66
82 Asep Awalludin Basori,2013 Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan studi dokumentasi dan wawancara dengan Bu Susi, bahwasannya mentoring Agama Islam SMP Islam Terpadu Qordova didasari atas kondisi pergaulan remaja-pelajar yang saat ini semakin mengkhawatirkan dan semakin menjauh dari nilai-nilai Agama, selain itu maraknya berbagai bentuk perilaku negatif seperti tawauran, pergaulan bebas, narkoba, tindak kekerasan yang notabene dilakukan oleh para pelajar membuat semakin khawatir para orang tua siswa dan para guru. Hal itu diperparah lagi dengan pemahaman keagamaan para pelajar saat ini yang dilihat sangat kurang, tentunya berimbas pada semakin memburuknya keadaan, padahal pelajar merupakan aset masa depan bangsa yang perlu untuk dijaga, dan dipelihara masa depannya agar pada masa yang akan datang mereka semua mampu menjadi para pemimpin yang amanah dan berkualitas. Selain yang dikemukakan di atas, berdasarkan studi dokumentasi bahwa mentoring Agama Islam lahir dari pemikiran sebagai berikut; 1. Metode tradisional yang ada pada saat ini untuk mempelajari Islam ternyata tidak dapat menjangkau semua segmen masyarakat 2. Tidak cocoknya metode tradisional untuk remaja 3. Konsep pendidikan Islam yang ada selama ini ada hanya sekadar “keilmuan” (materi) saja dan jarang mencapai tataran “amal” (aplikasi dalam kehidupan sehari-hari)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

  • Upload
    ngoanh

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

82

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan studi dokumentasi dan wawancara dengan Bu Susi, bahwasannya

mentoring Agama Islam SMP Islam Terpadu Qordova didasari atas kondisi

pergaulan remaja-pelajar yang saat ini semakin mengkhawatirkan dan semakin

menjauh dari nilai-nilai Agama, selain itu maraknya berbagai bentuk perilaku

negatif seperti tawauran, pergaulan bebas, narkoba, tindak kekerasan yang

notabene dilakukan oleh para pelajar membuat semakin khawatir para orang tua

siswa dan para guru. Hal itu diperparah lagi dengan pemahaman keagamaan para

pelajar saat ini yang dilihat sangat kurang, tentunya berimbas pada semakin

memburuknya keadaan, padahal pelajar merupakan aset masa depan bangsa yang

perlu untuk dijaga, dan dipelihara masa depannya agar pada masa yang akan

datang mereka semua mampu menjadi para pemimpin yang amanah dan

berkualitas.

Selain yang dikemukakan di atas, berdasarkan studi dokumentasi bahwa

mentoring Agama Islam lahir dari pemikiran sebagai berikut;

1. Metode tradisional yang ada pada saat ini untuk mempelajari Islam ternyata

tidak dapat menjangkau semua segmen masyarakat

2. Tidak cocoknya metode tradisional untuk remaja

3. Konsep pendidikan Islam yang ada selama ini ada hanya sekadar “keilmuan”

(materi) saja dan jarang mencapai tataran “amal” (aplikasi dalam kehidupan

sehari-hari)

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

83

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Berlangsungnya pembinaan pribadi peserta mentoring yang menyeluruh, baik

melalui materi-materi dasar keislaman maupun materi pengembangan diri.

5. Membahas permasalahan dan solusi yang dekat dengan lingkungan peserta

mentoring sehingga dapat mendukung penerapan sistem pendidikan berbasis

kompetensi.

6. Didapatnya pemantauan yang lebih intensif dan melekat dari seorang mentor

terhadap perkembangan kualitas peserta mentoring (jumlah peserta mentoring

ideal adalah 12 orang perkelompok).

Menurut Bu Susi Susilawati selaku Koordinator Program Mentoring Agama

Islam, menjelaskan bahwa kegiatan Mentoring Agama Islam di SMP IT Qordova

telah berlangsung sejak tahun 2008 sampai dengan 2012, jadi sudah 5 tahun

berlangsung. Dijelaskan Bu Susi, MAI ini bersipat wajib bagi seluruh siswa SMP

IT Qordova untuk mengikutinya dan setiap semester akan dilakukan penilaian

terhadap siswa.

1. Perencanaan Mentoring Agama Islam

Perencanaan program mentoring Agama Islam dilakukan pada awal semester

dalam kegiatan rapat kerja antara tim pengelola MAI SMP IT Qordova, adapun

yang di bahas dalam kegiatan raker tersebut diantaranya adalah hasil evaluasi

perkembangan siswa, kegiatan pelatihan pementor, evaluasi terhadap ketercapaian

kurikulum sekolah dan perencanaan program mentoring di semester berikutnya.

Selain itu, yang tak kalah pentingnya untuk dibahas di dalam raker tersebut

adalah mengenai tenaga pementor dimana pementor di Qordova terdiri dari unsur

guru yang ada di lingkungan SMP IT Qordova dan para relawan dari pihak luar

Qordova. Para relawan ini menjadi mentor dengan proses rekruitmen tersendiri

yang dilakukan oleh tim pengelola Mentoring. Para mentor dari relawan ini

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

84

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

nantinya diberikan orientasi tentang aktifitas mentoring Qordova dan kemudian

diikutkan pada pelatihan-pelatihan mentor secara periodik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bu Susi, bahwasannya tujuan kegiatan

mentoring Agama Islam ini adalah untuk membentuk pribadi dan karakter pelajar

yang berkeribadian Islami. Sedangkan berdasarkan studi dokumentasi bahwa

Mentoring Agama Islam Qordova memiliki visi, misi serta tujuan yang hendak di

capai. Visi mentoring Agama Islam Qordova adalah menjadi pusat pembinaan

pelajar yang sholih, cerdas, mandiri dan bertanggungjawab serta bermanfaat bagi

sesama. Sedangkan misinya adalah;

1. Menjadikan program MAI sebagai sarana pendidikan Islam bagi remaja

muslim.

2. Kaderisasi remaja muslim untuk bergerak menyeru pada hal yang ma‟ruf dan

mencegah yang munkar.

Adapun tujuan dilaksanakannya mentoring Agama Islam bagi siswa SMP IT

Qordova adalah;

1. Memotivasi siswa agar memiliki kesadaran untuk mempelajari dan

menerapkan islam secara kafah (menyeluruh) dalam kehidupan sehari-hari

untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa.

2. Menanamkan kebersihan aqidah sehingga diharapkan siswa terbebas dari

segala bentuk-bentuk kemusrikan.

3. Membangun karakter siswa yang memiliki sifat-sifat terpuji dan perangai

Islam asasi

4. Menanamkan kecintaan, kebanggaan dan rasa memiliki siswa terhadap dien-

nya sehingga mereka memiliki kesadaran dan sikap nyata untuk membela

kepentingan – kepentingan Islam dan ummatnya.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

85

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pembahasan Kurikulum

Penyusunan Program Tahunan

Pengelompokan Mentoring

Rekruitmen dan Pelatihan Mentor

Pelaksanaan MAIEvaluasi

5. Menggali dan mengarahkan bakat-bakat pribadi siswa agar produktif dan

mandiri

6. Membina siswa agar memiliki keterampilan belajar dan keterampilan hidup

7. Memotivasi siswa agar menguasai ilmu pengetahuan kontemporer, sehingga

mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan mampu hidup dalam

masyarakat

8. Membangun kesadaran siswa untuk turut andil dalam perbaikan masyarakat

sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Kemudian, dalam proses perencanaan program mentoring terlebih dahulu

diselenggarakan raker atau rapat kerja yang merupakan aktifitas rutin yang

dilakukan oleh pengelola program Mentoring Agama Islam, kegiatan raker ini

dilaksanakan sebelum dimulainya tahun ajaran baru. Sebagaimana yang telah

dibahas sebelumnya bahwasannya agenda pada kegiatan raker ini membahas

evaluasi mentoring sebelumnya yang meliputi perkembangan siswa, membahas

panduan kurikulum MAI SMP IT Qordova, membuat jadwal kegiatan mentoring

selama satu tahun kedepan, serta agenda rekruitmen dan pelatihan mentor.

Secara sistematis tahapan perencanaan program mentoring Agama Islam

sebagai berikut;

Gambar 4.1 Tahapan Perencanaan Program Mentoring

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

86

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1) Pembahasan Kurikulum MAI

Dalam proses perencanaan program mentoring agama Islam ini, materi/isi dari

kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal yang perlu untuk

bahas. Maka dari itu, menurut hasil studi dokumentasi terhadap struktur

kurikulum mentoring Agama Islam Qordova, diperoleh informasi sebagai berikut;

a. Struktur Kurikulum

Struktur dan muatan kurikulum MAI SMP IT Qordova berdasarkan

muwashafat (karakteristik) yang dikemukakan oleh Hasan Al-Banna, muwashafat

tersebuh tercermin dalam 10 karakter unggulan, yaitu:

1. Salimul Aqidah (aqidah yang lurus).

Setiap individu dituntut untuk memiliki aqidah yang lurus yang hanya dapat

diperoleh dengan pemahaman yang benar dan integral terhadap Al Qur‟an dan As

Sunnah.

2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar).

Setiap individu dituntut untuk beribadah sesuai dengan petunjuk yang telah

disyariatkan kepada Rosulullah Saw, tidak kurang dan tidak lebih.

3. Matinul Khuluq (akhlak yang tangguh).

Setiap individu dituntut untuk memiliki akhlak yang mulia sebagaimana

dicontohkan oleh Rosulullah Saw.

4. Qodirun „alal Kasbi (bermatapencaharian).

Setiap individu dituntut untuk mandiri secara ekonomi, bermatapencaharian,

tidak menganggur.

5. Mutsaqqaful Fikri (wawasan yang luas).

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

87

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setiap individu dituntut untuk memiliki wawasan yang luas, baik dalam

urusan agama maupun kauni.

6. Qowiyul Jismi (jasmani yang kuat).

Setiap individu dituntut untuk memiliki jasmani yang kuat dan sehat.

7. Mujahidun lin Nafsi (memerangi hawa nafsu).

Setiap individu dituntut untuk bersungguh-sungguh memerangi hawa

nafsunya dan senantiasa mengokohkan diri di atas hukum-hukum Allah melalui

ibadah dan amal saleh. Artinya, kita dituntut untuk berjihad melawan bujuk rayu

setan yang menjerumuskan manusia pada kejahatan dan kebatilan.

8. Munadzam fi Syu‟unihi (mengatur urusannya).

Setiap individu dituntut untuk pandai mengatur urusannya sehingga mencapai

keberhasilan.

9. Harisun „ala Waqtihi (pandai menjaga waktu).

Setiap individu dituntut pandai memanfaatkan waktunya dengan baik dengan

berbagai kegiatan positif.

10. Nafi‟un li Ghoirihi (bermanfaat bagi orang lain).

Setiap individu dituntut untuk bermanfaat bagi orang lain.

Kemudian ke-10 muwshafat tersebut di jabarkan kedalam lima kelompok

bidang studi, yaitu :

a) Kelompok bidang studi Akidah

Merupakan bidang studi yang secara khusus membahas aspek-aspek yang

berkaitan dengan penguatan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt.

b) Kelompok bidang studi Muamalah

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

88

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Merupakan bidang studi yang berkaitan dengan aspek akhlak dalam

interaksi secara sosial berlandaskan aturan Islam.

c) Kelompok bidang studi Fikih

Merupakan bidang studi yang membahas aspek keterampilan ibadah

praktis dalam keseharian siswa yang berlandaskan sunnah Rasulullah saw.

d) Kelompok bidang studi Tarbiyah

Merupakan bidang studi yang membahas pengembangan diri siswa.

b. Bidang Studi

Berikut ini merupakan daftar pokok bahasan Materi Mentoring Agama

Islam Sekolah Menengan Pertama Islam Terpadu (MAI SMP IT) Qordova sesuai

dengan jenjangnya selama satu tahun ajaran.

