Upload
barbie-nurdilia-r
View
214
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bb 4
Citation preview
BAB IV
PEMBAHASAN
Induksi persalinan adalah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum impart, baik
secara operatif maupun medikasi, untuk merangsang timbulnya kontraksi rahm sehingga terjadi
persalinan. Induksi persalinan dinilai penting untuk membantu proses persalinan pervaginam
agar berjalan dengan baik. Pemilihan misoprostol dan oksitosin merupakan pilihan utama untuk
melakukan induksi dalam persalinan. Untuk menginduksi persalinan dimana kondisi serviks
belum dalam keadan yang matang maka pilihan yang tepat adalah menggunakan misoprostol
pervaginam 4 x 25 mikogram yang ditinjau setiap 6 jam per 1 x pemberian. Oksitosin akan lebih
optimal diberikan apabila kondisi serviks sudah matang. Pemberian oksitosin adalah sebanyak 5
IU yang dimasukan kedalam cairan ringer laktet 500cc yang kita teteskan 12 tetes per menit.
Kelemahan misoprostol pervaginam adalah untuk menghindari efek sampingnya tidak bisa
dihentikan, oleh sebab itu evaluasi harus terus dikerjakan karena jika terjadi efek samping kita
bisa melakukan tindakan pencegahan. Sedangkan oksitosin lebih menguntungkan karena apabila
sudah terjadi gejala dari efek sampingnya, kita bisa menghentikan laju infus. Pemilihan induksi
secara mekanis dengan melakukan amniotomi juga merupakan cara yang efektif untuk
mempercepat proses mulainya persalinan. Dengan memecahkan selaput ketuban akan
menyebabkan penambahan tenaga untuk kontraksi rahim lebih kuat dan mempercepat turunya
kepala janin. Jika terjadi gagal induksi pada pasien tersebut, maka bisa kita lakukan alternatif
untuk melakuan persalinan perabdominal.
Keluhan Utama:
Pasien mengeluh keluar air-air sejak 8 jam SMRS.
→Kemungkinan pasien sudah masuk PK I laten, untuk memastikannya kita perlu melakukan
pemeriksaan fisik dgn VT dan hitung his.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dirujuk dari Puskemas karena tidak terjadi kemajuan persalinan. Pasien mengaku
hamil 9 bulan. HPHT 18-1-2015 (usia kehamilan 36 minggu 1 hari), taksiran persalinan 25-10-
2015. Mules-mules sejak jam 13.00 kemudian menghilang, keluar ledir kecoklatan 8 jam SMRS.
Keputihan berbau, kekuningan, terasa gatal dan panas, nyeri saat buang air dirasakan sejak 2
minggu yg lalu sampai sekarang. ANC di bidan teratur >4 x, USG >4 kali, USG pertama bulan
Maret dan yang terakhir tanggal 17 september 2015 dengan hasil: TBJ 2400gr.
Riwayat Penyakit Dahulu:
DB pada tanggal 13-17 september 2015 dilakukan rawat inap. Hipertensi, diabetes melitus,
penyakit jantung, asma, alergi dan sakit gigi disangkal.
Penyakit-penyakit diatas menjadi faktor resiko kehamilan.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, asma, alergi disangkal.
Riwayat Menstruasi:
Menarche usia 14 tahun, siklus tidak teratur, lama menstruasi 7 hari, ganti pembalut 2x/hari,
dismenore (-). Saat kelas 2 SMA pernah mengalami haid sebulan penuh.
Riwayat mens ditanyakan untuk mengetahui apakah pasien siklus haidnya teratur atau tidak,
karena syarat menggunakan rumus Neagel untuk mengitung taksiran lahir syaratnya adalah
teraturnya durasi dan siklus haidnya. Kemudian untuk mengetahui apakah volume darah haidnya
berlebihan atau tidak, kita mencurigai adanya gangguan saat haid.
Riwayat Menikah:
Pasien menikah 2 kali sejak tahun 2014.
Riwayat Obstetri:
G2P1A0Hamil36-37minggu
1. perempuan, 2008, RS Fatmawati, normal, 2400gr, aterm
2. Hamil saat ini
untuk mengetahui riwayat cara melahirkan dan bayi. Yang ditanyakan adalah jenis kelamin,
berat lahir, proses lahir normal atau sc, melahirkan ditolong oleh siapa. Jika pasien mengalami
keguguran juga harus kita tanyakan, karena mempengaruhi lamanya waktu persalinan untuk
yang nulipara dan multipara.
Riwayat KB:
KB suntik satu bulan, pertama kali tahun 2008 dan berhenti tahun 2012.
