31
BAB IV. DATA DAN ANALISA 4.1PENGGOLONGAN KOMODITAS TAMBANG Berdasarkan UU 4/2009, pertambangan mineral dan/atau batubara dikelola berdasarkan: a. Manfaat, keadilan, dan keseimbangan; b. Keberpihakan kepada kepentingan bangsa; c. Partisipatif, transparansi, dan akuntabilitas; d. Berkelanjutan dan berwawasan lingkungan Dalam rangka mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan, tujuan pengelolaan mineral dan batubara adalah: a. Menjamin efektivitas pelaksanaan pengendalian usaha pertambangan secara berdaya guna, berhasil guna, dan berdaya saing; b. Menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup; Laporan Kerja Praktek IV-1

BAB IV Data Dan Analisa Data

Embed Size (px)

DESCRIPTION

knoj

Citation preview

Page 1: BAB IV Data Dan Analisa Data

BAB IV. DATA DAN ANALISA

4.1 PENGGOLONGAN KOMODITAS TAMBANG

Berdasarkan UU 4/2009, pertambangan mineral dan/atau batubara dikelola

berdasarkan:

a. Manfaat, keadilan, dan keseimbangan;

b. Keberpihakan kepada kepentingan bangsa;

c. Partisipatif, transparansi, dan akuntabilitas;

d. Berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

Dalam rangka mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan, tujuan

pengelolaan mineral dan batubara adalah:

a. Menjamin efektivitas pelaksanaan pengendalian usaha pertambangan

secara berdaya guna, berhasil guna, dan berdaya saing;

b. Menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara secara

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup;

c. Menjamin tersedianya mineral dan batubawa sebagai bahan baku dan/atau

sebagai sumber energi untuk kebutuhan dalam negeri;

d. Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional agar lebih

mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional;

e. Meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah, dan negara, serta

menciptakan lapangan kerja untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat; dan

Laporan Kerja Praktek IV-1

Page 2: BAB IV Data Dan Analisa Data

f. Menjamin kepastian hukum dalam penyelenggaraan kegiatan usaha

pertambangan mineral dan batubara.

Berdasarkan UU 4/2009 pasal 34 ayat 1 dan 2, usaha pertambangan

dikelompokkan atas pertambangan mineral dan pertambangan batubara.

Pertambangan mineral digolongkan atas:

a. Pertambangan mineral dan radioaktif;

b. Pertambangan mineral logam;

c. Pertambangan mineral bukan logam; dan

d. Pertambangan batuan

Berdasarkan PP 23/2010 pasal 2 ayat 2, pertambangan mineral dan batubara

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan menjadi 5 (lima) golongan

komoditas tambang, yaitu:

a. Mineral radioaktif, meliputi: radium, thorium, uranium, monasit, dan

bahan radioaktif lainnya;

b. Mineral logam, meliputi: litium, berilium, magnesium, kalium, kalsium,

emas, tambaga, perak, timbal, seng, timah, nikel, mangaan, platina,

bismuth, molibdenum, bauksit, air raksa, wolfram, titanium, barit,

vanadium, kromit, antimoni, kobalt, tentalum, cadmium, galium, indium,

yitrium, magnetit, besi, galena, ytterbium, dysprosium, thorium, cesium,

lanthanum, niobium, neodymium, osmium, ruthenium, iridium, selenium,

telluride, stronium, germanium, dan zenotin;

c. Mineral bukan logam, meliputi: intan, korondum, grafit, arsen, pasir

kuarsa, fluorspar, kriolit, yodium, brom, klor, belerang, fosfat, halit, asbes,

talk, mika, magnesit, yarosit, oker, fluorit, ball clay, fire clay, zeolit,

kaolin, feldsfar, bentonit, gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit,

zircon, wolastonit, tawas, batu kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu

gamping untuk semen;

Laporan Kerja Praktek IV-2

Page 3: BAB IV Data Dan Analisa Data

d. Batuan, meliputi: pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah

diatomea, tanah serap (fullers earth), slate, granit, granidiorit, andesit,

gabro, peridotit, basal, trakhit, leusit, tanah liat, tanah urug, batu apung,

kayu terkersikan, gamet, giok, agat, diorit, topas, batugunung, quarry

besar, kerikil galian dari bukit, kerikil sungai, batu kali, kerikil sungai

ayak tanpa pasir, pasir urug, pasir pasang, kerikil berpasir alami (sirtu),

bahan timbunan pilihan (tanah), urukan tanah setempat, tanah merah

(laterit), batu gamping, onik, pasir laut, dan pasir yang tidak mengandung

unsur mineral logam atau unsur mineral bukan logam dalam jumlah yang

berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan; dan

e. Batubara, meliputi: bitumen padat, batuan aspal, batubara dan gambut.

