34
67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah kerangka berpikir dibangun menggunakan teori yang ada dan sampel serta teknik pengambilan sampel telah ditentukan, maka penelitian dilanjutkan dengan pengambilan data dan mengolahnya dengan SPSS. Dalam bab ini akan dijelaskan lebih terperinci mengenai proses tersebut, mulai dari bagaimana penulis melakukan try-out dalam proses penelitian guna mengetahui kelayakan skala psikologi yang digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya, sampai pada pembahasan hasil penelitian. 4.1 Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini berjudul Pengaruh Konsep Diri dan Dukungan Sosial Teman Sebaya Terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Ambon di Universitas Kristen Satya Wacana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah ada pengaruh secara simultan dari konsep diri dan dukungan sosial teman sebaya terhadap kompetensi interpersonal mahasiswa Ambon di Universitas Kristen Satya Wacana. Pada penelitian ini, data diperoleh melalui skala psikologi yang disebarkan pada 136 orang mahasiswa Ambon angkatan 2012 dan 2013 setelah melewati proses try-out skala psikologi pada tanggal 10 Februari 2015 sampai 16 Februari 2015. Setelah itu dilakukan penyebaran skala psikologi yang telah mempunyai daya diskriminasi yang baik pada tanggal 23 Februari 2015 sampai 3 Maret 2015. Tujuan dari diadakannya try-out agar skala psikologi yang nanti dibagikan telah memiliki daya diskriminasi yang baik dan bebas dari aitem yang gugur. Try-out diakukan pada mahasiswa yang masih satu Provinsi Maluku dengan pertimbangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

67

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah kerangka berpikir dibangun menggunakan teori yang ada

dan sampel serta teknik pengambilan sampel telah ditentukan, maka

penelitian dilanjutkan dengan pengambilan data dan mengolahnya dengan

SPSS. Dalam bab ini akan dijelaskan lebih terperinci mengenai proses

tersebut, mulai dari bagaimana penulis melakukan try-out dalam proses

penelitian guna mengetahui kelayakan skala psikologi yang digunakan

dalam penelitian yang sesungguhnya, sampai pada pembahasan hasil

penelitian.

4.1 Orientasi Kancah Penelitian

Penelitian ini berjudul Pengaruh Konsep Diri dan Dukungan Sosial

Teman Sebaya Terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Ambon di

Universitas Kristen Satya Wacana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengkaji apakah ada pengaruh secara simultan dari konsep diri dan

dukungan sosial teman sebaya terhadap kompetensi interpersonal

mahasiswa Ambon di Universitas Kristen Satya Wacana.

Pada penelitian ini, data diperoleh melalui skala psikologi yang

disebarkan pada 136 orang mahasiswa Ambon angkatan 2012 dan 2013

setelah melewati proses try-out skala psikologi pada tanggal 10 Februari

2015 sampai 16 Februari 2015. Setelah itu dilakukan penyebaran skala

psikologi yang telah mempunyai daya diskriminasi yang baik pada tanggal

23 Februari 2015 sampai 3 Maret 2015. Tujuan dari diadakannya try-out

agar skala psikologi yang nanti dibagikan telah memiliki daya

diskriminasi yang baik dan bebas dari aitem yang gugur. Try-out diakukan

pada mahasiswa yang masih satu Provinsi Maluku dengan pertimbangan

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

68

memperhatikan budaya serta karakter mahasiswa, karena belum tentu

semua mahasiswa memiliki budaya yang sama dan kerakter yang

mendekati.

4.2 Prosedur Penelitian

4.2.1 Pengambilan Data Awal

Sebelum memasuki tahap penelitian lebih lanjut, penulis

melakukan proses pencarian informasi mahasiswa pada biro administrasi

akademik UKSW. Pencarian informasi ini bertujuan untuk melengkapi

data-data yang diperlukan. Data-data yang dimaksud adalah, jumlah

mahasiswa Ambon angkata 2012 dan 2013 yang akan dijadikan subjek

penelitian.

4.2.2 Penyusunan Alat Ukur dan Validitas Permukaan

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 3 skala psikologi yaitu,

skala kompetensi interpersonal, skala konsep diri dan skala dukungan

sosial teman sebaya.

a. Skala kompetensi interpersonal Interpersonal Competence

Questionnaire (ICQ), yang dimodifikasi berdasarkan aspek-aspek

yang dikemukakan oleh Buhrmester, dkk., (1988) yaitu kemampuan

berinisiatif, kemampuan bersifat terbuka, kemampuan bersikap

asertif, kemampuan memberikan dukungan emosional, dan

kemampuan mengatasi konflik.

b. Skala konsep diri Tennesse Self Concept Scale (TSCS), yang

dimodifikasi berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Fitts

(1971) yaitu identitas (identity self), diri perilaku (behavioral self),

diri penilai (judging self), diri fisiki (physical self), diri moral-etik

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

69

(moral-ethical self), diri pribadi (personal self), diri keluarga (family

self), diri social (social self).

c. Skala dukungan sosial The Social Provision Scale (TSPS), yang

dimodifikasi berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Weiss

(1974) yaitu ketergantungan yang dapat diandalkan (reliable alliance),

bimbingan (guidance), pengakuan positif (reassurance of worth),

integrasi sosial (social integration), kesempatan untuk mengasuh

(opportunity to provide nurturance).

4.2.3 Pelaksanaan Penelitian

Proses try-out dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Februari 2015

kepada 100 orang mahasiswa Provinsi Maluku kecuali mahasiswa Ambon.

Try out dilakukan dengan cara penulis meminta bantuan kepada salah satu

teman dari masing-masing daerah yang masih masuk Provinsi Maluku,

serta penulis mengunjungi langsung beberapa tempat singah (kost) yang

penulis kenal. Penulis memberi kesempatan kepada responden try-out

untuk mengembalikan skala psikologi kepada penulis pada hari Senin, 16

Februari 2015. Skala psikologi yang kembali pada penulis berjumlah 75

skala yang telah terisi, 25 skala kembali dalam keadaan kosong/tidak

terisi.

Proses pengambilan data dilakukan penulis pada hari Senin, 23

Februari 2015 kepada 136 orang mahasiswa Ambon. Dalam proses ini

penulis meminta bantuan dari ketua Himpunan Pelajar dan Mahasiswa

Maluku salatiga (HIPMMA) untuk membantu membagikan skala bagi

mahasiswa angkatan 2012 dan 2013. Penulis memberi kesempatan

pengumpulan skala pada tanggal Senin, 2 Maret 2015, namun ternyata

baru dikembalikan pada Selasa, 3 Maret 2015.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

70

4.3 Deskripsi Hasil Try-Out

4.3.1 Deskripsi Hasil Try-Out

Data try-out yang diolah pada penelitian ini adalah data primer

dalam bentuk skala psikologi dari hasil jawaban responden terkait

kompetensi interpersonal, konsep diri dan dukungan sosial teman sebaya.

