Upload
yeni-febrianti
View
89
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
ANALISIS HASIL UJI INSTRUMEN
EVALUASI MATEMATIKA
Evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses yang
sistematik dan berkesinambungan, yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
efisiensi kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dan efektivitas pencapaian
tujuan instruksional yang telah ditetapkan.Dengan evaluasi, seorang guru dapat
memperoleh informasi tentang sejauh mana para siswanya dapat memahami
materi yang disampaikan dan mengetahui tingkat ketercapaian tujuan
instruksional atau pencapaian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD).Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan evaluasi sebagai alat diagnostik dan
sebagai alat pengukur keberhasilan.
Sehubungan dengan hal tersebut, Galton (dalam Ruseffendi, 1980:53)
menyatakan bahwa dalam suatu kelompok individu (siswa) yang tidak dipilih
secara khusus, memiliki karaketeristik tertentu yang frekuensinya berdistribusi
normal.Setiap siswa memiliki kepandaian yang berbeda dalam suatu mata
pelajaran tertentu. Hal ini harus dapat diketahui melalui alat evaluasi yang
digunakan, sebab alat evaluasi yang baik akan mencerminkan kemampuan
sebenarnya yang dimilki oleh masing-masing siswa (testi) yang dievaluasi dan
dapat membedakan siswa yang kemampuannya di atas rata-rata, siswa yang
kemampuannya sedang (pada kelompok rata-rata), dan siswa yang
kemampuannya di bawah rata-rata, sehingga hasil evaluasi tersebut berdistribusi
normal.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil evaluasi, yaitu
kondisi testi, kondisi tester (pembuat dan pemeriksa hasil tes), pelaksanaan
evaluasi, keadaan lingkungan, dan kualitas alat evaluasi.Di antara faktor-faktor
tersebut, kualitas alat evaluasi merupakan faktor yang dapat dianalisis dan dapat
10
11
dikendalikan. Untuk memperoleh alat evaluasi yang kualitasnya baik, perlu
diperhatikan beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Validitas
b. Reliabilitas
c. Objektivitas
d. Praktikabilitas
e. Derajat kesukaran/indeks kesukaran
f. Daya pembeda
g. Efektivitas option
h. Efisiensi atau nilai ekonomis.
Berikut ini adalah uraian mengenai kriteria-kriteria tersebut yang disertai
dengan analisis hasil uji coba tes matematika SMA kelas XI IPA1 di SMA
Kartika Siliwangi 1 Bandung mengenai materi Komposisi Dua Fungsi dan Invers
Suatu Fungsi.
3.1 Validitas
Valid (absah) atau tidaknya suatu alat evaluasi dapat diketahui dari
hasil evaluasinya apakah mampu mengevaluasi dengan tepat apa yang
seharusnya dievaluasi atau tidak. Validitas atau keabsahan alat evaluasi
tergantung pada ketepatan alat evaluasi dalam menjalankan fungsinya.Secara
umum dapat dikatakan bahwa suatu alat untuk mengevaluasi karekteristik X
valid apabila yang dievaluasi itu karakteristik X pula. Alat evaluasi yang
valid untuk suatu tujuan tertentu belum tentu valid untuk tujuan yang lain.
Dengan kata lain, validitas suatu alat evaluasi harus ditinjau dari karakteristik
tertentu. Validitas suatu alat evaluasi dapat ditinjau dari berbagai aspek, yaitu
validitas isi, validitas konstruksi, dan validitas muka yang termasuk ke dalam
kategori validitas teoritik, serta validitas butir, validitas internal, validitas
banding, validitas ramal yang termasuk dalam kategori validitas empirik.
Jenis validitas yang mudah ditentukan nilainya adalah validitas dalam
kategori validitas empirik. Pada bagian ini akan dihitung validitas butir dan
12
validitas banding dari alat evaluasi yang telah dibuat dan diuji coba di SMA
Kartika Siliwangi 1 Bandung.
Koefisien Validitas
Cara menentukan tingkat (indeks) validitas kriterium ini ialah dengan
menghitung koefisien korelasi antara alat evaluasi yang akan diketahui
validitasnya dengan alat ukur lain yang telah dilaksankan dan diasumsikan
telah memiliki validitas yang tinggi (baik), sehingga hasil evaluasi yang
digunakan sebagai kriterium itu telah mencerminkan kemampuan siswa
sebenarnya. Makin tinggi koefisien korelasinya makin tinggi pula alat ukur
tadi.
Kriterium dari koefisien validitas adalah sebagai berikut:
0 ,90≤r xy≤1 , 00 validitasnya sangat tinggi (sangat baik)
0 ,70≤rxy<0 , 90 validitas tinggi (baik)
0 ,40≤r xy<0 , 70 validitas sedang (cukup)
0 ,20≤rxy<0 , 40 validitas rendah (kurang)
0 ,00≤r xy<0 ,20 validitas sangat rendah
r xy<0 , 00 tidak valid
3.1.1.Validitas Butir
Uji validitas butir ini merupakan pengujian validitas yang
dilakukan pada tiap butir soal yang diujikan. skor yang dikorelasikan
adalah skor total sebagai hasil penjumlahan dari skor untuk setiap butir
soal. Skor pada setiap butir soal menyebabkan tinggi rendahnya skor
total. Sebuah butir soal memiliki validitas yang tinggi bila memiliki
validitas kesejajaran atau korelasi positif dengan skor total.
Berikut merupakan tabel hasil tes perolehan siswa
Tabel 1
Tabel Persiapan Penentuan Validitas Tiap Butir Soal Tipe Objektif
13
No Nama Peserta
PILIHAN GANDA No.Tota
l 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 ANGGITIYA 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 8
2 ANIE Y 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 10
3 ANIS S P 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 10
4 ANVIANY N 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 11
5 AUFA H F 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12
6 DESY N 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 6
7 DHANANG B 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 6
8 DIANITA F U 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 9
9 DIKA A N 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 9
10 DWI S P 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 10
11 ENDAH P L 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9
12 FAJAR B M 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 9
13 FAKHRI R 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 5
14 FATUROHMAN 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12
15 FITRI W A 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 10
16 GINA E M 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 11
17 IMAN B 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 11
18 IQBAL M Y 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 6
19 IRWAN S 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 8
20 JUARIAH P T 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 7
21 KELLY T 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 9
22 LARAS R R 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10
23 MEIRZA R 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 5
24 MILA M 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11
25 NENDEN V R 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10
26 PEBRIANTO 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 10
27 PIETRA H R 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9
28 PUTRI P 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 10
29 PUTRI R S 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 7
30 RAMADHI F 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 10
31 SIESKA O R 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 5
32 RIRIN W 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 9
33 RIZKY P N 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 8
34 RIZQI P M 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10
35 SELLYANTI 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10
36 SIFA L 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 10
37 SUSI P 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10
38 TAOPIK H 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12
14
39 TATANG B 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 6∑ x 39 33 33 15 7 19 25 4 26 17 16 26 35 23 33 ∑y=
350
∑x2 39 33 33 15 7 19 25 4 26 17 16 26 35 23 33 ∑y2= 3292
(∑x)2 1521 1089 1089
225 49 361 625
16 676 289
256 676
1225 529 1089
r xy ~
0,10
28
0,46
4
0,49
25
0,14
19
0,50
81
0,52
94
0,04
74
0,23
96
0,32
68
0,01
09
0,48
84
0,46
81
0,54
55
0,39
18
Kri
teri
a
Tid
ak v
alid
San
gat
ren
dah
Sed
ang
Sed
ang
San
gat
Ren
dah
Sed
ang
Sed
ang
san
gat
ren
dah
Ren
dah
ren
dah
san
gat
ren
dah
sed
ang
sed
ang
sed
ang
ren
dah
Tabel 2
Tabel Persiapan Penentuan Validitas Tiap Butir Soal Tipe Uraian
No Nama PesertaESSAY
Total 1 2a 2b 2c 3a 3b
1 ANGGITIYA 1 0 1 0 0 1 3
2 ANIE Y 2 0 2 0 0 1 5
3 ANIS S P 1 3 3 0 0 2 9
4 ANVIANY N 1 1 0 0 0 0 2
5 AUFA H F 2 3 1 0 0 0 6
6 DESY N 1 0 0 0 0 0 1
7 DHANANG B 1 0 0 0 0 0 1
8 DIANITA F U 0 1 1 0 0 0 2
9 DIKA ARIF N 1 0 0 0 0 0 1
10 DWI SATRIO P 1 3 3 0 0 0 7
11 ENDAH P L 1 1 0 0 0 0 2
12 FAJAR B M 1 0 0 0 0 0 1
13 FAKHRI R 0 0 0 0 0 0 0
14 FATUROHMAN F 2 3 3 0 3 1 12
15 FITRI W A 1 0 4 0 1 1 7
16 GINA E M 1 1 2 0 0 0 4
17 IMAN BAGJA 0 0 0 0 0 0 0
18 IQBAL M Y 1 0 0 0 0 0 1
15
19 IRWAN S 1 1 0 0 1 0 3
20 JUARIAH P T 2 3 2 0 0 0 7
21 KELLY T 1 2 3 0 0 0 6
22 LARAS R R 1 0 0 0 0 0 1
23 MEIRZA R 1 1 1 0 0 0 3
24 MILA M 1 3 3 1 1 2 11
25 NENDEN V 1 1 1 0 0 1 4
26 PEBRIANTO 1 0 0 0 0 0 1
27 PIETRA HR 2 0 0 0 0 0 2
28 PUTRI P 1 2 2 0 0 0 5
29 PUTRI R 2 0 2 0 0 1 5
30 RAMADHI F 1 0 1 0 0 0 2
31 SIESKA O R 1 1 0 0 0 0 2
32 RIRIN W 1 1 3 0 0 0 5
33 RIZKY PN 2 1 0 0 0 0 3
34 RIZQI PM 2 3 3 0 0 0 8
35 SELLYANTI 1 2 2 0 0 2 7
36 SIFA LUKITA 1 1 2 1 0 0 5
37 SUSI P 1 0 0 0 0 0 1
38 TAOPIK H 2 2 3 0 0 0 7
39 TATANG B 1 3 2 1 0 0 7
∑xi 45 43 50 3 6 12 y=159
∑xi2 63 99 126 3 12 18 y2=1001
(∑xi)2 2025 1849 2500 9 36 144 (y2)=25281
si 0,53 1,15 1,26 0,26 0,53 0,61 3,01
si2 0,28 1,32 1,59 0,07 0,28 0,37 9,05
rxy 0,4560,82
1
0,87
40,344 0,520 0,578
Kriteriasedan
gTinggi Tinggi
Renda
h
Sedan
gSedang
Validitas Butir Tiap Soal
16
Untuk menghitung validitas butir tiap soal menggunakan rumus Korelasi
Product Moment Karl Pearson, yaitu:
r xy=n∑ xy−[(∑ x ) (∑ y ) ]
√[n∑ x2−(∑ x)2 ] [n∑ y2−(∑ y )
2 ]
Soal Pilihan Ganda
1) Diket: n=39 ,∑ x=39 ,∑ x2=39 ,¿
Maka:
r xy=39 (350 )−[ (39 ) (350 )]
√ [39 (39 )−1521 ] [39 (3292 )−(122500)]
r xy=00=¿
Jadi, soal no. 1 validitas butir nya ialah tidak valid.
