21
31 BAB III TINJAUAN KASUS Berikut ini adalah laporan asuhan keperawatan pada penderita Gastroenteritis di RSUD dr H Soewondo Kendal pada tanggal 18 April 2011 sampai dengan 20 April 2011 A. Pengkajian Pengkajian dilakukan tanggal 18 April 2011 1. Biodata Pasien bernama Ny. P berjenis kelamin perempuan, berumur 53 tahun. Pasien beragama Islam, menikah, pendidikan terakhir SD dan keseharian sebagai ibu rumah tangga, tinggal di Patebon Kendal. Pasien masuk Rumah Sakit tanggal 17 April 2011 dengan diagnosa medis Gastroenteritis. Selama di rumah sakit yang bertanggungjawab atas pasien Ny. P adalah Tn. G. Beliau adalah suami pasien yang berumur 57 tahun. Tn. G berpendidikan terakhir SMP dan kesehariannya sudah tidak bekerja (pensiunan). 2. Riwayat Kesehatan a. Riwayat penyakit sekarang Pada saat dikaji pasien mengeluh BAB lebih dari 7x dengan konsistensi cair tetapi tidak berlendir. Sehari sebelumnya pasien

BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

  • Upload
    vannhu

  • View
    236

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

31

BAB III

TINJAUAN KASUS

Berikut ini adalah laporan asuhan keperawatan pada penderita Gastroenteritis

di RSUD dr H Soewondo Kendal pada tanggal 18 April 2011 sampai dengan 20

April 2011

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan tanggal 18 April 2011

1. Biodata

Pasien bernama Ny. P berjenis kelamin perempuan, berumur 53 tahun.

Pasien beragama Islam, menikah, pendidikan terakhir SD dan keseharian

sebagai ibu rumah tangga, tinggal di Patebon Kendal. Pasien masuk Rumah

Sakit tanggal 17 April 2011 dengan diagnosa medis Gastroenteritis.

Selama di rumah sakit yang bertanggungjawab atas pasien Ny. P adalah

Tn. G. Beliau adalah suami pasien yang berumur 57 tahun. Tn. G

berpendidikan terakhir SMP dan kesehariannya sudah tidak bekerja

(pensiunan).

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat penyakit sekarang

Pada saat dikaji pasien mengeluh BAB lebih dari 7x dengan

konsistensi cair tetapi tidak berlendir. Sehari sebelumnya pasien

Page 2: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

32

mengatakan BAB lebih dari 8x dengan konsistensi cair dan tidak

disertai muntah. Suami pasien menambahkan saat masih di rumah

pasien sempat panas tinggi dan tidak sadarkan sejak sore kemudian

sejak saat itu pasien dibawa ke RSUD dr H Soewondo Kendal untuk

menjalani rawat inap.

b. Riwayat kesehatan dahulu

Beberapa tahun yang lalu pasien pernah dirawat diRS karena panas

tinggi. Pasien juga mengatakan memiliki riwayat penyakit

maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien tidak

memiliki riwayat alergi. Selain itu, keluarga pasien menambahkan

pasien pernah menjalani pengobatan selama 2x diRSJ Amino Gondho

Hutomo Semarang karena pasien mengalami gangguan psikologis.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Saat pengkajian diperoleh data bahwa anggota keluarga pasien tidak

ada yang mempunyai riwayat penyakit yang sama dengan pasien.

Biasanya keluarga hanya menderita flu batuk biasa dengan

penyembuhan obat warung.

3. Pengkajian pola Kesehatan Fungsional Gordon

a. Pola Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Pasien mengatakan bahwa kesehatan sangatlah penting khususnya

di usia lanjut. Upaya keluarga dan pasien untuk mempertahankan

Page 3: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

33

kesehatannya yaitu dengan menjaga pola makan yang teratur serta

bergizi dan selalu menjaga lingkungan tempat tinggal. Namun

pengetahuan akan penyakit masih kurang, pasien kurang memahami

penyakit yang sekarang diderita karena menganggap penyakit tersebut

biasa diderita oleh masyarakat. Pasien mengatakan biasanya makan

menggunakan sendok namun jarang mencuci tangannya sebelum

makan.

b. Pola nutrisi, cairan dan metabolik

Sebelum sakit Ny. P makan 3x sehari habis 1 porsi, biasanya

makan bubur atau nasi, sayur dan lauk apa adanya dirumah. Selama

sakit, Ny. P mengalami penurunan BB yang sebelumnya 62 kg

menjadi 61,5 kg dalam 2 minggu terakhir. Tinggi Badan pasien 155

cm. Nafsu makan Ny. P juga menurun, hanya makan 3 sendok (1/4

porsi) yang disediakan RS yaitu diit rendah serat. Pada saat dikaji Ny.

