2
BAB I PENDAHULUAN Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi. Di Indonesia demam tifoid merupakan penyakit endemik dengan angka kejadian masih tinggi serta merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan dan sanitasi yang buruk. Meskipun penyakit ini tidak terbatas pada umur tertentu, namun angka kejadian cukup tinggi pada anak umur di atas 5 tahun. Gejala klinis demam tifoid pada anak umumnya lebih ringan dibandingkan orang dewasa, namun dapat terjadikomplikasi dan kematian. Demam tifoid merupakan penyakit yang terdapat di seluruh dunia namun merupakan masalah utama bagi negara-negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia , Malaysia dan Thailand. Pada tahun 2007, CDC melaporkan prevalensi kasus demam tifoid di Indonesia sekitar 358-810 per 100.000 penduduk dengan 64% terjadi pada usia 3 sampai 19 tahun. Di Jakarta, demam tifoid adalah infeksi kedua tertinggi setelah gastroenteritis dan menyebabkan angka kematian yang tinggi.(Moehario, 2009) Menurut laporan data surveilans yang dilakukan oleh sub Direktorat surveilans Departmen Kesehatan (Indonesia), insiden penyakit menunjukkan peningkatan kasus yang terus dan berturut-turut pada tahun 1990,1991,1992,1993 dan 1994 yaitu 9,2 ; 13,4 ; 15,8 ; 17,4 per 10000 penduduk. Sementara data penyakit demam tifoid dari Rumah Sakit dan pusat kesehatan juga meningkat dari 92 kasus (1994) menjadi 125 kasus (1996) 1

BAB Isdd

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sfsffsf

Citation preview

BAB IPENDAHULUANDemam tifoid adalah suatu penyakit sistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi. Di Indonesia demam tifoid merupakan penyakit endemik dengan angka kejadian masih tinggi serta merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan dan sanitasi yang buruk. Meskipun penyakit ini tidak terbatas pada umur tertentu, namun angka kejadian cukup tinggi pada anak umur di atas 5 tahun. Gejala klinis demam tifoid pada anak umumnya lebih ringan dibandingkan orang dewasa, namun dapat terjadikomplikasi dan kematian.Demam tifoid merupakan penyakit yang terdapat di seluruh dunia namun merupakan masalah utama bagi negara-negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia , Malaysia dan Thailand. Pada tahun 2007, CDC melaporkan prevalensi kasus demam tifoid di Indonesia sekitar 358-810 per 100.000 penduduk dengan 64% terjadi pada usia 3 sampai 19 tahun. Di Jakarta, demam tifoid adalah infeksi kedua tertinggi setelah gastroenteritis dan menyebabkan angka kematian yang tinggi.(Moehario, 2009) Menurut laporan data surveilans yang dilakukan oleh sub Direktorat surveilans Departmen Kesehatan (Indonesia), insiden penyakit menunjukkan peningkatan kasus yang terus dan berturut-turut pada tahun 1990,1991,1992,1993 dan 1994 yaitu 9,2 ; 13,4 ; 15,8 ; 17,4 per 10000 penduduk. Sementara data penyakit demam tifoid dari Rumah Sakit dan pusat kesehatan juga meningkat dari 92 kasus (1994) menjadi 125 kasus (1996) per 100,000 penduduk.(Rohman, 2010) Demam tifoid merupakan golongan typhoidal species dari penyakit Salmonellosis dimana Salmonellosis bisa terbagi kepada dua yakni typhoidal species dan non typhoidal species. Bakteri Salmonella adalah penyebab bagi Salmonellosis. Bagi typhoidal species, bakteri Salmonella utama yang ditemukan adalah Salmonella typhi. (Brooks, 2004) Infeksi bakteri Salmonella lain pada typhoidal species adalah Salmonella paratyphi. Bakteri ini menyebabkan demam paratifoid dimana gejalanya sama dengan demam tifoid, tetapi lebih ringan dan kasus mortalitasnya juga jauh lebih rendah. (Maskalyk, 2003).

1