Upload
nanda-sugesti
View
212
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
n
Citation preview
BAB IV
PEMBAHASAN
BATASAN
PINGSAN
Pingsan atau sinkop adalah suatu kondisi kehilangan kesadaran yang mendadak, dan
biasanya sementara, yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.
Gejala pertama yang dirasakan oleh seseorang sebelum pingsan adalah rasa pusing,
berkurangnya penglihatan tinitus, dan rasa panas. Selanjutnya, penglihatan orang tersebut
akan menjadi gelap dan ia akan jatuh atau terkulai. Jika orang tersebut tidak dapat berganti
posisi menjadi hampir horizontal, ia dapat mati karena efek trauma suspensi.
Mekanisme pingsan
Pingsan adalah salah satu mekanisme pertahanan alami dari tubuh. Hal ini biasanya terjadi
ketika pasokan darah dan oksigen sangat rendah di dalam otak. Karena ini, fungsi otak akan
terhambat dan juga akan berpengaruh pada organ-organ lain di tubuh.
Pada banyak kejadian, pingsan adalah cara tubuh menghadapi situasi yang mengerikan
sebagai usaha terakhir untuk meminimalkan kerusakan yang terjadi dalam tubuh.
Dalam bahasa sehari-hari, pingsan didefinisikan sebagai kondisi di mana orang kehilangan
kesadaran. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor. Dalam beberapa kasus, pingsan tidak
menunjukkan masalah kesehatan yang serius. Namun, bukan berarti hal itu bisa dianggap
enteng.
KOMA
Koma atau examination berasal dari bahasa Yunani “Koma” yang berarti “deep sleep”
atau tidur dalam keadaan yang dalam . Koma merupakan keadaan tidak sadar dimana pasien
tidak dapat bereaksi dengan lingkungannya dan terjadi dalam waktu lebih dari 6 jam . Koma
dapat karena kondisi tertentu seperti keracunan (contoh : penyalahgunaan narkoba, overdosis
atau penyalahgunaan obat tanpa resep, obat yang diresepkan, atau pemberian zat yang
dikontrol) , kelainan metabolik , penyakit sistem saraf pusat , cedera neurologis akut seperti
stroke atau herniations , hipoksia , hipotermia , hipoglikemia atau cedera traumatis seperti
trauma kepala disebabkan oleh tabrakan jatuh atau kendaraan. Hal ini juga dapat dilakukan
dengan oleh agen-agen farmasi dalam rangka untuk meningkatkan fungsi otak pasien pada
penderita trauma otak , atau untuk menolong pasien dari rasa sakit yang hebat selama
penyembuhan cedera atau penyakit . Penderita koma tidak dapat dibangunkan sekalipun
dengan rangsangan kuat (secara fisik , auditori dan dengan bantuan cahaya). Koma berbeda
dengan tidur dalam hal siklus bangunnya . Koma biasanya hanya terjadi selama beberapa
minggu , namun dalam beberapa kasus koma yang parah bisa berlangsung hingga lebih dari 5
minggu bahkan hingga bertahun-tahun tergantung seberapa besar bagian otaknya yang masih
berfungsi.
Orang yang mengalami koma disebut comatose (dibaca:ko-muh-tose) . Kebanyakan
orang mampu mengembalikan keadaan fisik dan mentalnya secara sempurna setelah
mengalami koma dan yang lainnya terkadang memerlukan beberapa terapi tertentu untuk
mengembalikan fungsi tubuhnya semaksimal mungkin , namun dalam beberapa kasus koma
berat beberapa penderitanya tidak mampu mengembalikan fungsi tubuhnya secara utuh atau
hanya mampu mengembalikan fungsi dasarnya saja (seperti bernafas dan beberapa gerakan
dasar) . Terkadang pasien koma dapat memasuki keadaan vegetatif persisten dalam keadaan
ini pasien telah kehilangan semua fungsi neurologis kognitifnya tetapi masih bisa bernapas
dan mungkin menunjukkan beberapa gerakan spontan . Mereka bahkan bisa saja terjaga dan
tampak normal , tetapi karena bagian kognitif otak mereka tidak berfungsi lagi , mereka
menjadi tidak mampu untuk merespon lingkungan mereka . Sebuah keadaan vegetatif dapat
berlangsung selama bertahun-tahun.
