29
BAB III TINJAUAN KASUS Pada dasarnya penulis akan membicarakan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Tn. R dengan tuberculosis paru di ruang Kenanga rumah sakit Dr. Soewondo Kendal yang dilaksanakan pada tanggal 14 sampai dengan 16 Agustus 2006. Deskripsi ini menggambarkan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan yang menggunakan proses pendekatan keperawatan mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi. Adapun proses keperawatan yang dimaksud adalah: A. Pengkajian Pada tahap pengkajian penulis berusaha mengumpulkan data sebanyak mungkin dari berbagai sumber yang ada, kemudian dianalisa guna mendukung terciptanya asuhan keperawatan yang komprehensif dalam merawat klien. Adapun langkah yang ditempuh oleh penulis pada tahap ini adalah sebagai berikut: Pengumpulan data dan pengorganisasi data Pada tahap pengumpulan data, dilakukan mulai dari 14 sampai dengan 16 Agustus 2006, teknik yang penulis gunakan dalam pengkajian adalah teknik observasi partisipatif Tn. R selama perawatan, teknik wawancara langsung dengan keluarga Tn. R maupun dengan Tn. R sendiri, dokter, perawat serta tim kesehatan lainnya yang menangani Tn. R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, catatan keperawatan,

BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

  • Upload
    haxuyen

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada dasarnya penulis akan membicarakan tentang pelaksanaan asuhan

keperawatan pada klien Tn. R dengan tuberculosis paru di ruang Kenanga rumah sakit

Dr. Soewondo Kendal yang dilaksanakan pada tanggal 14 sampai dengan 16 Agustus

2006.

Deskripsi ini menggambarkan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan yang

menggunakan proses pendekatan keperawatan mulai tahap pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi. Adapun proses

keperawatan yang dimaksud adalah:

A. Pengkajian

Pada tahap pengkajian penulis berusaha mengumpulkan data sebanyak mungkin

dari berbagai sumber yang ada, kemudian dianalisa guna mendukung terciptanya

asuhan keperawatan yang komprehensif dalam merawat klien. Adapun langkah yang

ditempuh oleh penulis pada tahap ini adalah sebagai berikut:

Pengumpulan data dan pengorganisasi data

Pada tahap pengumpulan data, dilakukan mulai dari 14 sampai dengan 16

Agustus 2006, teknik yang penulis gunakan dalam pengkajian adalah teknik observasi

partisipatif Tn. R selama perawatan, teknik wawancara langsung dengan keluarga Tn.

R maupun dengan Tn. R sendiri, dokter, perawat serta tim kesehatan lainnya yang

menangani Tn. R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, catatan keperawatan,

Page 2: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan diagnostic lainnya yang terkait

dengan Tn. R, data yang penulis kumpulkan kemudian diorganisir sebagai berikut:

1. Biodata

a) Identitas klien

Nama : Tn. R

Umur : 73 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Suku bangsa : Jawa - Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : -

Alamat : Rowosari – Kendal

Tanggal masuk/jam : Sabtu, 12 Agustus 2006 jam 09.30 WIB

No. register : 716617

Dx. medis : TBC Paru

b) Identitas penanggungjawab

Nama : Ny. I

Umur : 43 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Suku bangsa : Jawa – Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Rowosari – Kendal

Hubungan dengan klien : Anak

Page 3: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

2. Riwayat kesehatan

a) Riwayat penyakit dahulu

Kurang lebih 1 tahun yang lalu pasien sering mengalami batuk-batuk, ada

sputum warna putih kental. Setiap kali sakit pasien berobat ke Puskesmas.

Minum obat 2-3 hari sembuh, kemudian kambuh lagi bila obat habis, pasien

merokok kurang lebih 2 bungkus per hari.

b) Riwayat penyakit keluarga

Dari keluarga pasien yaitu ibu dan kakak pernah mengalami batuk dan

sembuh setelah berobat ke dokter umum. Anggota keluarga tidak ada yang

menderita atau pernah menderita penyakit menular dan penyakit menurun

DM, hipertensi, TBC dan lain-lain.

c) Riwayat penyakit sekarang

1) Alasan masuk rumah sakit

Berdasarkan hasil wawancara, kurang lebih 1 minggu sebelum masuk

rumah sakit, klien merasakan sesak nafas, batuk disertai dahak kental

berwarna putih, nafsu makan kurang dan badan terasa lemah yang

sebelumnya sudah diperiksakan ke Puskesmas karena tidak ada perubahan

maka oleh keluarga dibawa ke RSU Dr. Soewondo Kendal dirawat di

ruang Kenanga kelas III b.

2) Faktor pencetus

Page 4: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

Klien mengalami batuk, ada sputum warna putih kental yang lama kurang

lebih satu tahun, penanganan obat maupun pemeriksaan penunjang di

Puskesmas yang kurang, kebiasaan klien yang merokok, ketidaktahuan

klien terhadap penyakitnya sehingga penyakit klien sering kambuh dan

dibawa di RSU Dr. Soewondo Kendal dirawat di ruang Kenanga III b.

