Upload
richo-naiborhu
View
27
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
knoj
Citation preview
BAB IV. DATA DAN ANALISA
4.1 PENGGOLONGAN KOMODITAS TAMBANG
Berdasarkan UU 4/2009, pertambangan mineral dan/atau batubara dikelola
berdasarkan:
a. Manfaat, keadilan, dan keseimbangan;
b. Keberpihakan kepada kepentingan bangsa;
c. Partisipatif, transparansi, dan akuntabilitas;
d. Berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
Dalam rangka mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan, tujuan
pengelolaan mineral dan batubara adalah:
a. Menjamin efektivitas pelaksanaan pengendalian usaha pertambangan
secara berdaya guna, berhasil guna, dan berdaya saing;
b. Menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara secara
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup;
c. Menjamin tersedianya mineral dan batubawa sebagai bahan baku dan/atau
sebagai sumber energi untuk kebutuhan dalam negeri;
d. Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional agar lebih
mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional;
e. Meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah, dan negara, serta
menciptakan lapangan kerja untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat; dan
Laporan Kerja Praktek IV-1
f. Menjamin kepastian hukum dalam penyelenggaraan kegiatan usaha
pertambangan mineral dan batubara.
Berdasarkan UU 4/2009 pasal 34 ayat 1 dan 2, usaha pertambangan
dikelompokkan atas pertambangan mineral dan pertambangan batubara.
Pertambangan mineral digolongkan atas:
a. Pertambangan mineral dan radioaktif;
b. Pertambangan mineral logam;
c. Pertambangan mineral bukan logam; dan
d. Pertambangan batuan
Berdasarkan PP 23/2010 pasal 2 ayat 2, pertambangan mineral dan batubara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan menjadi 5 (lima) golongan
komoditas tambang, yaitu:
a. Mineral radioaktif, meliputi: radium, thorium, uranium, monasit, dan
bahan radioaktif lainnya;
b. Mineral logam, meliputi: litium, berilium, magnesium, kalium, kalsium,
emas, tambaga, perak, timbal, seng, timah, nikel, mangaan, platina,
bismuth, molibdenum, bauksit, air raksa, wolfram, titanium, barit,
vanadium, kromit, antimoni, kobalt, tentalum, cadmium, galium, indium,
yitrium, magnetit, besi, galena, ytterbium, dysprosium, thorium, cesium,
lanthanum, niobium, neodymium, osmium, ruthenium, iridium, selenium,
telluride, stronium, germanium, dan zenotin;
c. Mineral bukan logam, meliputi: intan, korondum, grafit, arsen, pasir
kuarsa, fluorspar, kriolit, yodium, brom, klor, belerang, fosfat, halit, asbes,
talk, mika, magnesit, yarosit, oker, fluorit, ball clay, fire clay, zeolit,
kaolin, feldsfar, bentonit, gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit,
zircon, wolastonit, tawas, batu kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu
gamping untuk semen;
Laporan Kerja Praktek IV-2
d. Batuan, meliputi: pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah
diatomea, tanah serap (fullers earth), slate, granit, granidiorit, andesit,
gabro, peridotit, basal, trakhit, leusit, tanah liat, tanah urug, batu apung,
kayu terkersikan, gamet, giok, agat, diorit, topas, batugunung, quarry
besar, kerikil galian dari bukit, kerikil sungai, batu kali, kerikil sungai
ayak tanpa pasir, pasir urug, pasir pasang, kerikil berpasir alami (sirtu),
bahan timbunan pilihan (tanah), urukan tanah setempat, tanah merah
(laterit), batu gamping, onik, pasir laut, dan pasir yang tidak mengandung
unsur mineral logam atau unsur mineral bukan logam dalam jumlah yang
berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan; dan
e. Batubara, meliputi: bitumen padat, batuan aspal, batubara dan gambut.
4.2 IZIN PENGUSAHAAN KOMODITAS TAMBANG
Berdasarkan UU 4/2009 pasal 35, usaha pertambangan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 34 dilaksanakan dalam bentuk (a) Izin Usaha Pertambangan (IUP);
(b) Izin Pertambanagan Rakyat (IPR); dan (3) Izin Usaha Pertambangan Khusus
(IUPK). IUP terdiri atas 2 (dua) tahap, yaitu:
a. IUP Eksplorasi, meliputi: kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan
studi kelayakan;
b. IUP Operasi Produksi, meliputi: kegiatan konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan.
