Upload
nguyenphuc
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Deskripsi Kantor Walikota Gorontalo
Awal terbentuknya kota Gorontalo yakni pada tahun 1728,
sedangkan pada tanggal 16 Februari 2011 kota Gorontalo secara resmi
ditetapkan sebagai ibu kota Provinsi Gorontalo ( UU Nomor 38 Tahun
2000 Pasal 7. Sejak diberlakukan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah, nama Kotamadya Gorontalo ini tetap
dipakai hingga pada tahun 1999.
Sejak dulu Gorontalo dijuluki sebagai “Kota Serambi Madinah”, hal
itu disebabkan pada waktu dahulu pemerintahan kerajaan Gorontalo telah
menerapkan syariat Islam sebagai dasar pelaksanaan hukum, baik dalam
bidang pemerintahan, kemasyarakatan, maupun pengadilan. Hal ini dapat
dilihat dari filosofi budaya Gorontalo yang islami berbunyi “ Adat
bersendikan syara‟ dan syara‟ bersendikan Kitabullah (Al-Quran)”.
Gorontalo merupakan suatu kota yang berdiri sendiri sebagai suatu
pemerintahan dalam suatu wilayah tertentu sifatnya otonom, haruslah
memenuhi syarat-syarat yang diatur oleh Undang-Undang No. 44 Tahun
1959 yaitu : Kepala Pemerintahan Kota Gorontalo, Buol, dan Bolaang
Mongondow. Pada tahun 1957 dikeluarkan Undang-Undang No. 1 Tahun
1957 yang mengatur tentang “Pokok-pokok pemerintahan di daerah”
50
sehingga dengan adanya Undang-Undang itu, maka daerah-daerah yang
dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang
Mongondow dan Buol telah memisahkan diri untuk menjadi daerah
tersendiri. Atas dasar hukum peraturan No. 11 Tahun 1953 yang
materinya mengatur pembubaran daerah rumah tangganya sendiri
dengan nama Sulawesi Utara yang meliputi Kota Gorontalo sekarang ini.
Sehingga daerah-daerah yang masih bersatu telah melepaskan diri dari
Dewan Pemerintah Sulawesi Utara khususnya Kota Gorontalo ini.
Pada tahun 1960 dibagi menjadi dua daerah tingkat II, dengan
keluarnya Undang-undang No. 29 Tahun 1959 menjadi Daerah Kota Praja
Gorontalo disahkan oleh Gubernur Daerah Tingkat I Sulawesi Utara atas
nama Menteri Dalam Negeri dengan Ibu kotanya Gorontalo dan Undang-
undang No. 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di daerah
Istimewa Kota Praja di ganti dengan Kotamadya Gorontalo dengan Kota
Gorontalo. Kemudian untuk selanjutnya yang berturut-turut yang pernah
menjabat Walikota Gorontalo adalah sebagai berikut :
1. Taki Niode Tahun 1972-1973
2. Drs. Jusoef Bilondatu Tahun 1973-1978
3. Drs. Hasan Abas Nusi Tahun 1973-1983
4. Drs. Achmad Najamudin Tahun 1983-1988
5. Ir. Jusoef Dalie Tahun 1988-1993
6. Achmad Arbie Tahun 1993-1997
7. Hi. Medi Botutihe, SE Tahun 1997-2008
51
8. Hi. Adhan Dambea, S.Sos Tahun 2008-2013 (Juni)
9. Drs. Weni Liputo, MM (Penjabat Walikota)
2013-Sekarang
4.1.2 Visi dan Misi Kantor Walikota Gorontalo
Visi Kota Gorontalo sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan
Daerah Nomor 15 Tahun 2008 adalah “ Kota Enterpreneur“. Visi ini
merupakan dasar dalam penyusunan kebijakan penyelenggaraan
pemerintahan di Kota Gorontalo.
Dengan misi, yakni : “ Mewujudkan Masyarakat Kota Gorontalo
Yang Mandiri dan Religius “
Penjelasan dari visi dan misi adalah sebagai berikut :
- Enterpreneur, suatu kondisi jiwa wirausaha yang melekat dalam diri
masyarakat dan mewarnai aktivitasnya sehari – hari.
- Masyarakat Mandiri, dilihat dari tiga aspek utama, yaitu pendidikan,
kesehatan dan pendapatan yaitu masyarakat yang berpendidikan,
sehat dan punya kemampuan daya beli. Sedangkan Masyarakat
Religius memiliki makna terhadap pemahaman, penghayatan dan
pengamalan terhadap nilai – nilai keagamaan.
Untuk melaksanakan visi dan misi yang telah ditetapkan tersebut,
diperlukan suatu komitmen dalam menentukan kebijakan strategis yang
akan diambil guna mewujudkan apa yang telah di tetapkan dalam Grand
Strategi dan Sasarannya, yakni :
52
1 Menyelenggarakan Kepemerintahan yang Entrepreneur:
a) Masyarakat kota Gorontalo taat hukum dan memperoleh kepastian
hukum dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman.
b) Seluruh potensi dipetakan, dikembangkan dan dipromosikan
secara on-line dan tepat sasaran berdasarkan basis data yang
akurat.
c) Setiap aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya,
menerapkan etos kerja „Proaktif‟ serta memperoleh pengembangan
karir yang tepat waktu.
d) Setiap SKPD menjadi revenue center dengan pengelolaan
keuangan yang online dan akuntabel.
e) Setiap SKPD menerapkan perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan pelaporan yang tepat waktu serta terintegrasi
dengan basis data yang akurat.
f) Setiap SKPD mencapai sasaran kinerjanya serta menerapkan
administrasi yang akuntabel.