3) Keluhan utama

Keluhan yang paling dirasakan mengganggu pada saat pengkajian adalah

sesak nafas untuk tidur ataupun aktivitas (berjalan, mandi), klien juga

mengatakan batuk disertai dahak kental berwarna putih.

4) Upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi penyakitnya

a) Sebelumnya masuk rumah sakit

Klien memeriksakan penyakitnya di Puskesmas terdekat setiap kali

klien sakit dan minum obat sesuai petunjuk yang diberikan.

b) Masuk rumah sakit

Klien masuk rumah sakit tanggal 12 Agustus 2006 jam 09.30 diterima

di UGD. Di UGD klien dianjurkan opname dan telah dilakukan

pemeriksaan fisik meliputi TD. 130/90 mmHg, suhu 360C, nadi 88

x/menit dan pernafasan 34 x /menit. Sesuai advis dokter, klien

diberikan infus RL Dextrose 5% 20 tts/menit ditambah aminophilin 1

ampul 20 tts/menit, O2 sebanyak 2 liter/menit, selanjutnya klien

dirawat di ruang Kenanga kelas III b. Di ruang Kenanga klien diambil

contoh darah 5 cc untuk pemeriksaan laboratorium darah rutin dan foto

thorak.

Page 5: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

3. Pengkajian pola fungsional

Pengkajian pola fungsional, penulis gunakan mengacu pada pemenuhan

kebutuhan menurut Gordon yang telah disesuaikan dengan fokus pengkajian pada

klien penyakit tuberculosis paru.

a) Pola persepsi dan manajemen kesehatan

Berdasarkan hasil wawancara, klien menyatakan bahwa sakit yang dialami

karena pada saat masih muda suka merokok, hingga saat ini klien sering

merasa sesak nafas dan batuk-batuk. Oleh karena itu, klien rajin

memeriksakan diri ke Puskesmas.

b) Pola nutrisi

Berdasarkan hasil wawancara, klien menyatakan sebelum dirawat di rumah

sakit, klien makan 3 kali sehari berupa nasi, sayur, lauk, kadang buah. Minum

rata-rata 7-8 gelas air putih per hari. Namun selama sakit dan saat dikaji klien

menyatakan bahwa nafsu makan menurun, terkadang mual dan muntah, dari

hasil pengamatan selama pengkajian, klien hanya menghabiskan ½ porsi dari

tiap makanan yang diberikan. Sebelum sakit berat badan 52 kg dan saat

pengkajian 51 kg dengan tinggi badan 163 cm. Penampilan fisik tampak

lemas, saat ini diet yang diberikan berupa bubur lunak yang terdiri dari 1990

kalori dan 60 gram protein saat dikaji klien menyatakan minumnya kira-kira

3-4 gelas sehari kalau sedang merasa haus.

c) Pola eliminasi

Berdasarkan hasil wawancara, klien menyatakan sebelum sakit rata-rata BAB

dilakukan 1-2 kali sehari sesuai dengan kebutuhan. Saat dikaji klien

Page 6: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

menyatakan BAB seperti biasa hanya volumenya lebih sedikit. BAK sebelum

sakit 3-4 sehari dan saat dikaji klien menyatakan BAK 2-3 kali sehari.

d) Pola aktivitas dan latihan

Klien sudah tidak bekerja, aktivitas klien sholat berjamaah, juga mengaji di

masjid dihabiskan di sawah. Saat di rumah sakit klien hanya tiduran saja di

tempat tidur. Aktivitas terganggu dan indeks ADL menunjukkan

ketergantungan sedang (perlu bantuan dalam membersihkan muka,

mengambil minuman, menyisir dan perlu bantuan dalam mobilitas jalan).

e) Pola istirahat – tidur

Berdasarkan hasil wawancara, klien menyatakan bahwa sebelum sakit klien

terbiasa tidur 7-8 jam/hari dari jam 21.00 dan bangun jam 05.00 pagi. Klien

tidak terbiasa tidur siang, saat pengkajian klien menyatakan bahwa kebutuhan

tidurnya terganggu, klien sering terbangun saat tidur karena sesak nafas dan

batuk, klien tidur ± 5-6 jam. Wajah klien tampak kusut karena kurang tidur.

f) Pola persepsi – kognitif

Alat indera klien masih berfungsi dengan baik kecuali penglihatan, klien

menyatakan untuk melihat tulisan sudah agak kabur/ tidak jelas, reflek

terhadap rangsang nyeri baik dan pengetahuan klien tentang penyakitnya

kurang, ini dibuktikan dengan klien banyak bertanya tentang penyakitnya

kepada perawat dan berharap agar penyakitnya cepat sembuh.

g) Pola persepsi – konsep diri

Klien merasa bahwa hidupnya sangat berarti, karena itu ia sangat mensyukuri

rahmat yang diberikan Tuhan padanya dan klien selalu mencoba untuk tegar

Page 7: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

dalam menghadapi cobaan. Klien tidak putus asa atau minder dengan sakit

yang dialaminya.

