Upload
buiminh
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
38
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian awal dilakukan pada tanggal 11 Mei 2011.
1. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 41 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Wonosalam Rt 02/04 Demak.
Tanggal masuk : 7 Mei 2011
Diagnosa Medis : Post Sectio Caesaria Hari ke III indikasi Pre
Eklampsia Berat
Register : 5694761
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. M
Umur : 50 tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SD
Hub. Dengan pasien : Suami
39
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri pada area abdomen post sectio caesaria, nyeri
bertambah ketika bergerak / melakukan aktifitas yang berlebihan
dimana skala nyerinya 5, nyeri hilang timbul dan rasanya seperti
diremas-remas.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang Tanggal 7 mei 2011 G2P2Ao : klien mengeluh keluar air
dari jalan lahir, ngrembes, belum kencang-kencang, belum keluar
darah dan ketuban, kemudian klien periksa ke bidan desa, oleh bidan
desa dianjurkan untuk dibawa ke RSUD sunan kalijaga Demak. karena
ada indikasi pre eklampsia berat. Oleh keluarganya, klien segera bawa
ke RSUD sunan kalijaga Demak untuk mendapatkan perawatan, oleh
dokter didiagnosa ada pre eklampsia berat. Klien di operasi tanggal 8
Mei 2011 jam 16.30 WIB. Pada saat dikaji klien berada di ruang
Melati dengan kondisi lemah, terpasang infus RL 20 tetes / menit di
tangan kanan dan terpasang kateter warna kuning jernih dan volume
500 cc. Terdapat luka insisi sectio caesaria sepanjang 10 cm dan 3
cm diatas simfisis pubis, jenis anestesi umum.
40
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien pernah dirawat di Rumah Sakit. Pada tahun 2003 pasien juga
melakukan operasi sectio caesaria indikasi letak sungsang, operasi
dilakukan di RSUD sunan kalijaga Demak. Klien tidak mempunyai
riwayat penyakit hipertensi sebelumnya, penyakit jantung, asam urat,
maupun Diabetes mellitus.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengalami
persalinan dengan cara sectio caesaria. Ayah klien tidak punya
penyakit hipertensi, DM maupun jantung.
e. Riwayat Kehamilan
Ini adalah kehamilan anak yang ke-2, klien mengatakan sering
memeriksakan kehamilannya secara teratur sebulan sekali ke
Puskesmas / Bidan Desa ( 9 kali ) dan mendapatkan imunisasi TT
sebanyak 2 kali, PEB terjadi sejak usia kehamilan 8bulan.
f. Riwayat Persalinan
Ibu mulai kenceng-kenceng hari Jum’at tanggal 8 Mei 2011, kemudian
ibu dilakukan operasi pada tanggal 8 Mei 2011, bayi lahir tanggal 8
Mei 2011 jam 16.30 dengan jenis kelamin laki-laki dengan BB 3200
gram, PB 42 cm, APGAR SCORE 9-10-10, plasenta bentuk cakram
dengan ukuran 20 x 20 x 1,5, jumlah kotiledon lengkap.
g. Riwayat haid / menstruasi
41
Menarche umur 15 tahun, lamanya 7 hari dengan siklus 28 hari, haid
teratur, saat haid tidak ada keluhan.
h. Riwayat KB
Klien belum pernah menjadi akseptor KB. Setelah kelahiran anak
yang ke-2 klien berencana akan mengikuti program steril dan sekarang
sudah dilaksanakan.
