Upload
lykiet
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT Maluku Televisi Indonesia (Molluca TV)
Molluca TV adalah stasiun televisi lokal di Maluku. Molluca TV mulai
tayang pada tanggal 16 Agustus 2006 dan mengudara pada channel 26 UHF
dengan kekuatan pemancar 1,5 K menjangkau pulau Ambon dan sekitarnya .
Molluca TV beroperasi selama 18 jam mulai dari pukul 06.00 - 24.00WIT.
Molluca TV dengan slogan “Molluca TV MANTAP!”, hadir menjadi media
pilihan utama masyarakat Maluku melalui program-program informasi seperti
berita, pendidikan, budaya, hiburan yang sehat dan mempunyai kontrol sosial di
masyarakat. Format dari program Molluca TV ini juga berangkat dari informasi
dan edukasi yang disajikan dalam bentuk hiburan yang bermaksud untuk
menjangkau pemirsa dari segala usia. Dengan hadirnya media televisi lokal satu-
satunya di Kota Ambon, maka peristiwa-peristiwa yang terjadi di wilayah
setempat dapat ditayangkan dengan cepat sehingga media lokal ini sangat
bermanfaat bagi masyarakat Kota Ambon. Kehadiran Molluca TV ditengah-
tengah masyarakat Kota Ambon, disambut hangat oleh semua lapisan masyarakat,
sebab hal ini telah menjadi dambaan masyarakat Kota Ambon. Terkait
persitiwa/konflik yang terjadi di Kota Ambon pada tahun lalu, tepatnya pada
tanggal 11 September 2011, yang mana konflik kembali terjadi di Kota Ambon.
Setelah sekian lama masyarakat Kota Ambon mengalami dampak konflik, konflik
tersebut sangat mengkhawatirkan oleh semua masyarakat Kota Ambon. Karena
kota ini pernah mengalami konflik, masyarakat mejadi gelisah dan trauma dengan
konflik yang terjadi pada waktu itu. Namun, konflik tersebut tidak bertahan lama.
Hanya saja kegelisahan yang terjadi di masyarakat itu masih ada. Sehingga
Pemerintah Kota Ambon bekerjasama dengan Molluca TV menayangkan Iklan
37
Layanan Masyarakat, berupa pesan-pesan atau himbauan positif bagi masyarakat
untuk tidak terpovokasi dengan isu-isu yang sama sekali tidak menguntungkan.
Selain dari pihak Pemerintah Kota, beberapa tokoh agama pun ikut mengambil
andil dalam penyelenggaranya Iklan Layanan Masyarakat. Yang mana, sangat
diharapkan bahwa Iklan Layanan Masyarakat membawa dampak yang baik bagi
masyarakat Kota Ambon terkhususnya. Hal ini dibuktikan pada saat peneliti
berada di Kota Ambon kurang lebih dua bulan, Kota Ambon banyak sekali
perubahan. Mulai dari tata kotanya sampai kepada aspek-aspek sosial yang ada
saat ini.
Molluca TV bernaung di bawah PT Maluku Televisi Indonesia yang
mengusung Visi dan Misi sebagai berikut :
Visi :
Menjadi institusi broadcasting lokal independen yang terpecaya
yang selalu menyalurkan aspirasi masyarakat di wilayahnya.
Misi :
Menyediakan tempat bagi pemuda-pemuda lokal untuk
berkreativitas dan mencintai budaya lokalnya sendiri.
Menyediakan tempat bagi pemerintah daerah dalam
menyuarakan berbagai kebijakan kepada masyarakat di
wilayahnya.
38
Adapun program-program acara stasiun televisi lokal Molluca TV adalah
sebagai berikut:
Program acara “Baronda Kaliling” adalah sebuah
acara dengan berisikan tentang perjalanan menuju tempat-
tempat wisata di kota Ambon maupun bangunan-bangunan
bersejarah. Bersifat edukatif dan menghibur.
Program acara “Jadi Juara” merupakan program
acara pendidikan, yang mendatangi sekolah-sekolah
unggulan yang meraih segudang prestasi dan ekstrakulikuler
yang menujang dari sekolah-sekolah lain. Program acara ini
sangat dikhususkan untuk para pelajar di Kota Ambon.
