37
36 BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA A. PERMULAAN MASA BAKTI 1. Peresmian Gerakan Pramuka Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI, Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No. 238 tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu penggurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasinonal (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-45, yaitu terdiri atas MAPINAS beranggotakan 45 orang diantaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnari 8 orang. Tetapi pada kenyataannya, dalam Keppres RI No. 447 tahun 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian 70 anggota tersebut 17 diantaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang diantara Kwarnas ini menjadi Kwarnari. Mapinas diketuai oleh Presiden RI Dr. Ir. Soekarno dengan Wakil Ketua I yaitu Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II yaitu Brigjen TNI Dr. A. Aziz Saleh. Dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat

BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

36

BAB III

PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA

A. PERMULAAN MASA BAKTI

1. Peresmian Gerakan Pramuka

Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 menggariskan agar pada

peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI, Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal

oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No. 238 tahun 1961 perlu ada

pendukungnya yaitu penggurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar

Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan

Nasinonal (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan

Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.

Badan Pimpinan Pusat secara simbolis disusun dengan mengambil angka

keramat 17-8-45, yaitu terdiri atas MAPINAS beranggotakan 45 orang

diantaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnari 8 orang. Tetapi

pada kenyataannya, dalam Keppres RI No. 447 tahun 1961 jumlah anggota

Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian 70 anggota tersebut 17 diantaranya

sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang diantara Kwarnas ini menjadi Kwarnari.

Mapinas diketuai oleh Presiden RI Dr. Ir. Soekarno dengan Wakil Ketua I

yaitu Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II yaitu Brigjen TNI Dr.

A. Aziz Saleh. Dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat

Page 2: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

37

sebagai Ketua dan Brigjen TNI Dr. A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua

merangkap Ketua Kwarnari. 1

Gambar. 1

Pidato Presiden Soekarno mengenai perubahan nama Pandu menjadi Gerakan

Pramuka tahun 1961

Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta

Berpegang pada Keppres No. 238 tahun 1961, Anggaran Dasar Gerakan

Pramuka sudah dapat dimulai dengan kegiatan baik di pusat maupun di daerah

dalam rangka menghadapi Hari Pramuka yang dikaitkan dengan Hari Proklamasi.

Beberapa persiapan yang dilakukan adalah :

1. Lambang yang akan digunakan dan juga sebagai Tanda Pelantikan berupa

Tunas Kelapa ciptaan Sunardjo Atmodipuro.

2. Setangan leher berwarna merah putih.

3. Pakaian seragam, untuk kemeja berwarna putih dan untuk rok atau celana

berwarna khaki drill.

1 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Empat windu Gerakan Pramuka,

(Jakarta : Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 1993), hlm. 32.

Page 3: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

38

4. Bendera Gerakan Pramuka yang ditengahnya terdapat lambang tunas kelapa

berwarna merah, berlatar belakang putih dengan pinggiran di depan, di atas

dan di bawahnya berwarna merah.2

Gambar. 2

Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka

14 Agustus 1961

Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta

Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat

Indonesia pada 14 Agustus 1961 tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di tempat yang

penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka

mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di

depan Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai atau defile,

Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas, dan Kwarnari di Istana Negara dan

menyampaikan anugerah penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan

Kepanduan Nasional Indonesia yang dterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional,

2 NN, Patah Tumbuh Hilang Berganti : 75 tahun Kepanduan dan

Kepramukaan, (Jakarta : Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 1987), hlm. 65.

Page 4: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

39

Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961

kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati

oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.

Pada tanggal 12 September 1961 untuk mengelola organisasi Gerakan

Pramuka yang meliputi seluruh wilayah Indonesia, maka Kwarnas mulai

menempati kantornya di Jalan Medan Merdeka Timur No.6, Jakarta Pusat.

Langkah-langkah yang segera diambil Kwarnas adalah dengan membentuk 4

macam panitia, antara lain : (1) Panitia I bertugas merumuskan pendidikan dan

kepramukaan, (2) Panitia II bertugas merumuskan bentuk tanda-tanda, (3) Panitia

III bertugas menyusun Anggaran Belanja tahun 1961-1962, dan (4) Panitia IV

bertugas menyusun petunjuk organisasi dan prosedur kerjanya.

Sambil menunggu hasil dari Panitia tersebut, demi mengatur kebutuhan

pembina pramuka yang terhimpun dalam Satuan Gerak Gugusdepan, dikeluarkan

Petunjuk Darurat yang diedarkan melalui Surat Terbuka, siaran RRI antara lain

tentang Fungsi dan Pengamanan Gerakan Pramuka (Surat Terbuka No. 1 dan 2

tahun 1961). Satuan karya dalam Pramuka terdiri dari Pramuka Penegak (umur 16

sampai 20 tahun) dan Pramuka Pandega (umur 21 sampai 25 tahun). Sedangkan

Pramuka Siaga dan Penggalang yaitu yang berusia 7 sampai 10 tahun dan 11

sampai 15 tahun. Para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega menjadi instruktur

bagi adik-adiknya.3

3 Agus Sulistya, dkk, “Kepanduan di Indonesia dalam Lintas Sejarah”,

Koleksi Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, 2008, hlm 57.

Page 5: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

40

Pada tanggal 25 April 1963, atas bantuan Menteri Pertama Bidang

Khusus/Menteri Penerangan Dr. H. Roeslan Abudulgani maka terbitlah sebuah

buku Pedoman Gerakan Pramuka yang memuat 10 pedoman, terdiri dari :

1. Pedoman I tentang Amanat Presiden Soekarno pada tanggal 9 Maret 1961.

2. Pedoman II perihal Keppres No. 238 tahun 1961, dengan Anggaran Dasar

Gerakan Pramuka sebagai lampiran

3. Pedoman III tentang Amanat Presiden Soekarno kepada barisan Pramuka

serta masyarakat Indonesia pada Hari Pramuka yang pertama pada tanggal

14 Agustus 1961.

4. Pedoman IV perihal Keppres No. 448 tahun 1961 tentang penganugerahan

Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional kepada Gerakan Pramuka.

5. Pedoman V perihal Surat Terbuka No. 1 dan 2 tahun 1961 tentang Fungsi

dan Pola Gerakan Pramuka.

6. Pedoman VI perihal Instruksi Kwarnas no. 1 tahun 1961 tentang Petunjuk

Cara Membentuk Manusia Sosial Indonesia.

7. Pedoman VII perihal Instruksi Kwarnas no. 1 tahun 1962 tentang Kiasan

Dasar.

8. Pedoman VIII perihal Surat Terbuka No. 14 tahun 1962 tentang Romantika

Kiasan Dasar.

9. Pedoman IX perihal Instruksi Kwarnas No. 17 tahun 1962 tentang

Penyelenggaraan Gugusdepan.

10. Pedoman X perihal penjelasan Kwarnas tentang Pramuka adalah Alat

Revolusi.