2 Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing :
a) Seluruh anak usia sekolah menyelesaikan pendidikan minimal
SLTA, dan lulusan SLTA menguasai ketrampilan wirausaha,
teknologi informasi, bahasa asing dan religius.
b) Rumah sakit, puskesmas dan jaringannya memenuhi standar mutu
dan mampu menjangkau/dijangkau oleh masyarakat di wilayahnya.
c) Seluruh keluarga sadar gizi, ikut KB dan gemar membaca.
53
d) Seluruh kelurahan menjadi Kelurahan Siaga.
e) Setiap kecamatan memiliki sentra pelatihan produksi dan
pendampingan wirausaha yang mampu mengembangkan potensi
di kecamatannya.
f) Pemuda kota Gorontalo meraih prestasi regional dan nasional di
bidang olahraga, seni budaya, iptek dan imtaq.
g) Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial mendapatkan
pembinaan pemerintah.
3 Membangun Infrastruktur Perkotaan yang Handal :
a) Kota Gorontalo menjadi Kota Bersih dan Hijau yang bebas banjir,
tanah longsor dan abrasi pantai.
b) Seluruh sentra ekonomi memiliki sarana transportasi yang lancar,
air bersih, listrik, irigasi dan sanitasi yang handal.
c) Seluruh kawasan pemukiman memiliki sarana transportasi yang
lancar, air bersih, listrik dan sanitasi yang handal.
d) Seluruh pembangunan sesuai RTRW Kota yang bernuansa
budaya dengan lingkungan sejuk (air mancur dan pohon).
4 Menjadikan Kota Gorontalo sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa
di Kawasan Teluk Tomini dan Sekitarnya :
a) Kota Gorontalo memiliki pasar yang memfasilitasi perdagangan
komoditas di wilayah Teluk Tomini dan sekitarnya.
54
b) Kota Gorontalo cukup pangan dan seluruh masyarakat
memperoleh kebutuhan pokok dan input produksi dengan harga
terjangkau.
c) Setiap kelurahan memiliki lembaga keuangan mikro yang mampu
menjamin pengembangan usaha sesuai potensi wilayahnya.
d) Setiap kecamatan memiliki komoditas unggulan yang menerapkan
teknologi dan kemasan yang unggul dengan kontinuitas produksi
serta pemasaran yang terjamin.
e) BUMD Kota Gorontalo menjadi mitra penggerak pengembangan
potensi kota dengan rasio keuangan yang sehat.
4.1.3 Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Administrasi
Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Gorontalo
Kelembagaan Bagian Administarsi Pemerintahan Umum
Sekretariat Daerah Kota Gorontalo di dasarkan pada Peraturan Walikota
Gorontalo No. 13 tahun 2008 tentang pelaksanaan Perda No. 13 tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kota Gorontalo dan
Sekretariat Daerah DPRD Kota Gorontalo melalui Peraturan Kepala
Daerah Kota Gorontalo No. 26 Tahun 2004.
Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota
Gorontalo merupakan salah satu unsur penunjang Pemerintah di daerah
yang di pimpin oleh seorang Kepala Bagian dan berada di bawah serta
55
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretariat Daerah Kota
Gorontalo.
Sebagai salah satu lembaga Pemerintahan Daerah, Bagian
Administrasi pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Gorontalo
mempunyai tugas membantu Walikota (Kepala Daerah) dalam
melaksanakan sebagai tugas pemerintah daerah di Bidang Administrasi
Pemerintahan Umum berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
Secara umum, Tugas, Pokok, dan Fungsi dari Bidang Administrasi
Pemerintahan Umum adalah Melaksankan Penyusunan program dan
petunjuk tekhnis pembinaan penyelenggaraan pemerintahan umum,
pembinaan pemerintahan kecamatan dan kelurahan serta di bidang Bina
Wilayah dan Pertanahan.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Bagian Administrasi
Pemerintahan Umum mempunyai tugas :
a) Mengumpulkan data, koordinasi instansi terkait oleh kepala wilayah
dalam menyelenggarakan pemerintahan dan penyusunan rencana
program dan petunjuk teknis pembinaan prasarana fisik pemerintahan;
b) Mengumpulkan bahan dan menganalisa data serta memberikan
pertimbangan dalam rangka pembinaan perangkat wilayah daerah;
c) Mengumpulkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis
pembinaan penyelenggaraan pemerintahan kelurahan;
56
d) Mengumpulkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis
pembinaan peningkatan sumber pendapatan daerah.
