Upload
amanda-smith
View
224
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
spss
Citation preview
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Bina Bangsa Sejahtera Bogor
SMA Bina Bangsa Sejahtera Bogor terletak di Jln.Dramaga km.7 Margajaya Bogor
16680. Memiliki Visi, Misi dan Tujuan :
VISI:
Menghasilkan SDM yang unggul prestasi, berwawasan kebangsaan dan berakhlakul
karimah.
MISI:
1.Meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar siswa dan guru.
2.Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik.
3.Meningkatkan pemahaman tentang wawasan kebangsaan.
4.Mengupayakan suasana lingkungan yang kondusif untuk belajar dan beribadah.
5.Membina hubungan yang baik antara sesama warga sekolah dan warga luar sekolah.
TUJUAN:
Tujuan didirikan SMA BBS BOGOR sesuai dengan tujuan pendidikan nasional secara
khusus SMA BBS BOGOR bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki
keunggulan dalam hal :
1.Keimanan dan ketqwaan kepada ALLAH SWT.
2.Rasa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi.
3.Wawasan iptek yang dalam dan luas.
4.Motivasi dan komitmen yang tinggi dalam mencapai prestasi.
5.Kepekaan sosial dan rasa kepemimpinan dan
6.Disiplin tinggi yang di tunjang kondisi fisik yang prima.
B. Analisis Univariat
Untuk menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian ini penulis menggunakan
analisis univariat. Pada analisis univariat ini ditampilkan distribusi frekuensi dari masing-
masing variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun dependen.
1. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Diagram 4.1 Karakteristik Umur Responden
13%
28%
41%
19%
UMUR
14151617
Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 135 siswi kelas X dan XI.
Dilihat dari diagram diatas, umur 15 tahun sebanyak 65 orang (48%), umur 17 tahun
sebanyak 25 orang (19%) dan umur 16 tahun 45 orang (33%).
2. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas
Diagram 4.2 Gambaran Karakteristik Kelas Responden
46%54%
KELASX XI
Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 135 siswi kelas X dan XI. 62 orang
dari kelas X dan 73 orang dari kelas XI.
3. Gambaran Karakteristik Tingkat Pendidikan Orangtua Responden
24%
32%
44%
Pendidikan Orangtua
SD - SMAD3S1 - S2
Tingkat pendidikan orangtua responden dalam penelitian ini berdasarkan jumlah
responden 135 siswi. Dilihat dari diagram diatas, tingkat pendidikan orangtua SD
hingga SMA sebanyak 32 orang (24%), tingkat pendidikan orangtua D3 sebanyak 43
orang (32%) dan tingkat pendidikan orangtua S1 hingga S2 60 orang (44%).
4. Gambaran Pengetahuan Responden Terhadap Kesehatan Reproduksi
Tabel 4.1
Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Secara Keseluruhan
Pengetahuan Jumlah (n) Presentase (%)
Baik 18 13.3Sedang 103 76.3Kurang 14 10.4
Total 135 100
Dapat dilihat pada tabel 4.1 mengenai pengetahuan secara keseluruhan, menunjukkan
bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang sedang sebanyak 88 responden
(65%). Responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 31 responden (23%) dan
berpengetahuan baik 16 responden (12%).
5. Gambaran Perilaku Responden Terhadap Personal Hygiene Menstruasi
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Secara Keseluruhan
Perilaku Jumlah (n) Presentase (%)
Baik 8 5,9Sedang 113 83,7Kurang 14 10,4
Total 135 100
Berdasarkan tabel 4.2 yaitu perilaku responden secara keseluruhan menunjukkan hasil
bahwa sebagian besar responden sebanyak 113 responden (83,7%) memiliki perilaku personal
hygiene menstruasi yang sedang. Sebanyak 14 responden (10,4%) memiliki perilaku yang
kurang dan hanya 8 responden (5,9%) memiliki perilaku yang baik.