h) Pola hubungan peran

Berdasar hasil wawancara, klien mengatakan sering berinteraksi dengan

keluarga dan masyarakat sekitarnya, misal dalam kumpulan RT atau pengajian

di masjid. Dari hasil pengamatan, klien tidak mengalami hambatan dalam

berhubungan dengan lingkungan rumah sakit, hal ini dibuktikan klien sering

tersenyum dan sesekali ngobrol dengan teman sekamar dengan petugas

kesehatan di ruangan.

i) Pola reproduksi seksualitas

Berdasarkan hasil wawancara, klien adalah bapak dari 2 orang anak, klien

tidak pernah terganggu dalam pemenuhan kebutuhan seksualitas baik sebelum

sakit atau selama sakit, karena klien selalu mendapat perhatian dan kasih

sayang dari keluarga begitu juga sebaliknya.

j) Pola koping toleransi stress

Klien sudah berusaha tegar, tapi jika sesaknya sedang berat, raut muka klien

tampak cemas dan klien selalu memanggil anaknya untuk menunggu di

sampingnya.

k) Pola nilai dan kepercayaan

Klien adalah seorang yang beragama Islam dan rajin beribadah, klien juga

mengaji di masjid. Baik sebelum atau selama sakit, klien selalu berdo’a agar

diberi kesehatan.

4. Pemeriksaan fisik

Page 8: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

Pemeriksaan fisik yang penulis lakukan dengan cara inspeksi palpasi, auskultasi

dan perkusi. Adapun hasil pemeriksaan fisik yang berhasil penulis peroleh adalah

sebagai berikut:

a) Kepala: dari hasil inspeksi secara umum, diperoleh bentuk kepala mesochepal,

wajah terlihat pucat, kulit kepala cukup bersih, rambut cukup bersih. Pada

inspeksi dari telinga diperoleh bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada

sekret yang keluar dari lubang telinga. Inspeksi daerah mata diperoleh bentuk

simetris, konjungtiva agak anemis, seklera tidak ikterik dan klien menyatakan

penglihatannya memang sudah kurang. Pada inspeksi daerah hidung diperoleh

bentuk simetris, lidah ada cuping, hidung dalam bernafas tidak ada sekret

yang keluar dari hidung. Pada inspeksi mulut, bibir terlihat kering, mukosa

mulut lembab, kebersihan kurang.

b) Leher: dari hasil palpasi tidak ada pembesaran kelenjar tiroid JVP k-2 cm,

integritas kulit baik.

Dada: dari hasil inspeksi secara umum bentuk simetris, integritas kulit baik,

ada tarikan otot bantu pernafasan pengembangan paru simetris, ekspirasi

memanjang. Dari hasil auskultasi ada bunyi nafas tambahan wheezing.

c) Abdomen: dari hasil inspeksi secara umum diperoleh bentuk permukaan perut

besar, integritas kulit baik dari hasil palpasi tidak ditemukan pembesaran

organ intra abdomen dari hasil perkusi: tidak ada kembung dan hasul

auskultasi terdengar suara bising usus, peristaltik usus 5-8 x/menit.

d) Extremitas: pada pemeriksaan ekstermitas bagian atas tidak ditemukan

kelainan bentuk. Tangan kanan vena metacarpaldorsalis terpasang infuse D5%

Page 9: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

+ Aminophilin 1 ampul 20 tetes/menit, keadaan luka baik dan tertutup plester,

tidak ada tanda-tanda peradangan atau kemerahan. Kedua tangan dapat

digerakkan. Pada pemeriksaan ekstremitas bawah tidak ditemukan adanya

kelainan bentuk. Integritas kulit baik dan tidak ada luka, warna kulit sawo

matang.

5. Pemeriksaan tanda vital

Dari hasil pemeriksaan pada tanggal 14 Agustus 2006 diperoleh data:

TD : 130/90 mmHg

Nadi : 92 x/menit

Suhu : 360 C

RR : 34 x/menit

6. Pemeriksaan penunjang

a) Dari hasil pemeriksaan laboratorium diperoleh data sebagai berikut:

1) Tanggal 14 Agustus 2006

Haemoglobin : 11 gram% (13 – 16 gram%)

Leukosit : 10.500/mm3 (5000 – 10.000/mm3)

Hitung jenis leokosit;

Segmen : 79% (50% - 70%)

Limfosit : 21% (20% - 40%)

2) Tanggal 15 Agustus 2006

LED 1 jam : 73 jam

2 jam : 116 mm

Page 10: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

b) Hasil pemeriksaan kardiologi tanggal 14 Agustus 2006

Foto thorak: proses spesifik dioplek

c) Hasil pemeriksaan EKG tanggal 15 Agustus 2006

Dalam batas normal tidak ada kelainan.

d) Diet

Tinggi kalori tinggi protein.

e) Therapy tanggal 14 Agustus 2006

1) Infus program: Dextrose 5%

2) Obat-obatan:

Injeksi : Methyl pord 3 x 1 mg

Oral : OBH sirup 3 x 1 cth

Bronsolvon 2 x 75 mg

Rifomfisin 1 x 450 mg

INH 1 x 400 mg

Etambutol 3 x 500 mg

3) Oksigenasi: tanggal 14 Agustus 2006

O2 : 2 liter/menit.

