Upload
lindung-sihombing
View
218
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kerja Praktik
Pendidikan pada jenjang universitas adalah pendidikan dengan oritentasi
menghasilkan para akademis yang mampu menguasai materi dengan baik dan
mampu mengaplikasikannya. Mendapatkan sebuah keharusan bagi Mahasiswa
Politeknik Negeri Medan (POLMED) untuk mengikuti kerja praktik yang merupakan
salah satu mata kuliah yang harus diikuti dan dilaksanakan oleh setiap mahasiswa. Sesuai
dengan kurikulum yang berlaku di POLMED saat ini, yang merupakan salah satu
syarat untuk meneruskan tugas/mata kuliah ke tingkat berikutnya dan untuk
persyaratan dalam menyelesaikan tugas akhir di semester berikutnya. Kerja praktik ini
merupakan salah satu kesempatan bagi setiap mahasiswa untuk melihat, mengenal
secara langsung segala peralatan yang digunakan dalam dunia industri.
Sebagaimana yang telah diketahui selama dalam bangku perkuliahan
mahasiswa telah banyak mempelajari tentang alat-alat yang digunakan dalam dunia
industri, namun hal ini hanya merupakan teori dasar saja, maka dengan diadakannya
kerja praktik lapangan sehingga mahasiswa dapat memahami dan mengetahui aplikasi
lapangan.
B. Maksud Dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pada kerja praktik ini adalah sebagai
berikut:
1. Melihat dan mengenal secara langsung di lapangan serta menerapkan
teori dasar yang telah diperoleh di bangku kuliah;
2. Mengenal dan memahami beberapa aspek tentang perusahaan seperti:
a) Aspek organisasi dan manajemen;
2
b) Aspek proses produksi;
c) Aspek teknologi;
d) Aspek sosial dan lingkungan.
3. Memperoleh keterampilan dalam hal penguasaan pekerjaan,
sehingga menambah pengalaman sebagai persiapan untuk terjun ke
masyarakat.
4. Memperoleh kesempatan untuk ikut memecahkan permasalahan
dalam ruang lingkup perusahaan, sekaligus berlatih untuk
mendisiplinkan diri dan bertanggung jawab.
C. Manfaat Kerja Praktik
Manfaat yang diperoleh dari kerja praktik ini adalah :
1. Bagi Mahasiswa :
a) Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilan dan
melakukan pekerjaan atau kegiatan lapangan.
b) Dapat mengetahui dan memahami berbagai aspek kegiatan
dalam perusahaan.
c) Dapat membandingkan teori-teori yang diperoleh di bangku
kuliah dengan praktik lapangan.
2. Bagi Fakultas:
a) Memperat kerjasama perusahaan dengan Politeknik Negeri
Medan (POLMED), khususnya dengan mahasiswa Jurusan
Teknik Mesin.
b) Memperluas pengenalan akan Jurusan Teknik Mesin,
Politeknik Negeri Medan (POLMED).
3. Bagi Perusahaan:
a) Sebagai bahan masukan atau usulan bagi perusahaan untuk
3
memperbaharui sistem metode kerja yang lebih baik.
b) Sebagai sarana penyaluran program perusahaan dalam
rangka turut mencerdaskan anak bangsa.
c) Dapat melihat keadaan perusahaan dari sudut pandang
pendidikan, khususnya mahasiswa.
D. Ruang Lingkup Kerja Praktik
Ruang lingkup kerja praktik yang dilaksanakan adalah :
1. Setiap mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan, haras melakukan
kerja praktik pada perusahaan, badan/instansi pemerintah atau swasta.
2. Kerja praktik di Bengkel Pusat PTPN II, yang meliputi bidang-bidang
yang berkaitan dengan disiplin ilmu Teknik Mesin antara lain:
a) Organisasi dan manajemen perasahaan.
b) Proses produksi.
c) Teknik Produksi dan perawatan
3. Kerja praktik ini haras bersifat:
a) Latihan kerja yang berdisplin dan bertanggung jawab sesuai
dengan para pekerjadalam lingkungan perasahaan.
b) Mengajukan usulan perbaikan seperlunya dari
sistem/instansi kerja proses yangdimuat dalam laporan.
4
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Sejarah Perkembangan Perusahaan
Bengkel pusat merupakan hasil peleburan dari dinas traktor ( Sei
Sikambing ) dan dinas teknik ( Glugur ) PTPN II ( Ex. PTP IX ) yang
menempati area seluas 4 Ha di Desa Mulyorejo, Kec. Sunggal, Kabupaten Deli
Serdang, pada tahun 1984 dan berdampingan dengan kebun/ pabrik gula Sei
Semayang
Bengkel Pusat merupakan salah satu unit kerja / jasa di PT.
Perkebunan Nusantara II di bidang mekanisasi pertanian, perbaikan dan
pembuatan alat- alat pabik dan sebagainya.
B. Visi, Misi, dan Strategi
1. Visi
Menjadikan bengkel pusat sebagai unit kerja yang mampu
meningkatkan kontribusi kesejahteraan stake holders secara
berkesinambungan.
2. Misi
Menyelenggarakan usaha agribisnis bidang mekanisasi pertanian
dalam arti luas, melalui pemanfaatan sumber daya secara optimal dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan.
5
3. Strategi
a) Meningkatkan efektivitas usaha melalui peningkatan produktivitas
dan efisiensi untuk menciptakan biaya rendah / bersaing dengan mutu
standard.
b) Mengembangkan usaha dengan prioritas memanfaatkan captive
market yang ada di lingkungan PTPN II
C. Ruang Lingkup Pelayanan Captive Market PTPN II
1. Sub Unit Bengkel Traktor Roda Rantai / TRR
Mempersiapkan alat ( traktor roda rantai, excavator, Grader, Loader )
2. Sub Unit Bengkel Traktor Roda Ban / TRB
Mempersiapkan alat ( Traktor Roda Ban, Kendaraan )
3. Sub Unit Bengkel Alat Pertanian / AP
Mempersiapkan alat pertanian / implement baik untuk TRR maupun TRB
4. Sub Unit Bengkel Umum
Dengan lingkup pekerjaan : bengkel Konstruksi ( Las, Bubut, dan Sipil ) dan
sarana irigasi ( pompa air, springkler irrigation ) selain sebagai pendukung
dari sub unit bengkel diatas, juga berfungsi melayani kebun / unit-unit kerja
lain dibidang konstruksi pekerjaan lain.
5. Sub Unit Mekanisasi
Mengoperasikan alat dan mesin pertanian yang disiapkan sub unit diatas
untuk melayani kebutuhan unit kebun dan pabrik yang meliputi : Land
clearing, Land Forming, Land Preparation, Cultivasi, Transportasi,
Harvesting, Handling, dan sebagainya.
6
D. Aspek produksi / Jasa
Gambaran pekerjaan yang dilaksanakan bengkel pusat untuk melayani
captive market dilingkungan PTPN II setiap tahunnya adalah sebagai
berikut:
No Deskripsi Satuan Volume Pekerjaan Keterangan
1 Land Clearing Ha 200
2 Land Forming Di semua kebun Jalan & Sal. Drainase
3 Land Preparation
Tebu
Tembakau
- BW
- Tanam
Ha
Ha
Ha
3000
500
500
4 Cultivasi Ha 10.000
5 Transportasi Di semua kebun
6 Handling &
Harvesting Di semua kebun Muat Tebu Giling
7 Penyiraman
Tanaman
Tembakau
Bibit kelapa
sawit
Ha
Ha
400
300
8 Pembuatan/ Reparasi
alat pabrik
Di semua PG /
PKS
7
9 Pembuatan/ Reparasi
Alat Fermentasi
Di semua Gudang
FS
E. Man Power Bengkel Pusat
( Kekuatan Tenaga Kerja BKPS Bulan April 2013 )
Bagian Rekapitulasi Tersedia
A. Bagian Administrasi 29 Orang
B. Bagian Bengkel Mekanisasi 221 Orang
C. Dinas Bengkel Konstruksi 59 Orang
Total 309 Orang
F. Kontribusi Bengkel Pusat (PTPN II) Terhadap Pendapatan Daerah
1. PKB ( Pajak Kendaraan Bermotor) dan speksi kendaraan
2. Retribusi jalan
3. Retribusi ABT ( Air Bawah Tanah)
4. Izin Pemakaian Alat ( Sertifikat ):
- Mesin Diesel ( Genset )
- Bejana Tekan ( Kompresor )
- Anti Petir
- Instalasi Listrik
8
G. Coorporate Social Responsibility ( CSR )
Bengkel pusat juga melakukan kegiatan yang bersifat sosial terhadap
masyarakat lingkungan antara lain :
1. Membantu program pemerintah desa dalam hal kebersihan lingkugan dengan
membersikan saluran air, meratakan jalan dengan alat mekanis, berkorinasi
dengan kebun Sei Semayang dan PGSS.
2. Membantu terhadap masyarakat kurang mampu dalam kegiatan bedah rumah
di desa Purwodai di Kecamatan Sunggal.
3. Membantu kegiatan masyarakat dalam pembangunan rumah ibadah yang ada
di desa Purwodadi Kecamatan Sunggal dengan menyediakan Alat Mekanis
dan bantuan berupa tenaga dan biaya
4. Memberikan bantuan kepada pemerintah Desa dan kecamatan maupun
organisasi pemuda dalam acara peringatan HUT RI, perayaan hari besar
keagamaan dan acara-acara lainnya.
