57
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerja Praktik Pendidikan pada jenjang universitas adalah pendidikan dengan oritentasi menghasilkan para akademis yang mampu menguasai materi dengan baik dan mampu mengaplikasikannya. Mendapatkan sebuah keharusan bagi Mahasiswa Politeknik Negeri Medan (POLMED) untuk mengikuti kerja praktik yang merupakan salah satu mata kuliah yang harus diikuti dan dilaksanakan oleh setiap mahasiswa. Sesuai dengan kurikulum yang berlaku di POLMED saat ini, yang merupakan salah satu syarat untuk meneruskan tugas/mata kuliah ke tingkat berikutnya dan untuk persyaratan dalam menyelesaikan tugas akhir di semester berikutnya. Kerja praktik ini merupakan salah satu kesempatan bagi setiap mahasiswa untuk melihat, mengenal secara langsung segala peralatan yang digunakan dalam dunia industri. Sebagaimana yang telah diketahui selama dalam bangku perkuliahan mahasiswa telah banyak mempelajari tentang alat-alat yang digunakan dalam dunia industri, namun hal ini hanya merupakan teori dasar saja, maka dengan diadakannya kerja praktik lapangan sehingga mahasiswa dapat memahami dan mengetahui aplikasi lapangan. B. Maksud Dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari pada kerja praktik ini adalah sebagai berikut: 1. Melihat dan mengenal secara langsung di lapangan serta menerapkan teori dasar yang telah diperoleh di bangku kuliah; 2. Mengenal dan memahami beberapa aspek tentang perusahaan seperti: a) Aspek organisasi dan manajemen;

BAB-I.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Kerja Praktik

    Pendidikan pada jenjang universitas adalah pendidikan dengan oritentasi

    menghasilkan para akademis yang mampu menguasai materi dengan baik dan

    mampu mengaplikasikannya. Mendapatkan sebuah keharusan bagi Mahasiswa

    Politeknik Negeri Medan (POLMED) untuk mengikuti kerja praktik yang merupakan

    salah satu mata kuliah yang harus diikuti dan dilaksanakan oleh setiap mahasiswa. Sesuai

    dengan kurikulum yang berlaku di POLMED saat ini, yang merupakan salah satu

    syarat untuk meneruskan tugas/mata kuliah ke tingkat berikutnya dan untuk

    persyaratan dalam menyelesaikan tugas akhir di semester berikutnya. Kerja praktik ini

    merupakan salah satu kesempatan bagi setiap mahasiswa untuk melihat, mengenal

    secara langsung segala peralatan yang digunakan dalam dunia industri.

    Sebagaimana yang telah diketahui selama dalam bangku perkuliahan

    mahasiswa telah banyak mempelajari tentang alat-alat yang digunakan dalam dunia

    industri, namun hal ini hanya merupakan teori dasar saja, maka dengan diadakannya

    kerja praktik lapangan sehingga mahasiswa dapat memahami dan mengetahui aplikasi

    lapangan.

    B. Maksud Dan Tujuan

    Adapun maksud dan tujuan dari pada kerja praktik ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Melihat dan mengenal secara langsung di lapangan serta menerapkan

    teori dasar yang telah diperoleh di bangku kuliah;

    2. Mengenal dan memahami beberapa aspek tentang perusahaan seperti:

    a) Aspek organisasi dan manajemen;

  • 2

    b) Aspek proses produksi;

    c) Aspek teknologi;

    d) Aspek sosial dan lingkungan.

    3. Memperoleh keterampilan dalam hal penguasaan pekerjaan,

    sehingga menambah pengalaman sebagai persiapan untuk terjun ke

    masyarakat.

    4. Memperoleh kesempatan untuk ikut memecahkan permasalahan

    dalam ruang lingkup perusahaan, sekaligus berlatih untuk

    mendisiplinkan diri dan bertanggung jawab.

    C. Manfaat Kerja Praktik

    Manfaat yang diperoleh dari kerja praktik ini adalah :

    1. Bagi Mahasiswa :

    a) Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilan dan

    melakukan pekerjaan atau kegiatan lapangan.

    b) Dapat mengetahui dan memahami berbagai aspek kegiatan

    dalam perusahaan.

    c) Dapat membandingkan teori-teori yang diperoleh di bangku

    kuliah dengan praktik lapangan.

    2. Bagi Fakultas:

    a) Memperat kerjasama perusahaan dengan Politeknik Negeri

    Medan (POLMED), khususnya dengan mahasiswa Jurusan

    Teknik Mesin.

    b) Memperluas pengenalan akan Jurusan Teknik Mesin,

    Politeknik Negeri Medan (POLMED).

    3. Bagi Perusahaan:

    a) Sebagai bahan masukan atau usulan bagi perusahaan untuk

  • 3

    memperbaharui sistem metode kerja yang lebih baik.

    b) Sebagai sarana penyaluran program perusahaan dalam

    rangka turut mencerdaskan anak bangsa.

    c) Dapat melihat keadaan perusahaan dari sudut pandang

    pendidikan, khususnya mahasiswa.

    D. Ruang Lingkup Kerja Praktik

    Ruang lingkup kerja praktik yang dilaksanakan adalah :

    1. Setiap mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan, haras melakukan

    kerja praktik pada perusahaan, badan/instansi pemerintah atau swasta.

    2. Kerja praktik di Bengkel Pusat PTPN II, yang meliputi bidang-bidang

    yang berkaitan dengan disiplin ilmu Teknik Mesin antara lain:

    a) Organisasi dan manajemen perasahaan.

    b) Proses produksi.

    c) Teknik Produksi dan perawatan

    3. Kerja praktik ini haras bersifat:

    a) Latihan kerja yang berdisplin dan bertanggung jawab sesuai

    dengan para pekerjadalam lingkungan perasahaan.

    b) Mengajukan usulan perbaikan seperlunya dari

    sistem/instansi kerja proses yangdimuat dalam laporan.

  • 4

    BAB II

    TINJAUAN UMUM

    A. Sejarah Perkembangan Perusahaan

    Bengkel pusat merupakan hasil peleburan dari dinas traktor ( Sei

    Sikambing ) dan dinas teknik ( Glugur ) PTPN II ( Ex. PTP IX ) yang

    menempati area seluas 4 Ha di Desa Mulyorejo, Kec. Sunggal, Kabupaten Deli

    Serdang, pada tahun 1984 dan berdampingan dengan kebun/ pabrik gula Sei

    Semayang

    Bengkel Pusat merupakan salah satu unit kerja / jasa di PT.

    Perkebunan Nusantara II di bidang mekanisasi pertanian, perbaikan dan

    pembuatan alat- alat pabik dan sebagainya.

    B. Visi, Misi, dan Strategi

    1. Visi

    Menjadikan bengkel pusat sebagai unit kerja yang mampu

    meningkatkan kontribusi kesejahteraan stake holders secara

    berkesinambungan.

    2. Misi

    Menyelenggarakan usaha agribisnis bidang mekanisasi pertanian

    dalam arti luas, melalui pemanfaatan sumber daya secara optimal dengan

    memperhatikan kelestarian lingkungan.

  • 5

    3. Strategi

    a) Meningkatkan efektivitas usaha melalui peningkatan produktivitas

    dan efisiensi untuk menciptakan biaya rendah / bersaing dengan mutu

    standard.

    b) Mengembangkan usaha dengan prioritas memanfaatkan captive

    market yang ada di lingkungan PTPN II

    C. Ruang Lingkup Pelayanan Captive Market PTPN II

    1. Sub Unit Bengkel Traktor Roda Rantai / TRR

    Mempersiapkan alat ( traktor roda rantai, excavator, Grader, Loader )

    2. Sub Unit Bengkel Traktor Roda Ban / TRB

    Mempersiapkan alat ( Traktor Roda Ban, Kendaraan )

    3. Sub Unit Bengkel Alat Pertanian / AP

    Mempersiapkan alat pertanian / implement baik untuk TRR maupun TRB

    4. Sub Unit Bengkel Umum

    Dengan lingkup pekerjaan : bengkel Konstruksi ( Las, Bubut, dan Sipil ) dan

    sarana irigasi ( pompa air, springkler irrigation ) selain sebagai pendukung

    dari sub unit bengkel diatas, juga berfungsi melayani kebun / unit-unit kerja

    lain dibidang konstruksi pekerjaan lain.

    5. Sub Unit Mekanisasi

    Mengoperasikan alat dan mesin pertanian yang disiapkan sub unit diatas

    untuk melayani kebutuhan unit kebun dan pabrik yang meliputi : Land

    clearing, Land Forming, Land Preparation, Cultivasi, Transportasi,

    Harvesting, Handling, dan sebagainya.

  • 6

    D. Aspek produksi / Jasa

    Gambaran pekerjaan yang dilaksanakan bengkel pusat untuk melayani

    captive market dilingkungan PTPN II setiap tahunnya adalah sebagai

    berikut:

    No Deskripsi Satuan Volume Pekerjaan Keterangan

    1 Land Clearing Ha 200

    2 Land Forming Di semua kebun Jalan & Sal. Drainase

    3 Land Preparation

    Tebu

    Tembakau

    - BW

    - Tanam

    Ha

    Ha

    Ha

    3000

    500

    500

    4 Cultivasi Ha 10.000

    5 Transportasi Di semua kebun

    6 Handling &

    Harvesting Di semua kebun Muat Tebu Giling

    7 Penyiraman

    Tanaman

    Tembakau

    Bibit kelapa

    sawit

    Ha

    Ha

    400

    300

    8 Pembuatan/ Reparasi

    alat pabrik

    Di semua PG /

    PKS

  • 7

    9 Pembuatan/ Reparasi

    Alat Fermentasi

    Di semua Gudang

    FS

    E. Man Power Bengkel Pusat

    ( Kekuatan Tenaga Kerja BKPS Bulan April 2013 )

    Bagian Rekapitulasi Tersedia

    A. Bagian Administrasi 29 Orang

    B. Bagian Bengkel Mekanisasi 221 Orang

    C. Dinas Bengkel Konstruksi 59 Orang

    Total 309 Orang

    F. Kontribusi Bengkel Pusat (PTPN II) Terhadap Pendapatan Daerah

    1. PKB ( Pajak Kendaraan Bermotor) dan speksi kendaraan

    2. Retribusi jalan

    3. Retribusi ABT ( Air Bawah Tanah)

    4. Izin Pemakaian Alat ( Sertifikat ):

    - Mesin Diesel ( Genset )

    - Bejana Tekan ( Kompresor )

    - Anti Petir

    - Instalasi Listrik

  • 8

    G. Coorporate Social Responsibility ( CSR )

    Bengkel pusat juga melakukan kegiatan yang bersifat sosial terhadap

    masyarakat lingkungan antara lain :

    1. Membantu program pemerintah desa dalam hal kebersihan lingkugan dengan

    membersikan saluran air, meratakan jalan dengan alat mekanis, berkorinasi

    dengan kebun Sei Semayang dan PGSS.

