Upload
vudan
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Subjek Penelitian
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP
Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SMP Nusantara Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang terletak di desa Gedangan Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang dengan mengambil lokasi di tengah-tengah pedesaan yang
letaknya berdampingan dengan masjid di desa setempat. Kerena letaknya yang
berada di tengah-tengah desa dan akses jalan menuju ke SMP Nusantara
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang ini tidak seramai di kota, banyak siswa
yang memakai sepeda motor ke sekolah. Siswa yang memakai sepeda motor ke
sekolah di SMP Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang ini adalah
merupakan fenomena yang biasa di SMP ini. Bukan hanya siswa laki-laki yang
memakai sepeda motor ke sekolah, siswa perempuanpun tidak kalah banyak yang
memakai sepeda motor ke sekolah. Sebagian besar dari siswa yang memakai
sepeda motor ke sekolah tidak memarkirkan motor mereka di tempat parkir
sepeda motor yang tersedia di sekolah karena siswa takut sanksi yang diberikan
sekolah kepadanya. Mereka memarkirkan sepeda motor mereka di depan rumah
warga yang dekat dengan SMP Nusantara atau dititipkan di warung-warung yang
dekat dengan sekolah. Namun ada beberapa siswa yang memarkirkan sepeda
motor mereka di tempat parkir sekolah. Peraturan yang ada di sekolah sebenarnya
37
melara
salah satu-satunya unit yang menjadi pelaksana teknis dalam bidang pendidikan
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
berad
arang
Nu
mampu untuk
i yang berdiri sejak SMP Nusantara Kecamatan
ng siswa memakai sepeda motor ke sekolah, tetapi siswa-siswa di SMP ini
tetap melanggar peraturan yang berlaku di sekolah tersebut.
SMP Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang merupakan
yang berstatus swasta. SMP Nusantara
a di desa Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan kode
pos 50773.
Didirikan SMP Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Sem
didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain ( Kepala Sekolah SMP
santara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang)
1. Di daerah ini banyak orang tua siswa yang kurang
menyekolahkan anak mereka ke sekolah yang dapat dikatakan
biayanya melampui batas kemampuan orang tua siswa.
2. Dengan adanya SMP Nusantara dapat membantu para siswa
menuntaskan wajib belajar 9 tahun.
3. Bangunan SMP Nusantara adalah sebuah TPA / TPQ yang dibangun
oleh masyarakat untuk belajar mengaji untuk anak-anak desa
Gedangan di sore hari. Namun setelah dipikir-pikir daripada bangunan
ini tidak digunakan pagi hari maka didirikanlah SMP Nusantara ini
agar bangunan ini dapat bermanfaat dari pagi sampai sore hari.
4. Yayasan Serba Guna, itulah yayasan dimana SMP Nusantara
bernaung. Yayasan in
38
Tuntang Kabupaten Semarang mulai menerima siswa baru yang
pertama kalinya.
Oleh kerena itu siswa yang belajar di SMP Nusantara Nusantara
desa yang tak jauh dari SMP Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
berada. Dan orang tua siswa sebagian besar adalah dari kalangan ekonomi b
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang adalah siswa yang berasal dari desa-
awah
sampai m
ya tanpung sekolah. Kelas VIII merupakan kelas yang
paling sedikit siswanya, karena hanya ad
setiap masalah yang timbul di sekolah ini akan
diselesaikan bersam
en pada hari Senin dan jumat dalam satu bulan dengan
proses
enengah, sehingga pemantauan serta dalam self awareness dalan
berkendaraan bermotor ke sekolah pada anak-anak mereka terbilang rendah.
Sekolah ini menampung 128 siswa. Siswa yang masuk di sekolah ini
berdasarkan seleksi dan da
a satu kelas yang berjumlah 24 orang
siswa.
SMP Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tidak
mempunyai Guru BK. Dalam
a wali kelas serta Kepala Sekolah.
4.2 Eksperimen
Proses pengumpulan data dilakukan pada tanggal 2 Mei 2011. Peneliti
menyebar skala pengukuran self awereness kepada siswa kelas VIII. Pada tanggal
2 Mei 2011 disetujui oleh kepala sekolah dan wali kelas bahwa peneliti akan
melakukan eksperim
konseling. Dengan kelompok konseling sebanyak 6 orang yang termasuk
dalam skor terendah.
