25
75 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data Dalam penelitian kualitatif deskriptif ini, penulis akan melakukan wawancara terhadap masyarakat umum atau pelanggan dari perusahaan PT Pertamina (Persero) mengenai keberadaan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau kegiatan- kegiatan dari program CSR khususnya CSR kesehatan Pertamina yaitu Sehati (Sehat Tercinta Anak dan Ibu) studi kasus wilayah Koja-Jakarta Utara. Penulis akan mengambil 50 orang responden yang akan di wawancara mengenai perusahaan Pertamina dan program CSR Pertamina yaitu CSR Sehati dengan menggunakan data kuantitatif. Selanjutnya penulis melakukan wawancara secara acak kepada 5 orang responden dari 43 responden yang tidak mengetahui program kegiatan CSR Pertamina Sehati dengan wawancara yang mendalam. 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Responden tahu CSR tidak tahu CSR tahu CSR Pertamina tidak tahu CSR Pertamina Gambar 4.1 Data Grafik Responden

BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

  • Upload
    ngonhan

  • View
    266

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

75

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif deskriptif ini, penulis akan melakukan wawancara

terhadap masyarakat umum atau pelanggan dari perusahaan PT Pertamina (Persero)

mengenai keberadaan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau kegiatan-

kegiatan dari program CSR khususnya CSR kesehatan Pertamina yaitu Sehati (Sehat

Tercinta Anak dan Ibu) studi kasus wilayah Koja-Jakarta Utara.

Penulis akan mengambil 50 orang responden yang akan di wawancara mengenai

perusahaan Pertamina dan program CSR Pertamina yaitu CSR Sehati dengan

menggunakan data kuantitatif. Selanjutnya penulis melakukan wawancara secara acak

kepada 5 orang responden dari 43 responden yang tidak mengetahui program kegiatan

CSR Pertamina Sehati dengan wawancara yang mendalam.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Responden

tahu CSR

tidak tahu CSR

tahu CSR

Pertamina

tidak tahu CSR

Pertamina

Gambar 4.1 Data Grafik Responden

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

76

4.1.1. Pemilihan Informan

Seperti yang sudah penulis sampaikan sebelumnya bahwa wawancara merupakan

salah satu teknik pengumpulan data dalam observasi melalui daftar pertanyaan yang

diajukan secara lisan terhadap responden (subjek). Namun dalam penelitian ini, penulis

akan melakukan wawancara mendalam kepada 5 orang responden secara acak untuk

menanyakan kembali mengenai Pertamina dan Program CSR Pertamina Sehati.

Narasumber pertama bernama Romadhona pekerjaan sebagai IT Analyst disalah satu

perusahaan besar dijakarta dan berumur 28 tahun. Narasumber kedua bernama wiwit

merupakan seorang mahasiswa disalah satu Universitas Jakarta berumur 22 tahun.

Narasumber ketiga bernama Epi berumur 25 tahun yang merupakan salah satu karyawati

perusahaan swasta di Jakarta. Narasumber keempat bernama Cahyo berumur 30 tahun

merupakan salah satu pegawai swasta di Jakarta. Dan narasumber yang terakhir bernama

Eka merupakan sekertaris di perusahaan swasta di Jakarta. Dengan mengambil 5 orang

narasumber tersebut, maka penulis berharap dapat membantu permasalahan yang akan

penulis ungkapkan dalam bab ini.

4.1.2. Hasil Wawancara Narasumber

Setelah penulis melakukan wawancara dengan si penerima manfaat atau

masyarakat Koja yang terkena dampak atau terlibat dengan program kegiatan Corporate

Social Responsibility (CSR) Kesehatan PT Pertamina yaitu Sehati, maka penulis melihat

bahwa kegiatan CSR Sehati telah sesuai dengan tingkat kebutuhan dan kegunaan bagi

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

77

masyarakat karena memang pada dasarnya masyarakat wilayah Koja benar-benar

membutuhkan program Kesehatan dilihat dari lingkungan yang sangat rentan terhadap

permasalahan kesehatan. Dan penulis melihat bahwa program CSR Sehati PT Pertamina

telah berhasil melakukan kegiatan programnya yang tepat pada sasaran sesuai dengan

prinsip CSR perusahaan yang berbasis Need Assesment.

Namun disisi lain, penulis juga ingin melihat tingkat keberhasilan program CSR

Pertamina Sehati kepada masyarakat umum atau khalayak mengenai keberadaan

program CSR Sehati yang mungkin saja dapat menaikan citra dan reputasi Pertamina di

mata masyarakat umum yang tidak terlibat dalam kegiatan program CSR. Oleh karena

itu penulis ingin mengetahui sejauh mana atensi masyarakat terhadap program CSR

Pertamina dilihat begitu banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang turut serta dalam

melakukan kegiatan CSR. Penulis telah melakukan wawancara dengan narasumber

pertama yaitu bapak Romadhona yang mengakui bahwa ia menggunakan produk

Pertamina yaitu Bahan Bakar (Pertamax) dan Pelumas. Pertama, penulis menanyakan

“sejak kapan bapak menggunakan Pertamax padahal ada Shell?”, menurut bapak

Romadhona, ia menggunakan Pertamax karena kualitas dan kadar bensin sama saja

seperti Shell walaupun harganya tidak beda jauh, lagipula ia menambahkan kalau mutu

dari produk-produk Pertamina (pelumas) sudah sangat baik. Kemudian, penulis juga

menanyakan “dari mana bapak mengetahui produk-produk yang dikeluarkan oleh

Pertamina?” ia menjawab “yaa saya tahu dari iklan di Koran, televisi, dan rekomendasi

montir bengkel.” Penulis juga mananyakan pertanyaan mengenai kepuasaan responden

setelah menggunakan produk Pertamina, “saya puas menggunakan produk Pertamina

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

78

karena banyak tersedia, gampang didapat dan kualitasnya juga tidak kalah dengan

produk lain”. Selanjutnya penulis mengarahkan responden kepada pertanyaan mengenai

program kegiatan dari CSR Pertamina Sehati. Ternyata beliau tidak mengetahui bahwa

