40
95 UNIVERSITAS MERCU BUANA BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian dari Penerapan Metoda Penjadwalan M-PERT Dan Sistem Pengawasan Berbasis GIS Pada Mega Proyek Infrastruktur Jembatan terbagi pada dua topik utama yaitu metoda penjadwalan M-PERT dan sistem pengawasan berbasis GIS. 4.1.1. Metode Penjadwalan Perencanaan Proyek Jembatan Selat Sunda menggunakan M-PERT Pada bagian ini penulis membahas mengenai penentuan perencanaan durasi proyek Jembatan Selat Sunda, khususnya pada segmen Jembatan Gantung (Suspension Bridge) menggunakan metode M-PERT yang diawali dengan pembuatan durasi proyek menggunakan metode PERT terlebih dahulu. Perencanaan durasi proyek dimulai dengan penentuan durasi masing-masing kegiatan dalam pekerjaan, sampai akhirnya pada penentuan durasi total proyek berikut simpangan bakunya (standard deviation). 4.1.1.1. Work Breakdown Structure Tahap pertama yang harus dilakukan adalah menentukan jenis-jenis pekerjaan yang akan dilakukan atau dikenal dengan Work Breakdown Structure (WBS). WBS ini sangat penting untuk perencanaan proyek, sehingga proses penyelesaian proyek dan pekerjaan proyek dapat dipilah menjadi komponen- http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

95 UNIVERSITAS MERCU BUANA

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Penelitian dari Penerapan Metoda Penjadwalan M-PERT Dan Sistem

Pengawasan Berbasis GIS Pada Mega Proyek Infrastruktur Jembatan terbagi pada

dua topik utama yaitu metoda penjadwalan M-PERT dan sistem pengawasan

berbasis GIS.

4.1.1. Metode Penjadwalan Perencanaan Proyek Jembatan Selat Sunda

menggunakan M-PERT

Pada bagian ini penulis membahas mengenai penentuan perencanaan durasi

proyek Jembatan Selat Sunda, khususnya pada segmen Jembatan Gantung

(Suspension Bridge) menggunakan metode M-PERT yang diawali dengan

pembuatan durasi proyek menggunakan metode PERT terlebih dahulu.

Perencanaan durasi proyek dimulai dengan penentuan durasi masing-masing

kegiatan dalam pekerjaan, sampai akhirnya pada penentuan durasi total proyek

berikut simpangan bakunya (standard deviation).

4.1.1.1. Work Breakdown Structure

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah menentukan jenis-jenis

pekerjaan yang akan dilakukan atau dikenal dengan Work Breakdown Structure

(WBS). WBS ini sangat penting untuk perencanaan proyek, sehingga proses

penyelesaian proyek dan pekerjaan proyek dapat dipilah menjadi komponen-

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

96

UNIVERSITAS MERCU BUANA

komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol

dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja, berorientasi

hierarki, untuk diimplementasikan oleh tim proyek agar mencapai tujuan proyek

dan menghasilkan produk atau hasil yang diperlukan. WBS yang baik akan

menghasilkan perencanaan yang baik, diantaranya perencanaan waktu atau durasi

proyek.

WBS untuk Jembatan Gantung Selat Sunda dapat dibagi menjadi tiga

bagian utama, yaitu :

1. WBS untuk pekerjaan Pondasi

2. WBS untuk pekerjaan Struktur Bawah (SubStructure)

3. WBS untuk pekerjaan Struktur Atas (SuperStructure)

Tabel 4.1 WBS Pekerjaan Pondasi

WBS Work Item

1 2 3 4

1 JEMBATAN GANTUNG SELAT SUNDA

1 Pondasi

1 Pondasi Caison untuk Pilon 1

1 Pembuatan dry-dock dan fabrikasi caisson

2 Persiapan dudukan caison

3 Mobilisasi dan instalasi caison

4 Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing

5 Perlindungan gerusan dan finishing

2 Pondasi Caison untuk Pilon 2

1 Pembuatan dry-dock dan fabrikasi caisson

2 Persiapan dudukan caison

3 Mobilisasi dan instalasi caison

4 Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing

5 Perlindungan gerusan dan finishing

3 Pondasi Caison untuk Blok Angkur 1

1 Pembuatan dry-dock dan fabrikasi caisson

2 Persiapan dudukan caison

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

97

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Lanjutan Tabel 4.1 WBS Pekerjaan Pondasi

WBS Work Item

3 Mobilisasi dan instalasi caison

4 Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing

5 Perlindungan gerusan dan finishing

4 Pondasi Caison untuk Blok Angkur 2

1 Pembuatan dry-dock dan fabrikasi caisson

2 Persiapan dudukan caison

3 Mobilisasi dan instalasi caison

4 Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing

5 Perlindungan gerusan dan finishing

Tabel 4.2 WBS Pekerjaan Struktur Bawah (SubStructure)

WBS Work Item

1 2 3 4

1 JEMBATAN GANTUNG SELAT SUNDA

2 Struktur Bawah / Substructure

1 Pilon 1

1 Fabrikasi segmen pilon

2 Mobiliasi dan instalasi segmen pilon

3 Pemasangan saddle, damper dan finishing

2 Pilon 2

1 Fabrikasi segmen pilon

2 Mobiliasi dan instalasi segmen pilon

3 Pemasangan saddle, damper dan finishing

3 Blok Angkur 1

1 Persiapan pengecoran, pemasangan formwork dan tulangan

2 Pengecoran blok anglur

3 Pemeliharaan / Curing dan finishing

4 Blok Angkur 2

1 Persiapan pengecoran, pemasangan formwork dan tulangan

2 Pengecoran blok angkur

3 Pemeliharaan / Curing dan finishing

Tabel 4.3 WBS Pekerjaan Struktur Atas (Super Structure)

WBS Work Item

1 2 3 4

1 JEMBATAN GANTUNG SELAT SUNDA

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

98

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Lanjutan Tabel 4.3 WBS Pekerjaan Struktur Atas (Super Structure)

WBS Work Item

3 Struktur Atas / Superstructure

1 Kabel Utama dan Kabel Penggantung

1 Persiapan dan fabrikasi kabel PPWS

2 Pemasangan hauling cable dan catwalk

3 Pemasangan kabel PPWS secara bertahap

4 Kompaksi, pembungkusan, adjustment kabel utama

5 Pemasangan klem dan kabel penggantung

2 Deck / Gelagar Jembatan

1 Pembuatan drydock dan persiapan fabrikasi

2 Fabrikasi segmen cross beam

3 Fabrikasi segmen gelagar

4 Pemasangan lifting device / crane, dan scaffolding

5 Pemasangan cross beam pada kabel penggantung

6 Pemasangan segmen gelagar

7 Finalisasi sambungan antar segmen dan pengecatan

3 Finishing dan Instalasi Peralatan

1 Pemasangan bearing pada pilon dan blok angkur

2 Pemasangan damper dan sensor monitoring

3 Pemasangan track kereta

4 Pelapisan permukaan jalan dan finishing

4 Pemeriksaan, Pengetesan dan Commissioning

WBS pada pengerjaan Jembatan Gantung Selat Sunda tersebut adalah

sampai pada level 4.

Untuk lebih jelasnya, diagram WBS pada beberapa level, dapat dilihat pada

sejumlah gambar dibawah ini. Pada diagram dalam beberapa gambar tersebut

menggunakan kode-kode WBS yang keterangan kode nya bisa dilihat pada tabel-

tabel WBS di atas.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

1

1.1 1.21.3

1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.2.1 1.2.31.2.2 1.2.4 1.3.1 1.3.31.3.2 1.3.4

A B C D E F G H I J K

Gambar 4.1 Diagram WBS untuk pekerjaan Jembatan Gantung JSS

Sumber : Olahan Sendiri

A B C D

1.1.1.1 1.1.1.2 1.1.1.3 1.1.1.4 1.1.1.5 1.1.2.1 1.1.2.2 1.1.2.3 1.1.2.4 1.1.2.5 1.1.3.1 1.1.3.2 1.1.3.3 1.1.3.4 1.1.3.5 1.1.4.1 1.1.4.2 1.1.4.3 1.1.4.4 1.1.4.5

Gambar 4.2 Diagram WBS untuk pekerjaan Pondasi

Sumber : Olahan Sendiri

UN

IVE

RS

ITA

S M

ER

CU

BU

AN

A

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

100

UNIVERSITAS MERCU BUANA

E F G H

1.2.1.1 1.2.1.2 1.2.1.3 1.2.2.1 1.2.2.2 1.2.2.3 1.2.3.1 1.2.3.2 1.2.3.3 1.2.4.1 1.2.4.2 1.2.4.3

Gambar 4.3 Diagram WBS untuk pekerjaan Struktur Bawah

Sumber : Olahan Sendiri

I J

1.3.1.1 1.3.1.2 1.3.1.3 1.3.1.4 1.3.1.5 1.3.2.1 1.3.2.2 1.3.2.3 1.3.2.4 1.3.2.5 1.3.2.6 1.3.2.7

Gambar 4.4 Diagram WBS untuk Pekerjaan Struktur Atas

Sumber : Olahan Sendiri

K

1.3.3.1 1.3.3.2 1.3.3.3 1.3.3.4

Gambar 4.5 Diagram WBS untuk Pekerjaan Struktur Atas (Lanjutan)

Sumber : Olahan Sendiri

99

10

0

UN

IVE

RS

ITA

S M

ER

CU

BU

AN

A

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

101

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Keterangan kode WBS pada gambar:

Tabel 4.4 Kode WBS

Kode Jenis Aktivitas

Kode Jenis Aktivitas

1 PEKERJAAN JEMBATAN GANTUNG SELAT SUNDA

1.2.3 Blok Angkur 1

1.1 Pekerjaan Pondasi

1.2.3.1 Persiapan pengecoran, pemasangan formwork dan tulangan

1.1.1 Pondasi Caison untuk Pilon 1

1.2.3.2 Pengecoran blok angkur

1.1.1.1 Pembuatan dry-dock dan fabrikasi caisson

1.2.3.3 Pemeliharaan / Curing dan finishing

1.1.1.2 Persiapan dudukan caison

1.2.4 Blok Angkur 2

1.1.1.3 Mobilisasi dan instalasi caison

1.2.4.1 Persiapan pengecoran, pemasangan formwork dan tulangan

1.1.1.4 Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing

1.2.4.2 Pengecoran blok angkur

1.1.1.5 Perlindungan gerusan dan finishing

1.2.4.3 Pemeliharaan / Curing dan finishing

1.1.2 Pondasi Caison untuk Pilon 2

1.3 Pekerjaan Struktur Atas / Superstructure

1.1.2.1 Pembuatan dry-dock dan fabrikasi caisson

1.3.1 Kabel Utama dan Kabel Penggantung

1.1.2.2 Persiapan dudukan caison

1.3.1.1 Persiapan dan fabrikasi kabel PPWS

1.1.2.3 Mobilisasi dan instalasi caison

1.3.1.2 Pemasangan hauling cable dan catwalk

1.1.2.4 Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing

1.3.1.3 Pemasangan kabel PPWS secara bertahap

1.1.2.5 Perlindungan gerusan dan finishing

1.3.1.4 Kompaksi, pembungkusan, adjustment kabel utama

1.1.3 Pondasi Caison untuk Blok Angkur 1

1.3.1.5 Pemasangan klem dan kabel penggantung

1.1.3.1 Pembuatan dry-dock dan fabrikasi caisson

1.3.2 Deck / Gelagar Jembatan

1.1.3.2 Persiapan dudukan caison

1.3.2.1 Pembuatan drydock dan persiapan fabrikasi

1.1.3.3 Mobilisasi dan instalasi caison

1.3.2.2 Fabrikasi segmen cross beam

1.1.3.4 Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing

1.3.2.3 Fabrikasi segmen gelagar

1.1.3.5 Perlindungan gerusan dan finishing

1.3.2.4 Pemasangan lifting device / crane, dan scaffolding

1.1.4 Pondasi Caison untuk Blok Angkur 2

1.3.2.5 Pemasangan cross beam pada kabel penggantung

1.1.4.1 Pembuatan dry-dock dan fabrikasi caisson

1.3.2.6 Pemasangan segmen gelagar

1.1.4.2 Persiapan dudukan caison

1.3.2.7 Finalisasi sambungan antar segmen dan pengecatan

1.1.4.3 Mobilisasi dan instalasi caison

1.3.3 Finishing dan Instalasi Peralatan

1.1.4.4 Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing

1.3.3.1 Pemasangan bearing pada pilon dan blok angkur

1.1.4.5 Perlindungan gerusan dan finishing

1.3.3.2 Pemasangan damper dan sensor monitoring

1.2 Pekerjaan Struktur Bawah / Substructure

1.3.3.3 Pemasangan track kereta

1.2.1 Pilon 1

1.3.3.4 Pelapisan permukaan jalan dan finishing

1.2.1.1 Fabrikasi segmen pilon

1.3.4 Pemeriksaan, Pengetesan dan Commissioning

1.2.1.2 Mobiliasi dan instalasi segmen pilon

1.2.1.3 Pemasangan saddle, damper dan finishing

1.2.2 Pilon 2

1.2.2.1 Fabrikasi segmen pilon

1.2.2.2 Mobiliasi dan instalasi segmen pilon

1.2.2.3 Pemasangan saddle, damper dan finishing

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

102

UNIVERSITAS MERCU BUANA

4.1.1.2. Hubungan Antar Kegiatan

Hubungan antar kegiatan ini bisa ditentukan setelah dilakukan pembuatan

WBS pada pekerjaan konstruksi Jembatan Gantung Selat Sunda, yang digunakan

untuk pembuatan tahap selanjutnya yaitu pembuatan Network Diagram pada

metoda scheduling M-PERT.

Masing-masing kegiatan dalam proses konstruksi di atas saling terkait satu

sama lain. Untuk setiap kegiatan, perlu diketahui apakah ada kegiatan lain yang

harus dilakukan sebelum memulai kegiatan tersebut (predecessor). Ada 4 macam

hubungan antar kegiatan dalam perangkat lunak MS-Project (perangkat lunak

yang dipakai dalam penelitian ini), dan juga dalam manajemen proyek secara

umum, yaitu (Ariwibowo, 2014) :

1. FS : Finish to Start ==> Pekerjaan 'B' bisa dimulai setelah pekerjaan

'A' selesai.

2. FF : Finish to Finish ==> Pekerjaan 'A' dan 'B' selesai secara

bersamaan.

3. SS : Start to Start ==> Pekerjaan 'A' dan 'B' dimulai secara

bersamaan.

4. SF : Start to Finish ==> Pekerjaan 'B' baru bisa selesai jika pekerjaan

'A' sudah dimulai.

Gambar 4.6 di bawah ini menjelaskan tentang hubungan keterkaitan antar

kegiatan.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

103

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Gambar 4.6 Hubungan Keterkaitan Antar Kegiatan

Sumber : (Ariwibowo, 2014)

Dalam pekerjaan konstruksi Jembatan Gantung Selat Sunda, hubungan

predecessor-predecessor dapat diperlihatkan dalam tabel-tabel dibawah ini.

Tabel 4.5 Predecessor Pondasi Caison Pilon 1

1.1 Pondasi

1.1.1 Pondasi Caison untuk Pilon 1

Kode Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Predecessor

Kegiatan

1.1.1.1 Pembuatan dry-dock dan fabrikasi

caisson -

1.1.1.2 Persiapan dudukan caison -

1.1.1.3 Mobilisasi dan instalasi caison

1.1.1.1, 1.1.1.2,

1.1.2.1, 1.1.2.2,

1.1.3.1, 1.1.3.2,

1.1.4.1, 1.1.3.2

1.1.1.4 Pengecoran caison dan pemeliharaan /

curing 1.1.1.3

1.1.1.5 Perlindungan gerusan dan finishing 1.1.1.4

A

B

FS

A

B

FF

A

B

SS

A B

SF

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

104

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Tabel 4.6 Predecessor Pondasi Caison Pilon 2

1.1 Pondasi

1.1.2 Pondasi Caison untuk Pilon 2

Kode Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Predecessor

Kegiatan

1.1.2.1 Pembuatan dry-dock dan fabrikasi

caisson -

1.1.2.2 Persiapan dudukan caison -

1.1.2.3 Mobilisasi dan instalasi caison

1.1.1.1, 1.1.1.2,

1.1.2.1, 1.1.2.2,

1.1.3.1, 1.1.3.2,

1.1.4.1, 1.1.3.2

1.1.2.4 Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing

1.1.2.3

1.1.2.5 Perlindungan gerusan dan finishing 1.1.2.4

Tabel 4.7 Predecessor Pondasi Caison untuk Blok Angkur 1

1.1 Pondasi

1.1.3 Pondasi Caison untuk Blok Angkur 1

Kode Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Predecessor

Kegiatan

1.1.3.1 Pembuatan dry-dock dan fabrikasi

caisson -

1.1.3.2 Persiapan dudukan caison

1.1.3.3 Mobilisasi dan instalasi caison

1.1.1.1, 1.1.1.2,

1.1.2.1, 1.1.2.2,

1.1.3.1, 1.1.3.2,

1.1.4.1, 1.1.3.2

1.1.3.4 Pengecoran caison dan pemeliharaan /

curing 1.1.3.3

1.1.3.5 Perlindungan gerusan dan finishing 1.1.3.4

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

105

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Tabel 4.8 Predecessor Pondasi Caison untuk Blok Angkur 2

1.1 Pondasi

1.1.4 Pondasi Caison untuk Blok Angkur 2

Kode Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Predecessor

Kegiatan

1.1.4.1 Pembuatan dry-dock dan fabrikasi

caisson -

1.1.4.2 Persiapan dudukan caison -

1.1.4.3 Mobilisasi dan instalasi caison

1.1.1.1, 1.1.1.2,

1.1.2.1, 1.1.2.2,

1.1.3.1, 1.1.3.2,

1.1.4.1, 1.1.3.2

1.1.4.4 Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing

1.1.4.3

1.1.4.5 Perlindungan gerusan dan finishing 1.1.4.4

Tabel 4.9 Predecessor Struktur Bawah/Substructure Pilon 1

1.2 Struktur Bawah / Substructure

1.2.1 Pilon 1

Kode Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Predecessor

Kegiatan

1.2.1.1 Fabrikasi segmen pilon

1.1.1.1, 1.1.1.2,

1.1.2.1, 1.1.2.2,

1.1.3.1, 1.1.3.2,

1.1.4.1, 1.1.3.2

1.2.1.2 Mobilisasi dan instalasi segmen pilon 1.2.1.1, 1.2.2.1,

1.1.1.5, 1.1.2.5,

1.1.3.5, 1.1.4.5

1.2.1.3 Pemasangan saddle, damper dan

finishing 1.2.1.2, 1.2.2.2,

1.2.3.2, 1.2.4.2

Tabel 4.10 Predecessor Struktur Bawah/Substructure Pilon 2

1.2 Struktur Bawah / Substructure

1.2.2 Pilon 2

Kode Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Predecessor

Kegiatan

1.2.2.1 Fabrikasi segmen pilon

1.1.1.1, 1.1.1.2,

1.1.2.1, 1.1.2.2,

1.1.3.1, 1.1.3.2,

1.1.4.1, 1.1.3.2

1.2.2.2 Mobiliasi dan instalasi segmen pilon 1.2.1.1, 1.2.2.1,

1.1.1.5, 1.1.2.5,

1.1.3.5, 1.1.4.5

1.2.2.3 Pemasangan saddle, damper dan

finishing 1.2.1.2, 1.2.2.2,

1.2.3.2, 1.2.4.2

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

106

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Tabel 4.11 Predecessor Struktur Bawah / Substructure Blok Angkur-1