P sempat muntah 1x. Ny. P dalam sehari minum ± 600cc, biasanya

minum teh dan air putih. Intake cairan minum 600cc, makan 75cc,

infus 1500cc jumlah total input cairan 2175cc, muntah 100cc.

c. Pola eliminasi

Sebelum sakit Ny. P BAB seecara normal dan tidak ada gangguan,

dalam satu hari 1x BAB dengan konsistensi tinja warna kuning

kecoklatan padat agak lembek. Selama sakit Ny. P BAB lebih dari 8x

sehari tiap BAB ±100cc dengan konsistensi cair, warna seperti teh,

Page 4: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

34

tidak berlendir. Selama sakit, setiap Ny. P BAB encer sekitar 800cc,

selalu disertai dengan BAK konsistensi warna kuning keruh, ±800cc

urin yang keluar tiap harinya

d. Pola aktivitas dan latihan

Sebelum sakit pasien melakukan aktivitasnya tanpa ada masalah

yaitu sebagai ibu rumah tangga. Selama sakit pasien banyak istirahat

didampingi suaminya, pasien mengeluh lemas. Ketika jenuh Ny. P

biasanya duduk di tempat tidur dan mengobrol dengan pasien sekamar.

e. Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit Ny. P tidur selalu nyenyak tidak ada gangguan.

Selama sakit pasien mengalami ketidaknyamanan dalam tidurnya

karena suasana RS yang ramai dan pasien bolak – balik ke kamar

mandi karena BAB lebih dari 8x sehari.

f. Pola persepsi sensori dan kognitif

Pasien tidak mengeluh adanya nyeri (kram abdomen) selain itu

tidak ada keluhan yang berkenaan dengan kemampuan sensasi yaitu

penglihatan, pendengaran, penghidu, peengecap maupun sensasi

perabaan. Pasien juga tidak menggunakan alat bantu pendengaran

maupun alat bantu penglihatan.

Page 5: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

35

g. Pola hubungan dengan orang lain

Keluarga mengatakan Ny. P tidak ada masalah dalam

berhubungan dengan kerabat, teman serta tetangga. Pada saat

pengkajian Ny. P sangat kooperatif dan tenang

h. Pola reproduksi dan seksual

Ny. P berjenis kelamin perempuan dengan umur 53 tahun, sudah

menikah dikaruniai 2 anak. Tidak ada gangguan di organ

reproduksinya.

i. Persepsi diri dan konsep diri

Ny. P selalu optimis agar kembali sehat sediakala serta ingin

segera pulang ke rumah agar bisa menjalani kehidupan sehari – hari

seperti biasa. Pada konsep diri didapatkan data:

1) Citra Diri : pasien mengatakan tubuhnya masih kuat meskipun

keadaannya tidak seperti saat dalam kondisi sehat.

2) Identitas : pasien mengatakan dirinya sebagai seorang ibu rumah

tangga dan tidak bekerja. Setiap hari memasak, mencuci dan

menyiapkan kebutuhan sehari - hari bagi suami dan anak -

anaknya, namun sekarang tidak bisa karena pasien sedang dirawat

di rumah sakit.

3) Peran : Ny. P berperan sebagai seorang istri yang selalu

mendampingi suami dan merawat serta memberikan kasih sayang

kepada anak - anaknya

Page 6: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

36

4) Ideal Diri: Pasien berharap kondisinya segera membaik agar cepat

pulang karena sudah tidak betah dengan suasana lingkungan RS.

5) Harga Diri: Pasien mengatakan tidak merasa ada gangguan

menyangkut harga dirinya karena penyakit yang di deritanya

hanya penyakit biasa.

j. Pola mekanisme koping

Ny. P dalam menghadapi masalah agak tertutup bahkan diam,

jarang terbuka dengan orang lain bahkan dengan suaminya. Ny. P

lebih memilih untuk menyimpan masalahnya sendiri dan berusaha

tanpa bantuan orang lain memecahkan masalahnya.

k. Pola nilai kepercayaan/ keyakinan

Ny. P beragama Islam dan dalam keluarga pasien tidak ada

keyakinan/ kebudayaan yang bertentangan dengan kesehatan maupun

dalam pengobatan yang dijalani. Keluarga Ny. P termasuk keluarga

yang khusuk dalam menjalankan perintah agama. Selama sehat Ny.P

sholat lima waktu dan tidak ada yang terlalaikan. Namun semenjak

sakit dan dirawat, klien tidak pernah menjalankan sholat lima waktu.