    2. Membantu terhadap masyarakat kurang mampu dalam kegiatan bedah rumah

    di desa Purwodai di Kecamatan Sunggal.

    3. Membantu kegiatan masyarakat dalam pembangunan rumah ibadah yang ada

    di desa Purwodadi Kecamatan Sunggal dengan menyediakan Alat Mekanis

    dan bantuan berupa tenaga dan biaya

    4. Memberikan bantuan kepada pemerintah Desa dan kecamatan maupun

    organisasi pemuda dalam acara peringatan HUT RI, perayaan hari besar

    keagamaan dan acara-acara lainnya.

  • 9

    H. Struktur Organisasi Bengkel Pusat PTPN II

  • 10

    BAB III

    PROSES PENGERJAAN

    A. Pengerjaaan Bubut

    1. Dasar Teori

    Mesin bubut adalah sebuah mesin yang mencangkup segala mesin

    perkakas yang memproduksi bentuk silindris dan digunakan untuk

    menghasilkan benda-benda putar, membuat ulir, pengeboran, dan meratakan

    permukaan benda putar. Prinsip mekanisme gerakan pada mesin ini adalah

    merubah energi listrik menjadi gerakan putar pada motor listrik kemudian

    ditransmisikan ke mekanisme gerak mesin bubut. Dalam hal ini prinsip

    mesin bubut ada 2 macam, yaitu :

    a) Main Drive

    Gerakan utama pada mesin bubut berupa putaran motor listrik

    yang ditransmisikan melalui belt menuju gear box. Didalam gear

    box terdapat roda gigi yang berfungsi untuk mengatur transmisi

    putaran spindle, sehingga menghasilkan putaran pada chuck.

    b) Feed Drive

    Yaitu gerakan pemakanan pahat pada benda kerja.

  • 11

    2. Bagian-bagian dan fungsi mesin bubut

    a) Gear Box dan Quick Change Gear Box

    Adalah bagian dari sistem transmisi pada mesin bubut, berupa

    susunan roda gigi yang berfungsi untuk memindahkan daya dan

    putaran dari motor penggerak dan mengatur kecepatannya sebelum

    diteruskan ke spindle. Quick Change Gear Box atau sering juga

    disebut dengan feed box berfungsi untuk mentransmisikan daya dan

    putaran dari gear box sebelum diteruskan ke mekanisme

    pamakanan/apron. Gear Box dan Quick Change Gear Box terletak

    pada Head Stock.

    b) Apron

    Apron merupakan tempat susunan roda gigi yang

    menggerakkan Carriage.

    c) Carriage

    Merupakan meja penggerak pahat dan terletak diatas apron.

    d) Chuck

    Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk

    memegang benda kerja agar tidak bergoyang saat pembubutan.

    e) Tailstock

    Tailstock terletak berhadapan dengan spindle. Berfungsi untuk

    menahan ujung benda kerja saat pembubutan dan juga dapat

    digunakan untuk memegang tool pada saat pengerjaan drilling,

  • 12

    reaming, dan tapping.

    f) Tool Post

    Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk

    memegang pahat.

    g) Compound rest

    Digunakan untuk menopang tool post pada bermacam-macam

    posisi.

    Gb. Komponen mesin bubut

  • 13

    3. Kontrol utama mesin bubut

    Kontrol utama mesin bubut berupa :

    a) Spindle Change Switch

    b) Spindle Change Lever A

    c) Spindle Change Lever B

    No 1,2,3 digunakan untuk merubah kecepatan putar (mrngatur

    kecepatan pada speed Gear Box). Pengaturan kecepatan dilakukan

    dengan merubah posisi handle-handlenya.

    d) Left and Right Thread Change Lever

    Digunakan pada proses pembuatan ulir, yaitu untuk mengatur

    pembuatan ulir kanan atau kiri.

    e) Pitch and Feed Selector Lever

    f) Pitch and Feed Selector Lever

    g) Main Switch

    Saklar utama untuk menghidupkan atau mematikan mesin

    bubut.

    h) Coolant Pump Switch

    Untuk menghidupkan pompa cooling oil.

    i) Spindle Forward-Stop-Reserve Lever

    Berfungsi untuk merubah putaran dari feed rod.

  • 14

    j) Compound Rest Feed Lever

    Untuk menggerakkan compound rest tanpa menggerakkan

    carriage.

    k) Carriage Longitudinal Feed Handwheel

    Engkol yang berfungsi untuk menggerakkan carriage secara

    manual dalam arah longitudinal.

    l) Split Nut Lever

    Menggerakkan split nut yang nantinya akan memutar lead

    screw.

    m) Saddle Lock Screw

    Mengunci saddle agar tidak bergerak dan dalam keadaan stabil.

    n) Longitudinal and Crosws Power Feed Lever

    Menjalankan pembubutan otomatis dan dapat menggerakkan

    carriage dalam arah longitudinal maupun melintang.

    o) Tailstock Set Over Screw

    Untuk menyetel kedudukan tailstock yang biasanya dilakukan

    pada pembubutan tirus.

    p) Tailstock Quick Transverse Handwheel

    Menggerakkan ujung dari tailstock biasanya dilakukan pada

    pembubutan tirus.

    q) Tailstock Eccentric Locking Lever

    r) Tailstock Quil Clamping Lever

    s) Tailstock Locking Nut

    No. 17,18,19 pada prinsipnya digunakan untuk mengunci

    kedudukan tailstock.

    t) Cross Slide Handwheel

  • 15

    Digunakan untuk menggerakkan carriage dalam arah melintang

    secara manual.

    4. Prosedur Keselamatan Kerja

    Untuk menghindari kecelakaan kerja prosedur keselamatan kerja perlu

    dilaksanakan antara lain sebagai berikut ;

    a) Gunakan sepatu dan pakaian kerja saat pelaksanaan praktikum.

    b) Gunakan kacamata kerja bila ada.

    c) Ikatlah rambut anda bila memiliki rambut yang panjang.

    d) Fokus dan lakukan pekerjaan sesuai prosedur.

    e) Jangan bercanda saat praktikum.

    5. Alat alat yang dibutuhkan dalam membubut

    Alat dan bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:

    a) Mesin bubut

    b) Pahat bubut

    c) Kunci pas

    d) Jangka sorong

    e) Palu

    f) Kunci Chuck

    g) Dial Indikator

  • 16

    6. Langkah kerja

    Berikut langkah kerja dalam proses membubut :

    a) Persiapan sebelum membubut :

    1) Periksa dan persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.

    2) Pasang pahat yang akan digunakan pada tool post, posisikan tepat

    pada center.

    3) Ukur dimensi benda kerja sebelum dibubut.

    4) Pasang benda kerja pada chuck dengan bantuan kunci chuck dan

    disenterkan.

    5) Pilih kecepatan putar spindle yang sesuai dengan benda kerja.

    6) Nyalakan mesin bubut.

    7) Tentukan titik nol dengan menyinggungkan pahat pada benda kerja

    hingga benda kerja tergores sedikit.

    8) Kerjakan apa yang harus dibubut terlebih dahulu (pilih bagian yang

    paling mudah dahulu).

    9) Lakukan proses membubut sesuai gambar benda kerja yang

    direncanakan.

    b) Selama proses pembubutan :

    1) Ratakan ujung benda kerja.

    2) Matikan mesin saat hendak mengganti kecepan atau mengganti

    posisi pahat.

    3) Untuk awal pembubutan lakukan secara manual untuk menghemat

    waktu dan saat telah mendekati dimensi yang diinginkan lakukan

    pembubutan secara otomatis untuk hasil yang benda kerja halus.

  • 17

    c) Setelah proses pembubutan :

    1) Matikan mesin bubut.

    2) Lepaskan benda kerja dari chuck.

    3) Bersihkan mesin dari sayatan-sayatan besi bekas proses bubutan.

    4) Berikan penomoran pada hasil benda kerja dan kumpulkan ke dosen

    pembimbing..

    5) Bereskan alat-alat yang telah digunakan pada proses membubut.

    7. Jenis-jenis Pahat Bubut dan Cara Mambuat Pahat Bubut

    Adapun jenis-jenis pahat bubut :

    a) Pahat potong

    b) Pahat alur

    c) Pahat serong

    d) Pahat serong 45o

    e) Pahat pisau kanan

    f) Pahat lurus bulat

    g) Pahat ulir luar

    h) Pahat rata muka

    i) Pahat rata bulat

    8. Elemen Dasar Mesin Bubut

    Elemen dasar dari mesin bubut dapat diketahui atau dihitung

    menggunakan rumus yang diturunkan dengan kondisi pemotongan ditentukan

    sebagai berikut:

    Benda kerja:

    do = Diameter mula-mula ; mm

    dm = Diameter akhir ; mm

  • 18

    Lt = Panjang pemesinan ; mm

    Lt = L. pengawalan + benda kerja + L. pengakhiran

    Pahat Kr = Sudut potong utama ; o

    Y = Sudut geram ; o

    f = Gerak makan ; mm / r

    n = Putaran poros utama (benda kerja) ; r / min

    C = Konstanta kecapatan memotong unsur suatu umur pahat suatu

    pahat.

