20
25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis instrumen penelitian, uji keseimbangan pretest dan uji beda rerata post-test, deskripsi data amatan, normalitas data amatan, homogenitas data amatan, dan uji hipotesis penelitian. 4.1. Gambaran Umun Subyek Penelitian Subyek penelitian terdiri dari 42 siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 05 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Kota Salatiga. Satu kelas dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok(kelas) eksperimen berjumlah 21 siswa yang diajar dengan model Circuit Learning dan kelompok (kelas) kontrol berjumlah 21 siswa diajar dengan menggunakan metode konvensional. Adapun data sampel penelitian dapat dilihat pada table 4.1 berikut ini. Table 4.1 Data Sampel Penelitian No. SDN Mangunsari 5 Jumlah Siswa Kelas V 1. Kelas A (eksperimen) 21 2. Kelas B (konvensional) 21 Total 42 4.2. Analisis Data 4.2.1. Analisis Deskriptif Data Variabel X Penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran pada tiap kelas dilaksanakan secara berbeda. Kelas IV A menggunakan model Circuit learning sedangkan kelas IV B menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran di kelas IV A dijadikan kelompok eksperimen. Pembelajaran yang menggunkan peta konsep untuk mempermudah siswa memahami materi pelajaran sehingga hasil belajar siswa lebih tinggi. Pembelajaran ini melibatkan siswa secara langsung karena dalam kegiatan belajar mengajar, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi. Setelah siswa selesai berdiskusi, siswa mempresentassikan hasil diskusi kelompok dan kelompok lain mengomentari hasil kerja kelompoknya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab IV ini berisi analisis instrumen penelitian, uji keseimbangan pretest dan

uji beda rerata post-test, deskripsi data amatan, normalitas data amatan, homogenitas data

amatan, dan uji hipotesis penelitian.

4.1. Gambaran Umun Subyek Penelitian

Subyek penelitian terdiri dari 42 siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 05

Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Kota Salatiga. Satu kelas dibagi menjadi dua

kelompok. Kelompok(kelas) eksperimen berjumlah 21 siswa yang diajar dengan

model Circuit Learning dan kelompok (kelas) kontrol berjumlah 21 siswa diajar

dengan menggunakan metode konvensional. Adapun data sampel penelitian dapat

dilihat pada table 4.1 berikut ini.

Table 4.1

Data Sampel Penelitian

No. SDN Mangunsari 5 Jumlah Siswa Kelas V

1. Kelas A (eksperimen) 21

2. Kelas B (konvensional) 21

Total 42

4.2. Analisis Data

4.2.1. Analisis Deskriptif Data Variabel X

Penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran

pada tiap kelas dilaksanakan secara berbeda. Kelas IV A menggunakan model Circuit

learning sedangkan kelas IV B menggunakan pembelajaran konvensional.

Pembelajaran di kelas IV A dijadikan kelompok eksperimen. Pembelajaran yang

menggunkan peta konsep untuk mempermudah siswa memahami materi pelajaran sehingga

hasil belajar siswa lebih tinggi. Pembelajaran ini melibatkan siswa secara langsung karena

dalam kegiatan belajar mengajar, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk

berdiskusi. Setelah siswa selesai berdiskusi, siswa mempresentassikan hasil diskusi

kelompok dan kelompok lain mengomentari hasil kerja kelompoknya.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

26

Berbeda dengan Pembelajaran di kelas IV B. Pembelajaran di kelas IV B yang

digunakan sebagai kelas kontrol, menerapkan pembelajaran yang bersifat konvensional.

Siswa tidak terlibat secara aktiv, karena siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru.

Sehingga dalam pemahaman siswa kurang dibandingkan dengan hasil akhir kelas IV A

(kelompok eksperimen).

