Upload
lyphuc
View
231
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IV
Analisa dan Pembahasan
Di dalam bab ini, maka analisa dan pembahasan yang dilakukan sesuai
dengan kerangka pikir atau kerangka konseptual yang telah dijelaskan di BAB III dan
dijabarkan dalam gambar 3.1 mengenai hubungan antara visi, misi dan strategi
perusahaan dengan konsep balanced scorecard. Langkah pertama dalam analisa dan
pembahasan ini adalah menganalisa kondisi umum perekonomian Indonesia, kondisi
umum industri ritel di Indonesia dan kondisi PT Hero Supermarket Tbk sendiri.
Tujuan dari langkah pertama ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi
perkembangan industri ritel di Indonesia dan hubungannya dengan kondisi
perekonomian Indonesia serta pengaruhnya bagi PT Hero Supermarket Tbk sendiri.
Kemudian evaluasi atas visi, misi dan falsafah PT Hero Supermarket Tbk selama ini
apakah perlu dipertahankan atau tidak dan apakah visi, misi, falsafah tersebut dapat
dijabarkan ke dalam empat perspektif di dalam balanced scorecard atau tidak.
Selanjutnya adalah menganalisa kondisi persaingan dalam industri ritel dengan
menggunakan five forces model’s Michael Porter serta kondisi fundamental
perusahaan melalui analisa SWOT. Analisa SWOT ini terdiri dari dua bagian yaitu
analisa internal yang terdiri dari analisa strenghts and weaknesses dan analisa
eksternal yang terdiri dari analisa opportunities and threats. Langkah kedua adalah
analisa strategi perusahaan yaitu untuk mengetahui bagaimana strategi perusahaan
selama ini dan tolok ukur apa yang selama ini digunakan untuk menilai kinerja
perusahaan. Langkah ketiga adalah analisa kemungkinan penggunaan balanced
scorecard sebagai model bagi penentuan sasaran strategis dan perencanaan tolok ukur
perusahaan yang dijabarkan di dalam setiap perspektif balanced scorecard. Langkah
terakhir adalah penyusunan target dan program-program peningkatan kinerja melalui
balanced scorecard secara lengkap.
4.1 Perumusan Strategi
4.1.1 Kondisi Umum Perekonomian Indonesia
Dengan berpedoman kepada krisis moneter pada pertengahan tahun 1997,
maka secara umum kondisi makro ekonomi Indonesia tahun 2003 menunjukkan
perbaikan yang berarti daripada tahun-tahun sebelumnya. Menurut data laporan Bank
Indonesia mengenai kondisi makro ekonomi pada tahun 2003, menunjukkan bahwa
nilai tukar rupiah atas dollar Amerika bergerak stabil dan cenderung meningkat, hal
ini didorong berkurangnya faktor risiko dan tingkat suku bunga yang rendah.
Penurunan nilai tukar juga membuat tingkat inflasi sepanjang tahun 2003 juga
menyusut. Jika dibandingkan dengan tahun 2002, tingkat inflasi turun sebesar 4,97
persen. Selama tahun 2003, suku bunga deposito juga menurun karena peningkatan
likuiditas perbankan. Sementara tingkat suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia)
turun sebesar 4,62 persen dari tahun sebelumnya.
Tabel 4.1 Indikator Ekonomi Makro Indonesia
Indikator 2003 Nilai Tukar Rupiah Rp8.420,00 Rp8.950,00
Inflasi 5,06% 10,03% Suku Bunga Deposito 6,06% 12,23%
SBI 8,31% 12,93% Pertumbuhan Ekonomi 4,10% 3,70%
2002
Sumber : Bank Indonesia, Data Makro Ekonomi Indonesia 2003
Segi positif dari kondisi ekonomi pada tahun 2003 adalah bahwa pertumbuhan
ekonomi Indonesia tahun 2003 lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan
ekonomi global. Perekonomian dunia tahun 2003 diperkirakan tumbuh sebesar 3,2
persen, sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Penguatan rupiah dan
terkendalinya jumlah uang yang beredar, membuat harga barang dan jasa juga relatif
terkendali serta akhirnya membuat inflasi terkendali. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kondisi ekonomi makro Indonesia relatif lebih baik dan stabil dari tahun
sebelumnya. Namun kondisi yang baik ini tidak dibarengi dengan peningkatan daya
beli masyarakat, hal ini masih disebabkan karena kenaikan harga listrik, bahan bakar
minyak dan kenaikan tarif telepon disamping juga mulai turunnya suku bunga
deposito perbankan.
4.1.2 Kondisi Umum Industri Ritel di Indonesia
Pertumbuhan penjualan ritel pada periode 2002-2003 diindikasikan masih
mengalami kelemahan. Pertumbuhan yang lambat tersebut dikarenakan menurunnya
daya beli masyarakat akibat kenaikan harga listrik, bahan bakar minyak dan kenaikan
tarif telepon disamping juga mulai turunnya suku bunga deposito perbankan.
Menurunnya daya beli tersebut tentu berimbas kepada usaha pemenuhan kebutuhan
sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat. Masyarakat cenderung menghabiskan
pendapatan mereka untuk kebutuhan pokok sehari-hari dan menunda untuk sementara
waktu kebutuhan sandang sehingga berimbas pada penurunan penjualan peritel
terutama untuk jenis department store yang memang sebagian besar mengkhususkan
dirinya pada penjualan sandang. Analisa tersebut diatas didasarkan kepada data
pertumbuhan penjualan atas enam perusahaan ritel yang telah go public di Bursa Efek
Jakarta. Enam perusahaan tersebut diambil sebagai analisa dikarenakan terbatasnya
data akan pertumbuhan penjualan perusahaan ritel secara nasional.
Secara umum apabila dilihat dari tabel 4.2 di bawah ini, maka dari enam
perusahaan ritel tersebut dapat digolongkan dalam dua bagian yaitu yang pertama
adalah kelompok peritel yang mengkhususkan dirinya pada penjualan kebutuhan
sehari-hari atau pangan (supermarket), masuk dalam golongan ini adalah Alfa
Retailindo, Hero Supermarket dan Metro Supermarket. Kelompok kedua adalah
perusahaan yang mengkhususkan dirinya pada penjualan sandang (department store)
yaitu Matahari Putra Prima, Ramayana Lestari Sentosa dan Rimo Catur Lestari.
Apabila kita teliti ternyata ada kaitan antara melemahnya daya beli masyarakat
dengan penurunan penjualan peritel yang mengkhususkan dirinya pada penjualan
sandang. Sedangkan khusus untuk peritel yang mengkhususkan dirinya pada
penjualan pangan justru mengalami pertumbuhan yang positif dan cukup besar
walaupun khusus untuk Metro Supermarket justru mengalami pertumbuhan yang
negatif.
Dari penjelasan tersebut maka dapat dijelaskan bahwa meskipun daya beli
masyarakat menurun tajam, pengangguran terus bertambah dan program perbaikan
ekonomi masih belum berjalan dengan baik, namun masyarakat masih berbelanja
bahan kebutuhan pokok sehari-hari termasuk di dalamnya adalah makanan, barang-
barang keperluan rumah tangga, kesehatan dan kecantikan. Munculnya keluarga-
keluarga baru dengan tingkat sosial ekonomi menengah di Indonesia juga membuat
supermarket makin berkembang, dikarenakan mereka memiliki sedikit waktu untuk
berbelanja sehingga membutuhkan tempat belanja yang nyaman, cepat pelayanannya,
lengkap dan dekat. Keberadaan supermarket yang lengkap, nyaman dan dekat dengan
rumah tinggal masih merupakan peluang tersendiri untuk berkembang dan tumbuh.
Tabel 4.2 Pertumbuhan Penjualan Perusahaan Ritel Go Public (Dalam Rupiah)
(dalam rupiah)
Ritel 2003 2002 Pertumbuhan
Alfa Retailindo 3.614.850.631.327,00
3.278.010.686.523,00 10,3%
Hero Supermarket 2.980.267.000.000,00
2.407.907.000.000,00 23,8%
Matahari Putra Prima 5.064.943.000.000,00
5.208.120.000.000,00
Metro Supermarket 43.886.578.867,00 45.946.878.654,00 Ramayana Lestari
Sentosa 3.553.447,00 6.262.393,00
Rimo Catur Lestari 211.582.267.981,00 239.492.492.967,00 -11,7%
-2,8%
-4,5%
-43,3%
Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan Ritel Go Public yang telah diaudit, data diolah.
10,3%
23,8%
-2,8% -4,5%
-43,3%
-11,7%
-50%-40%-30%-20%-10%
0%10%20%30%
Alfa Retailindo HeroSupermarket
Matahari PutraPrima
MetroSupermarket
RamayanaLestari Sentosa
Rimo CaturLestari
10,3%
23,8%
-2,8% -4,5%
-43,3%
-11,7%
-50%-40%-30%-20%-10%
0%10%20%30%
Alfa Retailindo HeroSupermarket
Matahari PutraPrima
MetroSupermarket
RamayanaLestari Sentosa
Rimo CaturLestari
Diagram 4.1 Pertumbuhan Penjualan Perusahaan Ritel Go Public
Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan Ritel Go Public yang telah diaudit, data diolah.
Di samping itu, terlepas dari faktor-faktor di atas, Indonesia masih merupakan potensi
yang besar bagi perkembangan usaha ritel mengingat jumlah penduduknya yang
besar dan makin berkembangnya kota-kota besar di Indonesia akibat otonomi daerah.
Keluarnya Regulasi Pemerintah No. 99 tahun 1998 dan Peraturan Pemerintah tahun
1999 mengenai pembukaan pasar Indonesia untuk usaha ritel bagi pemodal besar,
menengah dan kecil yang harus bekerja sama dengan perusahaan lokal membuat
banyak peritel asing membuka usahanya di Indonesia baik secara langsung maupun
dengan membeli saham peritel lokal sehingga menyebabkan persaingan menjadi
semakin ketat. Carrefour-Promodes adalah salah satu peritel asing yang gencar
melakukan ekspansi di Indonesia di samping juga ada peritel asing yang masuk
dengan membeli sebagian saham peritel lokal yaitu Royal Ahold-Tops yang
kemudian diakuisisi Hero Supermarket, Lions-Superindo, Diary Farm-Giant-Hero
Supermarket, IGA-Matahari Supermarket, lalu peritel asing yang sudah terlebih
dahulu masuk ke Indonesia yaitu Makro, Marks & Spencer, Sogo, Nina Fairprice dan
Metro Department Store. Ketatnya persaingan juga disebabkan karena peritel asing
memiliki keunggulan dalam sumber daya manusia, manajemen dan teknologi serta
murahnya harga produk yang ditawarkan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel
4.3 dan tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.3 Penetrasi Peritel Asing di Indonesia 2003
No Ritel Mitra Lokal Nama Perusahaan Mitra Asing Jumlah
Gerai Tahun
Operasi
1 AM/PM Sinar Sahabat PT Sinar Sahabat AM/PM (Amerika Serikat)* 22 1990
Carrefour - PT Contimas Utama Indonesia Carrefour (Perancis) 100% 8 1998
3 Carrefour - PT Carti Satria Megaswalayan Carrefour (Perancis) 100% 1
4 Carrefour - PT Cartisa Properti Indonesia Carrefour (Perancis) 100% 1
5 Circle K Circle K PT Circleka Indonesia Utama Circle K (Amerika Serikat) 58 1987
6 Giant Hero - Dairy Farm (Hong Kong) 3 2002
Hero Hero PT Hero Supermarket Tbk Dairy Farm (Hong Kong) 12% 89 1972
8 Lotus Gajah Tunggal PT Lotus Pertiwi Lotus (Singapore)* 3 1991
Makro TP Rachmat PT Makro Indonesia Metro AG (Jerman) 83% 13 1992
10 Mark & Spencer - PT Mitra Selaras Sempurna Mark & Spencer (Inggris)* 7 1992
11 Metro Rajawali PT Metropolitan Retailment
2
1998
1999
7
9
Metro (Singapore)* 4 1992
12 Nine Fairprice NTUC (Singapore)* 5 1996
Sogo Gajah Tunggal PT Panen Lestari Internusa Sogo (Jepang)*
14 Super Indo Salim Delhaize (Belgia) 49% 34 1998
PSP PT Putra Serasa Pionerrindo Royal Ahold NV (Belanda)* 1996
*Pola waralaba **22 gerainya diakuisisi oleh PT Hero Supermarket Tbk
Sumber : Majalah Investor 6-21 April 2004
Sekar PT Sekar Sentosa Lestari Jaya
13 4 1990
PT Lion Super Indo
15 Tops** 22
Tabel 4.4 Perusahaan Peritel Berdasarkan Kategori (Lokal dan Joint Venture)
Minimarket Supermarket Hipermarket Dept. Store
Alfa Minimart (L) Hero (L) Giant (JV) Lotus (JV)
Indomaret (L) Matahari (L) Market Place (JV) Sogo (JV)
Tops (JV) Superindo (JV) Carrefour (JV) Mark & Spencer (JV)
Circle-K (L) Gelael (L) Makro (JV) Metro (JV)
Star Mart (JV) D'Best (JV) Goro (L) Diamond (JV)
Pasaraya (L)
AM/PM (JV) Tops Supermarket (JV)
Price Smart (JV)
Yogya (L)
Tomang Tol (L) Keris Gallery (L)
Mitra Toko Diskon (L) Pojok Busana (L)
Keterangan: L (Lokal), JV (Joint Venture) Sumber : Majalah Investor 6-21 April 2004
FM Mart (JV) Golden Truly (L)
Matahari (L)
Rimo (L)
The Club Store (JV)
4.1.3 Kondisi PT Hero Supermarket Tbk
4.1.3.1 Umum
PT Hero Supermarket Tbk didirikan berdasarkan akta notaris Djojo Muljadi,
SH., No. 19 tanggal 5 Oktober 1971 dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/169/11 tanggal 5
Agustus 1972 serta diumumkan dalam Tambahan No. 390/1972 dari Berita Negara
Republik Indonesia No. 83 tanggal 17 Oktober 1972. Akta tersebut telah diumumkan
kembali dalam Tambahan Berita Negara No. 430/1988 dari Berita Negara Republik
Indonesia No. 35 tanggal 29 April 1988. Didirikan pertama kali pada tanggal 23
Agustus 1971 di Jl. Falatehan I No. 23 Kebayoran Baru Jakarta Selatan oleh MS
Kurnia dengan luas gedung lebih kurang 251 m2 atau lebih tepat disebut Toko
Swalayan dengan nama Hero Mini Market.
Pada tahun 1987 kantor pusat perusahaan berpindah ke gedung baru
perusahaan yang didirikan di Jl. Jenderal Gatot Subroto 177A, Jakarta. Pada tahun
1989, perusahaan melakukan Penawaran Umum Saham Perdana kepada masyarakat
sebanyak 1,76 juta lembar saham atau 15 persen dari 11,76 juta saham yang
ditempatkan dan disetor penuh perusahaan. Saham yang ditawarkan kepada
masyarakat dalam Penawaran Umum Perdana tersebut dicatat di Bursa Efek Jakarta
(BEJ) pada tanggal 21 Agustus 1989 yang kemudian dilanjutkan melakukan
Penawaran Umum Terbatas I sebanyak 29.412.500 saham biasa, efektif tanggal 25
Juni 1992 yang sahamnya dicatat pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal 10 September
1992. Penawaran Umum Terbatas II ditawarkan kembali sebanyak 94.120.000 saham
biasa yang efektif tanggal 10 Agustus 2001 yang sahamnya dicatat pada Bursa Efek
Jakarta pada tanggal 5 September 2001.
Pada bulan Februari 1998 PT Hero Supermarket Tbk mengadakan aliansi
strategis dengan Dairy Farm Hong Kong, anak perusahaan dari Jardine Matheson
Group. Dairy Farm memiliki penyertaan saham langsung pada perusahaan sebesar
7,6 persen dan melalui obligasi tukar yang dapat ditukarkan dengan saham
perusahaan sebesar 24,55 persen. Jalinan kerjasama diwujudkan dengan
bergabungnya eksekutif Dairy Farm dalam jajaran Direksi dan Komisaris PT Hero
Supermarket Tbk. Kerjasama strategis dengan Dairy Farm ini diharapkan akan
memberikan keuntungan berupa teknologi ritel termodern bagi PT Hero Supermarket
Tbk terutama dalam menghadapi persaingan di dalam industri ritel yang semakin
ketat dan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham, karyawan, konsumen dan
supplier.
Pada tahun 2002, PT Hero Supermarket Tbk mulai mengembangkan gerai
Hipermarket Giant, dimana pembukaan gerai ini bertujuan untuk mengukuhkan PT
Hero Supermarket Tbk sebagai salah satu pengecer terkemuka di Indonesia.
Pembukaan gerai Hipermarket Giant juga untuk mengantisipasi terhadap perubahan
pola berbelanja masyarakat sekaligus agar perusahaan dapat bersaing dengan pemain-
pemain baru di industri ritel.
Pada tanggal 5 Juni 2003, diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa yang menyetujui pembelian 22 Tops Supermarket dan 2 gudang dari PT Ahold
Indonesia yang kemudian akan dikonversikan menjadi Supermarket Hero. Strategi ini
digunakan perusahaan untuk menambah pangsa pasar di daerah Surabaya dan
Bandung dimana Tops Supermarket memiliki pangsa pasar di daerah tersebut.
4.1.3.2 Kegiatan Usaha Perusahaan
Selain kegiatan utama berupa supermarket, hipermarket dan specialty store,
perusahaan juga melakukan kegiatan:
• Food Repacking
Membungkus dalam kemasan kecil untuk berbagai kebutuhan pokok dan
makanan kering.
• Food Processing
Pembuatan berbagai makanan olahan baik setengah jadi maupun siap hidang.
• Fast Food
Counter makanan Jepang seperti Sushi, es krim Haagen Dazs kemudian Nature
Farm, MM Juice, Berry Juice,
• Penjualan video
• Dry Cleaning (jasa pencucian) seperti Laundrette
• Penjualan Bunga June Florist
• Shoe repair Stop n Go
Counter untuk memperbaiki sepatu.
4.1.3.3 Pemegang dan Pemilikan Saham
Secara umum, kepemilikan perusahaan masih dikendalikan oleh keluarga
Kurnia dengan kepemilikan sahamnya melalui PT Hero Pusaka Sejati sebesar 50,1
persen yang kemudian diikuti posisi kedua oleh Dairy Farm melalui Mulgrave Corp.
BV sebesar 12,1 persen. Masih dominannya keluarga Kurnia dalam kepemilikan
saham terlihat dari masih diisinya dua posisi Dewan Komisaris dan Presiden Direktur
dari keluarga Kurnia sedangkan sisanya dari kalangan profesional.
Tabel 4.5 Komposisi Kepemilikan Saham
% Perusahaan 2003 2002
PT Hero Pusaka Sejati 50,1% 50,1% Mulgrave Corp. BV 12,1% 12,1%
PT Matahari Putra Prima Tbk 7,9% 7,5%
SSF Netherlands BV 0,0% 7,3% Papua BV 7,3% 0,0%
6,1% 0,0% JPMCB LDN Oppenheimer FD Inc
Lain-lain 16,5% 23,0%
Total 100,0% 100,0% Sumber : Laporan Keuangan PT Hero Supermarket Tbk
Tabel 4.6 Komposisi anggota komisaris dan direksi tahun 2003
Dewan Komisaris Presiden Komisaris Nurhajati Komisaris Lisa Gunawan Komisaris Mulianti Kurnia Komisaris
Komisaris Independen
Erry Riyana Hardjapamekas
Presiden Direktur Ipung Kurnia Direktur Steve Sondakh Direktur Mabel Iskandar Direktur Anton Lukmanto
D.G. Leonard Van Hien Komisaris Independen Robert Darmadi
Dewan Direksi
Direktur Richard S.B. Holder Direktur Indra Wijaya Direktur Holger Wagner
Sumber : Laporan Keuangan PT Hero Supermarket Tbk
4.1.3.4 Organisasi
Adapun uraian tugas dari masing-masing jabatan pada struktur organisasi PT
Hero Supermarket Tbk adalah sebagai berikut:
• RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
Bertugas membuat anggaran dasar, mengangkat dan memberhentikan dewan
komisaris dan direktur yang kemudian menetapkan arah, sasaran dan tujuan
jangka panjang perusahaan.
• Board of Commisioner
• Chief Executive Officer
• Corporate Secretary and Legal
Mengawasi masalah yang berkaitan dengan hukum seperti mengurus ijin
bangunan Supermarket Hero, mengadakan kerja sama dengan pihak
kontraktor.
Memeriksa sistem dan prosedur yang dilaksanakan serta keakuratan data-data
yang dibuat oleh masing-masing divisi yang terkait dalam perusahaan.
Bertanggung jawab atas program-program kegiatan kepegawaian.
Termasuk dalam unit ini adalah:
o Training and Development Manager
Mengawasi, memberi petunjuk kepada direksi termasuk menentukan garis
besar kegiatan perusahaan.
Menentukan dan menetapkan strategi, tujuan utama dan kebijaksanaan usaha
termasuk menyiapkan anggaran, permodalan dan menetapkan tugas, tanggung
jawab dan wewenang pejabat dibawahnya.
• Internal Auditor
• Human Resources Director
o Employment Manager
o Office Manager
o Compensation and Human Resource Administration Manager
o Employee and Industrial Manager
• Finance Director
Mengawasi pemasukan dan pengeluaran uang kas serta uang di bank,
menyetujui anggaran keuangan tiap bagian, meminta laporan keuangan setiap
bulan serta meneliti penyimpangan yang terjadi pada tiap anggaran keuangan
tersebut.
Termasuk dalam unit ini adalah:
o Finance Manager
o Accounting Manager
o Payroll Manager
o Regional Accounting Manager
• Merchandising & Marketing Director
Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pemasaran produksi,
memperkenalkan produk baru, melaksanakan survei pasar atas produk,
termasuk melakukan kegiatan penelitian dan pemasaran.
o Distribution and Logistic General Manager
Termasuk dalam unit ini adalah:
o Fresh Food General Manager
o Grocery General Manager
o Marketing General Manager
o Food Service General Manager
• Operation Director
Merencanakan garis besar aktivitas perusahaan, mengawasi pelaksanaan
aktivitas perusahaan yang telah ditentukan, memutuskan pembukaan gerai
baru pada Chief Executive Officer. Termasuk di dalam sini adalah ROM
(Regional Operation Manager) 1, 2, 3 yang membawahi Area Manager dan
Store Manager.
Bertanggung jawab atas hal-hal umum kegiatan perusahaan
Termasuk dalam unit ini adalah:
o Formalities Manager
o External Public Relation
• Information Technology General Manager
Bertanggung jawab atas kebutuhan Information Technology pada perusahaan,
mengembangkan dan menerima laporan perkembangan Information
Technology dari Information Technology Development.
o IT Development Manager
o IT Post and Support Manager
• Property and Project General Manager
Mengadakan sarana dan prasarana bagi pendirian cabang baru.
Termasuk dalam unit ini adalah:
o Site Development Manager
• General Affairs Director
Termasuk dalam unit ini adalah:
o Planning and Design General Manager
o Repair Maintenance Manager
o Procurement General Manager
o Property and Operation General Manager
o Lease Marketing General Manager
• Specialty Retail General Manager
Bertanggung jawab atas kegiatan diversifikasi produk Hero dalam berbagai
bentuk.
Termasuk dalam unit ini adalah:
o Specialty Brand Manager
o Guardian Manager
o Star Mart Operation Manager
o Giant Manager
o Area Manager
o Store Manager
• Loss Prevention Manager
Bertanggung jawab menyelidiki masalah yang menimbulkan kerugian serta
mencari tindakan lanjutnya.
Dari bagian lampiran halaman L-1 mengenai gambar struktur organisasi PT Hero
Supermarket Tbk, maka dapat disimpulkan bahwa:
• Struktur organisasi PT Hero Supermarket Tbk adalah struktur garis dan staf.
Dikatakan garis karena seorang bawahan hanya mempunyai seorang atasan
dan hanya menerima perintah dari atasan tersebut. Dikatakan staf karena
terdapat unit yang membantu lini seperti Corporate Secretary and Legal dan
Internal Audit. Departemen-departemen di PT Hero Supermarket Tbk adalah
berdasarkan fungsi, produk dan wilayah. Berdasarkan fungsi karena
dikelompokan berdasarkan fungsi kegiatan seperti Human Resources dan
Finance. Berdasarkan produk karena ada pengelompokan berdasarkan
produk seperti Fresh Food General Manager, Grocery General Manager dan
Specialty Retail General Manager. Berdasarkan wilayah karena ada
pengelompokan berdasarkan area wilayah seperti Regional Operation
Manager 1, 2 dan 3
• Wewenang pada PT Hero Supermarket Tbk adalah wewenang garis, staf dan
fungsional. Wewenang garis ditunjukan dengan adanya hubungan seorang
atasan untuk memerintahkan bawahan langsungnya dan tiap bawahan hanya
mempunyai tanggung jawab terhadap satu atasan saja.
Apabila diperhatikan dari diagram 4.2 di bawah ini maka dapat dijelaskan
bahwa jumlah pegawai di lingkungan PT Hero Supermarket Tbk mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, peningkatan ini disebabkan bertambahnya aktivitas
operasional di kantor pusat dan bertambahnya gerai-gerai di lingkungan usaha PT
4.1.3.5 Sumber Daya Manusia
Hero Supermarket Tbk sebagai akibat dari ekspansi usaha yang dilakukan oleh
perusahaan.
Sumber : Laporan Keuangan PT Hero Supermarket Tbk
Apabila kita perhatikan tabel 4.7 di bawah ini, maka PT Hero Supermarket
Tbk memiliki dua anak perusahaan yaitu PT Hero Intimitra yang berkedudukan di
Banjarmasin dan bergerak dalam bidang supermarket dimana PT Hero Supermarket
Tbk memiliki persentase kepemilikan saham atas PT Hero Intimitra sebesar 51,3
persen dan PT Trimanunggal Hero Lestari yang berkedudukan di Cirebon dan
bergerak dalam bidang supermarket dan hidangan cepat saji (fast food), dimana PT
Hero Supermarket Tbk memiliki persentase kepemilikan saham atas PT
Trimanunggal Hero Lestari sebesar 100,0 persen.
