13
18 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Hasil evaluasi yang diadakan pada saat Pra Siklus menjadi acuan untuk diambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tehnik yang digunakan adalah penggunaan media pembelajaran power point, sedangkan metode yang digunakan adalah terfokus pada metode diskusi dan penugasan. Hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri Ketanggan 03 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang sebalum dilakukan siklus I ( pra siklus ) masih rendah, terbukti nilai rata-rata siswa hasil pra siklus yaitu 63,97. Sementara KKM yang harus dicapai adalah 75. Hasil penilaian pelaksanaan aktivitas tersebut dituangkan dalam Tabel. 1. Tabel 1 Distribusi Nilai Hasil Belajar Pra Siklus NO NILAI FREKWENSI PERSENTASE KETERANGAN 1. 91-100 0 0 2. 81 - 90 0 0 3. 71 - 80 7 30,43 % Tuntas 4. 61 - 70 5 21,74 % Belum Tuntas 5. 51 - 60 3 13,04 % Belum Tuntas 6. 41 - 50 6 26,09 % Belum Tuntas 7. 31 - 40 2 8,70 % Belum Tuntas 8. 21 - 30 0 0 9. 11 - 20 0 0 10. 0 - 10 0 0 Jumlah 23 100% Ketuntasan 7 30,43% Belum Tuntas 15 69,57% Rata-rata 63,48 Berdasarkan tabel 1, hasil belajar pra siklus peserta didik adalah sebagai berikut : berdasarkan nilai pra siklus menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik masih rendah , dari 23 peserta didik hanya ada 7 siswa atau 30,43% yang telah mencapai nilai ketuntasan ≥ KKM yaitu 75.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/762/5/T1_262010767_BAB IV.pdfKemudian guru memberikan penjelasan cara menghitung pembagian pecahan biasa,

  • Upload
    ledang

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

18

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Kondisi Awal

Hasil evaluasi yang diadakan pada saat Pra Siklus menjadi acuan untuk diambil

tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tehnik yang digunakan

adalah penggunaan media pembelajaran power point, sedangkan metode yang digunakan

adalah terfokus pada metode diskusi dan penugasan.

Hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri Ketanggan 03 Kecamatan

Gringsing Kabupaten Batang sebalum dilakukan siklus I ( pra siklus ) masih rendah,

terbukti nilai rata-rata siswa hasil pra siklus yaitu 63,97. Sementara KKM yang harus

dicapai adalah 75.

Hasil penilaian pelaksanaan aktivitas tersebut dituangkan dalam Tabel. 1.

Tabel 1 Distribusi Nilai Hasil Belajar Pra Siklus

NO NILAI FREKWENSI PERSENTASE KETERANGAN

1. 91-100 0 0

2. 81 - 90 0 0

3. 71 - 80 7 30,43 % Tuntas

4. 61 - 70 5 21,74 % Belum Tuntas

5. 51 - 60 3 13,04 % Belum Tuntas

6. 41 - 50 6 26,09 % Belum Tuntas

7. 31 - 40 2 8,70 % Belum Tuntas

8. 21 - 30 0 0

9. 11 - 20 0 0

10. 0 - 10 0 0

Jumlah 23 100%

Ketuntasan 7 30,43%

Belum Tuntas 15 69,57%

Rata-rata 63,48

Berdasarkan tabel 1, hasil belajar pra siklus peserta didik adalah sebagai berikut :

berdasarkan nilai pra siklus menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik masih rendah ,

dari 23 peserta didik hanya ada 7 siswa atau 30,43% yang telah mencapai nilai

ketuntasan ≥ KKM yaitu 75.

19

Melihat kondisi tersebut di atas maka peneliti melakukan tindakan dalam

pembelajaran penyelesaian soal matematika.

4.2. Diskripsi dan Pelaksanaan Hasil Tiap Siklus

a. Siklus I

1. Perencanaan Tindakan

Pembelajaran yang akan dilakukan pada tindakan siklus I dimulai dengan

memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan gambar power point pada siswa

sebagai media pembelajaran untuk membagi pecahan biasa dengan harapan siswa lebih

tertarik pada materi pembelajaran.

Kegiatan inti dimulai dengan penjelasan tentang langkah langkah membagi

pecahan biasa dengan menggunakan power point. Guru memberikan contoh 3 soal untuk

dikerjakan oleh 3 siswa secara bergiliran maju ke depan kelas.

Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat

dalam belajar. Melakukan latihan guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi

soal-soal untuk dikerjakan siswa di bukunya masing-masing.

