21
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA Bina Bangsa Sejahtera Bogor SMA Bina Bangsa Sejahtera Bogor terletak di Jln.Dramaga km.7 Margajaya Bogor 16680. Memiliki Visi, Misi dan Tujuan : VISI: Menghasilkan SDM yang unggul prestasi, berwawasan kebangsaan dan berakhlakul karimah. MISI: 1.Meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar siswa dan guru. 2.Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik. 3.Meningkatkan pemahaman tentang wawasan kebangsaan. 4.Mengupayakan suasana lingkungan yang kondusif untuk belajar dan beribadah.

BAB IV diya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

spss

Citation preview

Page 1: BAB IV diya

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA Bina Bangsa Sejahtera Bogor

SMA Bina Bangsa Sejahtera Bogor terletak di Jln.Dramaga km.7 Margajaya Bogor

16680. Memiliki Visi, Misi dan Tujuan :

VISI:

Menghasilkan SDM yang unggul prestasi, berwawasan kebangsaan dan berakhlakul

karimah.

MISI:

1.Meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar siswa dan guru.

2.Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik.

3.Meningkatkan pemahaman tentang wawasan kebangsaan.

4.Mengupayakan suasana lingkungan yang kondusif untuk belajar dan beribadah.

5.Membina hubungan yang baik antara sesama warga sekolah dan warga luar sekolah.

TUJUAN:

Tujuan didirikan SMA BBS BOGOR sesuai dengan tujuan pendidikan nasional secara

khusus SMA BBS BOGOR bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki

keunggulan dalam hal :

Page 2: BAB IV diya

1.Keimanan dan ketqwaan kepada ALLAH SWT.

2.Rasa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi.

3.Wawasan iptek yang dalam dan luas.

4.Motivasi dan komitmen yang tinggi dalam mencapai prestasi.

5.Kepekaan sosial dan rasa kepemimpinan dan

6.Disiplin tinggi yang di tunjang kondisi fisik yang prima.

B. Analisis Univariat

Untuk menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian ini penulis menggunakan

analisis univariat. Pada analisis univariat ini ditampilkan distribusi frekuensi dari masing-

masing variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun dependen.

1. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Diagram 4.1 Karakteristik Umur Responden

13%

28%

41%

19%

UMUR

14151617

Page 3: BAB IV diya

Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 135 siswi kelas X dan XI.

Dilihat dari diagram diatas, umur 15 tahun sebanyak 65 orang (48%), umur 17 tahun

sebanyak 25 orang (19%) dan umur 16 tahun 45 orang (33%).

2. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas

Diagram 4.2 Gambaran Karakteristik Kelas Responden

46%54%

KELASX XI

Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 135 siswi kelas X dan XI. 62 orang

dari kelas X dan 73 orang dari kelas XI.

3. Gambaran Karakteristik Tingkat Pendidikan Orangtua Responden

24%

32%

44%

Pendidikan Orangtua

SD - SMAD3S1 - S2

Page 4: BAB IV diya

Tingkat pendidikan orangtua responden dalam penelitian ini berdasarkan jumlah

responden 135 siswi. Dilihat dari diagram diatas, tingkat pendidikan orangtua SD

hingga SMA sebanyak 32 orang (24%), tingkat pendidikan orangtua D3 sebanyak 43

orang (32%) dan tingkat pendidikan orangtua S1 hingga S2 60 orang (44%).

4. Gambaran Pengetahuan Responden Terhadap Kesehatan Reproduksi

Tabel 4.1

Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Secara Keseluruhan

Pengetahuan Jumlah (n) Presentase (%)

Baik 18 13.3Sedang 103 76.3Kurang 14 10.4

Total 135 100

Dapat dilihat pada tabel 4.1 mengenai pengetahuan secara keseluruhan, menunjukkan

bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang sedang sebanyak 88 responden

(65%). Responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 31 responden (23%) dan

berpengetahuan baik 16 responden (12%).

5. Gambaran Perilaku Responden Terhadap Personal Hygiene Menstruasi

Tabel 4.2

Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Secara Keseluruhan

Perilaku Jumlah (n) Presentase (%)

Baik 8 5,9Sedang 113 83,7Kurang 14 10,4

Total 135 100

Page 5: BAB IV diya

Berdasarkan tabel 4.2 yaitu perilaku responden secara keseluruhan menunjukkan hasil

bahwa sebagian besar responden sebanyak 113 responden (83,7%) memiliki perilaku personal

hygiene menstruasi yang sedang. Sebanyak 14 responden (10,4%) memiliki perilaku yang

kurang dan hanya 8 responden (5,9%) memiliki perilaku yang baik.

