5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL 4.1.1 Kondisi Umum Kondisi umum pada lahan pengamatan yaitu Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Yang berada di Kabupaten Malang ini terletak disebelah utara kota Malang yaitu sebagai perbatasan kota Malang dengan Kota Pasuruan. Dimana daerah tersebut banyak dikelilingi oleh perbukitan dan pegunungan, serta juga terdapat beberapa sumber mata air. Desa Sumber Ngepoh itu sendiri terletak dibalik perbukitan yang terlihat di sepanjang jalan. Lahan pada Desa Sumber Ngepoh ini memiliki tanah yang sangat subur, sehingga mayoritas penduduk Desa Sumber Ngepoh berprofesi sebagai petani. Mereka lebih memilih profesi tersebut karena untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada sekaligus untuk menambah penghasilan. Sebagian besar petani di Desa Sumber Ngepoh memilih komoditas Padi yang akan ditanam pada lahan pertanian mereka dengan luas lahan pertanian 29,5ha. Komoditas Padi dipilih karena menurut salah satu petani yang ada di Desa tersebut Padi merupakan suatu komoditas yang tidak rakus akan unsur hara dan Padi yang dipilih untuk lahan pertanian organik yaitu varietas Mentik Wangi dan Barito

Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tekben lapang

Citation preview

Page 1: Bab IV Hasil Dan Pembahasan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

4.1.1 Kondisi Umum

Kondisi umum pada lahan pengamatan yaitu Desa Sumber Ngepoh,

Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Yang berada di Kabupaten

Malang ini terletak disebelah utara kota Malang yaitu sebagai perbatasan kota Malang

dengan Kota Pasuruan. Dimana daerah tersebut banyak dikelilingi oleh perbukitan dan

pegunungan, serta juga terdapat beberapa sumber mata air. Desa Sumber Ngepoh itu

sendiri terletak dibalik perbukitan yang terlihat di sepanjang jalan. Lahan pada Desa

Sumber Ngepoh ini memiliki tanah yang sangat subur, sehingga mayoritas penduduk

Desa Sumber Ngepoh berprofesi sebagai petani. Mereka lebih memilih profesi tersebut

karena untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada sekaligus untuk menambah

penghasilan.

Sebagian besar petani di Desa Sumber Ngepoh memilih komoditas Padi yang

akan ditanam pada lahan pertanian mereka dengan luas lahan pertanian 29,5ha.

Komoditas Padi dipilih karena menurut salah satu petani yang ada di Desa tersebut

Padi merupakan suatu komoditas yang tidak rakus akan unsur hara dan Padi yang

dipilih untuk lahan pertanian organik yaitu varietas Mentik Wangi dan Barito untuk

pertanian semi organik digunakan varietas Ciherang. Sedangkan untuk pengolahan

lahan pada lahan tersebut yaitu dengan cara dicangkul biasa.

4.1.2 Pemeliharaan tanaman

Berdasarkan hasil pengamatan di lapang diketahui bahwa petani daerah

setempat memanajemen lahan pertanian dengan lahan terasiring karena lahan tersebut

dekat dengan perbukitan. Karena dengan terasiring dapat mengurangi adanya bahaya

erosi yang pernah terjadi pada lahan tersebut. Sedangkan untuk penggunaan pupuk

sendiri petani menggunakan pupuk organik. Pupuk organik yang digunakan yaitu ½

ton untuk dua kali tanam. Pupuk organik ini menggunakan kotoran ternak yang

diambil sendiri dari hasil ternak petani itu sendiri. Berikut rekomendasi pupuk yang

Page 2: Bab IV Hasil Dan Pembahasan

digunakan pupuk organik : Kandang + komposisi jerami = 1 ton (600kg kandang +

400kg jerami). Untuk jenis pupuk organik yang digunakan yaitu :

Pupuk N : Fermentasi menggunakan daun salam dan air kelapa (selama 15 hari)

Pupuk K : Fermentasi sabut kelapa

Pupuk P : Batang pisang yang dipotong kemudian direndam

Sedangkan untuk pupuk anorganik yang digunakan pada sistem pertanian anorganik

digunakan pupuk Urea saja selebihnya menggunakan pupuk organik.

