16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Penelitian IV.1.1. Distribusi Umum Subyek Penelitian Subyek penelitian yang diambil dalam penelitian disini adalah pasien yang dirawat di unit perawatan umum (PU) di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta periode Desember 2010 baik yang menderita penyakit stroke ataupun bukan stroke sebanyak 77 pasien yang telah sesuai dengan kriteria inklusi menggunakan rumus binominal proportion yang telah dibahas pada bab 3. Dan umumnya pasien yang dirawat berjenis kelamin laki-laki sebanyak 53 orang (68,8%) sedangkan pasien yang bekerja sebanyak 51 orang (66,2%) baik sebagai tentara ataupun karyawan, IV.1.2. Analisis Univariat Analisis ini dilakukan untuk melihat distribusi distribusi frekuensi dari masing- masing variabel yang diteliti. Adapun variabel yang diteliti meliputi variabel bebas yaitu merokok, aktifitas fisik, dan 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN bener.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

wawan

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN bener.doc

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Penelitian

IV.1.1. Distribusi Umum Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang diambil dalam penelitian disini

adalah pasien yang dirawat di unit perawatan umum (PU) di

RSPAD Gatot Soebroto Jakarta periode Desember 2010 baik yang

menderita penyakit stroke ataupun bukan stroke sebanyak 77

pasien yang telah sesuai dengan kriteria inklusi menggunakan

rumus binominal proportion yang telah dibahas pada bab 3. Dan

umumnya pasien yang dirawat berjenis kelamin laki-laki sebanyak

53 orang (68,8%) sedangkan pasien yang bekerja sebanyak 51

orang (66,2%) baik sebagai tentara ataupun karyawan,

IV.1.2. Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan untuk melihat distribusi distribusi

frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti. Adapun

variabel yang diteliti meliputi variabel bebas yaitu merokok,

aktifitas fisik, dan alkohol. Sedangkan variabel terikatnya adalah

stroke.

1. Merokok

Berdasarkan penelitian didapatkan data bahwa pasien

rawat inap yang mempunyai kebiasaan merokok berjumlah 31

orang atau 40,3 % dan pasien yang tidak merokok berjumlah

46 orang atau 59,7 % dari 77 pasien yang diperiksa. Berikut

distribusi data pasien yang merokok dapat dilihat pada tabel 2

dan grafik 1.

42

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN bener.doc

59.74%

40.26%

Tidak

Ya

MEROKOK

43

Tabel 2. Distribusi kebiasaan merokok pada pasien yang dirawat inap di

perawatan umum (PU) periode Desember 2010

Merokok Frequency Percent

(%)

Cumulative Percent

(%)

Ya 31 40,3 40,3

Tidak 46 59,7 100

Total 77 100

Grafik 1. Distribusi kebiasaan merokok pada pasien yang dirawat inap di

perawatan umum (PU) periode Desember 2010

2. Aktifitas Fisik

Dari hasil penelitian dan analisis univariate dapat

diketahui bahwa jumlah pasien yang melakukan aktifitas

ringan sebanyak 39 orang (50,6%), yang melakukan aktifitas

sedang sebanyak 4 orang (5,2%), dan yang melakukan

aktifitas berat sebanyak 34 orang (44,2%) dari 77 pasien.

Berikut distribusi pasien yang melakukan aktifitas fisik yang

terlihat dalam tabel dan grafik dibawah ini.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN bener.doc

44.16%

5.19%

50.65%

Berat

Sedang

Ringan

AKTIVITAS

44

Tabel 3. Distribusi aktifitas fisik pada pasien yang dirawat inap di perawatan umum

(PU) periode Desember 2010

Aktifitas Fisik Frequency Percent

(%)

Cumulative Percent

(%)

Ringan 39 50,6 50,6

Sedang 4 5,2 55,8

Berat 34 44,2 100

Total 77 100

Grafik 2. Distribusi aktifitas fisik pada pasien yang dirawat inap di

perawatan umum (PU) periode Desember 2010

3. Alkohol

Dari hasil penelitian dan analisis univariate dapat

diketahui bahwa jumlah pasien yang minum alkohol sebanyak

13 orang (16,9%), dan yang tidak minum sebanyak 64 pasien

(83,1%) dari 77 pasien. Berikut distribusi pasien yang minum

alkohol terlihat dalam tabel dan grafik dibawah ini.