1.2 Struktur Bawah / Substructure

1.2.3 Blok Angkur 1

Kode Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Predecessor

Kegiatan

1.2.3.1 Persiapan pengecoran, pemasangan

formwork dan tulangan

1.2.1.1, 1.2.2.1,

1.1.1.5, 1.1.2.5,

1.1.3.5, 1.1.4.5

1.2.3.2 Pengecoran blok angkur 1.2.3.1

1.2.3.3 Pemeliharaan / Curing dan finishing 1.2.1.2, 1.2.2.2,

1.2.3.2, 1.2.4.2

Tabel 4.12 Predecessor Struktur Bawah / Substructure Blok Angkur-2

1.2 Struktur Bawah / Substructure

1.2.4 Blok Angkur 2

Kode Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Predecessor

Kegiatan

1.2.4.1 Persiapan pengecoran, pemasangan

formwork dan tulangan

1.2.1.1, 1.2.2.1,

1.1.1.5, 1.1.2.5,

1.1.3.5, 1.1.4.5

1.2.4.2 Pengecoran blok anglur 1.2.4.1

1.2.4.3 Pemeliharaan / Curing dan finishing 1.2.1.2, 1.2.2.2,

1.2.3.2, 1.2.4.2

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

107

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Tabel 4.13 Predecessor Struktur Atas / Superstructure Kabel Utama dan Kabel

Penggantung

1.3 Struktur Atas / Superstructure

1.3.1 Kabel Utama dan Kabel Penggantung

Kode Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Predecessor

Kegiatan

1.3.1.1 Persiapan dan fabrikasi kabel PPWS 1.2.1.1, 1.2.2.1,

1.1.1.5, 1.1.2.5,

1.1.3.5, 1.1.4.5

1.3.1.2 Pemasangan hauling cable dan catwalk 1.3.1.1, 1.2.1.3,

1.2.2.3, 1.2.3.3, 1.2.4.3

1.3.1.3 Pemasangan kabel PPWS secara

bertahap 1.3.1.2

1.3.1.4 Kompaksi, pembungkusan, adjustment

kabel utama 1.3.2.2, 1.3.2.3,

1.3.1.3, 1.3.2.4

1.3.1.5 Pemasangan klem dan kabel

penggantung 1.3.1.4

Tabel 4.14 Predecessor Struktur Atas / Superstructure Deck / Gelagar Jembatan

1.3 Struktur Atas / Superstructure

1.3.2 Deck / Gelagar Jembatan

Kode Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Predecessor

Kegiatan

1.3.2.1 Pembuatan drydock dan persiapan

fabrikasi

1.2.1.1, 1.2.2.1,

1.1.1.5, 1.1.2.5,

1.1.3.5, 1.1.4.5

1.3.2.2 Fabrikasi segmen cross beam 1.3.2.1

1.3.2.3 Fabrikasi segmen gelagar 1.3.2.1

1.3.2.4 Pemasangan lifting device / crane,

dan scaffolding 1.3.1.2

1.3.2.5 Pemasangan cross beam pada kabel

penggantung 1.3.2.2, 1.3.2.3,

1.3.1.3, 1.3.2.4

1.3.2.6 Pemasangan segmen gelagar 1.3.2.2, 1.3.2.3,

1.3.1.3, 1.3.2.4

1.3.2.7 Finalisasi sambungan antar segmen

dan pengecatan 1.3.1.5, 1.3.2.5

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

108

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Tabel 4.15 Predecessor Struktur Atas / Superstructure Finishing dan Instalasi

Peralatan

1.3 Struktur Atas / Superstructure

1.3.3 Finishing dan Instalasi Peralatan

Kode Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Predecessor

Kegiatan

1.3.3.1 Pemasangan bearing pada pilon dan

blok angkur 1.3.2.2, 1.3.2.3,

1.3.1.3, 1.3.2.4

1.3.3.2 Pemasangan damper dan sensor

monitoring 1.3.1.5, 1.3.2.5

1.3.3.3 Pemasangan track kereta 1.3.2.6, 1.3.3.1,

1.3.2.7, 1.3.3.2

1.3.3.4 Pelapisan permukaan jalan dan

finishing 1.3.2.6, 1.3.3.1,

1.3.2.7, 1.3.3.2

Tabel 4.16 Predecessor Pemeriksaan, Pengetesan dan Commissioning

Kode Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Predecessor

Kegiatan

1.3.4 Pemeriksaan, Pengetesan dan

Commissioning 1.3.3.3 1.3.3.4

4.1.1.3. Penentuan Durasi Kegiatan dan Simpangan Baku Kegiatan

Menurut (Hillier & Lieberman, 2001) tahap ketiga atau terakhir dari jenis-

jenis informasi yang dibutuhkan suatu proyek adalah memperkirakan durasi dari

masing-masing kegiatan, dalam hal ini adalah memperkirakan durasi dari kegiatan

pengerjaan konstruksi Jembatan Gantung Selat Sunda. Selain menghitung durasi

masing-masing kegiatan, tahap ini juga menghitung simpangan baku atau

standard deviation dari masing-masing kegiatan tersebut juga. Perhitungan durasi

masing-masing kegiatan menggunakan metode PERT dimana diperlukan Waktu

Optimis (Optimistic Time), Waktu Keumuman (Most Likely Time), dan Waktu

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

109

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Pesimistis (Pessimistic Time). Dengan menggunakan formula yang telah di bahas

pada bab sebelumnya, maka di dapatkan durasi masing-masing kegiatan,

simpangan baku, dan simpangan baku setelah dilakukan koreksi (Herrerías-

Velasco, Herrerías-Pleguezuelo, & Van Dorp, 2011) (lihat tabel).

Setelah dilakukan perhitungan menggunakan Tiga Jenis Waktu (Waktu

Optimis, Waktu Keumuman, dan Waktu Pesimis) terlihat adanya perbedaan nilai

yang lebih besar antara Waktu Keumuman (m) dengan Waktu Yang Diharapkan

(µi), begitu pula dengan simpangan bakunya. Simpangan baku pada penelitian ini

ada dua buah, yaitu simpangan baku sebelum dilakukan koreksi dan simpangan

baku setelah dilakukan koreksi. Simpangan baku setelah dilakukan koreksi

menggunakan formula dari (Herrerías-Velasco et al., 2011) dimana nilainya lebih

besar dibandingkan dengan simpangan baku sebelum koreksi.

Dalam penelitian ini perhitungan durasi menggunakan perangkat lunak MS-

Excel yang sangat membantu karena kemudahannya dan kecepatannya

menyelesaikan perhitungan durasi dan simpangan baku tersebut.

Untuk lebih jelasnya, durasi dan nilai simpangan baku untuk masing-masing

kegiatan dalam pekerjaan konstruksi Jembatan Gantung Selat Sunda, dapat dilihat

pada tabel 4.16 dibawah ini. Untuk keperluan perhitungan pada tahap-tahap

selanjutnya, nilai simpangan baku yang dipergunakan adalah nilai simpangan

baku yang telah dikoreksi oleh formula dari (Herrerías-Velasco et al., 2011).

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

110

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Tabel 4. 17 Durasi Kegiatan dan Simpangan Baku Menggunakan PERT

Kode

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Waktu

Optimis (a)

(hari)

Waktu

Keumuman (m)

(hari)

Waktu Pesimis

(b)

(hari)

Waktu Yang

Diharapkan (µi)

(hari)

Simpangan Baku

Sebelum

Koreksi

(hari)

Setelah

Koreksi

(hari)

1.1.1 Pondasi Caison untuk Pilon 1

1.1.1.1 Pembuatan dry-dock dan fabrikasi caisson 324 360 432 366 18 19.9

1.1.1.2 Persiapan dudukan caison 162 180 216 183 9 9.9

1.1.1.3 Mobilisasi dan instalasi caison 81 90 108 91.5 4.5 5.0

1.1.1.4 Pengecoran caison dan pemeliharaan /

curing 162 180 216 183 9 9.9

1.1.1.5 Perlindungan gerusan dan finishing 81 90 108 91.5 4.5 5.0

1.1.2 Pondasi Caison untuk Pilon 2

1.1.2.1 Pembuatan dry-dock dan fabrikasi caisson 324 360 432 366 18 19.9

1.1.2.2 Persiapan dudukan caison 162 180 216 183 9 9.9

1.1.2.3 Mobilisasi dan instalasi caison 81 90 108 91.5 4.5 5.0

1.1.2.4 Pengecoran caison dan pemeliharaan /

curing 162 180 216 183 9 9.9

1.1.2.5 Perlindungan gerusan dan finishing 81 90 108 91.5 4.5 5.0

1.1.3 Pondasi Caison untuk Blok Angkur 1

1.1.3.1 Pembuatan dry-dock dan fabrikasi caisson 324 360 432 366 18 19.9

1.1.3.2 Persiapan dudukan caison 162 180 216 183 9 9.9

1.1.3.3 Mobilisasi dan instalasi caison 81 90 108 91.5 4.5 5.0

11

0

UN

IVE

RS

ITA

S M

ER

CU

BU

AN

A

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

Lanjutan Tabel 4.16 Durasi Kegiatan dan Simpangan Baku Menggunakan PERT

Kode

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Waktu

Optimis

(a)

(hari)

Waktu

Keumuman

(m) (hari)

Waktu

Pesimis

(b)

(hari)

Waktu Yang

Diharapkan

(µi)

(hari)

Simpangan Baku

Sebelum

Koreksi (hari)