2) Diket: n=39 ,∑ x=33 ,∑ x2=33 ,¿
Maka:
r xy=39 (299 )−[(33 ) (350 )]
√ [39 (33 )−1089 ] [39 (3292 )−(122500)]
r xy=111
1079,73=0,103
Jadi, soal no. 2 validitas butir nya ialah sangat rendah.
3) Diket: n=39 ,∑ x=33 ,∑ x2=33 ,¿
Maka:
r xy=39 (309 )−[ (33 ) (350 )]
√ [39 (33 )−1089 ] [39 (3292 )−(122500)]
r xy=501
1079,73=0,464
Jadi, soal no. 3 validitas butir nya ialah sedang.
17
4) Diket: n=39 ,∑ x=15 ,∑ x2=15 ,¿
Maka:
r xy=39 (153 )−[(15 ) (350 )]
√ [39 (15 )−225 ] [39 (3292 )−(122500)]
r xy=717
1455,91=0,492
Jadi, soal no. 4 validitas butir nya ialah sangat sedang.
5) Diket: n=39 ,∑ x=7 ,∑ x2=7 ,¿
Maka:
r xy=39 (67 )−[ (7 ) (350 )]
√ [39 (7 )−49 ] [39 (3292 )−(122500)]
r xy=163
1148,44=0,142
Jadi, soal no. 5 validitas butir nya ialah sangat rendah.
6) Diket: n=39 ,∑ x=19 ,∑ x2=19 ,¿
Maka:
r xy=39 (190 )−[ (19 ) (350 )]
√ [39 (19 )−361 ] [39 (3292 )−(122500)]
r xy=760
1495,81=0,508
Jadi, soal no. 6 validitas butir nya ialah sedang.
7) Diket: n=39 ,∑ x=25 ,∑ x2=25 ,¿
Maka:
r xy=39 (234 )−[ (25 ) (350 )]
√ [39 (25 )−625 ] [39 (3292 )−(122500) ]
r xy=376
1435,55=0,262
Jadi, soal no. 7 validitas butir nya ialahrendah.
18
8) Diket: n=39 ,∑ x=4 ,∑ x2=4 ,¿
Maka:
r xy=39 (37 )−[( 4 ) (350 )]
√ [39 ( 4 )−16 ] [39 (3292 )−(122500)]
r xy=43
907,92=0,047
Jadi, soal no. 8 validitas butir nya ialah sangat rendah.
9) Diket: n=39 ,∑ x=26 ,∑ x2=26 ,¿
Maka:
r xy=39 (242 )−[(26 ) (350 )]
√ [39 (26 )−676 ] [39 (3292 )−(122500)]
r xy=338
1410,72=0,239
Jadi, soal no. 9 validitas butir nya ialah rendah.
10) Diket: n=39 ,∑ x=17 ,∑ x2=17 ,¿
Maka:
r xy=39 (165 )−[(17 ) (350 )]
√ [39 (17 )−289 ] [39 (3292 )−(122500) ]
r xy=485
1483,95=0,327
Jadi, soal no. 10 validitas butir nya ialah sangat rendah.
11) Dik: n=39 ,∑ x=16 ,∑ x2=16 ,¿
Maka:
r xy=39 (144 )−[ (16 ) (350 )]
√ [39 (16 )−256 ] [39 (3292 )−(122500)]
r xy=16
1472=0,010
Jadi, soal no. 11 validitas butir nya ialah sangat rendah.
19
12) Diket: n=39 ,∑ x=26 ,∑ x2=26 ,¿
Maka:
r xy=39 (251 )−[(26 ) (350 )]
√ [39 (26 )−676 ] [39 (3292 )−(122500)]
r xy=689
1410,72=0,488
Jadi, soal no. 12 validitas butir nya ialah sedang.
13) Dik: n=39 ,∑ x=35 ,∑ x2=35 ,¿
Maka:
r xy=39 (325 )−[(35 ) (350 )]
√ [39 (35 )−1225 ] [39 (3292 )−(122500)]
r xy=425
907,92=0,468
Jadi, soal no. 13 validitas butir nya ialah sedang.
14) Dik: n=39 ,∑ x=23 ,∑ x2=23 ,¿
Maka:
r xy=39 (227 )−[(23 ) (350 )]
√ [39 (23 )−529 ] [39 (3292 )−(122500)]
r xy=803
1472=0,546
Jadi, soal no. 14 validitas butir nya ialah sedang.
15) Dik: n=39 ,∑ x=33 ,∑ x2=33 ,¿
Maka:
r xy=39 (307 )−[(33 ) (350 )]
√ [39 (33 )−1089 ] [39 (3292 )−(122500)]
r xy=423
1079,73=0,392
Jadi, soal no. 15 validitas butir nya ialah sangat rendah.
20
Soal Uraian
1) Dik: n=39 ,∑ x=45 ,∑ x2=63 ,¿
Maka:
r xy=39 (212 )−[ (45 ) (159 )]
√ [39 (63 )−2025 ] [39 (1001 )−(25281)]
r xy=1113
2437,92=0,456
Jadi, soal no. 1 validitas butir nya ialah sedang.
2) Dik: n=39 ,∑ x=43 ,∑ x2=99 ,¿
Maka:
r xy=39 (286 )−[ (43 ) (159 )]
√ [39 ( 99 )−1849 ] [39 (1001 )−(25281)]
r xy=4317
5261,28=0,821
Jadi, soal no. 2 validitas butir nya ialah tinggi
3) Dik: n=39 ,∑ x=50 ,∑ x2=126 ,¿
Maka:
r xy=39 (333 )−[(50 ) (159 )]
√ [39 (126 )−2500 ] [39 (1001 )−(25281)]
r xy=5037
5762,97=0,874
Jadi, soal no. 3 validitas butir nya ialah tinggi.
4) Dik: n=39 ,∑ x=3 ,∑ x2=3 ,¿
Maka:
r xy=39 (23 )−[(3 ) (159 )]
√ [39 (3 )−9 ] [39 (1001 )−(25281)]
21
r xy=420
1218,96=0,344
Jadi, soal no. 4 validitas butir nya ialah rendah.
5) Dik: n=39 ,∑ x=6 ,∑ x2=12 ,¿
Maka:
r xy=39 (57 )−[ (6 ) (159 )]
√ [39 (12 )−36 ] [39 (1001 )−(25281)]
r xy=1269
2437,92=0,520
Jadi, soal no. 4 validitas butir nya ialah sedang.
6) Dik: n=39 ,∑ x=12 ,∑ x2=18 ,¿
Maka:
r xy=39 (90 )−[ (12 ) (159 )]
√ [39 (18 )−144 ] [39 (1001 )−(25281) ]
r xy=1602
2770,73=0,578
Jadi, soal no. 4 validitas butir nya ialah sedang.
3.1.2.Validitas Internal
x rxy=∑ r xy
n
x rxy=0+0,103+0,464+0,492+0,142+0,508+0,262+0,047+0,239+ ¿21
¿
0,327+0,010+0,488+0,468+0,546+0,392+0,456+0,821+0,874+0,344+0,520+0,57821
r xy=8,081
21=0,385
22
Jadi, validitas internalnya rendah.
3.1.3.Validitas Banding
Validitas banding atau yang sering disebut validitas bersama
merupakan validitas yang kriteriumnya terdapat pada waktu yang
bersamaan dengan alat evaluasi yang dianalisis validitasnya dan biasa
dilakukan terhadap subjek yang sama. Alat evaluasi yang diselidiki
validitasnya adalah tes matematika untuk pokok bahasan Fungsi dan
Komposisi Fungsi dari 39 siswa kelas XI IPA1 SMAKartika Siliwangi
Bandung yaitu membandingkan antara skor total yang diperoleh siswa
dengan nilai ujian sebelum tes uji coba dilakukan.
Misalkan nilai ujian sebelum tes uji coba adalah y dan nilai hasil tes
ujicoba yang akan dicari koefisien validitasnya adalah x. Berikut tabel dari
masing-masing nilai x dan y yang diperoleh.