    Elemen dasar dapat dihitung dengan rumus-rumus berikut :

    1. Kedalaman potong (a) mm

    a = dodm/2 ; mm

    2. Kecepatan potong (v) m / min :

    v = .d.n/1000 ; mm/min

    Dimana, d = (do+dm)/2 ; mm

    3. Kecepatan makan :

    vf = f.n ; mm/min

    4. Waktu pemotongan :

    tc = lt/vf ; min

    5. Kecepatan penghasilan geram :

    Z = A. V

    Dimana, penampang geram sebelum terpotong :

    A = f.a ; mm2

  • 19

    Maka Z = f.a.v ; cm3/min

    6. Putaran poros utama :

    n = V. 1000/.D m/min

    Tabel 3.1. Feeding mesin bubut

    K1E 0,017 I2E 0,069 K2C 0,171 G1A 0,439

    H1E 0,021 G2E 0,069 I1B 0,192 I2B 0,480

    I1E 0,024 H1C 0,082 H2C 0,206 G2B 0,548

    G1E 0,027 K2D 0,086 G1B 0,219 K2A 0,685

    K1D 0,034 I1C 0,096 I2C 0,240 H2A 0,822

    H1D 0,041 H2D 0,103 K1A 0,270 I2A 0,959

    K2E 0,043 G1C 0,110 H1A 0,329 G2A 1,096

    I1D 0,048 I2D 0,120 K2B 0,343

    H2E 0,051 G2D 0,137 I1A 0,384

    G1D 0,055 H2B 0,164 H2B 0,411

    Tabel 3.2. Kecepatan putaran spindle mesin

    970 1420 443 635

    204 298 93 134

    0,05 0,10 0,18 0,24

  • 20

    Tabel 3.3. Kecepatan potong untuk proses pemesinan dengan gerakan pemakanan

    Bahan Pahat Mesin bubut

    Gurdi Freis Ketam

    Kasar Halus

    Besi

    tuang

    HSS V 15-30 30-50 15-25 20-40 20-Oct

    f 0,3-0,5 0,15-0,3 0,1-0,6 25-250 0,3-6

    Karbida V 40-80 80-120 0,1-0,6 - -

    f 0,3-3 0,15-0,3 - - -

    Baj

    a tu

    ang

    HSS V 30-Oct 30-50 20-30 15-30 15-Oct

    f 0,3-5 0,15-0,3 0,05-0,1 25-250 0,3-6

    Karbida V 30-80 80-120 0,1-0,6 - -

    f 0,3-3 0,15-0,3 - - -

    ST 37

    HSS V 25-60 60-100 25-35 20-50 15-30

    f 0,3-5 0,15-0,3 0,1-0,5 30-300 0,3-6

    Karbida V 70-90 110-180 - - -

    f 0,3-3 0,13-0,3 - - -

    ST 50

    HSS V 20-40 40-70 25-35 15-30 20-Oct

    f 0,3-5 0,15-0,3 0,1-0,5 30-300 0,3-6

    Karbida V 30-80 100-160 - - -

    f 0,3-3 0,15-0,3 - - -

    ST 70

    HSS V 30-Oct 30-50 20-35 20-Oct 15-Oct

    f 0,5-5 0,15-0,3 0,1-0,4 30-300 0,3-6

    Karbida V 30-50 80-120 - - -

    f 0,3-3 0,15-0,3 - - -

    Per

    unggu

    HSS V 30-90 120-160 50-70 20-60 15-16

    f 0,3-5 0,15-0,3 0,15-0,6 30-300 0,2-5

    Karbida V 70-220 220-240 - - -

    f 0,3-3 0,15-0,3 - - -

  • 21

    9. Pekerjaan-Pekerjaan Membubut

    Jenis-jenis pekerjaan membubut yaitu sebagai berikut:

    a) Membubut Lurus

    Pada proses memanjang gerak jalan pahat sejajar dengan poros

    benda kerja sedang untuk pembubutan yang datar pahat ini pada

    benda kerja. Dalam pembubutan yang otomatis pahat dapat

    digeserkan maju dan mundur kearah melintang . Cara pembubutan

    lurus ini adalah cara kerja yang paling sederhana didalam pekerjaan

    membubut .

    b) Membubut Tirus

    Untuk membubut tirus dapat dikerjakan dengan tiga cara taitu:

    a. Dengan menggeser posisi kepala lepas kearah melintang

    b. Dengan menggeser sekian derajat eretan atas (penjepit pahat)

    c. Dengan memasang perkakas pembentuk.

    c) Membubut Eksenteris

    Bila garis hati dari dua atau lebih silinder dari sebuah benda

    kerja sejajar maka benda kerja ini disebut eksentris, jarak antara

    garis-garis hati itu disebut eksentrisitas.

    d) Membubut Alur

    Membuat alur digunakan pahat bubut pengalur.

    e) Memotong Benda Kerja

    Memotong benda kerja berbentuk batang pada mesin bubut

    digunakan pahat alur dan pahat penyayat yang sangat ramping,

    sebuah benda kerja yang dijepit diantar senter-senter tidak boleh

    putus Karena dapat melentur dan menghimpit pahat

  • 22

    f) Membuat Lubang

    Pengerjaan membuat lubang pada mesin bubut dengan cara

    benda kerja yang berputar dan driil senter yang berputar.

    g) Membubut dalam

    Untuk membesarkan lubang yang sudah ada kita dapat

    gunakan pahat dalam, caranya tidak jauh beda dengan membubut

    lurus. Pahatnya juga mempunyai bentuk tersendiri

    h) Membubut Profil

    Pada umumnya membuat dengan menggunakan pahat profil

    tidak terdapat kesukaran, untuk membubut pembulatan pahatnya

    diasah menurut bentuk profilnya, pahat profil terutama cocok

    membuat profil pada produk-produk yang pendek, pada umumnya

    pahat bubut itu tidak begitu tebal sehingga umur pemekaiannya

    pendek.

    10. Pendinginan (coolant)

    Sistem pendingin (Air Coolant) pada mesin bubut adalah

    system yang digunakan untuk mendinginkan benda kerja pada saat

    melakukan penyayatan benda kerja agar benda kerja tidak terjadi

    keausan.Pada setiap pekerjaan pemesinan akan menggunakan bahan

    pendingin (coolant) yang digunakan pada saat pengerjaan benda

    kerja. Adapun fungsi dari cairan pendingin ini adalah sebagai berikut

    :

    1. Mengurangi gesekan antara pahat (tool) dan benda kerja.

    2. Menaikkan umur pahat.

    3. Mengurangi suhu pahat dan benda kerja.

  • 23

    4. Memperbaiki penyelesaian permukaan benda kerja.

    5. Membersihkan pahat dan benda kerja dari serpihan.

    6. Mengurangi kemungkinan korosi pada pahat, benda kerja dan

    mesin bubut.

    11. Toleransi

    Toleransi adalah ukuran atau takaran yang diizinkan pada suatu

    pembuatan benda kerja , benda kerja yang dibuat tidak harus pas

    dengan yang ditentukan tetapi boleh dari ukuran yang ditentukan ,

    toleransi terbagi dua yaitu tanda ( + ) dan toleransi bawah dengan

    tanda ( - ).

    Toleransi adalah nilai penyimpangan ( perbedaan

    penyimpangan ) yang diizinkan dan sesuai fungsional , dalam

    pengerjaan suatu benda kerja dan toleransi yang diizinkan dalam

    pembuatan benda kerja yaitu 0,1 mm. Pada umumnya toleransi

    terbagi tiga (3) yaitu :

    1. Toleransi linier

    2. Toleransi sudut

    3. Toleransi geometri

    Pada pekerjaan dengan menggunakan mesin TNC milling

    digunakan toleransi geometri dan toleransi sudut.

    Sekelompok toleransi yang dianggap mempunyai ketelitian

    yang setaraf untuk semua ukuran dasar, telah ditentukan 18 kwalitas

    yang disebut toleransi standar yaitu:

    IT 01. IT 0, IT sampai dengan IT 16

    IT 01 sampai dengan IT 4 diperuntukkan pekerjaan yang

    sangat teliti seperti alat ukur, instrument-instrument optic.Tingkat IT

    5 sampai dengan IT 11 dipakai dalam bidang pemesinan umum untuk

    bagian-bagian mampu tukar , yang dapat digolongan pula dalam

  • 24

    pekerjaan yang sangat teliti dan pekerjaan yang biasa. Tingkat IT 12

    sampai dengan IT 16 dipakai untuk pekerjaan kasar.

    Tabel 3.4. Nilai toleransi Standart untuk kwalitas IT 5 sampai dengan IT 16.

    IT

    5

    IT

    6

    IT

    7

    IT

    8

    IT

    9

    IT

    10

    IT

    11

    IT

    12

    IT

    13

    IT

    14

    1T

    15

    Nilai 7i 10i 16i 25i 40i 64i 100i 160i 250i 400i 640

    i

    Tabel 3.5. Nilai Toleransi Standar untuk kualitas IT 0,1 sampai dengan IT 1

    IT 0,1 IT 0 IT 1

    Nilai dalam

    micron

    Untuk D dalam

    mm

    0,3 + 0,008 D 0,5 + 0,012 D 0,8 + 0.020 D

    Tabel 2.6 Lambang untuk sifat yang diberi toleransi

    Elemen dan toleransi Sifat yang diberi

    toleransi

    Elemen tunggal

    Toleransi

    bentuk

    Kelurusan

    Kedataran

    Kebulatan

    Kesilindrisan

    Elemen tunggal

    atau yang

    berhubungan

    Profil garis

    Profil permukaan

  • 25

    Elemen yang

    berhubungan

    Toleransi

    orientasi

    Kesejajaran

    Ketegak lurusan

    Ketirusan

    Toleransi

    lokasi

    Posisi

    Konsentrisitas dan

    koaksialitas

    Kesimetrisan

    Toleransi putar Putar tunggal

    Putar total

    Analisa

    Pada saat penulis melaksanakan praktikum mesin bubut banyak

    terdapat kesulitan dan kesalahan yang penulis alami diantaranya :

    1. Benda kerja yang dibubut sering tidak rata.

    2. Pada saat benda kerja berputar pada pencekam benda kerja mengalami

    putaran yang tidak senter

    3. Pada saat pembuatan tirus hasil permukaan benda kerja yang dihasilkan kasar

    dan tidak rata

    4. Ujung benda kerja dengan ujung benda kerja yang lain sering mengalami

    perbedaan diameter pada saat melakukan pembubutan dengan menggunakan

    eretan atas

    Untuk mengatasi permasalahan di atas dapat diatasi dengan cara :

    1. Pada ujung pahat ternyata masih runcing, dan penulis membuat radius pada

    ujung pahat tersebut

    2. Ketiga pengunci cekam harus dikunci kuat dengan menggunakan kunci chuck.

    3. Untuk pembuatan tirus mata pahat yang digunakan harus berbentuk radius

  • 26

    sesuai dengan ukuran radius mata pahat.dan sudut eretan atas adalah 6 derajat.