Tabel. 4. 1 Daftar Pokok Bahasan MAI SMP IT Qordova kelas VII

No. Materi Bidang Studi

1. Mentoring Vaganza Tarbiyah

2. Ukhuwah Islamiyah Muamalah

3. Al-Qur‟an Kita Aqidah

4. Ayoo Membaca Al-Qur‟an Fikih

5. Nikmat Iman dan Islam Aqidah

6. Rasulullah Is My Idol Aqidah

7. Indahnya Berpakaian Islami Fikih

8. Allah Mengawasi Kita Aqidah

9. Jujur (Shidik) Muamalah

10. Bahaya Lisan Muamalah

11. Berbakti Kepada Orang Tua Muamalah

12. Marhaban Yaa Ramadhan Fikh

13. Syirik dan Riya Aqidah

14. Kewajiban Menuntut Ilmu Tarbiyah

15. Berkenalan Dengan Malaikat Aqidah

16. Hidup Sesudah Mati Aqidah

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

89

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

17. Surga dan Neraka Aqidah

18. C.I.N.T.A Muamalah

19. Kesempurnaan Agama Islam Aqidah

20. Ikhlash Aqidah

Tabel 4. 2 Daftar Pokok Bahasan MAI SMP IT Qordova kelas VIII

No. Materi Bidang Studi

1. The Great Creator Aqidah

2. Who Am I Tarbiyah

3. The Inspiring Human Aqidah

4. Islam is My Way Aqidah

5. My Beloved Parent Muamalah

6. Al-Quran di Dadaku Aqidah

7. Aku Menyenangkan bagimu Muamalah

8. Unreg Spasi Musyrik Aqidah

9. Sukses Belajar Tanpa Nyontek Tarbiyah

10. Makna Basmalah dan Hamdalah Aqidah

11. Thaharah (Mengenal Hukum Air dan Najis) Fikh

12. Thaharah (Wudhu) Fikh

13. Thaharah (Mandi dan Tayamum) Fikh

14. Shalat Fikh

15. Adab Membaca Al-Qur‟an Fikh

16. Berlomba-lomba dalam kebaikan Muamalah

17. Tawazun Tarbiyah

18. Keutamaan Ramadhan Fikh

19. Keutamaan Bulan Syawal Fikh

20. Jilbab Fikh

Tabel 4. 3 Daftar Pokok Bahasan MAI SMP IT Qordova kelas IX

No. Materi Bidang Studi

1. Al-Qur‟an yang mulia Aqidah-AlQur‟an

2. Keberadaan Allah Aqidah

3. Ma‟na Syahadatain Aqidah

4. Lebih dalam tentang Islam Aqidah

5. Bangunan Islam Aqidah

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

90

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6. Da‟wah Rasulullah Aqidah-Sirah

7. Tadabbur Ayat QS. 49; 10-13 Aqidah-AlQur‟an

8. Tadabbur Ayat QS. 23; 1-11 Aqidah-AlQur‟an

9. Tadabbur Ayat QS. 3; 190-191 Aqidah-AlQur‟an

10. Ihsan Aqidah

11. Menjadikan Syetan Sebagai Musuh Aqidah

12. Urgensi Pendidikan Islam Tarbiyah

13. Empati Muamalah

14. Mengenal Jati Diri Muslim Tarbiyah

15. Manajemen Cinta Muamalah

16. Kesombongan Muamalah

17. Adab Muslim Bergaul Muamalah

18. Waktu Dalam Kehidupan Muslim Tarbiyah

19. Simbol Sukses Tarbiyah

20. Cara Belajar Efektif Tarbiyah

2) Penyusunan Program Tahunan

Dalam pelaksanaan mentoring selama satu tahun, ditentukan pula beragam

kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai bentuk sarana-sarana penunjang aktifitas

pertemuan pekanan, kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:

Tabel 4.4 Program Mentoring Agama Islam

No. Kegiatan Bentuk Kegiatan Waktu Tujuan

1. Sosialisasi

Mentoring Agama

Islam

Sambutan pihak

sekolah

Games dan simulasi

Training Motivasi

Mentoring

Juli 2012 Memperkenalkan

kegiatan-kegitan MAI

kepada siswa baru dan

memotivasi mereka agar

mengikuti rangkian

kegiatan MAI dengan

senang dan gembira.

2. Mentoring MAI Kajian Islam pekanan

bersama mentor

Tiap pekan

mulai Juli

2012

Membentuk karakter

islami pada diri siswa

3. Medical Check up Pemeriksaan dan konsultasi

kesehatan gratis

Agustus 2012 Menjadikan pribadi-

pribadi yang sehat

dalam suasana

kekeluargaan antara

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

91

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

siswa, mentor dan

sekolah.

4. Pelatihan Remaja

Hebat “Training Be

100% SUCCESS

for Teens”

Training dan Tanya jawab September

2012

Mengarahkan siswa

kepada pribadi remaja

hebat, cerdas, berakhlak

dan kreatif.

5. MABIT (Malam

Bina Iman dan

Taqwa)

Bermalam di Mesjid

Kajian Islam

Qiyamullail

Muhasabah

Oktober 2012 Mengkondisikan dan

meningkatkan

spiritualitas dalam diri

siswa.

6. Studi Wisata Islam

Terpadu (Tafakur

Alam)

Pembukaan pihak

Sekolah

Refreshing dan jalan-

jalan ke Kebun

Binatang Bandung

Mentoring Gabungan

Desember

2012

Belajar merenungi ayat-

ayat Allah yang ada di

alam semesta dalam

suasana kekeluargaan.

7. Bedah Buku dan

Training

“Emotional

Spiritual Quotion

(ESQ)”

Bedah buku

Training dan

muhasabah

Februari 2013 Menjelaskan tentang

pentingnya kecerdasan

emosi dan spiritual

dalam menjalankan

kehidupan.

8. Kajian Al-Qur‟an Kajian tafsir Al-Qur‟an

untuk remaja

Tiap bulan

pekan ke-3

Membentuk kepribadian

pelajar muslim yang

Qur‟ani

9. Pesantren Kilat

Ramadhan

Kajian Keislaman

Buka Puasa Bersama

Mentoring gabungan

Juli 2013 Mengisi bulan

Ramadhan dengan

kegiatan keislaman dan

kegiatan-kegiatan positif

lainnya.

10. Sarasehan MAI Silaturahim dan jalin

ukhuwah

Ceramah Ustadz

Sosialisasi Program

MAI kedepan

Agustus 2013 Memperkuat silaturahim

dan saling bermaafan di

hari yang fitri.

11. Training for

Mentor

Pelatihan Skill Mentor Tiap bulan

sekali

Mengontrol dan up-

grading mentor.

3) Pembagian kelompok mentoring

Pengelompokan mentoring berdasarkan jenjang kelasnya masing, dimana

siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil pembinaan. Berikut adalah

pembagian kelompok mentoring SMP IT Qordova:

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

92

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.5. Kelompok Mentoring Kelas VII Avicena

Kelompok 1 Kelompok 2

1. Agung Ramdhan

2. Andhika Manusakerti

3. Azka Naufal

4. Dimas Pangestu

5. Fariz Ath Thaariq Shalih

6. Hafizh Ariq Athallah

7. M. Alif Riyandi

8. M. Aziz Raspati

1. Muhammad Fathan Raihan

2. M. Ghani Rahmani

3. Mohammad Hisyam Azhar Ruswanda

4. Muhammad Ali

5. Muhammad Irfan Kurnia

6. Rifky Iqbal Kukuh Pamungkas

7. Rizki Permana Sidik

8. Tahta Mohamad Arsyad

Kelompok 3

1. Ajeng Alfiana

2. Auliya Alimatul Adilah

3. Fitria Alvaina Fauziyah

4. Nanda Amelia Handaeni

5. Nisrina Amalia Solihin

6. Syifa Amalia

7. Utami Hasna Pratiwi

Tabel 4. 6. Kelompok Mentoring Kelas VII Averous

Kelompok 4 Kelompok 5

1. Ahmad Ihsan Ramadhan

2. Ahmad Fathudin

3. Andri Taufik Hidayat

4. Arya Gilan Wurakusumah

5. Cipta Alamsyah

6. Helmy Hakim Han

7. Hilal Faiz Kusmahadi

8. Irfan Abdur Rahman

1. Alpiah Trisnadewi

2. Hana Lathifah Amatullah

3. Luthfiah Amalaia Muttaqin

4. Mikhaila Safa Nugraha

5. Fifqa Fathani Azka Amaris

6. Silvia Budi Lestari

7. Siti Sopiah Mabruka

Kelompok 6

1. Mochamad Andhika Pratama

2. Mochamad Andryan Gunawan

3. Muhamad Ridwan Firdaus

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

93

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Muhammad Hafidz Fadhlurrahman

5. Muhammad Rafnan Rivaldy

6. Pan M.M Ramdan

7. Rio Rizkyanto

8. Tariq Roja Abdullah

9. Wiki Widianto Firmasyah

Tabel 4.7 Kelompok Mentoring Kelas VIII Qutbh

Kelompok 7 Kelompok 8

1. Aji Salman Al Farisi

2. Fiki Dzulfiqar

3. Ifran Maulana Ali Subagja

4. Muhamad Afif Abidin

5. Muhammad Hilmi Fitrazulfa

6. Muhammad Keyzal Fahrezy

7. Muhammad Reyhan Ikhsan

8. Titan Pras Setya

9. Yanfa Yazki Tamanni

10. Firhan Sultan Ali

1. Aghnia Ilmi Madani

2. Celin Anggraeni

3. Gina Nurfalah

4. Luthfia Sari Arifin

5. Nenden Lailasari Sopyudin

6. Ratu Syaikhah Salsabila

7. Salsabila Shafira Sudarman

8. Selika Fitrian Ramdhani

9. Sri Yustika Putri Nabila

Tabel 4.8. Kelompok Mentoring Kelas VIII Qordowi

Kelompok 9 Kelompok 10

1. Dendi Adi Setia

2. Mochamad Ragam Arisy

3. Muhammad Haidar Zein Musyaffa‟

4. Muhammad Irsyad Fadhil

5. Nandi Riyandani

6. Rival Risvaldi Rusli

7. Rofichurrahman

8. Rahadian Ismail

1. Aeni Rismawan

2. Annisa Himawan Sahara

3. Chyntia Septiani Rachmat

4. Farah Salsabila Saidah Azhar

5. Luthfia Nurul Huda

6. Nurasyifa Anugrah Fratami

7. Ragita Fitri

8. Sausanny Nabilah

9. Shalma Alviani Nurulita

10. Tsara Shabira Ismail

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

94

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4. 9 Kelompok Mentoring Kelas IX Al-Fath

Kelompok 11 Kelompok 12

1. Akhmad Romdon Al Jabal Boylo

2. Alif Nur Fadhilah

3. Atalarikh M.A.R

4. Dzulfaqor Musabbih Setiawan

5. Egar Razzak

6. Fakhri Fahruzzaman Jamaludin

7. Fakhri Ramadhan

8. Ghani Rais Al-Khomis

9. Indra M. Zain

1. M. Farhan Dwitamma

2. Moch. Fikri Pujiansyah

3. Muhammad Rifqi Faisal

4. Reza Erwin

5. Surya Mulyawan

6. Wildan Fathahillah Fauzan

7. Muffid Mujahidin

8. Maulana Irhas Rahmatullah

Kelompok 13 Kelompok 14

1. Agnes Amelya

2. Ajeng Mira Ayuningsih

3. Alifa Ilhami

4. Diana Novianti

5. Eka Rachmawati Putri

6. Fathimah „Ainan Salsabila

1. Hana Bilqis Nafisah

2. Kamila Hajar

3. Karima Sarah

4. Marjani Amalia

5. Neng Syifa Nurul

6. Risna Maulidyna

7. Rizki Zakiyah

4) Rekruitment Mentor dan Pelatihan Mentor

Tenaga mentor yang ada di SMP IT Qordova berasal dari internal sekolah dan

eksternal sekolah. Untuk pementor yang berasal dari pihak luar, sekolah dalam hal

ini tim pengelola MAI Qordova mengadakan proses rekruiment pementor sesuai

dengan kualifikasi yang telah ditetapkan. Kemudian setelah proses rekruitment

tersebut, mentor yang memenuhi kualifikasi di berikan orientasi dan secara

terprogram para mentor tersebut harus mengikuti kegiatan pelatihan-pelatihan

pengelolaan MAI bersama tenaga mentor yang sudah ada di SMP IT Qordova.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

95

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5) Pelaksanaan MAI

Pelaksanaan kegiatan MAI merupakan aktifitas rutin pembelajaran mentoring

sebagaimana yang terdapat dalam jadwal kegiatan mentoring. Untuk keterangan

lebih lanjut mengenai pelaksanaan mentoring ini, akan di bahas pada poin

pelaksanaan program mentoring agama Islam.

6) Evaluasi

Evaluasi dalam aktifitas perencanaan mentoring di tentukan sebagai acuan di

dalam melakukan penilaian keberhasilan program yang dijalankan dan berguna

bagi pengambilan keputusan dalam pembuatan program mentoring berikutnya.

2. Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam

Dalam pelaksanaannya, program mentoring Agama Islam dikelola oleh

sebuah tim pengelola MAI SMP IT Qordova.

Gambar 4.2 Struktur Tim Pengelola Mentoring

Berdasarkan garmbar diatas, pengelola mentoring Agama Islam terdiri dari

satu koordinator program dan di bantu oleh dua orang staff yang menangani

bidang kurikulum dan SDM Pementor. Penunjukan tim pengelola MAI ditunjuk

langsung oleh Kepala Sekolah SMP IT Qordova untuk masa kerja satu tahun.

Kepala Sekolah

Staff Bidang Kurikulum

Staff Bidang SDM

Pementor

Wakasek Kurikulum Koordinator

MAI

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

96

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk tahun ini, pengelola MAI SMP IT Qordova dapat dilihat dalam table

dibawah ini;

Tabel 4.10 Struktur Pengelola Mentoring Agama Islam

No. Nama Jabatan

1. Susi Susilawati, S.Pd.I Koordinator MAI

2. Hendi Rohimat, S.Sos.I Staff Bidang Kurikulum

3. Dini Nurul Fitriah, S.Sos.I Staff Bidang SDM

Selain tim pengelola, berdasarkan studi dokumentasi bahwa terdapat pula tim

pelaksana mentoring Agama Islam ini yang di sebut mentor atau pementor.

Seperti yang telah disingguh sebelumnya bahwa mentor SMP IT Qordova terdari

dari unsur internal sekolah dan diluar sekolah hasil rekruitmen khusus pementor.