Beberapa Jenis Koma :
Coma Alkoholic : Koma yang terjadi pada intoksikasi alcohol yang berat
Alpha Coma : Koma dengan temuan elektroensefalografi yang didominasi oleh
aktifitas gelombang alpha .
Diabetic Coma : Koma akibat asidosi diabetic yang berat disertai dengan pernafasan
Kussmaul dan disebut juga dengan Koussmaul Coma .
Hepatic Coma : Koma yang terjadi pada ensefalopati hepatic
Irreversibel Coma : Koma yang terjadi karena kerusakan otak irreversivel yang tidak
berespon secara absolute terhadap semua rangsangan dan hilangnya semua aktifitas
otot spontan seperti bernafas dan menggigil , pada pasien yang tidak mengalami
hipotermia atau intoksikasi depressan system saraf pusat . Disebut juga brain death .
Metabolic Coma : Koma yang terjadi pada ensefalopati hepatic
Myxcedema Coma : komplikasi fatal pada hipotiroidisme jangka panjang , ditandai
dengan koma disertai dengan hipotermia , deperesi pernapasan , brakikardia , dan
hipotesi . Biasanya terjadi pada pasien usia lanjut saat musim dingin.
Uremic Coma : Keadaan latergis akibat uremia
Coma Vigil (Lock In Syndrome ) : Merupakan kindisi Neurogical yang sangat langka
dimana pasien mengalami lumpuh total kecuali untuk otot mata namun masih tetap
terjaga dan waspada dengan pikiran yang normal .
Hyperglycemic Hypersomolar Coma : Koma diabetic tanpa disertai ketosis , merupakan
komplikasi berat pada keadaan hiperglikemik hipersomolar.
SYOK
Syok bukanlah merupakan suatu diagnosis. Syok merupakan sindrom klinis yang
kompleks yang mencakup sekelompok keadaan dengan manifestasi hemodinamik yang
bervariasi tetapi petunjuk yang umum adalah tidak memadainya perfusi jaringan. Setiap
keadaan yang mengakibatkan tidak tercukupinya kebutuhan oksigen jaringan, baik karena
suplainya yang kurang atau kebutuhannya yang meningkat, menimbulkan tanda-tanda syok.
Diagnosa adanya syok harus didasarkan pada data-data baik klinis maupun
laboratorium yang jelas yang merupakan akibat dari berkurangnya perfusi jaringan. Syok
mempengaruhi kerja organ-organ vital dan penangannya memerlukan pemahanam tentang
patofisiologi syok. Syok bersifat progresif dan terus memburuk. Lingkaran setan dari
kemunduran yang progresif akan mengakibatkan syok jika tidak ditangani segera mungkin.
Syok neurogenik sebenarnya jarang terjadi. Pada syok neurogenik terdapat penurunan
tekanan darah sistemik sebagai akibat terjadinya vasodilatasi perifer dan penurunan curah
jantung. Vasodilatasi tersebut terjadi karena menurunnya resistensi perifer yang disebabkan
oleh gangguan saraf otonom sedangkan penurunan curah jantung disebabkan oleh
bertambahnya pengaruh nervus vagus pada jantung sehingga terjadi bradikardi.
