Upload
truongkhue
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
13
BAB III
PERANCANGAN
Pada bab tiga akan diuraikan mengenai perancangan sistem dari perangkat keras
dan perangkat lunak yang digunakan pada Data Logger Parameter Panel Surya. Dimulai
dari uraian cara kerja dan penjelasan alat, lalu perangkat keras, dan uraian perangkat
lunak. Berikut ini adalah blok diagram keseluruhan sistem.
PCRF
Power Supply
Antena
Antena
mikrokontroler
Sensor
tegangan dan
sensor arus
RTC
Sensor suhu
Sensor
cahaya
Panel surya
MMC
Radio
Frequency
Power Supply
Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan.
14
Gambar 3.2. blok diagram modul pada panel surya.
Gambar 3.3. Blok diagram modul pada PC.
Pada Gambar 3.1 dapat dilihat secara keseluruhan modul yang dirancang
menjadi dua bagian, yaitu modul pada panel surya dan modul pada PC. Modul pada
panel surya berfungsi sebagai pengukur parameter ( tegangan, arus, cahaya, suhu ) panel
surya dan dikirimkan ke PC melalui radio frequency menggunakan modul RF. Seperti
pada Gambar 3.2. modul pada panel surya terdiri dari :
Sensor tegangan.
Sensor arus.
Sensor cahaya.
Sensor suhu.
Modul RF.
Modul RTC
MMC.
Port D.0 Port D.1
Port B.1 Port B.2
Port B.4 Port B.5 Port B.6 Port B.7
Port A.0
Port A.1
Port A.2
Port A.3
MMC
RTC Sensor Tegangan
Sensor Arus
Sensor Cahaya
Sensor Suhu Modul RF
Mikrokontroler
Modul RF PC
15
Modul pada PC berfungsi sebagai penerima data parameter panel surya yang
sudah terukur pada modul panel surya. Modul ini hanya terdiri dari modul RF yang
terhubung ke PC dengan antarmuka serial.
3.1. Cara Kerja Alat
Disaat modul pada panel surya diaktifkan, maka sistem pada
mikrokontroler melakukan inisialisasi modul sensor (sensor tegangan, sensor arus,
sensor cahaya, dan sensor suhu), modul RTC, MMC, dan modul RF. Modul sensor
langsung mengukur empat parameter (tegangan, arus, cahaya, dan suhu) pada panel
surya, kemudian empat parameter tersebut disimpan dalam MMC setelah itu empat
parameter yang sudah terukur dikirim melalui modul RF yang ada pada panel surya
kemudian diterima pada modul RF pada PC. Empat data parameter panel surya yang
diterima pada PC ditampilkan pada aplikasi desktop pada PC dalam bentuk grafik.
3.2. Panel Surya[11]
Panel surya yang dipakai pada perancangan adalah SRM-050D. Berikut
spesifikasi panel surya yang dipakai :
Daya maksimum : 50 W
Tegangan maksimum : 17,4 V
Arus maksimum : 2,88 A
3.3. Perancangan Perangkat Keras
Perancangan perangkat keras terdiri dari modul mikrokontroler, sensor tegangan,
sensor arus, sensor cahaya, sensor suhu, RTC, MMC, dan modul RF.
3.3.1. Modul Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan pusat pengendali sistem dan semua modul
dikendalikan oleh mikrokontroler. Mikrokontroler yang digunakan adalah
ATMega32. Modul mikrokontroler berfungsi melakukan pengukuran empat
parameter panel surya (tegangan, arus, cahaya, dan suhu), mencatat waktu
pengukuran, menyimpan data ke MMC dan melakukan pengiriman data melalui
RF. Berikut adalah konfigurasi mikrokontroler yang digunakan.
16
Gambar 3.4. Modul mikrokontroler.
17
Konfigurasi pin-pin mikrokontroler yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Konfigurasi pin mikrokontroler.
