17
Site Pembangunan Kantor BAPPEDA Unsultr a Perumahan dan Masjid Kantor BPK Perumahan warga Jl. S. Parman BAB III PROSES PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN A. Gambaran Objek Pengawasan Secara umum gambaran objek pengawasan Kerja Praktek berupa bangunan dua lantai. Dengan jumlah bangunan 3 buah. Dimana bentuk bangunan ini berupa bentuk persegi memanjang. Adapun objek pengawasan yang kami lakukan adalah Pembangunan Rumah Toko (Ruko). B. Lokasi Kerja Praktek Lokasi Kerja Praktek berada di Kelurahan Watu-Watu Kec. Kendari Barat Kota Kendari 22 Gambar 3. Lokasi Kerja Praktek ( KP )

Bab III Proses Pelaksanaan Pengawasan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab III Proses Pelaksanaan Pengawasan

Site Pembangunan

Kantor BAPPEDA

Unsultra

Perumahan dan Masjid

Kantor BPK Perumahan warga

Jl. S. Parman

BAB IIIPROSES PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN

A. Gambaran Objek Pengawasan

Secara umum gambaran objek pengawasan Kerja Praktek berupa

bangunan dua lantai. Dengan jumlah bangunan 3 buah. Dimana bentuk

bangunan ini berupa bentuk persegi memanjang. Adapun objek

pengawasan yang kami lakukan adalah Pembangunan Rumah Toko

(Ruko).

B. Lokasi Kerja Praktek

Lokasi Kerja Praktek berada di Kelurahan Watu-Watu Kec. Kendari

Barat Kota Kendari

22

Gambar 3. Lokasi Kerja Praktek ( KP ) Sumber : Gambar Pribadi

Page 2: Bab III Proses Pelaksanaan Pengawasan

C. Jadwal Pelaksanaan Pengawasan

Proses pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh mahasiswa

Kerja Praktek (KP) ini dimulai sejak tanggal 20 September 2012 sampai

dengan 07 Desember 2012 di bawah naungan dan bimbingan pihak CV.

BIMANTARA, sebagai manajemen dan pengawas pada proyek ini.

Pelaksanaan kegiatan pengawasan dilakukan setiap hari kerja dengan

jam–jam kerja yaitu setiap hari Senin sampai hari Jumat dengan Jam

Kerja antara lain biasanya 13.00–16.00 WITA atau setelah pulang dari

Kampus.

Selama kurun waktu tiga bulan kegiatan – kegiatan yang dilakukan

dapat dilihat pada jadwal / schedule time sebagai berikut :

1. Bulan September 2012

SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU

- - - - - 1 2

3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16

17 18 19 20 21 22 23

24 25 26 27 28 29 30

Keterangan Kegiatan :

- = Tanggal sebelum / sesudah bulan yang dimaksud

x = Kerja Praktek ( KP ) belum dimulai

= Masuk / Awal Kerja Praktek (KP) Pengenalan Dengan Pihak CV. Serta Pelaksana Lapangan Dan Pengenalan Objek Pengawasan Pembangunan Rumah Toko (Ruko)