Page 6: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

41

Gerakan Pramuka memiliki tujuan yaitu untuk mendidik anak-anak dan

pemuda Indonesia dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan

yang pelaksanaanya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan

bangsa dan masyarakat Indonesia agar menjadi manusia Indonesia yang baik dan

anggota masyarakat Indonesia yang berguna bagi perkembangan bangsa dan

negara.4 Gerakan Pramuka merupakan lembaga pendidikan bagi anak-anak dan

pemuda melakukan peninjauan kembali mengenai kegiatan-kegatan, latihan-

latihan serta mata acara pendidikan untuk disesuaikan dengan perkembangan

bangsa dan masyarakat. Pendidikan dalam Gerakan Pramuka dilakukan dengan

sistem among dan menggunakan prinsisp-prinsip dasar methodik, yaitu :

a. Kesukarelaan

Tujuan prinsip ini untuk menjamin terbukanya jiwa peserta didik menerima

engaruh Pembina Pramuka. Kesukarelaan merupakan sikap yang baik bagi

peserta didik dalam suasana kekeluargaan yang akrab dan tertib.

b. Kode Kehormatan

Landasan dalam melaksanaka tugas pokok Pramuka selain Pancasila dan

UUD 1945 adalah Kode Kehormatan yang berupa janji ketentuan moral

yang diberi nama Tri Satya dan Dasa Dharma bagi Penggalang, Penegak

dan Pandega sementara Dwi Satya dan Dwi Dharma bagi Siaga. Terdapat

tiga kewajiban yang tersirat dalam Kode Kehormatan Pramuka, yaitu

kewajiban untuk bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memupuk akhlak

dan budu pekerti yang luhur, serta berbuat amal shaleh dan amal ibadah

sebanyak-banyaknya.

4 Agus Sulistya, dkk, Op.cit., hlm 56-57.

Page 7: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

42

c. Sistem beregu

Gerakan Pramuka adalah gerakan pendidikan kepanduan yang bertujuan

mendidik anak-anak dan pemuda agar menjadi manusia yang

berkepribadaian dan berwatak luhur dengan cara mengembangkan anggota-

anggotanya rasa percaya diri, tanggung jawab dan disiplin, maka para

anggota diorganisir dalam kelompok atau regu. Di dalam sistem beregu ini

anak didik dapat memperoleh kesempatan untuk belajar berorganisasi,

mempinpin dan dipimpin serta mengambil tanggung jawab.

d. Sistem satuan terpisah

Sesuai dengan tuntutan moral dan kesusilaan maka dalam pendidikan

Gerakan Pramuka diadakan sistem satuan terpisah, dimana anggota putera

dan puteri diadakan pembinaan secara terpisah. Dengan adanya sistem

terpisah maka dilakukanlah pendidikan sesuai dengan kepentingan dan

perkembangan masing-masing yang lebih terarah.

e. Sistem tanda kecakapan

Sistem tanda kecakapan dalam prinsip dasar metodik pendidikan

kepramukaan bertujuan agar peserta didik dapat memperoleh kecakapan-

kecakapan yang berguna bagi kehidupannya dan masyarakat.

f. Keprasahajaan hidup

Di dalam ART Gerakan Pramuka dijelaskan bahwa pramuka dididik untuk

melaksanakan kesederhanaan sikap dan kesederhanaan hidup dengan

maksud agar mereka sanggup dan mampu menghadapi segala macam

keadaan hidup.

Page 8: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

43

g. Swadaya

Pendidikan pada umumnya ditujukan untuk menghasilkan manusia

Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, cerdas dan terampil serta dapat

mengembangkan kreativitasnya. Prinsip swadaya dalam pendidikan

pramuka ditujukan untuk memberikan keterampilan dan pengembangan

kreasi dan tanggung jawab sehingga dapat terbentuk jiwa yang penuh

inisiatif dan berkemauan kuat dan dapat membawa kehidupannya sendiri

tanpa tergantung pada orang lain.

2. Lambang Gerakan Pramuka

Lambang Gerakan Pramuka digunakan sebagai tanda pengenal tetap yang

mengkiaskan cita-cita setiap anggota pramuka. Lambang tersebut diciptakan oleh

Bapak Soehardjo Admodipuro, seorang pembina pramuka yang aktif bekerja di

lingkungan Departmen Pertanian. Untuk pertama kalinya, lambang gerakan

pramuka digunakan pada 16 Agustus 1961. Lambang Gerakan Pramuka

digunakan pada Panji Bendera, papan nama Kwartir dan Satuan, tanda pengenal

administrasi Gerakan Pramuka. Lambang Gerakan Pramuka memiliki bentuk

silhouette tunas kelapa. Secara umum arti kiasan lambang Gerakan Pramuka,

sebagai berikut :

a. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikat

Lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa setiap anggota

Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia sehingga

diharapkan generasi Pramuka harus berkesinambungan dan terus-menerus.

Page 9: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

44

b. Buah nyiur dapat bertahan lama

Lambang buah nyiur dapat bertahan lama mengkiaskan bahwa setiap

anggota Pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan

ulet serta memiliki tekad yang kuat dalam menghadapi segala tantangan dalam

hidup. Selain itu, dapat menghadapi segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi

pada tanah air dan bangsa Indonesia.

c. Nyiur dapat tumbuh dimana saja

Lambang nyiur dapat tumnbuh dimana saja. Hal ini membuktikan besarnya

upaya dalam menyesuaikan diri dimana pun berada. Seorang anggota Pramuka

tidak boleh menolak untuk mengabdikan dirinya walaupun di daerah terpencil.

d. Nyiur tumbuh menjulang ke atas

Lambang nyiur tumbuh menjulang ke atas mengkiaskan bahwa setiap

anggota Pramuka memiliki cita-cita yang tinggi, yaitu tetap tegak, tidak mudah

diombang-ambing dan tidak mudah terpengaruh oleh sesuatu apapun.

e. Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah

Lambang nyiur tumbuh kuat erat di dalam tanah mengkiaskan bahwa tekad

dan keyakinan setiap anggota Pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan

landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata.

f. Nyiur adalah pohoh yang serbaguna dari ujung atas hingga akarnya

Lambang pohon nyiur yang serbaguna mengkiaskan bahwa setiap anggota

Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri untuk kepentingan

tanah air, bangsa, dan negara Republik Indonesia.5

5 Sarkonah, Panduan Pramuka (Penggalang), (Bandung : CV Nuansa

Aulia, 2011), hlm. 31-32.

Page 10: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

45

Gambar 3

Silhouette Tunas Kelapa Lambang Pramuka

Sumber : Buku Panduan Pramuka Penggalang

3. Kode Kehormatan Gerakan Pramuka

Salah satu persyaratan bagi organisasi kepramukaan adalah “Kode

Kehormatan”. Kode etik gerakan Pramuka adalah suatu kode kehormatan dimana

kita mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa, negara kesatuan Republik

Indonesia, dan Pancasila sebagai lambang negara. Kode Kehormatan adalah ciri

khas dari sistem pendidikan yang wajib diterapkan di setiap organisasi

kepramukaan. Kode Kehormatan bagi suatu organisasi kepramukaan biasanya

terdiri dari 2 bagian, yaitu :

a. Janji Pramuka, yang harus diucapkan secara sukarela pada saat seorang

calon dilantik menjadi anggota Gerakan Pramuka setelah selesai memenuhi ujian

kecakapan umum menurut golongannya masing-masing.