Pertamina melakukan kegiatan CSR Sehati. Beliau hanya mengetahui kegiatan CSR

yang dilakukan oleh perusahaan Astra dalam membagikan mobil-mobil gratis untuk

puskesmas, unit patrol dan sebagainya. Lalu penulis menanggapi dengan menanyakan

dari mana responden mengetahui kegiatan CSR yang dilakukan oleh Perusahaan Astra,

“dari website, televisi, yaa kalau CSR Pertamina apalagi Sehati saya belum pernah

lihat di media-media manapun”. Penulis juga menanyakan seberapa sering responden

menggunakan media massa dalam kesehariannya, kemudian bapak Romadhona

menjawab “80% saya menggunakan media massa dalam keseharian saya, yaa pokoknya

media cetak dan elektronik dapat saya gunakan, paling juga social media kaya twitter,

Facebook, Internet lainnya lah”. Kemudian penulis kembali menanggapai jawaban

bapak Romadhona dengan menanyakan tentang CSR, “bapak kan barusan bilang

bahwa 80% keseharian menggunakan media massa, bapak memang benar tidak tahu

tentang adanya CSR Pertamina atau tidak pernah melihat di media?” dan bapak

Romadhona menjawab “yaa disatu sisi saya ga tahu bahwa pertamina melakukan

kegiatan CSR, disi lain saya juga ga pernah lihat publikasinya ditelevisi atau iklan-

iklan. Kan kalau kaya Astra, Nestle, Aqua banyak tuh di media-media.” Kemudian

penulis kembali menanggapi dengan pertanyaan “jadi menurut bapak publikasi itu perlu

ya?“ kemudian beliau menjawab ”yaa perlu, mba sebagai bentuk informasi kepada

masyarakat tentang program-program CSR Pertamina.” Kemudian penulis

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

79

menanyakan kembali kepada bapak Romadhona “misalnya jika bapak ikut terlibat

dalam kegiatan CSR Pertamina Kesehatan Sehati sebagai volunteer atau ikut

berpartisipasi dalam kegiatan CSR apakah bapak mau dan merasa senang?” Lalu

bapak Romadhona menjawab “ooh tentu saya mau, berarti Pertamina sebagai

perusahaan penyedia bahan bakar peduli terhadap kesehatan sosial, dengan saya ikut

berpartisipasi berarti saya juga ikut mendukung program kegiatan CSR Pertamina

sekaligus dapat bergabung dengan tim CSR Pertamina.”

Dari kesimpulan wawancara diatas bahwa bapak Romadhona mengetahui

tentang Pertamina hanya sebatas produk-produk yang dikeluarkan seperti bahan bakar.

Namun ketika ditanya tentang program CSR kesehatan Pertamina yaitu Sehati, beliau

tidak mengetahui tentang adanya program kegiatan tersebut. menurut beliau pula,

perlunya publikasi yang baik agar masyarakat dapat mengetahui informasi tentang

keberadaan CSR Pertamina. Beliau juga senang apabila dapat terlibat dengan kegiatan

CSR Sehati ini.

Narasumber kedua yang penulis wawancarai adalah Mas Wiwit, masih seputar

pertanyaan yang sama mengenai gambaran umum tentang Pertamina. Penulis pertama-

tama tetap menanyakan “apakah anda tahu Pertamina?” kemudian mas wiwit

menjawab “ya saya tahu Pertamina” kemudian penulis menanggapi dengan pertanyaan

“apakah yang anda tahu tentang Pertamina dan produk-produknya?” lalu mas wiwit

menjawab “pertamina merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak

dibidang perminyakan, trus yang saya tahu tentang produknya kaya elpiji, premium,

pertamax, solar trus oli pelumas.” Kemudian penulis menanggapi dengan pertanyaan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

80

“apakah menggunakan produk pertamina?” lalu mas Wiwit menjawab “iyaa saya

menggunakan produk pertamina yaitu pertamax untuk keperluan kendaraan saya kaya

motor, mobil terus kalau untuk rumah yaa pakai gas elpiji.” Kemudian penulis

menggali lagi dengan pertanyaan “kenapa milih pertamina?” mas Wiwit menjawab

“karena menurut saya sih harga terjangkau yaa, mudah didapat seperti SPBU-nya juga

banyak dimana-mana trus brandnya juga kuat sih walaupun ada competitor lain kaya

Shell, Petronas, Castrol.” Kemudian penulis langsung memfokuskan pertanyaan

mengenai kegiatan CSR Pertamina Sehati “tahu ga mas kalau melakukan Pertamina

kegiatan CSR?” kemudian beliau menjawab “wah gatau tuh saya klo pertamina

melakukan CSR.” Penulis menanggapi lagi dengan pertanyaan “memang tidak tahu

atau memang tidak pernah pernah lihat di media-media?” lalu mas Wiwit menanggapi

pertanyaan dengan menjawab “saya sih ga tahu yaa, mungkin karena kurang publikasi

jadi saya juga jarang lihat di media-media, beda aja gitu seperti sidomuncul kukubima

yang terus melakukan publikasi di televisi dengan iklan-iklannya yang mengakibatkan

masyarakat jadi tahu tentang programnnya. Lagipula masyarakat Indonesia saat ini

paling banyak menonton televisi dan menggunakan sosial media dalam kesehariannya.