A. Definisi
Syok (renjatan) adalah kumpulan gejala-gejala yang diakibatkan oleh karena
gangguan perfusi jaringan yaitu aliran darah ke organ tubuh tidak dapat mencukupi
kebutuhannya. Syok sirkulasi dianggap sebagai rangsang paling hebat dari hipofisis adrenalis
sehingga menimbulkan akibat fisiologi dan metabolisme yang besar. Syok didefinisikan juga
sebagai volume darah sirkulasi tidak adekuat yang mengurangi perfusi, pertama pada jaringan
non vital (kulit, jaringan ikat, tulang, otot) dan kemudian ke organ vital (otak, jantung, paru-
paru, dan ginjal). Syok atau renjatan merupakan suatu keadaan patofisiologis dinamik yang
mengakibatkan hipoksia jaringan dan sel.
Syok juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang mengancam jiwa yang
diakibatkan karena tubuh tidak mendapatkan suplai darah yang adekuat yang mengakibatkan
kerusakan pada multiorgan jika tidak ditangani segera dan dapat memburuk dengan cepat.
B. Klasifikasi
Syok secara umum dapat diklasifikasikan dalam 4 kategori etiologi yaitu :
1. Syok Hipovolemik
Syok yang disebabkan karena tubuh :
- Kehilangan darah/syok hemoragik
· Hemoragik eksternal : trauma, perdarahan gastrointestinal
· Hemoragik internal : hematoma, hematotoraks
- Kehilangan plasma : luka bakar
- Kehilangan cairan dan elektrolit
· Eksternal : muntah, diare, keringat yang berlebih
· Internal : asites, obstruksi usus
2. Syok Kardiogenik
Gangguan perfusi jaringan yang disebabkan karena disfungsi jantung misalnya : aritmia, AMI
(Infark Miokard Akut).
3. Syok Distributif
- Syok Septik
Syok yang terjadi karena penyebaran atau invasi kuman dan toksinnya didalam tubuh yang
berakibat vasodilatasi.
- Syok Anafilaktif
Gangguan perfusi jaringan akibat adanya reaksi antigen antibodi yang mengeluarkan
histamine dengan akibat peningkatan permeabilitas membran kapiler dan terjadi dilatasi
arteriola sehingga venous return menurun. Misalnya : reaksi tranfusi, sengatan serangga,
gigitan ular berbisa
- Syok Neurogenik
Pada syok neurogenik terjadi gangguan perfusi jaringan yang disebabkan karena disfungsi
sistim saraf simpatis sehingga terjadi vasodilatasi. Misalnya : trauma pada tulang belakang,
spinal syok
4. Syok Obtruktif
Ketidakmampuan ventrikel untuk mengisi selama diastol sehingga secara nyata menurunkan
volume sekuncup dan endnya curah jantung. Misalnya : tamponade kordis, koarktasio aorta,
emboli paru, hipertensi pulmoner primer.
Anatomi Hepar
Hepar terletak pada bagian atas cavum abdominis, di bawah diafragma, di kedua sisi
kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. Memiliki berat sekitar
1200 – 1600 gram. Permukaan atas terletak bersentuhan di bawah diafragma, permukaan
bawah terletak bersentuhan di atas organ-organ abdomen. Hepar difiksasi secara erat oleh
tekanan intraabdominal dan dibungkus oleh peritoneum kecuali di daerah posterior-
superior yang berdekatan dengan v.cava inferior dan mengadakan kontak langsung dengan
diafragma. Bagian yang tidak diliputi oleh peritoneum disebut bare area.Terdapat refleksi
peritoneum dari dinding abdomen anterior, diafragma dan organ-organ abdomen ke hepar
berupa ligamen.
Macam-macam ligamennya:
1. Ligamentum falciformis yang menghubungkan hepar ke dinding anterior abdomen
dan terletak di antara umbilicus dan diafragma.
2. Ligamentum teres hepatis atau round ligament merupakan bagian bawah ligamen
falciformis ; merupakan sisa-sisa peninggalan vena umbilicalis yg telah menetap.
3. Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenalis merupakan bagian dari
omentum minus yg terbentang dari curvatura minor lambung dan duodenum proximal
ke hepar
4. Ligamentum Coronaria Anterior dan Ligamen coronaria posterior yang berupa
refleksi peritoneum terbentang dari diafragma ke hepar.
