Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Objek Penelitian
a. Profil Perusahaan
Gambar 4.1
Logo Perusahaan
Nama Perusahaan : Pondok Makan 69
Bidang Usaha : Kuliner (Makanan)
Pendiri : Andriyansyah (Ang Bayi)
75
Alamat Perusahaan
: Kp. Tersaba Ds. Tanara Rt/Rw
001/003 Kec. Tanara Kab. Serang-
Banten.
Tahun Berdiri : 2017
Nomor telepon : (+62) 85694109096
Facebook : Andri Tank’Kill
b. Sejarah Umum Perusahaan
Pondok makan 69 atau sering disebut PM 69 adalah suatu
bentuk usaha kuliner yang menyediakan berbagai menu
makanan seperti berbagai olahan ayam, seafood, lele, dan
sebagainya. Pondok makan 69 berlokasi di Kp. Tersaba Ds.
Tanara Rt/Rw 001/003 Kec. Tanara Kab. Serang-Banten.
Pondok makan 69 buka dari pukul 16:00 sampai 22:00 WIB
(tergantung).
Nama pondok makan 69 memiliki arti perjuangan jatuh
bangun pemilik pondok makan sebelum membangun usaha
pondok makan. Pondok makan 69 didirikan oleh Andriyansyah
dan dua orang temannya yang bernama Yahya dan Roup
76
(sebagai karyawan) pada 20 Agustus 2017 dengan modal awal
Rp. 5.000.000;
Pada awal buka, pondok makan 69 hanya menyediakan
beberapa menu diantaranya pecel ayam, pecel lele ceker ayam,
kepala ayam, tahu dan tempe. Seiring berjalannya waktu
pemilik pondok makan 69 terus melakukan inovasi produk.
Tahun 2019, pondok makan 69 memiliki banyak menu yang
disediakan. Pada tahun ini juga pondok makan 69 dikelola oleh
Andriyansyah beserta ibu dan istrinya dan 1 orang karyawan.
Tabel 4.1
Daftar Menu dan Harga Pondok Makan 69
Daftar Menu Daftar Harga
Nasi Rp. 3000
Nasi Goreng Rp. 10.000
Pecel Lele Rp. 10.000
Pecel Ayam Rp. 13.000
Ayam Penyet Rp. 13.000
77
Daftar Menu Daftar Harga
Ayam Geprek Rp. 13.000
Ayam Saus Tiram Rp. 15.000
Ayam Saus Padang Rp. 15.000
Ceker Nuklir Rp. 10.000
Kepiting Saus Tiram Rp. 15.000
Cumi Saus Padang Rp. 15.000
Udang Asam Manis Rp. 15.000
Paket Pecak Bandeng Rp. 15.000
Paket Ayam Geprek I Rp. 10.000
Paket Ayam Geprek II Rp. 15.000
78
2. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
Laki-Laki 38 39,2%
Perempuan 59 60,8%
Jumlah 97 100%
Sumber: data diolah menggunakan SPSS 22
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 97
responden, jumlah responden didominasi oleh perempuan
dengan frekuensi sebanyak 59 orang dengan persentase sebesar
60,8%. Responden laki-laki sebanyak 38 orang dengan
persentase sebesar 39,2%.
79
b. Usia
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Presentase
< 18 Tahun 35 36,1%
18 – 24 Tahun 57 58,8%
25 – 45 Tahun 4 4,1%
46 – 55 Tahun 1 1,0%
>55 Tahun 0 0
Jumlah 97 100%
Sumber: data diolah menggunakan SPSS 22
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui dari 97
responden, jumlah frekuensi responden berdasarkan usia
kurang dari 18 tahun sebanyak 35 orang dengan persentasi
sebesar 36,1%, jumlah frekuensi responden berdasarkan usia
18-24 tahun sebanyak 57 orang dengan persentase sebesar
58,8%, jumlah frekuensi responden berdasarkan usia 25-45
tahun sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 4,1%,
80
jumlah frekuensi responden berdasarkan usia 46-55 tahun
sebanyak 1 orang dengan persentase sebesar 1% dan frekuensi
responden berdasarkan usia lebih dari 55 tahun berjumlah 0,
sehingga dapat disimpulkan responden berdasarkan usia
didominasi oleh pelanggan berusia 18-24 tahun.