    4. Untuk menjalankan eretan atas, sudutnya haruslah dalam keadaan nol derajat.

    3.2. Pengerjaan Las

    3.2.1. Teori Pendukung

    Las (Welding) adalah suatu cara untuk menyambung benda padat

    dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan.

    Untuk berhasilnya penyambungan diperlukan beberapa persyaratan

    yang harus di penuhi, yakni :

    Bahwa benda padat tersebut dapat cair atau lebur oleh panas

    Bahwa antar benda-benda padat yang disambungkan tersebut terdapat

    kesesuaian sifat lasnya sehingga tidak melemahkan atau tujuan

    penyambungannya dan mengagalkan sambungannya tersebut

    Bahwa cara-cara penyambungan sesuai dengan sifat benda padat.

    Hingga saat ini terdapat sekitar 35 jenis pengelasan di dunia. Dari

    jumlah tersebut yang paling populer antara lain :

    Pengelasan dengan mempergunankan busurnya listrik (SMAW),

    Las karbit (OAW),

    Las TIG (Tungsten Inert Gas Welding),

    Las MIG (Matal Gas Welding),

    Las tahanan listrik (ERW),

    Las Busur Terbenam (SAW).

    Dari jenis tersebut yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah las

    SMAW (Shielded Metal Arc Welding).

  • 27

    3.2.2. Pengertian Las Busur Manual (SMAW)

    SMAW merupakan suatu teknik pengelasan dengan menggunakan

    arus listrik berbentuk busur arus dan elektroda berselaput. Tipe-tipe lain dari

    pengelasan dengan busur arus listrik adalah submerged arc welding SAW, gas

    metal arc welding GMAW-MIG, gas tungsten arc welding Gdan plasma arc.

    Didalam pengelasan SMAW ini terjadi gas penyelimut ketika elektroda

    terselaput itu mencair, sehingga dalam proses ini tidak diperlukan

    tekanan/pressure gas inert untuk mengusir oksigen atau udara yang dapat

    menyebabkan korosi atau gelembung-gelembung di dalam hasil las-lasan.

    Proses pengelasan terjadi karena arus listrik yang mengalir diantara

    elektroda dan bahan las membentuk panas sehingga dapat mencapai 3000 oC,

    sehingga membuat elektroda dan bahan yang akan dilas mencair. Berdasarkan

    jenis arus-nya, pengelasan ini dibagiatas arus AC dan DC, dimana arus DC

    dibedakan atas Straight polarity- polaritas langsung danReverse polarity -

    polaritas terbalik. Sedang mesin lasnya terbagi atas dua jenis yaitu constant

    current - arus tetap dan constant voltage - tegangan tetap, dimanapada setiap

    pengelasan busur arus listrik jika terjadi busur yang membesar akan

    menurunkan arus dan menaikkan teganganserta pada busur yang memendek

    akan meningkatkan arus dan menurunkan tegangan.Untuk mendapatkan

    pengelasan yang baik harus :

    1. menggunakan elektroda yang tepat

    2. jenis arus yang tepat

    3. jenis polaritas yang tepat untuk arus DC

    4. hindari gerakan pengelasan kiri kanan selama mengelas

    5. bentuk busur arus yang pendek, lakukan pengelasan secara mantap dan

    teratur

    6. laju pengelasan yang sesuai dengan kecepatan elektroda yang mencair.

  • 28

    Masalah-masalah yang sering timbul pada pengelasan busur arus

    adalah :

    1. E l ek t r od e m em b ek u / p en ge l as an t e r hen t i

    2. B e n t u k k a m p u h l a s y a n g j e l e k

    3. B u s ur a ru s l a s yan g j e l ek k a ren a m engem b an g

    4. Sedang selaput elektrode / fluks umumnya terbuat dari serat

    kayu/sellulosa

    5. T i t a n i u m o k s i d a

    6. T i t a n i u m + s e n y a w a b a s a

    7. M n + F e + S i

    8. B e s i o k s i d a

    9. CaCO3, yang akan membentuk jenis-jenis elektrode berupa tipe

    : E, R, ER, EC, EW, B,RB, RG dan F.Pemilihan elektrode ini

    berdasarkan :

    Sifat dari bahan yang akan dilas

    Posisi pengelasan

    Tipe sambung

    Jumlah pengelasan

    3.2.3. Jenis Jenis Cacat Las Dan Penyebabnya

    Jenis jenis kesalahan pengelasan yang tidak dapat dilihat dengan

    mata, hanya dapat dideteksi dengan menggunakan radiography dan

    utrasonik. Adapun jenis jenis kesalahan tersebut adalah sebagai berikut :

    3.2.3.1. Undercut

    Adapun penyebat cacat undercut adalah :

    1. Terlalu tinggi arus pada jalur las terakhir (capping) sehingga melebihi

    jumlah maksimum yang diizinkan, akibatnya suhu terlalu tinggi dan

  • 29

    melumerkan bahan dasra di sekitar pinggir kampuh membentuk parit.

    2. Suhu metal sudah terlalu tinggi sebelum pengelasan jalur akhir dimulai,

    sehingga waktu capping dilaksanakan, bahan dasar sekitar kampuh

    melumer.

    3. Ayunan elektroda yang tidak penuh, sehingga sebagian sisi kampuh

    kurang/tidak terisi bahan las sepenuhnya.

    4. Penyetelan yang tinggi rendah sehingga menyulitkan pengisian kampuh,

    akibatnya sebagian tepi kampuh kurang/tidak terisi bahan las sepenuhnya

    Undercut ini memperlemah kekuatan sambungan sehingga harus diisi

    kembali dengan las, dengan cara stringing (las lajur dengan elektroda

    tidak diayun)

    3.2.3.2. Jalur kerak (slag lines/wagon track).

    Cacat ini berupa dua jalur garis warna gelap yang tidak lurus pada

    film x-ray yang terletak di daerah las pertama (disepanjang sisi-sisinya). Hal

    ini disebabkan oleh tiga hal yakni :

    1. Arus pengelasan pertama yang terlalu rendah sehingga bentuk alur las

    pertama cembung.

    2. Pembersihan kerak yang kurang sempurna karena bentuk jalur yang

    cembung tersebut diatas.

    3.2.3.3. Retak Akar Memanjang (Longitudinal Root Crack).

    1. Retak Akar Memanjang (Longitudinal Root Crack)-1

    Cacat ini tampak sebagai garis memanjang jalur las yang tidak

    lurus dan kadang-kadang tampak sangat samar-samar/kurang jelas.

    Cacat ini disebabkan oleh ketidakmampuan bahan las atau bahan dasar

    menahan tegangan dalam bahan dan gaya-gaya yang bekerja terhadap

  • 30

    sambungan las. Jenis cacat ini sangat berbahaya karena dapat

    berkembang secara cepat dan eatasthropis/fatal, jadi bukan hanya harus

    dibuang/digauge menyeluruh dari lapis teratas (capping) hingga akar las

    dilokasi retak.

    2. Retak Akar Memanjang (Longitudinal Root Crack)-2

    Cacat ini berupa garis hitam samar-samar dan tidak lurus yang

    terletak di di dalam daerah jalur las akar (stringer bead). Cacat ini sering

    di salah tafsirkan sebagai slag line atau undercut akar yang

    kecil/dangkal.

    3.2.3.4. Retak Melintang Internal (Internal Transverse Crack)

    Cacat ini berupa garis-garis yang tidak lurus ( yang tampak sebagai

    akar rambut ) yang melintang jalur las. Cacat ini adalah cacat yang paling

    berbahaya diantara jenis cacat las yang berbahaya lainnya. Karena retak ini

    menunjukan adanya tegangan-tegangan yang sangat besar yang bekerja pada

    sambungan las yang tidak tidak tertahankan oleh sambungan las tersebut.

    3.2.3.5. Kurang Penetrasi ( Incomplete Penetration )

    Cacat ini tampak sebagai garis lurus yang kadang-kadang lebar dan

    kadang-kadang agak sempit ( selebar celah antara bevel/sisi kampuh yang

    disiapkan oleh pemasang penyetel/fitter ) untuk pengelasan pertama.

    3.2.3.6. Fusi Tidak Baik (Lack of Side Wall Fusion/Incomplete Fusion)

    Gejala cacat ini tampaknya pada film x-ray mirip dengan cacat lipatan dingin

    antarlintas las, yakni berupa satu atau dua deret bintik-bintik warna gelap

    yang terletak pada garis yang relatif lurus. Cacat ini disebabkan oleh tidak

    berfungsinya bahan las dengan dingin kampuh sehingga sambungan las

  • 31

    praktis tidak berkekuatan (berfungsi) menyambung lagi dengan sempurna.

    Ketidaksempurnaan fusi antara bahan penyambung (bahan las) dengan

    bahan dasar disebabkan oleh beberapa hal yakni :

    1. Kampuh kotor oleh minyak, cat dan bahan-bahan lain yang

    mementahkan fusi.

    2. Arus salah satu pass terlalu rendah sehingga tidak cukup untuk

    mencairkan dinding kampuh dengan sempurna.

    3.2.3.7. Keropos (Internal Porosity)

    Cacat ini berupa butir-butir berwarna gelap dengan betuk-bentuk yang

    terdapat sepanjang jalur las.

    Keadaannya dapat terpisah-pisah atau berkelompok. Hal ini

    disebabkan oleh terperangkapnya gelembung-gelembung gas sewaktu cairan

    las membeku. Gelembung-gelembung gas tersebut berasal dari bintik-bintik

    embun/air yang terurai karena suhu las yang sangat tinggi menjadi gas H2

    dan O2. Akibatnya sambungan las menjadi keropos karenanya kekuatannya

    melemah.

    3.2.3.8. Terbakar Tembus (Burnt Through/Blow Hole)

    Cacat ini tampak sebagai noda-noda besar ditengah-tengah jalur las

    berwarna gelap satu-satu pada jarak tertentu. Sebenarnya cacat ini mirip

    dengan cacat akar cekung terjadinya hanya sesaat sehingga cacatnya pun

    terdapat pada satu dasar las kemudian diisi kembali.

