22
69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga dan Responden Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga yang terletak di Jalan Osamaliki No. 19, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Ruangan yang dijadikan fokus pada penelitian ini adalah Ruang Anggrek yang merupakan ruang rawat inap khusus untuk anak-anak dengan jumlah perawat sebanyak 15 orang, ditambah 1 orang di bagian administrasi. Ruang Anggrek terdiri dari Kelas IB yang berisi 6 buah tempat tidur, Kelas IC yang berisi 6 buah tempat tidur, Kelas 2 yang berisi 8 buah tempat tidur, Kelas 3 yang berisi 6 buah tempat tidur, Ruang Isolasi yang berisi 4 buah tempat tidur, serta Ruang Intensif yang berisi 4 buah tempat tidur. Responden dalam penelitian ini adalah pasien anak prasekolah usia 3-6 tahun yang dirawat di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga dan seluruh perawat di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga, dengan jumlah responden

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

  • Upload
    phungtu

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

69

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Salatiga dan Responden Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Salatiga yang terletak di Jalan Osamaliki No.

19, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota

Salatiga, Provinsi Jawa Tengah.

Ruangan yang dijadikan fokus pada penelitian ini

adalah Ruang Anggrek yang merupakan ruang rawat inap

khusus untuk anak-anak dengan jumlah perawat sebanyak

15 orang, ditambah 1 orang di bagian administrasi. Ruang

Anggrek terdiri dari Kelas IB yang berisi 6 buah tempat

tidur, Kelas IC yang berisi 6 buah tempat tidur, Kelas 2

yang berisi 8 buah tempat tidur, Kelas 3 yang berisi 6 buah

tempat tidur, Ruang Isolasi yang berisi 4 buah tempat

tidur, serta Ruang Intensif yang berisi 4 buah tempat tidur.

Responden dalam penelitian ini adalah pasien anak

prasekolah usia 3-6 tahun yang dirawat di Ruang Anggrek

RSUD Kota Salatiga dan seluruh perawat di Ruang

Anggrek RSUD Kota Salatiga, dengan jumlah responden

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

70

30 anak dan 15 perawat. Peneliti mengambil responden

anak sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi

yang telah ditentukan.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan pada tanggal

24 April 2014 - 24 Mei 2014 di Ruang Aggrek RSUD Kota

Salatiga, dapat dilihat pada Lampiran 7. Jumlah subjek

penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah 30 orang

pasien anak prasekolah usia 3-6 tahun dan 15 orang

perawat di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga, dapat

dilihat pada Lampiran 8. dan Lampiran 9. Dalam penelitian

ini, peneliti mengumpulkan data dengan cara melakukan

observasi kepada responden anak dan perawat yang ada

di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga. Sesuai dengan

etika penelitian, peneliti menjelaskan tentang inform

consent kepada orang tua anak dan perawat yang

dijadikan responden penelitian. Setelah peneliti

mendapatkan persetujuan yang dibuktikan dengan tanda

tangan, maka peneliti akan melakukan observasi pada hari

berikutnya.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

71

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Frekuensi Pasien Anak Usia Prasekolah Menurut

Jenis Kelamin

Berikut adalah tabel distribusi frekuensi

pasien anak usia prasekolah berdasarkan jenis

kelamin:

Tabel 4.1

Frekuensi Pasien Anak Usia Prasekolah

Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 14 anak 47%

Perempuan 16 anak 53%

Jumlah 30 anak 100%

Pada tabel 4.1 menjelaskan bahwa jumlah

pasien anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang

berjenis kelamin perempuan sebanyak 16 anak

dengan persentase 53% dan jumlah pasien anak

usia prasekolah (3-6 tahun) yang berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 14 anak dengan persentase 47%.

