Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
63
BAB III
PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN
MODAL VENTURA
Berikut ini adalah tabel mengenai pokok-pokok
perubahan dan tambahan pengaturan dalam upaya
penyempuraan, pengaturan kegiatan usaha modal
ventura:
Tabel 1.
“Periodisasi Perkembangan Kelembagaan
Peraturan Modal Ventura”
Indikator
Periode 1 (mulai tahun
1973-1995)
Periode 2
(mulai tahun 1995-1999)
Periode 3 (2009-
sekarang)
Pengaturan 1. PP 18
Tahun 1973 tentang
Penyertaan Modal
Negara untuk Pendirian
1. KepMenKeu.
No. 250/KMK.04/1995
Tentang Perusahaan
Kecil dan menegah Pasangan
1. Perpres
No. 9 Tahun 2009
tentang Lembaga
Pembiayaan.
64
Indikator
Periode 1 (mulai
tahun 1973-1995)
Periode 2 (mulai tahun 1995-1999)
Periode 3
(2009-sekarang)
Perusahaan Perseroa
n dalam Bidang Pengemb
angan Usaha
Swasta Nasional.
2. Keppres
61 Tahun 1988
tentang Lembaga Pembiaya
an. 3. KepMenK
eu
1251/KMK.013/19
88 tentang Ketentua
n dan Tata Cara
Pelaksanaan
Lembaga Pembiayaan.
Usaha Dari Perusahaan Modal
Ventura dan Perlakuan Perpajakan
atas Penyertaan
Modal Perusahaan Modal
Ventura. 2. KMK No.
469/KMK.017/1995 3 Oktober
1995: Pendirian dan
Pembinaan Perusahaan
Modal Ventura.
3. KMK No.
58/KMK.017/1999 tanggal 15
Februari 1999:
Pengawasan Kegiatan Perusahaan
2. Permenkeu No. 18/PMK.
010/2012 tentang
Perusahaan
Modal Ventura.
65
Indikator
Periode 1 (mulai
tahun 1973-1995)
Periode 2 (mulai tahun 1995-1999)
Periode 3
(2009-sekarang)
4. KepMenKeu Nomor:
1256/KMK.00/1989 tanggal
18 Nopembe
r 1989 yang menguba
h Kepmenk
eu 1251/88.
5. KepMenK
eu 227/kmk.01/1994
: sektor: usaha
perusahaan pasangan
usaha dari perusaha
an modal ventura
dan perlakuan
Modal Ventura Daerah
sehingga lebih komprehensi
f.
66
Indikator
Periode 1 (mulai
tahun 1973-1995)
Periode 2 (mulai tahun 1995-1999)
Periode 3
(2009-sekarang)
perpajakan atas penyerta
an modal dan atau pengaliha
n penyerta
an modal perusahaan modal
ventura.
Bidang
Kegiatan Usaha
Perusahaan
Modal Ventura (Venture Capital Company)
adalah badan
usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk
penyertaan modal ke
dalam suatu Perusahaan
Pasangan
Perusahaan
Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyertaan
modal ke dalam suatu Perusahaan
Pasangan Usaha (Investee Company) untuk jangka
waktu tertentu. (Pasal 2 ayat (1)
Perusahaan
Modal Ventura (Venture Capital Company)
adalah badan usaha
yang melakukan usaha
pembiayaan/penyertaan modal ke
dalam suatu Perusahaan
yang menerima bantuan
pembiayaan
67
Indikator
Periode 1 (mulai
tahun 1973-1995)
Periode 2 (mulai tahun 1995-1999)
Periode 3
(2009-sekarang)
Usaha (Investee Company)
untuk jangka
waktu tertentu. (Pasal 1
angka 11 Keppres
61/88).
KMK 250/1995).
(Investee Company) untuk
jangka waktu
tertentu dalam bentuk
penyertaan saham,
penyertaan melalui pembelian
obligasi konversi, dan/atau
pembiayaan berdasarkan
pembagian atas hasil usaha.
(Pasal 1 ayat (2) PMK
18/2012).
Status Hukum Pasal 1
ayat (2) PP 18 TAHUN
1973: didirikan bersama-
sama oleh
Pasal 1 KMK
469/1995: Berbentuk
Perseroan Terbatas atau Koperasi
Pasal 11
ayat (1) PMK 18/2012:
Berbentuk Perseroan Terbatas
68
Indikator
Periode 1 (mulai
tahun 1973-1995)
Periode 2 (mulai tahun 1995-1999)
Periode 3
(2009-sekarang)
Negara Republik Indonesia
dan Bank Indonesia dalam
bentuk Perseroan
(PERSERO); Pasal 3 ayat (2)
KEPPRES 61 TAHUN
1988 dan ketentuan lebih lanjut
dalam periode I
PMV berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) dan Koperasi.
atau Koperasi
Sifat
Pertanggungjawaban
Pasal 5 PP
18/73: Dikuasakan kepada
Menteri Keuangan
dan dapat
Bagian
Mengingat angka 4 KMK 59/99: Sesuai
Anggaran Dasar.
Bab III PMK
18/2012: Sesuai Anggaran
Dasar.
69
Indikator
Periode 1 (mulai
tahun 1973-1995)
Periode 2 (mulai tahun 1995-1999)
Periode 3
(2009-sekarang)
dikuasakan dengan hak substitusi
kepada seorang Menteri
atau Pejabat
Negara lainnya, dengan
ketentuan bahwa
Rancangan Anggaran Dasar
PERSERO harus mendapat
persetujuan terlebih
dahulu dari Menteri Keuangan.
Jangka Waktu Penyertaan
modal dalam setiap
Perusahaan Pasangan
Usaha
Penyertaan
modal perusahaan modal ventura
pada setiap perusahaan
pasangan
Bersifat
sementara dengan jangka
waktu paling lama 10
(sepuluh)
70
Indikator
Periode 1 (mulai
tahun 1973-1995)
Periode 2 (mulai tahun 1995-1999)
Periode 3
(2009-sekarang)
bersifat sementara dan tidak
boleh melebihi jangka
waktu 10 (sepuluh)
tahun. (Pasal 2 ayat (1)
KMK 227/1994).
usaha dilakukan selama
perusahaan pasangan usaha tersebut
belum menjual saham di bursa
efek dan untuk jangka waktu tidak melebihi
10 (sepuluh) tahun. (Pasal 2
ayat (1) KMK 250/1995).
tahun. (Pasal 6 ayat (1) PMK
18/2012)
Permodalan Pasal 3 ayat (1) PP 18
TAHUN 1973: Modal dasar
PERSERO berjumlah Rp.10.000.0
00.000,-(sepuluh
milyar rupiah). Pasal 3 ayat
(2)
Pasal 1 KMK 469/1995: (a)
Perusahaan Swasta Nasional sekurang-
kurangnya sebesar Rp 3.000.000.000
(tiga milyar rupiah); (b)
Perusahaan, Patungan sekurang-
kurangnya sebesar Rp
10.000.000.000
Pasal 19 ayat (1) PMK
18/2012Perusahaan Nasional : (a)
Koperasi memiliki simpanan
pokok, simpanan
wajib, dan hibah sebesar
paling sedikit
Rp.5.000.00
71
Indikator
Periode 1 (mulai
tahun 1973-1995)
Periode 2 (mulai tahun 1995-1999)
Periode 3
(2009-sekarang)
KEPMENKEU 1251/KMK.