Program acara “M-Radio” ini merupakan program
acara yang menampilkan musik dan kemasan dialog
interaktif untuk anak muda, dengan topik ringan bagi para
remaja.
Program acara “Dibalik Wajah Maluku” adalah
program acara yang mengangkat profil-profil orang Maluku
yang memiliki andil dan berjasa dalam pembangunan sosial
dan budaya.
39
Program acara “Nyanyian Anak Bangsa” ini
merupakan program music dengan memutarkan lagu-lagu
karya anak Maluku yang berdialogkan bahasa daerah.
Program acara “Sentuhan Kasih” merupakan
program rohani yang dikhususkan untuk umat Kristiani,
yang ditayangkan pada hari sabtu di Molluca TV.
Program acara “Mutiara Hati” merupakan
program rohani yang dikhususkan untuk umat muslim yang
mempunyai kemasan dialog dan didatangi oleh beberapa
tokoh agama.
Program acara berita “Hallo Ambon” merupakan
program berita yang berisikan tentang peristiwa atau
kejadian yang sedang terjadi dan mencari topik yang
manarik untuk ditayangkan. Program berita ini pun
mempunyai empat packaging, yakni Hallo Ambon Pagi.
Hallo Ambon Siang, Hallo Ambon Petang dan Hallo
Ambon sepekan.
40
4.2 Karakteristik Responden
Subjek penelitian ini adalah masyarakat Kota Ambon yang pernah mengalami
dampak terjadinya konflik di Kota Ambon dan dianggap aktif menggunakan
media massa untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan jumlah responden
sebanyak 150 orang. Hasil pengukuran Statistik Deskriptif mengenai
karakteristik subjek penelitian disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No: Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1. Laki – Laki 56 37,30
2. Perempuan 94 62,70
Jumlah 150 100,00
Sumber; data primer, 2012
Gambar 1
Diagram Batang Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
41
Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah
perempuan. Dengan jumlah responden perempuan sebesar 94 responden atau
62.7% dan jumlah lresponden laki-laki sebesar 56 responden atau 37.3%.
Table 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Usia
No: Usia (tahun) Frekuensi Persentase (%)
1. 10 – 19 12 8,00
2. 20 – 29 88 58,70
3. 30 – 39 32 21,30
4. 40 – 49 16 10,70
5. >= 50 2 1,30
Total 150 100,00
Sumber; data primer, 2012
Gambar 2
Diagram batang Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
42
Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa responden yang berusia 20 - 29 tahun
adalah mayoritas dengan jumlah 88 responden (58,7%), disusul oleh responden
yang berusia 30 – 39 tahun dengan jumlah 32 responden (21,3%). Hal tersebut
menunjukkan bahwa mayoritas responden yang menikmati iklan layanan
masyarakat adalah responden yang berusia produktif yakni usia 20 – 39 tahun.
Sehingga diharapkan bahwa iklan layanan masyarakat ini akan lebih masuk ke
dalam pemikiran responden yang masih berusia produktif dengan kata lain, iklan
layanan masyarakat ini diharapkan efektif untuk mempengaruhi sikap
masyarakat.
Table 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Status
No: Status Frekuensi Persentase (%)
1. Menikah 76 50,70
2. Belum Menikah 74 49,30
Total 150 100,00
Sumber; data primer, 2012
Gambar 3
Diagram Batang Responden Berdasarkan Status
43
Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden sudah
menikah. Tetapi selisih antara responden yang telah menikah dan belum menikah
relative kecil. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang menikah sebesar
76 responden atau 50.7% dan jumlah responden yang belum menikah sebesar 74
responden atau 49.3%.
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No: Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1. SMP dan Sederajat 6 4,00
2. SMA dan Sederajat 50 33,30
3. Diploma 18 12,00
4. Sarjana 76 50,70
Total: 150 100,00
Sumber; data primer, 2012
Gambar 4
Diagram Batang Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
44
Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berpendidikan
sarjana yakni sebesar 76 orang atau 50.7% dan diikuti oleh responden yang
berpendidikan SMA dan sederajat yakni sebanyak 50 orang atau 33.3%.
sedangkan untuk responden yang berpendidikan Diploma dan SMP relative
kecil.
Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton
Iklan Layanan Masyarakat
Frekuensi N Persentase %
< = 2 kali/hari 27 18,00
3 - 5 kali / hari 86 57,30
> 5 kali / hari 36 24,00
Total 149 99,30
Mising System 1 .7
Total 150 100.00
Sumber; data primer, 2012
Gambar 5
Diagram Batang Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton Iklan
Layanan Masyarakat
45
Berdasarkan frekuensi menonton iklan layanan masyarakat, diperoleh hasil
bahwa responden yang menonton iklan layanan masyarakat kurang dari 2 kali
sebanyak 27 responden (18.0%), 3 – 5 kali sebanyak 86 responden (57.3%) dan
lebih dari 5 kali sebanyak 36 responden (24,0%). Dengan demikian sebagian
besar responden memiliki frekuensi menonton iklan layanan masyarakat
sebanyak 3 – 5 kali dalam sehari atau relatif sering menonton iklan layanan
masyarakat.
4.3 Karakteristik Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Efektivitas dan
Kualitas Iklan Layanan Masyarakat dengan kriteria seperti berikut :
4.3.1. Kriteria Variabel Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat
Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel Efektifitas
Iklan Layanan Masyarakat digunakan 4 kategori, yaitu sangat efektif, efektif,
tidak efektif, dan sangat tidak efektif. Oleh karena jumlah item valid sebanyak 13
item, banyaknya pilihan jawaban 4 dengan skoring dari 1 sampai dengan 4 maka
skor tertinggi adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Lebar interval dapat dihitung
sebagai berikut:
75,04
14i
kategoribanyaknya
terendahskortertinggiskori
Dengan demikian tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel efektifitas
iklan layanan masyarakat dapat dikategorikan sebagai berikut:
3,25 ≤ x < 4,00 : sangat efektif
2,50 ≤ x < 3,25 : efektif
1,75 ≤ x < 2,5 : tidak efektif
1 ≤ x < 1,75 : Sangat tidak efektif
46
Tabel 4.6
Gambaran Variabel Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat
Indikator Total skor Rata-rata Kategori
Efek kognitif
Efek afektif
Efek psikomotorik
535,25
473,40
453,75
3,57
3,16
3,03
Sangat Efektif
Efektif
Efektif
Sumber; data primer, 2012
Berdasarkan hasil di atas dapat dilihat dari semua indikator
menunjukkan kategori efektif dan sangat efektif. Hal ini mengindikasikan bahwa
penayangan iklan layanan masyarakat dinilai efektif oleh masyarakat, baik itu dari
segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Layanan iklan masyarakat dinilai
efektif dalam menyuarakan perdamaian sehingga dinilai positif karena
memberikan dampak yang baik bagi masyarakat dan dapat menjadi pembaharuan
yang baik dalam kehidupan masyarakat kota Ambon.
4.3.2. Kriteria Variabel Kualitas Iklan Layanan Masyarakat
Sedangkan untuk menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel
Kualitas Iklan Layanan Masyarakat digunakan 4 kategori, oleh karena jumlah
item valid sebanyak 12 item, banyaknya pilihan jawaban 4 dengan skoring dari 1
sampai dengan 4 maka skor tertinggi adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Lebar
interval dapat dihitung sebagai berikut:
75,04
14i
kategoribanyaknya
terendahskortertinggiskori
47
Dengan demikian tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel kualitas
pesan dapat dikategorikan sebagai berikut:
3,25 ≤ x < 4,00 : sangat tinggi
2,50 ≤ x < 3,25 : tinggi
1,75 ≤ x < 2,5 : rendah
1 ≤ x < 1,75 : sangat rendah
Tabel 4.7
Gambaran Variabel Kualitas Iklan Layanan Masyarakat
Indikator Total skor Rata-rata Kategori
Informasi tingkat informatif
Cara penyampaian
Daya pikat
514,67
485,40
436,75
3,43
3,24
2,91
Sangat tinggi
Tinggi
Tinggi
Sumber; data primer, 2012
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa
semua responden memberikan jawaban pada kategori sangat tinggi dan tinggi. Hal
ini menunjukkan bahwa kualitas pesan iklan layanan masyarakat yang diteliti
memiliki kualitas yang tinggi. Penilaian kualitas yang tinggi ini didukung dengan
adanya frekuensi penayangan, pengemasan informasi yang baik dengan
menggunakan endorser yang profesional dan daya visualiasi yang baik, sehingga
dapat menarik perhatian masyarakat untuk menonton iklan layanan masyarakat
tersebut.
