Upload
dewida-dewet-maulidatu
View
11
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hko
Citation preview
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Dukungan Suami
2.1.1.1 Pengertian
Menurut Friedman (2010), dukungan adalah sikap, tindakan dan
penerimaan keluarga terhadap seseorang. Suami adalah orang pertama dan utama
dalam memberi dorongan kepada istri sebelum pihak lain turut memberi
dorongan, dukungan dan perhatian seorang suami terhadap istri yang sedang
hamil yang akan membawa dampak bagi sikap bayi (Dagun, 2002).
Respon suami terhadap kehamilan istri yang dapat menyebabkan adanya
ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri (Dagun, 2002). Peran
pasangan dalam kehamilan dapat sebagai orang yang memberi asuhan, sebagai
orang yang menanggapi terhadap perasaan rentan wanita hamil, baik aspek
biologis maupun dalam hubunganya dengan ibunya sendiri (Bobak, 2004).
2.1.1.2 Bentuk Dukungan Suami
a.Dukungan Instrumental (Tangible Assisstance)
Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat
memberikan pertolongan langsung seperti pinjaman uang, pemberian barang,
makanan serta pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi stress karena
individu dapat langsung memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan
materi.
b.Dukungan Informasional
Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran atau umpan
balik tentang situasi dan kondisi individu, Jenis informasi seperti ini dapat
menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah.
Dalam hal ini suami mempunyai fungsi sebagai pemberi saran, informasi tentang
8
apa yang seharusnya dilakukan oleh istri saat kehamilannya yaitu memberikan
dukungan kepada ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.
c.Dukungan Emosional
Suami dalam hal ini mampu membuat ibu hamil memiliki perasaan
nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh suami sehingga ibu hamil dapat
menghadapi masalah dengan lebih baik. Dukungan ini sangat penting dalam
menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol.
d.Dukungan Pada Harga Diri
Bentuk dukungan ini berupa penghargaan positif yang diberikan suami
kepada ibu hamil sehingga dapat memberikan semangat, adanya persetujuan pada
pendapat ibu hamil, dan mempunyai perbandingan yang positif dengan individu
yang lain. Bentuk dukungan ini membantu ibu hamil dalam membangun harga
diri dan kompetensi.
e.Dukungan Dari Kelompok Sosial
Bentuk dukungan ini akan membuat ibu hamil merasa menjadi bagian dari
suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktifitas sosial dengannya.
Dengan begitu ibu hamil akan merasa memiliki teman senasib dan bisa merasakan
apa yang dirasakannya ketika menghadapi masalah.
2.1.1.3 Macam-macam Dukungan Suami
a.Dukungan Psikologi
Mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian orang yang
bersangkutan. Misalnya menemani istri saat pergi periksa kehamilan, dengan
begini suami sudah mengikuti perkembangan kehamilan istri. Perhatian yang
cukup dari suami akan membuat ibu tenang sehingga berpengaruh positif terhadap
bayi yang dikandungnya (Musbikin, 2008).
9
b. Dukungan Sosial
Dukungan sosial adalah dukungan yang bersifat nyata dan dalam bentuk
materi semisal kesiapan finansial, karenanya sejak mengetahui istrinya hamil,
suami harus segera menyisihkan dana khusus untuk keperluan ini, sehingga saat
melahirkan telah tersedia dana yang dibutuhkan (Musbikin, 2008).
c.Dukungan Informasi
Suami harus memberikan perhatian penuh kepada masalah kehamilan
istrinya, misalnya berdiskusi mengenai perkembangan yang terjadi, yaitu mencari
informasi mengenai kehamilan dari media cetak maupun dari tenaga kesehatan
(Musbikin, 2008).
d.Dukungan Lingkungan
Dukungan lingkungan yaitu diberikan ketika kehamilan sudah tua,
misalnya ketika ibu tidak bisa bekerja terlalu berat suami bisa membantu ibu
mengurus rumah tangga, perlakuan ini dapat menyebabkan perasaan senang
dalam diri istri, dan istri ahirnya menjadi lebih mudah menyesuaikan diri dalam
menjalani kehamilanya (Dagun, 2002).
2.1.2 Pengetahuan
2.1.2.1 Definisi
Pengetahuan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan terjadi melalui
pancaindera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
(Notoatmodjo,2007).
Pengetahuan dapat diperoleh melalui proses belajar yang terjadi dimana
dan kapan saja. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang.
10
Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu tahu ( know ), memahami
(comprehension), aplikasi (aplication), analisis (analysis), sintesis (synthesis),
evaluasi (evaluation)(Notoatmodjo, 2007).
2.1.2.2 Proses Adopsi / Perilaku
Berdasarkan pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (2007), mengungkapkan bahwa
sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru).