23
10
Tabel 3
Tabel Persiapan Validitas Banding
NO NAMA X Y X2 Y 2 XY X Y x2 y2 xyRank
d d2
X Y
1 Desy N. 75 23,333 5625 544,44 1750 5,462 -19,907 29,833 396,275 -108,73 1,5 36,5 35 1225
2 Susi Permatasari 75 36,667 5625 1344,44 2750 5,462 -6,573 29,833 43,209 -35,9035 1,5 26,5 25 625
3 Mila Meliyawati 73 70,000 5329 4900,00 5110 3,462 26,760 11,985 716,098 92,64312 3 2 1 1
4 Aufa Hassan F. 72 60,000 5184 3600,00 4320 2,462 16,760 6,061 280,898 41,26312 5,5 5,5 0 0
5 Sellyanti 72 50,000 5184 2500,00 3600 2,462 6,760 6,061 45,698 16,64312 5,5 12 6,5 42,25
6 Tatang B 72 56,667 5184 3211,11 4080 2,462 13,427 6,061 180,275 33,05645 5,5 7,5 2 4
7 Putri P 72 43,333 5184 1877,78 3120 2,462 0,093 6,061 0,009 0,229787 5,5 18,5 13 169
8 Fitri Wulan A 71 56,667 5041 3211,11 4023,333 1,462 13,427 2,137 180,275 19,62979 8 7,5 0,5 0,25
9 Anie Yuniar 70 50,000 4900 2500,00 3500 0,462 6,760 0,213 45,698 3,12312 13 12 1 1
10 Anis Salamah P 70 63,333 4900 4011,11 4433,333 2,462 20,093 6,061 403,742 49,46979 13 3,5 9,5 90,25
11 Anviany Nadira 70 43,333 4900 1877,78 3033,333 2,462 0,093 6,061 0,009 0,229787 13 18,5 5,5 30,25
12 Gina Eka Maya 70 50,000 4900 2500,00 3500 2,462 6,760 6,061 45,698 16,64312 13 12 1 1
13 Kelly Triestanti 70 50,000 4900 2500,00 3500 2,462 6,760 6,061 45,698 16,64312 13 12 1 1
14 Laras Rizki R 70 36,667 4900 1344,44 2566,667 2,462 -6,573 6,061 43,209 -16,1835 13 26,5 13,5 182,25
15 Nenden Vina R 70 46,667 4900 2177,78 3266,667 2,462 3,427 6,061 11,742 8,436453 13 16 3 9
16 Sieska O R 70 23,333 4900 544,44 1633,333 2,462 -19,907 6,061 396,275 -49,0102 13 36,5 23,5 552,25
17 Ririn Widiastiti 70 46,667 4900 2177,78 3266,667 2,462 3,427 6,061 11,742 8,436453 13 16 3 9
11
18 Irwan Susanto 69 40,000 4761 1600,00 2760 -0,538 -3,240 0,289 10,498 1,74312 19,5 21 1,5 2,25
19 Pebrianto 69 36,667 4761 1344,44 2530 -0,538 -6,573 0,289 43,209 3,536453 19,5 26,5 7 49
20 Rizky Prawira N 69 36,667 4761 1344,44 2530 -0,538 -6,573 0,289 43,209 3,536453 19,5 26,5 7 49
21 Rizqi Putri M 69 60,000 4761 3600,00 4140 -0,538 16,760 0,289 280,898 -9,01688 19,5 5,5 14 196
22 Anggitiya H R 68 36,667 4624 1344,44 2493,333 -1,538 -6,573 2,365 43,209 10,10979 30 26,5 3,5 12,25
23 Dhanang B. 68 23,333 4624 544,44 1586,667 -1,538 -19,907 2,365 396,275 30,61645 30 36,5 6,5 42,25
24 Dianita F U 68 36,667 4624 1344,44 2493,333 -1,538 -6,573 2,365 43,209 10,10979 30 26,5 3,5 12,25
25 Dika Arif N 68 33,333 4624 1111,11 2266,667 -1,538 -9,907 2,365 98,142 15,23645 30 26,5 3,5 12,25
26 Dwi Satrio P 68 53,333 4624 2844,44 3626,667 -1,538 10,093 2,365 101,875 -15,5235 30 9 21 441
27 Endah Puji L 68 36,667 4624 1344,44 2493,333 -1,538 -6,573 2,365 43,209 10,10979 30 26,5 3,5 12,25
28 Fajar Bahari M 68 33,333 4624 1111,11 2266,667 -1,538 -9,907 2,365 98,142 15,23645 30 32 2 4
29 Fakhri R. 68 13,333 4624 177,78 906,6667 -1,538 -29,907 2,365 894,409 45,99645 30 34 4 16
30 Faturohman F. 68 80,000 4624 6400,00 5440 -1,538 36,760 2,365 1351,298 -56,5369 30 1 29 841
31 Iman Bagja 68 33,333 4624 1111,11 2266,667 -1,538 -9,907 2,365 98,142 15,23645 30 32 2 4
32 Iqbal Maulana Y 68 23,333 4624 544,44 1586,667 -1,538 -19,907 2,365 396,275 30,61645 30 36,5 6,5 42,25
33 Juariah Puspa T 68 46,667 4624 2177,78 3173,333 -1,538 3,427 2,365 11,742 -5,27021 30 16 14 196
34 Meirza Rudyanto 68 26,667 4624 711,11 1813,333 -1,538 -16,573 2,365 274,675 25,48979 30 34 4 16
35 Pietra Heryan R 68 36,667 4624 1344,44 2493,333 -1,538 -6,573 2,365 43,209 10,10979 30 26,5 3,5 12,25
36 Putri Rahmawati 68 40,000 4624 1600,00 2720 -1,538 -3,240 2,365 10,498 4,98312 30 21 9 81
12
37 Ramadhi F 68 40,000 4624 1600,00 2720 -1,538 -3,240 2,365 10,498 4,98312 30 21 9 81
38 Sifa Lukita 68 50,000 4624 2500,00 3400 -1,538 6,760 2,365 45,698 -10,3969 30 12 18 324
39 Taopik H 68 63,333 4624 4011,11 4306,667 -1,538 20,093 2,365 403,742 -30,9035 30 3,5 26,5 702,25
JUMLAH 27121686,6
7188732
80533,33
117466,7 16,018 0,307 190,476 7588,606 206,622 771 769,500342,
56090,750
KETERANGAN :
Rerata X = 69,538
Rerata Y = 43,24
∑ X = 2712
∑X2 = 188732
∑ Y = 1686,67
∑Y 2 = 80533,33
∑XY ❑ = 117466,7
∑ x = 16,018
∑ x2 = 190,476
∑ y = 0,307
∑ y2 = 7588,606
∑ x y = 206,622
∑ d = 342,5
13
∑ d2 = 6090,750
14
Berdasarkan tabel, dapat dihitung koefisien validitasnya untuk mengetahui tingkat
validitas kriterium
a. Perhitungan validitas dengan simpangan
Dengan rumus :rxy¿∑ xy√¿¿¿
Maka koefisien validitasnya adalah
rxy¿∑ xy√¿¿¿
¿ 27,4869
√( 95,0861 )(270)
¿ 27,4869
√25673,24
¿ 27,4869160
¿0,17
Koefisien validitas tersebut menyatakan bahwa derajat validitasnya sangat rendah.
b. Perhitungan validitas dengan angka kasar, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
r xy=n∑ xy−[(∑ x ) (∑ y ) ]
√[n∑ x2−(∑ x)2 ] [n∑ y2−(∑ y )
2 ]Maka didapat:
r xy=39 (117466,7 )−[ (2712,0 ) (1686,67 )]
√ [39 (188732,0 )−7354944 ] [39 (80533,33 )−2844855,689 ]
15
rxy ¿4581213−4574249,04
√(5604 )(295944,181)
rxy¿6963,96
√1658471190 ¿¿
rxy¿0,17
Jadi, validitas bandingnya ialah 0,17 sehingga kriterianya adalah sangat
rendah.
c. Perhitungan validitas dengan menggunakan rank
Dengan rumus rxy¿1−6∑ d2
N (N2−1)
Maka koefisien validitasnya adalah
rxy¿1−6∑ d2
N (N2−1)
rxy¿1−6(6090,750)39(392−1)
rxy¿1−36544,559280
rxy¿0,3835
Koefisien validitas tersebut menyatakan bahwa derajat validitasnya rendah.
3.2 Reliabilitas
Reabilitas suatu alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu alat yang
memberikan hasil yang tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan
pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu
yang berbeda, dan tempat yang berbeda pula. Alat evaluasi yang reabilitasnya
tinggi disebut alat evaluasi yang reliabel. Suatu alat evaluasi (tes dan non tes)
16
disebut reliabel apabila hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk
subjek yang sama. Relatif tetap di sini dimaksudkan tidak tepat sama, tetapi
mengalami perubahan yang tak berarti (tidak signifikan) dan bisa diabaikan.
Perubahan hasil evaluasi ini disebabkan adanya unsur pengalaman dari peserta
tes dan kondisi lainnya.
Untuk menentukan reliabilitas suatu alat evaluasi (tes dan non-tes) ada
tiga cara yang paling banyak digunakan, yaitu:
1. Tes Tunggal
2. Tes Ulang
3. Tes Ekuivalen
Analisis data untuk pendekatan tes tunggal bisa digunakan ke dalam dua
macam teknik, yaitu teknik belah dua dan teknik non belah dua. Yang kami
gunakan di sini adalah teknik non belah dua karena menurut Kuder dan
Richardson teknik belah dua kurang baik dalam mencari koefisien relabilitas.
Selain itu, data yang kami sajikan tidak dapat dianalisis menggunakan teknik
belah dua karena banyaknya responden ganjil..
Tabel 4Tabel Persiapan Menghitung Reliabilitas Soal Objektif
NoNama
Peserta
PILIHAN GANDA No.Total (xt)
xt 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 ANGGITIYA 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 8 64
2 ANIE Y 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 10 100
3 ANIS SP 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 10 100
4 ANVIANY N 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 11 121
17
5 AUFA HF 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12 144
6 DESY N 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 6 36
7 DHANANG 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 6 36
8 DIANITA FU 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 9 81
9 DIKA AN 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 9 81
10 DWI SP 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 10 100
11 ENDAH PL 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9 81
12 FAJAR BM 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 9 81
13 FAKHRI R 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 5 25
14 FATUROHMAN 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12 144
15 FITRI WA 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 10 100
16 GINA EM 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 11 121
17 IMAN B 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 11 121
18 IQBAL MY 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 6 36
19 IRWAN S 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 8 64
20 JUARIAH PT 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 7 49
21 KELLY T 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 9 81
22 LARAS RR 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10 100
23 MEIRZA R 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 5 25
24 MILA M 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 121
25 NENDEN VR 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10 100
26 PEBRIANTO 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 10 100
18
27 PIETRA HR 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9 81
28 PUTRI P 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 10 100
29 PUTRI RS 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 7 49
30 RAMADHI 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 10 100
31 SIESKA O 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 5 25
32 RIRIN W 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 9 81
33 RIZKY P 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 8 64
34 RIZQI P 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10 100
35 SELLY 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10 100
36 SIFA L 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 10 100
37 SUSI P 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10 100
38 TAOPIK 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12 144
39 TATANG 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 6 36
Np 39 33 33 15 7 19 25 4 26 17 16 26 35 23 33
∑xt = 350
∑xt2 =3292
∑pi.qi =2.63
xt =8.97
Nq 0 6 6 24 32 20 14 35 13 22 23 13 4 16 6
pi 1 0.85 0.85 0.38 0.2 0.49 0.6 0.1 0.67 0.44 0.4 0.67 0.9 0.6 0.85
qi 0 0.15 0.15 0.62 0.8 0.51 0.4 0.9 0.33 0.56 0.6 0.33 0.1 0.4 0.15
pi.qi 0 0.13 0.13 0.24 0.16 0.25 0.24 0.09 0.22 0.25 0.24 0.22 0.09 0.24 0.13
Berdasarkan tabel diatas dapat dihitung koefisien reliabilitasnya denganmenggunakan
rumus KR-20 dan KR-21.
