11
110 BAB IV PEMBAHASAN KASUS Dari hasil studi kasus yang telah dilakukan pada Ny N, 32 tahun, G 2 P 1 A 0  sejak kehamilan 36 minggu 3 hari sampai 2 minggu post partum dan dikaitkan dengan teori, maka penulis membuat suatu pembahasan yang ditekankan pada asuhan kebidanan yang berkesinambungan. A. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan Dari hasil anamnesa yang penulis lakukan diketahui usia Ny N 32 tahun keadaan ini menunjukan bahwa usia ibu sesuai dengan usia reproduksi dan tidak termasuk kedalam resiko tinggi sesuai dengan teori bahwa usia yang beresiko untuk hamil adalah usia kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun (Rukiyah,2009)  Ny. N melakukan pemeriksaan pertama kali pada usia kehamilan 17 minggu 4 hari dan dilakukan sebanyak 1 kali pada I trimester. Pada trimester II dilakukan 2 kali. Pada trimester III dilakukan 4 kali. Hal ini sesuai dengan teori dimana 1 kali  pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III (llmu kebidanan, sarwono prawihardjo, 2010 ) HPHT 28 Mei 2013, dapa ketahui taksiran umur kehamilan dan TP yang dihitung dengan rumus Naegle, yaitu : TP = ( HPHT + 7 ), ( bulan HT   3 ), tahun + 1, sehingga dapat diketahui TP : 04 Maret 2014, Rumus Naegle hanya dapat 110

BAB IV

Embed Size (px)

Citation preview

120

BAB IVPEMBAHASAN KASUSDari hasil studi kasus yang telah dilakukan pada Ny N, 32 tahun, G2P1A0 sejak kehamilan 36 minggu 3 hari sampai 2 minggu post partum dan dikaitkan dengan teori, maka penulis membuat suatu pembahasan yang ditekankan pada asuhan kebidanan yang berkesinambungan. A. Asuhan Kebidanan Pada Masa KehamilanDari hasil anamnesa yang penulis lakukan diketahui usia Ny N 32 tahun keadaan ini menunjukan bahwa usia ibu sesuai dengan usia reproduksi dan tidak termasuk kedalam resiko tinggi sesuai dengan teori bahwa usia yang beresiko untuk hamil adalah usia kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun (Rukiyah,2009) Ny. N melakukan pemeriksaan pertama kali pada usia kehamilan 17 minggu 4 hari dan dilakukan sebanyak 1 kali pada I trimester. Pada trimester II dilakukan 2 kali. Pada trimester III dilakukan 4 kali. Hal ini sesuai dengan teori dimana 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III (llmu kebidanan, sarwono prawihardjo, 2010 )

110HPHT 28 Mei 2013, dapa ketahui taksiran umur kehamilan dan TP yang dihitung dengan rumus Naegle, yaitu : TP = ( HPHT + 7 ), ( bulan HT 3 ), tahun + 1, sehingga dapat diketahui TP : 04 Maret 2014, Rumus Naegle hanya dapat dipakai jika ibu mempunya haid yang teratur (Rukiyah,2009) Dari anamnesa telah diketahui bahwa riwayat menstruasi ibu dalam siklus 28 hari. Ibu merasakan pergerakan janin untuk pertama kali pada bulan oktober / usia kehamilan 20 minggu hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pergerakan janin pada multipara dapat dirasakan pada usia kehamilan 16 minggu dan pada primipara pada usia kehamilan 18 minggu (Ilmu Kebidanan Sarwono, 2010) Asuhan diberikan pada ibu saat usia kehamilan 37 minggu sampai 39 minggu. Pada setiap kunjungan ANC, ibu telah mendapatkan standar asuhan 6T, yang terdiri dari timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, imunisasi TT, pemberian tablet tambah darah, dan temu wicara, dimana seharusnya setiap ibu hamil harus mendapatkan standar asuhan 7T (Arsinah, Tim, 2010). Standar asuhan yang tidak dilakukan selama masa kehamilan pada Ny. N ialah tes deteksi dini terhadap penyakit menular seksual (PMS). Hal ini dikarenakan belum tersedianya fasilitas terhadap penyakit menular seksual dan tidak adanya indikasi untuk dilakukan tes PMS ini. Selain itu biaya untuk melakukan tes ini pun cukup mahal. Standar Pelayanan Ante Natal Care 1. Penimbangan berat badanBerat badan Ny. N pada kunjungan pertama yaitu 58 kg, dari berat badan sebelum hamil 53 kg. Dan pada saat bersalin berat badan Ny. N bertambah menjadi 63 kg. Ini berarti pertambahan berat badan Ny. N selama hamil yaitu 10 kg, dan hal ini berarti bahwa peningkatan berat badan Ny. N masih normal sesuai dengan teori yaitu peningkatan berat badan normal selama hamil 6,5-15 kg (Marmi,2011). 