Jadi harusnya sih ada publikasi disetiap saluran medianya.” Lalu penulis menanggapi

dengan mengajukan pertanyaan lanjutan “jadi intinya publikasi itu penting ya, mas?”

kemudian beliau menjawab “iya dong, perlu. Biar adanya transparansi dari pihak

perusahaan kepada khalayak kalau Pertamina melakukan kegiatan CSR. Tandanya kan

Pertamina peduli dengan masalah kesehatan. Lagipula dengan adanya publikasi, selain

mendapatkan atensi dari masyarakat, maka ga mungkin dong kalau citra dan reputasi

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

81

Pertamina ga bakal naik. Selain itu masyarakat pasti akan aware terhadap program-

program yang dijalankan oleh CSR Pertamina” Setelah itu penulis menanggapi

narasumber dengan menanyakan “terus mas, memang seberapa sering anda

menggunakan media dalam keseharian? Apa saja?” beliau menjawab “untuk media

setiap hari sih saya biasanya kaya sosial media gitu karena mobile seperti Twitter,

Blackberry Messenger, Facebook karena kan saya berada diluar rumah tapi kalau kaya

televisi sama radio paling kalau sudah dirumah saja.” Lalu penulis menanyakan “jadi

yang Pertamina harus lakukan mengenai masalah publikasi CSR itu apa saja kira-kira,

mas?” beliau menanggapi dengan menjawab “mungkin social media lebih efektif kali

yaa selain televisi. Membuat akun Twitter mengenai kegiatan dan program-program

apa saja yang dilakukan oleh CSR Pertamina, trus palingan yaa selebihnya iklan lah

yaa dilihat juga masi banyak minat masyarakat terhadap televisi.” Kemudian penulis

menanyakan “kalau menyisihkan sebagian dari uang sebanyak 20% dari harga

Pertamax kemudian donasikan untuk membantu dalam kegiatan CSR Pertamina Sehati,

bersedia ga mas?” beliau menanggapai “saya mau dong pastinya, selain amal

setidaknya saya ikut berpartisipasi walaupun hanya menyumbangkan sebagian uang

saya yang beberapa persen dari harga Pertamax. Selain itu saya juga berkontribusi

dalam memajukan kesehatan masyarakat yang program kegiatannya dijalankan oleh

Pertamina”

Dapat disimpulkan dari narasumber kedua bahwa, beliau pengguna produk

Pertamina dan juga merupakan pengguna aktif media massa dalam kesehariannya,

namun beliau sama sekali tidak mengetahui tentang adanya program kegiatan CSR

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

82

Sehati yang dijalankan oleh Pertamina. Tanggapan dari narasumber kedua sangat bagus

karena beliau menyatakan bahwa pentingnya dan perlunya publikasi semata-mata agar

adanya transparansi perusahaan kepada masyarakat kemudian sekaligus menaikan citra

dan reputasi Pertamina yang peduli dalam menangani permasalahan kesehatan gizi

buruk anak bayi balita. Dan mengenai masalah publikasi, Mas Wiwit menyarankan agar

CSR Pertamina membuat akun Twitter atau Facebook sehingga dapat meng-update

informasi mengenai kegiatan program CSR Pertamina.

Selanjutnya adalah narasumber ketiga bernama Mba Epi, masih menanyakan

seputar pertanyaan mendasar mengenai Pertamina. Mba Epi merupakan pengguna

produk Pertamina yaitu Pertamax sebagai bahan bakar mobilnya dan gas elpiji untuk

keperluan rumah tangga dirumah. Penulis menanyakan tentang “dari mana mba

mengetahui tentang adanya produk Pertamina?” kemudian beliau menjawab “saya tahu

karena melihat SPBU Pertamina yang banyak dan dimana-mana, lagipula sebelum ada

SPBU asing yang lain, Pertamina lebih dulu unggul dalam menguasai bahan bakar untuk

kendaraan. Trus palingan yaa dari iklan-iklan yang ada di media kaya televisi, majalah,

iklan website.” Kemudian penulis menanggapi jawaban dari Mba Epi dengan

memberikan pertanyaan “apakah anda sudah merasa puas dengan produk-produk yang

dikeluarkan oleh Pertamina?” kemudian beliau menjawab “puas dong, lagipula produk-

produknya juga ga kalah bagus dibanding dengan Shell, Petronas, Total kalau dari segi

bahan bakar yaa.” Setelah penulis menanyakan pertanyaan mengenai basic Pertamina,

kemudian penulis bertanya mengenai program CSR. “apakah Mba mengetahui kalau

Pertamina melakukan kegiatan CSR Kesehatan Sehati?” kemudian Mba Epi menjawab

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

83

“saya pernah denger sih kalau Pertamina melakukan kegiatan CSR, tapi saya lupa

kegiatannya berupa apa, mungkin karena iklannya ga banyak kali yaa makanya saya

rada samar-samar kalau ditanya tentang kegiatan CSR yang dijalankan sama Pertamina.”

Lalu penulis menanyakan lagi dengan lebih mendalam “emang biasanya anda melihat

kegiatan CSR di media-media itu perusahaan apa?” kemudian beliau menjawab “yang

saya lihat dari media-media sih kaya televisi itu program Pepsodent yang pemeriksaan

gigi gratis disekolah-sekolah SD gitu yaa, trus sama iklan Aqua tentang air bersih.

Mereka kan iklannya banyak ditayangin diseluruh stasiun TV dan ada di setiap program

acara kalau lagi iklan, jadi saya tahu. Trus kalau dari media cetak sih Djarum

Foundation di majalah Gogirl. Itu aja sih.” Kemudian penulis menanggapi jawabannya

dengan kembali menanyakan “jadi menurut mba, publikasi di media-media massa itu

perlu ya?” lalu beliau menjawab “iya perlu dong, biar masyarakat juga tahu kalau ada

kegiatan CSR Kesehatan Pertamina, paling ngga Pertamina bikin kerjasama dengan

event-event yang mengandung unsur kesehatan trus dipublikasikan deh, pasti

masyarakat akan mengetahui kalau Pertamina punya kegiatan CSR.” Menanggapi

jawaban tersebut, kemudian penulis menanyakan kembali “anda biasanya dalam sehari

menggunakan media massa apa saja?” kemudian beliau menjawab “saya sih biasanya

nonton televisi karena enak dilihat visualisasinya jadi jelas, paling kalau yang lainnya

kaya sosial media yang tersedia di konten-konten smartphone aja kaya twitter.”

Kemudian penulis mengarahkan kembali pertanyaan mengenai program CSR kesehatan

Pertamina Sehati “lalu apakah Mba Epi mau ikut berpartisipasi seperti Volunteer atau

menyisihkan uangnya agar bisa didonasikan untuk kegiatan CSR kesehatan Pertamina

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

84

Sehati dalam memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh si penerima manfaat?”

kemudian beliau menjawab “tentu mau dong, kan saya pasti juga ikut terlibat dalam

pengembangan program CSR Kesehatan Pertamina.”

