Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN
Pada bab ini menguraikan tentang hasil pengumpulan data asuhan
keperawatan pada pasien skizofrenia dengan masalah utama gangguan kebutuhan
psikososial: harga diri rendah di rumah penitipan Aulia Rahma Bandar Lampung
2020. Berdasarkan data yang diperoleh pada tanggal 24 februari 2020 sampai 28
Februari didapatkan pasien skizofrenia dengan gangguan kebutuhan psikososial:
harga diri rendah. Asuhan keperawatan ini sendiri dilakukan selam 5 hari berturut-
turut dengan pelaksanaan sesuai dengan proses keperawatan mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi. Adapun data yang diperoleh diuraikan sebagai berikut:
A. Hasil Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Merupakan tahap awal dimana data atau informasi tentang pasien yang
dibutuhkan dikumpulkan dan dianalisa untuk menentukan diagnosa
keperawatan setelah diketahui diagnosa maka disusunlah rencana
keperawatan sesuai sumber dan selanjutnya dilakukan tindakan keperawatan
serta di evaluasi. Pengkajian ini menggunakan format pengkajian
keperawatan jiwa dengan aspek-aspek antara lain: identitas klien, alasan
masuk, faktor predisposisi, pemeriksaan fisik, psikososial, status mental,
mekanisme koping, masalah psikososial dan lingkungan.
Asuhan keperawatan difokuskan pada masalah keperawatan utama
yang ditemukan. Dalam hal ini, perawat menfokuskan pada masalah
keperawatan harga diri rendah dengan tanda gejala awal pengkajian:
Tanda dan gejala mayor
Subjektif
1. Menilai diri negatif (misalnya tidak berguna, tidak tertolong)
2. Merasa malu atau bersalah
3. Melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
4. Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
39
Objektif
1. Berbicara pelan dan lirih
2. Menolak berinteraksi dengan orang lain
3. Berjalan menunduk
4. Postur tubuh menunduk
Tanpa mengabaikan masalah keperawatan lainnya, dengan
mempertimbangkan waktu perawatan yang relative singkat 4 hari untuk satu
pasien. Kondisi pasien dengan gangguan jiwa umumnya mempengaruhi
kemampuan kognitif pasien sehingga perlu waktu untuk mengajarkan
kemampuan sesuai masalah keperawatan pasien. Adapun hasil pengumpulan
data dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 4.1 pengkajian pada pasien harga diri rendah
Item pengkajian Pasien
Data umum pasien Nama : Tn. Y
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 41 Tahun
Informan : Pasien
Tanggal masuk : 25 November 2019
Tanggal pengkajian : 24 Februari 2020
Lama asuhan : 5 Hari (24-28 Februari 2020)
Alasan masuk Pada saat pengkajian pasien mengatakan masuk ke rumah penitipan pasien
gangguan jiwa Aulia Rahma Bandar Lampung pada tanggal 25 November
2019 pada pukul 10.00 WIB, dibawa oleh keluarga dan orang adat setempat
karena keluarga mengeluh bahwa pasien depresi semenjak cerai dengan
istiranyadan menganggap dirinya tidak berguna serta jelek dan suka
menyediri
Faktor predisposisi Pasien belum pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu. Ini merupakan
pertama kalinya pasien masuk ke rumah penitipan pasien gangguan jiwa
Aulia Rahma bandar lampung. Pasien mengatakan tidak pernah minum
obat gangguan jiwa. Pasien mengatakan tidak pernah melakukan atau
mengalami aniaya fisik, aniaya seksual, kekerasan dalam keluarga dan
tindakan kriminal tetapi pasien pernah mengalami penolakan pasien
mengatakan omongannya tidak pernah didengar. Pasien mengatakan
tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa seperti yang
pasien alami. Pasien mengatakan pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan bagi dirinya adalah perceraiannya dengan istrinya sejak 5
tahun yang lalu karena masalah ekonomi.
40
Pemeriksaan fisik 1. Tanda-tanda vital
TD : 140/90 mmhg
N : 68X/menit
S : 37,1 C
TB : 160 cm
BB : 50 kg
2. Keluhan fisik: pasien mengatakan keluhan fisik nyeri pada pinggang
Psikososial 1. Genogram
Keterangan:
:Laki-laki :Memiliki anak :Perempuan :Meninggal
:Tn. Y :Cerai/putus hubungan
Jelaskan:
Pasien merupakan anak ke 3dari 4 saudara. Pasien tinggal bersama ibunya
setelah cerai dengan istrinya 5 tahun yang lalu
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien mengatakan bagian tubuh yang ia sukai adalah rambutnya.
Pasien mengatakan bahwa dirinya jelek terutama bagian tubuhnya
karna terlalu kurus dan hitam.
b. Identitas diri
Pasien mengatakan sebelum dirawat pasien pernah bekerja sebagai
penjual somay keliling dan pernah bekerja sebagai petani dikebun
milik tetangganya. Pasien mengatakan kurang puas dengan
pekerjaannya karena tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarganya.
c. Peran
Pasien mengatakan dirinya sebagai seorang ayah yang harus
membahagiakan keluarganya.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin dijenguk dan cepat sembuh agar dapat
dijemput pulang oleh keluarganya dan berkumpul kembali dengan
keluarganya dan dapat mendapat pekerjaan yang bagus.
e. Harga diri
Pasien mengatakan ia merasa tidak berguna bagi keluarganya karna ia
belum ada pekerjaan tetap. Pasien juga merasa malu karena tidak bisa
membahagiakan keluarganya karenaekonomi yang kurang.
Masalah keperawatan: harga diri rendah.
41
3. Hubungan sosial
a. orang yang berarti:
pasien mengata kan orang yang sangat berarti adalah orang tua dan
anaknya.
a. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Pasien mengatakan tidak pernah bergabung dengan tetangga atau
masyarak at lainnya. Pasien mengatakan tidak suka berbicara kalau
tidak begitu penting.pasien juga tidak pernah mengikuti kegiatan
kelompok.
b. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan kurang percaya diri untuk berkumpul dengan
orang ramai. Pasien mengatakan tidak suka berbicara kalau tidak
begitu penting.
Masalah keperawatan: isolasi sosial
2. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan yakin akan sembuh dengan minum obat dan
berdoa kepada Allah.
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan malas dan jarang sholat dan mengaji.
Masalah keperawatan: Distres spiritual
Status mental 1. Penampilan
Pasien mengatakan mandi kadang-kadang 1 hari sekali dan mandinya
tidak menggunakan sabun, kuku pasien terlihat panjang, pasien
mengatakan ganti pakaian selama 3 hari sekali.