Skala psikologi sebagai alat ukur didistribusikan dengan bantuan beberapa

teman serta secara langsung terhadap 100 responden, namun hanya 75

yang kembali dengan keadaan telah diisi, dan 25 yang lainnya tidak

diisi/kosong.

4.3.2 Distribusi Frekuensi Indentitas Responden Try-Out

Tabel 4.1

Demografi Responden Try Out Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase

Laki-laki 31 41%

Perempuan 44 59%

Total 75 100%

Table 4.1 memberikan informasi bahwa responden try-out yang

berjenis kelamin laki-laki berjumlah 31 orang dengan presentase 41% dan

perempuan berjumlah 44 orang dengan presentase 59%.

4.4 Uji Diskriminasi dan Reliabilitas Skala

Untuk mengetahui kualitas skala psikologi yang nantinya akan

digunakan, terlebih dahulu dilakukan seleksi aitem skala psikologi dan

reliabilitas skala psikologi, dengan tujuan untuk memilih aitem yang baik

digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini seleksi aitem dilakukan

pada proses try-out sehingga pada proses pengambilan data dengan

responden yang sebenarnya akan mendapat hasil yang benar-benar dapat

dipertanggungjawabkan.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

71

4.4.1 Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Skala Kompetensi

Interpersonal

Aitem yang digunakan untuk menjaring data kompetensi

interpersonal mahasiswa adalah sebanyak 40 aitem. Setelah dilakukan

diskriminasi aitem melalui corrected item-total correlation diperoleh 4

aitem yang memiliki koefisien korelasi ≤ 0,30 dan dinyatakan gugur.

Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

lengkap terlampir dalam table di bawah ini.

Tabel 4.2

Sebaran Aitem Valid dan Gugur Skala Kompetensi Interpersonal

No Aspek

Kompetensi Interpersonal

Jumlah

Item

Nomor Item

Valid

Nomor Item

Gugur

1 Kemampuan berinsiatif 8 1,6,11,16,

21,26,31,32

-

2 Kemampuan bersikap terbuka 8 2,3,12,17,

24,27,33,34

-

3 Kemampuan bersikap asertif 8 7,13,18,

22,28,35,36

9

4 Kemampuan memeberikan dukungan

emosional

8 4,8,10,14,

19,23,38

37

5 Kemampuan mengatasi konflik 8 15,20,25,29,

39,40

5,30

Jumlah 40 36 4

Dengan berpatokan pada blue print skala kompetensi interpersonal,

maka untuk melakukan penelitian akan digunakan 30 aitem. Dari beberapa

aitem valid di atas kemudian dilihat aitem dengan jumlah corrected item-

total correlation dengan nilai yang tinggi, serta dapat mewakili setiap

indikator dari aspek yang ada. Aitem itu adalah 1, 2, 4, 6, 8, 10, 11, 13, 14,

15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 33, 34, 35, 36, 39,

40. Setelah itu diuji reliabilitas dari 30 aitem tersebut untuk melihat

apakah aitem tersebut telah memenuhi standar aitem yang baik dan layak

digunakan dalam penelitian. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

72

mengunakan pengujian internal konsisten dengan melihat koefisien

Cronbach’s alpha.

Table 4.3

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kompetensi Interpersonal

Koefisien Alpha Batas Hasil

Kompetensi Interpersonal 0,848 0,60 Reliable

Berdasarkan hasil uji reliabilitas Tabel 4.3, diketahui bahwa

variabel kompetensi interpersonal memiliki koefisien Cronbach’s alpha

sebesar 0,848 dari batas minimal yang ditetapkan adalah 0,60 sehingga

skala psikologi dalam variabel kompetensi interpersonal dinyatakan

reliabel.

4.4.2 Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Skala Konsep Diri

Aitem yang digunakan untuk menjaring data konsep diri

mahasiswa adalah sebanyak 40 aitem. Setelah dilakukan diskriminasi

aitem melalui corrected item-total correlation diperoleh 4 aitem yang

memiliki koefisien korelasi ≤ 0,30 dan dinyatakan gugur. Adapun aitem

yang gugur tersebut adalah nomor: 12, 18, 31, 36. Hasil lengkap terlampir

dalam tabel di bawah ini.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

73

Tabel 4.4

Sebaran Aitem Valid dan Gugur Skala Konsep Diri

No Aspek

Konsep Diri

Jumlah

Item

Nomor Item

Valid

Nomor Item

Gugur

1 Diri Identits

(Identitiy self)

5 8,16,24,

25,33

-

2 Diri Perilaku

(Behavioral self)

5 2,4,17,

26,34

-

3 Diri Penilai

(Judging self)

5 6,21,24,

27,35

-

4 Diri Fisik

(Physical self)

5 1,10,15,

28

36

5 Diri Moral-Etik

(Moral ethical self)

5 5,19,22,

29,37

-

6 Diri Pribadi

(Personal self)

5 11,13,30,

38

12

7 Diri Keluarga

(Family self)

5 3,7,39 18,31

8 Diri Sosial

(Sosial self)

5 9,20,25,

32,40

-

Jumlah 40 36 4

Dengan berpatokan pada blue print skala konsep diri, maka untuk

melakukan penelitian akan digunakan 32 aitem. Dari beberapa aitem valid

di atas kemudian dilihat aitem dengan jumlah corrected item-total

correlation dengan nilai yang tinggi, serta dapat mewakili setiap indikator

dari aspek yang ada. Aitem itu adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13,

14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 32, 34, 35, 37, 38, 39.

Setelah itu diuji reliabilitas dari 32 aitem tersebut untuk melihat apakah

aitem tersebut telah memenuhi standar aitem yang baik dan layak

digunakan dalam penelitian. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini

mengunakan pengujian internal konsisten dengan melihat koefisien

Cronbach’s alpha.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

74

Table 4.5

Hasil Uji Reliabilitas Skala Konsep Diri

Koefisien Alpha Batas Hasil

Konsep Diri 0,867 0,60 Reliable

Berdasarkan hasil uji reliabilitas Tabel 4.5, diketahui bahwa

variabel konsep diri memiliki koefisien Cronbach’s alpha sebesar 0,867

dari batas minimal yang ditetapkan adalah 0,06, sehingga skala psikologi

dalam variabel konsep diri dinyatakan reliabel.