7.978
8.379
9.014
9.302
10.546
0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000
1999
2000
2001
2002
2003
7.978
8.379
9.014
9.302
10.546
0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000
1999
2000
2001
2002
2003
Diagram 4.2 Pertumbuhan Pegawai di Lingkungan PT Hero Supermarket Tbk
4.1.3.6 Anak Perusahaan di Lingkungan PT Hero Supermarket Tbk
Tabel 4.7 Anak Perusahaan PT Hero Supermarket Tbk
Persentase Kepemilikan
Saham Nama Perusahaan Kedudukan Beroperasi Lingkup Kegiatan Utama
2003
PT Hero Intimitra Supermarket 51,3% 51,3%
PT Trimanunggal Hero Lestari Cirebon 1991 Supermarket dan Fast Food 100,0% 100,0%
Sumber : Laporan Keuangan PT Hero Supermarket Tbk
4.1.3.7 Informasi Segmen Usaha
Segmen usaha di dalam PT Hero Supermarket Tbk sendiri terdiri dari dua
yaitu segmen usaha eceran skala besar dan segmen usaha eceran skala khusus,
segmen usaha eceran skala besar sendiri merupakan pengembangan dari segmen
usaha supermarket dimana dahulu yang termasuk bagian ini adalah Supermarket
Hero saja, namun setelah masuknya Giant Hipermarket ke dalam unit usaha PT Hero
Supermarket Tbk, maka mulai tahun 2002, segmen usaha supermarket diperbesar dan
dirubah menjadi segmen usaha skala besar yang terdiri dari Supermarket Hero dan
Giant Hipermarket. Khusus untuk segmen usaha eceran skala kecil, tidak mengalami
perubahan, namun sejak tahun 2001, gerai Mitra Discount Store sebagai bagian dari
unit ini ditiadakan atau ditutup dikarenakan adanya restrukturisasi usaha atas segmen
usaha eceran skala kecil dengan hanya berkonsentrasi pada Guardian Apotik dalam
hal penjualan obat-obatan dan perlengkapan perawatan tubuh dan Starmart
Convenience Store dalam hal penjualan produk-produk dalam skala yang lebih kecil
2002
Banjarmasin 1990
untuk perkantoran, perhotelan dan pemukiman. Adapun untuk lebih lengkapnya dapat
dilihat pembagian berikut ini:
• Eceran Skala Besar
Perdagangan eceran modern yang menjual makanan dan barang lainnya dalam
gerai berskala besar. Eceran skala besar terdiri dari divisi supermarket dan
hipermarket. Masuk dalam eceran ini adalah hipermarket Giant dan Supermarket
Hero.
Tabel 4.8 Jenis Outlet berdasarkan Segmen Usaha
Segmen Usaha Keterangan
Hero Supermarket
Merupakan pasar swalayan yang menawarkan berbagai barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari
Giant Hipermarket
Merupakan pasar swalayan dengan skala yang lebih luas yang menawarkan berbagai barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari maupun barang-barang
lainnya dengan jumlah yang lebih besar ECERAN KHUSUS
Guardian Apotik Merupakan toko obat yang berada di dalam gerai supermarket (in store) atau berdiri sendiri
Toko serba ada yang terbagi dalam 3 macam format � format apartemen, perkantoran dan gerai yang berdiri sendiri di lingkungan pemukiman.
Mitra Toko Diskon
Kelompok gerai diskon di lingkungan pemukiman. Diposisikan untuk menarik konsumen pasar tradisional (tutup 2001)
Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine, Prospektus dan http://www.kontan- online.com/05/30/bisnis/bus2.htm
• Eceran Khusus
Perdagangan eceran modern yang menjual makanan dan barang lainnya dalam
gerai berskala kecil. Masuk dalam eceran ini adalah Guardian Apotik dan Star
Mart.
ECERAN SKALA BESAR
Star Mart Convenience
Store
4.1.3.8 Tinjauan atas Ikhtisar Keuangan
PT Hero Supermarket Tbk adalah salah satu perusahaan ritel lokal yang tetap
bertahan terhadap gempuran agresif peritel dari luar yang masuk ke Indonesia. Pada
tahun 2003 PT Hero Supermarket Tbk menghadapi kondisi operasional yang penuh
tantangan dan kompetisi yang ketat. Walaupun penjualan mengalami peningkatan
sebesar 23,8 persen (2003) dari tahun sebelumnya (2002) yang sebesar 21,0 persen
yang mencapai Rp. 2.980.267.000.000,00 dan melampaui pertumbuhan yang dicapai
pada tahun 2002 yang terutama disebabkan pembukaan gerai-gerai baru, termasuk
pembukaan Giant hipermarket yang berjalan sukses namun marjin laba kotor sebesar
21,9 persen pada tahun 2002 turun menjadi 18,9 persen di tahun 2003, menunjukan
ketatnya persaingan harga. Laba bersih turun dari Rp. 30.605.000.000,00 di tahun
2002 menjadi Rp. 1.955.000.000,00 pada tahun 2003, turunnya laba bersih tersebut
disebabkan karena meningkatnya beban usaha perusahaan dan turunnya laba usaha
sebagai akibat dari biaya one-off dari reposisi bisnis supermarket sehubungan dengan
penutupan gerai, biaya penurunan nilai aktiva bakery dan aktiva lainnya. Beban usaha
meningkat sebesar 8,6 persen terutama disebabkan oleh peningkatan biaya
penyusutan, listrik, air dan gas, sewa, administrasi kantor, telekomunikasi,
administrasi kartu kredit bank, pemeliharaan dan perbaikan, transportasi, izin dan
pengambilan uang. Sebagai akibatnya, laba usaha turun menjadi Rp
42.197.000.000,00 dibandingkan Rp. 48.458.000.000,00 di tahun 2002. Penurunan
laba usaha ini disebabkan turunnya marjin di bisnis supermarket. Adapun mengenai
naiknya hutang perusahaan, hal ini dikarenakan biaya yang digunakan untuk
pembukaan gerai-gerai baru di lingkungan PT Hero Supermarket Tbk terutama untuk
pembukaan Giant Hipermarket yang mencapai biaya 30 milyar hingga 40 milyar
rupiah.
Tabel 4.9 Ikhtisar Laporan Keuangan PT Hero Supermarket Tbk (Dalam Jutaan Rupiah)
(dalam jutaan rupiah)31-Des
2003 2002 2001 1999 Penjualan bersih 2.980.267 2.407.907 1.989.911
Keterangan 2000
1.692.338 1.491.914Laba kotor 563.100 527.507 451.876 372.340 343.899
Margin laba kotor 18,9% 21,9% 22,7% 22,0% 23,1% Beban usaha 292.871 264.151
42.917 48.458 82.450 82.654 79.748Beban lain-lain -
bersih 45.748 14.263 2.591 (775)
Laba (rugi) bersih 1.955 30.605 67.688 90.468Jumlah aktiva 1.123.701 834.197 820.555 710.404Jumlah ekuitas 450.816 418.768 255.051 185.549Jumlah hutang 56.600 - - 184.704 216.805
520.183 479.049 369.426Laba usaha
(18.101)
61.886963.608448.938
Sumber : Laporan Keuangan PT Hero Supermarket Tbk
2.980.267
520.183
1.955
2.407.907
479.049
30.605
1.989.911
369.42661.886
1.692.338
292.87167.688
1.491.914
264.15190.468
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
2003 2002 2001 2000 1999
Penjualan bersih Beban usaha Laba (rugi) bersih
2.980.267
520.183
1.955
2.407.907
479.049
30.605
1.989.911
369.42661.886
1.692.338
292.87167.688
1.491.914
264.15190.468
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
2003 2002 2001 2000 1999
Penjualan bersih Beban usaha Laba (rugi) bersih
Diagram 4.3 Penjualan Bersih, Beban Usaha dan Laba (Rugi) Bersih PT Hero Supermarket Tbk (Dalam Jutaan Rupiah)
Sumber : Laporan Keuangan PT Hero Supermarket Tbk
Tabel 4.10 Ikhtisar Pertumbuhan Laporan Keuangan PT Hero Supermarket Tbk
Keterangan 31-Des 2002-2003 2001-2002 2000-2001 1999-2000
Penjualan bersih 23,8% 21,0% 17,6% 13,4% Laba kotor 6,7% 16,7% 21,4% 8,3%
Beban usaha 8,6% 29,7% 26,1% 10,9% Laba usaha -11,4% -41,2% -0,2% 3,6%
Beban lain-lain – bersih 220,7% 450,5% -114,3% 2235,6% Laba (rugi) bersih -93,6% -50,5% -25,2%
Jumlah aktiva 16,6% 15,5% 1,7% Jumlah ekuitas 0,4% 7,2% 64,2% 37,5%
Sumber : Laporan Keuangan PT Hero Supermarket Tbk
-8,6% 15,5%
21,9% 22,7%18,9%
22,0%23,1%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
2003 2002 2001 2000 1999
21,9% 22,7%18,9%
22,0%23,1%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
2003 2002 2001 2000 1999
Diagram 4.4 Margin Laba Kotor PT Hero Supermarket Tbk Sumber : Laporan Keuangan PT Hero Supermarket Tbk
4.1.3.9 Tinjauan atas Kinerja Keuangan PT Hero Supermarket Tbk
PT Hero Supermarket Tbk sebagaimana umumnya perusahaan-perusahaan
lainnya di Indonesia masih menggunakan tolok ukur keuangan untuk melihat kinerja
bisnisnya. Tolok ukur kinerja keuangan pada PT Hero Supermarket Tbk meliputi
rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
• Likuiditas
o Rasio Lancar
Rasio ini menunjukkan posisi kas dan kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban/hutang jangka pendeknya. Rasio lancar menunjukkan berapa
Rasio likuiditas mengukur sebaik apa sebuah perusahaan dapat memenuhi
kewajibannya. Penekanan disini adalah apakah perusahaan mampu memenuhi
kewajibannya yang akan jatuh tempo. Bagian dari rasio likuiditas adalah:
kali aset lancar/harta lancar dapat membayar hutang lancar atau
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus
dipenuhi dengan aktiva lancar. Rasio ini sering disebut juga sebagai rasio
modal kerja, merupakan aset jangka pendek (aktiva/harta lancar-
current/short term assets) dibagi dengan hutang jangka pendek (hutang
lancar-short-term liabilities)
• Profitabilitas
Rasio profitabilitas ini mengukur efektivitas manajemen yang ditunjukkan
melalui keuntungan (laba) yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi
perusahaan. Termasuk bagian ini adalah:
o Gross Margin (rasio laba kotor)
Merupakan jumlah keuntungan kotor dibandingkan penjualan bersih (net
sales), yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
o Operating Margin (rasio laba usaha)
Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan operasional bisa
diperoleh dari setiap rupiah penjualan. Rasio ini dinyatakan sebagai laba
operasi dibandingkan dengan penjualannya.
o Return on Asset (tingkat pengembalian aset)
Merupakan pembagian antara keuntungan bersih dan aset (aktiva/harta)
total, dinyatakan dalam persentase. Rasio ini mengukur efektivitas
perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya, yang kadang-
kadang disebut juga sebagai tingkat pengembalian atas investasi (return
on investment).
4.1.3.9.1 Likuiditas dan Profitabilitas
(dalam jutaan rupiah) Ikhtisar Keuangan dan Rasio Keuangan 2003 2002 2001 2000 Penjualan Bersih (Net Sales) 2.980.267 2.407.907 1.989.911 1.692.338 1.491.914 Laba Kotor (Gross Profit) 563.100 527.507 451.876 372.340 343.899 Laba Usaha (Operating Income) 42.917 48.458 82.450 82.654 79.748 Laba (Rugi) Bersih (Net Income/Loss) 1.955 30.605 61.886 67.688 90.872
Penggunaan tolok ukur keuangan tersebut diatas memiliki banyak kelemahan karena
hanya dapat menunjukkan pencapaian kinerja historis saja. Alangkah baiknya di masa
mendatang dengan tingkat persaingan perusahaan-perusahaan ritel yang semakin
ketat maka diperlukan tolok ukur kinerja yang dapat menunjukkan pencapaian kinerja
perusahaan atas tujuan-tujuan strategisnya secara lebih komprehensif, yaitu tolok
ukur yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan di masa yang akan datang dan tidak
dari segi keuangan saja.
Tabel 4.11 Ikhtisar Keuangan dan Rasio Keuangan PT Hero Supermarket Tbk (Dalam Jutaan Rupiah)
1999
Aktiva Lancar (Total Current Asset) 509.379 507.635 431.642 530.557 457.169 Jumlah Aktiva (Total Asset) 1.123.701 963.608 834.197 710.404 Hutang Lancar (Total Current Liabilities) 415.183 461.901 398.315
820.555 580.776 461.527
Liquidity Ratio
Rasio Lancar (Current Ratio) 87,7% 110,0% 104,0% 114,9% 114,8% Profitability Ratio Gross Margin (Rasio Laba Kotor) 18,9% 21,9% 22,7% 22,0% 23,1% Operating Margin (Rasio Laba Usaha) 1,4% 2,0% 4,9% 5,3%
3,2% 7,4% Sumber : Laporan Keuangan PT Hero Supermarket Tbk
Tabel 4.12 Ikhtisar Keuangan dan Rasio Keuangan (Kenaikan-Penurunan) (Dalam Jutaan Rupiah)
(dalam jutaan rupiah) 2002-2003 Naik/Turun 2002-2001
Penjualan Bersih (Net Sales)
Penurunan Return on Asset Penurunan
4,1% Return on Asset 0,2% 8,2% 12,8%
Ikhtisar Keuangan dan Rasio Keuangan Naik/Turun 23,8%
Penurunan
Kenaikan 21,0% Kenaikan
Sumber : Laporan Keuangan PT Hero Supermarket Tbk
Laba Kotor (Gross Profit)
Rasio lancar perusahaan pada tanggal 31 Desember 2003, 2002, 2001, 2000
dan 1999 masing-masing adalah sebesar 87,7 persen, 110,0 persen, 104,0 persen,
114,9 persen dan 114,8 persen. Untuk tahun 2002 dan tahun 2003, maka bisa
dijelaskan sebagai berikut:
6,7%
• Tahun 2002, rasio lancar yang didapat adalah 110,0 persen, berarti setiap hutang
lancar Rp. 1,- dijamin oleh aktiva lancar Rp. 1,10 atau bisa dikatakan bahwa
dengan rasio lancar sebanyak 1,10 kali, perusahaan dapat mencairkan harta
lancarnya sebanyak 90,9 persen dari nilai bukunya, dan masih tetap mampu
Kenaikan 16,7% Kenaikan Laba Usaha (Operating Income) -11,4% Penurunan -41,2% Penurunan Laba (Rugi) Bersih (Net Income/Loss) -93,6% Penurunan -50,5% Penurunan Aktiva Lancar (Total Current Assets) 17,6% Kenaikan
16,6% Kenaikan 15,5% Kenaikan Hutang Lancar (Total Current Liabilities) 25,8% Kenaikan 11,2% Liquidity Ratio Rasio Lancar (Current Ratio) Penurunan Penurunan Profitability Ratio Gross Margin (Rasio Laba Kotor) Penurunan Penurunan
Penurunan
0,3% Kenaikan Jumlah Aktiva (Total Assets)
Kenaikan
Operating Margin (Rasio Laba Usaha)
4.1.3.9.1.1 Likuiditas
memenuhi seluruh kewajiban/hutang lancarnya walaupun harus menguras hampir
90,9 persen harta lancarnya.
• Tahun 2003, rasio lancar yang didapat adalah 87,7 persen berarti setiap hutang
lancar Rp. 1,- dijamin oleh aktiva lancar Rp. 0,88 atau bisa dikatakan bahwa
dengan rasio lancar 0,88 kali, perusahaan dapat mencairkan harta lancarnya
sebanyak 114,0 persen dari nilai bukunya yang berarti perusahaan harus nombok
sebesar 14,0 persen, sehingga tidak mampu memenuhi seluruh kewajiban/hutang
lancarnya sebab menguras lebih dari 100 persen harta lancarnya.
Nilai rasio lancar yang semakin rendah yaitu dari tahun 2003 dibandingkan tahun
2002 menunjukkan kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola aset lancar dan
hutang lancar tidak begitu baik.
4.1.3.9.1.2 Profitabilitas
4.1.3.9.1.2.1 Rasio Laba Kotor (Gross Margin)
Tabel 4.13 Laba kotor dan laba usaha perusahaan
(Dalam Jutaan Rupiah) (dalam jutaan rupiah)
Keterangan 2003 2002 Naik/Turun 2.980.267 2.407.907 23,8%
Beban Pokok Penjualan (2.417.167) (1.880.400) 28,5%
Laba Kotor 563.100 527.507 6,7%
Penjualan Bersih
Beban Usaha
Penjualan (41.627) (47.728) -12,8% (478.556) (431.321) 11,0%
(520.183) (479.049) 8,6% Laba Usaha
Umum dan Administrasi
42.917 Sumber : Laporan Keuangan PT Hero Supermarket Tbk
Rasio laba kotor perusahaan pada tanggal 31 Desember 2003, 2002, 2001,
2000 dan 1999 masing-masing adalah sebesar 18,9 persen, 21,9 persen, 22,7 persen,
22,0 persen dan 23,1 persen. Untuk tahun 2002 dan tahun 2003, maka bisa dijelaskan
sebagai berikut:
• Tahun 2002, penjualan bersih perusahaan adalah Rp. 2.407.907.000.000,00
dengan keuntungan kotor (selisih antara penjualan bersih dan biaya penjualan)
sebesar Rp. 527.507.000.000,00. Biaya penjualan sering disebut juga sebagai
harga pokok penjualan, yang merupakan kategori biaya langsung.
Berdasarkan informasi diatas, rasio keuntungan kotor terhadap penjualan
bersih adalah 21,9 persen. Hal ini dapat diinterpretasikan, perusahaan
menghasilkan 21,9 persen laba kotor dari penjualannya atau dari setiap Rp. 1,-
, perusahaan menghasilkan laba kotor sebesar Rp. 21,9.
• Tahun 2003, penjualan bersih perusahaan adalah Rp. 2.980.267.000.000,00
dengan keuntungan kotor (selisih antara penjualan bersih dan biaya penjualan)
sebesar Rp. 563.100.000.000,00. Berdasarkan informasi diatas, rasio
keuntungan kotor terhadap penjualan bersih adalah 18,9 persen. Hal ini dapat
diinterpretasikan, perusahaan menghasilkan 18,9 persen laba kotor dari
penjualannya atau dari setiap Rp. 1,- , perusahaan menghasilkan laba kotor
sebesar Rp. 18,9.
48.458 -11,4%
Berdasarkan analisa tersebut, walaupun laba kotor perusahaan mengalami
peningkatan namun kinerja perusahaan menunjukkan penurunan sehingga rasio laba
kotor perusahaan menurun dari 21,9 persen menjadi 18,9 persen. Hal ini mungkin
disebabkan masih tingginya beban pokok penjualan perusahaan, sehingga alangkah
baiknya apabila perusahaan mulai memonitor beban pokok penjualannya.
4.1.3.9.1.2.2 Rasio Laba Usaha (Operating Margin)
Rasio laba usaha perusahaan pada tanggal 31 Desember 2003, 2002, 2001,
2000 dan 1999 masing-masing adalah sebesar 1,4 persen, 2,0 persen, 4,1 persen, 4,9
persen dan 5,3 persen. Untuk tahun 2002 dan tahun 2003, maka bisa dijelaskan
sebagai berikut:
• Tahun 2002, laba usaha perusahaan adalah sebesar Rp. 48.458.000.000,00
sedangkan penjualan bersih perusahaan adalah sebesar Rp.
2.407.907.000.000,00, sehingga rasio laba usaha perusahaan adalah sebesar
2,0 persen atau setiap Rp. 1,- menghasilkan laba operasi sebesar Rp. 2,0.
• Tahun 2003, laba usaha perusahaan adalah sebesar Rp. 42.917.000.000,00
sedangkan penjualan bersih perusahaan adalah sebesar Rp.
2.980.267.000.000,00, sehingga rasio laba usaha perusahaan adalah sebesar
1,4 persen atau setiap Rp.1,- menghasilkan laba operasi sebesar Rp.1,4.
Apabila kita perhatikan ternyata operating margin perusahaan (rasio laba usaha)
tahun 2003 mengalami penurunan dari tahun 2002. Meskipun penjualan bersih
perusahaan meningkat sebesar 23,8 persen, namun laba usaha perusahaan turun
sebesar 11,4 persen. Hal ini disebabkan meningkatnya beban umum dan
administrasi sehingga perlu diperhatikan oleh perusahaan. Langkah-langkah
untuk menekan pengeluaran beban umum dan biaya administrasi perlu
dilakukan perusahaan.
4.1.3.9.1.2.3 Tingkat Pengembalian Aset (Return On Asset)
• Keuntungan bersih perusahaan pada tahun 2002 adalah sebesar Rp.
30.605.000.000,00 dengan total aset Rp. 963.608.000.000,00, sehingga
tingkat pengembalian asetnya adalah sebesar 3,2 persen.
• Keuntungan bersih perusahaan pada tahun 2003 adalah sebesar Rp.
1.955.000.000,00 dengan total aset Rp. 1.123.701.000,00 sehingga tingkat
pengembalian asetnya adalah sebesar 0,2 persen.
Apabila kita perhatikan ternyata nilai persentase tingkat pengembalian aset
perusahaan justru semakin menurun, hal ini menunjukkan kinerja perusahaan yang
tidak begitu baik. Keuntungan bersih perusahaan tidak mengalami peningkatan yang
proporsional dengan nilai investasi perusahaan pada periode 2003.
Tingkat pengembalian aset perusahaan pada tanggal 31 Desember 2003,
2002, 2001, 2000 dan 1999 masing-masing adalah sebesar 0,2 persen, 3,2 persen, 7,4
persen, 8,2 persen dan 12,8 persen. Untuk tahun 2002 dan tahun 2003, maka bisa
dijelaskan sebagai berikut:
4.1.4 Evaluasi Visi, Misi dan Falsafah Perusahaan
• Visi PT Hero Supermarket Tbk adalah:
Menjadi pengecer makanan yang terkemuka di Indonesia, menawarkan jajaran
makanan segar dan bahan makanan terbaik dengan harga yang terjangkau.
• Misi PT Hero Supermarket Tbk adalah:
• Falsafah PT Hero Supermarket Tbk adalah:
o Kita selalu mengutamakan service yang terbaik kepada pelanggan
o Kita selalu menyediakan produk yang bermutu tinggi sesuai dengan keinginan
pelanggan.
o Kita bersama-sama menciptakan kesatuan manajemen yang sempurna
Berdasarkan pernyataan atas visi, misi dan falsafah PT Hero Supermarket Tbk maka
dapat disimpulkan bahwa pernyataan tersebut telah menunjukkan perhatian yang
seimbang atas seluruh aspek perusahaan sehingga tidak perlu dilakukan perubahan
tetapi tetap dipertahankan. Dimana pernyataan visi, misi dan falsafah tersebut telah
melihat perusahaan dari sudut pandang atau perspektif yaitu:
o Perspektif keuangan, yang ditransformasikan dengan menjadi pengecer
makanan modern yang terkemuka di Indonesia dari segi penjualan dan laba.
o Menjadi pengecer makanan modern yang terkemuka di Indonesia dari segi
penjualan dan laba.
o Konsumen dengan pendapatan menengah hingga atas merupakan sasaran
utama mengingat mereka memiliki daya beli besar.
o Perspektif pelanggan, yang ditransformasikan dengan mengutamakan service
yang terbaik kepada pelanggan.
4.1.5 Analisa Persaingan Industri Ritel
Adapun dalam melihat persaingan dalam industri ritel, akan digunakan
analisis Five Forces Model yang diperkenalkan oleh Michael Porter dari Harvard
Business School. Michael Porter (2003:80) mengatakan bahwa Five Force Model
adalah analisa persaingan industri dengan melihat dari sudut pandang lima kekuatan
yaitu, masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar
menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok serta persaingan di antara
pesaing yang ada.
4.1.5.1 Ancaman Pendatang Baru (Potential New Entrant)
Apabila dilihat dari sudut pandang hambatan untuk masuk, maka boleh
dikatakan dari sisi peraturan pemerintah, maka peraturan yang menghambat masuk
untuk industri ritel sudah tidak ada lagi. Boleh dikatakan pemerintah justru
mendorong siapa saja yang mau berinvestasi dalam industri ini. Hal ini juga berlaku
bagi investor luar yang ingin menginvestasikan perusahaan ritelnya di Indonesia.
Potensi masuknya pesaing baru dalam industri ritel sangat terbuka lebar, terutama
o Perspektif bisnis internal, yang ditransformasikan dengan menyediakan
produk yang bermutu tinggi sesuai dengan keinginan pelanggan.
o Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, yang ditransformasikan dengan
menciptakan kesatuan manajemen yang sempurna.
ditambah potensi domestik Indonesia yang luar biasa besar terutama dari segi jumlah
penduduknya yang nomor empat terbesar di dunia. Terbuka lebarnya pasar ritel
Indonesia bagi para investor luar sebagai dampak keluarnya Regulasi No. 99 tahun
1998 dan Peraturan Pemerintah tahun 1999 yang membuka sektor ritel bagi para
pemodal besar, menengah maupun kecil dengan syarat pemodal atau investor tersebut
harus melakukan kerjasama dengan perusahaan lokal, dimana perusahaan lokal harus
memiliki 20 persen kepemilikan sahamnya dari kerjasama tersebut. Karena kondisi
tersebut maka boleh dikatakan bahwa hambatan untuk masuk sudah tidak ada lagi
sehingga ancaman pendatang baru boleh dikatakan cukup kuat terutama dengan
datangnya peritel luar yang memiliki manajemen yang tangguh, modal besar dan
sistem teknologi informasi yang baik.
4.1.5.2 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Buyers Power)
Pembeli merupakan ancaman, ketika pembeli dapat menuntut kualitas atas
mutu produk yang dibelinya dengan tingkat harga yang rendah atau kompetitif.
Faktor-faktor inilah yang akan mendorong konsumen mencari produk di tempat lain
yang memang menawarkan produk sesuai dengan keinginan konsumen. Masuknya
peritel luar dengan konsep harga murah dibandingkan peritel lokal merupakan
ancaman tersendiri bagi peritel lokal. Oleh sebab itu bisa dikatakan bahwa kekuatan
tawar menawar pembeli boleh dikatakan sangat kuat terhadap Supermarket Hero,
karena pelanggan lebih memiliki kebebasan, untuk memilih produk sejenis dari
peritel lain yang memberi produk yang diinginkan dengan harga yang terjangkau.
4.1.5.3 Ketersediaan Produk Substitusi (Availability of Substitutes)
Produk substitusi adalah produk yang melayani keinginan dan kebutuhan
konsumen yang sama atau serupa. Ancaman produk pengganti dalam industri ritel
modern lebih diterjemahkan sebagai ancaman format pengganti ritel yaitu toko
kelontong, warung dan pasar tradisional. Bagaimanapun juga konsumen masih akan
berbelanja di toko kelontong, warung maupun pasar tradisional, hal ini terutama
karena masyarakat kita memiliki pola belanja yang berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan. Misalnya untuk belanja bulanan tentu konsumen akan memilih
supermarket atau hipermarket, sedangkan untuk belanja keseharian, konsumen
cenderung akan memilih belanja pada warung, toko kelontong atau pasar yang relatif
dekat di daerah sekitarnya. Oleh sebab itu bisa dikatakan karena mudahnya mendapat
produk yang diinginkan, ketersediaan format substitusi menjadi banyak pilihan. Hal
ini menjadikan keterikatan pembeli dengan peritel menjadi tidak terlalu kuat.
4.1.5.4 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Supplier Power)
Pemasok disini adalah pihak-pihak yang menyalurkan produk-produk baik
produk kering maupun basah ataupun barang jadi yang diperlukan industri ritel.
Keuntungan dalam industri ritel ini adalah banyaknya pemasok yang ada di
Indonesia. Baik dari pemasok-pemasok besar, pemasok menengah maupun pemasok
kecil seperti KUD-KUD atau mitra usaha-mitra usaha dari para pelaku industri ritel
ataupun anak perusahaan dari para pelaku industri ritel tersebut yang tersebar di
pelosok Indonesia. Jadi untuk kekuatan tawar-menawar pemasok bisa dikatakan tidak
terlalu kuat dan tidak terlalu lemah tergantung lamanya jalinan hubungan pemasok
dengan peritel sehingga ancaman yang ditimbulkannya cenderung kecil.