9
H. Struktur Organisasi Bengkel Pusat PTPN II
10
BAB III
PROSES PENGERJAAN
A. Pengerjaaan Bubut
1. Dasar Teori
Mesin bubut adalah sebuah mesin yang mencangkup segala mesin
perkakas yang memproduksi bentuk silindris dan digunakan untuk
menghasilkan benda-benda putar, membuat ulir, pengeboran, dan meratakan
permukaan benda putar. Prinsip mekanisme gerakan pada mesin ini adalah
merubah energi listrik menjadi gerakan putar pada motor listrik kemudian
ditransmisikan ke mekanisme gerak mesin bubut. Dalam hal ini prinsip
mesin bubut ada 2 macam, yaitu :
a) Main Drive
Gerakan utama pada mesin bubut berupa putaran motor listrik
yang ditransmisikan melalui belt menuju gear box. Didalam gear
box terdapat roda gigi yang berfungsi untuk mengatur transmisi
putaran spindle, sehingga menghasilkan putaran pada chuck.
b) Feed Drive
Yaitu gerakan pemakanan pahat pada benda kerja.
11
2. Bagian-bagian dan fungsi mesin bubut
a) Gear Box dan Quick Change Gear Box
Adalah bagian dari sistem transmisi pada mesin bubut, berupa
susunan roda gigi yang berfungsi untuk memindahkan daya dan
putaran dari motor penggerak dan mengatur kecepatannya sebelum
diteruskan ke spindle. Quick Change Gear Box atau sering juga
disebut dengan feed box berfungsi untuk mentransmisikan daya dan
putaran dari gear box sebelum diteruskan ke mekanisme
pamakanan/apron. Gear Box dan Quick Change Gear Box terletak
pada Head Stock.
b) Apron
Apron merupakan tempat susunan roda gigi yang
menggerakkan Carriage.
c) Carriage
Merupakan meja penggerak pahat dan terletak diatas apron.
d) Chuck
Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk
memegang benda kerja agar tidak bergoyang saat pembubutan.
e) Tailstock
Tailstock terletak berhadapan dengan spindle. Berfungsi untuk
menahan ujung benda kerja saat pembubutan dan juga dapat
digunakan untuk memegang tool pada saat pengerjaan drilling,
12
reaming, dan tapping.
f) Tool Post
Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk
memegang pahat.
g) Compound rest
Digunakan untuk menopang tool post pada bermacam-macam
posisi.
Gb. Komponen mesin bubut
13
3. Kontrol utama mesin bubut
Kontrol utama mesin bubut berupa :
a) Spindle Change Switch
b) Spindle Change Lever A
c) Spindle Change Lever B
No 1,2,3 digunakan untuk merubah kecepatan putar (mrngatur
kecepatan pada speed Gear Box). Pengaturan kecepatan dilakukan
dengan merubah posisi handle-handlenya.
d) Left and Right Thread Change Lever
Digunakan pada proses pembuatan ulir, yaitu untuk mengatur
pembuatan ulir kanan atau kiri.
e) Pitch and Feed Selector Lever
f) Pitch and Feed Selector Lever
g) Main Switch
Saklar utama untuk menghidupkan atau mematikan mesin
bubut.
h) Coolant Pump Switch
Untuk menghidupkan pompa cooling oil.
i) Spindle Forward-Stop-Reserve Lever
Berfungsi untuk merubah putaran dari feed rod.
14
j) Compound Rest Feed Lever
Untuk menggerakkan compound rest tanpa menggerakkan
carriage.
k) Carriage Longitudinal Feed Handwheel
Engkol yang berfungsi untuk menggerakkan carriage secara
manual dalam arah longitudinal.
l) Split Nut Lever
Menggerakkan split nut yang nantinya akan memutar lead
screw.
m) Saddle Lock Screw
Mengunci saddle agar tidak bergerak dan dalam keadaan stabil.
n) Longitudinal and Crosws Power Feed Lever
Menjalankan pembubutan otomatis dan dapat menggerakkan
carriage dalam arah longitudinal maupun melintang.
o) Tailstock Set Over Screw
Untuk menyetel kedudukan tailstock yang biasanya dilakukan
pada pembubutan tirus.
p) Tailstock Quick Transverse Handwheel
Menggerakkan ujung dari tailstock biasanya dilakukan pada
pembubutan tirus.
q) Tailstock Eccentric Locking Lever
r) Tailstock Quil Clamping Lever
s) Tailstock Locking Nut
No. 17,18,19 pada prinsipnya digunakan untuk mengunci
kedudukan tailstock.
t) Cross Slide Handwheel
15
Digunakan untuk menggerakkan carriage dalam arah melintang
secara manual.
4. Prosedur Keselamatan Kerja
Untuk menghindari kecelakaan kerja prosedur keselamatan kerja perlu
dilaksanakan antara lain sebagai berikut ;
a) Gunakan sepatu dan pakaian kerja saat pelaksanaan praktikum.
b) Gunakan kacamata kerja bila ada.
c) Ikatlah rambut anda bila memiliki rambut yang panjang.
d) Fokus dan lakukan pekerjaan sesuai prosedur.
e) Jangan bercanda saat praktikum.
5. Alat alat yang dibutuhkan dalam membubut
Alat dan bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a) Mesin bubut
b) Pahat bubut
c) Kunci pas
d) Jangka sorong
e) Palu
f) Kunci Chuck
g) Dial Indikator
16
6. Langkah kerja
Berikut langkah kerja dalam proses membubut :
a) Persiapan sebelum membubut :
1) Periksa dan persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.
2) Pasang pahat yang akan digunakan pada tool post, posisikan tepat
pada center.
3) Ukur dimensi benda kerja sebelum dibubut.
4) Pasang benda kerja pada chuck dengan bantuan kunci chuck dan
disenterkan.
5) Pilih kecepatan putar spindle yang sesuai dengan benda kerja.
6) Nyalakan mesin bubut.
7) Tentukan titik nol dengan menyinggungkan pahat pada benda kerja
hingga benda kerja tergores sedikit.
8) Kerjakan apa yang harus dibubut terlebih dahulu (pilih bagian yang
paling mudah dahulu).
9) Lakukan proses membubut sesuai gambar benda kerja yang
direncanakan.
b) Selama proses pembubutan :
1) Ratakan ujung benda kerja.
2) Matikan mesin saat hendak mengganti kecepan atau mengganti
posisi pahat.
3) Untuk awal pembubutan lakukan secara manual untuk menghemat
waktu dan saat telah mendekati dimensi yang diinginkan lakukan
pembubutan secara otomatis untuk hasil yang benda kerja halus.
17
c) Setelah proses pembubutan :
1) Matikan mesin bubut.
2) Lepaskan benda kerja dari chuck.
3) Bersihkan mesin dari sayatan-sayatan besi bekas proses bubutan.
4) Berikan penomoran pada hasil benda kerja dan kumpulkan ke dosen
pembimbing..
5) Bereskan alat-alat yang telah digunakan pada proses membubut.
7. Jenis-jenis Pahat Bubut dan Cara Mambuat Pahat Bubut
Adapun jenis-jenis pahat bubut :
a) Pahat potong
b) Pahat alur
c) Pahat serong
d) Pahat serong 45o
e) Pahat pisau kanan
f) Pahat lurus bulat
g) Pahat ulir luar
h) Pahat rata muka
i) Pahat rata bulat
8. Elemen Dasar Mesin Bubut
Elemen dasar dari mesin bubut dapat diketahui atau dihitung
menggunakan rumus yang diturunkan dengan kondisi pemotongan ditentukan
sebagai berikut:
Benda kerja:
do = Diameter mula-mula ; mm
dm = Diameter akhir ; mm
18
Lt = Panjang pemesinan ; mm
Lt = L. pengawalan + benda kerja + L. pengakhiran
Pahat Kr = Sudut potong utama ; o
Y = Sudut geram ; o
f = Gerak makan ; mm / r
n = Putaran poros utama (benda kerja) ; r / min
C = Konstanta kecapatan memotong unsur suatu umur pahat suatu
pahat.