Berikut daftar pementor pada tahun ajaran 2012-2013, adalah sebagai berikut;

Table 4.11 Data Pementor Program Mentoring Agama Islam

No. Nama Pementor Kelas

1. Agus Akmaludin VII

2. Agis Muhsin VII

3. Langgeng Budiarto, A.Md.Kep VII

4. Dimas Rangge Bastian, A.Md VII

5. Asmidasari Harahap VII

6. Esti Santinaila VII

7. Eggi Gustaman Nuryadi, S.TP VIII

8. Dian Lesmana, S.Pd VIII

9. Dini Nurul Fitriah, S.Sos.I VIII

10. Sutia Rahmawari VIII

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

97

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

11. Hendi Rochimat, S.Sos.I IX

12. Mahmudin, S.Pd IX

13. Susi Susilawati, S.Pd.I IX

14. Nuriyatul Amani, A.Md IX

Berdasarkan studi dokumentasi terhadap panduan kurikulum mentoring

Agama Islam Qordova, dalam aktivitas mentoring ini peran seorang pementor

jauh lebih luas dari seorang guru. Seorang mentor tidak hanya dituntut untuk

mentransfer ilmu, akan tetapi juga dapat mewariskan nila-nilai Rabbani kepada

mentee. Berikut ini hal-hal yang selayaknya dimiliki oleh seorang mentor ketika

melakukan proses pembinaan mentoring:

1. Seorang mentor terhadap mentee ibarat orangtua bagi putra-putrinya, yang

senantiasa membimbing putra-putrinya menjadi anak yang lebih baik dari

dirinya

2. Seorang mentor terhadap mentee ibarat syeikh bagi murid-muridnya, ia harus

senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas spiritualnya agar dapat

menjadi sumber inspirasi bagi mentee. Laksana bunga yang kering yang

membutuhkan siraman air, maka mentor memberikan siraman itu, sehingga

bunga itu segar kembali.

3. Seorang mentor terhadap mentee laksana ustadz terhadap santrinya, yang

senantiasa mentransfer ilmu-ilmu baru yang bisa memberikan pengetahuan

yang luas bagi mentee

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

98

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Seorang mentor adalah pemimpin yang senantiasa dapat mengarahkan serta

menteenya ke jalan Allah. Memberikan tauladan, nasehat, dan arahan-arahan,

sehingga mentee tidak patah semangat dalam menuntut ilmu.

Kemudian, terdapat persyaratan atau kriteria yang harus dimiliki dan

perhatikan oleh pementor SMP IT Qordova, diantaranya;

a) Persyaratan tsaqafi; memiliki pemahaman tentang psikologi remaja dan

menguasai kurikulum MAI SMP IT Qordova

b) Persyaratan kafa-ah;

Mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf Arab.

Mempunyai kemampuan membaca Al-Qur‟an sesuai dengan kaidah

tajwid.

Mempunyai kemampuan mengorganisir kelompok mentoring SMP

Mempunyai kemampuan merespon dan menyelesaikan masalah.

Mempunyai kemampuan menyampaikan ide dan pengetahuannya kepada

orang lain.

c) Persyaratan suluki; berusaha menghiasi dirinya dengan adab-adab pementor.

Selain itu, pementor SMP IT Qordova juga dituntut untuk memiliki adab atau

etika dalam mentoring baik itu adab untuk dirinya sendiri, adab/etika ketika

berada dalam forum mentoring maupun abad terhadap adik mentor. Berikut

adalah beberapa adab yang harus diperhatikan oleh pementor;

a. Adab untuk diri sendiri

a) Merasakan muraqabatullah.

b) Ikhlas.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

99

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c) Komitmen dengan ibadah-ibadah sya‟ariyah (ibadah-ibadah ritual).

d) Bersemangat untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas ilmunya.

e) Tidak sungkan belajar dari siapa saja, termasuk dari yang lebih rendah

derajatnya.

f) Senantiasa berlatih untuk memberi yang terbaik.

b. Adab dalam forum mentoring

a) Berusaha dalam keadaan suci.

b) Bersuara sesuai dengan kebutuhan.

c) Menjaga forum mentoring dari canda ria yang berlebihan, gaduh dan

keributan.

c. Adab terhadap adik mentor

a) Memacu peserta mentoring untuk meningkatkan kualitas dirinya.

b) Mencintai peserta mentoring sebagaimana mencintai dirinya sendiri.

c) Mengupayakan cara yang paling baik dan paling mudah dalam

mengajar.

d) Bersikap adil dan obyektif kepada semua peserta mentoring.

e) Mencermati segala perkembangan peserta mentoring dan berusaha untuk

meluruskan mereka jika terjadi penyimpangan.

f) Bersikap iffah.

g) Memerankan secara bijak peran guru dalam hal-hal ilmiah, komandan

dalam keprajuritan, syekh dalam tarbiyah ruhiyah dan orang tua dalam

rabithah qalbiyah (hubungan hati).

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

100

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, kegiatan pembelajaran rutin

mentoring Agama Islam dilaksanakan setiap hari Rabu jam 13.00-15.00 dan setiap

satu bulan sekali pekan ke-4 diadakan mentoring gabungan pada hari Sabtu dari

jam 08.00 WIB-12.00.

Mengenai tempat pelaksanaan mentoring berdasarkan wawancara¸

observasi maupun informasi yang diperloleh melalui studi dokumentasi,

tempatnya bervariatif dan tiap pertemuannya terkadang tidak sama. Adapun

tempat-tempat yang sering dijadikan kegiatan mentoring adalah mesjid sekolah,

ruang kelas dan halaman kelas.

a. Kegiatan Tahap Persiapan Pembelajaran

Menurut Teh Asmida selaku mentor beliau senantiasa melakukan perencanaan

ketika hendak mengisi keghiatan mentoring, menurutnya dalam melaksanakan

setiap pertemuan mentoring pekanan, seorang mentor sudah selayaknya

mempersiapkan perencanaan pembelajaran mentoring, agar tujuan yang hendak

dicapai mendapatkan hasil yang optimal.

Adapun persiapan yang biasa dilakukan oleh beliau ketika akan mengisi

mentoring yaitu dengan mencari bahan-bahan serta media pendukung materi atau

topik yang akan disampaikan dan dibahas secara bersama-sama, kemudian

menentukan perangkat-perangkat acara yakni siapa saja yang akan menjadi

petugas mc, kultum, dll yang terkadang ditugaskan kepada pemimpin kelompok.

Sama halnya dengan Teh Asmida, Bu Lusi juga melakukan persiapan

ketika hendak mengisi kegiatan mentoring dengan membaca literatur materi yang

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

101

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

akan disampaikan, mempersiapkan diri baik ruhani dan jasmani, dan

mempersiapkan media yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.

Demikian pula yang dilakukan oleh Kang Agus, senantiasa mengkondisikan

suasana ruhiyyah (spiritualitas) harian dan fikriyyah dengan membaca ulang

materi yang akan disampaikan secara garis besarnya, membaca baca-baca info

remaja terupdate, mencari cari tau jadwal kegiatan adik mentor terkait aktifitas

akademik dan organisasinya.

b. Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran

Kegiatan pendahuluan dalam aktifitas pembelajaran merupakan tahap awal

yang harus dilakukan oleh pementor sebelum melakukan serangkaian proses

pembelajaran berikutnya. Selama proses observasi dan wawancara berlangsung,

didapatkan berbagai aktifitas yang dilakukan oleh para mentor dalam kegiatan

pendahuluan mentoring Agama Islam.

Dalam mengawali kegiatan mentoring masing-masing pementor berusaha

untuk mengkondisikan lingkungan dan suasa belajar terlebih dahulu, Teh Mida

misalnya, menurutnya hal pertama ketika akan dilaksanakan proses pembelajaran

dalam mentoring terlebih dahulu mengkondisikan suasana psikologis para mentee

agar kegiatan mentoring yang akan dilakukan bermakna dan bernilai. Sehingga

dari pengkondisian tersebut, para mentee diharapkan dapat merasa nyaman dan

merasakan kepemilikan terhadap kelompok mentoring mereka, sehingga dari

setiap sesi yang dilakukan itu mentee merasa terlibat dan dapat mengambil bagian

untuk pengembangan potensi diri mereka sendiri dan tidak menemukan kejenuhan

atau keterpaksaan selama pembelajaran berlangsung.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

102

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sedangkan Bu Lusi, terlebih dahulu seorang mentor harus mengetahui

gaya belajar mentee baik visual, auditorial, ataupun kinestetik sehingga dalam

penyampaian materi bisa lebih diterima oleh mentee. Kemudian menciptakan

suasana enjoyfull learning and fun, serta menimbulkan kesan dan suasana hidup di

setiap pekannya. Melaksanakan contextual learning, mentee belajar dari

pengalaman dan lingkungan sekitarnya.

Kemudian menurut pemamparan kang Agus, yang biasa dilakukan oleh

beliau yaitu berusaha membuat aktifitas mentoring ini di buat semenarik mungkin,

mentee bukan hanya objek tapi subjek dalam mentoring ini sehingga semuanya

bisa berpartisipasi sehingga mentoring pun tidak menjenuhkan tapi

menyenangkan. Berikutnya tentunya mengkondisikan suasana psikologi para

mentee mentoring agar tidak tegang dan mentee pun dalam kondisi siap untuk

belajar.

Adapun aktifitas yang dilakukan oleh pementor pada kegiatan pembuka

mentoring berdasarkan hasil observasi dan wawancara acara yaitu meliputi

kegiatan absensi kehadiran oleh pementor, pembukaan, tilawah Al-Qur‟an

bersama, menyetorkan hafalan Al-Qur‟an, dan penyampaian kultum dari salah

seorang mentee.

c. Kegiatan Inti Pembelajaran

Sebagaimana diketahui pada pelaksanaan kegiatan mentoring setiap pekannya,

proses belajar-mengajar berlangsung secara non formal. Hal ini berdasarkan

wawancara dan observasi, misalnya saja Hana siswa kelas IX mengemukakan

bahwasannya kegiatan belajar mengajar ketika pelaksanaan mentoring, yaitu

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

103

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan membuat halaqah atau dengan duduk melingkar, dan pada pelaksaannya

tidak resmi atau tegang seperti proses pembelajaran di sekolah, mentoring lebih

santai, mentee bisa lebih dekat dengan mentornya, hal apapun bisa ditanyakan,

meskipun tidak sesuai dengan materi pembahasan, bahkan ketika pembelajaran

berlangsung, terkadang para peserta bisa sambil makan bersama.

Materi-materi yang disampaikan pada kegiatan ini beragam tiap pertemuannya

sesuai dengan kurikulum yang ada, yang telah di tetapkan oleh pihak pengelola

mentoring Agama Isalam SMP IT Qordova. Berdasarkan hasil wawancara

observasi, materi-materi yang sering disampaikan dalam kegiatan mentoring ialah

materi yang berkenaan dengan pengenalan diri manusia terhadap penciptanya

(Ma‟rifatullah), pengenalan terhadap Rasulullah (Ma‟rifatul Rasul), pengenalan

terntang Islam (Ma‟rifatul Islam) dan terhadap pengenalan terhadap dirinya

sendiri (Ma‟rifatul Insan), Al Qur‟an dan Al-Hadist. Serta topik-topik yang

berkaitan dengan kehidupan remaja itu sendiri seperti pergaulan, persahabatan,

konsep diri, manajemen diri, dsb.

a) Penggunaan Metode Pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada mentor.

Metode pembelajaran yang digunakan pada umumnya bervariasi, namun metode

yang paling sering digunakan oleh para mentor adalah mulai ceramah, simulasi,

diskusi, games dan lain-lain.

Kemudian jika mengkaji informasi berdasarkan studi dokumentasi, dapat

diperoleh informasi bahwasannya secara umum fungsi metode yang digunakan

dalam kegiatan mentoring bertujuan adalah untuk mengikat, mengurai yang

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

104

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tersekat, membuka yang tersumbat. Ada beberapa metode pembelajaran yang

diperlukan dalam proses mentoring, semuanya dapat dipergunakan sesuai jenis

materi, lingkungan dan faktor lainnya. Metode itu antara lain:

a) Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan bentuk penyampaian yang paling umum

dipakai dalam menyampaikan suatu materi. Seorang pementor dapat memberikan

materi melalui ceramah dan akan sangat baik dila ditunjang dengan pengetahuan

terhadap tingkat pencapaian tujuan saat mengajar. Sehingga pementor dalam

mentarbiah tidak hanya mentransfer informasi untuk tahu saja.

b) Metode Tanya Jawab

Berupa lontaran pertanyaan untuk dijawab oleh peserta mentoring agar

diketahui tingkat penguasaan dan pemahamannya terhadap hal-hal yang telah

tersampaikan atau fakta-fakta yang telah dipelajari, didengar atau dibacanya.

Metode ini juga berguna untuk meningkatkan keakraban dan ukhuwah. Misalnya,

pementor mengajukan pertanyaan kepada peserta hal-hal yang terkait dengan

materi pembahasan, pribadi, keadaan lingkungan, permasalahan yang sedang

populer atau pertanyaan lainnya.

c) Metode Diskusi

Adalah suatu cara penyajian bahan materi dalam bentuk percakapan atau

pembahasan terhadap suatu permasalahan atau pengalaman yang baru diperoleh.

Dalam diskusi diharapkan dilakukan pengendapan dan peningkatan interaksi

terhadap data dan informasi yang diperolehnya. Dengan diskusi seorang peserta

akan secara otomatis terdorong melakukan penguasaan yang lebih baik terhadap

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

105

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

suatu materi. Diantara kelemahan diskusi adalah menyita waktu yang lebih

banyak. Apalagi bila pementor tidak dapat menarik kesimpulan, lalu diikuti

terjadinya bias terhadap nilai yang harus disampaikan.

d) Metode Demonstrasi

Adalah suatu cara pembelajaran dalam bentuk menunjukkan,

memperlihatkan atau mendemonstrasikan suatu pembahasan materi dimana

peserta mentoring mempraktekan sesuatu secara tepat. Misalnya

mendemostrasikan cara membaca Al-Qur‟an sesuai dengan kaidah tajwid.

e) Metode Eksperimen

Merupakan metode pengajaran dalam bentuk mempraktekan atau mencoba

suatu pembahasan. Setelah pementor menunjukkan cara melakukan sesuatu maka

selanjutnya peserta mempraktekan sendiri sebagaimana yang telah dicontohkan.