4.4.3 Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Skala Dukungan Sosial

Teman Sebaya

Aitem yang digunakan untuk menjaring data dukungan sosial

teman sebaya mahasiswa adalah sebanyak 30 aitem. Setelah dilakukan

diskriminasi aitem melalui corrected item-total correlation diperoleh 5

aitem yang memiliki koefisien korelasi ≤ 0,30 dan dinyatakan gugur.

Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 2, 10, 27, 29, 30. Hasil

lengkap terlampir dalam table di bawah ini.

Tabel 4.6

Sebaran Aitem Valid dan Gugur Skala Dukungan Sosial Teman Sebaya

No Aspek Dukungan Sosial

Teman Sebaya

Jumlah

Item

Nomor Item

Valid

Nomor Item

Gugur

1 Ketergantungan yang dapat diandalkan

(Reliable alliance)

5 1,18,23,

25

10

2 Bimbingan

(Guidance)

5 3,12,16,

19,26

-

3 Pengakuan Positif

(Reassurance of worth)

5 6,9,13,

20

27

4 Kedekatan Emosional

(Emotional attachment)

5 11,17,21,

28

2

5 Integrasi Sosial

(Sosial integration)

5 5,8,14,

22

29

6 Kesempatan untuk Mengasuh

(Opportunity to provide nurturance)

5 4,7,15,

24

30

Jumlah 30 25 5

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

75

Dengan berpatokan pada blue print skala dukungan sosial teman

sebaya, maka untuk melakukan penelitian akan digunakan 24 aitem. Dari

beberapa aitem valid di atas kemudian dilihat aitem dengan jumlah

corrected item-total correlation dengan nilai yang tinggi, serta dapat

mewakili setiap indikator dari aspek yang ada. Aitem itu adalah 1, 4, 5, 6,

7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28.

Setelah itu diuji reliabilitas dari 24 aitem tersebut untuk melihat apakah

aitem tersebut telah memenuhi standar aitem yang baik dan layak

digunakan dalam penelitian. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini

mengunakan pengujian internal konsisten dengan melihat koefisien

Cronbach’s alpha.

Table 4.7

Hasil Uji Reliabilitas Skala Dukungan Sosial Teman Sebaya

Koefisien Alpha Batas Hasil

Dukungan Sosial Teman Sebaya 0,871 0,60 Reliable

Berdasarkan hasil uji reliabilitas Tabel 4.7, diketahui bahwa

variabel dukungan sosial teman sebaya memiliki koefisien Cronbach’s

alpha sebesar 0,871 dari batas minimal yang ditetapkan adalah 0,06,

sehingga skala psikologi dalam variabel dukungan sosial teman sebaya

dinyatakan reliabel.

4.5 Deskripsi Responden Penelitian

Responden penelitian adalah mahasiswa Ambon di Universitas

Kristen Satya Wacana angkatan 2012 dan 2013 yang berjumlah 136 orang.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

76

4.5.1 karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.8

Demografi Responden Menurut Jenis Kelamin (Angkatan 2012)

Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase

Laki-laki 30 43%

Perempuan 40 57%

Total 70 100%

Tabel 4.9

Demografi Responden Menurut Jenis Kelamin (Angkatan 2013)

Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase

Laki-laki 21 32%

Perempuan 45 68%

Total 66 100%

Data di atas menunjukan untuk angkatan 2012 jumlah mahasiswa

yang berpastisipasi dalam pengisian skala psikologi yaitu: laki-laki 43%

dan perempuan 57%. Untuk angkatan 3013 yaitu: laki-laki 32% dan

perempuan 68%.

4.5.2 Analisis Deskriptif

Table 4.10

Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif

N Jarak Minimal Maximal Rata-rata Std. Deviasi

Kompetensi

Interpersonal 136 38 101 139 122,61 7.425

Konsep Diri 136 44 114 158 135,33 8.420

Dukungan

Sosial Teman

Sebaya

136 30 83 113 98,4 6.048

N yang valid 136

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

77

Dari tabel 4.10 hasil output analisis deskriptif di atas, dapat

diartikan sebagai berikut:

1. Variabel kompetensi interpersonal memiliki rata-rata hitung sebesar

122,6 dengan standar deviasi sebesar 7,425, artinya bahwa variabel

kompetensi interpersonal berada pada daerah positif. Hal ini

menunjukkan bahwa responden menilai skala psikologi tentang

variabel kompetensi interpersonal sesuai dengan dirinya.

2. Variabel konsep diri memiliki rata-rata hitung sebesar 135,3 dengan

standar deviasi sebesar 8,420, artinya bahwa variabel konsep diri

berada pada daerah positif. Hal ini menunjukkan bahwa responden

menilai skala psikologi tentang variabel konsep diri sesuai dengan

dirinya.

3. Variabel dukungan sosial teman sebaya memiliki rata-rata hitung

sebesar 94,4 dengan standar deviasi sebesar 6,048, artinya bahwa

variabel dukungan sosial teman sebaya berada pada daerah positif. Hal

ini menunjukkan bahwa responden menilai skala psikologi tentang

variabel dukungan sosial teman sebaya sesuai dengan dirinya.

4.6 Identifikasi Skor

4.6.1 Identifikasi Skor Kompetensi Interpersonal

Dengan menentukan tinggi rendahnya variable kompetensi

interpersonal, digunakan 5 kategori, yakni sangat tinggi. Tinggi, sedang,

rendah dan sangat rendah. Jumlah aitem yang digunakan untuk mengukur

kompetensi interpersonal adalah 30 aitem dengan daya diskriminasi yang

baik. Maka nilai tertinggi yang diperoleh yaitu 150 (5 × 30) dan nilai

terendah 30 (1 × 30). Perhitungan interval dapat dilihat sebagai berikut:

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

78

i =

i =

i = 24.

Dengan demikian gambaran tinggi rendah hasil dari kompetensi

interpersonal dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.11

Kategorisasi Skor Kompetensi Interpersonal

Kategori Interval N Presentase

Sangat Tinggi 126 ≤ x ≤ 150 51 37,5%

Tinggi 102 ≤ x < 126 84 61,8%

Sedang 78 ≤ x < 102 1 0,7%

Rendah 54 ≤ x < 78 - -

Sangat Rendah 30 ≤ x < 54 - -

Jumlah 136 100%

SD = 7,425 Min = 101 Max = 139

Tabel 4.11 memberikan informasi bahwa skor sangat tinggi

bergerak dari 126 sampai dengan 150, skor tinggi bergerak dari 102

sampai dengan 126, skor sedang bergerak dari 78 sampai dengan 102, skor

rendah bergerak dari 54 sampai dengan 78, dan skor sangat rendah

bergerak dari 30 sampai dengan 54. Hal ini menunjukkan bahwa 0,7%

responden memiliki kompetensi interpersonal dengan kategori sedang,

61,8% responden memiliki kompetensi interpersonal dengan kategori

tinggi dan 37,5% responden berada pada kategori sangat tinggi.