4.2.2. Analisis Deskriptif Data Variabel Y

4.2.2.1. Analisis Data Pre-test

4.2.2.1.1. Analisis Uji Validitas Instrumen Pre-test

Instrumen soal yang direncanakan untuk pretest sebanyak 25 item soal, setelah

dilakukan 3 kali pengujian diperoleh 16 item soal valid dan dapat dipergunakan untuk

penelitian. Hasil pengujian dapat dilihat pada table 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2

Hasil Validitas 1 Item Soal Pretest

Nomor

Soal

Harga

korelasi (r)

Keterangan Nomor

Soal

Harga

korelasi (r)

Keterangan

1 .086 Tidak Valid 14 .344 Valid

2 .400 Valid 15 .386 Valid

3 .251 Valid 16 .185 Tidak Valid

4 -.087 Tidak Valid 17 .504 Valid

5 .168 Tidak Valid 18 .639 Valid

6 .569 Valid 19 .512 Valid

7 .258 Valid 20 .345 Valid

8 .095 Tidak Valid 21 .000 Tidak Valid

9 -.426 Tidak Valid 22 .743 Valid

10 -.690 Tidak Valid 23 -.231 Tidak valid

11 -.262 Tidak Valid 24 .512 Valid

12 .168 Tidak Valid 25 .743 Valid

13 .797 Valid

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat ada 11 soal yang tidak valid, yaitu soal

nomor 1, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 23, dan 23. Harga korelasi bergerak dari -0,690 sampai

dengan 0,797. Dengan harga korelasi (r) menurut Arikunto (2012) yaitu item soal

dikatakan valid apabila mempunyai harga korelasi (r) ≥ 0.2, sehingga soal nomor 1, 4, 5, 8,

9, 10, 11, 12, 23, dan 23 harus dieliminasi dan dilakukan uji validitas lagi. Karena syarat

soal yang diperbolehkan sebagai instrumen pretest adalah harus yang valid. Akan tetapi

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

27

mulanya, hanya soal yang memiliki harga korelasi (r) negatif (-) yang dieliminasi sampai

tdak ada satupun soal yang memiliki harga korelasi (r) negatif (-). Hasil validitas dapat

dilihat pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3

Hasil Validitas 2 Item Soal Pretest

Nomor

Soal

Harga

korelasi (r)

Keterangan Nomor

Soal

Harga

korelasi (r)

Keterangan

01 .101 Tidak Valid 15 .510 Valid

02 .437 Valid 16 .121 Tidak Valid

03 .327 Valid 17 .526 Valid

05 .240 Valid 18 .697 Valid

06 .579 Valid 19 .531 Valid

07 .260 Valid 20 0,292 Valid

08 .104 Tidak Valid 21 0,233 Valid

12 .240 Valid 22 0,332 Valid

13 .784 Valid 24 0,386 Valid

14 .366 Valid 25 0,355 Valid

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat masih ada 3 soal yang tidak valid yaitu

soal nomor 1, 8, dan 16. Harga korelasi bergerak dari 0,101 sampai dengan 0,697. Dengan

harga korelasi (r) menurut Arikunto (2012) yaitu ≥ 0.2, sehingga soal nomor 1, 8, dan 16

harus dieliminasi dan dilakukan uji validitas lagi. Karena syarat soal yang diperbolehkan

sebagai instrument pretest adalah harus yang valid. Hasil validitas dapat dilihat pada Tabel

4.4 berikut.

Tabel 4.4

Hasil Validitas 3 Item Soal Pretest

Nomor

Soal

Harga

korelasi (r)

Keterangan Nomor

Soal

Harga

korelasi (r)

Keterangan

02 .443 Valid 15 .581 Valid

03 .332 Valid 17 .520 Valid

05 .218 Valid 18 .680 Valid

06 .543 Valid 19 .543 Valid

07 .223 Valid 20 .345 Valid

12 .218 Valid 22 .680 Valid

13 .773 Valid 24 .543 Valid

14 .416 Valid 25 .773 Valid

Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa ada 16 item soal tes valid dengan harga

korelasi (r) menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,218 sampai 0,773 dan

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

28

terdapat tiga kriteria validitas yaitu validitas rendah, validitas cukup validitas tinggi.

Kriteria validitas rendah berjumlah 5 yaitu nomor 3, 5, 7, 12, dan 20. Kriteria validitas

cukup berjumlah 6 yaitu nomor 2, 6, 14, 15, 17, dan 19. Sedangkan kriteria validitas tinggi

berjumlah 3 yaitu 18, 22, dan 25. Dari 16 soal yang valid maka soal ini dipergunakan untuk

pretest.

4.2.2.1.2. Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Pretest

Analisis reliabilitas instrumen menggunakan alpha dari Cronbach’s yang

memberikan koefisien reliabilitas sebesar 0,865. Setelah dimasukkan ke dalam program

SPSS.20 didapatkan hasil reliabilitas seperti pada Tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5

Reliabilitas Instrumen Pretest Reliability Statistics

Cronbac

h's Alpha

N of

Items

.865 16

Setelah dilakukan analisa, hasil menunjukkan bahwa instrumen layak

digunakan untuk mengukur variabel penelitian dengan berpedoman pada kriteria tingkat

reliabilitas instrumen yang dikemukakan George dan Mallery (1995) bahwa reliabilitas

dapat diterima jika nilainya 0,7 ˂ α ≤ 0,8 (analisis reliabilitas dapat dilihat pada lampiran).