B. Pengelompokan Data

Data fokus

1. Data subyektif

a) Klien mengatakan sesak nafas dan batuk mengeluarkan sputum.

b) Klien mengatakan nafsu makan menurun, makan tidak habis, sering mual dan

kadang muntah.

Page 11: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

c) Klien mengatakan tubuhnya sangat lemas.

d) Klien mengatakan untuk aktivitas berat kadang sesak nafas.

e) Klien mengatakan tidak bisa tidur dan sering terbangun karena sesak nafas.

f) Klien mengatakan kurang tahu tentang penyakitnya.

g) Klien mengatakan tidak bisa tidur karena suasana ruangan ramai.

2. Data obyektif

a) Klien tampak sesak nafas.

b) Terpasang O2 2 liter/menit.

c) Menggunakan tarikan otot bantu pernafasan.

d) Klien batuk dan mengeluarkan sputum kental berwarna putih.

e) Nadi 92 x/menit, RR 34 x/menit.

f) Ekspirasi memanjang, suara nafas tambahan wheezing.

g) Klien hanya habis ½ porsi dari tiap makanan yang diberikan.

h) Bibir kering, klien tampak lemas.

i) Berat badan ideal 56,7 kg, berat badan saat pengkajian 51 kg.

j) Kebutuhan sehari-hari dibantu keluarga dan perawat.

k) Terpasang alat bantu D 5% di tangan kanan.

l) Konjungtiva anemis.

m) Wajah tampak kusut.

n) Klien tampak tidak bisa istirahat.

o) Klien bertanya tentang penyakit yang dideritanya.

p) LED 73/116 mm, leokosit 10.500/mm3.

C. Analisa Data

Page 12: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

No Data (DS dan DO) Masalah (P) Etiologi (E)

1.

2.

3.

4.

DS : Pasien mengatakan sesak nafas

dan batuk mengeluarkan sputum

DO : a. RR 34 x/mnt

b. Batuk produktif

c. Sputum warna putih kental

d. Ekspirasi memanjang suara

nafas tambahan wheezing

e. Menggunakan tarikan otot

bantu pernafasan

f. Terpasang O2 2 ltr/mnt

DS : Pasien mengatakan nafsu makan

menurun, sering mual dan

kadang muntah

DO : a. Pasien habis ½ porsi setiap

kali makanan yang

diberikan.

b. Mukosa bibir kering.

c. Konjungtiva anemis

d. BB ideal 56,7 kg, BB saat

pengkajian 51 kg

e. Tb 163 cm.

DS : Pasien mengatakan sering

terbangun karena batuk dan

sesak nafas dan pasien

mengatakan tidak bisa tidur

DO : klien tampak tidak bisa tidur,

wajah tampak kusut

DS : Pasien mengatakan untuk

aktivitas berat kadang sesak

nafas

Bersihan jalan

nafas tidak efektif

Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

Gangguan pada

istirahat

Intoleransi

aktivitas

Penumpukan

sekret pada jalan

nafas

Intake nutrisi

kurang karena

anoreksia

Sesak nafas dan

batuk

Keletihan dan

inadekuat oksigen

untuk aktifitas

Page 13: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

5.

DO : a. RR 34 x/mnt menggunakan

tarikan otot bantu.

b. Terpasang O2 2 liter/mnt

c. Pasien dibantu perawat dan

keluarga dalam pemenuhan

kebutuhan sehari-hari

d. Nadi 96 x/mnt

DS : Pasien mengatakan kurang tahu

tentang penyakitnya

DO : Klien bertanya tentang penyakit

yang dideritanya

Kurang

pengetahuan

tentang penyakit

dan pengobatan

Kurang informasi

tentang penyakit

khususnya TBC

D. Diagnosa Keperawatan

Hasil analisa yang dilakukan dapat penulis simpulkan bahwa diagnosa

keperawatan yang muncul pada Tn. R adalah sebagai berikut:

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret pada

jalan nafas ditandai dengan klien sesak nafas, batuk mengeluarkan sputum warna

putih kental, ekspirasi memanjang, suara nafas tambahan wheezing,

menggunakan tarikan otot bantu pernafasan, RR 34 x/menit.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi

kurang karena anoreksia ditandai dengan pasien mengatakan nafsu makan

menurun, sering mual dan kadang muntah, pasien habis ½ porsi setiap kali makan

yang diberikan, mukosa bibir kering, konjungtiva anemis, berat badan ideal 56,7

kg, berat badan saat pengkajian 51 kg, tinggi badan 163 cm.

Page 14: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

3. Gangguan pola istirahat berhubungan dengan sesak nafas dan batuk ditandai

dengan pasien mengatakan sering terbangun karena batuk dan sesak nafas, pasien

mengatakan tidak bisa tidur karena suasana ruangan ramai.

