Upload
nguyenxuyen
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII SMP N 3 Mojolaban yang
terdiri dari tujuh kelas. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIID.
Jumlah siswa pada kelas tersebut sebanyak 40 siswa yang terdiri dari 22 siswa
laki-laki dan 18 siswa perempuan. Pemilihan kelas ditentukan oleh sekolah
dengan pertimbangan siswa di kelas tersebut memiliki hasil belajar yang paling
rendah diantara kelas yang lain.
Letak sekolah tidak cukup strategis karena letaknya yang berada di desa
dan pinggiran sawah sehingga agak jauh dari kota, itu sebabnya sekolah
tersebut kurang diminati bagi siswa-siswi yang berprestasi. Siswa-siswi yang
berprestasi cenderung mendaftarkan di sekolah-sekolah yang terletak di
karisidenan Surakarta. Itu sebabnya SMP N 3 Mojolaban kurang favorit di
daerah Mojolaban.
Pembelajaran di kelas masih menggunakan metode konvesional yang
masih terpusat pada pendidik. Aktivitas siswa lebih banyak mendengarkan,
menyimak, dan mencatat dan mengerjakan tugas-tugas melalui LKS dan buku
paket, sehingga siswa kurang dilibatkan dalam proses belajar dan mengajar. Hal
ini menyebabkan hasil belajar siswa rendah dan banyak siswa yang tidak paham.
Pembelajaran dengan model problem posing dilaksanakan dua siklus.
Masing-masing siklus mencangkup seluruh materi pokok dengan satu
kompetensi dasar. Masing-masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan (4 x
40 menit) satu kali tes. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang
dilaksanakan pada tanggal 20 februari 2012 sampai 5 mei 2012. Rinciannya
adalah sebagai berikut.
22
Tabel 3. Jadwal kegiatan
Kegiatan Hari, tgl Jam Tujuan Materi
Siklus 1 Rabu, 22 Februari 2012
08.40 – 10.40
Mengetahui pengertian sudut, mengukur sudut dengan busur derajat, menyebutkan jenis-jenis sudut
Sudut, mengukur sudut, dan jenis-jenis sudut.
Kamis, 23 Februari 2012
10.40 – 12.00
Mengenal satuan sudut dalam konversi satuan waktu, dapat menjumlahkan dan mengurangkan sudut.
Satuan sudut dalam satuan waktu, menjumlahkan dan mengurangkan sudut.
Senin, 27 Febuari 2012
08.40 – 10.40
Mengetahui hasil belajar siswa secara kognitif
Tes siklus 1
Siklus 2 Kamis, 1 Maret 2012
10.40 – 12.00
Mengetahui sudut-sudut yang berkomplemen atau berpenyiku.
Sudut berkomplemen.
Senin, 5 maret 2012
08.40 – 10.40
Mengetahui sudut-sudut yang bersuplemen, sudut bertolak belakang
Sudut bersuplemen, sudut bertolak belakang
Rabu, 7 maret 2012
08.40 – 10.40
Mengetahui hasil belajar sisiwa
Tes siklus 2
B. Analisa Tahapan Siklus
1. Prasiklus
Prasiklus dilaksanakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum
pelaksanaan PTK dengan melakukan wawancara, observasi kelas, dan
melaksanakan tes awal. Wawancara dilakukan dengan guru yang
mengampu mata pelajaran matematika kelas VIII dan tiga orang siswa
dari kelas yang dilaksanakan PTK. Observasi kelas dilakukan pada saat
proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui hal-hal yang
terjadi di kelas tersebut.
Hasil observasi diperoleh temuan sebagai berikut.
a. Siswa belum ada kesiapan ketika pelajaran dimulai.
b. Siswa masih banyak bergurau sendiri dengan temannya.
23
c. Motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran masih kurang
d. Guru belum mendorong siswa untuk bertanya, hanya 2 anak yang
berani bertanya (5%).
e. Siswa belum berani maju ke depan untuk mengemukakan
pendapatnya.
f. Suasana kelas masih tegang.
Berdasarkan observasi pra siklus maka dapat dibuat rancangan pelaksanaan
pembelajaran tiap siklus.