39
Hari Senin tanggal 2 Mei 2011, peneliti masuk ke kelas dan menyebar
angket self awarness dan siswa mengisi angket self awareness dan dikumpulkan
pada hari itu juga sebagai tahap pretest. Yang selanjutnya peneliti menskor dari
hasil angket yang telah disebar dan membagi siswa kedalam kelompok kontrol
dan kelompok eksperim kelompok
eksperimen dan kelompok k l te la ab
Tabel
Tabel data siswa kelompok eksperimen
N Usia enis
lamin ng Jarak tempuh
rumah ke sekolah
en. Data siswa yang termasuk dalam
ontro rtera da m tabel 4.1 dan t el 4.2.
4.1
Noama J
kePekerjaan ora
tua
1 AK 14 th L Buruh
2 DN 16th L Karyawan swasta
3 MS 15th L Wiraswasta
4 RY 16th L swasta Wira
16th L Pedagang 5 YT
6 1ZS 5th P Wi raswasta
Table 4.2
N Jenis
elamin Pekerjaan orang tua
Jarak tempuh umah ke sekolah
Tabel data siswa kelompok kontrol
Noama Usia
k r1 NN 14th P Buruh
2 DK 14 th Wiraswasta L
3 AW 15th L Karyawan swasta
4 AT 15 th P Buruh
5 FA 13th L Buruh
6 FD 15th P IRT
Dari kedua tabel di atas peneliti hanya akan melakukan konseling dengan
6 orang siswa yang masuk ke dalam kelompok eksperimen. Mulai tanggal 16 Mei
40
2011 sampai 15 Juni 2011 sebanyak 10 kali pertemuan dengan 8 sesi konseling.
apun tahap-tahap eksperimen sebagai berikut:
1) Tahap pertama dilaksanakan pada hari Senin, 2 Mei 2011 yakni
2011 peneliti memberitahukan kepada siswa yang mempunyai skor
rendah dan akan mengikuti proses konseling kelompok dan siswa pun
menyetujuinya, terlebih siswa ya
Ad
peneliti menyebar angket dan hari berikutnya yakni hari Selasa, 3 Mei
ng bersangkutan belum pernah
lam satu minggu), tujuan konseling,
mengikuti ataupun mengetahui apa yang dinamakan konseling
kelompok.
2) Tahap yang kedua dilaksanakan pada hari Senin, 16 Mei 2011.
Pertemuan kedua ini berselang lama dengan pertemuan yang pertama,
yakni dari 3 Mei 2011 sampai dengan 16 Mei 2011 karena setelah
angket disebar hari berikutnya siswa melaksanakan persiapan untuk
tes tengah semester yakni pada tangal 4 Mei 2011 sampai dengan 7
Mei 2011 dan pelaksanaan tes tengah semester pada tanggal 9 Mei
2011 sampai dengan 14 Mei 2011. Dan pada pertemuan kedua ini
antara peneliti mulai memperkenalkan konseling kelompok sebelum
siswa terjun dalam proses konseling kelompok, menyepakati waktu
(kontrak waktu) untuk pelaksanaan konseling (dalam kelompok ini
disepakati dua kali pertemuan da
dan peran peneliti yang sebagai pemimpin konseling kelompok dan
siswa yang sebagai konseli.
41
3) Pertemuan yang ketiga pada hari Sabtu 21 Mei 2011. Pada pertemuan
ini peneliti yang sebagai pemimpin konseling memulai proses dari
konseling kelompok. Pada sesi pertama, sama halnya dengan konseling
kelompok pada umumnya dimulai dengan memulai suatu kelompok,
yang dibicarakan siswa menceritakan pengalaman dan
akai sepeda motor
kemudian membantu para anggota untuk saling kenal, menciptakan
suasana dalan kelompok, menjelaskan tujuan, menejelaskan peranan
pemimpin sampai pada topik yang akan dibicarakan dalam konseling.
4) Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Senin 23 Mei 2011,
sebagai sesi yang kedua yang sudah mulai dengan membicarakan topik
yakni mengenai self awarrness siswa yang memakai sepeda motor dan
dari topik
memberikan tanggapan serta menemukan solusi dari topik yang
dibicarakan mulai pengertian sampai pada solusi yang disepakati
kelompok.