Pin Mikrokontroler Fungsi
Pin A.0 Terhubung ke sensor tegangan
Pin A.1 Terhubung ke sensor arus
Pin A.2 Terhubung ke sensor cahaya
Pin A.3 Terhubung ke sensor suhu
Pin B.0 Terhubung ke SCL DS1307
Pin B.1 Terhubung ke SDA DS1307
Pin D.0 Terhubung ke RXD MAX232
Pin D.1 Terhubung ke TXD MAX232
Pin B.4 Terhubung Pin DAT3/CS MMC
Pin B.5 Terhubung ke CMD/DI MMC
Pin B.6 Terhubung ke CLK MMC
Pin B.7 Terhubung ke DAT0/DO
3.3.2. Modul Sensor
Modul sensor yang digunakan dalam alat ini terdiri dari empat modul,
yaitu sensor tegangan, sensor arus, sensor cahaya, dan sensor suhu.
3.3.2.1. Sensor Tegangan
Sensor tegangan pada alat yang dirancang adalah pembagi
tegangan. Tegangan maksimum yang dihasilkan panel surya adalah 17,4
V sedangkan tegangan maksimum yang bisa dibaca ADC pada
mikrokontroler adalah 5 V, sehingga dibutuhkan pembagi tegangan
untuk memperkecil tegangan keluaran. Berikut adalah perhitungan untuk
memilih beban yang dipakai pada sensor tegangan.
Gambar 3.5. Pembagi Tegangan.
Vo
+ Vs17.4V
R2
R110k
18
Pada Gambar 3.5. untuk mencari R2 ditentukan dahulu R1 sebesar
10 kΩ. Vo maksimum yang ingin dihasilkan pada R2 sebesar 5 V,
sehingga perhitungan untuk mecari R2 adalah sebagai berikut.
Dari perhitungan untuk mendapatkan Vo = 5 V dibutuhkan R2
sebesar 24800 Ω. Untuk memudahkan perhitungan pada ADC dipakai R2
sebesar 30 kΩ. Pemilihan nilai R1 = 10 kΩ dikarenakan untuk membuat
sensor tegangan sebisa mungkin arus yang lewat pada sensor tegangan
sekecil mungkin. Alasan lain memilih R1 = 10 kΩ adalah agar tidak
terjadi drop tegangan yang besar ketika diparalel dengan pin ADC pada
mikrokontroler, karena hambatan dalam (Rin) ADC mikrokontroler
adalah 10 MΩ.
Gambar 3.6. Sensor Tegangan Paralel Rin ADC.
Dari Gambar 3.6. keluaran Vo = 4,347 V, jika dibandingkan
dengan keluaran Vo pada Gambar 3.5. sebesar 4,35 V drop tegangan
yang dihasilkan sangat kecil.
3.3.2.2. Sensor Arus
Sensor arus yang digunakan pada alat ini adalah modul sensor
ACS712 dengan keluaran tegangan yang sebanding arus yang diukur
Vo
+ Vs17.4V
Rin10Meg
R230k
R110k
19
sebesar 185 mV/A, dan mempunyai hambatan yang kecil sebesar 1,2
mΩ. Sensor ini disusun seri dengan sensor tegangan.
Gambar 3.7. Sensor arus dan sensor tegangan.
3.3.2.3. Sensor Cahaya
Sensor cahaya yang digunakan adalah LDR (Light Dependent
Resistor). LDR adalah resistor yang nilainya akan berubah jika ada
perubahan cahaya. Berikut adalah gambar rangkaian yang digunakan
pada LDR :
Gambar 3.8. Sensor cahaya.
Nilai hambatan LDR menjadi besar jika tidak terkena
cahaya/gelap, dan sebaliknya. nilai hambatan LDR menjadi kecil jika
terkena cahaya/terang. Catu daya yang digunakan untuk sensor cahaya
adalah sebesar 5 V dengan R yang diseri pada rangkaian. R yang diseri
dengan rangkaian berguna untuk mengambil output tegangan pada
Beban
Sensor Arus
Sensor Tegangan
Panel Surya
Out2
Out1
+ +
-
+
-
+ -
PinA.2
+V5V
R
LDR
20
rangkaian yang berubah terhadap cahaya. Pada perancangan digunakan
resistor (R) sebesar 100 Ω. Alasan memilih R = 100 Ω, karena saat tidak
cahaya (gelap) diharapkan output dari PinA2 sekecil mungkin
(mendekati 0 V) dan disaat terdapat cahaya terang ouput dari PinA2
tidak sama dengan nilai Vcc (5 V). Berdasarkan datasheet nilai
hambatan LDR disaat menerima intensitas cahaya sebesar 1000 lux nilai
hambatan LDR menjadi 400 Ω dan disaat gelap hambatan LDR menjadi
1 MΩ[6]. Berikut contoh perhitungan keluaran LDR.
Disaat LDR = 400 Ω.
