Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1 Deskrispsi Awal
4.1.1 Rencana
Minat siswa dalam pembelajaran matematika rendah. Sebagai akibatnya hasil
belajar yang diperolehpun sulit mencapai hasil yang diharapkan. Padahal minat dalam
suatu kegiatan sangat penting untuk memusatkan perhatian siswa terhadap suatu
kegiatan. Minat siswa terhadap suatu pembelajaran akan sangat menentukan
ketercapaian hasil belajar. Pada kondisi awal penelitian dengan kompetensi dasar 2.1
mengenal satuan debit hasil belajar siswa rendah. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan
rata-rata nilai kelas yang hanya memperoleh 51 jauh di bawah KKM Matematika 65.
Ketuntasan belajar siswa juga rendah hanya memperoleh persentase sebesar 14% saja
yang artinya dari 22 siswa hanya 3 siswa yang tuntas dalam belajar sedangkan 19 siswa
belum tuntas. Padahal target peneliti 75%.
4.1.2 Tindakan
Dalam pembelajaran siklus I guru menngunakan pembelajaran yang berpusat
pada guru. Segala informasi materi pembelajaran hanya disampaikan oleh guru. Guru
kurang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Sehingga pada akhir
pembelajaran pada saat dilaksanakan tes formatif hasil belajar siswa rendah setelah
penulis melakukan analisis nilai.
4.1.3 Observasi
Hasil belajar siswa pada kondisi awal dengan kompetensi dasar 2.1 Mengenal
satuan debit dari nilai rata-rata kelas siswa mencapai 51 saja, jauh di bawah KKM
Matematika 65. Ketuntasan belajar siswa juga rendah hanya memperoleh persentase
sebesar 14% saja yang artinya dari 22 siswa hanya 3 siswa yang tuntas dalam belajar
sedangkan 19 siswa belum tuntas. Padahal target peneliti 75%. Dapat dilihat pada tabel
dan grafik di bawah ini:
2
0
1
2
3
4
5
6
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10
Tabel 4.1
Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal
No Nilai Banyaknya Siswa Jumlah Nilai Persentase (%)
1 100 0 0 0
2 90 0 0 0
3 80 2 160 9
4 70 1 70 5
5 60 5 300 23
6 50 6 300 27
7 40 5 200 23
8 30 3 90 13
9 20 0 0 0
10 10 0 0 0
Jumlah 22 1120 100
Rata-rata 51
Grafik 4.1
Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar Kondisi Awal
4.1.4 Refleksi
Dari data yang ada maka penulis merencanakan penelitian tindakan kelas
dengan mencoba menerapkan metode debate, metode debate adalah adalah model
belajar dengan sintaks siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa
membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian
3
presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh
kelompok lainnya. Dengan demikian siswa diajak untuk belajar mandiri dan mengujinya
secara mandiri pula dengan dibimbing guru. Pola pembelajaran seperti ini akan
memberikan kebermaknaan.
1.2 Deskrispsi Siklus I
1.2.1 Rencana
Kegiatan penelitian dimulai dengan perencanaan tindakan siklus I yang tertuang
pada Rencana Perbaikan Pembelajaran pada Siklus I dengan memilih kompetensi dasar
2.1 mengenal satuan debit dalam kegiatan rencana ini penulis melakukan serangkaian
kegiatan: (1) menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan digunakan
dalam penelitian, (2) menentukan teknik/metode untuk mengatasi masalah yang diteliti, (3)
menentukan hari dan tanggal Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I, (4) membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai materi yang dipilih siklus I, (5) menyiapkan
media yang digunakan, (6) melakukan komunikasi dengan kepala sekolah untuk
mendapatkan ijin dan dukungan baik saran maupun izin penggunaan sarana sekolah, (7)
menunjuk dan melakukan komunikasi dengan pengamat yang akan memberikan refleksi
berupa kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang penulis laksanakan.