Elemen dasar dapat dihitung dengan rumus-rumus berikut :
1. Kedalaman potong (a) mm
a = dodm/2 ; mm
2. Kecepatan potong (v) m / min :
v = .d.n/1000 ; mm/min
Dimana, d = (do+dm)/2 ; mm
3. Kecepatan makan :
vf = f.n ; mm/min
4. Waktu pemotongan :
tc = lt/vf ; min
5. Kecepatan penghasilan geram :
Z = A. V
Dimana, penampang geram sebelum terpotong :
A = f.a ; mm2
19
Maka Z = f.a.v ; cm3/min
6. Putaran poros utama :
n = V. 1000/.D m/min
Tabel 3.1. Feeding mesin bubut
K1E 0,017 I2E 0,069 K2C 0,171 G1A 0,439
H1E 0,021 G2E 0,069 I1B 0,192 I2B 0,480
I1E 0,024 H1C 0,082 H2C 0,206 G2B 0,548
G1E 0,027 K2D 0,086 G1B 0,219 K2A 0,685
K1D 0,034 I1C 0,096 I2C 0,240 H2A 0,822
H1D 0,041 H2D 0,103 K1A 0,270 I2A 0,959
K2E 0,043 G1C 0,110 H1A 0,329 G2A 1,096
I1D 0,048 I2D 0,120 K2B 0,343
H2E 0,051 G2D 0,137 I1A 0,384
G1D 0,055 H2B 0,164 H2B 0,411
Tabel 3.2. Kecepatan putaran spindle mesin
970 1420 443 635
204 298 93 134
0,05 0,10 0,18 0,24
20
Tabel 3.3. Kecepatan potong untuk proses pemesinan dengan gerakan pemakanan
Bahan Pahat Mesin bubut
Gurdi Freis Ketam
Kasar Halus
Besi
tuang
HSS V 15-30 30-50 15-25 20-40 20-Oct
f 0,3-0,5 0,15-0,3 0,1-0,6 25-250 0,3-6
Karbida V 40-80 80-120 0,1-0,6 - -
f 0,3-3 0,15-0,3 - - -
Baj
a tu
ang
HSS V 30-Oct 30-50 20-30 15-30 15-Oct
f 0,3-5 0,15-0,3 0,05-0,1 25-250 0,3-6
Karbida V 30-80 80-120 0,1-0,6 - -
f 0,3-3 0,15-0,3 - - -
ST 37
HSS V 25-60 60-100 25-35 20-50 15-30
f 0,3-5 0,15-0,3 0,1-0,5 30-300 0,3-6
Karbida V 70-90 110-180 - - -
f 0,3-3 0,13-0,3 - - -
ST 50
HSS V 20-40 40-70 25-35 15-30 20-Oct
f 0,3-5 0,15-0,3 0,1-0,5 30-300 0,3-6
Karbida V 30-80 100-160 - - -
f 0,3-3 0,15-0,3 - - -
ST 70
HSS V 30-Oct 30-50 20-35 20-Oct 15-Oct
f 0,5-5 0,15-0,3 0,1-0,4 30-300 0,3-6
Karbida V 30-50 80-120 - - -
f 0,3-3 0,15-0,3 - - -
Per
unggu
HSS V 30-90 120-160 50-70 20-60 15-16
f 0,3-5 0,15-0,3 0,15-0,6 30-300 0,2-5
Karbida V 70-220 220-240 - - -
f 0,3-3 0,15-0,3 - - -
21
9. Pekerjaan-Pekerjaan Membubut
Jenis-jenis pekerjaan membubut yaitu sebagai berikut:
a) Membubut Lurus
Pada proses memanjang gerak jalan pahat sejajar dengan poros
benda kerja sedang untuk pembubutan yang datar pahat ini pada
benda kerja. Dalam pembubutan yang otomatis pahat dapat
digeserkan maju dan mundur kearah melintang . Cara pembubutan
lurus ini adalah cara kerja yang paling sederhana didalam pekerjaan
membubut .
b) Membubut Tirus
Untuk membubut tirus dapat dikerjakan dengan tiga cara taitu:
a. Dengan menggeser posisi kepala lepas kearah melintang
b. Dengan menggeser sekian derajat eretan atas (penjepit pahat)
c. Dengan memasang perkakas pembentuk.
c) Membubut Eksenteris
Bila garis hati dari dua atau lebih silinder dari sebuah benda
kerja sejajar maka benda kerja ini disebut eksentris, jarak antara
garis-garis hati itu disebut eksentrisitas.
d) Membubut Alur
Membuat alur digunakan pahat bubut pengalur.
e) Memotong Benda Kerja
Memotong benda kerja berbentuk batang pada mesin bubut
digunakan pahat alur dan pahat penyayat yang sangat ramping,
sebuah benda kerja yang dijepit diantar senter-senter tidak boleh
putus Karena dapat melentur dan menghimpit pahat
22
f) Membuat Lubang
Pengerjaan membuat lubang pada mesin bubut dengan cara
benda kerja yang berputar dan driil senter yang berputar.
g) Membubut dalam
Untuk membesarkan lubang yang sudah ada kita dapat
gunakan pahat dalam, caranya tidak jauh beda dengan membubut
lurus. Pahatnya juga mempunyai bentuk tersendiri
h) Membubut Profil
Pada umumnya membuat dengan menggunakan pahat profil
tidak terdapat kesukaran, untuk membubut pembulatan pahatnya
diasah menurut bentuk profilnya, pahat profil terutama cocok
membuat profil pada produk-produk yang pendek, pada umumnya
pahat bubut itu tidak begitu tebal sehingga umur pemekaiannya
pendek.
10. Pendinginan (coolant)
Sistem pendingin (Air Coolant) pada mesin bubut adalah
system yang digunakan untuk mendinginkan benda kerja pada saat
melakukan penyayatan benda kerja agar benda kerja tidak terjadi
keausan.Pada setiap pekerjaan pemesinan akan menggunakan bahan
pendingin (coolant) yang digunakan pada saat pengerjaan benda
kerja. Adapun fungsi dari cairan pendingin ini adalah sebagai berikut
:
1. Mengurangi gesekan antara pahat (tool) dan benda kerja.
2. Menaikkan umur pahat.
3. Mengurangi suhu pahat dan benda kerja.
23
4. Memperbaiki penyelesaian permukaan benda kerja.
5. Membersihkan pahat dan benda kerja dari serpihan.
6. Mengurangi kemungkinan korosi pada pahat, benda kerja dan
mesin bubut.
11. Toleransi
Toleransi adalah ukuran atau takaran yang diizinkan pada suatu
pembuatan benda kerja , benda kerja yang dibuat tidak harus pas
dengan yang ditentukan tetapi boleh dari ukuran yang ditentukan ,
toleransi terbagi dua yaitu tanda ( + ) dan toleransi bawah dengan
tanda ( - ).
Toleransi adalah nilai penyimpangan ( perbedaan
penyimpangan ) yang diizinkan dan sesuai fungsional , dalam
pengerjaan suatu benda kerja dan toleransi yang diizinkan dalam
pembuatan benda kerja yaitu 0,1 mm. Pada umumnya toleransi
terbagi tiga (3) yaitu :
1. Toleransi linier
2. Toleransi sudut
3. Toleransi geometri
Pada pekerjaan dengan menggunakan mesin TNC milling
digunakan toleransi geometri dan toleransi sudut.
Sekelompok toleransi yang dianggap mempunyai ketelitian
yang setaraf untuk semua ukuran dasar, telah ditentukan 18 kwalitas
yang disebut toleransi standar yaitu:
IT 01. IT 0, IT sampai dengan IT 16
IT 01 sampai dengan IT 4 diperuntukkan pekerjaan yang
sangat teliti seperti alat ukur, instrument-instrument optic.Tingkat IT
5 sampai dengan IT 11 dipakai dalam bidang pemesinan umum untuk
bagian-bagian mampu tukar , yang dapat digolongan pula dalam
24
pekerjaan yang sangat teliti dan pekerjaan yang biasa. Tingkat IT 12
sampai dengan IT 16 dipakai untuk pekerjaan kasar.
Tabel 3.4. Nilai toleransi Standart untuk kwalitas IT 5 sampai dengan IT 16.
IT
5
IT
6
IT
7
IT
8
IT
9
IT
10
IT
11
IT
12
IT
13
IT
14
1T
15
Nilai 7i 10i 16i 25i 40i 64i 100i 160i 250i 400i 640
i
Tabel 3.5. Nilai Toleransi Standar untuk kualitas IT 0,1 sampai dengan IT 1
IT 0,1 IT 0 IT 1
Nilai dalam
micron
Untuk D dalam
mm
0,3 + 0,008 D 0,5 + 0,012 D 0,8 + 0.020 D
Tabel 2.6 Lambang untuk sifat yang diberi toleransi
Elemen dan toleransi Sifat yang diberi
toleransi
Elemen tunggal
Toleransi
bentuk
Kelurusan
Kedataran
Kebulatan
Kesilindrisan
Elemen tunggal
atau yang
berhubungan
Profil garis
Profil permukaan
25
Elemen yang
berhubungan
Toleransi
orientasi
Kesejajaran
Ketegak lurusan
Ketirusan
Toleransi
lokasi
Posisi
Konsentrisitas dan
koaksialitas
Kesimetrisan
Toleransi putar Putar tunggal
Putar total
Analisa
Pada saat penulis melaksanakan praktikum mesin bubut banyak
terdapat kesulitan dan kesalahan yang penulis alami diantaranya :
1. Benda kerja yang dibubut sering tidak rata.
2. Pada saat benda kerja berputar pada pencekam benda kerja mengalami
putaran yang tidak senter
3. Pada saat pembuatan tirus hasil permukaan benda kerja yang dihasilkan kasar
dan tidak rata
4. Ujung benda kerja dengan ujung benda kerja yang lain sering mengalami
perbedaan diameter pada saat melakukan pembubutan dengan menggunakan
eretan atas
Untuk mengatasi permasalahan di atas dapat diatasi dengan cara :
1. Pada ujung pahat ternyata masih runcing, dan penulis membuat radius pada
ujung pahat tersebut
2. Ketiga pengunci cekam harus dikunci kuat dengan menggunakan kunci chuck.
3. Untuk pembuatan tirus mata pahat yang digunakan harus berbentuk radius
26
sesuai dengan ukuran radius mata pahat.dan sudut eretan atas adalah 6 derajat.
4. Untuk menjalankan eretan atas, sudutnya haruslah dalam keadaan nol derajat.
3.2. Pengerjaan Las
3.2.1. Teori Pendukung
Las (Welding) adalah suatu cara untuk menyambung benda padat
dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan.
Untuk berhasilnya penyambungan diperlukan beberapa persyaratan
yang harus di penuhi, yakni :
Bahwa benda padat tersebut dapat cair atau lebur oleh panas
Bahwa antar benda-benda padat yang disambungkan tersebut terdapat
kesesuaian sifat lasnya sehingga tidak melemahkan atau tujuan
penyambungannya dan mengagalkan sambungannya tersebut
Bahwa cara-cara penyambungan sesuai dengan sifat benda padat.
Hingga saat ini terdapat sekitar 35 jenis pengelasan di dunia. Dari
jumlah tersebut yang paling populer antara lain :
Pengelasan dengan mempergunankan busurnya listrik (SMAW),
Las karbit (OAW),
Las TIG (Tungsten Inert Gas Welding),
Las MIG (Matal Gas Welding),
Las tahanan listrik (ERW),
Las Busur Terbenam (SAW).