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan narasumber ketiga, Mba Epi

merupakan pengguna aktif media massa yaitu social media. Namun beliau tidak

mengetahui tentang adanya program kegiatan CSR Pertamina Kesehatan Sehati. Beliau

sebenarnya pernah mendengar tentang kegiatan dari program CSR kesehatan Pertamina

Sehati, namun tidak begitu ingat dikarenakan kurangnya publikasi secara kontinyuitas.

Sehingga beliau juga menganggap bahwa kurangnya publikasi dari pihak perusahaan

dalam mengkomunikasikan program kegiatannya yang sebenarnya perlu untuk diketahui

oleh masyarakat, karena akan mempengaruhi presepsi masyarakat kalau Pertamina juga

ikut peduli dalam menangani permasalahan kesehatan. Beliau juga member saran kalau

kegiatan CSR Pertamina disandangkan dengan event-event kesehatan yang mempunyai

konsep sama, dengan adanya begitu, maka media massa akan meliput kegiatan tersebut

sehingga masyarakat umum atau khalayak dapat mengetahui program CSR kesehatan

Pertamina Sehati.

Narasumber keempat adalah Cahyo. Beliau mengetahui Pertamina karena

menggunakan produk Pertamina yaitu Pertamax untuk kendaraan sepeda motornya,

Pertamax plus untuk kendaraan mobilnya dan pelumas Fastron juga untuk kendaraan

bermotornya. Menurut beliau produk-produk yang dikeluarkan oleh Pertamina sudah

sama dengan produk Bahan Bakar atau pelumas lainnya seperti Shell dan Castrol, karena

selain mudah didapat, harganya pun sangat terjangkau dan kualitas akan produknya pun

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

85

sudah diatas standard kualitas baik. Oleh karena itu, penulis menanyakan pertanyaan

yang sama dengan narasumber-narasumber sebelumnya. “Anda mengetahui produk-

produk Pertamina tersebut dari mana?’ kemudian beliau menjawab “saya tahu karena

SPBU Pertamina sudah cukup banyak. Selain itu saya juga tahu dari bengkel-bengkel

yang merekomendasi saya untuk menggunakan pelumas Fastron. Paling kalau dari

media massa saya tahunya dari iklan televisi, papan billboard jalanan, sama iklan di

Koran. Lalu penulis menanyakan kembali mengenai Pertamina “apakah anda merasa

kalau produk-produk yang dikeluarkan Pertamina sudah cukup bagus?” kemudian beliau

menjawab “iya kok. Produk-produk Pertamina sekarang sudah banyak mengalami

peningkatan yang baik, bukan produknya saja tapi dari segi pelayanan dan tata letak

SPBU sudah semakin baik. Mungkin karena banyak competitor yang bersaing kali ya,

makanya Pertamina tidak mau kalah.” Kemudian penulis mengarahkan pertanyaan

mengenai program kegiatan CSR Kesehatan Pertamina Sehati “mas tahu kalau

Pertamina melakukan kegiatan CSR kesehatan Sehati?” beliau menjawab “waduh saya

ga tahu tuh, mba.” Kemudian penulis menanyakan lebih mendalam dengan mengajukan

pertanyaan “Anda memang tidak mengetahui tentang keberadaan Program CSR

kesehatan Pertamina Sehati tersebut, atau memang tidak melihat di media massa?” lalu

beliau menjawab kembali “saya memang tidak tahu tentang program Sehati, saya

malahan baru denger dari mba kalau Pertamina mempunyai program CSR kesehatan

Sehati. Yaa gimana bisa tahu, iklannya juga ga ada kan. Kemudian penulis kembali

menanggapi “memang biasa melihat program apa saja dari kegiatan CSR di media-

media?” lalu beliau menjawab “yaa saya sih biasa melihat iklan Lifebouy yang gerakan

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

86

mencuci tangan. Itu kan kegiatan CSR tapi karena iklannya banyak di televisi, jadi saya

mengetahuinya.” Setelah itu penulis memberikan pertanyaan kembali “memang

seberapa sering anda menggunakan media massa dalam kesehariannya?” lalu beliau

menjawab “saya hampir setiap hari menggunakan media massa seperti tv, majalah,

radio, bahkan internet. Yaa pokoknya yang dapat saya jangkau lah dalam

menggunakannya.” Kemudian penulis kembali menanyakan “jika Mas Cahyo terlibat

dalam kegiatan CSR kesehatan Pertamina Sehati, atau mendonasikan sebagian uangnya

untuk disumbangkan dalam mendukung kegiatan CSR Kesehatan Pertamina Sehati yang

akan diberikan kepada si penerima manfaat, mau atau tidak?” beliau menjawab “iyaa

saya mau, dengan saya terlibat dalam kegiatan CSR kesehatan Pertamina Sehati berarti

saya menjadi bagian tim dari CSR Pertamina, lagipula saya ingin tahu seberapa

pedulinya Pertamina terhadap permasalahan kesehatan. Saya juga ingin berkontribusi

terhadap masalah kesehatan yang ada disekitar saya juga.”

Dapat dikatakan bahwa narasumber keempat merupakan pengguna aktif media

massa. Beliau menggunakan media massa sesuai dengan kebutuhan dan keterjangkauan

dalam menggunakan media massa tersebut. Dalam hal ini, media massa yang beliau

gunakan adalah semua jenis media elektronik dan internet dalam social media.

Walaupun beliau aktif dalam menggunakan berbagai media massa, namun beliau tidak

mengetahui akan adanya program CSR yang dijalankan oleh Pertamina, bahkan

melihat akan adanya publikasi yang dijalankan Pertamina pada program kegiatan CSR-

nya saja beliau tidak pernah. Jadi menurut beliau, jika memang ingin adanya perhatian

dari masyarakat, Pertamina harus terus konsisten dalam melakukan publikasinya di

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

87

berbagai program. Beliau juga senang jika terlibat dalam kegiatan CSR yang dijalankan

oleh Pertamina.