4.2 IZIN PENGUSAHAAN KOMODITAS TAMBANG

Berdasarkan UU 4/2009 pasal 35, usaha pertambangan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 34 dilaksanakan dalam bentuk (a) Izin Usaha Pertambangan (IUP);

(b) Izin Pertambanagan Rakyat (IPR); dan (3) Izin Usaha Pertambangan Khusus

(IUPK). IUP terdiri atas 2 (dua) tahap, yaitu:

a. IUP Eksplorasi, meliputi: kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan

studi kelayakan;

b. IUP Operasi Produksi, meliputi: kegiatan konstruksi, penambangan,

pengolahan dan pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan.

Pemegang IUP Eksplorasi dan pemegang IUP Operasi Produksi dapat melakukan

sebagian atau seluruh kegiatan.

Berdasarkan UU 4/2009 pasal 37, IUP diberikan oleh:

a. Bupati/walikota, apabila Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)

berada di dalam satu wilayah kabupaten/kota;

Laporan Kerja Praktek IV-3

Page 4: BAB IV Data Dan Analisa Data

b. Gubernur, apabila WIUP berada pada lintas wilayah kabupaten/kota dalam

1 (satu) provinsi setelah mendapatkan rekomendasi dari bupati/walikota

setempat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; dan

c. Menteri, apabila WIUP berada pada lintas wilayah provinsi setelah

mendapat rekomendasi dari gubernur dan bupati/walikota setempat sesuai

dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan.

Berdasarkan UU 4/2009, IUP diberikan kepada (a) Badan usaha; (b) Koperasi;

dan (c) Persorangan. IUPK relatif sama dengan IUP bedanya IUPK diberikan

kepada BUMN/BUMD atau badan usaha swasta yang ebrbadan hukum indonesia.

IUPK diberikan oleh Menteri (tidak diberikan oleh bupati/walikota atau

gubernur). IPR diberikan kepada perseorangan ataupun koperasi dengan luas

wilayah tidak melebihi 5 Ha, dan tidak diberikan untuk komoditas radioaktif. IPR

diberikan oleh bupati/walikota.

4.2.1 Prosedur Permohonan Izin Pengusahaan Komodias Tambang

Berdasarkan UU 4/2009 dan PP 22/2010, proses perizinan pengusahaan

komoditas tambang dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu: penetapan wilayah

pertambangan (WP) WP sebagai bagian dari tata ruang nasional merupakan

landasan bagi penetapan kegiatan pertambangan., penentuan WUP atau WPR,

lelang WIUP dan izin usaha pertambangan. Izin Usaha Pertambangan sendiri

terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi.

Kegiatan pertarnbangan di Indonesia secara nyata telah membuka untuk

mengembangkan wilayah terpencil. Dengan berkembangnya pusat pertumbuhan

baru di beberapa wilayah, telah memberikan manfaat dalarn pembangunan

infrastruktur dasar, peningkatan penerimaan negara, dan penyediaan lapangan

kerja.

Kegiatan usaha pertarnbangan mineral dan batubara diharapkan menjadi

penggerak pembangunan, terutama di kawasan Timur Indonesia. Pengembangan

sektor pertarnbangan mineral dan batubara harus berdasarkan praktek

Laporan Kerja Praktek IV-4

Page 5: BAB IV Data Dan Analisa Data

pertarnbangan yang baik dan benar dengan memperhatikan elemen dasar praktek

pembangunan berkelanjutan, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan

hidup.

Kegiatan pertarnbangan mineral dan batubara merniliki potensi strategis untuk

pemenuhan kebutuhan umat manusia, baik langsung maupun tidak langsung.

Mineral dan Batubara Indonesia, keterdapatannya merniliki sifat yang tidak

terbarukan, tersebar tidak merata, terbentuk jutaan tahun yang lalu,

keberadaannya tidak kasat mata, keterdapatannya alamiah dan tidak bias

dipindahkan. Selain mempunyai peranan penting dalarn memenuhi hajat hidup

orang banyak, pertambangan mineral dan batubara juga dapat menimbulkan

dampak terhadap lingkungan, merniliki resiko dan biaya tinggi dalam eksplorasi

dan operasi produksinya, nilai keekonomiannya dapat berubah dengan berubahnya

waktu dan teknologi, karena itu dalam menetapkan Wilayah Pertambangan harus

mempertirnbangkan keterpaduan, pemanfaatan ruang dalam kerangka Negara

Kesatuan Republik Indonesia, yang berkesinambungan berdasarkan daya dukung

lingkungan.