Di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
a.Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulasi / obyek.
b.Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulasi
c. Evaluation (menimbang-nimbang) baik dan tidaknya stimulasi tersebut bagi
dirinya. Hal ini berarti sikap responden mulai tidak baik.
d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
e.Adoption,Subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,
dan sikapnya terhadap stimulasi.
2.1.2.3 Mengukur Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden.
Pengetahuan dapat diukur melalui standar penguasaan suatu materi, yaitu :
a. Pengetahuan baik, bilamana jawaban benar 80%—100%
b.Pengetahuan cukup, bilamana jawaban benar 65%—79%
c. Pengetahuan kurang, bilamana jawaban benar <65%
(Notoatmodjo, 2007).
11
2.1.3 Karakteristik Ibu Hamil
Faktor yang dapat berpengaruh terhadap pengetahuan adalah karakteristik.
Karakteristik seseorang adalah ciri khas seseorang dalam meyakini, bertindak
ataupun merasakan (Boeere, 2008).
Karakteristik adalah kemampuan untuk memadukan nilai-nilai yang
menjadi filosofi atau pandangan yang utuh, memperhatikan komitmen yang teguh
dan responden yang konsisten terhadap nilai-nilai itu dengan mengenerasikan
pengalaman tertentu menjadi satu sistem nilai (Notoatmodjo, 2003).Karakteristik
seseorang dipengaruhi oleh umur, pendidikan, paritas.
2.1.3.1 Umur
Ibu yang memiliki umur yang lebih tua cenderung akan lebih mudah
menerima informasi baru sehingga mereka memiliki pengetahuan tentang tanda
bahaya kehamilan dan kepatuhan kunjungan antenatal carehal ini dipengaruhi
karena proses berpikir mereka yang sudah matang(Notoatmodjo, 2003).
2.1.3.2 Tingkat Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan
seseorang semakin mudah orang tersebut menerima informasi baik dari orang
lainmaupun dari media massa (Notoatmodjo, 2003).
Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan, dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu : SD, SLTP, SLTA, PT, dan
lain-lain (Sisidiknas, 2007).
2.1.3.3 Paritas
Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti dalam hubungan
kesehatan ibu dan anak. Dikatakan umpamanya bahwa terdapat kecenderungan
kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari pada yang berparitas tinggi.
(Notoatmodjo, 2005).
12
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami wanita. Paritas
dibagi menjadi :
a. Primipara adalah wanita yang sudah pernah melahirkan anak baik itu hidup
ataupun mati.
b.Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan dua kali atau lebih.
c. Grande multipara adalah wanita dengan paritas yang tinggi, biasanya wanita
yang melahirkan lima anak atau lebih(Varney, 2008)
2.1.4 Kehamilan
2.1.4.1 Definisi
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan denga nidasi atau implantasi
(Prawirohardjo,2010)
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu trimester pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan keempat sampai
6 bulan, dan trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. Kehamilan
melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan social
didalam keluarga (Saifuddin, 2002)
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berksinambungan yang
diterdiri dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum,
terjadi pembuahan konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi atau implantasi
pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai
aterm (Manuaba, 2009).
2.1.4.2 Tanda dan Gejala kehamilan
Untuk menegakan kehamilan pentingnya untuk mengetahui tanda dan
gejala kehamilan. Tanda adalah bukti objektif yang dapat terlihat, terdengar,
terasa atau diukur oleh orang lain. Sedangkan, gejala adalah perasaan yang
13
dialami oleh penderita tetapi tidak terlihat oleh orang lain(Hamilton, 2006). Tanda
dan gejala kehamilan di bagi menjadi beberapa yaitu :
1. Tanda Subjektif Kehamilan
Tanda subjektifkehamilan merupakan tanda dan gejala subjektif dini yang
membuat kehamilan menjadi mungkin (Manuaba, 2007).
a. Amenore
b. Mual dan muntah
c. Polakisuria
d. Payudara tegang dan sakit
e. Quickening
f. Kulit
g. Konstipasi
2. Tanda Objektif Kehamilan
Tanda dan gejala objektif merupakan tanda dan gejala yang dilengkapi
dengan informasi yang berarti termasuk pemeriksaan laboratorium (Manuaba,
2007).
a. Perubahan uterus
b. Tanda Hegar
c. Tanda Chadwick
d. Tanda Piskacek’s
e. Kontraksi Braxton Hicks
f. Tanda Mc Donald
g. Pembesaran perut
h. Pemeriksaan tes biologis kehamilan
Pemeriksaan kehamilan tergantung dengan terdapatnya Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) dalam darah dan urin.Hormon tersebut dihasilkan oleh
trofoblast ketika ovum yang di buahi terbenam dalam endometrium. Walaupun
pemeriksaan kehamilan ini hasilnya positif, kemungkinan positif palsu tetap ada
(Manuaba, 2009).