3. Pengkajian Pola Fungsional menurut Gordon
a. Pola Persepsi terhadap kesehatan
Klien menganggap bahwa kesehatan itu penting sehingga klien selalu
memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas / Bidan untuk mengetahui
status kesehatan klien dan janinnya. Kalau klien sakit, langsung
periksa ke Bidan.
b. Pola Aktifitas dan Latihan
Klien mengatakan ketika hamil sering susah tidur terutama pada
malam hari, klien selalu melaksanakan pekerjaan rumah seperti
biasanya dan kadang-kadang dibantu oleh suaminya. Di rumah sakit
klien tidak bisa leluasa bergerak karena merasakan nyeri pada luka
post sectio caesaria, klien terlihat lemas dan sedikit aktifitas.
c. Pola istirahat dan tidur
Pada waktu hamil klien kurang tidur karena tidak nyaman dengan
posisi perutnya, sehingga klien hanya tidur malam kurang lebih 4 jam,
dan tidur siang kurang lebih 2 jam. Ketika di rumah sakit klien susah
42
tidur karena merasa tidak nyaman dengan luka di perutnya dan klien
tidur kurang lebih 4 ½ jam.
d. Pola Nutrisi dan Metabolik
Di rumah sakit klien mau makan, makan 3xsehari, makan habis 1
porsi sesuai yang disediakan dari RS. Klien mengatakan ketika hamil,
klien tidak ada keluhan nafsu makan, klien juga minum 12 jam kurang
lebih 600 cc berupa air putih dan teh.
e. Pola Eliminasi BAK / BAB
Sebelum operasi klien mengatakan BAB 1-2 x/hari dengan
konsistensi lembek, bau khas. Setelah operasi klien belum BAB
selama 2 hari.
Sebelum operasi klien BAK dengan lancar sehari 5-6 x sehari,
setelah operasi klien BAK dengan terpasang kateter. Saat dilakukan
pengkajian volume urine 500 cc / dalam 12 jam dan warna kuning
jernih.
f. Pola Kognitif dan Persepsi
Klien mengatakan belum tahu bagaimana cara merawat payudara
setelah melahirkan. Klien mengatakan nyeri pada daerah luka jahitan /
bekas sectio caesaria, skala nyeri 5.
g. Pola Konsep Diri
1) Harga diri
Klien senang dan bangga bisa melahirkan dengan selamat
meskipun dengan sectio caesaria atas indikasi pre eklampsia berat.
43
2) Ideal diri
Klien terhadap dirinya supaya menjadi seorang ibu yang bisa
mengasuh anaknya dengan baik.
3) Identitas diri
Klien sebagai seorang istri sekaligus seorang ibu bagi anaknya.
4) Gambaran diri
Klien menerima kondisinya saat ini walaupun klien melahirkan
dengan sectio caesaria.
5) Peran
Klien berperan sebagai istri sekaligus ibu bagi anaknya yang baru
saja lahir meskipun peran ibu belum dijalani secara maksimal
(yaitu ingin merawat dan menyusui anaknya secara teratur).
h. Pola Koping
Klien mengatakan bahwa untuk memutuskan sesuatu klien
membicarakan dengan suaminya dan orang tuanya secara
musyawarah.
i. Pola Hubungan Sosial
Klien dalam berhubungan dengan orang lain baik dengan keluarga,
tetangga maupun dengan pasien lain dan perawat yang ada di rumah
sakit.
44
j. Pola Seksual – Reproduksi
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan hubungan seksual dengan
suaminya, tidak ada keluhan terkait dengan reproduksi, klien sudah
merasa senang sekali dengan punya anak yang sehat dan normal.
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Klien beragama Islam dan klien mengatakan melaksanakan sholat 5
waktu. Sedangkan di rumah sakit klien hanya terbaring memohon
kepada Allah agar cepat diberi kesembuhan sehingga dapat cepat
mengurus anaknya di rumah.
4. Pemeriksaan Fisik Ibu
a. Keadaan Umum : Tampak lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV :
TD : 150 / 100 mmHg
Nadi : 84 x / menit
Suhu : 37,50 C
Respirasi : 22 x / menit
d. Kepala : Bentuk kepala mesochepal, kulit kepala bersih,
rambut bersih dan mudah rontok
1) Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,
pandangan jelas
2) Hidung : Bersih, tidak ada polip, nafas cuping hidung
3) Telinga : Bersih, tidak ada serumen, pendengaran jelas
45
4) Mulut : Bersih, mukosa bibir kering, tidak sianosis, lidah
kotor
e. Leher dan tenggorok : Tidak ada pembesaran tyroid
f. Dada : Simetris
1) Payudara : Putting flat, aerola hitam, bengkak, ASI keluar
sedikit.