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

29

Tabel 4.6

Kisi-kisi Soal Pretest Sesudah Validitas dan Reliabilitas

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Rumusan Soal

8. Menggunakan

lambang bilangan

romawi.

8.2 Menyatakan

lambang bilangan

cacah sebagai lambang

bilangan romawi dan

sebaliknya

Mampu menyatakan

bilangan romawi

sebagai bilangan

cacah.

2, 3, 6, 7, 15, 16

Mampu menyatakan

bilangan cacah

sebagai bilangan

romawi.

1, 4, 5, 8, 9, 14

Mampu menerapkan

bilangan romawi ke

dalam kehidupan

sehari-hari

10, 11, 12, 13

4.2.2.1.3. Analisis Deskriptif Pre-test

Menurut Sugiyono dalam Evrieta (2010) analisa ini digunakan untuk

menganalisis sejumlah data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini, sehingga

memperoleh Gambaran mengenai keadaan suatu obyek yang diteliti melalui data subyek

penelitian sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum. Ukuran yang digunakan adalah nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

nilai maksimum, dan nilai minimum.

Analisis deskriptif nilai pretest kelompok eksperimen SDN Mangunsari 05

dalam satu kelas yang dibagi menjadi 2, kelompok kontrol dan eksperimen. Ananlisis data

ini mengunakan SPSS Versi 20. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

30

Tabel 4.7

Analisis Deskriptif Pretest

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

kelompok_kontrol 21 50.00 93.75 72.9167 12.70663

kelompok_eksperimen 21 56.25 93.75 76.7857 9.30030

Valid N (listwise) 21

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat disimpulkan nilai minimum kelompok

eksperimen SDN Mangunsari 05 adalah 56.00 nilai maksimum 93.75, rata-rata nilai

76.7857 dan standar diviasi adalah 9.30030. Untuk kelas kontrol SDN Mangunsari 05, nilai

minumum adalah 50.00 nilai maksimum 93.75 nilai rata-rata adalah 72.9167 dan standar

deviasinya sebesar 12.70663.

4.2.2.1.4. Analisis Uji Normalitas Pre-test

Uji normalitas data variabel yang digunakan adalah teknik tests of normality.

Uji ini bertujuan untuk mengetahui data yang dianalisa berdistribusi normal atau tidak.

Hasil uji normalitas pretest dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8

Uji Normalitas Pretest

Tests of Normality

kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Nilai eksperimen .148 21 .200

* .939 21 .205

kotrol .143 21 .200* .943 21 .252

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai pretest kelas eksperimen

maupun kelas kontrol berdistribusi normal dengan melihat Sig. Shapiro-Wilk ˃ 0,05.

Variabel pertama atau kelompok eksperimen nilai Sig. Shapiro-Wilk adalah 0,205

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

31

sedangkan untuk variabel kedua atau kelompok kontrol nilai Sig. Shapiro-Wilk adalah

0,252. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik normalitas berikut.

Grafik 4.9

Normalitas Pretest Kelas Eksperimen

Grafik 4.10

Normalitas Pretest Kelas Kontrol

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

32

4.2.2.1.5. Uji Homogenitas Pre-test

Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui kelas yang digunakan untuk

penelitian mempunyai kemampuan yang sama atau tidak. Uji homogenitias dalam

penelitian ini menggunakan program SPSS.20 for windows dengan uji Anova test of

homogeneity of variances. Uji homogenitas dapat dilihat di Tabel 4.11.

Tabel 4.11

Uji Homogenitas Pre-test

Test of Homogeneity of Variances

Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.874 1 40 .179

Hasil uji homogenitas di atas didapatkan nilai signifikan 0,179 > 0,05 yang

berarti bahwa nilai pretest kelas eksperimen dan kontrol mempunyai varian yang sama atau

homogen. Hal ini berarti bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan

yang sama dalam matematika.