    3.2.3.9. Akar Cekung (Root Convacity)

    Cacat ini disebabkan oleh terlalu tingginya arus pengelasan akar las

    atau terlalu panasnya suhu bahan dasar atau terlalu lambatnya kecepatan

    pengelasan akar sehingga bahan las sempat menetes sebelum membeku

  • 32

    sehingga mengakibatkan cekungan sepanjang akar las hingga kondisi

    pengelasan membaik kembali.

    3.2.3.10. Surface Concavacing

    Penyebab concavacing adalah kekurangan pengisian pada jalur las terakhir

    sehingga permukaan jalur tampak cekung. Jenis kesalahan ini agak

    memperlemah sambungan jalur sehingga perlu diperbaiki dengan mengisi

    jalur yang cekung tersebut dengan las.

    3.2.3.11. Deposisi Akar Yang Salah (Faulty Root Deposition/Fault of Junction)

    Cacat ini pada film x-ray tampak sebagai noda-noda hitam pada jalur

    pengelasan awal yang melintang imagi las akar. Hal ini disebabkan oleh

    pencairan elektroda yang tidak tetap sewaktu pengelasan pertama yang

    mungkin disebabkan oleh tidak lancarnaya aliran listrik pengelasan.

    3.2.3.12. Akar Tinggi Rendah (Root High Low)

    Jenis cacat ini tampaknya pada film x-ray hampir mirip dengan

    undercut akar yakni berupa perbedaan imagi yang kotras/nyata antara dua

    bagian memanjang jalur las namuntidak merupakan garis lurus sebagai

    halnya undercut akar. Akibatnya akan terjadi turbulensi di akar las tersebut

    yang mengawali terjadinya erosi pada lason.

  • 33

    3.2.3.13. Akar Las Keropos (Root Pass Aligned Porosity)

    Cacat ini dalam film x-ray tampak sebagai sederetan bintik-bintik

    besar kecil berwarna gelap di tengah-tengah jalur las sepanjang daerah akar

    las. Cacat ini disebabkan oleh keadaan basah/lembab sewaktu pengisian

    pertama dan gas pelindung ( argon atau CO2 yang basah dengan uap air )

    3.2.3.14. Penetrasi Berlebih (Excessive Penetration)

    Cacat ini tampak sebagai bagian yang memulih secara nyata di tengah-

    tengah dan di sepanjang jalur las. Hal ini disebabkan berlebihnya bahan las

    yang diisikan kedalam akar kampuh sewaktu pengisian pertam a (stringer

    bead). Maka cacat ini dapat merusak bola karet tersebut dan akibatnya

    produk-produk tadi dapat tercampur satu sama lain sehingga terjadi

    kontaminasi spesifikasi produk.

    3.2.3.15. Lipatan Dingin Antar-Lintas Jalur (Interpass Cold Lap)

    Cacat ini pada flm x-ray sepintas tampak sebagai gejala keropos atau

    porositas yang tersebar berupa bintik-bintik berwarna gelap agak samar-

    samar yang berderet pada suatu deret yang relative lurus.

    3.2.3.16. Inklusi Logam Berat (Heavy Metal Inclusion)

    Jenis cacat ini pada film x-ray tampak sebagai bintik-bintik putih yang

    sangat jelas batas-batasnya dibanding warna imagi jalur las sendiri. Cacat

    ini disebabkan termasuknya logam-logam berat kedalam bahan las. Cacat

    ini dapat dianggap sebagai halnya inklusi kerak las (slag) biasa.

  • 34

    3.2.4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pengelasan

    3.2.4.1. Keselamatan dalam Pengelasan

    3.2.4.1.1. Persiapan Ligkungan Kerja

    Meninjau apakah lokasi pengelasan layak untuk ditempati oleh tukang las

    selama melaksanakan pekerjaan, Misalnya apakah lokasi pengelasan panas

    sekali,bising sekali,letaknya cukup atau sangat tinggi,basah/lembab/becek atau di atas

    permukaan air yang bergelora,mengandung gas gas yang mudah terbakar /meledak

    ataupun beracun,di tengah tengah kerumunan/keramaian massa,didalam ruangan

    yang sempit/pengap,di daerah yang berdebu dan sebagainya.

    3.2.4.1.2. Peralatan yang akan di las

    Peralatan yang akan dilas harus dipersiapkan sedimikian rupa supaya layak di

    las, artinya: peralatan telah dibebaskan dari tugas oprasinya, telah dikosongkan dan

    dibilas, diperiksa lebih dahulu kandungan gasnya yang berbahaya dengan hasil

    pemeriksaan yang memuaskan, menyediakan sasaran ventilasi seperti bukaan

    (opening) paling tidak 2 buah dan diperlengkapi dengan blower plan suply udara

    segar serta lampu 24 volt (jika pengelasan dilaksanakan di dalam peralatan).

    3.2.4.1.3. Peralatan pengelasan

    Mesin las atau transformer harus dalam keadaan baik dan dapat mensuply arus

    dan tegangan yang tidak selalu berubah dengan sendirinya, serta tidak mudah

    rusak.

    Kabel las harus tidak boleh ada cacat yang menyebabkan kebocoran busur nyala

  • 35

    yang akibatnya dapat sangat berbahaya bagi keselamatan instalasi dan personal.

    Terminal2 kabel serta kutub2 harus dalam keadaan baik dan terpelihara. Ujung2

    kabel yang telanjang tidak boleh dihubungkan dengan benda kerja melalui klam,

    karna sisa cairan tembaga yang menempel pada permukaan baja dapat

    menyebabkan keretakan yang sangat cepat pada baja tersebut. Fenomena alam ini

    lazim disebut koper burnt atau (berkas tercairkannya tembaga).

    Tangkai las dan klam las harus dalam keadaan baik dan terpelihara. Tangkailas

    yang terkelupas akan menjaadi tak terpegangkan lagi karna isolasi panasnya telah

    hilang dan suhu las yang sangat tinggi tersebut merambat ke tangkai. Akibatnya

    pengelasan terhenti henti/ tertegun tegun dan hasilnya tidak dapat dijamin lagi.

    Rambu rambu peringatan dan lembar atau selubung pelindung busur nyala listrik

    dipersiapkan sesuai kebutuhan dan keadaan lingkungan

    Alat pengatur arus yang fotable ( dapat di jinjing ) harus menunjukan arus yang

    sebenarnya.

    3.2.4.1.4. Peralatan bantu

    Botol botol acytelene, peropan, zat asam harus masih dalam masa

    berlakunyapemeriksaan dan uji tekan yang terakhir oleh departemen tenaga

    kerja. Harus dalam keadaan baik tanpa cacat yang berarti tidak ada goresan

    dalam, taktik, cekungan dalam pada badan botol serta ulirnya masih baik.

    Katub pengurang tekanan (reducing vaive) harus masih berfungsi dengan baik.

    Selang sealang gas dan zat asam tidak boleh cacat yang mengakibatkan

    kebocoran gas acitelene/propan.

    Brander brander / obor potong harus dalam keadaan baik dan terawat.

    Grinda las harus masih baik. Mata gerinda harus sesuai dengan pemakaian (tepat

    guna) serta dipasang pada mesin pemutar denagan putaran yang sesuai dengan

    spesifikasi batu grinda.

  • 36

    Alat pemadam kebakaran harus selalu tersedia dekat lokasi peneglasan. Alat

    tersebut harus masih berfungsi dengan baik dan masa oemeriksaan uji cobanya

    masih berlaku.

    3.2.4.1.5. Peralatan keselamatan perorangan

    Baju lengan panjang dan celana panjang yang terbuat dari katun. Jenis bahan lain

    tidak tepatuntuk dipakai sebagai pakaian kerja panas.karena percikan las dapat

    membakar kain tersebut secara cepat.Pada waktu pengelasan,leher baju

    dikancingkan dan bagian bawahnya dimasukan kedalam celana untuk

    menghindari percikan las masuk ke balik baju

    Topi pet katun yang dapat diputar kebelakang untuk pemasangan topeng las

    Topeng las(pelindung mata dan muka) yang baik dan tepat guna

    Sarung tangan

    Selongsong kaki yang terbuat dari kulit

    Sepatu keselamatan

    Pelindung dada dari kulit(apron)

    3.2.4.1.6. Peralatan las perorangan

    Peralatan biasa seperti: Martil pembersih,yang terbuat dari stenless steel,dan

    yang terbuat dari paduan tembaga. Pemakaiannya tidak boleh tertukar karena

    akan berakibat pengkaratan pada sambungan las.

    Peralatan khusus seperti: tang pengukur arus tegangan listrik, dan kapur

    pengukur suhu permukaan bahan (tempil stick).

  • 37

    3.2.4.1.7. Pelaksanaan

    Selama pelaksanaan pengelasan seluruh alat dan perlengkapan keselamatan

    kerja harus dipakai dan dimanfaatkan. Hal ini dimaksudkan bukan hanya untuk

    keselamatan pribadi pelaksanaan itu sendiri,namun juga untuk para pembantu serta

    orang orang yang berada di sekitar lokasi pengelasan.

    Pelaksanaan pengelasan harus benar- benar sesuai dengan prosedur

    pengelasan (WPS/Welding Procedure Specification)yang telah disetujui.Mengingat

    persiapan persiapan pengamanan tertentu perlu dilaksanakan sebelum pengelasan

    dapat dimulai guna mencegah terjadinya bahaya peledakan atau kebakaran.Persiapan

    tersebut meliputi pengujian kandung gas (Gas testeing),purging atau

    pembiasan,pengucilan (isolation) peralatan yang akan di las dan lain lain.

    Pelaksanaan singgung nyala (arc strike) tidak boleh di sembarang

    tempat,harus pada kampuh las bersangkutan guna menghindarkan peristiwa

    terjadinya penuaan (quencing) pada permukaan yang tersinggung arc srike dan

    menyebabkan retak permukaan yang sangat potensial utuk menyebabkan bahaya pada

    kemudian hari.

    Jangan mengelas langsung pada pemukaan yang berlapiskan cat,karena

    disamping hasilnya buruk akibat cat tersebut juga berbahaya bagi pelaksana akibat

    terhirup gas yang berasal dari terbakarnya cat tersebut. Pada waktu pengelasan di

    ruangan tertutup,ruang harus dilengkapi oleh ventilasi,fasilitas suplai udara segar

    (blower) dan lampu penerangan yang memadai dengan tegangan hanya 24 volt.