14
3. Tanda Pasti Hamil
Indikator pasti kehamilan adalah penemuan-penemuan keberadaan janin
secara jelas dan hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi kesehatan lain.
a. Denyut Jantung Janin
Denyut jantung janin dapat di dengar dengan menggunakan fetoskop pada
usia kehamilan 18-20 minggu sedangkan dengan menggunakan Doppler 10-12
minggu. Detak jantung janin normalnya antara 120-160 denyut/menit
(Morgan,2009).
b. Gerakan Janin
Gerakan janin pertama kali dirasakan disebut dengan quickening.Ini terjadi
antara minggu ke 18 dan ke 20. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas
setelah minggu ke 22 (Kusmiati, 2009).
c. Ultrasonografi
Pada pemeriksaan ultrasonografi terdapat kantong hamil dan fetal plate
saat usia 4 minggu, dan terdapat kerangka janin saat hamil 12 minggu (Manuaba,
2007).
2.1.5Tanda - Tanda Bahaya Kehamilan
2.1.5.1 Pengertian
Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan
adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau periode antenatal, yang
apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan komplikasi atau
kematian ibu. Tanda bahaya pada kehamilan merupakan gejala yang menunjukan
bahwa ibu dan bayi yang dikandungnya dalam keadaan bahaya (Syafrudin,
2009).
2.1.5.2 Macam-macam Tanda Bahaya Kehamilan
Ada beberapa tanda bahaya kehamilan dalam trimester III yang harus
diwaspadai oleh ibu hamil agar segera menuju ketempat pelayanan kesehatan,
yaitu :
15
1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan vagina dalam kehamilan trimester 1 merupakan hal yang
fisiologis yaitu tanda Hartman. Pada masa awal kehamilan, ibu mungkin akan
mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting disekitar.
Pada awal kehamilan trimester I, perdarahan yang tidak normal adalah
perdarahan yang berwarna merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan
dengan nyeri.Perdarahan ini berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan
ektopik.Pada kehamilan lanjut atau trimester II dan III, perdarahan yang tidak
normal adalah merah banyak, dan kadang-kadang tetapi tidak selalu, disertai
dengan rasa nyeri.Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa dan solusio
plasenta (Mansjoer, 2000).
Perdarahan yang sering terjadi pada kehamilan lanjut atau kehamilan
trimester III meliputi :
1.aPlasenta Previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta terletak ditempat yang
tidak normal yaitu di segmen bawah uterus sehingga menutupi sebagian atau
seluruh ostium uteri internum.Plasenta previa terdiri dari plasenta previa totalis,
lateralis, marginalisdan plasenta letak rendah.Plasenta previa terjadi setelah
kehamilan 28 minggu.
Tanda dan gejala :
1) Perdarahan tanpa rasa nyeri dan berulang dengan volume yang lebih banyak
dari sebelumnya.
2) Keluar darah segar atau beku dan ibu kelihatan pucat
(Prawirohardjo, 2010).
1.bSolusio Plasenta
Solusio plasenta adalah kondisi sebagian atau seluruh plasenta tanggal dari
tempat implantasinya (Bobak, 2005).
Gejala dan tanda utamanya adalah perdarahan dengan nyeri imtermiten
atau menetap, warna darah kehitaman dan cair tetapi mungkin terdapat bekuan
16
bila solusio relative baru, bila ostium terbuka maka terjadi perdarahan dengan
warna merah segar (Saifuddin, 2002).
2. Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang menunjukkan masalah yang serius adalah sakit kepala
yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat, sakit kepala dapat bertahan
lebih dari 2-3 jam. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut,
penglihatan ibu menjadi kabur dan berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam
kehamilan merupakan gejala dari preeklamsi. Gangguan lain yang sering terjadi
dalam masa kehamilan adalah hipertensi. Penyebab utama hipertensi pada
kehamilan adalah hipertensi esensial dan penyakit ginjal. Kehamilan dengan
hipertensi esensial dapat berlangsung sampai aterm tanpa gejala menjadi
preeklamsi tidak murni. Hanya sekitar 20% dapat menjadi preeklamsi – eklamsi
tidak murni yang disertai gejala proteinuria, edema, dan terdapat keluhan
epigastrium, sakit kepala, penglihatan kabur, dan mual serta muntah. Dengan
adanya hipertensi dalam kehamilan maka sering ditandai dengan adanya sakit
kepala yang hebat(Musbikin, 2005).
3. Penglihatan Kabur
Wanita hamil mengeluh pengelihatan yang kabur. Masalah visual yang
mengidentifikasikan keadaan yang mengancam adalah perubahan visual yang
mendadak, misal pandangan kabur danterbayang-bayang. Perubahan pengelihatan
mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan preeklampsi
(Kusmiati, 2009).