Dengan menggunakan rumus KR-20, yaitu:
n = 15
19
∑pi.qi = 2.63
st2 = (∑ x t
2)– ¿¿¿
= 3292 –
3502
1515
= 3.87
r11¿( nn−1 )( st
2−∑ pi qi
st2 )
r11¿( 1515−1 )( 3.87−2.63
3.87 )r11¿( 15
14 ) (0.32 )
r11¿0.34
Koefisien realibilitas tersebut menyatakan bahwa soal yang dibuat mamiliki derajat
reliabilitas rendah.
Dengan menggunakan rumus KR-21, yaitu:
n = 15
xt = 8.97
st2 = 3.87
r11¿( nn−1 )(1−
x t (n−x t)
nst2 )
r11¿( 1515−1 )(1−8.97 (15−8.97)
(15 ) (3.87 ) )r11¿( 15
14 )(1−54,08958,05 )
r11¿( 1514 ) (1−0,93 )
r11¿0,1
20
Koefisien realibilitas tersebut menyatakan bahwa soal yang dibuat mamiliki derajat
reliabilitas sangat rendah.
Dengan menggunakan rumus Anava, yaitu:
i) Faktor korelasi (FK) yang rumusnya adalah FK ¿¿¿
dengan∑xt = jumlah skor total masing-masing subyek
ni= banyak item
ns = banyak subyek
nixs = banyak interaksi antara item dengan subyek
dari data pada tabel diperoleh:
FK ¿¿¿
FK ¿122500
585
FK ¿209,4
ii) Jumlah kuadrat antar item (JKi) yang rumusnya adalah JKi¿(∑ x i
2)ns
- FK
dengan ∑xi2= jumlah kuadrat skor untuk setiap items
ns = banyak subyek
dari data diperoleh:
JKi¿(∑ x t
2)ns
- FK
JKi¿(392+392+392+392+392+392+392+392+392+392+392+392+392+392+392)
39 –
209,4
JKi¿9715
39 – 209,4
JKi¿39,7
21
iii) Jumlah kuadrat antar subyek (JKs) yang rumusnya adalah JKs¿(∑ xs
2)ni
– FK
dengan ∑xs2= jumlah kuadrat skor untuk setiap items
ni = banyak item
dari data diperoleh:
JKs¿(∑ xs
2)ni
– FK
JKs¿329215
– 209,4
JKs¿10,06
iv) Jumlah kuadrat total (JKt) yang rumusnya adalah JKt = ∑xt ¯ FK
dari data diperoleh:
JKt = ∑xt ¯ FK
JKt = 350¯ 209,4
JKt = 95,6
v) Jumlah kuadrat interaksi antara item dengan subyek (JKixs)yang rumusnya adalah
JKixs= JKt - JKi - JKs
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh:
JKixs= JKt - JKi - JKs
JKixs= 95,6 – 39,7 – 10,06
JKixs= 45,85
Tabel 5
Anava Hoyt
Sumber Variasi JK Dk KR
Antar item (i) 39,7 14 2,835714286
Antar subyek (s) 10,06 38 0,264736842
Interaksi (ixs) 45,85 532 0,0783760683
22
Total 95,6 585 --
Keterangan : dk = n – 1
KR = Kuadrat Rerata = JKdk
Dengan menggunakan rumus Anava Hoyt,diperoleh koefisien reliabilitas alat evaluasi
tersebut sebagai berikut:
r11¿1−KRi x s
KRs
r11¿1−0,07837606830,264736842
r11¿0,703
Koefisien realibilitas tersebut menyatakan bahwa soal yang dibuat mamiliki derajat
reliabilitas tinggi.
Mencari koefisien Reliabilitas Tes Bentuk Uraian
Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas tes bentuk uraian dikenal
dengan rumus Alpha seperti di bawah ini.
r11 = ( n
n−1 )(1−∑ si2
st2 )
Dengan n = banyak butir soal
si2 = varians skor tiap item
st2
=varians skor total
23
Tabel 6
Tabel Persiapan Penentuan Validitas Tiap Butir Soal Uraian
No Nama PesertaESSAY
Total 1 2a 2b 2c 3a 3b
1 ANGGITIYA 1 0 1 0 0 1 3
2 ANIE Y 2 0 2 0 0 1 5
3 ANIS S P 1 3 3 0 0 2 9
4 ANVIANY N 1 1 0 0 0 0 2
5 AUFA H F 2 3 1 0 0 0 6
6 DESY N 1 0 0 0 0 0 1
7 DHANANG B 1 0 0 0 0 0 1
8 DIANITA F U 0 1 1 0 0 0 2
9 DIKA ARIF N 1 0 0 0 0 0 1
10 DWI SATRIO P 1 3 3 0 0 0 7
11 ENDAH P L 1 1 0 0 0 0 2
12 FAJAR B M 1 0 0 0 0 0 1
13 FAKHRI R 0 0 0 0 0 0 0
14FATUROHMAN 2 3 3 0 3 1 12
15 FITRI W A 1 0 4 0 1 1 7
16 GINA E M 1 1 2 0 0 0 4
17 IMAN BAGJA 0 0 0 0 0 0 0
18 IQBAL M Y 1 0 0 0 0 0 1
19 IRWAN S 1 1 0 0 1 0 3
20 JUARIAH P T 2 3 2 0 0 0 7
21 KELLY T 1 2 3 0 0 0 6
24
22 LARAS R R 1 0 0 0 0 0 1
23 MEIRZA R 1 1 1 0 0 0 3
24 MILA M 1 3 3 1 1 2 11
25 NENDEN V 1 1 1 0 0 1 4
26 PEBRIANTO 1 0 0 0 0 0 1
27 PIETRA HR 2 0 0 0 0 0 2
28 PUTRI P 1 2 2 0 0 0 5
29 PUTRI R 2 0 2 0 0 1 5
30 RAMADHI F 1 0 1 0 0 0 2
31 SIESKA O R 1 1 0 0 0 0 2
32 RIRIN W 1 1 3 0 0 0 5
33 RIZKY PN 2 1 0 0 0 0 3
34 RIZQI PM 2 3 3 0 0 0 8
35 SELLYANTI 1 2 2 0 0 2 7
36 SIFA LUKITA 1 1 2 1 0 0 5
37 SUSI P 1 0 0 0 0 0 1
38 TAOPIK H 2 2 3 0 0 0 7
39 TATANG B 1 3 2 1 0 0 7
∑xi 45 43 50 3 6 12 y=159
∑xi2 63 99 126 3 12 18 y2=1001
(∑xi)2 2025 1849 2500 9 36 144 (y2)=25281
si 0,53 1,15 1,26 0,26 0,53 0,61 3,01
si2 0,28 1,32 1,59 0,07 0,28 0,37 9,05
Berikut ini perhitungan koefisien reliabilitas terhadap soal uraian yang telah kami uji:
25
si2 =
x2−( x )2
nn
= 63−
(45 )239
39
= 63−51,92
39 = 0,28
si2 =
x2−( x )2
nn
= 126−
(50 ) 239
39
= 126−64,10
39= 1,59
si2 =
x2−( x )2
nn
= 3−
(3 ) 239
39
= 3−0,23
39 = 0,07
si2=
x2−( x )2
nn
= 12−
(6 ) 239
39
= 12−0,92
39= 0,28
si2 =
x2−( x )2
nn
= 18−
(12 )239
39
= 18−3,69
39= 0,37
st2 =x2−
( x )2n
n
= 1001−
(159 )239
39
= 1001−648,23
39 = 9,04
n= 6
si2 = 0,28 + 1,32 + 1,59 + 0,07 + 0,28 + 0,37
= 3,91
st2= 9,04
26
dimasukkan kedalam rumus
r11 = ( nn−1 )(1− si 2
st 2)
diperoleh
r11 = ( 66−1 )(1−3,91
9,04)
r11 = ( 65 )(1−3,91
9,04)
r11 = ( 65 )(0,57)
r11 = 0,68
Koefisien realibilitas tersebut menyatakan bahwa soal yang dibuat reliabilitasnya tinggi.
3.3 Daya Pembeda
Daya pembeda (DP) dari suatu butir soal menyatakan seberapa jauh
kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testi yang
mengetahui jawabannya dengan benar dengan testi yang tidak dapat menjawab
soal tersebut (atau testi yang menjawab salah). Dengan kata lain, daya pembeda
sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara
siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan
rendah.
Banyak siswa yang mengikuti tes uji coba adalah 39 siswa, sehingga
untuk menentukan daya pembeda yang menggunakan teknik kelompok atas dan
bawah diambil sampel 30% dari kelompok atas dan 30% dari kelompok bawah,
yaitu masing-masing 11 orang siswa.
27
Kriterium daya pembeda tiap butir soal yang akan digunakan adalah
sebagai berikut:
DP≤0 sangat jelek
0<DP≤0 ,20 jelek
0 ,20<DP≤0 , 40 cukup
0 ,40< DP≤0 ,70 baik
0 ,70<DP≤1 , 00sangat baik
1) Perhitungan per tipe soal
a) Menentukan Daya Pembeda Soal Objektif
Rumus menentukan daya pembeda
DP=J BA−J BB
J SA
Dengan:
DP= daya pembeda
JBA= banyak siswa kelompok atas yang menjawab soal tersebut dengan
benar
JBB= banyak siswa kelompok bawah yang menjawab soal tersebut dengan
benar
28
JSA= banyak semua siswa kelompok atas
Berdasarkan perhitungan hasil siswa untuk pilihan ganda sebanyak 15 butir
soal, maka diperoleh kelompok atas dan bawah sebagai berikut.
Tabel 7
Tabel Persiapan Daya Pembeda Tipe Soal Objektif
30% Kelompok Atas
No.
NamaNomor Soal
Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
011
12
13
14
15
1 Aufa Hassan F.
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12
2 Faturohman F.
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12
3 Taopik H 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12
4 Anviany Nadira
1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 11
5 Gina Eka Maya
1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 11
6 Iman Bagja 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 117 Mila M 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 118 Anie Yuniar 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 10
9 Anis Salamah P
1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 10
10 Dwi Satrio P 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1011 Fitri Wulan A 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 10
Tabel 8
Tabel Persiapan Daya Pembeda Tipe Soal Objektif
40% Kelompok Tengah
No.
NamaNomor Soal Tot
al1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1
29
0 1 2 3 4 51 Laras Rizki R 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10
2 Nenden Vina R 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10
3 Pebrianto 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 104 Putri P 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 105 Ramadhi F 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 106 Rizqi Putri M 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 107 Sellyanti 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 108 Sifa Lukita 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 10
9 Susi Permatasari 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10
10 Dianita F U 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 911 Dika Arif N 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 912 Endah Puji L 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 913 Fajar Bahari 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 9
14 Kelly Triestanti 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 9
15 Pietra Heryan 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9
16 Ririn Widiastiti 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 9
17 Anggitiya H R 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 8
Tabel 9
Tabel Persiapan Daya Pembeda Tipe Soal Objektif
30% Kelompok Bawah
No.