5) Pertemuan yang kelima dilaksanakan pada hari Sabtu 28 Mei
2011adalah sesi ketiga dalam konseling kelompok yang membahas
perihal tentang self awareness siswa yang ada kaitannya dengan
tanggapan orang tua siswa terhadap siswa yang mem
ke sekolah. Pada sesi ketiga ini siswa mulai mengungkapkan
pengalaman-pengalaman di mana pengalaman siswa ini merupakan
pengalaman yang tidak rasional ( irrational belief).
6) Pertemuan keenam dilaksanakan pada hari Rabu,1 Juni 2011 adalah
sesi ke empat dalam konseling kelompok dan yang di bicarakan dalam
42
sesi ini adalah mengenai self awareness siswa yang memakai sepeda
motor dengan pergaulannya bersama teman-teman sekolah. Siswa
yang setiap hari memakai motor ke sekolah dengan siswa yang tidak
wa yang
selor
memakai sepeda motor setiap hari, siswa tidak memakai motor
tersebut merasa gelisah dan siswa tersebut beranggapan bahwa
memakai motor adalah keharusan.
7) Pertemuan ketujuh yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 4 Juni 2011
adalah sesi kelima dalam konseling kelompok dan yang dibahas dalam
sesi ini adalah sikap keluarga terhadap self awareness sis
memakai sepeda motor. Dalam sesi ini konselor membantu siswa (
konseli) mengubah pikiran yang tidak rasional dengan
mendiskusikannya secara terbuka dan terus-terang ( dispute).
8) Pertemuan kedelapan yang dilaksanakan pada hari Senin, 7 Juni 2011
adalah sesi keenam dalam konseling kelompok dan pada sesi ini
membahas apabila suatu saat sekolah mereka bekerja sama dengan
pihak yang berwajib dan para siswa memberikan tanggapannya
terhadap sekolah mereka apabila sekolah mereka mengadakan
kerjasama dengan pihak yang berwajib. Dalam sesi ini kon
negajukan pertanyaan yang menantang, mengajarkan siswa cara
berpikir yang lain, siswa diminta membayangkan,dan sebagainya dan
siswa akan memahami mana yang ternyata efektif untuk dirinya.
9) Pertemuan kesembilan dilaksanakan pada hari Sabtu,11 Juni 2011
adalah sesi ketujuh dalam konseling kelompok dan sesi ini membahas
43
bagaimana sekolah menangani siswa yang memakai sepeda motor
kesekolah dan bagaimana sanksinya, kemudian pendapat siswa tentang
apa yang sudah dilakukan sekolah pada siswa yang memakai sepeda
motor ke sekolah dan tindakan maupun sanksi pada siswa yang
ebih wajar (emotional effect). Dan selanjutnya penutup yang
isampaikan oleh pemimpin konseling dan ucapan terima kasih kepada
iswa yang dengan suka rela dalam proses konseling dari awal sampai
akhir.
memakai motor ke sekolah itu sudah sesuai atau belum sesuai dengan
sanksi yang seharusnya diberikan pada siswa yang memakai sepeda
motor ke sekolah.
10) Pertemuan kesepuluh yang dilaksanakan pada tanggal 13 Juni 2011
adalah sesi terakhir dalam konseling ini yang membahas ulasan dari
sesi yang pertama sampai dengan sesi terakhir dan pendapat siswa
setelah mengikuti proses konseling mulai dari awal sampai akhir dan
seperti biasa siswa diminta menyampaikan pesan dan kesan sebelum
dan sesudah melalai proses konseling. Dari semua sesi, pada sesi ini
siswa yang menyampaikan pesan dan kesan telah menunjukkan bahwa
proses konseling telah memberikan efek (effect) dan perasaan-perasaan
yang l
d
s
4.3 Analisis Data
44
Setelah data terkumpul maka penulis mengadakan analisis data. Dalam
tahap pretes jumlah angket yang terkumpul ada 24 angket. Dari angket yang
terkumpul semuanya dipakai sesuai dengan sampel yang dibutuhkan. Kemudian
peneliti memberikan skor pada setiap jawab dari angket yang terkumpul sesuai
dengan pedoman penskoran skala self awareness yang diuraikan dalam bab tiga.
