52
BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH 4.1. Interpretasi Terhadap Puisi Emha Ainun Najib Dalam memahami isi atau pesan dakwah dari puisi-puisi Emha Ainun Nadjib dalam buku Sebuah Trilogi Doa Mencabut Kutukan, Tarian Rembulan dan Kenduri Cinta ini perlu dilakukan langkah-langkah penafsirannya. Dalam hal ini penulis menggunakan dua langkah metode yaitu metode heuristik dan metode hermeneutic untuk mendapatkan arti yang lebih mendalam. Akan tetapi tidak semua puisi yang ada dalam buku ini akan penulis ulas disini, melainkan hanya beberapa puisi saja. Berikut langkah-langkahnya: I. Maut Akhirnya kita tiba disini Di amanat illahi robbi Orang-orang tak bisa lagi menanti Gelap zaman harus segera pergi berganti pagi Aku tangiskan teririsnya hati Para kekasih di dusun-dusun sunyi Terlalu lam mereka didustai Sampai hanya tuhan yang menemani Tak bisa. Sudah tak bisa diperpanjang lagi Kesabaran mereka, ketabahan mereka Sesudah diremehkan dan dicampakkan Bukakanlah rahasia, ya Allah, bukakan Sesudah maut yang tak terduga itu Datanglah kelahiran yang baru

BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

BAB IV

ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM

PERSPEKTIF DAKWAH

4.1. Interpretasi Terhadap Puisi Emha Ainun Najib

Dalam memahami isi atau pesan dakwah dari puisi-puisi Emha

Ainun Nadjib dalam buku Sebuah Trilogi Doa Mencabut Kutukan, Tarian

Rembulan dan Kenduri Cinta ini perlu dilakukan langkah-langkah

penafsirannya. Dalam hal ini penulis menggunakan dua langkah metode

yaitu metode heuristik dan metode hermeneutic untuk mendapatkan arti

yang lebih mendalam. Akan tetapi tidak semua puisi yang ada dalam buku

ini akan penulis ulas disini, melainkan hanya beberapa puisi saja. Berikut

langkah-langkahnya:

I. Maut

Akhirnya kita tiba disini Di amanat illahi robbi Orang-orang tak bisa lagi menanti Gelap zaman harus segera pergi berganti pagi Aku tangiskan teririsnya hati Para kekasih di dusun-dusun sunyi Terlalu lam mereka didustai Sampai hanya tuhan yang menemani Tak bisa. Sudah tak bisa diperpanjang lagi Kesabaran mereka, ketabahan mereka Sesudah diremehkan dan dicampakkan Bukakanlah rahasia, ya Allah, bukakan Sesudah maut yang tak terduga itu Datanglah kelahiran yang baru

Page 2: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

68

Disini. Sekarang kita tiba disini Di arus gelombang yang sejati Kalau perahu kami adalah tanganMu sendiri Tak satu kekuatan bisa menghalangi

Langkah Heuristik

Bait ke-1

(Pada) akhirnya kita (manusia) tiba disini di amanat Illahi Robbi

(Allah SWT) Orang-orang (manusia) tak bisa lagi menanti

(menunggu) Gelap (kegelapan) zaman (di dunia) harus segera pergi

berganti pagi (zaman yang cerah, akherat)

Bait ke-2

Aku (penyair) tangiskan (karena) teririsnya (pilu) (di) hati Para

kekasih (hamba Allah) di dusun-dusun (pelosok negeri) (yang) sunyi

Terlalu (sekian) lama mereka didustai (oleh keduniaan) Sampai

hanya Tuhan yang menemani.

Bait ke-3

Tak bisa. Sudah tak bisa diperpanjang lagi Kesabaran mereka

manusia),(dan) ketabahan mereka, sesudah diremehkan (dihina) dan

dicampakkan.

Bait ke-4

Bukakanlah (tunjukkan) rahasia (jalan yang lurus), ya Allah,

bukakan (tunjukkan) Sesudah (datangnya) maut (kematian) yang tak

terduga itu datanglah kelahiran yang baru (masa yang cerah,

kehidupan akherat)

Page 3: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

69

Bait ke-5

Disini (diamanat Illahi) . Sekarang kita (manusia) tiba disini. Di

arus gelombang yang sejati (abadi) Kalau perahu (jalan) kami adalah

tanganMu (Allah) sendiri, tak (tidak ada) satu kekuatan (yang) bisa

menghalangi.

Langkah Hermeneutic

Bait ke-1

Pada akhirnya orang akan sampai pada suatu masa dimana orang-

orang tak lagi bisa melakukan penantian dan dimana zaman atau

masa yang gelap akan berganti dengan kecerahan yaitu kehidupan

yang kekal abadi. Masa tersebut merupakan suatu amanat Illahi atau

takdir dari Allah yang harus dihadapi oleh semua manusia di muka

bumi ini.

Bait ke-2

Disini sang penyair menangis karena hatinya merasa teriris melihat

orang-orang yang ada di dusun-dusun atau di desa-desa didustai oleh

para petinggi kekuasaan dan mereka tidak dapat melawannya

sampai-sampai hanya Tuhan yang menemani mereka.

Bait ke-3

Kondisi seperti tersebut dalam alinea dua tersebut sudah tidak bisa

memperpanjang kesabaran dan ketabahan mereka. Hal ini terjadi

karena mereka telah diremehkan, dihina dan dicampakkan.

Page 4: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

70

Bait ke-4

Sang penyair pun berdo’a kepada Allah supaya dibukakan pintu

perubahan bagi para manusia-manusia yang teraniaya tersebut

sebelum datang kematian.

Bait ke-5

Sekarang semua orang telah sampai di sebuah tempat yang sejati,

tempat yang sudah disiapkan untuk semua manusia, dimana nasib

semua manusia ada di tangan Tuhan sendiri hingga tidak ada

satupun manusia dengan segala kekuatannya bisa menghalangi

takdir dan kodrat dari Allah.

II. 2001

Gelap begini mana mungkin berkaca Coreng moreng wajah tak tampak oleh mata Kau, aku, dan ia, berdiri di sebelah mana Kudengar kawan-kawan bertabrakan kakinya Ruang riuh rendah. Mengeluh dan mengumpat Orang-orang saling tuduh dan mendamprat Di manakah Utara di manakah selatan ? Semua tak tahu ke mana badan digerakkan Sesungguhnya masih bisa kita saling meraba Berendah hati dan sediakan maaf Sebanyak-banyaknya Namun ternyata bukan sekedar tak ada matahari Yang paling gelap adalah hati kita sendiri

Langkah Heuristik Bait ke-1

Gelap begini (zaman yang sudah diliputi kegelapan) mana mungkin

berkaca (melihat atau mengintropeksi diri sendiri). Coreng moreng

Page 5: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

71

wajah tak tampak (tak terlihat) oleh mata (mata kita sendiri) kau,

aku dan ia, berdiri disebelah mana kudengar kawan-kawan

bertabrakan kakinya (bermusuhan untuk berlomba mencapai

kekuasaan)

Bait ke-2

Ruang (di suatu ruangan) riuh rendah (terdapat riuh atau gaduh atau

ribut) mengeluh dan mengumpat. Orang-orang saling tuduh dan

mendamprat (menyalahkan satu sama lain) dimanakah utara

dimanakah selatan ? semua (orang-orang itu) tidak tahu kemana

badan digerakkan.

Bait ke-3

Sesungguhnya masih bisa (dapat) kita (untuk) saling meraba

(menyapa) berendah hati dan (sanggup) sediakan maaf sebanyak-

banyaknya. Namun ternyata bukan sekedar tidak ada matahari

(kecerahan) (namun ternyata) yang paling gelap adalah hati kita

(manusia) sendiri.

Langkah Hermeneutic Bait ke-1

Zaman sekarang ini yang sudah diliputi oleh kegelapan (karena

perbuatan atau akhlak manusia yang sudah banyak melakukan hal-

hal yang dilarang agama) orang-orang tidak dapat berkaca untuk

melihat dan mengintropeksi diri mereka sendiri orang-orang yang di

ibaratkan kata-kata kau, aku dan ia, tidak tahu disebelah mana

Page 6: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

72

berdiri sehingga banyak yang saling bertabrakan atau bermusuhan

dan berlomba untuk mencapai kekuasaan.

Bait ke-2

Di suatu ruangan terdapat perdebatan dan keributan yang dilakukan

oleh orang-orang tersebut. Mereka mengeluh dan mengumpat,

sehingga saling tuduh dan mendamprat dan saling menyalahkan,

satu sama lain dimanakah utara dan dimanakah selatan. Orang-orang

tersebut tidak tahu kemana badan digerakkan, kaki dilangkahkan

untuk mencapai tujuan mereka.

Bait ke 3

Sesungguhnya kita semua masih bisa untuk berbaikan dan menjaga

kerukunan dengan cara saling menyapa, berendah hati dan sanggup

untuk menyediakan pintu maaf sebanyak-banyaknya. Namun jika

dilihat dan dipikir tidak hanya tidak ada matahari (kecerahan) dalam

memecahkan masalah tersebut karena semua yang terjadi tersebut

berasal dari manusia sendiri yang hatinya sudah diliputi oleh

kegelapan.

III. Alangkah Memprihatinkan

Alangkah memprihatinkan Bangsa yang sangat terdidik untuk berprasangka Kemudian esok hari mereka kecele dibuatnya Bangsa yang hanya diajari untuk memfitnah Dan fitnah itu di esok hari Akan mengubur nasib mereka sendiri Alangkah perih, alangkah perih Nasib bangsa yang dibohongi

Page 7: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

73

Kemudian diberi harapan, harapan, harapan Yang kemudian membohonginya lagi Membohonginya lagi dan membohonginya lagi Konyol, sungguh alangkah konyol Nasib bangsa yang beramai-ramai membenci harimau, sambil menyerahkan nasibnya Kepada buaya Bangsa yang bahkan menutupi hudungnya Dari wewangian dan membuka lebar-lebar Hidungnya untuk kebusukan

Langkah heuristik

Alangkah memprihatinkan (nasib) bangsa yang sangat terdidik

untuk berprasangka, kemudian esok hari mereka kecele dibuatnya.