Bagian Administrasi Pemerintahan Umum yang terdiri dari 3 (tiga)
Sub Bagian, masing–masing mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Sub Bagian Tata Pemerintahan; melaksanakan tugas pengelolaan
administrasi Tata Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-
undangan sebagai pedoman pelaksanaan tugas. Dalam melaksanakan
tugas tersebut Sub Bagian Tata Pemerintahan menyelenggarakan
fungsi :
a. Menghimpun kebijakan teknis Tata Pemerintahan sesuai
kebutuhan sebagai dasar pelaksanaan tugas.
b. Mengumpul data potensi pemerintahan umum sesuai jenis dan
bidang penyelenggaraan pemerintahan untuk mengetahui keadaan
dan penyelenggaraan pemerintahan.
c. Mengelola data potensi wilayah pemerintahan sesuai jenis dan
bidang penyelenggaraan pemerintahan sebagai bahan penyusunan
program.
d. Menyusun rencana kegiatan pengembangan Tata Pemerintahan
melalui rencana strategi untuk menjadi program unit.
e. Melakukan sosialisasi pengembangan Tata Pemerintahan melalui
pertemuan untuk peningkatan pengetahuan aparatur.
57
f. Melaksanakan tugas pengembangan Tata Pemerintahan secara
bertahap dan berkelanjutan untuk peningkatan penyelenggaraan
pemerintahan.
g. Melakukan monitoring penyelenggaraan Tata Pemerintahan secara
berkala untuk mengetahui perkembangan penyelenggaraan
pemerintahan.
h. Mengkonsultasikan pelaksanaan tugas dengan atasan, baik lisan
maupun tertulis untuk beroleh petunjuk lebih lanjut.
i. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan sub-sub bagian
melalui pertemuan/rapat untuk penyatuan pendapat.
j. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala sebagai
bahan evaluasi.
k. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan untuk
kelancaran tugas kedinasan.
2. Sub Bagian Pemerintahan Kecamatan Dan Kelurahan; melaksanakan
tugas pengelolaan administrasi Pemerintahan Kecamatan dan
Kelurahan berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai
pedoman pelaksanaan tugas. Dalam melaksanakan tugas tersebut
Sub Bagian Pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan
menyelenggarakan fungsi :
a. Menghimpun kebijakan teknis Pemerintahan Kecamatan/Kelurahan
sesuai kebutuhan sebagai dasar pelaksanaan tugas.
58
b. Mengumpul data potensi wilayah Pemerintahan Kecamatan/
Kelurahan sesuai jenisnya untuk mengetahui keadaan dan
penyelenggaraan pemerintahan.
c. Mengelola data potensi wilayah pemerintahan sesuai jenis dan
bidang penyelenggaraan pemerintahan sebagai bahan penyusunan
program.
d. Menyusun rencana kegiatan pengembangan Tata Pemerintahan
Kecamatan/Kelurahan melalui rencana strategi untuk menjadi
program unit.
e. Melakukan sosialisasi pengembangan Tata Pemerintahan
Kecamatan/Kelurahan melalui pertemuan untuk peningkatan
pengetahuan aparat dan masyarakat.
f. Melaksanakan tugas pengembangan Tata pemerintahan
Kecamatan/Kelurahan secara bertahap dan berkelanjutan untuk
peningkatan penyelenggaraan pemerintahan.
g. Melakukan monitoring penyelenggaraan Tata Pemerintahan
Kecamatan/Kelurahan secara berkala untuk mengetahui
perkembangan penyelenggaraan pemerintahan.
h. Mengkonsultasikan pelaksanaan tugas dengan atasan, baik lisan
maupun tertulis untuk beroleh petunjuk lebih lanjut.
i. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan sub-sub bagian
melalui pertemuan/rapat untuk penyatuan pendapat.
59
j. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala sebagai
bahan evaluasi.
k. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan untuk
kelancaran tugas kedinasan.
3. Sub Bagian Penataan Bina Wilayah dan Pertanahan, Melaksanakan
tugas penataan dan pembinaan Pertanahan di Kecamatan/ Kelurahan
berdasarkan Peraturan Perundang-undangan untuk tertibnya
Administrasi pertanahan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Sub Bagian Bina Wilayah dan
Pertanahan menyelenggarakan fungsi :
a. Menghimpun kebijakan teknis Penataan dan pembinaan
Pertanahan sesuai kebutuhan sebagai dasar pelaksanaan tugas.
b. Mengumpul data potensi pertanahan sesuai peruntukan untuk
mengetahui jumlah persil tanah di Kecamatan/ Kelurahan.
c. Mengelola data potensi pertanahan sesuai jenis untuk mengetahui
gambaran keadaan kepemilikan tanah di Kec/Kel.
d. Menyusun rencana kegiatan penataan pertanahan sesuai
kebutuhan untuk menjadi program unit.
e. Melakukan pengelolaan administrasi pertanahan berdasarkan
juklak dan juknis untuk tertibnya administrasi pertanahan Kec/Kel.
f. Melakukan sosialisasi penataan pertanahan di Kec/Kel secara
terpadu untuk peningkatan pengetahuan masyarakat.