2. Siklus 1
Adapun tahapan pembelajaran siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4. Langkah Pelaksanaan Siklus 1
Langkah Pertemuan 1 Pertemuan 2
Perencanaan 1) Menyusun RPP dengan model pembelajaran problem posing dengan materi pengukuran sudut dan materi konvers satuan waktu yang melibatkan siswa untuk berpedapat dan menentukan soal yang sesuai dengan materi yang disampaikan.
2) Membuat matei dan lembar kerja siswa (LKS), dengan materi pengukuran sudut dan materi satuan sudut dalam koversi satuan waktu.
3) Menyiapkan alat peraga yaitu seperti busur derajat, model-model segitiga. Membuat lembar pengamatan keaktifan siswa.
Tindakan 1) Menyiapkan materi dan alat peraga.
2) Melaksanakan RPP.
1) Menyiapakan materi satuan sudut dalam konversi satuan waktu.
2) Melaksanakan RPP. 3) Bertanya jawab dengan siswa
mengenai materi yang sudah disampaikan, sehingga siswa lebih mempersiapakan diri untuk tes siklus 1.
Observasi 1) Mengisi lembar observasi. 2) Wawancara terbuka dengan siswa
Refleksi Pengamatan atau tindakan setelah dilakukan di dalam kelas, didapat hasil refleksi sebagai berikut:
1) Saat pelajaran dimulai sebagian besar siswa belum siap untuk menerima pelajaran.
2) Pengelolaan kelas belum optimal maka guru harus meningkatkan pengelolaan kelas.
3) Guru kurang memotivasi siswa dengan cerita-cerita yang berhubungan dengan materi yang diajarkan sehingga siswa lebih tertarik untuk mengikuti pelajran.
24
4) Siswa tidak berani bertanya. Guru sebaiknya melakukan pendekatan agar siswa tidak merasa takut atau malu bertanya.
5) Sebagian besar siswa belum berani maju ke depan untuk menyampaikan hasil pekerjaannya, sebaiknya guru lebih memotivasi siswa agar siswa lebih berani untuk maju ke depan.
6) Hasil tes siklus 1 tentang mengukur sudut dan satuan sudut, nilai teringgi adalah 100 dan nilai terendah adalah 30 dengan rata-rata 63. Ada 22 Siswa tuntas belajar dan 18 siswa masih di bawah standar ketuntasan sehingga ketuntasan klasikal belum tercapai karena masih 55%
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi dapat dianalisis mengenai masalah yang
terjadi masalah yang terjadi yaitu siswa kurang terlibat dalam kegiatan belajar
mengajar, siswa belum berani mengemukakan pendapat. Maka untuk
mengatasi masalah tersebut dibuatlah perencanaan sebagai berikut.
1) RPP dengan model pembelajaran problem posing yang melibatkan siswa
untuk berpedapat dan menentukan soal yang sesuai dengan materi yang
disampaikan
2) Membuat materi dan lembar kerja siswa (LKS), untuk pertemuan ke-1
sampai ke-4 dengan materi sudut.
3) Membuat soal tes
4) Menyiapkan alat peraga yaitu seperti busur derajat, model-model
segitiga.
5) Membuat lembar pengamatan keaktifan siswa.
b. Tindakan
Pertemuan ke-1 siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2012.
Materi yang disampaikan adalah mengukur sudut, dan jenis-jenis sudut.
Sebelum pembelajaran dimulai siswa diberi modul yang berkaitan dengan
materi yang akan disampaikan. Pada materi tersebut terdapat aktivitas siswa
yang menuntut siswa menyusun soal berserta jawaban yang sesuai dengan
materi yang sudah dijelaskan, dan juga terdapat lembar kerja siswa sebagai
tugas dan latihan.
Pertemuan ke-2 siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2012,
pada pertemuan ini diawali dengan pembahasan LKS yang diberikan
25
pertemuan sebelumnya, dilanjutkan dengan penyampaian materi satuan
sudut dalam satuan waktu, menjumlahkan dan mengurangkan sudut.