5. Ligamentum triangularis yaitu fusi dari ligamentum coronaria anterior dan posterior
dan tepi lateral kiri kanan dari hepar.
Secara anatomis, organ hepar tereletak di hipochondrium kanan dan epigastrium, dan
melebar ke hipokondrium kiri. Hepar dikelilingi oleh cavum toraks dan bahkan pada orang
normal tidak dapat dipalpasi (bila teraba berarti ada pembesaran hepar). Permukaan lobus
kanan dpt mencapai sela iga 4/ 5 tepat di bawah aerola mammae. Ligamen falciformis
membagi hepar secara topografis yaiut lobus kanan yang besar dan lobus kiri.
Histologi Hepar
Hati tersusun menjadi unit-unit fungsional yang dikenal sebagi lobulus yaitu susunan
heksagonal jaringan yang mengelilingi sebuah vena sentral. Hati memiliki bagian terkecil
yang melakukan tugas diatas disebut sel hati (hepatosit), sel-sel epithelial sistem empedu
dalam jumlah yang bermakna dan sel-sel parenkimal yang termasuk di dalamnya
endotolium, sel kupffer dan sel stellata yang berbentuk seperti bintang. Tugas aktifitas
fagositik dilakukan oleh makrofag residen yang disebut sel kupffer. Setiap hepatosit
berkontak langsung dengan darah dari dua sumber. Darah vena yang langsung datang dari
saluran pecernaan dan darah arteri yang datang dari aorta. Darah dari cabang-cabang arteri
hepatika dan vena porta mengalir dari perifer lobulus ke dalam ruang kapiler yang melebar
disebut sinusoid.
Hepar mempunyai dua facies (permukaan) yaitu ;
1. Facies diaphragmatika
2. Facies visceralis (inferior)
Facies diaphragmatica berbentuk konveks, menempel dipermukaan bawah
diaphragma dan dibagi lagi menjadi facies anterior, superior, posterior dan dekstra yang
batasan satu sama lainnya tidak jelas, kecuali dimana margo inferior yang tajam terbentuk.
Facies visceralis agak datar dan melandai kebawah, kedepan dan ke sebelah kanan dari
facies posterior tanpa batas yang jelas. Perbatasan facies anterior dan viseral membentuk
margo inferior yang tajam, menyusuri lengkung arkus aortae melintasi epigastrium.
Umumnya pembuluh darah besar dan duktus masuk keluar porta hepatis yang terletak di
facies visceralis, kecuali v. hepatika yang muncul dari facies posterior.
Dari facies diaphragmatica dan visceralis, lipatan peritoneum menyeberang berturut-turut
ke diaphragma lalu turun ke lambung, hal ini menetap dari mesogastrium ventralis dimana
bakal hepar berasal dan berkembang.
Sebagian besar facies diaphragma terbungkus oleh peritoneum. Facies anterior dilihat dari
depan berbentuk segitiga serta berhubunga dengan diaphragma, paru-paru dan pleura
kanan dengan batas :
Superior : diaphragma
Inferior : kartilago kosta ke 6-10 pada sisi kanan dan 6-7 pada sisi kiri.
Sebagian facies ini berada dibelakang angulus kosta dan ditutupi oleh dinding abdomen
anterior daerah epigastrium.
Facies superior berbatasan dengan diaphragma bawah jantung dan perikardium pada
bagian tengahnya dan bawah pleura dan paru pada sisi-sisinya. Pada lengkung anterior,
ligamentum falsiformis terikat pada hepar bagian tengah menuju pada titik dimana
ligamentum teres terletak di tepi bebasnya. Titik ini terdapat di sebelah kiri fundus vesika
felea. Perlekatan di bagian atas ligamentum falsiformis berjalan kekiri sepanjang
permukaan superior sebagai ligamentum triangularis. Lembar ligamentum falsiformis
yang kanan berjalan didepan vena kava inferior, dan akan menjadi lapisan atas
ligamentum koronarius yang tidak akan terlihat dari depan.