c. Jenis Pekerjaan
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Frekuensi Presentase
Pelajar/Mahasiswa 59 60,8%
Pegawai Negeri 4 4,1%
Pegawai Swasta 13 13,4%
Ibu Rumah Tangga 2 2,1%
Wiraswasta 7 7,2%
Lain-Lain 12 12,4%
Jumlah 97 100%
Sumber: data diolah menggunakan SPSS 22
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 97
responden, jumlah responden berdasarkan pekerjaan
81
pelajar/mahasiswa sebesar 59 orang dengan persentase sebesar
60,8%, jumlah responden berdasarkan pekerjaan pegawai
negeri sebanyak 4 orang dengan persentase 4,1%, jumlah
responden berdasarkan pekerjaan pegawai swasta sebanyak 13
orang dengan persentase 13,4%, jumlah responden berdasarkan
pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 2 orang dengan
persentase sebesar 2,1%, jumlah responden berdasarkan
pekerjaan wiraswasta sebanyak 7 orang dengan persentase
sebesar 7,2% dan jumlah responden berdasarkan pekerjaan lain
diantara yang tertera diatas sebanyak 12 orang dengan
persentase 12,4%. Dari data diatas dapat disimpulkan
responden atau pelanggan pondok makan 69 berdasarkan
pekerjaan didominasi oleh pelajar/mahasiswa.
d. Frekuensi Pembelian
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi
Pembelian
Frekuensi Pembelian Frekuensi Presentase
1-2 Kali 37 38,1%
3-4 Kali 19 19,6%
82
Frekuensi Pembelian Frekuensi Presentase
5-6 Kali 9 9,3%
>6 Kali 32 33%
Jumlah 97 100%
Sumber: data diolah menggunakan SPSS 22
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 97 responden,
frekuensi pembelian 1-2 kali sebanyak 37 orang dengan
persentase sebesar 38,1%, frekuensi pembelian 3-4 kali
sebanyak 19 orang dengan persentase sebesar 19,6%, frekuensi
pembelian 5-6 kali sebanyak 9 orang dengan persentase 9,3%,
dan frekuensi pembelian lebih dari 6 kali sebanyak 32 orang
dengan persentase 33%.
3. Deskriptif Data Penelitian
Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data
primer yang berbentuk kuesioner, penelitian mengenai keputusan
pembelian konsumen sebagai variabel dependen (variabel terikat)
dan citra perusahaan sebagai variabel independen (variabel bebas).
