41
68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Binangun 01 Kecamatan Bandar pada kelas 5 yang berjumlah 18 siswa. Penelitian dilakukan dalam 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Hasil penelitian akan diuraikan sebagai berikut. 4.1.1 Kondisi Sebelum Tindakan Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan pada kelas 5 SD Negeri Binangun 01 dengan jumlah 18 siswa pada mata pelajaran IPA belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian pada mata pelajaran IPA yang telah dilaksanakan sebelumnya. Bahwa hasil ulangan masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥70, sehingga diperoleh data hasil pembelajaran yang telah dilakukan yang selanjutnya disederhanakan pada tabel 4.1. Menurut Sugiyono (2014: 36-37) data tersebut dapat disederhanakan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus berikut : Kelas interval = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 18 = 1 + 4,1 = 5,1 (dibulatkan menjadi 5 kelas) Range = Max Min = 90-40 = 50 Interval =

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...€¦ · ribusi Frekuensi Hasil Ulangan Harian . IPA Kelas . 5. SD Negeri Binangun 01 kec. Bandar kab. Batang Sebelum Tindakan

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 68

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Binangun 01 Kecamatan Bandar

    pada kelas 5 yang berjumlah 18 siswa. Penelitian dilakukan dalam 2 siklus

    yaitu siklus 1 dan siklus 2. Hasil penelitian akan diuraikan sebagai berikut.

    4.1.1 Kondisi Sebelum Tindakan

    Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum dilakukan penelitian

    tindakan kelas. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah

    dilakukan pada kelas 5 SD Negeri Binangun 01 dengan jumlah 18 siswa pada

    mata pelajaran IPA belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal

    ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian pada mata pelajaran IPA yang telah

    dilaksanakan sebelumnya. Bahwa hasil ulangan masih dibawah Kriteria

    Ketuntasan Minimal (KKM) ≥70, sehingga diperoleh data hasil pembelajaran

    yang telah dilakukan yang selanjutnya disederhanakan pada tabel 4.1. Menurut

    Sugiyono (2014: 36-37) data tersebut dapat disederhanakan dalam bentuk tabel

    distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus berikut :

    Kelas interval = 1 + 3,3 log n

    = 1 + 3,3 log 18

    = 1 + 4,1

    = 5,1 (dibulatkan menjadi 5 kelas)

    Range = Max – Min

    = 90-40

    = 50

    Interval =

  • 68

    =

    = 10

    dibawah ini merupakan data hasil belajar siswa sebelum dilakukan

    tindakan yang sudah disederhanakan dalam Tabel 4.1.

    Tabel 4.1

    Distribusi Frekuensi Hasil Ulangan Harian IPA

    Kelas 5 SD Negeri Binangun 01 kec. Bandar kab. Batang Sebelum Tindakan

    No. Interval Frekuensi Persentase (%)

    1 84 - 90 2 11,2

    2 73 - 83 1 5,6

    3 62 - 72 3 16,6

    4 51 - 61 3 16,6

    5 40 - 50 9 50

    Jumlah 18 100

    Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diuraikan bahwa hasil belajar siswa

    sebelum dilakukan tindakan pada mata pelajaran IPA dapat diperoleh 9 siswa

    berada pada interval 40 – 50 (50%), 3 siswa berada pada interval 51 - 61 (16,6

    %), 3 siswa berada pada interval 62 - 72 (16,6), 1 siswa berada pada interval

    73 - 83 (5,6%), 1 siswa pada interval 84 - 90 (11,2%). Dengan adanya nilai

    yang tertinggi adalah 90. Sedangkan nilai yang terendah adalah 40. Untuk

    lebih jelasnya data frekuensi ulangan harian dapat ditunjukan dengan diagram

    seperti pada gambar 4.1 berikut ini:

  • 69

    Gambar 4.1

    Diagram Hasil Ulangan Harian IPA

    Siswa Kelas 5 Semester 2 SD Negeri Binangun 01 Sebelum Tindakan

    Selain diperoleh hasil frekuensi hasil ulangan harian siswa didapatkan

    juga data ketuntasan belajar hasil belajar siswa. Berikut ini merupakan data

    ketuntasan hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan yang sudah

    disederhanakan kedalam sebuah tabel distribusi ketuntasan belajar.

    Tabel 4.2

    Distribusi Ketuntasan Belajar

    Siswa Kelas 5 Semester 2 SD Negeri Binangun 01 Sebelum Tindakan

    No Ketuntasan Jumlah Presentase

    (%)

    1 Tuntas ( ≥ KKM 70) 6 33,3

    2 Belum Tuntas ( ≤ KKM 70) 12 66,7

    Rata – rata 57,8

    Skor Maksimal 90

    Skor Minimum 40

    Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat adanya perbandingan siswa yang

    telah mencapai ketuntasan belajar (KKM ≥ 70) adalah sebanyak 6 siswa

    (33,3%) sedangkan siswa yang belum mencapai batas ketuntasan belajar

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    18

    84 - 90 73 - 83 62 - 72 51 - 61 40 - 50 Jumlah

    Hasil Ulangan Harian

    Frekuensi

    2 1 3 3

    9

  • 70

    sebanyak 12 siswa (66,7%). Dengan nilai tertinggi adalah 90 sedangakn nilai

    terendah adalah 40.

    Untuk lebih jelasnya data nilai ketuntasan hasil belajar siswa sebelum

    dilakukan tindakan pada Tabel 4.2 dapat ditunjukan dengan diagram seperti

    pada gambar 4.2 sebagai berikut:

    Gambar 4.2

    Diagram Ketuntasan Belajar

    Siswa Kelas 5 Semester 2 SD Negeri Binangun 01 Sebelum Tindakan

    Setelah ditelusuri lebih lanjut ternyata masih terdapat 12 siswa yang

    belum tuntas KKM. Sehingga siswa masih memilki kekurangan dalam

    pemahaman materi yang diberikan oleh guru. Hal ini disebabkan karena guru

    masih menggunakan pembelajaran dengan menggunakan metode satu arah

    sehingga siswa menjadi kurang tertarik saat mengikuti pelajaran berlangsung.

    Selain itu, pembelajaran masih menekankan pada materi mata pelajaran saja,

    sehingga menyebabkan siswa menjadi kurang antusias terhadap proses

    pembelajaran. Beberapa hal yang yang mempengaruhi proses pembelajaran

    adalah pendekatan, metode maupun model. Jika pembelajaran tidak

    menggunakan pendekatan, metode dan model pembelajaran yang menarik

    Tuntas

    Belum Tuntas

    33,3%

    66,7%

    Sebelum

    Tindakan

  • 71

    bagi siswa maka siswa cenderung kurang antusias pada saat mengikuti

    pelajaran sehingga berdampak pada hasil pembelajaran.

    Berdasarkan data hasil belajar siswa setelah dipaparkan terlihat hasil

    belajar siswa kelas 5 SD Negeri Binangun 01 masih belum memenuhi kriteria

    ketuntasan minimal. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan Penelitian

    Tindakan Kelas (PTK) seseuai dengan rancangan penelitian yang akan

    diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

    yang akan dilakukan, peneliti menggunakan model pembelajaran Problem

    Based Learning (PBL) berbantuan media Mind Mapping yang digunakan

    untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Binangun 01

    dengan menggunakan dua siklus pembelajaran.

    4.1.2 Deskripsi Siklus 1

    Pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1 menggunakan Standar

    Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya

    dengan penggunaan sumber daya alam dan Kompetensi Dasar 7.6

    Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya

    bagi makhluk hidup dan lingkungan. Penelitian siklus 1 ini dilakukan dalam

    3 kali pertemuan. Pertemuan pertama pada hari Selasa tanggal 23 Mei 2017,

    pertemuan kedua pada hari Rabu tanggal 24 Mei 2017 dan pertemuan ketiga

    pada hari Jumat tanggal 26 Mei 2017. Tahap-tahap yang akan dilaksanakan

    pada siklus 1 adalah sebagai berikut.

    4.1.2.1 Perencanaan

    Perencanaan dimulai dengan meminta izin kepada kepala sekolah

    untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setelah mendapatkan

    izin dari kepala sekolah, dilanjutkan dengan meminta izin kepada guru kelas 5

    dimana subjek penelitian merupakan siswa kelas 5 untuk dilaksanakannya

    penelitian pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan Penelitian Tindakan

    Kelas.

  • 72

    Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah dan guru kelas 5 untuk

    melakukan penelitian pada mata pelajaran IPA, peneliti kemudian melakukan

    wawancara dengan guru kelas 5 untuk mendapatkan informasi mengenai

    subjek penelitian yang akan digunakan peneliti untuk melakukan Penelitian

    Tindakan Kelas (PTK). Setelah itu, peneliti bersama guru berdiskusi tentang

    materi yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setelah

    mendapatkan materi pembelajaran peneliti melajutkkan tahap selanjutnya

    dengan melakukan observasi terhadap proses pembelajaran berlangsung.

    Selain melakukan observasi peneliti juga megumpulkan informasi mengenai

    kendala-kendala yang dialami pada saat proses pembelajaran dan minta hasil

    ulangan harian pada materi sebelumnya.