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN bener.doc

83.12%

16.88%

Tidak

Ya

ALKOHOL

45

Tabel 4. Distribusi kebiasaan minum alkohol pada pasien yang dirawat inap di

perawatan umum (PU) periode Desember 2010

Alkohol Frequency Percent Cumulative Percent

Ya 13 16.9 16.9

Tidak 64 83.1 100

Total 77 100

Grafik 3. Distribusi kebiasaan minum alkohol pada pasien yang dirawat inap

di perawatan umum (PU) periode Desember 2010

4. Stroke

Dari hasil penelitian dan analisis univariate dapat

diketahui bahwa jumlah pasien menderita stroke sebanyak 14

orang (18,2%), dan yang menderita Penyakit lain selain stroke

sebanyak 63 orang (81,8%). Berikut distribusi pasien yang

menderita stroke yang terlihat dalam tabel dan grafik.

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN bener.doc

18.18%

81.82%

Stroke

non stroke

DIAGNOSIS

46

Tabel 5. Distribusi pasien yang menderita stroke ataupun tidak pada pasien

yang dirawat inap di perawatan umum (PU) periode Desember 2010

Frequency Percent

(%)

Cumulative Percent

(%)

non stroke 63 81.8 81.8

Stroke 14 18.2 100.0

Total 77 100.0

Grafik 4. Distribusi pasien yang menderita stroke ataupun tidak pada pasien

yang dirawat inap di perawatan umum (PU) periode Desember

2010

IV.1.3. Analisis Bivariat

Anlisis bivariat adalah termasuk teknik statistika untuk

menilai data dengan variabel bebas lebih dari satu. Analisis bivariat

digunakan untuk melihat hubungan antara variabel bebas yaitu

merokok, aktifitas fisik, dan alkohol dengan variabel terikat yaitu

stroke yang dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN bener.doc

47

Tabel 6. Hubungan antara merokok dengan kejadian stroke di RSPAD pada

pasien yang dirawat inap di perawatan umum (PU) periode

Desember 2010

Faktor Risiko Stroke Non Stroke Jumlah

Kumulatif

p

n % n % n %

Meroko

k

Ya 7 50 24 38,1 31 40,3 0,60

Tidak 7 50 39 61,9 46 59,7

Total 14 100 63 100 77 100

variabel merokok diuji dengan menggunakan uji hipotesis

chi square terhadap variabel stroke dan didapatkan junlah pasien

yang merokok menderita stroke sebanyak 7 orang (50%)

sedangkan pasien yang tidak merokok menderita stroke sebanyak 7

orang (50%) dan nilai signifikansi (p = 0,60 > 0,05) yang artinya

tidak ada hubungan antara merokok dengan kejadian stroke.

Tabel 7. Hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian stroke di RSPAD