4.2.2.2. Analisis Data Post-test

4.2.2.2.1. Analisis Uji Validitas Instrumen Post-test

Instrumen soal yang direncanakan untuk post-test sebanyak 25 soal, setelah

dilakukan uji validitas 4 kali hasilnya 16 item soal valid sehingga dapat dipergunakan

untuk penelitian. Hasil validitas dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

33

Tabel 4.12

Hasil Validitas 1 Item Soal Post-test

Nomor

Soal

Harga

korelasi (r)

Keterangan Nomor

Soal

Harga

korelasi (r)

Keterangan

1 .425 Valid 14 .005 Tidak Valid

2 -.018 Tidak Valid 15 .597 Valid

3 .425 Valid 16 .398 Valid

4 .255 Valid 17 .563 Valid

5 .260 Valid 18 .173 Tidak Valid

6 -.062 Tidak Valid 19 .193 Tidak Valid

7 .005 Tidak Valid 20 .398 Valid

8 .027 Tidak Valid 21 .173 Tidak Valid

9 .294 Valid 22 .425 Valid

10 -.149 Tidak Valid 23 .119 Tidak valid

11 .282 Valid 24 .221 Valid

12 .641 Valid 25 .641 Valid

13 .496 Valid

Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat dilihat ada 10 soal yang tidak valid yaitu

soal nomor 2, 6, 7, 8, 10, 14, 18, 19, 21, dan 23. Harga korelasi bergerak dari -0,149

sampai dengan 0,641. Dengan harga korelasi (r) menurut Arikunto (2012) yaitu ≥ 0.2,

sehingga soal nomor 2, 6, 7, 8, 10, 14, 18, 19, 21, dan 23 harus dieliminasi dan dilakukan

uji validitas lagi. Karena syarat soal yang diperbolehkan sebagai instrumen pretest adalah

harus yang valid. Akan tetapi mulanya, hanya soal yang memiliki harga korelasi (r) negatif

(-) yang dieliminasi sampai tidak ada satupun soal yang memiliki harga korelasi (r) negatif

(-). Hasil validitas dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut.

Tabel 4.13

Hasil Validitas 2 Item Soal Post-test Nomor

Soal

Harga

korelasi (r)

Keterangan Nomor

Soal

Harga

korelasi (r)

Keterangan

01 .425 Valid 15 .597 Valid

03 .425 Valid 16 .341 Valid

04 .293 Valid 17 .632 Tidak Valid

05 .220 Valid 18 .130 Valid

07 -.024 Valid 19 .238 Valid

08 .018 Tidak Valid 20 .389 Valid

09 .339 Tidak Valid 21 .130 Tidak Valid

11 .238 Tidak Valid 22 .408 Tidak Valid

12 .686 Valid 23 .130 Valid

13 .536 Tidak Valid 24 .265 Tidak Valid

14 -.024 Valid 25 .686 Valid

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

34

Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat masih ada 8 soal yang tidak valid yaitu soal

nomor 8, 9,10 ,13 , 17, 21, 22,dan 24. Harga korelasi bergerak dari -0,24 sampai dengan

0,686. Dengan harga korelasi (r) menurut Arikunto (2012) yaitu ≥ 0.2, sehingga soal nomor

8, 9,10 ,13 , 17, 21, 22,dan 24 harus dieliminasi dan dilakukan uji validitas lagi. Karena

syarat soal yang diperbolehkan sebagai instrument pretest adalah harus yang valid. Dalam

uji validitas kedua ini masih terdapat soal yang memiliki hrga korelasi (r) negatif (-). Maka

dari itu, yang dieliminasi terlebih dahulu adalah soal yang mempunyai harga korelasi (r)

negatif (-). Hasil validitas dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut.

Tabel 4.14

Hasil Validitas 3 Item Soal Post-test Nomor

Soal

Harga

korelasi (r)

Keterangan Nomor

Soal

Harga

korelasi (r)

Keterangan

01 .368 Valid 16 .359 Valid

03 .452 Valid 17 .664 Valid

04 .311 Valid 18 .144 Tidak Valid

05 .246 Valid 19 .273 Valid

08 .036 Tidak Valid 20 .311 Valid

09 .348 Valid 21 .144 Tidak Valid

11 .144 Tidak Valid 22 .472 Valid

12 .714 Valid 23 .144 Tidak Valid

13 .554 Valid 24 .274 Valid

15 .624 Valid 25 .624 Valid

Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat masih ada 5 soal yang tidak valid yaitu soal

nomor 8, 11, 17, 21, dan 23. Harga korelasi bergerak dari 0,036 sampai dengan 0,697.