Pemegang IUP Eksplorasi dan pemegang IUP Operasi Produksi dapat melakukan
sebagian atau seluruh kegiatan.
Berdasarkan UU 4/2009 pasal 37, IUP diberikan oleh:
a. Bupati/walikota, apabila Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
berada di dalam satu wilayah kabupaten/kota;
Laporan Kerja Praktek IV-3
b. Gubernur, apabila WIUP berada pada lintas wilayah kabupaten/kota dalam
1 (satu) provinsi setelah mendapatkan rekomendasi dari bupati/walikota
setempat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; dan
c. Menteri, apabila WIUP berada pada lintas wilayah provinsi setelah
mendapat rekomendasi dari gubernur dan bupati/walikota setempat sesuai
dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan.
Berdasarkan UU 4/2009, IUP diberikan kepada (a) Badan usaha; (b) Koperasi;
dan (c) Persorangan. IUPK relatif sama dengan IUP bedanya IUPK diberikan
kepada BUMN/BUMD atau badan usaha swasta yang ebrbadan hukum indonesia.
IUPK diberikan oleh Menteri (tidak diberikan oleh bupati/walikota atau
gubernur). IPR diberikan kepada perseorangan ataupun koperasi dengan luas
wilayah tidak melebihi 5 Ha, dan tidak diberikan untuk komoditas radioaktif. IPR
diberikan oleh bupati/walikota.
4.2.1 Prosedur Permohonan Izin Pengusahaan Komodias Tambang
Berdasarkan UU 4/2009 dan PP 22/2010, proses perizinan pengusahaan
komoditas tambang dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu: penetapan wilayah
pertambangan (WP) WP sebagai bagian dari tata ruang nasional merupakan
landasan bagi penetapan kegiatan pertambangan., penentuan WUP atau WPR,
lelang WIUP dan izin usaha pertambangan. Izin Usaha Pertambangan sendiri
terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi.
Kegiatan pertarnbangan di Indonesia secara nyata telah membuka untuk
mengembangkan wilayah terpencil. Dengan berkembangnya pusat pertumbuhan
baru di beberapa wilayah, telah memberikan manfaat dalarn pembangunan
infrastruktur dasar, peningkatan penerimaan negara, dan penyediaan lapangan
kerja.
Kegiatan usaha pertarnbangan mineral dan batubara diharapkan menjadi
penggerak pembangunan, terutama di kawasan Timur Indonesia. Pengembangan
sektor pertarnbangan mineral dan batubara harus berdasarkan praktek
Laporan Kerja Praktek IV-4
pertarnbangan yang baik dan benar dengan memperhatikan elemen dasar praktek
pembangunan berkelanjutan, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan
hidup.
Kegiatan pertarnbangan mineral dan batubara merniliki potensi strategis untuk
pemenuhan kebutuhan umat manusia, baik langsung maupun tidak langsung.
Mineral dan Batubara Indonesia, keterdapatannya merniliki sifat yang tidak
terbarukan, tersebar tidak merata, terbentuk jutaan tahun yang lalu,
keberadaannya tidak kasat mata, keterdapatannya alamiah dan tidak bias
dipindahkan. Selain mempunyai peranan penting dalarn memenuhi hajat hidup
orang banyak, pertambangan mineral dan batubara juga dapat menimbulkan
dampak terhadap lingkungan, merniliki resiko dan biaya tinggi dalam eksplorasi
dan operasi produksinya, nilai keekonomiannya dapat berubah dengan berubahnya
waktu dan teknologi, karena itu dalam menetapkan Wilayah Pertambangan harus
mempertirnbangkan keterpaduan, pemanfaatan ruang dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang berkesinambungan berdasarkan daya dukung
lingkungan.
Pemanfaatan sumber daya mineral dan batubara memiliki kedudukan yang sama
dengan pemanfaatan sumber daya dam lainnya secara berkelanjutan dalam tata
ruang, sehingga harus dikelola secara bijaksana untuk member nilai tambah bagi
perekonomian nasional dan harus dapat dirnanfaatkan secara optimal bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat.
Dalam rangka memberikan kesempatan kepada masyarakat yg berada pada sekitar
wilayah pertambangan mineral dan batubara, baik orang perseorangan, kelompok
masyarakat, maupun koperasi untuk mekkukan kegiatan usaha pertarnbangan,
ditetapkan Wilayah Pertambangan Rawat.