4.6.2 Identifikasi Skor Konsep Diri

Dengan menentukan tinggi rendahnya variable konsep diri,

digunakan 5 kategori, yakni sangat tinggi. Tinggi, sedang, rendah dan

sangat rendah. Jumlah aitem yang digunakan untuk mengukur konsep diri

adalah 32 aitem dengan daya diskriminasi yang baik. Maka nilai tertinggi

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

79

yang diperoleh yaitu 160 (5 × 32) dan nilai terendah 32 (1 × 32).

Perhitungan interval dapat dilihat sebagai berikut:

i =

i =

i = 25,6.

Dengan demikian gambaran tinggi rendah hasil dari konsep diri

dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.12

Kategorisasi Skor Konsep Diri

Kategori Interval N Presentase

Sangat Tinggi 134,4 ≤ x ≤ 160 90 66,2%

Tinggi 108,8 ≤ x < 134,4 46 33,8%

Sedang 83,2 ≤ x < 108,8 - -

Rendah 57,6 ≤ x < 83,2 - -

Sangat Rendah 32 ≤ x < 57,6 - -

Jumlah 136 100%

SD = 8,420 Min = 114 Max = 158

Tabel 4.12 memberikan informasi bahwa skor sangat tinggi

bergerak dari 134,4 sampai dengan 160, skor tinggi bergerak dari 108,8

sampai dengan 134,4, skor sedang bergerak dari 83,2 sampai dengan

108,8, skor rendah bergerak dari 57,6 sampai dengan 83,2, dan skor sangat

rendah bergerak dari 32 sampai dengan 57,6. Hal ini menunjukkan bahwa

33,8% responden memiliki konsep diri dengan kategori tinggi dan 66,2%

responden berada pada kategori sangat tinggi.

4.6.3 Identifikasi Skor Dukungan Sosial Teman Sebaya

Dengan menentukan tinggi rendahnya variable dukungan sosial

teman sebaya, digunakan 5 kategori, yakni sangat tinggi. Tinggi, sedang,

rendah dan sangat rendah. Jumlah aitem yang digunakan untuk mengukur

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

80

dukungan sosial teman sebaya adalah 24 aitem dengan daya diskriminasi

yang baik. Maka nilai tertinggi yang diperoleh yaitu 120 (5 × 24) dan nilai

terendah 24 (1 × 24). Perhitungan interval dapat dilihat sebagai berikut:

i =

i =

i = 19,2.

Dengan demikian gambaran tinggi rendah hasil dari dukungan

sosial teman sebaya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.13

Kategorisasi Skor Dukungan Sosial Teman Sebaya

Kategori Interval N Presentase

Sangat Tinggi 100,8 ≤ x ≤ 120 63 46,3%

Tinggi 81,6 ≤ x < 100,8 73 53,7%

Sedang 62,4 ≤ x < 81,6 - -

Rendah 43,2 ≤ x < 62,4 - -

Sangat Rendah 24 ≤ x < 43,2 - -

Jumlah 136 100%

SD = 6,048 Min = 83 Max = 113

Tabel 4.13 memberikan informasi bahwa skor sangat tinggi

bergerak dari 100,8 sampai dengan 120, skor tinggi bergerak dari 81,6

sampai dengan 100,8, skor sedang bergerak dari 62,4 sampai dengan 81,6,

skor rendah bergerak dari 43,2 sampai dengan 62,4, dan skor sangat

rendah bergerak dari 24 sampai dengan 43,2. Hal ini menunjukkan bahwa

53,7% responden memiliki dukungan sosial teman sebaya dengan kategori

tinggi dan 46,3% responden berada pada kategori sangat tinggi.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

81

4.7 Uji Asumsi Klasik

4.7.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat grafik histrogram,

P-P Plot Test, dan hasil uji one sample kolmogorov smirnov.

Gambar 4.1

Histogram

Data dikatakan berdistribusi normal apabila histogram berbentuk

lonceng (bell shaped curve) (Santosa, 2000). Dengan melihat tampilan

histogram di atas, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan

pola distribusi normal, karena berbentuk lonceng serta tidak menceng ke

kiri atau ke kanan.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

82

Gambar 4.2

P-P Plot Test

Dari P-P Plot Test di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar

di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya searah garis diagonal.

Sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal.

Tabel 4.14

Hasil Uji Kolmogorov Smirnov

Uji Kolmogorov-Smirnov

Kompetensi

Interpersonal

Konsep

Diri

Dukungan Sosial

Teman Sebaya

N 136 136 136

Parameter Normala,,b Rata-rata 122.61 135.33 98.40

Std. Deviasi 7.425 8.420 6.048

Perbedaan yang terlihat Absolut .053 .099 .069

Positif .049 .045 .057

Negatif -.053 -.099 -.069

Kolmogorov-Smirnov Z .616 1.154 .800

Asymp. Sig. (2-tailed) .843 .139 .544

a. Pengujian terdistribusi normal.

b. Kalkulasi dari data.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

83

Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov, diketahui bahwa nilai

koefisien kompetensi interpersonal sebesar 0,616 dengan signifikansi

sebesar 0,843 (p > 0,05) yang berarti bahwa data kompetensi interpersonal

terdistribusi normal. Koefisien konsep diri sebesar 1,154 dengan

signifikansi sebesar 0,139 (p > 0,05) yang berarti bahwa data konsep diri

terdistribusi normal. Selanjutnya, koefisien dukungan sosial teman sebaya

sebesar 0,800 dengan signifikansi sebesar 0,544 (p > 0,05) artinya bahwa

data dukungan sosial teman sebaya terdistribusi normal.

Dengan demikian data penelitian ini memenuhi asumsi normalitas

dan model regresi layak digunakan untuk memprediksi kompetensi

interpersonal berdasarkan konsep diri dan dukungan sosial teman sebaya.