Setelah Koreksi

(hari)

1.1.3.4 Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing 162 180 216 183 9 9.9

1.1.3.5 Perlindungan gerusan dan finishing 81 90 108 91.5 4.5 5.0

1.1.4 Pondasi Caison untuk Blok Angkur 2

1.1.4.1 Pembuatan dry-dock dan fabrikasi caisson 324 360 432 366 18 19.9

1.1.4.2 Persiapan dudukan caisson 162 180 216 183 9 9.9

1.1.4.3 Mobilisasi dan instalasi caisson 81 90 108 91.5 4.5 5.0

1.1.4.4 Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing 162 180 216 183 9 9.9

1.1.4.5 Perlindungan gerusan dan finishing 81 90 108 91.5 4.5 5.0

1.2.1 Pilon 1

1.2.1.1 Fabrikasi segmen pilon 324 360 432 366 18 19.9

1.2.1.2 Mobiliasi dan instalasi segmen pilon 405 450 540 457.5 22.5 24.9

1.2.1.3 Pemasangan saddle, damper dan finishing 81 90 108 91.5 4.5 5.0

1.2.2 Pilon 2

1.2.2.1 Fabrikasi segmen pilon 324 360 432 366 18 19.9

11

1

UN

IVE

RS

ITA

S M

ER

CU

BU

AN

A

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

112

UNIVERSITAS MERCU BUANA

1.2.2.2 Mobiliasi dan instalasi segmen pilon 405 450 540 457.5 22.5 24.9

Lanjutan Tabel 4.16 Durasi Kegiatan dan Simpangan Baku Menggunakan PERT

Kode

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Waktu

Optimis

(a)

(hari)

Waktu

Keumuman

(m) (hari)

Waktu

Pesimis

(b)

(hari)

Waktu Yang

Diharapkan

(µi)

(hari)

Simpangan Baku

Sebelum

Koreksi (hari)

Setelah Koreksi

(hari)

1.2.2.3 Pemasangan saddle, damper dan finishing 81 90 108 91.5 4.5 5.0

1.2.3 Blok Angkur 1

1.2.3.1 Persiapan pengecoran, pemasangan formwork dan tulangan 162 180 216 183 9 9.9

1.2.3.2 Pengecoran blok anglur 243 270 324 274.5 13.5 14.9

1.2.3.3 Pemeliharaan / Curing dan finishing 81 90 108 91.5 4.5 5.0

1.2.4 Blok Angkur 2

1.2.4.1 Persiapan pengecoran, pemasangan formwork dan tulangan 162 180 216 183 9 9.9

1.2.4.2 Pengecoran blok anglur 243 270 324 274.5 13.5 14.9

1.2.4.3 Pemeliharaan / Curing dan finishing 81 90 108 91.5 4.5 5.0

1.3.1 Kabel Utama dan Kabel Penggantung

1.3.1.1 Persiapan dan fabrikasi kabel PPWS 162 180 216 183 9 9.9

1.3.1.2 Pemasangan hauling cable dan catwalk 81 90 108 91.5 4.5 5.0

1.3.1.3 Pemasangan kabel PPWS secara bertahap 243 270 324 274.5 13.5 14.9

1.3.1.4 Kompaksi, pembungkusan, adjustment kabel utama 135 150 180 152.5 7.5 8.3

1.3.1.5 Pemasangan klem dan kabel penggantung 54 60 72 61 3 3.3

11

2

UN

IVE

RS

ITA

S M

ER

CU

BU

AN

A

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

1.3.2 Deck / Gelagar Jembatan

Lanjutan Tabel 4.16 Durasi Kegiatan dan Simpangan Baku Menggunakan PERT

Kode

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Waktu

Optimis

(a)

(hari)

Waktu

Keumuman

(m) (hari)

Waktu

Pesimis

(b)

(hari)

Waktu Yang

Diharapkan

(µi)

(hari)

Simpangan Baku

Sebelum

Koreksi (hari)

Setelah Koreksi

(hari)

1.3.2.1 Pembuatan drydock dan persiapan fabrikasi 81 90 108 91.5 4.5 5.0

1.3.2.2 Fabrikasi segmen cross beam 405 450 540 457.5 22.5 24.9

1.3.2.3 Fabrikasi segmen gelagar 405 450 540 457.5 22.5 24.9

1.3.2.4 Pemasangan lifting device / crane, dan scaffolding 81 90 108 91.5 4.5 5.0

1.3.2.5 Pemasangan cross beam pada kabel penggantung 81 90 108 91.5 4.5 5.0

1.3.2.6 Pemasangan segmen gelagar 162 180 216 183 9 9.9

1.3.2.7 Finalisasi sambungan antar segmen dan pengecatan 81 90 108 91.5 4.5 5.0

1.3.3 Finishing dan Instalasi Peralatan

1.3.3.1 Pemasangan bearing pada pilon dan blok angkur 162 180 216 183 9 9.9

1.3.3.2 Pemasangan damper dan sensor monitoring 81 90 108 91.5 4.5 5.0

1.3.3.3 Pemasangan track kereta 81 90 108 91.5 4.5 5.0

1.3.3.4 Pelapisan permukaan jalan dan finishing 81 90 108 91.5 4.5 5.0

1.3.4 Pemeriksaan, Pengetesan dan Commissioning 81 90 108 91.5 4.5 5.0

11

3

UN

IVE

RS

ITA

S M

ER

CU

BU

AN

A http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

114

UNIVERSITAS MERCU BUANA

4.1.1.4. Pembuatan Diagram Jaringan Proyek (Project Network Diagram)

Diagram jaringan proyek merupakan representasi grafis dari semua

kegiatan yang terdapat pada WBS dan alur kerja untuk suatu proyek. Diagram ini

terlihat seperti bagan dengan serangkaian kotak dan panah yang digunakan untuk

memetakan jadwal dan urutan kerja suatu proyek, serta melacak kemajuannya

melalui setiap tahap, hingga dan termasuk penyelesaian. Karena diagram tersebut

mencakup setiap kegiatan dan hasil yang terkait dengan proyek, diagram jaringan

juga menggambarkan ruang lingkup proyek, sehingga seorang manajer proyek

akan dapat dengan mudah melakukan koordinasi dengan anggota proyek lain.

Penelitian juga menunjukkan bahwa penggambaran data dengan cara visual dapat

meningkatkan pemahaman dan meningkatkan retensi sehingga diagram jaringan

juga dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas.

Terdapat dua jenis Diagram Jaringan Proyek (Project Network Diagrams),

yaitu A-O-A (Activity-On-Arc), dimana kegiatan digambarkan dengan sebuah

panah dan simpul (node) mengambarkan titik awal dan akhir dan A-O-N (Activity-

On-Node) dimana sebuah simpul (node) mengambarkan sebuah kegiatan. Dalam

penelitian ini yang digunakan adalah A-O-N selain karena lebih mudah juga

karena perangkat lunak penjadwalan MS-Project menggunakan A-O-N. Sebelum

menggambarkan Jaringan Proyek, langkah pertama yang harus dilakukan adalah

menyusun jadwal kegiatan, baik dalam bentuk table maupun dalam bentuk

diagram batang (Gantt Chart). Dalam MS-Project ini jenis-jenis informasi yang

dapat diketahui diantaranya WBS Code (Level), Kegiatan (Task), Durasi, Tanggal

Mulai, Tanggal Selesai, dan Predecessor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

gambar 4.7 dibawah ini.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

Gambar 4.7 Pembuatan Jadwal Pekerjaan Jembatan Gantung Selat Sunda Menggunakan MS-Project