Pemanfaatan sumber daya mineral dan batubara memiliki kedudukan yang sama

dengan pemanfaatan sumber daya dam lainnya secara berkelanjutan dalam tata

ruang, sehingga harus dikelola secara bijaksana untuk member nilai tambah bagi

perekonomian nasional dan harus dapat dirnanfaatkan secara optimal bagi

peningkatan kesejahteraan rakyat.

Dalam rangka memberikan kesempatan kepada masyarakat yg berada pada sekitar

wilayah pertambangan mineral dan batubara, baik orang perseorangan, kelompok

masyarakat, maupun koperasi untuk mekkukan kegiatan usaha pertarnbangan,

ditetapkan Wilayah Pertambangan Rawat.

Peraturan Pemerintah tentang Wilayah Pertambangan yang mengatur penyelidikan

dan penelitian pertambangan, perencanaan dan penetapan WP, WUP, WIUP,

WPN, WUPK, WIUPK, WPR, data dan informasi, serta system inforrnasi

geografis.

Laporan Kerja Praktek IV-5

Page 6: BAB IV Data Dan Analisa Data

Menurut Pasal 1 ayat 33 UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral

dan Batubara, Wilayah Pencadangan Negara (WPN) adalah bagian dari Wilayah

Pertambangan yang dicadangkan untuk kepentingan strategis nasional, dimana

kawasan strategis nasional (KSN) ialah wilayah yang penataan ruangnya

diprioritaskan. Hal ini karena secara nasional KSN berpengaruh sangat penting

terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial,

budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah di dalamnya yang ditetapkan

sebagai warisan dunia. Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat

Republik Indonesia (DPR), dengan memperhatikan aspirasi daerah, menetapkan

WPN sebagai daerah yang dicadangkan untuk komoditas tertentu dan daerah

konservasi dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan. Di

dalam Pasal 27 ayat (4) UU Minerba diatur bahwa WPN yang ditetapkan untuk

komoditas tertentu atau untuk konservasi dapat diusahakan dengan jenis Ijin

Usaha

Pertambangan Khusus, dengan persetujuan DPR, yang statusnya nanti berubah

menjadi Wilayah Ijin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK). Pasal 28 UU

Minerba mengatur bahwa perubahan status WPN menjadi WIUPK dapat

dilakukan dengan mempertimbangkan:

a.  pemenuhan bahan baku industri dan energi dalam negeri;

b.  sumber devisa negara;

c.  kondisi wilayah didasarkan pada keterbatasan sarana dan prasarana;

d.  berpotensi untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi;

e.  daya dukung lingkungan; dan/atau

f.  penggunaan teknologi tinggi dan modal investasi yang besar.

Kriteria untuk menetapkan WIUPK menurut Pasal 32 UU Minerba adalah sebagai

berikut:

a.  letak geografis;

b.  kaidah konservasi;

c.  daya dukung lindungan lingkungan;

d.  optimalisasi sumber daya mineral dan/atau batubara; dan

Laporan Kerja Praktek IV-6

Page 7: BAB IV Data Dan Analisa Data

e.  tingkat kepadatan penduduk.

 

Tata Cara Pemberian WIUPK, WIUPK diberikan kepada Badan Usaha Milik

Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), atau badan usaha swasta

oleh Menteri. Pasal 51 Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara sebagaimana

diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 (PP Pelaksanaan

Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba) mengatur bahwa Menteri dalam

memberikan WIUPK harus terlebih dahulu menawarkan kepada BUMN atau

BUMD dengan cara prioritas. Dalam hal peminat lebih dari satu, WIUPK

diberikan dengan cara lelang. Pemenang lelang akan dikenai kewajiban membayar

biaya kompensasi data informasi sesuai dengan nilai lelang. Dalam hal tidak ada

BUMN atau BUMD yang berminat, WIUPK ditawarkan kepada badan usaha

swasta yang bergerak dalam bidang pertambangan Mineral atau batubara dengan

cara lelang.

Pasal 56 PP Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba, mengatur

persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta lelang untuk mengikuti lelang.

Peserta lelang harus memenuhi persyaratan administratif, teknis dan finansial.

Persyaratan administratif mencakup antara lain:

1. pengisian formulir yang sudah disiapkan panitia lelang;

2. pencantuman profil badan usaha beserta akta pendirian masing-masing;

dan

3.  nomor pokok wajib pajak.