83
Tabel 4.6
Rekapitulasi Hasil Akhir Kuesioner
No
Responden
Citra Perusahaan
(X)
Keputusan Pembelian
Konsumen (Y)
1 77 45
2 74 46
3 82 45
4 63 40
5 68 40
6 72 42
7 70 38
8 68 40
9 68 40
10 70 40
11 68 40
12 70 40
13 68 37
14 85 37
15 68 38
16 85 50
17 65 37
18 63 37
19 85 47
20 85 49
84
No
Responden
Citra Perusahaan
(X)
Keputusan Pembelian
Konsumen (Y)
21 65 39
22 85 40
23 58 37
24 62 37
25 78 49
26 78 44
27 79 46
28 76 45
29 72 46
30 65 39
31 67 40
32 67 38
33 67 37
34 76 42
35 70 40
36 66 40
37 77 41
38 85 48
39 76 42
40 81 49
41 81 45
42 77 46
43 85 37
85
No
Responden
Citra Perusahaan
(X)
Keputusan Pembelian
Konsumen (Y)
44 84 46
45 79 41
46 84 48
47 85 50
48 84 47
49 85 50
50 77 45
51 67 42
52 85 39
53 84 39
54 78 46
55 68 47
56 83 46
57 79 44
58 85 43
59 85 45
60 85 47
61 82 43
62 85 50
63 54 38
64 81 50
65 81 50
66 82 48
86
No
Responden
Citra Perusahaan
(X)
Keputusan Pembelian
Konsumen (Y)
67 83 44
68 83 47
69 83 46
70 65 36
71 65 37
72 72 38
73 75 42
74 81 43
75 74 46
76 59 39
77 85 48
78 73 38
79 76 41
80 66 39
81 73 45
82 85 50
83 71 41
84 70 41
85 85 50
86 70 40
87 72 42
88 70 39
89 66 42
87
No
Responden
Citra Perusahaan
(X)
Keputusan Pembelian
Konsumen (Y)
90 83 41
91 73 38
92 70 38
93 42 39
94 73 40
95 70 41
96 82 43
97 64 38
Sumber: data primer yang diolah
88
B. Analisis Inferensial Uji Hipotesis
1. Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskripsi Variabel
Statistics
Citra
Perusahaan
Keputusan
Pembelian
Konsumen
N Valid 97 97
Missing 0 0
Mean 74.72 42.59
Std. Error of Mean .873 .421
Mode 85 40
Std. Deviation 8.598 4.150
Range 43 14
Minimum 42 36
Maximum 85 50
Sumber: data diolah menggunakan SPSS 22
Dari tabel diatas dapat diketahui pada variabel citra perusahaan
(X) menghasilkan nilai rata-rata 74,72 dengan standar deviasi 8,598,
nilai minimum sebesar 42 dan nilai maksimum 85. Pada variabel
keputusan pembelian konsumen menghasilkan nilai rata-rata
sebesar 42,59, standar deviasi 4,150, nilai minimum sebesar 36 dan
nilai maksimum sebesar 50.
89
2. Evaluasi Kelayakan
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner yang digunakan dalam penelitian.
Untuk mengetahui valid tidaknya sebuah kuesioner apabila nilai
rhitung lebih besar dari rtabel. Kriteria validitas yang digunakan
dengan n = 97 pada taraf signifikan 0.05 atau 5%, df = n-2 = 97-
2 = 95 maka diperoleh r tabel sebesar 0.2. Adapun hasil
pengujian validitas dengan menggunakan SPSS 22 sebagai
berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Citra Perusahaan (X)
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
1 0.692 0.2 Valid
2 0.590 0.2 Valid
3 0.564 0.2 Valid
4 0.554 0.2 Valid
5 0.823 0.2 Valid
6 0.711 0.2 Valid
7 0.535 0.2 Valid
8 0.549 0.2 Valid
90
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
9 0.725 0.2 Valid
10 0.742 0.2 Valid
11 0.679 0.2 Valid
12 0.718 0.2 Valid
13 0.788 0.2 Valid
14 0.729 0.2 Valid
15 0.770 0.2 Valid
16 0.790 0.2 Valid
17 0.795 0.2 Valid
Sumber: data diolah menggunakan SPSS 22
Berdasarkan tabel diatas bahwa seluruh pernyataan citra
perusahaan (X) menunjukkan hasil yang signifikan rhitung lebih
besar dari rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh
pernyataan dinyatakan valid untuk digunakan dalam instrumen
penelitian.
91
Tabel 4.9
Hasil Pengujian Validitas Keputusan Pembelian Konsumen
(Y)
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
1 0.622 0.2 Valid
2 0.354 0.2 Valid
3 0.542 0.2 Valid
4 0.576 0.2 Valid
5 0.649 0.2 Valid
6 0.735 0.2 Valid
7 0.539 0.2 Valid
8 0.760 0.2 Valid
9 0.703 0.2 Valid
10 0.615 0.2 Valid
Sumber: data diolah menggunakan SPSS 22
Berdasarkan tabel diatas bahwa seluruh pernyataan
keputusan pembelian konsumen (Y) menunjukkan hasil yang
signifikan rhitung lebih besar dari rtabel, maka dapat disimpulkan
bahwa seluruh pernyataan dinyatakan valid untuk digunakan
dalam instrumen penelitian.
