Upload
hangoc
View
234
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
IV-1
BAB IV
HASIL ANALISA DAN DATA
4.1 Hasil dan Analisa Pengujian Aspal
Aspal yang digunakan pada penelitian ini adalah aspal keras yang mempunyai nilai penetrasi 60/70, serat alam berupa sabut
kelapa, Asbuton sebagai aspal alam. Penentuan kadar optimum aspal dan serat sabut kelapa yang diambil yaitu Aspal +
serat sabut kelapa 0.3%. Rancang ulang pengujian kadar aspal optimum dan pengujian suhu pencampuran optimum
asbuton dengan serat alam (sabut kelapa) di laboratorium Jalan Raya Universitas Mercu Buana meliputi uji Marshall Kadar
Aspal Optimum, Marshall Immersion, dan pengujian wheel tracking di laboratorium Litbang Bandung. Suhu pencampuran
optimum pada campuran aspal minyak dengan modifier asbuton dan serat alam sabut kelapa bertujuan untuk memudahkan
saat pekerjaan pencampuran atau workability yang paling baik, yaitu saat aspal dan serat serta agregat dapat bercampur
dengan baik. Dikarenakan aspal saat berpengaruh terhadap suhu, jika suhunya terlalu tinggi maka aspal akan mencair tetapi
saat suhunya masih terlalu rendah maka aspal masih keras atau kaku.
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
IV-2
4.2 Pengujian Marshal KAO
4.2.1 Hasil Uji Marshall Kadar Aspal Optimum
TABEL 4.1 PENGUJIAN MARSHALL
Kalibrasi Proving Ring =
35.44128
lbf/divisi
Nomor Benda Uji
Kadar aspal
Berat kering Berat SSD
Berat dalam Air
Isi Benda Uji
Berat Isi
Bj Maksimu
m VMA VIM VFB Bacaan
Stabilitas
Stabilitas x
Proving Ring
Stabilitas x koreksi Flow MQ
Kadar Aspal efektif
1 5.00 1084.0
0 1087.00 545.00 542.0
0 2.00 2.60 26.36 22.95 99.87 41.73 1478.96 1449.39 4.50 322.09 15.38
2 5.00 1110.0
0 1113.00 569.00 544.0
0 2.04 2.60 24.87 21.39 99.86 38.56 1366.62 1298.28 4.40 295.06 15.38
3 5.00 1099.0
0 1103.00 567.00 536.0
0 2.05 2.60 24.50 21.01 99.86 29.94 1061.11 1039.89 4.55 228.55 15.38
Rata - Rata 5.00 2.03 2.60 25.24 21.79 99.86 1262.52 4.48 281.90 15.38
1 5.50 1080.0
0 1083.00 557.00 526.0
0 2.05 2.58 24.79 20.36 99.82 28.14 997.32 857.69 4.10 209.19 16.83
2 5.50 1081.0
0 1085.00 558.00 527.0
0 2.05 2.58 24.87 20.44 99.82 24.68 874.69 769.73 4.30 179.01 16.83
3 5.50 1083.0
0 1086.00 557.00 529.0
0 2.05 2.58 25.01 20.59 99.82 26.31 932.46 820.56 4.20 195.37 16.83
Rata - Rata 5.50 2.05 2.58 24.89 20.46 99.82 816.00 4.20 194.52 16.83
1 6.00 1100.0
0 1101.00 562.00 539.0
0 2.04 2.56 25.64 20.31 99.79 26.31 932.46 913.81 4.20 217.57 18.27
2 6.00 1093.0
0 1094.00 559.00 535.0
0 2.04 2.56 25.57 20.22 99.79 26.31 932.46 820.56 4.00 205.14 18.27
3 6.00 1105.0
0 1108.00 566.00 542.0
0 2.04 2.56 25.72 20.39 99.79 26.31 932.46 867.19 5.00 173.44 18.27
Rata - Rata 6.00 2.04 2.56 25.64 20.31 99.79 867.19 4.40 198.72 18.27
1 6.50 1094.0
0 1096.00 564.00 532.0
0 2.06 2.54 25.48 19.16 99.75 24.95 884.26 866.57 4.20 206.33 19.68
2 6.50 1109.0
0 1110.00 572.00 538.0
0 2.06 2.54 25.30 18.96 99.75 24.04 852.01 766.81 5.30 144.68 19.68
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
IV-3
3 6.50 1088.0
0 1089.00 547.00 542.0
0 2.01 2.54 27.25 21.08 99.77 23.13 819.76 803.36 5.70 140.94 19.68
Rata - Rata 6.50 2.04 2.54 26.01 19.73 99.76 812.25 5.07 163.98 19.68