48
4.4 Analisa Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat
Hasil pengukuran deskriptif variabel Efektifitas Iklan Layanan Masyarakat
disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.8
Statistik Deskriptif Hasil Pengukuran
Variabel Efektifitas Iklan Layanan Masyarakat
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
skorefektivitas 150 2.62 3.92 3.2423 .26000
Valid N (listwise) 150
Sumber ; data primer, 2012
Pada nilai diatas berarti, terdapat responden yang memberikan rata-rata
skor efektifitas iklan layanan masyarakat sebesar 2.62 dan merupakan rata-rata
skor terendah, ada juga yang memberikan rata-rata skor 3.92 dan merupakan skor
tertinggi. Skor terendah terendah dan tertinggi tersebut diperoleh dari rata-rata
jumlah dari indikator efek kognitif, efek afektif, dan efek psikomotorik. Dimana
pada efek kognitif skor tertinggi adalah 4 dan rata-rata skor terendah adalah 2.70.
Sedangkan untuk efek afektif skor rata-rata tertinggi adalah 4 dan skor terendah
ada 2.20. Dan untuk efek psikomotorik skor rata-rata tertinggi adalah 4 dan skor
terendah adalah 1.75. Rata-rata keseluruhan responden adalah 3.24 dengan
standar deviasi sebesar 0.26.
Dengan rata-rata skor tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata skor berada
pada kategori efektif (2,50 ≤ x < 3,25) dan sangat efektif (3,25 ≤ x < 4). Dengan
demikian menurut skor di atas ada responden yang menjawab bahwa efektivitas
iklan layanan masyarakat berada dalam kategori efektif dan sangat efektif.
Kategorisasi hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini.
49
Tabel 4.9
Kategorisasi Hasil Pengukuran
Variabel Efektifitas Iklan Layanan masyarakat
Kategori Range N Prosentase
Sangat Efektif 3,25 ≤ x < 4 65 43,3%
Efektif 2,50 ≤ x < 3,25 85 56,7%
Tidak efektif 1,75 ≤ x < 2,50 0 0%
Sangat tidak efektif 1 ≤ x < 1,75 0 0%
Jumlah 150 100%
Sumber; data primer, 2012
Dari tabel 4.6, dapat dilihat bahwa kebanyakan responden memberikan
skor efektifitas iklan layanan masyarakat yang berada pada kategori efektif dan
sangat efektif. tampak dari 150 subjek terdapat 85 subjek (56,7%) memiliki skor
pada kategori Efektif dan 65 subjek memilki skor sangat efektif (43,3%).
Menurut nilai rata-rata sebesar 3,24 diketahui bahwa rata-rata skor efektifitas
iklan layanan masyarakat tergolong efektif. Skor yang diperoleh subjek bergerak
dari skor minimum sebesar 2,62 sampai dengan skor maksimum sebesar 3,92
dengan standar deviasi 0,26.
50
4.5 Analisa Kualitas Iklan Layanan Masyarakat
Hasil pengukuran deskriptif variabel Kualitas Iklan Layanan Masyarakat
disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.10
Statistik Deskriptif Hasil Pengukuran
Variabel Kualitas Iklan Layanan masyarakat
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
skorkualitas 150 2 4 3.18 .285
Valid N (listwise) 150
Sumber; data primer, 2012
Nilai-nilai diatas bermakna ada responden yang memiliki skor kualitas
layanan masyarakat sebesar 2.25 dan ini merupakan skor terendah, ada juga yang
memperoleh skor 3.84 dan ini merupakan skor tertinggi. Skor terendah terendah
dan tertinggi tersebut diperoleh dari rata-rata jumlah dari indikator efek kognitif,
efek afektif, dan efek psikomotorik. Dimana pada informasi tingkat informatif
skor tertinggi adalah 4 dan rata-rata skor terendah adalah 2. Sedangkan untuk cara
penyampaian skor rata-rata tertinggi adalah 3.8 dan skor terendah ada 1.8. dan
untuk daya pikat terhadap khalayak skor rata-rata tertinggi adalah 3.75 dan skor
terendah adalah 2. Rata-rata skor yang diberikan oleh keseluruhan responden
adalah 3,18 dengan standar deviasi sebesar 0,285.