1.2.2 Tindakan
Dari proses latihan ke proses bermakna dan dilanjutkan proses berpikir intuitif
dan analitik merupakan usaha yang luar biasa untuk selalu meningkatkan mutu
pembelajaran. Reaksi-reaksi positif untuk perubahan mempunyai dampak perkembangan
kurikulum sekolah yang dinamis. Penulis memilih metode debate sebagai alternatif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Metode debate adalah model belajar dengan sintaks
siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan
ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh
perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya. Dengan
demikian siswa diajak untuk belajar mandiri dan mengujinya secara mandiri pula dengan
dibimbing guru. Pola pembelajaran seperti ini akan memberikan kebermaknaan.
4
Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus I sebagai berikut:
Pertemuan 1
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru membuka kegiatan dengan salam.
b. Berdoa
c. Guru melakukan pre tes.
d. Guru memberi pengantar materi yang akan dipelajari.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Eksplorasi
1) Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario
pembelajaran
2) Siswa mendengarkan penjelasan singkat guru tentang mengubah antar
satuan volume kubik dan mengubah antar satuan volume liter materi
yang dipelajari dan materi yang akan didiskusikan melalui perdebatan.
Guru telah menyampaikan tindakan yang akan diujicobakan pada
pertemuan minggu kemarin agar kegiatan belajar mengajar tidak
terganggu serta berjalan wajar.
3) Guru menyampaikan aturan main (rule of game) serta semua hal,
tahapan atau langkah yang harus dilaksanakan dalam kegiatan
perdebatan nanti.
b. Elaborasi
1) Guru membagi 2 (dua) kelompok siswa yang saling berhadapan, yakni
pro (setuju) dan pihak kontra (tidak setuju) dengan jumlah anggota
yang sama.
2) Guru mengingatkan kembali cara-cara berkomunikasi dan berpendapat
yang efektif dan benar serta poin-poin utama yang harus siswa pegang
dari kegiatan debat.
3) Setelah itu guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk
berbicara/menyampaikan pemikirannya kemudian ditanggapi/dibahas
oleh kelompok yang lawan, demikian seterusnya sampai diharapkan
seluruh siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
5
4) Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis pointer/inti
ide-ide dari setiap siswa di lembar/catatan guru yang ditempel di
tembok, baik yang pro ataupun yang kontra. Dari catatan ini guru dapat
melihat distribusi siswa yang aktif dan yang kurang/tidak aktif.
5) Untuk mempermudah proses pencatatan ide dan nama-nama siswa
selama perdebatan berlangsung guru memberikan semacam Kartu
pengenal bernomor yang berbeda warna pada 2 kelompok tersebut.
c. Konfirmasi
1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum
dipahami.
2) Bersama dengan siswa guru menyimpulkan materi pembelajaran.
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Guru melakukan kegiatan post tes.
b. Tindak lanjut berupa tugas rumah untuk pemantapan materi.
Pertemuan 2
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru membuka kegiatan dengan salam.
b. Berdoa
c. Guru melakukan pre tes.
d. Guru memberi pengantar materi yang akan dipelajari.
e. Memotivasi siswa dengan memberikan informasi materi dan tujuan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Eksplorasi
1) Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario
pembelajaran
2) Siswa mendengarkan penjelasan singkat guru tentang mengubah
satuan debit antar satuan volume materi yang dipelajari dan materi
yang akan didiskusikan melalui perdebatan. Guru telah menyampaikan
tindakan yang akan diujicobakan pada pertemuan minggu kemarin
agar kegiatan belajar mengajar tidak terganggu serta berjalan wajar.
6
3) Guru menyampaikan aturan main (rule of game) serta semua hal,
tahapan atau langkah yang harus dilaksanakan dalam kegiatan
perdebatan nanti.
b. Elaborasi
1) Guru membagi 2 (dua) kelompok siswa yang saling berhadapan, yakni
pro (setuju) dan pihak kontra (tidak setuju) dengan jumlah anggota
yang sama.