92
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat
konsistensi suatu angket yang digunakan untuk penelitian.
Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara bersamaan
terhadap seluruh butir atau item pernyataan dalam suatu angket
(kuesioner) penelitian. Adapun dasar pengambilan keputusan
uji reliabilitas adalah jika nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 maka
kuesioner atau angket dapat dinyatakan reliabel (konsisten) atau
dengan cara membandingkan antara nilai alpha dengan rtabel, jika
nilai alpha > rtabel maka angket atau koesioner dinyatakan
reliabel (konsisten). Diketahui n = 97 pada taraf signifikan 0.05
atau 5%, df = n-2 = 97-2 = 95 maka diperoleh r tabel sebesar
0.2. Adapun hasil pengujian reliabilitas dengan menggunakan
SPSS 22 sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas variabel citra perusahaan (X)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.931 17
Sumber: data diolah menggunakan SPSS 22
93
Dari tabel output diatas diketahui ada N of items (jumlah
butir pernyataan kuesioner) sebanyak 17 buah item dengan nilai
Cronbach’s Alpha sebesar 0.931 atau 93.1%. Artinya 93.1% >
0.60% dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan
tersebut dinyatakan reliabel atau konsisten. cara kedua yaitu
membandingkan nilai Cronbach’s Alpha dengan rtabel, dapat
disimpulkan 0.931 > 0.2 artinya angket atau kuesioner
dinyatakan reliabel atau konsisten.
Tabel 4.11
Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian Konsumen (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.797 10
Sumber: data diolah menggunakan SPSS 22
Dari tabel output diatas diketahui ada N of items (jumlah
butir pernyataan kuesioner) sebanyak 10 buah item dengan nilai
Cronbach’s Alpha sebesar 0.797 atau 79.7%. Artinya 79.7% >
0.60% dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan
tersebut dinyatakan reliabel atau konsisten. Cara kedua yaitu
membandingkan nilai Cronbach’s Alpha dengan rtabel, dapat
94
disimpulkan 0.797 > 0.2 artinya angket atau kuesioner
dinyatakan reliabel atau konsisten.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah analisis yang dilakukan untuk menilai
apakah di dalam sebuah model regresi linear berganda atau Ordinary
Least Square (OLS) terdapat masalah-masalah asumsi klasik (Uji
Normalitas, Heteroskedastisitas, Autokorelasi dan
Multikolinearitas). Dalam penelitian ini hanya menggunakan dua uji
asumsi klasik diantaranya yaitu uji normalitas dan uji
heteroskedastisitas, penelitian ini mengalami masalah
heteroskedastisitas yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.12
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.477 1.705 -.867 .388
Citra
Perusahaan .052 .023 .229 2.289 .024
a. Dependent Variable: ABS_RES_1
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS Versi 22
95
Karena tingkat signifikansi 0.024 < 0.05, maka artinya
terjadi heteroskedastisitas. Oleh karena itu, untuk
menghilangkan gejala heteroskedastisitas dilakukan
transformasi data dengan logaritma. Hasil pengujian setelah
ditransform ke logaritma menggunakan SPSS 22 sebagai
berikut:
Tabel 4.13
Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Transformasi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.044 .070 -.629 .531
Log_Citra_Perusahaan .037 .038 .101 .990 .325
a. Dependent Variable: ABS_RES_2
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS Versi 22
Dari output pengujian heteroskedastisitas diatas, setelah
dilakukan transformasi ke logaritma untuk menghilangkan
gejala heteroskedastisitas diperoleh nilai sig. 0.325 > 0.05
artinya tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.