Bangsa yang hanya diajari untuk memfitnah, dan (padahal) fitnah itu

di esok hari akan mengubur nasib mereka sendiri. Alangkah perih,

alangkah perih nasib bangsa yang dibohongi, kemudian diberi

harapan, harapan, harapan, yang kemudian membohonginya lagi,

membohonginya lagi dan membohonginya lagi. Konyol, sungguh

alangkah konyol nasib bangsa yang beramai-ramai (bersama-sama)

membenci harimau (penguasa yang rakus), sambil menyerahkan

nasibnya kepada buaya (penguasa yang lain). Bangsa yang bahkan

menutupi hudungnya dari wewangian (kebenaran) dan membuka

lebar-lebar hidungnya untuk kebusukan (kejahatan).

Langkah hermeneutik

Bangsa yang memprihatinkan menurut penyair adalah (a) bangsa

yang biasa untuk berprasangka, (b) bangsa yang hanya tahu fitnah

padahal fitnah itu hanya akan mengubur nasibnya sendiri, (c) bangsa

Page 8: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

74

yang selalu dibohongi dan diberi janji-janji yang ternyata juga hanya

kebohongan, (d) membenci penguasa (harimau) tetapi memberikan

nasibnya kepada penguasa yang lain (buaya), (e) bangsa yang

menutup diri dari kebaikan dan membuka diri untuk kejahatan.

IV. Doa Mencabut Kutukan

Alangkah bodohnya hamba Yang telah dengan sombong berdoa Pada tujuh tahun yang lalu- Dengan sangat kumohon kutukan, wahai paduka Demi membayar rasa malu atas kegagalan Menghentikan tumbangnya pohon-pohon nilai Paduka di Perkebunan dunia, serta atas ketidaksanggupan atas Kepengecutan dan kekerdilan untuk menumbuhkan Pohon-pohon Paduka yang baru. Hamba kafir yang takabur , yang merasa Seolah-olah hamba pengurus alam semesta Seakan-akan wajib menyangga Seluruh berat beban dunia dan sejarah Hamba menyangka sanggup membela Dan mempertahankan tegaknya pepohonan itu Hamba berlagak mampu menyelamatkan Paduka Padahal hambalah yang membutuhkan Keselamatan di depan kaki kekuasaan Paduka. Wahai paduka pengasuh Ampunilah kesombongan hamba Mafhumilah kekerdilan hamba Terimalah tangis manja hamba Perkenankan permohonan hamba Siapapun saja yang menggerakkan Kaki dan tangannya Untuk menumbangkan pohon-pohon Paduka Lumpuhkan gerakannya Giringlah agar mereka bertabrakan Dengan patung-patung batu Dengan berhala-berhala tahayul Monumen-monumen materi Yang mereka bangun sendiri

Page 9: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

75

Langkah heuristik

Bait ke-1

Alangkah bodohnya hamba (aku-sang penyair) yang telah (sudah)

dengan sombong (congkak) berdoa (memohon) pada tujuh tahun

yang lalu-

Bait ke-2

Dengan sangat kumohon (minta) kutukan (azab), wahai paduka

(Tuhan) demi membayar rasa malu atas kegagalan (untuk)

menghentikan tumbangnya (jatuhnya) pohon-pohon (ajaran-ajaran)

nilai paduka (Tuhan) di perkebunan (dunia), serta atas

ketidaksanggupan atas kepengecutan dan kekerdilan untuk

menumbuhkan (menghidupkan) pohon-pohon (ajaran-ajaran) Paduka

(Tuhan ) yang baru.

Bait ke-3

Hamba (aku-penyair) kafir yang takabur (sombong), yang merasa

seolah-olah hamba (dapat) pengurus alam semesta. Seakan-akan

wajib (untuk) menyangga seluruh (semua) berat beban dunia dan

sejarah. Hamba (aku-penyair) menyangka sanggup membela dan

mempertahankan tegaknya pepohonan (ajaranMu) itu. Hamba

berlagak (seakan) mampu menyelamatkan Paduka (Tuhan). Padahal

hambalah yang membutuhkan keselamatan di depan (dihadapan)

kaki kekuasaan (kebesaran) Paduka.

Page 10: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

76

Bait ke-4

Wahai paduka (Tuhan) pengasuh (maha penyayang). Ampunilah

kesombongan hamba. Mafhumilah kekerdilan (kebodohan) hamba.

Terimalah tangis manja hamba perkenankan (kabulkan) permohonan

(doa) hamba. Siapapun saja (manusia) yang menggerakkan kaki dan

tangannya untuk menumbangkan (menjatuhkan) pohon-pohon

(ajaran) Paduka (Tuhan) lumpuhkan (cegahlah) gerakannya,

giringlah (tunjukanlah) agar mereka bertabrakan (bermusuhan),

dengan patung-patung batu dengan berhala-berhala tahayul

monumen-monumen materi (harta) yang (telah) mereka bangun

sendiri.

Langkah Hermeneutik

Bait ke-1

Sangatlah bodoh orang, yang dalam hal ini penyair sendiri yang

dahulu telah berdoa pada tujuh tahun yang lalu untuk diberikan

kutukan dari Allah.

Bait ke-2

Yang mana doanya meminta pada Allah karena telah merasa putus

asa dengan kegagalan yang dia perbuat dalam menegakkan ajaran-

ajaran Allah di dunia dan juga ketidaksanggupannya untuk

menyebarkan agama atau ajaran Allah tersebut pada orang-orang

yang masih berada dalam kesesatan.

Page 11: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

77

Bait ke-3

Hamba (sang penyair) merasakan penyesalan yang dalam karena

terlalu takabur dengan doa yang dia mohon yaitu meminta kutukan.

penyair yang merasa congkak dan merasa mampu untuk mengurusi

persoalan hidup di dunia ini, penyair yang berlagak seperti pahlawan

dalam menegakkan ajaran agama Allah, padahal hanya Allah sajalah

yang menguasainya dan dia hanya seorang manusia biasa yang tidak

ada apa-apanya dibanding dengan kekuasaan atau kebesaran Allah

SWT.

Bait ke-4

Sehingga penyair memohon ampun pada Allah atas

kesombongannya, kebodohannya tersebut. Disini penyair mohon

dengan berlinang air mata agar Allah mengabulkan semua doanya.

Dan penyair juga memohon agar siapa saja yang mau (bertujuan)

untuk menumbangkan ajaran-ajaran Allah tersebut, dan mengganti

dengan ajaran-ajaran lain (ajaran yang sesat) Allah segera

mencegahnya. Dan semoga mereka yang ingkar itu diperkenankan

oleh Allah untuk bertabrakan atau mengingkari dengan hal-hal yang

mereka buat sendiri, yaitu berhala, materi belaka dan hal-hal

keduniaan lainnya.

V. Tuhan di Indonesia Kok Tuhan orang Indonesia ini banyak Dan bermacam-macam Masing-masing Tuhan dibikinkan

Page 12: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

78

Rumah sendiri-sendiri Ada yang dicantolkannya dikayu Ada yang menorehkannya disobekan rembulan Ada yang membatukannya di patung-patungindah Atau mengurungnya di mutiara akik Bermacam-macam Tuhan itu jadinya Saling adu kekuatan Ada yang selalu membawa senapan Ada yang dikawal oleh bodyguard dari luar negeri Sementara lainnya bersenjatakan lidah Baik untuk keperluan diplomasi Maupun untuk menjilat Yang paling serem ialah kenyataan Bahwa Tuhan-Tuhan ini Memiliki aspirasi yang beraneka ragam Kemauan politik yang saling bertentangan Serta selera sosial budaya yang malang melintang Bahkan Tuhan punya kelasnya masing-masing Punya partai dan gerombolannya masing-masing Yang meskipun telah dikelola oleh suatu kebijakan Namum toh tetap ada satu yang dominan Dan mentang-mentang

Langkah heuristik

Kok Tuhan (yang disembah, diutamakan, dipuja) orang Indonesia ini

banyak dan bermacam-macam Masing-masing Tuhan dibikinkan

(oleh orang Indonesia) rumah sendiri-sendiri ada yang

dicantolkannya (digantung) dikayu, ada yang menorehkannya

disobekan rembulanm, ada yang membatukannya di patung-patung

indah (membuat Tuhan dari patung) atau mengurungnya di mutiara

akik. Bermacam-macam Tuhan (satu sama lain) itu jadinya, saling

adu kekuatan. Ada yang selalu membawa senapan, ada yang dikawal

oleh bodyguard (pengawal) dari luar negeri, sementara lainnya

bersenjatakan lidah (pandai berbicara, adu argumentasi) baik untuk

Page 13: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

79

keperluan diplomasi maupun untuk menjilat (memeras rakyat) yang

paling serem (menakutkan) ialah kenyataan bahwa Tuhan-Tuhan ini

memiliki aspirasi yang beraneka ragam (bermacam-macam),

kemauan politik yang saling bertentangan (berbeda pendapat) serta

selera sosial budaya yang malang melintang (tak tahu arah) bahkan

Tuhan punya kelasnya masing-masing, punya partai dan

gerombolannya masing-masing yang meskipun telah dikelola oleh

suatu kebijakan namun toh tetap ada satu yang dominan (berkuasa)

dan mentang-mentang (selalu ingin menang).