NamaNomor Soal
Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
011
12
13
14
15
1 Irwan Susanto 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 8
2 Rizky Prawira N
1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 18
3 Juariah Puspa T
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 17
30
4 Putri Rahmawati
1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 17
5 Desy N 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 66 Dhanang B 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 6
7 Iqbal Maulana Y
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 16
8 Tatang B 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 69 Fakhri R 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 510 Meirza R 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 511 Rieska O R 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 5
Perhitungan Daya Pembeda Untuk Type Soal Objektif
Nomor 1
DP=11−1111
=0(sangat jelek)
Nomor 2
DP=9−811
=0 , 091(jelek)
Nomor 3
DP=9−711
=0 ,182(jelek)
Nomor 4
DP=7−111
=0 ,545(baik)
Nomor 5
DP=4−111
=0 ,273(cukup)
Nomor 6
DP=9−211
=0 ,636(baik)
Nomor 7
31
DP=9−511
=0 ,364(cukup)
Nomor 8
DP=3−111
=0 , 182(jelek)
Nomor 9
DP=5−511
=0(sangat jelek)
Nomor 10
DP=7−111
=0 ,545(baik)
Nomor 11
DP=6−411
=0 ,182(jelek)
Nomor 12
DP=11−411
=0 ,636(baik)
Nomor 13
DP=11−811
=0 , 273(cukup)
Nomor 14
DP=9−311
=0 ,545(baik)
Nomor 15
DP=10−811
=0 ,182(jelek)
Jika kita bekerja secara cermat, perhitungan daya pembeda dengan
menggunakan kelompok atas dan kelompok bawah sebagai sampel, mempunyai
32
kelemahan. Kelemahannya adalah karena cara ini tidak melibatkan kelompok
tengah (middle group) sebanyak 40%. Tidak dilibatkannya kelompok tengah
setidaknya akan mencemari hasil analisis (bias). Untuk mengatasi kelemahan
itu, beberapa pakar evaluasi mengemukakan cara lain yaitu dengan
menggunakan teknik korelasi biserial titik (point biserial correlation). Rumus
yang digunakan untuk menghitung daya pembeda butir soal tes pilihan ganda
dengan teknik tersebut adalah:
r pbis=( x p−x t )
st √ pq
dengan:
x p=Rerata skor testi yang menjawab benar pada soal yang bersangkutan.
x t= Rerata skor total untuk semua testi.
st= Simpangan baku skor total setiap testi.
p = Proporsi testi yang dapat menjawab benar butir soal yang bersangkutan.
q = 1-p
Sehingga apabila kita menggunakan rumus di atas untuk menghitung daya
pembeda dari soal tes pilihan ganda adalah sebagai berikut:
Nomor 1
r pbis=(8 .97−8 ,97 )
1 , 99 √ 10=0
(harus diperbaiki)
Nomor 2
r pbis=(9 .06−8 , 97 )
1 , 99 √ 0 , 850 , 15
=0 ,01(harus diperbaiki)
33
Nomor 3
r pbis=(9,36−8 , 97 )
1 , 99 √ 0 , 850 , 15
=0 , 47 (harus diperbaiki)
Nomor 4
r pbis=(10,2−8 , 97 )
1 ,99 √ 0 ,380 ,62
=0 ,48 (harus diperbaiki)
Nomor 5
r pbis=(9,60−8 , 97)
1 , 99 √ 0 , 180 , 82
=0 ,15 (harus diperbaiki)
Nomor 6
r pbis=(10−8 ,97 )
1 , 99 √ 0 ,490 ,51
=0 , 51 (sebaiknya diperbaiki)
Nomor 7
r pbis=(9,4−8 , 97 )
1 , 99 √ 0 ,640 ,36
=0 , 29 (sebaiknya diperbaiki)
Nomor 8
r pbis=(9,25−8 , 97)
1 , 99 √ 0 , 100 , 90
=0 ,05 (harus diperbaiki)
Nomor 9
r pbis=(9,30−8 , 97)
1 , 99 √ 0 , 670 , 33
=0 ,24 (sebaiknya diperbaiki)
Nomor 10
r pbis=(9,81−8 ,97 )
1 , 99 √ 0 , 440 , 56
=0 ,37 (harus diperbaiki)
Nomor 11
34
r pbis=(9,00−8 , 97)
1 , 99 √ 0 , 410 , 59
=0 ,01 (harus diperbaiki)
Nomor 12
r pbis=(9 .65−8 . 97 )
1,99 √ 0 ,670 ,33
=0 ,49(harus diperbaiki)
Nomor 13
r pbis=(9,29−8 , 97)
1 , 99 √ 0 , 900 , 10
=0 ,49 (harus diperbaiki)
Nomor 14
r pbis=(9,87−8 , 97 )
1 , 99 √ 0 , 590 , 41
=0 ,22 (sebaiknya diperbaiki)
Nomor 15
r pbis=(9,30−8 , 97)
1 , 99 √ 0 , 850 , 15
=0 ,39 (harus diperbaiki)
b) Daya Pembeda uraian
Karena jumlah populasinya lebih dari 30, maka diambil sampelnya
sebesar 30% kelompok atas dan 30% kelompok bawah.
Rumus menentukan daya pembeda uraian:
DP=∑ X̄atas−∑ X̄ bawah
SMI
Tabel 10
Tabel Persiapan Daya Pembeda Tipe Soal Uraian
30% Kelompok Atas
35
No. NamaNomor Soal
Total1 2 3 4 5 6
1 FATUROHMAN FAJAR 2 3 3 0 3 1 122 MILA MELIYAWATI 1 3 3 1 1 2 113 ANIS SALAMAH P 1 3 3 0 0 2 94 RIZQI PUTRI M 2 3 3 0 0 0 85 DWI SATRIO P 1 3 3 0 0 0 76 FITRI WULAN A 1 0 4 0 1 1 77 JUARIAH PUSPA T 2 3 2 0 0 0 78 SELLYANTI 1 2 2 0 0 2 79 TAOPIK H 2 2 3 0 0 0 710 TATANG B 1 3 2 1 0 0 711 AUFA HASSAN FAIZ 2 3 1 0 0 0 6
Tabel 11
Tabel Persiapan Daya Pembeda Tipe Soal Uraian
30% Kelompok Bawah
No. NamaNomor Soal
Total1 2 3 4 5 6
1 Rieska O R 1 1 0 0 0 0 22 Desy Nurlindasari 1 0 0 0 0 0 13 Dhanang Bagaskara 1 0 0 0 0 0 14 Dika Arif N 1 0 0 0 0 0 15 Fajar Bahari M 1 0 0 0 0 0 16 Iqbal Maulana Y 1 0 0 0 0 0 17 Laras Rizki R 1 0 0 0 0 0 18 Pebrianto 1 0 0 0 0 0 19 Susi Permatasari 1 0 0 0 0 0 110 Fakhri Rahmansyah 0 0 0 0 0 0 011 Iman Bagja 0 0 0 0 0 0 0
Perhitungan Daya Pembeda Type Soal Uraian
36
Nomor 16
DP=1 , 45−0 , 8215
=0 , 042(jelek)
Nomor 17
DP=2 ,54−0 ,0915
=0 , 163 (cukup)
Nomor 18
DP=2 ,64−0 , 0015
=0 ,176 (jelek)
Nomor 19
DP=0 ,18−0 ,0015
=0 , 012 (jelek)
Nomor 20
DP=0 , 45−0 , 0015
=0 , 03
Nomor 21
DP=0 ,73−0 ,0015
=0 , 049
3.4 Indeks Kesukaran
Alat evaluasi yang baik akan menghasilkan skor yang berdistribusi
normal. Jika suatu alat evaluasi terlalu sukar, maka frekuensi distribusi yang
paling banyak terletak pada skor yang rendah, karena sebagian besar mendapat
nilai yang jelek. Jika alat evaluasi seperti ini seringkali diberikan akan
mengakibatkan siswa menjadi putus asa, sebaliknya jika soal yang diberikan
terlalu mudah, hal ini kurang merangsang siswa untuk berpikir tinggi. Suatu soal
(jelek)
(jelek)
37
dikatakan memiliki derajat kesukaran yang baik bila soal tersebut tidak terlalu
mudah dan tidak terlalu sukar.
Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang
disebut Indeks Kesukaran (difficulty index). Bilangan tersebut adalah bilangan
real pada interval (kontinum) 0,00 sampai 1,00.
Klasifikasi indeks kesukaran tiap butir soal yang paling banyak
digunakan adalah:
IK = 0,00 soal terlalu sukar
0,00< IK ¿ 0,30 soal sukar
0,30< IK ¿ 0,70 soal sedang
0,70< IK <1,00 soal mudah
IK = 1,00 soal terlalu mudah
Rumus menentukan Indeks Kesukaran
IK=JBA+JBB
JSA+JSB
Karena JSA=JS B maka rumus di atas dapat diubah menjadi
IK=JBA+JBB
2 JSA atauIK=
JBA+JBB
2 JSB
Sedangkan rumus Indeks Kesukaran untuk soal uraian, yaitu :
IK= XSMI
dengan IK = Indeks Kesukaran
JBA = Jumlah Benar kelompok Atas
JBB = Jumlah Benar kelompok Bawah
JSA = Jumlah Subjek kelompok Atas
JSB = Jumlah Subjek kelompok Bawah
X = Rerata
38
SMI = Skor Maksimal Ideal
Berdasarkan perhitungan hasil siswa untuk pilihan ganda sebanyak 15
butir soal, maka diperoleh kelompok atas dan bawah sebagai berikut.