Sebelumnya siswa diberi materi yang berkaitan dengan materi yang akan
disampaikan. Materi tersebut terdapat aktivitas siswa yang menuntut siswa
menyusun soal beserta jawaban yang sesuai dengan materi yang sudah
dijelaskan dan juga terdapat lembar kerja siswa sebagai tugas dan latihan.
c. Pengamatan
Hasil pengamatan terhadap siswa pertemuan ke-1 dan ke-2 siklus 1 dapat
dilihat pada table 5 dan 6.
Tabel 5. Penilaian kualitatif keaktifan siswa pertemuan 1
No Aspek Pengamatan Pertemuan I
Alasan Bobot Kualitatif Pengamatan
1 Kesiapan siswa mengikuti pelajaran
C Beberapa siswa masih berada di luar kelas
2 kekondisifan suasana pembelajaran
C Beberapa siswa masih ada yang bergurau
3 Keantusiasan siswa dalam melaksanakan tugas
C Beberapa siswa tidak mengerjakan tugas
4 Keberanian siswa mengajukan pertanyaan
K Hanya ada 4 siswa yang berani Tanya
5 Kreatifitas siswa dalam membuat pertanyaan
K Pertanyaan siswa kurang bervariatif
6 Keberanian siswa dalam menyajikan hasil temuannya
K Hanya 2 siswa yang berani ke depan
Tabel 6. Penilaian kualitatif keaktifan siswa pertemuan 2
No Aspek Pengamatan Pertemuan II
Alasan Bobot Kualitatif Pengamatan
1 Kesiapan siswa mengikuti pelajaran
B Saat pelajaran dimulai tidak ada siswa yang masih di luar
2 kekondisifan suasana pembelajaran
B Siswa yang bergurai sudah bekurang
3 Keantusiasan siswa dalam melaksanakan tugas
C Sudah banyak siswa yang mengerjakan tugas
4 Keberanian siswa mengajukan pertanyaan
C Sudah ada 9 siswa yang berani bertanya
5 Kreatifitas siswa dalam membuat pertanyaan
C Pertanyaan siswa belum bervariatif
26
Tabel 6. Penilaian kualitatif keaktifan siswa pertemuan 2
No Aspek Pengamatan Pertemuan II
Alasan Bobot Kualitatif Pengamatan
6 Keberanian siswa dalam menyajikan hasil temuannya
K Hanya 4 siswa yang berani ke depan
Kriteria penilaian :
B = Bagus
C = Cukup
K = Kurang
Hasil pengamatan siklus 1 aktifitas siswa dalam pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran problem posing belum cukup baik, hal ini
dikarenakan siswa belum berani untuk berpendapat. Namun dari pertemuan
ke-2 siswa sudah sedikit berani berpendapat dan lebih mempersiapkan diri
untuk mengikuti pelajaran.
d. Refleksi
Pengamatan atau tindakan setelah selesai dilakukan di dalam kelas,
selanjutnya diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam
kegiatan silklus pertama didapat hasil refleksi sebagai berikut.
1) Sebagian besar siswa belum siap untuk menerima pelajaran. Guru
sebaiknya mengingatkan kepada siswa agar sebelum pelajaran dimulai
siswa sebaiknya sudah menyiapkan alat tulis atau buku catatan.
2) Guru kurang memotivasi siswa dengan cerita-cerita yang berhubungan
dengan materi yang diajarkan sehingga siswa lebih tertarik untuk
mengikuti pelajaran.
3) Siswa tidak berani bertanya, karena disebabkan siswa takut bertanya,
malu bertanya dan siswa kurang memahami apa yang dijelaskan guru
sehingga tidak tahu apa yang akan ditanyakan. Guru sebaiknya melakukan
pendekatan agar siswa tidak merasa takut atau malu bertanya.
4) Sebagian besar siswa belum berani maju ke depan untuk menyampaikan
hasil pekerjaannya karena takut salah, sebaiknya guru lebih memotivasi
siswa agar siswa lebih berani untuk maju ke depan.