2.3 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: baik
Pasien dalam kondisi sehat
Kesadaran: CM
Pasien dalam kesadaran penuh dan dapat berinteraksi baik dengan dokter dengan kesadaran
penuh.
Tanda Vital
Tanda Vital:
Tekanan darah : 120/60 mmHg Nadi : 88 x/menit BB : 50 kg
Pernapasan : 18x/menit Suhu : 36,4oC TB : 148 cm
Status Generalis
Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik - / -
Jantung : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : vesikuler, ronkhi - / -, wheezing - /-
Abdomen : membuncit sesuai usia kehamilan
Ekstremitas : akral hangat, oedem - / -, crt <2”
Status Obstetri:
TFU = 29 cm, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup, punggung bayi disebelah kanan (PUKA),
selaput ketuban negative, TBJ 2480gr, kontraksi ireguler, DJJ 146 dpm.
I : V/U tenang
belum ada tanda aktif
Io : Portio licin dan oue terbuka
VT : Portio kenyal, posterior, tebal 2 cm, pembukaan 1 cm, kepala di Hodge I-II
Pembukaan 1 cm masuk dalam keadaan PK I laten. Selaput ketuban negative. Kepala berada di
hodge I yang artinya masih di sekitar tepi atas simfisis pubis.
USG : Janin presentasi kepala tunggal hidup, DJJ (+).
BPD : 81.6
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui apakah kepala biparietal bayi bisa
melewati pintu tengah panggul atau spina ischiadika yang secara anatomis
memiliki diameter 9,3 cm. Jika BPD lebih dari angka tersebut, maka dikatakan
bayi tidak bisa lahir secara pervaginam.
HC : 302
AC : 197
FL : 71.9
TCD : 49.3
Usia Kehamilan : 36 minggu 3 hari
ICA : 8.3
TBJ : 2444 gram
Taksiran berat janin penting untuk diketahui karena kita bisa tahu kemungkinan
bayi bisa dilahirkan secara pervaginam atau tidak, mungkin saja bisa terjadi
makrosomia (bayi dengan berat > 4000 gram).
Plasenta berada di korpus anterior. Hamil Aterm.
Kesan : 36-37 minggu dan air ketuban berkurang
Pemeriksaan Lab
Leukosit : 9700 (N: 5000-10000)
Dalam batas normal, jika mengalami peningkatan kita curigai terjadi infeksi.
Netrofil : 52 ( N: 50-70)
Limfosit : 39 (N: 25-40)
Monosit : 8,4 (N: 2-8)
Eosinophil : 0,5 (N: 2-4)
Basophil : 0,1 (N: 0-1)
Eritrosit : 3.6 (N: 3,6-5,8)
Hemoglobin : 10,3 (N: 12-16)
Pemeriksaan ini penting karena pada saat melahirkan pasien akan kehilangan banyak darah.
Oleh karena itu apabila kita menemukan pasien dengan Hb rendah, kita lakukan transfusi terlebih
dahulu.
Hematokrit : 30 (N: 35 – 47)
MCV : 83,9 (N: 80 – 100)
MCH : 28,6 (N: 26-32)
MCHC: 34,1 (N: 32-36)
RDW-CV : 13,7 (N: 11,5-14,5)
Trombosit : 231000 (N: 150.000-440.000)
ET : 4’ (N: <6’)
CT : 8’ (N: <8’)
Kimia Klinik Glukosa Darah Sewaktu 75 mg/dL
14 U/L7 U/L
13 mg/dL0,6 mg/dL
N : < 180N : 0 -37N : 0 – 40N : 20 -40
N : 0,8 – 1,5URINEUrin LengkapKimia Urin Warna Urin Kejernihan Berat Jenis Urin pH Urin Protein Glukosa Keton Bilirubin Urobilinogen Nitrit Darah Samar Leukosit Enterase
KuningAgak keruh
1,0107,6-------+
N : KuningN : JernihN : 5,5 – 8
N : -N : -N : -N : -N : -
N : 0,1 – 1N : -N : -N : -
Mikroskopik Urin Leukosit Eritrosit Sel epitel Silinder granular cast Silinder Hyalin
5-10-+--
N : 3 – 5N : 0 – 1
N : +N : -N : -
Diagnosa
G2P1A0 hamil 36-37 minggu, janin presentasi kepala tunggal hidup, air ketuban berkurang (ICA
8,3), PS 2, janin cenderung kecil
Penatalaksanaan
Rdx/
- Cek DPL, UL, ET/CT, GDS
o Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan pada darah.
Adanya protein pada urin. BT/CT untuk mengetahui apakah pasien ini ada
gangguan hemostasis.