1 7.00 1112.0
0 1114.00 573.00 541.0
0 2.06 2.53 25.91 18.65 99.72 26.76 948.41 882.02 7.00 126.00 21.08
2 7.00 1094.0
0 1096.00 553.00 543.0
0 2.01 2.53 27.38 20.27 99.74 23.13 819.76 786.97 7.30 107.80 21.08
3 7.00 1109.0
0 1111.00 569.00 542.0
0 2.05 2.53 26.24 19.02 99.72 25.40 900.21 855.20 6.50 131.57 21.08
Rata - Rata 7.00 2.04 2.53 26.51 19.31 99.73 841.39 6.93 121.79 21.08
BJ Aspal = 1.130 BJ Bulk Agregat = 2.580 BJ Effektif Agregat = 2.786 Absorpsi Aspal = 3.239
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
IV-4
Contoh Perhitungan Kadar Aspal Optimum :
A. Berat Jenis Maksimum
= 2,58
B. Persen rongga di dalam agregat (VMA)
100 -
(100 - %aspal) berat isi
BJ Bulk Agregat
= 24,79
C. Persen rongga terhadap campuran (VIM)
100 -
100 . berat isi
Bj maksimum
= 20,36
D. Persen rongga terisi aspal (VFB)
100 -
(VMA - VIM)
VMA
= 99,82
100
% Agregat
+
% Aspal
BJ Effektif Agregat BJ Aspal
100
(100-5,5)
+
5,5%
2.7 1.13
100 -
(100 – 5,5) 2,05
2,58
100 -
100 . 2,05
2,58
100 -
(24,79 – 20,36)
24,79
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
IV-5
E. Stabilitas x koreksi
Stabilitas x (stabilitas x bacaan proofing ring kalibrasi proving ring)x koreksi benda uji)
997,32 x 0,86 = 857,69
F. Marshall quotient
= 209,19
4.2.1.1 Stabilitas
Gambar 4.1 Grafik hubungan kadar Aspal vs Stabilitas
Stabilitas campuran dalam pengujian marshall ditunjukan dengan pembacaan nilai stabilitas yang
dikoreksi dengan angka tebal benda uji. Stabilitas merupakan kemampuan lapis perkerasan untuk
Stabilitas
Flow
857,69
4,10
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
IV-6
menahan deformasi akibat beban lalu lintas yang bekerja di atasnya, tanpa mengalami perubahan
bentuk seperti gelombang dan alur. Nilai stabilitas dipengaruhi oleh gesekan antar butiran
agregat (internal friction), penguncian antar butir agregat (interlooking) dan daya ikat yang baik
dari lapisan aspal (kohesi), disamping itu proses pemadatan, mutu agregat, dan kadar aspal juga
berpengaruh. Besarnya stabilitas aspal beton tergantung dari kadar aspal,semakin besar kadar
aspal maka semakin besar pula stabilitasnya hingga mencapai nilai optimum. Pada grafik 4.1
Hubungan kadar aspal dengan stabilitas terlihat mencapai optimum pada kadar aspal 5%
selanjutnya mulai turun sampai dengan cenderung stabil pada kadar aspal 5.5 %, 6%, 6.5%, 7%.
4.2.1.2 Kelelehan
Gambar 4.2 Grafik hubungan kadar Aspal vs Kelelehan
Flow atau kelelehan menunjukkan besarnya penurunan atau deformasi yang terjadi pada lapis
keras akibat menahan beban yang diterimanya. Penurunan atau deformasi yang terjadi erat
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
IV-7
kaitannya dengan nilai karakteristik Marshall lainnya, seperti VFB (Vold Filled Bitumen), VIM
(Void In Mix) dan stabilitasnya. Nilai flow dipengaruhi antara lain oleh gradasi agregat, kadar
aspal dan proses pemadatan yang meliputi suhu pemadatan dan energi pemadatan.. Pada grafik
4.2 hubungan kadar aspal dengan kelelehan terlihat mengalami peningkatan, semakin besar
kadar aspal maka semakin besar pula kelelehannya. Dan nilai kelelehan tertinggi terdapat pada
kadar aspal 5,5%.