4.1.5.5 Intensitas Persaingan Industri (Intensity of Industri Rivalry)
Berdasarkan penelitian terakhir yang dilakukan oleh lembaga riset AC Nielsen
pada tahun 2001, maka terdapat 1.903.602 gerai ritel yang terdapat di seluruh
Indonesia, dimana dari gerai-gerai itu sebanyak 814 adalah bentuk supermarket (naik
41 persen sejak 1997), 3.051 adalah bentuk mini market (naik 99 persen) dan
sebanyak 59.055 adalah toko besar dan 599.489 adalah toko kecil (naik 66 persen)
dan sisanya sebanyak 1.241.193 adalah warung. Melihat jumlah gerai ritel yang
jumlahnya mencapai 1.903.602 tersebut dengan jumlah supermarket yang mencapai
814 dan mini market yang mencapai 3.051, maka diprediksikan pada tahun-tahun ke
depan, jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan membaiknya
perekonomian Indonesia. Dari data tersebut maka dapat dikatakan persaingan sangat
ketat sekali. Persaingan yang ketat dalam industri ritel tentu memaksa pelaku-pelaku
lokal terutama pelaku-pelaku ritel yang sudah lama berdiri untuk merumuskan
strateginya kembali agar dapat memenangkan persaingan. Mulai masuknya peritel
luar ke Indonesia dan mungkin disusul dengan peritel-peritel luar lainnya tentunya
akan membuat konsumen memiliki daya tawar-menawar yang tinggi dan cenderung
tidak loyal pada satu tempat sehingga bebas memilih berbelanja ke gerai lain dengan
produk kualitas terbaik dan harga yang murah.
Tabel 4.14 Analisa Lingkungan Industri Ritel
Kekuatan Tawar Menawar Ancaman
No. Lingkungan Industri Low Medium High Low Mediu
m High
Ancaman Pendatang Baru 1 X
2 X Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Ancaman Produk Substitusi 3 X
4 X Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Intensitas Persaingan Industri 5 X
Sumber : Data diolah penulis
Dilihat dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dari sisi ancaman, maka
industri ritel di Indonesia menghadapi dua ancaman yang harus diperhitungkan oleh
peritel-peritel lokal yaitu ancaman pendatang baru yang cukup tinggi terutama
dengan masuknya peritel luar akibat mulai dibukanya pintu sektor ritel bagi
penanaman modal asing yang dahulu tertutup bagi investor asing untuk terjun di
dalamnya dan tingginya intensitas persaingan industri ritel di Indonesia mengingat
pasar Indonesia dengan jumlah penduduk 210 juta jiwa merupakan pasar yang sangat
potensial untuk berkembangnya industri ritel dan mengundang banyak perusahaan
ritel untuk terjun di dalamnya. Adapun dari sisi penawaran, maka pembeli saat ini
sudah mulai memperhitungkan harga dan kualitas produk yang ditawarkan.
Keluarnya Regulasi Pemerintah No. 99 tahun 1998 dan keluarnya Peraturan
Pemerintah tahun 1999 tentu harus disikapi dengan baik, tujuan dari keluarnya
kebijakan pemerintah tersebut adalah agar investasi asing bisa masuk ke Indonesia
yang pada gilirannya akan memacu pertumbuhan ekonomi. Akibat dari kebijakan
tersebut tentu membawa efek bahwa, peritel asing dengan modal besar mulai masuk
ke pasar ritel Indonesia. Bagi pengusaha ritel lokal sendiri, penetapan bisnis ritel
sebagai bidang yang tertutup bagi investasi asing secara tidak langsung telah
membuat para peritel lokal menjadi manja dan kurang kreatif. Peritel lokal terbiasa
mengenakan margin sangat besar kepada konsumen dan cenderung agak
mengabaikan pelayanan. Sedangkan peritel asing masuk ke Indonesia dengan
gebrakan harga murah dimana mereka mengenakan margin kepada konsumen sangat
tipis atau rendah sekali dengan kualitas pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu
dengan makin ketatnya persaingan di industri ritel ditambah dengan keluarnya
kebijakan pemerintah yang membuka keran industri ritel dalam negeri bagi peritel
asing, menuntut kepada peritel lokal agar membenahi strategi yang dianutnya selama
ini agar tidak tertinggal oleh peritel lokal. Di samping itu konsumen pada saat
bersamaan juga sudah mulai menuntut harga produk yang murah atau terjangkau
dengan kualitas yang baik sehingga mau tidak mau peritel lokal juga harus bekerja
lebih keras agar lebih baik atau minimal sama dengan peritel asing. PT Hero
Supermarket Tbk sebagai pelopor bisnis supermarket sendiri sudah menyiapkan
strategi-strateginya dalam menghadapi masuknya peritel asing. Strategi tersebut
adalah dengan menggandeng Giant Hipermarket melalui Dairy Farm untuk membuka
usahanya di Indonesia, mengingat tren hipermarket sedang menggejala di Indonesia,
kemudian melakukan reposisi bisnis supermarket dengan jalan menutup gerai
supermarket yang tidak menguntungkan, membenahi tampilan gerai supermarket
termasuk menambah jumlah produk yang ditawarkan, melakukan ekspansi usaha dan
melakukan akuisisi usaha disamping juga meluncurkan program belanja hematnya di
gerai-gerai supermarket Hero.
Produk Pengganti (Dari Warung, Toko
Kelontong, Pasar Tradisional) MEDIUM
Pembeli (Menuntut
Kualitas Tinggi Harga Murah)
HIGH
Pendatang Baru Peraturan
Pemerintah Tahun 1999 dan Regulasi No. 99 Tahun 1998
Pemasok (Banyaknya Pemasok di Indonesia)
Gambar 4.1 Kerangka Analisa Lingkungan Industri Ritel
4.1.6 Analisa SWOT
Setelah dilakukan analisa industri ritel dengan menggunakan analisa five
forces model Michael Porter, maka analisa selanjutnya adalah analisa SWOT.
Menurut Thompson dan Strickland (117:2003) dalam bukunya Strategic Management
Concepts and Cases, analisa SWOT adalah sebuah analisa yang digunakan untuk
mengetahui posisi fundamental perusahaan apakah sehat atau tidak. Analisa SWOT
terdiri dari analisa internal dan analisa eksternal. Analisa internal digunakan untuk
mengetahui kelebihan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) perusahaan tersebut,
HIGH
MEDIUM
1.903.602 gerai riteldi Seluruh Indonesia (2001 AC Nielsen)
HIGH
sedangkan analisa eksternal digunakan untuk melihat adanya peluang (opportunities)
maupun tantangan (threats) yang dihadapi perusahaan tersebut.
4.1.6.1 Analisa Eksternal (opportunities and threats)
4.1.6.1.1 Peluang
• Pasar Indonesia yang berpenduduk 220 juta jiwa lebih merupakan potensi
pasar yang luar biasa besar terutama di DKI Jakarta yang memiliki 20 juta
jiwa penduduk merupakan daya tarik utama dan kota-kota besar lainnya di
luar DKI Jakarta.
• Pertumbuhan kota satelit di sekeliling kota besar, dengan pertumbuhan kota-
kota satelit di Indonesia semisal di sekitar DKI Jakarta (Botabek) maupun di
Surabaya (Surabaya Barat), merupakan peluang tersendiri sebab, pembukaan
gerai ritel di sekitar kota satelit merupakan daya tarik bagi pembeli karena
mereka tidak perlu membuang-buang waktu dan biaya untuk berbelanja ke
pusat kota apalagi diiming-imingi dengan harga yang terjangkau. Sehingga
bisa dikatakan adanya potensi untuk mengembangkan usaha ritel di kota-kota
besar dengan pertumbuhan yang terus merangkak di pulau Jawa maupun di
kota-kota besar di luar pulau Jawa seiring dengan adanya otonomi daerah.
• Makin derasnya arus informasi yang membawa pengaruh secara signifikan
terhadap perubahan pola hidup masyarakat, dimana belanja bukan lagi hanya
sekedar membeli barang, namun juga merupakan aktifitas untuk berekreasi,
dimana kebutuhan akan rekreasi ini semakin meningkat seiring dengan
kecilnya waktu untuk berkumpul dengan keluarga di rumah. Peluang disini
adalah bagaimana menciptakan konsep ritel yang mungkin bisa disatukan
dengan konsep rekreasi sehingga membuat pengunjung dapat berbelanja
sekaligus berekreasi.
• Mobilitas yang semakin tinggi dan waktu luang yang semakin sedikit
menyebabkan banyak pasangan suami istri yang sama-sama bekerja tidak
memiliki waktu untuk berbelanja. Keberadaan gerai ritel yang lengkap,
nyaman, dekat dengan tempat tinggal atau kawasan pemukiman dan jauh dari
masalah kemacetan lalu lintas merupakan peluang tersendiri
• Pola waktu belanja yang akan semakin mengarah ke after lunch shopping,
night shopping dan weekend shopping. Semakin banyaknya wanita (istri)
bekerja, menyebabkan mereka tidak lagi memiliki waktu luang di pagi dan
sore hari (jam kantor) untuk berbelanja, sehingga akan menggeser pola waktu
belanja ke arah after lunch shopping, night shopping dan weekend shopping.
Sebagai contoh untuk after lunch shopping, di gerai ritel yang dekat dengan
perkantoran, maka saat jam makan siang merupakan jam sibuk, dimana
banyak karyawan memanfaatkan waktu istirahat mereka untuk melakukan
aktivitas belanja. Karena waktu yang tersedia benar-benar sempit yaitu
setengah jam saja, maka pembeli pasti sudah memiliki daftar belanja
sebelumnya. Peluang disini adalah menciptakan suasana yang mampu
merangsang pembeli untuk berbelanja cepat di dalamnya dengan jumlah
banyak dan menemukan barang yang dibutuhkan dengan mudah, caranya
adalah bisa dengan melakukan event promosi yang baik, misal event promosi
yang didisain untuk makan siang atau penempatan barang yang tepat dengan
suasana yang menarik. Bagi yang tidak bisa berbelanja pada saat makan siang
misal bisa dilakukan pada saat pulang kerja (night shopping) atau weekend
shopping. Peluang disini adalah sama dengan peluang after lunch shopping.
• Banyaknya pesaing merupakan peluang untuk melakukan akuisisi sehingga
dapat menggabungkan berbagai kelebihan-kelebihan yang mungkin dimiliki
oleh pesaing.
• Peluang untuk memperbesar pangsa pasar dengan melakukan kerjasama
strategis maupun joint venture dengan perusahaan ritel lain.
• Perkembangan teknologi yang begitu pesat terutama teknologi informasi,
merupakan peluang tersendiri untuk digunakan sebagai pemotong biaya demi
meningkatkan penjualan.
4.1.6.1.2 Ancaman
• Masuknya peritel asing dengan menggunakan konsep baru yang memiliki
keunggulan dalam hal lokasi usaha, teknologi canggih, harga lebih murah dan
produk yang lengkap dapat diterangkan sebagai berikut:
o Lokasi usaha, peritel asing biasanya memilih tempat usaha yang
sangat strategis dengan mempertimbangkan kedekatan jarak dengan
konsumen, pemasok, fasilitas tempat yang nyaman, ATM, lahan parkir
yang luas dan prospek perkembangan lokasi tersebut pada jangka
panjang.
o Teknologi canggih, peritel asing memiliki keunggulan dalam hal
penggunaan teknologi informasi untuk melakukan pemantauan atas
stok barang, melakukan order ke pemasok maupun gudang sekaligus
melakukan pemantauan atas produk yang laku dan tidak laku sehingga
hasilnya dapat melakukan efisiensi dalam berbagai hal dan biaya yang
lebih hemat.
o Harga, salah satu cara untuk menarik konsumen adalah dengan cara
memotong harga secara besar-besaran demi mengejar target penjualan,
dimana peritel asing berani mematok margin keuntungan hanya satu
digit saja demi mendongkrak volume penjualan bahkan kalau perlu
jual rugi untuk memperbanyak jumlah pengunjung sekaligus
memperluas pangsa pasar dalam jangka pendek. Harga murah juga
disebabkan peritel asing datang dengan modal yang kuat sebab dengan
begitu peritel asing bisa membeli barang dengan jumlah besar
sehingga dapat diskon dari supplier/produsen yang juga berarti bisa
menekan harga. Dengan begitu bisa menekan margin
o Peritel asing menawarkan barang dengan sangat lengkap, oleh karena
itu mereka masuk biasanya menggunakan format gerai yang sangat
luas dengan jenis dan jumlah barang yang cukup besar.
o Desentralisasi, maksudnya adalah peritel asing mengoperasikan
gerainya dengan menyesuaikan kondisi setempat atau negara yang
mereka tempati.
• Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkisar sekitar 3-4 persen
menyebabkan banyak tenaga kerja baru yang belum banyak terserap ke dalam
lapangan kerja di samping juga masih banyaknya pengangguran akibat
penutupan pabrik sehingga memunculkan kekhawatiran faktor daya beli
masyarakat yang terus semakin menurun, terutama juga dipicu oleh turunnya
suku bunga deposito perbankan dimana gaji atau tabungan mungkin akan
berkurang akibat kenaikan tarif telepon, listrik, air dan BBM. Khusus untuk
pengurangan subsidi listrik yang sudah dilakukan secara bertahap sejak tahun
2002 dimana ada kenaikan sebesar 35 persen dan pada tahun 2003 yang
sebesar 30 persen dan diprediksi akan terus berlanjut ke tahun 2005. Hal ini
mengakibatkan konsumen menjadi selektif dan sensitif mengenai harga
produk yang ditawarkan.
• Adanya tekanan harga jual, yang dipicu oleh masuknya produk-produk impor
dari China yang dijual dengan harga yang sangat murah menyebabkan
perusahaan ritel harus mengkaji ulang atas harga produk yang ditawarkannya.
• Naiknya biaya operasional peritel yang disebabkan kenaikan gaji pegawai
akibat kenaikan biaya hidup ataupun biaya sewa dan listrik yang naik, dimana
sebagai contoh biaya tarif listrik tahun 2003 untuk bisnis naik sekitar 15-20
persen.
• Masih rendahnya SDM, kualitas manajemen, strategi bisnis, kemampuan
menguasai teknologi informasi menjadi kendala bagi peritel lokal untuk
tumbuh dan berkembang.
• Lemahnya dukungan pemerintah baik dari kebijakan ataupun penciptaan iklim
usaha yang tidak kondusif yang terkadang tidak berpihak pada pengusaha
lokal turut menambah beban bagi perkembangan peritel lokal yang notabene
tidak memiliki modal sebesar peritel asing
• Perkembangan pasar modern di masa mendatang akan lebih banyak mengarah
pada hipermarket atau minimarket, di mana bentuk seperti ini akan lebih
efisien untuk mendapatkan harga pasokan barang-barang yang lebih murah.
Dimana khusus untuk minimarket, sangat fleksibel dan bisa berada di mana-
mana sehingga menyebabkan perusahaan harus mereposisi format usaha
supermarket.
• Konsumen mulai memiliki pengharapan yang lebih tinggi terutama meminta
lebih banyak, pelayanan yang lebih baik dan cepat, kualitas yang bagus, harga
yang lebih murah dan pelayanan yang lebih menyenangkan.
• Dengan nilai tukar rupiah yang relatif masih lebih rendah, menyebabkan
banyaknya peritel asing yang akan melakukan ekspansi dan atau pembelian
saham ritel lokal.
• Masih kurangnya pemanfaatan teknologi informasi pada pelaku bisnis ritel
dan distributor di Indonesia.
4.1.6.2 Analisa Internal (strengths and weaknesses)
4.1.6.2.1 Kekuatan
• Telah menjalin kerjasama strategis dengan Dairy Farm dalam hal transfer
sistem operasi, pelatihan karyawan, pengembangan merek sendiri dan sistem
penjualan dalam menghadapi persaingan dengan peritel-peritel asing.
• Memiliki kekuatan dalam hal private label atau merek sendiri yang
membawahi berbagai ragam produk. Private label disini adalah produk-
produk yang dibuatkan oleh pabrik asalnya kepada Hero dengan
menggunakan merek Hero namun dengan harga yang lebih terjangkau.
Dimana setiap merek Hero tersebut (Herosave, Relliance, Innosense, Fresh
Choice dan Nature’s Choice) membawahi berbagai macam produk. Misal
produsen minuman air mineral VIT membuatkan produk air mineral kepada
Hero dengan merek Herosave yang harganya lebih rendah dari merek VIT.
• Memiliki Brand Image atau reputasi perusahaan akan kualitas produk-produk
yang ditawarkannya.
• Telah menjalin hubungan yang cukup lama dengan berbagai supplier
(distributor) di Indonesia terutama UKM dan koperasi.
• Memiliki jaringan gerai yang sangat luas di Indonesia dengan lokasi di kota-
kota besar dan daerah pemukiman-pemukiman yang sedang berkembang.
• Merupakan salah satu pelopor usaha bisnis supermarket yang pertama dan
tertua di Indonesia.
• Terkenal memiliki hubungan yang baik antara perusahaan dengan serikat
pekerjanya.
• Memiliki visi, misi dan filsafat yang jelas dan harus diikuti di seluruh
organisasi perusahaan.
4.1.6.2.2 Kelemahan
• Adanya citra Hero sebagai supermarket mahal dimata konsumen.
• Masih belum optimalnya penggunaan sistem informasi terutama dalam hal
logistik.
• Meningkatnya beban usaha dan turunnya laba bersih selama 5 tahun terakhir
ini.
• Kurang gencarnya iklan dan promosi dibandingkan dengan pesaing.
4.2 Penentuan Strategi Perusahaan
Dari hasil analisa dengan menggunakan analisis SWOT maka dapat
disimpulkan bahwa meskipun persaingan di industri ritel sangat ketat dengan
masuknya peritel asing ke Indonesia dan kondisi keuangan dari PT Hero Supermarket
Tbk sendiri yang belum begitu menggembirakan, namun PT Hero Supermarket Tbk
sebagai salah satu pelopor supermarket pertama di Indonesia masih memiliki
kekuatan untuk dapat mempertahankan pangsa pasarnya yang memang sudah sangat
luas di Indonesia. Meskipun beban usaha meningkat dan laba bersih terus menurun,
namun PT Hero Supermarket dalam lima tahun terakhir ini justru mengalami
peningkatan pertumbuhan penjualan. Sedangkan dari visi, misi dan falsafah PT Hero
Supermarket Tbk disebutkan bahwa tujuan keuangan dari perusahaan sendiri adalah
menjadi pengecer makanan modern yang terkemuka di Indonesia dari segi penjualan
dan laba. Sehingga strategi yang dipilih sebaiknya adalah bagaimana meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan disertai efisiensi biaya.
4.2.1 Strategi PT Hero Supermarket Tbk Dalam Menghadapi Persaingan
1999 2000 2001 2002
Alfa Supermarket, Alfa Wholesale, Indomaret, AlfaMinimart, Carrefour Hipermarket, Naga Supermarket, MakroWholesale, Metro Supermarket, Tops Supermarket, ClubStore Hipermarket, Club Grosir Wholesale, D� BestSupermarket, Goro Wholesale, Indo Grosir Wholesale, KemChicks Supermarket, 99 Ranch Market, Sogo Supermarket,Yogya Supermarket, Tip Top Supermarket, Lions-Superindo,Gelael Supermarket.
2003
Alfa Supermarket, Alfa Wholesale, Indomaret, AlfaMinimart, Carrefour Hipermarket, Continent Hipermarket,Naga Supermarket, Makro Wholesale, Metro Supermarket,Tops Supermarket, Club Store Hipermarket, Club GrosirWholesale, D� Best Supermarket, Gelael Supermarket. GoroWholesale, Indo Grosir Wholesale, Kem Chicks Supermarket,99 Ranch Market, Sogo Supermarket, Yogya Supermarket,Tip Top Supermarket
PT Hero Supermarket Tbk terdiri dari: Unit Eceran Skala Besar (Supermarket Hero dan Giant Hipermarket) dan Unit Specialty Store (Guardian Apotik dan Starmart) Reposisi dan Ekspansi Bisnis Supermarket,
Pengembangan Hipermarket, Akuisisi
A
a
PT Hero Supermarket Tbk terdiri dari: Divisi Supermarket Hero dan Divisi Specialty Store (Guardian Apotik, Mitra Toko Discountdan Starmart).
Ekspansi Gerai, Pelatihan SDM dan Perbaikan Gerai.
Usaha
Gambar 4.2 Persaingan dan Strategi PT Hero Supermarket Tbk
dapun strategi dari PT Hero Supermarket Tbk sendiri dalam menghadapi persaingan
dalah sebagai berikut:
• Mengevaluasi gerai-gerai yang dari segi lokasi sudah tidak strategis lagi. Bila
lokasi itu sudah tidak memenuhi harapan, manajemen akan menutup
operasional gerai tersebut. Penutupan gerai dilihat berdasarkan jumlah
pengunjung yang datang dan jumlah transaksi penjualan yang dilakukan.
Gerai Supermarket Hero biasanya dikunjungi perharinya adalah minimal 1000
orang pada hari biasa dengan nilai transaksi Rp.50.000.000,00 (perorang rata-
rata menghabiskan Rp.50.000,00 pertransaksi) sedangkan weekend perharinya
bisa mencapai 3000-4000 orang dengan rata-rata transaksi
Rp.150.000.000,00-Rp.200.000.000,00. Kriteria penutupan adalah apabila
transaksi dibawah Rp.50.000.000,00 atau dengan jumlah pengunjung kurang
dari 1000 orang. Sebagai catatan Hero Batam ditutup tanggal 25 Oktober
2003 (buka Oktober 2002) karena jumlah pengunjung perharinya hanya 400-
500 orang dengan nilai transaksi Rp.20.000.000,00-Rp.25.000.000,00.
• Demi keberagaman barang, PT Hero Supermarket Tbk akan mengevaluasi
kembali barang yang dijual di gerai supermarket dengan melihat potensi pasar
yang ada di sekitar.
• Memperkenalkan konsep �Belanja Hemat� di gerai supermarket Hero yaitu
dari segi harga, PT Hero Supermarket Tbk akan berupaya memberikan harga
yang lebih murah agar dapat terjangkau oleh konsumen yang tinggal di sekitar
gerai, dengan tetap menjaga kualitas PT Hero Supermarket Tbk yang sudah
terkenal itu.
• Untuk menggenjot kinerja perusahaan, Hero akan lebih memfokuskan
pengembangan gerai Hipermarket Giant.
• Melakukan akuisisi usaha, dengan akuisisi diharapkan secara cepat dapat
memperluas jaringan pemasaran perusahaan dengan biaya yang relatif rendah
dan cepat.
Apabila dilihat dari gambar 4.3 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada periode
1999 sampai 2003, persaingan di industri ritel semakin ketat ditambah dengan
masuknya pemain asing. Hal ini terjadi setelah keluarnya Regulasi Pemerintah No. 99
tahun 1998 dan Peraturan Pemerintah tahun 1999, yang mengatakan bahwa pasar ritel
Indonesia terbuka bagi pemodal kecil, menengah maupun besar. Masuknya peritel
asing dengan teknologi informasi yang lebih baik, format gerai yang lebih besar,
barang yang ditawarkan lebih luas dan harga yang lebih murah tentu merupakan
tantangan bagi PT Hero Supermarket Tbk sendiri. Pada periode 1999 sampai 2001,
tercatat terdapat peritel asing yang masuk ke Indonesia yaitu Carrefour kemudian
Continent yang belakangan diakuisisi Carrefour. Mereka membuka format
hipermarket yang lebih besar dan jauh lebih murah dari gerai-gerai PT Hero
Supermarket Tbk dan mendapat sambutan yang cukup baik dari masyarakat. Hal ini
tentu akan berdampak pada penjualan PT Hero Supermarket Tbk
Akhirnya mulai tahun 2002, PT Hero Supermarket Tbk mulai melakukan
perubahan strategi agar tidak tertinggal di industri ritel, mereka mulai melakukan
reposisi bisnis supermarket dengan mulai menutup gerai yang kinerjanya buruk dan
mempertahankan gerai yang kinerjanya baik serta melakukan perubahan bentuk gerai
dan mulai menawarkan harga yang lebih kompetitif kepada konsumennya. Pada tahun
2003, perusahaan melakukan akuisisi atas 23 gerai Tops Supermarket yang
merupakan bagian dari Ahold Indonesia untuk memperluas pangsa pasarnya terutama
untuk memperkuat pasar di Bandung dan Surabaya dimana Tops Supermarket
memiliki pangsa pasar di daerah tersebut. Sedangkan untuk menggenjot kinerja
perusahaannya PT Hero Supermarket Tbk akan lebih fokus untuk pengembangan
gerai hipermarket. Hal ini dilakukan karena kontribusi penjualan Hipermarket Giant
yang sudah mencapai 35 persen dari total penjualan pada tahun 2003. Tindakan
tersebut sudah tepat, mengingat PT Hero Supermarket Tbk sebagai salah satu
perusahaan ritel tertua di tanah air harus senantiasa melakukan perubahan strateginya
agar tidak tertinggal oleh konsumen dan bagaimana dapat mempertahankan atau
memperluas pangsa pasarnya.
4.2.2 Kondisi yang Mendukung Penerapan Balanced Scorecard di PT
Hero Supermarket Tbk
Dari penjelasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat kondisi
yang memungkinkan dilakukannya penerapan balanced scorecard sebagai sebuah
sistem perencanaan strategis sekaligus digunakan sebagai sistem pengukuran kinerja
di PT Hero Supermarket Tbk. Adapun kondisi tersebut adalah sebagai berikut:
• PT Hero Supermarket Tbk telah memiliki visi, misi dan filsafat perusahaan
yang jelas dan telah mencakup berbagai aspek strategis sehingga
memudahkan identifikasi sasaran strategis perusahaan dan penerapan sistem
balanced scorecard yang sesuai dengan strategi perusahaan. Apabila
identifikasi sasaran strategis perusahaan telah disusun maka langkah
selanjutnya adalah dengan menentukan berbagai macam tolok ukur kinerja
bisnis yang tepat untuk PT Hero Supermarket Tbk
• Dari segi struktur organisasi yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa struktur organisasi di PT Hero Supermarket Tbk
adalah berupa garis, staf dan fungsional. Maksudnya adalah bahwa segala
komunikasi yang timbul akan berjalan dengan efektif sebab telah terbentuk
pembagian kerja yang jelas. Dengan demikian diharapkan visi, misi, filsafat
dan strategi yang dirancang di tingkat pusat akan dapat dikomunikasikan
secara efektif ke tingkat bawah di dalam keseluruhan organisasi perusahaan.
Dengan demikian diharapkan bahwa seluruh individu memiliki kesamaan
pandangan akan visi, misi, filsafat dan strategi perusahaan. Kesamaan tersebut
sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan penggunaan
balanced scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja bisnis dan juga
sebagai proses evaluasi bisnis. Dengan adanya kesamaan tersebut diharapkan
bahwa tujuan atau sasaran kerja individu di dalam perusahaan tersebut sama
dengan tujuan atau sasaran kerja perusahaan, sehingga pada akhirnya nanti
bahwa pencapaian sasaran strategis perusahaan adalah sama dengan
pencapaian sasaran kerja individu. Tujuan dari kesemuanya ini adalah bahwa
dengan adanya balanced scorecard maka memudahkan perusahaan untuk
melakukan penilaian kinerja manajemennya maupun penilaian kinerja
individu-individu atau sumber daya manusia di dalam perusahaan.