2) Guru mengingatkan kembali cara-cara berkomunikasi dan berpendapat
yang efektif dan benar serta poin-poin utama yang harus siswa pegang
dari kegiatan debat.
3) Setelah itu guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk
berbicara/menyampaikan pemikirannya kemudian ditanggapi/dibahas
oleh kelompok yang lawan, demikian seterusnya sampai diharapkan
seluruh siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4) Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis pointer/inti
ide-ide dari setiap siswa di lembar/catatan guru yang ditempel di
tembok, baik yang pro ataupun yang kontra. Dari catatan ini guru dapat
melihat distribusi siswa yang aktif dan yang kurang/tidak aktif.
Untuk mempermudah proses pencatatan ide dan nama-nama siswa
selama perdebatan berlangsung guru memberikan semacam Kartu
pengenal bernomor yang berbeda warna pada 2 kelompok tersebut.
c. Konfirmasi
1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum
dipahami.
2) Bersama dengan siswa guru menyimpulkan materi pembelajaran.
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Guru melakukan kegiatan post tes.
b. Tindak lanjut berupa tugas rumah untuk pemantapan materi.
Pertemuan 3
Melaksanakan tes Formatif
7
0
2
4
6
8
10
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10
1.2.3 Observasi
Hasil belajar siswa pada siklus I dengan kompetensi dasar 2.1 Mengenal satuan
debit dari nilai rata-rata kelas siswa mencapai 64 di bawah KKM Matematika 65.
Ketuntasan belajar siswa juga rendah hanya memperoleh persentase sebesar 36% artinya
dari 22 siswa ada 8 siswa yang tuntas dalam belajar sedangkan 14 siswa belum tuntas.
Padahal target peneliti 75%. Dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:
Tabel 4.2
Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nilai Banyaknya Siswa Jumlah Nilai Persentase (%)
1 100 0 0 0
2 90 2 180 9
3 80 3 240 14
4 70 3 210 14
5 60 10 600 45
6 50 2 100 9
7 40 2 80 9
8 30 0 0 0
9 20 0 0 0
10 10 0 0 0
Jumlah 22 1410 100
Rata-rata 64
Grafik 4.2
Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I
8
1.2.4 Refleksi
Dari data yang ada maka penulis merencanakan penelitian tindakan kelas
dengan mencoba menerapkan metode debate, metode debate adalah adalah model
belajar dengan sintaks siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa
membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian
presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh
kelompok lainnya. Dengan demikian siswa diajak untuk belajar mandiri dan mengujinya
secara mandiri pula dengan dibimbing guru. Pola pembelajaran seperti ini akan
memberikan kebermaknaan. Berdasarkan data hasil belajar maka diperoleh peningkatan
hasil belajar siswa yang pada kondisi awal mencapai nilai rata-rata kelas hanya 51 maka
pada siklus I telah mencapai 64 terjadi peningkatan sebesar 13. Sedangkan ketuntasan
belajar siswa dari kondisi awal hanya 14% pada siklus I mencapai 36% terjadi peningkatan
22%. Namun karena belum mencapai target penulis maka penluis melanjutkan pada siklus
II dengan menerapkan metode debate.
1.3 Deskrispsi Siklus II
1.3.1 Rencana
Kegiatan penelitian dimulai dengan perencanaan tindakan siklus II yang tertuang
pada Rencana Perbaikan Pembelajaran pada Siklus II dengan memilih kompetensi dasar
2.2 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan debit dalam kegiatan rencana
ini penulis melakukan serangkaian kegiatan: (1) menentukan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang akan digunakan dalam penelitian, (2) menentukan teknik/metode
untuk mengatasi masalah yang diteliti, (3) menentukan hari dan tanggal Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran siklus I, (4) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
sesuai materi yang dipilih siklus I, (5) menyiapkan media yang digunakan, (6) melakukan
komunikasi dengan kepala sekolah untuk mendapatkan ijin dan dukungan baik saran
maupun izin penggunaan sarana sekolah, (7) menunjuk dan melakukan komunikasi
dengan pengamat yang akan memberikan refleksi berupa kekuatan dan kelemahan
pembelajaran yang penulis laksanakan.