= Hari libur kerja

= Proses pelaksanaan pengawasan di lapangan

= Istirahat

23

Page 3: Bab III Proses Pelaksanaan Pengawasan

2. Bulan Oktober 2012

SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU

1 2 3 4 5 6 7

8 9 10 11 12 13 14

15 16 17 18 19 20 21

22 23 24 25 26 27 28

29 30 31 - - -

Keterangan

- = Tanggal sebelum / sesudah bulan yang dimaksud

= Hari libur kerja

= Proses pelaksanaan pengawasan di lapangan

= Istirahat

3. Bulan November 2012

SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU

- - - 1 2 3 4

5 6 7 8 9 10 11

12 13 14 15 16 17 18

19 20 21 22 23 24 25

26 27 28 29 30 - -

= Hari libur kerja

= Proses pelaksanaan pengawasan di lapangan

= Istirahat

24

Page 4: Bab III Proses Pelaksanaan Pengawasan

4. Bulan Desember 2012

SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU

1 2

3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16

17 18 19 20 21 22 23

24 25 26 27 28 29 30

31

= Hari libur kerja

= Proses pelaksanaan pengawasan di lapangan

= Istirahat

= Penarikan dari lokasi

D. Gambaran Umum Proyek

Pelaksanaan pekerjaan fisik yang dilaksanakan merupakan bagian

dari peningkatan Sumber Daya/mutu Mahasiswa Universitas Haluoleo

khususnya Fakultas Teknik yang bekerjasama dengan pihak

konsultan/kontraktor secara terbuka dalam hal pengembangan kapasitas,

kuantitas serta jam terbang mahasiswa di dunia kerja (proyek). Pada

proses tersebut yang terpilih sebagai pelaksana fisik adalah CV.

BIMANTARA. Proyek Pembangunan Rumah Toko (Ruko) yang terletak

Kecamatan Baruga Kota Kendari.

E. Metode Pelaksanaan Pekerjaan dan Perencanaan

Secara umum pelaksanaan Proyek Pembangunan, Rumah Toko

(Ruko) dilaksanakan berdasarkan metode yang telah dilakukan sesuai

dengan rencana kerja yang telah disusun dan memperhatikan mutu yang

ingin dicapai sesuai dengan perencanaan.

25

Page 5: Bab III Proses Pelaksanaan Pengawasan

Namun kami disini hanya menjabarkan metode-metode pelaksanaan

pekerjaan yang dilakukan di lapangan yaitu Pembangunan Rumah Toko

(Ruko) yang kami ikuti sistem pelaksanaanya selama melakukan kegiatan

Kerja Praktek, antara lain :

A. Pekerjaan Persiapan Galian dan Urugan

1. Pekerjaan Pengukuran dan pemasangan bouw plank

Pekerjaan ini dilaksanakan sebelum galian pondasi, Bouw plank

merupakan papan kayu sebagai pembatas lahan pekerjaan. Bouw plank

dipasang mengikuti bentuk lahan yang akan dibagun dengan jarak 1 m1

dari galian pondasi. Seperti pada gambar di bawah bowl plank berfungsi

sebagai penyiku bangunan. Bouw plank dipasang sekitar 1 M1 ke arah

samping kanan, kiri, depan, dan belakang dari galian pondasi yang akan

dibangun. Adapun peralatan dan bahan-bahan yang disediakan antara

lain : meteran, benang, kaso (usuk) 4/6 papan 2/20, paku, palu, cat dan

lain-lain.

26

Gambar : Papan Bouw Plank yang telah terpasang(Sumber : Foto Lapangan)

Page 6: Bab III Proses Pelaksanaan Pengawasan

2. Pekerjaan galian tanah untuk pondasi batu gunung dan poer

plat

Pekerjaan galian tanah dilakukan sesuai dengan gambar kerja

dimana lebar dan dalam lubang galian disesuaikan dengan kebutuhan

dimensi pondasi yang telah direncanakan.

Galian pondasi untuk pembangunan gedung ini dilakukan

dengan sistem mekanikal dengan menggunakan alat berat (eskapator)

dan manual (tenaga manusia). Galian pondasi untuk perletakan titik

poer pelat dilakukan dengan eskapator sedangkan pondasi garis

dengan sistem galian manual.

Dalam galian pondasi selalu perpatokan pada bouw plank yang

telah dipasang sebelumnya yang telah ditandai dengan coretan atau

kode tertentu pada papan. Pekerjaan Pondasi batu gunung atau garis

dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi poer plat telah selesai.