C. Analisis Bivariat

1. Hubungan umur siswi dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi

Bedasarkan hasil perhitungan menggunakan χ² diperoleh hasil χ² = 249 dengan p =

0.88 (lihat lampiran ….). oleh karna nilai p = 0.88 > 0.05 maka H0 diterima sehingga

H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara umur siswa dengan tingkat

pengetahuan kesehatan reproduksi pada taraf signifikan 5%

2. Hubungan kelas siswi dengan tinggat pengetahuan reporduksi

Bedasarkan hasil perhitungan menggunakan χ² diperoleh hasil χ² = 2.45 dengan p =

0.2.9 (lihat lampiran ….). oleh karna nilai p = 0.29 > 0.05 maka H0 diterima

sehingga H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara kelas siswi dengan tingkat

pengetahuan kesehatan reproduksi pada taraf signifikan 5%.

3. Hubungan tingkat pendidikan orangtua dengan tingkat pengetahuan kesehatan

reproduksi

Bedasarkan hasil perhitungan menggunakan χ² diperoleh hasil χ² = 5.58 dengan p =

0.23 (lihat lampiran ….). oleh karna nilai p 0.23 > 0.05 maka H0 diterima sehingga

H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orangtua dengan

tingkat pengetahuan siswi tentang kesehatan reproduksi pada taraf signifikan 5%.

4. Hubungan antara umur dengan perilaku personal hygiene menstruasi.

Page 6: BAB IV diya

Bedasarkan hasil perhitungan menggunakan χ² diperoleh hasil χ² = 5.89 dengan p =

0.052 (lihat lampiran ….). oleh karna nilai p= 0.052 > 0.05 maka H0 diterima

sehingga H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara umur dengan perilaku

personal hygiene menstruasi pada taraf signifikan 5%.

5. Hubungan kelas dengan perilaku personal hygiene menstruasi

Bedasarkan hasil perhitungan menggunakan χ² diperoleh hasil χ² = 3.85 dengan p =

0.14 (lihat lampiran ….). oleh karna nilai p= 0.14 > 0.05 maka H0 diterima sehingga

H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara kelas dengan perilaku personal

hygiene menstruasi pada taraf signifikan 5%.

6. Hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan perilaku personal hygiene menstruasi

siswi.

Bedasarkan hasil perhitungan menggunakan χ² diperoleh hasil χ² = 3.03 dengan p =

0.55 (lihat lampiran ….). oleh karna nilai p= 0.55 > 0.05 maka H0 diterima sehingga

H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan

perilaku personal hygiene menstruasi siswi pada taraf signifikan 5%.

D. Uji Hipotesis

Untuk analisis bivariat digunakan nilai korelasi berdasarkan analisis regresi. Berdasarkan

hasil komputasi analisis regresi sederhana diperoleh persamaan regresi yaitu: Y = 22,27 + 0,38 X

(lihat 4.3), dimana Y adalah perilaku personal hygen responden dan X adalah pengetahuan

responden tentang kesehatan reproduksi. Persamaan regresi tersebut signifikan nilai F sebesar

8,79 dengan nilai p = 0,004 yang lebih kecil 0,05 (p < 0,05). Komputasi statistik uji F

ditunjukkan pada Tabel 4.5.

Page 7: BAB IV diya

Oleh karena persamaan regresi ini signifikan maka dilanjutkan dengan analisis uji-t untuk

mengetahui pengaruh variabel pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku personal

hygen. Dari hasil komputasi diperoleh nilai statistik t sebesar 2,96 dengan nilai p = 0,004 (lihat

Tabel 4.4). Oleh karena nilai p = 0,004 < 0,05 sehingga variabel pengetahuan kesehatan

reproduksi berpengaruh terhadap perilaku hygen dari responden.

Besarnya korelasi antara variabel pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku

personal hygen sebesar 0,25 dengan determinasi (R2) = 0,062 (lihat Tabel 4.3). Artinya besarnya

pengaruh pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku personal hygen sebesar 6,2 %,

sehingga ada sekitar 83,8 % faktor-faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini

berpengaruh terhadap perilaku personal hygen responden.