Masalah keperawatan: defisit perawatan diri
2. Pembicaraan
Pasien tidak mampu memulai pembicaraan, nada suara rendah, kalimat
yang dibicarakan kurang jelas.
Maslah keperawatan: harga diri rendah
3. Aktivitas motorik
Pasien terlihat lesu dan tidak bersemangat saat bercerita, kontak mata
kurang hanya sesekali melirik perawat saat bercerita.
Masalah keperawatan: harga diri rendah
3. Alam perasaan
Pasien mengatakan ia merasa sedih, bosan, berada ditempat ini dan ingin
dijenguk oleh orang tuanya dan ia sangat ingin segera pulang. Pasien
mengatakan tidak berdaya.
Masalah keperawatan: harga diri rendah
4. Afek
Pasien tampak merespon pembicaraan dengan datar, pasien sesekali
tersenyum berekspresi sesuai pembicaraan.
Masalah keperawatan: isolasi sosial
5. Interaksi selama wawancara
Saat dilakukan wawancara pasien tampak malu dan tidak menatap mata
lawan bicara.
Masalah keperawatan: isolasi sosial
6. Persepsi/halusinasi
Pasien mengatakan sesekali mendengar suara suara tetapi tidak ada
wujudnya saat sendiri.
Masalah keperawatan:gangguan persepsi sensori halusinasi
7. Proses pikir
Pembicaraan pasien berbelit-belit tetapi sampai pada tujuan pembicaraan.
42
Masalah keperawata:
8. Isi pikir
Pasien selalu mengatakan ingin pulang dan bertemu keluarganya.
Tidak ditemukan pada pasien isi pikir waham.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
9. Tingkat kesadaran
Pasien mampu melakukan kegiatan sehari-hari dengan mandiri.
Desorientasi: Pasien mengatakan mengingat waktu, tempat, dan orang
kapan ia diantar.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
10. Memori
Pasien masih ingat dengan anggota keluarganya terbukti pasien mampu
menyebutkan nama orang tua, anak, serta alamat rumahnya.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
11. Tingkat kosentrasi dan behitung
Pasien tampak mampu berhitung dengan baik, mampu berhitung 1-50
dengan benar.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
12. Kemampuan penilaian
Pasien mampu menggambil keputusan sederhana terbukti pasien dapat
memutuskan untuk mencuci tangan sebelum makan.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
13. Daya tilik diri
Pasien menyadari bahwa dirinya sedang berada di rumah penitipan jiwa
Aulia Rahma.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.
Persiapan pulang 1. Makan dan minum: mandiri
Pasien mampu makan dan minum secara mandiri, makan 3x/sehari.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.
2. BAB/BAK
Pasien mampu BAB/BAK secara mandiri tanpa bantuan.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.
3. Mandi
Pasien mampu mandi secara mandiri tanpa bantuan. Pasien mengatakan
kadang-kadang mandi 1 hari sekali tidak menggunakan sabun ataupun
sampo.
Masalah keperawatan: defisit perawatan diri.
4. Berpakaian/berhias
Pasien mampu berpakaian secara mandiri.
Masalah keperawatan: defisit perawatan diri.
5. Istirahat/tidur
Pasien tidur siang lama: jam 12.30- 14.30 WIB. Tidur malam lama:jam
20.00-05.00 WIB.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.
6. Penggunaan obat
Pasien mampu minum obat secara mandiri tanpa bantuan. Minum obat
pada jam 06.00 dan 17.00 WIB.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.
7. Pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan tiap hari sering melakukan olahraga senam untuk
memelihara kesehatan.
8. Kegiatan didalam rumah
Pasien mengatakan pada saat dirumah kadang-kadang membereskan
43
rumah, mencuci pakaian
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.
9. Kegiatan diluar rumah
Pasien mengatakan belanja dalam keperluan sehari-hari dengan kendaraan
motor.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.
Mekanisme koping Mal adaptif: Pasien mengatakan jika ada masalah pasien lebih memilih
memendam sendiri diam dikamar.
Masalah keperawatan: isolasi sosial
Masalah psikososial
dan lingkungan
1. Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok spesifik
Pasien tampak kurang memperhatikan dukungan kelompok karena
menganggap dirinya tidak begitu penting mengikuti kegiatan
berkelompok.
Masalah keperawatan: harga diri rendah
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan fisik
Pasien tampak kurang memperhatikan situasi lingkungan sekitanya pasien
mengatakan jarang berinteraksi dengan tetangga sekitar rumahnya.
Masalah keperawatan: isolasi sosial
3. Masalah berhubungan dengan pendididkan spesifik
Pasien mengatakan memiliki beberapa teman dekat sewaktu pasien
menempuh pendidikan samapai dengan SMP.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
4. Masalah berhubungan dengan pekerjaan spesifik
Pasien mengatakan merasa tidak puas dengan pekerjaannya yang hanya
penjual somay keliling. Pasien mengatakan jarang berbincang-bincang
pada orang kalau tidak begitu penting.
Masalah keperawatan: isolasi sosial
5. Masalah berhubungan dengan perumahan spesifik
Pasien mengatakan jarang melakukan kegiatan yang adadisekitar
rumahnya.
Masalah keperawatan: isolasi sosial
6. Masalah berhubungan dengan ekonomi spesifik
Pasien mengatakan malu mendapat penghasilan kecil dalam berjualan
somay keliling.
Masalah keperawatan: harga diri rendah
7. Masalah berhubungan dengan pelayana kesehatan
Pasien mengatakan disekitar tempat tinggalnya jauh dari fasilitas
kesehatan.
Kurang pengetahuan Pasien mengatakan tidak tau tentang penyakit jiwa.
Aspek medis Diagnose medik :skizofrenia
Terapi medic : Resperidone 2mg/12 jam
Chlorpromazine 50mg/24 jam
Thihexyphenidyl 2mg/12 jam
44
2. Analisis data
Hasil pengkajian dan observasi, penulis menemukan masalah yang dikeluhkan oleh
pasien baik dari subyektif dan obyektif adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 analisa data asuhan keperawatan
NO DATA MASALAH
1 Data subjektif
- Pasien mengatakan bahwa ia sudah tidak berguna lagi
bagi keluarga.
- Pasien mengatakan ia kurang puas dengan pekerjaannya.
- Pasien mengatakan menilai dirinya negatif (misalnya
tidak berguna, tidak tertolong)
- Pasien mengatakan rasa malu dirinya jelek terutama
tubuhnya kurus dan hitam.
- Melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri
sendiri
- Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
Data objektif
- Lesu dan tidak bergairah
- Berbicara pelan dan lirih
- Menolak berinteraksi dengan orang lain
- Berjalan menunduk
- Postur tubuh menunduk
Harga diri rendah
2 Data subjektif
- Pasien mengatakan jarang berinteraksi pada orang-orang
sekitarnya.