3. Urugan pasir dan tanah di bawah pondasi

Setelah dilakukan penggalian langkah selanjutnya yang

dikerjakan adalah urugan pasir dan tanah yang dipadatkan dengan air,

yang berfungsi sebagai penstabil. Tanah dan pasir urug dipasang

setiap titik (untuk pondasi poer plat) sedangkan untuk pondasi garis

27

Gambar : Pekerjaan Galian Pondasi Poer Plat

(Sumber : Foto Lapangan)

Gambar : pekerjaan Galian Pondasi Garis(Sumber : Foto Lapangan)

Page 7: Bab III Proses Pelaksanaan Pengawasan

dipasang sepanjang galian pondasi dengan ketebalan sesuai

perencanaan bestek.

4. Pekerjaan beton lantai kerja

Untuk pekerjaan beton lantai kerja dilakukan setelah pekerjaan

urugan tanah dan pasir yang dipadatkan telah selesai. Tebal beton

lantai kerja adalah7 cm dan lebar disesuaikan dengan ukuran

penampang pendasi poer plat. Pekerjaan ini dimaksudkan sebagai

penstabil tanah sehingga tidak terjadi penurunan yang dapat

membahayakan keseimbangan sistem struktur lainnya. Campuran

yang dipakai adalah 1 pc : 5 psr.

28

Gambar : Urugan tanah dan pasir (Sumber : Foto Lapangan)

Gambar : pekerjaan beton lantai kerja (Sumber : Foto Lapangan)

Page 8: Bab III Proses Pelaksanaan Pengawasan

5. Pekerjaan urugan tanah kembali kesisi pondasi

Urugan tanah pondasi dilakukan dengan menggunakan tanah

bekas galian pondasi dan tanah timbunan yang didatangkan dari luar,

dilaksanakan setelah pengecoran Pondasi dan pasangan batu gunung

telah kering dan mencapai batas maksimum hingga tidak terjadi

keretakan saat pemadatan.

B. Pekerjaan Pondasi dan Beton Bertulang

Untuk pekerjaan pondasi batu kali dipasang dan dikerjakan

mengikuti panjang bangunan sesuai bentuk denah yang dirancang. Hal ini

dilakukan agar beban dinding dapat dipikulnya. Setelah itu dipersiapkan

pekerjaan beton. Salah satunya adalah sloof sebagai pengikat antara

pondasi dan dinding, kolom, ring balk, dan bagian bangunan lainya yang

menggunakan bahan beton.

29

Gambar : Urugan tanah kesisi pondasi (Sumber : Foto Lapangan)

Page 9: Bab III Proses Pelaksanaan Pengawasan

1. Pekerjaan Pondasi

a. Pondasi garis (batu gunung)

Pondasi batu gunung dipasang menerus sepanjang dinding

bangunan yang berfungsi sebagai penahan beban di atasnya untuk

diteruskan kedaya dukung tanah. Perbandingan campuran adukan

pasangan batu gunung adalah 1 pc : 5 psr. Lebar penampang

atasnya adalah 30 cm.

b. Pondasi Poer Pelat

Pondasi poer plat dipasang pada titik lobang tanah yang

telah selesai digali dan siap dipasangi pondasi plat dengan sistem

cor di tempat

30

Gambar : Pondasi poer plat (Sumber : Foto Lapangan dan gambar pribadi)

30 cm

Gambar : Pondasi batu gunung (Sumber : Foto Lapangan dan gambar pribadi)

Page 10: Bab III Proses Pelaksanaan Pengawasan

2. Perakitan Tulangan Pondasi Poer Plat

Perakitan tulangan dikerjakan dengan menggunakan besi beton

polos dan diameter besi tulangan adalah berfariasi yakni : besi dengan

diameter (8 mm, 10 mm,12 mm, dan 16 mm + kawat pengikat.