Peraturan Pemerintah tentang Wilayah Pertambangan yang mengatur penyelidikan
dan penelitian pertambangan, perencanaan dan penetapan WP, WUP, WIUP,
WPN, WUPK, WIUPK, WPR, data dan informasi, serta system inforrnasi
geografis.
Laporan Kerja Praktek IV-5
Menurut Pasal 1 ayat 33 UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara, Wilayah Pencadangan Negara (WPN) adalah bagian dari Wilayah
Pertambangan yang dicadangkan untuk kepentingan strategis nasional, dimana
kawasan strategis nasional (KSN) ialah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan. Hal ini karena secara nasional KSN berpengaruh sangat penting
terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial,
budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah di dalamnya yang ditetapkan
sebagai warisan dunia. Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia (DPR), dengan memperhatikan aspirasi daerah, menetapkan
WPN sebagai daerah yang dicadangkan untuk komoditas tertentu dan daerah
konservasi dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan. Di
dalam Pasal 27 ayat (4) UU Minerba diatur bahwa WPN yang ditetapkan untuk
komoditas tertentu atau untuk konservasi dapat diusahakan dengan jenis Ijin
Usaha
Pertambangan Khusus, dengan persetujuan DPR, yang statusnya nanti berubah
menjadi Wilayah Ijin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK). Pasal 28 UU
Minerba mengatur bahwa perubahan status WPN menjadi WIUPK dapat
dilakukan dengan mempertimbangkan:
a. pemenuhan bahan baku industri dan energi dalam negeri;
b. sumber devisa negara;
c. kondisi wilayah didasarkan pada keterbatasan sarana dan prasarana;
d. berpotensi untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi;
e. daya dukung lingkungan; dan/atau
f. penggunaan teknologi tinggi dan modal investasi yang besar.
Kriteria untuk menetapkan WIUPK menurut Pasal 32 UU Minerba adalah sebagai
berikut:
a. letak geografis;
b. kaidah konservasi;
c. daya dukung lindungan lingkungan;
d. optimalisasi sumber daya mineral dan/atau batubara; dan
Laporan Kerja Praktek IV-6
e. tingkat kepadatan penduduk.
Tata Cara Pemberian WIUPK, WIUPK diberikan kepada Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), atau badan usaha swasta
oleh Menteri. Pasal 51 Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara sebagaimana
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 (PP Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba) mengatur bahwa Menteri dalam
memberikan WIUPK harus terlebih dahulu menawarkan kepada BUMN atau
BUMD dengan cara prioritas. Dalam hal peminat lebih dari satu, WIUPK
diberikan dengan cara lelang. Pemenang lelang akan dikenai kewajiban membayar
biaya kompensasi data informasi sesuai dengan nilai lelang. Dalam hal tidak ada
BUMN atau BUMD yang berminat, WIUPK ditawarkan kepada badan usaha
swasta yang bergerak dalam bidang pertambangan Mineral atau batubara dengan
cara lelang.
Pasal 56 PP Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba, mengatur
persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta lelang untuk mengikuti lelang.
Peserta lelang harus memenuhi persyaratan administratif, teknis dan finansial.
Persyaratan administratif mencakup antara lain:
1. pengisian formulir yang sudah disiapkan panitia lelang;
2. pencantuman profil badan usaha beserta akta pendirian masing-masing;
dan
3. nomor pokok wajib pajak.
Persyaratan teknis meliputi:
1. pengalaman badan usaha, koperasi, atau perseorangan di bidang
pertambangan mineral atau batubara paling sedikit 3 tahun, atau bagi
perusahaan baru harus mendapat dukungan dari perusahaan induk, mitra
kerja, atau afiliasinya yang bergerak di bidang pertambangan;
2. dimilikinya paling sedikit 1 orang tenaga ahli dalam bidang pertambangan
dan/atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 tahun; dan
3. rencana kerja dan anggaran biaya untuk kegiatan 1 tahun eksplorasi.