27
3. Analisa Penelitian Tindakan Kelas (SIKLUS 2)
Tahapan pembelajaran siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 7. Langkah pelaksanaan Siklus 2
Langkah Pertemuan 1 Pertemuan 2
Perencanaan 1) Merancang kembali RPP dengan model pembelajaran problem posing dengan materi sudut berpenyiku dan satuan sudut berpelurus dan sudut bertolak belakang yang melibatkan siswa untuk berpedapat dan menentukan soal yang sesuai dengan materi yang disampaikan.
2) Membuat modul dan lembar kerja siswa (LKS), dengan materi sudut berpenyiku dan sudut berpelurus.
3) Membuat lembar pengamatan keaktifan siswa.
Tindakan 1) Menyiapkan materi. 2) Melaksanakan RPP.
1) Menyiapakan materi sudut berpelurus dan bertolak belakang.
2) Melaksanakan RPP. 3) Bertanya jawab dengan siswa
mengenai materi yang sudah disampaikan, sehingga siswa lebih mempersiapakan diri untuk tes siklus 2.
Observasi 1) Mengisi lembar observasi. 2) Wawancara terbuka dengan siswa
Refleksi Pengamatan atau tindakan setelah dilakukan di dalam kelas, didapat hasil refleksi sebagai berikut:
1) Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran sudah lebih baik dibanding siklus 1 Siswa sudah mulai sadar dan tertarik untuk belajar lebih baik.
2) Keberanian siswa untuk bertanya meningkat. Hal ini merupakan pengaruh dan motivasi dari guru dalam membangkitkan rasa percaya diri siswa.
3) siswa agar siswa lebih berani untuk maju ke depan.
4) Guru masih perlu memotivasi siswa agar lebih berani lagi untuk memngemukakan pendapat.
5) Pada siklus 2 sudah cukup baik karena partisipasi siswa dalam pembelajaran sudah aktif, ketrampilan siswa dalam mengerjakan soal diatas tolok ukur keberhasilan.
6) Perolehan hasil tes siklus 2 tentang sudut berpenyiku, sudut berpelurus dan bertolak belakang, nilai teringgi adalah 100 dan nilai terendah adalah 46 dengan rata-rata 69. Ada 31 Siswa tuntas belajar dan 9 siswa masih di bawah standar ketuntasan sehingga ketuntasan klasikal sudah tercapai yaitu 77,5% (>75%).
28
a. Perencanaan
Guru mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan pada
refleksi siklus 1.
1) Merancang kembali RPP dengan model pembelajaran problem posing
yang melibatkan siswa untuk berpedapat dan menentukan soal yang
sesuai dengan materi yang disampaikan.
2) Membuat materi dan lembar kerja siswa (LKS), untuk pertemuan ke-1
dan ke-2 dengan materi sudut berpenyiku dan sudut berpelurus.
3) Membuat soal tes evaluasi 2.
4) Membuat kembali lembar pengamatan keaktifan siswa.
b. Pelaksanaan
Pertemuan ke-1 siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2012.
Materi yang disampaikan adalah sudut berkomplemen atau sudut
berpenyiku. Pembelajaran sebelum dimulai siswa diberi materi yang
berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Materi tersebut terdapat
aktivitas siswa yang menuntut siswa menyusun soal berserta jawaban yang
sesuai dengan materi yang sudah dijelaskan, dan juga terdapat lembar
kerja siswa sebagai tugas dan latihan.
Pertemuan ke-2 siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 5 maret 2012,
pada pertemuan ini diawali dengan pembahasan LKS yang diberikan
pertemuan sebelumnya, dilanjutkan dengan penyampaian materi sudut
bersuplemen atau sudut ber[elurus dan sudut yang bertolak belakang.
Sebelumnya siswa diberi modul yang berkaitan dengan materi yang akan
disampaikan. Materi tersebut terdapat aktivitas siswa yang menuntut siswa
menyusun soal beserta jawaban yang sesuai dengan materi yang sudah
dijelaskan dan juga terdapat lembar kerja siswa sebagai tugas dan latihan.
c. Pengamatan
Hasil pengamatan terhadap siswa pertemuan ke-1 dan ke-2 siklus 2
dapat dilihat pada table 8 dan 9.