Lebarnya adalah 150 cm dan tebal 25 cm. jarak antara begel adalah

15 cm

31

Gambar : pekerjaan perakitan tulangan

(Sumber : Foto Lapangan)

Gambar : Deatail pondasi poer plat(Sumber : Foto Lapangan)

Gambar : pekerjaan pemasangan pondasi plat(Sumber : Foto Lapangan)

Page 11: Bab III Proses Pelaksanaan Pengawasan

3. Pengecoran Pondasi Poer Plat

Sebelum mengecor pondasi poer plat, langkah awal yang harus

dilakukan adalah pemasangan tulangan harus dalam posisi lurus dan

rata. Tulangan yang sudah selesai dirakit, dipasang di atas beton lantai

kerja yang di alas dengan tahu beton sebagai dudukan. kemudian

setelah tulangan dipasanag dengan rapi baru memulai pekerjaan

selanjutnya yakni pemasangan bekisting untuk pengecoran. Adukan

yang dipakai adalah 1Pc : 2 Ps : 3 Kr. Secara struktur pondasi ini

memikul beban yang besar, pondasi ini selain memikul beban dinding

diatasnya juga memikul beban kolom dan lantai yang akan diteruskan

ke bawah.

C. Pekerjaan Sloof

1. Pekerjaan perakitan tulangan sloof

32

Besi tulangan utama dan begel

Adukan beton

Papan bekisting

Gambar : pekerjaan pengecoran pondasi poer plat(Sumber : Foto Lapangan)

Gambar : pekerjaan merakit tulangan sloof(Sumber : Foto Lapangan)

Page 12: Bab III Proses Pelaksanaan Pengawasan

Pada pekerjaan ini pihak pelaksana harus benar-benar

memeriksa dimensi dan perakitan tulangnya dengan ukuran/jarak

antara begel yang satu dengan begel yang lain. Ukuran sloof adalah

25 cm x 40 cm dengan jumlah tulangan yang digunakan adalah

berjumlah 4 yang berdiameter 12 mm ditambah tulangan tengah

berdiameter 16 mm, serta jarak antara begel adalah 15 cm dan

menggunakan campuran beton 1 pc : 2 ps : 3 kr.

2. Pekerjaan pemasangan bekisting

33

Jarak antar begel satu dan lainnya15 cm

Gambar : pekerjaan pemasangan sloof di atas pondasi(Sumber : Foto Lapangan)

Gambar : pekerjaan pemasangan bekistings loof di atas pondasi(Sumber : Foto Lapangan)

Page 13: Bab III Proses Pelaksanaan Pengawasan

3. Pekerjaan pengecoran sloof

Setelah pemasangan bekisting telah selesai, langkah berikutnya

adalah mengecor beton sloof. Fungsi sloof adalah untuk meratakan

beban yang ada di atasnya, serta mengikat struktur kolom.

D. Pekerjaan Kolom

Pekerjaan kolom sebagai struktur konstruksi utama yang terbuat

dari campuran beton dengan ukuran 30 x 30 cm untuk kolom utama dan

praktis 15 cm x 15 cm . Sedangkan untuk ukuran besi tulangan kolom

dengan menggunakan besi polos diameter 12 mm dan begel 8 mm,

berjumlah 4 besi, dengan jarak antara begel 15 cm. Adapun campuran

yang digunakan dalam pekerjaan ini yaitu 1 pc : 2 ps : 3 kr.

34

Gambar : pekerjaan pengecoran beton sloof(Sumber : Foto Lapangan)

Page 14: Bab III Proses Pelaksanaan Pengawasan

1. Pekerjaan merakit tulangan kolom

2. Pekerjaan sistem pemasangan kolom

35

Gambar : pekerjaan perakitan tulangan kolom(Sumber : Foto Lapangan)

Gambar : pekerjaan pemasangan kolom (Sumber : Foto Lapangan)

Gambar : pekerjaan pemasangan bekisting (Sumber : Foto Lapangan)

Gambar : pengecoran kolom telah selesai (Sumber : Foto Lapangan)

Gambar : system pemasangan pipa dalam kolom(Sumber : Foto Lapangan)