• Persaingan yang semakin meningkat dengan hadirnya peritel-peritel asing
yang masuk ke Indonesia dengan modal besar, sistem manajemen yang baik,
penggunaan teknologi informasi dan menawarkan format penjualan dengan
bentuk baru serta murahnya harga produk yang ditawarkan sebagai akibat dari
Regulasi Pemerintah No. 99 tahun 1998 dan Peraturan Pemerintah tahun 1999
yang mengijinkan pasar ritel Indonesia terbuka lebar bagi para investor besar,
menengah maupun kecil baik dalam negeri maupun luar negeri. Kondisi di
atas yang serba cepat dengan tingkat persaingan yang ketat maka membuat PT
Hero Supermarket Tbk harus mulai senantiasa merumuskan dan mengevaluasi
secara terus-menerus strategi usahanya untuk dapat bertahan dan
memenangkan persaingan. Untuk dapat mengevaluasi efektivitas strategi
perusahaan dalam mencapai sasaran-sasaran strategisnya, maka PT Hero
Supermarket Tbk memerlukan suatu sistem pengukuran kinerja yang dapat
memberikan informasi tentang keberhasilan strategi dan operasi bisnis
perusahaan secara komprehensif, bukan hanya dari sisi aspek keuangan saja
namun juga dari sisi non keuangan yang mungkin akan berpengaruh kepada
proses bisnis secara keseluruhan
4.3 Analisa Penggunaan Balanced Scorecard
4.3.1 Penentuan Sasaran Strategis Perusahaan di Setiap Perspektif
Balanced Scorecard
Dari berbagai data yang di dapat dari PT Hero Supermarket Tbk terutama
data-data yang menyangkut perencanaan strategis dari pihak PT Hero Supermarket
Tbk dan data-data yang diperoleh dari berbagai sumber terutama dari media cetak dan
internet maka penentuan sasaran-sasaran strategis di dalam setiap perspektif balanced
scorecard dapat dilaksanakan. Pada intinya penentuan sasaran-sasaran strategis ini
dirangkum dari strategi-strategi PT Hero Supermarket Tbk sebelumnya disertai
dengan penambahan-penambahan yang dianggap sangat perlu. Dari proses tersebut
diatas, maka penentuan sasaran-sasaran strategis PT Hero Supermarket Tbk
sebaiknya adalah sebagai berikut:
• Meningkatkan kinerja keuangan dan melakukan efisiensi untuk menekan
biaya.
• Meningkatkan kebutuhan konsumen dengan mengutamakan kualitas produk,
jajaran produk serta layanan sehingga dapat menjadi one stop shopping.
• Meningkatkan jumlah gerai-gerai baru di lokasi-lokasi strategis pada kawasan
Jabotabek serta kota-kota besar lainnya di Indonesia berdasarkan
pertimbangan mengutamakan daerah-daerah pemukiman baru yang sedang
berkembang dan mempertimbangkan potensi peningkatan pendapatan
penduduk di daerah tersebut.
• Meningkatkan kampanye periklanan perusahaan dengan membuat strategi
periklanan baru dan promosi mingguan sejalan dengan kebijakan harga yang
agresif serta berbagai kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan image
perusahaan.
• Meningkatkan citra gerai yang lebih menarik dengan merubah interior yang
sudah ada dengan interior baru dan memperluas jajaran produk yang
ditawarkan.
• Mengembangkan private label produk dari berbagai variasi harga.
• Mengembangkan teknologi informasi dan kerjasama dengan pihak ketiga
dalam mendukung efisiensi fungsi-fungsi logistik, pengadaan barang dan
administrasi.
• Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan karyawan melalui berbagai
pelatihan tiap tahunnya dan mengembangkan program jalur cepat melalui
management trainee program.
• Meningkatkan pengawasan dan budaya patuh segenap karyawan perusahaan
pada aturan kerja.
Gambar 4.3 di bawah ini merupakan peta strategi yang sebaiknya digunakan PT Hero
Supermarket Tbk dalam meningkatkan kinerja.
Gambar 4.3 Peta Strategi Balanced Scorecard untuk PT Hero
Supermarket Tbk
Bis et
Kerja Patuh
Meningkatkan Kinerja di Unit
nis Supermark
Peningkatan Profitabilitas
Pertumbuhan Penjualan Berdasarkan Segmen Usaha
Jajaran Produk yang Ditawarkan
Luas
Mengembangkan TI dan Kerjasama dengan pihak
ketiga
Pengembangan Produk (Mempertahankan Private
Label)
Kemampuan dan Ketrampilan Karyawan
Kepuasan Pengawasan dan Budaya
Pembelajaran dan Pertumbuhan
Proses Bisnis Internal
Pelanggan
Kualitas Produk
Service Strategi Promosi dan
Iklan
Meningkatkan Jumlah Gerai
Gerai yang Menarik
Operating Margin
ROA Gross Margin
Kepuasan Pelanggan
Pangsa Pasar
Jumlah Promosi
dan Iklan
Perubahan Tampilan
Jumlah dan Jenis
Mengembangkan TI
Pihak Ketiga
Keuangan
Jumlah Pelatihan
Produktivitas Retensi PKPB
NPM
4.3.2 Tolok Ukur Balanced Scorecard PT Hero Supermarket Tbk
Untuk menguraikan setiap sasaran strategis ke dalam berbagai tolok ukur di
dalam balanced scorecard maka perlu diketahui terlebih dahulu proposisi nilai
pelanggan (customer value proposition) yang merupakan kunci keberhasilan
perusahaan untuk mengetahui kebutuhan pelanggan. Untuk PT Hero Supermarket
Tbk maka proposisi nilai pelanggan yang dipilih sebaiknya adalah tetap dengan
mempertahankan kualitas dan mutu produk yang ditawarkan kepada pembeli dengan
harga yang terjangkau disertai dengan adanya pelayanan yang baik sehingga
menimbulkan atau meningkatkan image perusahaan. Hal ini sesuai dengan visi, misi
dan filsafat yang dimiliki oleh PT Hero Supermarket Tbk.
Ga
mbar 4.4 Proposisi Nilai Pelanggan
Hubungan
Kenyamanan Citra Perusahaan
PelayananMutuTerjangkau Kualitas
Atribut Produk Image
Proposisi Nilai
Tolok ukur kinerja dibagi menjadi dua bagian yaitu lag indicator sebagai
suatu core outcomes dan lead indicators sebagai suatu performance drivers. Tolok
ukur yang ditentukan di sini haruslah saling terkait dengan visi, misi dan strategi PT
Hero Supermarket Tbk, dimana tolok ukur tersebut digunakan untuk mengukur
keberhasilan pencapaian sasaran-sasaran strategis yang telah ditetapkan sebelumnya.
Adapun berbagai tolok ukur yang akan diusulkan untuk digunakan dalam
perancangan balanced scorecard PT Hero Supermarket Tbk dapat dilihat dalam tabel
4.15 berikut:
Tabel 4.15 Penentuan Sasaran Strategis dan Ukuran Strategis Balanced Scorecard di PT Hero Supermarket Tbk
Ukuran Strategis
Sasaran Strategis
Core Outcomes/Lag Indicator
(Indikator Akibat)
Perfomance Driver/Lead Indicator
(Indikator Sebab)
K- Meningkatkan Kinerja Keuangan. Operating Margin Return On Asset Gross Margin Net Profit Margin
P1- Mengutamakan kualitas produk, jajaran produk serta layanan.
Kepuasan Pelanggan
P2 - Meningkatkan jumlah gerai-gerai baru di lokasi-lokasi strategis.
Pangsa Pasar Jumlah Gerai Supermarket
P3 - Strategi promosi dan periklanan baru dan berbagai kegiatan sosial.
Jumlah Promosi dan Iklan Liputan kegiatan sosial
Biaya Promosi dan Iklan
P4 � Meningkatkan citra gerai supermarket yang lebih menarik
Perubahan gerai
BI1- Mengembangkan private label Jumlah dan jenis private label
BI2 - Mengembangkan teknologi informasi dan kerjasama dengan pihak ketiga
Mengembangkan teknologi informasi Perjanjian dengan pihak ketiga
Perspektif Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan (LG) Jumlah Pelatihan Karyawan
Perspektif Keuangan (K) Pertumbuhan Penjualan Berdasarkan Segmen
Perspektif Pelanggan (P) Survei Kepuasan Pelanggan
Perspektif Proses Bisnis Internal (BI)
LG1.Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan karyawan
LG2. Meningkatkan kepuasan karyawan
Produktivitas Karyawan
Retensi Karyawan
LG3.Meningkatkan pengawasan dan budaya patuh segenap karyawan perusahaan pada aturan kerja.
Perjanjian Kerja Bersama Antara Perusahaan dan Karyawan
4.3.2.1 Perspektif Keuangan
Penentuan sasaran strategis dalam perspektif keuangan sebaiknya adalah
meningkatkan kinerja keuangan dan melakukan efisiensi untuk menekan biaya.
Apabila diperhatikan dari siklus hidup perusahaan maka dapat disimpulkan
bahwa PT Hero Supermarket Tbk adalah perusahaan yang berada dalam tahap
bertahan, situasi dimana unit bisnis masih memiliki daya tarik bagi penanaman
investasi dan investasi ulang, tetapi diharapkan mampu menghasilkan pengembalian
modal yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari sejak bergulirnya Regulasi Pemerintah
No. 99 tahun 1998 dan Peraturan Pemerintah tahun 1999, persaingan di industri ritel
di Indonesia sangat ketat sekali terutama dengan masuknya peritel dari luar negeri.
PT Hero Supermarket Tbk sebagai pemain ritel lokal yang sudah lama beroperasi di
Indonesia, diharapkan dapat mempertahankan pangsa pasar yang dimilikinya dan
secara bertahap dapat tumbuh tahun demi tahun. Berbeda dengan siklus hidup pada
tahap pertumbuhan, dimana perusahaan melakukan investasi demi pengembalian
modal dan pertumbuhan jangka panjang, maka untuk tahap bertahan, investasi lebih
diarahkan kepada perluasan kapasitas dan peningkatan perbaikan agar tidak tertinggal
dengan pesaing, seperti apa yang dilakukan oleh PT Hero Supermarket Tbk. Menurut
Vincent Gasperz dalam bukunya Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi: Balanced
Scorecard Dengan Six Sigma Untuk Organisasi Bisnis Dan Pemerintah (40:2003)
dijelaskan bahwa perusahaan yang berada pada tahap keberlangsungan (sustainable
stage company) memiliki produk barang dan jasa yang bertumbuh stabil, maka
strategi dan pengukuran dalam perspektif keuangan yang dilakukan sebaiknya dapat
difokuskan pada peningkatan pendapatan operasional, peningkatan tingkat
pengembalian investasi (return on investment) dan peningkatan keuntungan kotor
(gross margin).
Gamba
r 4.5 Tahapan Siklus Bisnis
Tingkat Laba
(GROWTH) PERTUMBUHAN
(SUSTAIN) BERTAHAN
(HARVEST) PANEN
Waktu
Dengan demikian sangat tepat jika sasaran strategis PT Hero Supermarket
Tbk dalam perspektif keuangan sebaiknya adalah meningkatkan kinerja keuangan
yang salah satunya dengan cara memaksimalkan pendapatan yang dihasilkan dari
investasi modal, sebab kebanyakan unit bisnis dalam tahap bertahan akan menetapkan
tujuan keuangan yang terkait dengan profitabilitas. Langkah-langkah untuk menekan
biaya dan efisiensi juga akan meningkatkan kinerja keuangan.
Ukuran Strategis Sasaran Strategis
(K)
Core Outcomes/Lag Indicator
(Indikator Akibat)
K- Meningkatkan Kinerja Keuangan
Operating Margin Return On Asset Gross Margin Net Profit Margin
Perfomance Driver/Lead Indicator
(Indikator Sebab) Pertumbuhan Penjualan Berdasarkan Segman
K. Meningkatkan Kinerja Keuangan
Ukuran Hasil : Peningkatan Profitabilitas.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa perusahaan yang berada pada
tahap keberlangsungan (sustainable stage company) seperti PT Hero Supermarket
Tbk memiliki produk barang dan jasa yang bertumbuh stabil, maka strategi dan
pengukuran dalam perspektif keuangan yang dilakukan sebaiknya dapat difokuskan
pada peningkatan pendapatan operasional, peningkatan tingkat pengembalian
investasi (return on investment) dan peningkatan keuntungan kotor (gross margin)
sehingga pengukuran keuangan dalam PT Hero Supermarket sebaiknya adalah
difokuskan kepada rasio laba usaha (operating margin), peningkatan tingkat
pengembalian investasi (return on investment) atau return on asset (tingkat
pengembalian aset) dan rasio laba kotor (gross margin). Sedangkan Net Profit
Margin (NPM) ditambahkan, karena NPM ini bisa digunakan untuk memperkirakan
atau memproyeksikan profitabilitas dalam suatu rencana bisnis. NPM juga dapat
digunakan untuk memproyeksikan laba bersih berdasarkan perkiraan penjualan dan
dalam melakukan perbandingan antara hasil aktual menjalankan rencana bisnis dan
hasil aktual pada waktu lalu, semakin meningkat atau semakin menurun. NPM saat
ini juga digunakan untuk menilai kinerja perusahaan ritel berdasarkan berapa tingkat
keuntungan yang diambilnya.
• Gross Margin
%100XersihPenjualanB
LabaKotor=
Seperti telah dijelaskan sebelumnya rasio laba kotor atau gross margin adalah
jumlah laba kotor dibandingkan dengan jumlah penjualan bersih (net sales) yang
dinyatakan dalam bentuk persentase.
• Operating Margin (rasio laba usaha)
%100XersihPenjualanB
LabaUsaha=
Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan operasional bisa diperoleh dari
setiap rupiah penjualan. Rasio ini dinyatakan sebagai laba operasi dibandingkan
dengan penjualan bersihnya.
• Return on Asset (tingkat pengembalian aset)
%100XvaJumlahAkti
LabaBersih=
Merupakan pembagian antara keuntungan bersih dan aset (aktiva/harta) total,
yang dinyatakan dalam persentase. Rasio ini mengukur efektivitas perusahaan
dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya, yang kadang-kadang disebut
sebagai tingkat pengembalian atas investasi (return on investment).
• Net Profit Margin (keuntungan bersih)
%100XersihPenjualanB
LabaBersih=
Merupakan keuntungan bersih dibagi dengan penjualan bersih (net sales), dan
dinyatakan dalam persentase.
Tabel 4.16 Profitabilitas Rasio-Rasio Keuangan (Dalam Jutaan Rupiah)
(dalam jutaan rupiah)
Ikhtisar Keuangan dan Rasio Keuangan 2003 2002 Persentase Naik/Turun Penjualan Bersih (Net Sales) 2.980.267 2.407.907 23,8% Kenaikkan Laba Kotor (Gross Profit) 563.100 527.507 6,7% Kenaikkan Laba Usaha (Operating Income) 42.917 48.458 -11,4% Penurunan Laba (Rugi) Bersih (Net Income/Loss) 1.955 30.605 -93,6% Jumlah Aktiva (Total Asset) 1.123.701 963.608 16,6% Profitability Ratio Gross Margin (Rasio Laba Kotor) 18,9% 21,9% Penurunan Operating Margin (Rasio Laba Usaha) 1,4% 2,0% Penurunan Return on Asset 0,2% 3,2% Penurunan
0,1% 1,3% Penurunan
Penurunan Kenaikkan
Net Profit Margin Sumber : Laporan keuangan perusahaan, data diolah
Berdasarkan tabel 4.16 di atas dan sesuai dengan analisa pada sub bab sebelumnya
mengenai tinjauan atas kinerja keuangan PT Hero Supermarket Tbk, maka dapat
dijelaskan sebagai berikut:
• Gross Margin
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa walaupun laba kotor perusahaan
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, namun rasio laba kotor
perusahaan mengalami penurunan yaitu dari 21,9 persen menjadi 18,9 persen.
Maksudnya adalah bahwa pada tahun 2002 diinterpretasikan, perusahaan
menghasilkan 21,9 persen laba kotor dari penjualannya atau dari setiap Rp. 1,- ,
perusahaan menghasilkan laba kotor sebesar Rp. 21,9. sedangkan pada tahun
2003 terjadi penurunan dimana perusahaan menghasilkan 18,9 persen laba kotor
dari penjualannya atau dari setiap Rp. 1,- , perusahaan menghasilkan laba kotor
sebesar Rp. 18,9. Penurunan ini terjadi mungkin dikarenakan masih besarnya
komponen beban pokok penjualan. Oleh karena itu, maka sebaiknya dalam waktu
yang akan datang, perusahaan harus memonitor biaya penjualan/harga pokok
penjualan (cost of goods sold) dari satu periode ke periode berikutnya.
• Operating Margin (rasio laba usaha)
Sedangkan untuk operating margin atau rasio laba usaha maka bisa dijelaskan
bahwa pada tahun 2002, rasio laba usaha adalah sebesar 2,0 persen atau setiap Rp.
1,- ,menghasilkan laba operasi sebesar Rp. 2,-. Pada tahun 2003, rasio laba usaha
adalah sebesar 1,4 persen atau setiap Rp. 1,- menghasilkan laba operasi Rp. 1,4.
Dari data di atas maka dapat dianalisa bahwa meskipun penjualan bersih
perusahaan meningkat sebesar 23,8 persen, namun laba usaha perusahaan turun
sebesar 11,4 persen. Penurunan ini disebabkan meningkatnya beban umum dan
administrasi perusahaan terutama pada biaya penyusutan, listrik, air dan gas,
sewa, asuransi, administrasi kantor, telekomunikasi, administrasi kartu kredit
bank, pemeliharaan dan perbaikan, transportasi, ijin, pengambilan uang, selisih
bersih asuransi dan lain-lain. Ada baiknya apabila untuk masa yang akan datang
perusahaan mulai melakukan monitoring atau efisiensi atas biaya-biaya yang
dikeluarkan tersebut sehingga dapat meningkatkan laba usaha perusahaan.
• Return On Asset
Seperti telah dijelaskan di sub bab tinjauan atas kinerja keuangan PT Hero
Supermarket Tbk sebelumnya, maka pada tahun 2002, tingkat pengembalian aset
perusahaan adalah sebesar 3,2 persen sedangkan pada tahun 2003 mengalami
penurunan menjadi 0,2 persen. Nilai persentase return on asset yang semakin
menurun menunjukkan bahwa kinerja perusahaan mengalami penurunan, sebab
walaupun aset perusahaan mengalami peningkatan, namun tidak dibarengi dengan
peningkatan laba bersih perusahaan. Penurunan laba bersih ini dikarenakan
karena meningkatnya beban perusahaan terutama peningkatan beban penutupan
gerai yang biayanya mencapai 232,6 persen dari tahun sebelumnya. Oleh karena
itu di masa yang akan datang mungkin ada baiknya perusahaan melakukan
monitoring atas beban-beban yang terjadi sehingga tidak sampai mengurangi laba
bersih perusahaan.
Tabel 4.17 Beban Perusahaan (Dalam Jutaan Rupiah)
(dalam jutaan rupiah)
Beban Perusahaan 2003 2002 Naik/Turun Beban Pokok Penjualan 2.417.167 1.880.400 28,5% Beban Usaha 520.183 479.049 8,6% Beban Penutupan Gerai 31.002 9.322 232,6%
Sumber : Laporan keuangan perusahaan, data diolah
• Net Profit Margin
Apabila diperhatikan maka Net Profit Margin perusahaan mengalami penurunan
yaitu dari 1,3 persen di tahun 2002 menjadi 0,1 persen di tahun 2003,
menurunnya margin ini disebabkan karena menurunnya laba bersih perusahaan
yang cukup signifikan yaitu sebesar 93,6 persen, walaupun penjualan bersih
perusahaan cukup meningkat yaitu sebesar 23,8 persen. Penurunan ini
bagaimanapun juga karena adanya tekanan yang kuat dari membesarnya beban-
beban perusahaan, seperti yang telah dibahas sebelumnya.
Berdasarkan analisa keuangan tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
• Walaupun perusahaan mengalami kenaikan penjualan dan laba kotornya, namun
perusahaan justru mengalami penurunan atas laba bersihnya yang cukup
signifikan. Penurunan ini disebabkan karena meningkatnya beban operasional
perusahaan terutama untuk kenaikan harga TDL, bahan bakar, rekening telepon
dan yang terbesar adalah kenaikan biaya penutupan gerai.
• Untuk masa mendatang, alangkah baiknya apabila perusahaan melakukan
berbagai upaya efisiensi antara lain melalui pemangkasan atau pengurangan
jumlah biaya yang harus dikeluarkan dari sejumlah komponen biaya operasional
yang paling memungkinkan. Perusahaan juga perlu meningkatkan penjualan
karena proporsi investasi yang ditanamkan tidak sebanding dengan proporsi laba.
• Untuk tahun berikutnya/mendatang, sebaiknya PT Hero Supermarket Tbk
menyusun target indikator tahunan untuk setiap tolok ukur keuangan untuk
mengukur peningkatan kinerjanya.
Penggerak Kinerja : Pertumbuhan Penjualan Berdasarkan Segmen Usaha.
Tabel 4.18 Penjualan Menurut Segmen Usaha Net Sales by Business Segment
(Dalam Jutaan Rupiah)
(Dalam Jutaan Rupiah)
Keterangan 2003 2002 2001 2000 1999
2.801.436 2.234.284 1.834.590 1.571.554 1.395.217
Eceran Khusus/ Specialty :
Guardian, Star Mart dan Mitra Discount Store*)) 178.831 162.677 155.321 96.697
Konsolidasi/Consolidated 2.980.267 2.396.961 1.989.911 1.692.338 *) Giant Hipermarket dimasukkan ke laporan keuangan mulai tahun 2002 *)) Mitra Discount Store Tutup 2001
Eceran Skala Besar/Large Format Retailing :
Supermarket Hero dan Giant Hipermarket*)
120.784
1.491.914
Sumber: Laporan Keuangan Konsolidasi PT Hero Supermarket Tbk
Apabila diperhatikan maka dari dua segmen usaha yaitu eceran skala besar
dan eceran skala kecil maka terlihat bahwa pada pertumbuhan penjualan dari tahun
1999 ke tahun 2000 dan dari tahun 2000 ke tahun 2001 maka pertumbuhan penjualan
eceran skala besar masih lebih rendah dari eceran skala kecil sedangkan pada
pertumbuhan penjualan dari tahun 2001 ke 2002 dan dari tahun 2002 ke 2003,
keadaan menjadi berbalik, pertumbuhan penjualan eceran skala besar lebih besar dari
eceran skala kecil. Hal ini terjadi karena pada sektor eceran skala besar, yaitu tahun
2002, PT Hero Supermarket Tbk meluncurkan Giant yaitu sebuah pasar swalayan
dengan format besar atau lebih dikenal dengan nama Hipermarket. Dimana format
Hipermarket Giant ini menunjukkan popularitasnya di kawasan Jabotabek.
Sedangkan untuk tahun 2003 sendiri, kontribusi penjualan Giant sudah mencapai 33
persen dari total sales PT Hero Supermarket Tbk Hal ini juga tidak terlepas dari
perubahan strategi PT Hero Supermarket Tbk pada tahun 2002 untuk melakukan
pembenahan dan ekspansi. Penurunan pertumbuhan penjualan eceran skala kecil
mungkin disebabkan PT Hero Supermarket Tbk yang terlalu fokus pada usaha
pembenahan bisnis supermarket dan ekspansi supermarket dan hipermarket. Sekedar
catatan pada tahun 2001, Mitra Toko Discount sebagai bagian dari eceran skala kecil
ditutup sebagai usaha dari bentuk perampingan perusahaan. Oleh karena itu ada
baiknya manajemen perusahaan juga melakukan pembenahan pada eceran skala kecil
agar dapat memberikan kontribusi juga bagi pertumbuhan penjualan.
Tabel 4.19 Pertumbuhan Penjualan
Keterangan 2002 to 2003 2001 to 2002
Eceran Skala Besar/Large Format Retailing :
Supermarket Hero dan Giant Hipermarket 25,4% 21,8%
Guardian, Star Mart dan Mitra Discount Store 9,9% 4,7% Konsolidasi/Consolidated 24,3% 20,5%
Eceran Khusus/ Specialty :
Sumber: Laporan Keuangan Konsolidasi PT Hero Supermarket Tbk, data diolah
25,4%21,8%
28,6%24,9%
12,6%16,7%
4,7%
9,9%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
2002 to 2003 2001 to 2002 2000 to 2001 1999 to 2000
Eceran Skala Besar/Large Format Retailing Eceran Khusus/Specialty
25,4%21,8%
28,6%24,9%
12,6%16,7%
4,7%
9,9%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
2002 to 2003 2001 to 2002 2000 to 2001 1999 to 2000
Eceran Skala Besar/Large Format Retailing Eceran Khusus/Specialty
Diagram 4.5 Pertumbuhan Penjualan Eceran Skala Besar dan Eceran Skala Kecil Sumber: Laporan Keuangan Konsolidasi PT Hero Supermarket Tbk, data diolah
4.3.2.2 Perspektif Pelanggan
Penentuan sasaran strategis di dalam perspektif pelanggan sebaiknya meliputi:
• Meningkatkan kebutuhan konsumen dengan mengutamakan kualitas produk,
jajaran produk serta layanan sehingga dapat menjadi one stop shopping.
• Meningkatkan jumlah gerai-gerai baru di lokasi-lokasi strategis pada kawasan
Jabotabek serta kota-kota besar lainnya di Indonesia berdasarkan
pertimbangan mengutamakan daerah-daerah pemukiman baru yang sedang
berkembang, mempertimbangkan potensi peningkatan pendapatan penduduk
di daerah tersebut ataupun melihat potensi pertumbuhan daerah perkantoran
karena adanya kecenderungan meningkatnya jumlah wanita pekerja sehingga
meningkatkan after lunch shopping.
• Meningkatkan kampanye periklanan perusahaan dengan membuat strategi
periklanan baru dan promosi mingguan sejalan dengan kebijakan harga yang
agresif serta berbagai kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan image
perusahaan.
• Meningkatkan citra gerai yang lebih menarik dengan merubah interior yang
sudah ada dengan interior baru dan memperluas jajaran produk yang
ditawarkan.
Apabila diperhatikan maka ketiga sasaran strategis yaitu untuk butir pertama
sesuai dengan falsafah PT Hero Supermarket Tbk yaitu selalu mengutamakan
service yang terbaik kepada pelanggan sedangkan untuk butir kedua, ketiga dan
keempat sesuai dengan strategi peningkatan kinerja keuangan dan peningkatan
penjualan yang terdapat pada perspektif keuangan.
Ukuran Strategis Sasaran Strategis
(P)
Core Outcomes/Lag Indicator
(Indikator Akibat)
Perfomance Driver/Lead Indicator
P1- Mengutamakan kualitas produk, jajaran produk serta layanan.
Kepuasan Pelanggan
P2 - Meningkatkan jumlah gerai-gerai baru di lokasi-lokasi
Pangsa Pasar
(Indikator Sebab) Survei Kepuasan Pelanggan
Jumlah Gerai Supermarket
strategis. P3 - Strategi promosi dan periklanan baru dan berbagai kegiatan sosial.
Jumlah Promosi dan Iklan Liputan kegiatan sosial
Biaya Promosi dan Iklan
P4 � Meningkatkan citra gerai supermarket yang lebih menarik
Perubahan gerai
P1. Mengutamakan kualitas produk, jajaran produk serta layanan.