    Berdasarkan permasalahan yang dijumpai pada saat observasi dan

    wawancara peneliti menyiapkan model pembelajaran untuk memperbaiki hasil

    belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri Binangun 01 kecamatan Bandar

    kabupaten Batang. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai

    berikut:

    1. Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah dengan pihak yang

    bersangkutan untuk mencari pemecahan masalah yang terjadi pada proses

    pembelajaran sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan.

    2. Penyusuanan rencana pelaksanaan pembelajaran beserta media, alat dan

    bahan yang dibutuhkan untuk pembelajaran pada siklus I dengan

    menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan

    media Mind Mapping pada mata pelajaran IPA kelas 5 .

    3. Penyusunan instrumen observasi yang digunakan sebagai penduan

    peneliti dalam mengamati pencapaian pengajar dan siswa dalam kegiatan

    pembelajaran dengan menggunaakan model pembelajaran Problem Based

    Learning berbantuan media Mind Mapping pada mata pelajaran IPA.

    4. Penyusunan alat penilaian untuk mengetahui pencapaian hasil belajar

    siswa yang berupa tes dan lembar kerja siswa.

  • 73

    Sebelum dilakuakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peniliti

    melakukan konsultasi mengenai rencana pelasanakana pembelajaran dengan

    model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Mind

    Mapping untuk digunakan dalam peneliti dalam Penelitian Tindakan Kelas.

    Selanjutnya peneliti melakukan uji coba intrumen untuk digunakan dalam

    pretest dan posttest untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum

    dilakukan penelitian dan hasil belajar sesudah dilakukan penelitian. Uji

    Instrumen soal dilakukan di kelas 6 SD Negeri Binangun 01 kecamatan

    Bandar kabupaten Batang. Uji instrumen ini dilakukan untuk mengetahui soal

    yang digunakan valid dan layak dipakai untuk soal posttest atau tidak,

    sedangkan reliabel digunakan untuk mengukur keajegan soal jika digunakan

    secara berulang-ulang.

    4.1.2.2 Pelaksanaan dan Observasi

    Tahap pelaksanaan dan observasi pada siklus 1 dilakukan setiap

    pertemuan, dimana setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Pertemuan pertama

    dilakukan pada hari Selasa tanggal 23 Mei 2017 dengan alokasi waktu 70

    menit dengan materi pembelajaran IPA tentang Peristiwa alam dan penyebab

    terjadinya peristiwa alam. Dalam melakukan penelitian peneliti berperan

    sebagai guru mata pelajaran IPA sedangkan guru kelas 5 berperan sebagai

    obsever. Tahap observasi dilakukan pada pada saat proses pembelajaran

    berlangsung untuk mengetahui sintak pada pembelajaran yang digunakan

    dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media

    Mind Mapping. Observasi dilakukan dengan menggunakan panduan lembar

    observasi yang digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa pada saat

    proses pembelajaran.

    Kegiatan pendahuluan mempunyai alokasi waktu kurang lebih 10

    menit diawali dengan guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa

    siap melaksanakan pembelajaran dengan berdoa, guru mengabsen kehadiran

    siswa dari jumlah 18 siswa semuanya hadir, guru mengecek kesiapan siswa

  • 74

    dalam melakukan pembelajaran seperti alat tulis dan kesiapan siswa dalam

    mengikuti pembelajaran, guru melakukan apersepsi dan motivasi dengan

    bertanya kepada siswa 1. Guru bertanya kepada siswa apakah kalian pernah

    melihat terjadinya tanah longsor?, 2. Mengapa peristiwa tersebut bisa

    terjadi?,Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran berkaitan

    dengan pemecahan masalah dengan kompetensi 7.6 Mengidentifikasi

    peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup

    dan lingkungan.

    Kegiatan inti dilakukan dilakukan dalam alokasi waktu kurang lebih

    50. Pada tahap pertama adalah eksplorasi dimana guru membagi siswa

    kedalam 4 kelompok dimana guru membagi siswa kedalam 4 kelompok

    dengan cara berhitung, setelah selesai berhitung maka masing-masing siswa

    berkumpul dengan kelompoknya sesuai dengan angka yang telah disebutkan,

    Selanjutnya, guru membagikan lembar Mind Mapping kepada masing-masing

    siswa sebagai alat untuk siswa mencatat informasi baru yang didapatkan

    dalam pembelajaran. Kegiatan selanjutnya guru mengajak siswa untuk

    mengamati video tentang peristiwa alam yang di putar selama 8 menit. Siswa

    dalam mengamati video pembelajaran sangat berantusias dalam mengamati

    video tersebut. Tetapi dalam kegiatan mengamati video ini masih ada

    beberapa siswa yang belum fokus dalam mengamati video tersebut. Setelah

    mengamati video siswa menggunakan mind mapping untuk mencatat

    informasi baru yang siswa dapatkan dari pembelajaran. Kemudian guru

    memberikan masalah kepada siswa tentang peristiwa alam dan penyebab

    terjadinya peristiwa alam. Setelah mendapatkan masalah siswa bersama

    kelompok berdiskusi untuk mencari informasi tentang peristiwa alam dan

    penyebab terjadinya peristiwa alam yang ada di Indonesia sebanyak-

    banyaknya. Dalam tahap diskusi untuk mencari informasi tentang peristiwa

    alam dan penyebabnya berjalan dengan lancar, seluruh siswa melakukan

    diskusi dengan baik. Tahap yang kedua adalah tahap elaborasi. Pada tahap ini

  • 75

    guru membantu siswa untuk menjelaskan dan mengorganisasikan

    pembelajaran agar relevan dengan pemecahan masalah penyebab terjadinya

    peristiwa alam di Indonesia. Selanjutnya siswa bersama bersama kelompok

    melakukan eksperimen untuk mendapat informasi pemecahan masalah pada

    tahap ini masing-masing kelompok mendiskusikan jenis-jenis peristiwa alam

    dan penyebab terjadinya peristiwa alam berdasarkan apa yang diketahui oleh

    masing-masing siswa. Guru menerangkan secara singkat tentang peristiwa

    alam berdasarkan diskusi yang kelompok lakukan. Dalam menjelaskan materi

    ada beberapa siswa yang masih pasif dalam pembelajaran sehingga guru akan

    memperbaikinya pada siklus 2. Guru menerangkan tentang kegiatan belajar

    pada pertemuan selanjutnya yaitu menyususun laporan hasil pemecahan

    masalah. Guru berdiskusi untuk meluruskan kesalah pahaman, memberikan

    penguatan kepada siswa. Pada tahap ketiga adalah konfirmasi, siswa

    menyimpulkan hasil pembelajaran dengan cara memberikan lembar kerja

    kepada masing-masing siswa. Pada kegaiatan penutup guru melakukan

    refleksi bersama siswa tentang berlangsungnya pembelajaran dan ditutup

    dengan berdoa

    Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 24 Mei 2017

    dengan alokasi waktu selama 70 menit dengan materi yang sama pada

    pertemuan yang lalu. Kegiatan pendahuluan dilakukan dalam alokasi waktu

    10 menit diawali dengan guru mengawali pembelajaran dengan memberikan

    salam disusul dengan mengkondisikan siswa siap melaksanakan pembelajaran

    dengan berdoa, guru mengabsen kehadiran siswa, pada pertemuan kedua

    seluruh siswa hadir dalam pelajaran. Selanjutnya guru mengecek kesiapan

    siswa dalam melakukan pembelajaran sehingga seluruh siswa siap dalam

    mengikuti pembelajaran. Kemudian guru melakukan apersepsi dan motivasi

    dengan mengulang materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya,

    guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

  • 76

    Pada pertemuan kedua ini diawali dengan kegiatan inti yang dilakukan

    dalam alokasi waktu 50 menit. Pada tahap eksplorasi yang pertama siswa

    duduk bersama kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.

    Selanjutnya, guru membimbing siswa satu persatu untuk membaca lembar

    Mind Mapping yang sudah dibagikan pada pertemuan sebelumnya. Guru dan

    siswa bertanya jawab tentang materi yang sudah dipelajari dipertemuan

    sebelumnya. Pada kegiatan tanya jawab ini masih ada siswa yang pasif dalam

    pembelajaran sehingga guru merangsang siswa berupa pertanyaan-pertanyaan

    yang dapat membuat siswa aktif. Kemudian pada tahap yang kedua yaitu

    elaborasi guru membagikan lembar kerja siswa kepada masing-masing

    kelompok. Selanjutnya, uru membimbing siswa dalam perencanaan penulisan

    laporan hasil kerja kelompok tentang penyebab peristiwa alam. Kegiatan

    berikutnya siswa bersama kelompok menyusun laporan kerja kelompok

    tentang peristiwa alam. Guru membimbing siswa dalam perencanaan

    penyajian laporan hasil kerja kelompok tentang penyebab peristiwa alam.