2) Paru-paru : Inspeksi : Simetris, tidak menggunakan alat
Bantu pernafasan
Palpasi : Vocal fremitus kanan dan kiri sama
Perfusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler
3) Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Tidak teraba iktus cordis
Perfusi : Pekak
Auskultasi : Tidak ada suara gallop
g. Abdomen : Inspeksi : datar tidak ad asites, terdapat luk 5
jaitan SC.
Auskultasi :peristaltic 18x/menit.
Palpasi :ada nyeri tekan daerah post operasi.
Perfusi :tympani.
h. Ekstremitas atas :Tidak ada edema, tangan kanan terpasang infus RL
20 tetes / menit
Ekstremitas bawah : Ada edema
46
i. Genitalia : Tidak terdapat hemoroid, warna merah segar,
terpasang kateter, bau amis
j. Kulit : Warna sawo matang, turgor kulit baik.
5. Pemeriksaan Fisik Bayi (tanggal 11 Mei 2011)
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Berat badan : 3200 gram
e. Panjang badan : 42 cm
f. Lingkar dada : 35 cm
g. Lingkar kepala : 34 cm
h. Suhu : 370 C
i. Kepala : Mesosephal
j. Mata : Tidak juling, tidak ada perdarahan, tidak ikterik
k. Telinga : Simetris, terdapat lubang telinga
l. Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung, simetris,
tidak ada polip dan secret
m. Leher : Tidak ada pembesaran tyroid
n. Dada : Simetris
o. Abdomen : Tidak ada lesi, tali pusat terbungkus kassa steril,
tidak ada pus, peristaltic usus ada
p. Genitalia : Laki-laki, anus ada, testis ada
q. Ektremitas : Jari utuh yaitu 20, tidak ada edema, akral dingin
47
6. Pemeriksaan Diagnostik dan Laboratorium
a. Pemeriksaan diagnostik pada tanggal 8 Mei 2011 jam 10.00 WIB.
Kesan : Tidak tampak kelainan pada janin, jenis kelamin laki-laki.
b. Pemeriksaan Laboratorium, tanggal 8 Mei 2011 jam 08.00 WIB
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Analyzer hema
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
MCH
MCV
MCHC
Lekosit
11,80
35,3
4,20
28,00
84,10
33,30
28,70
gr %
%
jt/ mnt
pg
fl
g/dl
ribu / mmk
12,00 – 15,00
35,00 – 47,00
3,90 – 5,60
27,00 – 32,00
76,00 – 96,00
29,00 – 36,00
4,00 – 11,00
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Trombosit
Glukosa
Ureum
kreatinin
374,0
114
\27
1,21
ribu / mmk
mg/dl
md/dl
mg/dl
150,0 – 400,0
80-110
15-39
0,60-1,30
48
Sekresi Eksresi
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Urine rutin
Warna
PH
Protein
Reduksi
Sedimen : epitel
lekosit
Kuning agak keruh
5,50
100
Negatif
Negatif
0-1
mg/dl
mg/dl
lp
Lpb
Negatif
Negatif
7. Therapy
a. Asam Mefenamat 3 x 500 mg
b. Metildofa 3 x 500 mg
c. Nifedipine 3 x 10 mg
49
B. Analisa Data
No Data Problem Etiologi
1 DS : Klien mengatakan nyeri pada
abdomen bekas luka operasi
sectio caesaria, skala nyeri 5,
nyeri timbul jika pasien
bergerak / beraktivitas, nyeri
dirasakan 3-5 menit, badan
pegal-pegal.
DO : Klien tampak meringis
kesakitan saat pasien
bergerak dan pasien takut
untuk melakukan aktifitas.
Gangguan rasa
nyaman: Nyeri
Terputusnya
kontinuitas jaringan
sekunder akibat
pembedahan
2 DS : Klien mengatakan tidak bisa
beraktifitas karena sakit di
abdomen
DO : Klien hanya tidur diatas
tempat tidur , terpasang DC,
adanya luka post operasi di
abdomen.
