Upload
hadung
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
44
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Pra Siklus
Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan di kelas V SDN
Regunung 01, ketika pembelajaran IPS banyak siswa yang tidak memperhatikan
pada saat gurunya menjelaskan. Ada siswa yang asyik bermain sendiri, ada yang
mengobrol dengan teman sebangku, ada yang menguap, dan ada yang malah
fokusnya ke luar kelas. Hal seperti ini terjadi, karena memang gurunya masih
dominan menggunakan metode ceramah. Masih menggunakan buku yang
menjadi sumber satu- satunya belajar siswa. Siswa kelihatan pasif dan banyak
yang tidak berani bertanya. Setelah dilakukan ulangan, dari 26 siswa yang
nilainya mencapai KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70 adalah 8 anak
(36%). Sementara yang lain yakni 18 anak (64%) masih dibawah KKM. Oleh
karena itu peneliti dan guru kelas berkolaborasi mencari masalah yang
menyebabkan 64% siswa kelas V ini tidak tuntas. Masalah tersebut adalah ketika
guru menjelaskan materi secara terus menerus siswa diminta untuk diam dan
mendengarkan. Setelah guru berhenti menjelaskan siswa diminta untuk bertanya
dan ternyata hanya 3 sampai 4 siswa yang berani bertanya. Kemudian, siswa
diminta mengerjakan soal latihan yang ada di LKS (Lembar Kerja Siswa). Model
pembelajaran yang seperti ini yaitu guru sebagai pusatnya, sedangkan siswanya
dianggap suatu obyek yang diam. Sehingga siswa menjadi sulit untuk
megembangkan potensinya masing- masing. Maka peneliti merasa perlu
melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa dan yang bisa
menarik simpatik siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Metode yang
peneliti pilih adalah mind mapping yakni metode yang lebih menekankan pada
teknik mencatat. Teknik mencatat yang diterapkan dalam metode mind mapping
ini, lebih menarik dan membuat siswa tidak pasif, karena dari teknik mencatat
45
sudah bisa mengambil simpatik siswa, jadi nanti diharapkan lebih mudah dalam
memahami materi IPS yang disampaikan guru. Setelah dapat dengan mudah
memahaminya, maka nanti hasil belajarnya diharapkan lebih bagus atau paling
tidak mencapai KKM.
Berikut adalah tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPS siswa kelas V SD
Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang pada Semester
II tahun ajaran 2015- 2016 dengan kompetensi dasar mendiskripsikan perjuangan
para tokoh pejuang pada penjajah Belanda dan Jepang.
Tabel 4.1
Distribusi Ketuntasan hasil Belajar IPS pada Pra Siklus
No Standar Ketuntasan
Jumlah Siswa Presentase Angka Ketuntasan
1 < 70 Tidak Tuntas 18 64%
2 > 70 Tuntas 8 36%
Jumlah 26 100%
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat ketuntasan hasil belajar IPS siswa kelas
V SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang pada
Semester II tahun ajaran 2015- 2016 dengan Kompetensi Dasar mendiskripsikan
perjuangan para tokoh pejuang pada penjajah Belanda dan Jepang, sebanyak 8
siswa atau 36% dinyatakan tuntas dan sisanya 18 siswa atau 64% tidak tuntas.
Skor tertinggi siswa adalah 90 dan yang terendah 35. Rata- rata nilainya sebesar
60, 3 dan standar deviasinya 14, 13. Menurut Sandjaja dalam bukunya yang
berjudul Panduan Penelitian standar deviasi variabilitas suatu data, makin besar
angkanya semakin bervariasi datanya. Semakin bervariasi datanya semakin tinggi
penyimpangan nilai siswa. Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat digambarkan
dengan menggunakan diagram lingkaran sebagai berikut:
46
Gambar 4.1
Diagram Lingkaran Hasil Ketuntasan Belajar IPS Pra Siklus
Berdasarkan gambar diagram lingkaran di atas dapat dilihat bahwa
ketuntasan hasil belajar IPS siswa yang tidak tuntas sebesar 64%. Oleh karena itu,
peneliti melakukan penelitian tindakan kelas ini sesuai rencana seperti yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan penelitian menggunakan metode
pembelajaran mind mapping yang akan dilaksanakan pada siklus 1 dan 2.