Laporan Kerja Praktek IV-7
Persyaratan finansial meliputi:
1. laporan keuangan tahun terakhir yang sudah diaudit akuntan publik;
2. penempatan jaminan kesungguhan lelang dalam bentuk uang tunai di bank
pemerintah sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai kompensasi data
informasi atau dari total pengganti investasi untuk lelang WIUPK yang
telah berakhir; dan
3. pernyataan bersedia membayar nilai lelang WIUPK sesuai dengan surat
penawaran lelang dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja,
setelah pengumuman pemenang lelang.
IUP terdiri atas dua tahap:
a. IUP Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan
studi kelayakan;
b. IUP Operasi Produksi meliputi kegiatan konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian IUP Eksplorasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dan IUP Operasi Produksi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 46 diatur dengan peraturan pemerintah.
WUP mineral radioaktif ditetapkan oleh Pemerintah dan pengusahaannya
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemegang IUP Eksplorasi mineral logam diberi WIUP dengan luas paling sedikit
5.000 (lima ribu) hektare dan paling banyak 100.000 (seratus ribu) hektare. IUP
Eksplorasi untuk pertambangan mineral logam dapat diberikan dalam jangka
waktu paling lama 8 (delapan) tahun, pemegang IUP Operasi Produksi mineral
logam diberi WIUP dengan luas paling banyak 25.000 (dua puluh lima ribu)
hektare.
Pemegang IUP Eksplorasi mineral bukan logam diberi WIUP dengan luas paling
sedikit 500 (lima ratus) hektare dan paling banyak 25.000 (dua puluh lima ribu)
hektare. IUP Eksplorasi untuk pertambangan mineral bukan logam dapat
Laporan Kerja Praktek IV-8
diberikan paling lama dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun dan mineral bukan
logam jenis tertentu dapat dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) tahun.
Pemegang IUP Operasi Produksi mineral bukan logam diberi WIUP dengan luas
paling banyak 5.000 (lima ribu) hektare.
Pemegang IUP Eksplorasi batuan diberi WIUP dengan luas paling sedikit 5 (lima)
hektare dan paling banyak 5.000 (lima ribu) hektare. IUP Eksplorasi untuk
pertambangan batuan dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
tahun. Pemegang IUP Operasi Produksi batuan diberi WIUP dengan luas paling
banyak 1.000 (seribu) hektare.
Pemegang IUP Eksplorasi batubara diberi WIUP dengan luas paling sedikit 5.000
(lima ribu) hektare dan paling banyak 50.000 (lima puluh ribu) hektare. IUP
Eksplorasi untuk pertambangan batubara dapat diberikan dalam jangka waktu
paling lama 7 (tujuh) tahun. Pemegang IUP Operasi Produksi batubara diberi
WIUP dengan luas paling banyak 15.000 (lima belas ribu) hektare.
Kegiatan pertambangan rakyat dilaksanakan dalam suatu WPR. WPR
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ditetapkan oleh bupati/walikota setelah
berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota.
Penetapan WPR didasarkan pada perencanaan dengan melakukan sinkronisasi
data dan informasi melalui sistem informasi WP.
Gambar 4.1. Prosedur perizinan bahan galian
Laporan Kerja Praktek IV-9
4.2.2 Prosedur Permohonan Izin Usaha Pertambangan di Kab Langkat
Pemerintah kabupaten daerah tingkat II langkat menyediakan unit kantor
pelayanan terpadu untuk melayani semua permintaan masyarakat sesuai keperluan
masyarakat, dimana kantor pelayanan terpadu tersebut berwenang sebagai
pelimpahan tugas dari Bupati Kabupaten Langkat (lihat gambar 4.2). Untuk
mendapatkan izin usaha pertambangan operasi produksi, pemohon cukup
mengajukan surat permohonan setelah mendapat rekomendasi dari pihak
kecamatan, dan masyarakat setempat sebagaimana terlampir dilampiran 2.
Gambar 4.2. Prosedur permohonan IUP di Kab Langkat
Di Kantor pelayanan terpadu, surat permohonan diproses dengan meminta Dinas
Pertambangan dan Dinas Lingkungan Hidup untuk melakukan penilaian dan
kelayakan atas pemberian izin pertambangan yang dimohon. Dinas pertambangan
membuat laporan dan rekomendasi teknis apakah usaha pertambangan dapat
dikerjakan berdasarkan kondisi cadangannya dan Penetapan WP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dilaksanakan secara transparan, partisipatif, dan
Laporan Kerja Praktek IV-10
bertanggung jawab secara terpadu dengan memperhatikan pendapat dari instansi
pemerintah terkait, masyarakat, dan dengan mempertimbangkan aspek ekologi,
ekonomi, dan sosial budaya, serta berwawasan lingkungan; dan dengan
memperhatikan aspirasi daerah.