Setelah data dimasukkan ke dalam ko a
dilakukan pad erapa rendah
skor self awar r. Dari hasil
analisi tabel 4.3
Tabel
Tabel data pretest dan posttest kelompok eksperimen
Data pretes (T1e) dan posttest (T2e) kelompok eksperimen
mputer dan diolah. Pengujian pertam
a data pretest yang bertujuan untuk mengetahui seb
eness yang dimiliki siswa yang berkendaraan bermoto
s data pretes dapat dilihat pada sebagai berikut:
4.3
Skor (T1) pretest self awar
kelompok eksperimen
Skor (T2) postt lf aware
kelompok eksperimen
eness
est se ness
No Nama siswa No Nama siswa Skor Skor
1 AK 51,11 1 AK 72,59
2 DN 51,85 2 DN 69,63
3 MS 51,11 3 MS 83,70
4 RY 51,85 4 RY 79,26
5 YT 56,29 5 YT 59,26
6 ZS 46,67 6 ZS 62,22
Mean 51.48 Mean 71,11
Dari data seperti tertera dalam tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa dari skor
pretest self awareness kelompok eksperimen dengan Mean 51, 48 dan skor
posttest self awareness kelompok n dengan Mean 71,11. Sehingga eksperime
45
da n
sebelum mengikuti konseling kelompok RET dan sesudah mengikuti konseling
RET.
Tabel 4.4
Mean dan standart deviasi kelompok eksperimen
Self (T1e/pretest)
Pair 1
pat disimpulkan bahwa ada peningkatan skor pada kelompok eksperime
awareness SMP Nusantara sebelum mengikuti konseling kelompok RET
Mean N
Std deviasi
51,48 6
3,063
Pada tabel 4.4 seperti tertera di atas skor pretest self awareness kelompok
eksperimen dengan Mean 51,48 dan Standart Deviasi 3,063 yang diperoleh siswa
sebelum mengikuti konse g kelompok RET .
Tabel 4.5
Self
lin
Mean dan Standart Deviasi Kelompok Eksperimen awareness SMP Nusantara setelah mengikuti konseling kelompok RET
(T2e/posttest) Pair 1
Mean
N
Std deviasi
71,11
6
9,49
Pada tabel 4.5 seperti tertera di atas skor posttest self awareness kelompok
eksperimen dengan Mean 71, 11 dan Standart Deviasi 9, 49. Skor tersebut
diperoleh siswa setelah mengikuti elompok RET. Dari skor posttest
kelompok ekspe n skor sebelum
dan sesudah siswa mengikuti konseling kelompok RET.
konseling k
rimen ini dapat dijelaskan bahwa ada peningkata
46
Tabel 4.6
pre n posttes ompo
Da etest (T sttest (T2k) kelompok ol
Tabel data test da t kel k kontrol
ta pr 1k) dan po kontr
Skor (T1k) pr self aw
kelompok kontrol
Skor (T2k) post lf aw
kelompok kontrol
etest areness test se areness
No Nama siswa No Nama siswa Skor skor
1 NN 49,62963 1 NN 59,259259
2 DK 48,88887 2 DK 57,77778
3 AW 5 4 4,81482 3 AW 8,88887
4 AT 48,88887 4 AT 58,518519
5 FA 54,07407 5 FA 56,29629
6 FD 54,07407 6 FD 57,03704
Mean 51,73 Mean 56,30
skor posttest self awareness
kelompok kontrol dengan Mean 56,30. Dari skor tersebut dapat dijelaskan bahwa
pada kelompok kontrol ini skornya m ningkat tetapi skor posttest kelompok
kontrol meningkat bukan dikarenakan pada kelompok ini diberikan treatment
(perlakuan) yang berupa konseling k ET.
Pada tabel data 4.6 seperti tertera di atas dapat dilihat skor pretest self
awareness kelompok kontrol dengan Mean 51,73 dan
e
elompok R
47
Tabel 4.7 Mean dan Standart Deviasi Kelompok Kontrol
Self awareness SMP Nusantara yang tidak mengikuti konseling kelompok RET (pretest/T1k)
Pair 1
Mean
N
Std Deviasi
51, 73
6
2, 87
Pada tabel 4.7 seperti tert kelompok
k
skor yang diperoleh siswa pada tah
Tabel 4.8
Mean dan Standart Deviasi Kelompok Kontrol
Self awareness SMP Nusantara yang tidak mengikuti konseling kelompok RET ( posttest/T2k)
era di atas skor pretest self awareness
ontrol dengan Mean 51,73 dan Standart Deviasi 2,87. Dan skor di atas adalah
ap pretest.