013/1988:
(a)
Perusahaan Swasta
Nasional sekurang-kurangnya
sebesar Rp 3.000.000.000 (tiga
milyar rupiah); (b)
Perusahaan, Patungan sekurang-
kurangnya sebesar Rp
10.000.000.000 (sepuluh
milyar rupiah); (c) Koperasi
sekurang-kurangnya
Rp 3.000.000.000 (tiga
(sepuluh milyar rupiah); (c)Koperasi
sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000
(tiga milyar rupiah).
0.000,00 (lima miiar rupiah); (b)
Perseroan Terbatas, modal
disetor paling
sedikit 10.000.000.000,00 (
sepuluh miliar
rupiah). Perusahaan Patungan,
modal disetor paling
sedikit sebesar
Rp.30.000.000.000,00 (tiga puluh
miliar rupiah).
72
Indikator
Periode 1 (mulai
tahun 1973-1995)
Periode 2 (mulai tahun 1995-1999)
Periode 3
(2009-sekarang)
milyar rupiah).
Pengelolaan Pasal 5 ayat (1) PP
18/73: Dikuasakan kepada
Menteri Keuangan. Pasal 3 ayat
(1)
KEPPRES 61 TAHUN 1988: Bank;
Lembaga Keuangan Bukan
Bank; Perusahaan
Pembiayaan.
Pasal 57 PMK
18/2012Perusahaan Nasional.
Pengawasan Pasal 5 ayat (2) PP
18/73: Menteri Keuangan
dapat menyerahka
n
Pasal 1 KMK 58/99: Menteri
Keuangan, dengan dibantu oleh Direktorat
Jenderal Lembaga
Pasal 11 Perpres
9/2009: Menteri melakukan
pengawasan dan
pemeriksaan
73
Indikator
Periode 1 (mulai
tahun 1973-1995)
Periode 2 (mulai tahun 1995-1999)
Periode 3
(2009-sekarang)
kekuasaan dengan hak substitusi
kepada Menteri atau
Pejabat Negara
lainnya, dengan ketentuan
bahwa Rancangan
Anggaran Dasar PERSERO
harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari
Menteri Keuangan.
Keuangan dan PT Bahana.
terhadap pembiayaan modal
ventura.
Larangan Pasal 5 Keppres
61/88: Perusahaan Pembiayaan
dilarang menarik
dana secara
Pasal 9 Perpres
9/2009: Perusahaan Pembiayaan
dilarang menarik
dana secara
74
Indikator
Periode 1 (mulai
tahun 1973-1995)
Periode 2 (mulai tahun 1995-1999)
Periode 3
(2009-sekarang)
langsung dari masyarakat
dalam bentuk: Giro;
Deposito; Tabungan;
Surat Sanggup Bayar
(Promissory Note).
Perusahaan Perdagangan Surat
Berharga.
langsung dari masyarakat
dalam bentuk: Giro; Deposito;
Tabungan dan/atau
bentuk lainnya yang dipersamaka
n dengan itu.
Untuk lebih memahami tabel di atas, Penulis
akan menarasikan dalam bentuk kalimat seperti di
bawah ini:
a. Periode 1 (mulai tahun 1973-1995)
Modal ventura diatur dalam PP 18 Tahun 1973
tentang Penyertaan Modal Negara untuk Pendirian
75
Perusahaan Perseroan dalam Bidang Pengembangan
Usaha Swasta Nasional; Keppres 61 Tahun 1988
tentang Lembaga Pembiayaan; KepMenKeu
1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan; KepMenKeu
Nomor: 1256/KMK.00/1989 tanggal 18 Nopember
1989 yang mengubah Kepmenkeu 1251/88; dan
KepMenKeu 227/kmk.01/1994: sektor: usaha
perusahaan pasangan usaha dari perusahaan modal
ventura dan perlakuan perpajakan atas penyertaan
modal dan atau pengalihan penyertaan modal
perusahaan modal ventura.
Bidang kegiatan usaha dalam periode ini ialah
Perusahaan Modal Ventura melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke
dalam suatu Perusahaan Pasangan Usaha (Investee
Company) untuk jangka waktu tertentu.
Status hukum dalam periode ini terbagi menjadi
dua, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
76
1973: didirikan bersama-sama oleh Negara Republik
Indonesia dan Bank Indonesia dalam bentuk
Perseroan (PERSERO). Sedangkan pada Keppres
Nomor 61 Tahun 1988 dan ketentuan lebih lanjut
dalam periode I PMV berbentuk Perseroan Terbatas
(PT) dan Koperasi.
Sifat pertanggungjawaban dalam periode ini
yaitu dikuasakan kepada Menteri Keuangan dan
dapat dikuasakan kembali dengan hak substitusi
kepada seorang Menteri atau Pejabat Negara lainnya,
dengan ketentuan bahwa Rancangan Anggaran Dasar
PERSERO harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Menteri Keuangan.
Jangka waktu dalam periode ini yaitu tidak
boleh melebihi jangka waktu sepuluh tahun.
Permodalan dalam periode ini terbagi menjadi dua,
yaitu: dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun1973 menyebutkan bahwa pemodal dalam
kegiatan ini yaitu Negara Republik Indonesia dan
77
Bank Indonesia. Modal dasar PERSERO berjumlah
Rp.10.000.000.000,-(sepuluh milyar rupiah).
Sedangkan dalam Kepmenkeu 1251/KMK.013/1988
pemodalnya adalah: (a) Perusahaan Swasta Nasional
sekurang-kurangnya sebesar Rp 3.000.000.000 (tiga
milyar rupiah); (b) Perusahaan Patungan sekurang-
kurangnya sebesar Rp 10.000.000.000 (sepuluh
milyar rupiah); dan (c) Koperasi sekurang-kurangnya
Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah).