Langkah hermeneutik

Berbicara tentang Tuhan di Indonesia, ternyata orang Indonesia

memiliki beragam Tuhan. Tuhan disini ialah hal yang paling

diutamakan atau dinomor satukan oleh manusia dan dapat

memberikannya kebahagiaan di dunia. Masing-masing Tuhanpun

dibuatkan rumah sendiri-sendiri. Ada yang dikayu, di patung-patung

bahkan ada yang menaruhnya di dalam mutiara yang dibuat cincin.

Karena banyaknya Tuhan, maka yang terjadi adalah kekacauan,

sebab Tuhan-tuhan itu saling adu kekuatan, ada yang membawa

senapan, ada yang dikawal oleh algojo atau bodyguard, ada yang

bersenjata lidah untuk kepentingan diplomasi atau kekuasaan dan

untuk menjilat rakyat. Yang paling mengkhawatirkan adalah

aspirasi dari Tuhan-Tuhan orang Indonesia ini memiliki keragaman

yang secara politik saling bertentangan, demikian pula dengan selera

Page 14: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

80

sosial budayanya. Tuhan-Tuhan itu juga memiliki kelasnya masing-

masing, punya partai dan kelompok sendiri-sendiri. Dari sekian

banyak Tuhan itu hanya ada satu yang berkuasa dan berbuat

semena-mena.

VI. Rating Tuhan Tentulah Tuhan tidak tergabung Dalam organisasi apapun Ia bukan anggota partai, orpol, ormas Komplotan atau golongan apapun Bukan juga tidak menjadi kepala gerombolan Bahkan belum pernah ada kepala siaran tivi Yang menawarinya main di layar Atau sekurang-kurangnya diberi hak Untuk menunjuk siapa yang mewakili Tentulah karena Tuhan tidak marketable Tidak dapat rating dan tak menarik hati biro iklan Tuhan terlalu serius Ia perlu ditolong oleh artis atau pelawak Jauh malam, akhirnya aku membisu kepadaNya Telingaku mendengar bisikan, entah suara siapa ‘aku paham isi hatimu, tapi jangan sok berjasa aku tak kurang suatu apa Langkah Heuristik Bait ke-1

Tentulah Tuhan tidak tergabung dalam organisasi (kelompok)

apapun. Ia (Tuhan) bukan anggota partai, orpol, ormas, komplotan

atau golongan apapun. Bahkan juga tidak menjadi kepala

(pemimpin) gerombolan.

Page 15: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

81

Bait ke-2

Bahkan belum pernah ada kepala siaran tivi yang menawarinya

(untuk) tampil di layar atau sekurang-kurangnya diberi hak untuk

menunjuk siapa yang mewakili-Nya.

Bait ke-3

Tentulah karena Tuhan tidak marketable (dipasarkan). Tidak dapat

rating (dinilai, disamakan, diurutankan) dan tak (bisa) menarik hati

biro iklan. Tuhan terlalu serius (sehingga) Ia (Tuhan) perlu ditolong

oleh artis atau pelawak.

Bait ke-4

Jauh malam (pada suatu malam), akhirnya aku (sang penyair)

membisu (berdiam diri, berserah diri) kepadaNya (Tuhan) Telingaku

mendengar bisikan (suara hati), entah suara siapa ‘aku (Tuhan)

paham isi hatimu, tapi jangan sok berjasa aku (Tuhan) tak kurang

suatu apa.

Langkah Hermenuetik

Bait ke-1

Sebenarnya Tuhan itu tidak tergabung dalam suatu organisasi atau

kelompok apapun, Ia (Tuhan) bukan salah satu anggota partai,

organisasi politik, organisasi masyarakat, komplotan atau golongan

apapun. Bahkan Tuhan juga tidak menjadi kepala (pemimpin)

gerombolan.

Page 16: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

82

Bait ke-2

Bahkan belum pernah ada kepala siaran tivi yang menawarinya main

di layar tivi atau sekurang-kurangnya diberi hak untuk menunjuk

siapa yang mewakili-Nya.

Bait ke-3

Tentulah karena Tuhan tidak marketable atau dapat dipasarkan,

sekehendak hati manusia, tidak dapat dinilai dan disamakan

sehingga tak menarik hati biro iklan. Tuhan dapat digambarkan

terlalu serius sehingga Tuhan perlu ditolong oleh artis atau pelawak

Bait ke-4

Jauh malam, akhirnya sang penyair membisu kepadaNya kemudian

mendengar bisikan, entah suara siapa sang penyair tidak tahu,

bisikan itu berbunyi ‘aku (Tuhan) paham isi hatimu, tapi jangan sok

berjasa, Aku (Tuhan) tak pernah kurang suatu apa.

VII. Tarian Rembulan

Malam tiba, kota tertidur Keremangan membungkus bumi Kau buka pintu rumah Kau rebahkan segala beban Kau istirahatkan isi kepala yang ruwet Kau sisihkan ingatan Tentang kantor dan perusahaan Cita-cita taruh di rerumputan Hutang sandarkan di pohon Hal mengenai pengembangan produksi Atau perluasan pasar Kau simpan di laci kamar Kau langkahkan kaki keluar Berdirilah di kebun

Page 17: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

83

Kau tengadahkan muka Memandang rembulan Bukan. Itu bukan perenungan Bukan filosofi atau kebatinan Juga tak usah mikir agama atau kerohanian Ini tarian Kau tenteramkan perasaan Kau hampakan hati Kau kosongkan jiwa Kau pandangi rembulan Kau temukan geraknya Kau tangkap iramanya Kau ambil dan masukkan Ke dalam badanmu Kau mulai tarian paling sederhana Menirukan ia yang berputar pada porosnya Kau ulang sepuluh atau dua puluh kali Kemudian kau kembangkan Gerak tarian badanmu Dan sambil tetap berputar Kau coba mengelilingi pohon itu Sebagaimana rembulan mengelilingi bumi Kau dengarkah nyanyian dari jauh Teman-teman kita menabuh gendang Memetik mandolin dan meniup seruling Kau memutar badanmu Sambil mengelilingi pohon itu Sambil bersama pohon itu Engkau mengelilingi seluruh kebun Sambil bersama pohon dan kebun itu Engkau mengelilingi seantero kampung Sambil bersama pohon, kebun dan kampung itu Engkau mengelilingi kota Sambil bersama pohon, kebun, kampung dan kota Mengelilingi seluruh pulau Mengelilingi negeri Mengelilingi bulatan bumi Mengelilingi matahari Mengelilingi garis lingkar galaksi Galaksi demi galaksi Hingga ke maha galaksi Demikianlah festival cinta Menangkah kau atas rembulan

Page 18: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

84

Lebih canggihkah tarianmu Dibanding tarian rembulan? Rembulan menarikan Tujuh lapis gerakan sekaligus Berapa lapis putaran Yang sanggup engkau capai Dengan satu gerakan Sebagaimana rembulan melakukannya? Tarian rembulan Tarian tujuh lapis langit Rembulan bekerja sangat keras Rembulan, benda beku kering itu Bekerja sangat keras Rembulan, yang tak bernyawa Yang karena itu berderajad lebih rendah Dari manusia: tidak diperkenankan Oleh Tuhan memiliki sifat malas Rembulan tidak diijinkan Untuk terlambat sedetikpun Agar system kosmos terpelihara Rembulan sangat merawat kesetiaan Rembulan tidak pernah tidak tepat waktu Rembulan tidak menggeser dirinya sejengkalpun Dari titik koordinatnya di langit.

Langkah Heuristik

Bait ke-1

Malam (telah) tiba, kota tertidur (sepi, sunyi) keremangan

(keheningan) membungkus (menyelimuti) bumi. Kau buka pintu

rumah, kau rebahkan (tidurkan) segala beban, kau istirahatkan isi

(dalam) kepala yang ruwet, kau sisihkan (lupakan) ingatan tentang

kantor dan perusahaan (pekerjaan), cita-cita (keinginan) (kau) taruh

di rerumputan, hutang kau sandarkan di pohon (awang-awang), hal

mengenai pengembangan produksi atau perluasan pasar kau simpan

di laci kamar (dan) kau pun langkahkan kaki keluar. Berdirilah di

Page 19: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

85

kebun, kau tengadahkan muka (untuk) memandang (melihat)

rembulan.

Bait ke-2

Bukan. Itu bukan perenungan bukan filosofi atau kebatinan juga

taku sah mikir agama atau kerohanian ini tarian. Kau mencoba untuk

konsentrasi dengan tenteramkan perasaanmu, kau hampakan hati

(menghilangkan keresahan, kegelisahan dihati), kau kosongkan jiwa,

kau pandangi rembulan, kau temukan geraknya, kau tangkap

iramanya kau ambil dan masukkan (dan rasakan) ke dalam badanmu

kau mulai tarian paling sederhana menirukan ia yang berputar pada

porosnya. Kau ulang sepuluh atau dua puluh kali kemudian kau

kembangkan gerak tarian badanmu dan sambil tetap berputar kau

coba mengelilingi pohon itu sebagaimana rembulan mengelilingi

bumi.