4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1
Siklus 1 ini, pelaksanaannya dilakukan 2 kali pertemuan dengan pokok
bahasan pendudukan Belanda di Indonesia. Berikut adalah rinciannya:
4.2.1 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 Pertemuan 1
1. Perencanaan
a) Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu KD 2.1 mengenai
mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada penjajah
Belanda dan Jepang, dan pokok bahasan pendudukan Belanda di
64%
36%
Tidak Tuntas Tuntas
47
Indonesia dengan menerapkan metode mind mapping dan permainan
kertas lipat.
b) Mempersiapkan media dan alat peraga yang berkaitan dengan materi
perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda seperti
video dan gambar tokoh pejuang, power point, LCD, laptop, speaker,
papan tulis dan alat tulis.
c) Menyusun perangkat evaluasi meliputi rubrik penilaian, dan lembar
observasi pelaksanaan RPP.
2. Implementasi Tindakan dan Observasi
Kegiatan Awal
a. Guru membuka pertemuan dengan mengucapkan salam kemudian
berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing- masing.
Siswa terlihat hikmat dalam berdoa dan antusias menjawab salam.
b. Guru bersama menyanyikan lagu wajib nasional Indonesia Pusaka.
Siswa terlihat semangat dalam bernyanyi, namun juga masih ada
beberapa siswa yang terlihat malu- malu.
c. Guru mengecek kehadiran siswa.
26 siswa hadir semua.
d. Guru memberikan motivasi agar siswa semangat untuk belajar.
Guru memberikan motivasi untuk semangat dalam belajar yaitu
melalui tepuk belajar. Siswa memperhatikan dan antusias melihat guru
memberikan motivasi.
e. Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yaitu sebab dan perjuangan
perlawan pendudukan Belanda di Indonesia.
Guru menuliskan tujuan pembelajaran tersebut dalam power point
yang telah dipersiapkan. Siswa ikut membaca bersama- sama tujuan
pembelajaran pada power point.
48
Kegiatan Inti
f. Untuk lebih menarik perhatian siswa terhadap materi ini, guru
memutarkan video pendudukan Belanda di Indonesia.
Siswa terlihat memperhatikan video yang diputarkan. Semua melihat
dan tidak ada yang asyik sendiri.
g. Siswa diminta bertanya sekaligus untuk melatih sikap berani
berbicara.
Siswa masih malu untuk bertanya sehingga guru harus memberikan
stimulus agar siswa berani bertanya.
h. Siswa dan guru bertanya jawab seputar video pendudukan Belanda di
Indonesia.
i. Guru mulai menjelaskan materi, namun sebelumnya guru memberi
tahu teknik mencatat dengan metode mind mapping.
Siswa terlihat ada yang memperhatikan ada juga yang tidak
memperhatikan.
j. Siswa dibagi dalam kelompok
Pembagian kelompok terlihat lama, karena siswa gaduh.
k. Guru memberikan satu kata kunci. Kata kunci tersebut sama antara
kelompok satu dengan lainnya. Kemudian kelompok diminta
mengeksplorasi atau bebas menuliskan apa yang mereka ketahui
dengan mencabangkan satu kata kunci tersebut. Kelompok bebas
berkreasi membuat mind map seindah dan selengkap mungkin.
Kerja kelompok mereka masih belum kompak, terlihat hanya siswa
yang dianggap pandai atau siswa yang aktif saja yang mengerjakan.
l. Perwakilan kelompok diminta membacakan hasil diskusinya. Di sini
guru membenarkan dan menambahkan materi yang kurang dari hasil
diskusi mereka.
49
Kelompok tidak bisa membacakan hasil diskusinya semua karena
waktunya tidak memungkinkan atau kurang.
Kegiatan Penutup
m. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan belajar yang
telah dilakukan.
Hanya beberapa siswa saja yang terlibat, siswa terlihat masih pasif
tidak mau mengeluarkan pendapatnya.
n. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya kemudian
dilanjutkan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilalui.
Siswa yang aktif
o. Sebagai penutup pembelajaran guru melakukan permainan kertas lipat
dengan disisipi materi pendudukan Belanda di Indonesia. Permainan
kertas lipat ini ternyata sudah tidak asing lagi di mata siswa. Terbukti
siswa banyak yang bisa melipat kertas sesuai yang dicontohkan oleh
guru.
Hasil observasi yang menjadi kendala atau hambatan pada
pertemuan pertama ini, dapat dirincikan sebagai berikut:
1. Pengalokasian waktu tidak tepat
2. Siswa gaduh sendiri.
3. Siswa pasif.
4. Pemberian apresiasi kepada siswa.
3. Refleksi
Dari kelemahan yang telah ditemukan, peneliti berdiskusi dengan
observer yaitu guru kelas guna memperbaiki pembelajaran pada
pertemuan kedua nantinya. Hasil diskusi tersebut antara lain seperti:
a. pengelolaan waktu harus benar- benar diperhatikan sehingga tidak ada
yang terlihat terburu- buru, atau terlalu cepat dalam melaksanakan
langkah- langkah pembelajaran.