Page 7: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

37

4. Pengkajian Fisik

a. Penampilan atau keadaan umum pasien yaitu lemah dengan kesadaran

composmentis. Tanda-tanda vital pasien antara lain tekanan darah

140/100mmHg, nadi 92x/menit, suhu 37ºC, pernafasan 24x/menit

b. Pengukuran antropometri diperoleh tinggi badan pasien 155cm, berat

badan 61,5kg dan ukuran lingkar lengan atas 26cm

c. Pemeriksaan fisik kepala:

Bentuk kepala mesocephal, tidak ada luka/ benjolan, rambut berwarna

hitam keputih – putihan (beruban) tampak bersih, konjungtiva mata

tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu

penglihatan. Hidung tidak didapatkan adanya secret, tidak memakai

O2, tidak ada nafas cuping hidung. Pemeriksaan mulut didapati

mukosa bibir kering, kebersihan gigi cukup, warna bibir pucat. Leher

dan tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar tiroid.

d. Pada pemeriksaan dada (Paru dan Jantung)

Pemeriksaan Paru bentuk dada simetris, tidak ada penggunaan otot

bantu pernafasan. Paru-paru dilihat tidak ada otot bantu nafas,

dilakukan perkusi didapatkan fokal fremitus sama kanan kiri serta

dilakukan palpasi yaitu sonor, auskultasi paru ditemukan suara nafas

vesikuler, tidak ada wheezing dan ronchi. Pemeriksaan jantung ictus

cordis tidak tampak, dilakukan perkusi pekak seluruh lapang jantung,

Page 8: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

38

palpasi tidak terjadi pembesaran jantung serta auskultasi terdengar

bunyi jantung 1 dan 2.

e. Pemeriksaan abdomen

Inspeksi bentuk cembung, auskultasi terdapat bising usus >35x/menit,

dilakukan perkusi didapatkan hipertimpani (kembung), palpasi tidak

ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati (hepatomegali)

f. Pemeriksaan daerah genital tidak ditemukan adanya kelainan genitalia

dan tidak terpasang kateter

g. Ekstremitas terpasang infuse pada ekstremitas atas kiri, ada edema lalu

dipindah infuse terpasang di ekstremitas atas kanan. Ekstremitas

bawah dapat digunakan dengan baik. Capilary refill 3 detik, akral

dingin.

h. Pengkajian kulit pasien berwarna sawo matang, kulit teraba kering,

turgor kurang

5. Pemeriksaan Penunjang

Hasil pemeriksaan feses pada tanggal 19 April 2011 diperoleh data

telur cacing negatif, amoeba negatif, lekosit 0-1, eritrosit 0-1, ditemukan

adanya positif epitel dan sisa makanan.

Hasil Laboratorium tanggal 17 April 2011 pada pasien menunjukkan

hasil SGPT -S 28 U/L (normal 12 – 40 U/L) dan SGOT –S 20 U/L

(normal 15 – 35 U/L). Leukosit 9,3 x 10^3

/ul (normalnya 4,0 – 11,0 x

Page 9: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

39

10^3

/ul), eritrosit 4,37 x 10^6

/ul (normalnya 3,50 – 5,60 x 10^6

/ul,

Hemoglobin 13,6 g/dl (normalnya 11 – 18 g/dl), Hematokrit 37%

(normalnya 32 – 54%), Trombosit 175 x 10^3

/ul (normalnya 120 – 500 x

10^3

/ul). Hasil pemeriksaan ECG Tanggal 17 April 2011 ditemukan sinus

takikardi.