Tabel 8. penilaian kualitatif keaktifan siswa pertemuan 3
No Aspek Pengamatan Pertemuan III
Alasan Bobot Kualitatif Pengamatan
1 Kesiapan siswa mengikuti pelajaran
B Saat pelajaran dimulai tidak ada siswa yang masih di luar
29
No Aspek Pengamatan Pertemuan III
Alasan Bobot Kualitatif Pengamatan
2 Kekondisifan suasana pembelajaran
B Suasana kelas sangat kondusif
3 Keantusiasan siswa dalam melaksanakan tugas
B Kesadaran siswa melaksanakan tugas sudah baik
4 Keberanian siswa mengajukan pertanyaan
C 11 siswa yang berani bertanya
5 Kreatifitas siswa dalam membuat pertanyaan
C Pertanyaan siswa masih kurang bervarisi
6 Keberanian siswa dalam menyajikan hasil temuannya
B Ada 19 siswa yang berani maju ke depan.
Tabel 9. penilaian kualitatif keaktifan siswa pertemuan 4
No Aspek Pengamatan Pertemuan III
Alasan Bobot Kualitatif Pengamatan
1 Kesiapan siswa mengikuti pelajaran
B Saat pelajaran dimulai tidak ada siswa yang masih di luar
2 kekondisifan suasana pembelajaran
B Suasana kelas sangat kondisif
3 Keantusiasan siswa dalam melaksanakan tugas
B Kesadaran siswa melaksanakan tugas sudah baik
4 Keberanian siswa mengajukan pertanyaan
B 16 siswa yang berani bertanya
5 Kreatifitas siswa dalam membuat pertanyaan
B Pertanyaan sudah bervarisi
6 Keberanian siswa dalam menyajikan hasil temuannya
B Ada 14 siswa yang berani maju ke depan.
Kriterian penilaian:
B = Bagus
C = Cukup
K = Kurang
Hasil pengamatan siklus 2 secara keseluruhan aktifitas siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem posing
sudah ada peningkatan dipandingkan dengan siklus 1. Hal ini ditunjukan
pada pertemuan 1 siklus 2 beberapa siswa sudah berani berpendapat dan
keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan sudah cukup baik ada 11
30
siswa yang bertanya. Namun dari pertemuan ke-2 siklus 2 pembelajaran
dengan problem posing berjalan lebih baik, siswa sudah lebih berani untuk
berpendapat dan lebih kreatif untuk menyusun soal dan berani untuk
menyajikan hasil temuannya.
d. Refleksi
Pengamatan atau tindakan setelah dilakukan di dalam kelas,
selanjutnya diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam
kegiatan silklus kedua didapat hasil refleksi sebagai berikut.
1) Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran sudah lebih baik disbanding
siklus 1. Siswa sudah mulai sadar dan tertarik untuk belajar lebih baik.
2) Keberanian siswa untuk bertanya meningkat. Hal ini merupakan
pengaruh dan motivasi dari guru dalam membangkitkan rasa percaya
diri siswa.
3) Guru masih perlu memotivasi siswa agar lebih berani lagi untuk
memngemukakan pendapat.
4) Pada siklus 2 sudah cukup baik karena partisipasi siswa dalam
pembelajaran sudah aktif, ketrampilan siswa dalam mengerjakan soal
diatas tolok ukur keberhasilan, dengan demikian hipotesis tindakan
dapat dicapai.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 2 ini secara keseluruhan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem posing
dapat berlangsung dengan baik. Kemampuan siswa kelas 7D SMP Negri 3
Mojolaban dalam menyelesaikan soal sudut dapat ditingkatkan. Hal
tersebut dapat dilihat dari hasil tes individu pada tiap siklus. Kemampuan
siswa dalam mengerjakan soal dapat melampui rata-rata 6,0 seperti apa
yang menjadi tolok ukur keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas.
C. Analisa Prestasi Belajar Siswa
Perkembangan pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang sudah
dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran problem posing telah
diketahui, maka akan dianalisa perkembangan prestasi belajar siswa sebagai
hasil timbal balik penelitian yang sudah dilakukan.