Ukuran Hasil : Kepuasan Pelanggan
PT Hero Supermarket Tbk dalam rangka untuk memperbaiki respon
perusahaan terhadap pertanyaan dan keluhan konsumen mendirikan pusat kepuasan
konsumen. Dimana pusat kepuasan konsumen ini berfungsi untuk melakukan
evaluasi terhadap harga yang ada maupun tingkat kepuasan lainnya. Berdasarkan
informasi dari lapangan yang diperoleh oleh penulis, maka kotak saran yang terdapat
di tiap-tiap gerai supermarket, jarang sekali diperhatikan oleh pembeli, padahal
pembeli atau pelanggan adalah unsur terpenting sekali bagi perusahaan untuk
menentukan strategi kepuasan konsumen. Adapun keluhan konsumen yang paling
dominan terhadap PT Hero Supermarket Tbk dan citra gerai-gerai Supermarket Hero
selama ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.20 Citra dan Keluhan Konsumen
di PT Hero Supermarket Tbk
Citra Produknya bermutu dan segar
Harga mahal Keluhan
Parkir sempit Sumber : Humas Eksternal PT Hero Supermarket Tbk dan berbagai sumber
Dari data di atas terlihat bahwa keluhan pembeli selama ini di gerai Supermarket
Hero adalah mengenai harga yang terlalu mahal dibandingkan dengan pesaing dan
parkir yang sempit. Untuk parkir yang sempit, mungkin ada beberapa pengecualian
yaitu keluhan tersebut muncul pada gerai-gerai Supermarket Hero yang berdiri
sendiri (berdiri di atas lahan sendiri) bukan yang berlokasi di pusat-pusat
perbelanjaan. Berdasarkan data tersebut diatas maka:
• Ada baiknya PT Hero Supermarket Tbk mulai menyusun strategi atau
melakukan evaluasi atas operasional perusahaannya terutama yang
menyangkut lokasi dan harga barang.
• Mengenai lokasi, mungkin PT Hero Supermarket Tbk dapat mencari lokasi
yang lebih luas sehingga masalah parkir dapat terakomodasi dan pembeli
merasa nyaman berbelanja, dengan memperhatikan nilai ekonomisnya.
• Mengenai harga, mungkin PT Hero Supermarket Tbk mulai mengevaluasi
harga produknya atau margin keuntungan yang diambil selama ini agar
pembeli tidak berpindah ke tempat lain.
• Sedangkan untuk citra produk yang bermutu mungkin harus terus
dipertahankan.
• Ada baiknya PT Hero Supermarket Tbk mulai membenahi pusat kepuasan
konsumennya, misal dengan menyebarkan kuisioner secara reguler misal 1
tahun 2 kali kepada pengunjungnya untuk mengetahui tingkat kepuasan
konsumen.
Penggerak Kinerja : Survei Kepuasan Pelanggan
Tabel 4.21 Hasil Kuisioner Terhadap Pelanggan Supermarket Hero Mal Citraland
No. Kuisioner terhadap pelanggan Hasil 1 7,10 2 Mutu produk pada saat dipakai/digunakan/dikonsumsi 3 Pelayanan saat mencari produk yang tidak ditemukan 4 Kebersihan gerai 5,92 5 Pelayanan yang ramah dan berkualitas 5,57 6 Pelayanan saat melakukan pembayaran 5,22
7 Kemampuan perusahaan dalam mempromosikan produknya 5,07 Sarana dan Prasarana semisal parkir kendaraan 4,78
9 Display etalase cukup menarik 4,65 10 Harga produk 3,73
Kondisi kemasan luar produk pada saat membeli 6,95 6,02
8
Tabel 4.22 Kategori Responden Pelanggan Supermarket Hero Mal Citraland
Usia Jenis Pekerjaan Total
Kelamin Ibu Rumah Tangga
Karyawan Swasta/Peg.Negeri/TNI-
Polri Lain-lain Pelajar/Mahasiswa
Laki-laki 3 1 8 12 Perempuan 1 2 2
21 sampai
30 tahun Total 1 5 1 10 17 Laki-laki 1 1 2
1 1 31
sampai 40 tahun Total 1 1 1 3
Laki-laki 1 1 Perempuan 6 6
Total 6 1 7 Laki-laki
Perempuan 3 Di
bawah 20 tahun Total 3 3
5
Perempuan
Di atas 41 tahun
3
Untuk mengetahui bagaimana tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk-
produk yang dijual oleh PT Hero Supermarket Tbk melalui gerai-gerai Supermarket
Hero, penulis mencoba melakukan kuisioner sederhana terhadap pelanggan gerai
Supermarket Hero. Tujuan dari diadakannya kuisioner sederhana ini adalah untuk
membandingkan informasi-informasi yang di dapat sebelumnya mengenai citra dan
keluhan pelanggan selama ini terhadap gerai Supermarket Hero. Penelitian di lakukan
di gerai Supermarket Hero Mal Citraland, alasan pemilihan lokasi ini dikarenakan
Mal Citraland terkenal sebagai mal yang cukup ramai dan letaknya cukup strategis di
daerah persimpangan, sedangkan gerai Supermarket Hero Mal Citraland adalah salah
satu dari beberapa gerai Supermarket Hero yang jumlah pengunjungnya cukup
banyak (cow stores) disamping Supermarket Hero Kemang dan Supermarket Hero
Pondok Indah. Adapun mengenai Supermarket Hero Mal Citraland sendiri, jumlah
pengunjung terbanyak adalah pada waktu hari sabtu khususnya malam minggu dan
hari minggu dengan jumlah pengunjung rata-rata mencapai 3000-4500 orang
sedangkan pada hari kerja, jumlah pengunjung rata-ratanya mencapai 1000-1500
orang yang dimulai setelah jam makan siang sampai menjelang sore hari. Penelitian
dilakukan pada hari rabu tanggal 19 mei 2004 dari pukul 11.30 pagi hingga 13.30
siang termasuk di dalamnya wawancara dengan store manager, cashier supervisor,
pengamatan lokasi dan distribusi kuisioner kepada responden. Dari penyebaran
kuisioner didapat 30 responden yang hasilnya adalah sebagai berikut:
• Pengunjung Supermarket Hero Mal Citraland sebagian besar adalah
mahasiswa dengan usia antara 21 sampai 30 tahun. Hal ini dikarenakan karena
lokasinya yang berdekatan dengan beberapa perguruan tinggi swasta di daerah
tersebut. Sedangkan di urutan kedua adalah ibu rumah tangga dengan usia
rata-rata di atas 41 tahun.
• Dari segi kepuasan maka terlihat bahwa nilai tertinggi di raih pada kategori
kondisi produk dan mutu produk. Sedangkan nilai terendah di raih pada
kategori harga produk.
Dari hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil kuisioner tersebut
tidak begitu jauh dengan informasi yang diberikan oleh pihak PT Hero
Supermarket Tbk, citra akan mutu dan kualitas produk yang ditawarkan oleh PT
Hero Supermarket Tbk cukup kuat di mata pelanggan. Sedangkan apabila dilihat
dari segi fasilitas yaitu parkir kendaraan walaupun tidak berada di level terendah
namun bisa dijadikan perhatian bagi pihak PT Hero Supermarket Tbk untuk
memperbaikinya, misal dengan mencari lahan dengan lokasi yang cukup atau
dekat dengan tempat parkir. Mengenai harga produk, pelanggan masih
beranggapan bahwa harga produk di gerai Supermarket Hero masih cukup mahal,
sehingga hal ini juga patut diperhatikan oleh pihak PT Hero Supermarket Tbk.
1,4% 3,3%
0,5%
14,5%
8,4%
Ramayana
10,4% 0,9%
1,0%
10,2% 0,7%
P2. Meningkatkan jumlah gerai-gerai baru di lokasi-lokasi strategis
2,6%
Ukuran Hasil : Pangsa Pasar
7,0%
Tabel 4.23 Pangsa Pasar Swalayan di Enam Kota Besar Di Indonesia 2002
Ada
Retailer
0,0% 0,0%
Jakarta Bandung Semarang Surabaya Medan Makasar Total Alfa 9,7% 14,2% 7,8% 21,9% 2,5% 39,1% 13,0%
49,6% 0,0% 0,0% 0,0% 3,8% Yaohan 0,0% 0,0% 0,0% 34,9% 0,0% 3,6% Naga 0,2% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 2,6%
Indomaret 10,4% 0,0% 30,4% 0,0% 0,0% 10,9%14,2% 12,1% 3,8% 17,3% 8,5% 9,8% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 9,3%
11,1% Matahari 8,8% Carrefour 18,9%
Hero 12,7% 5,5%
0,0% 5,3%
Makro 3,0% 2,6% 1,0% 2,1% 3,2% 0,0% 2,5% Sumber : www.smfranchise.com
Makro; 2,5%Naga; 2,6%
Yaohan; 3,6%
Ada; 3,8%
Ramayana; 7,0%
Hero; 8,4%
Carrefour; 9,3%
Matahari; 9,8%
Indomaret; 10,9%
Alfa; 13,0%
Makro; 2,5%Naga; 2,6%
Yaohan; 3,6%
Ada; 3,8%
Ramayana; 7,0%
Hero; 8,4%
Carrefour; 9,3%
Matahari; 9,8%
Indomaret; 10,9%
Alfa; 13,0%
Gambar 4.6 Pangsa Pasar Swalayan di Enam Kota Besar Di Indonesia 2002
Sumber : www.smfranchise.com, data diolah
Papua; 9,7%
Kalimantan; 5,4%
Sulaw esi; 3,2%
Sumatera; 5,4%
Jaw a Timur; 4,3%
Bali; 2,2%
Jaw a Tengah; 6,5%
Jaw a Barat; 15,1%
Jabotabek; 48,4%
Papua; 9,7%
Kalimantan; 5,4%
Sulaw esi; 3,2%
Sumatera; 5,4%
Jaw a Timur; 4,3%
Bali; 2,2%
Jaw a Tengah; 6,5%
Jaw a Barat; 15,1%
Jabotabek; 48,4%
Gambar 4.7 Persentase Jumlah Outlet Supermarket Hero di Seluruh Indonesia 2002
Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine, Prospektus, Website PT Hero Supermarket Tbk dan berbagai sumber
Papua; 8,8%Sulaw esi; 2,0%
Sumatera; 2,9%
Kalimantan; 2,9%
Bali; 2,0%
Jaw a Timur; 11,8%
Jaw a Tengah; 5,9%
Jaw a Barat; 13,7%
Jabotabek; 50,0%
Papua; 8,8%Sulaw esi; 2,0%
Sumatera; 2,9%
Kalimantan; 2,9%
Bali; 2,0%
Jaw a Timur; 11,8%
Jaw a Tengah; 5,9%
Jaw a Barat; 13,7%
Jabotabek; 50,0%
Gambar 4.8 Persentase Jumlah Outlet Supermarket Hero di Seluruh Indonesia 2003
Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine, Prospektus, Website PT Hero Supermarket Tbk dan berbagai sumber
Tabel 4.24 Persentase Jumlah Outlet Supermarket Hero di Seluruh Indonesia 2002-2003
Daerah 2003 2002
Jabotabek 50,0% 48,4% Jawa Barat 13,7% 15,1%
5,9% 6,5% 11,8% 4,3%
Bali 2,0% 2,2% Sumatera 2,9% 5,4%
Jawa Tengah Jawa Timur
Kalimantan 2,9% 5,4% Sulawesi 2,0% 3,2%
Papua 8,8% 9,7%
Total 100,0% 100,0% Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine,Prospektus dan Website PT Hero Supermarket Tbk dan berbagai sumber
Apabila kita perhatikan tabel 4.23 diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa
pada tahun 2002, posisi Supermarket Hero (termasuk di dalamnya Apotik Guardian)
mempunyai peringkat secara keseluruhan pada posisi lima yaitu dengan persentase
sebesar 8,4 persen atas enam kota besar di Indonesia. Di Jakarta posisi Supermarket
Hero masih cukup kuat walaupun masih kalah oleh Carrefour dengan menguasai
pasar sebesar 12,7 persen. Sedangkan menurut peringkat, posisi Supermarket Hero
berdasarkan persentase penguasaan pasar adalah di Makasar sebesar 14,5 persen,
Bandung dengan menguasai 5,5 persen, Surabaya dengan 3,3 persen, Semarang
dengan 1,4 persen dan posisi terendah di kota Medan yaitu hanya menguasai 0,5
persen. Sedangkan apabila dilihat dari jumlah supermarket yang dimiliki oleh
Supermarket Hero pada tahun 2002 di seluruh Indonesia, maka posisi pertama masih
terdapat di Jabotabek dengan hampir 48,4 persen diikuti posisi kedua di Jawa Barat
sebesar 15,1 persen dan posisi ketiga di Papua dengan jumlah gerai yang hampir 9,7
persen. Sedangkan pada tahun 2003 peningkatannya juga tidak begitu jauh dimana
Jabotabek sebesar 50,0 persen, kemudian Jawa Barat sebesar 13,7 persen dan posisi
ketiga Jawa Timur 11,8 persen. Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan sebaiknya
PT Hero Supermarket Tbk mulai mengalihkan perhatiannya di luar Jabotabek,
dimana untuk luar Jabotabek, market share yang diperoleh Supermarket Hero tidak
begitu menggembirakan kecuali di Makasar, namun ada kemungkinan potensi market
share tersebut akan meningkat apabila digarap dengan serius sejalan dengan adanya
otonomi daerah. Apabila kita perhatikan pada tahun 2002 peritel Carrefour belum
melakukan penetrasi di hampir lima kota besar selain Jakarta (kecuali untuk tahun
2003, dimana Carrefour sudah memasuki Bandung dan Surabaya), kemudian untuk
Kota Makasar market sharenya baru dikuasai oleh tiga pesaing dari sembilan pesaing
begitu juga dengan empat kota besar lainnya yang rata-rata hanya dikuasai lima
pesaing dari sembilan pesaing dominan yang ada. Untuk masa mendatang mungkin
ada baiknya PT Hero Supermarket Tbk mulai melakukan penetrasi di kota-kota besar
tersebut misalnya dengan melakukan akuisisi, membuka supermarket dengan konsep
barunya yaitu dengan harga murah atau membuka gerai dengan format hipermarket
dimana Carrefour belum melakukan penetrasi di daerah-daerah luar Jakarta tersebut.
Sebagai catatan PT Hero Supermarket Tbk telah melakukan akuisisi atas Tops
Supermarket di Jakarta, Bandung, Surabaya, Bekasi, Sidoarjo, Malang serta
Pontianak kemudian dikonversikan menjadi Supermarket Hero dan pembukaan Giant
Hipermarket di Bandung dan Surabaya.
Penggerak Kinerja : Jumlah gerai supermarket
Tabel 4.25 Turn Over Jumlah Gerai Supermarket Hero di Seluruh Indonesia
Keterangan 2000 2001 2002 2003 Outlet yang tetap 68 68 75 79
Outlet yang ditutup 0 1 5 14 Pembukaan Outlet baru 0 12 Perkembangan Outlet 93 102
Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine, Prospektus, Website PT Hero Supermarket Tbk dan berbagai sumber.
18 23 68 80
68 6875
79
0 15
14
0
1218
23
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2000 2001 2002 2003
Outlet yang tetap Outlet yang ditutup Pembukaan Outlet baru
68 6875
79
0 15
14
0
1218
23
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2000 2001 2002 2003
Outlet yang tetap Outlet yang ditutup Pembukaan Outlet baru
8
Diagram 4.6 Turn Over Jumlah Gerai Supermarket Hero di Seluruh Indonesia Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine, Prospektus, Website PT Hero
Supermarket Tbk dan berbagai sumber
Tabel 4.26 Turn Over Jumlah Gerai Supermarket Hero di Jabotabek dan Non Jabotabek
Tahun 2000 2001 2002 2003
Daerah Tetap Tutup Baru Trend Tetap Tutup Baru Trend Tetap Tutup Trend Tetap Tutup Baru Trend
Jakarta Selatan 19 0 0 19 19 0 1 20 18 2 0 18 17 1 4 21
Baru
Jakarta Barat 8 0 0 8 0 0 8 7 1 0 7 7 0 3
Jakarta Pusat 7 0 0 7 6 1 0 6 6 0 0 6 5 1 0 5
4 0 0 4 4 0 1 5 5 0 0 5 5 0 1 6
1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 2 1 1 1 2
Bekasi 2 0 2 4 2 0 1 3 3 0 1 4 4 0 0
Tangerang 3 0 0 3 3 0 0 3 2 1 0 2 2 0 0 2
Depok 2 0 0 2 2 0 0 2 1 1 0 1 1 0 0 1
46 0 2 48 45 1 3 48 43 5 2 45 42 3 9 51
Jawa Barat 9 0 0 9 9 0 4 13 13 0 1 14 9 5 5 14
10
Jakarta Timur
Jakarta Utara
4
Jabotabek
Jawa Tengah 4 0 0 4 4 0 0 4 4 0 2 6 6 0 0 6
Jawa Timur 3 0 0 3 3 0 1 4 4 0 0 4 4 0 8 12
Bali 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0
Sumatera 1 0 0 1 1 0 1 2 2 0 3 5 3 2 0 3
3 0 0 3 3 0 1 4 4 0 1 5 2 3 1 3
0 0 0 0 0 0 3 3 3 0 0 3 2 1 0 2
Papua 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 9 9 0 0 9
Non Jabotabek 22 0 0 22 22 0 10 32 32 0 16 48 37 11 14 51
2
Kalimantan
Sulawesi
Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine, Prospektus, Website PT Hero Supermarket Tbk dan berbagai sumber
19
8 74
14 3 2
20
86 5
13 3 2
18
7 6 52
42 1
21
10
5 6
24
2 10
5
10
15
20
25
Jakarta Selatan Jakarta Barat Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta Utara Bekasi Tangerang Depok
2000 2001 2002 2003
19
8 74
14 3 2
20
86 5
13 3 2
18
7 6 52
42 1
21
10
5 6
24
2 10
5
10
15
20
25
Jakarta Selatan Jakarta Barat Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta Utara Bekasi Tangerang Depok
2000 2001 2002 2003
Diagram 4.7 Perkembangan Jumlah Gerai Supermarket Hero di Jabotabek Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine, Prospektus, Website PT Hero
Supermarket Tbk dan berbagai sumber
Depok; 2,0%Tangerang; 3,9%
Bekasi; 7,8%
Jakarta Utara; 3,9%
Jakarta Timur; 11,8%
Jakarta Pusat; 9,8% Jakarta Barat;
19,6%
Jakarta Selatan; 41,2%
Depok; 2,0%Tangerang; 3,9%
Bekasi; 7,8%
Jakarta Utara; 3,9%
Jakarta Timur; 11,8%
Jakarta Pusat; 9,8% Jakarta Barat;
19,6%
Jakarta Selatan; 41,2%
Gambar 4.9 Persentase Perkembangan Jumlah Gerai Supermarket Hero di Jabotabek
2003 Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine, Prospektus, Website PT Hero
Supermarket Tbk dan berbagai sumber
Tabel 4.27 Persentase Perkembangan Jumlah Gerai
Daerah
Jakarta Selatan
Jakarta Pusat 9,8%
11,8%
3,9%
Depok
Total
Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine, Prospektus,
Supermarket Hero di Jabotabek 2003
Persentase
41,2%
Jakarta Barat 19,6%
Jakarta Timur
Jakarta Utara
Bekasi 7,8%
Tangerang 3,9%
2,0%
100,0%
Website PT Hero Supermarket Tbk dan berbagai sumber
0 0 0 0 0 0 0 00 0
1
0 0 0 0 0
2
1
0 0 0 0
1 11
0
1
0
1
0 00
0,5
1
1,5
2
2,5
Jakarta Selatan Jakarta Barat Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta Utara Bekasi Tangerang Depok
0
2000 2001 2002 2003
0 0 0 0 0 0 0 00 0
1
0 0 0 0 0
2
1
0 0 0 0
1 11
0
1
0
1
0 00
0,5
1
1,5
2
2,5
Jakarta Selatan Jakarta Barat Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta Utara Bekasi Tangerang Depok
0
2000 2001 2002 2003
Diagram 4.8 Jumlah Gerai Supermarket Hero yang Ditutup di Jabotabek Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine, Prospektus, Website PT Hero
Supermarket Tbk dan berbagai sumber
0 0 0 0 0
2
0 0
1
0 0
1
0
1
0 00 0 0 0
1 1
0 0
4
3
0
1 1
0 00
0,51
1,52
2,53
3,54
4,5
Jakarta Selatan Jakarta Barat Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta Utara Bekasi Tangerang Depok
0
2000 2001 2002 2003
0 0 0 0 0
2
0 0
1
0 0
1
0
1
0 00 0 0 0
1 1
0 0
4
3
0
1 1
0 00
0,51
1,52
2,53
3,54
4,5
Jakarta Selatan Jakarta Barat Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta Utara Bekasi Tangerang Depok
0
2000 2001 2002 2003
Diagram 4.9 Jumlah Gerai Supermarket Hero yang Dibuka di Jabotabek Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine, Prospektus, Website PT Hero
Supermarket Tbk dan berbagai sumber
48 48 4551 5148
32
22
0
10
20
30
40
50
60
2000 2001 2002 2003
Jabotabek Luar Jabotabek
48 48 4551 5148
32
22
0
10
20
30
40
50
60
2000 2001 2002 2003
Jabotabek Luar Jabotabek
Diagram 4.10 Perkembangan Jumlah Gerai Supermarket Hero di Jabotabek dan Non
Jabotabek Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine, Prospektus, Website PT Hero
Supermarket Tbk dan berbagai sumber
Non Jabotabek
50%
Jabotabek50%
Non Jabotabek
50%
Jabotabek50%
Gambar 4.10 Persentase Perkembangan Jumlah Gerai Supermarket Hero di Jabotabek
dan Non Jabotabek 2003 Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine, Prospektus, Website PT Hero
Supermarket Tbk dan berbagai sumber
Tabel 4.28 Persentase Perkembangan Jumlah Gerai Supermarket Hero
di Jabotabek dan Non Jabotabek 2002-2003
Daerah 2003 2002
50,0% 48,4% Non Jabotabek 50,0% 51,6%
Total 100,0% 100,0%
Jabotabek
Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine, Prospektus,Website PT Hero Supermarket Tbk dan berbagai sumber
01
5
3
0 0 0
11
0
2
4
6
8
10
12
2000 2001 2002 2003
Jabotabek Luar Jabotabek
01
5
3
0 0 0
11
0
2
4
6
8
10
12
2000 2001 2002 2003
Jabotabek Luar Jabotabek
Diagram 4.11 Jumlah Gerai Supermarket Hero yang Ditutup di Jabotabek dan Non
Jabotabek Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine, Prospektus, Website PT Hero
Supermarket Tbk dan berbagai sumber
2 3 2
9
0
10
1614
0
5
10
15
20
2000 2001 2002 2003
Jabotabek Luar Jabotabek
2 3 2
9
0
10
1614
0
5
10
15
20
2000 2001 2002 2003
Jabotabek Luar Jabotabek
Diagram 4.12 Jumlah Gerai Supermarket Hero yang Dibuka di Jabotabek dan Non
Jabotabek Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine, Prospektus, Website PT Hero
Supermarket Tbk dan berbagai sumber
Tabel 4.29 Perkembangan Gerai Hero dan Giant (Eceran Skala Besar)
Dibandingkan dengan Gerai lainnya (Eceran Khusus)
Divisi 2000 2001 2002 2003 Eceran Skala Besar 70 80 95 105
Eceran Khusus 84 91 112 Total 154 171 207
170 275
Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine, Prospektus, Website PT Hero Supermarket Tbk dan berbagai sumber
7080
95105
84 91112
170
020406080
100120140160180
2000 2001 2002 2003
Eceran Skala Besar Eceran Khusus
7080
95105
84 91112
170
020406080
100120140160180
2000 2001 2002 2003
Eceran Skala Besar Eceran Khusus
Diagram 4.13 Perkembangan jumlah Gerai Hero dan Giant (Eceran Skala Besar)
Dibandingkan dengan Gerai lainnya (Eceran Khusus) Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine, Prospektus, Website PT Hero
Supermarket Tbk dan berbagai sumber
Tabel 4.30 Jumlah Gerai Dibawah PT Hero Supermarket Tbk
Eceran Skala Besar Eceran Khusus
Hero Supermarket Giant Hipermarket Guardian Apotik Star Mart Mitra
Daerah 2000 2001 2002 2003 2000 2001 2002 2003 2000 2001 2002 2003 2000 2001 2002 2003 2000 2001
Jakarta Selatan 19 20 18 21 0 0 0 1 14 16 18 32 9 15 16 15 2
Jakarta Barat 8 8 7 10 0 0 0 0 9 8 9 18 1 1 2 2 0 0
Jakarta Pusat 7 6 6 5 0 0 0 0 4 4 4 8 5 5 6 8 0 0
4 5 5 6 0 0 1 0 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1
Jakarta Utara 1 1 2 2 0 0 0 0 1 1 2 3 0 0 0 0 0
Bekasi 4 3 4 4 0 0 0 1 2 2 2 4 1 2 2 2
Tangerang 3 3 2 2 0 0 1 0 0 2 2 2 3 4 3 0 0
Depok 2 2 1 1 0 0 0 0 1 1 2 3 0 0 0 0
Cimanggis 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bogor 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 7 7 2 2
Jawa Barat 9 13 14 14 0 0 4 7 8 12 0 1 1 1 1 1
Jawa Tengah 4 4 6 6 0 0 0 0 3 4 0 0 0 0 0 0
Jawa Timur 3 4 4 12 0 0 0 0 5 5 7 12 0 0 0 0 0 0
Bali 2 2 2 2 0 0 0 0
4 5 0
2
Jakarta Timur
0
2 2
3
0 0
6
0 0
1 2
2
0
2
0
2
0
4 1
0 0
1 1
Sulawesi
1
0
0
3
0
3
Lombok 0
0 0
0
0
0 0 0 0 1 1 1 2 0 0 0 0 0 0
Sumatera 1 2 5 3 0 0 0 0 1 1 2 3 0 0 0 0 0
Kalimantan 3 3 0 0 0 0 1 1
0 1 1 0 0 0 0 0 0
Papua 0 0 9 9 0 0 0 0 2 0 2 4 0 0 0 0 0 0
Total 70 80 93 102 0 0 50 56 72 122 26 35 40 8 8
Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine, Prospektus, Website PT Hero Supermarket Tbk dan berbagai sumber
0
2
0
3
0
4 5
2 3
2
40
Dari data-data di atas, maka dapat dijelaskan bahwa perkembangan jumlah gerai
Supermarket Hero di Jabotabek pada tahun 2003, posisi tertinggi terdapat di daerah
Jakarta Selatan yaitu 41,2 persen diikuti di daerah Jakarta Barat sebesar 19,6 persen
kemudian di daerah Jakarta Timur sebesar 11,8 persen, Jakarta Pusat 9,8 persen,
Bekasi 7,8 persen, Jakarta Utara 3,9 persen kemudian Tangerang 3.9 persen dan
Depok 2,0 persen. Sedangkan total perkembangan jumlah gerai supermarket di
daerah Jabotabek dan Non Jabotabek adalah masing-masing sebesar 50 persen dan 50
persen. Ekspansi usaha PT Hero Supermarket Tbk sendiri sudah dimulai sejak tahun
2000 dimana yang sebelumnya strategi ekspansi Supermarket Hero yang sebesar 80
persen di Jabotabek dan sisanya 20 persen di luar Jabotabek, seiring dengan semakin
ketatnya persaingan dan berkurangnya pangsa pasar Supermarket Hero di Jabotabek
akibat terdesak pesaing, maka strategi ekspansi PT Hero Supermarket Tbk dirubah
dengan komposisi 50 persen di Jabotabek dan 50 persen di luar Jabotabek. Apabila
diperhatikan khusus untuk Jabotabek sendiri yang memang jumlah gerai Supermarket
Hero sudah mencapai 50 persen, terdapat daerah-daerah di Jabotabek yang justru
pertumbuhan gerainya tidak begitu besar yaitu Depok (2,0%), Jakarta Utara (3,9%)
dan Tangerang (3,9%). Adapun strategi PT Hero Supermarket Tbk sendiri dalam
melakukan rencana ekspansi adalah sebagai berikut:
• Melakukan ekspansi di semua pulau utama di Indonesia dimana ekspansi
tidak dilakukan langsung berhadapan dengan pesaing namun masuk kepada
pasar yang sedang berkembang.