6. Terapi

Terapi yang didapat pasien dari tanggal 18 April 2011 – 20 April 2011

adalah :

1. Tanggal 18 April 2011 mendapat infus RL 30tpm, injeksi

Metroclopramide 3x1amp, injeksi Scopamin 2x1amp, per oral Diaform

3x 2tab, oralit 3x1bungkus, Paracetamol 3x500mg (k/p)

2. Tanggal 19 April 2011 terapi tambahan injeksi Ranitidine 3x1amp,

injeksi Ondansentron 3x1amp

3. Tanggal 20 April 2011 : per oral Ciprofloxacin tab 2x500mg

Page 10: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

40

B. Analisa Data

No Data (DS dan DO) Problem Etiologi

1 DS : pasien mengatakan sudah

BAB 7x dengan konsistensi cair,

tidak berlendir, disertai muntah 1x

DO : TD 140/100mmHg, nadi

92x/menit, suhu 37ºC, pernafasan

24x/menit pasien tampak lemah,

mukosa bibir kering, warna bibir

pucat, turgor kurang, CRT 3detik,

kulit teraba kering. Intake terdiri

dari cairan minum 600cc, makan

75cc, infus 1500cc jumlah total

input cairan 2175cc. Sedangkan

output diantaranya urine 800cc,

feses 800cc, muntah 100cc,

IWL/24jam 915cc. Balance cairan

diperoleh dari intake dikurangi

output sama dengan 2175 – 2615 =

-440cc

Defisit volume

cairan

Output berlebih

2 DS : pasien mengatakan nafsu

makan menurun, muntah 1x

DO : porsi makan habis 3sendok

(1/4 porsi)

Penurunan BB ½ kg

BB 62 kg menjadi 61,5 kg (dalam

22 minggu terakhir)

Resiko perubahan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Intake tidak

adekuat

Page 11: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

41

No Data (DS dan DO) Problem Etiologi

3 DS : pasien mengatakan sudah

BAB 7x dengan konsistensi cair,

tidak berlendir,

DO : BAB cair 7x, warna seperti

teh, tidak berlendir, peristaltik usus

>35x/menit

Perubahan pola

eliminasi BAB

Hiperperistaltik

usus

4 DS : pasien mengatakan dubur

rasanya pedes dan panas setiap kali

BAB

DO : BAB 7x cair, tampak

kemerahan disekitar anus

Gangguan

integritas kulit

Frekuensi BAB

meningkat

5 DS : pasien mengatakan biasa

makan dengan menggunakan

sendok tetapi terbiasa tidak cuci

tangan terlebih dahulu

DO : pasien tampak kurang

mengerti dan memahami tentang

penyakitnya

Kurang

pengetahuan

Kurang informasi

Page 12: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

42

C. Pathways Kasus

D. Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan pengeluaran cairan

yang berlebih ditandai dengan pasien mengatakan sudah BAB 7x dengan

konsistensi cair, tidak berlendir, disertai muntah 1x, TD 140/100mmHg,

nadi 92x/menit, suhu 37ºC, pernafasan 24x/menit pasien tampak lemah,

mukosa bibir kering, warna bibir pucat, turgor kurang, CRT 3 detik kulit teraba

kering, Balance cairan -440cc

Perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan

GASTROENTERITIS

Tubuh kehilangan cairan dan

elektrolit

Kerusakan mukosa usus Hiperperistaltik usus

Anoreksia, mual, muntah

Defekasi sering

Gangguan pola eliminasi fekal

Frekuensi BAB ↑

Defekasi sering

Defisit volume cairan dan

elektrolit

resiko gangguan

integritas kulit

Feses asam

Kurang informasi

tentang penyakit

Kurang pengetahuan

tentang penyakit

Page 13: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

43

2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake tidak adekuat ditandai dengan pasien mengatakan nafsu

makan menurun, muntah 1x, porsi makan habis 3sendok (1/4 porsi),

terjadi penurunan BB ½ kg dari BB 62 kg menjadi 61,5 kg.

3. Perubahan pola eliminasi : diare berhubungan dengan peningkatan

peristaltik usus ditandai dengan pasien mengatakan BAB cair, tidak

berlendir, peristaltik usus >35x/menit.

4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan defekasi sering ditandai

dengan pasien mengatakan dubur rasanya pedes dan panas setiap kali

BAB, tampak kemerahan disekitar anus.

5. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang

informasi tentang penyakit ditandai dengan pasien mengatakan biasa

makan dengan menggunakan sendok tetapi terbiasa tidak cuci tangan

terlebih dahulu, pasien tampak kurang mengerti dan memahami

penyakitnya.