2. Tekanan darahTekanan darah Ny. N selama kunjungan pertama hingga kunjungan terakhir dalam batas normal berkisar antara 100/70 hingga 120/80 mmHg. Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa tekanan darah pada orang hamil tidak boleh mencapai 140 mmHg pada sistolik atau 90 mmHg pada diastolik adalah patologis (Marmi,2011) 3. Mengukur tinggi fundus uteri (TFU)Pada usia kehamilan 37 minggu Ny. N memiliki tinggi fundus Pertengahan Antara prosessus xyfoideus- pusat (McD 30 cm). Dan pada usia kehamilan 37-38 minggu tinggi fundus telah mencapai 2 jari dibawah prosessus xyfoideus pusat (McD 32 cm). Penulis melihat hal ini masih dalam batas normal karena menurut Saifuddin, untuk menentukan tuanya kehamilan dengan cara mengukur TFU yaitu usia kehamilan = cm (2 cm)4. Pemberian Imunisasi Tetanus ToxoidDalam pemberian imunisasi TT, Ny. N tidak mendapatkan imunisasi Tetanus Toxoid, hal ini tidak sesuai dengan teori, yang mengungkapkan bahwa pemberian imunisasi tetanus toxoid pada masa kehamilan diberikan sebanyak 2x untuk memberikan kekebalan pada ibu dan janin terhadap infeksi tetanus neonatorum. (Saifuddin, 2008) 5. Pemberian tablet Zat BesiPemberian tablet zat besi pada ibu hamil minimal 90 tablet selama kehamilan. Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin). Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat di tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh. Kekurangan zat besi (anemia defisiensi besi) selama hamil dapat berdampak tidak baik bagi ibu maupun janin. Perdarahan yang banyak sewaktu melahirkan berefek lebih buruk pada ibu hamil yang anemia. Kekurangan zat besi juga mempengaruhi pertumbuhan janin sehingga saat lahir, berat badannya di bawah normal (BBLR, bayi berat lahir rendah). Akibat lain dari anemia defisiensi besi selama hamil adalah bayi lahir prematur. 6. Temu wicaraPada setiap kunjungan, penulis bekerja sama dengan ibu dan keluarganya dalam hal ini petugas kesehatan menyusun rencana kelahiran termasuk jika terjadi komplikasi. Menurut kebijakan program, temu wicara dalam rangka persiapan rujuk ibu dapatkan dari petugas pelayanan kesehatan. Dari pelayanan yang telah diberikan kepada Ny. N sesuai dalam teori (Arsinah, Tim, 2010). Dalam bukunya Konsep Kebidanan, bahwa ada 7T Asuhan Standar Pelayanan, namun yang diberikan kepada Ny. N hanya 6T asuhan standar pelayanan, Tes terhadap PMS tidak dilakukan karena keterbatasan biaya. B. Asuhan Kebidanan Pada Masa PersalinanPada persalinan kala I fase aktif Ny. N dilakukan pemeriksaan dalam dan didapat vagina tidak ada kelainan, portio tebal, lunak pembukaan 8 cm, ketuban positif, presentasi kepala, posisi belum teraba, penurunan kepala H III+ dan his 3x10 lamanya 35 detik. Penulis menegakan diagnosa Ny. N G2 P1 A0 hamil 39 minggu 2 hari inpartu Kala I fase aktif.Sedangkan pada proses persalinan, Ny. N G2 P1 A0 hamil 39 minggu 2 hari tidak terdapat penyulit dan komplikasi sehingga proses persalinan berjalan dengan normal dan tidak memerlukan penganganan khusus, hanya penanganan secara alamiah sesuai dengan asuhan kebidanan secara fisioligis. 