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan inadekuat oksigen untuk

aktifitas ditandai dengan pasien mengatakan untuk aktivitas berat kadang sesak

nafas, RR 34 x/menit, menggunakan tarikan otot bantu pernafasan, terpasang O2 2

liter/menit, pasien dibantu perawat dan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan

sehari-hari, nadi 96 x/menit.

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit dan pengobatan berhubungan

dengan kurang informasi tentang penyakit khususnya TBC ditandai dengan pasien

mengatakan kurang tahu tentang penyakitnya, klien bertanya tentan penyakit yang

dideritanya.

E. Perencanaan Keperawatan

Tanggal 14 Agustus 2006

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret pada

jalan nafas.

a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24

jam, bersihan jalan nafas menjadi efektif.

b. Kriteria hasil : pasien mengatakan tidak sesak nafas, RR 16-20 x/menit

tanpa alat bantu nafas, wheezing hilang, oksigen dilepas

c. Intervensi dan rasional:

Page 15: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

1) Kaji pernafasan, frekuensi, irama kedalaman bunyi nafas

Rasional : perumpamaan bunyi nafas dapat menunjukkan akumulasi

sekret/ ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas

yang dapat meningkatkan kerja pernafasan.

2) Berikan posisi semi fowler

Rasional : posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan

ventilasi maksimal dalam upaya pernafasan.

3) Latih pasien batuk efektif, catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa.

Rasional : pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal diakibatkan oleh

kerusakan (kapitasi) paru.

4) Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari dalam keadaan

hangat.

Rasional : pemasukan tinggi cairan membantu untuk mengencerkan

sekret, membuatnya mudah dikeluarkan.

5) Kolaborasi dari untuk lembabkan udara/ oksigen inspirasi

Rasional : Mencegah pengeringan membrane mukosa, membantu

pengenceran sekret.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan intake nutrisi yang kurang.

a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24

jam, kebutuhan nutrisi terpenuhi.

b. Kriteria hasil : pasien makan habis 1 porsi setiap kali makan, mukosa

bibir lembab, berat badan meningkat 0,5 kg, konjungtiva

tidak anemis, mual hilang.

Page 16: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

c. Intervensi dan rasional:

1) Catat status nutrisi pasien pada penerimaan catat turgor kulit, berat badan dan

derajat kekurangan berat badan, riwayat mual muntah.

Rasional : berguna dalam mendefinisikan derajat/ luasnya masalah

dan pilihan intervensi yang tepat.

2) Pastikan diet yang bisa pasien sukai/ yang tidak disukai.

Rasional : membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan individu

dapat memperbaiki masukan diet.

3) Selidiki anoreksia mual, muntah, volume konsistensi feces.

Rasional : dapat mempengaruhi pilihan diet dari pemecahan

masalah untuk peningkatan pemasukan nutrisi.

4) Berikan perawatan mulut.

Rasional : menurunkan rasa tidak enak pada mulut yang dapat

merangsang muntah.

5) Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi kalori tinggi protein

Rasional : memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kebutuhan yang

tidak perlu, menurunkan iritasi gaster.

6) Kolaborasi rujuk ke ahli diet/ gizi untuk menentukan komposisi diet.

Rasional : memberi bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi

adekuat untuk kebutuhan metabolik dan diet.

3. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan sesak nafas dan batuk

a) Tujuan : agar pola tidur terpenuhi.

Page 17: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

b) Kriteria hasil : pasien dapat istirahat tidur tanpa terbangun.

c) Intervensi dan rasional:

1) Berikan penjelasan tentang kebutuhan tidur pasien.

Rasional : untuk tidur 8 jam tiap malamnya agar tubuh merasa segar

setelah bangun tidur.

2) Beri suasana tenang.

Rasional : tidur akan sulit bila suasana tidak tenang.

3) Keluarga berkunjung pada jam kunjung, batasi pengunjung.

Rasional : lingkungan yang gaduh/ ramai dapat mengganggu

relaksasi untuk tidur.

4) Kaji ulang kebiasaan tidur pasien.

Rasional : mengetahui kebiasaan pasien dapat membantu untuk

istirahat tidur.

5) Makan snack tinggi protein sebelum waktu tidur, misal: susu, keju

Rasional : pencernaan protein menghasilkan triptofan yang punya

efek sedatif.

4. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan keletihan dan inadekuat oksigen

untuk aktivitas.

a) Tujuan : agar aktivitas kembali efektif.

b) Kriteria hasil : pasien mampu melakukan ADLnya secara mandiri dan

tidak kelelahan setelah beraktivitas.

c) Intervensi dan rasional:

Page 18: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

1) Jelaskan aktivitas dan faktor yang meningkatkan kebutuhan oksigen,

seperti: merokok, panas, stress.

Rasional : merokok, panas, stress menyebabkan vasokontriksi yang

meningkatkan beban kerja jantung dan kebutuhan

oksigen.

2) Secara bertahap tingkatkan aktivitas harian sesuai peningkatan toleransi.