Pembelajaran kedua pada siklus I yaitu guru memberikan materi membagi

pecahan biasa yang telah disediakan. Pembelajaran dimulai dengan memberikan motivasi

pada siswa agar selalu semangat dalam belajar.

Melalui Tanya jawab guru mengingatkan kembali materi pembelajarn yang lalu, kemudian

dilanjutkan Tanya jawab pembelajaran yang akan dipelajari.

Kegiatan inti dimulai dengan tanya jawab untuk mengingat langkah-langkah

membagi pecahan biasa dengan menggunakan power point dari pertemuan sebelumnya.

Kemudian guru memberikan penjelasan cara menghitung pembagian pecahan biasa,

selanjutnya siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberi oleh guru secara bergiliran

dengan maju ke depan kelas untuk membagi pecahan biasa yang telah disediakan guru.

Setelah selesai mengerjakan siswa memperlihatkan hasilnya pada guru dan teman-

temannya. Manakala terjadi kesalahan dipersilahkan siswa lain untuk memberikan

revisi/membetulkan.

Hal tersebut berulang sampai dengan 3 siswa yang maju sebagai sampel.

20

Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa

tentang materi yang disajikan guru namun belum dikuasainya. Sebagai penutup siklus I

pertemuan kedua guru memberikan dorongan kepada siswa agar lebih giat belajar,

kemuadian guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk menyelesaikan soal-soal

yang terdapat didalamnya sebagai evaluasi.

Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran Matematika siklus I dan II penulis

melakukan aktivitas perbaikan, guru memberi motivasi belajar pada siswa, guru

menggunakan media dalam proses pembelajaran, guru mendorong siswa agar berani

bertanya, guru mendemonstrasikan cara menyelesaikan materi pembelajaran, guru

memberi soal-soal latihan, guru mengaktifkan siswa untuk menguasai konsep

pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada bulan Pebruari 2012, Peneliti

melakukan tindakan awal sebelum pelaksanaan pembelajaran. Tindakan tersebut

mempersiapkan media pembelajaran yang berupa power point yang dibuat oleh siswa

sebagai materi keterampilan siswa yang dibuat 1 minggu sebelumnya. Power point yang

paling mendekati benar dan layak akan digunakan sebagai media pembelajaran selain

yang telah disiapkan oleh guru.

1). Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 siklus I

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran dengan Kompetensi Dasar

Melakukan pembagian dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. dengan

indikator pencapaian pembelajaran menyelesaikan persoalan sehari-hari yang berkaitan

dengan pembagian pecahan biasa.Sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran,

terlebih dahulu guru menyiapkan hal-hal yang akan digunakan dalam kegiatan

pembelajaran. Setelah selesai persiapan guru memulai kegiatan awal pembelajaran

dimulai dengan berdoa kemudian dilanjutkan memberikan motivasi kepada siswa dengan

menunjukkan power point dan dengan bertanya jawab ringan guru menjajaki kemampuan

pengetahuan siswa tentang pembagian pecahan.

21

Kegiatan inti dimulai dengan memberikan penjelasan tentang langkah-langkah

menyelesaikan soal yang terdapat dalam tugas maju yang diberikan oleh guru.

Setelah selesai memberikan penjelasan siswa secara bergiliran maju untuk

menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan oleh siswa. Siswa

secara bergantian maju ke depan kelas untuk menyelesaikan soal di papan tulis.

Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat

belajar, kemudian memberikan soal dari LKS untuk dikerjakan dibukunya masing-masing.

2). Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 siklus I

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pembelajaran pada

kompetensi dasar melakukan pembagian pecahan dan menggunakannya dalam

pemecahan masalah. dengan indikator pencapaian pembelajaran menyelesaikan

persoalan sehari-hari yang berkaitan dengan pembagian pecahan yang berkaitan dengan

kemampuan siswa untuk membagi pecahan biasa

Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan alat peraga/media pembelajaran

yang akan digunakan dalam proses pembelajaran diantaranya adalah gambar power point

yang digambar pada kertas karton. Pada kegiatan awal guru bertanya jawab tentang

materi pelajaran yang telah lalu dengan tujuan untuk mengingatkan kembali pembelajaran

yang telah berlalu. Memberikan motivasi kepada siswa tentang kegunaan mempelajari

pemecahan masalah pembagian dalam ilmu matematika., serta menyampaikan indikator

yang akan dicapai dan kegiatan yang akan dilakukan.

