signifikansi dapat digunakan Uji Glejser.

Jika tingkat signifikansi berada di atas 5 % berarti tidak terjadi

heteroskedesitas tetapi jika berada di bawah 5 % berarti terjadi gejala

heteroskodesitas. Grafik Scatterplot juga dapat digunakan untuk

menentukan heteroskedastisitas. Jika titik-titik yang terbentuk menyebar

secara acak baik diatas atau di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas pada model yang digunakan.

d. Uji Linieritas

Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang

digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam

suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat atau kubik. Untuk

uji linieritas regresi dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis

varians dari Sudjana (1992:322) dalam Satrio SR (2013:124) dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Page 23: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

92

F = eS

TCS2

2

Keterangan :

F = Nilai linieritas

S = Standar deviasi

TC = Tuna cocok

e = Kesalahan

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji statistik F

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2011:98). Uji ini memiliki beberapa tahap, yaitu:

1) Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik, diuji dalam

bentuk :

a) Jika Ho :βι= β2 = ...= 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

antara variabel dependen dan independen secara simultan.

b) Jika Ho :βι≠β2≠...≠0, berarti ada pengaruh signifikan antara

variable dependen dan independen secara simultan.

2) Derajat keyakinan ( level significance / α= 5%)

a) Apabila nilai signifikansi F hitung lebih besar dari nilai F tabel,

maka hipotesis alternatif diterima.

b) Apabila nilai signifikansi F hitung lebih kecil dar nilai F tabel maka

hipotesis alternatif ditolak.

b. Koefisien Determinasi (adjusted R2)

Koefisien determinasi (adjusted R2) berfungsi untuk melihat

sejauh mana keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan variabel

dependen. Apabila angka koefisien determinasi semakin mendekati 1,

maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah

semakin kuat, yang berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen. Sedangkan nilai Koefisien determinasi (adjusted R2)

Page 24: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

93

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen adalah terbatas (Ghozali,

2011;97).

c. Uji statistik t

Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali,

2011;101). Pengujian ini memiliki beberapa tahap, yaitu:

1) Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik, diuji dalam

bentuk :

a) Jika Ho: βi> 0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel

dependen dan independen secara parsial.

b) Jika Ho: βi= 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan antara variabel

dependen dan independen secara parsial.

2) Menghitung Nilai sig t dengan rumus :

t hitung = βi / se (βi)

Dimana

βi = Koefisien Regeresi

se (βi) = Standar Error dari βi

3) Derajat keyakinan (level significance / α= 5%)

a) Apabila besarnya nilai sig t lebih besar dari tingkat alpha yang

digunakan, maka hipotesis yang diajukan ditolak.

b) Apabila besarnya nilai sig t lebih kecil dari tingkat alpha yang

digunakan, maka hipotesis yang diajukan diterima.

3. Analisisa data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS

20.0 dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pada model analisis regresi linier berganda ini analisa data menggunakan

uji korelasioal pearson untuk melihat hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Untuk uji regresi Linier Berganda

yang akan disimulasikan pada bagian ini menggunakan pendekatan

Page 25: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

94

Ordinary Least Squares (OLS). Penjelasan akan dibagi menjadi 5 (lima)

tahapan, yaitu:

1) Persiapan Data (Tabulasi Data)

2) Estimasi Model Regresi Linier (Berganda)

3) Pengujian Asumsi Klasik

4) Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit Model)

5) Intepretasi Model Regresi Linier (Berganda)

b. Uji t dalam regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji apakah

parameter (koefisien regresi dan konstanta) yang diduga untuk

mengestimasi persamaan/model regresi linier berganda sudah merupakan

parameter yang tepat atau belum. Maksud tepat disini adalah parameter

tersebut mampu menjelaskan perilaku variabel bebas dalam

mempengaruhi variabel terikatnya. Parameter yang diestimasi dalam

regresi linier meliputi intersep (konstanta) dan slope (koefisien dalam

persamaan linier). Pada bagian ini, uji t di fokuskan pada parameter slope

(koefisien regresi) saja. Jadi uji t yang dimaksud adalah uji koefisien

regresi.

c. Uji keterandalan model atau uji kelayakan model atau yang lebih populer

disebut sebagaiuji F (ada juga yang menyebutnya sebagai uji simultan

model) merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang

diestimasi layak atau tidak. Layak (andal) disini maksudnya adalah

model yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh

variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Nama uji ini disebut

sebagai uji F, karena mengikuti mengikuti distribusi F yang kriteria

pengujiannya seperti One Way Anova.

d. Koefisien determinasi menjelaskan variasi pengaruh variabel-variabel

bebas terhadap variabel terikatnya. Atau dapat pula dikatakan sebagai

proporsi pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai

koefisien determinasi dapat diukur oleh nilai R Square atau Adjusted R-

Square. R-Square digunakan pada saat variabel bebas hanya 1 saja (biasa

disebut dengan Regresi Linier Sederhana), sedangkan Adjusted R-Square

Page 26: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121508065_bab3.pdf · Populasi yang dimaksud dalam penelitian ... Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

95

digunakan pada saat variabel bebas lebih dari satu. Dalam menghitung

nilai koefisien determinasi penulis lebih senang menggunakan R-Square

daripada Adjusted R-Square, walaupun variabel bebas lebih dari satu.