Disaat LDR = 1 ΩM.
3.3.2.4. Sensor Suhu
Sensor suhu yang digunakan adalah LM35. LM35 mempunyai
keluaran tegangan yang sudah terkalibrasi yaitu sebesar 10 mV/ dan
bekerja pada catu daya dari 4 V sampai 20 V.
Gambar 3.9. LM35 [7, h.2].
21
3.3.3. Modul RTC
Modul RTC yang digunakan adalah IC DS1307. IC ini menggunakan
format komunikasi I2C.
Gambar 3.10. Modul RTC[9].
Pin 5 (SDA) dan 6 (SCL) pada RTC dihubungkan ke PinB.0 dan PinB.1
pada mikrokontroler ATMega32.
3.3.4. Modul RF
Modul RF menggunakan YS-1020UB. YS-1020UB berfungsi sebagai
alat media perantara jarak jauh untuk menyampaikan data hasil pengukuran
menggunakan radio frequency. Modul YS-1020UB mempunyai spesifikasi
sebagai berikut :
Mempunyai jarak jangkauan maksimum 500 meter (line of sight).
Bekerja pada frekuensi 433MHz.
Antarmuka RS-232.
22
Memiliki serial port dengan pegaturan baud rate otomatis antara
1200bps sampai 38400bps.
Pada perancangan dibutuhkan dua buah modul RF, satu pada panel surya
yang berfungsi untuk mengirim data parameter panel surya, dan satu modul RF
pada PC yang berfungsi sebagai penerima data parameter panel surya. Modul RF
pada panel surya dihubungkan pada mikrokontroler menggunakan IC MAX232,
dan modul RF pada PC langsung dihubungkan dengan serial pada PC. Berikut
konfigurasi serial IC MAX232 dan YS-1020UB:
Gambar 3.11. Instalasi YS-1020UB [8, h.2].
23
Tabel 3.2. Konfigurasi pin YS-1020UB [8, h.2].
Pin Nama Pin Keterangan Koneksi Terminal
1 GND Ground catu daya GND
2 Vcc Catu daya DC
3 RXD/TTL Menerima data serial TxD
4 TXD/TTL Mengirim data serial RxD
5 DGND Digital ground
6 A(TXD) Pin A RS-485 atau pin TXD RS-232 A(RxD)
7 B(RXD) Pin B RS-485 atau pin RXD RS-232 B(TxD)
8 Sleep Sleep control
9 Test Ex-factory testing
Gambar 3.12. Rangkaian Komunikasi Serial.
Pada perancangan sistem komunikasi serial digunakan rangkaian
transistor sebagai gerbang not (Gambar 1.14) untuk mengubah level tegangan
24
TTL ke RS 232 dan sebaliknya. Komunikasi serial bekerja dalam level RS-232,
dimana logika “satu” ditunjukkan pada tegangan -3V sampai -15V dan logika
“nol” pada tegangan +3V sampai +15V. Kondisi ini tidak bisa langsung diproses
oleh mikrokontroler yang hanya mengerti data dengan level tegangan TTL. 2
buah transistor yaitu BC337 dan BC557 digunakan untuk mengubah level
tegangan RS-232 menjadi TTL dan sebaliknya. Ketika serial pada PC sedang
tidak mengirimkan data, maka pin TX bernilai negatif sehingga transistor
BC337 dalam kondisi cut-off. Tegangan di kaki kolektor mendekati Vcc. Ketika
serial pada PC sedang mengirimkan data dengan logika satu, maka pin TX
bernilai positif yang menyebabkan transistor saturasi sehingga tegangan Vce
mendekati nol. Prinsip yang sama berlaku bagi transistor BC557 ketika
mendapat inputan dari mikrokontroler.