Metode demonstrasi dan eksperimen saling terkait sebab dengan eksperimen

berarti mendemonstrasikan sesuatu. Perbedaan teoritisnya adalah metode

demonstrasi lebih dititkberatkan pada pementorsedangkan metode eksperimen

lebih menitikberatkan pada peserta yang harus melakukan sesuatu.

f) Metode Simulasi

Yakni metode pengajaran untuk membangkitkan atau mendorong peserta

dalam suatu permainan. Misalnya dalam masalah pentingnya menjaga kesehatan

dan mendeteksi kekuatan tubuh serta manfaat olah raga bagi stamina tubuh.

g) Metode Partisipasi

Merupakan metode pengajaran dengan cara mendorong langsung peserta

untuk terlibat aktif dengan sebuah proses kegiatan. Misalnya pementor ingin

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

106

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengajarkan pentingnya infak dan beratnya beramal, maka pementor dapat

mewajibkan infaq majlis dan semua peserta wajib mengisi kotak infaq setiap hadir

mentoring. Kemudian setelah beberapa saat baru dibahas tentang bagaimana

kesan sulitnya berinfaq serta kendalanya dalam berinfaq.

h) Metode Penggunaan Alat

Metode ini sering digunakan dalam pelatihan, yaitu metode pengajaran

melalui pendekatan penggunaan alat bantu. Misalnya peserta dapat diberikan

sebuah instrument yang dikerjakan sendiri untuk melihat atau mengungkapkan

kepribadiannya.

i) Metode Latihan

Metode pengajaran dalam bentuk peserta melakukan suatu kegiatan untuk

memperoleh keterampilan tertentu. Dengan berlatih secara praktis keterampilan

yang dimiliki oleh peserta dapat ditingkatkan dan disempurnakan.

j) Metode Penugasan

Adalah cara pengajaran dengan memberikan tugas dalam bentuk tugas

baca, menghadiri acara tertentu, atau tugas-tugas lainnya yang kemudian

dipertanggungjawabkan kepada pementor yang memberikan tugas tersebut.

Tujuannya agar pemahaman peserta lebih mantap, pengalamannya lebih

terintegrasi dan terdorong untuk berusaha lebih giat lagi.

k) Metode Sosiodrama

Metode pengajaran dengan pendekatan menyaksikan tayangan aktifitas

kehidupan sekitar manusia. Bisa melalui laboratorium, film, planetarium, teater,

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

107

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan lain sebagainya. Misalnya materi aneka ragam ciptaan Allah SWT di alam

semesta dapat bersama-sama pergi ke planetarium menyaksikan penayangannya.

l) Metode Pengalaman Terstruktur

Yakni pementor dapat melakukan sebuah intervensi tindakan yang tidak

diketahui maksudnya oleh peserta. Kemudian setelah selesai peserta disuruh untuk

mengemukakan pelajaran apa yang telah diperolehnya. Pada tahap akhir pementor

menjelaskan pelajaran apa yang baru disampaikannya.

m) Metode Pengembangan Kelompok

Pada umumnya pementor dalam menyampaikan bahan dan materi dengan

menggunakan beberapa metode sering memandang peserta mentoring sebagai

indovidu. Namun demikian pada suatu saat peserta mentoring dihadapi bukan

sebagai individu melainkan sebagai kelompok dalam melaksanakan suatu

kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya pementor mengajak

peserta untuk rihlah atau studi tour. Dalam acara tersebut, akan dapat dipahami

dan dipraktekkan materi ukhuwah secara lebih cepat dan efektif daripada

memberikan ceramah tentang ukhuwah.

b) Penggunaan Media Pembelajaran

Dari hasil studi dokumentasi dikemukakan tentang fungsi dan tujuan

penggunaan media. Ada beberapa keuntungan dari penggunaan media, sehingga

keberadaannya sangat diperlukan dalam proses pembinaan mentoring Agama

Islam. Adapun fungsi dan tujuan media adalah:

a. Membantu menyampaikan pesan dalam proses komunikasi.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

108

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Menyederhanakan hal-hal yang rumit, sehingga menjadi lebih mudah

dipahami.

c. Menunjukkan hal-hal yang abstrak menjadi sesuatu yang lebih nyata, sehingga

informasi dapat dipahami dengan baik.

d. Memberikan persepsi yang seragam (uniformity) kepada setiap peserta

mentoring, walaupun jumlah peserta banyak dan mengajar secara berulang-

ulang.

e. Menimbulkan minat belajar, apalagi menggunakan media jenis multi media.

f. Mencapai sasaran lebih banyak, karena ada pepatah: satu gambar bermakna

1000 kata.

g. Mengatasi hambatan bahasa, karena denga media yang baik tanpa dikomentari

oleh fasilitator sudah dapat bercerita sendiri.

h. Merangsang dalam menyampaikan pesan.

i. Membuat belajar lebih banyak dan lebih cepat.

j. Meneruskan pesan-pesan.

k. Mempermudah penyampaian.

Kemudian berkaitan dengan jenis media yang digunakan dalam proses

pembelajaran MAI dipandang perlu guna untuk meminimalisir hambatan

komunikasi tersebut dan mengoptimalkan penyampaian pesan yang disampaikan.

Karena pada hakikatnya proses pembelajaran dalam MAI ini merupakan proses

komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa

isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

109

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kata dan tulisan) maupun non-verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran

symbol-simbol komunikasi tersebut oleh peserta dinamakan decoding.

Dalam proses komunikasi tersebut, adakalanya penafsiran berhasil,

adakalanya tidak. Kegagalan/ketidakberhasilan dalam memahami apa yang

didengar, dibaca, dilihat atau diamati. Kegagalan/ketidakberhasilan atau

penghambat dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noise.

Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima.

Adapun jenis media yang dapat di gunakan dalam aktifitas mentoring di

tunjukkan oleh table berikut ini (Anderson, 1976).

Table 4. 12. Jenis Media Pembelajaran

No. Kelompok Media Media Instruksional

1. Audio Pita audio (rol atau kaset)

Piringan audio

Radio (rekaman siaran)

2. Cetak Buku teks terprogram

Buku pegangan/manual

Buku tugas

3. Audio-Cetak Buku latihan dilengkapi kaset

Gamnar/poster (dilengkapi audio)

4. Proyek Visual Diam Film bingkai (slide)

Film rangkai (berisi pesan berbal)

5. Proyek Visual Diam dengan Audio Film bingkai (slide)

Film rangkai suara

6. Visual Gerak Film bisu dengan judul (caption)

7. Visual Gerak dengan Audio Film suara

Video/vcd/dvd

8. Benda Benda nyata

Model tiruan (mock up)

9. Komputer Media berbasis computer; CAI (Computer

Assisted Instructional & CMI (Computer

Manage Instructional)

Sementara ini itu berdasarkan hal observasi dan wawancara, media yang

banyak dan sering digunakan oleh pementor adalah komputer/laptop dengan

dilengkapi proyektor infokus. Para mentor pada umumnya dalam menggunakan

media di sesuaikan dengan materi yang akan di sampaikan.

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

110

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c) Proses Penanaman Karakter

Yang tidak kalah penting dalam kegiatan mentoring ini adalah proses

penanaman karakter positif pada adik mentornya. Dari hasil wawancara yang

dilakukan, beberapa mentor mengemukakan apa yang dilakukannya dalam upaya

menanamkan karakter akhlakul karimah pada adik mentornya.

Teh Mida sapaan akrab Asmida menyampaikan bahwa proses penanaman

karakter dalam aktifitas mentoring dapat terjadi diawali saat kegiatan mulai

berlangsung, yaitu pada saat tilawah bersama, dimana pada saat itu ruh Al-Qur‟an

meresap dalam diri masing-masing mentee, kemudian pembelajaran reflektif saat

penyampaian materi, dimana mentee diproyeksikan untuk merefleksi hikmah-

hikmah (ibroh) yang dapat diambil dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-

hari. Sehingga materi tersebut tidak hanya teori semata (tataran kognitif), akan

tetapi bisa mencapai tingkatan yang paling tinggi yaitu pada tahap merefleksikan

serta mengaplikasikan apa-apa yang akan menjadi nilai-nilai pengembangan

karakter mentee kemudian.

Sementara itu Bu Lusi memberikan tadribat (latihan-latihan) yang

terprogram, jelas, berkesinambungan dan ter-evaluasi. Misalnya ketika mentor

ingin menanamkan karakter agar adik mentornya senantiasa membudayakan

prilaku sopan dan santun kepada sesama, maka mentor memberikan tugas kepada

adik mentornya untuk setiap hari ketika bertemu dengan teman-temannya, guru

dan siapapun untuk melakukan 5 S yaitu senyum, salam, sapa, sopan dan santun.

Lain halnya dengan kang Agus yang masih tahap awal mengelola kegiatan

mentoring kelas VII, proses menanamkan karakter-karakter unggul dalam

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

111

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

muwashofat dilakukan dengan cara menggali karakter Mentee yang sebenarnya.

Kemudian memberikan sedikit contoh teladan tentang beberapa karakter dan

membuat beberapa aturan yang disepakati bersama untuk membentuk karakter-

karakter itu baik ketika mentoring maupun ketika mereka di luar mentoring.

d. Kegitan Penutup

Berdasarkan hasil observasi, kegiatan penutup dala aktifitas mentoring

biasanya setiap mentor menutup kegiatan mentoringnya dengan terlebih dahulu

menyimpulkan materi yang telah sampaikan kemudian merefleksikan materi

tersebut kaitannya terhadap penerapan aktifitas mentee sehari-hari baik di sekolah

atau dirumah, kemudian pementor memimpin do‟a penutup majlis.

3. Evaluasi Program Mentoring Agama Islam

Proses yang tidak kalah pentingnya dalam kegiatan mentoring ini adalah

proses evaluasi. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada koordinator

mentoring yakni Bu Susi, proses evaluasi dilakukan secara periodik sesuai dengan

waktu evaluasi pembelajaran disekolah seperti UTS dan UAS. Standar

evaluasinya mengacu kepada Quality Assurance Qordova. Adapun kriteria

penilaian yaitu perubahan yang terjadi pada akhlak atau kepribadian/perilaku

siswa, aspek kognitif yaitu pemahaman mengenai materi yang disampaikan,

praktik kebiasaan ibadah, tingkat kehadiran, hafalan Al-Qur‟an dan keterampilan.

Sementara itu menurut para mentor seperti di yang dikemukakan oleh Teh

Mida, mentor mengevaluasi mentee dengan menggunakan lembar mutabaah

yaumiah (amalan harian), pemahaman kognitif/cara pandangan terhadap suatu hal,

tingkat kehadiran, partisipasi dalam aktifitas mentoring dan perubahan afektif/

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

112

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perilaku dari penampilan para mentee. Hal serupa juga dilakukan oleh Bu Lusi,

beliau melakukan penilaian terhadap adik mentornya berupa penilaian

sikap/sifat/karakter, penilaian kehadiran, penilaian daya serap materi (aspek

kognitif).

Kemudian ketika di gali informasi terhadap siswa terkait proses ujian yang

mereka ikuti setelah mengikuti kegiatan mentoring, mereka pun mengemukakan

bahwasannya dalam kegiatan mentoring tidak ada ujian sebagaimana yang mereka

ikuti pada mata pelajaran biasa. Namun mereka sering di evaluasi oleh

pementornya terkait laporan amalan yaumiah yang dilaporkan setiap pertemuan,

tes hafalan Al-Qur‟an dan sering di tanya seputar penerapan ibadah yang telah

dicapai.

Sementara itu, berdasarkan studi dokumentasi diperoleh informasi berkaitan

dengan tahap evaluasi program mentoring ini. Evaluasi dalam Mentoring Agama

Islam merupakan suatu penilaian terhadap proses yang telah berlangsung selama

pelaksanaan MAI. Evaluasi ini untuk melihat pengaruh program MAI terhadap

perubahan peserta berupa peningkatan kualitas individu baik secara kognitif,

afektif maupun psikomotorik (ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah). Dan juga evaluasi

ini untuk melihat sudahkan hasil dari aktifitas MAI ini mengarah terhadap tujuan

yang hendak dicapai atau menghantarkan peserta pada tujuan pembinaan yang

diharapkan.

a. Kriteria

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

113

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kriteria yang dijadikan standar penilaian adalah 10 muwashafat (karakter)

yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Kriteria evaluasi program MAI ini juga

mengacu kepada standar QA (Quality Assurace) yang sudah di tetapkan.

b. Metode penilaian

Metode atau cara yang dilakukan untuk penilaian adalah melalui beberapa hal,

diantaranya:

a) Mutaba‟ah yaumiyah

Merupakan standar evaluasi yang dilakukan terhadap aktifitas ibadah harian

siswa yang meliputi, shalat wajib berjama‟ah, membaca al-Qur‟an, shaum sunnah,

shalat qiamullail, hafalan al-Qur‟an, dzikir pagi dan petang, dan lain-lain.

b) Wawancara

Wawancara untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pemahaman

siswa tentang materi-materi yang telah di sampaikan pada kegiatan mentoring.

c) Sikap

Yakni penilaian sikap dan perilaku siswa selama kegiatan mentoring meliputi;

kerjasama, kepedulian terhadap sesama, sopan santun, daya tangkap, kepatuhan,

tanggung jawab, aktifitas diluar mentoring, inisiatif, keberanian dan pemahaman.