WP sebagai bagian dari tata ruang nasional merupakan landasan bagi penetapan
kegiatan pertambangan. Pihak Dinas Lingkungan Hidup membuat analisis dan
rekomendasi apakah aktivitas pertambangan tersebut tidak menimbulkan dampak
negatif penting. Jika kedua rekomendasi tersbut menyatakan bahwa usaha
pertambangan tersebut layak untuk dilakukan, maka pihak kantor pelayanan
terpadu akan mengusulkan surat izin usaha pertambangan untuk ditanda-tangani
Bupati kepala daerah tingkat II langkat. Setelah ditanda-tangani, maka surat izin
tersebut diberikan kepada pemohon.
Berdasarkan data yang didapat Kabupaten Daerah Tingkat II dilingkungan
Provinsi Sumatera Utara daerah kabupaten langkat dapat diketahui bahwa terdapat
beberapa data izin-izin yang dikeluarkan sebagaimana terlihat pada tabel 4.1.
Laporan Kerja Praktek IV-11
Tabel 4.1. IUP Kabupaten Daerah Tk-II Langkat, Sumber Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Langkat sampai dengan tahun 2012
NO.NAMA PEMOHON YANG
MEWAKILI PERUSAHAAN
NO. DAN TAHUN SKLUAS
WILAYAH (Ha)
TAHAPAN KEGIATAN
KOMODITAS
MASA BERLAKU IZIN LOKASI IZIN
KETERANGAN
MULAI BERAKHIR
1. Muslim. R 540-16/SK/2008 1 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.
Batuan11-Jun-2008 11-Jun-2013
Desa Perhiasan
Kecamatan SelesaiIUP
2. Iskandar Sitepu 540-20/SK/2008 1,9 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.
Batuan11-Jun-2008 11-Jun-2013
Desa Tanjung Merahe
Kecamatan SelesaiIUP
3. Vivi Iriana 540-22/SK/2008 1,9 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.
Batuan11-Jun-2008 11-Jun-2013
Dusun Pulo
Desa Selayang Baru
Kecamatan Selesai
IUP
4. Abadi Tarigan 540-1426 /IUP/KPT/2010 1,9 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.
Batuan08-Apr-2010 08-Apr-2015
Dusun I Desa Bekulap
Kecamatan SelesaiIUP
5. Abadi Tarigan 540-1427 /IUP/KPT/2010 1,9 Ha Operasi Produksi Pemurnian 08-Apr-2010 08-Apr-2015
Dusun I
Desa Bekulap
Kecamatan Selesai
IUP
6.Roni P. Sihotang
CV. YORIM540–1428 /IUP/KPT/2010 1,9 Ha Operasi Produksi
Galian Gol. Batuan
08-Apr-2010 08-Apr-2015
Dusun Salam Rejo
Desa Perhiasan
Kecamatan Selesai
IUP
7. Roni P. Sihotang
CV. YORIM
540–1429 /IUP/KPT/2010 1,9 Ha Operasi Produksi Pemurnian 08-Apr-2010 08-Apr-2015 Dusun Salam Rejo
Desa Perhiasan
IUP
Laporan Kerja Praktek IV-12
Kecamatan Selesai
8. Agam Singarimbun540 - 444 / IUP / KPT /
20112 Ha Operasi Produksi
Galian Gol. Batuan
10–Mar-2011 10-Mar-2016
Dusun Bekulap
Desa Perhiasan
Keamatan Selesai
IUP
9. Yapirman Sihotang540 - 452 / IUP / KPT /
20112 Ha Operasi Produksi
Galian Gol. Batuan
11-Mar-2011 11-Mar-2016
Dusun Bekulap
Desa Perhiasan
Keamatan Selesai
IUP
10. Agam Singarimbun540 - 560 / IUP / KPT /
20112 Ha Operasi Produksi Pemurnian 28–Mar-2011 28-Mar-2016
Dusun Bekulap
Desa Perhiasan
Keamatan Selesai
IUP
11. Rudiyanto Pei540 - 980 / IUP / KPT /
20115 Ha Operasi Produksi
Galian Gol. Batuan
30-Mei-2011 30-Mei-2016
Dusun Salam Rejo
Desa Perhiasan
Keamatan Selesai
IUP
12.Tjin Ten Chun
PT. Karsa Prima Permata Nusa540-1799/IUP/KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pemurnian 20-Sep-2011 20-Sep-2016
Dusun Salam Rejo
Desa Perhiasan
Kecataman Selesai
IUP
13.Tjin Ten Chun
PT. Karsa Prima Permata Nusa540-1800/IUP/KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi
Galian Gol. Batuan
20-Sep-2011 20-Sep-2016
Dusun Salam Rejo
Desa Perhiasan
Kecataman Selesai
IUP
14. Irwan Darmawan540 – 878 / IUP / KPT /
20112 Ha Operasi Produksi Tanah Timbun 18–Mei-2011
1 8–Mei -2011
Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Padang Tualang
IUP
Laporan Kerja Praktek IV-13
15. Yansen Wijaya540 – 948 / IUP / KPT /
20112 Ha Operasi Produksi Tanah Timbun 26-Mei-2011 26-Mei-2011
Dusun Air Panas
Desa Kuala Besilam
Kecamatan Padang Tualang
IUP
16. Sampang Malem Sukatendel540–2280/ IUP
/KPT/20112 Ha Operasi Produksi
Galian Gol. Batuan
25-Nop-2011 25-Nop-2016
Dusun Ujung Teran
Desa Ujung Teran
Kecamatan Salapian
IUP
NO.NAMA PEMOHON YANG
MEWAKILI PERUSAHAAN
NO. DAN TAHUN SKLUAS
WILAYAH (HA)
TAHAPAN KEGIATAN
KOMODITAS
MASA BERLAKU IZIN LOKASI IZIN KETERANGAN
MULAI BERAKHIR
17. Aswan
CV. Silica Mining Industry
540-999 /IUP/KPT/2010 1,9 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan
18-Mar-2010 18-Mar-2015 Dusun I Janggus
Desa Lubuk Kertang
Kecamatan Brandan
IUP
Laporan Kerja Praktek IV-14
Barat
18.Aswan
CV. Silica Mining Industri
540 – 896 / IUP / KPT / 2011
2 Ha Operasi Produksi Pasir Timbun 20- Mei-2011 20-Mei-2012
Dusun I Janggus
Desa Lubuk Kertang
Kecamatan Brandan Barat
IUP
19. Kamensyah Kaban 540-23/SK/2007 1,9 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.
Batuan20-Nop-2007 20-Nop-2012
Desa Suka Pulung
Kecamatan KualaIUP
20. Julius Kaban 540-24/SK/2007 1,9 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.
Batuan20-Nop-2007 20-Nop-2012
Desa Suka Pulung
Kecamatan KualaIUP
21. Terbit Kencana PA, SE 540-287 /IUP/KPT/2010 1,9 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.
Batuan19-Feb-2010 19-Feb-2015
Sungai Manjahong
Dusun I Balai Kasih
Kecamatan Kuala
IUP
22. Drs. Juliadi540 - 732 / IUP / KPT /
20112 Ha Operasi Produksi
Galian Gol. Batuan
19-Apr-2011 19-Apr-2016Desa Namo Mbelin
Kecamatan KualaIUP
23. Rina Wati 540-42/SK/2008 1,97 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.
Batuan28-Jul-2008 28-Jul-2013
Desa Kwala Madu
Kecamatan Batang Serangan
IUP
24. Edi Pranoto 540-43/SK/2008 1,99 Ha Operasi Produksi
Galian Gol. Batuan
28-Jul-2008 28-Jul-2013 Desa Kwala Madu
Kecamatan Batang
IUP
Laporan Kerja Praktek IV-15
Serangan
25. Nuruddin Lubis 540-36/SK/2008 1,7 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.
Batuan11-Jun-2008 11-Jun-2013
Desa Pahlawan
Kecamatan Batang Serangan
IUP
26. Susanto Rusli 540-38/SK/2008 1,7 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.
Batuan11-Jun-2008 11-Jun-2013
Desa Sei Bamban
Kecamatan Batang Serangan
IUP
27. Cong Irsan Suryo Wijoyo 540-40/SK/2008 1,97 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.
Batuan28-Jul-2008 28-Jul-2013
Desa Kwala Madu
Kecamatan Batang Serangan
IUP
28. Enderia Pj. Ginting 540-12/SK/2008 2 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.
Batuan02-Jun-2008 11-Jun-2013
Desa Sei Bertung
Kecamatan BahorokIUP
29. Sampang Malem Sukatendel540–3159
/SIPD/KPT/2009 1,9 Ha Operasi Produksi
Galian Gol. Batuan
23-Nop-2009 23-Nop-2014
Dusun Empus Desa Empus
Kecamatan Bahorok
IUP
30. Surya Ichsan, SE540–3160
/SIPD/KPT/20091,8 Ha Operasi Produksi
Galian Gol. Batuan
23-Nop-2009 23-Nop-2014
Dusun Pantai Sampah
Desa Tanjung Lenggang
Kecamatan Bahorok
IUP
31. Edi Ukurta Ginting 540–3333 /IUP/KPT/2009 1,8 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan
09-Des-2009 09-Des-2014 Dusun Terlok
Desa Simp. Pulo
IUP
Laporan Kerja Praktek IV-16
Rambung
Kecamatan Bahorok
32. Aramugam Yogas 540-1240 /IUP/KPT/2010 1,8 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.
Batuan30-Mar-2010 30-Mar-2015
Dusun Sejagat
Desa Tanjung Lenggang
Kecamatan Bahorok
IUP
33. At. Priya Sukowidodo 540–2278 /IUP/KPT/2010 1,8 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.