Dengan harga korelasi (r) menurut Arikunto (2012) yaitu ≥ 0.2, sehingga soal nomor 1, 8,

dan 16 harus dieliminasi dan dilakukan uji validitas lagi. Karena syarat soal yang

diperbolehkan sebagai instrument pretest adalah harus yang valid. Hasil validitas dapat

dilihat pada tabel 4.15 berikut.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

35

Tabel 4.15

Hasil Validitas 4 Item Soal Post-test Nomor

Soal

Harga

korelasi (r)

Keterangan Nomor

Soal

Harga

korelasi (r)

Keterangan

01 .291 Valid 12 .306 Valid

03 .430 Valid 13 .726 Valid

04 .359 Valid 15 .327 Valid

05 .311 Valid 16 .413 Valid

08 .831 Valid 17 .368 Valid

09 .694 Valid 18 .394 Valid

11 .526 Valid 19 .726 Valid

Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa ada 14 item soal tes valid dengan harga

korelasi (r) menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,291 sampai 0,831 dan

terdapat empat kriteria validitas yaitu validitas rendah, validitas cukup, validitas tinggi,

dan validitas sempurna. Kriteria validitas rendah berjumlah 7 yaitu nomor 1, 4, 5, 12, 15,

17, dan 18. Kriteria validitas cukup berjumlah 3 yaitu nomor 3, 11, dan 16. Kriteria

validitas tinggi berjumlah 3 yaitu 9, 13, dan 19. Dan kriteria validitas sempurna

berjumlah 1 yaitu 8. Dari 14 soal yang valid maka soal ini dipergunakan untuk post-test.

4.2.2.2.2. Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Post-test

Analisis reliabilitas instrumen menggunakan alpha dari Cronbach’s yang

memberikan koefisien reliabilitas sebesar 0,865. Setelah dimasukkan ke dalam program

SPSS.20 didapatkan hasil reliabilitas seperti pada Tabel 4.16 berikut.

Tabel 4.16

Reliabilitas Instrumen Pretest Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.865 16

Setelah dilakukan analisa, hasil menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan

untuk mengukur variabel penelitian dengan berpedoman pada kriteria tingkat reliabilitas

instrumen yang dikemukakan George dan Mallery (1995) bahwa reliabilitas dapat diterima

jika nilainya 0,7 ˂ α ≤ 0,8 (analisis reliabilitas dapat dilihat pada lampiran).

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

36

Tabel 4.17

Kisi-kisi Soal Post-test Sesudah Validitas dan Reliabilitas

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Rumusan Soal

8. Memahami sifat

bangun ruang

sederhana dan

hubungan antar

bangun

8.1 Menentukan sifat-

sifat bangun ruang

Mengidentifikasi sifat-sifat

bangun ruang (rusuk, sisi, titik

sudut).

1, 2,

Menentukan sifat-sifat bangun

kubus.

3, 8

Menentukan sifat-sifat bangun

balok. 4, 9, 10

Menentukan sifat-sifat bangun

kerucut. 11

Menentukan sifat-sifat bangun

limas segitiga. 6, 16, 7

Menentukan sifat-sifat bangun

limas segiempat. 5, 13

Mengaplikasikan bentuk bangun

ruang sederhana dengan benda

kongkrit.

12, 14

4.2.2.2.3. Analisis Deskriptif Post-test

Analisis deskriptif nilai post-test kelompok eksperimen SDN Mangunsari dalam

satu kelas yang dibagi menjadi 2, kelompok kontrol dan eksperimen. Ananlisis data ini

mengunakan SPSS Versi 20. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut.

Tabel 4.18

Analisis Deskriptif Post-test

B

Berdasarkan tabel 4.18 dapat disimpulkan nilai minimum kelompok eksperimen

SDN Mangunsari 05 adalah 71.43 nilai maksimum 92.86, rata-rata nilai 82.5257dan

standar diviasi adalah 8.34083. Untuk kelas kontrol SDN Mangunsari 05, nilai minumum

adalah 42.86 nilai maksimum 92.86 nilai rata-rata adalah 67.3486 dan standar deviasinya

sebesar 12.28322.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

kelompok_eksperimen 21 71.43 92.86 82.5257 8.34083

kelompok_kontrol 21 42.86 92.86 67.3486 12.28322

Valid N (listwise) 21

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

37

Distribusi frekuensi ketuntasan belajar pretest pada kelas eksperimen atau SDN

Mangunsari 05 dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini.