4. Dampak Mentoring Agama Islam terhadap Siswa

Menurut Bu Susi, ada perubahan terhadap akhlak kemudian terjadi

peningkatan ibadah dan akademis secara signifikan ketika siswa mengikuti

kegiatan mentoring Agama Islam. Selain itu siswa pun mengakui bahwa kegiatan

mentoring yang mereka ikuti memberikan dampak positif dalam dirinya. Misalnya

saja Hana yang merasakan peran mentoring bagi kehidupannya di rumah maupun

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

114

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

disekolah, dia merasakan perubahan-perubahan positif yang terjadi padanya, baik

itu dalam beribadah, berfikir, berucap, dan bertingkah laku.

Sama halnya denga Hana, siswa dan sisiwi lainnya pun merasakan pengaruh

yang positif setelah mengikuti kegiatan mentoring. Indra mengungkapkan, ia

menjadi lebih bersemangat dan rajin dalam menjalankan kegiatan di rumah dan

sekolahnya. Ia juga berani untuk berbuat kebaikan dimanapun.

Karima mengatakan, banyak sekali pengaruh dari Mentoring Agama Islam

yang mempengaruhinya. Ia merasakan perubahan dalam dirinya yang awalnya

merasa jauh dari islam mulai mendekat sedikit demi sedikit kepada Islam yang

sebenarnya. Dirumah, ia jadi terbiasa membantu meringankan pekerjaan orang tua

seperti memasak air, mencuci baju, merapihkan rumah. Untuk di sekolah ia bisa

aktif seperti mampu menyumbangkan aspirasi dengan berani.

Selain itu perubahan yang dialami setelah mengikuti mentoring seperti

diungkapkan Sabih, ia menjadi lebih menghormati dan mengetahui betapa

pentingnya menghormati orang tua, menjadi rajin kemesjid, tata bahasa dalam

berbicara ke teman sekelas dan orang tua lebih baik.

Kemudian berdasarkan hasil wawancara dengan para mentor diantaranya Bu

Lusi, diperoleh hal yang sama bahwa kegiatan mentoring memberikan sebuah

ruang bagi pengembangan potensi adik-adik mentor, baik itu potensi akademik,

perilaku maupun aktifitas ibadah mereka. Ini bisa terlihat dari perubahan-

perubahan yang terjadi terhadap mereka, mulai dari lebih memiliki tujuan yang

jelas dalam melakukan beragam aktivitas keseharian mereka. Mempunyai

semangat dalam menuntut ilmu atau mengejar mimpi, tumbuhnya sikap yang

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

115

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

lebih peduli antar sesama, meningkatnya kemampuan soft skill, menguatnya

karakter kedisiplinan dalam diri masing-masing. Semua ini tercapai karena proses

pembinaan dalam mentoring yang dilakukan tiap pekan, yang isinya tidak hanya

membahas tentang keagamaan saja tapi juga mengupas permasalahan-

permasalahan yang sedang mereka alami, dengan cara atau metode yang sesuai

dengan jiwa muda mereka. mentoring memberikan semacam lingkungan keluarga

baru dimana satu sama lain saling mengingatkan dan membantu dalam kebaikan.

Begitupun yang di ungkapkan oleh Kang Agus, ada perubahan pada diri adik

mentor yang nampak dari sikap dan berprilaku mereka serta cara berpakaian.

Selain itu prestasi mereka pun cukup menggembirakan, ada beberapa orang yang

masuk 10 besar di kelasnya bahkan ada yang mewakili sekolah untuk mengikuti

perlombaan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah temuan dilapangan dideskripsikan, tahapan selanjutnya adalah proses

pembahasan hasil penelitian. Pembahasan hasil penelitian ini mengacu kepada

perumusan masalah yang menjadi fokus pembahasan pada penelitian yang

dilakukan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dampak program

Mentoring Agama Isalam terhadap pembentukan perilaku siswa dalam pendidikan

berbasis karakter di SMP IT Qordova.

Sistem pembelajaran mentoring secara sederhana tergambar dalam bagan di

bawah ini:

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

116

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sarana Pendukung

Lingkungan Sumber Belajar

SDM

Input Manajeman MAI Output

Gambar 4.3 Sistem Pembelajaran Mentoring

Gambar di atas memberikan suatu pemahaman bahwasannya program

mentoring merupakan sebuah sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang

satu sama lain saling terkait. Sebagai sebuah sistem, input merupakan peserta

program mentoring yakni semua peserta didik yang ada di SMP IT Qordova yang

mengikut kegiatan mentoring, peserta mentoring ini mengikuti serangkaian proses

pembelajaran mentoring dalam jangka waktu yang telah ditentukan secara

berjenjang dan menghasilkan output peserta didik yang memiliki 10 muwashafat

syaksiyah Islamiyah (10 karakter kepribadian Islami).

Tentunya keberhasilan program mentoring ini di tunjang dengan pola

manajemen yang baik di mulai dari proses perencanaan yang matang, proses

pelaksanaan dan hingga proses evaluasi. Selain itu pendayagunaan aspek-aspek

yang terkait seperti halnya sumber daya manusia (SDM) yang terlibat baik secara

langsung maupun tidak langsung, kemudian sarana pendukung MAI, penggunaan

sumber belajar hingga setting lingkungan sosial semua hal tersebut merupakan

aspek strategis yang menunjang pembentukan perilaku siswa yang berkarakter.

Perangkat Administrasi

Kegiatan Penunjang

Metode

Media

Media

Buku Materi Mentoring

Perpustakaan

Radio, TV

Kepala Sekolah

Pengelola

Pementor

Trainer

Pendidikan

Keluarga

Masyarakat

“Muwashafat Syakhsiyah

Islamiyah”

1. Salimul Aqidah

2. Shahihul Aqidah

3. Mathinul Khuluq

4. Mutsaqaful Fikri

5. Qawwiyul Jismi

6. Haritsun Ala Waqtihi

7. Munazham Fii

Syu’unihi

8. Qadirun ‘Alal Kasbi

9. Mujahidun Linafsihi

10. Nafi’un Lighairihi

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

117

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Perencanaan Program Mentoring Agama Islam

Proses perencanaan merupakan langkah awal yang sangat penting dalam

melakukan sebuah kegiatan, gagal dalam merencanakan sama dengan

merencanakan untuk gagal. Terlebih kaitannya dengan perencanaan aktifitas

program pendidikan yang sudah barang tentu banyak aspek perlu dibahas dan di

rencanakan dengan baik dan matang.

Begitu pula halnya dengan program Mentoring Agama Islam, proses

perencanaan yang matang serta menyeluruh sangat diperlukan untuk mencapai

tujuan yang di inginkan dari program yang akan dilaksanakan. Perencanaan

program mentoring agama Islam rutin dilakukan setidaknya dalam waktu sau kali

dalam satu tahun ketika yaitu ketika di akan di mulainya tahun ajaran baru.

Perencanaan yang dilakukan oleh tim pengelola mentoring Agama Islam

meliputi aspek-aspek yang ada dalam dokumen panduan kurikulum mentoring

Agama Islam SMP IT Qordova yang menjadi referensi dalam pengelolaan

program di lapangan.

Perencanaan ini penting dilakukan karena merupakan dalam perencenaan

inilah disusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan. Perencanaan dibuat berdasarkan jangka waktu tertentu

sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. (Abdul Majid)

Perencanaan menurut William H. Newman dalam bukunya Administrative

Action Technique and Management seperti yang dikutif (Abdul Majid, 2012;15)

mengemukakan bahwa perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan.

Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

118

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan

metode-metode dan prosedur-prosedur tertentu dan penentuan kegiatan

berdasarkan jadwal sehari-hari.

Lebih jauh Sanjaya (2012:24) menyatakan bahwasannya setiap perencanaan

minimal harus memiliki empat unsur sebagai berikut:

1. Adanya tujuan yang harus dicapai

2. Adanya strategi untuk mencapai tujuan

3. Sumber daya yang dapat mendukung

4. Implementasi setiap keputusan

Mengarah pada uruain diatas, program mentoring agama Islam dalam proses

perencanaannya telah sesuai dengan apa yang telah di sampaikan oleh para ahli.

Proses perencanaan mentoring agama Islam semenjak awal telah membahas aspek

aspek yang berkaitan dengan tujuan, visi dan misi dari program yang akan

dilaksanakan, kemudian perangkat-perangkat seperti strategi, sumber daya

(resources) yang diperlukan sampai dengan sistem evaluasi yang dilakukan sudah

terlebih dahulu di kaji oleh tim pengelola mentoring Agama Islam SMP IT

Qordova. Dan terlebih aspek-aspek tersebut terdapat dalam panduan kurikulum

mentoring agama Islam SMP IT Qordova.

Aktifitas pembelajaran dalam mentoring perlu untuk senantiasa dilakukan

mengingat perencanaan ini memiliki fungsi-fungsi sebagaimana yang

disamapaikan oleh Sanjaya (2012:35). Fungsi-fungsi perencanaan pembelajaran

yang dimaksud adalah, pertama fungsi kreatif yaitu pembelajaran dengan

menggunakan perencanaan yang matang, akan dapat memberikan umpan balik

yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang terjadi. Melalui umpan

balik itulah guru dapat meningkatkan dan memperbaiki program. Secara kreatif,

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

119

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mentor akan selalu memperbaiki berbagai kelemahan dan menemukan hal-hal

baru. Kedua, fungsi inovatif yakni inovasi hanya akan muncul jika pementor

memahami adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan itu

hanya mungkin dapat ditangkap, manakala kita memahami proses yang

dilaksanakan secara sistematis. Proses pembelajaran yang sistematis itulah yang

direncanakan dan terprogram secara utuh. Dalam kaitan inilah perencanaan

memiliki fungsi inovasi. Ketiga adalah fungsi selektif, adakalanya untuk

mencapai suatu tujuan atau sasaran pembelajaran mentor dihadapkan kepada

berbabagi pilihan strategi. Melalui proses perencanaan mentor dapat menyeleksi

strategi mana yang dianggap lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan. Tanpa

suatu perencanaan tidak mungkin seorang mentor dapat menentukan pilihan yang

tepat. Fungsi selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang

dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalui proses perencanaan mentor

dapat menentukan materi mana yang sesuai dan materi mana yang tidak sesuai.

Keempat, fungsi komunikasi, suatu perencanaan yang memadai harus dapat

menjelaskan kepada setiap orang yang terlibat, baik kepada mentor, siswa, kepala

sekolah bahkan kepada pihak eksternal seperti kepada orang tua dan masyarakat.

Dokumen perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap orang baik

tentang tujuan dan hasil yang ingin dicapai, strategi atau rangkaian kegiatan yang

dapat dilakukan. Oleh sebab itu, perencanaan memiliki fungsi komunikasi.

Kelima, fungsi prediktif yaitu perencanaan yang disusun secara benar dan akurat,

dapat menggambarkan apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu treatment

sesuai dengan program yang disusun. Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

120

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi. Di samping itu,

fungsi prediktif dapat menggambarkan hasil yang akan diperoleh. Keenam, fungsi

akurasi, melalui proses perencanaan yang matang mentor dapat menakar setiap

waktu yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu. Mentor

dapat menghitung jam pelajaran efektif, melalui program perencanaan. Ketujuh,

fungsi pencapaian tujuan, mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, akan

tetapi membentuk manusia secara utuh. Manusia utuh bukan hanya berkembang

dalam aspek intelektual saja, akan tetapi juga dalam sikap dan keterampilan.

Dengan demikian pembelajaran memiliki dua sisi yang sama pentingnya, yakni

sisi hasil belajar dan sisi proses belajar. Melalui perencanaan itulah kedua sisi

pembelajaran dapat dilakukan secara seimbang. Kedelapan, fungsi kontrol,

mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dalam suatu proses pembelajaran tertentu. Melalui perencanaan

kita dapat menentukan sejauh mana materi pelajaran telah dapat diserap oleh

siswa, materi mana yang sudah dan belum dipahami oleh siswa. Dalam hal inilah

perencanaan berfungsi sebagai kontrol, yang selanjutnya dapat memberikan

program pembelajaran selanjutnya.

2. Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam

Pelaksanaan mentoring ini merupakan tahap manifestasi dari proses

perencanaan kurikulum sebagai sebuah dokumen menjadi aktual dalam

serangkaian aktifitas pembelajaran. Dalam kegiatan pelaksanaan ini, pementor

memegang peranan yang sangat penting sebagai „juru kunci‟ keberhasilan

kurikulum.