Sumber : Olahan Sendiri

11

5

UN

IVE

RS

ITA

S M

ER

CU

BU

AN

A

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

116

UNIVERSITAS MERCU BUANA

PERT Diagram

366 366

0 0 366

0

1.1.1.1

366 366

0 0 366

0

1.1.2.1

366 366

0 0 366

0

1.1.3.1

366 366

0 0 366

0

1.1.4.1

183 366

183 0 366

183

1.1.1.2

183 366

183 0 366

183

1.1.2.2

183 366

183 0 366

183

1.1.3.2

183 366

183 0 366

183

1.1.4.2

0 366

366 0 366

366

Dummy 1

91.5 457.5

366 0 457.5

366

1.1.1.3

91.5 457.5

366 0 457.5

366

1.1.2.3

91.5 457.5

366 0 457.5

366

1.1.3.3

91.5 457.5

366 0 457.5

366

1.1.4.3

183 640.5

457.5 0 640.5

457.5

1.1.1.4

91.5 732

640.5 0 732

640.5

1.1.1.5

183 640.5

457.5 0 640.5

457.5

1.1.2.4

91.5 732

640.5 0 732

640.5

1.1.2.5

183 640.5

457.5 0 640.5

457.5

1.1.3.4

91.5 732

640.5 0 732

640.5

1.1.3.5

183 640.5

457.5 0 640.5

457.5

1.1.4.4

91.5 732

640.5 0 732

640.5

1.1.4.5

366 732

366 0 732

366

1.2.1.1

366 732

366 0 732

366

1.2.2.1

457.5 1189.5

732 0 1189.5

732

1.2.1.2

91.5 1281

1189.5 0 1281

1189.5

1.2.1.3

457.5 1189.5

732 0 1189.5

732

1.2.2.2

91.5 1281

1189.5 0 1281

1189.5

1.2.2.3

183 915

732 0 915

732

1.2.3.1

274.5 1189.5

915 0 1189.5

915

1.2.3.2

91.5 1281

1189.5 0 1281

1189.5

1.2.3.3

183 915

732 0 915

732

1.2.4.1

274.5 1189.5

915 0 1189.5

915

1.2.4.2

91.5 1281

1189.5 0 1281

1189.5

1.2.4.3

183 1281

1098 0 1281

1098

1.3.1.1

91.5 1189.5

1098 0 1189.5

1098

1.3.2.1

91.5 1372.5

1281 0 1372.5

1281

1.3.1.2

274.5 1647

1372.5 0 1647

1372.5

1.3.1.3

152.5 1707.5

1555 0 1707.5

1555

1.3.1.4

61 1738.5

1677.5 0 1738.5

1677.5

1.3.1.5

Lag

-30

457.5 1647

1189.5 0 1647

1189.5

1.3.2.3

457.5 1647

1189.5 0 1647

1189.5

1.3.2.2

91.5 1647

1555.5 0 1647

1555.5

1.3.2.4

0 1647

1647 0 1647

1647

Dummy 4

91.5 1738.5

1647 0 1738.5

1647

1.3.2.5

183 1830

1647 0 1830

1647

1.3.2.6

183 1830

1647 0 1830

1647

1.3.3.1

91.5 1830

1738.5 0 1830

1738.5

1.3.3.2

91.5 1830

1738.5 0 1830

1738.5

1.3.2.7

91.5 1921.5

1830 0 1921.5

1830

1.3.3.3

START

91.5 1921.5

1830 0 1921.5

1830

1.3.3.4

91.5 2013

1921.5 0 2013

1921.5

1.3.4 FINISH

0 732

732 0 732

732

Dummy 2

0 1189.5

1189.5 0 1189.5

1189.5

Dummy 3

0 1738.5

1738.5 0 1738.5

1738.5

Dummy 5

0 1830

1830 0 1830

1830

Dummy 5

Gambar 4.8 PERT Diagram

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

117

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Gambar 4.8 di atas merupakan Diagram Jaringan (Network Diagram) dari

metoda penjadwalan PERT yang merupakan tahapan awal dari metoda M-PERT.

Dari hasil pembuatan jadwal tersebut terlihat bahwa pada kedua jenis tahap awal

pekerjaan yaitu Pondasi, baik merupakan pondasi Caisson Pilon-1, Pilon-2, Blok

Angkur-1, maupun Blok Angkur-2, dan Struktur Bawah (Substructure) baik pada

Pilon-1, Pilon-2, Blok Angkur-1 maupun Blok Angkur-2 kesemuanya merupakan

jalur kritis. Pekerjaan Struktur Atas (SuperStructure) tidak akan bisa dimulai

sebelum kedua tahap awal, Pondasi dan Struktur Bawah (Substructure) selesai,

dan terlihat juga bahwa slack atau float pada simpul-simpul (nodes) di jalur

tersebut adalah nol. Terlihat juga terdapat beberapa Dummy Nodes dengan durasi

nol sebagai manipulasi jaringan dan menghindari kesimpangsiuran jaringan

(unnecessary cross over) serta terdapat beberapa time lag di sebagian kecil

jaringan.

Seluruh jaringan pada jaringan PERT di gambar 4.8 diatas merupakan jalur

kritis karena seluruh aktifitas mempunyai slack sama dengan nol.

Durasi untuk jaringan PERT diatas adalah 2013 hari dengan simpangan

baku (standard deviation) adalah 39.14 hari.

4.1.1.5. Pembuatan Penjadwalan Dengan Metoda M-PERT

Metoda penjadwalan M-PERT merupakan penggabungan (merge) seluruh

jalur pada diagram jaringan secara bertahap yang telah dibuat sebelumnya dengan

metoda PERT konvensional. Penggabungan dilakukan untuk beberapa jalur

seperti serial dan parallel, baik paralel maksima maupun minima. Gambar 4.9

sampai gambar 4.15 mengambarkan proses penggabungan tersebut.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

118

UNIVERSITAS MERCU BUANA

1.1.1.1

(366 ; 19.9)

1.1.1.2

(183 ; 9.9)

1.1.2.1

(366 ; 19.9)

1.1.2.2

(183 ; 9.9)

1.1.3.1

(366 ; 19.9)

1.1.3.2

(183 ; 9.9)

1.1.4.1

(366 ; 19.9)

1.1.4.2

(183 ; 9.9)

D1 D2

1.1.1.3+1.1.1.4+1.1.1.5

1.2.1.1

(366 ; 19.9)

1.1.2.3+1.1.2.4+1.1.2.5

1.2.2.1

1.1.3.3+1.1.3.4+1.1.3.5

1.1.4.3+1.1.4.4+1.1.4.5

(366 ; 12.17)

(366 ; 12.17)

D5

1.3.2.6

1.3.3.1

1.3.3.21.3.2.5

1.3.2.7

Lag 366

(91.5 ; 5)

(183 ; 9.9)

(183 ; 9.9)

(91.5 ; 5)

(91.5 ; 5)

D6

1.3.3.3

1.3.3.4

1.3.4(91.5 ; 5)

(91.5 ; 5)

(91.5 ; 5)

(366 ; 12.17)

(366 ; 12.17)

(366 ; 19.9)

Lag 366

1.3.1.4+1.3.1.5

(91.5 ; 8.93)

1.2.3.1+1.2.3.2

(457.5 ; 17.89)

D3

1.2.4.1+1.2.4.2

(457.5 ; 17.89)

1.2.1.2

(457.5 ; 24.9)

1.2.2.2

(457.5 ; 24.9)

1.3.2.1

(91.5 ; 5)

1.3.1.1

(183 ; 9.9)

1.2.1.3

(91.5 ; 5)

1.2.2.3

(91.5 ; 5)

1.2.4.3

(91.5 ; 5)

1.2.3.3

(91.5 ; 5)

1.3.1.2

(91.5 ; 5)

1.3.1.3

1.3.2.4

(91.5 ; 5)

(274.5 ; 14.9)

1.3.2.2

1.3.2.3

(457.5 ; 24.9)

(457.5 ; 24.9) D4

Gambar 4.9 Penggabungan (merge) Serial-1 (Langkah-1)

Sumber : Olahan Sendiri

No Aktivitas yang digabung

Kode Jenis Kegiatan

1 1.1.1.3+1.1.1.4+1.1.1.5 Mobilisasi dan instalasi caison+Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing+Perlindungan gerusan dan finishing (Pilon 1)

2 1.1.2.3+1.1.2.4+1.1.2.5 Mobilisasi dan instalasi caison+Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing+Perlindungan gerusan dan finishing (Pilon 2)

3 1.1.3.3+1.1.3.4+1.1.3.5 Mobilisasi dan instalasi caison+Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing+Perlindungan gerusan dan finishing (Blok Angkur-1)

4 1.1.4.3+1.1.4.4+1.1.4.5 Mobilisasi dan instalasi caison+Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing+Perlindungan gerusan dan finishing (Blok Angkur-2)

5 1.2.3.1+1.2.3.2 Persiapan pengecoran, pemasangan formwork dan tulangan+Pengecoran blok angkur (Blok Angkur-1)

6 1.2.4.1+1.2.4.2 Persiapan pengecoran, pemasangan formwork dan tulangan+Pengecoran blok angkur (Blok Angkur-2)

7 1.3.1.4+1.3.1.5 Kompaksi, pembungkusan, adjustment kabel utama+Pemasangan klem dan kabel penggantung

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

119

UNIVERSITAS MERCU BUANA

(386.49 ; 13.84)

(385.37 ; 10.96)

(96.65 ; 3.49)

(188.59; 8.17)

(94.32 ; 4.13)

1.3.4

(91.5 ; 5)

1.3.1.2

(91.5 ; 5)(280.77 ; 9.18)

1.3.1.1

(183 ; 9.9)

D4

1.3.2.1

(91.5 ; 5)

(((((((1.1.1.1,1.1.1.2)max,1.1.2.

1)max,1.1.2.2)max,1.1.3.1)max,1.1

.3.2)max,1.1.4.1)max,1.1.4.2)max

(((((1.1.1.3+1.1.1.4+1.1.1.5,

1.1.2.3+1.1.2.4+1.1.2.5)max,1

.1.3.3+1.1.3.4+1.1.3.5)max,1.

1.4.3+1.1.4.4+1.1.4.5)max,1.2

.1.1)max,1.2.2.1)max

(((1.2.1.2,1.2.2.2)max,1.

2.3.1+1.2.3.2)max,1.2.4.

1+1.2.4.2)max

(479.85 ; 15.13)

(((1.2.1.3,1.2.2.3)max,1.

2.3.3)max,1.2.4.3)max

(1.3.2.2,1.3.2.3)max

(471.55 ; 20.56)

(1.3.1.3,1.3.2.4)max

(1.3.1.4+1.3.1.5,

1.3.2.5)max

(95.58 ; 5.98)

(1.3.2.7,1.3.