1. Asuhan Kebidanan pada Persalinan Kala IPada tanggal 27 Februari 2014 pukul 05.21 WIB pada usia kehamilan 39 minggu 2 hari Ny. N datang ke Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dengan keluhan mules-mules sejak pukul 21.00 WIB, His 3x /10 lamanya 35 detik, sedang, relaksasi ada, DJJ + 144 x / menit, teratur, TFU (Mc. Donald : 31 cm). hasil pemeriksaan dalam pembukaan servik 8 cm, artinya ibu memasuki persalinan kala I fase aktif, hal ini sesuai dengan teori, klinis dapat dinyatakan partus bila timbul his dan mengeluarkan lendir bersemu darah (bloody show) dan pada kala I terdapat fase aktif. (Marmi, 2011)Selama kala I berlangsung Ny. N diberikan beberapa asuhan diantaranya Memberi support kepada ibu, Memberitahu pada ibu cara mengatasi mules yaitu menarik nafas lewat hidung dan membuanganya lewat mulut, Menganjurkan ibu untuk banyak berdoa dan menghadirkan suami atau keluarga sebagai pendamping pada saat proses persalinan, Memberikan cairan dan nutrisi kepada ibu, Ajarkan cara mobilisasi dengan cara tidur miring ke kiri. 2. Asuhan Kebidanan pada Persalinan Kala IIPada Pukul 07.50 WIB Ibu mengatakan mules bertambah kuat dan teratur serta mengatakan ingin meneran. Selama persalinan kala II ibu mengikuti pimpinan persalinan dengan baik, dan Persalinan kala II pada Ny. N berlangsung selama 10 menit. Berdasarkan teori (Prawirohardjo, Sarwono. 2009). kala II pada multigravida rata-rata berlangsung 30 menit. Ini berarti proses persalinan kala II pada Ny. N berlangsung lebih cepat. Selama kala II ibu dan keluarga sudah mendapat asuhan sesuai dengan standar asuhan diantaranya : memberi dukungan terus menerus kepada ibu, mengajarakan ibu cara meneran yang baik yaitu kaki dibuka lebar dan dirangkul hingga paha disiku tangan, kepala diangakat hingga dagu menempel dada, mata melihat ke perut, meneran tanpa suara seperti mau buang air besar keras. Ibu mengetahui cara meneran yang baik, memimpin ibu untuk meneran bila ada his dan istirahat jika tidak ada his, dengarkan DJJ. Selama proses persalinan berlangsung Ny. N di dampingi oleh Suaminya. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu yaitu mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. 3. Asuhan Kebidanan pada Persalinan Kala IIITujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah. Sebagian besar kasus kesakitan dan kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan dimana sebagian besar disebabkan oleh atonia uteri dan retensio plasenta yang sebenarnya dapat dicegah dengan melakukan manajemen aktif kala III. Kala III berlangsung selama 10 menit, plasenta lahir spontan dan tidak ada selaput plasenta yang tertinggal. Proses kala III dikatakan normal apabila tidak melebihi waktu 30 menit (APN, 2007). TFU sepusat, kontraksi uterus baik, perdarahan 100 cc, karena pada kala III dilakukan manajemen aktif kala III dengan memberikan oksitosin 10 IU secara IM yang bekerja menjepit pembuluh darah didalam uterus sehingga perdarahan tidak banyak. Hal ini sesuai dengan Asuhan Persalinan Normal 2007.4. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Kala IVPada kala IV ini dilakukan pemantauan keadaan umum ibu, TTV, TFU sepusat, kontraksi uterus, jumlah perdarahan 100 cc. Setelah itu dilakukan pemantauan pada ibu setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua. Pada bayi Ny. N segera setelah lahir mendapatkan inisiasi menyusu dini. Hal ini sesuai dengan teori (JNPK-KR. Revisi 2007) bahwa setelah dibersihkan, segera lakukan kontak dini agar bayi mendapat ASI dan mencegah hippotermi. Ini dapat melatih refleks hisap pada bayi, serta dapat membina hubungan psikologis antara ibu dan bayi. C. Asuhan Kebidanan Pada Masa NifasAsuhan kebidanan pada masa nifas Ny. N meliputi 2 jam postpartum, 6 jam postpartum, kunjungan hari ke 6 nifas, kunjungan hari ke 14 nifas. Kunjungan nifas Ny. N ini sudah sesuai teori (Dinkes Provinsi DKI