60
g. Mengkonsultasikan pelaksanaan tugas dengan atasan, baik lisan
maupun tertulis untuk beroleh petunjuk lebih lanjut dalam
pelaksanaan tugas.
h. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan sub-sub bagian
melalui pertemuan/rapat untuk penyatuan pendapat.
i. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala sebagai
bahan evaluasi.
j. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan untuk
kelancaran tugas kedinasan.
4.1.4 Rencana Strategik Bagian Administarsi Pemerintahan
Umum Sekretariat Daerah Kota Gorontalo
1. Visi dan Misi
Bagian Administrasi Pemerintahan Umum telah merumuskan visi,
misi, tujuan, sasaran dan strategi organisasi yang hendak dicapai dan
diwujudkan serta diimplementasikan melalui program kegiatan selama
tahun 2003-2008. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Visi : “Terwujudnya Pemerintahan Berkualitas ”
Misi : 1. Meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan
2. Meningkatkan Penataan dan Pembinaan Pertanahan.
61
2. Tujuan Stratejik
Berdasarkan Visi Misi tersebut dirumuskan Tujuan yang hendak
dicapai oleh Bagian Pemerintahan adalah : “Mengkoordinasikan Teknis
Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan Umum.” Untuk mencapai
tujuan tersebut maka ditetapkan sasaran yang hendak dicapai oleh
Bagian Pemerintahan yaitu “Terciptanya Tata Pemerintahan Yang
Akuntabel dan Responsif.”
Selanjutnya, untuk mengukur tingkat keberhasilan pencapaian
sasaran unit kerja yang ingin diwujudkan tersebut, maka ditetapkan
indikator dari sasaran sebagai berikut :
1. Penyusunan dan pengendalian pembinaan penyelenggaraan
Pemerintahan Umum yang dilaksanakan;
2. Teknis pembinaan penyelenggaraan pemerintahan kecamatan dan
Kelurahan yang dilaksanakan;
3. Penataan dan Pembinaan Pertanahan.
3. Sasaran, Kebijakan dan Program 2012
Tujuan : Mengkoordinasikan Penyelenggaraan Teknis Penyelenggaraan
Administrasi Pemerintahan Umum.
62
Tabel 4.1 Program Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Tahun
2012.
SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
Terciptanya Tata
Pemerintahan
Yang Akuntabel
dan Responsif
Penataan
administrasi, sarana-
prasarana.
1.1. Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
1.2. Peningkatan
Sarana dan
Prasarana Aparatur
2.1. Optimalisasi
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
Tabel 4.2 Kegiatan Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Tahun
2012
NO. PROGRAM KEGIATAN
1. Program Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
1.1. Penyediaan jasa surat menyurat
1.2. Penyediaan jasa komunikasi,
sumber daya air
1.3. Penyediaan jasa kebersihan
kantor
1.4. Penyediaan jasa perbaikan
peralatan kerja
1.5. Penyediaan alat tulis kantor
1.6. Penyediaan barang cetakan dan
penggandaan
63
1.7. Penyediaan bahan bacaan dan
peraturan Perundang- undangan.
1.8. Penyediaan makanan dan
minuman
1.9. Rapat-rapat Koordinasi dan
konsultasi keluar Daerah.
1.10. Penyediaan Jasa
Penyelenggaraan Hari-hari
Besar
1.11. Penyediaan Jasa
Penyelenggaraan Peringatan
Hari-hari besar Nasional
2. Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Aparatur
2.1. Pemeliharaan rutin/berkala
kendaraan dinas operasional
3 Program Optimalisasi
Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
3.1 Koordinasi Penyusunan Laporan
Kinerja Pemerintah Daerah
(LPPD)
3.2 Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan serta
Administrasi Kecamatan dan
Kelurahan
3.3 Penataan sistem administrasi
data base kecamatan
3.4 Munas APEKSI
3.5 Wisata Akhir Tahun
3.6 Pertanggung Jawaban
Penyelenggaraan Pemerintahan
64
4. Rencana Kinerja Tahun 2012
Pengukuran Kinerja Bagian Administrasi pemerintahan Umum
Sekretariat Daerah Kota Gorontalo Tahun 2012 mengacu pada Rencana
Kinerja yang di susun berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahun
2012. Rencana Kinerja tersebut dituangkan kedalam dokumen Penetapan
Kinerja tahun 2012. Penetapan Kinerja diuraikan berdasarkan program,
kegiatan, indicator serta rencana target. (Lampiran RKT)
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Penyediaan Jasa Komunikasi
Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja
Penyediaan Alat Tulis Kantor
Penyediaan Barang Cetakan dan Penggadaan
Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-
undangan
Penyediaan Makanan dan Minuman
Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
Penyediaan Jasa Penyelenggaraan Hari-hari Besar
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
Pemeliharaan Rutin / Berkala Kenderaan Dinas / Operasional
65
3. Program Optimalisasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Koordinasi PenyusunanLPPD
Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan serta Adm Kec /
Kel
Penataan sistem Administrasi Data Base Kecamatan
Monitoring Evaluasi dan Pelaporan
Pembakuan Nama Rupa Bumi.