Dengan rata-rata skor tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata skor berada
pada kategori kualitas rendah (1,75 ≤ x < 2,50) dan kualitas sangat tinggi (3,25 ≤
x < 4). Dengan demikian dalam dapat dikatakan pada kualitas layanan responden
ada yang menjawab kualitas iklan layanan masyarakat rendah dan ada juga yang
51
menjawab sangat tinggi. Kategorisasi hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel
4.11 berikut ini.
Tabel 4.11
Kategorisasi Hasil Pengukuran
Variabel Kualitas Iklan Layanan masyarakat
Kategori Range N Prosentase
Sangat tinggi 3,25 ≤ x < 4 72 48%
Tinggi 2,50 ≤ x < 3,25 75 50%
Rendah 1,75 ≤ x < 2,50 3 2%
Sangat rendah 1 ≤ x < 1,75 0 0%
Jumlah 150 100%
Sumber; data primer, 2012
Dari tabel 4.8, dapat dilihat bahwa 75 responden (50%) memberikan skor
kualitas iklan layanan masyarakat yang berada pada kategori tinggi, 72 responden
(48%) berada pada kategori sangat tinggi, dan 3 responden (2%) memberikan
skor kualitas iklan layanan masyarakat pada kategori rendah. Menurut nilai rata-
rata sebesar 3,18 dapat dikatakan bahwa rata-rata kualitas iklan layanan
masyarakat yang diteliti berada pada kategori tinggi. Skor yang diperoleh
bergerak dari skor minimum sebesar 2 sampai dengan skor maksimum sebesar 4
dengan standar deviasi 0,285.
52
4.6 Hubungan Antara Efektivitas dan Kualitas Iklan Layanan Masyarakat
1.6.1. Uji Prasyarat Hipotesis
a. Normalitas
Uji Normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji One Sample –
Kolmogorov – Smirnov Test dan berikut hasil uji normalitas tersebut.
Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas
Variabel Koefisien Z Signifikansi Keterangan
Efektifitas iklan
Kualitas iklan
1.192
1.284
0.117
0.074
Normal
Normal
Sumber: Data primer, 2012
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil skor efektifitas iklan layanan masyarakat
berdistribusi normal, yang dapat dilihat dari besarnya koefisien Kolmogorov sebesar
1.192 dengan sig. 0,117 (p > 0,05). Demikian juga data kualitas iklan layanan
masyarakat juga berdistribusi normal, yang dapat dilihat dari besarnya koefisien
Kolmogorov sebesar 1.284 dengan sig.0,074 ( p > 0,05).
53
b. Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan kedua variabel
yang digunakan memiliki hubungan linear. Hasil dari uji linearitas adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.13
Hasil Uji Linearitas
ANOVA
efektivitas
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 295.190 17 17.364 1.632 .045
Within Groups 1404.283 132 10.639
Total 1699.473 149
Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa nilai F adalah 1.632 dengan signifikansi
0,045. Dikarenakan signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
hubungan kedua variabel linear. Sehingga semakin tinggi Kualitas Pesan Iklan
Lasyanan Masyarakat, semakin tinggi Efektifitas penerimaan pesan tersebut oleh
masyarakat.
54
1.6.2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Kendall
Tau. Untuk perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS Versi.16. Hasil uji
korelasi kendall-tau disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.14
Hasil Uji Korelasi
Correlations
efektifitas kualitas
Kendall's tau_b efektifitas Correlation
Coefficient 1.000 .206
**
Sig. (2-tailed) . .001
N 149 149
kualitas Correlation
Coefficient .206
** 1.000
Sig. (2-tailed) .001 .