4. Bengkak Di Muka Dan Tangan
Bengkak atau odema merupakan salah satu trias adanya preeklampsi.
Kenaikan berat badan ½ kg setiap minggu dalam kehamilan masih dapat dianggap
normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, hal ini perlu
diwaspadai, karena dapat menimbulkan preeklampsi.Bila dibiarkan keadaan ini
dapat membahayakan ibu dan janin(Prawirohardjo, 2010).
17
5. Nyeri Abdomen Yang Hebat
Nyeri abdomen yang menunjukkan masalah ditandai dengan nyeri perut
yang hebat, terus menerus dan menetap. Nyeri perut yang hebat dapat terjadi
berupa kekejangan atau nyeri tajam dan menusuk serta disertai rasa hendak
pingsan. Gejala ini merupakan gejala dari preeklampsi yang sewaktu-waktu dapat
menjadi eklamsi dan dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayinya.
Adanya sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak di muka dan
tangan, dan nyeri perut yang hebat merupakan gejala dari pre-eklampsia dan
eklampsia yaitu, :
5.aPreeklampsia
Preeklampsia adalah kelainan malfungsi endotel pembuluh darah atau
vaskular yang menyebar luas sehingga terjadi vasospasme setelah usia kehamilan
20 minggu, mengakibatkan terjadinya penurunan perfusi organ dan pengaktifan
endotel yang menimbulkan terjadinya hipertensi, edema nondependen, dan
dijumpai proteinuria 300mg per 24 jam atau 30mg/dl (+1 pada dipstick) dengan
nilai sangat fluktuatif saat pengambilan urin sewaktu (Brooks MD, 2011).
Klasifikasi preeklampsia :
1. Preeklampsia Ringan
a.Hipertensi dengan sistolik/diastolik > 140/90mmHg, sedikitnya enam
jam pada dua kali pemeriksaan tanpa kerusakan organ.
b. Proteinuria> 300 mg/24 jam atau > 1 + dipstik.
c.Edema generalisata yaitu pada lengan, muka, dan perut.
2. Preeklampsia Berat
a. Tekanan darah sistolik/diastolik > 160/110 mmHg sedikitnya enam jam
pada dua kali pemeriksaan. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu
hamil sudah dirawat di rumah sakit dan telah menjalani tirah baring.
b. Proteinuria> 5 gram/24 jam atau > 3 + dipstik pada sampel urin sewaktu
yang dikumpulkan paling sedikit empat jam sekali.
c. Oliguria< 400 ml / 24 jam.
18
d. Gangguan visus dan serebral : penurunan kesadaran.
e. Nyeri kepala persisten, dan pandangan kabur.
f. Nyeri epigastrium pada kuadran kanan atas abdomen akibat teregangnya
kapsula glisson.
g. Edema paru dan sianosis.
h. Hemolisis mikroangipatik karena meningkatnya enzim laktat dehidrogenase.
i. Trombositopenia ( trombosit < 100.000 mm3).
j. Oligohidroamnion, pertumbuhan janin terhambat, dan abrupsio plasenta.
k. Gangguan fungsi hepar karena peningkatan kadar enzim Alanin
Aminotransferase (ALT) dan Aspartate aminotransferase(AST).
l. Kenaikan kadar kreatinin >1,2 mg/dl.
5.bEklampsia
Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita preeklampsia, yang
disertai dengan kejang tonik klonik atau terjadinya koma (Prawirohardjo, 2010).
6. Gerakan Janin Berkurang Atau Hilang
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada minggu ke-18 sampai ke-20
dalam kehamilan pertama atau 2 minggu lebih cepat pada kehamilan ke dua.
Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika ibu tidak
merasakan gerakan janin selama 12 jam atau sesudah kehamilan 22 minggu,
kemungkinan dapat terjadi solusio plasenta, rupture uteri, gawat janin dan
kematian janin.jika ditemukan hal ini pada ibu hamil, cepat rujuk ke fasilitas
kesehatan(Salmah, 2006).
7. Air ketuban Keluar Sebelum Waktunya
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
mulai persalinan dan ditunggu satu jam sebelum terjadi inpartu. Sebagian besar
ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan aterm lebih dari 37 minggu, sedangkan
kurang dari 36 minggu tidak terlalu banyak (Manuaba, 2009).
19
Keluarnya cairan pervaginam pada keadaan inpartu adalah hal yang
normal. Tetapi jika keluarnya air ketuban yang merembes atau mengalir dari
vagina tanpa atau ada kontraksi pada kehamilan belum cukup bulan dapat
menyebabkan infeksi kehamilan atau persalinan. Kondisi ini dinamakan ketuban
pecah dini. (Huliana, 2004). Ketuban pecah dini akan menghambat proses
persalinan dan bisa menyebabkan kematian ibu dan janin.