Bait ke-3

Kau dengarkah nyanyian dari jauh (yang diiringi oleh) teman-teman

kita (sambil) menabuh gendang memetik mandolin dan meniup

seruling kau memutar (menggerakkan) badanmu sambil

mengelilingi pohon itu, sambil bersama pohon itu engkau

mengelilingi seluruh kebun, sambil bersama pohon dan kebun itu,

engkau mengelilingi seantero kampung, sambil bersama pohon,

kebun dan kampung itu, engkau mengelilingi kota, sambil bersama

pohon, kebun, kampung dan kota mengelilingi seluruh pulau

Page 20: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

86

mengelilingi negeri mengelilingi bulatan bumi mengelilingi

matahari mengelilingi garis lingkar galaksi galaksi demi galaksi

hingga ke maha galaksi

Bait ke-4

Demikianlah (itulah) festifal cinta, menangkah kau atas (dibanding)

rembulan. Lebih canggihkah tarianmu (gerakanmu) Dibanding

(dengan) tarian rembulan? Rembulan menarikan tujuh lapis gerakan

sekaligus. Berapa lapis putaran yang sanggup engkau capai dengan

satu gerakan sebagaimana rembulan melakukannya? Tarian

rembulan (meliputi) Tarian tujuh lapis langit. Rembulan bekerja

sangat keras, rembulan, benda (yang berbentuk) beku kering itu

bekerja sangat keras. Rembulan, yang tak (punya) nyawa yang

karena itu (hanya) berderajad lebih rendah dari manusia: (rembulan)

tidak diperkenankan oleh Tuhan memiliki sifat malas, rembulan

tidak diijinkan (oleh Tuhan) untuk terlambat sedetikpun, agar sistem

kosmos terpelihara. Rembulan sangat merawat (menjaga) kesetiaan

(nya). Rembulan tidak pernah tidak tepat waktu, rembulan tidak

menggeser dirinya sejengkalpun dari titik koordinatnya (pusatnya)

di langit.

Langkah Hermeneutik

Bait ke-1

Apabila malam telah tiba, maka keramaian di dunia akan berhenti.

Disaat-saat seperti itulah orang-orang akan masuk ke dalam rumah.

Page 21: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

87

Melepaskan segala beban, melepas segala persoalan yang

berkecamuk di kepala. Melupakan semua urusan kantor dan

perusahaan. Pada saat malam tiba segala keinginan diendapkan,

hutang-hutang jangan dipikirkan, segala perencanaan tentang

pengembangan produksi dan perluasan pasar disimpan dulu.

Kemudian dengan melepaskan segala kepenatan yang ada dikepala

dan pikiran tersebut, kita mencoba untuk menengadahkan muka ke

atas atau ke langit untuk memandang rembulan.

Bait ke-2

Ini bukan suatu perenungan, bukan juga sebuah filosofi atau

kebatinan. Dalam hal ini kita juga tidak usah berfikir tentang agama

atau kerohanian. Ini adalah sebuah tarian, karena itu hendaklah kita

mencoba untuk tentramkan perasaan, menghilangkan kegelisahan

atau keresahan di hati dan mengosongkan jiwa sambil melihat

rembulan. Kita mencoba untuk menemukan gerak dan iramanya.

setelah menemukan kita coba ambil sambil merasakannya di dalam

di tubuh kita. Saat itu kita mulai tarian dari yang paling sederhana.

Menirukan gerakan yang berputar dari satu titik tumpuan atau poros

dan itu di ulang 10 atau 20 kali. Kemudian kita kembangkan gerakan

tari itu. Dan tetap berputar kita coba mengelilingi pohon

sebagaimana rembulan mengelilingi bumi.

Page 22: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

88

Bait ke-3

Dalam bait ini sang penyair mengajak kita untuk mendengarkan

nyanyian yang ditabuh oleh teman-teman kita yakni perpaduan

antara gendang, mandolin dan seruling. Dari nyanyian itu maka kita

khayalkan bahwa kita memutar badan kita mengelilingi sebuah

pohon, setelah itu kita kelilingi kebun. Bersama pohon dan kebun itu

kita kelilingi seantero kampung. Bersama pohon, kebun dan

kampung itu kita kelilingi kota. Sambil bersama pohon, kebun,

kampung dan kota kita coba mengelilingi seluruh pulau, negeri,

bulatan bumi, matahari, garis lingkar galaksi, kemudian galaksi

demi galaksi, hingga ke maha galaksi.

Bait ke-4

Begitulah festival cinta yang diajarkan oleh penyair melalui puisi ini.

Apakah kita sebagai manusia biasa sanggup untuk mengalahkan

rembulan? Apakah tarian atau gerakan yang kita lakukan lebih

canggih dari tarian rembulan? Perlu diketahui bahwa rembulan telah

berhasil menari dengan tujuh lapis gerakan sekaligus dalam arti

mengelilingi tujuh lapis langit. Berapa lapis yang dapat kita capai

dengan satu gerakan? Rembulan bekerja sangat keras, padahal

rembulan hanyalah suatu bentuk benda beku yang kering. Rembulan

adalah benda mati dan karenanya rembulan derajadnya lebih rendah

dari manusia. Akan tetapi rembulan oleh Allah tidak diperbolehkan

untuk bermalas-malasan dan terlambat walaupun sedetik, supaya

Page 23: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

89

sistem kosmos terpelihara. Namun demikian, rembulan sangat

memelihara kesetiaannya, rembulan selalu tepat waktu dan tidak

menggeser dirinya sejengkalpun dari titik koordinatnya di langit.

VIII. Agama Kemesraan

Siapa kau? Namamu apa, kubumu yang mana Berasal dari rumah nun jauh di sana dan pilihanmu beda Tak apa. Aku sedang belajar berhati dewasa Kau tetap saudaraku jua Kuajak kau membawa kembang cinta Kita coba terus bergandeng tangan dan nyanyi bersama Coba kita temukan setiap sudut kebusukan Kemudian kita taburkan padanya wewangian Hidup sangat ruwet, tapi mungkin juga bersahaja Kumohon saling kita setorkan kasih saying Bertahan dari kelakuan politik dan perebutan Bersama menegakkan agama kemesraan

Langkah hereustik

Bait ke-1

Siapa kau? Namamu apa, kubumu (asalmu) yang mana, (walaupun)

berasal dari rumah nun jauh di sana dan pilihanmu beda, tak apa.

Aku (sang penyair) sedang belajar berhati dewasa (untuk

menganggap) (bahwa) kau tetap saudaraku jua.

Bait ke-2

Kuajak kau membawa (menegakkan) kembang cinta (perdamaian)

Kita coba terus bergandeng tangan dan nyanyi bersama. Coba kita

temukan setiap sudut kebusukan (kejahatan) (dan) kemudian kita

taburkan padanya wewangian (kebenaran).

Page 24: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

90

Bait ke-3

Hidup sangat ruwet, tapi mungkin juga bersahaja. Kumohon saling

kita setorkan (ciptakan) kasih sayang. Bertahan dari kelakuan

(kehidupan) politik dan perebutan (kekuasaan), (sehingga dapat)

bersama (untuk) menegakkan agama kemesraan.

Langkah Hermeneutik

Bait ke-1

Siapapun engkau dan dari manapun asalmu (rumahmu) dan

meskipun mempunyai pilihan tidak sama, itu tidak jadi masalah.

Sang penyair mencoba belajar untuk berhati dewasa dalam

menyingkapi segala persoalan dalam kehidupan, dengan

menganggap mereka semua sebagai saudara.

Bait ke-2

Sang penyair mengajak kita untuk membawa kembang cinta yaitu

menegakkan kedamaian dengan terus bergandengan tangan dan

bernyanyi bersama. Kemudian bersama-sama kita mencoba untuk

mencari setiap kejahatan yang ada di sekitar kita dan menebarkan

kebaikan dan kebajikan di muka bumi ini.

Bait ke-3

Hidup di dunia semakin tambah rumit, akan tetapi juga bermanfaat.

Aku (sang penyair) berharap kita sebagai manusia dapat saling

sayang menyayangi. Dengan begitu kita akan dapat bertahan dari

kelakuan atau kehidupan politik yang kejam dan oleh perebutan

Page 25: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

91

kekuasaan. Setelah semua bisa kita dapatkan, kita akan dapat untuk

saling menegakkan agama kemesraan dengan penuh kedamaian.

IX. Jimat Ibunda

Bukan sekedar asal usul: ibumu Adalah masa depanmu Ibu adalah darahnya dagingmu Maka ilmu tertinggi ialah Menundukkan muka kepadanya Membungkukkan badan Kau raih punggung tangan beliau Kau cium dalam-dalam Kau hirup wewangian cintanya Merasuk ke dalam kalbu Tuhan menitipkan di telapak kakinya Jimat bagi rizki dan kebahagiaanmu

Langkah heuristik

Bukan sekedar (hanya) asal usul: ibumu adalah masa depanmu,

(dan) ibu adalah darahnya dagingmu. Maka ilmu tertinggi (hal yang

paling penting atau utama) ialah menundukkan muka kepadanya dan

membungkukkan badan (menghormatinya) (setelah itu) kau raih

punggung tangan beliau, kau cium dalam-dalam (dan) kau hirup

wewangian cintanya (kasih sayangnya) (yang) merasuk ke dalam

kalbu. Tuhan (telah) menitipkan (kebahagian) di telapak kakinya

(dan di telapak kakinyalah) (merupakan) Jimat bagi rizki dan

kebahagiaanmu.

Page 26: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

92

Langkah Hermeneutik

Bahwa tidak hanya dari ibu asal usul kita (darah daging kita) atau

dari mana kita berasal tetapi dari ibulah masa depan kita kelak. Ibu

adalah masa masa depan kita sehingga kita harus senantiasa untuk

menghormati dengan banyak cara, diantaranya dengan

membungkukkan badan kita, mencium tangan beliau dan merasakan

kasih sayang yang telah beliau berikan salama ini kepada kita sejak

kita masih berada di dalam kandungan hingga akhir umur kita.

Sehingga Tuhan telah menggariskan di bawah telapak kakinya

surga, dalam arti kebahagiaan kita kelak.