3.2)max

(94.32 ; 4.13)

(1.3.3.3,1.3.3.4)max

(1.3.2.6,1.3.3.1)max

Gambar 4.10 Penggabungan (merge) Paralel-1 (Langkah-2)

Sumber : Olahan Sendiri

No Aktivitas yang digabung

Kode Jenis Kegiatan

1 (((((((1.1.1.1,1.1.1.2)max,1.1.2.1)max,1.1.2.2)max,1.1.3.1)max,1.1.3.2)max,1.1.4.1)max,1.1.4.2)max

Pembuatan dry-dock dan fabrikasi caisson, Persiapan dudukan caison (Pilon 1), Pembuatan dry-dock dan fabrikasi caisson, Persiapan dudukan caison (pilon 2), Pembuatan dry-dock dan fabrikasi caisson,

Persiapan dudukan caison (blok angkur 1), Pembuatan dry-dock dan fabrikasi caisson, Persiapan dudukan caison (blok angkur 2)

2 (((((1.1.1.3+1.1.1.4+1.1.1.5,1.1.2.3+1.1.2.4+1.1.2.5)max,1.1.3.3+1.1.3.4+1.1.3.5)max,1.1.4.3+1.1.4.4+1.1.4.5)max,1.2.1.1)max,1.2.2.1)max

Mobilisasi dan instalasi caison+Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing+Perlindungan gerusan dan finishing (Pilon 1), Mobilisasi dan instalasi caison+Pengecoran caison dan pemeliharaan /

curing+Perlindungan gerusan dan finishing (Pilon 2), Mobilisasi dan instalasi caison+Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing+Perlindungan gerusan dan finishing (Blok Angkur-1), Mobilisasi dan instalasi caison+Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing+Perlindungan gerusan dan finishing

(Blok Angkur-2), Fabrikasi segmen pilon 1, Fabrikasi segmen pilon 2

3 (((1.2.1.2,1.2.2.2)max,1.2.3.1+1.2.3.2)max,1.2.4.1+1.2.4.2)max Mobiliasi dan instalasi segmen pilon 1, Mobiliasi dan instalasi segmen pilon 2, Persiapan pengecoran,

pemasangan formwork dan tulangan+Pengecoran blok angkur (Blok Angkur-1), Persiapan pengecoran, pemasangan formwork dan tulangan+Pengecoran blok angkur (Blok Angkur-2)

4 (1.3.2.2,1.3.2.3)max Fabrikasi segmen cross beam, Fabrikasi segmen gelagar

5 (((1.2.1.3,1.2.2.3)max,1.2.3.3)max,1.2.4.3)max Pemasangan saddle, damper dan finishing pilon 1, Pemasangan saddle, damper dan finishing pilon 2, Pemeliharaan / Curing dan finishing blok angkur 1, Pemeliharaan / Curing dan finishing blok angkur 2

6 (1.3.1.3,1.3.2.4)max Pemasangan kabel PPWS secara bertahap, Pemasangan lifting device / crane, dan scaffolding

7 (1.3.2.6,1.3.3.1)max Pemasangan segmen gelagar, Pemasangan bearing pada pilon dan blok angkur

8 (1.3.1.4+1.3.1.5,1.3.2.5)max Kompaksi, pembungkusan, adjustment kabel utama+Pemasangan klem dan kabel penggantung, Pemasangan cross beam pada kabel penggantung

9 (1.3.2.7,1.3.3.2)max Finalisasi sambungan antar segmen dan pengecatan, Pemasangan damper dan sensor monitoring

10 (1.3.3.3,1.3.3.4)max Pemasangan track kereta, Pelapisan permukaan jalan dan finishing

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

120

UNIVERSITAS MERCU BUANA

(771.86 ; 17.65)

(576.50 ; 15.53)

(188.59; 8.17)

1.3.4

(91.5 ; 5)

1.3.1.1

(183 ; 9.9)

D4

(563.05 ; 21.16)

(94.32 ; 4.13)

(1.3.3.3,1.3.3.4)max

(1.3.2.6,1.3.3.1)max

(((((((1.1.1.1,1.1.1.2)max,1.1.2.1)max,1.1.2.2)max,1.1

.3.1)max,1.1.3.2)max,1.1.4.1)max,1.1.4.2)max

+(((((1.1.1.3+1.1.1.4+1.1.1.5,1.1.2.3+1.1.2.4+1.1

.2.5)max,1.1.3.3+1.1.3.4+1.1.3.5)max,1.1.4.3+1.1.4.

4+1.1.4.5)max,1.2.1.1)max,1.2.2.1)max

1.3.2.1+(1.3.2.2,1.

3.2.3)max

(((1.2.1.2,1.2.2.2)max,1.2.3.1+1.2.3.2

)max,1.2.4.1+1.2.4.2)max +

(((1.2.1.3,1.2.2.3)max,1.2.3.3)max,1.2.

4.3)max

1.3.1.2+(1.3.1.3,1.

3.2.4)max

(372.27 ; 10.45)

(1.3.1.4+1.3.1.5,1.3.2.5)

max+(1.3.2.7,1.3.3.2)max

(189.90 ; 7.27)

Gambar 4.11 Penggabungan (merge) Seri-2 (Langkah-3)

Sumber : Olahan Sendiri

No Aktivitas yang digabung

Kode Jenis Kegiatan

1 (((((((1.1.1.1,1.1.1.2)max,1.1.2.1)max,1.1.2.2)max,1.1.3.1)max,1.1.3.2)max,1.1.4.1)max,1.1.4.2)max

+(((((1.1.1.3+1.1.1.4+1.1.1.5,1.1.2.3+1.1.2.4+1.1.2.5)max,1.1.3.3+1.1.3.4+1.1.3.5)max,1.1.4.3+1.1.4.4+1.1.4.5)max,1.2.1.1)max,1.2.2.1)max

Pembuatan dry-dock dan fabrikasi caisson, Persiapan dudukan caison (Pilon 1), Pembuatan dry-dock dan fabrikasi caisson, Persiapan dudukan caison (pilon 2), Pembuatan dry-dock dan fabrikasi caisson,

Persiapan dudukan caison (blok angkur 1), Pembuatan dry-dock dan fabrikasi caisson, Persiapan dudukan caison (blok angkur 2) + Mobilisasi dan instalasi caison+Pengecoran caison dan pemeliharaan

/ curing+Perlindungan gerusan dan finishing (Pilon 1), Mobilisasi dan instalasi caison+Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing+Perlindungan gerusan dan finishing (Pilon 2), Mobilisasi dan instalasi

caison+Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing+Perlindungan gerusan dan finishing (Blok Angkur-1), Mobilisasi dan instalasi caison+Pengecoran caison dan pemeliharaan / curing+Perlindungan

gerusan dan finishing (Blok Angkur-2), Fabrikasi segmen pilon 1, Fabrikasi segmen pilon 2

2 1.3.2.1+(1.3.2.2,1.3.2.3)max Pembuatan drydock dan persiapan fabrikasi + Fabrikasi segmen cross beam, Fabrikasi segmen gelagar

3 (((1.2.1.2,1.2.2.2)max,1.2.3.1+1.2.3.2)max,1.2.4.1+1.2.4.2)max + (((1.2.1.3,1.2.2.3)max,1.2.3.3)max,1.2.4.3)max

Mobiliasi dan instalasi segmen pilon 1, Mobiliasi dan instalasi segmen pilon 2, Persiapan pengecoran, pemasangan formwork dan tulangan+Pengecoran blok angkur (Blok Angkur-1), Persiapan pengecoran, pemasangan formwork dan tulangan+Pengecoran blok angkur (Blok Angkur-2) + Pemasangan saddle, damper dan finishing pilon 1, Pemasangan saddle, damper dan finishing pilon 2, Pemeliharaan / Curing

dan finishing blok angkur 1, Pemeliharaan / Curing dan finishing blok angkur 2

4 1.3.1.2+(1.3.1.3,1.3.2.4)max Pemasangan hauling cable dan catwalk + Pemasangan kabel PPWS secara bertahap, Pemasangan lifting device / crane, dan scaffolding

5 (1.3.1.4+1.3.1.5,1.3.2.5)max+(1.3.2.7,1.3.3.2)max Kompaksi, pembungkusan, adjustment kabel utama+Pemasangan klem dan kabel penggantung, Pemasangan cross beam pada kabel penggantung + Finalisasi sambungan antar segmen dan

pengecatan, Pemasangan damper dan sensor monitoring

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

121

UNIVERSITAS MERCU BUANA

(771.86 ; 17.65)

1.3.4

(91.5 ; 5)

(577.04 ; 14.65)

(563.05 ; 21.16)

(94.32 ; 4.13)

(1.3.3.3,1.3.3.4)max

(((((((1.1.1.1,1.1.1.2)max,1.1.2.1)max,1.1.2.2)max,1.1.3.1

)max,1.1.3.2)max,1.1.4.1)max,1.1.4.2)max

+(((((1.1.1.3+1.1.1.4+1.1.1.5,1.1.2.3+1.1.2.4+1.1.2.5)

max,1.1.3.3+1.1.3.4+1.1.3.5)max,1.1.4.3+1.1.4.4+1.1.4.

5)max,1.2.1.1)max,1.2.2.1)max

1.3.2.1+(1.3.2.2,1.3.

2.3)max

1.3.1.2+(1.3.1.3,1.3.

2.4)max

(372.27 ; 10.45)

(193.63 ; 6.32)

(((1.2.1.2,1.2.2.2)max,1.2.3.1+1.2.3.2)ma

x,1.2.4.1+1.2.4.2)max +

(((1.2.1.3,1.2.2.3)max,1.2.3.3)max,1.2.4.3

)max ,1.3.1.1)max

(1.3.2.6,1.3.3.1)max

,(1.3.1.4+1.3.1.5,1.3.2.5)max+(1.3.2.7

,1.3.3.2)max

Gambar 4.12 Penggabungan (merge) Paralel-2 (Langkah-4)

Sumber : Olahan Sendiri

No Aktivitas yang digabung

Kode Jenis Kegiatan

1 (((1.2.1.2,1.2.2.2)max,1.2.3.1+1.2.3.2)max,1.2.4.1+1.2.4.2)max + (((1.2.1.3,1.2.2.3)max,1.2.3.3)max,1.2.4.3)max ,1.3.1.1)max

Mobiliasi dan instalasi segmen pilon 1, Mobiliasi dan instalasi segmen pilon 2, Persiapan pengecoran, pemasangan formwork dan tulangan+Pengecoran blok angkur (Blok Angkur-1), Persiapan pengecoran, pemasangan formwork dan tulangan+Pengecoran blok angkur (Blok Angkur-2) + Pemasangan saddle, damper dan finishing pilon 1, Pemasangan saddle, damper

dan finishing pilon 2, Pemeliharaan / Curing dan finishing blok angkur 1, Pemeliharaan / Curing dan finishing blok angkur 2, Persiapan dan fabrikasi kabel PPWS

2 (1.3.2.6,1.3.3.1)max

,(1.3.1.4+1.3.1.5,1.3.2.5)max+(1.3.2.7,1.3.3.2)max

Pemasangan segmen gelagar, Pemasangan bearing pada pilon dan blok angkur, Kompaksi, pembungkusan, adjustment kabel utama+Pemasangan klem dan kabel penggantung,

Pemasangan cross beam pada kabel penggantung + Finalisasi sambungan antar segmen dan pengecatan, Pemasangan damper dan sensor monitoring

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

122

UNIVERSITAS MERCU BUANA

(771.86 ; 17.65)

(379.45 ; 9.06)

(563.05 ; 21.16)

(((((((1.1.1.1,1.1.1.2)max,1.1.2.1)max,1.1.2.2)max,1.1.3.1)m

ax,1.1.3.2)max,1.1.4.1)max,1.1.4.2)max

+(((((1.1.1.3+1.1.1.4+1.1.1.5,1.1.2.3+1.1.2.4+1.1.2.5)ma

x,1.1.3.3+1.1.3.4+1.1.3.5)max,1.1.4.3+1.1.4.4+1.1.4.5)max

,1.2.1.1)max,1.2.2.1)max

1.3.2.1+(1.3.2.2,1.3.