2.1.6Antenatal Care
2.1.6.1 Pengertian
Antenatal care merupakan pengawasan kehamilan untuk mengetahui
kesehatan umum ibu, menegakan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan,
menegakan secara dini komplikasi, dan menetapkan risiko kehamilan.(Manuaba,
2008).Asuhan antenatal juga memberikan penjelasan kepada ibu hamil tentang
tanda bahaya kehamilan dan rencana kelahiran yang aman. (Banta, 2003)
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ibu merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan atau asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal
Care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu
melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan
intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2005).
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan untuk menyiapkan ibu hamil sebaik-baiknya baik fisik maupun
mental, serta menyelamatkan ibu dan bayi dalam kehamilan, persalinan dan masa
nifas yang dilakukan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang di tetapkan.
(Syafrudin, 2009)
2.1.6.2 Tujuan Antenatal Care
Menurut Manuaba (2003) , tujuan Antenatal Care (ANC) untuk
mengetahui data kesehatan ibu hamil dan perkembangan bayi intrauterine
sehingga kesehatan yang optimal dapat dicapai dalam menghadapi persalinan,
puerperium, dan laktasi, serta mempunyai pengetahuan yang cukup tentang
20
pemeliharaan bayinya.
Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk
menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas
dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.
2.1.6.3 Manfaat Antenatal Care
Menurut Prawirohardjo (2006), bahwa manfaat pelayanan ANC untuk :
a. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedaruratan yang mungkin terjadi.
b. Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang timbul selama
kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah atau obstetrik.
c. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan sosial ibu serta
bayi dengan memberikan pendidikan, supleman dan imunisasi.
d. Membantu mempersiapkan ibu untuk menyusui bayi, melalui masa nifas yang
normal, serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis dan` sosial.
2.1.6.4 Jumlah pelayanan Antenatal Care
Menurut Depkes RI (2011), upaya kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam
pemberian pelayanan antenatal sekurangnya 4 kali selama masa kehamilan,
dengan waktu minimalyaitu :
Tabel 2.1.1 Jumlah Pelayanan Antenatal Care
Usia kehamilan FrekuensiTrimester I(kehamilan 1-12 minggu)
1 kali
Trimester II(kehamilan 12-24 minggu)
1 kali
Trimester III(kehamilan 24-36 minggu)
2 kali
Total 4 kali
Sumber : Departemen Kesehatan RI, 2011
21
Standar waktu tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap
ibu dan janin, deteksi dini faktor risiko dan pencegahan dan penanganan dini
komplikasi kehamilan.
2.1.6.5 Pelayanan Antenatal Care
Menurut Depkes RI (2011), untuk standar pelayanan antenatal yang telah
ditetapkan terdiri dari 7T, yaitu :
1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
2. Pengukuran tekanan darah
3. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)
4. Penetuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid
sesuai status imunisasi
Tabel 2.1.2 Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Antigen Interval (selang waktu) Lama perlindungan
Dosis
TT 1 - - 0.5 ccTT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 0.5 ccTT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 0.5 ccTT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 0.5 ccTT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun 0.5 cc
Sumber : Departemen Kesehatan RI, 2009
5. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
6. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling,
termasuk keluarga berencana)
7. Pelayanan tes laboratorium sederhanan, minimal tes hemoglobin darah (Hb)
dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya).
Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), pemeriksaan kehamilan
berdasarkankunjungan antenatal dibagi atas :
a. Kunjungan Pertama (K1)
Kunjungan pertama (K1) adalah Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil
yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan
22
kehamilan dan pelayanan kesehatan trimester I, dimana usia kehamilan 1
sampai 12 minggu.
Meliputi : Identitas atau biodata, riwayat kehamilan, riwayat kebidanan,
riwayat kesehatan, riwayat sosial ekonomi, pemeriksaan kehamilan dan
pelayanan kesehatan, penyuluhan dan konsultasi.
b. Kunjungan Keempat (K4)
Kunjungan keempat (K4) adalah kontak ibu hamil yang keempat atau
lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan
pelayanan kesehatan pada trimester III, usia kehamilan > 24 minggu.
Meliputi :Anamnesis (keluhan atau masalah), pemeriksaan kehamilan
dan pelayanan kesehatan, pemeriksaan psikologis, pemeriksaan laboratorium
bila ada indikasi/diperlukan, diagnosa akhir (kehamilan normal, terdapat
penyulit, terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan risiko tinggi, sikap dan
rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan).
2.1.6.6Pelaksanaan Dan Tempat Pelayanan Antenatal Care
Pelayanan kegiatan pelayanan antenatal terdapat dari tenaga medis yaitu
dokter umum dan dokter spesialis dan tenaga paramedis yaitu bidan, perawat yang
sudah mendapat pelatihan. Pelayanan antenatal dapat dilaksanakan di puskesmas,
puskesmas pembantu, posyandu, Bidan Praktik Swasta, polindes, rumah sakit
bersalin dan rumah sakit umum (Depkes, 2009).