    Tahap ketiga merupakan konfirmasi dimana guru berdiskusi dengan siswa

    tentang laporan yang di kerjakan oleh masing-masing kelompok. Selanjutnya,

    Guru dan siswa bertanya jawab tentang pembuatan laporan yang belum

    dipahami oleh siswa.

    Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 31 Mei 2017

    dengan alokasi waktu selama 70 menit dengan materi yang sama pada

    pertemuan yang lalu. Kegiatan pendahuluan dilakukan dalam alokasi waktu

    10 menit diawali dengan guru memberikan salam serta mengkondisikan siswa

    siap melaksanakan pembelajaran dengan berdoa, guru mengabsen kehadiran

    siswa dan mengecek kesiapan siswa dalam melakukan pembelajaran hingga

    siswa benar-benar siap dalam mengikuti pelajaran, guru menyampaikan tujuan

    pembelajaran yang akan dilakukan dalam pembelajaran pertemuan ketiga ini.

    Kegiatan inti dilakukan dalam alokasi waktu 50 menit, Tahap pertama

    merupakan tahap eksplorasi yang pertama siswa duduk sesuai dengan

  • 77

    kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya,

    guru mengecek kesiapan masing-masing kelompok tentang penyusunan

    laporan yang sudah dikerjakan dan seluruh siswa sudah siap untuk melakukan

    presentasi tentang pemecahan masalah yang sudah didiskusikam . Kemudian

    pada tahap yang kedua yaitu elaborasi masing-masing kelompok

    mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas, kelompok lain diwajibkan

    untuk menanggapi paparan yang dipresentasikan oleh kelompok yang sedang

    presentasi. Pada kegiatan presentasi seluruh kelompok berpartisipasi aktif

    dalam penyampaian hasil diskusi kelompok lain, sehingga kelas menjadi

    hidup Pada tahap konfirmasi Guru dan siswa melakukan refleksi tentang hasil

    kerja yang telah dilakukan. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi apa

    yang belum dipahami oleh siswa, dan masih ada siswa yang belum

    sepenuhnya menguasai materi tersebut sehigga guru meluruskan kesalah

    pahaman dan memberikan penguatan kepada siswa. Guru membimbing siswa

    untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dengan cara masing- masing siswa

    mengerjakan lembar kerja yang sudah diberikan oleh guru, siswa

    menyimpulkan secara tertulis tentang materi yang sudah dipelajari selama

    siklus 1 dalam lembar kerja tersebut. Siswa mengerjakan soal tes sebanyak 20

    butir soal untuk menguji kemampuan siswa setelah mengikuti proses

    pembelajaran. Pada kegiatan penutup guru melakukan refleksi selama proses

    pembelajaran. Guru dan siswa menutup pelajaran dengan berdoa.

    4.1.2.3 Hasil Belajar Peserta Didik

    Pada siklus 1 sebelum mendapatkan hasil belajar siswa pada mata

    pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

    Learning berbantuan media Mind Mapping, peneliti menguji kemampuan

    awal siswa dengan memberikan soal pretest sebelum melakukan kegiatan

    pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

    Learning berbantuan media Mind Mapping. Setelah melakukan pengujian

  • 78

    dengan pretest, kemudian peneliti menguji kemampuan siswa dengan

    memberikan posttest setelah menggunakan model pembelajaran Problem

    Based Learning (PBL)yang dilakukan setelah kegiatan pembelajaran pada

    akhir pertemuan pelaksanaan siklus 1. Hail dari posttest tersebut merupakan

    ukuran dari keberhasilan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD

    Negeri Binangun 01 kecamatan Bandar kabupaten Batang dalam rangka

    meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas 5

    semester 2 tahun pelajaran 2016/2017. Kemudian hasil evaluasi yang

    diperoleh selanjutnya dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui tingkat

    keberhasilan dari pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 1 materi

    memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya dengan kriteria ketuntasan

    minimal (KKM) ≥70.

    Hasil belajar yang telah dianalis masih ada beberapa siswa kelas 5

    yang belum mencapai KKM yang sudah ditentukan sehingga hasilnya kurang

    memuaskan.

    Kemampuan awal setelah mengerjakan soal pretest siswa kelas 5 pada

    mata pelajara IPA dapat dilihat pada tabel berikut ini:

    Tabel 4.3

    Distribusi Frekuensi Hasil Pretest

    Siswa Kelas 5 Semester 2 SD Negeri Binangun 01

    Siklus 1

    No Interval Frekuensi Persentase (%)

    1 66 - 70 3 16,7

    2 57 - 65 2 11,1

    3 48 - 56 9 50

    4 39 - 47 3 16,7

    5 30 - 38 1 5.5

    Jumlah 18 100

  • 79

    Berdasarkan tabel 4.3 dapat diurakan bahwa hasil pretest siswa kelas 5

    pada mata pelajaran IPA diperoleh 1 siswa berada pada interval 30 - 38

    (5,5%), 3 siswa berada pada interval 39 - 47 (16,7%), 9 siswa berada pada

    interval 48 - 56 (50%), 2 siswa berada pada interval 57 - 65 (11,1%), 3 siswa

    berada pada interval 66 - 70 (16,7%). Dengan nilai tertinggi adalah 70

    sedangakan nilai terendah adalah 30. Untuk lebih jelasnya data distribusi

    frekuensi hasil pretest dapat ditunjukkan dengan diagram seperti pada gambar

    4.3

    Gambar 4.3

    Diagram Frekuensi Hasil Pretest Siswa Kelas 5

    Semester 2 SD Negeri Binangun 01

    Siklus 1

    Sedangkan hasil belajar dari soal posttest yang telah dikerjakan oleh

    siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel yang disajikan

    berikut ini:

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    66 - 70 57 - 65 48 - 56 39 - 47 30 - 38

    1 2 3 4 5

    Hasil Pretest Siklus 1

    Frekuensi3

    3 2

    9

    1

  • 80

    Tabel 4.4

    Distribusi Frekuensi Hasil Posttest

    Siswa Kelas 5 Semester 2 SD Negeri Binangun 01

    Siklus 1

    N

    o

    Interval Frekuensi Presentase (%)

    1 88 - 95 3 16,7

    2 76 - 87 5 27,8

    3 64 - 75 6 33,3

    4 52 - 63 1 5,5

    5 40 - 51 3 16,7

    Jumlah 18 100

    Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diuraikan bahwa hasil posttest siswa

    kelas 5 pada mata pelajaran IPA diperoleh 3 siswa berada pada interval 40 -

    51 (16,6%), 1 siswa berada pada interval 51 - 63 (5,5%), 6 siswa berada pada

    interval 64 - 75 (33,3%), 5 siswa berada pada interval 76 - 87 (27,8%), 3

    siswa berada pada interval 88 - 95 (16,7%). Dengan nilai tertinggi adalah 95

    sedangkan nilai terendah adalah 40. Untuk lebih jelasnya data distribusi

    frekuensi hasil posttest dapat ditunjukkan dengan diagram seperti pada

    gambar 4.3

  • 81

    ]

    Gambar 4.4

    Diargam Frekuensi Hasil Posttest Siswa Kelas 5

    Semester 3 SD Negeri Binangun 01

    Siklus 1

    Selain diperoleh hasil frekuensi hasil posttest siswa didapatkan juga

    data ketuntasan belajar hasil belajar siswa. Berikut ini merupakan data

    ketuntasan hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan yang sudah

    disederhanakan kedalam sebuah tabel distribusi ketuntasan belajar.

    Tabel 4.5

    Distribusi Ketuntasan Belajar pada Posttest

    Siswa Kelas 5 Semester 2 SD Negeri Binangun 01

    Siklus 1

    No Ketuntasan Jumlah Presentase(%)

    1 Tuntas ( ≥ KKM 70) 14 77,8

    2 Belum Tuntas ( ≤ KKM

    70)

    4 22,2

    Rata – rata 72,7

    Skor Maksimal 95

    Skor Minimum 40

    Berdasarkan tabel 4.5 terdapat perbandingan siswa yang telah mencapai

    ketuntasan belajar (KKM ≥ 70) adalah sebanyak 14 siswa (77,8%) sedangkan

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    88 - 95 76 - 87 64 - 75 52 - 63 40 - 51

    Hasil Posttest Siklus 1

    Frekuensi

    Jum

    lah

    Sis

    wa

    Interval

    3

    5

    6

    1

    3

  • 82

    siswa yang belum mencapai batas ketuntasan belajar sebanyak 4 siswa (22,2%).

    Dengan nilai tertinggi adalah 95 sedangkan nilai terendah adalah 40.