X. Ibunda Tanah Air

Tanah air adalah ibunda alammu Kau lepas kaki keangkuhanmu Agar setiap pori-pori kulitmu menghirup Zat kimia kasih sayangnya Kau sentuhkan kulitmu pada hamparan debu Kau reguk air murni dari kandungan kalbunya Karena ibunda tanah airmu itulah kata pertama Setiap buku sekolah Dan menyifati setiap lembar pembangunan hidupmu Langkah Heuristik

Tanah air (negara) adalah Ibunda alammu, kau lepas alas kaki

(langkah-langkah) keangkuhanmu (kesombonganmu) agar (supaya)

setiap pori-pori kulitmu menghirup zat kimia kasih sayangnya, kau

sentuhkan keningmu (bersujud) pada hamparan debu (muka bumi)

kau reguk (teguk) air murni dari kandungan kalbunya (tanah air)

karena Ibunda tanah airmu itulah kata pertama (hal yang paling

Page 27: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

93

utama) (pada) setiap buku sekolah (pelajaran sekolah) dan mensifati

(mendasari) (dalam) setiap lembar (jalan, arah) pembangunan

hidupmu.

Langkah Hermeneutic

Tanah air (negara Indonesia) adalah Ibu yang melahirkanmu di alam

Indonesia ini. Ibu dalam arti negara yang telah berjasa untuk

memberi kehidupan yaitu tempat tinggal, tempat bekerja, bermain,

belajar dan lain-lain. Dari situ hendaklah kau lepas segala

keangkuhan atau kesombonganmu yang ada pada dirimu supaya

hatimu dan seluruh badanmu dapat merasakan kasih sayang negara

kepadamu. Kau bersujud dengan merasakan kemurnian sayangnya

karena kecintaan, keperdulian kepada tanah airmu itu merupakan

dasar dalam segala hal kehidupan ini, termasuk pelajaran disekolah

dan arah pembangunan dalam setiap hidup manusia.

XI. Upacara Cinta, 3

Siapapun engkau, orang besar atau orang kecil Orang jujur atau orang curang Orang cinta atau orang kebenaran Tetaplah engkau adalah saudaraku

Bagaimanapun caramu memperoleh kekayaan Dengan kewajaran atau dengan persekongkolan Dengan kesatuan atau dengan kekejaman Tetaplah engkau adalah saudaraku Jika kukatakan “Kenapa engkau masuk selokan ?” Itu karena kepadamu cinta terus kupertahankan Takkan aku tega menyaksikan kakimu belepotan Oleh cairan-cairan kehinaan

Page 28: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

94

Langkah Heuristik

Bait ke-1

Siapapun engkau (kamu, masyarakat Indonesia), orang besar (yang

punya kekuasaan) atau orang kecil (orang biasa, masyarakat ) orang

jujur atau orang curang, orang cinta (orang yang penuh cinta kasih)

atau orang kebenaran (orang yang selalu merasa benar sendiri)

tetaplah engkau adalah saudaraku.

Bait ke-2

Bagaimanapun caramu (langkahmu) (untuk) memperoleh kekayaan.

Dengan kewajaran (hal yang wajar atau jujur) atau dengan

persekongkolan (kecurangan). Dengan kesantunan (kebaikan) atau

dengan kekejaman (kejahatan) Tetaplah engkau adalah saudaraku.

Bait ke-3

Jika kukatakan “Kenapa engkau masuk selokan (jurang

ketidakjujuran) ?” itu karena kepadamu cinta (kasih sayang) terus

kupertahankan. Takkan aku tega (untuk) menyaksikan kakimu

(langkahmu) belepotan (kotor) oleh cairan-cairan kehinaan (hal-hal

yang tidak baik).

Langkah Hermeneutic

Bait ke-1

Siapapun engkau (masyarakat Indonesia) baik itu orang yang punya

kekuasaan atau masyarakat biasa, orang yang jujur atau orang yang

Page 29: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

95

curang, orang yang penuh dengan cinta, kasih sayang, kelembutan

atau orang yang benar tetaplah engkau semua adalah saudaraku.

Bait ke-2

Bagaimanapun cara yang kau lakukan untuk memperoleh kekayaan.

Dengan hal yang wajar atau baik atau dengan persekongkolan

(kecurangan). Dengan kesopanan (lembut, baik) atau dengan

kejahatan, tetaplah engkau semua adalah saudaraku.

Bait ke-3

Jika aku (penyair) berkata pada orang-orang itu “Kenapa engkau

(orang-orang itu) masuk selokan ?” itu karena kepada mereka itu

penyair masih punya rasa cinta atau kasih sayang sehingga penyair

tak tega untuk melihat mereka kotor dengan kejahatan-kejahatan

yang telah mereka lakukan.

XII. Aku Kagum 1

Aku kagum kepada teman-temanku Yang bersikap gagah berani kepada kekuasaanMu Aku kagum kepada teman-temanku yang tidak sedikitpun Merasa takut untuk meremehkanMu Aku kagum kepada teman-temanku Yang begitu enteng meletakkanMu Tidak sebagai nomor satu Aku kagum kepada teman-temanku Yang mentalnya baja Dalam bersikap acuh tak acuh kepadaMu Aku kagum kepada teman-temanku Yang kalau aku menyebut namaMu Di dalam hatinya ia menertawakanku

Page 30: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

96

Langkah Heuristik

Aku kagum kepada teman-temanku, yang bersikap gagah (dan)

berani kepada kekuasaanMu (kebesaran Tuhan). Aku kagum kepada

teman-temanku yang tidak sedikitpun merasa (punya rasa) takut

untuk meremehkanMu. Aku kagum kepada teman-temanku, yang

begitu enteng meletakkanMu (menganggap Tuhan) tidak sebagai

nomor satu. Aku kagum kepada teman-temanku, yang (punya)

mentalnya (pikiran) baja (keras) dalam bersikap acuh tak acuh

kepadaMu. Aku kagum kepada teman-temanku, yang kalau aku

menyebut namaMu, di dalam hatinya ia menertawakanku

Langkah Hermeneutik

Kekaguman sang penyair dalam melihat keadaan masyarakat

(orang-orang) yang sudah bersikap berani untuk menantang

(meremehkan) keberadaan Tuhan. Mereka (orang-orang itu) sudah

begitu enteng dalam mengingat Tuhan sehingga mereka berani

untuk meletakkan Tuhan pada nomor kesekian kalinya, sudah tidak

diutamakan. Mereka mempunyai mental dan pikiran yang keras

sehingga mereka bersikap acuh tak acuh dalam menyingkapi

keberadaan Tuhan. Dan yang paling menyesatkan lagi mereka

begitu mudah melupakan nama Tuhan dari hati mereka.

Page 31: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

97

4.2. Materi Dakwah Islam dalam Buku Sebuah Trilogi Doa Mencabut

Kutukan, Tarian Rembulan dan Kenduri Cinta

Setiap karya seni merupakan ungkapan atau ekspresi batin seniman.

Apa yang disebut “batin” di sini, meliputi kehidupan perasaan, pemikiran,

pengalaman psikologis dan spiritual seniman. Pikiran, perasaan, ingatan

pengalaman, isi pengetahuan, dan segala pengalaman transeden (di luar

pengalaman empiris) berkecamuk dalam dirinya. Dan ia tergerak oleh

obyeknya tersebut, dan menuliskan puisinya.

Batin seniman adalah makna. Makna adalah nilai-nilai seniman.

Nilai positip atau negatip. Nilai baik dan buruk. Nilai menyenangkan dan

tidak menyenangkan. Nilai kosmos dan chaos. Setiap seniman memiliki tata

nilai idealnya sendiri. Berdasarkan tata nilai personalnya itu, seniman

mengadakan penilaian terhadap stimulusnya. Proses penilaiannya inilah

yang terjadi dalam diri (batin) seniman. Inilah proses kreatifnya. Inilah

proses perenungannya terhadap obyeknya (stimulus). Kalau ini sudah

terbentuk, maka ia mengungkapkan, mengekspresikannya, dalam bentuk

yang dia pilih. Seorang penyair mengekspresikannya dalam bentuk bahasa.

Setelah penulis mengambil beberapa puisi Emha Ainun Nadjib di

buku Sebuah Trilogi yang menurut penulis mengandung makna dan pesan-

pesan dakwah Islam dengan membuat penafsiran melalui dua pembacaan

atau langkah yaitu heuristik dan hermeneutik di atas, penulis akan

menjabarkan materi-materi yang ada dalam buku Sebuah Trilogi tersebut.

Disini penulis merujuk pada sumber hukum Islam yaitu Al Qur’an dalam

Page 32: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

98

pembagian-pembagiannya. Dalam mendiskripsikan pesan dakwah tersebut,

penulis bagi dalam tiga aspek yaitu materi akidah, syari’ah dan akhlak.

Berikut materi-materi dakwah yang terkandung dalam buku Sebuah Trilogi:

4.2.1. Materi Akidah

Yaitu sesuatu yang bersifat batiniah yang mencakup masalah-

masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman. Pesan akidah

disini memperoleh tempat yang lebih, sebab Emha dalam melihat

persoalan yang terjadi di masyarakat tidak pernah melepaskan diri

dari faktor teologi. Pesan-pesan yang termasuk dalam kategori ini

antara lain:

1. Ajaran untuk percaya bahwa Tuhan bersifat Esa

Pesan ini tersirat dalam puisi “Rating Tuhan”. Dalam puisi

tersebut, Emha menggambarkan tentang sosok Tuhan yang tidak

mempunyai rating dalam arti Tuhan tidak dapat disamakan atau

dinilai dengan hal-hal atau sesuatu yang lain.

Tentunya Tuhan tidak tergabung Dalam organisasi apapun Ia bukan anggota partai, orpol, Ormas, komplotan atau golongan apapun

Bait puisi diatas, Emha bercerita bahwa sosok Tuhan tidak

bisa disamakan dengan yang lain. Tuhan tidak bisa diibaratkan

dengan sosok seorang pemimpin organisasi tertentu, tidak ada

dalam suatu perkumpulan parpol, ormas dan lain sebagainya.