Persyaratan teknis meliputi:

1. pengalaman badan usaha, koperasi, atau perseorangan di bidang

pertambangan mineral atau batubara paling sedikit 3 tahun, atau bagi

perusahaan baru harus mendapat dukungan dari perusahaan induk, mitra

kerja, atau afiliasinya yang bergerak di bidang pertambangan;

2. dimilikinya paling sedikit 1 orang tenaga ahli dalam bidang pertambangan

dan/atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 tahun; dan

3. rencana kerja dan anggaran biaya untuk kegiatan 1 tahun eksplorasi.

Laporan Kerja Praktek IV-7

Page 8: BAB IV Data Dan Analisa Data

Persyaratan finansial meliputi:

1. laporan keuangan tahun terakhir yang sudah diaudit akuntan publik;

2. penempatan jaminan kesungguhan lelang dalam bentuk uang tunai di bank

pemerintah sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai kompensasi data

informasi atau dari total pengganti investasi untuk lelang WIUPK yang

telah berakhir; dan

3. pernyataan bersedia membayar nilai lelang WIUPK sesuai dengan surat

penawaran lelang dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja,

setelah pengumuman pemenang lelang.

IUP terdiri atas dua tahap:

a. IUP Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan

studi kelayakan;

b. IUP Operasi Produksi meliputi kegiatan konstruksi, penambangan,

pengolahan dan pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian IUP Eksplorasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dan IUP Operasi Produksi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 46 diatur dengan peraturan pemerintah.

WUP mineral radioaktif ditetapkan oleh Pemerintah dan pengusahaannya

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pemegang IUP Eksplorasi mineral logam diberi WIUP dengan luas paling sedikit

5.000 (lima ribu) hektare dan paling banyak 100.000 (seratus ribu) hektare. IUP

Eksplorasi untuk pertambangan mineral logam dapat diberikan dalam jangka

waktu paling lama 8 (delapan) tahun, pemegang IUP Operasi Produksi mineral

logam diberi WIUP dengan luas paling banyak 25.000 (dua puluh lima ribu)

hektare.

Pemegang IUP Eksplorasi mineral bukan logam diberi WIUP dengan luas paling

sedikit 500 (lima ratus) hektare dan paling banyak 25.000 (dua puluh lima ribu)

hektare. IUP Eksplorasi untuk pertambangan mineral bukan logam dapat

Laporan Kerja Praktek IV-8

Page 9: BAB IV Data Dan Analisa Data

diberikan paling lama dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun dan mineral bukan

logam jenis tertentu dapat dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) tahun.

Pemegang IUP Operasi Produksi mineral bukan logam diberi WIUP dengan luas

paling banyak 5.000 (lima ribu) hektare.

Pemegang IUP Eksplorasi batuan diberi WIUP dengan luas paling sedikit 5 (lima)

hektare dan paling banyak 5.000 (lima ribu) hektare. IUP Eksplorasi untuk

pertambangan batuan dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)

tahun. Pemegang IUP Operasi Produksi batuan diberi WIUP dengan luas paling

banyak 1.000 (seribu) hektare.

Pemegang IUP Eksplorasi batubara diberi WIUP dengan luas paling sedikit 5.000

(lima ribu) hektare dan paling banyak 50.000 (lima puluh ribu) hektare. IUP

Eksplorasi untuk pertambangan batubara dapat diberikan dalam jangka waktu

paling lama 7 (tujuh) tahun. Pemegang IUP Operasi Produksi batubara diberi

WIUP dengan luas paling banyak 15.000 (lima belas ribu) hektare.

Kegiatan pertambangan rakyat dilaksanakan dalam suatu WPR. WPR

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ditetapkan oleh bupati/walikota setelah

berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota.

Penetapan WPR didasarkan pada perencanaan dengan melakukan sinkronisasi

data dan informasi melalui sistem informasi WP.

Gambar 4.1. Prosedur perizinan bahan galian

Laporan Kerja Praktek IV-9

Page 10: BAB IV Data Dan Analisa Data

4.2.2 Prosedur Permohonan Izin Usaha Pertambangan di Kab Langkat

Pemerintah kabupaten daerah tingkat II langkat menyediakan unit kantor

pelayanan terpadu untuk melayani semua permintaan masyarakat sesuai keperluan

masyarakat, dimana kantor pelayanan terpadu tersebut berwenang sebagai

pelimpahan tugas dari Bupati Kabupaten Langkat (lihat gambar 4.2). Untuk

mendapatkan izin usaha pertambangan operasi produksi, pemohon cukup

mengajukan surat permohonan setelah mendapat rekomendasi dari pihak

kecamatan, dan masyarakat setempat sebagaimana terlampir dilampiran 2.