- Pasien mengatakan kurang percaya diri untuk berkumpul
dengan orang ramai karena merasa minder.
- Pasien mengatakan ia tidak pernah mengikuti kegiatan
kelompok.
Data objektif
- Pasien tampak menyendiri
- Tidak mau bercakap cakapdengan orang lain
- Pasien terlihat lebih sering duduk sendiri
Isolasi sosial
3 Data subjektif
- Pasien mengatakan mandi kadang-kadang 1 hari sekali
tidak menggunakan sabun ataupun sampo.
- Pasien mengatakan ganti pakaian 3 hari sekali.
Data objektif
- Pasien tampak tidak rapi
- Kuku pasien tampak panjang
Defisit perawatan diri
45
Pohon masalah
Effect
Core problem
Cause
Gambar 4.1 pohon masalah harga diri rendah
3. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang di temukan pada pasien Tn.Y sebagai berikut:
a. Harga diri rendah
b. Isolasi sosial
c. Defisit perawatan diri
4. Rencana keperawatan
Setelah menemukan diagnosa keperawatan pada pasien, penulis kemudian
membuat rencana tindakan yang sesuai dengan diagnosa yang ditentukan. Adapun
rencana keperawatan yang dibuat sebagai berikut:
Tabel 4.3 Rencana keperawatan harga diri rendah
Dx
keperawatan
Perencanaan
Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
Gangguan
konsep diri:
harga diri
rendah
TUM: Klien
memiliki
konsep diri
yang positif
TUK:
1. pasien dapat
mengenal
aspek positif
1. Pasien mampu membina
hubungan saling percaya
1. Bina hubungan saling percaya
dengan menggunakan prinsip
terapeutik:
- Sapa klien dengan ramah
baik verbal maupun non
verbal.
- Perkenalkan diri dengan
sopan.
- Tanyakan nama lengkap dan
Isolasi sosial
Harga diri rendah
Defisit perawatan diri
46
dan latihan
kemampuan
pertama:
(memberesk
an tempat
tidur)
nama panggilan yang
disukai klien.
- jelaskan tujuan pertemuan
- Jujur dan menepati janji.
- Tunjukan sikap empati dan
menerima klien apa
adanya.perhatikan
kebutuhan dasar klien.
2. Pasien mampu mengenal
aspek positif dan
kemampuan yang
dimiliki:
- Aspek positif dan
kemampuan yang
dimiliki Pasien.
- Aspek positif keluarga.
- Aspek positif
lingkungan Pasien.
2.1 Diskusikan dengan Pasien
tentang:
- Aspek positif yang dimiliki
klien, keluarga, lingkungan.
- Kemampuan yang dimiliki
klien.
2.2 Bersama Pasien membuat
daftar tentang:
- Aspek positif yang dimiliki
klien, keluarga, lingkungan.
- Kemampuan yang dimiliki
klien.
2.3 Beri pujian realistis, hindarkan
memberi penilaian negatif
3. Pasien menyebutkan
kemampuan yang dapat
dilakukan.
3.1 Diskusikan dengan Pasien
kemampuan yang dapat
dilaksanakan.
3.2 Diskusikan kemampuan yang
dapat dilaksanakan.
3.3 Diskusikan kemampuan yang
akan dipilih.
3.4 Latihan kemampuan yang
dipilih Pasien, beri pujian.
4. Pasien memilih satu
kemampuan untuk
dilatih.
Pasien membuat rencana
kegiatan harian
kemampuan yang sudah
dilatih
4.1 Rencanakan waktu latihan
kemampuan yang sudah
dilatih bersama klien
4.2 Minta Pasien menuliskan
dalam jadwal harian
2. Pasien
dapat
latihan
kemampuan
kedua
(Menyapu
Lantai)
1. Pasien menyampaikan
manfaat kemampuan
pertama yang sudah
dilatih
2. Pasien memiliki satu
kemampuan kedua
untuk dilatih
3. Pasien membuat rencana
kegiatanharian
kemampuan kedua yang
sudah dilatih
1. Evaluasi kegiatan pertama,
yang telah dilatih dan berikan
pujian
2. Diskusikan kemampuan kedua
yang akan dipilih
3. latih kemampuan kedua yang
dipilih
4. Rencanakan waktu latihan
kemampuan kedua yang
sudah dilatih bersama pasien
5. minta pasien menuliskan
47
dalam jadwal kegiatan harian
3. Pasien dapat
latihan
kemampuan
ketiga
(Ngepel
lantai)
1. Pasien menyampaikan
manfaat kemampuan
kedua yang sudah
dilatih.
2. Pasien memilih satu
kemampuan ketiga
untuk dilatih.
3. Pasien membuat rencana
kegiatan harian
kemampuan ketiga yang
sudah dilatih.
1. Evaluasi kegiatan pertama dan
kedua, yang telah dilatih dan
berikan pujian
2. Diskusikan kemampuan
ketiga yang akan dipilih
3. Latih kemampuan ketiga yang
dipilih
4. Rencanakan waktu latihan
kemampuan ketiga yang
sudah dilatih bersama klien
5. minta pasien menuliskan
dalam jadwal kegiatan harian
4. Pasien dapat
latihan
kemampuan
keempat
(mencuci
alat makan)
1. Evaluasi kegiatan pertama dan
kedua, ketiga yang telah
dilatih dan berikan pujian.
2. Diskusikan kemampuan
keempat yang akan dipilih
3. latih kemampuan keempat
yang dipilih klien, beri pujian
4. Rencanakan waktu latihan
kemampuan keempat yang
sudah dilatih bersama klien
5. Minta klien menuliskan dalam
jadwal kegiatan harian
5. Implementasi dan evaluasi keperawatan
Setelah menyusun rencana keperawatan yanga kan diberikan kepada
pasien, penulis kemudian melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana keperawatan yang telah dibuat dan mengevaluasi tindakan yang telah
diberikan tersebut. Adapun tindakan yang dilaksanakan sebagai berikut:
Tabel 4.4 Implementasi dan evaluasi keperawatan
Hari
tanggal/jam
Implementasi Evaluasi Paraf
Senin, 24
Februari
2020 08.00
WIB
Data:
- Pasien tampak malu bertemu
orang disekitarnya.
- Pasien tampak menyendiri
- Pasien tampak kontak mata
kurang
Diagnosa :
Harga diri rendah
Tindakan:
Melakukan SP 1
- Bina hubungan saling percaya
S:
- Pasien mengatakan malu
berbicara dengan orang lain
- Pasien mengatakan tidak akan
bicara kalau tidak begitu
penting.