2.3)max

(((1.2.1.2,1.2.2.2)max,1.2.3.1+1.2.3.2)max,1.2.4.1+1.2.4.2)max

+ (((1.2.1.3,1.2.2.3)max,1.2.3.3)max,1.2.4.3)max ,1.3.1.1)max

+1.3.1.2+(1.3.1.3,1.3.2.4)max

(949.31 ; 18.00)

(1.3.2.6,1.3.3.1)max

,(1.3.1.4+1.3.1.5,1.3.2.5)max+(1.3.2.7,1.3.3.2)m

ax +(1.3.3.3,1.3.3.4)max +1.3.4

Gambar 4.13 Penggabungan (merge) Seri-3 (Langkah-5)

Sumber : Olahan Sendiri

No Aktivitas yang digabung

Kode Jenis Kegiatan

1 (((1.2.1.2,1.2.2.2)max,1.2.3.1+1.2.3.2)max,1.2.4.1+1.2.4.2)max +

(((1.2.1.3,1.2.2.3)max,1.2.3.3)max,1.2.4.3)max ,1.3.1.1)max +1.3.1.2+(1.3.1.3,1.3.2.4)max

Mobiliasi dan instalasi segmen pilon 1, Mobiliasi dan instalasi segmen pilon 2, Persiapan pengecoran, pemasangan formwork dan tulangan+Pengecoran blok angkur (Blok Angkur-1), Persiapan pengecoran, pemasangan formwork dan tulangan+Pengecoran blok angkur (Blok

Angkur-2) + Pemasangan saddle, damper dan finishing pilon 1, Pemasangan saddle, damper dan finishing pilon 2, Pemeliharaan / Curing dan finishing blok angkur 1, Pemeliharaan / Curing dan finishing blok angkur 2, Persiapan dan fabrikasi kabel PPWS + Pemasangan hauling cable dan catwalk + Pemasangan kabel PPWS secara bertahap, Pemasangan lifting device / crane, dan

scaffolding

2 (1.3.2.6,1.3.3.1)max

,(1.3.1.4+1.3.1.5,1.3.2.5)max+(1.3.2.7,1.3.3.2)max +(1.3.3.3,1.3.3.4)max +1.3.4

Pemasangan segmen gelagar, Pemasangan bearing pada pilon dan blok angkur, Kompaksi, pembungkusan, adjustment kabel utama+Pemasangan klem dan kabel penggantung, Pemasangan

cross beam pada kabel penggantung + Finalisasi sambungan antar segmen dan pengecatan, Pemasangan damper dan sensor monitoring + Pemasangan track kereta, Pelapisan permukaan

jalan dan finishing + Pemeriksaan, Pengetesan dan Commissioning

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

123

UNIVERSITAS MERCU BUANA

(771.86 ; 17.65)

(379.45 ; 9.06)(953.07 ; 16.13)

(((((((1.1.1.1,1.1.1.2)max,1.1.2.1)max,1.1.2.2)max,1.1.

3.1)max,1.1.3.2)max,1.1.4.1)max,1.1.4.2)max

+(((((1.1.1.3+1.1.1.4+1.1.1.5,1.1.2.3+1.1.2.4+1.1.2

.5)max,1.1.3.3+1.1.3.4+1.1.3.5)max,1.1.4.3+1.1.4.4+

1.1.4.5)max,1.2.1.1)max,1.2.2.1)max

(1.3.2.6,1.3.3.1)max

,(1.3.1.4+1.3.1.5,1.3.2.5)max+(1.3.2.7,1.3.

3.2)max +(1.3.3.3,1.3.3.4)max +1.3.4

1.3.2.1+(1.3.2.2,1.3.2.3)max ,

(((1.2.1.2,1.2.2.2)max,1.2.3.1+1.2.3.2)max,1.2.4.1+1.2.

4.2)max + (((1.2.1.3,1.2.2.3)max,1.2.3.3)max,1.2.4.3)max

,1.3.1.1)max +1.3.1.2+(1.3.1.3,1.3.2.4)max

Gambar 4.14 Penggabungan (merge) Paralel-3 (Langkah-6)

Sumber: Olahan Sendiri

No Aktivitas yang digabung

Kode Jenis Kegiatan

1.3.2.1+(1.3.2.2,1.3.2.3)max , (((1.2.1.2,1.2.2.2)max,1.2.3.1+1.2.3.2)max,1.2.4.1+1.2.4.2)max + (((1.2.1.3,1.2.2.3)max,1.2.3.3)max,1.2.4.3)max ,1.3.1.1)max

+1.3.1.2+(1.3.1.3,1.3.2.4)max

Pembuatan drydock dan persiapan fabrikasi + Fabrikasi segmen cross beam, Fabrikasi segmen gelagar, Mobiliasi dan instalasi segmen pilon 1, Mobiliasi dan instalasi segmen pilon 2, Persiapan pengecoran, pemasangan formwork dan tulangan+Pengecoran blok angkur (Blok Angkur-1), Persiapan pengecoran, pemasangan formwork dan tulangan+Pengecoran blok angkur (Blok Angkur-2) + Pemasangan saddle, damper dan finishing pilon 1, Pemasangan saddle, damper dan finishing pilon 2, Pemeliharaan /

Curing dan finishing blok angkur 1, Pemeliharaan / Curing dan finishing blok angkur 2, Persiapan dan fabrikasi kabel PPWS + Pemasangan hauling cable dan catwalk + Pemasangan kabel PPWS secara bertahap, Pemasangan lifting device / crane, dan scaffolding

(2104.38 ; 25.57)

(((((((1.1.1.1,1.1.1.2)max,1.1.2.1)max,1.1.2.2)max,1.1.3.1)max,1.1.3.2)max,1.1.4.1)max,1.1.4.2)max

+(((((1.1.1.3+1.1.1.4+1.1.1.5,1.1.2.3+1.1.2.4+1.1.2.5)max,1.1.3.3+1.1.3.4+1.1.3.5)max,1.1.4.3+1.1.4.4+1.1.4.5)max,1.2.1.1)max,1.2

.2.1)max +1.3.2.1+(1.3.2.2,1.3.2.3)max , (((1.2.1.2,1.2.2.2)max,1.2.3.1+1.2.3.2)max,1.2.4.1+1.2.4.2)max +

(((1.2.1.3,1.2.2.3)max,1.2.3.3)max,1.2.4.3)max ,1.3.1.1)max +1.3.1.2+(1.3.1.3,1.3.2.4)max +(1.3.2.6,1.3.3.1)max

,(1.3.1.4+1.3.1.5,1.3.2.5)max+(1.3.2.7,1.3.3.2)max +(1.3.3.3,1.3.3.4)max +1.3.4

START FINISH

Gambar 4.15 Penggabungan terakhir (final merge) Seri-4 (Langkah-7)

Sumber : Olahan sendiri

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

124

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Proses penggabungan terdiri dari tujuh proses mulai dari pengabungan Seri-

1, Paralel-1, Seri-2, Paralel-2, Seri-3, Paralel-3, dan penggabungan terakhir Seri-4

(Final Merge). Dari hasil pengabungan didapat durasi proyek 2103.76 hari dan

simpangan baku 25.9 hari.

Diagram Alir proses pembuatan M-PERT secara sederhana adalah sebagai

berikut :

Mulai

Pembuatan WBS

Pembuatan Hubungan Antar

Kegiatan (Predecessor

Event)

Penentuan durasi masing-masing

kegiatan berdasarkan tiga

waktu

Penentuan simpangan baku masing-masing

kegiatan berdasarkan tiga

waktu

Pembuatan Diagram Jaringan

(Network Diagram)

Penggabungan simpul-simpul (nodes) secara

bertahap

Terbentuk Simpul Tunggal (single

node) dari gabungan semua

kegiatan

Selesai

Gambar 4.16 Diagram Alir metoda M-PERT

Sumber : Olahan Sendiri

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 31: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

125

UNIVERSITAS MERCU BUANA

4.1.2. Sistem Pengawasan Pekerjaan Jembatan Gantung Selat Sunda

menggunakan GIS

Bagian kedua dalam penelitian ini adalah merancang Sistem Pengawasan

atau Monitoring System dari pekerjaan Jembatan Gantung Selat Sunda

menggunakan teknologi Geographic Information System atau GIS. Tahapan

Monitoring System ini merupakan visualisasi kemajuan pekerjaan Jembatan

Gantung Selat Sunda dan juga dilakukan sinkronisasi dengan penjadwalan

pekerjaan tersebut. Tahapan-tahapan dalam pembuatan monitoring system tersebut

dijelaskan di bawah ini.