Tabel 4.19

Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen atau SDN Mangunsari 05

No Interval x “nilai”

Eksperimen Pretes

Frekuensi Persentase

1 56.25≤ x ≤64.24 1 4.76 %

2 64.25≤ x ≤72.24 6 28.57 %

3 72.25≤ x ≤80.24 4 19.05 %

4 80.25≤ x ≤88.24 8 38.10 %

5 88.25≤ x ≤96.24 2 9.52 %

Jumlah 21 100.00 %

Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa hasil pretest kelas eksperimen, persentase

yang paling banyak diperoleh oleh siswa kelas V SDN Mangunsari 05 Kecamatan

Sidomukti, Kota Salatiga yaitu skor interval 80.25 sampai 88.24 dengan presentase 38.10%

diperoleh 8 siswa, skor interval 64.25 sampai 72.24 dengan presentase 28.57% diperoleh 6

siswa, skor interval 72.25 sampai 80.24 dengan presentase 19.05 % diperoleh 4 siswa,

skor interval 88.25 sampai 96.24 diperoleh 2 siswa dan skor interval 56.25 sampai 64.24

dengan presentase 4.76% diperoleh 1 siswa skor interval.

Distribusi frekuensi ketuntasan belajar post-test pada kelas kontrol atau SDN

Mangunsari 05 dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut ini.

Tabel 4.20

Distribusi Frekuensi Nilai Post-test Kelas Eksperimen atau SDN Mangunsari 05

No Interval x “nilai”

Kontrol Post-test

Frekuensi Persentase

1 42.86≤ x ≤52.85 2 9.52%

2 52.86≤ x ≤62.85 3 14.29%

3 62.86≤ x ≤72.85 13 61.90%

4 72.86≤ x ≤82.85 0 0.00%

5 82.26≤ x ≤ 92.85 3 14.29%

Jumlah 21 100.00 %

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

38

Dari tabel 4.20 dapat diketahui bahwa hasil post-test kelas kontrol, persentase

yang paling banyak diperoleh oleh siswa kelas V SDN Mangunsari 05 Kecamatan

Sidomukti, Kota Salatiga yaitu skor interval 62.86 sampai 72.85 dengan presentase 61.90%

diperoleh 13 siswa, skor interval 52.86 sampai 62.85 dan 82.26 sampai tak hingga masing

masing dengan presentase 14.29% diperoleh 3 siswa, skor interval 42.86 sampai 52.85

dengan presentase 9.52% diperoleh 2 siswa, dan skor interval 72.86 sampai 82.25 dengan

presentase 0% diperoleh 0 siswa.

Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui bahwa seluruh siswa yang dijadikan

subjek dalam penelitian ini mendapatkan nilai yang bervariasi. Berdasarkan kriteria

ketuntasan minimal (KKM) khususnya mata pelajaran matematika di SDN Panjang 04

adalah ≥ 62, maka dapat disimpulkan siswa yang tidak tuntas dalam mengikuti

pembelajaran matematika pokok bahasan sifat-sifat bangun ruang sederhana ada 5 orang

siswa atau 23.80%.

Distribusi frekuensi ketuntasan belajar postest pada kelas eksperimen atau SDN

Mangunsari 05 dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut ini.

Tabel 4.21

Distribusi Frekuensi Nilai Post-test Kelas Eksperimen

No Interval x “nilai”

Eksperimen Post-test

Frekuensi Persentase

1 71.43≤ x ≤75.42 5 23.81%

2 75.43≤ x ≤79.42 5 23.81%

3 79.43≤ x ≤83.42 1 4.76%

4 83.43≤ x ≤87.42 3 14.29%

5 87.43≤ x ≤ 97.42 7 33.33%

Jumlah 21 100.00 %

Dari tabel 4.21 dapat diketahui bahwa hasil post-test kelas eksperimen,

persentase yang paling banyak diperoleh oleh siswa kelas IV SDN Mangunsari 05

Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga yaitu skor interval 87.43 sampai tak hingga dengan

presentase 33.33% diperoleh 7 siswa, skor interval 71.43 sampai 75.42 dengan presentase

23.81% diperoleh 5 siswa, skor interval 75.43 sampai 79.42 dengan presentase 23.81%

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

39

diperoleh 5 siswa, skor interval 83.43 sampai 87.42 dengan presentase 23.33% diperoleh 5

siswa dan skor interval 79.43 sampai 83.42 dengan presentase 4.76% diperoleh 1 siswa.

Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui bahwa seluruh siswa yang dijadikan

subjek dalam penelitian ini mendapatkan nilai yang bervariasi. Berdasarkan kriteria

ketuntasan minimal (KKM) khususnya mata pelajaran matematika di SDN Mangunsari

adalah ≥ 62, maka dapat disimpulkan siswa yang tidak tuntas dalam mengikuti

pembelajaran matematika pokok bahasan sifat-sifat bangun ruang sederhana adlah 0% atau

semua lulus.

Kondisi post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan dalam bentuk

grafik akan berbentuk seperti grafik berikut.

Grafik 4.22

Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol

Dari grafik 4.22 di atas dapat dilihat pada kelas eksperimen semua siswa yang

dijadikan sampel tuntas dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan kelas kontrol terdapat

23.81% dari jumlah siswa yang tidak tuntas dalam mengikuti pembelajaran.

4.2.2.2.4. Analisis Uji Normalitas Post-test

Normalitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji independent sample

t-tes yang berguna untuk mengetahui apakah data pada variabel kontrol dan eksperimen

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

40

berdistribusi normal. Uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS 20

for Windows. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan

data dikatakan berdistribusi tidak normal jika nilai signifikan < 0,05. Hasil uji normalitas

hasil belajar matematika (post-test) dapat dilihat pada Tabel 4.23.

Tabel 4.23

Hasil Analisis Uji Normalitas Post-test

Tests of Normality

Metode Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Nilai 1.00 .178 21 .081 .861 21 .007

2.00 .227 21 .006 .914 21 .065

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan Tabel 19 di atas diperoleh nilai signifikan untuk kelas eksperimen

adalah 0,007 < 0,05 dan kelas kontrol 0,065 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua

kelas berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji non-parametrik.

4.2.2.2.5. Uji Banding Dua Sampel

Data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan sama jika nilai signifikan >

0,05, sedangkan data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan yang berbeda jika nilai

signifikan < 0,05. Pengujian hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan non

parametric dengan Mann Whitney yang bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar

matematika pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil analisis dapat dilihat pada

Tabel 4.24

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

41

Tabel 4.24

Uji Banding Dua Sampel Post-test

Test Statisticsa

VAR00001

Mann-Whitney U 63.500

Wilcoxon W 294.500

Z -4.014

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: VAR00002

Berdasarkan Tabel 20. diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05, artinya H1

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika kelas eksperimen berbeda

dengan kelas kontrol, artinya hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas

kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Circuit Learning

berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Circuit

Learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N Mangunsari 05

KotaSalatiga. Penelitian ini menggunakan kelas IV yang berjumlah 42 kemudian dibagi

menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diberi perlakuan menggunakan model

pembelajaran Circuit Learning dan kelompok kedua sebagai kelas yang diajar

menggunakan pembelaran konvensional.Hasil pembelajaran dipengaruhi oleh pelaksanaan

proses pembelajaran sehingga dibutuhkan analisis pelaksanaan proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis pretes diperoleh nilai sig untuk hasil belajar uji

normalitas nilai pretest pada siswa kelas eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran Circuit Learning sebesar 0,205 dan siswa kelas kontrol yang menggunakan

model pembelajaran konvensional didapatkan nilai signifikan 0,252. Sehingga 0,205 dan

0,252 > 0,05, sehingga dapat diartikan jika kedua kelompok data tersebut berdistribusi

normal. Uji homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol didapatkan nilai

signifikan 0,179 > 0,05 yang artinya kedua data tersebut homogen. sehingga kedua data

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

42

tersebut memiliki rata-rata yang sama. Hal ini berarti bahwa kelas yang di ajar

menggunakan model pembelajaran Circuit Learning dan konvensional memiliki

kemampuan awal yang sama dalam matematika.

Berdasarkan hasil analisis uji banding dua sampel nonparametric untuk data akhir

(post-test) diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05, artinya rataan kedua kelas berbeda dan

H1 diterima. Hal ini menunjukkan ada perbedaan antara hasil belajar matematika antara

kelas kelas eksperimen dengan kelas kontrol, yang berarti bahwa model pembelajaran

Circuit Learning berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa kelas IV. Hasil analisis

uji banding dua sampel menggunakan uji banding nonparametric karena kedua data tidak

normal. Uji normalitas kedua kelas didapatkan nilai signifikan 0,007< 0,05 dan 0,065 >

0,05, itu berarti data tidak normal.