2.1.6.7 Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care
Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-
faktor baik dari dalam maupun dari luar subyek. Menurut Notoatmodjo (2005),
perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu :
a. Faktor predisposisi (Predisposing factors )
Faktor presdiposisi adalah faktor-faktor yang mempermudah dan
mendasari untuk terjadinya perilaku seseorang. Yang termasuk dalam kelompok
23
ini antara lain pengetahuan, paritas, keyakinan, kepercayaan masyarakat terhadap
hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilaiyang dianut, tingkat
pendidikan dan tingkat sosial ekonomi.
b. Faktor Pendukung (Enabling Factor)
Faktor pendukung adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau
menfasilitasi perilaku atau tindakan. Artinya faktor pemungkin adalah sarana dan
prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan. Untuk berperilaku
sehat masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung. Ibu hamil yang
mau periksa hamil tidak hanya karena ia tahu dan sadar manfaat periksa hamil
saja, melainkan ibu tersebut dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau
tempat periksa hamil. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau
memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan.
c. Faktor Penguat (Reinforcing Factor)
Faktor penguat adalah faktor-faktor yang mendorong atau
memperkuatterjadinya perilaku pada ibu hamil dalam melakukan kunjungan
ANC. Faktor inimeliputi dukungan suami dan tindakan petugas kesehatan.
Sebagai contoh, ibu hamil akan melakukan kunjungan ANC dengan rutin apabila
suami menganjurkan, memberikan dukungan maka ibu hamil mau untuk
melaksanakannya. Apabila tindakan petugas kesehatan baik dan ramah maka ibu
hamil akan melakukan kunjungan ANC dengan rutin dan sebaliknya apabila
petugas kesehatan kurang ramah ibu hamil akan enggan untukmelakukannya dan
mungkin akan berpindah ke tempat kunjungan ANCdengan pelayanan yang
lebih baik.
24
2.2 Kerangka Teori
Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka maka dapat dirumuskan
kerangka teori sebagai berikut:
Skema 2.1Kerangka Teori
Sumber: modifikasi Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2005)
Mempengaruhi kunjungan Antenatal
care
Faktor Pendukung
Ketersediaan
waktu
Fasilitas tempat
pelayanan
kesehatan
Faktor Predisposisi
Tingkat
Pendidikan
Pengetahuan
Sosial ekonomi
Sikap
Usia
Paritas
Kepercayaan
masyarakat
Faktor pendorong
Dukungan
suami
Peran tenaga
kesehatan
Kepatuhan Antenatal Care
25
2.3 Kerangka Konsep
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakahhubungan dukungan
suami, paritas, tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu hamil tentang tanda
bahaya kehamilan trimester III dengan kepatuhan Antenatal Care. Berdasarkan
kerangka teori dan adanya keterbatasan data maka dibuat kerangka konsep untuk
penelitian ini sebagai berikut:
Skema 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
2.4 Hipotesis
a. Ada hubungan dukungan suami dengan kepatuhan Antenatal Care.
b. Ada hubungan paritas dengan kepatuahan Antenatal Care.
c. Ada hubungan tingkat pendidikan dengan kepatuhan Antenatal Care.
d. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya
kehamilan trimester III dengan kepatuhan Antenatal Care.
Pengetahuan ibu tentang
tanda bahaya kehamilan
ttrimester III
Kepatuhan
Antenatal Care.
Tingkat Pendidikan
Ibu hamil
Paritas
Dukungan Suami
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kedokteran umum yang
mencakup dua bidang keilmuan yaitu Ilmu kesehatan masyarakat dan Ilmu
kandungan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Bojong Gede
Kabupaten Bogor pada bulan Oktober –November 2014 dengan responden adalah
ibu hamil trimester III. Dilakukannya penelitian di Kabupaten Bogor karena
cakupan kunjungan keempat (K4) ibu hamil di Kabupaten Bogor belum dapat
mencapai target berdasarkan hasil laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
cakupan kunjungan ibu tahun 2012 menunjukkan Kunjungan keempat (K4) 88%
sedangkan target yang telah ditetapkan adalah 90%.
3.3 Jenis dan Rancangan Penelitian
Desain dalam penelitian menggunakanmetode pendekatancross sectional,
adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor
risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat (point time approach).
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi Target
Populasi target dalam penelitian ini adalah ibu hamil.
3.4.2 Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III di
Puskesmas Bojong Gede Kabupaten Bogor pada Bulan Oktober- November
2014.