Terakhir adalah narasumber kelima yaitu ibu Eka. Masih seputar pertanyaan

yang sama mengenai Pertamina. Beliau juga merupakan pengguna Pertamina untuk

bahan bakar kendaraan dan pelumasnya. Lalu penulis langsung menanyakan “Anda

mengetahui dari mana tentang produk-produk Pertamina?” kemudian beliau menjawab

“mungkin karena satu-satunya perusahaan minyak milik BUMN jadi saya mengetahui

tentang Pertamina beserta produk-produknya. Lalu seperti tentang isu-isu atau gejolak

harga kenaikan BBM, pasti media-media massa langsung menyebut Pertamina dan yaa

paling saya tahu juga dari banyaknya SPBU yang letaknya dimana-mana yaa.”

Kemudian penulis menanggapi jawaban Mba Eka dengan mengajukan pertanyaan

“apakah saat ini menurut anda, produk-produk yang dikeluarkan oleh Pertamina sudah

cukup bagus disbanding dengan Shell atau Petronas?” kemudian beliau menjawab

“produk-produk Pertamina, menurut saya sudah sangat bagus kualitasnya. Disamping

karena harganya terjangkau, produknya juga mudah didapatkan. Pokoknya ga kalah

bagus juga kok dengan Shell atau merk Pelumas lainnya.” Kemudian penulis

menanyakan mengenai keberadaan dari program CSR kesehatan Pertamina Sehati

“apakah mba Eka tahu kalau Pertamina melakukan kegiatan CSR kesehatan Sehati?”

lalu beliau menjawab “ngga tahu tuh, emang CSR kesehatan Sehati itu kegiatannya

seperti apa? Tapi bagus juga sih kalau Pertamina melakukan kegiatan CSR, berarti kan

Pertamina masih peduli terhadap permasalahan kesehatan.” Kemudian penulis

menanggapi dengan “CSR kesehatan Sehati itu menangani permasalahan kesehatan yang

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

88

terjadi pada anak bayi balita dan ibu hamil yang diakibatkan oleh gizi buruk.

Dikarenakan lingkungan sekitar yang tidak memungkinkan untuk menjalankan pola

kesehatan yang baik. Jadi meurut anda wajar kalau Pertamina menjalankan kegiatan

CSR ini?” lalu baliau menjawab “bukan wajar lagi yaa, tapi perlu. Pertamina kan

perusahaan besar. Asset dan uangnya juga banyak, menurut saya sih ga masalah yaa

kalau Pertamina mengeluarkan uangnya untuk melakukan kegiatan CSR ini. Lagipula

yang saya tahu bahwa Pertamina juga rentan dari isu-isu miring mengenai seputar BBM.

Jadi dengan adanya program CSR ini, Pertamina dapat meredam atau mengendalikan

situasi agar dampaknya tidak terlalu melekat dengan masyarakat.” Lalu penulis

menanyakan kembali “jadi anda memang benar-benar tidak mengetahui tentang adanya

program kegiatan dari CSR Pertamina atau memang tidak melihat iklannya di media

massa?” kemudian beliau menjawab “saya ngga tahu karena memang saya ngga melihat

iklannya di media massa. Mungkin kaya CSR Ades saya mengetahuinya karena memang

sering diiklankan di media-media massa jadi setidaknya saya mengetahui terlebih dahulu

kalau Ades mengadakan program CSR tersebut. pasti kan lama-lama orang akan

penasaran dan mencari tahu sendiri terhadap apa yang mereka lihat.” Kemudian penulis

menanggapi “memang seberapa sering anda menggunakan media massa dalam

kesehariannya?” lalu beliau menjawab “saya sih bisa loh dalam sehari menghabiskan

waktu menggunakan media massa. Seperti menonton televisi, membaca majalah,

dengerin radio trus paling kalau lagi diluar rumah, saya melihat twitter buat mengetahui

apa yang sedang jadi trending topic. Gitu-gitu sih, Mba.” Kemudian penulis kembali

menanyakan “lalu apakah mba Eka bersedia terlibat dalam kegiatan CSR kesehatan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

89

Pertamina Sehati atau mendonasikan sedikit uangnya untuk membantu dalam

menjalankan program CSR Pertamina Sehati?” kemudian beliau menjawab “saya mau

dong, jadi saya kan bisa tahu apa-apa saja yang dilakukan Pertamina dalam menjalankan

programnya. Saya juga pengen tahu seperti apa program tersebut setelah sampai kepada

masyarakat. Jadi, walaupun saya tidak terlibat dalam program itu setidaknya sudah

berkontribusi untuk program tersebut bersama Pertamina.”

Dari hasi wawancara dengan narasumber kelima dapat disimpulkan bahwa Mba

Eka merupakan pengguna media aktif dalam kesehariannya. Tetapi beliau tidak

mengetahui ketika ditanyakan tentang program CSR kesehatan Pertamina Sehati. Ketika

penulis menanyakan program CSR Sehati, beliau menanyakan kembali kepada penulis

tentang program tersebut dengan antusias. Bagi beliau, amat disayangkan jika Pertamina

kurang dalam mempublikasikan program-program CSR-nya, padahal menurut

narasumber sangat perlu mengingat bahwa Pertamina merupakan Perusahaan besar yang

sering terkena isu-isu negative mengenai kenaikan harga BBM atau permasalahan Elpiji.