    3.2.4.2. Kesehatan dalam pengelasan

    Hal terpenting yang harus dilindungi dalam pengelasan adalah keselamatan

    indra penglihatan/mata, alat pernapasan/paru-paru dan kulit. Akibat radiasi tersebut

    retina dan selaput luar mata dapat rusak dan kering. Jika kersakan telah demikian

    lanjut, maka mata dapat menderita kebutaan. Oleh sebab itu pelindung mata sewaktu

  • 38

    pengelasan adalah mutlak. Pelindungan dilaksanakan dengan mempergunakan kaca

    gelap peredam sinar ultra violet.

    Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah alat pernapasan. Pengelasan

    selain menghasilkan gas pelindung (shielding gas) yang berasal dari lapisan luar

    elektroda (coating), juga gas-gas hidrogen, ozon dan lain-lain yang jika terhirup

    dalam waktu yang panjang akan merusak kesehatan bahkan dapat meracuni darah.

    Oleh sebab itu pelaksana pengelasan harus dilindungi dari pengaruh gas-gas tersebu.

    Jika pengelasan dilaksanakan di udara terbuka, maka tidak perlu di beri alat pengusir

    gas, mengingat gas secara alami akan membumbung dan terhembus angin. Namun

    jika pengelasan dilaksanakan di dalam ruang tertutup palagi sempit/gelap, maka guna

    melindungi pernapasan pelaksana, pada ruang tersebut disediakan lubang ventilasi

    dan diperlengkapi dengan blower pensuplai udara segar dari luar. Jika hal- hal

    tersebut tidak dipersiapkan lebih dahulu, pihak plaksana berhak menolak untuk

    melaksanakan pekerjaan las tersebut, mengingat keselamatan jiwanya.

    3.2.4. Perlengkapan Pekerjaan Las

    3.2.4.1. Helm Las

    Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari

    sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun

    mata,Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra

    violet dan ultra merah tersebut.

    Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai

    jarak 16 meter. Oleh karena itu pada saat mengelas harus mengunakan helm/kedok

    las yang dapat menahan sinsar las dengan kaca las. Ukuran kaca Ias yang dipakai

    tergantung pada pelaksanaan pengelasan. Umumnya penggunaan kaca las adalah

  • 39

    sebagai berikut: No. 6. dipakai untuk Ias titik No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai

    30 amper. No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper. No. 10 untuk pengelasan

    dari 75 sampai 200 amper. No. 12. untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper. No.

    14 untuk pangelasan diatas 400 amper. Untuk melindungi kaca penyaring ini

    biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi dengan kaca

    3.2.4.2. Sarung Tanagan

    Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang

    pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung

    tangan.

    3.2.4.3. Apron

    Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit atau

    dari asbes.

    Ada beberapa jenis/bagian apron :

    apron lengan

    apron dada

    apro lengkap :

    3.2.4.4. Sepatu Las

    Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak ada

    sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.

  • 40

    3.2.4.5. Masker Las

    Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka

    gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.

    3.2.4.6. Kamar Las

    Kamar Ias dibuat dari bahan tahan.api. Kamar las penting agar orang yang ada

    disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las.

    Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las dilengkapi dangan sistim ventilasi:

    Didalam kamar las ditempatkan meja Ias. Meja las harus bersih dari bahan-bahan

    yang mudah terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran oleh

    percikan terak las dan bunga api.

    3.2.4.7. Jaket las

    Jaket pelindung badan+tangan yang tebuat dari kulit/asbes

    3.3. MekanisasiAlat Alat Pertanian

    3.3.1. Teori Dasar

    Mekanisasi pertanian adalah pengenalan dan penggunaan alat mekanis untuk

    melaksanakan operasi pertanian. Alat mekanis adalah semua peralatan yang

    digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air dan

    diartikan sebagai penerapan ilmu-ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisir

    dan mengatur semua operasi dalam usaha pertanian. Sedangkan suatu operasi

    pertanian dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk merubah karakteristik dan

  • 41

    kedudukan suatu objek. Karakteristik operasi pertanian ditentukan oleh: (1) Jenis

    kegiatan; (2) Besarnya kegiatan (luas, berat dan jumlah); (3) Waktu mulai dan selesai;

    (4) Lamanya (jangka) waktu; (5) Banyaknya tenaga manusia dan input lainnya; (6)

    Hasil (jumlah dan mutu); (7) Biaya; (8) Beban kerja; dan (9) Pengaruhnya terhadap

    lingkungan. Di Indonesia mekanisasi pertanian diusahakan sebagai salah satu cara

    untuk membangun pertanian, baik di bidang perkebunan maupun bagi pertanian

    rakyat.

    Ciri utama pertanian modern adalah produktivitas, efisiensi, mutu dan kontinuitas

    pasokan yang terus menerus harus selalu meningkat dan terpelihara. Produk-produk

    pertanian kita baik komoditi tanaman pangan (hortikultura), perikanan, perkebunan

    dan peternakan menghadapi pasar dunia yang telah dikemas dengan kualitas tinggi

    dan memiliki standar tertentu. Tentu saja produk dengan mutu tinggi tersebut

    dihasilkan melalui suatu proses yang menggunakan muatan teknologi standar.

    Untuk itu, dibutuhkan teknologi-teknologi yang modern yang dapat menunjang

    produktivitas pertanian. Oleh karena itulah pertanian pada masa sekarang sudah mulai

    beralih menggunakan teknologi modern dalam mengolah bidang pertanian.

    Pengolahan tanah dalam usaha budidaya pertanian bertujuan untuk menciptakan

    keadaan tanah olah yang siap tanam baik secara fisis, kemis, maupun biologis,

    sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik. Pengolahan tanah

    terutama akan memperbaiki secara fisis, perbaikan kemis dan biologis terjadi secara

    tidak langsung.

    Kegiatan pengolahan tanah dibagi ke dalam dua tahap, yaitu: (1) Pengolahan tanah

    pertama (pembajakan), dan (2) Pengolahan tanah kedua (penggaruan). Dalam

    pengolahan tanah pertama, tanah dipotong, kemudian dibalik agar sisa tanaman dan

    gulma yang ada di permukaan tanah terpotong dan terbenam. Pengolahan tanah

    kedua, bertujuan menghancurkan bongkah tanah hasil pengolahan tanah pertama

    yang besar menjad lebih kecil dan sisa tanaman dan gulma yang terbenam dipotong

    lagi menjadi lebih halus sehingga akan mempercepat proses pembusukan.

  • 42

    3.2.2. Macam Macam Alat Pertanian Yang Digunakan

    3.2.2.1. Traktor Roda Dua (Hand Tractor)

    Traktor roda 2 ialah jenis mesin penarik dan penggerak, berdaya gerak sendiri, serta

    berporos tunggal, beroda baja pengolah atau ban karet, terpadu dengan seperangkat

    alat pengolah tanah, dimana traktor roda dua berfungsi untuk mengolah lahan dan

    lain-lain keperluan pertanian seperti: pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain-lain.

    Traktor tangan merupakan salah satu mesin pengolah tanah yang kini mulai banyak

    digunakan petani dalam mengolah tanah. Sebagai mesin pengolah tanah traktor

    haruslah dilengkapi dengan peralatan pengolah tanahnya, seperti bajak, garu, ataupun

    bajak rotari. Untuk mengenal traktor sebagai mesin pengolah tanah, maka perlu

    dipahami prinsip kerja serta persyaratan kondisi kerja, perlengkapan, serta

    kegunaannya.

    3.2.2.1.1. Ukuran Traktor Roda Dua Menurut Kapasitas

    Berdasarkan besarnya daya motor, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis

    antara lain sebagai berikut yaitu :

    Traktor tangan berukuran kecil, tenaga penggeraknya kurang dari 5 hp

    Traktor tangan berukuran sedang, tenaga penggeraknya antara 5 - 7 hp

    Traktor tangan berukuran besar, tenaga penggeraknya antara 712 hp

  • 43

    3.2.2.1.2. Jenis Pekerjaan yang Bisa Dilakukan Traktor Roda Dua

    Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan oleh traktor roda dua adalah menarik

    peralatan pengolah tanah seperti bajak singkal, bajak rotari, dan garu, juga alat

    transportasi seperti gerobak Untuk menggerakkan peralatan stasioner, seperti

    generator listrik, mesin pompa air, mesin penggilingan gabah, dll.

    Traktor tangan tersebut dilengkapi dengan persneling untuk kecepatan rendah (tiga

    kecepatan) untuk tujuan pengolahan tanh, persneling untuk kecepatan tinggi (tiga

    kecepatan) untuk tujuan transportasi serta persneling untuk bergerak mundur.

    3.2.2.1.3. Komponen Utama Traktor Roda Dua

    Ada 6 bagian-bagian utama dalam traktor roda dua, yakni :

    Tenaga penggeraknya, merupakan sumber tenaga yang pada umumnya menggunakan

    motor bakar diesel. Daya yang dihasilkan kurang dari 12 Hp, dengan menggunakan

    satu silinder. Motor penggerak dipasang pada kerangka dengan empat buah baut

    pengencang. Lubang baut pada kerangka dibuat memanjang agar posisi motor dapat

    digerakkan maju mundur.

    Kerangka dan transmisi daya, kerangka tersebut berfungsi sebagai tempat

    kedudukan motor penggerak, transmisi dan bagian traktor lainnya. Bagian traktor

    dikaitkan dengan kerangka dengan menggunakan beberapa buah baut pengencang.

    Transmisi merupakan bagian yang berfungsi untuk menyalurkan daya dari motor ke

    bagian roda atau peraltan yang perlu untuk diputar, seperti bajak rotari. Transmisi

    berfungsi memindahkan tenaga/putaran dari motor penggerak ke alat lain yang

    bergerak. Jenis transmisi yang digunakan ada beberapa macam, seperti : pully, belt,

    kopling, gigi persneleng, rantai dan sebagainya.

  • 44

    Bagian kemudi, marupakan bagian dari rangka traktor yang berfungsi untuk

    mengemudikan jalannya traktor dilapangan.

    Tuas Persneling : tuas untuk memindah gigi persneling.

    Bagian penyambungan, merupakan bagian rangka traktor yang berfungsi untuk

    menyambungkan traktor dengan peralatan pengolah tanah atau alat yang lainnya.