4.2.1.3 Marshall Quotient (MQ)
Gambar 4.3 Grafik hubungan kadar Aspal vs Marshall Quotient
Nilai Marshall Quotient (MQ) merupakan hasil bagi antara stabilitas dengan kelelahan (flow) dan
merupakan pendekatan terhadap tingkat kekakuan dan fleksibilitas campuran. Semakin besar
nilai Marshall Quotient (QM) berarti campuran semakin kaku dan sebaliknya semakin kecil
Marshall Quotient (QM) maka perkerasanya semakin lentur. Dari gambar 4.3 hubungan kadar
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
IV-8
aspal dengan Marshall Quotient (MQ) diketahui mengalami penurunan. Dan campuran beton
aspal yang memiliki nilai Marshall Quotient (MQ) optimum yaitu kadar aspal 5,5% dengan nilai
194.52 kg/mm.
4.2.1.4 Voids In Mix (VIM)
Gambar 4.4 Grafik hubungan kadar Aspal vs VIM
VIM (Void In Mix) adalah banyaknya rongga dalam campuran yang dinyatakan dalam
prosentase. Rongga udara yang terdapat dalam campuran diperlukan untuk tersedianya ruang
gerak untuk unsur-unsur campuran sesuai dengan sifat elastisnya. Karena itu nilai VIM sangat
menentukan karakteristik campuran. Nilai VIM (Void In Mix) dipengaruhi oleh gradasi agregat,
kadar aspal dan density. Jika nilai VIM (Void In Mix) yang terlalu tinggi berkurangnya keawetan
dari lapis keras karena rongga yang terlalu besar akan memudahkan masuknya air dan udara
kedalam lapis perkerasan. Udara akan mengoksidasi aspal sehingga selimut aspal menjadi tipis
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
IV-9
dan kohesi aspal menjadi berkurang. Dari gambar 4.4 diatas diperoleh nilai VIM yang
mengalami penurunan, semakin besar kadar aspal yang digunakan maka semakin menurun nilai
VIM nya.
4.2.1.5 Void In Mineral Agregate (VMA)
Gambar 4.5 Grafik hubungan kadar Aspal vs VMA
VMA (Void In Mineral Aggregate) adalah rongga udara yang ada diantara mineral agregat di
dalam campuran beraspal panas yang sudah didapatkan termasuk ruang yang terisi aspal. VMA
dinyatakan dalam prosentase dari campuran beraspal panas. VMA digunakan sebagai ruang
untuk menampung aspal dan volume rongga udara yang diperlukan dalam campuran beraspal
panas, besarnya nilai VMA dipengaruhi oleh kadar aspal, gradasi bahan susun, jumlah tumbukan
dan temperatur pemadatan. Dari gambar 4.5 diatas diketahui bahwa nilai VMA mengalami
peningkatan, semakin besar kadar aspal maka semakin besar juga nilai VMA.
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
IV-10
4.2.1.6 Void Filled Bitumen (VFB)
Gambar 4.6 Grafik hubungan kadar Aspal vs VFB
VFB (Void Filled Bitumen), menyatakan prosestase rongga udara yang terisi aspal pada
campuran yang telah mengalami pemadatan, Nilai VFB ini merupakan sifat kekedapan air dan
udara, maupun sifat elastis campuran. Nilai VFB dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:
energi, suhu pemadatan, jenis dan kadar aspal, serta gradasi agregatnya. Nilai VFB yang semakin
besar berarti semakin banyaknya rongga udara yang terisi aspal sehingga kekedapan campuran
terhadap air dan udara akan semakin tinggi. Nilai VFB yang terlalu tinggi akan menyebabkan
lapis perkerasan mudah mengalami bleeding atau naiknya aspal kepermukaan. Nilai VFB (Void
Filled Bitumen) yang terlalu kecil akan menyebabkan kekedapan campuran terhadap air
berkurang karena sedikit rongga yang terisi aspal. Dengan banyaknya rongga yang kosong, air
dan udara akan mudah masuk kedalam lapis keras sehingga keawetan dari lapis keras akan
berkurang. Dari gambar 4.6 diatas diketahui bahwa nilai VFB mengalami penigkatan, semakin
besar kadar aspal maka semakin besar pula nilai VFB nya.