Tabel 4.3

Model Summary (Nilai R dan R2)

Model

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

dime

nsio

1 ,249a ,062 ,055 3,07072

a. Predictors: (Constant), Pengetahuan

Tabel 4.4

Page 8: BAB IV diya

Statistik Uji F (Anova)b

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 82,837 1 82,837 8,785 ,004a

Residual 1254,097 133 9,429

Total 1336,933 134

a. Predictors: (Constant), Pengetahuan

b. Dependent Variable: Prilaku

Tabel 4.5

Coefficients Regresia

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 22,270 1,944 11,456 ,000

Pengetahuan ,382 ,129 ,249 2,964 ,004

a. Dependent Variable: Prilaku

BAB V

Page 9: BAB IV diya

PEMBAHASAN

A. Penafsiran dan Pembahasan Temuan Hasil Penelitian

1. Pembahasan Analisis Univariat

a. Gambaran karakteristik responden berdasarkan umur

Berdasarkan hasil penelitian yang digambarkan pada diagram 4.1 dapat diketahui

bahwa jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 135 respondenyang terdiri

dari kelas X dan XI. Dengan umur 15 tahun sebanyak 65 orang (48%), umur 17 tahun

sebanyak 25 orang (19%) dan umur 16 tahun 45 orang (33%).

Penelitian yang dilakukan oleh Novita (2012) di SMAN 9 Kebon Pala Jakarta

Timur , menunjukkan karakteristik usia responden berumur 14 tahun sampai 18

tahun. Sebagian besar responden berumur 16 tahun.

Penelitian yang dilakukan Mariene, Rahma, dan Ikhsan (2012) di SMAN 1

Sesean Kabupaten Toraja Utara, menunjukkan karakteristik usia responden berumur

14 tahun sampai 19 tahun. Sebaran umur dengan presentase tertinggi berada pada

umur 16 tahun yaitu sebanyak 53 siswi.

Hasil penelitian yang dilakukan dr. Shamima (2013) di India menunjukkan

karakteristik usia responden tertinggi berumur 16 tahun sebanyak 60%. Penelitian

yang dilakukan Ria Hariana (2013) menunjukkan bahwa dari 80 responden,

kelompok umur tertinggi 16-17 tahun sebanyak 49 (61,2%) .

b. Gambaran karakteristik responden berdasarkan kelas

Page 10: BAB IV diya

Berdasarkan tabel diagram 4.2 dapat dilihat bahwasannya jumlah responden dalam

penelitian ini berjumlah 135 siswi kelas X dan XI. 65 orang dari kelas X (50%) dan

70 orang dari kelas XI (50%).

Pada penelitian Fatikah (2010) didapatkan bahwa responden terbanyak terdapat di

kelas XI sebanyak 85 responden (44, 27 %). Sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Donatila (2011) bahwa responden terbanyak menurut tingkat kelas, yaitu

kelas XI sebesar 38 responden (59,4%) dibandingkan kelas X (40,6%).

Tingkatan kelas pada penelitian Mariene, Rahma, Ikhsan (2012) didapatkan

bahwa responden terbanyak terdapat di kelas XI sebesar 35,6% yaitu sebanyak 62

siswi. Tingkatan kelas pada penelitian dr. Shamima (2013) didapatkan bahwa

responden terbanyak terdapat di kelas XI sebesar 60%.

c. Gambaran karakteristik tingkat pendidikan orangtua responden

d. Gambaran pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi

Dapat dilihat pada tabel 4.1 mengenai pengetahuan secara keseluruhan,

menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang sedang

sebanyak 88 responden (65%). Responden yang memiliki pengetahuan kurang

sebanyak 31 responden (23%) dan berpengetahuan baik 16 responden (12%).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kusyogo (2008), yaitu

pengetahuan responden berada dalam kategori sedang yaitu sebanyak 55,4%, baik

26,4% dan rendah 18,2%.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Fatikah (2010) sebagian besar remaja putri di

SMA N 5 Surakarta mempunyai pengetahuan yang baik (66,67%) tentang kesehatan

Page 11: BAB IV diya

reproduksi. Hal ini disebabkan SMA N 5 Surakarta bekerjasama dengan tenaga

kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada siswi

yang baru masuk kelas X

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratna (2012) di SMK

Kristen Gergaji Semarang menunjukkan responden yang memiliki pengetahuan

kesehatan reproduksi cukup yaitu sebesar 60% dan paling sedikit responden yang

memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi kurang yaitu sebesar 13,3%.