4.1.2.1. Pembuatan Gambar 2D Jembatan Gantung Selat Sunda

Perangkat lunak AutoCAD, dimana merupakan suatu paket perangkat

lunak menggambar teknik dan aplikasi perancangan yang dikembangkan oleh

Autodesk dan sudah sangat meluas penggunaannya, dipakai untuk membuat

desain Jembatan Gantung Selat Sunda ini. Desain gambar 2D ini diperoleh dari

perusahaan PT. Wiratman dan Associates, yang melakukan studi pre-desain

pembangunan Jembatan Selat Sunda. Desain gambar 2D ini terbagi menjadi dua

bagian yang dibuat menjadi dua file drawing (.dwg), yaitu gambar Detail

Engineering Design (DED) berupa gambar detail dari bagian-bagian Jembatan

Gantung, serta gambar General Elevation berupa gambar Jembatan Selat Sunda

secara keseluruhan berdasarkan elevasinya. Gambar desain 2D tersebut dapat

dilihat pada gambar 4.17 dan 4.18 dibawah ini.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 32: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

126

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Gambar 4.17 Detail Engineering Desain Jembatan Gantung Selat Sunda

Sumber : Drawing File JSS PT. Wiratman

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 33: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

127

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Gambar 4.18 General Elevation Jembatan Selat Sunda Sumber : Drawing File JSS PT. Wiratman

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 34: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

128

UNIVERSITAS MERCU BUANA

4.1.2.2. Pembuatan Gambar 3D Jembatan Gantung Selat Sunda

Pembuatan gambar 3D dilakukan untuk mendapatkan tampilan menyeluruh

yang lebih detail dari bagian-bagian struktur Jembatan Gantung Selat Sunda.

Pembuatan gambar 3D ini dilakukan menggunakan perangkat lunak AutoCAD.

Contoh gambar 3D tersebut dapat dilihat pada gambar 4.19 di bawah ini.

Gambar 4.19 Tampilan 3D JSS menggunakan perangkat lunak AutoCAD

4.1.2.3. Import Drawing File AutoCAD Ke Lingkungan ArcMAPGIS

Setelah membuat desain dan gambar 3D di AutoCAD, file DXF atau DWG

dari AutoCAD dipindahkan ke perangkat lunak GIS ArcMAPGIS. Struktur data

topologi dari layer desain dasar dibuat sebagai "tema" berdasarkan paket kerja

(work package) yang diidentifikasi dalam gambar AutoCAD.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 35: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

129

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Untuk lebih mempermudah melakukan manipulasi data dan tampilan, maka file

drawing dari AutoCAD dirubah menjadi file dengan format shape file (SHP)

dalam lingkungan ArcMap. Gambar 4.20 memperlihatkan hasil konversi file

drawing dari AutoCAD menjadi format SHP dalam lingkungan ArcMAP.

Gambar 4.20 Konversi dari format DWG ke SHP Files di ArcMAP

Sumber : Olahan sendiri

Gambar 4.21 Hubungan antara data spasial dengan data non-spasial (tabel)

Sumber : Olahan sendiri

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 36: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

130

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Data spasial berupa gambar salah satu bagian dari jembatan gantung JSS

dapat terhubung dengan informasi non-spasial dari gambar tersebut dengan

menggunakan perangkat lunak GIS, dalam hal ini ArcMAP (lihat gambar 4.21)

4.1.2.4. Integrasi Penjadwalan dengan Gambar

Ini adalah langkah penting dalam simulasi keseluruhan proyek.

Langkah ini melibatkan integrasi gambar 3D yang dibuat dan diekstrusi

dalam GIS dan jadwal yang disiapkan dalam MS-PROJECT untuk memberikan

visualisasi yang lebih baik tentang kemajuan konstruksi proyek. Langkah

Integrasi ini membantu mendeteksi kekurangan dan kesalahan logis dalam proyek

terjadwal.

Setiap kegiatan dalam proyek disediakan dengan komponen waktu.

Keterkaitan antara data yang dijadwalkan dan gambar akan dilakukan hanya

jika nama layer aktivitas dan ID untuk aktivitas adalah sama. Catatan yang tidak

cocok akan dibiarkan sebagai nilai nol untuk semua bidang yang tersisa di tabel

atribut. Setelah saling menghubungkan data spasial dan non-spasial bangunan,

tampilan bangunan 4D disajikan dalam lingkungan layar tunggal.

4.1.2.5. Flow Chart Proses Pembuatan Sistem Pengawasan berbasis GIS

Tahapan-tahapan pekerjaan dalam pembuatan sistem pengawasan

penjadwalan yang berbasis GIS dapat dilihat pada gambar 4.22 dibawah ini. Dari

flow chart tersebut terlihat bahwa proses pembuatan sistem pengawasan berbasis

GIS ini merupakan langkah selanjutnya setelah proses penjadwalan selesai dibuat.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 37: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

131

UNIVERSITAS MERCU BUANA

MULAI

Pembuatan Gambar 2D

Pembuatan Gambar 3D

Konversi Format Drawing menjadi Format SHP dalam ARCMAP

Integrasi Penjadwalan dengan format gambar

SELESAI

Gambar 4. 22 Flow Chart Proses pembuatan GIS Sistem Pengawasan

Penjadwalan JSS

Sumber : Olahan Sendiri

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1. Perbandingan Akurasi Estimasi Durasi Metode M-PERT Dengan

Metode PERT Konvensional

Dalam penelitian ini, untuk menunjukkan bahwa metode M-PERT memiliki

akurasi yang lebih baik, maka peneliti membandingkannya dengan metoda lain

yaitu metode PERT konvensional. Metode PERT konvensional ini dipilih untuk

menggambarkan bahwa beberapa kelemahan dari metode PERT tersebut seperti

mengabaikan bias dari penggabungan beberapa kegiatan, meremehkan durasi rata-

rata dan menaksir terlalu tinggi (overestimate) durasi varian dari proyek yang

sebenarnya (Ballesteros-Pérez, 2017), dapat ditanggulangi dengan menggunakan

metode M-PERT.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 38: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

132

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Gambar 4.23 Perbandingan akurasi durasi proyek antara metode M-PERT

dengan PERT

Sumber : Olahan sendiri

Dari gambar 4.23 di atas terlihat bahwa kurva Cummulative Distribution

Function (CDF) sebaran normal M-PERT relatif lebih dekat, hampir berhimpit

dengan kurva Cummulative Distribution Function (CDF) sebaran normal

menggunakan simulasi Monte-Carlo yang digunakan sebagai referensi, sementara

kurva CDF dari PERT konvensional terlihat lebih jauh.

Secara kuantitatif, tingkat kesalahan estimasi durasi proyek menggunakan

metode M-PERT pada durasi rata-rata sekitar dibawah 1% sementara tingkat

kesalahan estimasi durasi proyek menggunakan metode PERT konvensional pada

durasi rata-rata sekitar 29%.

Sebagai referensi digunakan kurva simulasi proyek menggunakan simulasi

Monte-Carlo dengan sebaran normal. Kurva ini dianggap mewakili durasi proyek

sebenarnya dengan parameter-parameter proyek yang sudah di kontrol, sehingga

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

0.90

1.00

195

8

197

3

198

8

200

3

201

8

203

3

204

8

206

3

207

8

209

3

210

8

212

3

213

8

215

3

216

8

218

3

219

8

221

3

Pro

ba

bili

ty

Project Duration (PD)

Cumulative Distribution Function (CDF)

Simulations (normal) PERT M-PERT

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 39: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

133

UNIVERSITAS MERCU BUANA

secara baik bisa menggambarkan hanya penjadwalan saja, tanpa

memperhitungkan factor-faktor yang lain.

4.2.2. Perbandingan Metoda Pengawasan Penjadwalan Konvensional

dengan Pengawasan menggunakan GIS

Pada penelitian sebelumnya sudah jelas disebutkan bahwa visualisasi

merupakan salah satu aspek terpenting dalam pengembangan kualitas dan efisiensi

dalam industry konstruksi (Poku & Arditi, 2006). Dalam penelitian ini, penulis

menggabungkan metode penjadwalan M-PERT dengan visualisasi gambar

Jembatan Gantung sehingga menghasilkan suatu metoda pengawasan penjadwalan

dari metoda M-PERT ini dengan GIS.

Selama ini orang melakukan pengawasan secara terpisah, melihat jadwal

penyelesaian proyek dan melihat gambar proyek secara sendiri-sendiri untuk

mengetahui kemajuan proyek, sehingga terkadang persepsi tiap otrang untuk

menilai sejauh mana kemajuan proyek bisa berbeda tiap orang, yang terkadang

mengakibatkan adanya kesalahpahaman antar stake holder yang terlibat protek

tersebut. Dengan menggunakan teknologi GIS, hambatan dan kendala tersebut

dapat di minimal kan.

Pada proyek pembangunan Jembatan Gantung ini penjadwalan dibuat

dengan menggunakan perangkat lunak MS-PROJECT dan untuk pengambaran 2D

dibuat dengan menggunakan data dari PT. Wiratman berupa shop drawing yang

pengambarannya menggunakan perangkat lunak AutoCAD.

Pada gambar 4.24 dibawah terlihat integrasi antara penjadwalan

menggunakan metode M-PERT (dengan perangkat lunak MS-PROJECT) dengan

gambar 2D menghasilkan system pengawasan dengan GIS

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Page 40: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. BAB IV.pdf · komponen yang lebih kecil, lebih mudah dibangun dan biaya dapat dikontrol dengan lebih baik. WBS adalah pemilahan yang berorientasi kerja,

134

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Gambar 4.24 Hasil Integrasi Penjadwalan M-PERT dengan gambar menghasilkan sistem pengawasan berbasis GIS

Sumber : Olahan sendiri

http://digilib.mercubuana.ac.id/