Dari jenis tersebut yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah las
SMAW (Shielded Metal Arc Welding).
27
3.2.2. Pengertian Las Busur Manual (SMAW)
SMAW merupakan suatu teknik pengelasan dengan menggunakan
arus listrik berbentuk busur arus dan elektroda berselaput. Tipe-tipe lain dari
pengelasan dengan busur arus listrik adalah submerged arc welding SAW, gas
metal arc welding GMAW-MIG, gas tungsten arc welding Gdan plasma arc.
Didalam pengelasan SMAW ini terjadi gas penyelimut ketika elektroda
terselaput itu mencair, sehingga dalam proses ini tidak diperlukan
tekanan/pressure gas inert untuk mengusir oksigen atau udara yang dapat
menyebabkan korosi atau gelembung-gelembung di dalam hasil las-lasan.
Proses pengelasan terjadi karena arus listrik yang mengalir diantara
elektroda dan bahan las membentuk panas sehingga dapat mencapai 3000 oC,
sehingga membuat elektroda dan bahan yang akan dilas mencair. Berdasarkan
jenis arus-nya, pengelasan ini dibagiatas arus AC dan DC, dimana arus DC
dibedakan atas Straight polarity- polaritas langsung danReverse polarity -
polaritas terbalik. Sedang mesin lasnya terbagi atas dua jenis yaitu constant
current - arus tetap dan constant voltage - tegangan tetap, dimanapada setiap
pengelasan busur arus listrik jika terjadi busur yang membesar akan
menurunkan arus dan menaikkan teganganserta pada busur yang memendek
akan meningkatkan arus dan menurunkan tegangan.Untuk mendapatkan
pengelasan yang baik harus :
1. menggunakan elektroda yang tepat
2. jenis arus yang tepat
3. jenis polaritas yang tepat untuk arus DC
4. hindari gerakan pengelasan kiri kanan selama mengelas
5. bentuk busur arus yang pendek, lakukan pengelasan secara mantap dan
teratur
6. laju pengelasan yang sesuai dengan kecepatan elektroda yang mencair.
28
Masalah-masalah yang sering timbul pada pengelasan busur arus
adalah :
1. E l ek t r od e m em b ek u / p en ge l as an t e r hen t i
2. B e n t u k k a m p u h l a s y a n g j e l e k
3. B u s ur a ru s l a s yan g j e l ek k a ren a m engem b an g
4. Sedang selaput elektrode / fluks umumnya terbuat dari serat
kayu/sellulosa
5. T i t a n i u m o k s i d a
6. T i t a n i u m + s e n y a w a b a s a
7. M n + F e + S i
8. B e s i o k s i d a
9. CaCO3, yang akan membentuk jenis-jenis elektrode berupa tipe
: E, R, ER, EC, EW, B,RB, RG dan F.Pemilihan elektrode ini
berdasarkan :
Sifat dari bahan yang akan dilas
Posisi pengelasan
Tipe sambung
Jumlah pengelasan
3.2.3. Jenis Jenis Cacat Las Dan Penyebabnya
Jenis jenis kesalahan pengelasan yang tidak dapat dilihat dengan
mata, hanya dapat dideteksi dengan menggunakan radiography dan
utrasonik. Adapun jenis jenis kesalahan tersebut adalah sebagai berikut :
3.2.3.1. Undercut
Adapun penyebat cacat undercut adalah :
1. Terlalu tinggi arus pada jalur las terakhir (capping) sehingga melebihi
jumlah maksimum yang diizinkan, akibatnya suhu terlalu tinggi dan
29
melumerkan bahan dasra di sekitar pinggir kampuh membentuk parit.
2. Suhu metal sudah terlalu tinggi sebelum pengelasan jalur akhir dimulai,
sehingga waktu capping dilaksanakan, bahan dasar sekitar kampuh
melumer.
3. Ayunan elektroda yang tidak penuh, sehingga sebagian sisi kampuh
kurang/tidak terisi bahan las sepenuhnya.
4. Penyetelan yang tinggi rendah sehingga menyulitkan pengisian kampuh,
akibatnya sebagian tepi kampuh kurang/tidak terisi bahan las sepenuhnya
Undercut ini memperlemah kekuatan sambungan sehingga harus diisi
kembali dengan las, dengan cara stringing (las lajur dengan elektroda
tidak diayun)
3.2.3.2. Jalur kerak (slag lines/wagon track).
Cacat ini berupa dua jalur garis warna gelap yang tidak lurus pada
film x-ray yang terletak di daerah las pertama (disepanjang sisi-sisinya). Hal
ini disebabkan oleh tiga hal yakni :
1. Arus pengelasan pertama yang terlalu rendah sehingga bentuk alur las
pertama cembung.
2. Pembersihan kerak yang kurang sempurna karena bentuk jalur yang
cembung tersebut diatas.
3.2.3.3. Retak Akar Memanjang (Longitudinal Root Crack).
1. Retak Akar Memanjang (Longitudinal Root Crack)-1
Cacat ini tampak sebagai garis memanjang jalur las yang tidak
lurus dan kadang-kadang tampak sangat samar-samar/kurang jelas.
Cacat ini disebabkan oleh ketidakmampuan bahan las atau bahan dasar
menahan tegangan dalam bahan dan gaya-gaya yang bekerja terhadap
30
sambungan las. Jenis cacat ini sangat berbahaya karena dapat
berkembang secara cepat dan eatasthropis/fatal, jadi bukan hanya harus
dibuang/digauge menyeluruh dari lapis teratas (capping) hingga akar las
dilokasi retak.
2. Retak Akar Memanjang (Longitudinal Root Crack)-2
Cacat ini berupa garis hitam samar-samar dan tidak lurus yang
terletak di di dalam daerah jalur las akar (stringer bead). Cacat ini sering
di salah tafsirkan sebagai slag line atau undercut akar yang
kecil/dangkal.
3.2.3.4. Retak Melintang Internal (Internal Transverse Crack)
Cacat ini berupa garis-garis yang tidak lurus ( yang tampak sebagai
akar rambut ) yang melintang jalur las. Cacat ini adalah cacat yang paling
berbahaya diantara jenis cacat las yang berbahaya lainnya. Karena retak ini
menunjukan adanya tegangan-tegangan yang sangat besar yang bekerja pada
sambungan las yang tidak tidak tertahankan oleh sambungan las tersebut.
3.2.3.5. Kurang Penetrasi ( Incomplete Penetration )
Cacat ini tampak sebagai garis lurus yang kadang-kadang lebar dan
kadang-kadang agak sempit ( selebar celah antara bevel/sisi kampuh yang
disiapkan oleh pemasang penyetel/fitter ) untuk pengelasan pertama.
3.2.3.6. Fusi Tidak Baik (Lack of Side Wall Fusion/Incomplete Fusion)
Gejala cacat ini tampaknya pada film x-ray mirip dengan cacat lipatan dingin
antarlintas las, yakni berupa satu atau dua deret bintik-bintik warna gelap
yang terletak pada garis yang relatif lurus. Cacat ini disebabkan oleh tidak
berfungsinya bahan las dengan dingin kampuh sehingga sambungan las
31
praktis tidak berkekuatan (berfungsi) menyambung lagi dengan sempurna.
Ketidaksempurnaan fusi antara bahan penyambung (bahan las) dengan
bahan dasar disebabkan oleh beberapa hal yakni :
1. Kampuh kotor oleh minyak, cat dan bahan-bahan lain yang
mementahkan fusi.
2. Arus salah satu pass terlalu rendah sehingga tidak cukup untuk
mencairkan dinding kampuh dengan sempurna.
3.2.3.7. Keropos (Internal Porosity)
Cacat ini berupa butir-butir berwarna gelap dengan betuk-bentuk yang
terdapat sepanjang jalur las.
Keadaannya dapat terpisah-pisah atau berkelompok. Hal ini
disebabkan oleh terperangkapnya gelembung-gelembung gas sewaktu cairan
las membeku. Gelembung-gelembung gas tersebut berasal dari bintik-bintik
embun/air yang terurai karena suhu las yang sangat tinggi menjadi gas H2
dan O2. Akibatnya sambungan las menjadi keropos karenanya kekuatannya
melemah.
3.2.3.8. Terbakar Tembus (Burnt Through/Blow Hole)
Cacat ini tampak sebagai noda-noda besar ditengah-tengah jalur las
berwarna gelap satu-satu pada jarak tertentu. Sebenarnya cacat ini mirip
dengan cacat akar cekung terjadinya hanya sesaat sehingga cacatnya pun
terdapat pada satu dasar las kemudian diisi kembali.
3.2.3.9. Akar Cekung (Root Convacity)
Cacat ini disebabkan oleh terlalu tingginya arus pengelasan akar las
atau terlalu panasnya suhu bahan dasar atau terlalu lambatnya kecepatan
pengelasan akar sehingga bahan las sempat menetes sebelum membeku
32
sehingga mengakibatkan cekungan sepanjang akar las hingga kondisi
pengelasan membaik kembali.
3.2.3.10. Surface Concavacing
Penyebab concavacing adalah kekurangan pengisian pada jalur las terakhir
sehingga permukaan jalur tampak cekung. Jenis kesalahan ini agak
memperlemah sambungan jalur sehingga perlu diperbaiki dengan mengisi
jalur yang cekung tersebut dengan las.
3.2.3.11. Deposisi Akar Yang Salah (Faulty Root Deposition/Fault of Junction)
Cacat ini pada film x-ray tampak sebagai noda-noda hitam pada jalur
pengelasan awal yang melintang imagi las akar. Hal ini disebabkan oleh
pencairan elektroda yang tidak tetap sewaktu pengelasan pertama yang
mungkin disebabkan oleh tidak lancarnaya aliran listrik pengelasan.