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

121

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kegiatan Penutup

•Tanya Jawab, Refleksi, pembacaan Do'a

Kegiatan Inti

•Penyampaian Materi Inti

Kegiatan Pendahuluan

•Pembukaan, tilawah Al-Qur'an, membacakan kisah hikmah, Ice Breaking, Simulasi, Apersepsi dll

Perencanaan Pembelajran

• Menetapkan tujuan pembelajaran, mempersiapkan materi, metode dan media pembelajaran

Oleh karena ini, peran kunci tersebut harus diimbangi dengan kemampuan

seorang mentor di dalam mengelola rangkaian aktifitas pembelajaran. Dalam

proses kegiatan pembelajaran, seorang mentor pada umumnya melakukan

serangkaian aktifitas sebagaimana yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini:

Gambar 4.4 Kegiatan Pembelajaran Mentoring

a. Persiapan Mentor sebelum kegiatan Mentoring

Sebelum kegiatan mentoring di mulai, para mentor terlebih dahulu

mempersiapakan hal-hal yang berkaitan tentang aktifitas mentoring yang akan

dilaksanakan yaitu tema/topik pembahasan, materi yang akan di sampaikan,

metode dan media yang akan di gunakan serta ada juga pementor yang terlebih

dahulu mencari tahu isu yang sedang hangat menjadi bahan pembicaraan remaja,

hal tersebut sebagai upaya untuk memberikan perhatian yang lebih dari pementor

kepada adik mentornya.

Proses perencanaan yang dilakukan oleh para mentor ini tentunya sudah sesuai

dengan yang seharusnya dilakukan oleh para pendidik sebelum melakukan proses

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

122

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran, karena pembelajaran yang akan dilaksanakan terlebih dahulu harus

di desain sedemikian rupa dari mulai tujuan atau kompetensi yang dimiliki oleh

siswa seusai pembelajaran berlangsung, materi yang akan disampaikan, metode

dan sumber belajar yang akan di gunakan.

Perencanaan pembelajaran yang dibuat tentunya memiliki manfaat dalam

menjadikan hasil pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Seperti yang di

kemukakan oleh Abdul Majid (2012:22) manfaat perencanaan pengajaran dalam

proses belajar mengajar yaitu:

1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.

2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur

yang terlibat dalam kegiatan.

3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur

murid.

4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat

diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.

5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.

6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.

Kemudian menurut Sanjaya (2012:33) manfaat yang dapat dipetik dari

penyusunan proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

a) Melalui proses perencanaan yang matang, akan terhindar dari keberhasilan

yang bersifat untung-untungan. Artinya, dengan perencanaan yang matang dan

akurat, akan mampu memprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan

dapat di capai.

b) Sebagai alat untuk memecahkan masalah. Seorang perencana yang baik akan

dapat memprediksi kesulitan apa yang akan dihadapi oleh siswa dalam

mempelajari materi pelajaran tertentu. Dengan perencanaan yang matang guru

akan dengan mudah mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin timbul.

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

123

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c) Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat. Seiring

perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dewasa ini

banyak sekali sumber-sumber belajar yang mengandung berbagai informasi.

Melalui perencanaan, guru dapat menentukan sumber-sumber mana saja yang

dianggap tepat untuk mempelajari suatu bahan pembelajaran.

d) Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis.

Artinya, proses pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya, akan tetapi

akan berlangsung secara terarah dan teroganisir. Dengan demikian, guru dapat

menggunakan waktu seefektif mungkin untuk keberhasilan proses

pembelajaran. Melalui perencanaan yang matang guru akan bekerja setahap

demi setahap untuk menuju perubahan yang diinginkan sesuai dengan tujuan.

b. Proses Pembelajaran Mentoring

1. Kegiatan Pendahuluan Mentoring

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi aktifitas belajar mentoring lebih

banyak dilakukan di luar kelas yakni di teras halaman kelas, di mesjid, dan tempat

lainnya yang terdapat di area lingkungan sekolah. Suasana yang dibangun dalam

pembelajaran mentoring dibuat senyaman mungkin, rileks tidak tegang, dan hal

ini yang menjadi pembeda dengan proses belajar di kelas pada mata pelajaran

umum. Bahkan pada kegiatan belajar mentoring dalam posisi melingkar sambil

duduk lesehan siswa pun diperboleh sambil makan. Hal tersebut tentunya sebagai

langkah awal yang dapat memicu ketertarikan siswa di dalam menyimak dan

mengikuti rangkaian aktifitas pembelajaran dalam mentoring.

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

124

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hal tersebut menurut Abuddin Nata penting untuk ditumbuhkan oleh para

pendidik sebelum memulai kegiatan pembelajaran karena suasana inilah yang

akan mendorong siswa untuk melakukan proses belajar.

Kemudian dalam pembelajaran mentoring di awali dengan aktifitas

pembukaan yang diisi dengan beberapa agenda yang cukup variatif, diantaranya

tilawah qur‟an (pembacaan ayat suci al-Qur‟an), penyampaian kultum dari salah

seorang adik mentor, setoran hafalan Al-Qur‟an, membaca shirah Rasulullah dan

sirah para sahabat dan pengisian absesi kehadiran. Kegiatan tersebut dalam rangka

pengkondisian sebelum memasuki acara inti mentoring, kegiatan pembukaan ini

dikatakan pula sebagai kegiatan pemanasan.

Kegaiatan pembukan dalam mentoring telah sesuai dengan apa yang di

kemukakan oleh Sanjaya, dimana dalam kegiatan pembelajaran aktifitas

pendahuluan disebut juga dengan kegiatan membuka pelajaran, dan seorang guru

dalam hal ini pementor hendaknya memiliki keterampilan dalam membuka

pembelajaran. Sanjaya (2006:171) mengemukakan bahwa kegiatan membuka

pelajaran atau disebut dengan set induction adalah usaha yang dilakukan oleh

guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar

mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan

sehingga akan mudah mencapai kompetensi yang di harapkan.

Kemudian Sanjaya (2006: 172) menambahkan secara khusus mengenai tujuan

dan teknik dalam membuka kegaiatan pembelajaran, diantaranya:

1) Menarik perhatian siswa, yang dapat dilakukan dengan:

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

125

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Meyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan

dilakukan berguna untuk dirinya.

b. Melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa misalnya dengan

menggunakan alat bantu.

c. Melakukan interaksi yang menyenangkan.

2) Menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan:

a. Membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa

dan berkomunikasi secara kekeluargaan.

b. Menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari

suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan.

c. Mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan

kebutuhan siswa.

3) Memeberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan

dilakukan, yang dapat dilakukan dengan:

a. Mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus

dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan.

b. Menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran, sehingga siswa

memahami apa yang harus dilakukan.

c. Menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah

pembelajaran berlangsung.

2. Kegiatan Inti Pembelajaran

Kegiatan inti pembelajaran dalam mentoring merupakan tahapan yang berisi

proses pembentukan kompetensi yang dilakukakan oleh pementor kepada siswa.

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

126

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada tahap ini pementor memberikan pemaparan mengenai materi-materi

berkaitan dengan sejumlah komptensi yang harus dimiliki oleh peserta. Kegiatan

inti pembelajaran dalam aktifitas mentoring tentunya harus dapat menunjang

terbentuknya „syakhsiyah islamiyyah‟ atau karakter islami pada diri peserta

mentoring. Oleh karena itu proses pembelajaran perlu dilakukan dengan suasana

dan lingkungan pembelajaran yang kondusif, nyaman dan dapan dinikmati dengan

baik setiap sesi pembelajarannya dengan baik oleh peserta.

Dalam proses pembelajaran mentoring, tidak ada hambatan yang berarti dalam

interaksi diantara pementor dan peserta, dalam mentoring peserta bukan hanya

objek tapi juga subjek pembelajaran sehingga kondisi pembelajaran pun

menyenangkan, tidak ada ketegangan dan keterpaksaan peserta dalam mengikuti

kegiatan mentoring. Situasi pembelajaran seperti ini tentunya senada dengan

yang disampaikan oleh Sanjaya (2006:175) dimana menciptakan dan memelihara

kondisi belajar yang optimal berhubungan dengan kemampuan guru dalam

mengambil inisiatif dalam mengendalikan kegiatan belajar mengajar agar berada

dalam kondisi yang kondusif sehingga perhatian siswa terpusat pada materi

pelajaran.

a. Penggunaan Metode Pembelajaran

Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan menyimpulkan bahwa para

pementor yang dapat diobservasi telah menggunakan motode pembelajaran yang

variatif dan sesuai dengan materi pembelajaran yang disampaikan. Berdasarkan

observasi, metode pembelajaran yang paling banyak di gunakan adalah metode

pembelajaran refleksi, simulasi, games, diskusi dan ceramah. Penggunaan metode

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

127

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran dalam mentoring sebetulnya telah di atur dalam dokumen panduan

kurikulum mentoring agama Islam yang di miliki sekolah sehingga pementor

tinggal memilih metode yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan

disampaikan.

Abuddin Nata (2009: 176) memandang penggunan metode pengajaran ini

memiliki kedudukan yang amat strategis dalam mendukung keberhasilan

pengajaran. Para ahli sepakat bahwa seorang guru yang ditugaskan untuk

mengajar haruslah guru yang professional, yaitu ditandai dengan penguasaan yang

prima terhadap metode pengajaran. Melalui metode pengajaran, mata pelajaran

disampaikan secara efisien, efektif dan terukur dengan baik, sehingga dapat

dilakukan perencanaan dan perkiraan dengan tepat.

Selanjutnya berkaitan dengan penggunaan metode pembelajaran dalam

kegiatan mentoring Rama Adeyasa dan Ruswandi (2006: 32) mengemukakan

tentang alasan pentingnya penggunaan variasi metode pembelajaran dalam

kegiatan mentoring, yaitu; pertama, adanya perkembangan ilmu pengatahuan dan

teknologi. Dimana perkembangan ini menyebabkan semakin luasnya cara belajar

seseorang, tentunya hal ini menuntut para mentor untuk memperbanyak metode

yang efektif. Metode itu alat, semakin baik alatnya semakin baik hasilnya. Kedua,

perkembangan sosiologi dan intelektualitas masyarakat. Biasanya perbedaan

budaya dan intelektual menyebabkan perbedaan pula dalam metode

pendekatannya. Perubahan sosiologi dan perkembangan intelektualitas

menyebabkan perlunya pementor memiliki bank metode yang dapat mengakses

masyarakat dengan nilai-nilai universal islam. Ketiga, arus globalisasi menjadi

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

128

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

alasan agar para pementor terus menggali metode-metode efektif, karena yang

menjadi esensi globaliasai adalah keterbukaan akan informasi. Banjir informasi

memberikan suatu pelajaran begitu luasnya ilmu. Tapi yang perlu diperhatikan di

sini adalah era globalisasi bukan sekedar menuntut untuk tahu, tapi bagaimana

pementor bisa memanfaatkan informasi itu dalam bentuk amal nyata. Ilmu itu

tidak bermanfaat bila tidak dipraktekan. Keempat, semakin canggihnya metode

kearah kerusakan. Metode kontradiktif yang dikemas dalam bentuk rasa yang

manis dan indah telah cukup berhasil dalam menggerogoti moral bangsa ini. Oleh

karena itu metode pembelajaran pun semestinya harus di desain guna untuk

membuat semakin banyak orang untuk menjadi baik.

b. Penggunaan Media Pembelajaran

Posisi media dalam pembelajaran memiliki peran dan manfaatnya dalam

meningkatkan proses dan hasil belajar. Rusman (2008: 151) mengemukakan

tentang posisi media, posisi, peran dan kontribusinya dalam kegiatan

pembelajaran. Menurutnya media harus di pahami sebagai berikut;

a. Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber pesan ataupun

penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.

b. Aplikasi media pembelajaran berpijak pada kaidah ilmu komunikasi, yang

antara lain dikatakan oleh Lasswell (1982) “who say what in which channels

to whom in what effect.” Dimana paradigma komunikasi tersebut meliputi

lima hal berikut:

a) Who, siapa yang menyatakan? (guru, pengirim pesan)

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

129

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b) What, pesan atau ide/gagasan apa yang disampaikan (dalam kegiatan

pembelajaran ini berarti bahan ajar atau materi yang akan disampaikan).

c) Which channels, dengan saluran apa, media saluran apa, media atau

sarana apa, pesan itu ingin disampaikan.

d) To whom, kepada siapa (sasaran, siswa, peserta didik)

e) What effect, dengan hasil atau dampak apa?

Penggunaan media dalam pembelajaran mentoring masih terlihat belum begitu

maksimal, media yang kerap kali dominan sebagai alat bantu dalam pembelajaran

mentoring yaitu jenis media multimedia seperti laptop dan komputer selain itu

juga alat bantu media visual lainnya seperti whaite board/papan tulis. Meskipun

begitu penggunaan media selama proses observasi berlangsung masih cukup

selaras dengan materi yang disampaikan dan juga metode pembelajaran yang

digunakan.

Namun, bagaimanapun juga penggunaan media dalam proses pembelajaran

penting untuk digunakan dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran. Hal ini

di dasari oleh Edgar Dale yang mengemukakan bahwasannya kekuatan informasi

yang di terima oleh seseorang berbanding lurus dengan jenis media yang di

gunakan. Artinya semakin konkret siswa mempelajari bahan pelajaran melalui

pengalama langsung, maka semakin banyaklah pengalaman yang diperoleh oleh

siswa dan semakin berbekas dalam diri siswa. Sebaliknya, semakin abstrak siswa

memperoleh pengalaman misalnya dengan hanya mengandalkan bahasa verbal

saja, maka informasi dan pengalaman belajar yang akan diperoleh siswa pun akan

semakin sedikit.

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

130

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berkenaan dengan hal tersebut, Sanjaya (2012: 209) mengemukakan tentang

nilai praktis dari penggunaan media terhadap kegiatan pembelajaran, yaitu:

1. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.

2. Media dapat mengatasi batas ruang kelas. Dimana hal ini terutama untuk

menyajikan bahan belajar yang sulit dipahami langsung oleh peserta. Dalam

kondisi ini media dapat berfungsi untuk:

1) Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa ke dalam kelas.

2) Memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat

oleh mata telanjang, seperti sel-sel butr darah/molekul bakteri, dan

sebagainya.

3) Mempercepat gerakan suatu proses yang terlalu lambat sehingga dapat

dilihat dalam waktu yang lebih cepat.

4) Memperlambat proses gerakan yang terlalu cepat.

5) Menyederhanakan suatu objek yang terlalu kompleks.

6) Memperjelas bunyi-bunyian yang sangat lemah sehingga dapat ditangkap

oleh telinga.

3. Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta

dengan lingkungan.

4. Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.

5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan tepat.

6. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk belajar

dengan baik.

7. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

131

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8. Media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.

9. Media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang

konkret sampai yang abstrak.

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan menutup pelajaran merupakan tahap akhir dalam aktifitas

pembelajaran. Menutup pelajaran menurut Sanjaya dapat diartikan sebagai

kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud

untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa

serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat

keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses

pembelajaran.

Berdasarkan observasi, kegiatan penutup dalam kegiatan mentoring, para

mentor melakukan aktifitas diskusi dan tanya jawab seputar materi yang

disampaikan kemudian para mentor menyimpulkan materi serta merefleksikannya

terhadap perilaku positif yang bisa di amalkan sesuai mentoring selesai

dilaksanakan.

Tentunya kegiatan menutup aktifitas pembelajaran ini penting untuk di desain

dengan baik, karena seperti halnya dalam sebuah pertunjukan drama, sebuah

cerita di harapkan berakhir dengan happy ending. Begitu pula dengan kegiatan

pembelajaran, akhir dari pembelajaran harus berkesan dan bermakna.

Oleh karena itu, menurut Sanjaya (2006:173) ada beberapa hal yang perlu

untuk dilakukan dalam membuat akhir dari kegiatan pembelajaran tersebut

menjadi lebih berkesan dan bermakna, yaitu; pertama, merangkum atau membuat

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

132

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

garis-garis besar persoalan yang baru dibahas, sehingga siswa memperoleh

gambaran yang menyeluruh dan jelas tentang pokok-pokok persoalan. Kedua,

mengkonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok agar informasi

yang telah diterima dapat membangkitkan minat untuk mempelajari lebih lanjut.

Ketiga, mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk

pemahaman baru tentang materi yang telah dipelajarinya. Keempat, memberikan

tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan

dengan materi pelajaran yang telah dibahas.

Selain pembahasan mengenai rangakaian kegiatan pembelajaran dari awal

sampai akhir seperti yang di kemukakan seperti halnya di atas. Mulyasa

(2012:131) mengemukakan pembelajaran efektif dan berkarakter dapat juga

dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

1) Pemanasan dan Apersepsi

Pemanasan dan apersepsi perlu dilakukan untuk menjajaki pengetahuan peseta

didik, memotivasi peserta didik dengan menyajikan materi yang menarik, dan

mendorong mereka untuk mengetahui berbagai hal baru. Kegiatan pemanasan

dan apersepsi ini rutin dilakukan ketika kegiatan mentoring berlangsung

2) Eksplorasi

Tahap ekplorasi merupakan kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bahan

dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik. Hal

tersebut dapat ditempuh sebagai berikut:

a) Perkenalkan materi standard dan kompetensi dasar yang harus dimiliki

oleh peserta didik.

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

133

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b) Kaitkan materi standar dan kompetensi dasar yang baru dengan

pengatahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik.

c) Pilih metode yang paling tepat, dan gunakan secara bervariasi untuk

meningkatkan penerimaan peserta didik terhadap materi standard an

kompetensi baru.

3) Konsolidasi Pembelajaran

Konsolidasi merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam

pembentukan kompetensi, dengan mengaitkan kompetensi dengan kehidupan

peserta didik. Konsolidasi pembelajaran ini dapat dilakukan sebagai berikut.

a) Libatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami

materi standard dan kompetensi baru.

b) Libatkan peserta didik secara aktif dalam proses pemecahan masalah

(problem solving), terutama dalam masalah-masalah aktual.

c) Letakkan penekanan pada kaitan structural, yaitu kaitan antara materi

standar dan kompetensi baru dengan berbagai aspek kegiatan dan

kehidupan dalam lingkungan masyarakat.

d) Pilihlah metodologi yang paling tepat sehingga materi standar dapat

diproses menjadi kompetensi peserta didik.

4) Pembentukan Kompetensi dan Karakter

Pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik dapat dilakukan sebagai

berikut:

a) Doronglah peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian, dan

kompetensi yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

134

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b) Praktikkan pembelajaran secara langsung, agar peserta didik dapat

membangun kompetensi dan karakter baru dalam kehidupan sehari-hari

berdasarkan pengertian yang dipelajari.

c) Gunakan metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan kompetensi

dan karakter peserta didik.

5) Penilaian Formatif

Dalam melakukan penilaian formatif dapat dilakukan hal-hal berikut ini:

a) Kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik.

b) Gunakan hasil penilaian tersebut untuk menganalisis kelemahan atau

kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam

memberikan kemudahan kepada peserta didik.

c) Pilihlah metodologi yang paling tepat sesuai dengan kompetensi yang ingin

dicapai.

Sementara itu, menurut Satria Hadi Lubis (2006) seorang pakar yang telah

lama berkecimpung dalam pengelolaan kegiatan mentoring, mengemukakan

bahwasannya dalam kegiatan pengelolaan mentoring harus memperhatikan dua

hal. Yang pertama aspek produktifitas dan yang kedua adalah aspek dinamisasi.

Aspek produktifitas merupakan hal yang berkaitan dengan ketercapaian tujuan

pembelajaran sedangkan dinamisasi merupakan keterampilan seorang mentor di

dalam mengelola proses berjalannya kegiatan mentoring. Produktif dalam

mencapai tujuan dan dinamis dalam proses, keduanya saling terkait dalam

menjadikan kegiatan mentoring menjadi lebih efektif dan efisien.

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

135

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kemudian, Satria Hadi Lubis (2006: 100) memberikan suatu ilustrasi mengenai

rumus dalam meningkatkan dinamisasi kegiatan mentoring, yaitu:

Keterangan :

D = Dinamisasi

n(Pb) = Jumlah Variasi Perubahan

I = Keikhlasan

K = Keteladanan

T = Semangat mencapai Tujuan

Dari apa yang di rumuskan di atas, dapat disimpulkan bahwasannya untuk

meningkatkan dinamisasi mentoring adalah dengan meningkatkan nilai masing-

masing variable. Jadi, tugas seorang mentor adalah bagaimana caranya agar dalam

setiap pertemuan mentoring selalu bervariasi, sehingga nilai n (Pb)nya meningkat,

kemudian memelihara Keikhlasan (I), selalu menjadi teladan (K) bagi peserta

mentoring, dan semangat untuk mencapai Tujuan (T) selalu terjaga, sehingga

masing-masing variable tersebut menjadi tinggi.

Untuk meningkatkan nilai n(Pb), maka jenis variasi perubahan dalam

mentoring bisa terjadi dalam beberapa hal, yang pertama adalah suasana dan

tempat belajar. Suasana maupun tempat belajar tidak harus dilakukan dengan gaya

lesehan di luar kelas tetapi bisa juga dengan sistem pembelajaran di kelas, belajar

di tempat terbuka, di mesjid, di halaman, di ruang perpustakaan dll. Yang kedua

adalah metode penyampaian, penyampaian materi tidak hanya dilakukan dengan

ceramah, tetapi dapat diubah-ubah dalam setiap pertemuannya menjadi diskusi,

seminar, games, studi kasus, simulasi, bedah buku dan lain-lain. Ketiga, media

yang digunakan juga bisa bervariasi, bisa menggunakan lembar foto copy,

multimedia, papan tulis, lembar peraga, alat demo/simulasi, dan lain-lain.

D = n(Pb) (I+K+T)

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

136

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keempat, materi yang disampaikan tidak secara monoton, tetapi diubah-ubah

penjabarannya dalam setiap pertemuan dengan menggunakan berbagai ilustrasi,

dalil, atau contoh yang berbeda dalam setiap pertemuan mentoring. Dan yang

keenam adalah agenda acara, dimana sistematika dan urutan acara dalam setiap

pertemuan tidak statis, tetapi dapat diubah-ubah. Misalnya, penyampaian materi

dapat dilaksanakan di awal atau di akhir mentoring dan lain-lain. Tentunya di

dalam meningkatkan nilai n(Pb) ini seorang mentor dituntut untuk memiliki

keratifitas dalam mengemas kegiatan mentoring menjadi kegiatan yang menarik

dan menyenangkan.

c. Pendekatan Pembelajaran Mentoring Agama Islam

Mulyasa (2012:135) mengemukakan dalam proses pelaksanaan pembelajaran

karakter seorang guru dianjurkan untuk menggunakan pendekatan pembelajaran

andragogik, yang berbeda dengan pedagogik, terutama dalam pandangannya

terhadap peserta didik. Andragogik merupakan ilmu yang ditujukan pada

pembelajaran orang dewasa, namun dalam praktiknya tidak semata-mata

diperuntukkan bagi kegiatan pendidikan yang melibatkan orang dewasa,

melainkan dalam kegiatan pendidikan anak-anak pun sangat relevan untuk

diterapkan, terutama dalam pembentukan karakter.

Dalam pembelajaran mentoring agama Islam tentunya hal tersebut relevan

untuk diterapkan. Terlebih menurut hasil wawancara dan observasi, para mentor

memposisikan peserta mentoring sebagai mitra dalam aktifitas pembelajaran,

peserta bukan hanya objek tetapi juga berperan sebagai subjek yang turut

berpartisipasi aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

137

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

seperti inilah tentunya yang dapat mengeksplorasi lebih jauh ragam kompetensi

dan pembentukan karakter peserta didik menjadi lebih efektif. Hal tersebut senada

dengan yang dikemukakan oleh Mulyasa (2012:136) bahwasannya pendekatan

pembelajaran berkarakter merupakan alternative pembinaan dan pembentukan

karakter peserta didik, melalui penanaman berbagai kompetensi berbasis karakter

yang berorientasi pada karakteristik, kebutuhan, dan pengalaman peserta didik,

serta melibatkannya dalam proses pembelajaran seoptimal mungkin, agar setelah

menamatkan suatu program pendidikan mereka memiliki kepribadian yang kukuh

dan siap mengikuti perubahan.

Kemudian secara khusus Mulyasa (2012: 136) mengemukakan pembelajaran

berkarakter di sekolah harus ditujukan untuk:

1. Memperkenalkan kehidupan kepada peserta didik sesuai dengan konsep

learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to life together.

2. Menumbuhkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya belajar dalam

kehidupan, yang harus direncanakan dan dikelola secara sistematis.

3. Memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada para peserta

didik, agar mereka dapat belajar dengan tenang dan menyenangkan.

4. Menumbuhkan proses pembelajaran yang berkarakter bagi tumbuh

kembangnya potensi peserta didik, melalui penanaman berbagai kompetensi

dasar.

d. Model Pembelajaran Berkarakter

Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani (2012: 116) model belajar mengajar

merupakan kerangka konseptual dan prosedur yang sistematik dalam

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

138

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,

dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam

merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Dengan demikian

aktivitas belajar-mengajar benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang bertata

secara sistematis.

Dalam pembelajaran karakter ada beberapa model pembelajaran yang dapat

dilakukan, antara lain:

1. Pembiasaan

Pembiasaan adalah sesuatu perbuatan yang sengaja diulang-ulang agar sesuatu

itu dapat menjadi kebiasaan. Pembiasaan sebenarnya berintikan pengalaman, yang

dibiasakan itu adalah sesuatu yang diamalkan. Pembiasaan menempatkan manusia

sebagai sesuatu yang istimewa, yang dapat mengemat kekuatan, karena akan

menjadi kebiasaan yang melekat dan spontan, agar kekuatan itu dapat

dipergunakan untuk berbagai pekerjaan, dan aktifitas lainnya. (Mulyasa, 2012;

166)

Mulyasa (2012: 167) mengemukakan bahwa pendidikan melalui pembiasaan

dapat dilaksanakan secara terprogram dalam pembelajaran, dan secara tidak

terprogram dalam kegiatan sehari-hari.

a. Kegiatan pembiasaan terprogram dalam pembelajaran dapat dilaksanakan

dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk

mengembangkan pribadi peserta didik secara individual, kelompok, dan atau

klasikal sebagai berikut:

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

139

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a) Biasakan peserta didik untuk bekerja sendiri, menemukan sendiri dan

mengkontruksi sendiri pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru dalam

setiap pembelajaran.

b) Biasakan melakukan kegiatan inkuiri dalam setiap pembelajaran.

c) Biasakan peserta didik untuk bertanya dalam setiap pembelajaran.

d) Biasakan belajar secara berkelompok untuk menciptakan “masyarakat

belajar”.

e) Guru harus membiasakan diri menjadi model dalam setiap pembelajarana.

f) Biasakan melakukan refleksi pada setiap akhir pembelajaran.

g) Biasakan melakukan penilaian yang sebenarnya, adil, dan transparan

dengan berbagai cara.

h) Biasakan peserta didik untuk bekerja sama, dan saling menunjang.

i) Biasakan untuk belajar dari berbagai sumber.

j) Biasakan peserta didik untuk sharing dengan temannya.

k) Biasakan peserta didik untuk berfikir kritis.

l) Biasakan untuk bekerja sama dan memberikan laporan kepada orang tua

peserta didik terhadap perkembangan perilakunya.

m) Biasakan peserta didik untuk berani menanggung risiko.

n) Biasakan peseta didik tidak mencari kambing hitam.

o) Biasakan peserta didik terbuka terhadap kritikan.

p) Biasakan peserta didik mencari perubahan yang lebih baik.

q) Biasakan peserta didik terus menerus melakukan inovasi dan improvisasi

demi perbaikan selanjutnya.