Page 33: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

99

Karena tuhan tidak marketable Tidak dapat di rating Dan menarik hati biro iklan

Bait puisi tersebut menyampaikan bahwa Tuhan tidak

mempunyai rating, Tuhan hanya ada satu (Esa) dan hanya nomor

satu atau harus diutamakan.

Pesan dakwah yang terdapat pada puisi tersebut adalah sang

penyair ingin mengingatkan pada pembaca bahwa Tuhan itu hanya

ada satu, dan tidak dapat disejajarkan dengan hal-hal yang lain.

Karena hanya Tuhan yang dapat menciptakan semua yang ada

dibumi dan hanya Allah Yang Maha Esa dalam ketuhanannya,

sifatNya maupun af’al (pekerjaan) Nya. Dalam Al Qur’an Allah

berfirman:

وإلهكم إله واحد لا إله إلا هو الرحمن الرحيم

Artinya: “ Dan Tuhan-mu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang patut disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.(Al Baqarah: 163)

2. Ajaran tentang larangan ingkar kepada Allah (menyekutukan

Allah)

Ajaran tersebut terdapat dalam puisi “Tuhan Di Indonesia”

menggambarkan masyarakat yang menyekutukan Allah. Tuhan

yang mereka sembah adalah Tuhan yang bisa mendatangkan

kebahagiaan yakni materi, karena hanya dengan materi manusia

Page 34: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

100

bisa mendapat dan melakukan apa saja. Tuhan yang mereka

sembah dapat diwujudkan dalam bentuk apa saja.

Kok Tuhannya orang Indonesia bermacam-macam Masing-masing dibikinkan rumah sendiri Ada yang dicantolkan di kayu Di sobekan rembulan Di patung-patung indah Atau mengurungnya di dalam mutiara dan akik

Dari penggalan puisi tersebut diceritakan bahwa masyarakat

yang sudah terpuruk dalam kesesatan sehingga Tuhan (yang

sebenarnya) ditinggalkan. Tuhan yang seharusnya diutamakan oleh

masyarakat, malah diabaikan. yang mereka sembah adalah Tuhan

dalam berbagai bentuk, bukan Tuhan (Allah). Dengan mereka

membuat Tuhan dalam berbagai bentuk tersebut, mereka harap

dapat mendatangkan kebahagiaan di dunia.

Pesan dakwah yang dapat diambil dari puisi diatas ialah

Emha ingin menyampaikan perilaku masyarakat Indonesia yang

sudah ingkar kepada Allah dengan menyembah hal-hal yang sesat.

Mereka percaya pada sesuatu yang dipercaya dapat mendatangkan

materi. Padahal siapa lagi yang dapat membahagiakan kita di dunia

dan di akherat selain kita beribadah kepada Allah dan hanya

menyembahNya semata, sebagaimana firman Allah dalam surat

Lukman ayat 13 sebagai berikut:

يابني لا تشرك بالله إن الشرك لظلم عظيم

Page 35: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

101

Artinya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.

3. Ajaran bahwa semua makhluk pasti akan mati

Ajaran ini terdapat dalam puisi yang berjudul “Maut”. Pada

bait yang berbunyi:

Akhirnya kita sampai disini Diamanat Illahi Robbi Orang-orang tak lagi bisa menanti Gelap zaman harus segera berganti pagi

Pada penggalan puisi di atas menegaskan pada kita bahwa

kita sebagai makhluk ciptaan Allah pasti pada suatu saat nanti

akan sampai pada suatu zaman atau tempat yang sebenarnya.

Zaman kelahiran baru yang merupakan takdir dari Allah yang

harus kita percayai. Dengan gaya bahasa yang mempunyai gaya

imajinasi yang tinggi Emha mengungkapkan bahwa semua yang

ada di bumi merupakan titipan Allah saja. Rumah, harta benda,

istri, anak, cucu dan sebagainya merupakan titipan Allah yang

harus dijaga manusia dan pada saatnya nanti akan kembali

padaNya semua.

Nilai dakwah yang dapat dipetik dari puisi ini ialah

kenyataan kalau kita harus percaya pada takdir Allah bahwa

semua makhluk Allah di penjuru dunia pasti akan kembali kepada

sang pencipta. Ketika takdir atau maut itu datang manusia tidak

bisa dan tidak ada yang sanggup melawan dan mencegahnya

Page 36: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

102

karena manusia tidak berdaya untuk melawan kekuatan dan

keagungan Allah. Allah berfirman surat Al Waqi’ah ayat 60:

حن بمسبوقيننحن قدرنابينكم الموت ومان

Artinya: “Kami telah menentukan kematian diantara kamu dan kami sekali-kali, tidak dapat dikalahkan”.

4. Ajaran tentang keagungan dan kebesaran Allah

Tersirat dalam puisi “Tarian Rembulan”, dalam puisi

tersebut Emha menggambarkan sebuah benda ciptaan Allah yang

berbentuk bulat dan bernama rembulan. Sebuah benda yang luar

biasa indahnya dan memancarkan cahaya yang menerangi bumi

pada malam hari. Digambarkan di puisi itu bahwa rembulan

bekerja atau beraktivitas setiap malam untuk selalu mengelilingi

tujuh lapis langit. Rembulan yang sangat rajin seperti

digambarkan pada puisi ini yang muncul dengan cahayanya untuk

memberikan sinarnya di bumi.

Tarian rembulan Tarian tujuh lapis langit Rembulan bekerja sangat keras Rembulan, benda beku kering itu bekerja sangat keras

Pada bait puisi itu Emha mengibaratkan gerakan rembulan

mengelilingi bumi ini sebagai sebuah tarian yang indah.

Rembulan yang hanya berbentuk bulat namun selalu sanggup

untuk berputar dengan giat tanpa mempunyai rasa malas. Emha

mengisahkan rembulan yang tidak pernah punya rasa capek dan

Page 37: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

103

lelah karena semua itu karena kehendak Allah. Allah yang telah

menciptakan sebuah benda yang luar biasa indahnya dengan

segala tata aturan yang telah disusun dengan rapi.

Selain keindahan yang terpancar dari rembulan, Emha juga

mencoba untuk mengingatkan bahwa apa ada yang lebih hebat

dari kebesaran Allah yang telah dapat menciptakan suatu benda

yang dapat mengelilingi tujuh lapis langit. Dan apakah ada orang

atau manusia yang sanggup untuk melakukan hal seperti apa yang

dilakukan oleh rembulan.

Menangkah kau atas rembulan Lebih canggihkah tarianmu Dibanding tarian rembulan? Rembulan menarikan Tujuh lapis gerakan sekaligus Berapa lapis yang sanggup kau capai Emha berusaha untuk memberi pesan pada pembaca bahwa

apa yang dilakukan rembulan tidak akan pernah bisa dilakukan

oleh manusia karena semua itu merupakan kehendak dari Allah.

Allah yang telah menciptakan rembulan untuk rajin dan tepat

waktu dalam aktivitasnya. Sehingga Allah tidak memperkenankan

rembulan untuk mempunyai sifat malas dan terlambat sedetikpun

untuk menari atau berputar mengelilingi bumi.

Pesan dakwah yang dapat diambil ialah ajaran untuk

merenungkan betapa hebatnya Allah. Allah Yang Maha Besar dan

Maha Agung dalam menciptakan benda yang luar biasa indahnya

Page 38: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

104

dengan segala komponen dan tata aturan yang telah ditetapkan.

Dalam Al Qur’an surat Yunus ayat 5 dijelaskan:

هو الذي جعل الشمس ضياء والقمر نورا وقدره منازل لتعلموا

ساب ما خلق الله ذلك إلا بالحق يفصل الآيات عدد السنين والح

لقوم يعلمون

Artinya: “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui”.

4.2.2. Materi Syari’ah

Yaitu masalah yang erat hubungannya dengan amal lahir

(nyata) dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah

guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan

mengatur pergaulan hidup antar sesama manusia. Pesan-pesan

dakwah tentang syari’ah antara lain:

1. Ajaran tentang larangan untuk memfitnah

Terdapat dalam puisi “Alangkah Memprihatinkan”,

dalam puisi tersebut Emha menuliskan:

Alangkah memprihatinkan Bangsa yang hanya diajari untuk memfitnah Padahal fitnah tersebut Justru akan mengubur diri sendiri

Page 39: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

105

Puisi tersebut mengajarkan pada kita bahwa sangat

memprihatinkan orang-orang yang mempunyai sifat suka

memfitnah karena sifat fitnah adalah suatu sifat yang dilarang

dalam Islam. Sebagai seorang muslim kita harus menjauhi sifat

tersebut karena sifat fitnah tersebut akan dapat menjerumuskan

diri manusia sendiri pada kesesatan. Dalam Al Qur’an surat Al

Anfal ayat 39 yaitu:

وقاتلوهم حتى التكون فتنة ويكون الد ين آله لله

Artinya: “ Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah”

Pada ayat lain juga disebutkan:

والفتنة أشد من القتل

Artinya: “Dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan” (Al Baqarah: 191)

2. Ajaran tentang taubat

Ajaran tersebut terdapat dalam puisi “Doa Mencabut

Kutukan”. Dalam puisi tersebut Emha menggambarkan sosok

seorang yang merasa berdosa karena pada zaman dulu ia telah

berbuat dosa dengan memohon untuk diberikan kutukan oleh

Allah. Sejalan dengan pergantian waktu, orang tersebut sadar

bahwa apa yang ia minta dulu yakni minta kutukan merupakan

perbuatan dosa. Doa tersebut yang seharusnya ditujukan untuk

tujuan baik tidak ia lakukan tetapi sebaliknya, dia meminta hal

Page 40: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

106

yang tidak sewajarnya yaitu minta kutukan, mati, dihinakan dan

sebagainya. Setelah dia sadar akan kekeliruan yang telah ia

lakukan, orang tersebut berharap Tuhan masih memberikan

kesempatan kepadanya untuk memperbaiki kesalahan masa lalu

dengan dia berdoa

Wahai paduka pengasuh Ampunilah kesombongan hamba Mafhumilah kekerdilan hamba Bait puisi di atas memberikan pesan kepada kita bahwa

pada saat manusia berbuat dosa dan melakukan kesalahan maka

atas kesadarannya sendiri hendaklah dia meminta ampun dan

bertaubat tidak melakukannya lagi pada Allah. Hal ini sesuai

firman Allah surat Huud ayat 3 yakni:

وأن استغفروا ربكم ثم توبوا إليه

Artinya: “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhan-Mu dan bertobat kepadaNya”.