Defisit
perawatan diri
Kelemahan fisik
3 DS : Klien mengatakan
payudaranya sakit, bayinya
berada dikamar bayi.
DO : Payudara teraba bengkak,
ASI tidak keluar
Tidak efektifnya
laktasi
Perpisahan dengan
bayinya
4 DS : Klien mengatakan nyeri
daerah operasi.
DO : Adanya luka post operasi
sectio caesaria, luka tertutup
kassa kering, panjang 15 cm,
Resiko tinggi
infeksi
Peningkatan
kerentanan tubuh
terhadap bakteri
sekunder
pembedahan
50
lebar 6 cm, leukosit 28,70
ribu/mmk.
C. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan sekunder akibat pembedahan.
b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
c. Tidak efektifnya laktasi berhubungan dengan perpisahan dengan bayinya,
suplay / produksi ASI tidak adekuat.
d. Resiko tinggi infeksi b/d peningkatan kerentanan tubuh terhadap bakteri
sekunder pembedahan, luka bekas operasi dan daerah nifas (lochea)
e. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan
fungsi organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
D. Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan terputusnya
kontinuitas jaringan sekunder akibat pembedahan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam, nyeri
berkurang / hilang.
Kriteria hasil :
a. Klien merasa nyeri berkurang / hilang
b. Klien tampak rileks,ekspresi wajah tenang
51
Intervensi :
a. Tentukan karakteristik dan lokasi nyeri
Rasional : Membedakan karakteristik khusus dari nyeri, membedakan
nyeri pasca operasi dan terjadinya komplikasi (misal :
ileus, retensi kandung kemih)
b. Monitor tekanan darah dan nadi
Rasional : Nyeri dapat menyebabkan gelisah serta TD dan nadi
meningkat.
c. Anjurkan penggunaan tehknik nafas dalam, relaksasi dan distraksi
Rasional : Merilekskan otot dan mengalihkan perhatian dan sensori
nyaman
d. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi
Rasional : Meningkatkan kenyamanan
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit, klien
tidak ada defisit perawatan diri.
Kriteria hasil :
a. Klien mendemonstrasikan tekhnik-tekhnik untuk memenuhi
kebutuhan perawatan diri.
b. Klien mengidentifikasi / menggunakan sumber-sumber yang ada.
Intervensi :
a. Pastikan berat / durasi ketidaknyamanan
52
Rasional : Nyeri dapat mempengaruhi respon emosi dan perilaku,
sehingga klien mungkin tidak mampu berfokus pada
perawatan diri sampai kebutuhan fisik
b. Tentukan tipe-tipe anestesi
Rasional : Klien yang telah menjalani anestesi spinal dapat diarahkan
untuk berbaring datar dan tanpa bantal untuk 6-7 jam
setelah pemberian anestesi
c. Ubah posisi klien setiap 1-2 jam
Rasional : Membantu mencegah komplikasi bedah seperti flebitis
d. Berikan bantuan sesuai kebutuhan (perawatan mulut, mandi, gosokan
pada punggung dan perawatan perineal)
Rasional : Meningkatkan harga diri, meningkatkan perasaan
kesejahteraan
e. Berikan pilihan bila mungkin (jadwal mandi, jarak selama ambulasi)
Rasional : Mengizinkan beberapa otonomi meskipun tergantung pada
bantuan profesional
f. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi
Rasional : Menurunkan ketidaknyamanan yang dapat mempengaruhi
kemampuan untuk melaksanakan perawatan diri
3. Tidak efektifnya laktasi berhubungan dengan perpisahan dalam bayinya.
53
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit,
ASI dapat keluar secara lancar.
Kriteria hasil : Ibu merasa senang, bayi tidak rewel, bayi tidur nyenyak,
dan ASI dapat keluar.