Pada kegiatan inti guru memberikan contoh masalah yang dekerjakan oleh siswa

di papan tulis, di bawah bimbingan guru siswa mengomentari hasil kinerja temannya dan

melengkapi pekerjaan temannya yang masih salah atau kurang sempurna dalam

penyelesaiannya. Setelah berakhir dan selesai semua guru dan siswa secara bersama-

sama menyimpulkan pembelajaran dan memberikan kesempatan bertanya.

Pada kegiatan akhir guru memberikan soal kepada siswa dan guru

menginformasikan kepada siswa bahwa soal tersebut digunakan sebagai evaluasi/tes

pada materi yang telah diajarkan.

Hasil penilaian pelaksanaan aktivitas tersebut dituangkan dalam Tabel. 2.

Tabel 2

22

Distribusi Nilai Hasil Belajar Siklus I

NO NILAI FREKWENSI PERSENTASE KETERANGAN

1. 91-100 1 4,35 % Tuntas

2. 81 - 90 5 21,74 % Tuntas

3. 71 - 80 12 52,17 % Tuntas

4. 61 - 70 2 8,70 % Belum Tuntas

5. 51 - 60 3 13,04 % Belum Tuntas

6. 41 - 50 0 0

7. 31 - 40 0 0

8. 21 - 30 0 0

9. 11 - 20 0 0

10. 0 - 10 0 0

Jumlah 23 100 %

Ketuntasan 18 78,26 %

Belum Tuntas 5 21,74 %

Rata-rata 77,39

Berdasarkan data pada tabel 2 dapat dijelaskan bahwa siswa yang menjadi obyek

penelitian ada 23 siswa, ada 5 peserta didik atau 21,74 % dinyatakan belum tuntas karena

perolehan hasil evaluasi pada akhir pembelajaran siklus I belum dapat melewati kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yakni 75. Siswa yang berhasil

memperoleh nilai ≥ KKM sebanyak 18 siswa atau 78,26%. Hal ini menunjukkan adanya

peningkatan pencapaian KKM dari pra siklus ke siklus I sebesar 47,83 %.

Berdasarkan data nilai pra siklus dan nilai tes siklus I dapat dijelaskan bahwa nilai

rata-rata dari hasil tes meningkat dari 63,48 menjadi 77,39 Hal tersebut menunjukkan

bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 21,91 %.

3. Observasi.

Selama pelaksanaan pembelajaran pertemuan ke 1 dan ke 2 pada siklus I,

dilakukan pengamatan terhadap guru dan siswa. Pengamatan dilakukan oleh satu orang

observer.

Berdasarkan indikator pengamatan, observer mengamati proses pembelajaran kelas V

pada mata pelajaran Matematika tentang pembagian pecahan. Observer mengamati

23

keseluruhan proses pembelajaran meliputi perilaku / kegiatan siswa, tindakan guru dan

hasil belajar siswa serta member penilaian terhadap proses pembelajaran.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran

dengan pendekatan latihan-latihan pengerjaan pembagian pecahan dengan media power

point. Dalam kegiatan penyelesaian soal-soal guru hanya sebagai fasilitator dan teman

yang lain aktif memberikan komentar maupun membantu penyelesaian soal. Pada

pertemuan terakhir siklus I diadakan tes untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah

dilakukan oleh guru sebagai peneliti. Nilai hasil tes pada siklus I disajikan pada tabel 2.

4. Refleksi

a. Siklus I

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, hal-hal yang perlu dilakukan untuk

memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya antara lain dengan cara :

a. meningkatkan mutu diskusi dengan siswa dan berlatih kerja kelompok antar siswa

yang pembagian kelompoknya harus merata tingkat kemampuan penalaran siswa.

b. mengarahkan siswa yang hiper aktif yang hanya bermain pada saat pembelajaran

berlangsung untuk lebih fokus pada proses pembelajaran dengan menunjuk maju

siswa tersebut dan memberikan nasehat.

c. guru hendaknya menjadi fasilitator yang baik untuk membantu memecahkan

kesulitan belajar siswa.

d. memberikan pengarahan kepada siswa untuk menghargai pendapat setiap orang dan

memperhatikan serta menghargai orang yang sedang berbicara mengemukakan

pendapat.

e. dan masih ada beberapa kekurangan pada pembelajaran siklus I untuk diperbaiki

pada siklus selanjutnya.