Janji Pramuka di dalam Gerakan Pramuka di sebut Tri Satya. Tri artinya tiga

dan Satya artinya janji. Tri Satya dapat diartikan sebagai tiga janji yang haris

Page 11: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

46

dilakukan oleh setiap anggota Pramuka dalam kehidupan sehari-hari yang

berbunyi :

1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan negara kesatuan

Republik Indonesia dan menjalankan Pancasila.

2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun

masyarakat.

3. Menepati Dasa Darma Pramuka.

b. Ketentuan Moral, sebagai pedoman tingkah laku dan sikap hidup yang wajib

dilaksanakan setiap Pramuka.

Ketentuan Moral di dalam Gerakan Pramuka disebut 10 macam darma atau

lebih dikenal dengan Dasa Darma Pramuka. Teks Dasa Darma ditulis dalam

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka sebagai lampiran dari Keppres No. 238 tahun

1961 yang berbunyi :

1. Pramuka itu dapat dipercaya.

2. Pramuka itu setia.

3. Pramuka itu sopan dan perwira.

4. Pramuka itu sahabat sesama manusia dan saudara bagi tiap-tiap pramuka.

5. Pramuka itu penyayang sesama makhluk.

6. Pramuka itu siap menolong dan wajib berjasa.

7. Pramuka itu dapat menjalankan tugas tanpa membantah.

8. Pramuka itu sabar dan riang gembira dalam segala kesukaran.

9. Pramuka itu hemat dan cermat

10. Pramuka itu suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.6

6 Ibid, hlm. 33-34.

Page 12: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

47

B. PRAMUKA MASA BAKTI 1974-1978

Bertempat di jalan silang Monumen Nasional Jakarta, Presiden Soeharto

bertindak sebagai inspektur upacara pada Apel Besar Gerakan Pramuka. Apel

Besar diadakan sehubungan dengan peringatan ulangtahun Proklamasi

Kemerdekaan R.I yang ke-29. Dihadapan para Pramuka yang berjumlah lebih

kurang 2000 orang yang terdiri dari 10 bartalion. Presiden Soeharto mengenakan

seragam Pramuka mengatakan bahwa perjuangan bangsa Indonesia tidak berhenti

sampai di sini saja. Bangsa Indonesia harus merebut kemerdekaan karena hanya

dengan kemerdekaan, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang dihormati oleh

bangsa lain. Kemerdekaan dapat membnagun masyarakat yang sesuai dengan cita-

cita bangsa, maka dari itu Kepala Negara harus melanjutkan dengan perjuangan

baru dengan mengadakan pembangunan di segala bidang.

Dikemukakan pula oleh Presiden Soeharto selaku Ketua Majelis

Pembimbing Gerakan Pramuka bahwa dengan membangun, bangsa Indonesia

akan hidup bahagia lahir dan batin. Presiden juga meminta untuk menjiwai

Pancasila dan UUD ’45 karena hanya dengan Pancasila dan UUD ’45 akan

terwujud kebahagiaan bagi seluruh bangsa Indonesia. Pancasila dan UUD ’45

merupakan perasaan dari nilai-nilai luhur yang lahir, tumbuh dan menjadi

kepribadian bangsa Indonesia sendiri.7

7 Surat Kabar Berita Buana, 15 Agustus 1974, Koleksi Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia.

Page 13: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

48

1. Penghargaan Bronze Wolf dan Honorary Patron

Kepercayaan kepada Gerakan Pramuka diwujudkan World Scout dengan

meminta Presiden Soeharto menjadi Patron of World Scouting. Sri Sultan

Hamengku Buwono IX sebagai Ketua Kwarnas pun mendapatkan lencana Bronze

Wolf yaitu sebagai penghargaan tertinggi dari World Scout dan tanda keberhasilan

dalam iku sertanya Gerakan Pramuka dalam pembangunan masyarakat, bertempat

di Monas, Jakarta.

Gambar. 4

Penyerahan penghargaan Bronze Wolf

kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX tahun 1974

Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta

Berdasarkan hal tersebut maka Presiden Soeharto mengeluarkan Keputusan

Presiden RI No.012/TK/Tahun 1974 yaitu Presiden RI menganugerahkan tanda

kehormatan Setya Lancana Kebudayaan kepada William D. Campbell (President

World Scout Conperence) dan Dr. Laszlo Nagy (Secretary General World Scout

Bureau) sebagai penghargaan atas jasa-jasanya yang besar terhadap Negara dan

Page 14: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

49

Bangsa Indonesia, khususnya dalam mempererat hubungan baik dengan Gerakan

Pramuka Indonesia. 8

Gambar. 5

Presiden Soeharto menerima Honorary Patron of World Scouting tahun 1974

Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta

Tanggal 3 Juli sampai 20 Agustus 1974 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

telah melancarkan kampanye usaha dana. Kampanye usaha dana ini bukanlah

bulan dana seperti biasa yang bisa merugikan nama baik Gerakan Pramuka, usaha

dana yang diselenggarakan oleh Kwarnas adalah suatu cara baru dalam mencari

dan mengumpulkan dana, suatu organized fund raising yang dipikirkan dengan

hati-hati dan diatur sebaik mungkin dalam langkah-langkahnya.

Penyelenggaraan kampanye usaha dana, cara-cara yang tidak simpatik akan

dijauhkan sehingga tidak merugikan nama baik Gerakan Pramuka. Dengan

penerangan dan publikasi yang dilakukan, pengertian masyarakat mengenai

pendidikan kepramukaan dan popularitas Gerakan Pramuka meningkat dikalangan

8 NN, Op. Cit., hlm. 110.

Page 15: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

50

masyarakat. Dari hasil kampanye usaha dana tersebut, dana abadi yang dimiliki

oleh Kwanas pada bulan Oktober 1974 sejumlah 200 juta rupiah.9

Di tahun yang sama, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka memperbaharui

Syarat Kecakapan Umum (SKU) untuk para Pramuka Siaga sampai dengan

Pramuka Pandega berdasarkan surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan

Pramuka Nomor 688/KN/74. Dengan diadakan pembaharuan pendidikan

kepramukaan maka kepercayaan dan perhatian masyarakat baik dari dalam

maupun luar negeri kepada Gerakan Pramuka di Indonesia semakin besar.

Demikian pula dengan perhatian dari organisasi dunia seperti UNICEF, ILO, dan

FAO. Salah satu bukti nyata adalah saat Gerakan Pramuka Indonesia

mendapatkan bantuan dari Australian Freedom from Hunger Campagin

Committee atas usaha FAO. Kerjasama yang dilakukan dengan Australian

Freedom from Hunger Campagin Committee adalah pembuatan film tentang

“Peternakan Lebah Pramuka”, lalu dengan Cepta Televison dalam pembuatan film

“Pramuka dan Pembangunan Masyarakat”, serta kerjasama Kwarnas dengan

VISNEWS London dan World Scout yang menghasilkan film tentang “Scouting in

Community Development”.