Intervensi :
a. Kaji isapan bayi, jika ada lecet pada putting
Rasional : Menentukan untuk memberikan perawatan yang tepat
b. Anjurkan tekhnik breast care menyusui yang efektif
Rasional : Memperlancar laktasi
c. Anjurkan pada klien untuk memberikan ASI eklusif
Rasional : ASI dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi bayi secara
optimal
d. Berikan informasi untuk rawat gabung
Rasional : Menjaga, meminimalkan tidak efektifnya laktasi
e. Anjurkan bagaimana cara memeras, menangani, menyimpan dan
memberikan ASI dengan aman
Rasional : Menjaga agar ASI tetap bisa digunakan dan tetap higienis
bagi bayi
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan tubuh
terhadap bakteri sekunder pembedahan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
tidak terjadi infeksi.
Kriteria hasil :
54
a. Tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor, color, dolor, tumor dan fungsion
laesa)
b. TTV normal terutama suhu (36-37 oC)
Intervensi :
a. Monitor TTV
Rasional : Suhu yang meningkat dapat menunjukkan terjadi infeksi
(color)
b. Kaji luka pada abdomen dan balutan
Rasional : Mengidentifikasi apakah ada tanda-tanda infeksi adanya
pus
c. Menjaga kebersihan sekitar luka dan lingkungan pasien, teknik rawat
luka dengan antisep dan antiseptik
Rasional : Mencegah kontaminasi silang / penyebaran organisme
infeksius
d. Catat / pantau kadar Hb dan Ht
Rasional : Resiko infeksi post partum dan penyembuhan buruk
meningkat bila kadar Hb rendah dan kehilangan darah
berlebihan
e. Kolaborasi pemberian antibiotik
Rasional : Antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi
5. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi
organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
55
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi kejang pada ibu
Kriteria Hasil :
- Kesadaran : compos mentis, GCS : 15 ( 4-5-6 )
- Tanda-tanda vital :
TD : 100-120/70-80 mmHg Suhu : 36-37 C
Nadi : 60-80 x/mnt RR : 16-20 x/mnt
Intervensi :
1. Monitor tekanan darah tiap 4 jam
R/. Tekanan diastole > 110 mmHg dan sistole 160 atau lebih merupkan
indikasi dari PIH
2. Catat tingkat kesadaran pasien
R/. Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah otak
3. Kaji adanya tanda-tanda eklampsia ( hiperaktif, reflek patella dalam,
penurunan nadi,dan respirasi, nyeri epigastrium dan oliguria )
R/. Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada otak,
ginjal, jantung dan paru yang mendahului status kejang
4. Monitor adanya tanda-tanda dan gejala persalinan atau adanya kontraksi
uterus
R/. Kejang akan meningkatkan kepekaan uterus yang akan memungkinkan
terjadinya persalinan
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti hipertensi dan SM
56
R/. Anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah dan SM untuk
mencegah terjadinya kejang
57
E. Implementasi
No
DX
Hari / tgl Implementasi Evaluasi TTD
I Rabu,
11-5-11
22.00
1. Kaji skala nyeri
2. Memberikan Asam
mefenamat tablet
3. Monitor TTV
4. Mengubah posisi
yang nyaman pada
pasien,
mengajarkan teknik
nafas dalam
P : Nyeri berkurang bila buat
tidur dan minum obat, nyeri
bertambah bila untuk
bergerak
Q : Nyeri dirasakan kayak
diremas-remas
R : Nyeri terasa di abdomen
S : 5
T : Hilang timbul
S : -
O : Obat masuk & agak tenang
S : Pasien mengatakan sudah
tidak terasa sakit lagi
O : TD = 140 / 100 mmHg
N = 80 x/menit
t = 370 C
RR = 20x/menit
S : -
O : Pasien mencoba