Table 4.15

Hasil Uji Kolmogorov Smirnov contoh tunggal

Uji Kolmogorov-Smirnov

Koefisien

Terbakukan

N 136

Parameter Normala,,b Rata-rata .0000000

Std. Deviasi .99256495

Perbedaan yang terlihat Absolut .071

Positif .067

Negatif -.071

Kolmogorov-Smirnov Z .827

Asymp. Sig. (2-tailed) .501

a. Pengujian terdistribusi normal.

b. Kalkulasi dari data.

Table 4.15 menunjukan bahwa nilai koefisien terbakukan

Kolmogorov-Smirnof untuk variabel dependen sebesar 0,827 dengan

signifikansi sebesar 0,501 (p > 0,05) maka disimpulkan bahwa data

terdistribusi dengan normal.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

84

Secara keseluruhan, dengan menggunakan metode grafik

histogram, P-P plot maupun statistik menunjukan bahwa data dalam

penelitian terdistribusi normal. Dengan demikian data penelitian ini

memenuhi asumsi normalitas dan model regresi layak digunakan untuk

memprediksi kompetensi interpersonal berdasarkan konsep diri dan

dukungan sosial teman sebaya.

4.7.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Sebab jika

terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinearitas. Pengujian akan

dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor

(VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan VIF ≤ 10

(Ghosali, 2009).

Tabel 4.16

Hasil Uji Multikolineriatas

Koefisiena

Model

Koefisien Tak

Terbakukan

Koefisien

Terbakukan

t Sig.

Statistk

Kolinearitas

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Kostanta) 31.817 9.769 3.257 .001

Konsep Diri .319 .064 .361 4.955 .000 .856 1.168

DukunganSosial

TemanSebaya

.485 .090 .395 5.413 .000 .856 1.168

a. Variable Terikat: Kompetensi Interpersonal

Dari Tabel 4.16 terlihat kedua variabel bebas yang digunakan

memiliki nilai tolerance 0,856 > 0,10 dan nilai VIF 1,168 < 10. Dengan

demikian dapat disimpulkan tidak terdapat masalah multikolinearitas pada

variabel yang digunakan.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

85

Selain itu, uji multikolinieritas dapat dilihat dengan menganalisis

matrik korelasi variabel-variabel independen (bebas). Jika antar variabel

independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka

hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas atau sebaliknya

Uji multikolinieritas juga dapat dilakukan dengan melihat matriks

korelasi antar variabel-variabel bebas (zero oreder correlation matrix)

yaitu jika variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya 0,90),

maka hal tersebut mengindikasikan gejala multikolinieritas (Ghozali,

2009). Hasil uji zero order correlation matrix dapat dilihat dalam Tabel

4.17.

Tabel 4.17

Hasil Uji Zero Order Correlation Matrix

Korelasi

Variabel Pengatur

Kompetensi

Interpersonal

Konsep

Diri

Dukungan Sosial

Teman Sebaya

Kompetensi

Interpersonal

Korelasi 1.000 .511 .532

Signifikan (2-tailed) . .000 .000

Df 0 134 134

Konsep Diri Korelasi .511 1.000 .379

Signifikan (2-tailed) .000 . .000

Df 134 0 134

Dukungan Sosial

Teman Sebaya

Korelasi .532 .379 1.000

Signifikan (2-tailed) .000 .000 .

Df 134 134 0

a. Cells contain zero-order (Pearson) correlations.

Tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa besaran koefisien korelasi

antar variabel bebas konsep diri dengan dukungan sosial teman sebaya

adalah 0.511 dan 0.532 (p < 0.90), sehingga dapat dikatakan bahwa tidak

terdapat masalah multikolinieritas diatas variabel dependen (kompetensi

interpersonal.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

86

4.7.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah sebuah model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke

pangamatan yang lai. Jika varians dari pengamatan residual satu ke

pangamatan yang lain tetap maka terjadi masalah heteroskedastisitas yaitu

homoskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homoskedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas yaitu melihat scatterplot (nilai prediksi dependen

ZPRED dengan residual SRESID). Apabila titik pada grafik scatterplot

menyebar secara acak di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka

tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (Santoso, 2000).

Gambar 4.3

Scatterplot

Statterplot menunjukan titik-titik terpencar dengan tidak

membentuk pola-pola tertentu di sekitar garis diagonal, tetapi titik-titik

tersebut menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Gambar 4.3

menunjukan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

87

regresi dapat dipakai untuk memprediksi perilaku rososial berdasarkan

kecerdasan emosi dan pola asuh otoritatif.

4.7.4 Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan linear antar

variabel. Hasil uji linearitas terhadap kompetensi interpersonal dan konsep

diri serta kompetensi interpersonal dan dukungan sosial teman sebaya

adalah sebagai berikut.

Tabel 4.18

Hasil Uji Linearitas Kompetensi Interpersonal dengan Konsep Diri

Tabel ANOVA

Jumlah

Kuadrat df

Rata-rata

Kuadrat F Sig.

Kompetensi

Interpersonal*

Konsep Diri

Antara

Kelompok

(Gabungan) 3504.681 38 92.228 2.272 .001

Linearitas 1942.933 1 1942.933 47.862 .000

Simpangan

dari Linearitas 1561.747 37 42.209 1.040 .427

Dalam Kelompok 3937.665 97 40.594

Total 7442.346 135

Berdasarkan tabel 4.18 dapat dilihat bahwa nilai penyimpangan

linearitas 0,427 (p > 0,05) dan nilai signifikansi linearitas 0,000 (p < 0,05),

dengan demikian dapat disimpulkan terdapat linearitas antara kompetensi

interpersonal dengan konsep diri.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

88

Tabel 4.19

Hasil Uji Linearitas Kompetensi Interpersonal dengan Dukungan Sosial

Teman Sebaya

Tabel ANOVA

Jumlah

Kuadrat df

Rata-rata

Kuadrat F Sig.

Kompetensi

Interpersonal*

Dukungan Sosial

Teman Sebaya

Antara

Kelompok

(Gabungan) 3364.314 26 129.397 3.459 .000

Linearitas 2103.874 1 2103.874 56.234 .000

Simpangan

dari Linearitas 1260.440 25 50.418 1.348 .149

Dalam Kelompok 4078.031 109 37.413

Total 7442.346 135

Berdasarkan tabel 4.19 dapat dilihat bahwa nilai penyimpangan

linearitas 0,149 (p > 0,05) dan nilai signifikansi linearitas 0,000 (p < 0,05),

dengan demikian dapat disimpulkan terdapat linearitas antara kompetensi

interpersonal dengan dukungan sosial teman sebaya.