Pengelolaan dalam periode ini dapat dikuasakan
kepada Menteri Keuangan, atau menurut Keppres
Nomor 61 Tahun 1988 dapat dikuasakan kepada
Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan
Perusahaan Pembiayaan.
Sistem pengawasan dalam periode ini yaitu
berada pada Menteri Keuangan, dan dapat
menyerahkan kekuasaan dengan hak substitusi
kepada Menteri atau Pejabat Negara lainnya, dengan
ketentuan bahwa Rancangan Anggaran Dasar
78
PERSERO harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Menteri Keuangan.
Larangan dalam periode ini ketika Perusahaan
Pembiayaan menarik dana secara langsung dari
masyarakat dalam bentuk: Giro; Deposito; Tabungan;
Surat Sanggup Bayar (Promissory Note), dan
Perusahaan Perdagangan Surat Berharga.
b. Periode 2 (mulai tahun 1995-1999)
Modal ventura diatur dalam KepMenKeu. No.
250/KMK.04/1995 tentang Perusahaan Kecil dan
Menegah Pasangan Usaha dari Perusahaan Modal
Ventura dan Perlakuan Perpajakan atas Penyertaan
Modal Perusahaan Modal Ventura; KMK No.
469/KMK.017/1995 tanggal 3 Oktober 1995 tentang
Pendirian dan Pembinaan Perusahaan Modal Ventura;
dan KMK No. 58/KMK.017/1999 tanggal 15 Februari
1999 tentang Pengawasan Kegiatan Perusahaan
Modal Ventura Daerah.
79
Bidang kegiatan usaha dalam periode ini ialah
Perusahaan Modal Ventura melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke
dalam suatu Perusahaan Pasangan Usaha (Investee
Company) untuk jangka waktu tertentu.
Status hukum dalam periode ini berbentuk
Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi. Sifat
pertanggungjawaban dalam periode ini sesuai dengan
Anggaran Dasar. Jangka waktu dalam periode ini
yaitu tidak boleh melebihi jangka waktu sepuluh
tahun.
Permodalan dalam periode ini ialah: (a)
Perusahaan Swasta Nasional sekurang-kurangnya
sebesar Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah); (b)
Perusahaan Patungan sekurang-kurangnya sebesar
Rp 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah); dan (c)
Koperasi sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000 (tiga
milyar rupiah).
80
Sistem pengawasan dalam periode ini yaitu
berada pada Menteri Keuangan dengan dibantu oleh
Dirjen Lembaga Keuangan dan PT. Bahana.
c. Periode 3 (mulai tahun 2009-sekarang)
Modal ventura diatur dalam Perpres Nomor. 9
Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan dan
Permenkeu No. 18/PMK.010/2012 tentang
Perusahaan Modal Ventura.
Bidang kegiatan usaha dalam periode ini ialah
Perusahaan Modal Ventura yang melakukan usaha
pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu
Perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan
(Investee Company) untuk jangka waktu tertentu
dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui
pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan
berdasarkan pembagian atas hasil usaha.
Status hukum dalam periode ini berbentuk
Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi. Sifat
pertanggungjawaban dalam periode ini sesuai dengan
81
Anggaran Dasar. Jangka waktu dalam periode ini
yaitu bersifat sementara dengan jangka waktu paling
lama sepuluh tahun.
Permodalan dalam periode ini ialah:
Perusahaan Nasional: (a) Koperasi memiliki simpanan
pokok, simpanan wajib, dan hibah sebesar paling
sedikit Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah); (b)
Perseroan Terbatas, modal disetor paling sedikit
10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
Perusahaan Patungan, modal disetor paling sedikit
sebesar Rp.30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar
rupiah).
Pengelolaan dalam periode ini dapat dikuasakan
kepada Perusahaan Nasional. Sistem pengawasan
dalam periode ini yaitu dimiliki oleh Menteri
Keuangan. Larangan dalam periode ini ketika
Perusahaan Pembiayaan menarik dana secara
langsung dari masyarakat dalam bentuk: Giro;
82
Deposito; Tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
A. Perkembangan Peraturan Perundang-undangan
yang Mengatur tentang Modal Ventura
Awalnya pengaturan modal ventura diatur
dalam Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988
tentang Lembaga Pembiayaan, disebutkan bahwa
modal ventura diakui sebagai salah satu model
penyaluran pembiayaan. Dalam keputusan tersebut
ditentukan bahwa perusahaan modal ventura adalah
badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan
dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu
perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan
untuk jangka waktu tertentu. Bentuk hukum
perusahaan modal ventura adalah Perseroan Terbatas
atau Koperasi. Saham perusahaan modal ventura
dapat dimiliki oleh WNI dan/atau badan hukum
Indonesia (usaha patungan). Pemilikan saham oleh
83
Badan Usaha Asing ditentukan sebesar-besarnya 85%
dari modal yang disetor.
Perusahaan modal ventura dilarang menarik
dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk
Giro, Deposito, Tabungan, Surat Sanggup Bayar
(Promissory Note), tetapi dapat menerbitkan Surat
Sanggup Bayar hanya sebagai jaminan atas hutang
kepada Bank yang menjadi krediturnya.
Setelah pemerintah mengeluarkan Keputusan
Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga
Pembiayaan, selanjutnya dikeluarkan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan
Lembaga Pembiayaan.
Peraturan ini merupakan pelaksanaan lebih
lanjut mengenai lembaga pembiayaan seperti yang
telah disebut Keppres Nomor 61 Tahun 1988.
Kemudian keputusan tersebut diubah dan
disempurnakan oleh Keputusan Menteri Keuangan
84
Nomor 468 Tahun 1995. Dalam Keputusan Menteri
Keuangan dinyatakan, lembaga pembiayaan
melakukan kegiatan yang antara lain meliputi usaha
modal ventura, kegiatan modal ventura dilakukan
dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu
perusahaan pasangan usaha untuk:
a. Pengembangan suatu penemuan baru;
b. Pengembangan perusahaan yang pada tahap awal
usahanya mengalami kesulitan dana;
c. Membantu perusahaan yang berada pada tahap
pengembangan;
d. Membantu perusahaan yang berada pada tahap
kemunduran;
e. Pengembangan proyek penelitian dan rekayasa;
f. Pengembangan berbagai penggunaan teknologi
baru dan alih teknologi, baik dari dalam maupun
dari luar negeri; dan
g. Membantu pengalihan pemilikan perusahaan.
85
Penyertaan modal dalam setiap perusahaan
pasangan usaha bersifat sementara dan tidak boleh
melebihi jangka waktu 10 tahun. Penarikan kembali
penyertaan modal oleh perusahaan modal ventura
dalam segala bentuknya, dilaporkan kepada menteri
keuangan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah
dilaksanakan.