N 149 149
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi diperoleh koefisien korelasi antara
efektifitas iklan layanan masyarakat dan kualitas iklan layanan masyarakat sebesar
0,206 dengan sig. 0,001 (p < 0,05) yang berarti ada hubungan yang positif dan
signifikan. Hal ini menujukkan bahwa semakin tinggi kualitas iklan layanan
masyarakat akan semakin tinggi efektifitas iklan layanan masyarakat. Sebaliknya
semakin rendahnya tingkat kualitas iklan layanan masyarakat akan semakin rendah
Efektifitas Iklan Layanan Masyarakat. Besarnya variabel Kualitas Iklan Layanan
Masyarakat dapat menjelaskan Efektifitas Iklan Layanan Masyarakat sebesar 4,37%
(diperoleh dari r2
x 100%) dan sisanya sebesar 95,56 % dijelaskan oleh faktor lain
yang tidak diteliti.
55
1.7. Pembahasan Hasil Penelitian
1.7.1. Efektifitas Iklan Layanan Masyarakat
Berdasarkan hasil analisis di atas, iklan layanan masyarakat mengenai pesan-
pesan perdamaian pasca konflik 11 September 2011 di Kota Ambon dapat dikatakan
efektif (mean = 3.24 dengan standar deviasi = 0.2600). Iklan layanan masyarakat di
Kota Ambon dapat berjalan dengan efektif dapat disebabkan karena dalam
penyampaian pesan pihak televisi menggunakan aspek-aspek yang dirasa dapat
mengena di hati masyarakat, seperti efek kognitif (total skor = 535,25 dengan mean =
3,57), efek afektif (total skor = 473,40 dengan mean = 3,16), dan efek konatif (total
skor = 453,75 dengan mean = 3,03) (Rakhmat, 2005) yang dapat mempengaruhi
seseorang untuk berperilaku dan mengambil sebuah keputusan, yakni mengikuti
pesan yang disampaikan.
Dalam masyarakat yang seringkali dilanda konflik, seruan untuk melakukan
perdamaian terus dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang, salah satunya dengan
menggunakan media televisi yang saat ini dirasa paling efektif untuk menyampaikan
pesan, sebagaimana diketahui bahwa masyarakat secara umum dapat mengambil
manfaat dari siaran televisi.
PT. Maluku Indonesia Televisi (Molluca TV) juga menyampaikan pesan-pesan
yang berisi perdamaian dengan tujuan memberikan nilai positif bagi masyarakat,
menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya arti persaudaraan, dan menyampaikan
informasi yang penting bagi masyarakat dengan penyampaian iklan yang jelas
paparannya, jelas manfaatnya, dan frekuensi penayangan yang sering, sehingga dapat
mempengaruhi perilaku masyarakat Ambon untuk bertindak secara lebih baik. Dari
hasil penelitian ini keefektifan iklan layanan masyarakat dikatakan efektif, karena
hasil yang diharapkan telah sesuai dengan tujuan yang ditentukan dari program yang
telah ditetapkan (Shimp, 2003). Dengan hasil yang didapati dari penggunaan
kuisioner dan juga pengamatan langsung, peneliti melihat bahwa kondisi dan situasi
56
di Kota Ambon sudah dapat dikatakan menjadi Kota yang aman dan tidak mengalami
dampak konflik lagi seperti beberapa tahun yang lalu. Hal itu dapat dibuktikan
melalui terselenggaranya kegiatan Islamik yakni Mtq yang berjalan di Kota Ambon
pada bulan Juni 2012. Kegiatan tersebut mulai dari seluruh proses persiapan awal
yang telah disiapkan pemerintah Kota Ambon dan Provinsi sampai pada hari H
dimana acara tersebut boleh berjalan sebagaimana mestinya. Terselenggaranya
kegiatan Islamik tersebut, membuktikan bahwa Kota Ambon berhasil menjadi tuan
rumah yang memberikan suasana nyaman dan hangat bagi para kontingen yang
berasal dari seluruh Indonesia untuk melaksanakan kegiatan Islamik yakni Mtq.