Hal ini menunjukkan bahwa pasien anak usia

prasekolah dengan jenis kelamin perempuan lebih

banyak daripada pasien anak usia prasekolah

dengan jenis kelamin laki-laki. Di bawah ini

merupakan diagram batang untuk memperjelas

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

72

distribusi frekuensi pasien anak usia prasekolah

berdasarkan jenis kelamin:

Diagram 4.1

Frekuensi Pasien Anak Usia Prasekolah

Menurut Jenis Kelamin

4.3.2 Frekuensi Pasien Anak Usia Prasekolah Menurut

Usia

Berikut adalah tabel distribusi frekuensi

pasien anak usia prasekolah berdasarkan usia:

47%

53%

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

73

Tabel 4.2

Frekuensi Pasien Anak Prasekolah Menurut Usia

Kelompok Usia Frekuensi Persentase

3 tahun 4 anak 13%

4 tahun 12 anak 40%

5 tahun 8 anak 27%

6 tahun 6 anak 20%

Jumlah 30 anak 100%

Pada tabel 4.2 menjelaskan bahwa jumlah

pasien anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang

berusia 3 tahun sebanyak 4 anak dengan

persentase 13%, 4 tahun sebanyak 12 anak dengan

persentase 40%, 5 tahun sebanyak 8 anak dengan

persentase 27%, sedangkan untuk pasien anak

yang berusia 6 tahun sebanyak 6 anak dengan

persentase 20%. Hal ini menunjukkan bahwa usia 4

tahun merupakan usia sebagian besar pasien anak

prasekolah yang dirawat di Ruang Anggrek RSUD

Kota Salatiga selama peneliti melakukan penelitian.

Di bawah ini merupakan diagram batang untuk

memperjelas distribusi frekuensi pasien anak

prasekolah berdasarkan usia:

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

74

Diagram 4.2

Frekuensi Pasien Anak Prasekolah Menurut Usia

4.3.3 Frekuensi Pasien Anak Usia Prasekolah Menurut

Tingkat Kecemasan

Berikut adalah tabel distribusi frekuensi

pasien anak usia prasekolah berdasarkan tingkat

kecemasan:

13%

40%

27%

20%

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

75

Tabel 4.3

Frekuensi Pasien Anak Usia Prasekolah

Menurut Tingkat Kecemasan

Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase

Cemas sangat berat 1 anak 3%

Cemas berat 1 anak 3%

Cemas sedang 3 anak 10%

Cemas ringan 25 anak 84%

Jumlah 30 anak 100%

Pada tabel 4.3 menjelaskan bahwa jumlah

pasien anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang

mengalami cemas sangat berat sebanyak 1 anak

dengan persentase 3%, cemas berat sebanyak 1

anak dengan persentase 3%, cemas sedang

sebanyak 3 anak dengan persentase 10%,

sedangkan untuk pasien anak yang mengalami

cemas ringan sebanyak 25 anak dengan

persentase 84%. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar pasien anak usia prasekolah yang

dirawat di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga

mengalami cemas ringan selama peneliti

melakukan penelitian. Di bawah ini merupakan

diagram batang untuk memperjelas distribusi

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

76

frekuensi pasien anak usia prasekolah berdasarkan

tingkat kecemasan:

Diagram 4.3

Frekuensi Pasien Anak Usia Prasekolah

Menurut Tingkat Kecemasan

4.3.4 Frekuensi Perawat Menurut Jenis Kelamin

Berikut adalah tabel distribusi frekuensi

perawat berdasarkan jenis kelamin:

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Perawat Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 2 13%

Perempuan 13 87%

Jumlah 15 orang 100%

84%

3% 3% 10%

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

77

Pada tabel 4.4 menjelaskan bahwa jumlah

perawat perempuan sebanyak 13 orang dengan

persentase 87% dan jumlah perawat laki-laki

sebanyak 2 orang dengan persentase 13%. Hal ini

menunjukkan bahwa perawat perempuan lebih

banyak daripada perawat laki-laki di Ruang Anggrek

RSUD Kota Salatiga. Di bawah ini merupakan

diagram batang untuk memperjelas distribusi

frekuensi pasien anak usia prasekolah berdasarkan

jenis kelaminnya:

Diagram 4.4

Frekuensi Perawat Menurut Jenis Kelamin

87%

13%

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

78

4.3.5 Frekuensi Perawat Menurut Pendidikan Terakhir

Berikut adalah tabel distribusi frekuensi

perawat berdasarkan pendidikan terakhir:

Tabel 4.5

Frekuensi Perawat Menurut Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase

D3 Keperawatan 13 orang 87%

S1 Keperawatan 2 orang 13%

Jumlah 15 orang 100%

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

sebagain besar pendidikan terakhir pada perawat di

Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga adalah D3

Keperawatan yang berjumlah 13 perawat dengan

persentase 87%, sedangkan perawat yang telah

menyelesaikan pendidikan terakhirnya di S1

Keperawatan hanya 2 orang dengan persentase

13%. Di bawah ini merupakan diagram batang

untuk memperjelas distribusi frekuensi perawat

berdasarkan pendidikan terakhir:

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

79

Diagram 4.5

Frekuensi Perawat Menurut Pendidikan Terakhir

4.3.6 Frekuensi Perawat Menurut Komunikasi

Terapeutik

Berikut adalah tabel distribusi frekuensi

perawat berdasarkan komunikasi terapeutik:

Tabel 4.6

Frekuensi Perawat Menurut Komunikasi Terapeutik

Komunikasi Terapeutik Frekuensi Persentase

Baik 12 orang 80%

Cukup 2 orang 13%

Kurang 1 orang 7%

Tidak baik 0 orang 0%

Jumlah 15 orang 100%

87%

13%

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

80

Pada tabel 4.6 menjelaskan bahwa jumlah

perawat yang dikategorikan dapat melakukan

komunikasi terapeutik dengan baik sebanyak 12

orang dengan persentase 80%, komunikasi

terapeutik cukup sebanyak 2 orang dengan

persentase 13%, komunikasi terapeutik kurang

sebanyak 1 orang dengan persentase 7%,

sedangkan untuk perawat yang komunikasi

terapeutik tidak baik sebanyak 0 orang dengan

persentase 0%. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar perawat di Ruang Anggrek RSUD

Kota Salatiga memiliki komunikasi terapeutik yang

baik. Di bawah ini merupakan diagram batang untuk

memperjelas distribusi frekuensi perawat

berdasarkan komunikasi terapeutik:

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

81

Diagram 4.6

Frekuensi Perawat Menurut Komunikasi Terpeutik

4.4 Analisa Data

4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk

memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal. Teknik yang

digunakan untuk menguji normalitas data dalam

penelitian ini adalah dengan Kolmogorov-Smirnov.

Berikut ini merupakan uji normalitas menggunakan

program SPSS versi 16 for Windows

.

80%

13% 7%

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

82

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Antara Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat

Dengan Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah

Pada Pemberian Tindakan Invasif

Berdasarkan tabel 4.7 pada hasil uji

normalitas Kolmogorov-Smirnov antara hubungan

komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat

kecemasan anak usia prasekolah pada pemberian

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Komunikasi

Terapeutik

Perawat

Tingkat

Kecemasan

Anak Usia

Prasekolah

Pada

Pemberian

Tindakan

Invasif

N 15 30

Normal Parametersa Mean 1.2667 3.7333

Std. Deviation .69149 .59362

Most Extreme Differences Absolute .483 .473

Positive .483 .327

Negative -.350 -.473

Kolmogorov-Smirnov Z 2.648 1.833

Asymp. Sig. (2-tailed) .641 .768

a. Test distribution is Normal.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

83

tindakan invasif dapat disimpulkan bahwa sampel

berdistribudi normal. Hal ini dibuktikan dengan nilai

Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05. Uji normaitas variabel

independen dalam penelitian ini, yaitu komunikasi

terapeutik perawat didapatkan 0,641 dan uji

normalitas varibel dependen, yaitu tingkat

kecemasan anak usia prasekolah pada pemberian

tindakan invasif didapatkan 0,768. Dapat dilihat

pada Lampiran 10.