Page 14: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

44

E. Intervensi dan evaluasi

1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan pengeluaran

cairan yang berlebih ditandai dengan pasien mengatakan sudah BAB 7x

dengan konsistensi cair, tidak berlendir, disertai muntah 1x, TD

140/100mmHg, nadi 92x/menit, suhu 37ºC, pernafasan 24x/menit pasien

tampak lemah, mukosa bibir kering, warna bibir pucat, turgor kurang, CRT 3

detik kulit teraba kering, Balance cairan -440cc

a. Intervensi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan terpenuhinya volume cairan tubuh dengan kriteria hasil

mukosa bibir lembab, turgor kulit kenyal, tidak ada tanda-tanda

dehidrasi

Intervensi keperawatan:

1) Awasi masukan dan haluaran, konsistensi dan frekuensi feses,

serta frekuensi urin

2) Kaji tanda – tanda vital (TD, nadi, suhu, pernafasan)

3) Perhatikan kebutuhan cairan tubuh, catat intake dan output

4) Kolaborasi pemberian cairan parenteral sesuai indikasi

5) Kolaborasi pemberian antidiare sesuai indikasi (Diaform 3x2tablet,

oralit 3x1bungkus)

Page 15: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

45

6) Berikan antiemetik sesuai program (injeksi Metroclopramide

3x1amp, injeksi Scopamin 2x1amp, injeksi Ranitidine 3x1amp,

injeksi Ondansentron 3x1amp)

7) Berikan antipiretik sesuai program (Paracetamol 3x500mg)

b. Implementasi dan evaluasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan antara lain mengawasi

masukan dan haluaran, konsistensi dan frekuensi feses, mengkaji tanda

– tanda vital (TD, nadi, suhu, pernafasan), mencatat intake dan output.

Penulis juga memberikan cairan infus sesuai program yaitu RL 30 tts/

menit. Memberikan antidiare (Diaform tablet, oralit), memberikan

antiemetik (Ranitidine injeksi, Ondancentron injeksi). Tindakan lain

adalah memberikan antipiretik Paracetamol.

Evaluasi dilakukan pada tanggal 20 April 2011 didapatkan data

pasien mengatakan masih BAB cair, sudah tidak muntah. Saat

mengkaji tanda – tanda vital diperoleh data TD 130/90mmHg N

88x/menit RR 24x/menit S 37ºC. Berdasarkan respon yang didapat

penulis dapat menyimpulkan masalah teratasi sebagian dan akan

melakukan perencanaan mempertahankan intervensi awasi masukan

dan haluaran, konsistensi dan frekuensi feses.

Page 16: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

46

2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake tidak adekuat ditandai dengan pasien mengatakan nafsu

makan menurun, muntah 1x, porsi makan habis 3sendok (1/4 porsi),

terjadi penurunan BB ½ kg dari BB 62 kg menjadi 61,5 kg(dalam 2

minggu terakhir)

a. Intervensi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24jam

diharapkan masalah keperawatan kebutuhan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh teratasi, dengan kriteria hasil : Berat badan ideal atau

dalam rentang normal, konjungtiva tidak anemis, membran mukosa

bibir merah muda, keseimbangan elektrolit

Intervensi keperawatan:

1) Timbang berat badan minimum dan kebutuhan nutrisi harian.

2) Berikan makanan sedikit tetapi sering dan makanan kecil

tambahan yang tepat.

3) Buat pilihan menu yang ada dan izinkan pasien untuk mengontrol

pilihan sebanyak mungkin.

4) Berikan terapi nutrisi dalam program pengobatan rumah sakit

sesuai indikasi.

5) Berikan diet dan makanan ringan dengan tambahan makanan yang

disukai bila ada.

Page 17: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

47

6) Kolaborasikan dengan pemberian antimual sesuai program

Metroklopramid 3 x 1 amp.

b. Implementasi dan evaluasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan pada pasien antara

lain menimbang berat badan minimum. Penulis juga memberikan

makanan sedikit tetapi sering dan makanan kecil tambahan yang tepat,

membuat pilihan menu yang ada dan izinkan pasien untuk mengontrol

pilihan sebanyak mungkin, memberikan terapi nutrisi dalam program

pengobatan rumah sakit sesuai indikasi, memberikan diet dan

makanan ringan dengan tambahan makanan yang disukai bila ada.

Intervensi tersebut dapat dilakukan dengan baik karena penerimaan

pasien sangat baik pula. Penulis juga memberikan dengan antimual

Metroklopramid 3 x 1 amp sesuai indikasi diberikan tiap 8jam sekali

yaitu pada pukul 08.00, 16.00 dan 24.00.