4.2.3. Materi Akhlak

Yaitu pelengkap keimanan dan keislaman seseorang yang

tercermin dalam tingkah laku sehari-hari. Banyak sekali pesan

dakwah tentang masalah ini, antara lain:

1. Ajaran untuk saling memaafkan

Terdapat pada puisi “2001” yang berbicara tentang

kondisi masyarakat Indonesia yang kebanyakan masyarakatnya

mempunyai akhlak yang tidak baik. Banyak orang-orang saling

Page 41: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

107

bertabrakan, saling mendamprat dan saling bergerak tak tahu

arah, semua itu dilakukan oleh masyarakat Indonesia semata-

mata untuk mencapai kekuasaan dan kebahagiaan di dunia.

Dalam puisi tersebut selayaknya kita saling meraba dengan

saling memaafkan

Dalam kondisi seperti itu Sebenarnya masih dapat kita saling meraba Dengan cara merendahkan hati Dan memaafkan sebanyak-banyaknya

Nilai dakwah yang dapat diambil dari penggalan puisi

diatas ialah bahwa Allah menyuruh kita untuk bisa merendahkan

hati dengan cara saling memaafkan satu sama lain pada saat

kondisi kehidupan di bumi ini sedang tidak menentu, tidak

nyaman dan tidak tentram. Kondisi negara Indonesia yang

sedang dilanda berbagai permasalahan politik, sosial dan

sebagainya, hendaklah tidak kita bebani lagi dengan

pertengkaran, permusuhan, kekerasan dan lain-lain. Firman Allah

dalam surat Ali Imran ayat 134:

ولكاظمين الغيظ والعافين عن الناس

Artinya: “Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.

Page 42: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

108

2. Ajaran untuk saling mempunyai sikap kasih sayang

Terdapat dalam puisi “Agama Kemesraan”. Dalam puisi

tersebut Emha menggambarkan sikap kita kepada orang lain

walaupun orang tersebut berasal dari kubu yang berbeda, agama

yang berbeda, politik yang berbeda akan tetapi kita sesama

makhluk Allah diajarkan untuk bersikap saling memberikan

kasih sayang

Hidup memang sangat ruwet Tetapi mungkin juga bersahaja Kumohon, kita saling memberikan kasih sayang

Dari bait puisi diatas dapat dipetik suatu nilai dakwah

yaitu hendaklah kita saling menebarkan kasih sayang kepada

sesama manusia, walaupun kita tidak satu golongan, walaupun

kita tidak berasal dari suku dan kubu yang sama tetapi hendaklah

kita saling bergandengan tangan dan tanpa ada permusuhan satu

sama lain. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Asy Syura

ayat 23 yaitu:

لا أسألكم عليه أجرا إلا المودة في القربى

Artinya: “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”.

3. Ajaran untuk menjaga persaudaraan

Tersirat dalam puisi “Upacara Cinta”. Yaitu pada bait

yang berbunyi:

Siapapun engkau -orang besar atau orang kecil Orang jujur atau orang curang

Page 43: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

109

Orang cinta atau orang kebenaran Tetaplah saudaraku Bagaimanapun caramu memperoleh kekayaan Dengan kewajaran atau dengan persekongkolan Dengan kesantunan atau dengan kekejaman Tetaplah saudaraku

Dari barisan puisi diatas, Emha memberikan pesan pada

kita untuk selalu menjaga tali persaudaraan. Tidak memandang

dari mana orang itu berasal, entah orang itu jelek atau tampan,

orang yang berhati baik atau tidak hendaklah kita menganggap

dan mengakui bahwa mereka adalah saudara kita juga. Semua

orang dimuka bumi ini, seagama atau tidak mereka adalah

makhluk ciptaan Allah yang merupakan saudara kita juga.

Apalagi kita sebagai kaum muslim, hendaknya mau saling

menjalin tali silaturahmi antar sesama. Sebagaimana Allah

mengajarkan pada kita dalam surat Al Hujurat ayat 10 yaitu:

إنما المؤمنون إخوة فأصلحوا بين أخويكم واتقوا الله لعلكم

ترحمونArtinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah

bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”.

4. Ajaran untuk menghormati orang tua (ibu)

Terdapat dalam puisi “Jimat Ibunda”. Di dalam puisi

tersebut Emha menuliskan bahwa seorang ibu adalah sosok yang

harus kita hormati lebih dari apapun karena dari seorang ibulah

kita ada di dunia ini. pada puisi itu diungkapkan bahwa ilmu

Page 44: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

110

tertinggi ialah menundukkan muka padanya dan

membungkukkan badan serta meraih punggung tangannya sambil

kau cium dalam-dalam kasih sayangnya.

Tuhan menitipkan ditelapak kakinya Jimat bagi rizki dan kebahagiaanmu

Dari penggalan puisi diatas dapat diambil pesan dakwah

yang disampaikan oleh Emha yaitu Allah telah menggariskan

keberadaan ibu untuk kita jaga dan hormati sepanjang hidup kita,

karena ibu yang telah susah payah mengandung kita selama

sembilan bulan dan melahirkan kita dengan susah payah pula.

Serta dari telapak kakinyalah terdapat rizki dan kebahagiaan kita.

Sebagaimana pepatah yang selama ini banyak kita ketahui bahwa

“Surga di telapak kaki ibu”. Pepatah itulah yang harus kita semua

ingat bahwa sumber kebahagiaan kita hanya terletak pada sikap

kita terhadap sosok ibu. Firman Allah dalam surat Al Ahqof ayat

15:

ووصينااال نسان بوالد يه إحساناحملته امه آرهاووضعته آرها

Artinya: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula)”

5. Ajaran untuk menghormati dan menjaga tanah air

Tersirat dalam puisi “Ibunda Tanah Air”. Dalam puisi

tersebut menceritakan tanah air Indonesia yang diibaratkan oleh

Emha sebagai sosok ibunda. Ibunda tanah air disini ialah negara

Page 45: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

111

yang telah memberikan kebahagiaan hidup kepada kita selama

ini

Tanah air adalah ibunda alammu Lepaskan alas kaki keangkuhanmu Agar setiap pori-pori kulitmu Menghirup zat kimia kasih sayangnya

Bait puisi tersebut menyuruh kita untuk menganggap

tanah air Indonesia sebagai sosok ibunda yang harus kita hormati

dan hargai.

Rakyat negerimu adalah ibunda sejarahmu Demi nasibmu sendiri Jangan pernah injak kepala mereka

Pesan dakwah yang dapat kita petik adalah Kita sebagai

seorang yang hidup di sebuah negara hendaknya dapat menjaga

dan menghormati selayaknya kita menghormati ibu kandung

yang telah melahirkan kita. Kita hendaklah ingat bahwa negara

yang kita tempati sekarang ini merupakan negeri yang telah

banyak memberi kita kekuatan hidup, kesejahteraan dan

kebahagiaan maka dari itu rasa hormat dan menjaga kelestarian,

kebersihan, keamanan dan ketentraman selayaknya kita tujukan

kepada tanah air ini. Firman Allah dalam surat Al Qashash ayat

83 yakni:

تلك الدار الآخرة نجعلها للذين لا يريدون علوا في الأرض

Artinya: “Negeri akherat itu kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi”.

Page 46: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

112

Negeri akherat pada ayat tersebut ditujukan untuk manusia

yang berbuat baik di muka bumi termasuk diantaranya menjaga

dan mencintai negeri sendiri.

4.3. Relevansi Puisi-Puisi Emha Ainun Nadjib Dengan Kondisi Saat Ini

Sastra atau kesusastraan banyak diartikan sebagai hasil kerja

kreatif dan pergumulan reflektif seseorang dengan realitas kesehariannya

yang diwujudkan lewat medium bahasa. Lewat bahasa, sastrawan

mengekspresikan ziarah atau penjelajahannya atas seluruh realitas. Dalam

wilayah ini terjadi proses dialektis antara pandangan-dunia seorang

sastrawan dengan realitas sosial yang menjadi lingkungannya. Dengan

ungkapan lain, sebuah karya (mestinya) munc+ul sebagai akibat

ketegangan atau tarik-menarik antara dunia ideal seorang sastrawan

dengan kondisi objektif di lingkungannya. Sehingga, tidak mustahil lewat

karya sastra bisa muncul ide-ide tentang pembangunan atau perubahan

masyarakat. Hal ini sangat mungkin terjadi karena sastra berkemampuan

menjelaskan gagasan abstrak sekalipun secara lebih komunikatif, segar,

dan hidup.