96
a. Uji Normalitas
Uji normalitas berfungsi apakah dalam model regresi atau
residual berdistribusi normal atau tidak, pada prinsipnya uji
normalitas dapat diketahui dengan uji non-parametrik
kolmogrov-smirnov dengan tingkat signifikansi 5%. Apabila
hasil output Asymp. Sig. (2-tailed) menunjukkan signifikansi
diatas 5% berarti data berdistribusi normal. Adapun hasil
pengujian menggunakan SPSS versi 22 sebagai berikut:
Tabel 4.14
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 97
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .03210641
Most Extreme Differences Absolute .047
Positive .047
Negative -.044
Test Statistic .047
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Sumber: data diolah menggunaan SPSS versi 22
97
Hasil dari uji normalitas dengan kolmogrov smirnov
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2_tailed) sebesar 0.200
atau 20% > 5% artinya semua data terdistribusi secara normal,
sehingga model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam
penelitian ini, uji heteroskedastisitas menggunakan uji gletser.
Tabel 4.15
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.044 .070 -.629 .531
Log_Citra_Perusahaan .037 .038 .101 .990 .325
a. Dependent Variable: ABS_RES_2
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 22
98
Dari output pengujian heteroskedastisitas diatas, diperoleh
nilai sig. 0.325 > 0.05 artinya tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas.
4. Regresi Linear Sederhana
Untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh antara independen
(citra perusahaan) dan variabel dependen (keputusan pembelian
konsumen) dengan bantuan SPSS 22 berikut:
Tabel 4.16
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .683 .115 5.912 .000
Log_Citra_Perusahaan .505 .062 .643 8.186 .000
a. Dependent Variable: Log_Keputusan_Pembelian_Konsumen
Sumber: data diolah menggunakan SPSS 22
Tabel diatas memperoleh hasil persamaan regresi yaitu: Y =
0.683 + 0.505 X. Sesuai dengan persamaan garis regresi yang
dihasilkan diatas, maka model regresi tersebut dapat disimpulkan
sebagai berikut:
99
a. Nilai konstanta (nilai mutlak Y) apabila citra perusahaan (X) =
0, maka keputusan pembelian konsumen (Y) sebesar 0.683
b. Nilai koefisien regresi X (citra perusahaan) sebesar 0.505.
artinya setiap penambahan 1% tingkat citra perusahaan (X),
maka keputusan pembelian konsumen (Y) akan meningkat
sebesar 0.505.
Karena nilai koefisien regresi bersifat positif (+) maka dengan
demikian dapat dikatakan bahwa citra perusahaan (X) berpengaruh
positif terhadap keputusan pembelian konsumen (Y).
Sementara itu, untuk mengetahui apakah koefisien tersebut
berpengaruh signifikan atau tidak (dalam arti variabel citra
perusahaan (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan
pembelian konsumen) dengan cara membandingkan nilai
signifikansi (sig.) dengan probabilitas 0.05. jika nilai sig. < 0.05
artinya ada pengaruh signifikan antara citra perusahaan terhadap
keputusan pembelian konsumen, jika nilai sig. > 0.05 artinya tidak
ada pengaruh signifikan antara citra perusahaan terhadap keputusan
pembelian konsumen. Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai sig.
0.00 sehingga dapat disimpulkan bahwa sig. 0.00 < 0.05 artinya
100
terdapat pengaruh secara signifikan antara citra perusahaan terhadap
keputusan pembelian konsumen.
5. Uji Hipotesis
a. Uji t (Parsial)
Untuk memastikan apakah hasil yang diperoleh melalui
perhitungan koefisien korelasi sederhana signifikan atau tidak,
maka harus dilakukan pengujian hipotesis dengan
membandingkan nilai thitung dengan ttabel sebagai berikut:
Tabel 4.17
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .683 .115 5.912 .000
Log_Citra_Perusahaan .505 .062 .643 8.186 .000
a. Dependent Variable: Log_Keputusan_Pembelian_Konsumen
Sumber: data diolah menggunakan SPSS 22
101
Gambar 4.2
Kurva uji t
Dari hasil output diatas diperoleh nilai thitung sebesar 8.186.