Pair 1
Mean 56,30
N
Std deviasi
6
3,78
Dari data tabel seperti terera diatas adalah skor posttest self awareness
kelompok kontrol dengan Mean 56,30 dengan Standart Deviasi 3,78. Dan dari
skor posttest tersebut dapat dijelaskan bahwa pada kelompok kontrol self
awareness siswa tidak meningkat. Skor posttest menunjukkan bahwa skornya
meningkat namun peningkatan skor posttest ini bukan karena kelompok ini
diberikan treatment, melainkan faktor dari intern siswa dan juga faktor dari luar,
48
misalnya faktor keadaan siswa saat ala dan sebagainya. Dan dari skor
pr h
dengan menggunakan teknik a U seperti tertera dalan tabel
di bawah ini:
Tabel 4.9
Tabel data posttest kelompok eksperimen dan posttest kelompok kontrol yang nggunakan Mann Whitney U
Mann-Whitney Test
mengisi sk
etest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol kemudian diola
nalisis Mann-Whitney
diolah me
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
SKOR posttest kontrol 6 3.58 21.50
posttest eks 6 9.42 56.50
Total 12
Test Statisticsb
SKOR
Mann-Whitney U .500
Wilcoxon W 21.500
Z -2.807
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok � dicopy langsung dari SPSS
Dari data tabel 4.9 seperti tertera di atas dapat dijelaskan bahwa perbedaan
M
dengan p = 0,005 (p = < 0,050) enunjukkan
bahwa ada perbedaan yang signifikan anta en dan kelompok
kontrol sep ti terte el 4.9
ean posttest kelompok kontrol 3, 58 dan Mean kelompok eksperimen 9, 42
dan Z skor -2,807. Hasil tersebut m
ra kelompok eksperim
er ra pada tab
49
Tabel 4.10 Tabel data pretest dan posttest kelompok eksperimen yang diolah m
Mann Whitney U
Mann-Whitney Test
enggunakan
Ranks
KELOMPOK N Mean Rank Sum of Ranks
SKOR pretest eks 6 3.50 21.00
posttest eks 6 9.50 57.00
Total 12
Test Statisticsb
SKOR
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 21.000
Z -2.892
Asymp. Sig. (2-tailed) .004
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: KELOMPOK � dicopy langsung dari SPSS
Dari data tabel 4.10 seperti tertera di atas dapat dijelaskan bahwa perbedaan
da peningkatan skor Mean pretest dan posttest kelompok
eksperi
Mean pretest kelompok eksperimen 3,50 dan Mean posttest kelompok eksperimen
9, 50 dengan p = 0,004 ( p = < 0,050) dan Z skor -2,892 . Hasil tersebut
menunjukkan bahwa a
men seperti tertera pada tabel 4.10
Dan dari data tabel 4.10 di atas diketahui bahwa ada peningkatan skor antara
sebelum siswa melakukan konseling kelompok dengan yang sudah melakukan
konseling kelompok.
Kemudian dari skor pretest dan posttest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dibandingan antara Mean kelompok eksperimen dan Mean
50
kelompok kontrol dari tabel di atas dapat diuraikan dari mean kelompok
eksperimen sebelum mengikuti konseling kelompok RET 51, 48 dan setelah
mengikuti konseling kelompk RET menjadi 71,11, kemudian Standart Deviasi
yang sem sing
kelompok ekperimen dan skor kontrol seperti tertera dalam
tabel 4.1
Tabel data skor pretest (T1) dan posttest (T2) kelompok eksperimen dan k trol
Kelompok Eksperimen lompok Kontrol
ula 3,063 menjadi 9,47. Dan peningkatan skor rata-rata masing-ma
rata-rata kelompok
1 berikut:
Tabel 4.11
kelompok on
Ke
No Nam Nam a Skor T1 Skor T2 No a Skor T1 Skor T2
1 AK 51.11111 72.59259 1 NN 49,62963 59,259259
2 DN 46.66667 69.62963 2 DK 48,88887 57,77778
3 MS 51.85185 83.7037 3 AW 54,81482 48,88887
4 RY 56.2963 79.25926 4 AT 48,88887 58,518519
5 YT 51.85185 59.25926 5 FA 54,07407 56,29629
6 ZS 51.11111 62.22222 6 FD 54,07407 57,03704
Dari data tabel 4.11 seperti di atas adalah merupakan skor pretest dan
posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari data kelompok dapat
dijelaskan bahwa dari kedua kelompok ters
ra
Mean yang antara kelompok eksperim kelompok kontrol dapat dilihat pada
tabel 4.12 sebagai berikut:
ebut di atas ada peningkatan skor rata-
ta dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Sedangkan perbedaan
en dan
51
Tabel 4.12
D st dan po ean kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Mean T1 (pretest) T2 (posttest)
ata tabel skor prete sttest m
Kelompok eksperimen 51,48 71,11
Kelompok kontrol 51,72 56,30
Dari data tabel 4.12 seperti tertera di atas adalah data mean pretest dan
posttest kelompok eksperimen dan kontrol. Dan dari data tabel diatas dapat
dijelaskan bahwa skor rata-rata pretes kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol memiliki skor yang hampir sama. Namun peningkatan skor posttest antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda. Perbedaan peningkatan
skor kelompok eksperimen karena pada kelompok ini diberikan treatment
a kelompok kontrol
terjadi
4.4. Uji hipotesis nelitian ini hipotesis yang diajukan adalah
an yang signifikan self awarenass siswa kelas VIII yang
memak
karena p = < 0,050. Sehingga ada
konseling kelompok RET,sedangkan peningkatan skor pad
karena ada faktor di luar tahap eksperimen maupun faktor interisik siswa.