Sesudah beberapa kali menyelenggarakan NTC atau Kursus Pelatih Dasar

dan Penataran Pelatih, Kwarnas mendapat kepercayaan lagi dari WOSM untuk

mengadakan International Training The Team Course (ITTTC) sendiri di

Cipayung, Bogor dipimpin oleh J.P Silvestre selaku Executive Commissioner Asia

Pasific Region. Pada pelaksanaan ITTC tahun 1975-1978, negara lain yang

mengirim pesertanya ke Indonesia adalah Singapura, Malaysia, Thailand dan

9 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Rekaman 25 tahun Gerakan

Pramuka, (Jakarta : Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 1986), hlm. 47-48.

Page 16: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

51

Hongkong. Selain dipercaya oleh kepanduan internasional, Pramuka Indonesia

juga turut dipercaya oleh PT. Arafat Lines selaku perusahaan yang menangani

pemberangkatan haji orang-orang Indonesia. Para Pramuka Penegak dan Pandega

sangat bermanfaat untuk membantu jemaah haji, karena itu setiap tahun dikirim

satu orang Pramuka Penegak dan Pandega dari cabang Jakarta. Setelah PT. Arafat

Lines dilikuidasi, Kwarnas mendapatkan jatah dari Departemen Agama untuk

mengirimkan beberapa Pembina Pramuka sebagai anggota Tim Pembinaan Haji

Indonesia.10

Kegiatan lain yang diselenggarakan adalah Karya Wisata pada saat libur

sekolah. Regu Karya Wisata dikirim ke berbagai perusahaan untuk belajar sambil

praktek, contohnya adalah regu Jakarta dikirim ke pabrik sepatu Bata, P.N.

Djajana, dan pertenunan “Talf”.

Gambar. 6

Karya Wisata Pramuka Jakarta di Pabrik penenunan Talf tahun 1975

Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta

Dalam rangka memperingati Hari Pramuka 14 Agustus 1975, Kwarnas

mengadakan kegiatan bernama “Aksi Gotong Royong”. Aksi ini pelaksanaannya

diserahkan kepada Kwarda Jakarta dan Kwarda Jawa Barat, bekerjasama dengan

10

Ibid, hlm. 123.

Page 17: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

52

Dinas Pekerjaan Umum dan Angkatan Darat. Kegiatannya berupa memperbaiki

jalan yang rusak akibat hujan deras. Aksi Gotong Royong dilanjutkan dengan

mengadakan kegiatan bersih-bersih di sekitar Monumen Nasional (Monas),

sepanjang jalan Pramuka, tempat umum, tempat ibadah, kantor Pemerintah,

pengapuran jembatan Jatinegara dan perbaikan tanggul kali Ciliwung.

2. Widya Mandala Krida Bakti Pramuka

Pada tanggal 12 – 16 April 1976 diselenggarakan Musyawarah Kerja

Nasional tahun 1976 (Mukernas 76) antara Kwarnas dan Kwarda-kwarda seluruh

Indonesia, bertempat di Wisma Tanah Air Cawang, Jakarta Timur. Muker 76

mengusung tema “Menghadapi tahun 1976/1977 dengan Meningkatkan Jumlah

dan Mutu Pembina Pramuka dan Mensukseskan Program Bakti Gerakan Pramuka

1976-1978.” Presiden Soeharto membuka Mukernas 76 dengan mencanangkan

Eka Prasetya Panca Karsa yang berisi 5 poin, yaitu :

1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghargai orang lain yang

berlainan agama dan kepercayaan.

2. Mencintai sesama manusia dengan selalu ingat kepada orang lain, tidak

sewenang-wenang dan tepa selira.

3. Cinta kepada tanah air, serta menempatkan kepentingan negara dan bangsa

di atas kepentingan pribadi.

4. Demokrasi dan patuh pada keputusan rakyat yang sah.

5. Suka menolong dan menggunakan apa yang dimiliki untuk menolong orang

lain sehingga dapat meningkatkan kemampuan orang lain tersebut.

Page 18: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

53

Sejak tahun 1970 telah timbul pemikiran agar Gerakan Pramuka memiliki

tempat atau arena yang memdai untuk mengembangkan kegiatan pendidikan,

latihan dan rekreasi sehat bertaraf nasional. Pada hari Pramuka 14 Agustus 1977,

Presiden Soeharto meresmikan penggunaan Lembaga Pusdika, Pusat Apiari

Pramuka dan Taman Bunga.

Sarana dan pendidikan milik Kwartir Nasional Gerakan Pramuka terletak di

daerah Cibubur, Jakarta pada areal tanah seluas kira-kira 213 hektar. Sarana-

sarana tersebut terdiri dari 4 bagian, yaitu :

a. Pusat Pendidikan Kader Pramuka (PUSDIKA)

Tempat untuk menyelenggarakan pendidikan kader-kader Gerakan

Pramuka, berupa kursus-kursus Pembina Pramuka dan Pelatih Pembina Pramuka,

serta kursus-kursus lainnya yang penyelenggaraannya menjadi wewenang dan

tanggungjawab Kwarnas. Tempat menyelenggarakan pendidikan atau latihan

keterampilan (vocational training), baik bagi anggota Geraka Pramuka maupun

para remaja dan pemuda lainnya, terutama yang mengalami putus sekolah.

Tempat menyelenggarakan musyawarah, seminar, lokakarya dan pertemuan-

pertemuan lainnya, baik yang diadakan oleh Gerakan Pramuka maupun instansi

lain yang berminat menggunakannya. Fasilitas yang ada dapat digunakan sebagai

wisma remaja bagi masyarakat umum.

b. Taman Bunga Pramuka

Tempat atau objek pendidikan, latihan dan penelitian di bidang tanaman

hias dan pertamanan, baik bagi anggota Gerakan Pramuka maupun masyarakat

umum, terutama remaja dan pemuda. Tempat atau objek rekreasi yang sehat,

bermanfaat dan mengandung unsur pendidikan, baik bagi anggota Gerakan

Page 19: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

54

Pramuka maupun masyarakat umum, dalam usaha menanamkan kesadaran dan

kecintaan terhadap program pembinaan kelestarian alam (pengenalan flora,

fotografi, dan lain-lainnya).

c. Pusat Apiari Pramuka

Sebagai Pusat Pengelolaan (Head Quarter) dari proyek-proyek Apiari milik

Gerakan Pramuka. Tempat atau objek pendidikan, latihan dan penelitian di bidang

peternakan lebah, baik bagi anggota Gerakan Pramuka maupun masyarakat

umum, dalam usaha membantu pemerintah mengembangkan peternakan lebah

secara modern. Dalam jangka panjang akan diusahakan sebagai pusat penghasil

bibit lebah unggul guna disebarkan ke daerah-daerah diseluruh tanah air.

d. Bumi Perkemahan Pramuka

Tempat berkemah (camping) yang menyenangkan bagi anggota Gerakan

Pramuka dan masyarakat umum, dengan disediakan segala fasilitas perkemahan

yang lengkap. Tempat pendidikan, latiham dan kegiatan berbagai kecakapan

praktek dan kegemaran di bidang kebhayangkaraan, kedirgantaraan, kebaharian

da ketarunabumian, baik bagi anggota Gerakan Pramuka maupun para remaja dan

pemuda lainnya. Tempat atau objek rekreasi yang sehat, bermanfaat dan

mengandung unsur pendidikan, baik bagi anggota Gerakan Pramuka maupun

masyarakat umum.11

11

Pamflet Sarana Pendidikan dan Rekreasi Gerakan Pramuka WIDYA

MANDALA KRIDA BAKTI PRAMUKA, Koleksi Arsip Nasional Republik

Indonesia, Arsip Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 89.