C. Analisis Bivariat
1. Hubungan umur siswi dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi
Bedasarkan hasil perhitungan menggunakan χ² diperoleh hasil χ² = 249 dengan p =
0.88 (lihat lampiran ….). oleh karna nilai p = 0.88 > 0.05 maka H0 diterima sehingga
H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara umur siswa dengan tingkat
pengetahuan kesehatan reproduksi pada taraf signifikan 5%
2. Hubungan kelas siswi dengan tinggat pengetahuan reporduksi
Bedasarkan hasil perhitungan menggunakan χ² diperoleh hasil χ² = 2.45 dengan p =
0.2.9 (lihat lampiran ….). oleh karna nilai p = 0.29 > 0.05 maka H0 diterima
sehingga H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara kelas siswi dengan tingkat
pengetahuan kesehatan reproduksi pada taraf signifikan 5%.
3. Hubungan tingkat pendidikan orangtua dengan tingkat pengetahuan kesehatan
reproduksi
Bedasarkan hasil perhitungan menggunakan χ² diperoleh hasil χ² = 5.58 dengan p =
0.23 (lihat lampiran ….). oleh karna nilai p 0.23 > 0.05 maka H0 diterima sehingga
H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orangtua dengan
tingkat pengetahuan siswi tentang kesehatan reproduksi pada taraf signifikan 5%.
4. Hubungan antara umur dengan perilaku personal hygiene menstruasi.
Bedasarkan hasil perhitungan menggunakan χ² diperoleh hasil χ² = 5.89 dengan p =
0.052 (lihat lampiran ….). oleh karna nilai p= 0.052 > 0.05 maka H0 diterima
sehingga H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara umur dengan perilaku
personal hygiene menstruasi pada taraf signifikan 5%.
5. Hubungan kelas dengan perilaku personal hygiene menstruasi
Bedasarkan hasil perhitungan menggunakan χ² diperoleh hasil χ² = 3.85 dengan p =
0.14 (lihat lampiran ….). oleh karna nilai p= 0.14 > 0.05 maka H0 diterima sehingga
H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara kelas dengan perilaku personal
hygiene menstruasi pada taraf signifikan 5%.
6. Hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan perilaku personal hygiene menstruasi
siswi.
Bedasarkan hasil perhitungan menggunakan χ² diperoleh hasil χ² = 3.03 dengan p =
0.55 (lihat lampiran ….). oleh karna nilai p= 0.55 > 0.05 maka H0 diterima sehingga
H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan
perilaku personal hygiene menstruasi siswi pada taraf signifikan 5%.
D. Uji Hipotesis
Untuk analisis bivariat digunakan nilai korelasi berdasarkan analisis regresi. Berdasarkan
hasil komputasi analisis regresi sederhana diperoleh persamaan regresi yaitu: Y = 22,27 + 0,38 X
(lihat 4.3), dimana Y adalah perilaku personal hygen responden dan X adalah pengetahuan
responden tentang kesehatan reproduksi. Persamaan regresi tersebut signifikan nilai F sebesar
8,79 dengan nilai p = 0,004 yang lebih kecil 0,05 (p < 0,05). Komputasi statistik uji F
ditunjukkan pada Tabel 4.5.
Oleh karena persamaan regresi ini signifikan maka dilanjutkan dengan analisis uji-t untuk
mengetahui pengaruh variabel pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku personal
hygen. Dari hasil komputasi diperoleh nilai statistik t sebesar 2,96 dengan nilai p = 0,004 (lihat
Tabel 4.4). Oleh karena nilai p = 0,004 < 0,05 sehingga variabel pengetahuan kesehatan
reproduksi berpengaruh terhadap perilaku hygen dari responden.
Besarnya korelasi antara variabel pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku
personal hygen sebesar 0,25 dengan determinasi (R2) = 0,062 (lihat Tabel 4.3). Artinya besarnya
pengaruh pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku personal hygen sebesar 6,2 %,
sehingga ada sekitar 83,8 % faktor-faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini
berpengaruh terhadap perilaku personal hygen responden.