Sistem irigasi yang digunakan petani yaitu irigasi teknis dengan memanfaatkan

sumber mata air yang ada disekitar lahan pertanian, yang kemudian air dari sumber

mata air tersebut ditampung pada wadah besar dan dipasang pipa-pipa irigasi yang

akan dialirkan pada lahan pertanian yang ada. Untuk bibit yang digunakan yaitu bibit

Padi dengan varietas Mentik Wangi dan Barito untuk pertanian organik dan untuk

pertanian semi organik menggunakan tiga varietas yaitu Mentik Wangi, Barito dan

Ciherang. Dimana biji dari varietas tersebut didapatkan dari Kota Yogyakarta dengan

satu kali membeli bibit kemudian petani menggunakannya lagi dari bibit hasil panen.

Selain memanjamen lahan dan rekomendasi pupuk petani juga

mempertimbangkan cara pengendalian organisme pengganggu tanaman yang ada, yaitu

dengan menggunakan bahan-bahan alami berupa daun beberapa tanaman. Seperti

contoh bawang putih 3 siung atau bringu dan daun sirsat yang diambil ekstraknya

kemudian didiamkan selama beberapa bulan. Apabila ada walang sangit langsung

disemprotkan. Untuk Penggerek batang, dengan jagung digoreng diberi garam,

ditambah parutan kelapa selanjutnya dikeringkan. Disebarkan pada padi yang

kemudian akan memancing semut. Semut tersebut sebagai musuh alami dari penggerek

batang. Sedangkan untuk hama tikus sawah para petani memanfaatkan hewan

peliharaan mereka yaitu ajing.

4.1.3 Sistem Tanam

Metode penanaman yang digunakan oleh petani yaitu secara konvensional

dengan pembibitan terlebih dahulu, kemudian persemaian dilakukan dilahan yang

sama lalu pada saat masa tanam bibit ditanam diseluruh lahan dengan jarak tanam 20

cm x 20 cm. kemudian pola tanam yang diterapkan oleh petani yaitu dengan pola

tanam monokultur, jadi pada sistem pertanian di Desa tersebut tidak melakukan

Page 3: Bab IV Hasil Dan Pembahasan

pergantian dengan tanaman lain, hanya dengan satu jenis komoditi namun berbeda

varietas. Selain itu petani juga memindah letak tanam setiap varietas setiap 2 musim

yang bertujuan utuk memutus siklus hidup penyakit tanaman.

4.1.4 Hasil Pengamatan Hama dan penyakit (pengamatan keanekaragaman arthropoda

dibikin table kaya dimodul) + segitiga pictorial ples dokumentasi arthropoda yg didpt)

Hasil Perhitungan Intensitas Penyakit + dugaan serangan penyakit yang didptkan

( gejala dan tanda serta dokumentasi)

4.1.5 Hasil Pengamatan Tanah ( pengukuran kondisi tanah berupa resume hasil perhitungan LIHAT FORMAT !!!

4.1.6 Hasil Panen dan Pemasaran

Cara pemanenan Padi yaitu dengan cara batang padi yang telah matang

bulirnya dipotong dengan menggunakan sabit kemudian digeblok dengan

menggunakan alat geblok. Bulir padi kemudian akan masuk ke dalam mesin geblok

tersebut. Untuk hasil panen Padi varietas Ciherang = 8 ton/ha, Padi varietas

Barito/Mentik Wangi = 10 ton/ha. Dimana sistem pemasarannya sendiri dengan

langsung menjual hasil panen tersebut kepada pembeli secara langsung. Namun

pembeli harus mendaftar terlebih dahulu sebelum membeli, karena petani akan

mendata dan memperkirakan hasil produksinya untuk dijual agar semua pembeli tidak

ada yang tidak tersisa. Selain itu petani juga menjual hasil panen keluar kota seperti

Kota Surabaya dan Sidoarjo, namun pemasaran untuk luar kota belum maksimal

karena hasil panen banyak dibutuhkan oleh kosumen daerah setempat serta kurangnya

luas lahan pertanian yang akan ditanami sehingga untuk produksi beras masi sesuai

dengan luasan lahan. Harga dari beras yang dijual tersebut untuk varietas Barito

sekitar Rp 400.000/kwintal, untuk varietas Barito dan Mentik Wangi sekitar Rp

500.000/kwintal. Dari harga tersebut petani memperoleh keuntungan kurang lebih

sekitar Rp 30.000.000 hingga mencapai Rp 60.000.000.