3.2.3.12. Akar Tinggi Rendah (Root High Low)
Jenis cacat ini tampaknya pada film x-ray hampir mirip dengan
undercut akar yakni berupa perbedaan imagi yang kotras/nyata antara dua
bagian memanjang jalur las namuntidak merupakan garis lurus sebagai
halnya undercut akar. Akibatnya akan terjadi turbulensi di akar las tersebut
yang mengawali terjadinya erosi pada lason.
33
3.2.3.13. Akar Las Keropos (Root Pass Aligned Porosity)
Cacat ini dalam film x-ray tampak sebagai sederetan bintik-bintik
besar kecil berwarna gelap di tengah-tengah jalur las sepanjang daerah akar
las. Cacat ini disebabkan oleh keadaan basah/lembab sewaktu pengisian
pertama dan gas pelindung ( argon atau CO2 yang basah dengan uap air )
3.2.3.14. Penetrasi Berlebih (Excessive Penetration)
Cacat ini tampak sebagai bagian yang memulih secara nyata di tengah-
tengah dan di sepanjang jalur las. Hal ini disebabkan berlebihnya bahan las
yang diisikan kedalam akar kampuh sewaktu pengisian pertam a (stringer
bead). Maka cacat ini dapat merusak bola karet tersebut dan akibatnya
produk-produk tadi dapat tercampur satu sama lain sehingga terjadi
kontaminasi spesifikasi produk.
3.2.3.15. Lipatan Dingin Antar-Lintas Jalur (Interpass Cold Lap)
Cacat ini pada flm x-ray sepintas tampak sebagai gejala keropos atau
porositas yang tersebar berupa bintik-bintik berwarna gelap agak samar-
samar yang berderet pada suatu deret yang relative lurus.
3.2.3.16. Inklusi Logam Berat (Heavy Metal Inclusion)
Jenis cacat ini pada film x-ray tampak sebagai bintik-bintik putih yang
sangat jelas batas-batasnya dibanding warna imagi jalur las sendiri. Cacat
ini disebabkan termasuknya logam-logam berat kedalam bahan las. Cacat
ini dapat dianggap sebagai halnya inklusi kerak las (slag) biasa.
34
3.2.4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pengelasan
3.2.4.1. Keselamatan dalam Pengelasan
3.2.4.1.1. Persiapan Ligkungan Kerja
Meninjau apakah lokasi pengelasan layak untuk ditempati oleh tukang las
selama melaksanakan pekerjaan, Misalnya apakah lokasi pengelasan panas
sekali,bising sekali,letaknya cukup atau sangat tinggi,basah/lembab/becek atau di atas
permukaan air yang bergelora,mengandung gas gas yang mudah terbakar /meledak
ataupun beracun,di tengah tengah kerumunan/keramaian massa,didalam ruangan
yang sempit/pengap,di daerah yang berdebu dan sebagainya.
3.2.4.1.2. Peralatan yang akan di las
Peralatan yang akan dilas harus dipersiapkan sedimikian rupa supaya layak di
las, artinya: peralatan telah dibebaskan dari tugas oprasinya, telah dikosongkan dan
dibilas, diperiksa lebih dahulu kandungan gasnya yang berbahaya dengan hasil
pemeriksaan yang memuaskan, menyediakan sasaran ventilasi seperti bukaan
(opening) paling tidak 2 buah dan diperlengkapi dengan blower plan suply udara
segar serta lampu 24 volt (jika pengelasan dilaksanakan di dalam peralatan).
3.2.4.1.3. Peralatan pengelasan
Mesin las atau transformer harus dalam keadaan baik dan dapat mensuply arus
dan tegangan yang tidak selalu berubah dengan sendirinya, serta tidak mudah
rusak.
Kabel las harus tidak boleh ada cacat yang menyebabkan kebocoran busur nyala
35
yang akibatnya dapat sangat berbahaya bagi keselamatan instalasi dan personal.
Terminal2 kabel serta kutub2 harus dalam keadaan baik dan terpelihara. Ujung2
kabel yang telanjang tidak boleh dihubungkan dengan benda kerja melalui klam,
karna sisa cairan tembaga yang menempel pada permukaan baja dapat
menyebabkan keretakan yang sangat cepat pada baja tersebut. Fenomena alam ini
lazim disebut koper burnt atau (berkas tercairkannya tembaga).
Tangkai las dan klam las harus dalam keadaan baik dan terpelihara. Tangkailas
yang terkelupas akan menjaadi tak terpegangkan lagi karna isolasi panasnya telah
hilang dan suhu las yang sangat tinggi tersebut merambat ke tangkai. Akibatnya
pengelasan terhenti henti/ tertegun tegun dan hasilnya tidak dapat dijamin lagi.
Rambu rambu peringatan dan lembar atau selubung pelindung busur nyala listrik
dipersiapkan sesuai kebutuhan dan keadaan lingkungan
Alat pengatur arus yang fotable ( dapat di jinjing ) harus menunjukan arus yang
sebenarnya.
3.2.4.1.4. Peralatan bantu
Botol botol acytelene, peropan, zat asam harus masih dalam masa
berlakunyapemeriksaan dan uji tekan yang terakhir oleh departemen tenaga
kerja. Harus dalam keadaan baik tanpa cacat yang berarti tidak ada goresan
dalam, taktik, cekungan dalam pada badan botol serta ulirnya masih baik.
Katub pengurang tekanan (reducing vaive) harus masih berfungsi dengan baik.
Selang sealang gas dan zat asam tidak boleh cacat yang mengakibatkan
kebocoran gas acitelene/propan.
Brander brander / obor potong harus dalam keadaan baik dan terawat.
Grinda las harus masih baik. Mata gerinda harus sesuai dengan pemakaian (tepat
guna) serta dipasang pada mesin pemutar denagan putaran yang sesuai dengan
spesifikasi batu grinda.
36
Alat pemadam kebakaran harus selalu tersedia dekat lokasi peneglasan. Alat
tersebut harus masih berfungsi dengan baik dan masa oemeriksaan uji cobanya
masih berlaku.
3.2.4.1.5. Peralatan keselamatan perorangan
Baju lengan panjang dan celana panjang yang terbuat dari katun. Jenis bahan lain
tidak tepatuntuk dipakai sebagai pakaian kerja panas.karena percikan las dapat
membakar kain tersebut secara cepat.Pada waktu pengelasan,leher baju
dikancingkan dan bagian bawahnya dimasukan kedalam celana untuk
menghindari percikan las masuk ke balik baju
Topi pet katun yang dapat diputar kebelakang untuk pemasangan topeng las
Topeng las(pelindung mata dan muka) yang baik dan tepat guna
Sarung tangan
Selongsong kaki yang terbuat dari kulit
Sepatu keselamatan
Pelindung dada dari kulit(apron)
3.2.4.1.6. Peralatan las perorangan
Peralatan biasa seperti: Martil pembersih,yang terbuat dari stenless steel,dan
yang terbuat dari paduan tembaga. Pemakaiannya tidak boleh tertukar karena
akan berakibat pengkaratan pada sambungan las.
Peralatan khusus seperti: tang pengukur arus tegangan listrik, dan kapur
pengukur suhu permukaan bahan (tempil stick).
37
3.2.4.1.7. Pelaksanaan
Selama pelaksanaan pengelasan seluruh alat dan perlengkapan keselamatan
kerja harus dipakai dan dimanfaatkan. Hal ini dimaksudkan bukan hanya untuk
keselamatan pribadi pelaksanaan itu sendiri,namun juga untuk para pembantu serta
orang orang yang berada di sekitar lokasi pengelasan.
Pelaksanaan pengelasan harus benar- benar sesuai dengan prosedur
pengelasan (WPS/Welding Procedure Specification)yang telah disetujui.Mengingat
persiapan persiapan pengamanan tertentu perlu dilaksanakan sebelum pengelasan
dapat dimulai guna mencegah terjadinya bahaya peledakan atau kebakaran.Persiapan
tersebut meliputi pengujian kandung gas (Gas testeing),purging atau
pembiasan,pengucilan (isolation) peralatan yang akan di las dan lain lain.
Pelaksanaan singgung nyala (arc strike) tidak boleh di sembarang
tempat,harus pada kampuh las bersangkutan guna menghindarkan peristiwa
terjadinya penuaan (quencing) pada permukaan yang tersinggung arc srike dan
menyebabkan retak permukaan yang sangat potensial utuk menyebabkan bahaya pada
kemudian hari.
Jangan mengelas langsung pada pemukaan yang berlapiskan cat,karena
disamping hasilnya buruk akibat cat tersebut juga berbahaya bagi pelaksana akibat
terhirup gas yang berasal dari terbakarnya cat tersebut. Pada waktu pengelasan di
ruangan tertutup,ruang harus dilengkapi oleh ventilasi,fasilitas suplai udara segar
(blower) dan lampu penerangan yang memadai dengan tegangan hanya 24 volt.
3.2.4.2. Kesehatan dalam pengelasan
Hal terpenting yang harus dilindungi dalam pengelasan adalah keselamatan
indra penglihatan/mata, alat pernapasan/paru-paru dan kulit. Akibat radiasi tersebut
retina dan selaput luar mata dapat rusak dan kering. Jika kersakan telah demikian
lanjut, maka mata dapat menderita kebutaan. Oleh sebab itu pelindung mata sewaktu
38
pengelasan adalah mutlak. Pelindungan dilaksanakan dengan mempergunakan kaca
gelap peredam sinar ultra violet.
Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah alat pernapasan. Pengelasan
selain menghasilkan gas pelindung (shielding gas) yang berasal dari lapisan luar
elektroda (coating), juga gas-gas hidrogen, ozon dan lain-lain yang jika terhirup
dalam waktu yang panjang akan merusak kesehatan bahkan dapat meracuni darah.
Oleh sebab itu pelaksana pengelasan harus dilindungi dari pengaruh gas-gas tersebu.
Jika pengelasan dilaksanakan di udara terbuka, maka tidak perlu di beri alat pengusir
gas, mengingat gas secara alami akan membumbung dan terhembus angin. Namun
jika pengelasan dilaksanakan di dalam ruang tertutup palagi sempit/gelap, maka guna
melindungi pernapasan pelaksana, pada ruang tersebut disediakan lubang ventilasi
dan diperlengkapi dengan blower pensuplai udara segar dari luar. Jika hal- hal
tersebut tidak dipersiapkan lebih dahulu, pihak plaksana berhak menolak untuk
melaksanakan pekerjaan las tersebut, mengingat keselamatan jiwanya.
3.2.4. Perlengkapan Pekerjaan Las
3.2.4.1. Helm Las
Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari
sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun
mata,Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra
violet dan ultra merah tersebut.
Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai
jarak 16 meter. Oleh karena itu pada saat mengelas harus mengunakan helm/kedok
las yang dapat menahan sinsar las dengan kaca las. Ukuran kaca Ias yang dipakai
tergantung pada pelaksanaan pengelasan. Umumnya penggunaan kaca las adalah
39
sebagai berikut: No. 6. dipakai untuk Ias titik No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai
30 amper. No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper. No. 10 untuk pengelasan
dari 75 sampai 200 amper. No. 12. untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper. No.
14 untuk pangelasan diatas 400 amper. Untuk melindungi kaca penyaring ini
biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi dengan kaca
3.2.4.2. Sarung Tanagan
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang
pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung
tangan.
3.2.4.3. Apron
Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit atau
dari asbes.
Ada beberapa jenis/bagian apron :
apron lengan
apron dada
apro lengkap :
3.2.4.4. Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak ada
sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.
40
3.2.4.5. Masker Las
Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka
gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.
3.2.4.6. Kamar Las
Kamar Ias dibuat dari bahan tahan.api. Kamar las penting agar orang yang ada
disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las.
Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las dilengkapi dangan sistim ventilasi:
Didalam kamar las ditempatkan meja Ias. Meja las harus bersih dari bahan-bahan
yang mudah terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran oleh
percikan terak las dan bunga api.
3.2.4.7. Jaket las
Jaket pelindung badan+tangan yang tebuat dari kulit/asbes
3.3. MekanisasiAlat Alat Pertanian
3.3.1. Teori Dasar
Mekanisasi pertanian adalah pengenalan dan penggunaan alat mekanis untuk
melaksanakan operasi pertanian. Alat mekanis adalah semua peralatan yang
digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air dan
diartikan sebagai penerapan ilmu-ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisir
dan mengatur semua operasi dalam usaha pertanian. Sedangkan suatu operasi
pertanian dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk merubah karakteristik dan
41
kedudukan suatu objek. Karakteristik operasi pertanian ditentukan oleh: (1) Jenis
kegiatan; (2) Besarnya kegiatan (luas, berat dan jumlah); (3) Waktu mulai dan selesai;
(4) Lamanya (jangka) waktu; (5) Banyaknya tenaga manusia dan input lainnya; (6)
Hasil (jumlah dan mutu); (7) Biaya; (8) Beban kerja; dan (9) Pengaruhnya terhadap
lingkungan. Di Indonesia mekanisasi pertanian diusahakan sebagai salah satu cara
untuk membangun pertanian, baik di bidang perkebunan maupun bagi pertanian
rakyat.
Ciri utama pertanian modern adalah produktivitas, efisiensi, mutu dan kontinuitas
pasokan yang terus menerus harus selalu meningkat dan terpelihara. Produk-produk
pertanian kita baik komoditi tanaman pangan (hortikultura), perikanan, perkebunan
dan peternakan menghadapi pasar dunia yang telah dikemas dengan kualitas tinggi
dan memiliki standar tertentu. Tentu saja produk dengan mutu tinggi tersebut
dihasilkan melalui suatu proses yang menggunakan muatan teknologi standar.
Untuk itu, dibutuhkan teknologi-teknologi yang modern yang dapat menunjang
produktivitas pertanian. Oleh karena itulah pertanian pada masa sekarang sudah mulai
beralih menggunakan teknologi modern dalam mengolah bidang pertanian.
Pengolahan tanah dalam usaha budidaya pertanian bertujuan untuk menciptakan
keadaan tanah olah yang siap tanam baik secara fisis, kemis, maupun biologis,
sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik. Pengolahan tanah
terutama akan memperbaiki secara fisis, perbaikan kemis dan biologis terjadi secara
tidak langsung.
Kegiatan pengolahan tanah dibagi ke dalam dua tahap, yaitu: (1) Pengolahan tanah
pertama (pembajakan), dan (2) Pengolahan tanah kedua (penggaruan). Dalam
pengolahan tanah pertama, tanah dipotong, kemudian dibalik agar sisa tanaman dan
gulma yang ada di permukaan tanah terpotong dan terbenam. Pengolahan tanah
kedua, bertujuan menghancurkan bongkah tanah hasil pengolahan tanah pertama
yang besar menjad lebih kecil dan sisa tanaman dan gulma yang terbenam dipotong
lagi menjadi lebih halus sehingga akan mempercepat proses pembusukan.
42
3.2.2. Macam Macam Alat Pertanian Yang Digunakan
3.2.2.1. Traktor Roda Dua (Hand Tractor)
Traktor roda 2 ialah jenis mesin penarik dan penggerak, berdaya gerak sendiri, serta
berporos tunggal, beroda baja pengolah atau ban karet, terpadu dengan seperangkat
alat pengolah tanah, dimana traktor roda dua berfungsi untuk mengolah lahan dan
lain-lain keperluan pertanian seperti: pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain-lain.
Traktor tangan merupakan salah satu mesin pengolah tanah yang kini mulai banyak
digunakan petani dalam mengolah tanah. Sebagai mesin pengolah tanah traktor
haruslah dilengkapi dengan peralatan pengolah tanahnya, seperti bajak, garu, ataupun
bajak rotari. Untuk mengenal traktor sebagai mesin pengolah tanah, maka perlu
dipahami prinsip kerja serta persyaratan kondisi kerja, perlengkapan, serta
kegunaannya.
3.2.2.1.1. Ukuran Traktor Roda Dua Menurut Kapasitas
Berdasarkan besarnya daya motor, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis
antara lain sebagai berikut yaitu :
Traktor tangan berukuran kecil, tenaga penggeraknya kurang dari 5 hp
Traktor tangan berukuran sedang, tenaga penggeraknya antara 5 - 7 hp
Traktor tangan berukuran besar, tenaga penggeraknya antara 712 hp
43
3.2.2.1.2. Jenis Pekerjaan yang Bisa Dilakukan Traktor Roda Dua
Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan oleh traktor roda dua adalah menarik
peralatan pengolah tanah seperti bajak singkal, bajak rotari, dan garu, juga alat
transportasi seperti gerobak Untuk menggerakkan peralatan stasioner, seperti
generator listrik, mesin pompa air, mesin penggilingan gabah, dll.
Traktor tangan tersebut dilengkapi dengan persneling untuk kecepatan rendah (tiga
kecepatan) untuk tujuan pengolahan tanh, persneling untuk kecepatan tinggi (tiga
kecepatan) untuk tujuan transportasi serta persneling untuk bergerak mundur.
3.2.2.1.3. Komponen Utama Traktor Roda Dua
Ada 6 bagian-bagian utama dalam traktor roda dua, yakni :
Tenaga penggeraknya, merupakan sumber tenaga yang pada umumnya menggunakan
motor bakar diesel. Daya yang dihasilkan kurang dari 12 Hp, dengan menggunakan
satu silinder. Motor penggerak dipasang pada kerangka dengan empat buah baut
pengencang. Lubang baut pada kerangka dibuat memanjang agar posisi motor dapat
digerakkan maju mundur.
Kerangka dan transmisi daya, kerangka tersebut berfungsi sebagai tempat
kedudukan motor penggerak, transmisi dan bagian traktor lainnya. Bagian traktor
dikaitkan dengan kerangka dengan menggunakan beberapa buah baut pengencang.
Transmisi merupakan bagian yang berfungsi untuk menyalurkan daya dari motor ke
bagian roda atau peraltan yang perlu untuk diputar, seperti bajak rotari. Transmisi
berfungsi memindahkan tenaga/putaran dari motor penggerak ke alat lain yang
bergerak. Jenis transmisi yang digunakan ada beberapa macam, seperti : pully, belt,
kopling, gigi persneleng, rantai dan sebagainya.
44
Bagian kemudi, marupakan bagian dari rangka traktor yang berfungsi untuk
mengemudikan jalannya traktor dilapangan.
Tuas Persneling : tuas untuk memindah gigi persneling.
Bagian penyambungan, merupakan bagian rangka traktor yang berfungsi untuk
menyambungkan traktor dengan peralatan pengolah tanah atau alat yang lainnya.
Roda sangkar : roda traktor tangan yang terbuat dari besi untuk mendukung
pengoperasian traktor tangan di lahan sawah.
3.2.2.1.4. JenisJenis Alat Bantu Traktor Roda Dua
Traktor tangan sebagai bagian utama dari mesin pengolah tanah yang harus
dilengkapi dengan peralatan pengolah tanah, seperti bajak dan garu.Tanpa
perlengkapan tersebut traktor tangan hanyalah berperan sebagai alat atau mesin
penarik peralatan. Beberapa kelengkapan yang diperlukan antara lain:
Bajak singkal adalah alat pengolah tanah pertama yang berfungsi untuk membalikkan
irisan permukaan tanah.