Evaluasi dilakukan pada tanggal 20 April 2011 didapatkan data

pasien mengatakan tidak mual, pasien sudah tidak muntah, nafsu

makan pasien meningkat. Dari respon pasien tersebut, penulis

memutuskan masalah teratasi. Penulis juga merencanakan untuk

mengoptimalkan semua intervensi yang telah dilakukan.

Page 18: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

48

3. Perubahan pola eliminasi : diare berhubungan dengan peningkatan

peristaltik usus ditandai dengan pasien mengatakan BAB cair, tidak

berlendir, peristaltik usus >35x/menit.

a. Intervensi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan masalah gangguan eliminasi fekal dapat teratasi, dengan

kriteria hasil : pola defekasi normal, konsistensi feses normal,

meningkatkan fungsi usus mendekati normal

Intervensi keperawatan:

1) Observasi/ catat frekuensi defekasi, karakteristik dan jumlah

2) Dorong diet rendah serat sesuai dalam batasan diet, dengan

masukan cairan sedang sesuai diet yang dibuat

3) Batasi masukan lemak sesuai indikasi

4) Observasi tanda sindrom dumping, misal: diare cepat, berkeringat,

mual, muntah dan kelemahan setelah makan.

5) Kolaborasikan pemberian Diaform

b. Implementasi dan evaluasi

Tindakan keperawatan mandiri yang dilakukan kepada pasien

antara lain mengobservasi/ mencatat frekuensi defekasi, mendorong

pasien diit rendah serat, membatasi masukan lemak. Sedangkan

tindakan kolaborasi yaitu pemberian neodiaform.

Page 19: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

49

Evaluasi dilakukan pada tanggal 20 April didapatkan data

pasien pasien mengatakan BAB masih cair tetapi frekuensi menurun,

BAB seperti teh. Respon pasien tersebut dapat dianalisa bahwa

masalah belum teratasi sehingga rencana dipertahankan

4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan defekasi sering ditandai

dengan pasien mengatakan dubur rasanya pedes dan panas setiap kali

BAB, tampak kemerahan disekitar anus

a. Intervensi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan masalah gangguan integritas kulit teratasi dengan kriteria

hasil : Tidak terjadi lecet dan kemerahan di sekitar anal

Intervensi keperawatan:

1) Bersihkan sekitar anal setelah defekasi dengan sabun yang lembut

bilas dengan air bersih, keringkan dengan seksama dan taburi talk

2) Beri stik laken diatas perlak pasien

3) Dorong pasien menggunakan pakaian yang longgar

4) Monitor data laboratorium pH feces dan elektrolit

b. Implementasi dan evaluasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan antara lain

membersihkan daerah sekitar anal, memberi stik laken dan perlak,

mendorong pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar.

Page 20: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

50

Evaluasi dilakukan pada tanggal 20 April 2011 didapatkan data

frekuensi BAB pasien sudah menurun, pasien mengatakan sudah tidak

panas pada daerah sekitar anus. Berdasarkan data tersebut dapat

dianalisa bahwa masalah gangguan integritas kulit teratasi.

Selanjutnya direncanakan untuk mengoptimalkan intervensi.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang

penyakit ditandai dengan pasien mengatakan biasa makan dengan

menggunakan sendok tetapi terbiasa tidak cuci tangan terlebih dahulu,

pasien tampak kurang mengerti dan memahami penyakitnya.

a. Intervensi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan pasien mengerti tentang penyakitnya dengan kriteria hasil

: menyatakan pemahaman tentang penyakitnya

Intervensi keperawatan:

1) Kaji persepsi pasien tentang penyakitnya

2) Beri informasi tentang penyebab, tanda gejala, komplikasi dan

cara pencegahan tentang penyakitnya.

3) Anjurkan pasien untuk selalu menjaga kebersihan diri serta

lingkungan

4) Diskusikan pentingnya kebersihan dengan mempengaruhi

kesehatan diri pasien.

Page 21: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-irmadyahay... · maag(gastritis) yang sudah bertahun – tahun diderita. Pasien ... Pola hubungan

51

b. Implementasi dan evaluasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan antara lain mengkaji

persepsi pasien tentang penyakitnya, memberi informasi dan

mendiskusikan penyebab, tanda gejala diare, komplikasi serta cara

pencegahan.

Evaluasi dilakukan pada tanggal 20 April 2011 didapatkan data

pasien sudah sedikit mengerti tentang penyakit yang dideritanya. Dari

respon tersebut, penulis menarik kesimpulan masalah teratasi.