7
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Berdasarkan Variabel Orang (Person) 4.1.1 Menurut Umur Secara teoritis, umur sebagai salah satu sifat karakteristik tentang orang yang dalam studi epidemiologi merupakan variabel yang cukup penting karena cukup banyak penyakit ditemukan dengan berbagai variasi frekuensi yang dsebabkan oleh umur. Peranan variabel umur menjadi cukup penting antara lain, dapat menggambarkan tentang penyebab penyakit tersebut. Umur juga merupakan faktor sekunder yang harus diperhitungkan dalam mengamati atau meneliti perbedaan frekuensi penyakit terhadap variabel lainnya. Selain itu, umur merupakan salah satu sifat karakteristik tentang orang yang sangat utama, karena umur mempunyai hubungan erat dengan keterpaparan. Umur juga mempunyai hubungan dengan besarnya risiko terhadap penyakit tertentu dan sifat resistensi pada berbagai kelompok umur tertentu. Pada beberapa penyakit menular tertentu, dalam hal ini diare, menunjukan bahwa umur muda mempunyai resiko yang tinggi, bukan saja karena tingkat kerentanannya. Berdasarkan hasil dari variabel umur di lihat dari tahun 2013 smpai 2015 didapatkan bahwa lebih banyak penderita diare yang berobat ke Puskesmas 7 Palembang 33

BAB IV

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kedokteran keluarga

Citation preview

Page 1: BAB IV

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Berdasarkan Variabel Orang (Person)

4.1.1 Menurut Umur

Secara teoritis, umur sebagai salah satu sifat karakteristik tentang orang

yang dalam studi epidemiologi merupakan variabel yang cukup penting karena

cukup banyak penyakit ditemukan dengan berbagai variasi frekuensi yang

dsebabkan oleh umur. Peranan variabel umur menjadi cukup penting antara lain,

dapat menggambarkan tentang penyebab penyakit tersebut. Umur juga merupakan

faktor sekunder yang harus diperhitungkan dalam mengamati atau meneliti

perbedaan frekuensi penyakit terhadap variabel lainnya.

Selain itu, umur merupakan salah satu sifat karakteristik tentang orang

yang sangat utama, karena umur mempunyai hubungan erat dengan keterpaparan.

Umur juga mempunyai hubungan dengan besarnya risiko terhadap penyakit

tertentu dan sifat resistensi pada berbagai kelompok umur tertentu.

Pada beberapa penyakit menular tertentu, dalam hal ini diare, menunjukan

bahwa umur muda mempunyai resiko yang tinggi, bukan saja karena tingkat

kerentanannya. Berdasarkan hasil dari variabel umur di lihat dari tahun 2013

smpai 2015 didapatkan bahwa lebih banyak penderita diare yang berobat ke

Puskesmas 7 Palembang dengan kategori umur 1 – 4 tahun.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh divisi Research and

Science Analitico UI dengan data sekunder yang didapat dari Riset Kesehatan

Dasar Tahun 2007 menyatakan bahwa, diare paling banyak diderita oleh

kelompok umur 1- 4 tahun, disusul dengan kelompok umur dibawah 1 tahun.

Begitu pula hal nya dengan pendapat Notoatmodjo, S tahun 2004 yang pada

bukunya tertulis bahwa diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan

tubuh balita yang masih lemah sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran

virus penyebab diare. Balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan

rawan penyakit, utamanya penyakit infeksi yaitu diare.

33

Page 2: BAB IV

4.1.2 Menurut Jenis Kelamin

Secara teoritis jenis kelamin didefinisikan dengan ciri-ciri fisik, karakter

dan sifat yang berbeda, sehingga jenis kelamin mempengaruhi kebersihan

seseorang (Baharuddin, 1996). Oleh karena itu, setiap karakter dan sifat yang

berbeda baik perempuan maupun laki-laki harus selalu dimotivasi dalam hal

menjaga kebersihan dan kesehatan seseorang.

Berdasarkan hasil tabel yang yang di lihat dari tahun 2013 sampai 2015

dapat di distribusikan penyakit diare menurut jenis kelamin yaitu laki-laki dan

perempuan. Penderita yang berobat ke Puskesmas Taman Bacaan Palembang pada

tahun 2013 jenis kelamin laki-laki sebesar 204 (33,2%) dan perempuan 225

(34,7%), sedangkan pada tahun 2014 jenis kelamin laki-laki menurun dari tahun

sebelumnya yaitu sebesar 140 (22,8%) dan pada perempuan sebesar 180 (27,8 %).

Setelah mengalami penurunan di tahun 2014 ternyata pada kenyataan nya di tahun

2015 penderita diare pada bayi dan balita naik kembali. Pada tahun 2015 jenis

kelamin naik laki-laki sebesar 270 (43.9 %) dan pada perempuan sebesar 243

(37,5 %).

Apabila dilihat dari tahun 2013 - 2015 juga golongan jenis kelamin

perempuan yang lebih besar yaitu sebanyak 648 penderita diare.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di wilayah kerja

puskesmas bara baraya makasar yang menyatakan bahwa responden perempuan

lebih banyak menderita diare dibandingkan dengan laki-laki.