Namun, konflik yang terjadi di Kota Ambon belakangan ini adalah merupakan
konflik-konflik kepentingan, dalam artian bahwa beberapa bulan ini akan diadakan
kegiatan pemilihan gubernur dan wakil gubernur, sehingga ada beberapa oknum yang
dengan sengaja melakukan konflik kepentingan dalam rangka proses bakal calon
gubernur dan wakil gubernur yang akan diadakan dalam tahun ini. Namun secara
keseluruhan, dari hasil penelitian yang dilakukan selama dua bulan di Kota Ambon,
penulis banyak mendapati tanggapan-tanggapan positif dari para masyarakat Kota
Ambon perihal kondisi yang saat ini aman dan terhindar dari konflik yang dapat
mengakibatkan semua aktifitas warga menjadi terhambat. Warga kota Ambon, yang
diwawancarai penulis mengatakan bahwa mereka tidak ingin lagi merasakan kondisi
terpuruk seperti dulu. Mereka hanya ingin hidup tentram dan damai di kota tempat
mereka dilahirkan dan dibesarkan. Karena itu meskipun ada isu-isu yang sempat
terdengar, mereka menanggapinya hanyalah sebatas angin lalu, karena mereka tidak
mau lagi terprovokasi. Selama dua bulan melakukan penelitian di Kota Ambon,
suasana damai dan tentram itu dapat dirasakan pula oleh penulis.
57
1.7.2. Kualitas Iklan Layanan Masyarakat
Dari hasil penelitian mengenai kualitas iklan layanan masyarakat, diperoleh
hasil bahwa iklan layanan masyarakat memiliki kualitas yang tinggi (mean = 3,18;
standar deviasi = 0,285). Tingginya kualitas iklan layanan masyarakat di Kota
Ambon didukung dengan adanya, pertama informasi tingkat informatif (total skor =
514,67; mean = 3,43) yang memberikan informasi penting bagi masyarakat, tidak
mendominasi satu pihak, dan memberikan informasi yang terkait dengan pemberitaan
konflik di Kota Ambon, kedua cara penyampaian iklan (toal skor = 485,40; mean =
3,24) kepada masyarakat dengan menggunakan endorser yang berkualitas, frekuensi
tayangan yang sering, dan pengemasan iklan yang baik, dan ketiga daya pikat (total
skor = 436,75; mean = 2,91) terhadap khalayak dengan visualisasi yang mendukung
dan pengemasan iklan yang menarik.
Menurut Durianto dan Liliana (2003), formulasi pesan iklan harus
memperhatikan isi pesan, struktur pesan, format iklan, dan sumber pesan. Dalam hal
ini PT. Maluku Indonesia Televisi menggunakan aspek tersebut dalam penyampaian
pesan kepada masyarakat yang memberikan nilai positif bagi masyarakat Kota
Ambon.
Masyarakat Kota Ambon sebenarnya memiliki budaya yang sangat unik,
budaya kekeluargaan menjadi ciri khas kota Ambon, hal ini dapat dilihat adanya
acara makanan patita, yakni makan bersama-sama dimana seluruh masyarakat biasa
mencicipi makanan yang telah disediakan sehingga dapat mempererat kekeluargaan
masyarakat Ambon. Nilai budaya Siwalima, yang merupakan tingkatan tertinggi dan
paling abstrak dari adat istiadat sehingga dapat mempersatukan dan mempererat
hubungan kekeluargaan masyarakat Maluku khususnya Kota Ambon. Disinilah dapat
terwujudnya cara kekeluargaan masyarakat Kota Ambon, untuk tetap menjaga rasa
damai dan menciptakan hal-hal positif yang terus menerus. Agar tidak menimbulkan
konflik yang dapat memecahbelakan tali persaudaraan yang sudah tercipta dari dulu.