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
IV-11
4.2.1.7 Analisa untuk mencari Kadar Aspal Optimum
Tabel 4.2 Hasil Analisa untuk mencari Kadar Aspal Optimum
Uraian Syarat Kadar aspal (%)
5 √ / X 5.5 √ / X 6 √ / X 6.5 √ / X 7 √ / X
VIM 3-5 21.79 X 20.46 X 20.31 X 19.73 X 19.31 X
VFB >65 99.86 X 99.82 X 99.79 X 99.76 X 99.73 X
VMA 75-85 25.24 X 24.89 X 25.64 X 26.01 X 26.51 X
Stabilitas >670 1262.52 √ 816.00 √ 867.19 √ 812.25 √ 841.39 √
Flow >2 4.48 √ 4.20 √ 4.40 √ 5.07 √ 6.93 √
MQ 190-300 281.90 √ 194.52 √ 198.72 √ 163.98 X 121.79 X
Ket : √=masuk , X=tidak masuk
Dari tabel 4.2 diatas maka diperoleh nilai kadar aspal optimum sebesar 5.5%, dimana kadar aspal
optimum tersebut akan digunakan untuk uji perendaman selama 24 jam.
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
IV-12
4.3 Uji Immersion (Perendaman)
4.3.1 perendaman 24 jam
TABEL 4.3 PENGUJIAN IKS 24 jam
Kalibrasi Proving Ring = 35.44128
Nomor Benda Uji a
SUHU OPTIMUM
(0C) Berat kering
Berat SSD
Brt keranjang
dlm air
Berat dalam
air F g h i j k l m n o p
1 5.50 155 1160.00 1186.00 600.00 586.00 2.18 2,58 20.15 15.44 99.77 28.14 997.32 857.69 4.10 209.19 16.83
2 5.50 155 1112.00 1131.00 605.00 526.00 2.17 2.58 20,52 15.83 99.77 24.68 874.69 769.73 4.30 179.01 16.83
3 5.50 155 1113.00 1123.00 605.00 512.00 2.23 2,58 18.32 13.51 99.74 26.31 932.46 820.56 4.20 195.37 16.83
Rata - Rata 5.50 2.19 2.58 19.66 14.93 99.76 816.00 4.20 194.52 16.83
BJ Aspal = 1.13 BJ Bulk Agregat = 2.580 BJ Effektif Agregat = 2.786 Absorpsi Aspal = 3,239
TABEL 4.4 RESUME HASIL PERCOBAAN UJI MARSHALL UNTUK IKS
BENDA KADAR ASPAL (%)
SUHU (0C) DENSITY (GRAM/
CM3)
VMA (%)
VIM (%)
VFB (%)
STABILITAS (KG)
FLOW (MM)
MQ (KG/MM)
UJI
1 5.50 155 2.18 20.15 15.44 99.77 997.32 4.10 209.19
2 5.50 155 2.17 20,52 15.83 99.77 874.69 4.30 179.01
3 5.50 155 2.23 18.32 13.51 99.74 932.46 4.20 195.37
Syarat - 75% - 85% 3% - 5% - > 670 > 2 190-300
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
IV-13
4.3.2 Uji perendaman 30 menit
Table 4.5 Pengujian IKS 30 menit
Kalibrasi Proving Ring 35.44128
Nomor Benda Uji a b c d e f g h i j k l m n o p
1 5.50 1107.00 1118.00 654.00 464.00 2.08 2.58 23.81 19.32 99.81 27.00 956.91 822.95 4.20 195.94 16.83
2 5.50 1105.00 1116.00 652.00 464.00 2.07 2.58 24.18 19.71 99.82 33.00 1169.56 1029.21 5.70 180.56 16.83
3 5.50 1104.00 1115.00 651.00 464.00 2.03 2.58 25.65 21.26 99.83 35.00 1240.44 1091.59 3.10 352.13 16.83
Rata - Rata 5.50 2.06 2.58 24.55 20.10 99.82
981.25
16.83
BJ Aspal = 1.13 BJ Bulk Agregat = 2.580 BJ Effektif Agregat = 2.786
Absorpsi Aspal = 3.239
%100 11
21 xS
SSIKS
IKS = (1 – (981.25 – 816) ) x 100%
981.25
IKS = 83.16 %
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
IV-14
4.4 Pengujian Marshal KAO
TABEL 4.6 PENGUJIAN MARSHALL SUHU PENCAMPURAN
Kalibrasi Proving Ring = 35.4413
Nomor Benda Uji
% Aspal
SUHU (0C)
Berat kering
Berat SSD
Berat Dalam
Air Isi Benda Uji Berat