Page 20: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

55

Gambar. 7

Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto meninjau WILADATIKA

di Cibubur, Jakarta tahun 1977

Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta

Pramuka mempergunakan Lembaga Pusdika dengan melaksanakan kursus

Pembina Pramuka Mahir Dua dengan peserta dan pelatih dari beberapa Kwarda.

Di atas lapangan Perkemahan khusus pembina berdiri tegak Gedung Kesenian,

beberapa rumah makan dan perpustakaan. Seluruh kompleks Cibubur meliputi

Bumi Perkemahan, Graha Wisata Pramuka, Taman Rekreasi Pramuka, Pusat

Apiari Pramuka dan Lembaga Pusdika disebut Widya Mandala Krida Bakti

Pramuka disingkat menjadi WILADATIKA yang dapat diartikan sebagai tempat

ilmu atau pengetahuan dan tempat mengolah Pramuka untuk dapat berbakti

kepada masyarakat, Nusa dan Bangsa. Organisasi Gerakan Pramuka di tingkat

Nasional semakin mantap dengan sarana fisik yang megah sebagai pendukung

kegiatan sehingga para anggota Gerakan Pramuka menjadi bangga.

Page 21: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

56

Pramuka melakanakan kegiatan daftar ulang keanggotaan tahun 1974-1978

dengan hasil sebagai berikut :

Tabel. 1

Jumlah Anggota Pramuka Daerah Jakarta Raya

masa bakti 1974-1978

TAHUN Peserta Didik

Putera

(orang)

Peserta Didik

Puteri

(orang)

Pelatih

(orang)

Jumlah

1974 35.329 17.664 8.365 61.298

1975 57.989 28.994 11.268 98.251

1976 80.648 40.325 13.720 134.693

1977 110.924 55.462 14.871 181.257

1978 142.828 71.415 17.323 231.566

Sumber : Biro Perencanaan dan Sumber Daya Informasi, Kwartir Nasional

Gerakan Pramuka

Keanggotaan Gerakan Pramuka mengalami peningkatan dari tahun-tahun yang

diikuti pula dengan peningkatan kualitas dan kuantitas Pembina Gerakan

Pramuka. Di setiap daerah jumlah anggota Pramuka hampir semuanya berjumlah

sama.12

Di kota besar seperti Jakarta, jumlah anggota Pramuka dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan baik Pramuka putera maupun Pramuka puteri.

C. PRAMUKA MASA BAKTI 1978-1983

Pramuka masa bakti 1978-1983 mengalami perubahan masa bakti yang

sebelumnya hanya 4 tahun berganti menjadi lima tahun dimulai dari tahun 1978.

12

Wawancara dengan Henry Rahman tanggal 22 April 2016.

Page 22: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

57

Lima tahun masa bakti yang dijalankan Pramuka dari tahun 1978-1983 banyak

program kerja yang terlaksana dengan cukup baik. Salah satu contoh adalah

Pramuka cabang Jakarta yang hanya memiliki 6 wilayah (Utara, Selatan, Timur,

Barat, Pusat dan Kepulauan Seribu) sehingga dapat melaksanakan kegiatan-

kegiatan dengan baik karena kerjasamanya yang kompak dan aktivitas atau

kegiatan dari Pramuka Ranting, Pramuka Cabang, Pramuka Daerah DKI Jakarta

saling bersinergi. Beberapa kegiatan yang diadakan oleh Gerakan Pramuka

Jakarta antara lain pelaksanaan Seminar on Management Oriented Community

Development yang membahas mengenai masyarakat dalam pembangunan, Asia

Pasific Sub-Regional Training Seminar yang membahas mengenai pendidikan,

dan lainnya dan puncak kegiatannya adalah pelaksanakan Jambore 1981 yang

ditingkatkan menjadi Jambore Asia-Pasific ke VII.

1. Seminar Pembangunan Masyarakat dan Pendidikan

Pada bulan Februari 1978 diadakan Seminar on Management Oriented

Community Development di Pusdika, Cibubur yang dihadiri oleh utusan dari

hampir semua Kwarda dan utusan dari Pakistan, Bangladesh, serta utusan dari

World Scout Bureau. Kwarda DKI Jakarta Raya sendiri mengirimkan tiga orang

utusannya yaitu Letjen TNI (Purn) Kusno Utomo, Mayjen TNI (Purn) Azis Saleh

dan Drs. Endy Atmasulistya.

Bertempat di Pusat Pendidikan Pramuka WILADATIKA, Cibubur telah

dibuka secara resmi acara Asia Pasific Sub-Regional Training Seminar pada

tanggal 5 Juli 1979 oleh Ka Kwarnas Letjen TNI (Purn) Mashudi. Seminar ini

bertujuan untuk memberi kesempatan kepada Pelatih Mahir dan Andalan Urusan

Page 23: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

58

Latihan untuk megadakan pertukaran pengetahuan dan pengalaman serta

mengadakan penilaian tentang keberhasilan pendidikan orang dewasa di masing-

masing negara atau wilayahnya. Seminar ini diharapkan dapat digunakan secara

efektif dan efisien sehingga menghasilkan rekomendasi yang berbobot dan dapat

dipertanggungjawabkan, dan juga dapat memupuk rasa persaudaraan dan

persatuan di antara peserta.

Gambar. 8

Pembukaan Pasific Sub-Regional Training Seminar 5 Juli 1979

Sumber : Surat Kabar Berita Buana 7 Juli 1979

Pada tanggal 19 Agustus 1978, Kwarcab Jakarta Utara dalam

memperingati ulangtahun Pramuka ke-17 dan Kemerdekaan R.I ke-33 dengan

melakukan ziarah laut di Teluk Jakarta. Ziarah dilakukan dengan menggunakan

kapal jenis TAT 218 dan kapal BC 401 yang diikuti dua regu Penggalang putra-

putri serta Pembina. Upacara dimulai dengan mengheningkan cipta yang

kemudian dilanjutkan dengan acara penaburan bunga oleh Wakil Kwartir Daerah

Page 24: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

59

Gerakan Pramuka Jakarta Raya.13

Kegiatan ini dilakukan agar para Pramuka

cabang Jakarta Utara mengingat jasa pahlawan yang telah memerdekakan Negara

Kesatuan Republik Indonesia ini.

Gambar. 9

Ziarah Pramuka Cabang Jakarta Utara tahun 1978

Sumber : Surat Kabar Berita Buana 19 Agustus 1978

Pada tanggal 25 -26 September 1978 berdasarkan tugas yang diberikan oleh

Munas 74, Kwarnas mengadakan lokakarya tentang perubahan teks Dasa Darma,

yang bertempat di Pusdika Cibubur. Hasil rumusan lokakarya itu setelah

disempurnakan dalam rapat tanggal 19 Oktober 1978 kemudian disahkan dalam

keputusan Kwarnas No. 123/KN/78 tanggal 28 Oktober 1978, yang berbunyi :

1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Kasih sayang sesama manusia dan cinta alam.