Batuan08-Jun-2010 08-Jun-2015
Dusun Sejagat
Desa Tanjung Lenggang
Kecamatan Bahorok
IUP
34. M. Diar J. Hanafiah, SE 540-1972/IUP/KPT/2011 2 Ha Operasi ProduksiGalian Gol.
Batuan11-Okt-2011 11-Okt-2016
Dusun Seleles
Desa Sematar
Kecamatan Bahorok
IUP
35. Benny Vaddlim540–2175/ IUP
/KPT/20112 Ha Operasi Produksi
Galian Gol. Batuan
09-Nop-2011 09-Nop-2016
Dusun Sejagat
Desa Tanjung Lenggang
Kecamatan Bahorok
IUP
NO.
NAMA PEMOHON YANG MEWAKILI
PERUSAHAANNO. DAN TAHUN SK
LUAS WILAYAH
(HA)
TAHAPAN KEGIATAN
KOMODITASMASA BERLAKU IZIN
LOKASI IZIN KETERANGAN
MULAI BERAKHIR
Laporan Kerja Praktek IV-17
36.Roni P. SihotangCV. YORIM
540–484 /SIPD/KPT/2009 1,9 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 18-Feb-2009 18-Feb-2014Dusun Kampung Tempel Desa Pantai Semi Kecamatan Sirapit
IUP
37. Tri Endang P. Purba, SH 540-515 / SIPD/KPT/2009 1,9 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 19-Feb-2009 19-Feb-2014Dusun II Suka Pulung Kecamatan Sirapit
IUP
38. Rieminda Jamin Ginting, SH 540-2586 /SIPD/KPT/2009 1 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 16-Sept-2009 16-Sept-2014Desa Perkebunan Amal TaniKecamatan Sirapit
IUP
39. Maria L. M. Simamora 540-3512 / IUP/KPT/2009 1,8 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 31-Des-2009 31-Des-2014Dusun III Tanjung PutriDesa Pulau SemikatKecamatan Sirapit
IUP
40. Nazli 540-722 IUP/KPT/2010 1,5 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 18-Feb-2010 18-Feb-2015Dusun II Paya SalitDesa Pulau SemikatKecamatan Sirapit
IUP
41. Susanto Rusli 540-952 /IUP/KPT/2010 1,8 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 12-Mar-2010 12-Mar-2015Dusun II Paya SalitDesa Pulau SemikatKecamatan Sirapit
IUP
42.Edi Surahman SinurayaCV. Kartika
540-998 /IUP/KPT/2010 1,9 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 18-Mar-2010 18-Mar-2015Dusun I Kampung TempelDesa Pulau Semikat Kecamatan sirapit
IUP
43. Eulis Soraya Harahap 540-1241 /IUP/KPT/2010 1,8 Ha Operasi Produksi Pemurnian 30-Mar-2010 30-Mar-2015Dusun III T. Putri kampunDesa Pulau SemikatKecamatan Sirapit
IUP
44. Eulis Soraya Harahap 540-1242 /IUP/KPT/2010 1,8 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 30-Mar-2010 30-Mar-2015Dusun III T. Putri kampunDesa Pulau SemikatKecamatan Sirapit
IUP
45. Ira Rachmawati, SE 540-2472/ IUP/ KPT/2010 1,9 Ha Operasi Produksi Pemurnian 30-Jun-2010 30-Jun-2015Dusun I Kampung TempelDesa Pulau SemikatKecamatan Sirapit
IUP
46. J. Payo Sitepu 540-1842/IUP/KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 23-Sep-2011 23-Sep-2016Dusun I Kampung TempelDesa Pulau SemikatKecamatan Sirapit
IUP
47. Saftina 540–2016/ IUP /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pemurnian 19-Okt-2011 19-Okt-2016Dusun I Kampung Tempel Desa Pulau SemikatKecamatan Sirapit
IUP