Bajak rotari atau bajak cakar adalah alat pengolah tanah yang berfungsi memotong
dan mengaduk tanah, sehingga hasil tanah olahannya menjadi hancur atau berlumpur.
Garu atau gelebeg adalah alat pengolah tanah kedua yang berfungsi untuk
menghancurkan dan meratakan tanah
Roda sangkar adalah jenis roda yang terbuat dari besi pipa dan plat yang berbentuk
menyerupai sangkar. Fungsi roda sangkar adalah untuk meningkatkan daya
cengkeram permukaan roda terhadap tanah, dengan demikian terjadinya slip dapat
diatasi.
Roda ban karet adalah jenis ban dari karet yang berfungsi untuk mendukung operasi
traktor di lahan kering dan mendukung transportasi dijalan.
45
3.2.2.2. Traktor Roda Empat (Mini Tractor)
Traktor roda empat adalah salah satu alat pengolah tanah jika dilengkapi
dengan peralatan pengolah tanah, seperti bajak singkal, bajak piring, garu piring, dll.
Secara umum traktor roda empat adalah traktor dengan tenaga penggerak dari motor
diesel dengan didukung empat buah roda. Traktor ini dirancang untuk bekerja di
lahan kering, bukan untuk lahan sawah.Berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi
traktor mini, menengah, dan traktor besar. Traktor raksasa yang biasa digunakan di
perkebunan yang luas mempunyai daya sampai 150 kW (200 hp). Namun begitu,
biasanya traktor roda empat yang biasa digunakan mempunyai daya antara 30 60
kW (40 - 80 hp).
3.2.2.2.1. Ukuran Traktor Roda Empat Menurut Kapasitas
Traktor roda empat terbagi atas 2 menurut daya (kapasitasnya) yaitu:
Mini traktor : berdaya 12,5 20 HP
Foul wheel drive traktor : berdaya lebih dari 20 HP
3.2.2.2.2 Jenis Pekerjaan yang Bisa Dilakukan Traktor Roda Empat
Adapun jenis pekerjaan yang dilakukan traktor roda empat yang merupakan
mesin yang berfungsi untuk penghela atau penarik peralatan. Untuk dapat digunakan
sebagai mesin pengolahan tanah, maka harus dilengkapi dengan perlengkapan
pengolah tanah, seperti bajak singkal, bajak pirang, garu piring. Menarik mesin
penanam (transplanter), menarik mesin pemupuk, menarik mesin penyemprot, boom
sprayer, menarik trailer, penggerak mesin lainnya, PTO traktor yang digunakan untuk
memutar generator listrik,
Traktor dengan lengan hidrolik untuk mengangkut hasil panen, traktor dengan
46
loader hidrolik, membuat lubang tanam.
3.2.2.2.3. Komponen Utama Traktor Roda Empat
Beberapa bagian-bagian penting dari traktor roda empat dan fungsinya :
1. Sistem kemudi : alat untuk mengendalikan jalannya dan atau operasi traktor di
lapangan
2. Roda depan : roda bagian depan dari traktor yang berfungsi untuk
pengendalian, dan memiliki ukuran diameter lebih kecil dari roda bagian
belakang.
3. Roda belakang : roda bagian belakan dengan ukuran diameter lebih besar dari
roda bagian depan traktor yang berfungsi untuk menumpu beban traktor dan
peralatan yang terpasang.
4. Chasis traktor : bagian rangka traktor roda empat yang juga merangkap
sebagai rumah dari sistem transmisi
5. Pemberat : besi cor yang dirancang khusus untuk pemberat traktor agar traktor
tidak terangkat pada saat mengolah tanah
6. Poros PTO : poros yang difungsikan untuk menggerakkan peralatan yang
dalam pengoperasiannya memerlukan putaran (bajak rotari), atau untuk
menggerakkan peralatan stasioner.
7. Sistem penyambungan peralatan : bentuk peralatan pengolahan tanah yang
relatif besar, maka pada traktor roda empat memerlukan mekanisme
penyambungan khusus, yakni sistem penyambungan titik tiga (three hitch
poin).
3.2.2.2.4. JenisJenis Alat Bantu Traktor Roda Empat
47
Jenis dan alat bantu yang perlu digunakan pada traktor empat roda
yaitu :
1. Bajak singkal (moldboard plow).
2. Bajak piring (disk plow). bajak pisau berputar (rotary plow).
3. Bajak chisel (chisel plow).
4. Bajak subsoil (subsoil plow).
5. Bajak raksasa (giant plow)
3.2.2.3. Motor Bakar
Motor bakar adalah mesin atau pesawat yang menggunakan energi termal
untuk melakukan kerja mekanik, yaitu dengan cara merubah energi kimia dari bahan
bakar menjadi energi panas, dan menggunakan energi tersebut untuk melakukan kerja
mekanik. Jika ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini (proses pembakaran
bahan bakar), maka motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu: motor
pembakaran luar dan motor pembakaran dalam.
3.2.2.3.1. Motor 2 Tak
Motor 2 tak adalah motor yang bermesin 2 langkah, artinya dalam satu
siklus kerja dibutuhkan dua langkah, yaitu langkah isap dan langkah buang. Dengan
kata lain, mesin 2 tak merupakan mesin yang memiliki siklus kerja dua gerakan
piston dalam satu kali putaran poros engkol. Titik tertinggi yang di capai piston
disebut titik mati atas (TMA). Dan titik terendah yang dicapai piston disebut titik
mati bawah (TMB).
Langkah Isap (Up Ward Stroke)
48
Pada langkah isap piston bergerak naik dari TMB menuju TMA. Pada saat
piston di posisi TMB, bahan baker yang berada dibawah piston didorong dan keluar
dari saluran pembilasan. Proses selanjutnya, bahan baker yang keluar dari saluran
pembilasan didorong piston sampai mencapai posisi TMA. Pada saat hampir
mencapai TMA, piston menutup saluran pembuangan dan saluran pembilasan.
Akibatnya, saluran pemasukan bahan bakar terbuka yang menyebabkan bahan bakar
secara otomatis masuk melalui saluran pemasukan di bawah piston. Bahan bakar
yang telah ada disilinder di tekan naik oleh piston sampai mencapai posisi TMA.
Tekanan di silinder meningkat, kemudian bunga api dari busi membakar bahan bakar
dan udara menjadi letusan.
Langkah Buang (Down Ward Stroke)
Letusan tersebut menghasilkan tenaga yang digunakan untuk mendorong
piston bergerak turun dari TMA menuju TMB. Piston bergerak turun akan
mendorong bahan baker yang telah berada di bawah piston menuju saluran
pembilasan. Saat piston bergerak turun saluran buang dan saluran pembilasan dalam
keadaan terbuka. Gas sisa pembakaran akan terdorong keluar melalui saluran
pembuangan menuju knalpot akibat desakan bahan baker dan udara yang masuk
dalam silinder melalui saluran pembilasan. Dengan terbuangnya gas sisa hasil
pembakaran, kerja mesin 2 tak selesai untuk satu proses kerja (siklus). Proses up
ward stroke dan down ward stroke akan terus bekerja silih berganti.
3.2.2.4. Oli Pelumas Sebagai Bahan Bakar Traktor
Oli pelumas (lubricant atau sering disebut lube) adalah suatu bahan
(biasanya berbentuk cairan) yang berfungsi untuk mereduksi keausan antara dua
permukaan benda bergerak yang saling bergesekan. Suatu bahan cairan dapat
dikategorikan sebagai pelumas jika mengandung bahan dasar (bisa berupa oil based
atau water/glycol based) dan paket aditif.
49
Pelumas mempunyai tugas pokok untuk mencegah atau mengurangi keausan sebagai
akibat dari kontak langsung antara dua permukaan logam yang saling bergesekan
sehingga keausan dapat dikurangi, besar tenaga yang diperlukan akibat gesekan dapat
dikurangi dan panas yang ditimbulkan oleh gesekan pun akan berkurang.
Fungsi dari oil pelumas itu ialah:
Membentuk oil film untuk mengurangi gesekan, aus dan panas.
Mendinginkan bagian-bagian yang dilewati.
Sebagai seal antara piston dengan dinding silinder.
Mengeluarkan kotoran dari bagian-bagian motor.
Mencegah karat pada bagian-bagian motor
3.2.2.6. Macam-Macam Bajak
3.2.2.6.1. Bajak Singkal
Bajak singkal ini dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan
sangat baik untuk membalik tanah. Bagian dari bajak singkal yang memotong dan
membalik tanah disebut bottom. Suatu bajak dapat terdiri dari satu bottom atau lebih.
Bottom ini dibangun dari bagian-bagian utama, yaitu : 1) singkal (moldboard), 2)
pisau (share), dan 3) penahan samping (landside). Ketiga bagian utama tersebut diikat
pada bagian yang disebut pernyatu (frog). Unit ini dihubungkan dengan rangka
(frame) melalui batang penarik (beam). Bagian-bagian dari bajak singkal satu bottom
secara terperinci dapat dilihat pada gambar berikut.
3.2.2.6.2. Bajak Piring
50
Piringan dari bajak ini diikat pada batang penarik melalui bantalan (bearing),
sehingga pada saat beroperasi ditarik oleh traktor maka piringannya dapat berputar.