Sebelum melakukan kegiatan usaha,
perusahaan modal ventura wajib memperoleh izin
usaha dari Menteri Keuangan. Izin usaha diberikan
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
permohonan diterima secara lengkap. Izin usaha
berlaku selama perusahaan modal ventura masih
menjalankan usahanya. Terhadap pemberian izin
usaha tidak dikenakan biaya. Perusahaan modal
ventura wajib secara jelas mencantumkan Anggaran
Dasar kegiatan pembiayaan yang dilakukannya.
Jumlah modal disetor atau simpanan pokok dan
86
simpanan wajib bagi perusahaan modal ventura
ditetapkan sebagai berikut:
a. Perusahaan Swasta Nasional sekurang-kurangnya
Rp 10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah).
b. Perusahaan Patungan Indonesia dan Asing
sekurang-kurangnya Rp25.000.000.000,- (dua
puluh lima miliar rupiah).
c. Koperasi sekurang-kurangnya Rp 5.000.000.000,-
(lima miliar rupiah).
Pembinaan dan pengawasan perusahaan modal
ventura dilakukan oleh Menteri Keuangan.
Pelaksanaan pengawasan dilakukan oleh Departemen
Keuangan dan dibantu oleh Bank Indonesia yang
diatur dengan surat keputusan bersama.
Perusahaan pembiayaan yang memperoleh izin
usaha lebih dari satu kegiatan pembiayaan wajib
memilih untuk menjadi perusahaan pembiayaan lain
atau perusahaan modal ventura. Perusahaan
pembiayaan yang telah memilih menjadi perusahaan
87
modal ventura dilarang melakukan transaksi Sewa
Guna Usaha, Anjak Piutang, Kartu Kredit, dan
Pembiayaan Konsumen. Perusahaan modal ventura
yang melakukan kegiatan pembiayaan yang
bertentangan dengan ketentuan dalam keputusan ini
dihentikan kegiatan-kegiatannya atau dicabut izin
usahanya.
Penghentian kegiatan atau pencabutan izin
usaha dilakukan setelah:
a. Diberikan peringatan secara tertulis kepada yang
bersangkutan sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut
dengan tenggang waktu 1 (satu) bulan; dan
b. Dilakukan pembekuan kegiatan atau izin usaha
untuk jangka waktu 6 (enam) bulan sejak
peringatan terakhir.
Apabila sebelum berakhirnya masa pembekuan
telah dilakukan perbaikan, maka kegiatan atau izin
usaha diberlakukan kembali. Akan tetapi apabila
sampai dengan berakhirnya masa pembekuan tidak
88
juga dilakukan perbaikan, kegiatan dihentikan atau
izin usahanya dicabut.
Peraturan selanjutnya yang mengatur mengenai
modal ventura ialah Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 tentang Perbankan. Pada prinsipnya kegiatan
modal ventura tidak termasuk dalam bisnis bank.
Tetapi secara insidentil dan dalam hal tertentu, yakni
dalam hal adanya kredit macet, bank dibenarkan
untuk menyertakan modalnya ke dalam perusahaan
debitur dengan ketentuan sampai masanya bank
tersebut harus menarik kembali penyertaan
modalnya. Jadi memang mirip kegiatan modal
ventura.
Perusahaan modal ventura yang pertama di
Indonesia yakni PT. Bahana Pembina Usaha Indonesia
(BAHANA), yang saham-sahamnya dipegang oleh
Departemen Keuangan dan Bank Indonesia. Dengan
demikian Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
1973 juga merupakan dasar hukum dan tonggak
89
sejarah mengenai berdirinya perusahaan modal
ventura di Indonesia.
Karena perusahaan modal ventura adalah
badan hukum yang dapat berbentuk Perseroan
Terbatas atau Perusahaan Perseroan yang modalnya
terbagi dalam bentuk saham, maka bentuk
penyertaan modal pada perusahaan pasangan usaha
dilakukan dengan investasi pembelian saham. Apabila
perusahaan pasangan usaha setuju mengembangkan
perusahaan dengan bekerja sama dengan perusahaan
modal ventura dalam bentuk penyertaan modal, baik
penyertaan dalam bentuk pembelian saham yang
sudah ada maupun dalam bentuk penambahan modal
perseroan, ini berarti perusahaan modal ventura
menyetorkan sejumlah uang sebagai harga saham
yang akan dikuasainya. Dalam Pasal 17 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 ditentukan,
penyetoran atas saham dapat dilakukan dalam
bentuk uang dan/atau bentuk lainnya. Dalam Pasal
90
34 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995
ditentukan, penambahan modal perseroan hanya
dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS.
Apabila penyertaan modal ini dilakukan melalui
pembelian sebagian besar saham perusahaan
pasangan usaha, maka akan berlaku ketentuan
mengenai pengambilalihan, yang tentunya harus
sudah mendapat persetujuan RUPS.
Selain dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1995, berlaku pula ketentuan-ketentuan yang
mengatur segi perdata dalam perundang-undangan
seperti berikut ini:
1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang
Badan Usaha Milik Negara dan Peraturan
pelaksanaannya. Berlakunya undang-undang ini
apabila bentuk hukum Perusahaan Modal Ventura
adalah perusahaan perseroan.
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal. Berlakunya undang-undang ini
91
apabila perusahaan modal ventura melakukan jual
beli saham di Pasar Modal.
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Ketentuan Pokok Agraria dan Peraturan
Pelaksanaannya. Berlaku undang-undang ini
apabila perusahaan modal ventura mengadakan
perjanjian mengenai dan berurusan dengan hak-
hak atas tanah.
4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang
Wajib Daftar Perusahaan dan Peraturan
pelaksanaannya. Berlakunya undang-undang ini
apabila perusahaan modal ventura berurusan
dengan pendaftaran, pendaftaran ulang, dan
pendaftaran likuidasi perusahaan.
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995, Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1991, Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1991 dan Peraturan
pelaksanaannya, semua tentang Perpajakan.
Berlakunya undang-undang ini karena
92
perusahaan modal ventura wajib membayar pajak
bumi dan bangunan, penghasilan, pertambahan
nilai, serta pajak jenis lainnya. Dengan demikian
dasar hukum berlakunya modal ventura ditinjau
dari berbagai undang-undang dan peraturan
hukum antara lain dari segi hukum perdata, segi
hukum publik, dan dari segi hukum administratif
B. Perkembangan Peraturan Perundang-Undangan
yang Mengatur tentang Modal Ventura Mulai
Sebelum Diatur dalam Peraturan Perundang-
undangan, Setelah Diatur dalam Peraturan
Perundang-undangan, dan Modal Ventura Saat
Ini.