Jakarta,2009) Pada masa nifas ini tidak ditemui masalah kesehatan, proses involusi uteri berlangsung normal, proses laktasi normal dan keadaan bayi juga sehat.1. Asuhan nifas 6 jamPada 6 jam pertama Ibu mengatakan masih sedikit mules, sudah BAK 1 x, pengeluaran ASI lancar dan bayinya menyusu dengan kuat, TFU 3 jari, kontraksi uterus baik, lochea jenis rubra warna merah, baunya khas dan jumlah perdarahan 50 cc. 2. Asuhan nifas hari ke-7Pada kunjungan nifas ini, Ibu mengatakan tidak ada keluhan, asinya lancar. penulis tidak menemukan tanda-tanda bahaya pada ibu nifas diantaranya perdarahan pervaginam yang luar biasa dan demam. Penulis juga melakukan beberapa pemeriksaan seperti diantaranya:Tekanan darah : 110/80 mmhg, Payudara simetris, puting menonjol, tidak lecet, pengeluaran ASI (+), pembengkakan (-), lochea sanguinolenta, TFU sudah tidak teraba, hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa proses involusi uterus pada kunjungan nifas hari ketujuh TFU berada pada 3 jari di bawah pusat (Marmi,2011) 3. Asuhan nifas hari ke-14Hari ke-14 ibu mengatakan masih menyusui bayinya dan sudah bisa BAB dan BAK tanpa keluhan. Tekanan darah masih dalam batas normal yaitu 120/80 mmhg, payudara tidak bengkak, pengeluaran ASI banyak, TFU tidak teraba, pengeluaran pervaginam berwarna putih, tidak ada darah, jenis lochea serosa. Keadaan vulva bersih.D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 1. Asuhan segera setelah bayi baru lahirPada Pukul 08.00 WIB bayi lahir spontan, menangis kuat, JK Perempuan, BB 3400 gram, PB 47 cm, anus (+), cacat (-), BAK (-), BAB (+) reflek isap baik. Tindakan yang dilakukan pada bayi baru lahir meliputi inisiasi menyusu dini, pencegahan infeksi, penilaian awal, mencegah hipotermi, perawatan tali pusat, pemberian ASI, pencegahan infeksi pada mata, profilaksis perdarahan bayi baru lahir, namun pemberian imunisasi Hep B0 di berikan pada saat bayi akan pulang. Hal ini tidak sesuai dengan Asuhan Persalinan Normal 2008. Berarti terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek Bayi di berikan salep mata dalam waktu 1 jam setelah kelahiran. Begitu pula dengan pemberian Vitamin Neo- K dengan dosis 1mg per - kelahiran. Namun setelah 1 jam setelah pemberian Vit K tidak di berikan imunisasi Hepatitis B0 melainkan pemberian imunisasi Hepatitis B0 di berikan setelah pulang Hal ini tidak sesuai dengan teori dalam Asuhan Persalinan Normal 2009 Berarti terdapat kesenjangan antara Teori dengan praktek. 2. Asuhan BBL 6 jamPada pemeriksaan 6 jam pertama, Ibu mengatakan bayinya masih menyusu dengan baik, tidak ditemukan adanya masalah, keadaan umum baik, bayi menangis kuat, S: 36,50C, RR : 45 kali / menit, Denyut jantung 136 kali / menit, Warna kulit kemerahan, Refleks hisap (+), muntah (-), Mekonium sudah keluar, BAK (+), Tidak ada infeksi pada tali pusat. 3. Asuhan BBL Hari ke-7Pada hari ketujuh tidak ditemukan masalah, ibu mengatakan bayinya masih menysusu dengan kuat, tali pusat bayi pun sudah puput pada tanggal 5 Maret 2014, keadaan umum bayi baik.4. Asuhan BBL Hari ke-14Pada minggu kedua Ibu mengatakan masih menyusui bayinya, tidak memberikan makanan tambahan lain selain ASI, bayinya menyusu dengan kuat sehingga berat badan bayi bertambah menjadi 3700 gram yang awalnya hanya 3400 gram dan Pada pemeriksaan tidak ditemukan adanya masalah, keadaan umum baik. E. Keluarga BerencanaPada pemeriksaan hari ke 14 penulis menjelaskan tentang macam macam jenis kontrasepsi kepada Ny. N serta keuntungan dan kerugian kontrasepsi itu sendiri. Dari hasil yang penulis jelaskan kepada Ny. N, Ny. N lebih memilih kontrasepsi suntik 3 bulan yang khusus untuk ibu menyusui, dengan alasan ingin memberikan asi kepada bayinya.