Tabel 4.3
Model Summary (Nilai R dan R2)
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
dime
nsio
1 ,249a ,062 ,055 3,07072
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan
Tabel 4.4
Statistik Uji F (Anova)b
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 82,837 1 82,837 8,785 ,004a
Residual 1254,097 133 9,429
Total 1336,933 134
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan
b. Dependent Variable: Prilaku
Tabel 4.5
Coefficients Regresia
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 22,270 1,944 11,456 ,000
Pengetahuan ,382 ,129 ,249 2,964 ,004
a. Dependent Variable: Prilaku
BAB V
PEMBAHASAN
A. Penafsiran dan Pembahasan Temuan Hasil Penelitian
1. Pembahasan Analisis Univariat
a. Gambaran karakteristik responden berdasarkan umur
Berdasarkan hasil penelitian yang digambarkan pada diagram 4.1 dapat diketahui
bahwa jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 135 respondenyang terdiri
dari kelas X dan XI. Dengan umur 15 tahun sebanyak 65 orang (48%), umur 17 tahun
sebanyak 25 orang (19%) dan umur 16 tahun 45 orang (33%).
Penelitian yang dilakukan oleh Novita (2012) di SMAN 9 Kebon Pala Jakarta
Timur , menunjukkan karakteristik usia responden berumur 14 tahun sampai 18
tahun. Sebagian besar responden berumur 16 tahun.
Penelitian yang dilakukan Mariene, Rahma, dan Ikhsan (2012) di SMAN 1
Sesean Kabupaten Toraja Utara, menunjukkan karakteristik usia responden berumur
14 tahun sampai 19 tahun. Sebaran umur dengan presentase tertinggi berada pada
umur 16 tahun yaitu sebanyak 53 siswi.
Hasil penelitian yang dilakukan dr. Shamima (2013) di India menunjukkan
karakteristik usia responden tertinggi berumur 16 tahun sebanyak 60%. Penelitian
yang dilakukan Ria Hariana (2013) menunjukkan bahwa dari 80 responden,
kelompok umur tertinggi 16-17 tahun sebanyak 49 (61,2%) .
b. Gambaran karakteristik responden berdasarkan kelas
Berdasarkan tabel diagram 4.2 dapat dilihat bahwasannya jumlah responden dalam
penelitian ini berjumlah 135 siswi kelas X dan XI. 65 orang dari kelas X (50%) dan
70 orang dari kelas XI (50%).
Pada penelitian Fatikah (2010) didapatkan bahwa responden terbanyak terdapat di
kelas XI sebanyak 85 responden (44, 27 %). Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Donatila (2011) bahwa responden terbanyak menurut tingkat kelas, yaitu
kelas XI sebesar 38 responden (59,4%) dibandingkan kelas X (40,6%).
Tingkatan kelas pada penelitian Mariene, Rahma, Ikhsan (2012) didapatkan
bahwa responden terbanyak terdapat di kelas XI sebesar 35,6% yaitu sebanyak 62
siswi. Tingkatan kelas pada penelitian dr. Shamima (2013) didapatkan bahwa
responden terbanyak terdapat di kelas XI sebesar 60%.
c. Gambaran karakteristik tingkat pendidikan orangtua responden
d. Gambaran pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi
Dapat dilihat pada tabel 4.1 mengenai pengetahuan secara keseluruhan,
menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang sedang
sebanyak 88 responden (65%). Responden yang memiliki pengetahuan kurang
sebanyak 31 responden (23%) dan berpengetahuan baik 16 responden (12%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kusyogo (2008), yaitu
pengetahuan responden berada dalam kategori sedang yaitu sebanyak 55,4%, baik
26,4% dan rendah 18,2%.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Fatikah (2010) sebagian besar remaja putri di
SMA N 5 Surakarta mempunyai pengetahuan yang baik (66,67%) tentang kesehatan
reproduksi. Hal ini disebabkan SMA N 5 Surakarta bekerjasama dengan tenaga
kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada siswi
yang baru masuk kelas X
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratna (2012) di SMK
Kristen Gergaji Semarang menunjukkan responden yang memiliki pengetahuan
kesehatan reproduksi cukup yaitu sebesar 60% dan paling sedikit responden yang
memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi kurang yaitu sebesar 13,3%.
