Upload
hardiyanti-utami
View
44
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif kuantitatif yang
mengacu pada anggapan bahwa fenomena dan gejala yang ada di lokasi penelitian
dapat diukur dan diubah dalam data numerik dan skala nominal sehingga
penggunaan statistik diperlukan dalam mengolah data yang telah dikumpulkan.
Metode yang digunakan adalah metode survei dengan cara mengumpulkan dan
menganalisis fakta di lapangan berkaitan dengan pengetahuan tentang hutan
mangrove, sikap dan bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan konservasi
hutan mangrove di Kabupaten Situbondo.
Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah jenis data primer dan
sekunder melalui penyebaran angket serta pengarsipan data dari dinas terkait
seperti Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pengelolaan Dampak Lingkungan
dan BAPPEDA.
Penentuan sampel ditentukan melalui dua tahapan, yaitu tahap pertama
untuk menentukan sampel wilayah menggunakan teknik purposive sampling
dengan memperhatikan karakteristik lokasi penanaman mangrove. Mangrove
yang berada di Kecamatan Banyuglugur memiliki karakteristik letak pantai yang
berbeda dengan hutan mangrove yang ada di Kecamatan Panarukan. Letak hutan
mangrove yang ada di Panarukan berada dekat dengan muara sungai sehingga
35
endapan yang ada di pantai lebih banyak dibandingkan di kecamatan Banyuglugur
yang jauh dari muara. Selain itu, pemilihan kecamatan Banyuglugur dan
Panarukan sebagai sampel wilayah karena pada kedua wilayah tersebut konservasi
mangrove dilakukan. Tahap kedua penentuan sampel responden ditentukan
dengan proportional random sampling.
Analisis data menggunakan teknik tabulasi tunggal yang berfungsi untuk
mendeskripsikan pengetahuan masyarakat tentang konservasi hutan mangrove,
sikap dan bentuk partisipasi penduduk dalam kegiatan konservasi di wilayah
pesisir dan muara sungai. Selain itu penelitian ini juga membandingkan ketiga
variabel pengetahuan, sikap dan partisipasi antara kedua lokasi sehingga analisis
yang digunakan yaitu analisis tabulasi silang dengan menggunakan tabel
persentase
B. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang tinggal di
sekitar desa-desa pantai yang berada di Kabupaten Situbondo. Mengingat
wilayah penelitian yang luas dan jumlah penduduk yang banyak, serta
memperhatikan pula tentang lokasi rehabilitasi mangrove, maka responden
diperoleh dengan melalui dua tahap penentuan sampel, yaitu sampel wilayah dan
sampel responden.
1. Sampel Wilayah
Sampel wilayah pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan
teknik purposive sampling area, dengan melihat karakteristik lokasi
penanaman mangrove yang ada di Kabupaten Situbondo dan lokasi desa yang
36
berdekatan dengan kawasan hutan mangrove. Sehingga sampel wilayah terdiri
dari dua wilayah yaitu Kecamatan Banyuglugur (wilayah pesisir) dan
Kecamatan Panarukan (muara sungai). Masing-masing kecamatan ditentukan
penduduk di desa yang berada di sekitar kawasan hutan mangrove tersebut.
Berdasarkan observasi awal, sampel wilayah pada penelitian ini berjumlah 4
desa, yaitu 2 yang berada di Kecamatan Panarukan meliputi desa Peleyan dan
Gelung serta 2 desa yang ada di kecamatan Banyuglugur. Meliputi desa
Kalianget dan Banyuglugur
2. Sampel Responden
Penentuan sampel responden dilakukan dengan menggunakan teknik
proportional random sampling. Masing-masing desa ditentukan sejumlah
sampel responden untuk tingkat kesalahan 10% dari populasi, dengan rumus
sebagai berikut:
( )
Keterangan: n= sampel
N= populasi
d= derajat kebebasan
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3. 1 berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian
Nama Kecamatan Nama Desa Jumlah Rumah Tangga
(RT)
(1) (2) (4)
Panarukan Peleyan
Gelung
1146
1316
Banyuglugur Kalianget
Banyuglugur
2835
765
Jumlah 6062
Sumber: BPS Kabupaten Situbondo (2011)
37
dengan perhitungan rumus diatas, maka jumlah sampel responden sebagai
berikut:
( )
Maka, sampel setiap desa yaitu:
a. Desa Peleyan
b. Desa Gelung
c. Desa Kalianget
d. Desa Banyuglugur
38
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian
Nama Kecamatan Nama Desa
Jumlah Rumah
Tangga
(RT)
Jumlah
Responden
(RT)
(1) (2) (3) (4)
Panarukan Peleyan
Gelung
1146
1316
19
21
Banyuglugur Kalianget
Banyuglugur
2835
765
46
12
Jumlah 6062 98
Sumber: BPS Kabupaten Situbondo (2011)
Guna memperlengkap angket, maka jumlah responden yang akan diteliti
sebanyak 100 responden, penambahan dilakukan di masing-masing desa untuk 1
responden yaitu, 1 responden di desa Peleyan Kecamatan Panarukan dan 1
responden di desa Banyulugur Kecamatan Banyuglugur. Sehingga berikut jumlah
responden masing-masing kecamatan.