Tabel 12
Persiapan Indeks Kesukaran Type Soal Objektif
No Nama Peserta PILIHAN GANDA No. Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Aufa Hassan 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12
2 Faturohman F. 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12
3 Taopik H 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12
4 Anviany Nadira 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 11
5 Gina EkaMaya 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 11
6 Iman Bagja 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 11
7 Mila Meliyawati 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11
8 Anie Yuniar 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 10
9 Anis Salamah 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 10
10 Dwi Satrio P 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 10
11 Fitri Wulan A 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 10
12 Laras Rizki R 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10
13 Nenden Vina R 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10
14 Pebrianto 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 10
15 Putri P 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 10
16 Ramadhi F 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 10
17 Rizqi Putri M 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10
18 Sellyanti 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10
39
19 Sifa Lukita 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 10
20 Susi Permatasari 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10
21 Dianita F U 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 9
22 Dika Arif N 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 9
23 Endah Puji L 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9
24 Fajar Bahari 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 9
25 Kelly Triestanti 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 9
26 Pietra Heryan 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9
27 Ririn Widiastiti 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 9
28 Anggitiya H R 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 8
29 Irwan Susanto 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 8
30 Rizky Prawira 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 8
31 Juariah Puspa 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 7
32 Putri Rahmawati 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 7
33 Desy N 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 6
34 Dhanang B. 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 6
35 Iqbal Maulana 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 6
36 Tatang B 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 6
37 Fakhri R. 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 5
38 Meirza R. 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 5
39 Sieska O R 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 5
Indeks kesukarannya adalah sebagai berikut:
1. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 1
40
IK=JBA+JBB
2JS A
=11+112(11)
=1( soal terlalu mudah)
2. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 2
IK=JBA+JBB
2JS A
= 9+82(11)
=0,77 ( soalmudah)
3. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 3
IK=JBA+JBB
2JS A
= 9+72(11)
=0,73 ( soalmudah )
4. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 4
IK=JBA+JBB
2JS A
= 7+12(11)
=0,36 ( soalsedang )
5. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 5
IK=JBA+JBB
2JS A
= 4+12(11)
=0,23 ( soal sukar )
6. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 6
IK=JBA+JBB
2JS A
= 9+22(11)
=0,5 ( soal sedang)
7. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 7
IK=JBA+JBB
2JS A
= 9+52(11)
=0,63 ( soal sedang)
8. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 8
IK=JBA+JBB
2JS A
= 3+12(11)
=0,18 ( soalsukar )
9. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 9
IK=JBA+JBB
2JS A
= 5+52(11)
=0,45 ( soal sedang )
10. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 10
41
IK=JBA+JBB
2JS A
= 7+22(11)
=0,41 ( soal sedang)
11. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 11
IK=JBA+JBB
2JS A
= 6+42(11)
=0,45 ( soal sedang )
12. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 12
IK=JBA+JBB
2JS A
=11+42(11)
=0,68 ( soalsedang)
13. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 13
IK=JBA+JBB
2JS A
=11+82(11)
=0,86 ( soal mudah )
14. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 14
IK=JBA+JBB
2JS A
= 9+32(11)
=0,54 ( soalsedang)
15. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 15
IK=JBA+JBB
2JS A
=10+82(11)
=0,82 ( soal mudah)
Sedangkan perhitungan hasil siswa untuk uraian sebanyak 3 butir soal, maka
diperoleh sebagai berikut.
Tabel 13
Tabel Persiapan Indeks Kesukaran Tipe Soal Uraian
No
Nama Peserta ESSAY Total (X1)
1 2a 2b 2c 3a 3b
1 Faturohman Fajar 2 3 3 0 3 1 12
2 Mila Meliyawati 1 3 3 1 1 2 11
3 Anis Salamah P 1 3 3 0 0 2 9
42
4 Rizqi Putri M 2 3 3 0 0 0 8
5 Dwi Satrio P 1 3 3 0 0 0 7
6 Fitri Wulan A 1 0 4 0 1 1 7
7 Juariah Puspa T 2 3 2 0 0 0 7
8 Sellyanti 1 2 2 0 0 2 7
9 Taopik H 2 2 3 0 0 0 7
10 Tatang B 1 3 2 1 0 0 7
11 Aufa Hassan Faiz 2 3 1 0 0 0 6
12 Kelly Triestanti 1 2 3 0 0 0 6
13 Anie Yuniar 2 0 2 0 0 1 5
14 Putri P 1 2 2 0 0 0 5
15 Putri Rahmawati S 2 0 2 0 0 1 5
16 Ririn Widiastiti 1 1 3 0 0 0 5
17 Sifa Lukita 1 1 2 1 0 0 5
18 Gina Eka Maya 1 1 2 0 0 0 4
19 Nenden Vina R 1 1 1 0 0 1 4
20 Anggitiya H R 1 0 1 0 0 1 3
21 Irwan Susanto 1 1 0 0 1 0 3
22 Meirza Rudyanto 1 1 1 0 0 0 3
23 Rizky Prawira N 2 1 0 0 0 0 3
24 Anviany Nadira 1 1 0 0 0 0 2
25 Dianita F U 0 1 1 0 0 0 2
26 Endah Puji L 1 1 0 0 0 0 2
43
27 Pietra Heryan R 2 0 0 0 0 0 2
28 Ramadhi F 1 0 1 0 0 0 2
29 Sieska O R 1 1 0 0 0 0 2
30 Desy Nurlindasari 1 0 0 0 0 0 1
31 Dhanang Bagaskara 1 0 0 0 0 0 1
32 Dika Arif N 1 0 0 0 0 0 1
33 Fajar Bahari M 1 0 0 0 0 0 1
34 Iqbal Maulana Y 1 0 0 0 0 0 1
35 Laras Rizki R 1 0 0 0 0 0 1
36 Pebrianto 1 0 0 0 0 0 1
37 Susi Permatasari 1 0 0 0 0 0 1
38 Fakhri Rahmansyah 0 0 0 0 0 0 0
39 Iman Bagja 0 0 0 0 0 0 0
X 1,15 1,10 1,28 0,08 0,15 0,31
SMI 2 3 3 1 3 3
Indeks kesukarannya adalah sebagai berikut
1. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 1
IK= ❑SMI
=1,152
=¿0,575 ( soal sedang )
2. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 2a
IK= ❑SMI
=1,103
=0,367 ( soal sedang )
3. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 2b
IK= ❑SMI
=1,283
=0,43 ( soal sedang )
44
4. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 2c
IK= ❑SMI
=0,081
=0,08 ( soal sukar )
5. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 3a
IK= ❑SMI
=0,153
=0,05 ( soal sukar )
6. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 3b
IK= ❑SMI
=0,313
=0,103 ( soal sukar )
Tabel 14
Tabel Perhitungan Indeks Kesukaran Seluruh Butir Soal
No. Soal IK Kriteria
1 1 Terlalu Mudah
2 0,77 Mudah
3 0,73 Mudah
4 0,36 Sedang
5 0,23 Sukar
6 0,5 Sedang
7 0,63 Sedang
8 0,18 Sukar
9 0,45 Sedang
10 0,41 Sedang
11 0,45 Sedang
12 0,68 Sedang
45
13 0,86 Mudah
14 0,54 Sedang
15 0,82 Mudah
16 0,575 Sedang
17 0,367 Sedang
18 0,43 Sedang
19 0,08 Sukar
20 0,05 Sukar
21 0,103 Sukar
Seperti halnya dengan daya pembeda, analisis indeks kesukaran dengan
menggunakan kelompok atas dan kelompok bawah mempunyai kelemahan
karena untuk kelompok besar tidak melibatkan siswa pada kelompok tengah
yaitu sebanyak 30 %.Untuk mengurangi kelemahan tersebut, dapat digunakan
teknik analisis untuk derajat kesukaran dengan menggunakan Teknik
Frisbie.Untuk soal bentuk pilihan ganda, derajat kesukaran setiap butir soal dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
RKR i=n(2 pi−1 )−1
n−1
Keterangan: RKRi= rasio kesukaran relatif untuk butir soal ke-i
n = banyak alternatif jawaban (option)
pi= proporsi testi yang dapat menjawab benar untuk butir
soal ke-i
Catatan: Makin tinggi nilai RKRi, makin mudah butir soal yang bersangkutan.
46
Sehingga untuk indeks kesukaran instrumen evaluasi pilihan ganda di atas adalah
sebagai berikut.
1. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 1
RKR1=5 (2 (1 )−1 )−1
4=1,00
2. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 2
RKR1=5 (2 (0,85 )−1 )−1
4=0,625
3. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 3
RKR1=5 (2 (0,85 )−1 )−1
4=0,625
4. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 4
RKR1=5 (2 (0,38 )−1 )−1
4=−0,55
5. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 5
RKR1=5 (2 (0,18 )−1 )−1
4=−1,05
6. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 6
RKR1=5 (2 (0,49 )−1 )−1
4=−0,275
7. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 7
RKR1=5 (2 (0,64 )−1 )−1
4=0,1
8. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 8
RKR1=5 (2 (0,10 )−1 )−1
4=−1,25
9. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 9
RKR1=5 (2 (0,67 )−1 )−1
4=0,175
10. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 10
47
RKR1=5 (2 (0,44 )−1 )−1
4=−0,40
11. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 11
RKR1=5 (2 (0,41 )−1 )−1
4=−0,475
12. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 12
RKR1=5 (2 (0,67 )−1 )−1
4=0,175
13. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 13
RKR1=5 (2 (0,90 )−1 )−1
4=0,75
14. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 14
RKR1=5 (2 (0,59 )−1 )−1
4=−0,025
15. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 15
RKR1=5 (2 (0,85 )−1 )−1
4=0,625
Sedangkan indeks kesukaran secara keseluruhan adalah:
RKR X=2 n X−k (n+1 )
k (n−1)
Keterangan:RKR X= rasio kesukaran relatif seluruh tes
X= rerata skor seluruh testi
k = banyak seluruh butir tes
n = banyaknya option
Untuk data pada instrumen evaluasi yang terdiri dari 15 butir soal (untuk
tiap butir tes memiliki 5option), dengan rerata skor seluruh testi X=
8,97, maka rasio kesukaran relatif seluruh tesnya adalah:
48
2 (5 ) (8.97 ) – (15 (5+1 ))15(5−1)
= 89,7 – 90
60
= - 0,005
Makin kecil nilai
RKR X
daripada 0,00 berarti set soal tersebut makin
sukar, sebaliknya jika makin lebih besar daripada 0,00 berarti makin mudah.
Karena rasio kesukaran relatif seluruh tesnya lebih kecil dari 0,00, berarti set soal
termasuk dalam kategori sukar.
3.5 Efektivitas Option
Suatu option disebut efektif jika memenuhi fungsinya atau tujuan
disajikannya option tersebut tercapai. Hal ini berarti bahwa setiap option yang
disajikan masing-masing mempunyai kemungkinannya yang sama untuk dipilih,
jika testi menjawab soal itu dengan menerka-menerka (spekulasi).
Option yang merupakan jawaban yang benar disebut option kunci (key
option), sedangkan option lainnya disebut option pengecoh (distractor option).
Agar suatu option yang disajikan efektif harus diusahakan homogen
(serupa), baik dari segi isi, notasi, maupun panjang pendeknya kalimat pada
option tersebut.Jika sebuah option merupakan sebuah bilangan, maka option
yang lainnya pun bilangan pula dan nilai serta bentuknya tidak berbeda secara
mencolok. Jika tidak demikian testi akan mudah menebak option tanpa harus
memikirkan materi soal.