Jadi menurut beliau, kegiatan CSR ini disatu sisi dapat meredam isu-isu yang sedang

berkembang serta disisi lain, Pertamina juga peduli mengenai permasalahan kesehatan

anak bayi balita dan gizi buruk akibat gizi buruk. Beliau juga mau terlibat dalam

kegiatan CSR kesehatan Pertamina Sehati atau memberikan donasi untuk membantu

dalam program tersebut.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

90

4.2. Pengolahan Data

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan CSR adalah komitmen

korporat atas tanggung jawab sosial dan lingkungan akan memberikan nilai tambah

kepada semua pemangku kepentingan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan. Dan

Pertamina pun terus menguatkan kegiatan CSR dengan memasukkan pengelolaan

kegiatan ini ke dalam fungsi tersendiri. Komitmen yang kuat dari management terhadap

pelaksanaan program-program terpadu CSR Pertamina diharaplan mampu mendorong

komunitas disekitar wilayah operasional perusahaan untuk terus Tumbuh maju bersama

Pertamina. Mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, sejahtera, mandiri dan

berwawasan lingkungan. Salah satunya adalah program CSR bidang kesehatan yang

Pertamina lakukan adalah Pertamina Sehati yang terdapat di wilayah Koja-Jakarta Utara

Dalam menjalankan programnya, Pertamina berharap program tersebut dapat

sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Memang kebetulan pada

saat melakukan Social Mapping di sekitar wilayah Koja, masyarakat membutuhkan

adanya bantuan atau program mengenai kesehatan. Sampai saat ini, program CSR

kesehatan Pertamina Sehati sudah banyak menjalankan program-program yang

dilaksanakan sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat setempat. Sehingga dilihat

dari indicator keberhasilannya dalam trimester pertahun memiliki perkembangan yang

sangat bagus mengenai adanya perubahan pola pikir tentang permasalahan gizi buruk

yang dialami oleh anak bayi balita dan ibu hamil. Walaupun Pertamina sudah berhasil

dalam melaksanakan kegiatan program CSR Pertamina Sehati, perlunya publikasi yang

efektif. Selain mendapatkan perhatian dari masyarakat luas, citra dan reputasi

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

91

perusahaan oil and gas Nasional berkelas Internasional ini akan mendapatkan presepsi

yang baik pula dari masyarakat luas mengenai keberadaan program CSR kesehatan

Pertamina Sehati. Selain itu juga, masyarakat luas akan berpendapat kalau Pertamina

juga peduli dalam menangani permasalahan kesehatan gizi buruk yang terjadi di

masyarakat.

Setelah penulis melakukan wawancara dengan masyarakat umum atau

narasumber yang tidak terkena dampak dari kegiatan CSR Pertamina Sehati ini, maka

pernyataan dari jawaban narasumber akan dikaitkan dengan teori khusus yang penulis

gunakan pada Bab II yaitu teori Uses and Gratifications. Dalam hal ini, penulis ingin

mengetahui sejauh mana masyarakat aktif dalam menggunakan dan memilih media

massa sebagai alat kebutuhan dalam mencari informasi yang ingin didapat, serta

kepuasan masyarakat setelah mendapatkan informasi tersebut apakah dapat berguna atau

bermanfaat bagi masyarakat. Dalam hal ini, penulis melihat bahwa kegiatan dari

Corporate Social Responsibility (CSR) banyak ditayangkan pada media-media massa.

Pada narasumber pertama yang penulis wawancarai, yaitu bapak Romadhona.

Beliau merupakan pengguna aktif media dalam mencari informasi atau hal-hal baru yang

ingin beliau ketahui. Koran dan televisi merupakan media massa yang beliau gunakan

dalam memenuhi kebutuhan dalam pencarian informasi yang ingin beliau dapatkan.

Sebenarnya jawaban narasumber pertama sudah membuktikan bahwa teori uses and

gratifications terkait dengan jawaban narasumber pertama yang diwawancarai. Bahwa

masyarakat pengguna aktif dalam media massa untuk mencari informasi yang mereka

butuhkan agar terciptanya kepuasan akan nilai guna dari media massa tersebut. Namun,

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

92

ketika penulis mengkaitkan pertanyaan mengenai keberadaan program CSR kesehatan

Pertamina Sehati, narasumber pertama tidak mengetahui akan adanya program yang

dijalankan oleh Pertamina itu. Beliau beranggapan bahwa kurangnya iklan yang

ditayangkan dalam setiap media massa sehingga dapat membuat masyarakat menjadi

tidak mengetahui tentang keberadaan program CSR Pertamina Sehati yang sebenarnya

perlu untuk dipublikasikan. Beliau juga senang dan mau jika terlibat dalam kegiatan

CSR Sehati yang dijalankan oleh perusahaan Pertamina

Pada narasumber kedua yaitu Mas Wiwit, beliau merupakan pengguna produk-

produk Pertamina seperti bahan bakar dan gas elpiji dalam kesehariannya. Mas Wiwit

merupakan pengguna aktif media massa dalam hal ini khususnya social media yakni

twitter, blackberry messenger dan facebook. Selebihnya seperti televisi dan radio. Beliau

juga mengatahui akan adanya produk-produk Pertamina dari media massa dan kemudian

mencari tahu tentang produk-produk Pertamina yang akan digunakan. Sama seperti

narasumber pertama, Mas Wiwit juga pengguna media massa yang aktif dalam

memenuhi kebutuhan dan keingintahuannya jika dikaitkan dengan teori Uses and

Gratifications. Tetapi ternyata penulis juga menemukan permasalahan yang sama

mengenai kurangnya publikasi ketika narasumber kedua ditanya mengenai program

kegiatan CSR kesehata Sehati yang dijalankan oleh Pertamina.

Narasumber ketiga yaitu Mba Epi. Beliau juga merupakan pengguna produk-

produk yang dikeluarkan oleh Pertamina untuk kendaraan bermotor dan keperluan

rumah tangga yaitu gas Elpiji. Beliau pengguna aktif media massa karena ketika penulis

menanyakan dari mana beliau bisa mengetahui akan adanya produk-produk Pertamina,

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

93

beliau menjawab dari iklan-iklan media massa baik cetak ataupun elektronik dalam

mencari tahu tentang produk-produk Pertamina yang ingin beliau gunakan. Namun

ketika ditanyakan mengenai kegiatan CSR Pertamina Sehati, beliau pernah mendengar

namun karena lagi-lagi kurangnya publikasi yang dilakukan perusahaan tidak berkala,

maka beliau lupa akan adanya program CSR tersebut dan melihat di media massa mana.