• Membentuk tim khusus (kelompok fokus) untuk mempercepat proses
pengembangan suatu gerai baru dari pemilihan lokasi hingga penyelesaian
gerai baru secara keseluruhan termasuk di dalamnya menilai kinerja pengecer.
• Pembukaan gerai didasarkan atas pengamatan pada beberapa daerah dimana
tumbuh pemukiman baru (large housing development) dan dekat dengan jalan
tol utama (major expressway toll roads multilane) serta jalan-jalan besar atau
dengan menggunakan PDB per kapita sebagai indikator daya beli.
• Melakukan reposisi gerai supermarket dan membuat konsep baru, dimana
gerai dengan kinerja yang kurang memuaskan ditutup.
Apabila diperhatikan strategi yang dibuat PT Hero Supermarket Tbk tersebut sudah
cukup baik dimana Hero melakukan ekspansi dan evaluasi atas gerainya dari berbagai
aspek, termasuk di dalamnya aspek lokasi, aspek daerah-daerah yang sedang
berkembang dimana pesaing belum kuat (memilih tidak berhadapan dengan pesaing
secara langsung) dan aspek atas evaluasi terhadap gerai yang sudah berdiri. Dari
berbagai kondisi di atas, maka beberapa kondisi berikut mungkin bisa dijadikan
pertimbangan bagi PT Hero Supermarket Tbk untuk mempertahankan atau
menambah pangsa pasarnya di Jabotabek:
• Pembukaan gerai baru sebaiknya di lakukan di daerah pinggiran atau
menjauhi pusat kota Jakarta dimana persaingan sudah ketat dengan melihat
pertumbuhan pemukiman baru yang saat ini berkembang sehingga konsumen
tidak perlu atau dicegah berbelanja ke pusat kota Jakarta. Komposisi yang saat
ini 50 persen di Jabotabek dan 50 persen untuk Non Jabotabek perlu
dipertahankan, namun untuk Jabotabek sendiri lebih baik apabila DKI Jakarta
40 persen dan Botabek 60 persen, mengingat pertumbuhan penduduk Botabek
yang cukup tinggi.
Tabel 4.31 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk JABOTABEK Tahun 1961-2003
(Dalam Ribu Orang)
Jumlah Penduduk (ribu orang) Jakarta Selatan
Jakarta Timur
Jakarta Pusat
Jakarta Barat
Jakarta Utara JABOTABEK
1961 466 499 1.002 470 470 5.652 1971 1.051 802 1.260 821 612 3.426 7.973 1980 1.580 1.457 1.237 1.231 976 5.167 11.648 1990 1.905 2.065 1.075 1.821 1.363 16.834 1995 2.041 2.404
(dalam ribu orang)
TAHUN BOTABEK
2.745
8.606 973 2.167 1.576 10.376 19.537
1998 1.983 2.053 1.108 12.323 20.142 1999 1.966 1.108 1.541 1.159 12.860 20.692 2000 1.985 2.115 1.084 1.589 13.421 21.382 2001 2.004 1.060 1.639 1.219 14.006 22.101 2002 2.024 2.232 1.038 1.690 1.250 14.617 22.850 2003 2.044 2.293 1.015 1.743
1.521 1.154 2.058
1.188 2.172
1.281 15.254 23.630
Sumber: BPS Propinsi DKI Jakarta, data diolah
Tabel 4.32 Persentase Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk JABOTABEK dan Persentase Jumlah Gerai Supermarket Hero 2003
Daerah Gerai Penduduk Persentase Jumlah Penduduk
Jakarta Selatan 21 41,2% 8,6%
Persentase Gerai
2.044
Jakarta Timur 6 11,8% 2.293 9,7% Jakarta Pusat 5 9,8% 1.015 4,3% Jakarta Barat 19,6% 1.743 7,4%
1.281 5,4% Botabek 7
10 Jakarta Utara 2 3,9%
13,7% 15.254 64,6% 51 100,0% 23.630 100,0% Jumlah
Sumber: BPS Propinsi DKI Jakarta dan PT Hero Supermarket Tbk, data diolah
13,7%
3,9%
19,6%
9,8%11,8%
41,2%
64,6%
5,4%7,4%4,3%
9,7%8,6%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara Botabek
Persentase Gerai Persentase Jumlah Penduduk
13,7%
3,9%
19,6%
9,8%11,8%
41,2%
64,6%
5,4%7,4%4,3%
9,7%8,6%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara Botabek
Persentase Gerai Persentase Jumlah Penduduk
Diagram 4.14 Persentase Jumlah Penduduk JABOTABEK dan Persentase Jumlah
Gerai Supermarket Hero 2003 Sumber: BPS Propinsi DKI Jakarta dan PT Hero Supermarket Tbk, data diolah
• Apabila dilihat dari data diatas dan data-data sebelumnya sebaiknya
pembukaan gerai supermarket baru dilakukan di daerah Jakarta Timur
(11,8%) dan daerah Jakarta Utara (3,9%) dimana jumlah gerai Supermarket
Hero masih lebih rendah daripada yang terdapat di Jakarta Selatan, Jakarta
Pusat dan Jakarta Barat. Sebaiknya gerai Supermarket Hero dikembangkan di
daerah Botabek, dimana proyeksi jumlah penduduk Botabek pada tahun 2003
justru lebih besar dari total jumlah penduduk DKI Jakarta (64,6%) dan masih
sedikitnya jumlah gerai Supermarket Hero di wilayah Botabek (13,7%).
Daerah Botabek merupakan daerah dengan pertumbuhan penduduk cukup
tinggi dan jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan DKI Jakarta akibat
bermunculannya pemukiman-pemukiman baru, apalagi pemerintah sebentar
lagi akan merencanakan pembangunan JORR II yang memang dikhususkan
untuk menghubungkan daerah Bogor, Tangerang dan Bekasi agar mobilitas
wilayah menjadi lancar. Sehingga pasar Botabek sangat potensial untuk
pengembangan gerai Supermarket Hero. Di samping itu trend ke depan
memiliki gerai di dalam kota juga tidak menguntungkan. Tingginya biaya
sewa dan cost yang harus ditanggung oleh konsumen akan membebani
competitive advantage dari ritel yang berada di pusat kota. Tingginya biaya
sewa akan menurunkan price competitive dari ritel tersebut, padahal saat ini
harga merupakan salah satu daya tarik utama konsumen untuk berbelanja di
gerai ritel. Biaya berupa uang dan waktu yang harus dikeluarkan oleh
konsumen untuk datang ke gerai di pusat kota akan menurunkan niat
konsumen untuk melakukan perjalanan. Sedangkan untuk gerai di daerah
Jakarta Selatan (41,2%), Jakarta Barat (19,6%), Jakarta Pusat (9,8%) dimana
sudah terdapat titik persaingan yang ketat, sebaiknya dilakukan perubahan
bentuk supermarket atau reposisi bisnis supermarket dan melakukan
perubahan dengan konsep baru.
• Melakukan akuisisi terhadap supermarket-supermarket potensial yang
memang sudah lama di wilayah-wilayah yang akan dimasuki oleh PT Hero
Supermarket Tbk seperti yang dilakukan oleh perusahaan atas akuisisi Tops
Supermarket. Akuisisi ini walaupun mengeluarkan biaya yang relatif sama,
namun apabila dihitung akan lebih efisien dibandingkan dengan membuka
gerai baru.
Tabel 4.33 Perbandingan Akusisi dengan Pembukaan Gerai Baru
Akuisisi Membuka Gerai Baru
Biaya 108 milyar Biaya 108 milyar Waktu yang diperlukan untuk mengubah 1 gerai Tops menjadi 1 gerai Supermarket Hero hanya butuh 1 hari
Persiapan pembukaan 1 gerai baru memerlukan waktu sekitar 2 bulan (tidak termasuk waktu untuk mencari lokasi) dengan biaya rata-rata sebesar Rp. 440.528,00 per square feet (sq fit) untuk biaya interior, perlengkapan supermarket dan biaya pra operasi (tidak termasuk biaya sewa gedung dan persediaan barang dagangan)
Sehingga dengan biaya hampir sama (Rp. 108,086 milyar) perusahaan dapat
serentak membuka dan mengoperasikan 22 gerai baru melalui akuisisi.
2001 2002 2003
Target
10 Supermarket 10 Supermarket
22 Supermarket (Akuisisi)
Realisasi
23 Supermarket Tidak Ada Data
• Apabila dilihat dari tabel 4.34 di atas, maka terlihat bahwa mulai tahun 2003,
PT Hero Supermarket Tbk boleh dibilang sudah mulai ekspansi terhadap gerai
Pengambil alihan 22 gerai Tops Supermarket
Pembukaan 22 gerai baru Supermarket Hero
Sumber: Public Expose PT Hero Supermarket Tbk
Tabel 4.34 Perbandingan Target dengan Realisasi Pembukaan Gerai Baru
2004
1-2 Supermarket
12 Supermarket 18 Supermarket
Sumber: Public Expose PT Hero Supermarket Tbk dan berbagai sumber
Supermarket Heronya dimana pembukaan gerai yang biasanya berkisar 10
gerai menjadi lebih dari 10 gerai bahkan lebih dari target yang ditetapkan.
Sedangkan untuk tahun 2004, pembukaan gerai sudah direm hanya berkisar 1-
2 Supermarket Hero. Strategi ini sudah baik sekali sebab bagaimanapun juga
PT Hero Supermarket Tbk harus mulai melakukan reposisi dan pembenahan
dahulu agar lebih siap menghadapi persaingan.
P3. Strategi promosi dan periklanan baru dan berbagai kegiatan sosial.
Ukuran Hasil : Jumlah promosi dan iklan
No. Jenis Promosi di Gerai
Tabel 4.35 Jenis Promosi di Gerai Supermarket Hero
Durasi
Promosi mingguan dengan harga termurah di pasaran untuk makanan, non-makanan dan general merchandise di setiap
gerai Supermarket Hero (Banting Akhir Minggu)
1 Minggu Sekali 1.
Promosi libur besar dan libur khusus dengan harga termurah di Supermarket Hero 2. -
Promosi Tema Khusus di Gerai
1. Buah Segar Bulan Ini 1 Bulan
2. Parade Produk Hero -
3. Harga Fantastis -
Hemat Setiap Saat -
Wow Tiada Harga Semurah Ini - 1 Minggu
Sekali Iklan di Media Cetak
1. Tabloid Star Nova 1 Halaman (hari rabu) 1 Minggu Sekali
2. Pikiran Rakyat 1 Halaman (tidak tentu) 1 Minggu Sekali
Harian Kompas sebesar 1/8 halaman (hari kamis) 1 Minggu Sekali
Iklan di Radio
1. Radio Sonora Minimal 3
kali Seminggu
4. 5.
6. Ngirit Minggu Ini (Mei 2004)
3.
Minimal 3 kali
Seminggu 2. Radio Elshinta
Sumber: Humas Eksternal PT Hero Supermarket Tbk dan dari berbagai sumber
Apabila kita perhatikan dari data di atas, maka usaha PT Hero Supermarket
Tbk dalam meningkatkan strategi kampanye periklanan dan promosi perusahaan yang
baru sejalan dengan kebijakan harga yang agresif (belanja hemat) tanpa
mengorbankan kualitas di gerai supermarket, maka boleh dikatakan untuk program
promosi gerai sekaligus tema-tema yang digunakan sudah baik sekali dalam upaya
untuk menjaring pelanggan. Promosi mingguan dimana Supermarket Hero
menawarkan harga yang termurah dari pasaran dan kampanye iklan cetak promosi
produk sangat berguna sekali untuk menjaring pelanggan agar berbelanja. Tujuan
diadakannya promosi tersebut adalah upaya PT Hero Supermarket Tbk untuk
merubah persepsi masyarakat mengenai Supermarket Hero yang terkenal mahal.
Sedangkan mengenai iklan yang terdapat di media cetak seperti Harian Kompas,
Tabloid Star Nova dan Pikiran Rakyat (Bandung), apabila kita perhatikan, maka
proporsi lebar iklan di tabloid Star Nova justru lebih besar dari Harian Kompas yang
kedua-duanya rutin muncul seminggu sekali di daerah Jabotabek. PT Hero
Supermarket Tbk menghilangkan promosi weekly promotion yang biasanya muncul
melalui satu halaman penuh di Harian Kompas. Perubahan strategi ini muncul sebab
berdasarkan survei PT Hero Supermarket Tbk sendiri melalui metode point of sale
(melalui mesin kasir) di tiap-tiap gerai. Kebanyakan yang berbelanja di Supermarket
Hero sekitar 65 persennya adalah wanita atau ibu rumah tangga dengan usia berkisar
antara 30 sampai 45 tahun, sehingga lebih efektif apabila promosi di sampaikan
melalui media tabloid wanita dalam hal ini Star Nova. Berdasarkan kondisi tersebut,
mengingat upaya PT Hero Supermarket Tbk untuk melakukan perubahan persepsi
dan image masyarakat terhadap perusahaan, maka hal-hal yang harus
dipertimbangkan adalah alangkah baiknya apabila promosi-promosi yang telah dibuat
menarik tersebut juga dibackup di media Harian Kompas maupun media nasional
lainnya sebanyak satu halaman penuh terlepas apakah yang berbelanja lebih banyak
wanita atau tidak dan dikombinasikan dengan seperdelapan halaman. Misalnya
promosi dengan menggunakan Harian Kompas khusus untuk satu halaman penuh bisa
sebulan sekali dikombinasikan dengan promosi �Banting Akhir Minggu� yang setiap
minggu. Sebab yang harus diprioritaskan adalah meyakinkan masyarakat luas dahulu
bahwa Supermarket Hero sudah berubah yaitu dengan konsep belanja hematnya.
Sebagai contoh penulis pernah menemukan di dalam media nasional yaitu Harian
Kompas tanggal 21 Januari 2004 dan tanggal 19 Mei 2004 ada tiga perusahaan ritel
yang melakukan promosi secara bersamaan seperti terlihat di dalam tabel 4.36
dibawah ini:
Tabel 4.36 Ukuran Promosi di Harian Nasional
Paserba Carrefour Harian Kompas Harian Kompas
21-Jan-04 21-Jan-02 21-Jan-04
Manis Terasa Murah Luar Biasa (21-23 Januari 2004)
Banting Akhir Minggu (21-25 Januari 2004)
Big Bang (22-18 Februari 2004)
Panjang 22 baris lebar 8 kolom
Panjang 1 halaman lebar 2 kolom
Mei
Januari
Supermarket Hero Supermarket Superindo
Harian Kompas
Panjang dan lebar 1 halaman penuh
Paserba Carrefour Supermarket Hero h hypermart (Matahari)
Harian Kompas 19-Mei-04
Harian Kompas Harian Kompas 19-Mei-04 19-Mei-04
Mau Murah Ke Carrefour Aja Ahh...! (19-23 Mei 2004), 5
Produk
Banting Akhir Minggu (14-23 Mei 2004), 4 Produk
(20-23 Mei 2004), 5 Produk
Panjang 0,25 lebar 10 kolom
Panjang 0,75 halaman lebar 7
kolom
Panjang dan lebar 1 halaman penuh
Data: Harian Kompas tanggal 21 Januari 2004 dan 19 Mei 2004
Apabila kita perhatikan untuk tanggal 21 Januari 2004, maka porsi ukuran promosi
Paserba Carrefour kemudian Supermarket Superindo lebih besar dari Supermarket
Hero. Tentu apabila diamati akan lebih menarik perhatian promosi yang ditawarkan
Paserba Carrefour dan Supermarket Superindo daripada Supermarket Hero karena
ukurannya saja sudah mencolok. Kemudian pada tanggal 19 Mei 2004, terlihat bahwa
porsi ukuran promosi Paserba Carrefour masih tetap satu halaman, bandingkan
dengan porsi ukuran promosi Supermarket Hero yang sangat kecil walaupun jumlah
produk yang ditawarkan sama dengan Paserba Carrefour kemudian h hypermart yang
merupakan pengembangan dari Matahari dengan jumlah produk yang ditawarkan
relatif sama ternyata ukurannya lebih besar dari Supermarket Hero. Penulis juga
melakukan pengamatan, kira-kira berapa kali frekuensi promosi Supermarket Hero
apabila dibandingkan dengan peritel lain.
Tabel 4.37 Frekuensi Promosi di Harian Kompas Januari 2004
Ritel Tanggal Frekuensi
Alfa 17 Januari 2004 Alfa 24 Januari 2004 2X
Carrefour 23 Januari 2004 3X
Keterangan 2003 2002 2001 2000 1999 Advertising and
Promotion 14.712 5.855 5.194 3.528
Carrefour 21 Januari 2004
Sumber: Laporan Keuangan Konsolidasi PT Hero Supermarket Tbk
Carrefour 16 Januari 2004 Giant 17 Januari 2004 1X Hero 08 Januari 2004 Hero 4X 15 Januari 2004 Hero 21 Januari 2004 Hero 29 Januari 2004
Superindo 21 Januari 2004 1X Data: Harian Kompas Bulan Januari
Apabila dibandingkan dengan lainnya, ternyata posisi frekuensi promosi Supermarket
Hero sebenarnya sudah baik yaitu sebulan bisa sampai empat kali, yang perlu
diperbaiki mungkin adalah tampilan layoutnya atau panjang lebar promosinya yang
ditambah, agar lebih menarik dan pembaca mengetahuinya. Oleh karena itu perlu
dipertimbangkan strategi-strategi yang tepat untuk melakukan promosi di media.
Tabel 4.38 Advertising and Promotion Sales Expenses (Dalam Jutaan Rupiah)
Penggerak Kinerja : Biaya Promosi dan Iklan
(Dalam Jutaan Rupiah)
3.716
Tabel 4.39 Pertumbuhan Advertising and Promotion Sales Expenses
Keterangan 2002 ke 2003 2001 ke 2002 2000 ke
2001 1999 ke
2000 Persentase 151,3% 12,7% 47,2% -5,1%
Sumber: Laporan Keuangan Konsolidasi PT Hero Supermarket Tbk
151,3%
12,7%
47,2%
-5,1%
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
160%
2002 ke 2003 2001 ke 2002 2000 ke 2001 1999 ke 2000
151,3%
12,7%
47,2%
-5,1%
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
160%
2002 ke 2003 2001 ke 2002 2000 ke 2001 1999 ke 2000
Diagram 4.15 Persentase Pertumbuhan Advertising and Promotion Sales
Expenses Sumber: Laporan Keuangan Konsolidasi PT Hero Supermarket Tbk
Apabila diperhatikan maka biaya advertising dan promotion dari tahun 2002
ke 2003 melonjak cukup tinggi sekali yaitu dari Rp. 5.855.000.000,00 ke
14.712.000.000,00 hal ini menunjukkan bahwa PT Hero Supermarket Tbk telah
menempatkan promosi dan iklan adalah hal yang terpenting bagi peningkatan kinerja
perusahaan terutama dalam mendorong kinerja penjualan dan meningkatkan pangsa
pasar.
Ukuran Hasil : Liputan kegiatan sosial
Tabel 4.40 Kegiatan dan Acara PT Hero Supermarket Tbk
No. Tanggal Kegiatan Sosial PT Hero Supermarket Tbk
3 Mei � 13 Juni 2004
PT Hero Supermarket Tbk mengadakan acara perlombaan dengan tema pesta bayi dan balita aktif dan kreatif. Dimana lomba ini terdiri
dari lomba foto bayi dan balita, lomba mewarnai gambar, lomba bayi merangkak, lomba balita menari dan lomba ayah memakaikan
diapers pada bayi
2 27-
Februari-2004
PT Hero Supermarket Tbk melalui Apotik Guardian menyatakan dukungan atas upaya pemerintah memberantas peredaran obat palsu melalui kampanye �serupa belum tentu sama-hanya obat asli yang
manjur. Tujuan diadakannya cara tersebut adalah sebagai wujud dari kepedulian Guardian terhadap kesehatan masyarakat dan
perlindungan terhadap konsumen.
3. 6-Maret-2004
PT Hero Supermarket Tbk melalui Apotik Guardian menyelenggarakan seminar sehari dengan judul �Balanced Your Mind and Spirit-For-Health, For Beauty and For Sex�. Acara ini
merupakan ungkapan terima kasih Guardian atas aksi sosial pelanggan yang telah menyumbang melalui program Guardian
Peduli untuk membantu Wabah Demam Berdarah.
4. 12-Maret-2004
PT Hero Supermarket Tbk meluncurkan program HERO PEDULI DEMAM BERDARAH yang serentak dilakukan di seluruh
Indonesia. Program ini bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia merupakan kelanjutan dari aksi Peduli Hero
1.
Sumber: Public Expose PT Hero Supermarket Tbk
Ukuran Hasil : Perubahan Gerai
Apabila kita lihat dari tabel 4.40 diatas, maka terlihat bahwa upaya PT Hero
Supermarket Tbk untuk lebih dikenal oleh masyarakat dengan melakukan berbagai
kegiatan sosial dan perlombaan. Tujuan diadakannya kegiatan sosial ini tentu agar PT
Hero Supermarket Tbk lebih dikenal sebagai pelaku industri ritel yang peduli akan
masalah sosial dan yang lebih terpenting agar nama Hero semakin dikenal oleh
masyarakat luas.
P4. Meningkatkan Citra Gerai Supermarket Agar Lebih Menarik
Persaingan yang ketat di industri ritel khususnya supermarket membuat PT
Hero Supermarket Tbk harus merubah lay out gerainya. Perubahan lay out gerai ini
juga penting sekali, sebab dengan adanya lay out gerai yang berubah tentu akan
meningkatkan image di masyarakat bahwa supermarket Hero tersebut memang telah
berubah. Supermarket Hero sebagai supermarket yang cukup lama di Indonesia,
apabila tidak ingin tertinggal dengan pesaingnya tentu harus merubah lay out
gerainya. Perubahan lay out gerai ini tentu akan meningkatkan kenyamanan,
pengalaman berbelanja yang menyenangkan yang akan membuat konsumen betah
dan berlama-lama di dalam supermarket apalagi dengan promosi berbelanja yang
menarik. PT Hero Supermarket Tbk memiliki program untuk melakukan peremajaan
gerai-gerai utamanya setiap lima atau enam tahun sekali. Perubahan terpenting
tersebut meliputi perluasan gerai, perubahan dekor gerai dan penambahan Apotik
Guardian yang dapat dilihat dari tabel 4.41 berikut:
Tabel 4.41 Perubahan Tampilan Di Gerai Utama Supermarket Hero
Tampilan Lama Tampilan Baru
-Gerai tidak begitu luas -Belum adanya kedai obat Guardian -Tata letak ruang dan gerai yang tidak begitu menarik.
-Masih terbatasnya counter pembayaran
-Pengembangan �pusat-pusat solusi�dimana beberapa kategori utama dipajang terpusat pada area tertentu seperti solusi memasak, perawatan bayi, kesehatan dan kecantikan, anggur dan keju. -Perluasan dan penambahan kedai obat Guardian
-Tata letak ruang yang lebih menarik -Suasana belanja lebih nyaman dengan areal belanja 25 persen lebih luas disertai Penambahan counter pembayaran dan trolley baru. -Penambahan kedai minuman keras
-Masih terbatasnya produk impor
-Perubahan gerai menjadi bergaya butik
-Produk daging segar diperbanyak -Aneka Barbeque (Pembakaran gratis) -Penambahan lebih dari 1000 produk impor dari berbagai penjuru dunia -Penambahan makanan tradisional dan makanan Jepang -Penambahan counter baru seperti : Sushi, Haagen Dazs, Nature Farm, Stop n Go, Laundrette, MM Juice, Berry Juice, June Florist
Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine, Website PT Hero Supermarket Tbk dan berbagai sumber
Berdasarkan keterangan di dalam tabel tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa:
• Terlihat dengan jelas bahwa PT Hero Supermarket Tbk dengan sungguh-
sungguh berusaha untuk meningkatkan citra atau image perusahaan dengan
melakukan perubahan gerainya. Diharapkan dengan perubahan gerai tersebut
maka pelanggan akan merasa nyaman dan betah berbelanja di Supermarket
Hero yang pada gilirannya akan berdampak peningkatan kinerja perusahaan.
• Adanya penambahan produk-produk di dalam setiap gerai Supermarket Hero,
sehingga menambah kelengkapan produk-produk yang ditawarkannya demi
kepuasan pelanggan.
• Mungkin di masa yang akan datang ada baiknya apabila Supermarket Hero
mempertimbangkan untuk merubah format gerai supermarketnya menjadi
compact hipermarket maksudnya adalah format supermarket dengan skala
luas namun masih lebih kecil dibandingkan dengan hipermarket.
Pertimbangan pengembangan compact hipermarket adalah:
o Dengan adanya format compact hipermarket, maka gerai yang
dikembangkan akan lebih fleksibel sebab berdiri diantara supermarket dan
hipermarket.
o Persaingan yang semakin ketat, dimana hipermarket adalah format masa
depan, sehingga bentuk supermarket semakin lama akan semakin terdesak
dengan format hipermarket. Transformasi Supermarket Hero menjadi
Compact Hipermarket Hero bagaimanapun tidak akan mengganggu
Hipermarket Giant yang sudah dimiliki PT Hero Supermarket Tbk sebab,
compact hipermarket ukurannya masih lebih kecil dibandingkan dengan
hipermarket seperti yang terlihat dalam tabel 4.42 di bawah ini.
o Kelebihan utamanya adalah bisa memasuki pasar yang mungkin tidak bisa
dimasuki hipermarket karena terbentur peraturan daerah mengenai luas
maksimal pusat perbelanjaan di pusat kota.
o Sedangkan pertimbangan lainnya adalah kecenderungan masyarakat untuk
lebih suka berbelanja yang mengarah kepada bentuk minimarket yang
dekat dengan lingkungan dan hipermarket yang menyediakan produk-
produk dengan sangat lengkap dengan harga terjangkau dimana compact
hipermarket adalah supermarket yang mendekati bentuk hipermarket.
Tabel 4.42 Format Ritel
Luas Convenience Stores 300-900 m2
Supermarket Tradisional 1.200-2.000 m2
Format Ritel
Gourmet Supermarket 2.000-3.000 m2 Compact Hipermarket 3.000-8.000 m2
Hipermarket 10.000-12.000 m2 Sumber: Dari berbagai sumber, data diolah
4.3.2.3 Perspektif Proses Bisnis Internal
Penentuan sasaran strategis di dalam perspektif proses bisnis internal sebaiknya
meliputi:
• Mengembangkan private label produk dari berbagai variasi harga.
Ukuran Strategis Sasaran Strategis
(BI)
Core Outcomes/Lag Indicator
(Indikator Akibat)
Perfomance Driver/Lead Indicator
• Mengembangkan teknologi informasi dan kerjasama dengan pihak ketiga
dalam mendukung efisiensi fungsi-fungsi logistik, pengadaan barang dan
administrasi.