1. Modal Ventura Sebelum Diatur dalam
Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia.
Keberadaan modal ventura secara resmi di
mulai sejak akhir perang dunia kedua yang ditandai
dengan berdirinya American Research and
Development Corporation (ARDC). Perusahaan ini
93
melakukan investasi perusahaan yang baru
berkembang dan belum dikenal oleh masyarakat luas.
Dalam operasionalnya, ARDC melakukan investasi
pada perusahaan (PPU) yang memiliki kriteria sebagai
berikut:
2. memiliki teknologi baru atau konsep-konsep
pemasaran yang baru atau inovasi terbaru;
3. mengizinkan campur tangan signifikan dari
investor dalam pengelolaan perusahaan;
4. operasional PPU dilakukan oleh pekerja yang
memiliki kompetensi terbaik dan berintegritas.
5. produk atau proses yang dimiliki setidaknya telah
melewati tahap prototipe awal dan dilindungi oleh
hak paten, hak cipta, atau perjanjian perdagangan
rahasia.
6. menunjukkan kondisi yang memungkinkan untuk
dilakukannya divestasi pada waktu yang tidak
terlalu lama.
94
7. berpeluang untuk memberikan nilai tambah atas
investasi yang sudah ditanamkan.
Perilaku berinvestasi yang dilakukan oleh ARDC
memberikan gambaran awal mengenai pola kerja
dalam industri modal ventura. Aturan investasi yang
diterapkan banyak diterapkan oleh perusahaan modal
ventura lain karena dianggap berhasil memberikan
imbal hasil yang memuaskan investor.1
2. Modal Ventura Setelah Diatur dalam
Peraturan Perundang-undangan di Indonesia.
Usaha ini baru diperkenalkan melalui Kebijakan
Paket Deregulasi tanggal 20 Desember 1988 (Pakdes
1988) yang diikuti dengan dikeluarkannya Kepres
Nomor 61 Tahun 1988 yang telah diperbarui kembali
melalui Perpres Nomor 9 Tahun 2009 tentang
Perusahaan Pembiayaan. Keberadaan pembiayaan
modal ventura ini adalah untuk mengeliminasi
1 Tim Studi Potensi Perusahaan Modal Ventura sebagai Altenatif Investasi, Op.
Cit., hlmn., 8.
95
kendala umum yang selama ini dihadapi oleh usaha
kecil seperti keterbatasan modal, kemampuan
manajemen, dan teknologi yang memadai. Sebagai
lembaga bisnis, usaha modal ventura tentu saja
berorientasi untuk memperoleh keuntungan yang
besar, mengingat usaha ini mempunyai tingkat risiko
yang tinggi (high risk capital). Meskipun demikian,
bukan berarti usaha modal ventura ini tidak
mempunyai misi humanistik (humanistic institution),
yaitu lembaga penolong bagi usaha lemah agar dapat
mengembangkan usahanya.
Pada umumnya, investasi ini dilakukan dalam
bentuk penyertaan modal secara tunai yang
dilakukan dengan sejumlah saham pada perusahaan
pasangan usaha. Kebanyakan dana ventura ini
berasal dari sekelompok investor yang mapan
keuangannya, bank investasi dan institusi keuangan
lainnya yang melakukan pengumpulan dana ataupun
kemitraan untuk tujuan investasi. Penyertaan modal
96
yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura
kebanyakan dilakukan terhadap perusahaan yang
baru berdiri sehingga belum memiliki riwayat
operasional yang dapat menjadi catatan guna
memperoleh suatu pinjaman.2
Pembiayaan dengan pola modal ventura juga
masih menimbulkan beberapa persoalan apabila
dicermati dari sudut pandang pengembangan UMKM
terutama bagi Perusahaan Pasangan Usaha. Hal ini
disebabkan dalam praktik, apabila perusahaan
menunjukkan gejala kegagalan, perusahaan yang
bersangkutan cenderung diambilalih (take over) atau
dilikuidasi oleh Perusahaan Modal Ventura (PMV).3
Melalui lembaga pembiayaan para pelaku bisnis
bisa mendapatkan dana atau modal yang dibutuhkan.
Keberadaan lembaga pembiayaan ini sangat penting,
karena fungsinya hampir mirip sama dengan bank.
2 Harian Bisnis Indonesia, Loc. Cit. 3 Sunaryo, Loc. Cit.
97
Dalam prakteknya sekarang ini lembaga pembiayaan
banyak dimanfaatkan oleh pelaku bisnis ketika
membutuhkan dana atau barang modal untuk
kepentingan perusahaan.
Sejalan dengan itu, sejak tahun 1988
pemerintah telah menempuh berbagai kebijakan
untuk lebih memperkuat sistem lembaga keuangan
nasional melalui pengembangan dan perluasan
berbagai jenis lembaga keuangan, diantaranya
lembaga pembiayaan, dengan tujuan memperluas
penyediaan pembiayaan alternatif bagi dunia
bisnis/usaha sejalan dengan semakin meningkatnya
kebutuhan dana untuk menunjang kegiatan usaha.4
Di dalam Keputusan Menteri Keuangan No.
1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan
4 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kedua, Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001, hal. 281
98
Lembaga Pembiayaan, kepada perusahaan lembaga
pembiayaan diberikan izin untuk melakukan kegiatan
di bidang modal ventura dan juga usaha leasing, anjak
piutang, pembiayaan konsumen serta kartu kredit.
Namun demikian, sebagian besar perusahaan yang
memperoleh semua izin usaha tersebut tidak
melakukan izin usaha modal ventura dengan berbagai
alasan, antara lain disebabkan oleh karakteristik
bisnis modal ventura ini sangat berbeda dengan sifat
dan usaha pembiayaan lainnya. Akibatnya, beberapa
waktu lama kemudian, usaha modal ventura masih
belum berkembang.5
Langkah berikutnya yang dilakukan oleh
pemerintah adalah memisahkan kegiatan usaha
Modal Ventura dari kegiatan lembaga pembiayaan
lainnya melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor
469/KMK.017/1995 tentang Pendirian dan
5 Ibid.
99
Pembinaan Usaha Modal Ventura. Dengan pemisahan
itu tersebut minat investor untuk mendirikan
perusahaan modal ventura pun meningkat.
3. Modal Ventura Saat Ini.
Direktorat Perbankan dan Usaha Jasa
Pembiayaan melalui Subdirektorat Modal Ventura
sedang melakukan upaya penyempurnaan peraturan
perundangan di bidang modal ventura.