Tes awal bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa atau kesiapan
siswa dalam menerima materi secara mendalam dan tes awal juga sebagai
31
acauan untuk melakukan penelitian atau tidak, jika hasil tes awal diatas KKM
sekolah, maka pembelajaran dikatakan berhasil, namun jika nilai tes awal
dibawah KKM maka diperlukan perbaikan untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Hasil tes awal pada observasi awal dengan materi sebelum materi garis
dan sudut yang akan digunakan untuk disampaikan dalam PTK, yaitu himpunan
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Grafik 1. Hasil prasiklus pada materi himpunan
Nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 20, rata-rata yang
diperoleh hanya 55 dimana perolehan rata-rata tersebut sangat jauh di bawah
KKM yaitu 60. 16 Siswa tuntas belajar dan 24 siswa masih di bawah standar
ketuntasan sehingga ketuntasan klasikal belum tercapai karena masih 40%
(<75%). Lihat garis merah yang merupakan batas ketuntasan belajar jika <60
maka dikatakan tidak tuntas secara individual. Hasil observasi ini maka
dilanjutkan observasi lanjut ke penelitian tindakan kelas. Pembelajaran dengan
mengaplikasikan model pembelajaran problem posing diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Analisa hasil tes siklus 1 dapat dilihat pada grafik 2.
32
Grafik. 2 Presatasi belajar siswa siklus 1
Dari perolehan hasil tes siklus 1 tentang mengukur sudut dan satuan
sudut, nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 30 dengan rata-rata
63. Ada 22 Siswa tuntas belajar dan 18 siswa masih di bawah standar
ketuntasan sehingga ketuntasan klasikal belum tercapai karena masih 55%
(<75%). Lihat garis merah yang merupakan batas ketuntasan belajar jika <60
maka dikatakan tidak tuntas secara individual.
Berdasarkan hasil prestasi belajar siswa pada tes siklus 1, kriteria
keberhasilan yang ditentukan belum tercapai, maka dilanjutkan penelitian siklus
2. Analisa presatasi belajar siklus 2 dapat dilihat pada grafik 3.
Grafik 3. Hasil belajar siklus 2
Berdasarkan perolehan hasil tes siklus 2 tentang sudut berpenyiku,
sudut berpelurus dan bertolak belakang, nilai teringgi adalah 100 dan nilai
33
terendah adalah 46 dengan rata-rata 69. Ada 31 Siswa tuntas belajar dan 9
siswa masih di bawah standar ketuntasan sehingga ketuntasan klasikal sudah
tercapai yaitu 77,5% (>75%).
Berdasarkan nilai tes siklus 1 dan 2 dapat dilihat peningkatan rata-rata
nilai siswa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 4.
Grafik 4. Rata-rata nilai siswa
Grafik di atas terlihat adanya peningkatan rata-rata nilai siswa. Rata-rata
nilai siswa pada siklus 1 adalah 63 ketuntasan klasikal belum tercapai karena
masih 55% (<75%). dan rata-rata tes siklus 2 adalah 69 Ada 31 Siswa tuntas
belajar dan 9 siswa masih di bawah standar ketuntasan sehingga ketuntasan
klasikal sudah tercapai yaitu 77,5% (>75%).
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dari hasil pretes ke
siklus 2 dapat dilihat pada grafik 5 dan tabel 10.
34
Grafik 5. Grafik kemajuan prestasi belajar siswa
Series 1 merupakan hasil pretes
Series 2 merupakan hasil postes siklus 1
Series 3 merupakan hasil postes siklus 2
Tabel 10. Hasil analisa perkembangan prestasi belajar
Hasil Belajar Pretes Siklus 1 Siklus 2
Jumlah siswa
Persentase
Jumlah Siswa
Persentase
Jumlah Siswa
Persentase
Nilai 16 40 22 55 31 77,5
Nilai 24 60 18 45 9 22,5
Tuntas 16 - 22 - 31 -
Tidak Tuntas 24 - 18 - 9 - Rata-rata kelas 55 63 69,2
Maka dapat disimpulkan model pembelajaran problem posing dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Yaitu rata-rata kelas 63 pada siklus satu
dengan 55% siswa tuntas, pada siklus 2 prestasi belajar siswa meningkat dengan
rata-rata 69,2 dengan 77,5% siswa tuntas.