    Untuk lebih jelasnya data nilai ketuntasan belajar pada posttest siswa

    siklus 1 pada tabel 4.5 dapat ditunjukan dengan diagram seperti pada gambar

    4.5 berikut ini:

    Gambar 4.5

    Diagram Ketuntasan Belajar siswa Kelas 5 Semester 2

    SD Negeri Binangun 01

    Siklus 1

    4.1.2.4 Tahap Observasi Siklus 1

    Pada tahap observasi ini dilaksanakan pengamatan terhadap

    pelaksanaan tindakan yaitu model pembelajaran Problem Based Learning

    berbantuan media Mind Mapping dalam pembelajaran IPA. Pengamatan

    dilakukan selama proses pembelajaran hingga akhir pembelajaran dengan

    menggunakan lembar observasi. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh

    data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

    model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Mind

    14;77,8%

    4; 22,2%

    Posttest Siklus 1

    Tuntas ( ≥ KKM 70) Belum Tuntas ( ≤ KKM 70)

  • 83

    Mapping pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan sintak yang

    telah disusun. Pengamatan tidak hanya di tujukkan pada aktivitas siswa atau

    proses yang terjadi dalam proses pembelajaran, namun juga pada tindakan

    guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

    Problem Based Learning berbantuan media Mind Mapping.

    Lembar observasi pada aktivitas guru siklus 1 pertemuan 1 terdapat 7

    indikator penilaian. Berdasarkan hasil observasi 7 penilaian kegiatan mengajar

    sudah dilaksanakan oleh guru sesuai dengan lembar observasi dan seluruhnya

    sudah dilakukan dengan sangat baik. Pada pertemuan pertama ini guru

    membimbing siswa pada setiap pembelajaran dengan baik, guru selalu

    membantu dan mengarahkan siswa ketika siswa mengalami kesulitan dalam

    kegiatan pembelajaran.

    Lembar observasi siswa dalam pelajaran IPA saat proses pembelajaran

    menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media

    Mind Mapping dapat dilihat sebagai berikut: Lembar observasi siswa dalam

    mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem

    Based Learning berbantuan media Mind Mapping pada Tabel 4.7 terdapat 8

    indikator penilaian. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran seluruh

    pembalajaran terlaksana dengan baik. Tetapi, pada pertemuan pertama ini

    respon siswa masih kurang. Siswa masih cenderung pasif dalam pembelajaran,

    masih banyak siswa yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi. Siswa belum

    berani berpartisipasi dalam mengemukakan pendapatnya dalam kelompok.

    Selain itu, siswa belum fokus dalam mengikuti pelajaran sehingga guru

    mengambil tindakan untuk memberikan tugas menyimpulkan hasil

    pembelajaran pada akhir pembelajaran.

    Berdasarkan hasil observasi guru dan siswa masih terdapat siswa yang

    kurang aktif dalam kegiatan diskusi. Dalam pelaksanaan diskusi siswa belum

    berani untuk mengemukakan pendapat dengan teman sekelompoknya. Selain

    itu, masih banyak siswa yang belum bisa fokus dalam mengikuti pembelajaran.

  • 84

    Pada pertemuan pertama ini guru juga masih kurang dalam merangsang siswa

    untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Selanjutnya, lembar observasi pada

    pertemuan kedua terdapat 5 indikator penilaian. Berdasarkan hasil observasi 5

    penilaian kegiatan mengajar sudah dilaksanakan oleh guru sesuai dengan

    lembar observasi dan seluruhnya sudah dilakukan dengan baik. Pada pertemuan

    kedua ini guru membimbing siswa pada setiap pembelajaran dengan baik, tetapi

    dalam mengarahkan siswa dalam menyusun laporan kelompok guru

    menjelaskan cara penyususnan kurang jelas sehingga banyak siswa yang belum

    paham tentang cara penyusunan laporan tersebut sehingga guru menulang

    kembali tentang penjelasan penyusuna laporan sampai siswa benar-benar

    paham dalam menyusun laporan.

    Lembar observasi siswa dalam pelajaran IPA saat proses pembelajaran

    menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media

    Mind Mapping pertemuan kedua dapat dilihat sebagai berikut: Lembar

    observasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model

    pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Mind Mapping pada

    Tabel 4.7 terdapat 5 indikator penilaian. Berdasarkan hasil observasi

    pembelajaran seluruh pembalajaran terlaksana dengan baik. Tetapi, pada

    pertemuan kedua masih banyak siswa yang belum paham dalam penyususnan

    laporan diskusi kelompok, sehingga guru menjelaskan kembali tentang cara

    penyusunan kelompok sampai siswa benar-benar paham. Pada pertemuan kedua

    ini kegiatan siswa secara keseluruhan merupakan kegiatan berkelompok, dalam

    melakukan diskusi kelompok terdapat beberapa siswa ketika melakukan diskusi

    mencari kesibukan sendiri diluar kegiatan pembelajaran.

    Berdasarkan hasil observasi guru dan siswa pada pertemuan kedua ini

    masih kurangnya penjelasan guru tentang penyusunan laporan diskusi

    kelompok sehingga siswa kurang paham dam menyusun laporan. Pertemuan

    ketiga disajikan sebagai berikut.

  • 85

    Lembar observasi aktivitas guru pada pertemuan ketiga terdapat 6

    indikator penilaian. Berdasarkan hasil observasi 6 penilaian kegiatan mengajar

    sudah dilaksanakan oleh guru sesuai dengan lembar observasi dan seluruhnya

    sudah dilakukan dengan sangat baik. Pada pertemuan ketiga ini guru

    membimbing siswa pada setiap pembelajaran dengan baik, guru selalu

    membantu dan mengarahkan siswa ketika siswa mengalami kesulitan dalam

    kegiatan pembelajaran.

    Lembar observasi siswa dalam pelajaran IPA saat proses pembelajaran

    menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media

    Mind Mapping dapat dilihat sebagai berikut: Lembar observasi siswa dalam

    mengikuti pembelajaran pada pertemuan ketiga dengan menggunakan model

    pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Mind Mapping pada

    Tabel 4.11 terdapat 6 indikator penilaian. Berdasarkan hasil observasi

    pembelajaran seluruh pembalajaran terlaksana dengan baik. Seluruh siswa

    melakukan presentasi hasil diskusi dengan baik tetapi siswa yang tidak

    presentasi masih pasif dalam menaggapi hasil yang disampaikan oleh kelompok

    yang sedang presentasi, siswa masih ragu-ragu dalam bertanya. Dalam kegiatan

    refeksi pembelajaran masih terdapat siswa yang beberapa materi belum

    dikuasai. Sehingga guru pada pembelajaran selajutnya selalu melakukan

    refleksi dalam setiap langkah pembelajaran.

    4.1.2.5 Refleksi

    Tahap refleksi ini digunakan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan

    yang terdapat yang terapat pda siklus 1, agar nantinya tidak terulang kembali

    pada siklus 2. Beberapa permasalahan yaag ada pada siklus 1 adalah :

    1. Siswa masih cenderung mencari kesibukan sendiri dan mengobrol hal-

    hal diluar materi

    2. Beberapa siswa masih kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran

    3. Siswa masih pasif dalam kegiatan pembelajaraan

    4. Ada beberapa siswa yang lambat dalam menerima materi

  • 86

    Berdasarkan beberapa permasalahan yang ada pada siklusi 1 dapat

    dilihat bahwa siswa kelas 5 SD Negeri Binangun 1 kecamatan Bandar

    Kabupaten Batang terdapat beberapa permasalahan dalam kegiatan belajar

    yang sedang berlangsung. Sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa siklus

    1 yang masih belum memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan

    evaluasi hasil belajar secara keseluruhan dimana terdapat 4 siswa dari 18

    siswa masih berada di bawah KKM , sedangkan 14 siswa lainnya telah

    mencapai KKM telah dinyatakan tuntas. Untuk mengatasi masalah siswa yang

    cenderung masih mencari kesibukan sendiri dan mengobrol hal-hal diluar

    materi dan beberapa siswa masih kurang konsentrasi dalam mengikuti

    pelajaran dengan cara guru membimbing siswa untuk selalu fokus dalam

    pembelajaran karena dalam setiap akhir pembelajaran guru memberikan tugas

    kepada masing-masing siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Selanjutnya,

    untuk mengatasi siswa yang masih pasif dalam kegiatan pembelajaran guru

    selalu memberikan rangasangan berupa pertanyaan kepada siswa sehingga

    siswa dapat merespon rangsangan yang diberikan oleh guru sehingga siswa

    menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Selanjutnya untuk mengatasi siswa

    yang lambat dalam menerima materi guru memberikan perlakuan khusus

    kepada siswa tersebut seperti menanyakan materi yang belum di pahami.

    Namun disisi lain, pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran

    Problem Based Learning berbantuan media Mind Mapping membuat suasana

    kelas menjadi lebih hidup karena pembelajaran berpusat kepada siswa.

    Berdasarkan refleksi ini perlu adanya tindakan lebih lanjut terhadap

    permasalahan yang dialami pada siklus 1 sehingga tidak terulangi pada siklus

    2 agar hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas 5 dapat meningkat

    lebih baik. Dengan demikian diperlukan siklus 2 untuk meningkatkan hasil

    belajar siswa. Pada kegiatan siklus 2 diharapkan dapat mengatasi kekurangan

    dan masalah yang dihadapi pada siklus 1. Sehingga pada siklus 2 ini

    diharapkan dapat tercapai keberhasilan dan peningkatan hasil belajar.