Berdasarkan distribusi pilihan pada setiap option untuk siswa pada
kelompok atas dan kelompok bawah, dapat ditentukan option yang berfungsi
efektif dan yang tidak. Kriteria option yang berfungsi secara efektif adalah :
49
a) Untuk option kunci
i) Jumlah pemilih kelompok atas harus lebih banyak daripada jumlah
pemilih kelompok bawah, yaitu siwa yang pandai lebih banyak yang
menjawab benar daripada siswa yang bodoh.
ii) Jumlah pemilih kelompok atas dan bawah lebih dari 0,25 tetapi tidak lebih
dari 0,75 dari seluruh siswa pada kelompok atas dan kelompok bawah.
Jika jumlah tersebut kurang dari 0,25 berarti sebagian besar testi
kelompok Atas dan kelompok Bawah menjawab salah untuk soal tersebut.
Soal tersebut dikategorikan sukar atau terlalu sukar. Sebaliknya jika
jumlah tersebut lebih dari 0,75 soal itu termasuk kategori mudah atau
terlalu mudah.
b) Untuk option pengecoh
i) Jumlah pemilih kelompok atas lebih sedikit daripada jumlah pemilih
kelompok bawah. Hal ini berarti untuk jawaban yang salah siswa yang
bodoh lebih banyak yang memilih daripada siswa yang pandai. Idealnya
siswa pandai tidak memilih jawaban yang salah dan siswa yang bodoh
memilihnya.
ii) Jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah minimal sebanyak
0,25 dari seperdua jumlah option pengecoh kali jumlah kelompok atas dan
kelompok bawah. Dirumuskan dalam formula matematika menjadi :
JPA+JPB≥0 , 25× 12(n−1 )
×( JSA+JSB)
Dengan JPA = jumlah pemilih kelompok atas
JPB = jumlah pemilih kelompok bawah
n = banyak option pengecoh
JSA = jumlah subyek pada kelompok atas
JSB = jumlah subyek pada kelompok bawah
iii) Option pengecoh itu harus dipilih minimum oleh 5% peserta tes pada
kedua kelompok siswa.
50
Jika peserta tes mengabaikan semua option (tidak memilih) disebut omit.
Option disebut efektif jika omit ini jumlahnya tidak lebih dari 10% jumlah
siswa pada kelompok atas dan kelompok bawah.
Tabel 12
Tabel Sebaran Pilihan Siswa Kelompok Atas pada Tiap Butir Soal
Nomor Soal
OptionOmit
A b c d e1 0 0 0 11 0 02 1 0 9 0 1 03 9 2 0 0 0 04 3 2 0 0 6 05 1 5 2 2 1 06 1 0 8 2 0 07 0 9 0 1 1 08 5 2 0 0 3 09 6 0 3 2 0 010 1 2 0 2 6 011 5 0 0 4 2 012 0 1 0 10 0 013 0 11 0 0 0 014 8 2 1 0 0 015 9 1 1 0 0 0
Tabel 13
Tabel Sebaran Pilihan Siswa Kelompok Bawah pada Tiap Butir Soal
Nomor Soal
OptionOmit
A b c d e1 0 0 0 11 0 02 0 0 10 1 0 03 8 2 1 0 0 04 6 2 0 0 3 05 0 6 1 1 3 06 1 2 3 5 0 0
51
7 1 7 0 1 2 08 8 2 0 1 0 09 7 0 2 2 0 010 1 0 1 5 4 011 7 0 2 2 0 012 0 4 0 5 2 013 0 9 2 0 0 014 5 6 0 0 0 015 10 0 0 0 1 0
Berdasarkan tabel di atas akan diuji efektivitas optionnya sebagai berikut:
Nomor 1
Tabel 14
Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 1
KelompokOption
Omita b C d e
Atas 0 0 0 11 0 0
Bawah 0 0 0 11 0 0
a. Option (a), (b), (c), dan (e)
Option (a), (b), (c), dan (e) sebagai pengecoh tidak berfungsi efektif
sebab jumlah pemilih kelompok atas dan jumlah pemilih kelompok
bawah sama.
b. Option (d)
Option (d) sebagai kunci jawaban, jumlah pemilih kelompok atas sama
dengan jumlah pemilih kelompok bawah, jumlah pemilih kelompok atas
dan kelompok bawah sebanyak
11+1122
=1
Nilai tersebut lebih dari 0,75. Jadi option (d) tidak efektif. Soal tesebut
terlalu mudah.
52
Nomor 2
Tabel 15
Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 2
KelompokOption
Omita B C d e
Atas 1 0 9 0 1 0
Bawah 0 0 10 1 0 0
a. Option (a) dan (e)
Option A sebagai pengecoh tidak efektif, sebab salah satu syarat tidak
dipenuhi yaitu jumlah pemilih kelompok atas lebih dari jumlah pemilih
kelompok bawah
b. Option (b)
Option (b) juga tidak efektif karena jumlah pemilih kelompok atas sama
dengan jumlah pemilih kelompok bawah.
c. Option (c)
Untuk option (c) sebagai kunci jawaban jumlah pemilih kelompok atas
lebih sedikit dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:
9+1022
=0,86
Nilai tersebut lebih dari 0,75. Jadi soal termasuk dalam kategori terlalu
mudah.Namun karena jawaban jumlah pemilih kelompok atas lebih
sedikit dari jumlah pemilih kelompok bawah, maka soal tersebut dapat
dikatakan tidak efektif.
Nomor 3
Tabel 16
Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 3
Kelompok Option Omit
53
a b c d e
Atas 9 2 0 0 0 0
Bawah 8 2 1 0 0 0
a. Option (a)
Untuk option (a) sebagai kunci jawaban jumlah pemilih kelompok atas
lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:
9+822
=0,77
Nilai tersebut lebih dari 0,25. Jadi option (d) kurang efektif dan soal
tersebut terlalu mudah.
b. Option (b), (d), dan (e)
Option (b), (d), dan (e) tidak efektif karena jumlah pemilih kelompok
atas sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah.
c. Option (c)
Untuk option (c) sebagai pengecoh berfungsi efektif sebab:
- Jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih
kelompok bawah.
- Jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah 0+1=1,
sedangkan nilai
0,25 x 1
2 x 3 x 22= 0,92
- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1
sehingga 17 > 1
Nomor 4
Tabel 17
Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 4
54
KelompokOption
Omita b c d e
Atas 3 2 0 0 6 0
Bawah 6 2 0 0 3 0
a. Option (a)
Untuk option (a) sebagai pengecoh berfungsi efektif sebab:
- Jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih
kelompok bawah.
- Jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah 3+6=9,
sedangkan nilai
0,25 x 1
2 x 3 x 22= 0,92
- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1
sehingga 9 > 1
b. Option (b), (c), dan (d)
Option (b), (c), dan (d) tidak efektif karena jumlah pemilih kelompok
atas sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah.
c. Option (e)
Untuk option (e) sebagai kunci jawaban, jumlah pemilih kelompok atas
lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:
6+322
=0,77
Nilai tersebut lebih dari 0,75. Jadi option (d) kurang efektif dan soal
tersebut terlalu mudah.
Nomor 5
Tabel 18
Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 5
55
KelompokOption
Omita b c d e
Atas 1 5 2 2 1 0
Bawah 0 6 1 1 3 0
a. Option (a) , (b), dan (e)
Untuk option (a) , (b), dan (e) sebagai pengecoh berfungsi efektif sebab:
- Jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih
kelompok bawah.
- Untuk option (a),jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok
bawah 1+0=1,
- Untuk option (b),jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok
bawah5+6=11,
- Untuk option (e),jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok
bawah 1+3=4,
sedangkan nilai
0,25 x 1
2 x 3 x 22= 0,92
- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1
sehingga 1, 11, 4 ≥ 1
b. Option (c)
Untuk option (c) sebagai kunci jawaban, jumlah pemilih kelompok atas
lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:
2+122
=0,14
Nilai tersebut kurang dari 0,25. Jadi option (c) kurang efektif dan soal
tersebut terlalu sukar.
c. Option (d)
56
Option (d) tidak efektif karena jumlah pemilih kelompok atas lebih dari
jumlah pemilih kelompok bawah.
Nomor 6
Tabel 19
Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 6
KelompokOption
OmitA B C D E
Atas 1 0 8 2 0 0
Bawah 1 2 3 5 0 0
a. Option (a) dan (e)
Option (a) dan (e) tidak efektif karena jumlah pemilih kelompok atas
sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah.
b. Option (b) dan (d)
Untuk option (b) dan (d) sebagai pengecoh berfungsi efektif sebab:
- Jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih
kelompok bawah.
- Untuk option (b), jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah
0+2=4, dan untuk option (d), jumlah pemilih kelompok atas dan
kelompok bawah 2+5=7, sedangkan nilai 0,25 x 1
2 x 3 x 22= 0,92
- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1
sehingga 4, 7 > 1
c. Option (c)
Untuk option (c) sebagai kunci jawaban, jumlah pemilih kelompok atas
lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:
8+322
=0,5
57
Nilai tersebut lebih ada diantara 0,25 dan 0,75. Jadi option (e) efektif
Nomor 7
Tabel 20
Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 7
KelompokOption
OmitA B C D E
Atas 0 9 0 1 1 0
Bawah 1 7 0 1 2 0
a. Option (b)
Untuk option (b) sebagai kunci jawaban, jumlah pemilih kelompok atas
lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:
9+722
=0,73
Nilai tersebut lebih ada diantara 0,25 dan 0,75. Jadi option (b) efektif
b. Option (c) dan (d)
Option (c) dan (d) tidak efektif karena jumlah pemilih kelompok atas
sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah.
c. Option (a) dan (e)
Untuk option (a) dan (e) sebagai pengecoh berfungsi efektif sebab:
- Jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih
kelompok bawah.
- Untuk option (e), jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah
1+2=3, sedangkan nilai 0,25 x 1
2 x 3 x 22= 0,92
- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1
sehingga 3 > 1
Nomor 8
58
Tabel 21
Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 8
KelompokOption
OmitA B C D E
Atas 5 2 0 0 3 0
Bawah 8 2 0 1 0 0
a. Option (a) dan (d)
Untuk option (a) dan (d) sebagai pengecoh berfungsi efektif sebab:
- Jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih
kelompok bawah.