b. Siklus II

Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II dilaksanakan pada materi pembagian

pecahan dengan standar kompetensi Melakukan pembagian, menentukan pembagian

pecahan biasa, dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

24

Berdasarkan refleksi pada siklus I maka pelaksanaan tindakan yang akan

dilaksanakan pada siklus II yaitu masih dilaksanakan pembelajaran kelas dengan metode

yang beragam dan penambahan media pembelajaran yaitu power point. Selain itu

dilaksanakan beberapa perbaikan antara lain ;

a. meningkatkan mutu diskusi dengan siswa dan berlatih kerja kelompok antar siswa

yang pembagian kelompoknya harus merata tingkat kemampuan penalaran siswa.

b. mengarahkan siswa yang hiper aktif yang hanya bermain pada saat pembelajaran

berlangsung untuk lebih fokus pada proses pembelajaran dengan menunjuk maju

siswa tersebut dan memberikan nasehat.

c. guru menjadi fasilitator yang baik untuk membantu memecahkan kesulitan belajar

siswa.

d. memberikan pengarahan kepada siswa untuk menghargai pendapat setiap orang dan

memperhatikan serta menghargai orang yang sedang berbicara mengemukakan

pendapat.

1. Perencanaan Tindakan

Hasil refleksi siklus I menjadi acuan untuk diambil tindakan yang tepat untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Pada pembelajaran pertemuan 1 siklus II dilakukan

pembelajaran matematika bentuk cerita dengan materi menghitung pembagian pecahan

sehingga siswa mampu menghitung pembagian pecahan biasa..

Pembelajaran yang akan dilakukan pada tindakan siklus II dimulai dengan

memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan power point pada siswa sebagai

media pembelajaran untuk membagi pecahan biasa dengan harapan siswa lebih tertarik

pada materi pembelajaran.

Kegiatan inti dimulai dengan penjelasan tentang langkah-langkah membagi

pecahan biasa dengan menggunakan power point. Guru memberikan contoh 3 soal untuk

dikerjakan oleh 3 siswa secara bergiliran maju ke depan kelas.

Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat

dalam belajar. Melakukan latihan guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi

soal-soal untuk dikerjakan siswa di bukunya masing-masing.

25

Pembelajaran kedua pada siklus II yaitu guru memberikan materi membagi

pecahan biasa dengan kertas yang telah disediakan. Pembelajaran dimulai dengan

memberikan motivasi pada siswa agar selalu semangat dalam belajar.

Melalui Tanya jawab guru mengingatkan kembali materi pembelajarn yang lalu, kemudian

dilanjutkan Tanya jawab pembelajaran yang akan dipelajari.

Kegiatan inti dimulai dengan tanya jawab untuk mengingat langkah-langkah

membagi pecahan biasa dengan menggunakan power point dari pertemuan sebelumnya.

Kemudian guru memberikan penjelasan cara menghitung pembagian pecahan biasa,

selanjutnya siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberi oleh guru secara bergiliran

dengan maju ke depan kelas untuk membagi pecahan biasa. Setelah selesai mengerjakan

siswa memperlihatkan hasilnya pada guru dan teman-temannya. Manakala terjadi

kesalahan dipersilahkan siswa lain untuk memberikan revisi/membetulkan. Hal tersebut

berulang sampai dengan 3 siswa yang maju sebagai sampel.

Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa

tentang materi yang disajikan guru namun belum dikuasainya. Sebagai penutup siklus II

pertemuan kedua guru memberikan dorongan kepada siswa agar lebih giat belajar,

kemuadian guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk menyelesaikan soal-soal

yang terdapat didalamnya sebagai evaluasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada bulan Maret 2012, Peneliti

melakukan tindakan awal sebelum pelaksanaan pembelajaran. Tindakan tersebut

mempersiapkan media pembelajaran yang berupa power point untuk membagi pecahan

biasa yang dibuat oleh siswa sebagai materi keterampilan siswa yang dibuat di kelas

bersama guru. Power point yang paling mendekati benar dan layak akan digunakan

sebagai media pembelajaran selain yang telah disiapkan oleh guru.

1). Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 siklus II

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran dengan standar kompetensi

Melakukan pembagian, dalam pemecahan masalah, dengan indikator pencapaian

pembelajaran menyelesaikan persoalan sehari-hari yang berkaitan dengan pembagian

26

pecahan.Sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu guru

menyiapkan hal-hal yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Setelah selesai

persiapan guru memulai kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan berdoa kemudian

dilanjutkan memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan berbagai contoh

power pointi dan dengan bertanya jawab ringan guru menjajaki kemampuan pengetahuan

siswa tentang pembagian pecahan biasa

Kegiatan inti dimulai dengan memberikan penjelasan tentang langkah-langkah

menyelesaikan soal yang terdapat dalam tugas maju yang diberikan oleh guru. Setelah

selesai memberikan penjelasan siswa secara bergiliran maju untuk menyelesaikan soal-

soal yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan oleh siswa. Siswa secara bergantian maju

ke depan kelas untuk menyelesaikan soal di papan tulis.

Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat

belajar, kemudian memberikan soal dari LKS untuk dikerjakan dibukunya masing-masing.

2). Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 siklus II

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pembelajaran pada

kompetensi dasar Melakukan pembagian dan menggunakannya dalam pemecahan

masalah. dengan indikator pencapaian pembelajaran menyelesaikan persoalan sehari-hari

yang berkaitan dengan pembagian pecahan yang berkaitan dengan kemampuan siswa

untuk membagi pecahan.

Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan alat peraga/media pembelajaran

yang akan digunakan dalam proses pembelajaran diantaranya adalah power point yang

digambar di atas karton . Pada kegiatan awal guru bertanya jawab tentang materi

pelajaran yang telah lalu dengan tujuan untuk mengingatkan kembali pembelajaran yang

telah berlalu. Memberikan motivasi kepada siswa tentang kegunaan mempelajari

pemecahan masalah pembagian dalam ilmu matematika., serta menyampaikan indikator

yang akan dicapai dan kegiatan yang akan dilakukan.

Pada kegiatan inti guru memberikan contoh masalah yang dekerjakan oleh siswa

di papan tulis, di bawah bimbingan guru siswa mengomentari hasil kinerja temannya dan

melengkapi pekerjaan temannya yang masih salah atau kurang sempurna dalam

27

penyelesaiannya. Setelah berakhir dan selesai semua guru dan siswa secara bersama-

sama menyimpulkan pembelajaran dan memberikan kesempatan bertanya.

Pada kegiatan akhir guru memberikan soal kepada siswa dan guru

menginformasikan kepada siswa bahwa soal tersebut digunakan sebagai evaluasi/tes

pada materi yang telah diajarkan.

Hasil penilaian pelaksanaan aktivitas tersebut dituangkan dalam Tabel. 2.

Tabel 3 Distribusi Nilai Hasil Belajar Siklus II

NO NILAI FREKWENSI PERSENTASE KETERANGAN

1. 91-100 2 8,70 % Tuntas

2. 81 - 90 7 30,43 % Tuntas

3. 71 - 80 11 43,47 % Tuntas

4. 61 - 70 2 8,70 % Belum Tuntas

5. 51 - 60 1 4,25 % Belum Tuntas

6. 41 - 50 0 0

7. 31 - 40 0 0

8. 21 - 30 0 0

9. 11 - 20 0 0

10. 0 - 10 0 0

Jumlah 23 100 %

Ketuntasan 20 86,96 %

Belum Tuntas 3 13,04 %

Rata-rata 80,00

Berdasarkan data pada tabel 3 dapat dijelaskan bahwa siswa yang menjadi obyek

penelitian ada 23 siswa, ada 3 peserta didik atau 13,04 % dinyatakan belum tuntas karena

perolehan hasil evaluasi pada akhir pembelajaran siklus II belum dapat melewati kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yakni 75.

Siswa yang berhasil memperoleh nilai ≥ KKM sebanyak 20 siswa atau 86,96 %. Hal ini

menunjukkan adanya peningkatan pencapaian KKM dari siklus I ke siklus II sebesar 13,04

%.

Berdasarkan data nilai siklus I dan nilai tes siklus II dapat dijelaskan bahwa nilai

rata-rata dari hasil tes meningkat dari 77,39 menjadi 80,00. Hal tersebut menunjukkan

bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 2,61%.

28

3. Observasi.

Selama pelaksanaan pembelajaran pertemuan ke 1 dan ke 2 pada siklus II,

dilakukan pengamatan terhadap guru dan siswa. Pengamatan dilakukan oleh satu orang

observer.

Berdasarkan indikator pengamatan, observer mengamati proses pembelajaran kelas V

pada mata pelajaran Matematika tentang pembagian pecahan. Observer mengamati

keseluruhan proses pembelajaran meliputi perilaku / kegiatan siswa, tindakan guru dan

hasil belajar siswa serta member penilaian terhadap proses pembelajaran.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran

dengan pendekatan latihan-latihan pengerjaan pembagian pecahan biasa. Dalam

kegiatan penyelesaian soal-soal guru hanya sebagai fasilitator dan teman yang lain aktif

memberikan komentar maupun membantu penyelesaian soal. Pada pertemuan terakhir

siklus II diadakan tes untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru

sebagai peneliti. Nilai hasil tes pada siklus II disajikan pada tabel 3.