Secara teori Uses and Gratifications, narasumber ketiga aktif dalam menggunakan media

sebagai sarana kebutuhan akan keingintahuannya tentang suatu informasi, namun disisi

lain akibat kurangnya publikasi mengenai program CSR Pertamina Sehati, beliau kurang

menyadari akan adanya program tersebut.

Narasumber keempat yaitu bapak Cahyo, beliau juga pengguna produk-produk

Pertamina dalam kesehariannya. Beliau juga menganggap bahwa produk dari Pertamina

tidak kalah bagus kualitasnya dibanding produk bahan bakar Shell ataupun pelumas

Castrol. Beliau mengetahui akan adanya produk-produk yang dikeluarkan oleh

Pertamina dari iklan-iklan media massa seperti iklan televisi, Koran dan papan billboard

yang terpampang dijalan raya. Narasumber keempat juga merupakan pengguna aktif

media massa dalam mencapai kebutuhan akan informasi yang ingin didapatkan. Tetapi

ketika penulis kembali menanyakan tentang adanya kegiatan program CSR Pertamina

Sehati, beliau tidak mengetahui. Beliau jarang melihat iklannya di media massa bahkan

sama sekali tidak melihat, berbeda seperti Kukubima Sidomuncul yang terus

mengiklankan programnya agar mendapatkan atensi dari masyarakat umum. Oleh

karena itu beliau berpendapat kalau perlunya perluasan publikasi disetiap media massa

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

94

agar masyarakat mengetahui bahwa Pertamina menjalankan program kesehatan yaitu

CSR Pertamina Sehati.

Pada narasumber yang terakhir, yaitu Mba Eka yang juga merupakan pengguna

produk-produk Pertamina sama seperti narasumber-narasumber sebelumnya. Dalam hal

ini, beliau mengetahui akan adanya produk-produk Pertamina juga dari iklan-iklan

media massa selain itu juga dari pemberitaan di media massa mengenai isu-isu yang

beredar seputar Pertamina. Beliau juga mengatakan puas menggunakan produk

Pertamina yang tidak kalah hebat kualitasnya dengan competitor-kompetitor yang

bersaing dengan Pertamina. Dapat dikatakan bahwa narasumber kelima merupakan

masyarakat yang aktif dalam menggunaka media massa. Kebutuhan akan informasi yang

didapat menyebabkan beliau aktif dalam mencari dan menggunakan media massa mana

yang tepat untuk dirinya. Ketika kembali ditanyakan mengenai Program CSR Pertamina

Sehati, beliau juga tidak mengetahui akan adanya program tersebut. bahkan beliau

semakin antusias dan ingin mengetahui akan program tersebut. beliau menyayangkan

kalau Pertamina kurang melakukan publikasi mengenai program CSR Kesehatan Sehati

yang padahal masyarakat umum harus mengetahui. Baliau juga mengatakan kalau

reputasi dan citra perusahaan akan semakin baik kalau masyarakat memiliki atensi

terhadap program-program CSR yang dilakukan oleh Pertamina. Tidak hanya

mengetahui produk-produknya saja.

Melihat jawaban narasumber yang telah penulis wawancarai, kelima narasumber

tersebut menggunakan mayarakat yang aktif dalam menggunakan media massa dari

berbagai jenis. Mereka menggunakan aktif menggunakan media massa dikarenakan

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

95

banyaknya jenis media massa yang disediakan sehingga munculah nilai kegunaan dalam

menggunakan media-media massa tersebut. selain itu mereka juga merasa puas ketika

sudah mendapatkan informasi yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Oleh

karena itu, mereka semua termasuk dalam teori yang penulis gunakan yaitu teori Uses

and Gratifications.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah penulis melakukan wawancara dengan kelima narasumber, dan

berdasarkan data yang penulis peroleh, dapat dikatakan bahwa kegiatan Corporate

Social Responsibility (CSR) bidang kesehatan yaitu Pertamina Sehati (Sehat Tercinta

Anak dan Ibu) di Pertamina adalah kurangnya publikasi yang maksimal melihat

narasumber yang penulis wawancarai dan masyarakat umum juga belum mengetahui

tentang adanya program CSR kesehatan Pertamina Sehati, mengingat bahwa narasumber

yang penulis wawancarai merupakan masyarakat yang aktif dalam menggunakan media

massa dalam memebuhi kebutuhannya untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi

dirinya. Penulis mengharapkan agar adanya publikasi yang baik sehingga masyarakat

umum yang tidak terkena dampak dari program CSR Pertamina Sehati setidaknya dapat

mengetahui kalau Pertamina melakukan kegiatan CSR yang menangani permasalahan

gizi buruk anak bayi balita dan ibu hamil. Mengingat bahwa PT Pertamina merupakan

perusahaan minyak dan gas nasional yang berkelas internasional dan merupakan satu-

satunya perusahaan BUMN di Indonesia yang mengembangkan bisnis tersebut, maka

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

96

wajar saja kalau Pertamina melakukan kegiatan CSR yang sesuai dengan MDG’s serta

ISO 26000. Lagipula anggaran dana yang dikeluarkan untuk kegiatan CSR sudah

dipersiapkan dalam anggaran tahunan sepersekian persen dari keuntungan perusahaan

Pertamina. Disatus sisi pula, Pertamina merupakan Perusahaan BUMN yang banyak

mendapatkan isu-isu kurang baik dalam pemberitaan di media massa mengenai

permasalahan kenaikan BBM, permasalahan LPG sampai mengacu kepada pemberitaan

minyak dunia, Pertamina ikut terseret dalam pemberitaan tersebut. oleh karena itu,

penulis berpendapat kalau Pertamina perlu melakukan kegiatan atau program-program

salah satunya yaitu Corporate Social responsibility (CSR) yang menjadi tools Public

Relatons dalam mempertahankan reputasi dan citra apalagi kegiatan CSR Pertamina

sudah mendapatkan banyak penghargaan dari CSR Awards dan Muri karena Pertamina

melakukan kegiatan CSR sudah berdasarkan pada MDG’s dan Need Assesment

masyarakat. Disamping itu, dikarenakan Pertamina selalu menjadi headline media massa

mengenai isu-isu negatif, maka dengan adanya kegiatan CSR ini setidaknya dapat

meredam dan sedikit menetralisir keadaan mengingat bahwa masyarakat kita yang

gampang terprovokasi. Jadi amat disayangkan kalau Pertamina kurang dalam

mempublikasikan program kegiatan CSR-nya khususnya CSR kesehatan Pertamina

Sehati.