Gambar 4.4

Scatterplot Y (Kompetensi Interpersonal) dengan X1 (Konsep Diri)

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

89

Gambar 4.5

Scatterplot Y (Kompetensi Interpersonal) dan X2 (Dukungan Sosial

Teman Sebaya)

Berdasarkan Gambar 4.4 dan 4.5, terlihat bahwa garis lurus (arah

positif) yang menandakan bahwa pengaruh konsep diri dan dukungan

sosial teman sebaya terhadap kompetensi interpersonal bersifat linier.

4.7.5 Analisis Regresi Berganda

Tabel 4.20

Hasi Analisis Regresi Nilai Koefisien Beta dan Nilai t Variabel

Independen Terhadap Variabel Dependen

Koefisiena

Model

Koefisien Tak

Terbakukan

Koefisien

Terbakukan

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Konstan) 31.817 9.769 3.257 .001

Konsep Diri .319 .064 .361 4.955 .000

Dukungan Sosial

Teman Sebaya .485 .090 .395 5.413 .000

a. Variable Terikat: Kompetensi Interpersonal

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

90

Dari tabel di atas diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut:

Y = 31,817 + 0,361 X1 + 0,395 X2

Keterangan:

1. Konstanta (a) sebesar 31,817 mengandung arti bahwa jika variabel

independen konsep diri dan dukungan social teman sebaya bernilai 0,

maka nilai kompetensi interpersonal sebesar 31,817.

2. Koefisien regresi konsep diri sebesar 0.361 memberikan pemahaman

bahwa setiap penambahan satu satuan atau satu tingkatan konsep diri

akan berdampak pada meningkatnya kompetensi interpersonal sebesar

0,361. Dengan kata lain, semakin baik kualitas konsep diri mahasiswa

Ambon di Universitas Kristen Satya Wacana akan berdampak pada

peningkatan kualitas nilai kompetensi interpersonal Mahasiswa

Ambon di Universitas Kristen Satya Wacana. Dengan sebuah asumsi

bahwa variabel independen lainnya (dalam hal ini dukungan sosial

teman sebaya) konstan.

3. Koefisien regresi dukungan sosial teman sebaya sebesar 0.395

memberikan pemahaman bahwa setiap penambahan satu satuan atau

satu tingkatan dukungan sosial teman sebaya akan berdampak pada

meningkatnya kompetensi interpersonal sebesar 0,395. Dengan kata

lain, semakin baik kualitas dukungan sosial teman sebaya mahasiswa

Ambon di Universitas Kristen Satya Wacana akan berdampak pada

peningkatan kualitas nilai kompetensi interpersonal Mahasiswa

Ambon di Universitas Kristen Satya Wacana. Dengan sebuah asumsi

bahwa variabel independen lainnya (dalam hal ini konsep diri)

konstan.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

91

4.8 Uji Hipotesis

Hipotesis: Terdapat pengaruh secara simultan antara konsep diri

dan dukungan sosial teman sebaya terhadap kompetensi interpersonal

mahasiswa Ambon di Universitas Kristen Satya Wacana.

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi berganda

dua variabel. Dua variabel yang dimaksud adalah dua variabel

independen, yakni konsep diri dan dukungan sosial teman sebaya.

4.8.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Tabel 4.21

Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi Nilai F

ANOVAb

Model

Jumlah

Kuadrat Df

Rata-rata

Kuadrat F Sig.

1 Regresi 2935.724 2 1467.862 43.320 .000a

Residu 4506.622 133 33.884

Total 7442.346 135

a. Prediktor: (Konstan), Dukungan Sosial Teman Sebaya, Konsep Diri

b. Variable Terikat: Kompetensi Interpersonal

Berdasarkan tabel anova, diperoleh nilai Fhitung sebesar 43,320 dengan

nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dan Ftabel sebesar 3,06 (α =

0,05), maka dapat dikatakan bahwa adanya pengaruh secara simultan

antara konsep diri dan dukungan sosial teman sebaya terhadap kompetensi

interpersonal. Dari hasil perhitungan ini maka hipotesis dalam penelitian

diterima.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

92

4.8.2 Uji Signifikansi Parameter Indivudual (Uji t)

Hasil perhitungan statistik secara parsial untuk variabel X1 (konsep

diri) dan X2 (dukungan sosial teman sebaya) terhadap Y (kompetensi

interpersonal) diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.22

Hasil Uji Regresi Berganda Nilai Koefisien Beta dan Nilai t Variabel

Independen Terhadap Variabel Dependent.

Koefisiena

Model

Koefisien Tak

Terbakukan

Koefisien

Terbakukan

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Konstan) 31.817 9.769 3.257 .001

KonsepDiri .319 .064 .361 4.955 .000

DukunganSosial

TemanSebaya .485 .090 .395 5.413 .000

a. Variable Terikat: Kompetensi Interpersonal

Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai thitung konsep diri

sebesar 4,955 (ttabel = 1,98) dengan tingkat signifikansi 0,000 (p < 0,05).

Hasil ini mengartikan bahwa variabel konsep diri secara parsial dapat

menjadi prediktor kompetensi interpersonal.

Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai thitung dukungan sosial

teman sebaya sebesar 5,413 (ttabel = 1,98) dengan tingkat signifikansi 0,000

(p < 0,05). Hasil ini mengartikan bahwa variabel dukungan sosial teman

sebaya secara parsial dapat menjadi prediktor kompetensi interpersonal.

4.8.3 Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana pengaruh antara konsep diri dan dukungan sosial teman

sebaya terhadap kompetensi interpersonal.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

93

Tabel 4.23

Hasil Uji Korelasi Regresi Konsep Diri dan Dukungan Sosial Teman

Sebaya Terhada Kompetensi Interpersonal.

Jumlah Model

Model R R Kuadrat R Kuadrat yang

Disesuaikan

Std. Error

kira-kira

1 .628a .394 .385 5.821

a. Prediktor: (Konstan), Dukungan Sosial Teman Sebaya, Konsep Diri

b. Variable Terikat: Kompetensi Interpersonal

Nilai R sebesar 0,628 pada tabel 4.23, menunjukkan adanya

pengaruh konsep diri dan dukungan sosial teman sebaya terhadap

kompetensi interpersonal dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,394.

Dengan demikian variabel konsep diri dan dukungan sosial teman sebaya

memberikan pengaruh terhadap kompetensi interpersonal sebesar 39,4%.

Sedangkan sisanya sebesar 60,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa

variabel konsep diri dan dukungan sosial teman sebaya dapat digunakan

sebagai prediktor terhadap kompetensi interpersonal.