4. Refleksi

Setelah guru melakukan proses pembelajaran, maka yang menjadi refleksi pada

siklus ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa. Pembelajaran menjadi lebih optimal

dengan pemberian motivasi dan keberagaman media pembelajaran, dan guru sebagai

fasilitator berjalan dengan baik.

Kegiatan pembelajaran pada siklus II berjalan dengan lancar, hasil pembelajaran

mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu dengan tingkat ketuntasan mencapai

100%.

4.3. Hasil Analisis Data

Dalam bagian ini akan disajikan hasil analisis data penelitian tentang hasil belajar

siswa kelas V (lima) dengan materi pembagian pecahan :

29

Tabel 4

Distribusi Hasil Belajar

NO KEGIATAN RATA-RATA KETUNTASAN BELUM TUNTAS

1. PRA SIKLUS 63,48 30,43 % 69,57 %

2. SIKLUS I 77,39 78,26 % 21,74 %

3. SIKLUS II 80,00 86,96 % 13,04 %

Dari tabel perbandingan hasil belajar tiap siklus dijelaskan bahwa pada kondisi

awal rata-rata hasil belajar siswa kelas V pada materi pembagian pecahan biasa yaitu

63,48 dan terdapat 15 siswa atau 69,57 % yang belum tuntas dalam belajarnya,

sedangkan 7 siswa atau 30,43% telah tuntas dalam belajarnya.

Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan peningkatan yang signifikan. rata-

rata hasil belajar siswa kelas V pada materi pembagian pecahan biasa yaitu 77,39 dan

terdapat 5 siswa atau 21,74 % yang belum tuntas dan 18 siswa atau 78,26% yang telah

tuntas.

Hasil yang diperolah setelah siklus II yaitu rata-rata siswa mencapai 80,00 dan 20

siswa atau 86,96% siswa telah tuntas dan 3 siswa atau 13,04 % yang belum tuntas.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil

belajar siswa dari tiap siklus. Peningkatan hasil belajar tersebut ditunjukkan dengan

peningkatan pencapaian ketuntasan kriteria minimal dan peningkatan rta-rata nilai hasil

evaluasi.

4.4. Pembahasan

Berdasarkan paparan hasil analisis data di atas, maka dapat diketahui adanya

peningkatan hasil belajar siswa kelas V setelah mengikuti proses pembelajaran dengan

media pembelajaran berupa power point.

Dengan demikian hipotesis tindakan : media pembelajaran power point dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Ketanggan 03 Kecamatan Gringsing

30

Kabupaten Batang tentang pembagian pecahan biasa telah terbukti dalam penelitian yang

telah dilakukan yaitu pada akhir siklus hasil belajar meningkat hingga 86,96%.

Peningkatan hasil belajar ini dapat terjadi karena penggunaan media power point dalam

pembelajaran.

Ada dua aspek yang paling menonjol dalam metodologi pengajaran yakni metode

mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar (Sudjana dan Ahmad Rivai,

1989:1). Karena media pembelajaran ini merupakan alat bantu guru dalam mengajar serta

sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa) sehingga

proses pembelajaran menjadi lebih jelas, menarik, interaktif, efektif dan efisien serta dapat

mengurangi pemahaman yang abstrak pada diri siswa (Dayton, 1985) dalam Aristo

Rohadi (2003:8).

Hasil pembelajaran dapat ditingkatkan dengan jalan mengaktifkan semua aspek

indera pada diri manusia. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa

seseorang yang sedang belajar memperoleh hasil belajarnya sebagai berikut : melalui

indera pengecap sebesar 1 persen, indera peraba sebesar 1,5 persen, indera penciuman

sebesar 3,5 persen, indera pendengaran sebesar 11 persen dan indera penglihatan

sebesar 83 persen (Wiriaatmadja, 1983:99). Menurut Hasmosoewignjo dan Atila Garnadi

dalam Wiriaatmodjo (1983:99) dikatakan bahwa hasil penangkapan dari pendengaran saja

kira-kira 10 persen, melihat 50 persen sedang bila mengerjakan sendiri hasilnya sebesar

90 persen.