4.2 Berdasarkan Variabel Tempat

Berdasarkan tabel diatas yang di dapatkan penderita diare terbanyak yaitu

terletak pada kelurahan 7 Ulu yaitu sebesar 908 penderita, sedangkan kelurahan

9/10 Ulu jumlah penderita yaitu 354 orang

4.3 Berdasarkan Variabel Waktu

Berdasarkan tabel diatas yang di dapat berdasarkan STP-Pus dari

Puskesmas 7 Ulu Palembang jumlah penderita penyakit diare dari tahun 2013-

2015 terbanyak pada bulan Februari. Pada tahun 2013 pada bulan Februari

penderita penyakit hipertensi sebanyak 61 orang sedangkan pada tahun 2014

penderita hipertensi sebanyak 51 orang dan pada tahun 2015 penderita hipertensi

pada bulan februari sebanyak 65 orang. Dan apabila dilihat dari tahun 2013-2015

34

Page 3: BAB IV

penderita diare tertinggi yaitu pada tahun 2015 sebanyak 513 orang dan pada

tahun 2014 penderita hipertensi mengalami penurunan sebesar 320 orang tetapi

pada tahun 2011 angka kejadian penyakit diare naik kembali sebesar 429

penderita

Selain itu untuk mencari akar penyebab masalah dapat menggunakan

fishbone diagram seperti tertera dalam gambar berikut:

35

Tingginya angka kejadian Diare pada anak usia 0 – 4 tahun

Manusia

Dana / Sarana

Metode

Kesadaran sanitasi rendah

Kemiskinan

Tidak ada masalah

Penggunaan air sungai untuk kehidupan sehari-hari

Pengetahuan langkah cuci tangan yang kurang

Tidak ada masalah

Kesadaran kurang

Motivasi kurang

Pemberdayaan masyarakat kurang

Efektifitas dan frekuensi penyuluhan tentang cuci tangan dan pengolahan air bersih kurang

Konsumsi air galon isi ulang tanpa diolah

Kebiasaan jajan sembarangan

Mengkonsumsi makanan dan minuman yang tercemar

Lingkungan

Pengetahuan pemanfaatan dan pengelolaan sumber air kurang

Lingkungan kumuh

Lokasi disekitar sungai dan rawa

Kesadaran sanitasi rendah

Musim penghujan

Page 4: BAB IV

4.2 Prioritas Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan diatas, harus ditetapkan prioritas masalah yaitu dengan menggunakan metode USG yang menggunakan pertimbangan beberapa aspek yaitu :

a. Urgency ( dilihat dari mendesak atau tidaknya masalah tersebut

b. Seriousness ( tingkat keseriusan masalah)

c. Growth ( tingkat perkembangan masalah)

Masalah yang mempunyai total angka tertinggi dari hasil penjumlahan yang akan menjadi prioritas masalah.

Tabel 4.1 Penentuan prioritas penyebab masalah di puskesmas 7 Ulu Palembang

No Penyebab Masalah Urgency Seriousness Growth Total

1 Efektifitas dan frekuensi penyuluhan tentang cuci tangan dan pengolahan air bersih kurang

4 5 5 100

2 Pengetahuan langkah cuci tangan kurang

3 5 4 60

3 Pemberdayaan masyarakat kurang

4 4 3 48

4 Mengkonsumsi makanan dan minuman yang tercemar

4 5 4 80

5 Penggunaan air sungai untuk kehidupan sehari-hari

3 4 3 36

6 Kemiskinan 3 3 3 27

Dari hasil scoring dengan metode USG diperoleh penyebab Kurangnya efektifiats dan frekuensi penyuluhan tentang cuci tangan dan pengolahan air bersih

36

Page 5: BAB IV

4.3 Penyelesaian Masalah

Berikut ini merupakan table penyelesaian masalah kurangnya efektifitas dan frekuensi penyuluhan tentang cuci tangan dan pengolahan air bersih di Puskesmas 7 Ulu Palembang

4.4 Penyelesaian Masalah Terpilih

Tabel 4.2 Tabel Cara Penyelesaian Masalah

Prioritas Masalah Alternatif Penyelesaian Masalah

Penyelesaian Masalah Terpilih

Efektifitas dan frekuensi penyuluhan tentang cuci tangan dang pengolahan air bersih kurang

Pembinaan kepada petugas dan kader mengenai cuci tangan dan pengolahan air bersih

Membentuk pos mengenai edukasi pengolahan air bersih

Pembinaan kepada petugas dan kader mengenai cuci tangan dan pengolahan air bersih

Dari tabel diatas untuk penyelesaian masalah terpilih bagi kasus diare pada anak usia 0 – 4 tahun adalah dengan memberbanyak pembinaan kepada petugas dan kader mengenai cuci tangan dan pengolahan air bersih guna mencegah terjadinya diare dan menurunkan angka kesakitan diare.

37