pada pasien yang dirawat inap di perawatan umum (PU) periode

Desember 2010

Faktor Risiko Stroke Non Stroke Jumlah

Kumulatif

p

n % n % n %

Aktifita

s Fisik

Ringan 14 100 25 39,7 39 50,6 0,00

Sedan

g

0 0 4 6,3 4 5,2

Berat 0 0 34 54 34 44,2

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN bener.doc

48

Total 14 100 63 100 77 100

Variabel aktifitas fisik diuji dengan menggunakan uji

alternative chi square (2x3) kolgomorov smirnov dan didapatkan

jumlah pasien yang melakukan aktifitas fisik ringan menderita

stroke sebanyak 14 orang (100%) sedangkan aktifitas fisik sedang

dan berat tidak satupun didapatkan pasien yang melakukan aktifitas

tersebut dan nilai signifikansi (p = 0,00 < 0,05). Yang artinya ada

hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian stroke yang mana

aktifitas ringan berpengaruh terhadap kejadian stroke

Tabel 8. Hubungan antara alkohol dengan kejadian stroke di RSPAD pada

pasien yang dirawat inap di perawatan umum (PU) periode

Desember 2010

Faktor Risiko Stroke Non StrokeJumlah

Kumulatifp

n % n % n %

AlkoholYa 3 21,4 10 15,9 13 16,9

0,69Tidak 11 78,6 53 84,1 64 83,1

Total 14 100 63 100 77 100

Variabel alkohol diuji dengan menggunakan uji alternative

chi square yaitu fisher exact karena tidak memenuhi syarat chi

square dan didapatkan hasil bahwa pasien yang minum alkohol

menderita stroke sebanyak 3 orang (21,4%) dan yang tidak minum

alkohol menderita stroke sebanyak 11 orang (78,6%) dengan nilai

signifikansi (p 0,69 > 0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara

minum alkohol dengan kejadian stroke.

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN bener.doc

49

IV.2. Pembahasan

IV.2.1. Hubungan antara merokok dengan kejadian stroke

Berdasarkan pada tabel 6 diatas jumlah pasien yang

merokok ada sebanyak 31 orang (40,3%) dibandingkan dengan

jumlah pasien yang tidak merokok sebanyak 46 orang (59,7%)

lebih banyak daripada yang merokok, pasien yang tidak stroke pun

juga banyak yang merokok 24 orang (38%), namun ternyata tidak

ada hubungan antara merokok dengan kejadian sroke (p = 0,60 >

0,05).

Hal ini berbeda dengan penelitian oleh Suryati bahwa ada

hubungan antara merokok dengan kejadian stroke dengan nilai

signifikansi (p = 0,049) dari 57 pasien yang diuji. Juga berbeda

dengan Hasil penelitian meta-analisis oleh Hartanto dari 32

penelitian yang memperkirakan RR untuk stroke iskhemik menjadi

1.9 (95% CI 1,7 - 2.2) untuk perokok dibandingkan yang bukan

perokok dan RR untuk perdarahan subarachnoid menjadi 2.9 (95%

CI 2,5-3,5) yang artinya merokok memiliki risiko untuk terjadinya

stroke iskemik ataupun perdarahan (Hartanto, 2009).

Tidak adanya hubungan antara merokok dengan stroke

dapat dikarenakan jumlah pasien yang stroke dengan merokok

tidak lebih banyak dengan pasien yang tidak stroke namun

merokok sehingga akan berpengaruh pada hasil uji hipotesisnya.

Karena rokok tidak hanya sebagai penyebab Penyakit stroke tetapi

juga Penyakit pembuluh

IV.2.2. Hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian stroke

Berdasarkan pada tabel 7 diatas jumlah pasien yang

beraktifitas ringan ada sebanyak 39 orang (50,6%), aktifitas sedang

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN bener.doc

50

sebanyak 4 orang (5,2%), dan yang beraktifitas berat sebanyak 34

orang (44,2%) dan uji hipotesisnya menyatakan bahwa terdapat

hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian stroke (p = 0,00)

yang mana dari jumlah frekuensi terlihat bahwa aktifitas ringan

berpengaruh terhadap kejadian stroke

Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh suryati AF, 2009 yang menyatakan bahwa terdapat