50
b. cara mengantisipasi siswa yang gaduh pada saat pembagian kelompok
yaitu dengan memberikan lebih perhatian, dan cara pembagian
kelompok dibuat lebih menarik siswa yaitu dibantu dengan gambar
kartun sebagai nama kelompok.
c. Cara mengantisipasi siswa yang masih pasif yaitu dengan lebih sering
diberikan kesempatan untuk berbicara seperti membaca bacaan atau
mengeluarkan pendapat.
d. Apresiasi siswa yang menjawab dengan benar atau pun yang salah
yaitu dengan memberikan stiker. Siswa yang berani menjawab atau
berbicara diberikan stiker.
4.2.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 Pertemuan 2
1. Perencanaan
a. Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu KD 2.1 mengenai
mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada penjajah
Belanda dan Jepang, dan pokok bahasan pendudukan Belanda di
Indonesia dengan menerapkan metode mind mapping dan permainan
kertas lipat.
b. Mempersiapkan media dan alat peraga yang berkaitan dengan materi
perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda seperti
video dan gambar tokoh pejuang, stiker, power point, LCD, laptop,
speaker, papan tulis dan alat tulis.
c. Menyediakan tes formatif.
2. Implementasi Tindakan dan Observasi
Kegiatan awal
a. Guru membuka pertemuan dengan mengucapkan salam kemudian
berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing- masing.
51
Siswa terlihat hikmat dalam berdoa dan antusias menjawab salam.
b. Guru bersama menyanyikan lagu wajib nasional Indonesia Pusaka.
Siswa terlihat semangat dalam bernyanyi, namun juga masih ada
beberapa siswa yang terlihat malu- malu.
c. Guru mengecek kehadiran siswa.
26 siswa hadir semua.
d. Guru memberikan motivasi agar siswa semangat untuk belajar.
Siswa memperhatikan dan antusias melihat guru memberikan
motivasi.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu kerja rodi pada masa
penjajahan belanda.
Guru menuliskan tujuan pembelajaran tersebut dalam power point
yang telah dipersiapkan. Siswa ikut membaca bersama- sama tujuan
pembelajaran pada power point.
Kegiatan inti
f. Guru memutarkan video kerja rodi.
Siswa terlihat memperhatikan video yang diputarkan. Semua melihat
dan tidak ada yang asyik sendiri.
g. Siswa diminta bertanya terkait video tersebut. Kemudian siswa
bersama guru bertanya jawab tentang kerja rodi.
Guru memberikan hadiah berupa stiker bagi siswa yang berani
bertanya atau mencoba menjawab. Siswa yang berani bertanya terlihat
lebih banyak daripada pertemuan pertama.
h. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok.
Pembagian kelompok dibantu menggunakan gambar kartun, sehingga
siswa lebih tertarik, namun juga masih gaduh walaupun sudah tidak
memakan waktu yang lama seperti pada pertemuan pertama.
i. Setiap kelompok diberi kertas kosong.
52
j. Guru bersama siswa menentukan satu kata kunci untuk dijadikan topik
pembelajaran. Kemudian kelompok diminta berkreasi untuk mebuat
mind map selengkap dan semenarik mungkin. Kerja sama dalam
kelompok sudah terlihat lebih baik daripada pertemuan pertama.
k. Setelah selesai, guru meminta perwakilan dari masing- masing
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
Semua kelompok bisa membacakan hasil diskusinya, namun masih
ada siswa yang tidak memperhatikan ketika temannya sedang
membacakan hasil diskusinya.
l. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi.
Siswa yang terlibat hanya siswa yang itu- itu saja, jadi belum
menyeluruh.
Kegiatan penutup
m. Guru bersama siswa membuat penegasan dan kesimpulan sebab dan
akibat kerja rodi.
Guru terlihat terburu- buru dalam menyampaikan kesimpulan.
Siswa yang berani mengungkapkan pendapat lebih banyak, namun
belum semua.
n. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum
mereka pahami.
Siswa terlihat lebih banyak yang bertanya.
o. Guru mengadakan evaluasi pembelajaran dengan memberikan tes
formatif.
p. Setelah selesai dikumpulkan, kemudian ditutup dengan permainan
kertas lipat lagi yang disisipi materi pembelajaran yang telah
dilakukan.
Hasil observasi yang menjadi hambatan atau kendala pada
pertemuan kedua ini dapat dirincikan sebagai berikut:
53
1. Siswa gaduh pada saat pembagian kelompok.
2. Siswa masih belum berani berbicara.
3. Alokasi waktu tidak tepat.
3. Refleksi
Adapun kekurangan- kekurangan yang berada dalam implementasi
tindakan di atas, peneliti bersama observer yaitu guru kelas berkerja sama
agar pada siklus kedua nantinya bisa lebih baik dan efisien. Berikut adalah
hasil diskusi tersebut:
a. Siswa gaduh pada saat pembagian kelompok.