Isi Bj
Maks VMA VIM VFB Bacaan
Stabilitas Stabilitas Kalibrasi
Stabilitas Koreksi Flow MQ
Kadar Aspal
1 5.50 110 1134.00 1153.00 648.00 505.00 2.25 2.58 17.75 12.90 99.73 10.20 361.50 354.27 6.70 52.88 16.83
2 5.50 110 1124.00 1146.00 642.00 504.00 2.24 2.58 17.95 13.11 99.73 29.00 1027.80 976.41 3.10 314.97 16.83
Rata - Rata 5.50 110 1131.50
2.24 2.58 17.85 13.01 99.73
665.34 4.90 183.92 16.83
1 5.50 120 1135.00 1154.00 649.00 505.00 2.25 2.58 17.68 12.83 99.73 24.00 850.59 731.51 6.15 118.94 16.83
2 5.50 120 1140.00 1165.00 649.00 516.00 2.21 2.58 19.08 14.31 99.75 30.00 1063.24 935.65 3.75 249.51 16.83
Rata - Rata 5.50 120 1137.50
2.23 2.58 18.38 13.57 99.74
833.58 4.95 184.23 16.83
1 5.50 130 1124.00 1143.00 641.00 502.00 2.24 2.58 17.99 13.15 99.73 25.00 886.03 868.31 6.10 142.35 16.83
2 5.50 130 1102.00 1154.00 652.00 502.00 2.20 2.58 19.59 14.85 99.76 27.00 956.91 842.08 3.90 215.92 16.83
Rata - Rata 5.50 130 1113.00
2.22 2.58 18.79 14.00 99.74
855.20 5.00 179.13 16.83
1 5.50 140 1137.00 1156.00 642.00 514.00 2.21 2.58 18.98 14.20 99.75 25.00 886.03 868.31 4.70 184.75 16.83
2 5.50 140 1130.00 1147.00 648.00 499.00 2.26 2.58 17.06 12.17 99.71 24.00 850.59 765.53 4.10 186.72 16.83
Rata - Rata 5.50 140 1133.50
2.24 2.58 18.02 13.18 99.73
816.92 4.40 185.73 16.83
1 5.50 150 1139.00 1153.00 639.00 514.00 2.22 2.58 18.83 14.05 99.75 35.00 1240.44 1153.61 5.60 206.00 16.83
2 5.50 150 1135.00 1154.00 638.00 516.00 2.20 2.58 19.43 14.68 99.76 22.00 779.71 748.52 4.20 178.22 16.83
Rata - Rata 5.50 150 1137.00
2.21 2.58 19.13 14.37 99.75
951.07 4.90 192.11 16.83
1 5.50 160 1137.00 1158.00 642.00 516.00 2.20 2.58 19.29 14.53 99.75 35.00 1240.44 1091.59 3.40 321.06 16.83
2 5.50 160 1138.00 1154.00 644.00 512.00 2.22 2.58 18.59 13.79 99.74 24.00 850.59 731.51 3.10 235.97 16.83
Rata - Rata 5.50 160 1137.50
2.21 2.58 18.94 14.16 99.75
911.55 3.25 278.51 16.83
BJ Aspal = 1.13 BJ Bulk Agregat = 2.580 BJ Effektif Agregat = 2.786 Absorpsi Aspal = 3.239
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
IV-15
Contoh Perhitungan Kadar Aspal Optimum Marshall Pencampuran:
A. Berat Jenis Maksimum
= 2,58
A. Persen rongga di dalam agregat (VMA)
100 -
(100 - %aspal) berat isi
BJ Bulk Agregat
= 17,99
B. Persen rongga terhadap campuran (VIM)
100 -
100 . berat isi
Bj maksimum
= 13,15
C. Persen rongga terisi aspal (VFB)
100 -
(VMA - VIM)
VMA
= 99,73
100
% Agregat
+
% Aspal
BJ Effektif Agregat BJ Aspal
100
(100-5,5)
+
5,5%
2.7 1.13
100 -
(100 – 5,5) 2,24
2,58
100 -
100 . 2,24
2,58
100 -
(17,99 – 13,15)
17,99
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
IV-16
D. Stabilitas x koreksi
Stabilitas x (stabilitas x bacaan proofing ring kalibrasi proving ring)x koreksi benda uji)
80386, x 0,86 = 868,31
E. Marshall quotient
= 142,35
4.4.1 Marshall Quotient (MQ)
Gambar 4.7 Grafik hubungan kadar Aspal vs Marshall Quotient