Tentang peran masyarakat. Sesungguhnya masyarakat yang

merupakan society dan bukan sekadar community, memiliki peran sejajar

dengan sastrawan sendiri sebab masyarakat dengan segala fenomenanya

adalah sumber inspirasi bagi sastrawan. (www.pikiran-rakyat.com)

Page 47: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

113

Karya sastra menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia

dalam interaksinya dengan diri sendiri, lingkungan, dan juga Tuhan. Karya

sastra berisi penghayatan sastrawan terhadap lingkungannya. Karya sastra

bukan hasil kerja lamunan belaka, melainkan juga penghayatan sastrawan

terhadap kehidupan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan

tanggungjawab sebagai sebuah karya seni

Karya sastra memiliki peran yang penting dalam masyarakat

karena karya sastra merupakan ekspresi sastrawan berdasarkan

pengamatannya terhadap kondisi masyarakat sehingga karya sastra itu

menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang kehidupan. Membaca

karya sastra merupakan masukan bagi seseorang untuk melakukan atau

tidak melakukan sesuatu. (http://cybersastra.net)

Berbicara tentang karya sastra tanpa melihat hubungan dengan

situasi masyarakat yakni sosial, politik dan wacana pada zaman tersebut

tidaklah memadai. Sastra lahir tidak dari kekosongan budaya, demikian

pula karya-karya puisi Emha Ainun Nadjib yang terhimpun dalam buku

Sebuah Trilogi Doa Mencabut Kutukan Tarian Rembulan, Kenduri Cinta

tentu saja tidak lahir dari kekosongan budaya setempat, ia lahir dari

kondisi dan situasi yang ada.

Penciptaan puisi-puisi Emha Ainun Nadjib dalam bukunya tersebut

memuat beberapa segi kehidupan yang diantaranya tentang masalah

politik, penyimpangan-penyimpangan tingkah laku masyarakat, kerusakan

Page 48: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

114

akhlak masyarakat dan beberapa puisi yang bertemakan keagamaan. Emha

Ainun Nadjib yang lahir dari keluarga agamis membuat ia melahirkan

banyak puisi yang bermuatan Islam. Beberapa puisi yang penulis ambil

disini dapat dikatakan mempunyai kaitan erat dengan kondisi sosial

keagamaan masyarakat saat ini.

Pada puisi Doa Mencabut Kutukan yang Emha tulis bercerita

tentang kondisi manusia yang berharap bahwa doa yang pernah dia mohon

sebelumnya dapat segera dicabut oleh Tuhan. Puisi ini merupakan

kelanjutan dari puisi Doa Mohon Kutukan yang Emha tulis pada tahun

1994. Bercerita tentang manusia yang memohon pada Tuhan untuk

dihadirkan kutukan yang disebabkan oleh keadaan masyarakat (Indonesia)

yang sudah tidak bisa dikendalikan lagi, kepercayaan dan keyakinan pada

tuhan seolah-olah sirna dari diri dan hati mereka. Mereka hanya perduli

dengan kehidupan dunia dan hanya mengejar-ngejar kedudukan dan posisi

keduniaan semata. Akan tetapi seiring dengan perjalanan waktu Emha

kembali menulis puisi yang dianggap mampu merubah segalanya yaitu

puisi Doa Mencabut Kutukan yang memohon pada Tuhan agar segala doa

tentang kutukan yang pernah ditulis sebelumnya segera dicabut dan

masalah apa yang terjadi pada masyarakat Indonesia tidak akan terjadi

lagi.

Akan tetapi tidak demikian halnya dengan apa yang diharapkan,

kondisi masyarakat semakin terperosok dan parah. Masyarakat semakin

sibuk dengan aktivitas dan kehidupan dunia semata. Bahkan banyak

Page 49: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

115

bencana yang terjadi di Indonesia (Tsunami, gempa bumi, tanah longsor,

dan lain-lain) merupakan suatu peringatan dari Allah pada manusia agar

mau berserah diri hanya padaNya. Tapi apa yang terjadi sangat tidak

diharapkan, masih banyak kebobrokan akhlak yang manusia lakukan di

dunia. Ibadah yang merupakan satu-satunya yang wajib dilakukan manusia

banyak yang meninggalkannya walaupun teguran dari Allah telah datang

menimpa. Masyarakat mudah terjebak dalam kesesatan. Ini sesuai dengan

masyarakat Indonesia sekarang yang mudah sekali terpengaruh dengan

rayuan-rayuan setan yang hanya akan menyesatkannya.

Kemudian pada puisi “Tuhan Di Indonesia” juga berbicara tentang

keadaan masyarakat Indonesia yang sudah demikian rusak. Masyarakat

yang menganggap bahwa yang dinamakan Tuhan ialah bukan Tuhan yang

sebenarnya. Tuhan menurut mereka adalah apa-apa yang dapat mereka

raih di dunia dan akan dapat membahagiakannya. Mereka menganggap

materialistis hanya satu-satunya hal yang bisa membuat mereka bahagia.

Materi adalah hal yang sangat penting dan menjadi nomor satu, sedangkan

yang seharusnya mereka yakini sebagai yang utama ialah Tuhan (Allah)

tidak menjadi yang utama dan mungkin bagi mereka tidak terlalu penting.

Emha menulis puisi ini tidak semata-mata hanya mengarang-ngarang saja,

tetapi sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia sekarang yang sudah

diperbudak oleh materi dan menganggapnya sebagai Tuhan yang harus

dinomorsatuakan.

Page 50: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

116

Disamping puisi tersebut, terdapat pula pada puisi ”Aku Kagum 1”

dan “Aku Kagum 3” yang menggambarkan masyarakat yang sudah tidak

merasa takut pada Tuhan. Mereka menganggap bahwa hal yang patut

disembah dan dipuja bukan Tuhan melainkan hal lain karena bagi mereka

Tuhan adalah nomor kesekian kalinya. Pada zaman sekarang masyarakat

hanya berlomba-lomba untuk mencari kekayaan dengan berbagai cara.

Bisa kita lihat contoh peristiwa yang banyak tejadi di Indonesia yakni

masalah perjudian yang semakin hari semakin bertambah banyak sampai

kepelosok-pelosok tanah air. Keberadaannya sulit sekali diberantas karena

pihak yang berwajib ikut pula terjerumus didalamnya. Jarang sekali

mereka setelah melakukan perbuatan tersebut meminta ampun pada

Tuhan, karena mereka menganggap bahwa hal yang utama bukan Tuhan

melainkan dunia semata. Berkaitan dengan kondisi masyarakat Indonesia

sekarang yang sudah banyak melalaikan hal yang paling utama yaitu

beribadah pada Tuhan.

Selain itu ada puisi yang berbicara tentang masyarakat Indonesia

yang mana masyarakatnya sudah sulit lagi menjaga perdamaian yaitu pada

puisi “2001” dan “Agama Kemesraan”. Puisi-puisi tersebut merupakan

pesan untuk bertingkah laku atau berbuat perdamaian di muka bumi

karena Emha menulis puisi-puisi ini dalam melihat kondisi masyarakat

Indonesia yang banyak terjadi kekacauan dan kekerasan yang disebabkan

oleh perbuatan masyarakat yang lebih mengutamakan egonya sendiri-

sendiri. Sebagai contoh kasus GAM dan RI yang dari situ banyak terjadi

Page 51: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

117

kekerasan, kekacauan, keresahan di hati warga Aceh bahkan juga banyak

korban yang berjatuhan. GAM berusaha untuk menguasai wilayah Aceh,

ingin merebut dan mmisahkan diri dari wilayah Republik Indonesia hingga

semua cara ditempuh oleh GAM untuk mendapat semua itu. Merusak,

membunuh, menyandra atau apapun dilakukan GAM demi sebuah

kekuasaan. Padahal upaya-upaya perdamaian dari berbagai pihak telah

dilakukan selama beberapa tahun namun baru tahun 2005 ini terjadi

kesepakatan damai diantara kedua belah pihak.

Selain kasus tersebut, masih ada kasus-kasus di daerah-daerah

kecil yang banyak terjadi keributan antar masyarakatnya bahkan tidak

sedikit antara masyarakat dengan aparat keamanan. Dan kebanyakan dari

keributan-keributan itu disebabkan oleh masalah-masalah kekuasaan dan

egoisme semata.

Maka dari kasus-kasus seperti itulah Emha banyak menulis puisi-

puisi tentang kasih sayang antar sesama, perdamaian dan persaudaraan.

Karena Emha melihat di Indonesia ini masyarakatnya sudah banyak

diliputi oleh perassan dan suasana dendam, ingin menang sendiri dan

kekerasan yang akibatnya hanya kekacauan, keributan dan kekerasan yang

banyak terjadi.

Pesan-pesan yang ditulis Emha Ainun Nadjib diharapkan dapat

memberikan suasana baru sehingga pembaca tidak merasa jenuh dan

bosan dalam menerima pesan-pesan dakwah. Dengan demikian sebuah

Page 52: BAB IV ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1... · ANALISA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

118

karya sastra (puisi) telah memberikan sumbangan yang besar dalam proses

dakwah.

Menurut Sapardi Djoko Damono, melihat perkembangan yang

seperti itu, maka berarti karya sastra semakin dibutuhkan oleh masyarakat

sebagai bahan bacaan. Namun demikian, katanya, masih banyak anggapan

miring terhadap sastra di kalangan masyarakat.

Sastra bisa berfungsi sebagai sarana dakwah, propaganda, hiburan,

permainan, pelipur lara dan lainnya. Dalam fungsinya sebagai apapun,

sastra telah memberikan pengalaman baru dan segar bagi pembacanya.

(Damono dalam www.mediaindo.co.id)

Dengan demikian bukan berarti karya sastra tidak berfungsi sama

sekali dalam kehidupan ini. Tidak berarti bahwa karya sastra tidak pernah

disentuh oleh masyarakat. Masih ada sekelompok masyarakat yang perduli

dengan karya-karya sastra walaupun jumlahnya tidak banyak. Dan dari

situ peran sastra dapat dirasakan penting oleh penikmat sastra tersebut

termasuk karya Emha Ainun Nadjib yang telah memberikan pesan-pesan

dakwah dalam bentuk puisi.