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

140

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Kegiatan pembiasaan secara tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai

berikut:

a) Rutin, yaitu pembiasaan yang dilakukan terjadwal, seperti: upacara

bendera, senam, shalat berjama‟ah, keberaturan, pemeliharaan kebersihan

dan kesehatan diri.

b) Spontan, adalah pembiasaan tidak terjadwal dalam kegiatan khusus seperti:

pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya,

antre, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).

c) Keteladanan, adalah pembiasaan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti;

berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan

atau keberhasilan orang lain, datang tepat waktu.

Aktifitas pembiasaan yang dikemukakan di atas, sebagian besar merupakan

aktifitas yang sudah menjadi bagian dari pembelajaran karakter baik melalui

program mentoring agama Islam maupun aktivitas pembelajaran yang sudah

menjadi ciri khas di SMP IT Qordova. Kegiatan pembiasaan baik yang terprogram

maupun yang tidak terpogram semuanya dapat di observasi secara langsung di

lapangan maupun melalui studi dokumentasi terhadap kurikulum dan jadwal

pembelajaran sehari-hari di SMP IT Qordova.

2. Keteladanan

Keteladanan merupakan perilaku yang sangat penting dari seorang pendidik

dalam proses membentuk karakter peserta didik. Keteladanan yang ditunjukkan

oleh seorang guru baik dari ucapan, perbuatan dan pemapilannya akan

berpengaruh terhadap perilaku peserta didiknya. Karakter positif yang hendak

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

141

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ditanamkan kepada peserta didik sudah seharusnya seorang guru terlebih dahulu

menjadi pribadi yang merefleksikan karakter positif tersebut, sehingga proses

penanaman karakter-pun akan semakin mudah terbentuk dalam pribadi peserta

didik.

Begitupula halnya dengan pementor, pementor dalam kegiatan mentoring

diibaratkan sebagai orangtua bagi putra-puitrinya, yang senantiasa membimbing

putra-putrinya menjadi anak yang lebih baik dari dirinya. Seorang mentor

terhadap mentee ibarat syeikh bagi murid-muridnya, ia harus senantiasa berupaya

untuk meningkatkan kualitas spiritualnya agar dapat menjadi sumber inspirasi

bagi mentee. Laksana bunga yang kering yang membutuhkan siraman air, maka

mentor memberingan siraman itu, sehingga bunga itu segar kembali. Kemudian

seorang mentor laksana ustadz terhadap santrinya, yang senantiasa mentransfer

ilmu-ilmu baru yang bisa memberikan pengetahuan yang luas bagi mentee. Dan

terakhir seorang mentor adalah peminpin yang senantiasa dapat mengarahkan

serta menteenya ke jalan Allah. Memberikan tauladan, nasehat, dan arahan-

arahan, sehingga mentee tidak patah semangat dalam menuntut ilmu.

3. CTL (Contextual Teaching and Learning)

Menurut Mulyasa (2012: 176) CTL merupakan salah satu model pembelajaran

yang dapat digunakan untuk mengefektifkan dan menyukseskan pendidikan

karakter di sekolah. Dengan kata lain, CTL dapat dikembangkan menjadi salah

satu model pembelajaran berkarakter, karena dalam pelaksanaannya lebih

menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

142

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

peserta didik secata nyata, sehingga para peserta didik mempu menghubungkan

dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.

Kemudian menurutnya proses pendidikan dalam CTL bertujuan menolong

peserta didik memahami makna dari materi pembelajaran yang dipelajari, dengan

cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks keadaan pribadi,

sosial dan budaya dalam kehidupan sehari-hari. Dimana untuk mencapai tujuan

tersebut terdapat delapan komponen yang harus dipenuhi, yaitu:

a. membuat hubungan-hubungan yang bermakna (making meaningful

connections),

b. melakukan pekerjaan yang berarti (doing significant work),

c. melakukan kerja sama (collaborating),

d. berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking),

e. membantu individu untuk tumbuh dan berkembang (nurturing the individual),

f. mencapai standar yang tinggi (reaching high standards), dan

g. menggunakan penilaian yang real dan autentik (using real authentic

assessment).

Dalam pembelajaran mentoring agama Islam dengan sistem small group

environment (pembelajaran dalam kelompok kecil) dimana dalam satu kelompok

mentoring terdiri dari maksimal 12 orang siswa dan dipimpin oleh satu orang

mentor, komponen-komponen pembelajaran dengan model Contextual Teaching

and Learning (CTL) seperti yang di kemukakan di atas serta sangat relevan untuk

bisa diimplementasikan dalam program mentoring. Karena sejatinya dalam

kegiatan mentoring komponen-komponen pembelajaran seperti halnya materi,

Page 62: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

143

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

metode dan suasana pembelajaran diarahkan agar terjadi terinternailsasi atau

penghayatan dalam diri peserta sehingga pada akhirnya terjadi perubahan perilaku

setelahnya mengikuti kegiatan mentoring.

3. Evaluasi Program Mentoring Agama Islam

Kegiatan evaluasi sangat penting untuk dilakukan, hal ini disebabkan melalui

evaluasi, kita dapat menentukan efektivitas program dan keberhasilan siswa

melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga informasi dari kegiatan evaluasi

dapat diambil sebuah keputusan tentang baik atau tidaknya program tersebut dan

dapat dilakukan sebuah perbaikan jika terdapat kekurangan.

Adapun kaitannya dengan evaluasi pendidikan karakter, menurut Darma

Kesuma, dkk (2011: 138) bahwa evaluasi pendidikan karakter ditujukan untuk:

a) mengetahui kemajuan hasil belajar dalam bentuk kepemilikan sejumlah

indikator karakter tertentu pada anak dalam kurun waktu tertentu;

b) mengetahui kekurangan dan kelebihan desain pembelajaran yang dibuat oleh

guru; dan

c) mengetahui tingkat efektifitas proses pembelajaran yang dialami oleh anak,

baik pada seting kelas, sekolah, maupun rumah.

Selain itu Darma Kesuma, dkk (2011: 139) mengemukakan bahwasannya

hasil evaluasi tidak akan memiliki dampak yang baik jika tidak difungsikan

semestinya. Oleh karena itu ada menurutnya ada tiga hal penting yang menjadi

fungsi evaluasi pendidikan karakter, yaitu:

a) berfungsi untuk mengidentifikasi dan mengembangkan sistem pengajaran

(instructional) yang didesain oleh guru;

Page 63: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

144

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b) berfungsi untuk menjadi alat kendali dalam konteks manajemen sekolah; dan

c) berfungsi untuk menjadi bahan pembinaan lebih lanjut (remedial, pendalaman,

atau perluasan) bagi guru kepada peserta didik.

Adapun mengenai teknik penilaian dalam pendidikan karakter menurut

Mulyasa (2012:206) dapat dilakukan dengan berbagai model, seperti observasi,

anecdotal record, wawancara, portofolio, dan skala bertingkat.

Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil deskripsi penelitian dan teori yang

ada, maka dapat dikemukakan bahwasannya evaluasi yang dilakukan dalam

kegiatan mentoring agama Islam ini menggunakan beberapa metode evaluasi,

yaitu:

a) Mutaba‟ah yaumiyah

Merupakan standar evaluasi yang dilakukan terhadap aktifitas ibadah harian

siswa yang meliputi, shalat wajib berjama‟ah, membaca al-Qur‟an, shaum sunnah,

shalat qiamullail, hafalan al-Qur‟an, dzikir pagi dan petang, dan lain-lain.

Metode penilaian dengan mutaba‟ah yaumiyah dimaksudkan untuk melihat

perkembangan perilaku peserta dan sebagai pembiasaan yang dilakukan kepada

peserta mentoring untuk melakukan aktifitas-aktifitas yang bermanfaat.

b) Wawancara

Wawancara sebagai salah satu metode penilaian dalam mentoring

dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pemahaman siswa

tentang materi-materi yang telah di sampaikan. Wawancara yang dilakukan

kepada peserta mentoring dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur.

Page 64: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

145

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Namun begitu, jika mengamati dari dokumen format wawancara terstruktur

yang ada, sebetulnya lebih tepat jika dinamakan dengan metode skala bertingkat

karena dalam format penilaianya memuat daftar kata-kata atau persyaratan

mengenai perilaku, sikap, dan atau kemampuan peserta.

Penilaian dengan metode skala bertingkat ini diintegrasikan dengan format

penilaian yang ada dalam Quality Assurace SMP IT Qordova, selain guru yang

menilai, para orang tua siswa pun diberikan form isian yang berisi sejumlah

pertanyaan berkenaan dengan perilaku anaknya selama ada di rumah.

c) Pengamatan

Dalam dokumen panduan kurikulum mentoring Agama Islam yang dimiliki

SMP IT Qordova di kemukakan bahwa salah satu metode yang dilakukan dalam

penilaian adalah dengan pengamatan. Yakni penilaian terhadap sikap dan perilaku

siswa selama kegiatan mentoring meliputi; kerjasama, kepedulian terhadap

sesama, sopan santun, daya tangkap, kepatuhan, tanggung jawab, aktifitas diluar

mentoring, inisiatif, keberanian dan pemahaman.

Teknik penilaian dengan pengamatan ini disebut juga dengan metode

observasi dimana pada proses observasi ini dilakukan penilaian dimana pementor

mengamati baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap perilaku

peserta baik ketika kegiatan mentoring maupun dalam aktifitas belajar mengajar

sehari-hari.

Dalam observasi ini menurut Mulyasa (2012: 207) seorang guru perlu untuk

memperhatikan hal-hal berikut ini:

a. direncanakan secara sistematis,

b. dilakukan sesuai dengan standar kompetensi dan tujuan pembelajaran,

Page 65: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

146

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. dicatat dan diidentifikasi sesuai dengan kompetensi dan tujuan

pembelajaran,

d. valid, reliable, dan teliti,

e. dapat dikuantifikasikan,

f. menggambarkan perilaku yang sebenarnya, dan

g. dilakukan secara berkala dan berkesinambungan.

4. Dampak Mentoring Agama Islam terhadap Siswa

Sebelum membahas mengenai dampak dari program mentoring agama Islam

ini, terlebih dahulu perlu untuk diketahui mengenai keberhasilan aktifitas belajar

mengajar. Keberhasilan belajar mengajar pada dasarnya merupakan perubahan

positif selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Keberhasilan ini

dapat dilihat dari keterlibatan peserta didik dalam peroses pembelajaran dan

perubahan positif yang ditimbulkan sebagai dampak yang timbulkan dari proses

pembelajaran tersebut.

Keberhasilan belajar mengajar menurut Sanjaya (dalam Abuddin Nata, 2009;

311) adalah perubahan situasi proses pembelajaran dari pasif menjadi aktif, dari

statis menjadi dinamis, dan dari tidak tahu (don‟t know) mejadi tahu (know), dari

tidak mengerjakan sesuatu (do nothing) menjadi mengerjakan sesuatu (do

something), dari yang semula tidak menimbulkan perubahan apa-apa (not to be),

menjadi timbulnya perubahan sikap (to be), dan dari yang semula tidak bernilai

menjadi bernilai.

Menurut Mulyasa (2012:216) dalam konteks pendidikan karakter di sekolah

keberhasilan tersebut dapat dilihat dalam kriteria atau indikator-indikator sebagai

berikut:

a) Para peserta didik berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran.

Page 66: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_056260_chapter_iv.pdf · kurikulum yang akan di sampaikan kepada siswa merupakan hal

147

Asep Awalludin Basori,2013

Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islam sebagai alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Pendidikan Berbasis Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b) Karakter yang ditanamkan sesuai dengan perkembangan peserta didik, dan

mereka memandang bahwa hal tersebut akan sangat berguna bagi

kehidupannya kelak.

c) Pendidikan karakter yang dikembangkan dapat menumbuhkan minat belajar

para peserta didik untuk belajar lebih lanjut (continuing).

d) Para peserta didik menjadi insan yang berkarakter, kreatif, dan mampu

menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapinya.

e) Para peserta didik tidak memberikan pengaruh negative terhadap masyarakat

lingkungannya dengan cara apa pun.

Keberhasilan dalam pembelajaran tersebut merupakan hal yang sangat

penting, karena dari seluruh komponen pendidikan seperti biaya, sarana,

prasarana, guru, proses belajar mengajar dan lain sebagainnya, pada akhirnya

tertumpu pada tercapainya tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini

selanjutnya diarahkan pada tercapainnya tujuan pendidikan yang pada hakikatnya

perubahan-perubahan yang ingin dicapai dalam skala luas yang merupakan

gabungan antara pengetahuan, keterampilan, pola-pola tingkah laku, sikap, nilai-

nilai, dan kebiasaan. (Abuddin Nata)

Berdasarkan pemaparan para ahli di atas dan dari hasil penelitian yang

dilakukan baik terhadap lima orang siswa, pementor dan koordinator program

mentoring yang berhasil di wawancara serta studi dokumentasi yang dilakukan.

Program mentoring agama Islam yang dilaksanakan di SMP IT Qordova

berdampak positif terhadap perilaku siswa baik di lingkungan sekolah mapun di

lingkungan rumahnya.