3. Patriot yang sopan dan Perwira.

4. Suka bermusyawarah dan patuh.

5. Rela menolong dan tabah.

13

Surat Kabar Berita Buana, 19 Agustus 1978, Koleksi Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia.

Page 25: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

60

6. Rajin, riang dan terampil.

7. Hemat, cermat dan bersahaja.

8. Disiplin, setia, dan berani.

9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.

10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Kwarcab Jakarta Timur pada tanggal 14-15 Juli 1979 telah

menyelenggarakan Musyawarah Cabang (Mucab) bertempat di Ruang Pola

Kantor Walikota Jakarta Timur. Selain mengesahkan Laporan

Pertanggungjawaban Ketua Kwarcab Jakarta Timur masa bakti 1977-1979,

Mucab yang pembukaannya dilakukan Sekretaris Walikota Jakarta Timur

mewakili Mabicab telah berhasil memilih pengurus Kwarcab Jakarta Timr masa

bakti 1979-1982. Para pengurus hasil Mucab dan telah dilantik andalah sebagai

berikut :

a. Ketua : R. Achmad S.

b. Waka Bid. Latihan : Drs. Soegeng Santoso

c. Waka Litbang : Zain A.S.

d. Waka Bid. Kegiatan : Ny. Ade Djajadi

e. Waka Bid. Khusus : Eko Sulistio Alaga

f. Sekretaris : Mariyati

g. Ancu Putra : Soetomo BA

h. Ancu Putri : Ny. Ety Achmad

i. Ancu Perlengkapan : Ign. Sumertono dan Ratno Sumirat

j. Ancu Pendidikan : Agus Salim Husein BA

k. Ancu Dirgantara : Zubair

Page 26: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

61

l. Ancu Islam : H. Dachlan S.

m. Ancu Katolik : Piet Sudiono

n. Ancu Kristen : Kawilarang

o. Ancu Budaya : Pradajasa Soeprapto

p. Ketua Cadika : Soenaryadhi

Walikota Jakarta Timur, Drs. H. Sofyan Hakim selaku Ketua Majelis Pembimbing

Cabang mengharapkan agar Kwarcab Jakarta Timur beserta Andalannya yang

baru dilantik tetap mempertahankan prestasi kerja pada masa bakti yang lalu

untuk kemudian ditingkatkan dan dikembangkan dengan dedikasi yang tinggi.

Pada tanggal 8 Agustus 1979, bertempat di Suku Dinas (Sudin)

Kebudayaan Jakarta Pusat juga telah dilakukan pelantikan terhadap pengurus

Kwarcab Jakarta Pusat yang merupakan hasil dari Musyawarah Cabang Luar

Biasa Jakarta Pusat yang berlangsung 16-17 Juli 1979. Susunan pengurus

Kwarcab Jakarta Pusat yang baru dilantik sebagai berikut :

a. Ketua Kwarcab : J. Soeminto H.

b. Waka Kwarcab I : Azjad Gunadiningrat.

c. Waka Kwarcab II : M. Noor Azis Toonda BA.

d. Waka Kwarcab III : Subadi.

e. Sekretaris : T. Ridha Sasmita

f. Ancu Putra : Aminulah

g. Ancu Putri : Ny. Oemiyatie Mulyono

h. Ancu Keuangan : Soeparmo

i. Ancu Perlengkapan : Pelor Sam Sukmadi

j. Ancu Pendidikan : AJ Thomas

Page 27: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

62

k. Ancu Litbang : SM Fadjar

l. Ancu Kesehatan : dr. Mpu Kanoko

m. Ancusaka Dirgantara : Agus Sutedjo

n. Ancusaka Tarunabumi : Harry Suharto

o. Ancusaka Bhayangkara : Yusuf Sudradjat

p. Ancusaka Bahari : Kapt. (L) Supardi

q. Ketua DKC : Basrizal Oesman

r. Waka DKC : Noor Sylviani

s. Ka Kortan Menteng : Inbu Sa’ud

t. Ka Kortan Gambir : Drs. Kusdiono

u. Ka Kortan Tanah Abang : T. Riha Sasmitha

v. Ka Kortan Sawah Besar : M. Noor Aziz Toonda BA

w. Ka Kortan Kemayoran : Ny. Sariaty H

x. Ka Cempaka Putih : Drs. Hadi Sudibyo

Pada tanggal 3 Agustus 1979 untuk memperingati HUT Proklamsi R.I ke-34

dan HUT ke-451 kota Jakarta, Kwarda DKI Jakarta bersama-sama dengan Dinas

Museum dan Sejarah DKI Jakarta menyelenggarakan Pameran Foto Kegiatan

Pramuka. Pembukaan pameran ini ditandai dengan pengguntingan pita oleh

Kepala Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta G.A. Warmansyah yang

mewakili Gubernur DKI Jakarta di Gedung Museum Sumpah, Jl. Kramat Raya

106 Jakarta Pusat dan kegiatan ini berlangsung selama satu minggu. Selain foto-

foto kegiatan para anggota Pramuka DKI Jakarta, terdapat juga hasil kerajinan

tangan para anggota Pramuka serta perelengkapan kepramukaan yang selama

Page 28: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

63

pameran berlangsung mendapat perhatian para pengunjung yang terdiri dari

anggota Pramuka dan masyarakat umum.14

Gambar. 10

Pameran Foto di Museum Sumpah Pemuda tahun 1979

Sumber : Surat Kabar Berita Buana 11 Agustus 1979

Minggu sore tanggal 17 Februari 1980 bertempat di lapangan Olahraga Yon.

Hub. Kodam V / Jaya yang terletak di Kampung Ilir Jakarta Barat, telah

diresmikan pembentukan Gugusdepan Jakarta Barat 5101-5102, Kortan Kebon

Jeruk. Peresmian Gudep Jakarta Barat 5101-5102 ditandai dengan pealntikan dan

pengukuhan Ketua anggota Majelis Pembimbing. Ketua Kwartir Cabang Jakarta

Barat Drs. Suhanda Panji yang dalam acara tersebut mewakili Walikota Jakarta

Barat selaku Ka Mabicab Jakarta Barat menyatakan bahwa dibentuknya Gudep

tersebut adalah bertujuan untuk menggalakkan Gerakan Pramuka di daerah

tersebut, khususnya bagi para remaja di lingkungan Keluarga Hankam ABRI.

14

Surat Kabar Berita Buana, 11 Agustus 1979, Koleksi Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia.

Page 29: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

64

Selain di Jakarta Barat, Pramuka Jakarta Pusat juga melakukan pelantikan.