Pengujian ini menggunakan uji dua pihak dan tingkat signifikansi
∝ = 5%. Adapun untuk memperoleh ttabel menggunakan rumus: ∝
/2; df = 0.05/2; n-k = 0.025; 97-1 = 0.025; 96 (lihat nilai ttabel) =
1.988.
Jadi, nilai thitung 8.186 > ttabel 1.988 dapat disimpulkan bahwa
H0 ditolak dan H1 diterima, artinya citra perusahaan berpengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen.
102
b. Uji Koefisien Korelasi
Uji koefisien korelasi bertujuan untuk mengukur kuatnya
hubungan antara variabel X (citra perusahaan) dengan variabel Y
(keputusan pembelian konsumen). Berdasarkan analisa dengan
menggunakan program SPSS 22 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.18
Hasil Uji Korelasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .643a .414 .407 .03227
a. Predictors: (Constant), Log_Citra_Perusahaan
Sumber: data diolah menggunakan SPSS 22
Berdasarkan pengujian diatas menunjukkan hasil korelasi
(R) sebesar 0.643 atau 64,3% artinya terdapat hubungan antara
citra perusahan terhadap keputusan pembelian konsumen sebesar
64,3%, hubungan ini dapat dinyatakan kuat.
c. Uji Determinasi
Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk
mengetahui seberapa besar kontribusi pengaruh variabel citra
perusahaan (X) terhadap variabel keputusan pembelian
103
konsumen (Y). Berdasarkan pengujian menggunakan program
SPSS 22, diperoleh nilai koefisien determinasi sebagai berikut:
Tabel 4.19
Hasil Uji Determinasi (R square)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .643a .414 .407 .03227
a. Predictors: (Constant), Log_Citra_Perusahaan
Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS 22
Pada analisa ini diperoleh nilai R square atau koefisien
determinasi (R2) sebesar 0.414 atau 41.4%. Maka dapat diperoleh
keterangan bahwa besarnya pengaruh citra perusahaan terhadap
keputusan pembelian konsumen sebesar 0.414 atau 41.4%,
sedangkan sisanya (1 - 0.414 = 0.586 atau 58.6%) dipengaruhi
oleh faktor lain diluar variabel yang tidak diteliti dalam penelitian
ini seperti kinerja perusahaan, kegiatan promosi, dan lain
sebagainya.
104
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan SPSS 22 dapat diketahui
bahwa citra perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen dan memiliki pengaruh serta hubungan
yang kuat. Penjelasannya sebagai berikut:
1. Pengaruh citra perusahaan terhadap keputusan pembelian
konsumen
Berdasarkan pada uji regresi linear sederhana, variabel citra
perusahaan mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,00 < 0,05. Hal
ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa citra perusahaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen.
Pada hasil pengujian statistik tersebut memperlihatkan bahwa
variabel citra perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel keputusan pembelian konsumen dan
menghasilkan nilai koefisien regresi variabel keputusan pembelian
konsumen (Y) sebesar 0.683. Nilai koefisien regresi X (citra
perusahaan) sebesar 0.505. Artinya setiap penambahan 1% tingkat
105
citra perusahaan (X), maka keputusan pembelian konsumen (Y)
akan meningkat sebesar 0.505.
Pada pengujian hipotesis diperoleh nilai t hitung sebesar 8.186
dengan menggunakan uji dua pihak dan tingkat signifikansi ∝ = 5%.