Penyempurnaan dimaksud untuk mengubah
ketentuan dalam KMK 1251/KMK.013/1988 tanggal
20 Desember 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pelaksanaan Lembaga Keuangan, KMK No.
469/KMK.017/1995 tanggal 3 Oktober 1995 tentang
Pendirian dan Pembinaan Perusahaan Modal Ventura,
dan KMK No. 58/KMK.017/1999 tanggal 15 Februari
1999 tentang Pengawasan Kegiatan Perusahaan
Modal Ventura Daerah sehingga lebih komprehensif.
Pokok-pokok perubahan dan tambahan
pengaturan dalam upaya penyempurnaan tersebut
100
meliputi pengaturan kegiatan usaha modal ventura,
larangan dan batasan yang perlu diindahkan oleh
perusahaan modal ventura, penyempurnaan
ketentuan mengenai pendirian perusahaan modal
ventura, dan ketentuan mengenai pelaporan
perusahaan modal ventura.
Peraturan perundang-undangan di bidang
modal ventura sampai saat ini, diantaranya:
1) Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 61
Tahun 1988 tanggal 20 Desember 1988 tentang
Lembaga Pembiayaan;
2) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor: 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember
1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pelaksanaan Lembaga Keuangan;
3) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor: 250/KMK.04/1995 tanggal 2 Juni 1995
tentang Perusahaan Kecil dan Menengah Pasangan
Usaha dari Perusahaan Modal Ventura dan
101
Perlakuan Perpajakan atas Penyertaan Modal
Perusahaan Modal Ventura;
4) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor: 469/KMK.017/1995 tanggal 3 Oktober
1995 tentang Pendirian dan Pembinaan
Perusahaan Modal Ventura;
5) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor: 58/KMK.017/1999 tanggal 15 Februari
1999 tentang Pengawasan Kegiatan Perusahaan
Modal Ventura Daerah;
6) Perpres No. 9 tahun 2009 tentang Lembaga
Pembiayaan; dan
7) Permenkeu No. 18/PMK.010/2012 tentang
Perusahaan Modal Ventura
C. Bagan Terkait dengan Perkembangan Peraturan
tentang Modal Ventura
Pengertian modal ventura adalah Penyertaan
Negara dalam modal saham Perusahaan Perseroan
(PERSERO) didirikan secara bersama-sama oleh
102
Negara Republik Indonesia dan Bank Indonesia (PP No
18 Tahun 1973), sementara Kepres 61 Tahun 1988,
Kepmenkeu 1251/KMK.013/1988 mendefinisikan
Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company)
adalah badan usaha yang melakukan usaha
pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke
dalam suatu Perusahaan yang menerima bantuan
pembiayaan (investee Company). Pengertian dalam
perkembangan pengaturan dengan disahkanya Pepres
Nomor. 9 Tahun 2009 dan Permenkeu Nomor.
18/PMK.010/2011. Perusahaan Modal Ventura
(Venture Capital Company) adalah badan usaha yang
melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke
dalam suatu Perusahaan yang menerima bantuan
pembiayaan (Investee Company) untuk jangka waktu
tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan
melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau
pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha.
103
Pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan
investasi modal ventura dalam mekanisme modal
ventura secara konvensional dilakukan sepenuhnya
oleh perusahaan modal ventura itu sendiri sebagai
badan hukum, atau dengan kata lain suatu
perusahaan modal ventura dapat sebagai venture
capital fund dan dalam waktu yang sama menjadi
managemet venture capital company. Oleh karena itu,
kebijakan dan analisis investasi dilaksanakan oleh
perusahaan modal ventura yang bersangkutan.
D. Analisis
Untuk melaksanakan pembangunan yang
berkesinambungan akan memerlukan dana yang
cukup besar, dimana pemenuhannya tidak biasa
hanya mengandalkan sumber pemerintah saja,
partisipasi masyarakat sangat diharapkan untuk ikut
aktif melakukan melalui keikutsertaan dalam
menggerakkan perekonomian. Pemerintah telah
104
mencanangkan program industrialisasi sebagai pilar
perekonomian.
Menurut Thorstein Bunde Veblen merupakan
suatu fenomena evolusi, dimana segala sesuatunya
terus-menerus mengalami perubahan. Pola perilaku
seseorang dalam masyarakat disesuaikan dengan
kondisi sosial sekarang, perilaku tersebut cocok dan
diterima maka perilaku akan disesuaikan dengan
lingkungan. Keadaan dari lingkungan inilah yang
disebut Veblen sebagai “institusi”. Dalam hal ini
hendaknya jelas bahwa yang dimaksudkan Veblen
dengan “institusi” bukan institusi kelembagaan dalam
artian fisik mleainkan dalam artian yang terkait
dengan nilai-nilai, norma-norma, kebiasaan serta
budaya, yang semuanya terrefleksikan dalam kegiatan
ekonomi.6
6 http://noldysalindeho.blogspot.com/2013/10/sejarah-pemikiran-ekonomi-
aliran.html, diakses tanggal 20 Januari 2015
105
Suatu institusi muncul dan berkembang untuk
meminumkan biaya transaksi sehingga dapat
meningkatkan kinerja perekonomian. Biaya transaksi
dalam pengembangan ekonomi kecil yang berkaitan
dengan modal yang akan diberikan kepada pengusaha
kecil dan menengah. Kebijakan pemerintah
memberikan modal kepada usaha kecil dan menengah
mampu memberikan kontribusi dalam perkembangan
ekonomi yang sekarang sedang berjalan.
Ekonomi kelembagaan menjelaskan hal-hal
yang berhubungan dengan dorongan dan pola prilaku
konsumsi masyarakat. Pemberian modal
bagi usaha kecil dan menengah ikut menyumbang
perilaku konsumsi dalam perkembangan ekonomi
masyarakat, dan berusaha menghindari perbuatan
yang akan merugikan orang banyak. Tetapi dengan
pemberian modal dalam masyarakat mampu
memberikan solusi yang terbaik, dan tidak terlalu
tertarik dengan kepentingan masyarakat banyak.
106
Menurut Landreth dan Colandar membagi
aliran Kelembagaan dalam ilmu ekonomi
kelembagaan lama (old institutional economics) dan
ilmu ekonomi kelembagaan baru (new institutional
Economics). Mengkombinasikan dari kedua
pandangan tersebut, pertama akan dikemukakan
aliran ekonomi kelembagaan lama, kedua quasi dan
aliaran ekonomi kelembagaan baru. Ketiga aliran
ekenomi yang di kemukakan oleh Landreth dan
Colandar menitik beratkan bahwa ekonomi
kelembagaan masuk untuk mewartakan pada
kegiatan ekonomi yang dipengaruhi oleh tata letak
antarpelaku ekonomi.7 Peran ekonomi kelembagaan
sangat strategi dan penting untuk perkembangan
ekonomi dengan memberikan modal bagi para pelaku
usaha untuk mengembangkan usahanya.