Kwarcab Pramuka Jakarta Pusat yang diwakili oleh Azjad Gunadiningrat pada

hari Rabu, 20 Februari 1980 melantik Mabigus serta Pembina Gudep 335/336

Jakarta Pusat di halaman UNIJA Jl. Kenari Jakarta Pusat. Dibentuknya Gudep

335/336 ini terdiri dari guru serta murid SD “Rumah Kita Kenari” dengan harapan

agar menjadi putra-putri Indonesia yang bermental ksatria dalam membela Tanah

Air dan Bangsa Indonesia. Diharpkan agar mulai sekarang berlatih sungguh-

sungguh dan dalam Jambore 1981 mendatang Gudep 335/336 akan turut serta

membawa Panji Pramuka Cabang Jakarta Pusat. Acara pelantikan dilakukan

dengan pengambilan sumpah dan pemasangan kacu Pramuka oleh Ka Kwarcab

serta sekaligus membuka selubung papan nama Gudep 335/336 yang disaksikan

Ka Kortan Senen, AY Thomas.

Gambar. 11

Peresmian Gugusdepan 335/336 Jakarta Pusat tahun 1980

Sumber : Surat Kabar Berita Buana 23 Februari 1980

Pada tanggal 8 Maret 1980, tiga orang Penegak putra-putri dari gudep 2267-

2268 Jakarta Selatan setelah menyelesaikan Syarat kecakapan Umum tingkat

Page 30: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

65

BANTARA melanjutkan dengan mengikuti interview atau tanya jawab dalam

sidang ke-BANTARAAN yang diadakan oleh pembina satuan penegak. Sidang

ke-BANTARAAN merupakan acara tradisi bagi gudep untuk para penegak yang

akan mencapai tingkat Bantara. Para Penegak akan diuji sampai dimana

pengetahuannya di dalam bidang kepramukaan dan sejauh mana pengetahuan

didalam jiwanya sebagai seorang anggita pramuka, lebih dari itu diharapkan agar

seorang Bantara dapat benar-benar menerapkan jiwa kepemimpinannya dan

mejadi lebih kreatif.

Pada tanggal 24-27 Februari 1980 diadakan perkemahan Gudep Jakarta

Pusat dengan tema “Dengan Berkemah Kita Bina Persahabatan” dalam rangka

mengisi libur sekolah di Ciawi Bogor dimana peserta yang ikut tidak hanya

berasal dari gudep Jakarta Pusat, seperti dari SD Trisula dan SD LPK, SD

Menteng Atas 16 Petang, SD Guntur 01 Pagi, gudep Jakarta Pusat 043-044, loka

dirgantara, dan gudep Jakarta Timur 5361-5362. Perkemahan yang diadakan

empat hari tersebut diisi dengan berbagai kegiatan pramuka diantaranya

menjelajah, P3K, tali-temali, sandi, pertandinagn sepak bola, keterampilan, dan

kegiatan malam. Upacara penutupan diadakan acara bakti masyarakat yaitu

berupa penyerahan beberapa potong pakaian, beras dan bahan makanan yang

penerimaannya diwakili oleh bapak atau ibu daerah setempat.15

Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran DKI Jakarta Drs. Achmad

mengatakan bahwa penyelenggaraan Kursus Mahir Dasar Pramuka yang diikuti

oleh guru-guru SD se-Jakarta dalam rangka ikut perpartisipasi dan

15

Surat Kabar Berita Buana, 23 Maret 1980, Koleksi Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia.

Page 31: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

66

mengembangkan serta mengaktifkan pendidikan Pramuka terhadap anak didik

SD. Tujuan kursus ini antara lain memberikan pengertian kepada guru-guru SD

arti dan makna pendidikan Pramuka bagi anak-anak didik SD sekaligus menjadi

pembina pramuka yang baik dan terampil. Diutamakan bahwa seluruh SD dalam

wilayah DKI Jakarta dapat mendirikan gugusdepan Pramuka sehingga anak didik

SD dapat pendidikan Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Ketua Kwarcab

Jakarta Timur mengatakan bahwa saat ini pembina pramuka kurang terutama

Pembina Pramuka putri. Maka dari itu, dengan adanya kerjasama antara Pramuka

dengan Dinas P dan K DKI Jakarta sangat tepat sehingga menghasilkan pembina-

pembina yang baik dan teramoil dan dapat menanggulangi masalah pramuka.

Pelaksanakan Kursus Pembina Mahir Dasar Pramuka akan berlangsung sampai

tanggal 10 Maret secara bertahap di wilayah Jakarta Pusat, Barat, dan Selatan

dengan masing-masing 50 peserta.

Bertempat di Pusat Pendidikan Kader Pramuka (Pusdika) Cibubur, Wakil

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Prof. Dr. W.P Napitupulu atas nama

Pimpinan Kwarnas membuka Kursus Pembina Koperasi Pramuka Angkatan ke V.

Pembukaan tersebut dihadiri oleh Kepala Latihan dan Penataran Latihan Koperasi

mewakili Dirjen Koperasi, 40 orang peserta KPL XII dan 42 orang peserta Kursus

Koperasi. Kursus-kursus tersebut berlangsung selama 8 hari untuk KPL XII dan

20 hari untuk Kursus Koperasi yang diikuti oleh para Pelatih dan Pembina

Pramuka. Tujuan diadakannya KPL XII ini adalah untuk mencukupi akan

permintaan tenaga Pelatih Pembina Pramuka dengan meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan para peserta dengan merode sesuai dengan kebijaksanaan World

Scout Bureau. Sedangkan Kursus Pembina Koperasi Pramuka yang

Page 32: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

67

diselenggarakan atas kerjasama Kwarnas dengan Ditjen Koperasi dimaksudkan

untuk memperbanyak jumlah dan meningkatkan mutu kader-kader koperasi

dikalangan Pembina.

2. Jambore Nasional 1981

Puncak kegiatan Pramuka dalam masa bakti 1978-1983 adalah Jambore

Nasional 1981 ditingkatkan menjadi Jambore Asia-Pasific VII yang

diselenggarakan pada tanggal 20-27 Juni 1981 di Cibubur, Jakarta dengan jumlah

peserta 29.753 orang termasuk peserta dari luar negeri. Acara dibuka dengan

pawai pasukan berkuda sambil melakukan hormat. Upacara pembukaan Jambore

1981 dipimpin Komandan Upacara berasal dari Penggalang Putri gudep 104

Kortan Gambir, Jakarta Pusat yang kini sudah meraih 10 TKK. Jambore 1981

juga menyediakan Kedai Pramuka yang menjual berbagai macam souvenir hasil

karya anggota Pramuka dari berbagai daerah yang selalu penuh dikunjungi oleh

para anggota Pramuka.