    Roda sangkar : roda traktor tangan yang terbuat dari besi untuk mendukung

    pengoperasian traktor tangan di lahan sawah.

    3.2.2.1.4. JenisJenis Alat Bantu Traktor Roda Dua

    Traktor tangan sebagai bagian utama dari mesin pengolah tanah yang harus

    dilengkapi dengan peralatan pengolah tanah, seperti bajak dan garu.Tanpa

    perlengkapan tersebut traktor tangan hanyalah berperan sebagai alat atau mesin

    penarik peralatan. Beberapa kelengkapan yang diperlukan antara lain:

    Bajak singkal adalah alat pengolah tanah pertama yang berfungsi untuk membalikkan

    irisan permukaan tanah.

    Bajak rotari atau bajak cakar adalah alat pengolah tanah yang berfungsi memotong

    dan mengaduk tanah, sehingga hasil tanah olahannya menjadi hancur atau berlumpur.

    Garu atau gelebeg adalah alat pengolah tanah kedua yang berfungsi untuk

    menghancurkan dan meratakan tanah

    Roda sangkar adalah jenis roda yang terbuat dari besi pipa dan plat yang berbentuk

    menyerupai sangkar. Fungsi roda sangkar adalah untuk meningkatkan daya

    cengkeram permukaan roda terhadap tanah, dengan demikian terjadinya slip dapat

    diatasi.

    Roda ban karet adalah jenis ban dari karet yang berfungsi untuk mendukung operasi

    traktor di lahan kering dan mendukung transportasi dijalan.

  • 45

    3.2.2.2. Traktor Roda Empat (Mini Tractor)

    Traktor roda empat adalah salah satu alat pengolah tanah jika dilengkapi

    dengan peralatan pengolah tanah, seperti bajak singkal, bajak piring, garu piring, dll.

    Secara umum traktor roda empat adalah traktor dengan tenaga penggerak dari motor

    diesel dengan didukung empat buah roda. Traktor ini dirancang untuk bekerja di

    lahan kering, bukan untuk lahan sawah.Berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi

    traktor mini, menengah, dan traktor besar. Traktor raksasa yang biasa digunakan di

    perkebunan yang luas mempunyai daya sampai 150 kW (200 hp). Namun begitu,

    biasanya traktor roda empat yang biasa digunakan mempunyai daya antara 30 60

    kW (40 - 80 hp).

    3.2.2.2.1. Ukuran Traktor Roda Empat Menurut Kapasitas

    Traktor roda empat terbagi atas 2 menurut daya (kapasitasnya) yaitu:

    Mini traktor : berdaya 12,5 20 HP

    Foul wheel drive traktor : berdaya lebih dari 20 HP

    3.2.2.2.2 Jenis Pekerjaan yang Bisa Dilakukan Traktor Roda Empat

    Adapun jenis pekerjaan yang dilakukan traktor roda empat yang merupakan

    mesin yang berfungsi untuk penghela atau penarik peralatan. Untuk dapat digunakan

    sebagai mesin pengolahan tanah, maka harus dilengkapi dengan perlengkapan

    pengolah tanah, seperti bajak singkal, bajak pirang, garu piring. Menarik mesin

    penanam (transplanter), menarik mesin pemupuk, menarik mesin penyemprot, boom

    sprayer, menarik trailer, penggerak mesin lainnya, PTO traktor yang digunakan untuk

    memutar generator listrik,

    Traktor dengan lengan hidrolik untuk mengangkut hasil panen, traktor dengan

  • 46

    loader hidrolik, membuat lubang tanam.

    3.2.2.2.3. Komponen Utama Traktor Roda Empat

    Beberapa bagian-bagian penting dari traktor roda empat dan fungsinya :

    1. Sistem kemudi : alat untuk mengendalikan jalannya dan atau operasi traktor di

    lapangan

    2. Roda depan : roda bagian depan dari traktor yang berfungsi untuk

    pengendalian, dan memiliki ukuran diameter lebih kecil dari roda bagian

    belakang.

    3. Roda belakang : roda bagian belakan dengan ukuran diameter lebih besar dari

    roda bagian depan traktor yang berfungsi untuk menumpu beban traktor dan

    peralatan yang terpasang.

    4. Chasis traktor : bagian rangka traktor roda empat yang juga merangkap

    sebagai rumah dari sistem transmisi

    5. Pemberat : besi cor yang dirancang khusus untuk pemberat traktor agar traktor

    tidak terangkat pada saat mengolah tanah

    6. Poros PTO : poros yang difungsikan untuk menggerakkan peralatan yang

    dalam pengoperasiannya memerlukan putaran (bajak rotari), atau untuk

    menggerakkan peralatan stasioner.

    7. Sistem penyambungan peralatan : bentuk peralatan pengolahan tanah yang

    relatif besar, maka pada traktor roda empat memerlukan mekanisme

    penyambungan khusus, yakni sistem penyambungan titik tiga (three hitch

    poin).

    3.2.2.2.4. JenisJenis Alat Bantu Traktor Roda Empat

  • 47

    Jenis dan alat bantu yang perlu digunakan pada traktor empat roda

    yaitu :

    1. Bajak singkal (moldboard plow).

    2. Bajak piring (disk plow). bajak pisau berputar (rotary plow).

    3. Bajak chisel (chisel plow).

    4. Bajak subsoil (subsoil plow).

    5. Bajak raksasa (giant plow)

    3.2.2.3. Motor Bakar

    Motor bakar adalah mesin atau pesawat yang menggunakan energi termal

    untuk melakukan kerja mekanik, yaitu dengan cara merubah energi kimia dari bahan

    bakar menjadi energi panas, dan menggunakan energi tersebut untuk melakukan kerja

    mekanik. Jika ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini (proses pembakaran

    bahan bakar), maka motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu: motor

    pembakaran luar dan motor pembakaran dalam.

    3.2.2.3.1. Motor 2 Tak

    Motor 2 tak adalah motor yang bermesin 2 langkah, artinya dalam satu

    siklus kerja dibutuhkan dua langkah, yaitu langkah isap dan langkah buang. Dengan

    kata lain, mesin 2 tak merupakan mesin yang memiliki siklus kerja dua gerakan

    piston dalam satu kali putaran poros engkol. Titik tertinggi yang di capai piston

    disebut titik mati atas (TMA). Dan titik terendah yang dicapai piston disebut titik

    mati bawah (TMB).

    Langkah Isap (Up Ward Stroke)

  • 48

    Pada langkah isap piston bergerak naik dari TMB menuju TMA. Pada saat

    piston di posisi TMB, bahan baker yang berada dibawah piston didorong dan keluar

    dari saluran pembilasan. Proses selanjutnya, bahan baker yang keluar dari saluran

    pembilasan didorong piston sampai mencapai posisi TMA. Pada saat hampir

    mencapai TMA, piston menutup saluran pembuangan dan saluran pembilasan.

    Akibatnya, saluran pemasukan bahan bakar terbuka yang menyebabkan bahan bakar

    secara otomatis masuk melalui saluran pemasukan di bawah piston. Bahan bakar

    yang telah ada disilinder di tekan naik oleh piston sampai mencapai posisi TMA.

    Tekanan di silinder meningkat, kemudian bunga api dari busi membakar bahan bakar

    dan udara menjadi letusan.

    Langkah Buang (Down Ward Stroke)

    Letusan tersebut menghasilkan tenaga yang digunakan untuk mendorong

    piston bergerak turun dari TMA menuju TMB. Piston bergerak turun akan

    mendorong bahan baker yang telah berada di bawah piston menuju saluran

    pembilasan. Saat piston bergerak turun saluran buang dan saluran pembilasan dalam

    keadaan terbuka. Gas sisa pembakaran akan terdorong keluar melalui saluran

    pembuangan menuju knalpot akibat desakan bahan baker dan udara yang masuk

    dalam silinder melalui saluran pembilasan. Dengan terbuangnya gas sisa hasil

    pembakaran, kerja mesin 2 tak selesai untuk satu proses kerja (siklus). Proses up

    ward stroke dan down ward stroke akan terus bekerja silih berganti.

    3.2.2.4. Oli Pelumas Sebagai Bahan Bakar Traktor

    Oli pelumas (lubricant atau sering disebut lube) adalah suatu bahan

    (biasanya berbentuk cairan) yang berfungsi untuk mereduksi keausan antara dua

    permukaan benda bergerak yang saling bergesekan. Suatu bahan cairan dapat

    dikategorikan sebagai pelumas jika mengandung bahan dasar (bisa berupa oil based

    atau water/glycol based) dan paket aditif.

  • 49

    Pelumas mempunyai tugas pokok untuk mencegah atau mengurangi keausan sebagai

    akibat dari kontak langsung antara dua permukaan logam yang saling bergesekan

    sehingga keausan dapat dikurangi, besar tenaga yang diperlukan akibat gesekan dapat

    dikurangi dan panas yang ditimbulkan oleh gesekan pun akan berkurang.

    Fungsi dari oil pelumas itu ialah:

    Membentuk oil film untuk mengurangi gesekan, aus dan panas.

    Mendinginkan bagian-bagian yang dilewati.

    Sebagai seal antara piston dengan dinding silinder.

    Mengeluarkan kotoran dari bagian-bagian motor.

    Mencegah karat pada bagian-bagian motor

    3.2.2.6. Macam-Macam Bajak

    3.2.2.6.1. Bajak Singkal

    Bajak singkal ini dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan

    sangat baik untuk membalik tanah. Bagian dari bajak singkal yang memotong dan

    membalik tanah disebut bottom. Suatu bajak dapat terdiri dari satu bottom atau lebih.

    Bottom ini dibangun dari bagian-bagian utama, yaitu : 1) singkal (moldboard), 2)

    pisau (share), dan 3) penahan samping (landside). Ketiga bagian utama tersebut diikat

    pada bagian yang disebut pernyatu (frog). Unit ini dihubungkan dengan rangka

    (frame) melalui batang penarik (beam). Bagian-bagian dari bajak singkal satu bottom

    secara terperinci dapat dilihat pada gambar berikut.

    3.2.2.6.2. Bajak Piring

  • 50

    Piringan dari bajak ini diikat pada batang penarik melalui bantalan (bearing),

    sehingga pada saat beroperasi ditarik oleh traktor maka piringannya dapat berputar.