Gambar 3.13. Konfigurasi pin YS-1020 dengan serial DB-9.
3.3.5. MMC
Pada data logger digunakan MMC untuk menyimpan data parameter
yang sudah terukur. Berikut konfigurasi pin MMC :
25
Gambar 3.14. Pin MMC dan SD[13].
Gambar 3.15. Konfigurasi pin MMC ke Mikrokontroler.
MMC akan aktif jika diberi tegangan sebesar 2,7 V sampai 3,6 V, dan
pada perancangan ini MMC diberi tegangan sebesar 3 V.
3.3.6. Modul Regulator
Pada perancangan digunakan dua buah regulator LM317. Modul
regulator berfungsi untuk mencatu tegangan 5 V ke mikrokontroler dan 3 V ke
MMC.
26
Gambar 3.16. Regulator LM317[14].
Berikut rumus regulator LM317 :
(3.1)
Karena nilai Iadj pada LM317 sangat kecil (50µA-100µA) maka nilai
Iadj diabaikan (nol). Sehingga rumus Vo menjadi :
(3.2)
Untuk mendapatkan nilai tegangan sebesar 5V dan 3V ditentukan dahulu
nilai R1 yang digunakan pada rangkaian, kemudian dicari nilai R2. Berikut
contoh perhitungan Vo pada regulator LM317 :
Ω
Dari contoh perhitungan di atas untuk nilai tegangan 3 V dan R1 = 330 Ω
didapat nilai R2 = 462 Ω. Nilai 462 Ω tidak tersedia jadi digunakan R2 sebesar
470 Ω, dengan menggunakan perhitungan yang sama untuk tegangan 5 V
digunakan R2 = 1000 Ω.
3.4. Perancangan Perangkat Lunak
Perancangan perangkat lunak terdiri dari 2 bagian, yaitu perangkat lunak
mikrokontroler dan perangkat lunak pada PC.
27
3.3.7. Perangkat Lunak Mikrokontroler
Pada perancangan perangkat lunak mikrokontroler digunakan software
CodeVisionAVR V2.04.4a. Berikut diagram alir perangkat lunak yang sudah
dirancang :
Ambil 4 Data
Parameter
Kirim Data Lewat
RF
Start
Kalkulasi 4 Data
Parameter
Terjemahkan 4 data parameter
yang terukur dalam
tegangan(Volt), arus(Ampere),
suhu(C), dan cahaya(persen)
Inisialisasi sistem Ambil data RTC
Tulis data RTC
dan 4 parameter
pada MMC
End
Stop?
Tidak
Ya
Gambar 3.17. Diagram alir perangkat lunak mikrokontroler.
Berikut penjelasan perangkat lunak mikrokontroler :
Sistem menginisialisasi modul (modul sensor, MMC, RTC, dan RF).
Mikrokontroler mengambil empat data parameter dan data pada RTC.
Melakukan perhitungan empat data parameter.
Empat data parameter diterjemahkan dalam tegangan (Volt), arus (Ampere),
cahaya (%), dan suhu ( ).
Tulis data RTC dan empat parameter pada MMC.
Kirim data lewat RF.
28
3.3.8. Perangkat Lunak PC
Perancangan perangkat lunak pada PC digunakan bahasa pemrograman
C# 2010. Berikut gambar perancangan perangkat lunak yang dibuat :
Gambar 3.18. Perangkat lunak PC.
Sebelum menjalankan program pada PC, pastikan dahulu semua modul sudah
terkoneksi. Sebelum menakan tombol Start, buka tab pada serial dahulu untuk memilih
port serial yang dipakai. Data pada grafik akan muncul setiap selang waktu 10 detik.
Tombol clear berfungsi untuk menghapus data pada grafik. Data yang diterima tidak
hanya ditampilkan pada grafik, tapi data yang diterima akan disimpan pada file
“data.txt” pada drive c:\. Untuk menutup program dengan menekan tanda silang pada
pojok kanan atas.