Gambar. 12

Jambore Asia-Pasific VII di Cibubur, Jakarta tahun 1981

Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta

Page 33: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

68

Pada tanggal 11 Maret 1982, Bapak Presiden Soeharto meresmikan Gedung

Perpustakaan Pramuka “Ki Hajar Dewantara” serta Gelanggang Olahraga dan

Kesenian Pramuka dalam rangka kegiatan 11 Maret (Supersemar) di Cibubur,

Jakarta. Satu bulan kemudian, ditandatangani persetujuan antara Ketua Kwarnas

dengan Sekretaris Jendral World Scout Bureau tentang iuran anggota. Dalam

persetujuan tersebut dinyatakan bahwa Gerakan Pramuka akan membayar uang

sejumlah US$ 500.000. Dengan membayarkan sejumlah uang tersebut maka

tunggakan iuran Gerakan Pramuka kepada WOSM sebesar Rp 103.455.351,54

dianggap lunas dan iuran anggota untuk seterusnya tidaka akan diminta lagi.16

Pada tanggal 6 Juni 1982, Wakil Kepala III Kwartir Cabang Jakarta Pusat

meresmikan penutupan kegiatan Lomba Tingkat III di halaman Pusat Pertamina

Jakarta. Kegiatan dalam lomba tersebut diikuti oleh 28 regu Penggalang putra-

putri yang dilaksanakan selama dua hari dengan 13 materi seperti peta lapangan,

Hasta Karya, Panorama, Tali-temali, P3K, Tata Laksana Regu, Mencari Jejak,

Keagamaan, Keterampilan, Baris-berbaris, Teknik Pramuka dan sebagainya. Dari

28 regu yang terdiri dari utusan wilayah Jakarta Pusat, dipilih 2 regu putra dan 2

regu putri sebagai pemenangnya dimana akan mewakili DKI Jakarta pada

kegiatan tanggal 17 Juni di perkemahan Cibubur.

16

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Rekaman 25 tahun Gerakan

Pramuka, Op. Cit., hlm. 67.

Page 34: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

69

Gambar. 13

Kegiatan Mencari Jejak dalam Lomba Tingkat III tahun 1982

Sumber : Surat Kabar Berita Buana 12 Juni 1982

Di tahun 1982, telah diselenggarakan pendidikan kesadaran berbangsa

dalam rangka membantu penyebarluasan P-4 dan membantu mensukseskan

Pemilihan Umum 1982, serta penanggulangan kenakalan remaja. Kegiatan ini

dilkasanakan oleh Tim Khusus berdasar keputusan Kwarnas No.041 tahun 1981,

terdiri dari :

Letjen TNI (Purn) H. Kusno Utomo sebagai Ketua merangkap anggota.

Prof. Dr. W.P Napitupulu sebagai Wakil Ketua merangkap anggota.

R.M. Soetanto SH sebagai Wakil Ketua merangkap anggota.

Selain hal-hal di atas, beberapa kegiatan juga dilaksanakan oleh Gerakan Pramuka

dalam memperigati Hari Pramuka tahun 1982, yaitu :

1. Raimuna Nasional V tanggal 7-14 Agustus 1982.

2. Lomba Tingkat V tanggal 7-14 Agustus 1982.

3. Pertemuan Pramuka Luar Biasa tanggal 11-14 Agustus 1982.

4. Pesta Siaga tanggal 14 Agustus 1982.

Page 35: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

70

5. Apel Besar Pramuka tanggal 14 Agustus 1982 dengan Presiden Soeharto

sebagai Pembina dan diikuti oleh seluruh peserta kegiatan.

Tabel. 2

Jumlah Anggota Pramuka Daerah Jakarta Raya

masa bakti 1979-1983

TAHUN Peserta Didik

Putera

(orang)

Peserta Didik

Puteri

(orang)

Pelatih

(orang)

Jumlah

1979 173.104 86.552 18.474 278.130

1980 173.104 86.592 18.474 278.170

1981 195.791 97.895 19.625 313.311

1982 226.066 113.033 22.077 361.176

1983 257.970 128.986 19.174 406.130

Sumber : Biro Perencanaan dan Sumber Daya Informasi, Kwartir Nasional

Gerakan Pramuka

Perkembangan jumlah keanggotaan masa bakti 1978-1983 diimbangi

dengan peningkatan mutu, baik melalui rencana pendidikan, kegiatan yang

terarah, penataran, kursus-kursus, maupun bakti masyarakat. Pengembangan

potensi Pramuka di Gugusdepan yang berpangkalan di Kampus Perguruan Tinggi

dilakukan dengan menyelenggarakan LPK, Kursus Mahir Dasar atau Lanjutan dan

lokakarya Pramuka Penegak dan Pandega, atas kerjasama dengan Ditjen

Pendidikan Tinggi, Departemen P dan K. Mengikutsertakan Andalan Nasional

dan anggota staf Kwarnas pada berbagai pelatihan dan latihan, baik yang

diselenggarakan oleh Kwarnas sendiri maupun oleh instansi lain seperti:

1. Penataran P-4 tipe A di tingat Nasional, kerjasama dengan BP-7 Pusat.

2. Kursus Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang (hanya staf Kwarnas)

Page 36: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

71

3. Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar dan Lanjutan.

4. Seminar, lokakarya dan lain sebagainnya.17

Pada akhir bulan Februari 1983, atas bantuan Presiden Soeharto dan Ibu

Tien Soeharto maka Kwarnas berhasil menghimpun dana sebesar Rp.

4.075.000.000. Selain itu, Ibu Tien Soeharto ikut menyumbang kepada WOSM

yang telah membentuk World Scout Foundation sebesar US$ 10.000 jika

dirupiahkan menjadi Rp. 6.858.500.

Kegiatan Nasional yang diselenggarakan dalam masa bakti 1983 dimulai

ditandai dengan berbagai macam kegiatan seperti :

a. Rakernas 1983 yang merupakan langkah awal dari Munas 1983. Rapat

Kerja Nasional ini diselenggarakan dari tanggal 11 – 13 Agustus 1983 di Pusdika

Cibubur, Jakarta dengan tujuan memperlancar sidang-sidang yang diadakan dalam

Munas 83 sehingga bisa sukses dan bermanfaat bagi perkembangan, kemajuan

dan kesinambungan Gerakan Pramuka.

Gambar. 14

Rakernas 1983 di Pusdika, Cibubur

Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta

17

NN, op.cit., hlm. 140.

Page 37: BAB III PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA · Pawai pasukan berkuda saat Apel Besar Hari Pramuka 14 Agustus 1961 Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta Gerakan Pramuka

72

b. Karang Pamitran tingkat Nasional pertama dilaksanakan tanggal 14-20

Agustus 1983 di Cibubur, Jakarta dengan peserta 603 orang Pembina Putra dan

Putri dari 27 Kwarda termasuk Jakarta Raya.

c. Pertemuan Pramuka Luar Biasa tingkat Nasioanal yang dilaksanakan pada

tanggal 13-17 Agustus 1983 dengan jumlah peserta 464 Pramuka Penggalang

Putera dan Puteri dimana Kwarda Jakarta Raya mengikutsertakan 17 orang

perwakilan yaitu 10 Penggalang Putera dan 7 Penggalang Puteri.

d. Lomba Drum Band Tingkat Nasional pertama diselenggarakan tanggal 12-

13 Agustus 1983 di Cibubur Jakarta, diikuti oleh 8 unit Drumband dari Kwarda

Jakarta Raya, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Gambar. 15

Perlombaan Drum Band di Cibubur, Jakarta tahun 1983

Sumber : Koleksi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta

e. Kegiatan Pelayaran Dewa Ruci yang mengikutsertakan 2 orang Pandega,

yaitu Freddy Johny Waromi dari Kwarda Irian Jaya dan Verry Lumingkewas dari

Kwarda Jakarta Raya.18

18

NN, Op.cit., hlm. 139.