Agar siswa tidak gaduh, guru sebaiknya ketika hendak membagi
kelompok, siswa diberikan instruksi agar tidak gaduh atau misalnya
diberikan semacam reward dan punishment.
b. Siswa masih belum berani berbicara.
Bagi siswa yang masih diam atau pasif, guru harus lebih
mengutamakan atau diberikan kesempatan pertama untuk berbicara.
c. Alokasi waktu tidak tepat sehingga guru terlihat terburu- buru.
Agar bisa tepat dan efisien, seorang guru hendaknya pandai memilah-
milah mana kegiatan yang menggunakan waktu lama dan kegiatan
yang membutuhkan waktu sedikit.
Terkait apa yang telah dilakukan guru dalam langkah kegiatan
pembelajaran tentunya ada umpan balik dari siswa. Salah satunya hasil
belajar siswa yaitu nilai tes formatif yang telah dikerjakan. Pada pra
siklus 64% siswa dinyatakan tidak tuntas, sedangkan pada siklus 1 ini
dapat dilihat pada tabel berikut:
54
Tabel 4.2
Distribusi Ketuntasan hasil Belajar IPS pada Siklus 1
No Standar Ketuntasan Jumlah
Siswa Presentase
Angka Ketuntasan
1 < 70 Tidak Tuntas 11 42%
2 > 70 Tuntas 15 58%
Jumlah 26 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil belajar IPS pada siklus 1
dengan KKM > 70 atau tuntas sebanyak 15 siswa sedangkan yang belum
tuntas sebanyak 11 siswa. Pada siklus 1 skor tertinggi yang dicapai siswa
adalah 93 dan yang terendah 56. Rata- rata nilainya naik menjadi 70,80 dan
standar deviasinya turun menjadi 12,07. Dari data ini menunjukkan bahwa
penyimpangan nilai siswa berkurang berarti ada peningkatan nilai atau hasil
belajar. Apabila digambarkan dengan menggunakan diagram lingkaran
sebagai berikut:
Gambar 4.2
Diagram Lingkaran Hasil Ketuntasan Belajar IPS Siklus 1
42%
58%
Tidak TuntasTuntas
55
Diagram lingkaran di atas menujukkan presentase siswa yang tuntas
pada pra siklus 36% naik menjadi 58%. Hal ini menunjukkan ada
peningkatan hasil belajar namun belum memenuhi indikator kinerja
penelitian yaitu minimal 70% dari semua siswa dinyatakan tuntas maka dari
itu perlu dilakukan tindakan siklus 2.
Berdasarkan pengamatan siklus 1 maka secara keseluruhan hasil
refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 1 untuk
ditingkatkan lagi pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
Kekuatan
Tersedia RPP , kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa,
pembelajaran terlihat aktif dan menyenangkan.
1. Meyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran, membantu siswa
membangun pemahamannya sendiri, membantu siswa lebih kreatif,
memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat.
2. Perkembangan belajar siswa dipantau dengan baik, umpan balik
diberikan terhadap hasil belajar, memberikan apresiasi terhadap siswa
yang berani berpendapat.
3. Siswa diberikan permainan dan video pembelajaran sehingga lebih
menarik dan tidak membosankan.
Rekomendasi
1. Dalam mengelola waktu harus benar- benar diperhatikan agar waktu
bisa dialokasikan dengan tepat sesuai rencana pembelajaran.
2. Perlu cara tersendiri dalam mengatasi siswa yang masih suka gaduh
dan pasif.
56
3. Respon terhadap siswa harus ditingkatkan agar siswa timbul percaya
dirinya dalam mengikuti pembelajaran terutama pada saat
mengemukakan pendapat.
4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2
Siklus 2 ini, pelaksanaannya juga dilakukan 2 kali pertemuan dengan
pokok bahasan pendudukan Jepang di Indonesia. Berikut adalah rinciannya:
4.3.1 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 Pertemuan 1
1. Perencanaan
a. Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu KD 2.1 mengenai
mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada penjajah Belanda
dan Jepang, dan pokok bahasan pendudukan Jepang di Indonesia dengan
menerapkan metode mind mapping dan permainan kertas lipat.
b. Mempersiapkan media dan alat peraga yang berkaitan dengan materi
perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang seperti video
dan gambar tokoh pejuang, power point, LCD, laptop, speaker, papan tulis
dan alat tulis.
c. Menyusun perangkat evaluasi meliputi rubrik penilaian dan lembar
observasi pelaksanaan RPP.