Facies dekstra meluas dari iga ke -7 ke iga ke-11 dengan struktur sebagai berikut
- Sepertiga bawah berbatasan dengan iga dan diaphragma
- Sepertiga tengah dengan iga, pleura dan diaphragma
- Sepertiga atas dengan iga, pleura dan diaphragma.
Facies posterior merupakan kelanjutan permukaan konveksitas superior dan dekstra, yang
berlanjut kebawah menjadi facies viseralis atau facies inferior. Struktur yang terdapat pada
permukaan ini adalah area nuda, impresio supra renal kanan, alur v. kava inferior, lobus
caudatus dan prosesus kaudatus, fisura lig. Venosum, impresio esophagus dan bagian atas
gaster, serta tuber omentalis pankreas.
Facies Viseralis.Gambaran utamanya adalah struktur-struktur yang tersusun
membentuk huruf H.Pada bagian tengahnya terletak porta hepatis (hilus hepar). Sebelah
kanannya terdapat v. kava inferior dan vesika fellea. Sebelah kiri porta hepatis terbentuk
dari kelanjutan fissura untuk ligamentum venosum dan ligamentum teres. Vena kava
terletak dalam sulkus yang dalam atau kadang-kadang dalam canalis pada bagian cembung
facies superior. Di bagian v. kava terdapat area nuda yang berbentuk segitiga dengan v.
kava sebagai dasarnya dan sisi-sisinya terbentuk oleh lig. Koronarius bagian atas dan
bawah. Puncak segitiga ini (pertemuan lapisan atas dan bawah lig. Koronarium),
membentuk lig. Triangularis dekstra. Lapisan bawah ligamentum koronarius terdapat pada
batas tumpul antara permukaan difragmatika dan viseral. Disini sebuah llapisan
peritoneum menyelimuti kebawah diatas hepatorenal pouch dan ruang paracollic gutter
kanan. Bila diikuti terus kekiri perlekatan, lapisan bawah lig. Koronarius akan bertemu
dengan lig. Falsiformis. Pertemuan ini ke posterior melalui celah membentuk lig.
Venosum. Ligamen-ligamen tersebut membatasi lobus kaudatus hepar. Lobus kaudatus
hepar merupakan bagian yang berada pada bursa omentum. Lobus ini melalui diaphragma
di sebelah depan aorta thoracalis, disebelah kiri v. kava inferior dan sebelah kanan
esophagus.
Porta hepatis adalah hilus hepar dan dilengkapi oleh kedua lapisan omentum minus
yang pada sebelah kirinya terikat dengan ligamentum venosum. Porta ini ditempati oleh
duktus hepatika dekstra dan sinistra, a. hepatika dekstra dan sinistra serta v. porta.
Susunannya dari belakang ke depan adalah vena-arteri-duktus.
Duktus cystikus terletak pada sebelah kanan porta hepatis dan pada tempat ini terdapat
beberapa nodus limftikus. Nodus limfatikus ini bersama saraf menempel diantara tepi
bebas omentum minus. Di sebelah kanan porta terdapat vesika fellea yang terletak dalam
fossa. Leher vesika ini terletak dalam tempat yang lebih tinggi dari fundusnya. Struktur
yang ada pada permukaan viseral adalah: porta hepatis, omentum minus yang berlanjut
hingga fissura lig. Venosum, impresio ginjal kanan dan glandula supra renal, bagian kedua
duodenum, fleksura kolli dekstra, vesika fellea, lobus kuadratus, fissura ligamentum teres
dan impresio gaster.