- Pasien mengatakan kurang
percaya diri karena tubuhnya
kurus dan hitam.
- Pasien mengatakan tidak
berguna.
48
dengan menggunakan prinsip
terapeutik
- Diskusikan dengan pasien
tentang:Aspek positif yang
dimiliki Pasien. Kemampuamn
pertama (membereskan tempat
tidur)
- Beri pujian realistis, hindarkan
memberi penilaian negative
- Melatih aspek positif
kemampuan pertama pasien
membersihkan tempat tidur
- Memasukan pada jadwal harian
untuk latihan
RTL
- Evaluasi SP 1
- Lanjut SP 2 latihan
kemampuan kedua pasien
menyapu lantai
O:
- Pasien mampu melakukan
kemampuan membereskan
tempat tidur
- Pasien memasukan kegiatan
kemampuan pertama
membereskan tempat tidur
ke dalam jadwal kegiatan
harian.
A:
Harga diri rendah masih ada
Pasien mampu melakukan
aspek positif kemampuan
pertama yang dimiliki pasien
(membereskan tempat tidur)
P:
Pasien melakukan
kemampuan pertama:
membereskan tempat tidur 2x
sehari
Senin, 24
Februari
2020 10.00
WIB
Data: - Pasien sedikit berani nenatap
lawan bicara.
- pasien membereskan tempat
tidurnya 2xsehari.
- Pasien mampu
mendemontrasikan cara
membereskan tempat tidur yang
benar
Diagnosa:
Harga diri rendah
Tindakan:
Melakukan SP 2 harga diri
rendah
- Mengevaluasi SP 1 kegiatan
kemampuan pertama:
membereskan tempat tidur,
memberi pujian
- Melatih kemampuan kedua
yang dipilih pasien: menyapu
yang baik dan benar.
- Memasukan pada jadwal untuk
latihan
RTL
- Evaluasi kemampuan pasien
membereskan tempat tidur yang
baik dan benar.
- Ajarkan kemampuan baru yaitu
cara menyapu lantai
S:
- Pasien mengatakan sudah
mampu melakukan
kemampuan pertama
membereskan tempat tidur
dengan benar sesuai dengan
latihan yang diajarkan.
- Pasien mengatakan senang
setelah melakukan latihan
kemampuan membereskan
tempat tidur yang benar.
O:
- Pasien tampak berani
nenatap lawan bicaranya.
- Pasien tampak senang
- Pasien mampu menjelaskan
kembali latihan kemampuan
pertama membereskan
tempat tidur
A:
Harga diri rendah
P:
- Pasien melakukan
kemampuan kedua:
- membereskan tempat
tidur 2x sehari
- Menyapu lantai 2x
sehari.
- Memasukan kejadwal
harian
Senin, 24
Februari
2020 10.30
Data:
- Pasien tampak koperatif
mampu menjelaskan cara
S:
Pasien mengatakan sudah
mampu melakukan
49
WIB mengepel lantai yang benar.
Diagnosa:
Harga diri rendah
Tindakan:
Melakukan SP3
- Mengevaluasi kemampuan
kedua pasien: menyapu, berikan
pujian.
- Dikusikan kemampuan ketiga
yang pasien miliki.
- Memasukan pada jadwal
kegiatan harian untuk
kemampuan membereskan
tempat tidur, nyapu, mengepel
lantai.
RTL
- Evaluasi kemampuan pasien
menyapu yang baik dan benar.
- Masukan pada jadwal kegiatan
harian
kemampuan kedua: menyapu
yang baik dan benar sesuai
dengan yang diajarkan.
O:
Pasien tampak koperatif,
pasien meras tenang, pasien
mampu mendemontrasikan
kembali latihan dengan baik
dan benar.
A:
Harga diri rendah
P:
Pasien melakukan kemampuan
ketiga:
- membereskan tempat tidur
2x sehari
- Menyapu lantai 2x sehari
- Mengepel lantai 2xsehari.
Senin, 24
Februari
2020 12.30
WIB
Data:
Pasien tampak koperatif, pasien
tampak tenang,pasien mampu
mendemontrasikan latihan yang
ada pada jadwal kegiatan harian
Diagnosa:
Harga diri rendah
Tindakan:
Melakukan SP 4 harga diri rendah
- Mengevaluasi kemampuan
ketiga: mengepel dengan benar
- Melatih harga diri rendah
dengan kemampuan keempat
yang dimiliki pasien: Mencuci
alat makan dan buat jadwal
harian. RTL:
- Mengevaluasi kemampuan :
membereskan tempat tidur,
menyapu lantai, mengepel
lantai.
- Masukan pada jadwal harian.
S:
- Pasien mengatakan sudah
mampu melakukan latihan
kemampuan ketiga:
mengepel dengan baik dan
benar.
- Pasien mengatakan hari ini
kempampuan yang keempat
adalah
O:
- Pasien tampak koperatif,
pasien meras tenang, pasien
mampu mendemontrasikan
kembali latihan dengan baik
dan benar
A:
Harga diri rendah
P:
- Latihan membereskan
tempat tidur 2x sehari
- Menyapu lantai 2xsehari
- Mengepel lantai 2x sehari
- Mencuci alat makan 2x
sehari
Selasa
25
Februar
i 2020
09.00
WIB
Data:
- Pasien mengatakan malas
berinteraksi dengan orang lain
- Pasien mengatakan tidak begitu
penting berinteraksi dengan orang
lain
- Pasien megatakan malu malu
berinteraksi dengan orang lain
S:
- pasien mengatakan merasa
senang setelah
berkenalan/bercakap-cakap
dengan satu temannya
- pasien mengatakan akan
melakukan cara
berkenalan/bercakap-cakap
50
- Pasien terlihat sering menyendiri
- Pasien sering menghindari kontak
mata
Diagnosa :
Harga diri rendah
Tindakan:
Melakukan SP 1
- bercakap-cakap dengan 1 orang
teman pasien
- Memasukan pada jadwal harian
untuk latihan
RTL
- Evaluasi SP 1
bercakap-cakap dengan 1 orang
teman pasien
Lanjut SP 2
sesuai dengan yang di
ajarkan perawat
- pasien mengatakan masih
sedikit sulit untuk
berinteraksi dengan orang
lain
- pasien mengatakan malas
berinteraksi dengan orang
lain
O:
- pasien tampak masih sering
menyendiri
- kontak mata pasien masih
kurang
- pasien mampu melakukan
cara berkenalan dengan satu
teman pasien walaupun
dengan dimotivasi oleh
perawat
A:
- isolasi sosial
pasien mampu melakukan
cara berkenalan/bercakap-
cakap dengan satu teman
pasien
P:
bercakap-cakap dengan 1
orang teman pasien
Selasa
25
Februar
i 2020
11.00
WIB
Data
- Pasien terlihat sering menyendiri
- Pasien sering menghindari kontak
mata
Diagnosa:
Isolasi sosial
Tindakan
Melakukan Sp 2
- Mengevaluasi kegiatan
berkenalan/bercakap-cakap dengan
satu teman pasien
- Mengajarkan cara
berkenalan/bercakap-cakap dengan
2-4 orang teman pasien
- Memberikan dua kegiatan baru
- Membimbing pasien dan
memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian pasien
RTL:
- Evaluasi kegiatan Sp 2
- Lakukan sp 3
- Ajarkan cara berkenalan/bercakap-
cakap dengan 4-5 teman pasien
- Berikan dua kegiatan baru
- Membimbing pasien dan masukkan
S:
- Pasien mengatakan mampu
melakukan
berkenalan/bercakap-cakap
dengan 2-4 teman pasien,
namun dengan motivasi dari
perawat
- Pasien mengatakan akan
melakukan cara berkenalan
dengan 2-4 temannya
O:
- Pasien tampak masih sering
menyendiri
- Kontak mata pasien masih
kurang
- Pasien mampu melakukan
cara berkenalan dengan 2-4
teman pasien
A:
- Isolasi sosial (+)
Pasien mampu melakukan
cara berkenalan/bercakap-
cakap dengan 2-4 teman
pasien
P:
- Berkenalan atau bercakap-
51
kedalam jadwal kegiatan harian
pasien
cakap dengan 1 orang teman
pasien
- Bercakap-cakap dengan 2-4
orang teman pasien.