(Indikator Sebab) BI1- Mengembangkan private label
Jumlah dan jenis private label
Mengembangkan teknologi informasi
BI2 - Mengembangkan teknologi informasi dan kerjasama dengan pihak
Perjanjian dengan pihak ketiga
ketiga
BI1. Mengembangkan Private Label
Ukuran Hasil : Jumlah dan Jenis Private Label
Hingga kini PT Hero Supermarket Tbk merupakan satu-satunya perusahaan
ritel yang memiliki private label atau merek produk sendiri yang begitu lengkap yaitu
suatu merek yang dibuat oleh produsen dengan menggunakan merek yang diberikan
oleh PT Hero Supermarket Tbk. Private label PT Hero Supermarket Tbk meliputi
private label pada Supermarket Hero, private label obat-obatan pada Apotik
Guardian dan private label pada Hipermarket Giant. Tujuan pengadaan private label
ini adalah untuk menyediakan produk-produk yang berkualitas dengan harga yang
terjangkau bagi masyarakat. Kelompok private label di Supermarket Hero sendiri
sudah mencapai 670 produk yang berbeda dan menjadi elemen pertumbuhan yang
utama dalam bauran penjualan Hero. Adapun private label Hero dapat dilihat di tabel
4.43 berikut ini:
Tabel 4.43 Private Label Produk
Segmen Keterangan SEGMEN PRODUK MURAH
Herosave
Meliputi jajaran produk komoditi dan produk-produk murah dengan nilai lebih atas uang yang dibelanjakan bagi para pembeli yang
sangat peduli akan harga
SEGMEN PRODUK KUALITAS TINGGI Innosense-Produk
Kecantikan. Reliance Deterjen
Fresh Choice-Produk Beku
Meliputi jajaran produk berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan para pembeli yang memiliki kesadaran tinggi akan merek
produk.
Sumber: Annual Report, Fresh Look Magazine dan berbagai sumber Nature’s Choice
Dalam jangka panjang dan sejalan dengan strategi PT Hero Supermarket Tbk sendiri
yang melalui gerai Supermarket Heronya mulai meluncurkan program belanja baru
dengan konsep belanja hemat, dimana harga produk yang ditawarkan bernilai
kompetitif dan terjangkau oleh masyarakat tanpa meninggalkan mutu, maka strategi
pengadaan private label dilingkungan PT Hero Supermarket Tbk sudah sangat tepat
sekali. Pengadaan private label bagaimanapun diharapkan akan meningkatkan laba
perusahaan, sebab dengan memiliki private label berarti peluang untuk menjual harga
produk lebih kompetitif dengan margin yang lebih baik dibandingkan produk
bermerek ternama. Oleh karena itu diharapkan PT Hero Supermarket Tbk terus
mempertahankan program pengadaan private label ini, sebab hal ini merupakan
kelebihan PT Hero Supermarket Tbk di hadapan pesaing.
BI2. Mengembangkan Teknologi Informasi dan Kerjasama dengan Pihak
Ketiga.
Ukuran Hasil : Mengembangkan teknologi informasi
Komputerisasi di lingkungan PT Hero Supermarket Tbk sudah dimulai pada
tahun 1985 dimana untuk kantor pusat sendiri dan cabang sudah terhubung secara on-
line. Berbagai fungsi di dalam lingkungan PT Hero Supermarket Tbk sendiri sudah
terkomputerisasi dengan menggunakan aplikasi Novell Netware yang digunakan
untuk finansial, logistik, sumber daya manusia, merchandising dan lain sebagainya,
lalu Windows NT dan Visual Basic.
Tabel 4.44 Komposisi Penggunaan Teknologi Informasi di PT Hero Supermarket Tbk
Server Komputer Operasional -Jumlah 10 Buah
-Pentium III 800 Mhz -Memori 256 Mb -Hardisk 40 Gb
-Jumlah 440 buah -Pentium III 500 Mhz
-Memori 64 Mb -Harddisk 10 Gb
-Novel Netware -Windows NT
-Visual Basic 6.0
Perangkat Lunak
Sumber : Humas Eksternal PT Hero Supermarket Tbk dan berbagai sumber
Adapun mengenai jaringan komputer di dalam PT Hero Supermarket Tbk sendiri
sudah saling terhubung antara kantor pusat dengan kantor cabang. Dimana work
station kantor pusat (komputer-komputer operasional) sudah terhubung dengan work
station kantor cabang dengan sistem intranet. Dimana kantor pusat dan cabang
dihubungkan melalui jaringan komunikasi melalui server yang diteruskan melalui
modem/firewall. Dengan adanya sistem tersebut maka membuat lingkungan
operasional di PT Hero Supermarket Tbk sudah saling terhubung secara on-line
sehingga memudahkan operasional perusahaan. Perusahaan juga telah menggunakan
sistem e-mail sehingga memudahkan komunikasi antar individu maupun antara unit
atau divisi di lingkungan operasional perusahaan. Adapun untuk gerai, teknologi
informasi sudah digunakan di tiap-tiap gerai dengan metode point of sale, dimana
dengan metode ini akan terlihat barang apa saja yang laku terjual dan tidak. Dalam
hubungannya dengan prosedur permintaan dan pesanan pembelian, maka sistem
pembelian di PT Hero Supermarket Tbk pada dasarnya sudah menggunakan sistem
komputerisasi yang terbatas yaitu hanya berlaku di intern PT Hero Supermarket Tbk
sendiri, maksudnya adalah sistem informasi sudah mendukung di dalam prosedur
permintaan dan pesanan pembelian di dalam intern PT Hero Supermarket Tbk sendiri
misalnya dengan terhubung secara on-line yaitu dengan menggunakan modem yang
kadang kala dikombinasikan dengan facsmile atau telepon, sedangkan mengenai
prosedur pemesanan ke supplier sendiri sampai saat ini masih menggunakan media
facsmile belum dikirim secara elektronik atau online. Adapun komputerisasi pada
permintaan dan pesanan barang dapat terlihat dari prosedur permintaan dan pesanan
pembelian di PT Hero Supermarket Tbk sebagai berikut:
• Menggunakan Laporan Order (LO) secara terkomputerisasi, sehingga
tanggung jawab atas barang yang dipesan dan barang yang akan dibeli dapat
lebih diperjelas.
• Adanya pengecekan barang di bagian maintenance secara terkomputerisasi,
sehingga tidak memerlukan cara manual yang memakan waktu lama.
• Divisi merchandising mempunyai daftar supplier yang dianggap bonafid dan
langsung memasukan ke dalam komputer, sehingga perusahaan tidak perlu
mencari lagi sejumlah supplier pada saat melakukan pemesanan barang.
• Semua data mengenai supplier dan kode barang disimpan dalam komputer
berupa pengelompokan.
Pada dasarnya mekanisme penyampaian order pemesanan pembelian dari toko
melalui store manager ke merchandise division melalui saluran modem (online) yang
biasanya order datang pukul 8.00 sampai 11.30 pagi maupun dikombinasikan melalui
facsmile atau telepon. Adapun mengenai alur prosedur pemesanan pembelian dapat
dilihat dalam gambar 4.11 berikut:
Pesanan via Facsmile
Pesanan via modem (On-line), Facsmile dan TeleponDokumen Barang
Barang
Supplier
Gerai Outlet (Store
Manager)
POMerchandise
Div. Laporan Order
Maintenance Central
Distribution
DO
Check Barang ke Main.
Pembayaran (Uang/Giro)Accounting Division
Barang ke Merch.
Faktur
Barang ke Outlet
Account Payable
Gambar 4.11 Alur Prosedur Pemesanan dan Pembelian Barang di PT Hero Supermarket Tbk
Sumber : Humas Eksternal PT Hero Supermarket Tbk dan berbagai sumber, data diolah
Apabila kita lihat gambar 4.11 diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
• Gerai atau outlet mengajukan pesanan pembelian melalui surat permintaan
pembelian yang sebelumnya didahului melalui pemberitahuan (laporan order)
via modem (on-line) atau via facsmile atau telepon ke bagian merchandise
department yang kemudian pesanan pembelian itu dibuatkan purchasing
order yang diotorisasi oleh pihak yang berwenang (setelah melalui proses
rekap secara terkomputerisasi) dan dilakukan pengecekan terlebih dahulu
mengenai pengadaan barang yang ada di bagian maintenance di Central
Distribution secara terkomputerisasi pula.
• Setelah itu diteruskan ke distributor atau supplier dengan menggunakan
facsmile mengingat belum adanya hubungan on-line. Kemudian supplier
mengirim barang yang dipesan dengan disertai faktur ke bagian
merchandising dengan terlebih dahulu disimpan di bagian maintenance.
• Setelah itu barang dikirimkan ke toko atau cabang dengan disertai delivery
order. Faktur dari supplier ini diserahkan ke bagian accounting yang
kemudian oleh bagian accounting dibandingkan dengan order pembelian yang
diterimanya dari bagian merchandising dan dokumen penerimaan barang atau
delivery order (surat laporan penerimaan barang).
Dari berbagai keterangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan
teknologi informasi di dalam PT Hero Supermarket Tbk sudah digunakan secara luas
di dalam internal mereka, namun khusus untuk pemesanan barang ke pihak supplier
masih menggunakan facsmile. Pada saat ini di Indonesia memang masih sedikit
perusahaan ritel yang menggunakan teknologi informasi dalam hal pemesanan dan
pembayaran barang, tentu hal ini terlepas dari kesiapan perusahaan ritel itu sendiri
dan distributornya atau pihak suppliernya. Dalam jangka panjang alangkah baiknya
apabila PT Hero Supermarket Tbk mulai memikirkan untuk mengembangkan
teknologi informasinya bagi supply chain atau alur pemesanan barang, mengingat
peritel luar yang datang ke Indonesia mungkin sudah menggunakan teknologi
informasi ini. Kelebihan dari sistem ini adalah tidak diperlukannya lagi faktur-faktur
pembelian sehingga jumlah barang yang harus dilakukan pengecekkan menjadi
berkurang. Sistem informasi membuat pemesanan pembelian dikirim dan dibuat
secara elektronis online dan otomatis yang langsung diketahui pemasok yang
kemudian barang langsung dikirimkan ke perusahaan ritel dengan dicatat secara
otomatis di database perusahaan ritel dan ritel kemudian melakukan pembayaran
secara online ke rekening pemasok. Mungkin alangkah baiknya apabila PT Hero
Supermarket Tbk memulai dahulu dengan menggunakan pemasok-pemasok yang
masih berada di lingkungan PT Hero Supermarket Tbk sendiri seperti PT Hero Inti
Putra dan PT Mitra Sarana Purnama sebagai proyek percobaan, sebelum diterapkan di
tempat lain. Analisa otomisasi dalam pengadaan barang, stok barang tersisa,
hubungan antara pengurangan stok dari penjualan di kasir disarankan untuk
membangun kemungkinan sistem integrasi dari gudang, toko/gerai dan pembelian
barang, serta sistem distribusinya. Hal ini perlu dikaji sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan efisiensi dan membangun competitive advantage jangka panjang di PT
Hero Supermarket Tbk.
Ukuran Hasil : Perjanjian Dengan Pihak Ketiga.
Setelah terjadinya kerusuhan Mei 1998, PT Hero Supermarket Tbk kemudian
menyerahkan sebagian penanganan pusat distribusinya yaitu produk tidak segar (non
fresh product) kepada pihak ketiga yaitu pihak Davids Distribusi Indonesia yang
kemudian pada tanggal 1 Juni 2001 diadakan perjanjian distribusi dan sewa menyewa
dengan pihak Davids Distribusi Indonesia. Tujuan diadakannya perjanjian ini adalah
disamping untuk menghemat biaya, juga agar membuat PT Hero Supermarket Tbk
lebih berkonsentrasi kepada penanganan pusat distribusinya yang khusus menangani
produk segar dan lebih terpenting agar lebih berkonsentrasi pada usaha operasional
perusahaan dan pencapaian tujuan strateginya. Tujuan diadakannya kerja sama ini
tentu juga agar proses distribusi antara PT Hero Supermarket Tbk, logistik dan
supplier dapat berjalan lebih efisien. PT Hero Supermarket Tbk selain memiliki
jaringan hubungan dengan pemasok-pemasok besar saat ini juga memiliki jaringan
pengadaan barang dagangan dengan bekerja sama sebagai mitra usaha dengan
pemasok atau supplier yang kurang lebih mencapai 3000 perusahaan. PT Hero
Supermarket Tbk juga terkenal akan hubungannya yang baik dengan pemasok-
pemasok lokal terutama dari KUD-KUD.
Tabel 4.45 Gudang PT Hero Supermarket Tbk
No. Jenis Produk Wewenang Lokasi Bagian Gudang
1.
Produk Kering
(Dry Product)
Davids Distributor Indonesia (Pihak Ketiga)
Jalan Kalimalang
Km2 Cibitung
2. Produk Segar
(Fresh Product)
PT Hero Supermarket Tbk
Jl. Indofarma Rt. 01/07
Desa Sukadanau Cibitung
Menangani produk-produk non fresh product.
Menangani penyimpanan atas buah dan sayur-sayuran segar,
daging segar, ikan, produk susu dan susu dengan luas
6.340 m2. Sedangkan untuk penyimpanan terdiri dari gudang sayur (3.450 m2),
gudang daging (1.320 m2), gudang ikan (670 m2) dan
gudang produk susu (900 m2) Sumber: Humas Eksternal, fresh look magazine, prospektus PT Hero Supermarket Tbk dan berbagai sumber, data diolah
Gambar 4.12 Supply Chain logistik di PT Hero Supermarket Tbk
Gudang Toko & Gerai KonsumenGudang Sentral Pemasok
Gera
Supplier Fresh
GudangToko
Gera
GudangToko
GudangToko
GeraSupplier Lainnya
3000 Mitra Usaha
Product (Utama)
Supplier Dry Product (Utama)
Dry Product Davids
Fresh Product
Hero
Sumber: Humas Eksternal, fresh look magazine, prospektus PT Hero Supermarket Tbk dan berbagai sumber, data diolah
Tabel 4.46 Pemasok Utama PT Hero Supermarket Tbk
Tahun Pemasok Keterangan PT Hero Inti Putra Pembelian barang dagangan
PT Mitra Sarana Purnama Pembelian produk segar PT Nutriprima Jayasakti Pembelian barang dagangan
2001-2002 PT Hero Inti Putra Pembelian barang dagangan PT Mitra Sarana Purnama Pembelian produk segar
PT Gentadinamika Gemilang Pembelian barang dagangan PT Suba Indah Pembelian produk segar PT Mitra Sarana Purnama Pembelian produk segar
2002 -2003
2000 -2001
Sumber: Laporan Keuangan PT Hero Supermarket Tbk dan berbagai sumber
Tabel 4.47 Perbandingan Jumlah Pemasok diantara Peritel
Peritel 2000 pemasok
Perkulakan Goro Superindo Carrefour 2000 pemasok
Supermarket Hero 3000 pemasok
Jumlah Pemasok H Hypermart Matahari
5000 pemasok 2000 pemasok
Sumber: Dari berbagai sumber
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan oleh supplier dalam berhubungan dengan PT
Hero Supermarket Tbk adalah sebagai berikut:
• Mempunyai produk yang berkualitas dan memenuhi persyaratan yang
ditentukan oleh perusahaan.
• Mempunyai usaha pribadi atau kelompok.
• Bersedia mengirim produk ke gudang sentral (PT Davids Distribusi
Indonesia) atau ke gerai-gerai (outlet).
• Bersedia mengirim dalam jumlah dan kualitas yang kontinyu.
• Bersedia mengirim tepat waktu sesuai dengan pemesanan.
• Mengisi aplikasi pemasok.
• Mengisi permohonan pembayaran
• Bersedia menggunakan faktur yang diseragamkan.
• Bersedia negosiasi jika terjadi kenaikan/penurunan harga.
• Bersedia mengirim barang sepanjang tahun termasuk hari raya keagamaan.
• Setelah memenuhi persyaratan supplier akan diberi kode supplier.
• Bersedia membayar biaya distribusi.
Sedangkan mengenai alur pengiriman dan penerimaan barang adalah sebagai berikut:
• Negosiasi (harga, waktu pembayaran dan jumlah pesanan)
• Mengambil surat pemesanan
• Supplier mengirim barang sesuai dengan pemesanan dengan membawa surat
pemesanan dan faktur (rangkap lima).
• Setelah barang datang akan diseleksi oleh bagian penerimaan barang.
• Supplier mengisi buku tamu dan registrasi faktur (setelah di terima faktur
akan ditandatangani oleh penerima barang dan manajer dan surat pesanan dan
faktur asli akan dikembalikan kepada supplier).
• Surat pesanan dan faktur asli ini sebagai alat bukti penagihan di bagian
keuangan (jika tidak mampu menunjukkan surat pesanan yang asli, bagian
akuntansi tidak akan melakukan proses pembayaran.
• Lama pembayaran tergantung kesepakatan bersama.
Apabila kita perhatikan, maka distribusi barang di lingkungan PT Hero Supermarket
Tbk, sebagian besar penanganannya disentralisasi dan pengelolaannya diserahkan
kepada PT Davids Distribusi Indonesia (dry product). Di dalam gambar supply chain
PT Hero Supermarket Tbk terlihat bahwa gudang PT Hero Supermarket Tbk terdiri
dari dua yaitu yang ditangani oleh PT Hero Supermarket Tbk sendiri yaitu untuk
fresh product dan yang ditangani oleh Davids untuk dry product. Supplier akan
menyerahkan barangnya ke gudang sentral atau langsung melalui gerai Supermarket
Hero atau gudang toko. Untuk lingkungan gudang sentral Supermarket Hero maka
lingkup lokasinya adalah daerah Jabotabek dan sekitarnya, sedangkan untuk daerah di
luar jangkauan gudang sentral, maka supplier akan mengirim sendiri langsung ke
gerai. Hal ini tentu berhubungan dengan penghematan waktu, biaya pemesanan, biaya
angkut, harga barang dan jarak antara supplier yang lebih dekat ke gerai atau outlet
dibandingkan dengan gudang sentral. Dari keterangan tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa :
• PT Hero Supermarket Tbk telah berusaha efisien dan fokus dengan cara
menyerahkan pengelolaannya khusus untuk dry product ke Davids sedangkan
untuk fresh product, Hero masih menanganinya sendiri, sehingga
memudahkan untuk kontrol, mengingat produk segar adalah andalan utama
Hero (Think Fresh, Shop).
• Dari segi supply chain maka terlihat bahwa PT Hero Supermarket Tbk telah
berupaya efisien terutama untuk kontrol gudang, dimana PT Hero
Supermarket Tbk telah membuat suatu sistem distribution center, dimana
terdapat satu titik pengumpulan produk yang dikirimkan oleh supplier yang
kemudian didistribusikan ke gerai-gerai Supermarket Hero di Jabotabek.
• Apabila dilihat dari jumlah suppliernya sendiri, maka terlihat bahwa begitu
banyak supplier di lingkungan PT Hero Supermarket Tbk dimana yang
menonjol adalah terdapat 3000 mitra usaha. Ada baiknya di masa mendatang,
PT Hero Supermarket Tbk perlu memangkas supplier-supplier tersebut
sehingga timbul jumlah yang ideal. PT Hero Supermarket Tbk perlu memakai
strategi membeli lebih banyak dari lebih sedikit supplier, dimana semakin
banyak membeli pada sedikit supplier berarti semakin murah harga
perunitnya.
4.3.2.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Penentuan sasaran strategis di dalam perspektif proses bisnis internal sebaiknya
meliputi:
• Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan karyawan melalui berbagai
pelatihan tiap tahunnya dan mengembangkan program jalur cepat melalui
management trainee program.
• Meningkatkan pengawasan dan budaya patuh segenap karyawan perusahaan
pada aturan kerja.
Ukuran Strategis Sasaran Strategis
(LG) Core Outcomes/Lag
Indicator (Indikator Akibat)
Perfomance Driver/Lead Indicator
LG1.Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan karyawan
Jumlah Pelatihan Karyawan
LG2. Meningkatkan kepuasan karyawan
Produktivitas Karyawan Retensi Karyawan
LG3.Meningkatkan pengawasan dan budaya patuh segenap karyawan perusahaan pada aturan kerja.
Perjanjian Kerja Bersama Antara Perusahaan dan Karyawan
(Indikator Sebab)
LG1. Meningkatkan Kemampuan dan Ketrampilan Karyawan
Ukuran Hasil : Jumlah Pelatihan Karyawan
Di dalam sasaran strategis ini, maka ukuran hasil yang ditetapkan adalah
untuk mengetahui sejauh mana PT Hero Supermarket Tbk melakukan pelatihan bagi
karyawannya, terutama berapa banyak pelatihan yang diberikan perusahaan terhadap
karyawannya serta dari level apa saja karyawan yang berhak memperoleh pelatihan
tersebut. Apabila kita perhatikan tabel di bawah ini, maka bisa disebut PT Hero
Supermarket Tbk telah membuat program yang sedemikian rupa yang ditujukan
untuk meningkatkan kemampuan akan pengetahuan dan ketrampilan dari masing-
masing pekerja demi memenuhi kebutuhan perusahaan akan tenaga-tenaga yang
terampil dengan tujuan utama tentunya memposisikan PT Hero Supermarket Tbk di
garis terdepan pengecer modern. Pelatihan-pelatihan tersebut diberikan secara
sistematis dimulai dari level yang paling dasar sampai yang paling tinggi. Apabila
kita analisa, maka pelatihan di PT Hero Supermarket Tbk itu sendiri terbagi atas tiga
hal utama yaitu pelatihan atas pekerja atau karyawan pada kantor operasional, gerai
atau outlet dan pelatihan bagi pekerja baru. Untuk level pekerja kantor operasional
maka pelatihan diberikan untuk level staf (5 program), supervisor (7 program), MIT
(1 program), manager (9 program) dan senior manager (5 program). Sedangkan
untuk pelatihan pada pekerja gerai atau outlet maka pelatihan yang diberikan terbagi
atas pelatihan pada fresh department, groceries department dan customer services
department. Pekerja yang baru masuk diberikan pelatihan mengenai introductory
training, customer service, technical skills training, on the job training, basic
training program, basic training for supervisor dan manager in training. Di samping
itu perusahaan juga membuat program yang bernama HCP atau Hero Carrier
Program yang memberikan kesempatan bagi karyawan staf untuk menjadi manajer
outlet di masa mendatang bila memang memiliki kemauan dan kemampuan.
Sehingga boleh dikatakan bahwa PT Hero Supermarket Tbk benar-benar serius dalam
mendidik dan melatih pekerjanya agar mereka memiliki keahlian di semua lini
sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusinya bagi kemajuan perusahaan.
Tabel 4.48 Jenis Pelatihan
Jenis Pelatihan Keterangan Pelatihan bagi pekerja yang baru masuk. Pelatihan bagi pekerja dalam rangka membentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pelatihan fungsional kepada pekerja untuk meningkatkan kemampuannya dalam suatu bidang pekerjaan yang disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab atau jabatannya.
Pelatihan Kerja Perusahaan menyelenggarakan pelatihan kerja bagi pekerja baru maupun pekerja yang dialih tugaskan/dipindah ke bagian divisi lain atau jabatan baru yang dilakukan pada saat pekerja melaksanakan tugasnya (on the job training).
Pelatihan Prakerja Pelatihan Dasar
Umum
Pelatihan Fungsional
Sumber : Perjanjian Kerja Bersama PT Hero Supermarket Tbk dan SPHS Periode 2003-2005
Tabel 4.49 Key Project Training Activities
NP Level Training Program Objectives Trainer
I Staff
1 HIHT (Hero In-House Training) Standardisation of staff's skills
Refreshing course Development of positive competition b/w staff
TDD
Help new staff adapt to work environment Introductory training for new entry
(PDSK) Train staff on how to use job checklist
TDD
3 How to build the winning team To improve team work TDD
4 Salesmanship Customer champions
5 Product knowledge To improve "know-how" of products
II Supervisor Standardisation of staff's skills 1 Refreshing course To increase self-confidence TDD+Supporting Div.
2 Professional salesmanship Increase sales targets TDD, External Quality of working life 3 Self-motivation
To Increase work productivity TDD
4 Effective communication Reduce lack of communication TDD 5 Leadership through people To increase effectiveness of leader TDD
6 How to build the winning team TDD
Integrity of people 7 Born to win
III MIT Program
1 MIT Scheme (Fast Track Training) To create the best candidate for managerial level TDD+Supporting Div.
Manager
Training for the trainer To create good trainers External
Negotiation skill The best negotiator External
How to make action plans Preparation to drive sales, cost & profit TDD
4 Maximising sales force effectiveness To improve sales target External
5 Leadership through people A good leader TDD
6 Time management
Explain work regulations in Hero 2
TDD
External, TDD, Supporting Div.
The winning team work
External To improve working spirit
IV
1
2
3
To Increase work productivity TDD
7 How to build the winning team A good team work
8 Born to win seminar To improve self-confidence & self-motivation External
9 Outward born To improve self-confidence & a good team work External
V Senior Manager
1 Training for the trainer To create good trainers External 2 Negotiation skill The best negotiator External
Leadership through people A good leader TDD Time management To Increase work productivity External
To improve self confidence Outward born
A good team work External
TDD
3 4
5
Sumber: Humas Eksternal PT Hero Supermarket Tbk dan berbagai sumber
Tabel 4.50 HIHT (Hero In-House Training) Schedule New Entry
No Training Program Objectives Topic Duration 1 Introductory Training a. Help new staff adapt to work environment Introduction 2 days
b. Explain Hero's work regulations Company Profile c. Enhance motivation Filsafat Hero d. Staff's understanding of parts of spm Discipline & Motivation e. Staff's understanding of rights and responsibility Introduction of SDM f. Staff's understanding of standard grooming Hygiene & OHS
g. Staff's understanding of occupational health & safety Review Materials Evaluation 2 Customer Service Teach staff on serving/handling customers Ideal Selling Method Problem handling Customer Principles
Practical discuss of handling customer
Evaluation
3 Technical Skills Training a. Teach technical skills relevant to each area 2 days
I. Fresh Department b. Train staff on the usage of job checklist a. Meat/Delicatessen c. Teach staff administrative mechanism of related jobs
b. Fish d. Teach staff about occupational health & safety
c. Produce (Fruits & Veg) d. Daily & Dairy II. Groceries a. Food b. Non-Food III. Receiving & Storing IV. Front-End Area V. Cashier VI. Security VII. Bakery VIII. Fast Food IX. OTC
4 On the Job Training a. Implement classroom theories into practice 1-3 months
b. Job orientation with existing team at work Prosedur Kerja Standar Kerja Evaluasi
5 Basic Training for Supervisor
a. Teach supervisory candidates to work more systematically and strategically
b. Teach staff to become effective leaders c. Teach staff on building effective team work
Store ready in TCS 2 days
Description
Peralatan Kerja
2 days
d. Teach staff on effective communication
6 Manager in Training (MIT)
Prepare highly qualified and competent managerial candidates 2 days
Sumber: Humas eksternal PT Hero Supermarket Tbk dan dari berbagai sumber
f. Processing
60 minutes
g. Display 60 minutes
h. Handling
60 minutes
Tabel 4.51 HIHT (Hero In-House Training) Schedule Refreshing Course
i. Customer satisfaction
180 days
No Training Program Objectives Topic Duration
1 Fresh Department a. Standardisation of staff skills & knowledge Integrated system Tr.
a. Meat/Delicatessen b. To increase work productivity & motivation a. Staff Performance 30 minutes
b. Fish c. To develop positive competition between staff b. Product Knowledge 90 minutes
c. Produce (Fruits & Veg) d. To increase self-confidence in their work c. Ordering System 90 minutes
d. Daily & Dairy d. Receiving System 60 minutes e. Storage 30 minutes
j. Srinkage Management k. Administration 30 minutes
i. Occupational Health & Safety
m. General Test Total n. Implementation Check 2 Groceries a. Food b. Non-Food
3 Customer Service Department Customer Champions 1 day
a. Front End Area Salesmanship b. Bagger c. Security d. Cashier e. Parking Area
Sumber: Humas eksternal PT Hero Supermarket Tbk dan berbagai sumber
LG2. Meningkatkan Kepuasan Karyawan
90 minutes
60 minutes
2 days
60 minutes
TT 2 days
Total Customer Satisfaction
Tabel 4.52 Perkembangan Jumlah Pegawai Outlet dan Office
Tahun Outlet Office Total Office dan Outlet
7.181 695 7.876 7.501 701
1999 2000 8.202 2001 8.153 707 8.860 2002 8.287 713 2003 9.281 719 10.000
9.000
Sumber: Humas Eksternal dan Laporan Keuangan PT Hero Supermarket Tbk, data diolah
9.2818.2878.153
7.5017.181
719713707701695
7.876 8.2028.860 9.000
10.000
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
1999 2000 2001 2002 2003
Outlet Off ice Total Off ice dan Outlet
9.2818.2878.153
7.5017.181
719713707701695
7.876 8.2028.860 9.000
10.000
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
1999 2000 2001 2002 2003
Outlet Off ice Total Off ice dan Outlet
Diagram 4.16 Perkembangan Jumlah Pegawai Outlet dan Office
Sumber: Humas Eksternal dan Laporan Keuangan PT Hero Supermarket Tbk, data diolah
Ukuran Hasil : Produktivitas Karyawan
jaJumlahPeNetIncome
ker=
Apabila kita perhatikan dari net income atau pendapatan bersih perusahaan
dari lima tahun terakhir yaitu dari tahun 1999 sampai tahun 2003, maka terlihat
bahwa pendapatan bersih perusahaan menurun terus menerus, sedangkan di lain
pihak, total jumlah pegawai outlet dan head office terus mengalami peningkatan.