Rasional : aktivitas dapat memperbaiki kekuatan otot asesori dan

fungsi pernafasan.

3) Memberikan dukungan dan semangat dalam upaya aktivitas.

Rasional : rasa takut hidup kesulitan bernafas dapat menghambat

peningkatan aktivitas.

4) Setelah aktivitas kaji respon abnormal untuk peningkatan aktivitas.

Rasional : intoleransi aktivitas dapat dikaji dengan mengevaluasi

jantung sirkulasi dan status pernafasan setelah aktivitas.

5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi aturan tindakan dan mencegah bila ada

interprestasi informasi, keterbatasan kognitif, tidak lengkap informasi yang ada.

a) Tujuan : pengetahuan pasien bertambah (tentang penyakit TBC)

b) Kriteria hasil : pasien menyatakan mengerti tentang penyakit TBC,

melakukan perubahan pola hidup untuk memperbaiki

kesehatan umum/ tentang penyakit TBC

c) Intervensi dan rasional:

1) Beri penjelasan tentang penyakit dan potensial penyebaran infeksi melalui

droplet udara selama batuk, bersin, meludah, bicara

Page 19: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

Rasional : membantu pasien menyadari/ menerima perlunya

mematuhi program pengobatan untuk mencegah

pengaktifan berulang/ komplikasi serta membantu orang

terdekat untuk mencegah infeksi ke orang lain.

2) Kaji tindakan kontrol infeksi sementara, contoh: masker atau isolasi

pernafasan

Rasional : dapat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien dan

membuang stigma sosial sehubungan dengan penyakit

menular.

3) Anjurkan pasien untuk batuk/ bersin dan mengeluarkan ludah, kaji

pembuangan tisu sekali pakai dan teknik mencuci tangan yang tepat.

Rasional : perilaku yang diperlukan untuk mencegah penyebaran

infeksi.

4) Beri penjelasan tentang pentingnya tidak menghentikan terapi obat.

Rasional : bila drop out bakteri akan resisten dan dapat terjadi

komplikasi yang lebih parah.

5) Jelaskan dosis obat frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan alasan

pengobatan lama

Rasional : meningkatkan kerjasama dalam program pengobatan dan

mencegah penghentian obat sesuai perbaikan kondisi

pasien.

6) Dorong untuk tidak merokok.

Page 20: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

Rasional : meskipun merokok tidak merangsang berulangnya TB

tetapi meningkatkan disfungsi pernafasan.

7) Kaji bagaimana TB ditularkan kepada orang lain

Rasional : pengetahuan dapat menurunkan resiko penularan/

reaktivitas ulang juga kompeskasi sehubungan dengan

reaktivitasi.

F. Implementasi

No. Dx Waktu Tindakan Respon Pasien Ttd

1.

14-08-06

Jam 10.00

Jam 10.15

Jam 10.25

Jam 10.35

Jam 11.00

1. Mengkaji

pernafasan,

frekuensi, irama,

kedalaman, bunyi

nafas, alat bantu

nafas

2. Memberi posisi semi

fowler

3. Melatih pasien batuk

efektif dan nafas

dalam

4. Menganjurkan

pasien untuk minum

air hangat

5. Melaksanakan advis

S : Pasien mengatakan

sesak nafas

O : Pernafasan cepat

dangkal, RR 34 x/mnt

terpasang O2 terdengar

wheezing

S : Pasien mengatakan

nyaman/enak

O : Posisi pasien semi

fowler

S : Pasien mengatakan

bersedia

O : Pasien kesulitan untuk

melakukannya

S : Pasien mengatakan akan

banyak minum air

hangat

O : Pasien minum air putih

200 cc

S : Pasien mengatakan akan

Page 21: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

2.

4.

5.

14-08-06

Jam 11.00

Jam 11.10

Jam 11.15

Jam 11.20

14-08-06

Jam 11.00

14-08-06

Jam 11.00

memberi therapi

1. Mengkaji status

nutrisi

2. Memberi pengertian

tentang pentingnya

makanan terhadap

penyembuhan

3. Memotivasi pasien

untuk makan sedikit

dan sering,

menyediakan diet

TKTP

4. Membantu pasien

kumur sebelum dan

sesudah makan

Mengkaji respon pasien

terhadap aktivitas

1. Menganjurkan

pasien untuk

mobilisasi

2. Menganjurkan

pasien untuk

menutup hidup dan

minum obat

O : Pasien dapat minum

obat, pasien memakai O2

2 liter/menit

S : Pasien mengatakan tidak

ada nafsu makan, perut

mual

O : Pasien makan ½ porsi

S : Pasien mengerti

O : Pasien mengangguk

S : Pasien mengerti

O : Makan habis ½ porsi

S : Pasien mengatakan akan

melaksanakan

O : Pasien kumur-kumur

S : Pasien meminta bantuan

perawat

O : Pasien bedres, semua

kebutuhan pasien

dibantu

S : Pasien mengatakan

bersedia

O : Pasien tampak tidur

S : Pasien mengatakan

mengerti

O : Hidunh, mulut ditutup

Page 22: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

Jam 12.00

mulut bila batuk dan

bersin

3. Menyediakan tempat

khusus tertutup

dengan larutan

disinfektan

4. Memberi terapi

rifampicros, INH,

PZA tablet

S : Pasien mengatakan

mengerti

O : Tempat ludah

disediakan, PSM

kooperasif

S : Pasien mengatakan

bersedia minum obat

O : Pasien dapat minum

obat dan tidak muntah

1.