Dalam pe
Ada peningkat
ai sepeda motor SMP Nusantara setelah mengikuti konseling kelompok
rational emotif.
Hasil analisis:
Peningkatan skor rata-rata pretest kelompok eksperimen 3,50 menjadi
9,50 pada posttest kelompok eksperimen dengan p = 0,004. Hasil tersebut
menunjukkan perbedaan yang signifikan,
52
peningkatan skor rata-rata self awareness siswa SMP Nusantara Kecamatan
Tuntan
ikuti konseling kelompok
dan ad
r intrisik yaitu diri sendiri, faktor lingkungan di luar
sekolah
g Kabupaten Semarang sebesar 6,00 setelah diberikan layanan konseling
kelompok RET. Maka hipotesis diterima.
4.5. Pembahasan
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata pada
pretest kelompok eksperimen 3,50 dan skor rata-rata pada posttest kelompok
eksperimen menjadi 9,50 sehingga ada peningkatan skor rata-rata self awareness
siswa kelas VIII SMP Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
setelah mengikuti konseling kelompok RET. Dan dalam pengolahan data pretest
dan posttest kelompok eksperimen dengan menggunakan Mann-Whitney U
diperoleh hasil skor rata-rata pretest kelompok eksperimen 3, 50 dan skor rata-
rata posttest kelompok eksperimen 9,50 dengan p = 0,004 ( p = < 0,050) dan Z
skor -2,892. Kelompok eksperimen mengalami peningkatan skor dikarenakan
pada kelompok eksperimen ini menerima dengan baik konseling kelompok RET
yang diberikan oleh peneliti, siswa merasa senang meng
anya kesadaran diri bahwa apa yang menjadi topik dalam konseling
merupakan sesuatu yang benar-benar dialami oleh siswa dan kemudian siswa
dapat menerapkannya dalam diri siswa masing-masing.
Kelompok kontrol ada yang mengalami peningkatan skor dan ada yang
skornya turun seperti yang terlihat pada tabel 4.6. Hal ini terjadi karena siswa
dipengaruhi oleh fakto
( keluarga ,masyarakat) atau faktor sekolah di luar tahap eksperimen yang
53
dilakukan penulis (teman, guru,wali kelas). Tetapi tidak berpengaruh terhadap
kelompok eksperimen.
Pada penelitian peningkatan self awareness pada siswa kelas VIII
terhadap pemakaian sepeda motor SMP Nusantara Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang melalui konseling kelompok rational emotif bisa dikatakan
berhasil karena pada skor posttest terlihat bahwa ada peningkatan yang tampak
pada skor setelah para siswa melakukan konseling kelompok. Setelah dilakukan
analisis yang diolah dengan menggunakan Mann- Whitney U, skor rata-rata pretest
kelompok eksperimen 3,50 menjadi 9,50 pada posttest kelompok eksperimen
dengan p= 0,004 ( p = <0,050. Dengan dilihat pada skor rata-rata pada pretest
kelompok eksperimen dan dari peningkatan skor rata-rata pada posttest kelompok
eksperimen berarti layanan konseling kelompok RET meningkatkan secara
signifikan self awareness siswa kelas VIII terhadap pemakaian sepeda motor SMP
Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
54