  • 87

    4.1.3 Deskripsi Siklus 2

    Pelaksanaan Siklus 2 sama dengan pelaksanaan siklus 1 dilakukan

    selama tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin

    tanggal 29 Mei 2017, pertemuan kedua pada hari Selasa tanggal 30 Mei 2017

    dan pertemuan ketiga pada hari Rabu 31 April 2017. Praktek mengajar pada

    siklus 2 ini dilaksanakan dengan Standar Kompetensi 7. Memahami

    perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber

    daya alam dan Kompetensi Dasar 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang

    terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan.

    Tahap-tahap yang dilaksanakan pada siklus 2 sebagai berikut.

    4.1.3.1. Perencanaan

    Perencanaan pada siklus 2 ini dimulai dengan memperhatikan

    kekurangan atau permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus

    1, sehingga pada siklus 2 ini kekurangan-kekurangan tersebut dapat menjadi

    dasar untuk pelaksanaan siklus 2 agar menjadi lebik baik.

    Berdasarkan permasalahan yang dijumpai tersebut maka peneliti

    maka menyiapkan teknik untuk memperbaiki hasil belajar IPA pada siswa

    kelas 5 SD Negeri Binangun 01 kecamatan Bandar kabupaten Batang.

    Persiapan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

    1. Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah pada siklus 1

    berdasarkan hasil rencana mencari pemecahan masalah yang terjadi

    pada proses pembelajaran siklus 1 sehingga pada siklus 2

    mendapatkan hasil yang memuaskan.

    2. Penyusuanan rencana pelaksanaan pembelajaran beserta media, alat

    dan bahan yang dibutuhkan untuk perbaikan pembelajaran pada

    siklus 2 dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

    Learning berbantuan media Mind Mapping pada mata pelajaran IPA.

  • 88

    3. Penyususnan instrumen observasi yang digunakan sebagai panduan

    peneliti dalam mengamati pencapaian pengajar dan siswa dalam

    kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

    Problem Based Learning berbantuan media Mind Mapping pada

    mata pelajaran IPA.

    4. Penyusunan alat penilaian untuk mengetahui pencapaian hasil belajar

    siswa yang berupa tes dan lembar kerja siswa.

    5. Peneliti melakukan pertemuan dengan guru mata pelajaran IPA untuk

    mendiskusikan tentang kegiatan yang akan dilakukan antara peneliti

    dan guru saat melakukan penelitian tindakan kelas. Tetapi sebelum

    penelitian tindakan dilakukan peneliti mendiskusikan permasalahan

    permasalahan pada siklus 1 untuk diperbaiki dan diberi masukan

    pada siklus 2 sehingga tidak terulang kembali. Kemudian peneliti

    menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan

    dilaksanakan pada siklus 2 ini ada lebih baik dari siklus 1.

    4.1.3.2 Pelaksanaan dan Observasi

    Tahap pelaksanaan dan observasi pada siklus 2 dilakukan setiap

    pertemuan, setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Pertemuan pertama

    dilakukan pada hari Senin tanggal 29 Mei 2017 dengan alokasi waktu 70

    menit dengan materi pembelajaran IPA tentang dampak dan cara

    menanggulangi peristiwa alam. Dalam melakukan penelitian peneliti berperan

    sebagai guru mata pelajaran IPA sedangkan guru kelas 5 berperan sebagai

    obsever. Tahap observasi dilakukan pada pada saat proses pembelajaran

    berlangsung untuk mengetahui sintak pada pembelajaran yang digunakan

    dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media

    Mind Mapping. Observasi dilakukan dengan menggunakan panduan lembar

    observasi yang digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa pada saat

    proses pembelajaran.

  • 89

    Kegiatan pendahuluan mempunyai alokasi waktu kurang lebih 10

    menit diawali dengan guru memberikan salam dan mengkondisikan siswa siap

    melaksanakan pembelajaran dengan berdoa. Guru mengabsen kehadiran siswa

    dan seluruh siswa hadir dalam pelajaran, guru mengecek kesiapan siswa

    dalam melakukan pembelajaran dan semua siswa siap untuk menerima

    pelajaran, guru melakukan apersepsi dan motivasi dengan mengajak siswa

    untuk mengamati video tentang dampak dan cara penanggulangan peristiwa,

    guru menyampaikan tujuan pembelajaran berkaitan dengan pemecahan

    masalah dengan kompetensi 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi

    di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan.

    Kegiatan inti dilakukan dilakukan dalam alokasi waktu kurang lebih

    50 menit. Pada tahap pertama adalah eksplorasi, guru membagi siswa

    kedalam 4 kelompok dengan cara berhitung, setelah selesai berhitung maka

    masing-masing siswa berkumpul dengan kelompoknya sesuai dengan angka

    yang disebutkan. Selanjutnya, guru membagikan lembar Mind Mapping

    kepada masing-masing siswa dimana Mind Mapping berfungsi untuk

    mencatat informasi baru yang siswa dapatkan dari pembelajaran. Kemudian

    memberikan masalah kepada siswa tentang dampak dan cara penanggulangan

    terjadinya peristiwa alam. Setelah mendapatkan masalah siswa bersama

    kelompok berdiskusi untuk mencari informasi tentang peristiwa alam dan

    penyebab terjadinya peristiwa alam yang ada di Indonesia sebanyak-

    banyaknya. Dalam tahap diskusi untuk mencari informasi tentang dampak

    dan cara penanggulangan bencana alam berjalan dengan lancar, seluruh siswa

    melakukan diskusi dengan baik. Tahap yang kedua adalah tahap elaborasi.

    Pada tahap ini guru membantu siswa untuk menjelaskan dan

    mengorganisasikan pembelajaran agar relevan dengan pemecahan masalah

    dampak dan cara penanggulangan bencana alam. Selanjutnya siswa bersama

    bersama kelompok melakukan eksperimen untuk mendapat informasi

    pemecahan masalah pada tahap ini masing-masing kelompok mendiskusikan

  • 90

    jenis-jenis peristiwa alam dan penyebab terjadinya peristiwa alam

    berdasarkan apa yang diketahui oleh masing-masing siswa. Guru

    menerangkan secara singkat tentang peristiwa alam berdasarkan diskusi yang

    kelompok lakukan. Guru menerangkan tentang kegiatan belajar pada

    pertemuan selanjutnya yaitu menyususun laporan hasil pemecahan masalah.

    Guru berdiskusi untuk meluruskan kesalah pahaman, memberikan penguatan

    kepada siswa. Pada tahap ketiga adalah konfirmasi, siswa menyimpulkan

    hasil pembelajaran dengan cara memberikan lembar kerja kepada masing-

    masing siswa. Seluruh siswa menulis hasil kesimpulan tentang materi yang

    sudah dipelajari. Pada kegaiatan penutup guru melakukan refleksi bersama

    siswa tentang berlangsungnya pembelajaran dan ditutup dengan berdoa

    Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 30 Mei 2017

    dengan alokasi waktu selama 70 menit dengan materi yang sama pada

    pertemuan yang lalu. Kegiatan pendahuluan dilakukan dalam alokasi waktu

    10 menit diawali dengan guru mengawali pembelajaran dengan memberikan

    salam disusul dengan mengkondisikan siswa siap melaksanakan pembelajaran

    dengan berdoa, guru mengabsen kehadiran siswa, pada pertemuan kedua

    seluruh siswa hadir dalam pelajaran. Selanjutnya guru mengecek kesiapan

    siswa dalam melakukan pembelajaran sehingga seluruh siswa siap dalam

    mengikuti pembelajaran. Kemudian guru melakukan apersepsi dan motivasi

    dengan mengulang materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya,

    kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

    Pada pertemuan kedua ini diawali dengan kegiatan inti yang dilakukan

    dalam alokasi waktu 50 menit. Pada tahap eksplorasi yang pertama Siswa

    duduk bersama kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.

    Selanjutnya, Guru membimbing siswa satu persatu untuk membaca lembar

    Mind Mapping yang sudah dibagikan pada pertemuan sebelumnya. Guru dan

    siswa bertanya jawab tentang materi yang sudah dipelajari dipertemuan

    sebelumnya. Pada kegiatan tanya jawab ini masih ada beberapa siswa yang

  • 91

    pasif dalam pembelajaran sehingga guru merangsang siswa berupa

    pertanyaan-pertanyaan yang dapat membuat siswa aktif. Kemudian pada

    tahap yang kedua yaitu elaborasi guru membagikan lembar kerja siswa

    kepada masing-masing kelompok. Selanjutnya, guru membimbing siswa

    dalam perencanaan penulisan laporan hasil kerja kelompok tentang penyebab

    peristiwa alam. Kegiatan berikutnya siswa bersama kelompok menyusun

    laporan kerja kelompok tentang dampak dan cara penanggulangan bencana

    alam. Guru membimbing siswa dalam perencanaan penyajian laporan hasil

    kerja kelompok tentang penyebab peristiwa alam. Tahap ketiga merupakan

    konfirmasi dimana guru berdiskusi dengan siswa tentang laporan yang di

    kerjakan oleh masing-masing kelompok. Selanjutnya, guru dan siswa

    bertanya jawab tentang pembuatan laporan yang belum dipahami oleh siswa.

    Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 31 Mei 2017

    dengan alokasi waktu selama 70 menit dengan materi yang sama pada

    pertemuan yang lalu. Kegiatan pendahuluan dilakukan dalam alokasi waktu

    10 menit diawali dengan guru memberikan salam serta mengkondisikan siswa

    siap melaksanakan pembelajaran dengan berdoa, guru mengabsen kehadiran

    siswa dan mengecek kesiapan siswa dalam melakukan pembelajaran hingga

    siswa benar-benar siap dalam mengikuti pelajaran, guru menyampaikan tujuan

    pembelajaran yang akan dilakukan dalam pembelajaran pertemuan ketiga ini.

    Kegiatan inti dilakukan dalam alokasi waktu 50 menit, tahap pertama

    merupakan tahap eksplorasi yang pertama siswa duduk sesuai dengan

    kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya,

    guru mengecek kesiapan masing-masing kelompok tentang penyusunan

    laporan yang sudah dikerjakan dan seluruh siswa sudah siap untuk melakukan

    presentasi tentang pemecahan masalah yang sudah didiskusikam . Kemudian

    pada tahap yang kedua yaitu elaborasi masing-masing kelompok

    mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas, kelompok lain diwajibkan

    untuk menanggapi paparan yang dipresentasikan oleh kelompok yang sedang

  • 92

    presentasi. Pada kegiatan presentasi seluruh kelompok berpartisipasi aktif

    dalam penyampaian hasil diskusi kelompok lain, sehingga kelas menjadi

    hidup. Pada tahap konfirmasi guru dan siswa melakukan refleksi tentang hasil

    kerja yang telah dilakukan. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi apa

    yang belum dipahami oleh siswa, dan masih ada siswa yang belum

    sepenuhnya menguasai materi tersebut sehigga guru meluruskan kesalah

    pahaman dan memberikan penguatan kepada siswa. Guru membimbing siswa

    untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dengan cara masing- masing siswa

    mengerjakan lembar kerja yang sudah diberikan oleh guru, siswa

    menyimpulkan secara tertulis tentang materi yang sudah dipelajari selama

    siklus 2 dalam lembar kerja tersebut. Siswa mengerjakan soal tes sebanyak 20

    butir soal untuk menguji kemampuan siswa setelah mengikuti proses

    pembelajaran. Pada kegiatan penutup guru melakukan refleksi selama proses

    pembelajaran. Guru dan siswa menutup pelajaran dengan berdoa.

    Pada siklus 2 pertemuan 1, 2 dan 3 hasil observasi guru dan siswa

    dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaaan sintaks yang terdiri

    dari beberapa kegiatan guru dan siswa, peneliti mengamati proses

    pembelajaran dengan sintaks dapat terlaksana dengan baik.

    4.1.3.3 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus 2

    Pada siklus 2 ini sebelum mendapatkan hasil belajar setelah menguji

    kemampuan siswa berupa posttest, peneliti sebelumnya menguji kemampuan

    awal siswa dengan melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal

    siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

    berbantuan media Mind Mapping. Setelah melakukan kegiatan kegiatan

    proses pembelajaran, guru memberikan posttest kepada siswa untuk

    mengetahui kemampuan siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran

    dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

    berbantuan media Mind Mapping pada siklus 2. Hasil posttest digunakan

    untuk mengetahui hasil pencapaian belajar siswa setelah menggunakan model

  • 93

    pembelajaran dengan model Problem Based Learning berbantuan media Mind

    Mapping kelas 5 SD Negeri Binangun 01. Hasil evaluasi yang berupa posttest

    kemudian dianalisa untuk mengetahui tingkat keberhasilan sisswa setelah

    mengikuti pembelajaran dengan mneggunakan model pembelajaran Problem

    Based Learning berbantuan media Mind Mapping telah mencapai Kriteria

    Ketuntasan Minimal (KKM) ≥70.

    Hasil belajar siswa setelah dianalisa oleh peneliti menunjukkan bahwa

    peningkatan hasil belajar mencapai hasil yang memuaskan karena 16 dari 18

    siswa kelas 5 telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah

    ditentukan.

    Kemampuan awal setelah mengerjakan siswa kelas 5 pada mata

    pelajaran IPA setelah di uji dengan pretest dapat dilihat pada tabel berikut ini:

    Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest

    Siswa Kelas 5 Semester 2 SD Negeri Binangun 01

    Siklus 2

    No Interval Frekuensi Persentase (%)

    1 76 - 80 3 16,7

    2 67 - 75 4 22,2

    3 58 - 66 8 44,4

    4 49 - 57 2 11,1

    5 40 – 48 1 5.6

    Jumlah 18 100

    Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diurakan bahwa hasil pretest siswa kelas

    5 pada mata pelajaran IPA diperoleh 1 siswa berada pada interval 40 - 48

    (5,6%), 2 siswa berada pada interval 49 - 57 (11,1%), 8 siswa berada pada

    interval 58 - 66 (44,4%), 4 siswa berada pada interval 67 - 75 (22,2%), 3

    siswa berada pada interval 76 - 80 (16,7%). Dengan nilai yang tertinggi

    adalah 80 dan nilai yang terendah adalah 40. Untuk lebih jelasnya dapat

  • 94

    dilihat melalui data distribusi frekuensi nilai pretest dapat ditunjukkan dengan

    diagram seperti pada gambar berikut ini:

    Gambar 4.6

    Diargam Frekuensi Hasil Pretest Siswa Kelas 5 Semester 1 SD Negeri Binangun 01

    Siklus 2

    Sedangkan hasil belajar dari soal posttest yang telah dikerjakan siswa

    kelas 5 pada mata pelajaran IPA dapat di lihat pada tabel yang disajikan

    berikut ini.

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    76 - 80 67 - 75 58 - 66 49 - 57 40 – 48

    Hasil Pretest Siklus 2

    Frekuensi

    Frekuensi

    Jum

    lah

    Sis

    wa

    3

    4

    8

    2

    1

  • 95

    Tabel 4.7

    Distribusi Frekuensi Hasil Posttest

    Siswa Kelas 5 Semester 2 SD Negeri Binangun 01

    Siklus 2

    No. Interval Frekuensi Presentase (%)

    1 96 - 100 1 5,6

    2 87 - 95 6 33,3

    3 78 - 86 7 38,9

    4 69 - 77 2 11,1

    5 60 - 68 2 11,1

    Jumlah 18 100

    Berdasarkan tabel 4.7 dapat diurakan bahwa hasil posttest siswa kelas

    5 pada mata pelajaran IPA diperoleh 2 siswa berada pada interval 60 – 68

    (11,1%), 2 siswa berada pada interval 69 - 77 (11,1%),7 siswa berada pada

    interval 78 - 86 (38,9%), 6 siswa berada pada interval 87 - 95 (33,3%), 1

    siswa berada pada interval 96 - 100 (5,6%). Dengan nilai yang tertinggi

    adalah 100 dan nilai yang terendah adalah 60. Untuk lebih jelasnya dapat

    dilihat melalui data distribusi frekuensi nilai posttest dapat ditunjukkan

    dengan diagram seperti pada gambar 4.7 berikut ini:

  • 96

    Gambar 4.7

    Diagram Frekuensi Hasil Posttest

    Kelas 5 Semester 2 SD Binangun 01

    Siklus 2

    Selain didapatkan frekuensi hasil posttest siklus 2 kelas 5 SD Binangun 01

    didapatkan data ketuntasan belajar dari siswa yang disederhanakan dalam tabel

    distribusi ketuntasan belajar sebagai berikut:

    Tabel 4.8

    Distribusi Ketuntasan Belajar pada Posttest

    Siswa Kelas 5 SD Negeri Binangun 01

    Siklus 2

    No Ketuntasan Jumlah Presentase

    1 Tuntas ( ≥ KKM 70) 16 88,9%

    2 Belum Tuntas ( ≤ KKM 70) 2 11,1%

    Rata – rata 82,7

    Skor Maksimal 100

    Skor Minimum 60

    Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa semua siswa kelas 5 mata

    pelajaran IPA SD Negeri Bianangun 01 kecamatan Bandar kabupaten Batang

    dengan jumlah siswa 16 siswa telah mencapai batas kriteria ketuntasan

    minimal dengan skor tertinggi adalah 100 dan skor terendah 60.