58
Dalam menyampaikan pesan iklan masyarakat PT. Maluku Indonesia
menggunakan budaya masyarakat Kota Ambon, yakni budaya kekeluargaan, untuk
kembali menyadarkan masyarakat Kota Ambon akan pentingnya untuk menjaga rasa
kekeluargaan sehingga perdamaian akan tetap terwujud. Dengan adanya strategi ini
maka masyarakat Kota Ambon dapat kembali kepada budaya mereka yang telah
hilang karena konflik yang telah terjadi.
Kualitas Iklan Layanan Masyarakat mengenai pesan-pesan perdamaian yang
ditayangkan di Kota Ambon ini dapat dikatakan tinggi karena menggunakan strategi
yang disesuaikan dengan kehidupan di Kota Ambon.
1.7.3. Hubungan Kualitas Iklan Layanan Masyarakat dan Efektifitas Iklan
Layanan Masyarakat
Kualitas Iklan layanan masyarakat berada pada kategori tinggi dan efektifitas
iklan layanan masyarakat juga berada pada kategori tinggi. Hasil uji hipotesis
menunjukkan kedua variabel tersebut berhubungan positif dan signifikan (r = 0,206; p
= 0,001), artinya kualitas iklan layanan masyarakat berdampak positif pada efektifitas
iklan layanan masyarakat. Semakin tinggi tingkat kualitas iklan layanan masyarakat
akan semakin tinggi efektifitas iklan layanan masyarakat, sebaliknya semakin rendah
tingkat kualitas iklan layanan masyarakat akan semakin rendah tingkat efektifitas
iklan layanan masyarakat. Demikian juga efektivitas dapat mempengaruhi kualitas
iklan layanan masyarakat. Semakin tinggi efektivitas maka semakin tinggi kualitas,
sebaliknya semakin rendah efektivitas maka semakin rendah pula kualitas iklan
layanan masyarakat.
Adanya hubungan yang positif antara kualitas iklan layanan masyarakat dan
efektifitas iklan layanan masyarakat dapat disebabkan adanya pertama, strategi
penyampaian pesan yang tepat sehingga dapat menarik perhatian masyarakat Ambon
dengan demikian pesan dapat lebih mudah diserap oleh masyarakat. Kedua,
59
penggunaan bahasa yang tepat, dalam penggunaan bahasa ini penting diperhatikan.
Bahasa daerah lebih dimengerti masyarakat kota Ambon daripada bahasa resmi.
Dengan penggunaan bahasa daerah masyarakat akan lebih mengerti mengenai isi atau
maksud pesan yang disampaikan. Ketiga penayangan dengan frekuensi yang sering
menjadi salah satu indikasi tertanamnya pesan yang disampaikan dalam pikiran
masyarakat kota Ambon sehingga memudahkan untuk mengembangkan pesan
selanjutnya. Bukti konkretnya yang dirasakan peneliti adalah mengamati langsung
tentang situasi yang nyaman di Kota Ambon dengan tidak mengalami dampak
konflik lagi. Sehingga kedamaian antar umat beragama pun tetap terjaga dengan
toleransi-toleransi yang tercipta.
Sumbangan kualitas Iklan Layanan Masyarakat terhadap Efektifitas Iklan
Layanan Masyarakat relatif kecil, yaitu 4,37%, yang menunjukkan masih terdapat
faktor-faktor lain diluar kualitas iklan layanan masyarakat yang lebih dominan yang
mempengaruhi tinggi rendahnya efektifitas iklan layanan masyarakat yaitu sebesar
95,63%, misalnya isi informasi, tema, penggunaan endorser, visualisasi, dan lainnya.
Isi informasi yang menarik, tema yang lebih mendalam dapat mempengaruhi tinggi
rendahnya efektivitas karena isi dan tema yang menarik dapat menarik perhatian
penonton sehingga memunculkan kesadaran untuk mengikuti iklan. Penggunaan
endorser juga dapat mempengaruhi tinggi rendahnya efektivitas. Penggunaan
endorser dari ibu kota, misalnya, akan lebih menarik perhatian masyarakat untuk
menonton iklan, dan meningkatkan kesadaran akan isi iklan sehingga iklan akan
berjalan efektif, begitu pun juga dengan visualisasi yang memerlukan kreativitas bagi
pihak PT. Maluku Indonesia untuk menarik perhatian masyarakat.