9
1.3.2 Tindakan
Metode debate adalah model belajar dengan sintaks siswa menjadi 2 kelompok
kemudian duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh
masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu
kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya. Dengan demikian siswa diajak
untuk belajar mandiri dan mengujinya secara mandiri pula dengan dibimbing guru. Pola
pembelajaran seperti ini akan memberikan kebermaknaan.
Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus II sebagai berikut:
Pertemuan 1
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru membuka kegiatan dengan salam.
b. Berdoa
c. Guru melakukan pre tes.
d. Guru memberi pengantar materi yang akan dipelajari.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Eksplorasi
1) Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran.
2) Siswa mendengarkan penjelasan singkat guru tentang satuan debit dan
menghitung debit air jika volume dan waktu diketahui materi yang
dipelajari dan materi yang akan didiskusikan melalui perdebatan. Guru
telah menyampaikan tindakan yang akan diujicobakan pada pertemuan
minggu kemarin agar kegiatan belajar mengajar tidak terganggu serta
berjalan wajar.
3) Guru menyampaikan aturan main (rule of game) serta semua hal,
tahapan atau langkah yang harus dilaksanakan dalam kegiatan
perdebatan nanti.
b. Elaborasi
1) Guru membagi 2 (dua) kelompok siswa yang saling berhadapan, yakni
pro (setuju) dan pihak kontra (tidak setuju) dengan jumlah anggota yang
sama. Tiap kelompok melakukan kegiatan di bawah ini:
Coba kerjakan bersama kelompokmu!
Ayo, kita bentuk kelompok! Setiap kelompok terdiri atas 4 orang.
10
a) Siapkanlah sebuah botol yang diketahui volumenya, sebuah
ember, jam atau stopwatch, dan air secukupnya!
b) Isi botol dengan air sampai penuh. Setelah itu, tuang isi botol ke
dalam ember dengan posisi tegak. Catat waktu yang diperlukan
untuk mengosongkan botol tersebut!
c) Isi kembali botol dengan air sampai penuh. Setelah itu, tuang
isinya ke dalam ember dengan posisi botol mendatar. Catat waktu
yang diperlukan untuk mengosongkan botol tersebut!
d) Buatlah kesimpulan dari kegiatan di atas! Sampaikan
kesimpulanmu di depan kelas!
e) Sekarang, mari kita bahas bersama-sama.
2) Guru mengingatkan kembali cara-cara berkomunikasi dan berpendapat
yang efektif dan benar serta poin-poin utama yang harus siswa pegang
dari kegiatan debat.
3) Setelah itu guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk
berbicara/menyampaikan pemikirannya kemudian ditanggapi/dibahas
oleh kelompok yang lawan, demikian seterusnya sampai diharapkan
seluruh siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4) Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis pointer/inti
ide-ide dari setiap siswa di lembar/catatan guru yang ditempel di tembok,
baik yang pro ataupun yang kontra. Dari catatan ini guru dapat melihat
distribusi siswa yang aktif dan yang kurang/tidak aktif.
5) Untuk mempermudah proses pencatatan ide dan nama-nama siswa
selama perdebatan berlangsung guru memberikan semacam Kartu
pengenal bernomor yang berbeda warna pada 2 kelompok tersebut.
c. Konfirmasi
1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum
dipahami.
2) Bersama dengan siswa guru menyimpulkan materi pembelajaran.
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Guru melakukan kegiatan post tes.
b. Tindak lanjut berupa tugas rumah untuk pemantapan materi.