Gambar 4.2. Prosedur permohonan IUP di Kab Langkat

Di Kantor pelayanan terpadu, surat permohonan diproses dengan meminta Dinas

Pertambangan dan Dinas Lingkungan Hidup untuk melakukan penilaian dan

kelayakan atas pemberian izin pertambangan yang dimohon. Dinas pertambangan

membuat laporan dan rekomendasi teknis apakah usaha pertambangan dapat

dikerjakan berdasarkan kondisi cadangannya dan Penetapan WP sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dilaksanakan secara transparan, partisipatif, dan

Laporan Kerja Praktek IV-10

Page 11: BAB IV Data Dan Analisa Data

bertanggung jawab secara terpadu dengan memperhatikan pendapat dari instansi

pemerintah terkait, masyarakat, dan dengan mempertimbangkan aspek ekologi,

ekonomi, dan sosial budaya, serta berwawasan lingkungan; dan dengan

memperhatikan aspirasi daerah.

WP sebagai bagian dari tata ruang nasional merupakan landasan bagi penetapan

kegiatan pertambangan. Pihak Dinas Lingkungan Hidup membuat analisis dan

rekomendasi apakah aktivitas pertambangan tersebut tidak menimbulkan dampak

negatif penting. Jika kedua rekomendasi tersbut menyatakan bahwa usaha

pertambangan tersebut layak untuk dilakukan, maka pihak kantor pelayanan

terpadu akan mengusulkan surat izin usaha pertambangan untuk ditanda-tangani

Bupati kepala daerah tingkat II langkat. Setelah ditanda-tangani, maka surat izin

tersebut diberikan kepada pemohon.

Berdasarkan data yang didapat Kabupaten Daerah Tingkat II dilingkungan

Provinsi Sumatera Utara daerah kabupaten langkat dapat diketahui bahwa terdapat

beberapa data izin-izin yang dikeluarkan sebagaimana terlihat pada tabel 4.1.

Laporan Kerja Praktek IV-11

Page 12: BAB IV Data Dan Analisa Data

Tabel 4.1. IUP Kabupaten Daerah Tk-II Langkat, Sumber Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Langkat sampai dengan tahun 2012

NO.NAMA PEMOHON YANG

MEWAKILI PERUSAHAAN

NO. DAN TAHUN SKLUAS

WILAYAH (Ha)

TAHAPAN KEGIATAN

KOMODITAS

MASA BERLAKU IZIN LOKASI IZIN

KETERANGAN

MULAI BERAKHIR

1. Muslim. R 540-16/SK/2008 1 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.

Batuan11-Jun-2008 11-Jun-2013

Desa Perhiasan

Kecamatan SelesaiIUP

2. Iskandar Sitepu 540-20/SK/2008 1,9 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.

Batuan11-Jun-2008 11-Jun-2013

Desa Tanjung Merahe

Kecamatan SelesaiIUP

3. Vivi Iriana 540-22/SK/2008 1,9 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.

Batuan11-Jun-2008 11-Jun-2013

Dusun Pulo

Desa Selayang Baru

Kecamatan Selesai

IUP

4. Abadi Tarigan 540-1426 /IUP/KPT/2010 1,9 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.

Batuan08-Apr-2010 08-Apr-2015

Dusun I Desa Bekulap

Kecamatan SelesaiIUP

5. Abadi Tarigan 540-1427 /IUP/KPT/2010 1,9 Ha Operasi Produksi Pemurnian 08-Apr-2010 08-Apr-2015

Dusun I

Desa Bekulap

Kecamatan Selesai

IUP

6.Roni P. Sihotang

CV. YORIM540–1428 /IUP/KPT/2010 1,9 Ha Operasi Produksi

Galian Gol. Batuan

08-Apr-2010 08-Apr-2015

Dusun Salam Rejo

Desa Perhiasan

Kecamatan Selesai

IUP

7. Roni P. Sihotang

CV. YORIM

540–1429 /IUP/KPT/2010 1,9 Ha Operasi Produksi Pemurnian 08-Apr-2010 08-Apr-2015 Dusun Salam Rejo