4.1.5 Struktur Organisasi Bagian Administarsi Pemerintahan Umum
Gambar 4.1 struktur organisasi
KEPALA SUB BAGIAN
TATA PEMERINTAHAN
KEPALA SUB BAGIAN
PEMERINTAHAN
KECAMATAN & KELURAHAN
KEPALA SUB BAGIAN
PENATAAN BINA
WILAYAH DAN
PERTANAHAN
KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI
PEMERINTAHAN UMUM
ASISTEN PEMERINTAHAN DAN
KESRA
SEKRETARIS DAERAH
KOTA GORONTALO
WALIKOTA GORONTALO
WAKIL WALIKOTA GORONTALO
66
4.2 Analisis Penelitian
4.2.1 Profil Responden
Tabel 4.3 Profil Responden (Jenis Kelamin)
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Perempuan 14 58.3 58.3 58.3
Laki-laki 10 41.7 41.7 100.0
Total 24 100.0 100.0
Berdasarkan hasil olahan data tabel di atas, diketahui bahwa 24
orang Pegawai yang terlibat dalam menjawab deskripsi responden.
Sebanyak 14 orang atau 58.3% perempuan, dan 10 orang laki-laki.
Tabel 4.4 Profil Responden (Agama)
Agama
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Islam 24 100.0 100.0 100.0
Tabel di atas menjelaskan bahwa sebanyak 24 orang Pegawai
Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota
Gorontalo yang berpartisipasi dalam pengisian angket. Sebanyak 24
orang atau 100% beragama Islam.
67
Tabel 4.5 Profil Responden (Umur)
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 21-30 tahun 11 45.8 45.8 45.8
31-40 tahun 8 33.3 33.3 79.2
41-50 tahun 3 12.5 12.5 91.7
51 tahun keatas 2 8.3 8.3 100.0
Total 24 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 24 orang
Pegawai Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah
Kota Gorontalo, terdapat 11 orang berumur 21-30 tahun, 8 orang pegawai
atau 33.3% berumur diantara 31-40 tahun, 3 orang berumur 41-50 tahun,
dan sisanya sebanyak 2 orang pegawai atau 8.3% berumur 51 tahun
keatas.
Tabel 4.6 Profil Responden (Lama Bekerja)
Lama Bekerja
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang dari 5 tahun
10 41.7 41.7 41.7
5-10 tahun 12 50.0 50.0 91.7
10 tahun keatas 2 8.3 8.3 100.0
Total 24 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa dari keseluruhan
responden (Pegawai), terdapat sebanyak 10 orang yang telah bekerja
selama kurang dari 5 tahun, sebanyak 12 orang pegawai atau 50% yang
68
telah bekerja selama 5-10 tahun, dan sisanya sebanyak 2 orang yang
telah menjadi pegawai pada Bagian Administrasi Pemerintahan Umum
Sekretariat Daerah Kota Gorontalo.
Tabel 4.7 Profil Responden (Pendidikan Terakhir)
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SMA 15 62.5 62.5 62.5
Diploma 1 4.2 4.2 66.7
Sarjana 8 33.3 33.3 100.0
Total 24 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa dari keseluruhan
responden (pegawai) Bagian Administrasi Pemerintahan Umum
Sekretariat Daerah Kota Gorontalo, terdapat sebanyak 15 orang pegawai
dengan pendidikan terakhir SMA, 1 orang pegawai atau 4.2% dengan
pendidikan terakhir Diploma, dan terdapat 8 orang pegawai dengan
status pendidikan sarjana.
4.3 Hasil Uji Instrumen Penelitian
4.3.1 Uji Validitas Variabel
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana
kemampuan instrument penelitian mengukur hal-hal yang seharunya
diukur. Suatu instrument yang valid mempunyai validitas yang tinggi,
sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas yang
69
rendah. Dimana uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Uji
Confirmatory Factor Analysis Jika korelasinya lebih besar dari 0,3 maka
pertanyaan yang dibuat dikatakan valid, Setiaji (2004:59). Adapun untuk
pengujian validitas pada setiap pertanyaan untuk variable Disiplin kerja
ditampilkan pada tabel di halaman selanjutnya.
Tabel 4.8 Uji Validitas variable Disiplin Kerja
Variable Pertanyaan Nilai r r-kritis
Keterangan
X (Disiplin Kerja)
Aturan waktu Apel pagi dan sore
.755
0.3
Valid
Datang tepat waktu .565 Valid
Siap saat pimpinan/pegawai lain membutuhkan
.434 Valid
Peralatan kantor sesuai kebutuhan tugas
.441 Valid
Menjaga peralatan kantor
.804 Valid
Peralatan kantor memudahkan menyelesaikan tugas
.387 Valid
Bertanggungjawab tugas sesuai prosedur
.306 Valid
Bertanggungjawab terhadap hasil kerja
.629 Valid
Mentaati peraturan mengenai seragam
.458 Valid
Menunjukkan identitas yang jelas
.309 Valid
Aturan waktu Apel pagi dan sore
.850 Valid
Datang tepat waktu .565 Valid
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, dapat dijelaskan bahwa
dari 10 pertanyaan yang mewakili variabel Disiplin kerja Pegawai Bagian
70
Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Gorontalo
yang diajukan oleh responden, dimana keseluruhan pertanyaan dikatakan
valid karena lebih besar dari nilai kritis (0.3) yang ditetapkan. Dengan
demikian dapat dikatakan pertanyaan-pertanyaan yang mewakili variabel
disiplin pegawai pada Bagian Administrasi Umum dan Pemerintahan
Sekretariat Daerah Kota Gorontalo adalah tepat atau valid, sehingga
dapat dilanjutkan pada pengujian selanjutnya.