Tabel 3.3 Jumlah Responden Penelitian
Nama Kecamatan Nama Desa
Jumlah
Responden
(RT)
(1) (2) (4)
Panarukan Peleyan
Gelung
20
21
Banyuglugur Kalianget
Banyuglugur
46
13
Jumlah 100
C. Pengumpulan Data
1. Jenis Data Penelitian
Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa:
a. Data Primer
Data primer didapat dengan menggunakan teknik angket dalam bentuk
kuesioner. Selain itu, untuk data pengetahuan masyarakat tentang hutan
mangrove diperoleh dengan menggunakan lembar soal/tes. Data ini diperoleh
39
dari penduduk sampel responden yang ada di Kecamatan Banyuglugur dan
Kecamatan Panarukan.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pelengkap berupa data arsip dari Dinas
Perikanan dan Kelautan mengenai gambaran umum konservasi serta beberapa
lembaga/organisasi terkait pelaksanaan konservasi mangrove di Kecamatan
Banyuglugur serta data kependudukan dan gambaran umum kabupaten
Situbondo yang didapat dari BPS dan BAPPEDA Kabupaten Situbondo.
Selain itu berupa dokumentasi berupa peta dan foto.
2. Teknik pengumpulan data
a. Wawancara
Wawancara pada penelitian ini dilakukan kepada Dinas Kelautan dan
Perikanan, Dinas Pengelolaan Dampak Lingkungan, beberapa penduduk
setempat dan pihak lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Wawancara
diterapkan agar data yang didapat melalui angket bisa diperdalam melalui
hasil wawancara. Sehingga pada hasil analisis deksriptif yang dilakukan oleh
peneliti bersifat kajian yang mendalam.
b. Observasi
Teknik observasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kondisi awal dari pelaksanaan konservasi mangrove, selain itu observasi
pendahuluan dilakukan untuk mengetahui karakteristik masing-masing
mangrove pada area yang berbeda dan kondisi sosial penduduk di lokasi
penelitian. Hal ini dilakukan untuk menambah informasi dan mengetahui
40
secara mendasar mengenai rehabilitasi mangrove. Selain itu juga menambah
pengetahuan untuk pembahasan selanjutnya.
c. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan menggunakan teknik dokumentasi pada
penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil data berupa arsip pelaksanaan
konservasi, peta, data penduduk, data fisiografis wilayah dan beberapa foto
pelaksanaan penghijauan atau rehabilitasi mangrove yang dilakukan di
Kabupaten Situbondo.
d. Kuesioner (angket)
Kegiatan pengisian angket pada penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan data berupa pengetahuan, partisipasi dan sikap masyarakat
dalam pelaksanaan konservasi mangrove. Selain itu, diberikan pula lembar tes
untuk mengukur pengetahuan masyarakat tentang hutan mangrove. Teknik
pelaksanaannya dengan cara mengumpulkan responden di balai desa,
selanjutnya dilakukan penjelasan selengkap-lengkapnya cara pengisian
kuesioner disertai tanya jawab mengenai hal-hal yang belum jelas. Selain itu
kegiatan pengisian angket juga dilakukan dengan mendatangi beberapa
responden yang tidak bisa berkumpul di lokasi sesuai dengan keinginan
peneliti.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini beragam, baik
secara fisik maupun sosial. Data-data dari penduduk yang dikumpulkan dengan
menggunakan beberapa instrumen, meliputi:
41
1. Lembar observasi
Lembar observasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kondisi lokasi penelitian terutama berkaitan dengan keberadaan hutan
mangrove. Obsrvasi dilakukan untuk mengetahui posisi mangrove dengan
pemukiman, jalan raya, tambak, dan beberapa bangunan lainnya yang dapat
mempengaruhi keberadaan hutan mangrove.
2. Pedoman wawancara
Pada penelitian ini juga digunakan pedoman wawancara sebagai alat
untuk mengumpulkan data primer. Penggunaan pedoman wawancara
dilakukan untuk membantu proses pengumpulan data dengan responden yang
memiliki keterbatasan dalam hal membaca dan menulis. Peneliti membacakan
angket yang juga digunakan sebagai pedoman wawancara. Selain itu pedoman
wawancara juga digunakan untuk mendapat data pelengkap latar belakang
penelitian yang berasal dari Dinas Kelautan dan Perikanan serta Dinas
Pengendalian Dampak Lingkungan serta Dinas Pertanian.