48. Aswan 540-1000 /IUP/KPT/2010 1,2 ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 18-Mar-2010 18-Mar-2015 Dusun SidorejoDesa Stabat Lama
IUP
Laporan Kerja Praktek IV-18
Kecamatan Wampu
49. Aswan 540 – 897 / IUP / KPT / 2011 2 Ha Operasi Produksi Tanah Timbun 20-Mei-2011 20-Mei-2012Dusun Mekar JayaDesa Stabat Lama Kecamatan Wampu
IUP
50. Agus Sujono540 – 1269 / IUP / KPT /
20112 Ha Operasi Produksi Tanah Timbun 27-Jun-2011 27-Jun-2012
Dusun Bukit BelahDesa Gohor LamaKecamatan Wampu
IUP
Laporan Kerja Praktek IV-19
NO.
NAMA PEMOHON YANG MEWAKILI
PERUSAHAANNO. DAN TAHUN SK
LUAS WILAYAH
(HA)
TAHAPAN KEGIATAN
KOMODITASMASA BERLAKU IZIN
LOKASI IZIN KETERANGANMULAI BERAKHIR
51. Umar 540–1366/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu
IPR
52. T. Syahrul Azman 540–1367/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu
IPR
53. Arfan Nasution 540–1368/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu
IPR
54. Sabaruddin 540–1369/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu
IPR
55. Khaliluddin 540–1370/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu
IPR
56. Aslam Husin 540–1371/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu
IPR
57. T. Nasaruddin 540–1372/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu
IPR
58. Mosli Syahputra 540–1373/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu
IPR
59. Samsul Bahri 540–1374/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu
IPR
60. Muhammad Masran 540–1375/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu
IPR
Laporan Kerja Praktek IV-20
61. Muhammad Syafii 540–1376/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu
IPR
62. Syaiful Bahri 540–1377/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu
IPR
63. Amran 540–1378/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu
IPR
64. M. Nurdin 540–1379/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 11-Jul-2011 11-Jul-2012Dusun Pantai Luas Desa Stabat Lama BaratKecamatan Wampu
IPR
Laporan Kerja Praktek IV-21
NO.
NAMA PEMOHON YANG MEWAKILI
PERUSAHAANNO. DAN TAHUN SK
LUAS WILAYAH
(HA)
TAHAPAN KEGIATAN
KOMODITASMASA BERLAKU IZIN
LOKASI IZIN KETERANGANMULAI BERAKHIR
65. Jumadi 540–2143/ IUPR /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Pasir Sedot 07-Nop-2011 07-Nop-2012Dusun Paya Jongkong Desa Stabat Lama Kecamatan Wampu
IPR
66. Suhardi 540–2297/ IUP /KPT/2011 2 Ha Operasi Produksi Galian Gol. Batuan 29-Nop-2011 29-Nop-2016Dusun Paya Jongkong Desa Stabat LamaKecamatan Wampu
IUP
Keterangan :
- Kecamatan Selesai : 13
- Kecamatan Padang Tualang : 2
- Kecamatan Salapian : 1
- Kecamatan Brandan Barat : 2
- Kecamatan Kuala : 4
Laporan Kerja Praktek IV-22
- Kecamatan Batang serangan : 5
- Kecamatan Bahorok : 8
- Kecamatan Sirapit : 12
- Kecamatan Wampu : 19
Jumlah : 66 Izin
Laporan Kerja Praktek IV-23