Selasa
25
Februar
i 2020
13.00
WIB
Data:
- Pasien mengatakan malas
berinteraksi dengan orang lain
- Pasien mengatakan tidak begitu
penting berinteraksi dengan orang
lain
- Pasien megatakan malu malu
berinteraksi dengan orang lain
- Pasien terlihat sering menyendiri
- Pasien sering menghindari kontak
mata
Diagnosa:
Isolasi sosial
Tindakan Melakukan Sp 3
- Mengevaluasi kegiatan berkenalan
dengan 1 teman pasien
- Mengevaluasi kegiatan berkenalan
dengan 2-4 teman pasien
- Mengajarkan cara berkenalan
dengan 4-5 teman pasien
- Memberikan dua kegiatan baru
- Membimbing pasien dan
memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian pasien
RTL:
- Evaluasi kegiatan yang sudah
diajarkan yaitu berkenalan dengan
1 teman pasien dan 2-4 teman
pasien, berikan pujian
- Lakukan Sp 4
- Berkenalan dengan 4-5 teman
pasien
- Ajarkan pasien berinteraksi dengan
lingkungan sekitar
- Bimbing pasien dan masukkan
kedalam jadwal kegiatan harian
pasien
S:
- Pasien mengatakan mampu
melakukan cara
berkenalan/bercakap-cakap
dengan 4-5 teman pasien
- Pasien mengatakan akan
melakukan cara berkenalan
dengan 4-5 temannya 2x
sehari
- Pasien mengatakan senang
memiliki banyak teman
O:
- Pasien tampak masih
menyendiri
- Mulai ada kontak mata
- Pasien mampu melakukan
cara berkenalan/bercakap-
cakap dengan 4-5 trman
pasien
A:
- Isolasi sosial (+)
Pasien mampu melakukakan
cara berkenalan/bercakap-
cakap dengan 4-5 teman
pasien
P:
- Berkenalan dan bercakap-
cakap dengan 1 orang teman
pasien
- Berteman dan bercakap-
cakap dengan 2-4 orang
teman pasien
- Berteman dan bercakap-
cakap dengan 4-5 orang
teman pasien
Selasa
25
Februar
i 2020
13.30
WIB
Data:
- Pasien mengatakan malas
berinteraksi dengan orang lain
- Pasien mengatakan tidak begitu
penting berinteraksi dengan orang
lain
- Pasien megatakan malu malu
berinteraksi dengan orang lain
- Pasien terlihat sering menyendiri
- Pasien sering menghindari kontak
mata
S:
- Pasien mengatakan belum
terbiasa untuk melakukan
interaksi dengan banyak
orang
- Pasien mengatakan senang
memiliki banyak teman
O:
- Pasien tampak masih
menyendiri
- Pasien mulai ada kontak
mata
52
Diagnosa:
Isolasi sosial
Tindakan
Melakukan Sp 4
- Mengevaluasi kegiatan berkenalan
dengan 1, 2-4, 4-5 teman pasien,
berikan pujian
- Mengajarkan pasien berinteraksi
dengan lingkungan sekitar
- Membimbing pasien dan
memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian pasien
RTL:
Evaluasi kegiatan yang sudah
diajarkan
- Pasien mengatakan senang
sudah diajarkan cara
berkenalan/bercakap-cakap
A:
- Isolasi sosial (+)
Pasien mampu melakukakan
cara berkenalan/bercakap-
cakap dengan dengan
lingkungan sekitar pasien
P:
- Berkenalan dan bercakap-
cakap dengan 1 orang teman
pasien
- Berteman dan bercakap-
cakap dengan 2-4 orang
teman pasien
- Berteman dan bercakap-
cakap dengan 4-5 orang
teman pasien
- Berinteraksi dengan
lingkungan sekitar
- Memasukan latihan kedalam
jadwal kegiatan harian
26
Februari
2020
10.00
WIB
Data
- Pasien tampak koperatif, kontak
mata baik
- Pasien membereskan tempat tidur
2x sehari, menyapu lantai 2x
sehari, dan pasien mengepel lantai
1x sehari, pasien mencuci alat
makan 2x sehari
Diagnosa:
Harga diri rendah
Tindakan
1. HDR Sp1
2. HDR Sp2
3. HDR Sp3
4. HDR Sp4
1
- Mengevaluasi latihan kemampuan
yang dimiliki pasien: membereskan
tempat tidur, menyapu lantai,
mengepel lantai dan mencuci alat
makan
- Membimbing pasien latihan
kemampuan yang dimiliki pasien 1
2 3 dan 4
RTL:
- Tindakan yang dilakukan penulis
akan dilaporkan keperawat ruangan
S:
- Pasien mengatakan sudah
mampu melakukan latihan
yang diajarkan perawat
walaupun masih ada yang
belum bisa dilakukannya
- Pasien mengatakan lebih
percaya diri dan senang
O:
- Pasien tampak lebih tenang
- Pasien kooperatif
- Pasien tampak mampu
melakukan kempanpuan
yang dimiliki pasien
A:
- Harga diri rendah teratasi
sebagian
P:
- Membersihkan tempat tidur
2x sehari
- Menyapu lantgai 2x sehari
- Mengepel lantai 1x sehari
- Mencuci peralatan makan
2x sehari
Mempraktekkan kembali SP
1 2 3 dan 4
26
Februari
2020
Data:
- Berkenalan dan bercakap-cakap
dengan 1 orang teman pasien
S:
- Pasien mengatakan senang
memiliki banyak teman
53
13.00
WIB
- Berteman dan bercakap-cakap
dengan 2-4 orang teman pasien
- Berteman dan bercakap-cakap
dengan 4-5 orang teman pasien
- Berinteraksi dengan lingkungan
sekitar walaupun harus dimotivasi
dari perawat
- Memasukan latihan kedalam
jadwal kegiatan harian
Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial
Tindakan
- Mengevaluasi kegiatan
berkenalan/bercakap-cakap dengan
satu teman pasien, bercakap-cakap
dengan 2-4 teman pasien,
bercakap-cakap dengan 4-5 teman
pasien, bercakap-cakap dengan
lingkungan sekitar
- Memberikan pujian atas
kemampuan pasien
- Membimbing pasien dan
memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian
RTL:
- Tindakan yang dilakukan penulis
akan dilaporkan keperawat
ruangan
- Pasien mengatakan senang
setelah berkenalan dengan
banyak orang
- Pasien mengatakan mampu
melakukan interaksi dengan
banyak orang walaupun
dengan motivasi dari
perawat
O:
- Pasien tampak sudah tidak
sering menyendiri lagi
- Mulai ada kontak mata
A:
- Isolasi sosial (+)
Teratasi sebagian
P:
- Berkenalan dan bercakap-
cakap dengan 1 orang teman
pasien
- Berteman dan bercakap-
cakap dengan 2-4 orang
teman pasien
- Berteman dan bercakap-
cakap dengan 4-5 orang
teman pasien
- Berinteraksi dengan
lingkungan sekitar
- Memasukan latihan kedalam
jadwal kegiatan harian
6. Evaluasi Akhir (Resume Pasien)
Pada bagian ini akan digambarkan kondisi setelah perawatan diberikan oleh
penulis:
Tabel 4.7 Evaluasi akhir
No Tgl
perawa
tan
Dx
keperawa
tan
Tindakan kemampuan Kunjun
gan
Manfaat
1 Senin,
24
Februa
ri 2020
10.00
Harga
diri
rendah
- Pasien mampu melakukan
kemampuan pertama yang
dimiliki pasien membereskan
tempat tidur 2x dalam sehari
- Pasien mengatakan
membereskan tempat 2 kali
dalam sehari
Evaluasi
- Pasien mampu melakukan
kemampuan pertama yang
dimiliki pasien membereskan
tempat tidur
- Pasien mampu menjelaskan
cara membereskan tempat
tidur yang baik dan benar
3x - Agar pasien lebih
percaya diri
- Agar dapat
meningkatkan harga
diri pasien
- Agar pasien merasa
bergunadan tidak
mempersepsikan
negatif tentang dirinya
sendiri
54
Isolasi
sosial
sesuai dengan latihan yang
diajarkan
- Pasien mengatakan malas
berinteraksi dengan orang lain
- Pasien mengatakan tidak
begitu penting berinteraksi
dengan orang lain
- Pasien mengatakan malu malu
berinteraksi dengan orang lain
- Pasien terlihat sering
menyendiri
- Pasien sering menghindari
kontak mata
Evaluasi
- Pasien mengatakan akan
melakukan cara berkenalan
dan bercakap-cakap dengan 1
teman orang pasien sesuai
dengan yang diajarkan oleh
perawat
- pasien tampak masih sering
menyendiri
- kontak mata pasien masih
kurang
- pasien mampu melakukan
cara berkenalan dengan satu
teman pasien walaupun
dengan dimotivasi oleh
perawat
- Agar pasien
mempunyai lebih
banyak teman
- Agar pasien tidak
merasa kesepian
- Agar pasien bisa
bersosialisasi
2 Selasa
25 fe
bruari
2020
09.30
WIB
Harga
diri
rendah
- Pasien mampu melakukan
kemampuan kedua yang
dimiliki pasien menyapu
lantai 2x dalam sehari
- pasien mampu
menyampaikan manfaat
kemampuan yang sudah
dilatih
- Pasien mampu melakukan
kemampuan ketiga yang
dimiliki pasien mengepel
lantai
Evaluasi
- Pasien tampak kooperatif
- Pasien membuat rencana
kegiatanharian kemampuan
kedua dan ketiga yang sudah
dilatih
- Pasien mampu melakukan
tindakan yang diajarkan
3x - Agar pasien lebih
percaya diri
- pasien mampu
melaksanakan apa
yang diajarkan oleh
perawat
- agar pasien merasa
berguna tidak
mempersepsikan
negatif pada
dirinya
55
Isolasi
sosial
- Pasien mengatakan malas
berinteraksi dengan orang
lain
- Pasien mengatakan tidak
begitu penting berinteraksi
dengan orang lain
- Pasien megatakan malu
malu berinteraksi dengan
orang lain
- Pasien terlihat sering
menyendiri
- Pasien sering menghindari
kontak mata
Evaluasi
- Pasien mengatakan mampu
melakukan cara
berkenalan/bercakap-cakap
dengan 2-4 teman pasien,
namun dengan motivasi dari
perawat
- Pasien mengatakan akan
melakukan cara berkenalan
dengan 2-4 temannya
- Agar pasien tidak
menyendiri lagi
- Agar pasien
mempunyai teman
untuk berbagi cerita
- Agar pasien tidak
terlalu kesepian
3 Rabu
26
februar
i 2020
08.30
WIB
Harga
diri
rendah
Isolasi
sosial
-Pasien mampu melakukan
kemampuan keempat yang
dimiliki pasien membersihkan
alat makan 2x dalam sehari
-Pasien mampu
menyampaikan manfaat
kemampuan yang sudah
dilatih
Evaluasi
- Pasien tampak kooperatif
- Pasien membuat rencana
kegiatanharian kemampuan
keempat yang sudah dilatih
- Pasien mampu melakukan
tindakan yang diajarkan
- Pasien mengatakan malas
berinteraksi dengan orang lain
- Pasien mengatakan tidak
begitu penting berinteraksi
dengan orang lain
- Pasien megatakan malu malu
berinteraksi dengan orang lain
- Pasien terlihat sering
menyendiri
- Pasien sering menghindari
kontak mata
3x - Agar pasien lebih
percaya diri
- pasien mampu
melaksanakan apa
yang diajarkan oleh
perawat
- meningkatkan harga
diri yang dimiliki
pasien
- Agar pasien tidak
menyendiri lagi
- Agar pasien
mempunyai teman
untuk berbagi cerita
- Agar pasien tidak
terlalu kesepian
56
Evaluasi
- Pasien mengatakan mampu
melakukan cara
berkenalan/bercakap-cakap
dengan 4-5 teman pasien
- Pasien mengatakan akan
melakukan cara berkenalan
dengan 4-5 temannya 2x
sehari
- Pasien mengatakan senang
memiliki banyak teman
4 Kamis
27
februar
i 2020
08.30
WIB
Isolasi
sosial
- Pasien mengatakan malas
berinteraksi dengan orang lain