2. Implementasi Tindakan dan Observasi
Kegiatan awal
a. Guru membuka pertemuan dengan mengucapkan salam kemudian
berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing- masing.
Siswa terlihat hikmat dalam berdoa dan antusias menjawab salam.
b. Guru bersama menyanyikan lagu wajib nasional Indonesia Pusaka.
Siswa terlihat semangat dalam bernyanyi.
c. Guru mengecek kehadiran siswa.
57
26 siswa hadir semua.
d. Guru memberikan motivasi agar siswa semangat untuk belajar.
Siswa memperhatikan dan antusias melihat guru memberikan
motivasi.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu sebab dan perjuangan
perlawanan pendudukan Jepang di Indonesia.
Guru menuliskan tujuan pembelajaran tersebut dalam power point
yang telah dipersiapkan. Siswa ikut membaca bersama- sama tujuan
pembelajaran pada power point.
Kegiatan inti
f. Guru memutarkan video Pendudukan Jepang.
Siswa terlihat antusias dan mencatat pokok- pokok materi yang
terdapat dalam video.
g. Siswa diminta bertanya terkait video tersebut. Kemudian siswa
bersama guru bertanya jawab tentang kerja rodi.
Guru memberikan hadiah berupa stiker bagi siswa yang berani
bertanya atau mencoba menjawab. Siswa yang berani bertanya terlihat
lebih banyak daripada pertemuan pertama.
h. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok.
Pembagian kelompok dibantu menggunakan gambar kartun, sehingga
siswa lebih tertarik, siswa juga sudah tidak gaduh karena ada aturan
pembagian kelompok.
i. Setiap kelompok diberi kertas kosong.
j. Guru bersama siswa menentukan satu kata kunci untuk dijadikan topik
pembelajaran. Kemudian kelompok diminta berkreasi untuk mebuat
mind map selengkap dan semenarik mungkin. Kerja sama dalam
kelompok sudah terlihat lebih baik daripada pertemuan sebelum-
sebelumnya.
58
k. Setelah selesai, guru meminta perwakilan dari masing- masing
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
Semua kelompok bisa membacakan hasil diskusinya, namun masih
ada siswa yang tidak memperhatikan ketika temannya sedang
membacakan hasil diskusinya.
l. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi.
Siswa yang terlibat hanya siswa yang itu- itu saja, jadi belum
menyeluruh.
Kegiatan penutup
m. Guru bersama siswa membuat penegasan dan kesimpulan sebab dan
perjuangan melawan pendudukan Jepang di Indonesia..
Siswa yang berani mengungkapkan pendapat lebih banyak, namun
belum semua.
n. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum
mereka pahami.
Siswa terlihat lebih banyak yang bertanya.
o. Setelah selesai dikumpulkan, kemudian ditutup dengan permainan
kertas lipat lagi yang disisipi materi pembelajaran yang telah
dilakukan.
Hasil observasi sekaligus yang menjadi kendala dari pertemuan
ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa masih belum berani berbicara.
2. Penyampaian kesimpulan kurang jelas.
3. Refleksi
Adanya hambatan yang terjadi selama implementasi tidakan
pertemuan pertama, peneliti mendiskusikannya lagi bersama observer
atau guru kelas. Hasil diskusi tersebut adalah sebagai berikut:
59
a. Siswa masih belum berani berbicara.
Bagi siswa yang masih diam atau pasif, guru harus lebih
mengutamakan atau diberikan kesempatan pertama untuk berbicara.
b. Penyampaian penjelasan dan penegasan kesimpulan harus lebih
jelas sehingga apa yang dipahami siswa lebih jelas dan mudah.
Refleksi ini berguna untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada
pertemuan pertama, sehingga di pertemuan ke dua diharapkan sudah
tidak mengalami kendala.
4.3.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 Pertemuan 2
1. Perencanaan
a. Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu KD 2.1 mengenai
mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada penjajah
Belanda dan Jepang, dan pokok bahasan system kerja paksa pada masa
Jepang (romusa) dengan menerapkan metode mind mapping dan
permainan kertas lipat.
b. Mempersiapkan media dan alat peraga yang berkaitan dengan materi
perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda seperti
video dan gambar tokoh pejuang, stiker, power point, LCD, laptop,
speaker, papan tulis dan alat tulis.
c. Menyediakan tes formatif.
3. Implementasi Tindakan dan Observasi
Kegiatan awal
a. Guru membuka pertemuan dengan mengucapkan salam kemudian
berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing- masing.
Siswa terlihat hikmat dalam berdoa dan antusias menjawab salam.
b. Guru bersama menyanyikan lagu wajib nasional Tanah Airku.