Sedangkan standart kesalahan estimasi adalah 5.821. Hal ini

disebabkan karena kedua variabel yang menjadi prediktor terhadap

kompetensi interpersonal tidak semuanya memberi pengaruh yang besar

secara bersama-sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang

menjelaskan Terdapat pengaruh secara simultan antara konsep diri dan

dukungan sosial teman sebaya terhadap kompetensi interpersonal

mahasiswa Ambon di Universitas Kristen Satya Wacana diterima.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

94

4.8.4 Sumbangan Prediktor

Sumbangan prediktor digunakan untuk mengetahui berapa besar

sumbangan efektif masing-masing variabel independen. Sumbangan

efektif semua variabel sama dengan koefisien determinasi (Budiono,

2004). Sumbangan efektif dapat dihitung dengan rumus:

Koefisien korelasi dari variabel konsep diri dan dukungan sosial teman

sebaya dapat dilihat sebagai berikut:

SE (X1)% = Nilai β × koefisien Korelasi X1Y × 100%

= 0,361 × 0,511 × 100%

= 18,4%.

SE (X2)% = Nilai β × koefisien korelasi X2Y × 100%

= 0,395 × 0,532 × 100%

= 21%.

Tabel di atas memaparkan besarnya sumbangan yang diberikan

oleh masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent,

dimana konsep diri memberikan pengaruh yang signifikan sebesar 18,4%

dan dukungan sosial teman sebaya memberikan pengaruh yang signifikan

sebesar 21%.

Jenis kelamin merupakan hal yang menarik untuk diteliti guna

mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap kompetensi

interpersonal mahasiswa. Peneliti menggunakan uji beda t-test untuk

SE (X)% = βX × rxy × 100%

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

95

mengetahui perbedaan kompetensi interpersonal pada mahasiswa laki-laki

dan perempuan. Adapun analisisnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.24

Hasil Uji t Untuk Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Laki-laki dan

Perempuan

Kelompok Statistik

Gender N Rata-rata Std. Deviasi Rata-rata

Std. Error

Kompetensi

Interpersonal

Laki-laki 51 120.51 7.893 1.105

Perempuan 85 123.87 6.873 .745

Uji Levene's

Kesetaraan

Varian

Uji-t Kesetaraan

Nilai

Rata-rata

F Sig. T Df

Sig.

(2-tailed)

Perbedaan

Rata-rata

Perbedaan

Std. Error

Kompetensi

Interpersonal

Asusmsi Varian

Yang Setara

.675 .413 -2.610 134 .010 -3.361 1.288

Asumsi Varian

Tak Setara

-2.521 94.232 .013 -3.361 1.333

Dari Tabel 4.24 dapat diketahui bahwa uji homogenitas dengan

Levenes Test memperoleh Fhitung sebesar 0,675 dengan signifikansi 0,413

(p > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa varian dari kedua kategori

homogen. Hasil uji t menunjukan nilai sebesar - 2,610 dengan signifikansi

sebesar 0,010 (p > 0,05), yang bermakna ada perbedaan kompetensi

interpersonal antara mahasiswa laki-laki dan perempuan. Kompetensi

interpersonal perempuan jauh lebih tinggi dengan rata-rata 123,87 dan

laki-laki 120,51.

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

96

4.9 Diskusi

Hasil pengukuran di atas membuktikan bahwa hipotesis terdapat

pengaruh secara simultan antara konsep diri dan dukungan sosial teman

sebaya terhadap kompetensi interpersonal mahasiswa Ambon di

Universitas Kristen Satya Wacana diterima. Hal ini terlihat dari nilai Fhitung

sebesar 43,320 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05). Kedua

variabel memberikan sumbangan efektif sebesar 39,4% yang berarti

39,4% dari variasi yang terjadi pada variabel kompetensi interpersonal

dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel konsep diri dan dukungan sosial

teman sebaya. Sedangkan sisanya sebesar 60,6% dipengaruhi oleh variabel

lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil analisis regresi

menunjukan tanda positif (searah) yang berarti semakin baik kualitas

konsep diri dan dukungan sosial teman sebaya akan berdampak pada

peningkatan kompetensi interpersonal mahasiswa Ambon di Universitas

Kristen Satya Wacana.

Konsep diri merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

signifikan terhadap kompetensi interpersonal mahasiswa Ambon di

Universitas Kristen Satya Wacana. Hal ini terbukti dari hasil uji t pada

tabel 4.21 (β = 0.361). Adanya pengaruh yang signifikan disebabkan

karena konsep diri merupakan bagian dari prinsip membangun suatu

hubungan kompetensi interpersonal yang efektif. Kebiasaan hidup

bersama dan mengembangkan pergaulan yang intensif menjadikan

kompetensi interpersonal seseorang tumbuh dan berkembang dengan baik

(Danardono, 1997). Kompetensi yang dimiliki mahasiswa Ambon di

Universitas Kristen Satya Wacana membuat mereka lebih mudah menjalin

hubungan interpersonal yang lebih hangat dengan orang lain dari latar

belakang yang berbeda, serta dapat bersikap terbuka dan menyesuaikan

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

97

diri dengan situasi yang baru. Dengan demikian individu yang memiliki

konsep diri yang baik dapat memahami diri sendiri baik kekurangan

ataupun kelebihannya (Nashori, 2000).

Coopersmith, (1990) mengemukakan karakteristik dengan konsep

diri positif, yaitu bebas mengemukakan pendapat, cenderung memiliki

motivasi tinggi untuk mencapai prestasi, mampu mengaktualisasikan

potensinya dan mampu menyelaraskan diri dengan lingkungannya.

Seseorang yang memiliki konsep diri yang positif akan mampu

membangun hubungan kompetensi interpersonal yang baik. Pendapat

tersebut sejalan dengan yang diungkapkan Brooks dan Emmert dikutip

(Rakmat, 2008) yang menyatakan bahwa individu yang memiliki konsep

diri positif ditandai dengan lima hal, yakin akan kemampuannya

mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, menerima pujian

tanpa rasa malu, menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai

perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh

masyarakat.

Rakhmat (2002), individu dengan konsep diri positif merasa

setara dengan orang lain. Kesetaraan dengan orang lain menjadi

modal agar individu tidak memiliki penghalang untuk mendekati

orang lain. Kesetaraan tersebut membuat individu mampu menolak setiap

usaha orang lain untuk mendominasi dirinya. Individu yang memandang

positif dirinya, memiliki kepekaan akan kebutuhan orang lain, pada

kebiasaan sosial yang telah diterima, dan pada gagasan bahwa

dirinya tidak bisa bersenang-senang dengan mengorbankan orang lain.