Desa Perhiasan

IUP

Laporan Kerja Praktek IV-12

Page 13: BAB IV Data Dan Analisa Data

Kecamatan Selesai

8. Agam Singarimbun540 - 444 / IUP / KPT /

20112 Ha Operasi Produksi

Galian Gol. Batuan

10–Mar-2011 10-Mar-2016

Dusun Bekulap

Desa Perhiasan

Keamatan Selesai

IUP

9. Yapirman Sihotang540 - 452 / IUP / KPT /

20112 Ha Operasi Produksi

Galian Gol. Batuan

11-Mar-2011 11-Mar-2016

Dusun Bekulap

Desa Perhiasan

Keamatan Selesai

IUP

10. Agam Singarimbun540 - 560 / IUP / KPT /

20112 Ha Operasi Produksi Pemurnian 28–Mar-2011 28-Mar-2016

Dusun Bekulap

Desa Perhiasan

Keamatan Selesai

IUP

11. Rudiyanto Pei540 - 980 / IUP / KPT /

20115 Ha Operasi Produksi

Galian Gol. Batuan

30-Mei-2011 30-Mei-2016

Dusun Salam Rejo

Desa Perhiasan

Keamatan Selesai

IUP

12.Tjin Ten Chun

PT. Karsa Prima Permata Nusa540-1799/IUP/KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pemurnian 20-Sep-2011 20-Sep-2016

Dusun Salam Rejo

Desa Perhiasan

Kecataman Selesai

IUP

13.Tjin Ten Chun

PT. Karsa Prima Permata Nusa540-1800/IUP/KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi

Galian Gol. Batuan

20-Sep-2011 20-Sep-2016

Dusun Salam Rejo

Desa Perhiasan

Kecataman Selesai

IUP

14. Irwan Darmawan540 – 878 / IUP / KPT /

20112 Ha Operasi Produksi Tanah Timbun 18–Mei-2011

1 8–Mei -2011

Desa Tanjung Selamat

Kecamatan Padang Tualang

IUP

Laporan Kerja Praktek IV-13

Page 14: BAB IV Data Dan Analisa Data

15. Yansen Wijaya540 – 948 / IUP / KPT /

20112 Ha Operasi Produksi Tanah Timbun 26-Mei-2011 26-Mei-2011

Dusun Air Panas

Desa Kuala Besilam

Kecamatan Padang Tualang

IUP

16. Sampang Malem Sukatendel540–2280/ IUP

/KPT/20112 Ha Operasi Produksi

Galian Gol. Batuan

25-Nop-2011 25-Nop-2016

Dusun Ujung Teran

Desa Ujung Teran

Kecamatan Salapian

IUP

NO.NAMA PEMOHON YANG

MEWAKILI PERUSAHAAN

NO. DAN TAHUN SKLUAS

WILAYAH (HA)

TAHAPAN KEGIATAN

KOMODITAS

MASA BERLAKU IZIN LOKASI IZIN KETERANGAN

MULAI BERAKHIR

17. Aswan

CV. Silica Mining Industry

540-999 /IUP/KPT/2010 1,9 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan

18-Mar-2010 18-Mar-2015 Dusun I Janggus

Desa Lubuk Kertang

Kecamatan Brandan

IUP

Laporan Kerja Praktek IV-14

Page 15: BAB IV Data Dan Analisa Data

Barat

18.Aswan

CV. Silica Mining Industri

540 – 896 / IUP / KPT / 2011

2 Ha Operasi Produksi Pasir Timbun 20- Mei-2011 20-Mei-2012

Dusun I Janggus

Desa Lubuk Kertang

Kecamatan Brandan Barat

IUP

19. Kamensyah Kaban 540-23/SK/2007 1,9 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.

Batuan20-Nop-2007 20-Nop-2012

Desa Suka Pulung

Kecamatan KualaIUP

20. Julius Kaban 540-24/SK/2007 1,9 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.

Batuan20-Nop-2007 20-Nop-2012

Desa Suka Pulung

Kecamatan KualaIUP

21. Terbit Kencana PA, SE 540-287 /IUP/KPT/2010 1,9 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.

Batuan19-Feb-2010 19-Feb-2015

Sungai Manjahong

Dusun I Balai Kasih

Kecamatan Kuala

IUP

22. Drs. Juliadi540 - 732 / IUP / KPT /

20112 Ha Operasi Produksi

Galian Gol. Batuan

19-Apr-2011 19-Apr-2016Desa Namo Mbelin

Kecamatan KualaIUP

23. Rina Wati 540-42/SK/2008 1,97 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.

Batuan28-Jul-2008 28-Jul-2013

Desa Kwala Madu

Kecamatan Batang Serangan

IUP

24. Edi Pranoto 540-43/SK/2008 1,99 Ha Operasi Produksi

Galian Gol. Batuan

28-Jul-2008 28-Jul-2013 Desa Kwala Madu

Kecamatan Batang

IUP

Laporan Kerja Praktek IV-15

Page 16: BAB IV Data Dan Analisa Data

Serangan

25. Nuruddin Lubis 540-36/SK/2008 1,7 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.

Batuan11-Jun-2008 11-Jun-2013

Desa Pahlawan

Kecamatan Batang Serangan

IUP

26. Susanto Rusli 540-38/SK/2008 1,7 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.

Batuan11-Jun-2008 11-Jun-2013

Desa Sei Bamban

Kecamatan Batang Serangan

IUP

27. Cong Irsan Suryo Wijoyo 540-40/SK/2008 1,97 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.

Batuan28-Jul-2008 28-Jul-2013

Desa Kwala Madu

Kecamatan Batang Serangan

IUP

28. Enderia Pj. Ginting 540-12/SK/2008 2 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.

Batuan02-Jun-2008 11-Jun-2013

Desa Sei Bertung

Kecamatan BahorokIUP

29. Sampang Malem Sukatendel540–3159

/SIPD/KPT/2009 1,9 Ha Operasi Produksi

Galian Gol. Batuan

23-Nop-2009 23-Nop-2014

Dusun Empus Desa Empus

Kecamatan Bahorok

IUP

30. Surya Ichsan, SE540–3160

/SIPD/KPT/20091,8 Ha Operasi Produksi

Galian Gol. Batuan

23-Nop-2009 23-Nop-2014

Dusun Pantai Sampah

Desa Tanjung Lenggang

Kecamatan Bahorok

IUP

31. Edi Ukurta Ginting 540–3333 /IUP/KPT/2009 1,8 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan

09-Des-2009 09-Des-2014 Dusun Terlok

Desa Simp. Pulo

IUP

Laporan Kerja Praktek IV-16

Page 17: BAB IV Data Dan Analisa Data

Rambung

Kecamatan Bahorok

32. Aramugam Yogas 540-1240 /IUP/KPT/2010 1,8 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.

Batuan30-Mar-2010 30-Mar-2015

Dusun Sejagat

Desa Tanjung Lenggang

Kecamatan Bahorok

IUP

33. At. Priya Sukowidodo 540–2278 /IUP/KPT/2010 1,8 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.

Batuan08-Jun-2010 08-Jun-2015

Dusun Sejagat

Desa Tanjung Lenggang

Kecamatan Bahorok

IUP

34. M. Diar J. Hanafiah, SE 540-1972/IUP/KPT/2011 2 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.

Batuan11-Okt-2011 11-Okt-2016

Dusun Seleles

Desa Sematar

Kecamatan Bahorok

IUP

35. Benny Vaddlim540–2175/ IUP

/KPT/20112 Ha Operasi Produksi

Galian Gol. Batuan

09-Nop-2011 09-Nop-2016

Dusun Sejagat

Desa Tanjung Lenggang

Kecamatan Bahorok

IUP

NO.

NAMA PEMOHON YANG MEWAKILI

PERUSAHAANNO. DAN TAHUN SK

LUAS WILAYAH

(HA)

TAHAPAN KEGIATAN

KOMODITASMASA BERLAKU IZIN

LOKASI IZIN KETERANGAN

MULAI BERAKHIR

Laporan Kerja Praktek IV-17

Page 18: BAB IV Data Dan Analisa Data

36.Roni P. SihotangCV. YORIM

540–484 /SIPD/KPT/2009 1,9 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 18-Feb-2009 18-Feb-2014Dusun Kampung Tempel Desa Pantai Semi Kecamatan Sirapit

IUP

37. Tri Endang P. Purba, SH 540-515 / SIPD/KPT/2009 1,9 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 19-Feb-2009 19-Feb-2014Dusun II Suka Pulung Kecamatan Sirapit

IUP

38. Rieminda Jamin Ginting, SH 540-2586 /SIPD/KPT/2009 1 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 16-Sept-2009 16-Sept-2014Desa Perkebunan Amal TaniKecamatan Sirapit

IUP

39. Maria L. M. Simamora 540-3512 / IUP/KPT/2009 1,8 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 31-Des-2009 31-Des-2014Dusun III Tanjung PutriDesa Pulau SemikatKecamatan Sirapit

IUP

40. Nazli 540-722 IUP/KPT/2010 1,5 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 18-Feb-2010 18-Feb-2015Dusun II Paya SalitDesa Pulau SemikatKecamatan Sirapit

IUP

41. Susanto Rusli 540-952 /IUP/KPT/2010 1,8 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 12-Mar-2010 12-Mar-2015Dusun II Paya SalitDesa Pulau SemikatKecamatan Sirapit

IUP

42.Edi Surahman SinurayaCV. Kartika

540-998 /IUP/KPT/2010 1,9 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 18-Mar-2010 18-Mar-2015Dusun I Kampung TempelDesa Pulau Semikat Kecamatan sirapit