Tabel 4.9 Uji Validitas variable Kinerja Pegawai
Variable Pertanyaan Nilai r r-kritis
Keterangan
Y (Kinerja
Pegawai)
Menyelesaikan kerja sesuai jumlah
.452
0.3
Valid
Menyelesaikan kerja sesuai kualitas
.356 Valid
Pekerjaan mengedepankan fungsi kerja sama
.431 Valid
Mengerti TUPOKSI kerja .799 Valid
Dapat mengandalkan kemampuan pegawai
.704 Valid
Mempercayai pegawai lain dalam membantu kerja
.437 Valid
TUPOKSI kerja yang selaras tujuan organisasi
.772 Valid
Menunjukkan inisiatif dan ide dalam kerja
.410 Valid
Dapat mengevaluasi kerja sendiri
.502 Valid
Menyelesaikan kerja sesuai kemampuan teknis yang dimiliki
.661 Valid
Menyelesaikan kerja sesuai jumlah
.452 Valid
Menyelesaikan kerja sesuai kualitas
.356 Valid
71
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas dengan menggunakan
program SPSS 16.0, dapat dijelaskan bahwa keseluruhan pernyataan
dinyatakan valid karena diketahui bahwa nilai batas keberartiannya lebih
tinggi dari nilai r-kritis pertanyaan yang berhubungan dengan variabel
Kinerja Pegawai Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat
Daerah Kota Gorontalo, sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh
pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk menjelaskan variabel
tersebut sudah tepat dan valid sehingga diharuskan untuk dilanjutkan ke
pengujian selanjutnya yakni uji reliabilitas tiap variabel.
4.3.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah akurasi suatu perkiraan dalam mengukur
instrumen yang di olah melalui jawaban responden jika dikenakan
pertanyaan yang sama pada waktu yang sama pula. Untuk mengukur
reabilitas menggunakan nilai Cronbach‟s Alpha. Menurut Sekaran (2000)
“Koefisien Reliabilitas yang terdekat atau yang dapat diterima adalah jika
mendapatkan nilai sampai 1.0. pada umumnya, jika nilai reliabilitas yang
di dapatkan dari Cronbach alpha kurang dari 0.6 akan sangat sulit untuk
mengukurnya, 0.7 dapat diterima, dan 0.8 adalah bagus”. Adapun hasil Uji
reliabilitas tiap variabel pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut.
72
Tabel 4.10 Reliabilitas Variabel Disiplin Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.785 .748 10
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah
pertanyaan (n) yang disajikan pada variabel Disiplin kerja sebanyak 10
butir, dimana mengahasilkan nilai Cronbach‟ Alpha untuk variabel Disiplin
kerja sebesar 0.785, atau distandarkan menjadi 0.748 atau lebih dari 0.6.
Hal tersebut menjelaskan bahwa keandalan (reliabilitas) variabel Disiplin
Kerja Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota
Gorontalo pada penelitian ini adalah „baik‟ atau reliabel.
Tabel 4.11 Reliabilitas Variabel Kinerja Pegawai
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.746 .697 10
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa
jumlah pertanyaan (n) yang mewakili variabel Kinerja Pegawai Bagian
Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Gorontalo
sebanyak 10 buah, dengan nilai Cronbach alpha sebesar 0.746 dan telah
73
distandarisasi menjadi 0.697 atau lebih besar dari 0.6. Berdasarkan hal
tersebut dapat menjelaskan bahwa variabel Kinerja Pegawai dengan
berisi pertanyaan-pertanyaan didalamnya adalah andal atau reliable untuk
diteliti, sehingga dapat dilanjutkan ke pengujian berikutnya.
4.3.3 Uji Normalitas
Screening terhadap normalitas data merupakan langkah awal yang
harus dilakukan untuk setiap analisis multivariate, khususnya jika
tujuannya adalah inferensi data. Jika terdapat normalitas, maka residual
akan terdistribusi secara normal dan independen, yaitu perbedaan antara
nilai prediksi dengan skor yang sesungguhnya atau error akan terdistribusi
secara simetri sama dengan nol (Ghazali, 2009:27). Ghazali
menambahkan (2009:28), bahwa walaupun normalitas suatu variabel tidak
selalu diperlukan dalam setiap analisis, akan tetapi hasil uji statistik akan
lebih baik jika semua variabel berdistribusi normal. Uji Normalitas pada
penelitian ini disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.12 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N.Disiplin N.Kinerja
N 24 24
Normal Parametersa Mean 35.9583 35.6667
Std. Deviation 6.89347 6.49191
Kolmogorov-Smirnov Z .814 .900
Asymp. Sig. (2-tailed) .522 .393
a. Test distribution is Normal.