Fisiologi Hepar
Hepar merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi
tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah. Ada beberapa fung
hepar yaitu :
Fungsi hepar sebagai metabolisme karbohidrat
Pembentukan, perubahan dan pemecahan karbohidrat, lemak dan protein saling berkaitan
1 sama lain. Hepar mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi
glikogen, mekanisme ini disebut glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun di dalam hepar
kemudian hepar akan memecahkan glikogen menjadi glukosa. Proses pemecahan glikogen
menjadi glukosa disebut glikogenelisis. Karena proses-proses ini, hepar merupakan
sumber utama glukosa dalam tubuh, selanjutnya hepar mengubah glukosa melalui heksosa
monophosphat shunt dan terbentuklah pentosa.
Fungsi hepar sebagai metabolisme lemak
Hepar mensintesis lemak serta mengkatabolisis asam lemak. Asam lemak dipecah menjadi
beberapa komponen :
1. Senyawa 4 karbon – KETON BODIES
2. Senyawa 2 karbon – ACTIVE ACETATE (dipecah menjadi asam lemak dan gliserol)
3. Pembentukan cholesterol
4. Pembentukan dan pemecahan fosfolipid
Fungsi hepar sebagai metabolisme protein
Hepar mensintesis banyak protein dari asam amino dengan proses deaminasi, hepar
juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino. Dengan proses transaminasi,
hepar memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hepar merupakan satu-
satunya organ yg membentuk plasma albumin dan ∂ - globulin dan organ utama bagi
produksi urea.Urea merupakan end product metabolisme protein.∂ - globulin selain
dibentuk di dalam hepar, juga dibentuk di limpa dan sumsum tulang β – globulin hanya
dibentuk di dalam hepar.albumin mengandung ± 584 asam amino dengan BM 66.000
Fungsi hepar sehubungan dengan pembekuan darah
Hepar merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan
koagulasi darah, misalnya: membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X.
Benda asing menusuk kena pembuluh darah – yang beraksi adalah faktor ekstrinsi, bila
ada hubungan dengan katup jantung – yang beraksi adalah faktor intrinsik.Fibrin harus
isomer biar kuat pembekuannya dan ditambah dengan faktor XIII, sedangakan Vit K
dibutuhkan untuk pembentukan protrombin dan beberapa faktor koagulasi.
Fungsi hepar sebagai metabolisme vitamin
Semua vitamin disimpan di dalam hepar khususnya vitamin A, D, E, K
Fungsi hepar sebagai detoksikasi
Hepar adalah pusat detoksikasi tubuh, Proses detoksikasi terjadi pada proses oksidasi,
reduksi, metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti zat
racun, obat over dosis.
Fungsi hepar sebagai fagositosis dan imunitas
Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui proses
fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi ∂ - globulin sebagai imun livers
mechanism.
Fungsi hemodinamik
Hepar menerima ± 25% dari cardiac output, aliran darah hepar yang normal ± 1500
cc/ menit atau 1000 – 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam arteri hepatica ± 25%
dan di dalam vena porta 75% dari seluruh aliran darah ke hepar.