7 https://mutosagala.wordpress.com/2012/03/05/pembangunan-ekonomi-
indonesia-pendekatan-teori-ekonomi-kelembagaan.
107
Dalam dunia ekonomi, usaha modal ventura
sangat penting dalam membantu perusahaan guna
mengembangkan usahanya. Penyertaan modal
dilakukan oleh perusahaan modal ventura ini
kebanyakan dilakukan terhadap perusahaan-
perusahaan yang baru berdiri, kegiatan modal ventura
dilakukan dalam bentuk penyediaan dana atau
barang modal dengan tidak menarik dana secara
langsung dari masyarakat. Oleh karena itu, modal
ventura juga berperan sebagai salah satu sumber
pembiayaan alternative yang potensial untuk
menunjang perekonomian nasional.
Menurut Dahlan Siamat dengan melihat
struktur perekonomian Indonesia, modal ventura
dinilai lebih cocok diarahkan untuk membantu
pengembangan sektor usaha kecil dan menengah
yang secara kuantitas jumlahnya jauh lebih banyak
dan tersebar di seluruh Indonesia. Kebijakan
penguatan usaha kecil dan menengah melalui
108
berbagai deregulasi sejak tahun 1983 telah memacu
perkembangan dunia usaha berkembang dengan
cepat. Munculnya berbagai lembaga keuangan secara
variatif sebagai sumber pembiayaan pembangunan
menunjukkan kebutuhan untuk mengembangkan
lembaga-lembaga keuangan konvensional yang
dirasakan memadai dalam mengikuti perkembangan
dunia usaha.8
Usaha kecil dan menengah memiliki peranan
yang sangat penting dalam perekonomian suatu
Negara atau daerah. Peran penting usaha kecil dan
menengah telah mendorong banyak negara termasuk
Indonesia yang berupaya mengembangkan usaha
kecil dengan cara memberikan bantuan modal kepada
usaha kecil dan menengah sebagai salah satu upaya
pemberdayaan pelaku usaha kecil, banyaknya
lembaga-lembaga keuangan mampu memberikan
8 Dahlan Siamat, Modal Ventura: Alternatif Pembiayaan Usaha Kecil-
Menengah, Manajemen Usahawan, Jakarta, 1996, hlmn., 62.
109
kontribusi bagi para pelaku usaha kecil dan
menengah dalam memberikan modal.
Sebagai lembaga bisnis, usaha modal ventura
berorentasi untuk memperoleh keutungan yang besar
mengingat usaha modal ventura mempunyai tingkat
resiko yang tinggi. Namun demikian, bukan berarti
usaha modal ventura ini tidak mempunyai misi
humanistic (humanistic institution) sebagai lembaga
penolong bagi usaha lemah agar dapat
mengembangkan usahanya.
Meskipun masih terbatasnya ketentuan-
ketentuan yang secara khusus mengatur soal modal
ventura, tidak berarti akan menghambat pemanfaatan
modal ventura sebagai alternatif pembiayaan,
menurut Satjipto Rahardjo. Bagaimanapun
masyarakat akan menemukan hukumnya sendiri,
manakala hubungan-hubungan privat dalam bidang
ekonomi yang tidak dapat dicegah mengharuskan
mereka menyelesaikan persoalannya. Sebagaimana
110
diketemukan oleh Stewart Mc Caulay, apabila pada
suatu ketika orang menyadari pada penggunaan
sarana hukum formal, maka pertimbangan yang
mendasarinya semata-mata tidaklah murni hukum,
melainkan kepentingan-kepentingan pribadi.9
Penyelidikan Mc Caulay termasuk ke dalam
hukum perdata yang dasar motor penggeraknya
adalah kehendak bebas mereka masing-masing orang.
Berbagai alasan yang dapat dikemukakan bahwa
prospek modal ventura pada masa yang akan datang
akan cukup cerah.10
Pendapat para ahli tersebut senada dengan
analisis Penulis, mengingat pokok-pokok perubahan
dan tambahan pengaturan dalam upaya
penyempurnaan tersebut meliputi pengaturan
kegiatan usaha modal ventura, larangan dan batasan
9 Satjipto Rahardjo, Hukum dan Masyarakat, Alumni, Bandung, 1990, hlmn.,
72, 10 Sri Redjeki Hartono, Aspek Hukum Kegiatan Perusahaan Modal Ventura,
Laporan Hasil Penelitian, Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen
Kehakiman, Jakarta, 1995/1996, hlmn., 34.
111
yang perlu diindahkan oleh perusahaan modal
ventura, penyempurnaan ketentuan mengenai
pendirian perusahaan modal ventura, serta ketentuan
mengenai pelaporan perusahaan modal ventura.
Artinya bahwa, walaupun keberadaan
pembiayaan modal ventura ini adalah untuk
mengeliminasi kendala umum yang selama ini
dihadapi oleh usaha kecil seperti keterbatasan modal,
kemampuan manajemen, dan teknologi yang
memadai. Tetapi, usaha modal ventura mempunyai
tingkat risiko yang tinggi (high risk capital) sehingga
diperlukan intervensi pemerintah dalam
pengaturannya guna melindungi para pihak,
khususnya pihak yang lemah.
Bahwa pemerintah terus melakukan
penyempurnaan mengenai modal ventura dalam
peraturan perundang-undangan, itu dapat dilihat
bahwa modal ventura dari masa ke masa mengalami
kemajuan, khususnya bagi UKM.
112
Jika dilihat dari tabel yang telah Penulis analisis
per periode tersebut di atas, walaupun beberapa
indikator masih sama pengaturannya dari periode ke
periode, tetapi tetap dapat dilihat kemajuannya,
khususnya dapat dilihat dalam indikator-indikator:
a. Bidang Kegiatan Usaha: dalam Periode 1 dan 2
masih mengatur soal hal yang sama, yaitu
Perusahaan Modal Ventura melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke
dalam suatu Perusahaan Pasangan Usaha
(Investee Company) untuk jangka waktu tertentu.