11
Pertemuan 2
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru membuka kegiatan dengan salam.
b. Berdoa
c. Guru melakukan pre tes.
d. Guru memberi pengantar materi yang akan dipelajari.
e. Memotivasi siswa dengan memberikan informasi materi dan tujuan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Eksplorasi
1) Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario
pembelajaran
2) Siswa mendengarkan penjelasan singkat guru tentang menghitung
volume air jika debit dan waktu diketahui dan menghitung waktu jika
volume air dan debit diketahui materi yang dipelajari dan materi yang
akan didiskusikan melalui perdebatan. Guru telah menyampaikan
tindakan yang akan diujicobakan pada pertemuan minggu kemarin
agar kegiatan belajar mengajar tidak terganggu serta berjalan wajar.
3) Guru menyampaikan aturan main (rule of game) serta semua hal,
tahapan atau langkah yang harus dilaksanakan dalam kegiatan
perdebatan nanti.
b. Elaborasi
1) Guru membagi 2 (dua) kelompok siswa yang saling berhadapan, yakni
pro (setuju) dan pihak kontra (tidak setuju) dengan jumlah anggota
yang sama.
2) Guru mengingatkan kembali cara-cara berkomunikasi dan berpendapat
yang efektif dan benar serta poin-poin utama yang harus siswa pegang
dari kegiatan debat.
3) Setelah itu guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk
berbicara/menyampaikan pemikirannya kemudian ditanggapi/dibahas
oleh kelompok yang lawan, demikian seterusnya sampai diharapkan
seluruh siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
12
4) Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis pointer/inti
ide-ide dari setiap siswa di lembar/catatan guru yang ditempel di
tembok, baik yang pro ataupun yang kontra. Dari catatan ini guru dapat
melihat distribusi siswa yang aktif dan yang kurang/tidak aktif.
Untuk mempermudah proses pencatatan ide dan nama-nama siswa
selama perdebatan berlangsung guru memberikan semacam Kartu
pengenal bernomor yang berbeda warna pada 2 kelompok tersebut.
c. Konfirmasi
1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum
dipahami.
2) Bersama dengan siswa guru menyimpulkan materi pembelajaran.
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Guru melakukan kegiatan post tes.
b. Tindak lanjut berupa tugas rumah untuk pemantapan materi.
Pertemuan 3
Melaksanakan tes Formatif
1.3.3 Observasi
Hasil belajar siswa pada siklus II dengan kompetensi dasar 2.2 menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan satuan debit dari nilai rata-rata kelas siswa mencapai 82
di atas KKM Matematika 65. Ketuntasan belajar siswa telah mencapai 96% artinya dari 22
siswa ada 21 siswa yang tuntas dalam belajar sedangkan 1 siswa belum tuntas. Telah
mencapai target peneliti yang hanya sebesar 75%. Dapat dilihat pada tabel dan grafik di
bawah ini:
13
0
1
2
3
4
5
6
7
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10
Tabel 4.3
Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nilai Banyaknya Siswa Jumlah Nilai Persentase (%)
1 100 5 500 23
2 90 4 360 18
3 80 5 400 23
4 70 7 490 32
5 60 1 60 4
6 50 0 0 0
7 40 0 0 0
8 30 0 0 0
9 20 0 0 0
10 10 0 0 0
Jumlah 22 1810 100
Rata-rata 82
Grafik 4.3
Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II
1.3.4 Refleksi
Berdasarkan data hasil belajar maka diperoleh peningkatan hasil belajar siswa
yang pada siklus I mencapai nilai rata-rata kelas 64 maka pada siklus II telah mencapai 82
terjadi peningkatan sebesar 18. Sedangkan ketuntasan belajar siswa dari siklus I
14
mencapai 36%, pada siklus II telah mencapai 96% terjadi peningkatan 60%. Karena telah
target penulis maka penulis menghentikan penelitian sampai pada siklus II saja.
1.4 Pembahasan
1. Berikut ini akan peneliti sajikan tabel Perbandingan Pelaksanaan Pembelajaran
Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II.
Tabel 4.4
Perbandingan Pelaksanaan Pembelajaran Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
No Kondisi Awal Siklus I Siklus II
1 Pembelajaran dilaksanakan
dengan metode tanyajawab,
ceramah, diskusi,
demonstrasi menyebabkan
hasil belajar siswa rendah.