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    96 - 100 87 - 95 78 - 86 69 - 77 60 - 68

    Hasil Posttest Siklus 2

    Frekuensi

    1

    6

    7

    2 2

    Jum

    lah

    Sis

    wa

  • 97

    Untuk lebih jelasnya data nilai ketuntasan belajar yang diperoleh

    melalui posttest siswa kelas 5 SD Negeri Bianangun 01 kecamatan Bandar

    kabupaten Batang siklus 2 pada tabel 4.8 ditunjukkan pada diagram 4.8

    berikut ini:

    Gambar 4.8

    Diagram Ketuntasan Belajar pada Posttest

    Siswa Kelas 5 SD Negeri Binangun 01

    Siklus 2

    4.1.3.4 Tahap Observasi Siklus 2

    Pada tahap observasi ini dilaksanakan pengamatan terhadap

    pelaksanaan tindakan yaitu model pembelajaran Problem Based Learning

    berbantuan media Mind Mapping dalam pembelajaran IPA. Pengamatan

    dilakukan selama proses pembelajaran hingga akhir pembelajaran dengan

    menggunakan lembar observasi. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh

    data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

    model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Mind

    Mapping pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan sintak yang

    telah disusun. Pengamatan tidak hanya di tujukkan pada aktivitas siswa atau

    16; 88,90%

    2; 11,10%

    Hasil Posttest Siklus 2

    Tuntas ( ≥ KKM 70) Belum Tuntas ( ≤ KKM 70)

  • 98

    proses yang terjadi dalam proses pembelajaran, namun juga pada tindakan

    guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

    Problem Based Learning berbantuan media Mind Mapping. Lembar observasi

    guru pada pertemuan pertama disajikan sebagai berikut.

    Lembar observasi pada pertemuan terdapat 7 indikator penilaian.

    Berdasarkan hasil observasi 7 penilaian kegiatan mengajar sudah dilaksanakan

    oleh guru sesuai dengan lembar observasi dan seluruhnya sudah dilakukan

    dengan sangat baik. Pada pertemuan pertama ini guru membimbing siswa pada

    setiap pembelajaran dengan baik, guru selalu memberikan tugas menyimpulkan

    pada setiap akhir pembelajaran, guru juga selalu menanyakan materi yang

    belum dipahami siswa dan geru menjelaskan kembali meteri tersebut sehingga

    siswa benar-benar paham.

    Lembar observasi siswa dalam pelajaran IPA saat proses pembelajaran

    menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media

    Mind Mapping dapat dilihat sebagai berikut: Lembar observasi siswa dalam

    mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem

    Based Learning berbantuan media Mind Mapping pada pertemuan pertama

    terdapat 8 indikator penilaian. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran

    seluruh pembalajaran terlaksana dengan baik dan lancar. Selanjutnya, lembar

    observasi guru pada pertemuan kedua sebagai berikut.

    Lembar observasi guru pada pertemuan pertama terdapat 5 indikator

    penilaian. Berdasarkan hasil observasi 5 penilaian kegiatan mengajar sudah

    dilaksanakan oleh guru sesuai dengan lembar observasi dan seluruhnya sudah

    dilakukan dengan baik. Pada pertemuan kedua ini guru selalu merangsang

    siswa berupa pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa merspon pertanyaan guru

    dan siswa menjadi lebih aktif

    Lembar observasi siswa dalam pelajaran IPA saat proses pembelajaran

    menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media

  • 99

    Mind Mapping pertemuan kedua dapat dilihat sebagai berikut. Lembar

    observasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model

    pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Mind Mapping pada

    pertemuan kedua terdapat 5 indikator penilaian. Berdasarkan hasil observasi

    pembelajaran seluruh pembalajaran terlaksana dengan baik. Pada pertemuan

    kedua ini siswa mulai paham cara penyusunan laporan. Berdasarkan hasil

    observasi guru dan siswa pada pertemuan kedua ini siswa mulai paham dengan

    penyususnan laporan, siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Pertemuan

    ketiga sebagai berikut.

    Lembar observasi guru pada pertemuan ketiga terdapat 6 indikator

    penilaian. Berdasarkan hasil observasi 6 penilaian kegiatan mengajar sudah

    dilaksanakan oleh guru sesuai dengan lembar observasi dan seluruhnya sudah

    dilakukan dengan sangat baik. Pada pertemuan ketiga ini guru membimbing

    siswa pada setiap pembelajaran dengan baik, guru selalu membantu dan

    mengarahkan siswa ketika siswa mengalami kesulitan dalam kegiatan

    pembelajaran. Guru selalu merangsang siswa untuk akti dalam pembelajaran

    Lembar observasi siswa dalam pelajaran IPA saat proses pembelajaran

    menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media

    Mind Mapping dapat dilihat pada Tabel 4.20 sebagai berikut: Lembar observasi

    siswa dalam mengikuti pembelajaran pada pertemuan ketiga dengan

    menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media

    Mind Mapping pada Tabel 4.20 terdapat 6 indikator penilaian. Berdasarkan

    hasil observasi pembelajaran seluruh pembalajaran terlaksana dengan baik.

    Seluruh siswa melakukan presentasi hasil diskusi dengan baik, siswa yang lain

    menjadi aktif dengan menanggapi hasil penyampaian oleh kelompok yang

    presentasi. Tetapi dalam pembelajaran siklus 2 ini masih terdapat siswa yang

    lambat dalam menerima pelajaran.

  • 100

    4.1.3.5 Refleksi

    Pada siklus 2 ini pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan

    menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan

    media Mind Mapping sudah meningkat secara keseluruhan sudah baik karena

    dalam proses pembelajaran guru mampu menguasai pembelajaran dengan

    mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada siklus 1. Pada pembelajaran

    siklus 2 ini guru sudah membuat siswa fokus dalam pembelajaran dengan

    memberikan tugas kepada masing-masing siswa untuk menyimpulkan hasil

    pembelajaran yang sudah dilakukan dengan cara memberikan lembar kerja

    kepada masing-masing siswa dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran

    secara tertulis, dengan demikian siswa benar-benar paham dengan materi yang

    sudah dipelajari. Selanjutnya, guru selalu memberikan rangsangan kepada

    siswa berupa pertanyaan-pertanyan sesuai materi yang dipelajari sehingga

    terjadinya kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa yang membuat siswa

    lebih aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran guru selalu menanyakan

    kepada siswa tentang materi yang belum dipahami oleh siswa sehingga

    seluruh siswa benar-benar paham tentang materi yang dipelajari. Dengan

    mengatasi masalah pada siklus 1 yang diterapkan pada siklus 2 pembelajaran

    menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media Mind

    Mapping membuat hasil belajar siswa meningkat pada siklus 2 dibandingkan

    siklus 1. Karena dapat dilihat dari siklus 2 bahwa 16 siswa kelas 5 SD Negeri

    Binangun 01 telah mencapai ketuntasan belajar yang sudah ditentukan yaitu

    KKM ≥70. Sedangkan 2 siswa belum mencapai ketuntasan belajar yang sudah

    ditentukan. Tetapi pada siklus 2 ini mengalami kenaikan walaupun

    pelaksanaan pada siklus kedua sudah baik tetapi masih beberapa masalah

    yang mengganggu diantaranya masih ada beberapa siswa yang pasif dalam

    proses pembelajaran.

  • 101

    4.2 Rekaptulasi Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2

    Hasil belajar siswa siswa kelas 5 SD Negeri Binangun 01 dengan

    menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan

    media Mind Mapping dapat dilihat dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2

    dapat dilihat bahwa siswa mengalami perubahan yang signifikan. Hasil belajar

    siswa pada kondisi awal siswa menunjukkan menunjukkan kenaikan yang

    cukup signifikan. Pada kondisi awal 12 dari 18 siswa belum mencapai kriteria

    ketuntasan minimal (KKM)≥70 yang ditentukan, pada siklus 1 terdapat 14

    siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal tetapi pada siklus 2 hasil

    belajar siswa mengalami kenaikan dari siklus sebelumnya yang berjumlah 16

    siswa mampu mencapai batas kriteria ketuntasan minimal (KKM)≥70. Berikut

    ini merupakan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada kondisi awal,

    siklus 1, dan siklus 2 yang disajikan pada tabel 4.9.

    Tabel 4.9

    Perbandingan Rekaptulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA

    Kondisi awal, Posttest siklus 1, dan Posttest Siklus 2.

    No Nilai

    Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

    F Persen

    (%)

    Posttest Posttest

    F Persen

    (%) f

    Persen

    (%)

    1 Tuntas 6 33,3% 14 77,8% 16 88,9%

    2 Belum Tuntas 12 66,7% 4 22,2% 2 11,1%

    Jumlah 18 100% 18 100% 18 100%

    Berdasarkan tabel perbandingan rekaptulasi ketuntasan hasil belajar

    IPA dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan jumlah siswa yang tuntas dari

    jumlah sebanyak 18 siswa pada mata pelajaran IPA. Peningkatan siswa yang

    tuntas tersebut terbukti dengan kondisi awal masih banyak siswa yang belum

    tuntas setelah dilakukan tindakan di siklus 1 jumlah siswa yang meningkat

  • 102

    adalah adalah sebanyak 14 siswa yang terlihat dari hasil posttest siklus 1.

    Kemudian pada siklus 2 juga terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebanyak

    16 siswa dari 18 siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal

    (KKM)≥70. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan

    model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Mind

    Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

    Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

    berbantuan media Mind Mapping membuat siswa lebih mudah dalam

    memahami materi yang diberikan dalam bentuk pemecahan masalah yang

    berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Ketuntasan hasil belajar siswa dapat

    dilihat pada diagram berikut ini:

    Gambar 4.9 Rekaptulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal,

    Posttest Siklus 1, Posttest Siklus 2

    Berdasarkan diagram rekaptulasi ketuntasan hasil belajar IPA kondisi

    awal, posttest siklus 1, dan posttest siklus 2. Terjadi peningkatan hasil belajar

    siswa dari kondisi awal setelah dilakukan tindakan mengalami peningkatan

    dari 33,3 % menjadi 77,8%, kemudian dari siklus 1 terjadi peningkatan pada

    siklus 2 yaitu 77,8% menjadi 88,9%.