74
Berdasarkan tabel di atas, uji normalitas yang dilakukan pada
penelitian ini dengan mengambil sebaran angket dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang mewakili variabel Disiplin kerja dan Kinerja
Pegawai pada Bagian Administrasi Pemerintahan umum Sekretariat
Daerah Kota Gorontalo yang kemudian dijawab oleh seluruh responden
(Pegawai) yang berjumlah 24 orang (n). Hasil diatas menunjukkan bahwa
nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk variabel Disiplin Kerja sebesar
0.814, dan nilai K-S untuk variabel Kinerja Pegawai sebesar 0.900, atau
nilai kedua variabel lebih besar dari 0.5, sehingga dapat disimpulkan
bahwa data yang disebar melalui variable-variabel yang diteliti terdistribusi
secara normal dalam batas signifikansi 0.5.
4.4 Hasil Uji Analisis Regresi
Tabel 4.13 Analisis Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Beta
1 (Constant) .825
D.Pegawai .802 .731
a. Dependent Variable: Kinerja
Berdasarkan hasil uji analisis regresi pada tabel di atas, dapat
dijelaskan bahwa nilai konstan untuk variabel Kinerja Pegawai adalah
sebesar 0.825, atau menjelaskan bahwa jika seluruh model dalam
75
variabel Disiplin Kerja pegawai berpengaruh terhadap variabel Kinerja
Pegawai, maka diperoleh rata-rata nilai 0.825 satuan untuk Disiplin Kerja
Pegawai Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah
Kota Gorontalo. Selanjutnya diketahui nilai regresi untuk variabel disiplin
kerja adalah sebesar 0.731, yang berarti setiap atau apabila terjadi
penambahan 1 poin bagi variabel Disiplin Kerja, maka akan diikuti sebesar
0.731 variabel Kinerja Pegawai Bagian Administrasi Pemerintahan Umum
Sekretariat Daerah Kota Gorontalo.
4.5 Uji Koefisien Analisis Regresi
4.5.1 Uji t (parsial)
Tabel 4.14 Uji t
T Sig.
1.281 .214
5.029 .000
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel sebelumnya,
diperoleh nilai t hitung untuk variabel Disiplin kerja pegawai sebesar
5.029> 0.00, atau t hitung disiplin kerja pegawai lebih besar dari nilai
signifikansinya, hal tersebut dapat menjelaskan bahwa variabel Disiplin
kerja pegawai Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat
Daerah Kota Gorontalo memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial
terhadap Kinerja pegawai. Hal tersebut juga diperkuat dengan nilai t
76
hitung = 5.029 > 0.684 (24) t tabel, atau dengan kata lain nilai t hitung
lebih besar dari t tabel.
4.6 Koefisien Determinasi (R)
Tabel 4.15 Koefisien determinasi
Model R R
Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .731a .535 .514 .61693
a. Predictors: (Constant), D.Pegawai
Dari tampilan output SPSS 16.0 pada tabel di atas, dinyatakan nilai
R adalah 0.731, dan R square sebesar 0.535 atau 53.5%. hal ini
menjelaskan bahwa dari 100% pembahasan mengenai Kinerja pegawai
pada Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota
Gorontalo, sebesar 53.5% dapat dijelaskan oleh disiplin pegawai yang
diterapkan, sedangkan sisanya sebesar 46.5% memungkinkan untuk
dijelaskan melalui faktor-faktor lainnya seperti loyalitas kerja, motivasi
kerja, pengalaman kerja, pendidikan dan pelatihan, Budaya kerja,
Kepemimpinan, dan lain-lain. Standar Error of Estimate menggambarkan
sejauh mana Variabel Disiplin kerja dapat dijelaskan melalui Variabel
Kinerja Pegawai. Pada tabel di atas, nilai SEE untuk koefisien determinasi
sebesar 0.617,
atau masih lebih kecil. Sehingga berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa Variabel Kinerja Pegawai sangat kuat untuk dijelaskan
melalui variabel Disiplin kerja pada Bagian Administrasi Pemerintahan
Umum Sekretariat Daerah Kota Gorontalo.
77
4.7 Pengujian Hipotesis
Tabel 4.16 Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian data yang dirangkum pada tabel di
atas, maka diperoleh kesimpulan akan hipotesis pada penelitian ini yakni
diterima, dimana Disiplin pegawai secara positif berpengaruh terhadap
Kinerja pegawai Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat
Daerah Kota Gorontalo.
4.8 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang
bertujuan untuk melihat pengaruh Disiplin kerja terhadap Kinerja Pegawai
pada Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota
Gorontalo. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa Disiplin sangat
penting untuk diterapkan bagi pegawai maupun bagi organisasi karena
penerapan hal tersebut akan sinergi dengan kemampuan Pegawai dalam
hal ketepatan waktu, ketaatan terhadap aturan kantor yang seharusnya
secara langsung akan mempengaruhi Kinerja Pegawai dalam
menjalankan tugas-tugasnya terkait pengelolaan administrasi umum,
keprotokoleran, dan penyusunan laporan program pemerintahan.
Hipotesis Beta Uji t Sig. R
Disiplin kerja berpengaruh secara positif terhadap Kinerja Pegawai Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Gorontalo.