Pembelajaran
dilaksanakan dengan
metode debate dapat
meningkatkan hasil
belajar matematika.
Pembelajaran
dilaksanakan dengan
metode debate dapat
meningkatkan hasil
belajar matematika.
2. Berikut ini akan peneliti sajikan tabel Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kondisi
Awal, Siklus I, Siklus II
Tabel 4.5
Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
No Kondisi Awal Siklus I Siklus II Refleksi
1 Ulangan harian
pada Kondisi
Awal Nilai
terendah: 30
Nilai tertinggi: 80
Nilai rata-rata:
51
Ulangan harian
pada siklus I
Nilai terendah:
40
Nilai tertinggi: 90
Nilai rata-rata:
64
Ulangan harian
pada siklus II
Nilai terendah:
60
Nilai tertinggi:
100
Nilai rata-rata:
82
Dari Kondisi Awal
sampai Siklus II
terdapat peningkatan
hasil belajar siswa
dari 51 menjadi 82
meningkat sebesar
31%
15
NILAI TERTINGGI
NILAI TERENDAHRATA-RATA
0
20
40
60
80
100
KONDISIAWAL
SIKLUS ISIKLUS II
NILAI TERTINGGI
NILAI TERENDAH
RATA-RATA
KONDISI AWAL
SIKLUS I
SIKLUS II
3. Berikut ini akan peneliti sajikan tabel Perbandingan hasil belajar Kondisi Awal,
Siklus I, Siklus II.
Grafik 4.4
Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
4. Berikut ini akan peneliti sajikan tabel Perbandingan Ketuntasan Belajar Kondisi
Awal, Siklus I, Siklus II.
Tabel 4.5
Perbandingan Ketuntasan Belajar Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
Berdasarkan grafik 4.4 di atas dapat dilihat terjadi peningkatan hasil belajar
siswa, yang dapat dilihat terjadi peningkatan perolehan nilai tertinggi, nilai terendah,
16
rata-rata kelas tiap siklus meningkat. Sedangkan pada grafik 4.5 terjadi peningkatan
ketuntasan belajar siswa tiap siklus.
Hal ini membuktikan bahwa metode Debate dalam kelas memiliki tujuan
ganda yaitu memfasilitasi siswa untuk berpikir kritis dan analisis serta sebagai
perangkat otentik untuk mengetahui ranah pengetahuan. Metode Debate merupakan
teknik yang sangat baik untuk mengetahui kemampuan berargumen siswa. Menurut
hasil penelitian terungkap bahwa metode debate dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam menyampaikan argumentasi dengan benar hal ini menunjukkan
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan guru (Roestiyah,
2008:148).
Metode debate itu kelebihannya adalah: (1) siswa yang ikut serta dalam
perdebatan memiliki kesempatan untuk mencari, mendengarkan dan menikamati
belajar, (2) membantu siswa membuat keputusan penting dan menjadi pendengar
kritis, (3) perdebatan membantu siswa untuk bekerja sama memahami masalah
umum, (4) perdebatan memungkinkan siswa untuk mencari ide-ide dan argumen
yang mendukung pernyataan mereka, (5) perdebatan merupakan cara-cara efektif
memperoleh pengetahuan karena argumen harus didukung informasi, yang relevan,
akurat dan lengkap, (6) perdebatan membawa siswa untuk belajar mengenali unsur-
unsur argumen yang baik dan mengembangkan kemampuan berbicara sehingga
mereka lebih percaya diri.
Metode debate itu kelebihannya adalah (Roestiyah, 2008:148-149): (1)
metode ini dapat menyajikan kedua segi permasalahan, (2) mendorong adanya
analisis dari kelompok, (3) menyampaikan fakta dari dua sisi masalah, (3)
membangkitkan motivasi siswa, (4) dapat dipakai pada kelompok besar.