    0,00%

    10,00%

    20,00%

    30,00%

    40,00%

    50,00%

    60,00%

    70,00%

    80,00%

    90,00%

    100,00%

    Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

    Komparasi Ketuntasan Belajar Siswa dalam

    pembelajaran IPA Menggunakan model PBL

    Tuntas

    Tidak Tuntas

  • 103

    4.3 Pembahasan

    Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan model

    pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan media Mind Mapping dapat

    meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri

    Binangun 01. Sebelum diadakan tindakan siklus I dan siklus II, pada kondisi

    awal (pra siklus) hasil belajar siswa belum mencapai nilai kriteria ketuntasan

    minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Hal ini dapat dilihat

    dari perolehan hasil belajar siswa yang mendapat nilai tidak tuntas sebanyak 12

    siswa dengan presentase 66.7% dan siswa yang mendapat nilai tuntas sebanyak 6

    siswa dengan presentase 33,3%. Hasil nilai rata-rata yang diperoleh secara

    keseluruhan yaitu 57,7.

    Kemudian dilakukan tindakan yaitu dengan menggunakan model

    pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan media Mind Mapping. Pada

    siklus I hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas V mengalami peningkatan.

    Hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil belajar siswa yang mendapat nilai tidak

    tuntas sebanyak 4 siswa dengan presentase 22,2% dan siswa yang mendapat nilai

    tuntas sebanyak 14 siswa dengan presentase 77,8%. Hasil nilai rata-rata pada

    siklus I meningkat menjadi 72,7. Kemudian pada tindakan siklus II juga terjadi

    peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat

    dari perolehan nilai tuntas sebanyak 16 siswa dengan presentase 88,9%. Nilai

    rata-rata klasikal siswa pada siklus II meningkat lagi menjadi 82,7.

    Pada penelitian ini tidak hanya hasil belajar saja yang meningkat, akan

    tetapi sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran juga meningkat. Sebelum

    dilakukan penelitian selama mengikuti pembelajaran siswa kurang aktif, kurang

    berani mengungkapkan pendapat, dan kurang antusias dalam mengikuti

    pembelajaran. Selain itu, dalam menyampaikan materi guru belum menggunakan

    model pembelajaran yang bervariasi. Akan tetapi setelah dilaksanakan penelitian

    dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan

  • 104

    media Mind Mapping ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena

    model pembelajaran ini siswa dituntut aktif untuk memecahkan yang dihadapi,

    memiliki sikap disiplin dan kegiatan bekerjasama menyatukan pikiran sehingga

    semua siswa paham dengan materi yang dipelajari. Sehingga akan melatih siswa

    untuk aktif, melatih siswa untuk berpikir kritis, berani mengemukakan

    pendapatnya maupun idenya, dan memiliki sikap tanggung jawab terhadap

    tugasnya. Hal ini juga berdampak pada hasil belajar siswa karena siswa akan

    lebih memahami materi yang diajarkan oleh guru. Selain itu, guru juga hanya

    berperan sebagai pembimbing dan fasilitator karena guru bukan satu-satunya

    sumber ilmu dan pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan

    diatas, maka model pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan media

    Mind Mapping memberikan pengaruh pada peningkatan kognitif siswa. Hal ini

    sesuai dengan aliran kognitif yang mendefinisikan pembelajaran sebagai cara

    guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan

    memahami sesuatu yang sedang dipelajari (Darsono dalam Hamdani, 2010:23).

    Peningkatan hasil belajar dan perubahan sikap belajar yang dialami siswa

    merupakan kelebihan dari penerapan model pembelajaran Problem Based

    Learning Berbantuan media Mind Mapping. Selain mempunyai kelebihan, tentu

    juga mempunyai kekurangan dalam penerapannya. Kekurangan tersebut dialami

    pada proses pembelajaran karena masih adanya siswa yang masih cenderung

    mencari kesibukan sendiri dan mengobrol hal-hal yang tidak berhubungan

    dengan materi saat berlangsungnya kegiatan belajar, Beberapa siswa masih

    kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran, siswa masih pasif dalam kegiatan

    pembelajaraan, ada beberapa siswa yang lambat dalam menerima materi. Namun,

    kekurangan tersebut dapat diatasi oleh guru pada kegiatan belajar pada siklus 2

    sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V dengan materi peristiwa

    alam. Pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan

    media Mind Mapping dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    langkah pertama yaitu orientasi siswa kepada masalah, guru menjelaskan tujuan

  • 105

    pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, pengajuan masalah,

    memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.

    Langkah kedua, mengorganisasikan siswa untuk belajar, guru membantu siswa

    mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan

    masalah tersebut. Langkah ketiga, membimbing penyelidikan individual maupun

    kelompok, guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,

    melaksanakan eksperimen, untuk mendapat penjelasan pemecahan masalah.

    Langkah keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, guru membantu

    siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,

    video, model dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan kelompoknya.

    Langkah kelima, menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah,

    Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan

    mereka dalam proses-proses yang mereka gunakan. Pada penelitian ini peran

    media Mind Mapping juga sangat berpengaruh pada pembelajaran, karena Mind

    Mapping merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran dengan teknik

    mencatat yang dapat memetakan pikiran yang kreatif dan efektif. Dengan

    menggunakan media Mind Mapping siswa lebih mudah dalam belajar karena

    informasi-informasi yang didapatkan dicatat dengan berdasarkan pemetaan

    pikiran-pikiran sehingga siswa lebih mudah dalam mempelajari kembali materi

    yang sudah dapatkan. Pada penggunaan media Mind Mapping siswa harus

    sekreatif mungkin dalam mencatat informasi yang baru didapatkan. Penulisan

    dengan Mind Mapping pemetaan-pemetaan pikiran harus jelas dan menarik,

    semakin jelas dalam memetakan pikiran maka semakin mudah untuk dipahami,

    maka dari itu siswa lebih mudah untuk memahami sehingga siswa paham dengan

    materi baru yang disampaikan, hal itu berdampak pada hasil belajar siswa

    menjadi lebih baik.

    Pada peningkatan siklus 2 masih terdapat 2 siswa yang belum lulus KKM,

    hal itu disebabkan karena kedua siswa itu lambat dalam menerima materi belajar

    sehingga kedua siswa tersebut perlu adanya bimbingan khusus dalam

  • 106

    memberikan materi pembelajaran. Solusi untuk mengatasi siswa yang lambat

    dalam menerima pelajaran adalah: guru selalu bertanya tentang materi yang

    belum dipahami siswa dalam setiap langkah pembelajaran, memberikan

    perlakuan khusus kepada siswa tersebut, siswa yang lambat dalam menerima

    pelajaran dikumpulkan menjadi satu deret tempat duduk. Dengan seperti itu

    setiap akhir penyampaian materi guru menjelaskan kembali pada siswa-siswa

    yang lambat dalam menerima materi yang sudah tergabung menjadi satu. Guru

    juga mudah dalam mengontrol siswa yang belum benar-benar paham dengan

    materi tersebut.

    Penelitian yang telah dilakukan ini sejalan dengan penelitian yang telah

    dilakukan oleh Ralita Ayu Trisnaningsih (2014), Wiwik Utaminingsih (2014),

    Rusmanto (2013), dalam penelitiannya terbukti bahwa terdapat peningkatan hasil

    belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

    Learning. Perbedaan penelitian yang dilakukan antara peneliti sebelumnya

    dengan penelitian ini adalah penelitian sebelumnya hanya menggunakan

    langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning saja. Pada

    penelitian kali ini, peneliti juga menggunakan media Mind Mapping dan

    memodifikasi kedalam langkah-langkah model pembelajaran Problem Based

    Learning. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based

    Learning ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, kelas menjadi

    lebih hidup karena model pembelajaran ini berbasis masalah sehingga siswa akan

    berdiskusi untuk memecahkan masalah tersebut. Selain penggunaan model

    pembelajaran Problem Based Learning penelitian ini juga menggunakan media

    pembelajaran Mind Mapping, dimana siswa memeiliki teknik mencatat dengan

    memetakan pikiran-pikiran, sehingga siswa lebih mudah dalam mempelajari

    kembali materi yang didapatkan sebelumnya. Pada penelitian ini hasil yang

    diperoleh memiliki presentase 88,9% ketuntasan. Hasil nilai ketuntasan yang

    diperoleh Ralita Ayu Trisnaningsih (2014) mencapai presentase ketuntasan 90%,

    Wiwik Utaminingsih (2014) mencapai presentase ketuntasan 100%, Rusmanto

  • 107

    (2013) mencapai presentase ketuntasan 100%. Hal ini terbukti bahwa model

    pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Mind Mapping dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.