Berdasarkan Tabel 4.15 perolehan nilai post-test pada kelas yang di ajar

menggunakan model pembelajaran Circuit Learning paling banyak terdapat pada interval

87,43 sampai tak terhingga yaitu sebanyak 7 siswa dengan porsentase 33,33%. Sedangkan

berdasarkan Tabel 4.14 perolehan nilai posttes pada kelas yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran konvensional paling banyak terdapat pada interval

62,86-72,85 yaitu sebanyak 13 siswa dengan porsentase 61,90%. Hal ini berarti nilai post-

test menggunakan model pembelajaran Circuit Learning lebih tinggi dari kelas

pembelajaran konvensional.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai post-test kelas

eksperimen dengan model pembelajaran Circuit Learning lebih tinggi dari kelas

menggunakan pembelajaran konvensional. Siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran Circuit Learning lebih antusias memperhatikan penjelasan guru, fokus pada

materi, dan aktif karena siswa dituntut untuk belajar dengan pengetahuannya sendiri

kemudian memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok

kecil pertama untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka. Selanjutnya

memberikan mereka kesempatan untuk saling berbagi pemahaman baru itu dengan teman

sekelasnya, Darsim (2011). Hal ini didukung dengan penelitian Dewa Ayu (2013)

penggunaan model pembelajaran Circuit Learning dapat meningkatkan hasil belajar, dan

lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

43

Hasil belajar pada kelas eksperimen lebih baik dan siswa lebih memperhatikan,

disebabkan karena penggunaan model pembelajaran Circuit Learning. Proses pembelajaran

yang memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok – kelompok

kecil, pertama untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka dan dunia, dan

selanjutnya memberikan mereka kesempatan untuk saling berbagi pemahaman baru itu

dengan teman – teman sekelasnya. Model pembelajaran Circuit Learning mudah

diterapkan pada semua jenjang pendidikan dan mampu membantu siswa dalam

meningkatkan pengetahuannya dengan mengkonstruk pengetahuan sendiri, berfikir

kompleks ketika menganaisis materinya, memberikan kesempatan berdiskusi dan

bekerjasama dengan teman sekelas. Hal tersebut sependapat dengan Yeyen Yosiduada

(2012) yang menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar

dengan model pembelajaran Circuit Learning lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar

yang menggunakan metode konvensional.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh

model pembelajaran Circuit Learning terhadap hasil belajar matematika siswa sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Dewa Ayu (2013) dengan hasil penelitiannya yaitu

model pembelajaran Circuit Learning mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil

belajar Siswa. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan “terdapat pengaruh model

pembelajaran Circuit Learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD

Mangunsari 05 Kota Salatiga” diterima. Hal ini dapat dilihat dari besarnya signifikan 0,000

< 0,05.

Pembelajaran yang dilakukan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran

tipe Circuit Learning terlihat aktivitas siswa yang menunjukan bahwa penggunaan model

pembelajaran Circuit Learning dalam pembelajaran matematika dapat memberikan

pengaruh yang baik terhadap perilaku siswa, temuan aktivitas siswa yang dimaksud adalah

seluruh siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran karena siswa terlibat langsung dalam

pembelajaran dan dapat memahami materi yang disampaikan oleh siswa lain dalam

kelompok, semua siswa terlihat aktif bertanya jawab dan tidak malu atau takut untuk

saling bertanya jawab dengan siswa lain dalam kelompoknya sendiri ataupun kelompok

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8089/4/T1_292010269_BAB IV.pdf · 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis

44

lain, siswa dalam kelompok saling berkompetisi dan bekerjasama untuk menyalurkan ide

kecil untuk menyusun presentasi kelompok.

Hasil temuan pada saat pembelajaran mengindikasikan bahwa penggunaan model

pembelajaran Circuit Learning yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran

matematika pokok bahasan sifat bangun ruang sederhana membuat pembelajaran lebih

menyenangkan, siswa lebih aktif, materi pelajaran yang dijelaskan dapat dipahami, siswa

lebih mudah dalam memahami materi pelajaran dan akan berpengaruh pada hasil belajar

matematika siswa sehingga hasil belajar matematika siswa dapat tercapai secara maksimal.