Sedangkan dalam Periode 3, pengaturannya lebih
komprehensif dan detail, yaitu Perusahaan Modal
Ventura yang melakukan usaha
pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu
Perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan
(Investee Company) untuk jangka waktu tertentu
dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan
melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau
113
pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil
usaha.
b. Status hukum dalam periode 1 terbagi menjadi
dua, Peraturan Pemerintah 18 Tahun 1973:
didirikan bersama-sama oleh Negara Republik
Indonesia dan Bank Indonesia dalam bentuk
Perseroan (PERSERO). Sedangkan pada Keppres
Nomor 61 Tahun 1988 dan ketentuan lebih lanjut
dalam periode I PMV berbentuk Perseroan Terbatas
(PT) dan Koperasi. Lebih lanjut Status hukum
dalam periode 2 berbentuk Perseroan Terbatas (PT)
atau Koperasi. Sifat pertanggungjawaban dalam
periode ini sesuai dengan Anggaran Dasar. Jangka
waktu dalam periode ini yaitu tidak boleh melebihi
jangka waktu sepuluh tahun. Sedangkan dalam
periode 3 tidak terdapat pererubahan.
c. Sifat pertanggung jawaban: dalam hal
pertanggungjawaban mengacu pada status badan
hukum. Tidak terdapat perubahan secara
114
singnifikan, pertanggung jawaban kegiatan modal
ventura sejalan dengan status badan hukum dan
pengaturannya tentang PT (Perseroan Terbatas)
yang terdapat dalam anggaran dasar.
d. Jangka waktu: tidak terdapat perubahan baik di
periode 1, periode 2, dan periode 3. Jangka waktu
Penyertaan modal perusahaan modal ventura pada
setiap perusahaan pasangan usaha dilakukan
selama perusahaan pasangan usaha tersebut
belum menjual saham di bursa efek dan untuk
jangka waktu tidak melebihi 10 (sepuluh) tahun.
e. Permodalan: Permodalan dalam Periode 1 terbagi
menjadi dua, yaitu: dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 1973, yang menyebutkan bahwa
pemodal dalam kegiatan ini yaitu Negara Republik
Indonesia dan Bank Indonesia. Modal dasar
PERSERO berjumlah Rp.10.000.000.000,-(sepuluh
milyar rupiah). Sedangkan dalam Kepmenkeu
1251/KMK.013/1988 pemodalnya adalah: (a)
115
Perusahaan Swasta Nasional sekurang-kurangnya
sebesar Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah); (b)
Perusahaan Patungan sekurang-kurangnya
sebesar Rp 10.000.000.000 (sepuluh milyar
rupiah); dan (c) Koperasi sekurang-kurangnya Rp
3.000.000.000 (tiga milyar rupiah). Permodalan
dalam Periode 2 ialah: (a) Perusahaan Swasta
Nasional sekurang-kurangnya sebesar Rp
3.000.000.000 (tiga milyar rupiah); (b) Perusahaan
Patungan sekurang-kurangnya sebesar Rp
10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah); dan (c)
Koperasi sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000
(tiga milyar rupiah). Sedangkan permodalan dalam
Periode 3 mengalami kenaikan yang cukup
signifikan, yaitu: Perusahaan Nasional: (a)
Koperasi memiliki simpanan pokok, simpanan
wajib, dan hibah sebesar paling sedikit
Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah); (b)
Perseroan Terbatas, modal disetor paling sedikit
116
10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
Perusahaan Patungan, modal disetor paling sedikit
sebesar Rp.30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar
rupiah). Artinya, dilihat dari periode
perkembangannya, Periode 3 dipandang dari sudut
permodalan ini mengalami kenaikan yang cukup
signifikan dibanding dengan kedua periode
sebelumnya.
f. Pengelolaan: Pengelolaan dalam periode 1 diambil
alih oleh Menteri Keuangan, atau menurut Keppres
61/1988 dapat dikuasakan kepada Bank, Lembaga
Keuangan Bukan Bank, dan Perusahaan
Pembiayaan. Sedangkan dalam Periode 3,
pengelolaannya dilakukan oleh Perusahaan
Nasional. Artinya, dalam hal ini pemerintah telah
memberikan kepercayaan terhadap prospek modal
ventura dengan menyerahkan sistem
pengelolaannya kepada Perusahaan Nasional,
bukan oleh Menteri Keuangan sendiri.
117
g. Pengawasan: dalam periode 1 dilakukan oleh
Menteri Keuangan atau dapat diserahkan
kekuasaan dengan hak substitusi kepada Menteri
atau Pejabat Negara lainnya, dengan ketentuan
bahwa Rancangan Anggaran Dasar PERSERO
harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Menteri Keuangan.dalam periode 2 Mentri
Keuangan dibantu oleh Direktorat Jendral
Lembaga Keuangan dan Penujukan PT.BAHANA.
Sendangkan periode 3 Pengawasan dilakukan oleh
Mentri Keuangan mengikuti Pengelolaan yang
dilakukan oleh Perusahaan Nasional.
h. Larangan: dalam periode 1 Perusahaan
Pembiayaan dilarang menarik dana secara
langsung dari masyarakat dalam bentuk: Giro;
Deposito; Tabungan; Surat Sanggup Bayar
(Promissory Note). Perusahaan Perdagangan Surat
Berharga. Periode 2 tidak terdapat perubahan,
Perubahan periode 3 larangan kegiatan modal
118
ventura memuat Deposito; Tabungan dan/atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Tentunya, dari periode ke periode pengaturan
mengenai modal ventura yang tertuang di dalam
peraturan perundang-undangan, Keputusan dan
Peraturan Presiden, dan Keputusan dan Peraturan
Menteri Keuangan, mengalami kemajuan. Artinya dari
periode 1 sampai periode 3, prospek modal ventura ke
tahun-tahun berikutnya dapat dipastikan akan lebih
baik dan menjanjikan.
Perusahaan modal ventura dapat menjadi mitra
yang baik dalam pengembangan usaha bagi para
pelaku usaha kecil dan menengah, sehingga
memberikan manfaat bagi pengembangan usaha,
khususnya bagi usaha kecil yang membutuhkan
modal dan membantu kelancaran pertumbuhan
usaha kecil dan menengah dengan cara memberikan
penyertaan modal kepada para pelaku usaha kecil.
Pemberian modal mampu menciptakan kondisi usaha
119
yang baik bagi pengusaha kecil dan menengah agar
para pelaku usaha kecil dapat mampu menjadi
pengusaha yang dapat diandalkan.
Perusahaan modal ventura dapat menjadi
wadah dan penyalur, dimana para pemodal yang
memiliki dana ingin menyalurkan dananya tersebut
kepada pihak perusahaan lain yang membutuhkan.
Perusahaan modal ventura dalam menjalankan usaha
penyertaan kepada perusahaan pasangan usaha
adalah pihak yang dapat memberikan pelatihan dan
pendampingan dibidang administrasi, akuntansi,
manajemen dan pemasaran serta bidang lainnya yang
mendukung kegiatan usaha perusahaan modal
ventura.