hubungan antara olahraga dengan stroke dengan nilai signifikansi

(p = 0,039). Artinya bahwa seseorang yang kurang olahraga

berisiko untuk obesitas, Penyakit jantung, diabetes mellitus yang

akan menjadi stroke. Menurut golay et al pada 55 subyek yang

diteliti 30 diantaranya seseorang yang aktifitasnya ringan memiliki

berat badan yang obesitas dan diabetes mellitus. Menurut

penelitian Lepalla pada penelitian kohort antara

hiperkolesterolemia dengan Stroke Perdarahan Intra Serebral

didapatkan RR 0,20 (95% CI:0,10-0,42) untuk kolesterol > 7

mmol/L dibandingkan dengan kadar < 4,9 mmol/L yang artinya

kadar kolesterol > 7 mmol/L berisiko untuk terkena Stroke

Perdarahan Intra Serebral

Aktifitas fisik terutama aerobik dapat meningkatkan aliran

darah dan merangsang pengeluaran NO (nititc oxide) dan

merangsang pelepasasan Endothelial Drive Relaxing Factor

(EDRF) yang dapat merelaksasikan dan melebarkan pembuluh

darah. Aktifitas apapun yang dapat meningkatkan frekuensi

jantung 110-130 dapat mencegah seseorang terkena Penyakit

jantung ataupun stroke serta kecenderungan untuk terjadinya

obesitas dan diabetes mellitus. Karena aktifitas yang kurang

membuat suplai energi menjadi berlebih (karbohidrat, protein,

lemak) apabila jumlahnya terus bertambah dan terjadi

hiperkolesterolemia akan menimbulkan deposit lemak di dinding

pembuluh darah yang mempersempit pembuluh darah

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN bener.doc

51

(atherosclerosis) dan menurunkan aliran darah sehingga terjadi

penyakit stroke bila sumbatan ini ada di pembuluh darah otak.

IV.2.3. Hubungan antara minum alkohol dengan kejadian stroke

Berdasarkan pada tabel 5 diatas jumlah pasien yang minum

alkohol ada sebanyak 13 orang (16,9 %) dari 77 pasien dan

diantara 13 orang tersebut yang minum alkohol disertai stroke

hanya 3 orang saja dan nilai signifikansi (p = 0,69) yang

menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara alkohol dengan

kejadian stroke.

Hasil ini dapat dikaitkan dengan jumlah pasien yang minum

alkohol disertai stroke lebih sedikit dibanding minum alkohol

disertai penyakit selain stroke berdasar meta analisis oleh Hankey

et al., 2006 individu yang minum alkohol < 12 gram/hari (1

minuman standar) memiliki nilai RR 0,8; 95% CI; 0,67 hingga

0,96. Yang artinya bahwa minum alkohol merupakan faktor

pencegah stroke, namun apabila seseorang minum alkohol > 60

gram/hari memiliki rasio risiko (RR 1,69; 95% CI: 1,3 hingga 2)

yang artinya alkohol merupakan faktor risiko terjadinya stroke.

Menurut penelitian Mostofsky, 2010 menyatakan bahwa dari 390

pasien stroke yang diteliti 14 diantaranya minum alkohol 1 jam

sebelum kejadian dan didapatkan RR 2,6 1 jam setelah minum

terjadi stroke, RR 1,3 2 jam setelah minum terjadi stroke. Yang

artinya seseorang yang minum 1 gelas bir, wine memiliki risiko

2,6 kali terkena stroke setelah 1 jam meminumnya dan 1,3 kali

setelah 2 jam meminumnya

Pada penelitian sebelumnya menjelaskan efek seketika

alkohol adalah meningkatkan tekanan darah dan pletelet menjadi

lebih lengket sehingga berisiko terjadi penyumbatan, namun

apabila alkohol diminum dalam jumlah sedikit dan terus menerus

akan membuat pembuluh darah lebih lentur dan memperbaiki

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN bener.doc

52

profil lipid dengan meningkatkan produksi HDL. Pada penelitian

ini tidak diketahui seberapa banyak alkohol yang diminum atau

berapa gram per hari bisa saja hanya sesekali dalam jumlah sedikit

sehingga tidak didapatkan hubungan antara alkohol dengan stroke.

IV.3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai kelemahan mengingat

adanya keterbatasan dalam hal desain dan metode penelitian. Desain

penelitian ini menggunakan cross sectional dimana penelitian ini meneliti

variabel-variabel bebas dengan variabel terikat secara bersamaan dalam

satu waktu. Kelemahan dari penelitian cross sectional ini diantaranya

adalah sulit untuk menentukan hubungan sebab akibat karena pengambilan

data risiko dan efek dilakukan pada saat bersamaan, akibatnya sering sulit

ditentukan mana sebab dan yang mana akibat serta tidak menggambarkan

perjalanan Penyakit, insiden, maupun prognosis