60
Siswa terlihat semangat dalam bernyanyi, namun juga masih ada
beberapa siswa yang terlihat malu- malu.
c. Guru mengecek kehadiran siswa.
26 siswa hadir semua.
d. Guru memberikan motivasi agar siswa semangat untuk belajar.
Siswa memperhatikan dan antusias melihat guru memberikan
motivasi.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu kerja paksa (romusa).
Kegiatan inti
f. Guru memutarkan video romusa.
Siswa menyimak dan mencatat hal- hal pokok pada video tersebut.
g. Siswa diminta bertanya terkait video tersebut. Kemudian siswa
bersama guru bertanya jawab tentang romusa.
Guru memberikan hadiah berupa stiker bagi siswa yang berani
bertanya atau mencoba menjawab. Siswa yang berani bertanya terlihat
lebih banyak daripada pertemuan pertama.
h. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok.
Pembagian kelompok dibantu menggunakan gambar kartun, sehingga
siswa lebih tertarik, namun juga masih gaduh walaupun sudah tidak
memakan waktu yang lama seperti pada pertemuan pertama.
i. Setiap kelompok diberi kertas kosong.
j. Guru bersama siswa menentukan satu kata kunci untuk dijadikan topik
pembelajaran. Kemudian kelompok diminta berkreasi untuk mebuat
mind map selengkap dan semenarik mungkin. Kerja sama dalam
kelompok sudah terlihat lebih baik daripada pertemuan pertama.
k. Setelah selesai, guru meminta perwakilan dari masing- masing
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
61
Semua kelompok bisa membacakan hasil diskusinya, namun masih
ada siswa yang tidak memperhatikan ketika temannya sedang
membacakan hasil diskusinya.
l. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi.
Siswa yang terlibat hanya siswa yang itu- itu saja, jadi belum
menyeluruh.
Kegiatan penutup
m. Guru bersama siswa membuat penegasan dan kesimpulan sebab dan
akibat romusa.
Guru terlihat terburu- buru dalam menyampaikan kesimpulan.
Siswa yang berani mengungkapkan pendapat lebih banyak, namun
belum semua.
n. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum
mereka pahami.
Siswa terlihat lebih banyak yang bertanya.
o. Guru mengadakan evaluasi pembelajaran dengan memberikan tes
formatif.
p. Setelah selesai dikumpulkan, kemudian ditutup dengan permainan
kertas lipat lagi yang disisipi materi pembelajaran yang telah
dilakukan.
Hasil observasi yang merupakan hambatan dalam kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan ini adalah:
1. Siswa masih belum semua berani berbicara.
2. Alokasi waktu kurang tepat.
3. Keaktifan dalam kelompok kurang.
4. Refleksi
Adapun kekurangan- kekurangan yang berada dalam implementasi
tindakan di atas, peneliti bersama observer yaitu guru kelas berkerja sama
62
mendiskusikan evaluasi pembelajaran. Berikut adalah hasil diskusi
tersebut:
a. Siswa masih belum semua berani berbicara.
Siswa tersebut memang sifatnya pendiam atau malu- malu jadi
memang sulit untuk dibuat aktif.
b. Alokasi waktu tidak tepat sehingga guru terlihat terburu- buru.
Agar bisa tepat dan efisien, seorang guru hendaknya pandai memilah-
milah mana kegiatan yang menggunakan waktu lama dan kegiatan
yang membutuhkan waktu sedikit.
c. Keaktifan dalam kelompok masih kurang.
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 2 dapat diambil
data kuantitatif yaitu hasil tes formatif yang telah dikerjakan. Berikut ini
tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPS pada siklus 2:
Tabel 4.3
Distribusi Ketuntasan hasil Belajar IPS pada Siklus 2
No Standar Ketuntasan Jumlah
Siswa Presentase
Angka Ketuntasan
1 < 70 Tidak Tuntas 5 19%
2 > 70 Tuntas 21 81%
Jumlah 26 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil belajar IPS pada siklus 2
dengan KKM > 70 atau tuntas sebanyak 21 siswa (81%) sedangkan yang
belum tuntas sebanyak 5 siswa (19%). Pada siklus 2 skor tertinggi yang
dicapai siswa adalah 96 dan yang terendah 63. Rata- rata nilainya naik
menjadi 76,65 dan standar deviasinya turun menjadi 8,26. Dari data ini
menunjukkan bahwa penyimpangan nilai siswa berkurang berarti ada
63
peningkatan nilai atau hasil belajar. Apabila digambarkan dengan diagram
lingkaran sebagai berikut:
Gambar 4.3
Diagram Lingkaran Hasil Ketuntasan Belajar IPS Siklus 2
Diagram lingkaran di atas menujukkan presentase siswa yang tuntas
pada pra siklus 36% naik menjadi 58% pada siklus 1 dan pada siklus 2 ini
naik lagi menjadi 81%. Hal ini menunjukkan ada peningkatan hasil belajar.