IUP

43. Eulis Soraya Harahap 540-1241 /IUP/KPT/2010 1,8 Ha Operasi Produksi Pemurnian 30-Mar-2010 30-Mar-2015Dusun III T. Putri kampunDesa Pulau SemikatKecamatan Sirapit

IUP

44. Eulis Soraya Harahap 540-1242 /IUP/KPT/2010 1,8 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 30-Mar-2010 30-Mar-2015Dusun III T. Putri kampunDesa Pulau SemikatKecamatan Sirapit

IUP

45. Ira Rachmawati, SE 540-2472/ IUP/ KPT/2010 1,9 Ha Operasi Produksi Pemurnian 30-Jun-2010 30-Jun-2015Dusun I Kampung TempelDesa Pulau SemikatKecamatan Sirapit

IUP

46. J. Payo Sitepu 540-1842/IUP/KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 23-Sep-2011 23-Sep-2016Dusun I Kampung TempelDesa Pulau SemikatKecamatan Sirapit

IUP

47. Saftina 540–2016/ IUP /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pemurnian 19-Okt-2011 19-Okt-2016Dusun I Kampung Tempel Desa Pulau SemikatKecamatan Sirapit

IUP

48. Aswan 540-1000 /IUP/KPT/2010 1,2 ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 18-Mar-2010 18-Mar-2015 Dusun SidorejoDesa Stabat Lama

IUP

Laporan Kerja Praktek IV-18

Page 19: BAB IV Data Dan Analisa Data

Kecamatan Wampu

49. Aswan 540 – 897 / IUP / KPT / 2011 2 Ha Operasi Produksi Tanah Timbun 20-Mei-2011 20-Mei-2012Dusun Mekar JayaDesa Stabat Lama Kecamatan Wampu

IUP

50. Agus Sujono540 – 1269 / IUP / KPT /

20112 Ha Operasi Produksi Tanah Timbun 27-Jun-2011 27-Jun-2012

Dusun Bukit BelahDesa Gohor LamaKecamatan Wampu

IUP

Laporan Kerja Praktek IV-19

Page 20: BAB IV Data Dan Analisa Data

NO.

NAMA PEMOHON YANG MEWAKILI

PERUSAHAANNO. DAN TAHUN SK

LUAS WILAYAH

(HA)

TAHAPAN KEGIATAN

KOMODITASMASA BERLAKU IZIN

LOKASI IZIN KETERANGANMULAI BERAKHIR

51. Umar 540–1366/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu

IPR

52. T. Syahrul Azman 540–1367/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu

IPR

53. Arfan Nasution 540–1368/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu

IPR

54. Sabaruddin 540–1369/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu

IPR

55. Khaliluddin 540–1370/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu

IPR

56. Aslam Husin 540–1371/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu

IPR

57. T. Nasaruddin 540–1372/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu

IPR

58. Mosli Syahputra 540–1373/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu

IPR

59. Samsul Bahri 540–1374/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu

IPR

60. Muhammad Masran 540–1375/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu

IPR

Laporan Kerja Praktek IV-20

Page 21: BAB IV Data Dan Analisa Data

61. Muhammad Syafii 540–1376/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu

IPR

62. Syaiful Bahri 540–1377/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu

IPR

63. Amran 540–1378/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu

IPR

64. M. Nurdin 540–1379/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu

IPR

Laporan Kerja Praktek IV-21

Page 22: BAB IV Data Dan Analisa Data

NO.

NAMA PEMOHON YANG MEWAKILI

PERUSAHAANNO. DAN TAHUN SK

LUAS WILAYAH

(HA)

TAHAPAN KEGIATAN

KOMODITASMASA BERLAKU IZIN

LOKASI IZIN KETERANGANMULAI BERAKHIR

65. Jumadi 540–2143/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 07-Nop-2011 07-Nop-2012Dusun Paya Jongkong Desa Stabat Lama Kecamatan Wampu

IPR

66. Suhardi 540–2297/ IUP /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 29-Nop-2011 29-Nop-2016Dusun Paya Jongkong Desa Stabat LamaKecamatan Wampu

IUP

Keterangan :

- Kecamatan Selesai : 13

- Kecamatan Padang Tualang : 2

- Kecamatan Salapian : 1

- Kecamatan Brandan Barat : 2

- Kecamatan Kuala : 4

Laporan Kerja Praktek IV-22

Page 23: BAB IV Data Dan Analisa Data

- Kecamatan Batang serangan : 5

- Kecamatan Bahorok : 8

- Kecamatan Sirapit : 12

- Kecamatan Wampu : 19

Jumlah : 66 Izin

Laporan Kerja Praktek IV-23