- Pasien mengatakan tidak
begitu penting berinteraksi
dengan orang lain
- Pasien megatakan malu malu
berinteraksi dengan orang lain
- Pasien terlihat sering
menyendiri
- Pasien sering menghindari
kontak mata
Evaluasi
- Pasien belum mampu
melakukan cara bercakap-
cakap dengan orang
sekelilingnya karna menurut
pasien itu terlalu ramai
3x - Agar pasien tidak
menyendiri lagi
- Agar pasien
mempunyai teman
untuk berbagi cerita
- Agar pasien tidak
terlalu kesepian
5 Jumat
28
februar
i 2020
10.00
WIB
13.00
Harga
diri
rendah
Isolasi
sosial
- Pasien membereskan tempat
tidur 2x sehari, menyapu
lantai 2x sehari, mengepel
lantai 1x sehari dan pasien
membersihkan alat makan 2x
sehari
- Pasien sudah mampu
berkenalan dan bercakap-
cakap dengan 1 orang teman
pasien
- Berteman dan bercakap-cakap
dengan 2-4 orang teman
pasien
- Berteman dan bercakap-cakap
dengan 4-5 orang teman
pasien
- Berinteraksi dengan
lingkungan sekitar walaupun
harus dimotivasi dari perawat
3x - Agar pasien lebih
percaya diri
- Meningkatkan harga
diri pasien
- Mampu
mengidentifikasi
yang kemampuan
positif yang dimiliki
pasien
- Agar pasien tidak
menyendiri lagi
- Agar pasien
mempunyai teman
untuk berbagi cerita
- Agar pasien tidak
terlalu kesepian
- Agar dapat
bersosialisasi dengan
orang banyak
57
B. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas kesinambungan antara teori dengan
laporan tugas akhir dengan judul asuhan keperawatan pemenuhan gangguan
kebutuhan psikososial: harga diri rendah pada pasien skizofrenia di rumah
penitipan Aulia Rahma Bandar Lampung yang telah dilaksanakan pada tanggal
24-26 Februari 2020. Kegiatan yang penulis lakukan meliputi: pengkajian,
diagnosis keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan
evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan,
tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan masalah pasien.
Menurut Stuart (2016), menjelaskan tentang asuhan keperawatan kesehatan
jiwa mememandang perilaku manusia dari perspekt if holistikyang
mengintegrasikan aspek biologis, psikologis, dan sosial budaya dalam asuhan
keperawatan. Pada pengumpulan data pengkajian ini penulis melakukan
pengumpulan data dengan menggunakan format pengkajian jiwa. Pada saat
pengkajian data ini penulis melakukan wawancara dan observasi kepada
Tn.Y, tidak melakukan wawancara kepada keluarga karena saat dilakukan
wawancara pengumpulan data tidak ada kunjungan dari keluarga pasien.
Menurut Yosep (2009), faktor predisposisi pada harga diri rendah
adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang,
kurang mempunyai tanggung jawab yang personal, ketergantungan pada
orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis. Pengumpulan data alasan
masuk Tn.Y mengatakan masuk ke rumah penitipan pasien gangguan jiwa
Aulia Rahma Bandar Lampung pada tanggal 25 November 2019 pada pukul
10.00 WIB, dibawa oleh keluarga dan orang adat setempat karena keluarga
mengeluh bahwa pasien depresi menganggap dirinya jelek dan tidak berguna
dan suka menyediri, pasien juga mengatakan jika dirumah pasien sering
mengalami kesurupan. Dilihat dari faktor penyebabnya pada Tn.Y disebabkan
oleh faktor predisposisi.
58
Menurut Stuart (2016) terdapat rentang respon konsep diri yaitu respon
adaptif yang meliputi aktualisasi diri dan konsep diri positif serta respon mal
adiptif meliputi harga diri rendah dan depersonalisasi. Pada pengumpulan data
pengkajian konsep diri pada Tn.Y mengatakan dirinya jelek dan kurus, kurang
puas dengan pekerjaannya, dan ia merasa tidak berguna bagi keluarganya.
Dalam hal ini pasien mengalami rentan respon konsep diri maladaptif yaitu
harga diri rendah. Harga diri rendah merupakan aspek penting dalam psikologi.
Pada pengkajian status mental didapatkan penampilan pasien terlihat
tidak rapi, pembicaraan terdengar pelan, aktivitas motoric klien terlihat lesu
tidak bersemangat, afek klien tampak merespon pembicaraan datar, saat
wawancara tampak menunduk hanya sesekali menatap perawat. Menurut
Yosep (2009) gejala skizofrenia dibagi menjadi 2 yaitu gejala positif dan
negatif, gejala positif yaitu klien skizofrenia kemungkinan mendengar suara-
suara atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada atau mengalami sensasi
yang tidak biasa pada tubuhnya dan kepercayaan kuat dalam
menginterpresentasikan sesuatu yang kadang berlawanan dengan kenyataan
sedangkan gejala negatif yaitu pasien skizofrenia kehilangan motivasi atau
apatis berarti kehilangan energi dan minat dalam hidup yang membuat klien
menjadi orang yang malas. Perasaan yang tumpul membuat emosi klien
skizofrenia menjadi datar. Dari teori dan proses pengumpulan data dan
pengkajiaan status mental dapat kesesuaian data dengan teori yaitu pasien
mengalami gejala skizofrenia negatif.