Indikator kinerja penelitian yaitu minimal 70% dari semua siswa dinyatakan
tuntas sudah terpenuhi.
Berdasarkan pengamatan siklus 1 maka secara keseluruhan hasil
refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 1 untuk
ditingkatkan lagi pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
Kekuatan
1. Tersedia RPP , kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa,
pembelajaran terlihat aktif dan menyenangkan.
2. Meyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran, membantu siswa
membangun pemahamannya sendiri, membantu siswa lebih kreatif,
memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat.
19%
81%
Tidak TuntasTuntas
64
3. Perkembangan belajar siswa dipantau dengan baik, umpan balik
diberikan terhadap hasil belajar, memberikan apresiasi terhadap siswa
yang berani berpendapat.
4. Siswa diberikan permainan dan video pembelajaran sehingga lebih
menarik dan tidak membosankan.
Rekomendasi
1. Strategi pembelajaran sudah baik untuk membuat siswa aktif, tidak
membosankan, lebih kreatif dan menarik pembelajarannya.
2. Pemerhatian terhadap siswa yang masih pasif dan asyik sendiri perlu
ditingkatkan lagi.
4.4 Hasil Penelitian
Berdasar hasil tindakan yang telah dilakukan pada 2 siklus telah
diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui metode mind
mapping dan permainan kertas lipat pada mata pelajaran IPS dengan
kompetensi dasar mengenai mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang
pada penjajah Belanda dan Jepang, bagi siswa kelas V SD Negeri regunung
01 pada semester II tahun ajaran 2015- 2016. Peningkatan tersebut dapat
dilihat pada table berikut:
Tabel 4.4
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPS
Pra Siklus, siklus 1, Siklus 2
Ketuntasan
Belajar
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
Tidak Tuntas 18 64% 11 42% 5 19%
Tuntas 8 36% 15 58% 21 81%
Jumlah 26 100% 26 100% 26 100%
65
Tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi eningkatan ketuntasan
hasil belajar siswa mata pelajaran IPS, pada pra siklus 64% siswa tidak tuntas
dan 36% siswa tuntas, siklus 1 42% siswa tidak tuntas dan 58% siswa tuntas,
siklus 2 19% siswa tidak tuntas dan 81% siswa tuntas. Berikut adalah gambar
diagram perbandingan berdasarkan table di atas:
Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar
Pra Siklus, Siklu 1, Siklus 2
Selain tingkat ketuntasan hasil belajar yang meningkat, skor maksimal
juga meningkat. Pada pra siklus 90, siklus 1 sebesar 93, dan siklus 2 sebesar
96. Hasil tersebut dapat digambarkan pada grafik skor maksimal berikut:
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pra siklusSiklus 1
Siklus 2
64%
42%
19%
36%
58%
81%
Tidak Tuntas Tuntas
66
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Skor Maksimal
Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2
Adapun perolehan skor minimal juga meningkat yaitu pada pra siklus
sebesar 35, pada siklus 1 sebesar 56, dan siklus 2 meningkat menjadi 63.
Adapun grafik skor minimal ddapat dilihat di bawah ini:
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Skor Minimal
Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2
Selain skor maksimal, skor minimal, juga terdapat rata- rata skor siswa
(mean). Rata- rata pada pra siklus adalah 60, 38. Pada siklus 1 adalah 70,80.
Dan siklus 2 adalah 76,65. Dari data tersebut juga terlihat kenaikan rata- rata
90
93
96
86
88
90
92
94
96
98
Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
Skor Maksimal
Skor Maksimal
35
56 63
0
20
40
60
80
Pra siklus Siklus 1 siklus 2
Skor Minimal
Skor Minimal
67
nilai siswa. Berikut grafik rata- rata skor siswa dari mulai pra siklus, siklus 1,
dan siklus 2:
Gambar 4.7 Grafik Perbandingan SkorRata- Rata
Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2
Standar deviasi nilai juga mengalami penurunan, dari mulai pra siklus
yaitu sebesar 14,13 pada siklus 1 menurun menjadi 12,07 kemudian pasa
siklus 2 menurun lagi menjadi 8,26. Semakin kecil angka standar deviasi
menandakan semakin kecil pula penyimpaangan nilai yang dilakukan siswa.