4.4.2 Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui

apakah dua variabel mempunyai hubungan yang

linear atau tidak. Kedua variabel, yaitu variabel

independen dan variabel dependen dikatakan

mempunyai hubungan yang linear bila

signifikansinya < 0,05. Pada penelitian ini, hasil uji

linearitas adalah sebagai berikut:

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

84

Tabel 4.8

Hasil Uji Linearitas (Test For Linearity) Antara

Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan

Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Pada

Pemberian Tindakan Invasif

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Komunikasi terapeutik

perawat*

Tingkat Kecemasan

Anak Usia Prasekolah

Pada Pemberian

Tinadakan Invasif

Between Groups (Combined) 791.356 11 75.770 1.570 .891

Linearity 637.136 9 573.318 10.278 .006

Within Groups

Total

Deviation from

Linearity

261.033

304.784 1309.576

1

10 9

28.208

50.328

.250

. 982

Dari tabel 4.7 mengenai hasil uji

linearitas (test for linearity) menunjukkan adanya

hubungan kedua variabel yang signifikan. Hal ini

dapat dibuktikan dengan nilai linearitas = 0,006 <

0,05. Dapat dilihat pada Lampiran 11.

4.4.3 Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui

keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk

mengetahui arah hubungan yang terjadi. Koefisien

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

85

korelasi menunjukkan seberapa besar hubungan

yang terjadi antara dua variabel tersebut. Untuk

mengetahui keeratan antara dua variabel dalam

penelitian ini, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.9

Hasil Analisis Korelasi Spearman Rank Antara

Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan

Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Pada

Pemberian Tindakan Invasif

Correlations

Komunikasi

Terapeutik

Perawat

Tingkat Kecemasan Anak

Usia Prasekolah Pada

Pemberian Tindakan Invasif

Komunikasi

Terapeutik

Perawat

Pearson Correlation 1.000 .561

Sig. (2-tailed)

.004

N 15 30

Tingkat

Kecemasan

Anak Usia

Prasekolah

Pada

Pemberian

Tindakan

Invasif

Pearson Correlation .561 1.000

Sig. (2-tailed) .004

N

15 30

Dari hasil analisis korelasi pada tabel 7.9

maka didapat korelasi antara komunikasi terapeutik

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

86

perawat dengan tingkat kecemasan anak usia

prasekolah pada pemberian tindakan invasif dengan

(r) adalah 0,561 dan Sig. 2 (tailed) = 0,004. Hal ini

menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang

antara komunikasi terapeutik perawat dengan

tingkat kecemasan anak usia prasekolah pada

pemberian tindakan invasif di RSUD Kota Salatiga.

Dapat dilihat pada Lampiran 12.

Oleh karena nilai signifikansi (0,004 < 0,05)

maka Ho ditolak, artinya bahwa ada hubungan

secara signifikan antara komunikasi terapeutik

perawat dengan tingkat kecemasan anak usia

prasekolah pada pemberian tindakan invasif.

Karena koefisien korelasi nilainya positif, maka

komunikasi terapeutik perawat positif dan signifikan

terhadap penurunan tingkat kecemasan anak usia

prasekolah pada pemberian tindakan invasif.

4.5 Pembahasan

Dari hasil penelitian di atas disimpulkan bahwa

adanya hubungan yang sedang antara komunikasi

terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan anak usia

prasekolah pada pemberian tindakan invasif di RSUD Kota

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

87

Salatiga. Dengan jumlah 15 orang perawat dan 30 anak

usia 3-6 tahun sebagai responden dalam penelitian ini,

menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia 3-6 tahun

yang dirawat di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga, baik

laki-laki maupun perempuan memiliki kecemasan ringan

yaitu sebanyak 25 anak dengan persentase 83%.

Sedangkan perawat di Ruang Anggrek RSUD Kota

Salatiga baik laki-laki maupun perempuan memiliki

komunikasi terapeutik baik yaitu sebanyak 12 orang

dengan persentase 80%.

Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hannan, Susilo, dan Suwanti (2009) di RSUD Ambarawa

menunjukkan pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat

pada anak usia prasekolah di ruang perawatan anak

RSUD Ambarawa dapat menurunkan tingkat kecemasan.

Ditunjukkan dengan 17 dari 32 responden pasien anak

usia prasekolah (53,1%) memiliki tingkat kecemasan

ringan.

Hasil penelitian ini didukung juga dengan penelitian

oleh Washington, Stonell, Oddson, McLeod, Leeper,

Robertson dan Rosenbaum (2013) di Canada bahwa

fokus pada pra-intervensi keperawatan dan post-intervensi

keperawatan dengan dilakukannya komunikasi terapeutik

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

88

pada pasien anak usia prasekolah dapat menurunkan

tingkat kecemasan dan dapat meningkatkan sikap adaptif

dari pasien anak usia prasekolah tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Oppenheim,

Goldsmith, dan Koren-Karie (2004) menunjukkan bahwa

komunikasi terapeutik perawat kepada pasien anak usia

prasekolah di Haifa dapat meningkatkan mekanisme

koping secara emosional. Hal ini ideal dengan hasil

penelitian bahwa komunikasi terapeutik perawat dapat

menurunkan tingkat kecemasan anak usia prasekolah.

Hal yang serupa terjadi juga pada penelitian Sukoati

dan Astarani (2012) di RS Babtis Kediri bahwa adanya

upaya komunikasi terapeutik perawat pada pasien anak

usia prasekolah yang merupakan salah satu cara untuk

mengurangi ketegangan dan membantu anak beradaptasi.

Demikian pula pada penelitian Stadler, Bolten, dan

Schmeck (2011) menunjukkan bahwa komunikasi

terapeutik yang dilakukan oleh salah satu rumah sakit di

Jerman dan salah satu rumah sakit di Jepang yang

keduanya menjadi kelompok kontrol dalam penelitian,

komunikasi terapeutik dapat menurunkan tingkat

kecemasan pasien anak usia prasekolah dengan

pendekatan terapeutik yang komprehensif.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

89

Adanya hubungan yang sedang antara komunikasi

terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan anak usia

prasekolah pada pemberian tindakan invasif di Ruang

Anggrek RSUD Kota Salatiga dengan (r) adalah 0,561 dan

Sig. 2 (tailed) = 0,004 didukung oleh penelitian yang

dilakukan Yaruss, Coleman, dan Hammer (2006) bahwa

peran perawat dalam melakukan komunikasi terapeutik

kepada pasien anak usia prasekolah yang gagap

bicaranya memiliki hubungan dalam menurunkan tingkat

kecemasannya ketika akan dilakukan evaluasi awal.

Keadaan seperti ini juga selaras dengan penelitian

oleh Campos, Rodrigues, dan Pinto (2010) bahwa

komunikasi terapeutik perawat yang dilakukan selama

anak usia prasekolah mengalamai hospitalisasi, ternyata

memiliki hubungan untuk menurunkan tingkat kecemasan

anak selama dilakukannya tindakan invasif di rumah sakit.

Dari pembahasan di atas, diketahui bahwa perawat

memiliki peran yang penting saat perawat melakukan

komunikasi terapeutik pada pasien, khususnya pasien

anak karena hal ini dapat membantu meningkatkan

kemampuan koping anak. Dengan demikian, perawat di

Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga perlu meningkatkan

kemampuannya dalam melakukan komunikasi terapeutik.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12084/4/T1_462010073_BAB IV... · merupakan diagram batang untuk memperjelas . 72 distribusi frekuensi

90

4.6 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah

perawat yang kurang dari standar minimal penelitian

kuantitatif dan observasi dilakukan dengan sepengetahuan

perawat sehingga menimbulkan bias dalam hasil. Oleh

sebab itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan

jumlah sampel yang sesuai standar minimal penelitian

kuantitatif dan memperbaiki strategi observasi untuk

menghindari bias hasil penelitian.