Nilai Marshall Quotient (MQ) merupakan hasil bagi antara stabilitas dengan kelelahan (flow) dan
merupakan pendekatan terhadap tingkat kekakuan dan fleksibilitas campuran. Semakin besar
nilai Marshall Quotient (QM) berarti campuran semakin kaku dan sebaliknya semakin kecil
868,31
6,10
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
IV-17
Marshall Quotient (QM) maka perkerasannya semakin lentur. Dari gambar 4.7 hubungan Suhu
pencampuran dengan Marshall Quotient (MQ) diketahui cendrung mengalami penurunan pada
suhu 1300
C dan kembali naik pada suhu selanjutnya. Dan campuran Suhu pencampuran beton
aspal yang memiliki nilai Marshall Quotient (MQ) optimum yaitu pada suhu 1300 C. Di saat
suhu inilah workability antara agregat,aspal dan serat yang paling ideal. Suhu pencampuran aspal
panas tanpa tambahan BNA dan serat berkisar antara 1450C-160
0C. Sehingga dengan
penambahan BNA dan serat alam berupa sabut kelapa dapat menurunkan suhu pencampuran
aspal panas pada umumnya.
4.5 Uji Wheel Tracking
4.5.1 Mix Design Wheel Tracking
a. Volume Benda Uji = 30cm x 30cm x 5cm
= 4500 cm3
b. T.Campuran = Volume x Density x Koreksi
= 4500 cm3 x 2.05 x 1.02
= 9409.5 gram
c. Kadar Apal 5.5 %
Kadar Apal = 5.5% x 9409.5 cm3
= 517. 52 gram
d. Berat Agregat = 9409.5 – 517.52
= 8891.977 gram
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
IV-18
TABEL 4.7 Penentuan Berat Agregat Berdasarkan Gradasi Campuran SMA 0/11
Ukuran saringan Persen (%)
Berat Agregat
No (mm) Tertahan Komulatif
(gram)
1" 25.4 -
3/4" 19.1 -
1/2" 12.7 5 444.598875
3/8" 9.5 37.5 3334.491563
No. 4 4.76 20 1778.3955
No.8 2.38 12.5 1111.497188
N0.16 1.19 -
No.30 0.6 -
No.50 0.279 9 800.277975
No. 200 0.075 6 533.51865
Filler 0.075 10 889.19775
TOTAL 100 8891.9775
TABEL 4.8 Berat Aspal Modifier
Aspal berserat (75%) (gram) Asbuton (25%)
Berat Apal Modifier Serat (0.3%) (gram) Aspal (99.7%) (gram) (gram)
517.5225 388.14
129.38
1.164 386.98
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
IV-19
TABEL 4.9 Data hasil pengujian Wheel Tracking
WAKT
U
(MENIT
)
PASSING JENIS BENDA
UJI (AC – WC) SATUAN
0 0 0,00 mm
1 21 0,94 mm
5 105 1,83 mm
10 210 2.40 mm
15 315 2,79 mm
30 630 3.60 mm
45 945 4.16 mm
60 1260 4.55 mm
DO = Ren Awal 2,99 mm
RD = Kecepatan
Deformasi 0,0260 mm/menit
DS = Dinamis Stabilitas 1615.4 lintasan/mm
Gambar 4.8 Grafik Hasil Uji Wheel Tracking
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
IV-20
Dari data didapat, dapat dilihat bahwa nilai dynamic stabilty (DS) adalah sebesar
1615,4 lintasan/mm, yang mempunyai arti bahwa terjadi deformasi 1 mm setiap kurang
lebih 2032 lintasan dengan beban seberat 6,4 0,15 kg/cm2 pada suhu 60
0C.
Maka dapat disimpulkan bahwa pada pengujian wheel tracking ini hasil yang
didapat tidak memenuhi persyaratan yang ada, dikarenakan pada pengujian ini nilai
dynamic stability (DS) kurang dari 2500 lintasan/mm. Salah satunya hal ini dapat
diakibatkan dari gradasi agregat pada campuran tersebut.