- Cek CTG :
Kategori I rencana induksi persalinan dengan misoprostol 25mcg pervaginam
Kategori III Sectio Cessarea cito.
Rth/
- Observasi keadaan umum, RR,BP,HR, suhu, HIS, dan DJJ setiap jam
o Harus kita cek terus untuk mengetahui keadaan umum ibu dan janin
- Terminasi kehamilan:
o FDJP ≥ 6 induksi pematangan serviks → misoprostol 25 mcg pervaginam/6 jam
o FDJP < 6 → sc cito
- ceftrizidine 2x1 gr
- Cek CTG
o Kardiotokografi adalah alat yang berfungsi untuk melihat system simpatis dan
parasimpatis dari janin. Biasanya kita mulai bisa melakukan pemeriksaan CTG
saat janin masuk usia 20 minggu. Pemeriksaan ini sangat penting untuk
mengetahui apakah janin bisa dilahirkan secara pervaginam atau perabdominal
dilihat dari hasil CTGnya.
Hasil CTG didapatkan
- Based line 150 dpm
- Variabilitas 5-20 dpm
- Akselerasi +
- Deselerasi –
- Gerakan janin >2x/10’
- Kesan kategori 1
→menandakan bahwa pasien bisa melakukan persalinan secara pervaginam
01-10-2015
Pukul 02.30
CTG : kategori I
Memberikan misoprostol 25 mcg pervaginam (I) (dinilai ulang 6 jam kemudian 08.30)
Pukul 04.30
Menerima hasil lab dengan kesan dalam batas normal kecuali hasil urin lengkap menunjukkan infeksi saluran kemih.
Pukul 08.30
S : gerakan janin aktif, mulas hilang timbul
O : CM, baik
TTV : BP 100/70, Hr 88x/mnt, suhu: 36C, RR 18x/mnt
Status obstetric : djj 145dpm, HIS ireguler. VT: kenyal, tebal 2cm, pembukaan 1cm, selaput ketuban negative, posterior, Hodge I-II.
P :
- Misoprostol 25 mcg pervaginam (II) nilai ulang pukul 14.30
- Observasi tanda IIU dan kompresi tali pusat
Pukul 14.30
S : mulas hilang timbul, gerakan janin aktif
O : CM, baik. BP 110/70, HR 88x/menit, suhu 36C, RR 20x/menit
Status obstetric : djj 152dpm, His irregular
P :
- Observasi KU, BP,RR, suhu, HR, djj- Observasi tanda IIu dan kompresi tali pusat- Ceftrizidine 2x1gr IV- Misoprostol 25mcg pervaginam (III) nilai ulang pukul 20.30
Pukul 20.30
S : mulas jarang, gerak janin aktif
O : KU baik,CM , TD 110/80, HR: 80x/menit, RR 20x/menit, suhu: afebris.
Status obstetric : his negative, djj 148dpm. VT: porsio kenyal, posterior, pembukaan 1cm, tebal 2cm, hodge I-II, PS 2
A: ketuban pecah 1 hari pada G2P1Hamil36-37minggy, Janin presentasi kepala tunggal hidup, serviks belum matang, belum inpartu.
P :
- Observasi KU, RR, BP, HR, suhu, djj- Observasi tanda-tanda IIU- Ceftrizidine 2x1gr IV- Misoprostol 25mcg pervaginam (IV) nilai ulang pukul 02.30
Pukul 02.30
Penilaian langsung oleh DPJP dr.Djoni Taher Sp.OG, didapatkan hasil :
Porsio kenyal, posterior, licin, kepala hodge I-II, pembukaan 1cm. tidak ada kemajuan persalinan sejak penilaian awal. Untuk menghindari resiko infeksi dengan kemungkinan lanjutan persalinan yang rendah, pasien direncanakan SC cito karena gagal induksi.
Pukul 02.40
Berlangsung SC dan pemasangan IUD, lahir bayi perempuan
S :tidak terdapat keluhan
O : KU baik, CM, TD 110/80, HR 88x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,7C
Status generalis : dalam batas normal
Status obstetric : TFU 2 jari di bawah umbilicus, kontraksi baik. Bekas operasi tertutup perban, pembesaran negatif
A : OS post SC a.i gagal induksi, akseptor kb
P : - observsi KU, HR, RR, Suhu, TD, Perdarahan kontraksi
- Cek DPL post OP- Ceftrizidin 2 x 1 gr IV- Kaltrofen 3 x 100 supsositoria- Ranitidin 2 x 100 mg IV- Asam treneksamat 3 x 1000 mg IV- Mobilisasi bertahap rawat di ruangan