- Untuk option (a), jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah
5+8=13,untuk option (d)jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok
bawah 0+1=1, sedangkan nilai 0,25 x 1
2 x 3 x 22= 0,92
- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1
sehingga 3 > 1 atau 1 ≥ 1
b. Option (b)
Untuk option (b) sebagai kunci jawaban, jumlah pemilih kelompok atas
sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah, sehingga option b tidak
efektif.
c. Option (c)
Option (c) tidak efektif karena jumlah pemilih kelompok atas sama
dengan jumlah pemilih kelompok bawah.
d. Option (e)
Untuk option (e) sebagai pengecoh tidak efektif sebab jumlah pemilih
kelompok atas lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah.
Nomor 9
59
Tabel 22
Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 9
KelompokOption
OmitA B C D E
Atas 6 0 3 2 0 0
Bawah 7 0 2 2 0 0
a. Option (a) sebagai kunci jawaban tidak efektif karena jumlah pemilih
atas kurang dari jumlah pemilih bawah
b. Option (b), (d), dan (e) sebagai pengecoh tidak efektif karena jumlah
pemilih kelompok atas sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah.
c. Option (c) juga tidak efektif karena jumlah pemilih kelompok atas lebih
besar dari jumlah pemilih kelompok bawah
Nomor 10
Tabel 23
Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 10
KelompokOption
OmitA B C D E
Atas 1 2 0 2 6 0
Bawah 1 0 1 5 4 0
a. Option (a)
Option (a) sebagai pengecoh tidak efektif karena jumlah pemilih
kelompok atas sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah
b. Option (b)
Option (b) juga tidak efektif karena ada syarat yang tidak terpenuhi yaitu
jumlah pemilih kelompok atas lebih banyak daripada jumlah pemilih
kelompok bawah.
c. Option (c) dan (d)
60
Option (c) sebagai pengecoh berfungsi efektif karena
- jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih kelompok
bawah
- jumlah pemilih kelompok atas dan jumlah pemilih kelompok bawah
0+1=1 dan 2+7=9 sedangkan nilai
0,25 ×1
2(4−1)× 22=0,92
Sehingga 1>0,92 dan 9>0,92
- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1
sehingga 1 ≥ 1 dan 9>1
d. Option (e)
Untuk option (e) sebagai kunci jawaban jumlah pemilih kelompok atas
lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:
6+422
=0,4
Nilai tersebut terletak diantara 0,25 dan 0,75. Jadi option (d) efektif
Nomor 11
Tabel 24
Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 11
KelompokOption
OmitA B C D E
Atas 5 0 0 4 2 0
Bawah 7 0 2 2 0 0
a. Option (a) dan (c)
Option (a) dan (c) sebagai pengecoh berfungsi efektif karena
- jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih
kelompok bawah
61
- jumlah pemilih kelompok atas dan jumlah pemilih kelompok bawah
5+7=12 dan 4+2=6 sedangkan nilai
0,25 ×1
2 (4−1 )× 22=0,92
Sehingga 12>0,92 dan 6>0,92
- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1
sehingga12≥ 1 dan 6>1
b. Option (b)
Option (b) sebagai pengecoh kurang efektif karena jumlah pemilih
kelompok atas sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah.
c. Option (d)
Untuk option (d) sebagai kunci jawaban jumlah pemilih kelompok atas
lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:
4+222
=0,27
Nilai tersebut terletak diantara 0,25 dan 0,75. Jadi option (d) efektif
d. Option (e)
Option (e) sebagai pengecoh kurang efektif karena ada syarat yang
tidak terpenuhi karena jumlah pemilih kelompok atas lebih banyak
daripada jumlah pemilih kelompok bawah.
Nomor 12
Tabel 25
Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 12
KelompokOption
OmitA B C D E
Atas 0 1 0 10 0 0
Bawah 0 4 0 5 2 0
a. Option (a) dan (c)
62
Option (a) dan (c) sebagai pengecoh kurang efektif karena jumlah
pemilih kelompok atas sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah.
b. Option (b)dan (e)
Option (b) dan (e) sebagai pengecoh berfungsi efektif karena
- jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih
kelompok bawah
- jumlah pemilih kelompok atas dan jumlah pemilih kelompok
bawah 1+4=5 dan 0+2+2 sedangkan nilai
0,25 ×1
2(4−1)× 22=0,92
Sehingga 5>0,92 dan 2>0,92
- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1
sehingga5> 1 dan 2>1
c. Option (d)
Untuk option (d) sebagai kunci jawaban jumlah pemilih kelompok atas
lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:
10+522
=0,68
Nilai tersebut terletak diantara 0,25 dan 0,75. Jadi option (d) efektif
Nomor 13
Tabel 26
Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 13
KelompokOption
OmitA B C D E
Atas 0 11 0 0 0 0
Bawah 0 9 2 0 0 0
a. Option (a), (d), dan (e)
63
Option (a), (d) dan (e) sebagai pengecoh tidak efektif karena jumlah
pemilih kelompok atas sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah.
b. Option (b)
Untuk option (b) sebagai kunci jawaban jumlah pemilih kelompok atas
lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:
11+922
=0,9
Nilai tersebut lebih dari 0,75. Jadi option (a) kurangtidak. Soal ini
terlalu mudah
c. Option(c)
Option (c) sebagai pengecoh berfungsi efektif karena
- jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih
kelompok bawah
- jumlah pemilih kelompok atas dan jumlah pemilih kelompok
bawah 0+2=2 sedangkan nilai
0,25 ×1
2(4−1)× 22=0,92
Sehingga 2>0,92
- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1
sehingga 2>1
Nomor 14
Tabel 27
Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 14
KelompokOption
OmitA B C D E
Atas 8 2 1 0 0 0
Bawah 5 6 0 0 0 0
64
a. Option (a)
Untuk option (a) sebagai kunci jawaban jumlah pemilih kelompok atas
lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:
8+522
=0,59
Nilai tersebut terletak diantara 0,25 dan 0,75. Jadi option (a) efektif.
b. Option (b)
Option (b) sebagai pengecoh berfungsi efektif karena
- jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih
kelompok bawah
- jumlah pemilih kelompok atas dan jumlah pemilih kelompok
bawah 2+6=8 sedangkan nilai
0,25 ×1
2(4−1)× 22=0,92
Sehingga 8>0,92
- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1
sehingga8>1
c. Option (c )
Option (c) sebagai pengecoh kurang efektif karena ada syarat yang
tidak terpenuhi karena jumlah pemilih kelompok atas lebih banyak
daripada jumlah pemilih kelompok bawah.
d. Option (d) dan (e)
Option (d) dan (e) juga tidak efektif karena jumlah pemilih kelompok
atas sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah.
Nomor 15
Tabel 28
Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 15
65
KelompokOption
OmitA B C D E
Atas 9 1 1 0 0 0
Bawah 10 0 0 0 1 0
a. Option (a)
Untuk option (a) sebagai kunci jawaban tidak efektif karena jumlah
pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih kelompok bawah,
b. Option (b) dan (c)
Option (b) dan (c) kurang efektif karena ada syarat yang tidak terpenuhi
karena jumlah pemilih kelompok atas lebih banyak daripada jumlah
pemilih kelompok bawah.
c. Option (d)
Option (d) tidak efektif karena jumlah pemilih kelompok sama dengan
jumlah pemilih kelompok bawah.
d. Option (e)
Option (e) sebagai pengecoh berfungsi efektif karena
- jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih kelompok
bawah
- jumlah pemilih kelompok atas dan jumlah pemilih kelompok bawah
0+1=1 sedangkan nilai
0,25 ×1
2(4−1)× 22=0,92
Sehingga 1>0,92
- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1
sehingga 8>1
3.6 Objektivitas
Dalam pemeriksaan hasil tes, faktor subjektif pemeriksaan biasanya
berperan, apalagi jika tes tersebut berbentuk uraian. Sebuah tes hendaknya
66
bersifat objektif, maksudnya adalah hasil dari tes tersebut harus selalu sama,
meskipun diperiksa oleh orang yang berlainan. Soal yang dibuat harus memiliki
jawaban yang jelas, karena makin divergen atau beragam jawaban siswa akan
berakibat terjadinya penilaian yang kurang objektif.
Besarnya skor yang diberikan kepada testi menunjukkan sampai
sejauhmana tingkat penguasaan materi yang telah dimiliki oleh siswa
tersebut.Gambaran dari skor ini hendaknya bersifat seobjektif mungkin, oleh
karena itu tester yang memberikan nilai (skor) harus objektif dan benar-benar
mengevaluasi kemampuan siswa secara tepat.
Tes yang satu berbeda dengan tes yang lain dalam hal tujuan dan
jenisnya, maka objektifitas tes juga mempunyai tingkatan yang berbeda pula.
Tingkatan-tingkatan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Objektifitas tinggi
Tes yang memiliki objektifitas tinggi adalah tes yang telah diuji-coba,
sehingga hasil pemeriksaan mempunyai objektifitas yang sama antara satu
penilai dengan penilai lainnya. Umumnya tes yang seperti ini adalah tes baku
(standardized test).
b. Objektifitas sedang
Jika terdapat tes baku yang dalam pemeriksaannya mendorong ke arah
penilaian subjektif.
c. Objektifitas fleksibel
Tes yang mempunyai objektifitas fleksibel adalah tes yang dimaksudkan
untuk tujuan-tujuan tertentu.
Jika dikaitkan dengan reliabilitas, objektivitas memberikan penekanan pada
ketepatan sistem pemberian skor sedangkan reliabilitas memberikan
penekanan pada ketepatan hasil.
Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi derajat objektivitas tersebut,
yaitu:
a. Tipe tes
67
Tes dengan tipe uraian akan lebih banyak mengurangi objektivitas
daripada tes objektif.
b. Penilaian/pemeriksa
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi objektivitas dari penilai antara
lain kesan penilai terhadap pribadi siswa, tulisan, bahasa, kerapihan
pekerjaan.
3.7 Praktikabilitas
Tes yang baik harus bersifat praktis, artinya mudah dilaksanakan dan
efisien dari segi biaya dan tenaga.Dalam penyusunan tes hendaknya biaya yang
diperlukan tidak terlampau tinggi, namun masih memenuhi persyaratan sebuah
tes yang baik.Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila
tes itu bersifat praktis, mudah untuk pengadministrasiannya. Tes yang praktis
adalah tes yang:
1) mudah dilaksanakannya; misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak dan
memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian
yang dianggap mudah oleh siswa.
2) mudah memeriksanya artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban
maupun pedoman skoringnya. Untuk soal yang obyektif, pemeriksaan akan
lebih mudah dilakukan jika dikerjakan oleh siswa dalam lembar jawaban.
3) dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/
diawali oleh orang lain