27
3.4.2.1 Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari subjek penelitian yang
layak untuk dilakukan penelitian atau dijadikan subjek. Kriteria inklusi pada
penelitian ini adalahIbu hamil trimester III:
a. Yang bersedia menjadi responden
b. Yang memiliki umur 17- 40 tahun.
c. Yang memiliki suami.
d. Yang memeriksakan kehamilannya di wilayah kerja Puskesmas Bojong Gede
Kabupaten Bogor
e. Ibu hamil trimester III dengan pendidikan minimal lulus Sekolah dasar atau
sederajatnya.
3.4.2.2 Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan subjek penelitian yang tidak dapatmewakili
sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian.Kriteria eksklusi
pada penelitian ini adalahIbu hamil trimester III
a. Yang tidak bersedia menjadi responden
b. Yang tidak menamatkan Sekolah dasar atau sederajatnya.
3.4.3 Cara sampling
Penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu didasarkan
pada suatu pertimbangan yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau
sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
3.4.4 Besar sampel
Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik pengambilan sampel
menggunakan Purposive Sampling yaitu dari ibu hamil trimester III yang datang
ke bagian Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) puskesmas Bojong Gede pada bulan
Oktober– November yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekskulsi.
28
3.5 Variabel penelitian
3.5.1 Variabel bebas
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah dukungan suami,paritas,
tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan trimester III.
3.5.2 Variabel terikat
Variabel terikat dari penelitian ini adalah kepatuhanAntenatal Care.
3.6 Definisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini adalah:
Tabel 3.1 Definisi Operasional
VariabelDefinisi
OperasionalAlat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur/skor Skala
Independent
PendidikanIbu hamil trimester III
Jenjang pendidikan formal ibu hamil trimester III yg telah diselesaikan
Kuisoner Melihat hasil kuesioner dan dibagi dalam 2 kategori
1: SD/ MI2: SMP/SLTP/
MTs3: SMA/SLTA/
MA/ SMK4: Akademi/
Perguruan tinggi
Ordinal
ParitasIbu hamil trimester III
Jumlahpersalinan yang pernah dialami wanita
Kuisoner Melihat hasil kuesioner dan dibagi dalam 2 kategori
1: Primipara , jika jumlah anak ≤1
2: Multipara, jika jumlah anak ≥2
3:Grande multipara, jika jumlah anak ≥5
Ordinal
Pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan trimester III
Tanda bahaya pada kehamilan merupakan gejala yang menunjukan bahwa ibu dan bayi yang dikandungnya dalam keadaan bahaya
Kuisoner Skoring 1: Pengetahuan
kurang, jika jawaban benar <65%
2: Pengetahuan cukup, jika jawaban benar 65%—79%
3: Pengetahuan
Ordinal
29
baik, jika jawaban benar 80%—100%
Dukungan Suami
Persepsi ibu hamil trimester III tentang ada tidaknya dukungan yang di berikan oleh suami dalam melakukan pemeriksaan antenatal care.
Kuisioner Melihat hasil kuisioner dan dibagi dalam 2 kategori
1: Kurang, jika skor 1-5
2: Cukup, jika skor 6-10
3: Baik, jika skor 11-15
Ordinal
Dependent
Kepatuhan antenatal careIbu hamil trimester III
Kepatuhan antenatal care ibu hamil trimester IIIke pelayanankesehatan dengan kunjungan minimal 1 kali pada trimester I,minimal 1 kali pada trimester II, dan minimal 2 kali pada trimester III
KuesionerBuku KIA
Melihat hasil kuisioner dan buku KIA, dubagi dalam 2 kategori
1: Tidak patuh = kunjungan antenatal care <4 kali
2: Patuh = kunjungan antenatal care ≥ 4 kali atau lebih
Nominal
3.7 Cara Pengumpulan Data
jenis data dalam penelitian yang diambil adalah data primer. Instrumen
yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yang berisi pertanyaan yang
berhubungan dengan dukungan suami, paritas, tingkat pendidikan dan tingkat
pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan trimester III serta kepatuhan
Antenatal Caredi wilayah kerja Puskesmas Bojong Gede Kabupaten Bogor.
Kuisioner ini diberikan pada sampel penelitian, yaituibu hamil trimester III, serta
dengan melihat buku KIA untuk melihat kepatuhan Antenatal Care ibu.
3.8. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dilaksanakan dalam 3 tahap, yang meliputi:
a. Tahap Persiapan
30
1. Mendapatkan surat izin penelitian dari instansi yang berwenang (Dinas
Kesehatan Kabupaten Bogor, Puskesmas Bojong Gede Kabupaten Bogor)
2. Menemui responden di puskesmas Bojong Gede Kabupaten Bogor dengan
bantuan petugas kesehatan
3. Memilih sampel sesuai dengan kriteria inklusi
b. Tahap Pelaksanaan
1. Responden diberikan penjelasan singkat tentang tanda bahaya kehamilan
trimester III,
2. Memberikan kuesioner kepada responden dan diminta untuk mengisi
kuesioner tersebut
3. Melihat isi buku KIA responden untuk menilai kunjungan kepatuhan
Antenatal Careresponden kemudian dianalisis menjadi hasil penelitian.