2. Diagnosa keperawatan
Setelah mengumpulkan semua data, perawat kemudian menganalisa
data dan merumuskan diagnosis keperawatan. Subyek dari diagnosis
keperawatan ini menyangkut respon prilaku pasien terhadap stres yang
berkaitan dengan hubungan konsep diri. Jika hasil pengkajian menunjukan
tanda dan gejala harga diri rendah maka diagnosis keperawatan yang
ditegakan adalah harga diri rendah. Pengkajian yang dilakukan pada
pengumpulan data didapatkan tanda gejala pada Tn. Y mengatakan dirinya
jelek dan kurus, kurang puas dalam pekerjaannya, ia merasa tidak berguna
59
bagi keluarganya, penampilan klien tidak rapi, pembicaraan terdengar pelan,
aktivitas motorik klien terlihat lesu dan tidak bersemangat, afek pasien
tampak merespon pembicaraan datar, saat wawancara tampak menunduk,
hanya sesekali menatap.
Menurut Tim Pokja SDKI PPNI (2017), tanda dan gejala harga diri
rendah dibagi menjadi 2 yaitu tanda dan gejala mayor subyektif: menilai diri
negatif, merasa malu atau bersalah, tidak mampu melakukan apapun,
meremehkan kemampuan mengatasi masalah, merasa tidak memiliki
kelebihan atau kemampuan positif, melebih-lebihkan penilaian negatif
tentang diri sendiri, menolak penilaian positif tentang diri sendiri. Obyektif:
enggan mencoba hal baru, berjalan menunduk, postur tubuh menunduk.
Tanda dan gejala minor subjektif: merasa sulit kosentrasi, sulit tidur,
mengungkapkan keputusasaan, objektif: kontak mata kurang, lesu tidak
bergairah, berbicara pelan dan pasif, prilaku tidak asertif, bergantung pada
pendapat orang lain dan sulit membuat keputusan. Menurut teori dan gejala
yang ditemukan pada klien maka penulis mengangkat masalah keperawatan
yaitu harga diri rendah sebagai masalah keperawatan utama.
3. Intervensi keperawatan
Rencana tindakan keperawatan pada pasien harga diri rendah adalah
suatu bentuk susunan perencanaan tindakan keperawatan untuk mengatasi
pasien dengan harga diri rendah. Menurut Sulastri (2012), harga diri
rendah dapat diatasi dengan melakukan strategi pelaksanaan harga diri
rendah. Intervensi yang dilakukan penulis yaitu terdapat 4 strategi
pelaksanaan harga diri rendah yaitu strategi pelaksanaan tindakan
keperawatan (SP 1) mengkaji dan mengenal aspek positif dalam diri T.n Y,
mengkaji aspek konsep diri pada pasien, penulis mengidentifikasi
kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif T.n Y yang pertama
membereskan tempat tidur (buat daftar kegiatan), buat daftar kegiatan yang
dapat dilakukan saat ini, membantu memilih salah satu kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini untuk dilatih, melatih kegiatan yang dipilih, strategi
60
pelaksanaan tindakan. (SP 2) melatih kemampuan/aktivitas kedua T.n Y yang
sudah dibuat didaftar adapun kemampuannya adalah menyapu lantai, strategi
pelaksanaan tindakan keperawatan (SP 3) melatih kemampuan/ aktivitas
ketiga T.n Y yang sudah dibuat daftar yaitu mengepel lantai, strategi
pelaksanaan tindakan keperawatan (SP 4) melatih kemampuan/aktivitas
keempat T.n Y yang sudah dibuat daftar kemampuan T.n Y yaitu mencuci
peralatan makan, lalu evaluasi dari kemampuan/aktivitas kesatu, kedua,
ketiga, keempat.
Berdasarkan intervensi yang penulis lakukan, terdapat kesamaanantara
konsep dasar teori dengan pembahasan pada pasien, karena penulis mengacu
pada teori yang ada, dimaa tahap-tahap perencanaan yang ada pada Tn. Y
sesuai dengan keadaan dan kondisi pasien., serta dalam rencana keperawatan
meliputi: tujuan umum, tujuan khisus, kreteria evaluasi dan rencana tindakan
keperawatan. Tidak mengabaikan masalah keperawatan lainnya.
4. Implementasi keperawatan
Tindakan keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan langsung
kepada pasien, baik pasien sebagai individu, kelompok, keluarga maupun
komunitas berdasarkan rencana yang dibuat. Strategi implementasi tindakan
keperawatan yang berprinsip bahwa setiap kali berinteraksi dengan klien
output harus sampai kepada kemampuan koping.atau kemampuan psikomotor
klien maupun pertemuan tersebut merupakan pertemuan pertama. oleh
karenanya tindakan keperawatan tidak terpaku pada tujuan khusus
(Sulastri,2012).
Persiapan pelaksanaan strategi pelaksanaan harga diri rendah dimulai
dari mempersiapakan pasien untuk dapat diberikan tindakan strategi
pelaksanaan harga diri rendah. Penulis juga memilih tempat yang nyaman
untuk memberikan tindakan yang akan dilakukan kepada klien serta penulis
menyiapkan lembar pengkajian dan observasi untuk klien.
Pelaksanaan tindakan dimulai dari pertemuan pertama pada tanggal 24
Februari 2020 jam 10.00 WIB. Kegiatan yang dilakukan yaitu membina
hubungan saling percaya dan mengidentifikasi masalah klien dengan
61
memperkenalkan nama, nama panggilan perawat, dan tujuan perawat
berkenalan, menanyakan dan panggil nama kesukaan klien, menanyakan
perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien, Tn. Y saat didekati penulis
tampak menunduk saat ditanya nama oleh penulis klien lamngsung
menjawab tapi dengan suara pelanlalu penulis meminta klien untuk
menceritakan masalah apa yang sedang dihadapinya sekarang, pasien
terdiam dan sedikit melirik penulis dan lalu ia menceritakan dengan suara
pelan, lalu penulis menanyakan kepada klien apa saja aspek positif yang ia
miliki ia hanya membereskan tempat tidur, akhirnya penulis membuat daftar
kegiatan yaitu membereskan tempat tidur, menyapu lantai, mengepel lantai
dan mencuci alat makan yang dilakukan 2x sehari.
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi difokuskan pada aspek positif pasien setelah dilakukan tindakan
keperawatan strategi pelaksanaan harga diri rendah pada akhir pertemuan. Pada
akhir evaluasi dilakukan skoring mengenai keberhasilan tindakan yang
diberikan. Hal yang dievaluasi yaitu pasien mampu mengenal aspek positif
dalam dirinya, pasien melakukan kegiatan yang sudah disepakati oleh penulis
secara mandiri ataupun masih dengan bantuan perawat/penulis, pasien sedikit
mulai percaya diri.
C. Keterbatasan
Pada asuhan ini, keterbatasan yang dihadapi penulis dalam pemberian asuhan
keperawatan yaitu waktu yang kurang untuk implementasi dan jika melakukan
strategi pelaksanaan pada pukul 10.00 mengganggu jam istirahat pasien.