Patofisiologi
Hati merupakan tempat utama metabolisme alkohol. Dalam hati, ada dua jalur utama
metabolisme alkohol, alkohol dehidrogenase dan sitokrom P-450 (CYP) 2E1. Alkohol
dehidrogenase merupakan enzim yang mengkonversi sitosolik hepatosit alkohol menjadi
asetaldehida. Asetaldehida kemudian dimetabolisme untuk asetat melalui dehidrogenase
enzim mitokondria acetaldehyde. CYP 2E1 juga mengubah alkohol untuk acetaldehyde.4
Kerusakan hati terjadi melalui beberapa jalur yang saling terkait. Alkohol dehidrogenase
dan asetaldehida dehidrogenase menyebabkan pengurangan dinukleotida adenin
nikotinamida (NAD) menjadi NADH (bentuk tereduksi NAD). Rasio diubah NAD /
NADH mendorong fatty liver melalui penghambatan glukoneogenesis dan oksidasi asam
lemak. CYP 2E1, yang diregulasi dalam penggunaan alkohol kronis, menghasilkan radikal
bebas melalui oksidasi nikotinamida adenin dinukleotida fosfat (NADPH) untuk NADP.4
paparan alkohol kronis juga mengaktifkan makrofag hepatik, yang kemudian
menghasilkan faktor nekrosis tumor α (TNF-α). TNF-α 5 menginduksi mitokondria untuk
meningkatkan produksi spesies oksigen reaktif. Stres oksidatif mempromosikan nekrosis
hepatosit dan apoptosis, yang dibesar-besarkan dalam alkohol yang kekurangan
antioksidan seperti glutathione dan vitamin E. Radikal bebas memulai peroksidasi lipid,
yang menyebabkan peradangan dan fibrosis. Peradangan juga disebabkan oleh
asetaldehida, ketika terikat secara kovalen dengan protein selular, bentuk adduct yang
antigenic
JENIS - JENIS PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN
1. Ketoacidosis Diabetik
2. Koma Hiperosmolar
3. Laktat Acidosis
GEJALA KLINIS
Identitas Pasien
Nama : Tn. Rendi Haryono
Umur : 55 Tahun
Alamat : Villa Bukit Emas Surabaya
Kelamin : Laki – Laki
Pekerjaan : Swasta
Keluhan Utama
tidak sadarkan diri
RPS (Riwayat Penyakit Sekarang)
Pria ini merupakan member tetap di Night Club. Memang pria ini suka minum-
minuman keras hampir setiap malam pria ini mabuk hingga tidak jarang pria ini
diantar sampai ke rumahnya. Datang ke Night Club sendirian sekitar pukul 21.30
WIB. Pada saat dating ke Night Club dalam keadaan sehat.
RPD (Riwayat Penyakit Dahulu)
Tidak didapat keterangan karena pasien tidak sadarkan diri dan anggota keluarga
belum dating.
RPK (Riwayat Penyakit Keluarga)
Sedang ada masalah keluarga, istri minta cerai dan anak paling besar masuk penjara
akibat narkoba.
Riwayat psikososial
Suka minum-minuman keras, seperti Johny Walker dan suka merokok.
Riwayat pemakaian obat
Ditemukan obat di saku celananya Angioten, Adalat Oros 30mg, glucophage XR,
Lipitor 40mg, Glucobay, Levita 40mg.
PEMERIKSAAN FISIK PENYAKIT
Tensi : 140/180 *
Nadi : 120 kali/menit*
Suhu : 36,8oC (keluar keringat dingin)
RR (Respiratory Rate): 40 kali/menit *
Kepala; leher : Anemia (-) / Ikterus (-) / sianosis (-)
Nafas kussmaul
Nafas berbau aseton
Thorax : suara nafas dasar vesikuler pada seluruh lapangan paru.
Ronki(-), wheezing(-)
Cor
S1 S2 tunggal. Murmur (-)
Abdomen:
Hepar
1 jari BAC, tidak nyeri tekan tapi tajam, permukaan halus. Konsistensi padat/kenyal
dll.
Lien:
Tidak teraba
Eksterminitas:
Normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG PENYAKIT
1. Pemeriksaan glukosa darah puasa.
2. Pemeriksaan glukosa darah sewaktu atau glukosa darah 2 jam pp (post prandial).
3. Pemeriksaan Glycosylated hemoglobin (HbA1c).
4. Analisa Gas Darah : PaO2 (normal), ↓ pH, ↓ PaCO2.
5. RotheraTes.
6. Peningkatanketon total >30 bisasampai 30M/L (N=0,15). Zat –
7. zatketonutamayaitubetahidroksibutirat, asetoasetat, aceton
8. Tes Elektrolit dalam darah(Bervariasi. K+turun, Na biasanyanaik).
9. Osmolalitas(↓)
10. BUN (sekitar 20-30)
11. Pemeriksaan Leukosit (Leukositosis)
12. Amilase(↑)
13. Tes Benedict