Dan pada penelitian ini menunjukkan penyimpangan semakin berkurang,
terbukti angka standar deviasi semakin kecil dari mulai pra siklus, siklus 1,
sampai siklus 2. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 4.8 Grafik Standar Deviasi
Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2
60,38 70,8
76,65
0
20
40
60
80
100
Pra Siklus Siklus 1 siklus 2
Mean
Mean
0
5
10
15
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Standar Deviasi
Standar Deviasi
68
Berdasarkan data di atas yang meliputi data tingkat ketuntasan, nilai
rata- rata, nilai tertinggi, nilai terendah dan standar deviasi dari mulai pra
siklus, siklus 1, dan siklus 2, dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.5
Perbandingan
Ketuntasan, Nilai Rata- Rata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah dan
Standar Deviasi Hasil Belajar IPS
Pra Siklus, siklus 1, Siklus 2
Ketuntasan
Belajar
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Tidak Tuntas 64% 42% 19%
Tuntas 36% 58% 81%
Nilai Rata- Rata 60,38 70,8 76,65
Nilai Tertinggi 90 93 96
Nilai Terendah 35 56 63
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan deskripsi yang telah diuraiakan sebelumnya, fokusnya
adalah terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa. Nilai ketuntasan meningkat
dari yang semula pada pra siklus 36%, siklus 1 naik menjadi 42%, dan siklus 2
naik menjadi 81%. Nilai rata- rata meningkat dari 60,38 menjadi 70,80
kemudian meningkat lagi menjadi 76,65.
Dalam sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh Ivandra Bagus
Irawan, dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Tahun 2012,
dengan judul “Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Menggunakan
Metode Pembelajaran Mind Mapping Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
69
Sosial di Kelas IV SDN Kutowinangun 09 Semester Genap Tahun Pelajaran
2011/ 2012” terbukti bisa meningkatkan hasil belajar IPS yang semula 41%
meningkat menjadi 73%. Penelitian yang telah dilakukan kali ini juga berhasil.
Penerapan Metode Mind Mapping dan Permainan Kertas Lipat Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada mata Pelajaran IPS di Kelas V SD
Negeri Regunung 01 Semester II Tahun Pelajaran 2015/ 2016 terbukti bisa
meningkatkan hasil belajar IPS dari yang semula 36% naik menjadi 81%.
4.5.1 Hasil Penelitian Siklus 1
Pada siklus 1 ini hasil yang diperoleh sudah menunjukkan perubahan yang
baik. Nilai rata- rata siswa yang semula 60,38 meningkat menjadi 70,80. Siswa
yang tuntas sebanyak 15 siswa (58%). Hal ini meningkat dibandingkan pada pra
siklus hanya 8 siswa (36%). Dari data ini menunjukkan bahwa metode mind
mapping dan permainan kertas lipat berhasil mengupayakan peeningkatan hasil
belajar IPS di siswa kelas V SD Negeri Regunung 01. Tetapi dari hasil data di
tas masih 11 siswa (42%) yang belum tuntas. Padahal indikator kinerja
penelitian ini minimal 70% dari semua siswa dinyatakan tuntas. Maka dari itu
perlu dilaksanakan siklus 2 untuk membantu mencapai indikator kinerja.
4.5.2 Hasil Penelitian Siklus 2
Pada siklus II ini hasil yang diperoleh sudah menunjukkan perubahan
yang signifikan, yaitu rata-rata nilai dari siswa adalah 76,65 dan siswa yang
memperoleh nilai ≥ 70 yaitu 21 siswa atau 81% dari 26 siswa. Sesuai dengan
rencana pembelajaran sebelumnya, pembelajaran di siklus II dikatakan
berhasil apabila siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 mencapai 70%. Dengan
demikian siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 sebanyak 21 siswa atau 21% dari
26 siswa menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode
mind mapping dikatakan berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi bila
dibandingkan dengan nilai pada siklus I.
70
4.5.3 Perbandingan Hasil Penelitian Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2
Pada pra siklus sebelum diadakan peenelitian tindakan di kelas V SD
Negeri Regunung 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang skor rata-
rata 60,38 dan setelah diadakan penelitian pada siklus 1 skor rata- rata
menjadi 70,80. Hasil ini menunjukkan peningkatan hasil belajar dengan
tingkat keberhasilan 58% dari jumlah siswa sebanyak 26 siswa. Tetapi masih
terdapat 42% siswa belum tentus sehingga per diadakan pelaksanaan tindakan
siklus 2. Pada siklus 2 ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 81%
dengan skor rata- rata 76,65. Meskipun belum mencapai 100% siswa yang
tuntas, namun dapat dikatakan bahwa penelitian ini berhasil, sebab telah
memenuhi indikator kinerjanya yaitu siswa mencapai nilai KKM sebesar
70,00 dan siswa yang tuntas minimal 70% dari seluruhnya.