    Dengan berputaraya piringan, maka diharapkan dapat mengurangi gesekan dan

    tahanan tanah (draft) yang terjadi. Piringan bajak dapat berada disamping rangka atau

    berada di bawah rangka. Setiap piringan dari bajak piringan biasanya dilengkapi

    dengan pengeruk (scraper) yang berguna selain untuk membersihkan tanah yang

    lengket pada piringan, juga membantu dalam pembalikan potongan tanah. Untuk

    menahan tekanan samping yang terjadi saat bajak memotong tanah, bajak piring

    dilengkapi dengan roda alur belakang (rear furrow wheel). Beberapa keuntungan

    menggunakan bajak ini adalah :

    a. Dapat bekerja ditanah keras dan kering

    b. Dapat untuk tanah-tanah yang lengket

    c. Dapat untuk tanah-tanah yang berbatu

    d. Dapat untuk tanah-tanah berakar

    e. Dapat untuk tanah-tanah yang memerlukan pengerjaan yang dalam.

    3.2.2.6.3. Bajak Rotari / Pisau Berputar

    Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar.

    Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini

    terdiri dari pisau-pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang

    berputar karena digerakan oleh suatu motor. Bajak ini banyak ditemui pada

    pengolahan tanah sawah untuk pertanaman padi.

    Ada tiga jenis bajak rotari yang biasa dipergunakam. Jenis pertama yang disebut

    dengan tipe tarik dengan mesin tambahan (pull auxiliary rotary engine). Pada jenis ini

    terdapat motor khusus untuk menggerakkan bajak, sedangkan gerak majunya

    ditarik oleh traktor.

  • 51

    Jenis kedua adalah tipe tarik dengan penggerak PTO (pull power take off

    driven rotary plow). Alat ini digandengkan dengan traktor melalui tiga titik gandeng

    (three point hitch). Untuk memutar bajak ini digunakan daya dari as PTO traktor.

    Jenis ketiga adalah bajak rotari tipe kebun berpenggerak sendiri (self propelled

    garden type rotary plow). Alat ini terdapat pada traktor-traktor roda 2. Bajak rotari

    digerakkan oleh daya penggerak traktor melalui rantai atau sabuk. Dapat juga

    langsung dipasang pada as roda, sehingga disamping mengolah tanah bajak ini juga

    berfungsi sebagai penggerak .

    3.2.2.6.4. Bajak Chisel

    Alat ini berbentuk tajak yang disusun pada suatu rangka. Digunakann untuk

    memecah tanah yang keras sampai kedalaman sekitar 18 inci.Diperlengkapi

    dengan 2 buah roda yang berguna untuk transportasi dan mengatur kedalaman

    pemecah tanah. Jarak antara tajak dapat beragam dari 1 sampai 2 inci. Alat ini, tidak

    membalik tanah seperti bajak yang lain, tapi hanya memecah tanah dan sering

    digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai.

    3.2.2.6.5. Bajak Subsoil

    Alat ini hampir sama dengan bajak chisel hanya bentuknya lebih besar dan

    digunakan untuk pengolahan tanah yang lebih dalam. Menggunakan alat ini dapat

    memecahkan tanah pada kedalaman 20 sampai 36 inci.

    Alat ini sering juga digunakan untuk memecahkan lapisan keras didalam tanah

    (hardpan), atau untuk memperbaiki drainase tanah.

    3.2.2.6.6. Bajak Raksasa

  • 52

    Alat ini sesuai dengan namanya, berbentuk sangat besar dan digunakan

    untuk membalik tanah pada kedalaman 100 sampai 180 cm. Dengan menggunakan

    alat ini tanah subur yang ada di dalam tanah dap at diangkat keatas permukaan tanah.

    Dapat berbentuk bajak singkal atau bajak piringan.

    lahan, sampai ketengah lahan Pengolahan tanah dilakukan dari tepi membujur lahan,

    lemparan hasil pembajakan ke arah luar lahan. Dengan pola ini akan menghasilkan

    alur mati yaitu alur bajakan saling berdampingan satu sama lain.

    3.2.2.7. MacamMacam Pola Pajak

    Beberapa macam pola pengolahan tanah dengan traktor yaitu :

    3.2.2.7.1. Pola Tengah

    Pengolahan lahan dengan pola bajakan tengah yaitu Pengolahan tanah

    dilakukan atau dimulai dari titk tengah membujur lahan.

    3.2.2.7.2. Pola Tepi

    Pengolahan tanah dilakukan dari tepi membujur lahan, lemparan hasil

    pembajakan ke arah luar lahan. Dengan pola ini akan menghasilkan alur mati yaitu

    alur bajakan saling berdampingan satu sama lain.

    3.2.2.7.3. Pola Keliling Tengah

  • 53

    Pola keliling tengah pengolahan tanah dilakukan dari titik tengah lahan.

    Berputar kekanan sejajar sisi lahan, sampai ketepi lahan.

    3.2.2.7.4. Pola Keliling Tepi

    Pola keliling tepi merupakan pengolahan tanah dilakukan dari salah satu titik

    sudut lahan. Berputar kekiri sejajar sisi

    3.2.2.7.5. Pola Spiral

    Pengolahan tanah dilakukan dari titik tengah lahan. Traktor dijalankan secara

    berputar spiral sampai tepi lahan.

    3.2.2.7.6. Pola Bolak-balik Berselang

    Pola ini cocok untuk lahan yang memanjang dan agak lebar.

  • 54

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1. Kesimpulan

    4.1.1. Kesimpulan Pembubutan

    1. Ketajaman dan sudut mata pahat yang benar sangat berpengaruh pada hasil

    permukaan benda kerja karena akan mengahasilkan permukaan yang kasar.

    2. P:ada saat melakukan pengasahan mata pahat sebaiknya dilakukan secara perlahan

    lahan, agar sudut pahat yang dihasilkan sesuai dengan yang telah ditentukan dan

    agar benda kerja yang dihasilkan permukaannya rata.

    3. Dalam melakukan proses di mesi bubut hendaklah dalam setiap pembubutan

    collant diaktifkan agar permukaan benda kerja yang dihasilkan licin dan

    mengkilap dan berpengaruh juga terhadap mata pahat bubut

    4. Saat pembuatan lubang dan pembesaran lubang yang dilakukan oleh mesin bubut

    terlebih dahulu benda kerja dijepit dngan kuat dan sebelum proses dilakukan

    benda kerja disenter dahulu dengan senter yang terletak di kepala lepas agar

    lubang yang dihasilkan lebih bagus dan lubang yang dihasilkan pada permukaan

    benda kerja senter atau ditengah .

  • 55

    4.1.2. Kesimpulan Pengelasan

    1. Las listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam

    denganmenggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas.

    2. Perlengkapan las terdiri dari Pembangkit Listrik, Pemegang elektroda,Penjepit

    Masa, Pelindung sinar, Pakaian kerja, Lain-lain

    3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengelas yaitu PosisiPengelasan,

    Pemilihan Elektroda, Kecepatan Pengelasan, PengaturanBesar Arus Listrik,

    Sudut Kemiringan Elektroda danKerenggangannya, Bentuk sambungan dan

    Lintasan dan lain-lain.4.Mesin las listrik mempunyai batas kemampuan

    penyaluran arus listrik 200 A tergolong ukuran ringan atau kecil, mesin las

    berukuran sedang250-300A , 400 ampere keatas tergolong mesin berukuran

    berat

    4.1.3. Kesimpulan Alat - alat Pertanian

    Mekanisasi pertanian adalah pengenalan dan penggunaan alat mekanis

    untuk melaksanakan operasi pertanian. Sedangkan alat mekanis adalah semua

    peralatan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor

    listrik, angin, air dan diartikan sebagai penerapan ilmu-ilmu teknik untuk

    mengembangkan, mengorganisir dan mengatur semua operasi dalam usaha

    pertanian.

    Pengolahan tanah dalam usaha pertanaman bertujuan untuk menciptakan

    keadaan tanah oleh yang siap tanam. Kegiatan pengolahan tanah dibagi ke dalam

    dua tahap, yaitu: Pengolahan Tanah Pertama dan Pengolahan Tanah Kedua.

    Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong kemudian dibalik agar sisa-sisa

  • 56

    tanaman yang ada dipermukaan terbenam dan membusuk. Kedalaman

    pemotongan dan pembalikan tanah umumnya antara 15-20 cm, sedangkan

    lebarnya tergantung pada ukuran bajak, sedangkan pengolahan tanah kedua

    bertujuan menghancurkan bongkahan-bongkahan tanah yang besar dan sisa-sisa

    tanaman yang terpotong akibat pengolahan tanah pertama menjadi halus. Dalan

    keadaan seperti ini sisa tanaman dan tumbuhan pengganggu akan mati dan

    membusuk, sehingga menjadi sumber unsur hara bagi tanaman yang diusahakan.

    4.2. Saran

    4.2.1. Saran Pembubutan

    1. Sebelum mahasiswa menggunakan mesin bubut diharapkan mahasiswa

    memahami terlebih dahulu tentang teori dasar dan tata cara

    menggunakan mesin bubut yang benar.

    2. Setelah chuck dikunci, diharapkan hat-hati jangan pernah meninggalkan

    kunci chuck pada pencekam.

    3. Jangan mengukur benda kerja yang sedang berputar

    4.2.2. Saran Pengelasan

    1. Mahasiswa harus menguasai teori pengelasan terlebih dahulu sebelum

    melakukan praktik pengelasan

    2. Mahasiswa wajib mengutamakan keselamatan dengan memakai

    perlengkapan yang safety

    3. Mahasiswa wajib melaporkan pada instruktur jika terdapat kendala

    dalam pengelasan.

    4.2.3. Saran Alat alat Pertanian

    Dalam melakukan praktikum hendaklah berhatihati karena dalam

    pengoperasian traktor sangat berbahaya. Sebelum melakukan pembajakan

  • 57

    haruslah diperiksa terlebih dahulu kondisi traktor dan seharusnya waktu yang

    digunakan buat praktikan untuk pengoperasian/menggunakan traktor mini

    ditambah karena saat praktikan melakukan pengoperasian traktor, waktu yang

    digunakan sangat sedikit sehingga praktikan tidak dapat begitu memahami

    bagaimana cara penggunaan traktor mini dan fungsi dari bagian-bagiannya.