3. Angket
Berupa pertanyaan yang berkaitan dengan umur, tingkat pendidikan,
pekerjaan. dan bentuk partisipasi, Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 2
jenis berdasarkan sifatnya, pada variabel pengetahuan, jenis angket yang
digunakan adalah angket terbuka, sedangkan pada variabel sikap dan
partisipasi menggunakan angket tertutup. Pertanyaan pada angket disesuaikan
dengan indikator-indikator yang telah dijabarkan di jabaran variabel terhadap
mangrove dan kegiatan konservasi hutan mangrove.
42
4. Lembar Tes
Lembar tes digunakan untuk mengetahui pengetahuan masyarakat
tentang hutan mangrove. Aspek pengetahuan yang diukur meliputi manfaat
mangrove, bentuk kerusakan mangrove, dampak kerusakan mangrove,
manfaat konservasi, dan bentuk konservasi.
E. Analisis Data
Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisis secara deksriptif
kuantitatif dengan melalui beberapa tahap dengan tujuan untuk mendeskripsikan
pengetahuan, sikap, dan partisipasi masyarakat dalam konservasi hutan mangrove
di wilayah pesisir dan muara sungai Kabupaten Situbondo.
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melalui beberapa
langkah sebagai berikut:
1. Editing (pengeditan)
Editing adalah kegiatan pengeditan data yang terdiri dari tahap
pengecekan dan penyeleksian, hal ini dilakukan karena sangat dimungkinkan
terdapat data-data yang kurang tepat, kurang terpenuhinya persyaratan sampel
atau sampel kurang memenuhi syarat
Pengecekan atau pemeriksaan terhadap kelengkapan informasi dalam
angket berupa kelengkapan angket. Tahap selanjutnya yaitu penyeleksian
yang dilakukan dengan mencocokkan jumlah angket yang diberikan dengan
angket yang kembali. Angket yang kembali dikategorikan menjadi dua bagian
yaitu angket yang sah dan angket yang tidak sah. Selanjutnya diadakan seleksi
data dengan memperhatikan jawaban masing-masing responden dalam angket.
43
Angket dinyatakan sah apabila seluruh pertanyaan dijawab sesuai dengan
petunjuk, sedangkan angket dianggap tidak sah apabila terdapat pertanyaan
yang tidak dijawab secara keseluruhan oleh responden dan cara menjawab
yang tidak sesuai dengan petunjuk.
2. Skoring (penyekoran)
Pemberian skor untuk pertanyaan dalam penelitian ini terdiri dari dua
bentuk, sebagai berikut:
1) Bentuk pertanyaan dengan jawaban yang mengandung makna penilaian
sikap dan partisipasi, meliputi:
4 untuk jawaban sangat setuju/sangat sering
3 untuk jawaban setuju/sering
2 untuk jawaban cukup setuju/jarang
1 untuk jawaban tidak setuju/tidak pernah
2) Bentuk pertanyaan dengan jawaban yang bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan masyarakat, meliputi:
>33 untuk kategori sangat tahu
26-33 untuk kategori tahu
18-25 untuk kategori kurang tahu
10-17 untuk kategori tidak tahu
Skor jawaban pada variabel pengetahuan mengacu pada rubrik berikut.