Diperoleh ttabel dengan rumus: ∝/2; df = 0.05/2; n-k = 0.025; 97-1 =
0.025; 96 (lihat nilai ttabel) = 1.988. Jadi, nilai thitung 8.186 > ttabel 1.988
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya citra
perusahaan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel citra
perusahaan terhadap variabel keputusan pembelian konsumen,
peneliti menggunakan uji koefisien determinasi. Uji koefisien
determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar
kontribusi pengaruh variabel citra perusahaan (X) terhadap variabel
keputusan pembelian konsumen (Y). Berdasarkan hasil pengujian
determinasi (Rsquare) menggunakan SPSS 22 diperoleh hasil
sebesar 0.414 atau 41.4%. Maka diperoleh keterangan bahwa
besarnya pengaruh citra perusahaan terhadap keputusan pembelian
konsumen sebesar 0.414 atau 41.4%, sedangkan sisanya (1 - 0.414
= 0.586 atau 58.6%) dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel
106
yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti kinerja perusahaan,
kegiatan promosi, dan lain sebagainya.
Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel citra
perusahaan terhadap keputusan pembelian konsumen, peneliti
menggunakan uji koefisien korelasi. Uji koefisien korelasi bertujuan
untuk mengukur kuatnya hubungan antara variabel X (citra
perusahaan) dengan variabel Y (keputusan pembelian konsumen).
Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS 22, menunjukkan hasil
korelasi (R) sebesar 0.643 atau 64.3% artinya terdapat hubungan
antara citra perusahaan terhadap keputusan pembelian konsumen
sebesar 64.3%, hubungan ini dapat dinyatakan kuat.
Berdasarkan hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa citra
perusahaan berpengaruh positif dan signifikan serta memiliki
hubungan yang kuat terhadap keputusan pembelian konsumen.
Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosa
Lesmana dan Yustriani dengan judul Pengaruh Citra Perusahaan
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen PT. Garuda Indonesia
Tbk. (PERSERO) menyatakan adanya pengaruh positif dan
107
signifikan antara variabel citra perusahaan terhadap keputusan
pembelian konsumen.
Artinya semakin citra perusahaan meningkat dimata masyrakat
dan konsumen maka semakin banyak pula konsumen yang akan
datang dan merasa puas. Oleh karena itu, pondok makan 69 harus
mempertahankan dan meningkatkan lagi citra perusahaan yang
sudah tercetak, diantaranya dengan meningkatkan pelayanan,
mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk, sehingga akan
mencetak kepuasan bagi konsumen. Jika pelanggan merasa puas,
mereka bisa saja menyebarkan tentang kualitas rumah makan 69
kepada yang lainnya.
2. Pandangan Ekonomi Islam tentang Citra Perusahaan dan
Keputusan Pembelian Konsumen
Citra adalah nama baik atau kesan yang menjadi identitas
seseorang atau perusahaan, citra yang baik adalah citra yang
mempunyai karakter yang kuat. Suatu perusahaan dalam ekonomi
Islam, pemasaran dan kegiatan bisnisnya harus berada pada koridor
etika bisnis Islam. Citra juga harus mencerminkan karakter-karakter
yang tidak bertentangan dengan prinsip ekonomi Islam, salah satu
contoh ialah prinsip yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam
108
berniaga. Prinsip-prinsip tersebut ialah Customer oriented, artinya
prinsip bisnis yang selalu menjaga kepuasan konsumen dengan cara
menerapkan prinsip kejujuran, keadilan, sopan dan santun serta
amanah dalam melaksanakan kontrak bisnis dengan pelanggannya.
Transparansi, artinya dalam berbisnis, perusahaan harus terbuka
mengenai mutu, kuantitas, komposisi, unsur-unsur kimia dan lain-
lain agar tidak membahayakan dan merugikan konsumen.