Apabila dihitung dengan menggunakan rumus tersebut diatas, maka terlihat bahwa
produktivitas pekerja mengalami penurunan. Untuk mengatasi penurunan
produktivitas pekerja ini maka diharapkan agar PT Hero Supermarket Tbk dapat
meningkatkan kinerjanya sehingga produktivitas pekerja juga akan meningkat.
Tabel 4.53 Produktivitas Pekerja di PT Hero Supermarket Tbk (Dalam Jutaan Rupiah)
(dalam jutaan rupiah)
Jumlah Karyawan
Outlet
Jumlah Karyawan
Head Office
Total Jumlah Karyawan
Campany Net
Income
Pendapatan Perusahaan
per Karyawan
7.181 695 7.876 90.468,00 11,49
2000 7.501 701 8.202 67.688,00 8,25
2001 8.153 707 8.860 61.886,00 6,98
2002 8.287 713 9.000 30.605,00
2003 9.281 719 10.000 1.955,00
Tahun
1999
3,40
0,20
Sumber: Humas Eksternal dan Laporan Keuangan PT Hero Supermarket Tbk, data diolah
Penggerak Kinerja : Retensi Karyawan
( ) %100)
xawanAkhirJumlahKaryawanKeluarJumlahKary
=
Tabel 4.54 Tingkat Perputaran Jumlah Pegawai Outlet
Outlet
Tahun Karyawan Masuk
Karyawan Keluar
Jumlah Karyawan
Awal
Jumlah Karyawan
Akhir Turn Over
1999 95 0 7.086 7.181 0,00% 2000 320 0 7.181 7.501 0,00% 2001 652 0 7.501 8.153 0,00% 2002 134 0 8.153 8.287 0,00% 2003 994 0 8.287 9.281 0,00%
Sumber: Humas Eksternal PT Hero Supermarket Tbk, data diolah
Tabel 4.55 Tingkat Perputaran Jumlah Pegawai Head Office
Head Office
Tahun Karyawan Masuk
Karyawan Keluar
Jumlah Karyawan
Awal
Jumlah Karyawan
Akhir Turn Over
1999 4 0 691 695 0,00% 6 0 695 701 0,00%
2001 6 0 701 707 0,00% 2002 6 0 707 713 0,00% 2003 6 0 713 719 0,00%
2000
Sumber: Humas eksternal PT Hero Supermarket Tbk, data diolah
Pada periode 1997-1998, pada saat krisis ekonomi mulai melanda Indonesia
dan terjadinya kerusuhan 13-14 Mei 1998, 26 gerai Supermarket Hero rusak dan
dijarah massa (6 gerai habis dibakar). Pada periode inilah PT Hero Supermarket Tbk
melakukan pensiun dini terhadap 857 karyawan head officenya sehingga yang tadinya
jumlah karyawan head office adalah 1.548 orang (1997) tinggal menjadi 691 orang.
Apabila kita perhatikan dari tabel tingkat perputaran pekerja di atas, maka terlihat
bahwa dari lima tahun terakhir, jumlah pekerja yang bekerja di PT Hero Supermarket
Tbk justru mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa PT Hero Supermarket
Tbk masih merupakan tujuan kerja yang menarik bagi para pekerja. Kemudian pada
tahun 2003, untuk menanggulangi perselisihan dalam kesepakatan kerja dan
remunasi, telah diselesaikan pembuatan Perjanjian Kerja Bersama antara PT Hero
Supermarket Tbk dan Serikat Pekerja PT Hero Supermarket Tbk atau SPHS yang
mengatur mengenai hal-hal yang berhubungan dengan peraturan ketenagakerjaan
serta hak dan kewajiban perusahaan dan pekerja di lingkungan perusahaan dengan
tujuan agar hubungan antara perusahaan dengan pekerjanya dapat berjalan dengan
harmonis.
LG3.Meningkatkan pengawasan dan budaya patuh segenap karyawan
perusahaan pada aturan kerja.
Penggerak Kinerja : Perjanjian Kerja Bersama Antara Perusahaan dan
Karyawan
PT Hero Supermarket Tbk dan pekerjanya yang diwakili oleh Serikat Pekerja
PT Hero Supermarket Tbk telah sepakat untuk mengatur hak-hak pekerja termasuk di
dalamnya adalah hak dan kewajiban antara pekerja dengan perusahaan dan
perusahaan dengan pekerjanya yang kemudian disahkan pada tanggal 7 Januari 2004
oleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial Departemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia. Maksud dari diadakannya perjanjian kerja
tersebut adalah untuk mengatur hak dan kewajiban dari Perusahaan, Serikat Pekerja
dan Pekerja. Adapun poin utama dari perjanjian tersebut adalah:
• Mempererat dan meningkatkan hubungan kerja yang harmonis antara
Perusahaan, Serikat Pekerja dan Pekerja
• Mengatur cara-cara penyelesaian yang adil dalam hal perbedaan pendapat
antara Perusahaan, Serikat Pekerja dan Pekerja
• Memajukan serta mengembangkan kecakapan dan ketrampilan kerja setiap
pekerja, dimana perusahaan berkewajiban membinanya sehingga potensi dan
daya kreasi pekerja dapat dikembangkan guna meningkatkan produktivitas
dan kesejahteraan bersama.
• Memelihara dan meningkatkan kedisiplinan secara bersama-sama.
• Mengatur bila terjadi perubahan-perubahan kebijakan-kebijakan baik
kebijakan perusahaan maupun kebijakan pemerintah mengenai perubahan
peraturan perundang-undangan yang dapat mempengaruhi ketentuan dalam
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) melalui perundingan antara Perusahaan dan
Serikat Pekerjanya.
Adapun Perjanjian Kerja Bersama yang dibuat antara perusahaan dengan serikat
pekerja tersebut adalah:
Tabel 4.56 Perjanjian Kerja Bersama antara PT Hero Supermarket Tbk dengan Serikat Pekerja PT Hero Supermarket Tbk (SPHA)
No. 1. Umum (6 pasal) 2. Pengakuan, fasilitas, jaminan dan dispensasi bagi serikat pekerja (7 pasal)
Keterangan
3. Hubungan kerja (8 pasal) 4. Waktu kerja (5 pasal) 5. Hari-hari libur nasional, cuti, izin meninggalkan tugas (7 pasal)
Pengupahan (17 pasal) Pemeliharaan, pengobatan, perawatan kesehatan dan hiperkes (5 pasal)
8. Jaminan sosial dan kesejahteraan pekerja (22 pasal) Program keselamatan dan kesehatan kerja (4 pasal) Produktivitas kerja (1 pasal) Program peningkatan ketrampilan, pendidikan dan latihan kerja (6 pasal) Peraturan tata tertib kerja (4 pasal) Sanksi-sanksi atas pelanggaran tata tertib (5 pasal)
14. Pemutusan hubungan kerja atau PHK (14 pasal) 15. Penyelesaian keluh kesah (5 pasal) 16. Penutup (1 pasal)
6. 7.
9. 10. 11. 12. 13.
Sumber: Humas Eksternal dan PKB PT Hero Supermarket Tbk dengan SPHS periode 2003 sampai 2005
Sedangkan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan fasilitas dan hak yang
diterima oleh pekerja, maka PT Hero Supermarket Tbk dan Serikat Pekerja PT Hero
Supermarket Tbk juga telah mengatur hal tersebut secara rinci yang meliputi antara
lain:
Tabel 4.57 Upah dan Tunjangan
UPAH DAN TUNJANGAN Pengupahan
1. 2. 3. 4. 5. Pajak penghasilan (PPh 21) 6. Tunjangan makan 7. Tunjangan transport 8. Tunjangan jabatan
Tunjangan hari raya keagamaan 10. Kupon belanja 11. Tunjangan shift malam 12. Upah selama sakit 13. Upah selama skorsing
Prinsip dasar dan sasaran pengupahan Dasar penetapan dan komponen upah Sistem pengupahan dan waktu pembayaran upah Kenaikan upah pokok
9.
14. Upah selama menjalankan kewajiban negara 15. Cuti di luar tanggungan perusahaan
Pemeliharan, Pengobatan, Perawatan Kesehatan dan Hiperkes Tunjangan pengobatan Tunjangan rawat inap dan melahirkan
3. Pemeriksaan kesehatan berkala 4. Keselamatan dan kesehatan kerja
Program Jamsostek 2. Asuransi kecelakaan diri di luar jam kerja dan hubungan kerja 3. Fasilitas ibadah/ kerohanian 4. Pakaian seragam/ perlengkapan kerja
Penghargaan Pekerja teladan Koperasi karyawan Pembelian produk perusahaan Bantuan duka cita Bantuan kesusahan dan bencana alam
11.
13.
1. 2.
Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Pekerja 1.
5. 6. 7. 8. 9. 10.
Bantuan beasiswa 12. Pembinaan olah raga dan kesenian
Rekreasi/ family day Sumber: Humas Eksternal dan PKB PT Hero Supermarket Tbk dengan SPHS periode 2003 sampai 2005 Mengenai keluh kesah atau pengaduan yang mungkin timbul baik dari perusahaan,
serikat pekerja dan pekerja, maka PT Hero Supermarket Tbk dengan Serikat Pekerja
PT Hero Supermarket Tbk juga telah mengaturnya dengan baik. Pengaturan ini dibuat
agar keluh kesah tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan diambil penyelesaian
secara bersama-sama yang akan menguntungkan kedua belah pihak. Pengaturan ini
juga dibuat agar baik perusahaan ataupun serikat pekerja dan pekerja dapat
menyampaikan keluh kesah atau pengaduan tersebut secara benar dan
terkomunikasikan dengan baik tanpa mengganggu jalannya aktivitas perusahaan atau
memaksakan kehendak. Penyampaian keluh kesah tersebut dapat disampaikan dengan
cara:
• Pekerja membicarakan secara langsung dengan atasannya/managernya.
• Apabila tidak tercapai penyelesaian pada langkah pertama maka
pekerja/atasannya dapat menyampaikan masalah/kasusnya kepada atasan yang
lebih tinggi.
• Jika tidak juga menyelesaikan masalah, maka pengaduan tersebut
dimusyawarahkan dengan pimpinan perusahaan melalui lembaga Bipartit
(pengusaha, serikat pekerja dan pekerja)
• Jika tidak menyelesaikan masalah, maka pengaduan dapat diselesaikan
melalui pihak ketiga (instansi ketenaga kerjaan setempat).
• Apabila tidak terselesaikan juga maka dapat diselesaikan melalui lembaga
PPHI
Dari penjelasan tersebut diatas maka dapat dijelaskan bahwa PT Hero Supermarket
Tbk telah benar-benar serius untuk mengatur mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan masalah ketenagakerjaan. PT Hero Supermarket Tbk mengganggap pekerja
perusahaan adalah aset penting bagi kelangsungan kemajuan perusahaan. Langkah
yang mengatur hal-hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan dengan melibatkan
Serikat Pekerja perusahaan adalah sebuah langkah yang tepat, sebab peraturan
tersebut dibuat dengan cara dua arah dan tidak searah (dari perusahaan saja) sehingga
kesepakatan yang dibuat mengikat bagi keduanya dan tidak boleh dilanggar.
Peraturan tersebut juga memuat mengenai jaminan sosial dan kesejahteraan pekerja
yang memiliki 22 pasal dan pengupahan yang memiliki 17 pasal terbanyak dari
keseluruhan peraturan yang dibuat. Ini membuktikan bahwa PT Hero Supermarket
Tbk dengan serikat pekerjanya sangat memperhatikan sekali kesejahteraan pekerja
dan upah yang diberikan kepada pekerjanya, sebab hal ini tentu berdampak bagi
produktivitas pekerja. Bagi perusahaan, sumber daya manusia adalah salah satu unsur
terpenting untuk tercapainya tujuan perusahaan, oleh karena itu PT Hero Supermarket
Tbk boleh dibilang telah memperhatikan dengan sungguh-sungguh kesejahteraan
karyawannya. Sedangkan mengenai masalah keluh kesah atau pengaduan, peraturan
tersebut juga memuat aturan yang sangat rinci bagaimana cara-cara penyampaiannya
tanpa sampai mengganggu jalannya operasional perusahaan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa PT Hero Supermarket Tbk memiliki komitmen yang kuat dalam
membina hubungan dengan pekerjanya.
4.4 Penyusunan Target Dan Program-Program Peningkatan
Kinerja
Dari pemaparan sub bab � sub bab sebelumnya maka terlihat bahwa
penentuan sasaran-sasaran strategis termasuk di dalamnya penentuan ukuran-ukuran
kinerja yang digunakan untuk mencapai sasaran strategis tersebut dapat dilakukan
tidak hanya melalui perspektif keuangan saja, melainkan juga dapat digunakan untuk
perspektif non keuangan. Dengan adanya pengukuran kinerja dalam perspektif
keuangan dan non keuangan maka menjadikan penilaian kinerja perusahaan menjadi
komprehensif dan lengkap guna merumuskan tindakan-tindakan apa yang akan
diambil perusahaan guna menghadapi persaingan termasuk menentukan target apa
yang harus dicapai perusahaan dalam masa yang akan datang atau untuk periode
jangka panjang (5 tahun) dan jangka pendek (1 tahun). Menurut Vincent Gaspersz
(88:2003) target-target kinerja didisain dan ditetapkan untuk menjangkau dan
mendorong organisasi agar mencapai tujuan-tujuan strategisnya. Target-target kinerja
bisa ditetapkan dalam jangka waktu tiga sampai lima tahun, yang apabila tercapai
akan mentransformasikan perusahaan yang biasanya dikendalikan oleh anggaran
(budget oriented) menjadi perusahaan yang dikendalikan oleh peningkatan kinerja
(performance improvement oriented). Salah satu acuan untuk menetapkan target
kinerja pada masa yang akan datang adalah menggunakan kinerja masa lalu.
Kecenderungan masa lalu dapat dikembangkan untuk peningkatan kinerja di masa
yang akan datang. Tujuan-tujuan strategis dapat juga menjadi pendorong untuk
mencapai target di masa yang akan datang. Acuan lain dalam penetapan target adalah
melakukan benchmarking terhadap praktek-praktek terbaik dalam dunia bisnis.
Berikut ini adalah tabel 4.40 yang menggambarkan kemungkinan penggunaan
balanced scorecard untuk meningkatkan kinerja di unit bisnis supermarket di PT
Hero Supermarket Tbk secara lengkap dan komprehensif. Target kinerja jangka
panjang dan pendek perlu ditetapkan dari pihak PT Hero Supermarket Tbk sebagai
kegiatan perencanaan strategik untuk mencapai visi, misi dan tujuan dari perusahaan.
Penulis mengembangkan konsep balanced scorecard ditinjau dari empat
perspektif ini sebagai kerangka awal masukan yang dapat digunakan PT Hero
Supermarket Tbk. Matrik yang penulis kembangkan ini mungkin akan disesuaikan
dengan kepentingan dan rencana strategik perusahaan.
Tabel 4.58 Penyusunan Program Balanced Scorecard di PT Hero Supermarket Tbk
ti Tujuan Strategis
Pengukuran
Tahun 2002-2003
(Aktual)
Target Kinerja
Tahun 2004-2005 Yang Sebaiknya
Dilakukan
Program-progr
Peningkatan KinerjSebaiknya Dilaku
-Pertumbuhan Penjualan Berdasarkan Segmen.
-Eceran Skala Besar 25,4% -Eceran Khusus 9,9%
-Eceran Skala Besar 30% -Eceran Khusus 15% (Agar ditingkatkan).
-Melakukan pemgerai-gerai termasdalamnya evaluasi atadan harga yang ditawa-Ekspansi gerai
-Gross Margin. 18,9%
-Operating Margin. 1,4% 1,4% *)
-Return on Asset. 0,2% 1,6% *) Mengurangi beban penjualan, beban usterutama mmonitoring atas tbeban penutupan tobesarnya mencapaipersen (2003) darsebelumnya.
K1- Meningkatkan Kinerja Keuangan
-Net Profit Margin. 0,1% 3,1% *) Sama dengan peningkatan kinerjreturn on asset dimenurunnya laba perusahaan sebesapersen dari tahunsehingga harus mpengurangan bebanpenjualan, beban usterutama mmonitoring atas tbeban penutupan tobesarnya mencapaipersen (2003) darsebelumnya.
18,9% *) Mengurangi beban penjualan/harga penjualan (Cost ofSold) Mengurangi beban umadministrasi
a
*) Subjec to Management Target →Khusus untuk penetapan target pada tujuan stratemenyangkut meningkatkan kinerja keuangan terutama pada gross margin, operating margin, rasset dan net profit margin, maka selain dengan membandingkan dengan data tahun sebelumdilakukan juga dengan membandingkan atau melihat kondisi rasio-rasio keuangan pada perperusahaan pesaing (benchmarking). Benchmarking bisa dilakukan terhadap perusahaan-peritel yang bergerak dalam bidang pasar swalayan yang telah go public dimana dalamdikarenakan PT Hero Supermarket Tbk sendiri adalah juga merupakan perusahaan yang public, maupun dilakukan perbandingan dengan perusahaan-perusahaan ritel secara umum ygo public. Adapun rasio-rasio keuangan perusahaan pesaing tersebut adalah (1) Untuk sesandang (pasar swalayan), ALFA (GM:5,8%, OM:0,0%, ROA:1,1%, NPM:0,2%), M(GM:18,9%, OM: -0,5%, ROA:3,4%, NPM: 3,1%) dengan rata-rata industri GM:14,5%, OROA:1,6% dan NPM:3,1%. (2) Untuk sektor sandang (non pasar swalayan), MAT(GM:30,5%, OM:3,0%, ROA:3,4%, NPM:2,3%), RAMAYANA (GM:27,7%, OMROA:12,0%, NPM:8,5%), RIMO (GM:27,1%, OM: -388,7%, ROA:-9,6%, NPM:-7,5%), denrata industri GM:28,4%, OM:-125,2%, ROA:1,9%, NPM:1,1%. -Survei Kepuasan Pelanggan.
-Tidak ada kuisioner kepuasan pelanggan (hanya kotak saran).
-Melakukan kuisioner pelanggan minimal setahun 2x (Sebaiknya dilakukan perubahan).
-Pembenahan pusat kekonsumen. Hal ini dilsebab selama ini konstidak begitu mempedukotak saran yang ada gerai supermarket. -Petugas gerai melakukuisioner dengan diseundian berhadiah agarpembeli untuk mengis
P1- Mengutamakan kualitas produk, jajaran produk serta layanan.
-Produk Berkualitas -Harga Produk Mahal
-Produk Berkualitas (Sebaiknya tetap dipertahankan). -Harga Produk Terjangkau.
-Terus mempertahankproduk yang berkualit-Memperluas jajaran plabel, menekan harga pembelian dari suppli(membeli lebih banyadari sedikit supplier) dmelakukan efisiensi bpokok penjualan.
a
-Kepuasan Pelanggan.
-Jumlah Gerai Supermarket.
-102 gerai di seluruh Indonesia. -51 gerai di Jabotabek. -Pembukaan 10-22 supermarket. -Pengembangan gerai komposisi 50% Jabotabek dan 50% Non Jabotabek.
-Pembukaan 1-2 gerai supermarket.(Fokus pembenahan pada gerai terlebih dahulu). -Komposisi 50% Jabotabek dan 50% Non Jabotabek (Sebaiknya dipertahankan).
-Melakukan pembukabaru di daerah pinggirmenjauhi pusat kota DJakarta dengan kompoDKI Jakarta 40 persenBotabek 60 persen, mpertumbuhan penduduBotabek sangat pesat penduduk Botabek me64 persen dari total Ja2003). -Melakukan akuisisi tsupermarket-supermapotensial. -Melakukan pembenasupermarket dahulu bkemudian melakukan ekspansi.
P2 - Meningkatkan jumlah gerai-gerai baru di lokasi-lokasi strategis.
-Pangsa Pasar. 8,4 % 9% (Sebaiknya ditingkatkan).
-Mengalihkan pembukgerainya di luar Jabotdimana market shareSupermarket Hero belbegitu kuat (kecuali M14,5 persen).
P3 - Strategi promosi dan periklanan baru dan berbagai kegiatan sosial.
-Biaya Promosi dan Iklan.
Rp. 14.712.000.000,00 atau mengalami pertumbuhan sebesar 151,3 %.
Rp.14.712.000.000,00 (Sebaiknya dipertahankan).
-Mempertimbangkan pertumbuhan-pertumbekonomi daerah baru DKI Jakarta sebagai aotonomi daerah dimanpersaingan belum beg(Bandung, Surabaya dMedan). -Melakukan optimalispromosi dan periklanasehingga biaya yang dikeluarkan sesuai denhasil yang didapat.
-Jumlah Promosi dan Iklan.
-Harian Kompas 4x sebulan. -Tabloid Nova 4x sebulan. -Pikiran Rakyat 4x sebulan. -Radio Sonora 3x seminggu. -Radio Elshinta 3x seminggu. -Promosi gerai 1 minggu sekali. -Promosi hari libur besar.
-Harian Kompas 4x sebulan. -Tabloid Nova 4x sebulan. -Pikiran Rakyat 4x sebulan. -Radio Sonora 3x seminggu. -Radio Elshinta 3x seminggu. -Promosi gerai 1 minggu sekali. -Promosi hari libur besar.
-Melakukan pembenaterhadap ukuran tampmedia cetak, mengingselama ini posisi tamppromosi Supermarketmedia nasional masih menarik dibandingkanpesaing, masih kalah b
-Liputan kegiatan sosial.
5 kegiatan sosial. 10 kegiatan sosial. (Sebaiknya ditingkatkan).
Selama periode ini, mkegiatan sosial yang mtema lebih dari satu adpada tahun 2004. Perldilakukan penguatan kkegiatan sosial ini demmenguatkan image Hemasyarakat.
P4 � Meningkatkan citra gerai supermarket yang lebih menarik
-Perubahan gerai. 9 gerai. 9 gerai. (Sebaiknya dipertahankan)
-Melakukan perubahainterior, perluasan proyang ditawarkan dan pgerai. -Perluasan gerai menuformat compact hiperm-Perubahan program peremajaan gerai dari tahun sekali menjadi kdari 5 tahun.
BI1- Mengembangkan private label -Jumlah dan jenis private label.
-670 produk.
-700 produk. (Sebaiknya ditingkatkan).
Melakukan fokus terhproduk yang memangoleh konsumen. Produprivate label di gerai Supermarket Hero selterdiri dari dua jenis yHerosave untuk segmproduk murah -Innosense, Reliance, Choice dan Nature Chuntuk segmen produk tinggi
-Penggunaan modem, facsmile dan telepon untuk order pembelian ke bagian merchandise.
-Melakukan permulaapenggunaan teknologiinformasi pada pemasmasih dalam lingkungmemiliki hubungan isdengan PT Hero SupeTbk seperti PT Hero Idan PT Mitra Sarana P
-Optimalisasi penggunaan modem untuk order pembelian ke bagian merchandise.
-Mengembangkan teknologi informasi.
BI2 - Mengembangkan teknologi informasi dan kerjasama dengan pihak ketiga
-Merintis pengembangan penggunaan information technologi untuk pemesanan secara online ke bagian supplier.
-Penggunaan facsmile ke bagian supplie.r
-Fokus dengan melakupemangkasan terhadapsupplier yang begitu bsehingga timbul jumlaideal. Kemudian melastrategi membeli lebihdari lebih sedikit suppguna menekan harga pembelian.
-Pengembangan distribution center khusus untuk gerai-gerai. supermarket di luar Jabotabek.
-Perjanjian dengan pihak ketiga.
-Kerjasama dengan Davids Distributor Indonesia. sebagai distribution center untuk pengelolaan dry product. -2500 pemasok
(mitra usaha). (Sebaiknya diturunkan).
-3000 pemasok (mitra usaha).
-Pelatihan Prakerja (Ppekerja yang baru ma
6000 pegawai pertahun
-Jumlah Pelatihan Karyawan.
6000 pegawai pertahun
LG1.Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan karyawan
jn 100 staf berbakat
pertahun (program jalur cepat). (Sebaiknya tetap dipertahankan sesuai dengan kapasitas yang dimiliki perusahaan).
100 staf berbakat pertahun (program jalur cepat).
-Pelatihan dasar umum-Pelatihan Fungsional(kemampuan).* -Pelatihan kerja (on thtraining).* *SPHS PT Hero SupeTbk 2003
LG2. Meningkatkan kepuasan karyawan
-Retensi Karyawan. 0% 0% Mematuhi dan menjalperjanjian kerjasama akaryawan dan perusahyang telah dibuat pada2003.
-Produktivitas Karyawan.
Rp. 0,20 Rp. 3,0 *)
*) Mendekati posisi pada tahun sebelumnya (2002).
Melakukan efisiensi abiaya-biaya operasionperusahaan (beban popenjualan, beban usahbeban penutupan tokoSehingga target sebes3,0 dapat dicapai kemsesuai dengan posisi ptahun 2002.
LG3.Meningkatkan pengawasan dan budaya patuh segenap karyawan perusahaan pada aturan kerja.
-Perjanjian Kerja Bersama Antara Perusahaan dan Karyawan.
Pembuatan Perjanjian Kerja Bersama antara PT Hero Supermarket Tbk dan Serikat Pekerja PT Hero Supermarket Tbk atau SPHS yang mengatur hal-hal yang berhubungan dengan peraturan ketenagakerjaan serta hak dan kewajiban perusahaan dan pekerja.
Cukup. Mematuhi dan menjagperaturan yang telah doleh kedua belah piha