Kepekaan yang tinggi dari orang yang memiliki konsep diri positif ini

akan mengantarkan kepada tercapainya kemampuan memberikan

dukungan emosional kepada orang lain. Hasil penelitian yang dilakukan

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

98

Hartanti (2006) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara konsep diri dengan kompetensi interpersonal pengurus UKM

Undip. Nashori (2000) dalam penelitiannya juga menyatakan terdapat

hubungan antara konsep diri dengan kompetensi interpersonal mahasiswa

psikologi Universitas Islam Indonesia. Selain itu penelitian oleh Sangeeta

(2012) menemukan pengaruh yang signifikan antara konsep diri dengan

kompetensi interpersonal.

Selain konsep diri, dukungan sosial teman sebaya juga

berpengaruh terhadap kompetensi interpersonal mahasiswa Ambon di

Universitas Kristen Satya Wacana. Hasil uji t pada tabel 4.21

memperlihatkan bahwa dukungan sosial teman sebaya (β = 0.395)

memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan konsep diri

(β = 0.361) terhadap kompetensi interpersonal. Dukungan sosial menjadi

penting dalam proses perkembangan individu selanjutnya. Dukungan

sosial orang tua selalu menjadi hal yang penting dalam perkembangan

individu. Namun ketika individu telah jauh dari keluarga dan bergerak

dalam suatu komunitas baru, orang tua kemudian kehilangan fungsi

kontrol. Untuk itu dukungan sosial teman sebaya menjadi penting dalam

memantapkan suatu proses interaksi mahasiswa Ambon dalam lingkungan

yang baru. Dalam proses antara teman sebayanya, mahasiswa akan banyak

mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Tekait dengan hal

tersebut, Erwin dan Hartup (dalam Durkin, 1995) meyakini bahwa

dukungan teman sebaya memiliki banyak fungsi termasuk dalam proses

pengembangan identitas sosial, saling membagi norma perilaku sosial,

mempraktekkan kemampuan sosial (social skill), dan mempertahankan

struktur sosial.

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

99

Hasil penelitian ini secara langsung mendukung pendapat yang

diajukan oleh Hartup (dalam Garbarino dan Benn, 1992) yang

mengungkap bahwa hubungan teman sebaya berpengaruh penting dalam

perkembangan kehidupan individu. Meskipun pendapat yang diajukan

Hartup tersebut tidak secara ekplisist menyebut tentang kompetensi

interpersonal, namun setidaknya dapat dimaknai bahwa hubungan antar

teman sebaya akan berpengaruh dalam kehidupan individu. Perkembangan

yang terjadi pada individu dapat dimaknai salah satunya terkait dengan

kompetensi interpersonal yang dimiliki individu yang bersangkutan. Suatu

oleh Merrill-Palmer Quarterly (2006), penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui kompetensi interpersonal lewat dukungan sosial orang tua,

dukungan sosial teman sebaya dan dukungan pasangan. Dari ketiga

dukungan ini dilaporkan bahwa dukungan sosial teman sebaya memiliki

kontribusi cukup besar terhadap kompetensi interpersonal.

Analisa selanjutnya dengan menggunakan uji t pada tabel 4.24,

menunjukkan Hasil uji t sebesar - 2,610 dengan signifikansi sebesar 0,010

(p > 0,05), yang bermakna ada perbedaan kompetensi interpersonal antara

mahasiswa laki-laki dan perempuan. Kompetensi interpersonal perempuan

jauh lebih tinggi dengan rata-rata 123,87 dan laki-laki 120,51. Hal serupa

dikemukakan Latane dan Bidwell (Silawati, 1991), dalam penelitiannya

mengemukakan bahwa kaum perempuan lebih banyak bersama orang lain,

sekurang-kurangnya di tempat-tempat umum. Berdasarkan hal di atas,

Latane dan Bidwell menyimpulkan bahwa kaum perempuan memiliki

motif berafiliasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini

sejalan dengan pendapat Barry dkk., (dalam Wrightsman dan Deaux,

1981) bahwa perempuan lebih nurturant, lebih afiliatif, dan menunjukkan

minat yang lebih besar terhadap orang lain bila dibandingkan dengan

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9288/4/T2_832013010_BAB IV.pdf · Adapun aitem yang gugur tersebut adalah nomor: 5, 9, 30, 37. Hasil

100

kaum laki-laki. Pendapat di atas diperkuat oleh Bosman (Hadi, 1994) yang

menandaskan bahwa perempuan lebih kohesif, lebih terbuka, dan tanpa

malu-malu berhubungan dengan sesama anggota dibanding laki-laki.

Kecenderungannya untuk bersama orang lain mendorong perempuan

untuk memupuk kemampuan berhubungan secara interpersonal yang

disebut kompetensi interpersonal.

Hadiyono dan Kahn (1987) melaporkan bahwa mahasiswa laki-

laki memiliki ciri lebih dalam stabilitas emosi, memiliki keberanian dan

kepuasan diri, sedangkan mahasiswa perempuan lebih tinggi tingkat

kecemasannya dan lebih sering menarik diri. Sementara penelitian yang

dilakukan Danardono (1997) menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki

memiliki kompetensi interpersonal yang lebih tinggi dibandingkan dengan

mahasiswa perempuan. Perbedaan hasil ini diduga disebabkan oleh

komposisi dan karakteristik subjek penelitian. Pada penelitian Danardono

subjeknya adalah pecinta alam yang lebih banyak mengandalkan laki-laki

sebagai pengambil inisiatif, pemegang kepemimpinan, dan ujung tombak

tim. Tuntutan demikian memungkinkan tumbuh kembangnya kompetensi

interpersonal di kalangan mahasiswa laki-laki. Berbeda dengan itu, dalam

penelitian yang dilakukan Nashori (2003). Penelitian ini menunjukan

bahwa tidak ada perbedaan kompetensi interpersonal antara mahasiswa

laki-laki dan perempuan. Adanya fakta bahwa mahasiswa laki-laki dan

mahasiswa perempuan memiliki kompetensi interpersonal yang setara

menunjukkan bahwa proses pendidikan dan pengasuhan yang diberikan

lembaga pendidikan dan orang tua kepada laki-laki dan perempuan relatif

sama. Pendidikan dan pengasuhan yang tidak mendiskriminasi laki-laki

dan perempuan ini menghasilkan buah berupa keseimbangan mereka

dalam berbagai hal, salah satunya adalah kompetensi interpersonal.