3.9 Alur Penelitian
Gambar 4.1 Alur Penelitian
Melakukan
Informed concent
kepada responden
Follow up buku
KIA
Menyusun laporan
penelitian
Mengumpulkan responden di
puskesmas Bojong Gede
Kabupaten Bogor dengan bantuan
petugas kesehatan.
Memilih sampel
sesuai dengan kriteria
inklusi
Diberikan penjelasan singkat
mengenai tanda bahaya
kehamilan trimester III
Mengolah data dan
menganalisa data
Memberikan kuesioner
Kepada responden
31
3.10 Analisis Data
Data yang telah terkumpul diolah dengan cara manual dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Editing
Melihat kembali apakah lembar kuesioner atau formulir sudah terisi
dengan benar yang dapat segera diproses lebih lanjut. Editing langsung dilakukan
di tempat pengumpulan data di lapangan, sehingga jika terjadi kesalahan maka
upaya pembetulan dapat segera dilakukan.
2. Coding
Setiap lembar kuesioner yang memenuhi kriteria sampel dan telah
terisi semua dilakukan pengkodean data.
3. Processing
Processing adalah memproses data dengan menggunakan komputer atau
secara manual agar dapat dianalisis.
4. Cleaning Data (pembersihan data)
Data yang sudah dimasukkan dilakukan pengecekan. Pembersihan
dilakukan jika ditemukan kesalahan pada entry data sehingga dapat diperbaiki dan
dilakukan scoring terhadap pertanyaan yang berhubungan dengan masing-
masing variabel.
Data yang sudah dikumpulkan diolah dengan menggunakan analisis
univariat dan bivariat, yaitu :
a. Analisis Univariat
Analisis Univariat adalah suatu variabel yang menggambarkan penyajian
data untuk satu variabel saja. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui distribusi
dan persentase dari tiap variabel. Untuk mendeskripsikan variabel bebas yaitu
32
dukungan suami, paritas,tingkat pendidikan dan pengetahuan tentangtanda bahaya
kehamilan trimester III dan variabel terikat yaitu kepatuhan Antenatal Care,
dengan mengunakan tabel distribusi, frekuensi dan presentasi, tabel yang terdiri
dari kolom, untuk setiap kategori dengan rumus dari Budiarto, Eko (2004)
sebagai berikut :
F
Rumus : P = x 100 %
N
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel yaitu variabel bebas(Dukungan suami, paritas, tingkat pendidikan dan
pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan trimester III) dan variabel terikat
(kepatuhan Antenatal Care) dengan menggunakan uji Korelasi Lambda. Analisis
Bivariat ini dilakukan menggunakan perangkat lunak komputerSPSS versi 21.0,
untuk melihat hasil kekuatan korelasi dan pemaknaan perhitungan statistik. Hasil
Kekuatan korelasi (r) dibagi menjadi beberapa nilai yaitu : (1) Sangat lemah jika
nilai 0,00-0,199, (2) Lemah jika nilai 0,20-0,399, (3) Sedang jika nilai 0,40-0,599,
(4) Kuat jika nilai 0,60-0,799 (5) Sangat kuat jika nilai 0,80- 1,000. Untuk melihat
hasil pemaknaan digunakan batas pemaknaan 0,05 (5%). Sehingga apabila
perhitungan statistik menunjukan P > 0,05, maka dikatakan kedua variabel secara
statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna, sedangkan apabila P ≤ 0,05
maka secara statistik kedua variabel tersebut terdapat hubungan yang bermakna
(Dahlan, 2011)
Keterangan :
P = Persentase
F = Frekwensi
N = Jumlah responden
33
c. Analisis Multivariat
Analisismultivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan lebih dari satu
variabel independen dengan satu variable dependen.Uji yang digunakan adalah uji
regresi logistik menggunakan metode Backward.
3.11 Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti perlu mendapatkan
rekomendasi dari institusi dengan mengajukan permohonan ijin kepada
institusi/lembaga tempat penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan barulah
melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian yang meliputi:
1. Informed concent
Peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan serta maksud penelitian
sebelum menyerahkan kuesioner penelitian, kemudian peneliti memberikan
suratpersetujuan menjadi responden sebagai permintaan pasien untuk menjadi
responden.
2. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya data tertentu
sebagai hasil penelitian.
3.12 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
Kegiatan Penelitian Waktu Penelitian
06 07 08 09 10 11 12 1
Pembuatan Judul Proposal
Penyusunan Proposal
Konsultasi
Ujian Proposal
Perbaikan
Pelaksanaan Penelitian