15-08-06

Jam 08.30

Jam 08.30

Jam 08.35

Jam 08.40

Jam 08.50

1. Mengkaji pernafasan

2. Memberikan posisi

fowler

3. Menganjurkan

pasien minum air

hangat

4. Melatih pasien batuk

efektif dan nafas

dalam

5. Mengkaji sputum,

warna bau, darah

S : Pasien mengatakan

masih sesak nafas

O : Sekret dapat keluar, RR

30 x/mnt, memakai alat

bantu nafas terpasang O2

terdengar wheezing

S : Pasien mengatakan

bersedia

O : Posisi pasien fowler

S : Pasien mengatakan akan

melaksanakan saran

perawat

O : Pasien minum air putih

300 cc

S : Pasien mengatakan

bersedia

O : Pasien dapat batuk

efektif dan nafas dalam

S : Pasien mengatakan agak

longgar

Page 23: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

2.

3.

Jam 08.30

15-08-06

Jam 11.00

Jam 11.00

15-08-06

Jam 08.30

Jam 11.30

Jam 11.40

6. Memberi terapi

bronsolvon 75 mg,

OBH 1 sdm O2 2

tts/mnt

1. Mengkaji status

nutrisi

2. Menganjurkan

makan sedikit dan

sering, menyediakan

diet TKTP

3. Membantu pasien

kumur sebelum

makan

1. Mengkaji ulang

kebiasaan tidur

pasien

2. Kaji ulang kebiasaan

tidur pasien

3. Menganjurkan

O : Warna putih kentak,

tidak bau, darah (-)

S : Pasien mengatakan akan

minum obat

O : Obat dapat diberikan/

masuk

S : Pasien mengatakan nafsu

makan mulai bertambah,

perut mual

O : Konjungtiva anemis,

makan ½ porsi habis

S : Pasien mengatakan

mengerti

O : Pasien mengangguk

mengerti

S : Pasien mengatakan

bersedia kumur

O : Pasien sudah kumur

S : Pasien mengatakan sulit

tidur ± 5 jam/hari

O : Batuk dan sesak nafas

masih ada, posisi tidur

semi fowler

S : Pasien mengatakan sulit

tidur

O : Pasien sulit tidur karena

sesak nafas dan batuk,

tidur ± 5 jam/hari

S : Pasien mengatakan sulit

Page 24: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

4.

5.

15-08-06

Jam 11.00

15-08-06

Jam 11.05

Jam 10.15

Jam 10.20

pasien istirahat

Mengkaji respon pasien

terhadap aktivitas

1. Menganjurkan

pasien untuk

mobilisasi

2. Menganjurkan

pasien untuk

menutup hidung dan

mulut bila batuk atau

bersin

3. Menyediakan tempat

khusus tertutup

dengan larutan

desinfektan

4. Mengkaji

kemampuan pasien

untuk belajar

5. Mereview

pengetahuan pasien

tentang penyakitnya

tidur

O : Pasien sulit istirahat

tidur, suasana ramai

S : Pasien mengatakan

minta bantuan perawat

O : Pasien bedres, semua

kebutuhan pasien

dibantu

S : Pasien mengatakan akan

istirahat

O : Pasien tampak istirahat

di tempat tidur

S : Pasien mengatakan

bersedia

O : Pasien menutup hidup

dan mulut bila batuk

S : Pasien mengatakan

menurut saran perawat

O : Tempat ludah

disediakan, pasien

kooperatif

S : Pasien mengatakan

mengerti

O : Pasien bertanya dan

kooperatif

S : Pasien mengatakan tidak

tahu dan tidak pernah

mendapat informasi

Page 25: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

Jam 10.30

6. Memberi penjelasan

tentang penyebab

penularan,

perawatan

tentang penyakitnya

O : Pasien tidak bisa

menjawab pertanyaan

S : Pasien mengatakan akan

mendengarkan

penjelasan perawat

O : pasien kooperatif/

mendengarkan.

1.

16-08-06

Jam 08.30

Jam 08.30

Jam 08.35

Jam 08.40

Jam 08.50

1. Mengkaji pernafasan

2. Memberi posisi semi

fowler

3. Menganjurkan

pasien minum air

hangat

4. Melatih pasien batuk

dan nafas dalam

5. Mengajarkan

sputum: warna, bau,

darah

S : Pasien mengatakan sesak

nafas berkurang

O : Sekret dapat keluar, RR

24 x/mnt, tidak memakai

alat bantu nafas, tidak

terpasang O2, wheezing

hilang

S : Pasien mengatakan

bersedia]

O : Posisi pasien semi fowler

S : Pasien mengatakan

mengerti

O : Pasien minum air putih

300 cc

S : Pasien mengatakan akan

mencoba

O : Pasien dapat batuk

efektif dan nafas dalam

sekret dapat keluar

S : Pasien mengatakan

mengerti

O : Sputum warna putih,

Page 26: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

2.