e. Gambaran perilaku responden terhadap personal hygiene menstruasi

Berdasarkan tabel 4.2 yaitu perilaku responden secara keseluruhan menunjukkan

hasil bahwa sebagian besar responden sebanyak 113 responden (83,7%) memiliki

perilaku personal hygiene menstruasi yang sedang, 14 responden (10,4%) memiliki

perilaku yang kurang dan hanya 8 responden (5,9%) memiliki perilaku yang baik.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Kusyogo (2008) Sebagian besar

praktik kesehatan reproduksi responden buruk (47,3%), sedang 35,4%, dan hanya

17,3% yang praktiknya baik.

Penelitian yang dilakukan Aprilica (2010) menunjukkan bahwa perilaku hygiene

organreproduksi siswa perempuan kelas X di SMAN 1 Sambungmacan Sragen

sebanyak 58 responden berperilaku baik (52%). Sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Donatila (2011), didapatkan sebagian besar siswi (95,3%) memiliki

perilaku baik.

Page 12: BAB IV diya
Page 13: BAB IV diya

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai hubungan pengetahuan

kesehatan reproduksi dengan perilaku personal hygiene menstruasi di SMA Bina Bangsa

Sejahtera Bogor Tahun 2014 di peroleh kesimpulansebagai berikut :

1. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang sedang sebanyak 88 responden

(65%). Responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 31 responden (23%)

dan berpengetahuan baik 16 responden (12%).

2. Sebagian besar responden sebanyak 113 responden (83,7%) memiliki perilaku

personal hygiene menstruasi yang sedang. Sebanyak 14 responden (10,4%) memiliki

perilaku yang kurang dan hanya 8 responden (5,9%) memiliki perilaku yang baik.

3. Nilai p = 0.88 > 0.05 untuk umur, nilai p = 0.29 > 0.05 untuk kelas, dan nilai p

= 0.23 > 0.05 untuk tingkat pendidikan orangtua siswi. Oleh karena nilai p >

0.05 maka H0 diterima sehingga H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara

umur, kelas, dan tingkt pendidikan orangtua dengan tingkat pengetahuan

kesehatan reproduksi siswi.

4. Nilai p = 0.052 > 0.05 untuk umur, nilai p = 0.14 > 0.05 untuk kelas, dan nilai p

= 0.55>0.05 untuk tingkat pendidikan orangtua siswi. Oleh karena nilai p > 0.05

maka H0 diterima sehingga H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara

Page 14: BAB IV diya

umur, kelas, dan tingkt pendidikan orangtua dengan perilaku personal hygiene

menstruasi siswi.

5. Nilai p = 0,004 < 0,05 yang berarti bermakna, sehingga terdapat hubungan yang

bermakna antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku hygiene

menstruasi.

6. Besarnya pengaruh pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku personal

hygiene menstruasi sebesar 6,2 %, sehingga ada sekitar 83,8 % faktor-faktor lain yang

tidak diamati dalam penelitian ini berpengaruh terhadap perilaku personal hygiene

menstruasi

6.2 .SARAN

1. Untuk orangtua.

Dianjurkan untuk memberikan informasi intensif tentang pengetahuan reproduksi kepada

anak agar perilaku personal hygine menstruasi baik.

2. Untuk pemerintah :

Meningkatkan penyuluhan baik secara kelompok maupun individu yang

diberikan kepada wanita khususnya remaja putrid tentang pentingnya kesehatan reproduksi

serta perilaku personal hygiene menstruas di sekolah menengah atas

3. Untuk sekoloah.

dianjurkan agar sekolah memberikan pelajaran tentang kesehatan reproduksi baik secara

kurikuler maupun ko-kurikuler

4. Untuk penelitian selanjutnya :

Menambah jumlah responden penelitian

Page 15: BAB IV diya

Mengembangkan alat ukur (instrument) tentang pengetahuan kesehatan reproduksi

dengan perilaku personal hygiene menstruasi.

Meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku personal hygiene menstruasi,

seperti kebudayan, social ekonomi, lingkungan, agama, pilihan pribadi dan cacat jasmani