Dalam menjalankan dan melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility

(CSR), Pertamina menjalankan bukan berdasarkan Charity lagi, melainkan mengacu

kepada Need Assesment atau apa yang dibutuhkan oleh masyarakat agar kegiatan CSR

yang dijalankan dapat berguna tidak hanya sesaat, melainkan dapat dirasakan hingga

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

97

ketahun-tahun berikutnya. Sehingga perusahaan juga dapat melihat indikator

keberhasilan atas program-program yang mereka kerjakan. Setelah mengetahui apa yang

masyarakat butuhkan, kemudian pihak Eksternal Relations melakukan Social Mapping

ke daerah tersebut agar mengetahui kondisi fisik dan lingkungan yang akan Pertamina

jadikan sebagai salah satu kegiatan CSR. Sebenarnya dilihat dari konsep yang dilakukan

pihak CSR Pertamina dalam membuat programnya hingga mensosialisasikan sudah

sangat bagus dan terkonsep. Hal ini mengingat bahwa CSR Pertamina merupakan divisi

khusus yang dibentuk agar dapat menjalankan kegiatan programnya yang lebih terfokus.

Sehingga mengenai permasalahan publikasi akan dikembangkan oleh pihak perusahaan

khususnya bagian Media Relations yang juga merupakan salah satu aktivitas dan

kegiatan Public Relations (PR). Media merupakan fungsi Corporate Communication

yang memang dibutuhkan oleh Perusahaan dalam hal peliputan dan pemberitaan. Dalam

hal ini, bukan hanya kegiatan CSR saja yang perlu diliput atau dipublikasikan namun

berbagai kegiatan, program, sampai acara-acara media Pertamina akan meliput.

Mengenai peliputan, media internallah yang mengatur masalah publikasi tetapi lebih

kepada publikasi internal perusahaan seperti Warta Pertamina untuk koran, Media

Pertamina untuk bulletin, Media TV Pertamina yang disiarkan diseluruh kantor wilayah

operasi Pertamina yang ada diseluruh Indonesia. Lalu mengenai peliputan keluar

(eksternal) maka tugas Media Relation yang menangani pemberitaan yang ingin diliput

oleh pihak media eksternal.

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan narasumber, mereka semua

merupakan pengguna produk-produk dari Pertamina. Dalam hal ini mereka juga

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

98

merupakan pengguna media massa yang aktif karena mengingat jawaba dari semua

narasumber yang mengatakan bahwa mengetahui adanya produk Pertamina, mereka

temukan dalam iklan-iklan yang ditayangkan oleh media massa. Namun demikian,

mereka semua tidak mengetahui tentang adanya kegiatan program Corporate Social

Responsibility (CSR) kesehatan yaitu Pertamina Sehati yang dilaksanakan di wilayah

Koja-Jakarta Utara. Karena kurangnya penyebaran publikasi yang dilakukan perusahaan

kepada para masyarakat umum atau khalayak yang tidak terkena dampak dari Pertamina

Sehati. Ini tidak bisa menjelaskan indikator keberhasilan atas program CSR Pertamina

Sehati kepada masyarakat umum, walaupun CSR Pertamina Sehati sudah berhasil dalam

memenuhi tingkat kebutuhan dan kepuasaan masyarakat yang terlibat dalam program

tersebut atau bisa dikatan si penerima manfaat. Hal tersebut juga belum menggambarkan

bahwa reputasi dan citra Pertamina akan bagus mengingat program CSR Pertamina

Sehati kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat umum karena mereka semua

tidak pernah melihat publikasinya di media-media massa yang mereka gunakan.

Narasumber yang penulis wawancarai sangat menyayangkat bahwa Pertamina kurang

melakukan publikasi padahal menurut mereka publikasi penting agar adanya

transparansi mengingat bahwa Pertamina merupakan perusahaan yang terus

mendapatkan isu-isu negative. Karena publikasi dan kegiatan CSR merupakan salah satu

bagian dari aktivitas Public Relations yang dijalankan untuk mempertahankan reputasi

dan citra serta menetralisir kejadian-kejadian yang terjadi oleh perusahaan agar tetap

bertahan.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01624-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... Hasil Wawancara Narasumber Setelah

99

Program Corporate Social Responsibility (CSR) bidang kesehatan yaitu

Pertamina Sehati merupakan salah satu program unggulan CSR Pertamina diantaranya

Penanaman 100juta Pohon, Green Act, Pertamina Sehati, OSN Pertamina, Desa Binaan

serta Bright with Pertamina. Itu semua merupakan 6 program unggulan yang sudah

berdasarkan dengan konsep MDG’s dan telah mendapatkan Awards. Namun amat

disayangkan jika publikasi yang digunakan hanya sebatas publikasi internal perusahaan,

karena tetap saja masyarakat umum tidak mengetahui tentang keberadaan program-

program unggulan CSR Pertamina yang banyak mendapatka berbagai tema Awards.

Penulis mengharapkan bahwa perlunya kerjasama dengan media eksternal yang

masyarakat umum dapat penuhi sebagai kebutuhan akan informasi yang ingin mereka

dapatkan. Atau juga pemasangan iklan-iklan diberbagai media massa lebih

memungkinkan masyarakat umum akan mempunyai perhatian yang baik jika Pertamina

melakukan kegiatan CSR yang sangat baik. Karena pada akhirnya adalah Public

Relations mempunyai tugas, fungsi dan peran sebagai mempertahankan citra dengan

melakukan komunikasi agar timbulnya transparansi yang baik untuk memperkuat

hubungannya dengan para stakeholder perusahaan yang kemudian akan kembali lagi

kepada identitas Pertamina yang semakin positif dimata para Stakeholder dan

masyarakat luas.