Persaingan yang sehat, Islam melarang persaingan bebas yang
menghalalkan segala cara yang bertentangan dengan prinsip-prinsip
muamalah Islam, tetapi perusahaan dalam memenangkan persaingan
harus memberikan sesuatu yang terbaik yang tidak bertentangan
dengan syariat Islam untuk usahanya. Fairness, artinya dalam
melakukan usaha, perusahaan harus menerapkan sistem keadilan,
saling menjaga agar hak orang lain tidak terganggu, selalu
ditekankan dalam menjaga hubungan antara yang satu dengan yang
lain sebagai bentuk dari keadilan dan menerapkan sistem suka sama
suka.
Mengambil keputusan untuk membeli suatu produk, konsumen
muslim harus memilih produk yang halal, salah satu ayat al-qur’an
109
yang memerintahkan pentingnya memilih produk halal yaitu Q.S.
Al-Baqarah ayat 168. Islam juga mengajarkan pola konsumsi yang
moderat, tidak berlebihan, tidak juga keterlaluan, lebih lanjut al-
qur’an melarang terjadinya perbuatan pemborosan dan mubazir.
Kesan Pondok Makan 69 Tanara, Serang dalam pandangan ekonomi
Islam, diantaranya:
1. Pondok makan 69 tidak hanya mencari keuntungan semata,
tetapi juga bertujuan beribadah dan memperoleh keuntungan
akhirat. Pada bulan Ramadhan, pondok makan 69 memberikan
buka puasa secara gratis pada setiap malam jum’at bagi
pelanggan yang membaca surat al-kahfi di pondok makan 69.
Setelah bulan Ramadhan, pondok makan 69 memberikan
makan sepuasnya, bagi orang yang berpuasa sunnah senin-
kamis (berlaku makan di tempat). Hal itu membuktikan pemilik
pondok makan 69 tidak hanya mencari keuntungan semata,
tetapi bertujuan untuk beribadah dan keuntungan akhirat.
2. Pondok makan 69 mendahulukan kepuasan konsumen dan
berbisnis dengan sistem suka sama suka, sehingga konsumen
tidak merasakan kerugian.
110
3. Pemilik dan karyawan pondok makan 69 bersikap ramah, sopan
dan santun dalam melayani pelanggan, bersikap adil kepada
semua pelanggan tanpa membeda-bedakan pelanggan.
4. Pondok makan 69 menetapkan harga yang sesuai dengan
kualitas barang dan mekanisme pasar, tidak menentukan harga
yang berlebihan atau diskriminasi penentuan harga. Sehingga
para konsumen tidak keberatan dengan harga yang ditawarkan.
Akad transaksi jual beli dalam Islam terpenuhi yaitu akad saling
ridho antara penjual dan pembeli, dan tidak ada pihak yang
merasa dirugikan.
5. Makanan yang dijual pondok makan 69 merupakan
produk/makanan yang bermutu, halal, tidak menjual
makanan/produk yang dilarang dalam syariat Islam seperti
melakukan jual beli yang tidak jelas produknya (gharar).
6. Pondok makan 69 melakukan promosi secara jujur, artinya
kegiatan promosi yang ditawarkan oleh pondok makan 69
sesuai yang terdapat dengan produk baik kualitas rasa dan
harganya. Seorang pengusaha muslim wajib memiliki sifat jujur
dalam melakukan bisnisnya.
111
7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra perusahaan pondok
makan 69 sudah cukup baik dimata konsumen dan mampu
memberikan keputusan pembelian pada konsumen. Pemilik dan
karyawan pondok makan 69 melayani konsumen dengan baik,
sopan, dan ramah sehingga mampu menciptakan suasana yang
nyaman dan bersahabat. Selain itu, makanan/produk yang dijual
merupakan produk halal, mempunyai rasa yang enak dan porsi
yang pas serta harga yang bersahabat sehingga bisa berpengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen. Konsumen pondok
makan 69 memilih produk/makanan yang halal dan tidak
berlebihan dalam mengkonsumsi makanan, karena dalam
Islam, ekonomi Islam dilarang memilih makanan yang tidak
halal dan melakukan pemborosan atau mengkonsumsi secara
berlebihan.