0.722
5.092 0.00 0.00
53.5%
78
Sebagaimana hasil pengelolaan data sebelumnya diketahui bahwa
Disiplin kerja (yang termasuk didalamnya Ketepatan waktu, penggunaan
peralatan dengan baik, tanggung jawab yang tinggi, dan ketaatan
terhadap aturan) terbukti sangat signifikan berpengaruh terhadap kinerja
pegawai pada Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat
Daerah Kota Gorontalo. Oleh sebab itu, kiranya model Disiplin kerja yang
mengandung hal-hal tersebut diatas dianggap pantas dan cocok untuk
dipraktekkan pada Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat
Daerah Kota Gorontalo. Hal tersebut sejalan dari hasil tanggapan
responden (pegawai) terhadap angket (pertanyaan) yang diajukan,
dimana sebagian besar Pegawai telah mengerti mengenai konsep Disiplin
kerja yang diterapkan pada Bagian Administrasi Pemerintahan Umum
Sekretariat Daerah Kota Gorontalo, hanya saja ketaatan pegawai dalam
mengimplementasikan instrumen-instrumen didalamnya yang perlu terus
diperhatikan.
Hal tersebut di atas juga didukung melalui panyebaran
angket/kuisioner yang dijawab oleh pegawai Bagian Administrasi
Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Gorontalo, dimana
kuisioner yang menyangkut organisasi dalam mengarahkan, memberikan
tanggung jawab, memberikan aturan, dan pemberian peralatan kantor
sangat direspon baik oleh Pegawai sehingga kiranya hal ini dapat menjadi
acuan bagi organisasi dalam mendesain suatu koordinasi antar pegawai
yang efektif dalam menjalankan tugasnya sesuai beban kerja yang
79
diberikan. Suatu desain koordinasi dan tanggungjawab kerja merupakan
suatu skema yang harus dijalankan untuk dapat mengubah pola pikir
Pegawai dalam menjalankan Pekerjaannya, sehingga tujuan organisasi
setidaknya dapat tercapai dengan mengandalkan Sumberdaya yang ada.
Pencapaian tujuan organisasi tidak terlepas dari pemahaman
Pegawai pengenai penerapan kepatuhan terhadap aturan Kantor,
ketaatan kerja, dan tanggung jawab kerja yang dilaksanakan. Hal tersebut
sejalan dengan pemahaman Disiplin Kerja menurut Hasibuan (2008 :
194), yang menjelaskan bahwa hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap
Pegawai mengenai Disiplin kerjanya adalah kesadaran Pegawai untuk
mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Peraturan sangat diperlukan
untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi Pegawai dalam
menciptakan tata tertib yang baik dalam organisasi. Selain itu organisasi
tersebut harus mengusahakan agar peraturan itu bersifat jelas, mudah
dipahami dan berlaku bagi semua pegawai.
Penerapan disiplin kerja setidaknya dapat meningkatkan mutu kerja
pegawai kearah yang lebih baik, yang nantinya pemahaman akan disiplin
kerja akan memudahkan pimpinan dalam mencapai tujuan dari organisasi.
Sebagaimana kutipan pernyataan Mangkunegara (2005:52)
mengemukakan bahwa disiplin kerja merupakan sifat seorang Pegawai
yang secara sadar mematuhi aturan dan peraturan organisasi tertentu
Untuk mendapatkan hasil kerja dapat tercapai secara maksimal maka
Pegawai harus mempunyai kinerja yang baik. Kinerja yang baik, hasil
80
yang didapatkan juga baik. Kinerja Pegawai yang optimal akan
memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan proses
pelaksanaan pekerjaan.
Penjelasan di atas sejalan dengan pernyataan yang disampaikan
oleh (Daryanto,1997:56) bahwa disiplin adalah suatu proses yang dapat
menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan dan
meningkatkan tujuan organisasi secara objektif, melalui kepatuhannya
menjalankan peraturan organisasi.
Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa hasil penjelasan
dan pernyataan yang terangkum dalam beberapa pendapat Ahli di atas
mempertegas hasil penelitian yang dilakukan secara statistik pada Bagian
Administrasi Pemerintahan Umum sekretariat daerah kota gorontalo.
Dengan demikian, diketahui bahwa hipotesis yang disusun pada penelitian
ini diterima dengan melihat hasil uji t hitung yang lebih besar dari t tabel,
sehingga mendapatkan hasil bahwa Disiplin kerja yang diterapkan pada
Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota
Gorontalo memiliki pengaruh secara parsial terhadap Kinerja pegawai.
Namun melihat uji determinasi sebesar 0.535 atau 53.5%, sehingga dapat
dijelaskan bahwa organisasi tidak dapat mengandalkan suatu skema
Disiplin kerja saja untuk meningkatkan Kinerja pegawai pada Bagian
Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Gorontalo.
Namun perlunya memperhatikan faktor-faktor lainnya yang dapat
mendukung Kinerja pegawai sebesar 46.5% yakni faktor-faktor lain yang
81
tidak dijelaskan dalam penelitian ini seperti Motivasi kerja, Loyalitas
Pegawai, Tingkat Pendidikan, Budaya Organisasi, Kepemimpinan, dan
lain-lain.