3.

Jam 08.30

16-08-06

Jam 11.00

Jam 11.10

Jam 11.05

16-08-06

Jam 08.30

Jam 12.00

6. Kolaborasi

memberikan obat

bronsolvon 5 mg,

OBH 1 sdm, O2 2

tetes/menit

1. Mengkaji status

nutrisi

2. Menganjurkan

makan sedikit dan

sering, menyediakan

diet TKTP

3. Membantu pasien

kumur sebelum

makan

1. Mengkaji ulang

kebiasaan tidur

pasien

2. Menganjurkan

istirahat tidur

kental, tidak bau, darah

(-)

S : Pasien mengatakan

bersedia minum obat

O : Obat dapat masuk

S : Pasien mengatakan nafsu

makan mulai bertambah,

perut agak mual

O : Konjungtiva anemis,

makan habis ¾ porsi

S : Pasien mengatakan

mengerti

O : Pasien tampak makan

makanan yang telah

disediakan, habis ¾

porsi

S : Pasien mengatakan akan

kumur

O : Pasien terlihat kumur

sebelum makan

S : Pasien mengatakan sesak

dan batuk berkurang,

dapat tidur

O : Wajah tampak cerah

tidak lesu

S : Pasien mengatakan akan

istirahat

Page 27: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

4.

5.

Jam 12.00

16-08-06

Jam 08.00

Jam 08.00

Jam 09.00

Jam 10.00

16-08-06

Jam 10.00

3. Memberi suasana

tenang, membatasi

pengunjung

1. Mengkaji respon

pasien beraktivitas

2. Melibatkan keluarga

untuk membantu

pasien

3. Memonitor tingkat

aktivitas minimal

4. Catat perubahan

tanda-tanda vital

selama dan setelah

aktivitas

Menjelaskan tentang

pengobatan,

pencegahan proses

penyakit

O : Pasien tampak istirahat

S : Pasien mengatakan

suasana tenang

O : Lingkungan tampak

tenang, pengunjung

dibatasi

S : Pasien mengatakan akan

mencoba beraktifitas

duduk

O : Pasien mulai bisa

S : Pasien mengatakan

minta bantuan keluarga

O : Keluarga membantu

kebutuhan pasien

S : pasien mengatakan dapat

beraktifitas (makan)

O : pasien dapat beraktivitas

bertahap (makan,

eliminasi)

S : Pasien mengatakan tidak

ada keluhan

O : RR 24 x/mnt, N 92

x/mnt, 110/70 mmHg,

suhu 36,50C

S : Pasien mengatakan

mengerti penjelasan

perawat

O : Pasien dapat mengulang

beberapa informasi

Page 28: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

tentang pengobatan,

pencegahan.

G. Evaluasi

No. Dx Waktu Evaluasi Ttd

1.

2.

3.

4.

16-08-06

Jam 14.00

16-08-06

Jam 14.00

16-08-06

Jam 15.00

16-08-06

Jam 15.00

S : Pasien mengatakan tidak sesak nafas, sputum

berkurang, bila batuk dapat keluar

O : RR 20 x/mnt, O2 dilepas, tidak pakai alat bantu

pernafasan, wheezing hilang.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi yang ada

S : Pasien mengatakan nafsu makan bertambah, mual

hilang

O : Pasien makan habis 1 porsi, mukosa bibir lembab,

konjungtiva tidak anemis, berat badan tambah 1 kg,

52 kg

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi yang telah ada

S : Sesak nafas hilang, bisa tidur ± 8 jam/hari

O : Pasien dapat istirahat tidur dengan tenang walau

kadang-kadang masih batuk di sela tidurnya

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi yang telah ada

S : Pasien mengatakan tidak sesak lagi dapat

beraktivitas bertahap (makan, eliminasi, personal

Page 29: BAB III TINJAUAN KASUSdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/15/jtptunimus-gdl-s1-2008... · R dan studi dokumenter melalui catatanmedik, ... Riwayat penyakit dahulu ... klien merasakan

5.

16-08-06

Jam 14.00

hygiene)

O : RR 20 x/mnt, denyut nadi 92 x/mnt, pasien aktivitas

tanpa bantuan penuh

A : Masalah teratasi

P : Observasi intervensi

S : Pasien mengatakan pengetahuannya bertambah,

dapat menjelaskan beberapa hal yang sudah

diterimanya, patuh pada pengobatan, perawatan dan

mencegah penularan, mengatakan senang, berharap

bisa sembuh.

O : Pasien dapat mengulang kembali beberapa hal

tentang penyakitnya, pengobatan, perawatan,

penularan.

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi yang telah ada