Tabel 3.4 Rubrik Penskoran Variabel Pengetahuan
No. Soal Aktivitas Skor
1 - Menyebutkan 3 manfaat konservasi mangrove atau
lebih
- Menyebutkan 2 manfaat konservasi mangrove
- Menyebutkan 1 manfaat konservasi mangrove
- Tidak menyebutkan manfaat konservasi mangrove
4
3
2
1
2 - Menyebutkan 3 alasan pelaksanaan konservasi
mangrove atau lebih
4
44
- Menyebutkan 2 alasan pelaksanaan konservasi
mangrove
- Menyebutkan 1 alasan pelaksanaan konservasi
mangrove
- Tidak menyebutkan alasan pelaksanaan konservasi
mangrove
3
2
1
3 - Menyebutkan 3 tindakan pemicu kerusakan mangrove
atau lebih
- Menyebutkan 2 tindakan pemicu kerusakan mangrove
- Menyebutkan 1 tindakan pemicu kerusakan mangrove
- Tidak menyebutkan tindakan pemicu kerusakan
mangrove
4
3
2
1
4 - Menyebutkan 3 bentuk kerusakan mangrove atau lebih
- Menyebutkan 2 bentuk kerusakan mangrove
- Menyebutkan 1 bentuk kerusakan mangrove
- Tidak menyebutkan bentuk kerusakan mangrove
4
3
2
1
5 - Menyebutkan 3 dampak kerusakan mangrove bagi
penduduk sekitar atau lebih
- Menyebutkan 2 dampak kerusakan mangrove bagi
penduduk sekitar
- Menyebutkan 1 dampak kerusakan mangrove bagi
penduduk sekitar
- Tidak menyebutkan dampak kerusakan mangrove bagi
penduduk sekitar
4
3
2
1
6 - Menyebutkan 3 dampak kerusakan mangrove bagi
ekosistem mangrove atau lebih
- Menyebutkan 2 dampak kerusakan mangrove bagi
ekosistem mangrove
- Menyebutkan 1 dampak kerusakan mangrove bagi
ekosistem mangrove
- Tidak menyebutkan dampak kerusakan mangrove bagi
ekosistem mangrove
4
3
2
1
7 - Menyebutkan 3 tindakan konservasi mangrove atau
lebih
- Menyebutkan 2 tindakan konservasi mangrove
- Menyebutkan 1 tindakan konservasi mangrove
- Tidak menyebutkan tindakan konservasi mangrove
4
3
2
1
8 - Menyebutkan 3 bentuk konservasi mangrove atau lebih
- Menyebutkan 2 bentuk konservasi mangrove
- Menyebutkan 1 bentuk konservasi mangrove
- Tidak menyebutkan bentuk konservasi mangrove
4
3
2
1
9 - Menyebutkan 3 manfaat konservasi mangrove bagi
penduduk sekitar atau lebih
- Menyebutkan 2 manfaat konservasi mangrove bagi
penduduk sekitar
- Menyebutkan 1 manfaat konservasi mangrove bagi
penduduk sekitar
- Tidak menyebutkan manfaat konservasi mangrove bagi
penduduk sekitar
4
3
2
1
10 - Menyebutkan 3 manfaat konservasi mangrove bagi
ekosistem hutan mangrove atau lebih
- Menyebutkan 2 manfaat konservasi mangrove bagi
ekosistem hutan mangrove
- Menyebutkan 1 manfaat konservasi mangrove bagi
ekosistem hutan mangrove
- Tidak menyebutkan manfaat konservasi mangrove bagi
ekosistem hutan mangrove
4
3
2
1
45
Sedangkan untuk beberapa pertanyaan yang mengandung jawaban
penjabaran atas pengetahuan, sikap, dan partisipasi, akan menjadi data tambahan
dalam pendeskripsian variabel-variabel yang telah ditentukan sehingga peneliti
dapat melakukan pengkajian lebih dalam terhadap hasil penelitian.
Pada item-item yang unfavorable mengandung nilai-nilai yang negatif,
maka nilai-nilai yang diberikan ialah :
- Tidak Setuju = 4
- Kurang Setuju = 3
- Setuju = 2
- Sangat setuju = 1
Penyusunan kuesioner dilakukan dengan menggunakan penilaian skala
Likert dan bukan kuesioner yang meminta responden untuk memilih alternatif dua
jawaban dikarenakan permasalahan yang diteliti cukup sensitif. Pemakaian skala
Likert dalam hal ini dilakukan dengan tujuan meminimalkan terjadinya
kecemasan responden dalam menjawab. Hal ini dikarenakan di dalam skala Likert
hanya menggunakan item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk, dan tidak
dimasukkan pilihan yang netral. (Nazir, 2005:338).
3. Tabulating (tabulasi)
Tabulasi adalah penyusunan data dengan tabulasi atau memasukkan data
ke dalam tabel kemudian dianalisis sesuai dengan langkah-langkah yang
direncanakan sebelumnya. Pada penelitian ini sistem tabulasi yang digunakan
adalah tabulasi tunggal dan tabulasi silang dengan menggunakan tabel persentase,
46
dimana data dalam setiap variabel tidak memiliki hubungan korelasi atau
pengaruh.
Untuk mengukur pengetahuan, partisisipasi, dan sikap masyarakat dalam
pelaksanaan konservasi mangrove digunakan rumus:
Dimana, F= Frekuensi Jawaban
N= Jumlah responden
P= Nilai Persentase Jawaban
Skor yang ada digabungkan dan dibuat interval masing-masing indikator.
Interval antar indikator berbeda satu dengan yang lainnya dikarenakan skor
maksimum dan minimum berbeda.
Selain tabulasi tunggal, analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah
tabulasi silang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan pengetahuan,
sikap, dan partisipasi masyarakat dalam konservasi hutan mangrove antara
wilayah pesisir dan muara sungai Kabupaten Situbondo. Analisis tabulasi silang
menggunakan tabel persentase perbandingan.