e. Gambaran perilaku responden terhadap personal hygiene menstruasi
Berdasarkan tabel 4.2 yaitu perilaku responden secara keseluruhan menunjukkan
hasil bahwa sebagian besar responden sebanyak 113 responden (83,7%) memiliki
perilaku personal hygiene menstruasi yang sedang, 14 responden (10,4%) memiliki
perilaku yang kurang dan hanya 8 responden (5,9%) memiliki perilaku yang baik.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Kusyogo (2008) Sebagian besar
praktik kesehatan reproduksi responden buruk (47,3%), sedang 35,4%, dan hanya
17,3% yang praktiknya baik.
Penelitian yang dilakukan Aprilica (2010) menunjukkan bahwa perilaku hygiene
organreproduksi siswa perempuan kelas X di SMAN 1 Sambungmacan Sragen
sebanyak 58 responden berperilaku baik (52%). Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Donatila (2011), didapatkan sebagian besar siswi (95,3%) memiliki
perilaku baik.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai hubungan pengetahuan
kesehatan reproduksi dengan perilaku personal hygiene menstruasi di SMA Bina Bangsa
Sejahtera Bogor Tahun 2014 di peroleh kesimpulansebagai berikut :
1. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang sedang sebanyak 88 responden
(65%). Responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 31 responden (23%)
dan berpengetahuan baik 16 responden (12%).
2. Sebagian besar responden sebanyak 113 responden (83,7%) memiliki perilaku
personal hygiene menstruasi yang sedang. Sebanyak 14 responden (10,4%) memiliki
perilaku yang kurang dan hanya 8 responden (5,9%) memiliki perilaku yang baik.
3. Nilai p = 0.88 > 0.05 untuk umur, nilai p = 0.29 > 0.05 untuk kelas, dan nilai p
= 0.23 > 0.05 untuk tingkat pendidikan orangtua siswi. Oleh karena nilai p >
0.05 maka H0 diterima sehingga H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara
umur, kelas, dan tingkt pendidikan orangtua dengan tingkat pengetahuan
kesehatan reproduksi siswi.
4. Nilai p = 0.052 > 0.05 untuk umur, nilai p = 0.14 > 0.05 untuk kelas, dan nilai p
= 0.55>0.05 untuk tingkat pendidikan orangtua siswi. Oleh karena nilai p > 0.05
maka H0 diterima sehingga H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara
umur, kelas, dan tingkt pendidikan orangtua dengan perilaku personal hygiene
menstruasi siswi.
5. Nilai p = 0,004 < 0,05 yang berarti bermakna, sehingga terdapat hubungan yang
bermakna antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku hygiene
menstruasi.
6. Besarnya pengaruh pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku personal
hygiene menstruasi sebesar 6,2 %, sehingga ada sekitar 83,8 % faktor-faktor lain yang
tidak diamati dalam penelitian ini berpengaruh terhadap perilaku personal hygiene
menstruasi
6.2 .SARAN
1. Untuk orangtua.
Dianjurkan untuk memberikan informasi intensif tentang pengetahuan reproduksi kepada
anak agar perilaku personal hygine menstruasi baik.
2. Untuk pemerintah :
Meningkatkan penyuluhan baik secara kelompok maupun individu yang
diberikan kepada wanita khususnya remaja putrid tentang pentingnya kesehatan reproduksi
serta perilaku personal hygiene menstruas di sekolah menengah atas
3. Untuk sekoloah.
dianjurkan agar sekolah memberikan pelajaran tentang kesehatan reproduksi baik secara
kurikuler maupun ko-kurikuler
4. Untuk penelitian selanjutnya :
Menambah jumlah responden penelitian
Mengembangkan alat ukur (instrument) tentang pengetahuan kesehatan reproduksi
dengan perilaku personal hygiene menstruasi.
Meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku personal hygiene menstruasi,
seperti kebudayan, social ekonomi, lingkungan, agama, pilihan pribadi dan cacat jasmani