Dengan berputaraya piringan, maka diharapkan dapat mengurangi gesekan dan
tahanan tanah (draft) yang terjadi. Piringan bajak dapat berada disamping rangka atau
berada di bawah rangka. Setiap piringan dari bajak piringan biasanya dilengkapi
dengan pengeruk (scraper) yang berguna selain untuk membersihkan tanah yang
lengket pada piringan, juga membantu dalam pembalikan potongan tanah. Untuk
menahan tekanan samping yang terjadi saat bajak memotong tanah, bajak piring
dilengkapi dengan roda alur belakang (rear furrow wheel). Beberapa keuntungan
menggunakan bajak ini adalah :
a. Dapat bekerja ditanah keras dan kering
b. Dapat untuk tanah-tanah yang lengket
c. Dapat untuk tanah-tanah yang berbatu
d. Dapat untuk tanah-tanah berakar
e. Dapat untuk tanah-tanah yang memerlukan pengerjaan yang dalam.
3.2.2.6.3. Bajak Rotari / Pisau Berputar
Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar.
Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini
terdiri dari pisau-pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang
berputar karena digerakan oleh suatu motor. Bajak ini banyak ditemui pada
pengolahan tanah sawah untuk pertanaman padi.
Ada tiga jenis bajak rotari yang biasa dipergunakam. Jenis pertama yang disebut
dengan tipe tarik dengan mesin tambahan (pull auxiliary rotary engine). Pada jenis ini
terdapat motor khusus untuk menggerakkan bajak, sedangkan gerak majunya
ditarik oleh traktor.
51
Jenis kedua adalah tipe tarik dengan penggerak PTO (pull power take off
driven rotary plow). Alat ini digandengkan dengan traktor melalui tiga titik gandeng
(three point hitch). Untuk memutar bajak ini digunakan daya dari as PTO traktor.
Jenis ketiga adalah bajak rotari tipe kebun berpenggerak sendiri (self propelled
garden type rotary plow). Alat ini terdapat pada traktor-traktor roda 2. Bajak rotari
digerakkan oleh daya penggerak traktor melalui rantai atau sabuk. Dapat juga
langsung dipasang pada as roda, sehingga disamping mengolah tanah bajak ini juga
berfungsi sebagai penggerak .
3.2.2.6.4. Bajak Chisel
Alat ini berbentuk tajak yang disusun pada suatu rangka. Digunakann untuk
memecah tanah yang keras sampai kedalaman sekitar 18 inci.Diperlengkapi
dengan 2 buah roda yang berguna untuk transportasi dan mengatur kedalaman
pemecah tanah. Jarak antara tajak dapat beragam dari 1 sampai 2 inci. Alat ini, tidak
membalik tanah seperti bajak yang lain, tapi hanya memecah tanah dan sering
digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai.
3.2.2.6.5. Bajak Subsoil
Alat ini hampir sama dengan bajak chisel hanya bentuknya lebih besar dan
digunakan untuk pengolahan tanah yang lebih dalam. Menggunakan alat ini dapat
memecahkan tanah pada kedalaman 20 sampai 36 inci.
Alat ini sering juga digunakan untuk memecahkan lapisan keras didalam tanah
(hardpan), atau untuk memperbaiki drainase tanah.
3.2.2.6.6. Bajak Raksasa
52
Alat ini sesuai dengan namanya, berbentuk sangat besar dan digunakan
untuk membalik tanah pada kedalaman 100 sampai 180 cm. Dengan menggunakan
alat ini tanah subur yang ada di dalam tanah dap at diangkat keatas permukaan tanah.
Dapat berbentuk bajak singkal atau bajak piringan.
lahan, sampai ketengah lahan Pengolahan tanah dilakukan dari tepi membujur lahan,
lemparan hasil pembajakan ke arah luar lahan. Dengan pola ini akan menghasilkan
alur mati yaitu alur bajakan saling berdampingan satu sama lain.
3.2.2.7. MacamMacam Pola Pajak
Beberapa macam pola pengolahan tanah dengan traktor yaitu :
3.2.2.7.1. Pola Tengah
Pengolahan lahan dengan pola bajakan tengah yaitu Pengolahan tanah
dilakukan atau dimulai dari titk tengah membujur lahan.
3.2.2.7.2. Pola Tepi
Pengolahan tanah dilakukan dari tepi membujur lahan, lemparan hasil
pembajakan ke arah luar lahan. Dengan pola ini akan menghasilkan alur mati yaitu
alur bajakan saling berdampingan satu sama lain.
3.2.2.7.3. Pola Keliling Tengah
53
Pola keliling tengah pengolahan tanah dilakukan dari titik tengah lahan.
Berputar kekanan sejajar sisi lahan, sampai ketepi lahan.
3.2.2.7.4. Pola Keliling Tepi
Pola keliling tepi merupakan pengolahan tanah dilakukan dari salah satu titik
sudut lahan. Berputar kekiri sejajar sisi
3.2.2.7.5. Pola Spiral
Pengolahan tanah dilakukan dari titik tengah lahan. Traktor dijalankan secara
berputar spiral sampai tepi lahan.
3.2.2.7.6. Pola Bolak-balik Berselang
Pola ini cocok untuk lahan yang memanjang dan agak lebar.
54
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.1.1. Kesimpulan Pembubutan
1. Ketajaman dan sudut mata pahat yang benar sangat berpengaruh pada hasil
permukaan benda kerja karena akan mengahasilkan permukaan yang kasar.
2. P:ada saat melakukan pengasahan mata pahat sebaiknya dilakukan secara perlahan
lahan, agar sudut pahat yang dihasilkan sesuai dengan yang telah ditentukan dan
agar benda kerja yang dihasilkan permukaannya rata.
3. Dalam melakukan proses di mesi bubut hendaklah dalam setiap pembubutan
collant diaktifkan agar permukaan benda kerja yang dihasilkan licin dan
mengkilap dan berpengaruh juga terhadap mata pahat bubut
4. Saat pembuatan lubang dan pembesaran lubang yang dilakukan oleh mesin bubut
terlebih dahulu benda kerja dijepit dngan kuat dan sebelum proses dilakukan
benda kerja disenter dahulu dengan senter yang terletak di kepala lepas agar
lubang yang dihasilkan lebih bagus dan lubang yang dihasilkan pada permukaan
benda kerja senter atau ditengah .
55
4.1.2. Kesimpulan Pengelasan
1. Las listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam
denganmenggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas.
2. Perlengkapan las terdiri dari Pembangkit Listrik, Pemegang elektroda,Penjepit
Masa, Pelindung sinar, Pakaian kerja, Lain-lain
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengelas yaitu PosisiPengelasan,
Pemilihan Elektroda, Kecepatan Pengelasan, PengaturanBesar Arus Listrik,
Sudut Kemiringan Elektroda danKerenggangannya, Bentuk sambungan dan
Lintasan dan lain-lain.4.Mesin las listrik mempunyai batas kemampuan
penyaluran arus listrik 200 A tergolong ukuran ringan atau kecil, mesin las
berukuran sedang250-300A , 400 ampere keatas tergolong mesin berukuran
berat
4.1.3. Kesimpulan Alat - alat Pertanian
Mekanisasi pertanian adalah pengenalan dan penggunaan alat mekanis
untuk melaksanakan operasi pertanian. Sedangkan alat mekanis adalah semua
peralatan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor
listrik, angin, air dan diartikan sebagai penerapan ilmu-ilmu teknik untuk
mengembangkan, mengorganisir dan mengatur semua operasi dalam usaha
pertanian.
Pengolahan tanah dalam usaha pertanaman bertujuan untuk menciptakan
keadaan tanah oleh yang siap tanam. Kegiatan pengolahan tanah dibagi ke dalam
dua tahap, yaitu: Pengolahan Tanah Pertama dan Pengolahan Tanah Kedua.
Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong kemudian dibalik agar sisa-sisa
56
tanaman yang ada dipermukaan terbenam dan membusuk. Kedalaman
pemotongan dan pembalikan tanah umumnya antara 15-20 cm, sedangkan
lebarnya tergantung pada ukuran bajak, sedangkan pengolahan tanah kedua
bertujuan menghancurkan bongkahan-bongkahan tanah yang besar dan sisa-sisa
tanaman yang terpotong akibat pengolahan tanah pertama menjadi halus. Dalan
keadaan seperti ini sisa tanaman dan tumbuhan pengganggu akan mati dan
membusuk, sehingga menjadi sumber unsur hara bagi tanaman yang diusahakan.
4.2. Saran
4.2.1. Saran Pembubutan
1. Sebelum mahasiswa menggunakan mesin bubut diharapkan mahasiswa
memahami terlebih dahulu tentang teori dasar dan tata cara
menggunakan mesin bubut yang benar.
2. Setelah chuck dikunci, diharapkan hat-hati jangan pernah meninggalkan
kunci chuck pada pencekam.
3. Jangan mengukur benda kerja yang sedang berputar
4.2.2. Saran Pengelasan
1. Mahasiswa harus menguasai teori pengelasan terlebih dahulu sebelum
melakukan praktik pengelasan
2. Mahasiswa wajib mengutamakan keselamatan dengan memakai
perlengkapan yang safety
3. Mahasiswa wajib melaporkan pada instruktur jika terdapat kendala
dalam pengelasan.
4.2.3. Saran Alat alat Pertanian
Dalam melakukan praktikum hendaklah berhatihati karena dalam
pengoperasian traktor sangat berbahaya. Sebelum melakukan pembajakan
57
haruslah diperiksa terlebih dahulu kondisi traktor dan seharusnya waktu yang
digunakan buat praktikan untuk pengoperasian/menggunakan traktor mini
ditambah karena saat praktikan melakukan pengoperasian traktor, waktu yang
digunakan sangat sedikit sehingga praktikan tidak dapat begitu memahami
bagaimana cara penggunaan traktor mini dan fungsi dari bagian-bagiannya.