melakukan, tampak lebih
rileks
II Kamis,
12-5-11
08:00
1. Mengkaji personal
hygien pasien
2. Membantu personal
hygien pasien
S : Pasien mengatakan belum
mandi
O : Pasien tampak kotor, bau
S : Pasien mengatakan segar
O : Pasien tampak segar, tidak
58
bau, dan tampak bersih
III Jumat,
14-5-11
09:00
1. Mengkaji personal
hygien pasien
2. Melakukan vulva
hygiene &
perawatan kateter
3. Menganjurkan
pasien untuk selalu
menjaga kebersihan
sekitar luka operasi
S : Pasien mengatakan belum
dapat beraktifitas dalam PH
O : Keluar darah dari vagina
(lochea rubra)
S : Pasien mengatakan mau
melakukan tindakan
tersebut
O : Pasien tampak bersih
terutama di daerah sekitar
vagina
S : Pasien mengatakan mau
menjaga kebersihan
O : Di sekitar luka tampak
bersih, tidak ada tanda-
tanda infeksi
IV Sabtu,
14-5-11
10:00
1. Meletakkan bayi
didekat ibu pada
tempat yang sama
(Rooming In)
2. Mengkaji putting
susu & reflek
sucking bayi
3. Melakukan breast
care
S : Pasien mengatakan senang
apabila bayinya mau
menyusu & tidak rewel
O : Pasien menyusui bayinya
S : Klien mengatakan bayinya
sering menyusu namun
keluarnya masih sedikit
O : Putting susu tidak
menonjol, payudara nyeri
saat ditekan & kencang
S : Klien mengatakan lebih
nyaman, payudara tidak
59
4. Mengajarkan
tekhnik menyusui
dengan benar
terasa kencang tapi masih
nyeri bila ditekan
O : Payudara bengkak,
kolostrum keluar, klien
tampak tenang
S : Klien mengatakan sudah
mengerti tentang teknik
menyusui & akan
melakukan
O : -
I &
III
Sabtu,
14-5-11
15:00
Menciptakan
lingkungan yang
nyaman dengan
mengganti alat tenun
S : -
O : Tempat tidur rapi & bersih,
klien tampak duduk dengan
nyaman di tempat tidur
I Minggu,
15-5-11
Memotivasi pasien
untuk teknik-teknik
relaksasi (nafas dalam
baca buku)
S : Klien mengatakan baru
selesai… masakan dan
nyeri pada luka jahitan
sudah berkurang
O : Ekspresi wajah lebih
tampak rileks, skala nyeri
klien, klien tampak baca
majalah
III Minggu,
15-5-11
Memotivasi klien
untuk mengganti
pembalut tiap 4 jam /
setelah eliminasi
S : Klien mengatakan sudah
ganti pembalut tadi pagi
O : -
IV Minggu,
15-5-11
Memotivasi klien
untuk melakukan
breast care yang sudah
S : -
O : Klien melakukan breast
care dengan dipandu
60
diajarkan perawat
III Minggu,
15-5-11
Memberi
reinforcement (+) atas
usaha klien dan
menganjurkan pada
klien untuk melakukan
breast care setiap hari
S : Klien mengucapkan terima
kasih
O : -
III Minggu,
15-5-11
Memberikan leaflet
tentang breast care &
teknik menyusui
S : Untuk mengatakan senang
dekat dengan bayinya
O : Klien tampak menyusui
bayinya dengan teknik yang
benar
I Minggu,
15-5-11
Mengukur TTV S : -
O : TD : 140/90 mmHg , S:
36,8 , N: 80 , RR:20
F. Evaluasi
No.
DX
Hari /
tanggal
Evaluasi TTD
I 14-5-11
13.00
S : Pasien mengatakan tidak nyeri, tapi marah
suka muncul sewaktu-waktu
O : Klien tampak tenang
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
II 14-5-11
13.00
S : Klien mengatakan lebih segar
O : Pasien tampak segar, tampak bersih, tidak bau
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
61
III 15-5-11
13.00
S : Klien mengatakan tidak sakit lagi
O : Payudara pasien tidak bengkak, ASI dapat
keluar
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
IV 16-5-11
13.00
S : Klien mengatakan pelan-pelan
O : Pasien tampak segar, baluan tampak bersih,
luka jahitan sudah agak kering
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi