75
59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Profil SMA Negeri 6 Cimahi SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172 Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi berdiri diatas tanah seluas 5.440 m2 dengan luas bangunan 3.374 m2. Sebelumnya sekolah ini bernama SMA Negeri 13 Bandung didirikan Tahun 1979 Nomor SK Pendirian 0188 / 0 / 1979, Alamat Sekolah tahun 1979 – 1980 Jl.Gardujati No.20 Bandung kemudian Sekolah berpindah tempat pada tahun 1981 – Sekarang Jl.Melong Raya No.172 Cijerah Cimahi, akreditasi pada tahun 2003 peringkat A dengan No.SK 058 / BAS / YB / 2003 Tanggal 11 Nopember 2003, kemudian mendapat akreditasi terbaru pada 13 Desember 2007 dengan peringkat A No.SK Ma.001609 / BAN-S / M. Sekolah SMA Negeri 6 Cimahi dipimpin oleh Kepala Sekolah dengan nama Drs.Yayat Hidayat. Adapun nama-nama Kepala Sekolah mulai dari nama sekolah yang lama (SMA Negeri 13 Bandung) sampai dengan berubah nama menjadi SMA Negeri 6 Cimahi adalah Nama Kepala SMA Negeri 13 Bandung Periode 1979 / 1980 – 1981 / 1982 Drs.Komarudin, Periode 1981 / 1982 – 1987 / 1988 Emma Yogasara, BA, Periode 1987 / 1988 – 1990 / 1991 Drs.Eri Kaswiri, Periode 1990 / 1991 – 1994 / 1995 H.E.Sukanda Kartawiria, BA, Periode 1994 / 1995 – 1996 / 1997 Drs.A.Rukoman, kemudian Kepala sekolah SMA Negeri 6 Cimahi adalah Periode 1996 / 1997 – 1998 / 1999 Drs.A.Rukoman, Periode 1998 / 1999 – 2001 / 2002 Drs.Purbo Suroyo, Periode 2001 / 2002 –

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Profil SMA Negeri 6 Cimahi

SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172 Kelurahan Melong,

Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi berdiri diatas tanah seluas 5.440 m2 dengan luas

bangunan 3.374 m2. Sebelumnya sekolah ini bernama SMA Negeri 13 Bandung didirikan Tahun

1979 Nomor SK Pendirian 0188 / 0 / 1979, Alamat Sekolah tahun 1979 – 1980 Jl.Gardujati

No.20 Bandung kemudian Sekolah berpindah tempat pada tahun 1981 – Sekarang Jl.Melong

Raya No.172 Cijerah Cimahi, akreditasi pada tahun 2003 peringkat A dengan No.SK 058 / BAS

/ YB / 2003 Tanggal 11 Nopember 2003, kemudian mendapat akreditasi terbaru pada 13

Desember 2007 dengan peringkat A No.SK Ma.001609 / BAN-S / M. Sekolah SMA Negeri 6

Cimahi dipimpin oleh Kepala Sekolah dengan nama Drs.Yayat Hidayat. Adapun nama-nama

Kepala Sekolah mulai dari nama sekolah yang lama (SMA Negeri 13 Bandung) sampai dengan

berubah nama menjadi SMA Negeri 6 Cimahi adalah Nama Kepala SMA Negeri 13 Bandung

Periode 1979 / 1980 – 1981 / 1982 Drs.Komarudin, Periode 1981 / 1982 – 1987 / 1988 Emma

Yogasara, BA, Periode 1987 / 1988 – 1990 / 1991 Drs.Eri Kaswiri, Periode 1990 / 1991 – 1994

/ 1995 H.E.Sukanda Kartawiria, BA, Periode 1994 / 1995 – 1996 / 1997 Drs.A.Rukoman,

kemudian Kepala sekolah SMA Negeri 6 Cimahi adalah Periode 1996 / 1997 – 1998 / 1999

Drs.A.Rukoman, Periode 1998 / 1999 – 2001 / 2002 Drs.Purbo Suroyo, Periode 2001 / 2002 –

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

60

2002 / 2003 Drs.Eddy Junaedi, Periode 2002 / 2003 – 2006 / 2007 Drs.Kurdi Sutisna, Periode

2006 / 2007 – Sekarang Drs.Yayat Hidayat.

2. Visi dan Misi

a. Visi

Visi SMA Negeri 6 Cimahi dalam pandangan yang luas dan wawasan jauh kedepan

adalah ingin memajukan pendidikan sesuai dengan pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi,

dan mampu meluluskan siswa-siswi yang berprestasi di semua bidang pendidikan yang pada

akhirnya akan mengangkat nama dan derajat SMA Negeri 6 Cimahi menjadi Sekolah Favorit di

kawasan Kota Cimahi dan Bandung Raya.

Adapun prestasi yang dicita-citakan oleh SMA Negeri 6 Cimahi adalah :

1) Terutama unggul prestasi akademis, ditunjang dengan

2) Unggul prestasi ekstrakurikuler dan

3) Luhur dalam budi pekerti.

Untuk mewujudkan cita-cita yang luhur tersebut SMA Negeri 6 Cimahi telah

menuangkan cita-cita itu kedalam Visi Sekolah, sebagai berikut :

Unggul dalam prestasi, luhur budi pekerti dilandasi iman dan taqwa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa (Sekolah Favorit) dan ilmu pengetahuan penting tetapi budi pekerti luhur jauh

lebih penting (knowledge is power but character is more)

a) Indikator Visi :

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

61

(1) Terutama Unggul Prestasi Akademis, lulusannya banyak (lebih dari 50%) diterima di PTN

terkemuka di Indonesia, 20% PTS dan 30% lain-lain.

(2) Unggul Prestasi Ekstrakurikuler, menjuarai banyak event (lebih dari 50%) event yang

diadakan baik tingkat Kota/Kab, Propinsi, maupun Nasional

(3) Siswa menghayati dan mengamalkan perintah agamanya,belajar merupakan perintah agama,

patuh nasehat orang tua dan guru, serta mempunyai rasa kejujuran dan sikap yang baik yang

selalu menjadi suri tauladan di masyarakat.

b. Misi

Adapun Misi sekolah ada 3 , yaitu :

1) Mewujudkan Prestasi Akademis Yang Unggul

Lulusannya banyak (lebih dari 50%) diterima di PTN terkemuka di Indonesia.

2) Mewujudkan Kegiatan Ekstrakurikuler Berprestasi

Menjuarai banyak event (lebih dari 50%) event yang diadakan baik tingkat Kota/Kab,

Propinsi, maupun Nasional.

3) Mewujudkan Moral Siswa Berbudi Pekerti Luhur

Siswa menghayati dan mengamalkan perintah agamanya, mempunyai rasa kejujuran dan

sikap yang baik yang selalu menjadi suri tauladan di masyarakat.

3. Lokasi Sekolah

SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172 Kelurahan Melong,

Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Lokasi sekolah dilingkungan perumahan, serta di

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

62

pinggir jalan raya sehingga mudah dijangkau. Letak sekolah dekat dengan Puskesmas,

memudahkan pemeriksaan kesehatan. Letak sekolah berdampingan dengan kantor pos,

memudahkan komunikasi melalui surat-menyurat.

SMA Negeri 6 Cimahi mempunyai 27 ruang kelas, 20 ruang kelas dalam kedaan baik, 3

ruang kelas rusak ringan dan 4 ruang kelas rusak berat. Ruang lain yang terdapat di SMA Negeri

6 Cimahi ini adalah ruang Kepala Sekolah, ruang Wakil Kepala Sekolah, ruang guru, ruang TU,

ruang BP / BK, laboratorium IPA, Lab.komputer, perpustakaan, ruang PMR, ruang OSIS, ruang

kesenian, ruang pesuruh, ruang satpam, gudang, masjid, kantin, WC Kepala Sekolah, WC guru,

dan WC siswa.

Selain itu SMA Negeri 6 Cimahi juga merupakan sekolah yang unggul dalam berprestasi,

dari prestasi akademik sampai dengan non akademik semisal:

1) Juara II lomba komputer grafis tingkat kota Cimahi.

2) Juara II lomba Palang Merah Remaja (PMR) tingkat Jawa Barat

3) Juara III lomba Paskibra tingkat Jawa Barat

4) Juara III lomba sekolah sehat tingkat kota Cimahi

5) Juara II lomba olah raga tolak peluru tingkat kota Cimahi

6) Juara II lomba modern dance tingkat Bandung Raya

7) Juara III lomba olimpiade kimia dan fisika tingkat kota Cimahi

8) Juara II lomba cerdas cermat untuk hari anak nasional tingkat kota Cimahi

9) Juara I lomba debat bahasa Sunda tingkat Jawa Barat.

4. Keadaan Fasilitas Personal Dan Kelengkapan Lingkungan Proses Pembelajaran Di

Sekolah

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

63

a. Keadaan fasilitas personal

Pengadaan kesejahteraan personal merupakan satu usaha untuk meningkatkan

kesejahteraan di SMA Negeri 6 Cimahi. Pelayanan kesejahteraan telah berjalan dengan baik, hal

ini dapat dibuktikan dengan adanya pembayaran berupa uang yang diberikan guru kepada

karyawan.

Secara umum setiap guru bertugas di SMA Negeri ini memperoleh fasilitas yang

memadai, misalnya masing-masing guru disediakan meja dan kursi serta loker untuk menyimpan

arsip penting. Begitupun fasilitas yang diberikan kepada siswa cukup baik seperti bangku yang

lengkap, alat tulis, kantin sekolah, koperasi sekolah, kamar mandi.

Selain itu siswa mendapatkan fasilitas laboratorium komputer untuk belajar serta

komputer tersebut terfasilitasi dengan adanya internet, sehingga membuat siswa dapat

mengakses ilmu untuk menunjang belajarnya, laboratorium IPA dan ruangan kelas yang cukup

baik. Bagi karyawan yang bertugas sebagai tata usaha disediakan sebuah ruangan khusus tata

usaha. Setiap petugas tata usaha mendapatkan meja kerja, satu buah komputer lengkap dengan

printernya, selain itu juga disediakan beberapa buah mesin tik.

b. Kelengkapan Lingkungan Proses Pembelajaran Di Sekolah

Kelengkapan lingkungan, dalam proses pembelajaran di SMA Negeri 6 Cimahi ini terdiri

dari:

1) Lapangan Olahraga

SMA Negeri 6 Cimahi memiliki sebuah lapangan yang dapat dipergunakan sebagai

tempat berolah raga dan kegiatan lain bagi siswa, seperti dugunakan untuk digunakan kegiatan

upacara bendera.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

64

2) Pelayanan Perpustakaan

Fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan adalah ilmu pengetahuan berupa buku paket

yang disediakan oleh pemerintah, fiksi berupa cerita sastra dan majalah dan referensi yaitu

berupa kamus bahasa Inggris, Al-Qur’an dan Ensiklopedia.

5. Subjek Penelitian

a. Profil Guru Mitra

Guru yang menjadi mitra dalam penelitian ini bernama Dike Mustika, S.Pd, yang lahir di

Bandung 23 Desember 1981. Riwayat pendidikannya antara lain Taman Kanak-kanak Karmel

Napitupulu tahun 1986 sampai dengan tahun 1987, kemudian melanjutkan Sekolah Dasar di

Sekolah Dasar Leuwi Bandung II tahun 1987 sampai dengan tahun 1993, yang dilanjutkan

sekolah ke selolah Menengah Pertama di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Dayeuh Kolot

Bandung tahun 1993 sampai dengan tahun 1996 dan dilanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banjaran Bandung tahun 1996 sampai dengan tahun 1999.

setelah tamat SMA beliau melanjutkan kuliah ke Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan program SI.

Setelah tamat kuliah beliau menjadi guru honorer di SMA Negeri 6 Cimahi.

Ketika mengenyam pendidikan di perguruan tinggi beliau juga giat mengikuti organisasi

kemahasiswaan yang ada. Pengalaman Organisasi beliau adalah Sekretaris Bidang I dalam

Badan Eksekutif Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Civic Hukum tahun 2003-2004.

Guru mitra ini mengajar Pendidikan Kewarganegaraan di kelas X dengan jumlah jam

mengajar dalam satu minggu sebanyak empat belas jam pelajaran.

b. Profil Siswa

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

65

Gambaran umum mengenai siswa meliputi nama, jenis kelamin, kemampuan akademik,

kegiatan belajar siswa melalui informasi dari guru mengajar di kelas X-I kelas ini di jadikan

sebagai penelitian karena kemampuan akademik siswa-siswinya beragam dilihat dari prestasi,

motivasi, keaktifan dan kegiatan mereka disekolah. Kemampuan akademik sebagian siswa kelas

X-I cukup bagus, ini terbukti dengan adanya juara umum dalam kenaikan kelas, tetapi kelas ini

umumnya keaktifan dalam pembelajarannya kurang, sehingga sebagian siswa pasif ketika proses

pembelajaran.

Yang dijadikan subjek penelitian adalah kelas X-I, dengan keadaan siswa dapat dilihat

dari table di bawah ini:

Tabel 4.1 Keadaan Siswa Kelas X-I

Jenis Kelamin Siswa Jumlah Siswa Jumlah Persentase siswa

Laki-laki 7 17.5% perempuan 33 82.5% Jumlah seluruh siswa 40 100%

Siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler hanya beberapa orang saja seperti OSIS,

basket, Paskibra, Soris. Dalam proses pembelajaran ada siswa pendiam, ada yang serius, aktif,

dan ada juga yang senang bercanda dengan temannya. Adapun posisi meja belajar tidak

selamanya tetap, tetapi posisi meja belajar yang paling sering di dapat di lihat pada gambar di

bawah ini:

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

66

Papan tulis

Meja guru

Siswa

Siswa

Siswa Siswa Siswa

Siswa

siswa

Siswa

Siswa Siswa

Siswa

Siswa

Siswa Siswa

Siswa Siswa

Siswa Siswa

siswa Siswa

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

67

Gambar 4.3

Posisi Tempat Duduk Guru Dan Siswa

Berdasarkan keterangan dari guru mitra, posisi tempat duduk di atas dirasa lebih strategis

serta dapat menciptakan kelas yang nyaman dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

B. Deskripsi Umum Pembelajaran

1. Observasi Awal Pembelajaran PKn

a. Pelaksanaan Observasi Awal Pembelajaran

Observasi awal dilakukan peneliti untuk mengetahui kesulitan guru di kelas selama

pembelajaran dan selanjutnya hal itu dijadikan bahan evaluasi untuk rencana tindakan. Pada saat

observasi awal yang dilaksanakan pada hari rabu tanggal 10 Maret 2009 di kelas X-I,

pembelajaran PKn yang berlangsung dengan materi “Sistem Politik Indonesia”. Pengamatan

pada observasi awal meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada saat kegiatan

awal terlihat guru tidak melakukan presensi kepada siswa, guru mitra hanya mengucapkan salam

serta memperkenalkan peneliti pada siswa. Setelah itu guru mitra langsung menanyakan tugas

serta memeriksanya perbangku, tetapi pada kegiatan awal guru belum mengkondisikan kelas,

sehingga banyak siswa yang gaduh.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

68

Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi tentang “Sistem Politik Indonesia”. Kegiatan

inti diawali dengan guru menulis di papan tulis mengenai konsep-konsep materi yang akan

diajarkan. Guru mengajarkan dengan menggunakan metode konvensional yaitu menerangkan

atau ceramah. Pada materi ini guru menjelaskan tentang pengertian sistem politik menurut

Gabriel Almond.

Penggunaan metode konvensional menyebabkan siswa kurang aktif untuk mengikuti

pelajaran sehingga respon siswa kurang selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal

tersebut tampak dari kondisi siswa yang tidak memperhatikan pelajaran dan masih banyak siswa

yang gaduh dan sibuk dengan kegiatannya sendiri-sendiri seperti mengobrol, bermain hand

phone, dan tidur-tiduran tanpa menghiraukan guru. Ketika guru mendikte materi, ada siswa yang

menulis ada juga siswa yang acuh dan tidak menulis apa yang disampaikan guru.

Pada saat menerangkan materi, ada beberapa siswa yang bertanya tentang hal-hal atau

istilah yang baru didengarnya. Siswa pun mulai menunjukkan ketertarikannya untuk menyimak

penjelasan guru setelah guru memberikan contoh-contoh yang menarik. Guru mitra pun sesekali

melontarkan beberapa pertanyaan pada siswa serta juga bertanya apakah mereka telah mengerti

dengan apa yang diterangkan oleh guru mitra. Respon siswa dalam menanggapi pertanyaan yang

dilontarkan guru sangat rendah, hanya beberapa siswa saja yang mencoba menjawab yaitu Rd,

Eg dan Uf, sedangkan sebagian besar siswa tidak memberikan komentar.

Pada kegiatan akhir guru mitra tidak langsung menyimpulkan materi yang sudah

dijelaskan dan guru mitra pun tidak memberikan evaluasi. Guru mitra hanya mengabsen siswa

dan memberikan tugas beserta contoh format pengerjaan tugasnya.

Setelah melakukan observasi awal, peneliti mewawancarai beberapa siswa untuk diminta

keterangan mengenai pembelajaran PKn selama ini. Berdasarkan hasil wawancara dapat

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

69

disimpulkan ternyata mereka kurang senang belajar PKn karena materinya terlalu sulit untuk

dimengerti dan terlalu banyak untuk dihafal. Selain itu mereka merasa bosan dengan metode

yang digunakan guru yaitu menggunakan metode yang kurang variatif dan kurang menarik.

Melihat fenomena tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi kejenuhan dalam prose

pembelajaran. Mereka menginginkan adanya perubahan dalam proses pembelajaran PKn yang

dapat melibatkan keaktifan mereka.

b. Refleksi Observasi Awal Pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi awal, ditemukan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh

guru mitra selama pembelajaran. Permasalahan tersebut datang dari guru itu sendiri dan dari

siswa, permasalahan dari guru menurut pandangan peneliti adalah guru tidak memahami kondisi

siswa, metode serta media yang digunakan kurang bervariatif dan kurang menarik, pembelajaran

hanya terpusat pada guru, selain itu diakhir pembelajaran guru tidak memberikan kesimpulan

dan evaluasi.

Adapun permasalahan dari siswa adalah kurangnya keaktifan siswa dalam merespon

pembelajaran, hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya siswa yang tidak bisa menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru dan banyaknya aktifitas lain oleh siswa selama

pembelajaran yang tidak ada kaitannya dengan proses pembelajaran tersebut. Secara terperinci

kelemahan selama observasi awal digambarkan sebagai berikut:

1) Guru tidak melakukan apersepsi di awal pembelajaran. Apersepsi ini sangat penting untuk

mengaitkan dan menghubungkan materi yang lalu dengan materi yang akan dipelajari saat

itu.

2) Pembelajaran terpusat pada guru, sehingga guru terlihat cukup mendominasi proses

pembelajaran.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

70

3) Guru bersikap kurang tegas terhadap siswa sehingga siswa banyak yang tidak

memperhatikan pembelajaran serta sibuk dengan aktifitasnya masing-masing.

4) Siswa kurang berperan aktif selama pembelajaran terbukti banyak siswa yang tidak merespon

apa yang telah disampaikan oleh gurunya.

5) Guru kurang mampu mengajak siswa untuk berperan aktif selama pembelajaran.

6) Guru tidak menggunakan metode dan media yang bervariatif.

7) Guru tidak memberikan kesimpulan di akhir pembelajaran.

c. Program Rencana Siklus

Dari hasil observasi awal dapat disimpulkan bahwa masalah yang dihadapi siswa kelas

X-I selama pembelajaran PKn yaitu kurangnya peran aktif siswa dan guru terlalu mendominasi

selama pembelajaran, maka peneliti dan guru mitra berdiskusi untuk mencari solusi dalam

mengatasi kesulitan pembelajaran dikelas yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang

dapat meningkatkan belajar siswa aktif di kelas. Model pembelajaran tersebut adalah model

simulasi. Peneliti dan guru sepakat bahwa selama proses pembelajaran akan menggunakan model

simulasi, membuat silabus, Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) serta memperbaiki proses

pembelajaran.

Adapun langkah pertama yang dibicarakan antara peneliti dan guru mitra adalah

menentukan jadwal penelitian, menentukan materi pembelajaran, menentukan media

pembelajaran, serta mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selain itu untuk

mendukung penelitian ini, maka peneliti melakukan pengumpulan data dibantu oleh instrumen

dan alat pedoman observasi, kamera serta catatan lapangan.

2. Penelitian Siklus I

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

71

a. Perencanaan

Pada saat refleksi setelah orientasi awal pembelajaran antara peneliti dan guru mitra

sepakat dalam tindakan siklus I berencana melakukan kegiatan pembelajaran untuk

meningkatkan belajar siswa aktif melalui model simulasi dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Pengkondisian awal siswa, agar siswa memiliki kesiapan belajar.

2) Melakukan apersepsi untuk mengingatkan siswa pada materi yang telah lalu dan kaitannya

dengan materi yang akan dibahas.

3) Membentuk kelompok simulasi agar siswa dapat belajar bekerja sama dengan temannya di

dalam kelompok.

4) Selama pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator yang mempunyai peran mengarahkan

dan mengelola selama kegiatan simulasi berlangsung.

5) Pemberian stimulus terhadap siswa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga

siswa dapat berperan aktif di dalam pembelajaran.

6) Penggunaan media yang sesuai dengan model yang digunakan dengan materi yang akan

dibahas

7) Melakukan kegiatan akhir seperti memberikan kesimpulan dan evaluasi.

Guru mitra menyepakati usulan tersebut setelah peneliti memberikan penjelasan.

Selanjutnya langkah-langkah yang akan dibahas dilakukan selama pembelajaran akan di

informasikan kepada siswa oleh guru mitra. Guru mitra pada tindakan siklus I membahas materi

“Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam berbagai aspek kehidupan“ dengan sub materi

pokok “Warga Negara dan Pewarganegaraan” selanjutnya peneliti dan guru mitra sepakat bahwa

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

72

selam pembelajaran peneliti bertindak sebagai observer yang bertugas mengamati kegiatan

pembelajaran dalam kelas yang meliputi:

1) Kegiatan pembelajaran dalam bersimulasi dalam kelas

2) Mengamati kegiatan belajar siswa, dalam bersimulasi di dalam kelompoknya masing-masing.

3) Mengamati kegiatan guru dalam melakukan pembelajaran dengan model simulasi, serta

dalam mengarahkan kelompok siswa agar ikut terlibat aktif selama pembelajaran

berlangsung.

b. Pelaksanaan

Tindakan siklus I dilaksanakan pada hari rabu tanggal 1 April 2009 Pukul 11.30-13.05

WIB. Tindakan siklus I ini meliputi:

1) Materi

Materi yang digunakan pada siklus I adalah “Warga Negara dan Pewarganegaraan”.

2) Metode

Metode yang digunakan adalah model simulasi dengan simulasi status kewarganegaraan.

3) Media

Media yang digunakan adalah property yang berkaitan dengan simulasi tentang status

kewarganegaraan.

4) Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi menggunakan penilaian individu dan penilaian kelompok. Teknik

penilaian individu adalah semua anggota kelompok dinilai aktifitasnya pada saat melakukan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

73

simulasi, sedangkan penilaian kelompok dilakukuan pada kekompakan setiap kelompok dalam

mengerjakan tugas simulasi.

Tindakan pembelajaan pada siklus I dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah

disepakati bersama dan membahas materi pokok yang baru yaitu “Persamaan Kedudukan Warga

Negara Dalam Berbagai Aspek Kehidupan” dengan sub materi pokok “Warga Negara dan

Pewarganegaraan”.

Guru mitra memulai pelajaran dengan mengucapkan salam, selanjutnya guru mitra

memperkenalkan peneliti dan menjelaskan maksud kedatangan peneliti di kelas kemudian guru

mitra mengabsen siswa.

Guru mitra membuka pelajaran dengan materi yang akan dibahas pada pertemuan kali

ini. Guru mitra tidak melakukan apersepsi karena materi yang akan dibahas adalah materi

pertama pada bab yang baru. Pembelajaran pun terus berlangsung dan guru mitra menerangkan

mengenai ”Dasar Hukum yang Mengatur Warga Negara dan Asas Kewarganegaraan”, sementara

siswa adayang memperhatikan dan ada juga beberapa siswa yang masih mengobrol dengan

temannya. Ketika menyampaikan materi guru mitra sedikit terlihat kaku dan sesekali melihat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hal tersebut mungkin dikarenakan kehadiran peneliti

di kelas.

Setelah selesai ceramah guru mitra mencoba mensosialisasikan model pembelajaran

simulasi, kemudian meminta siswa untuk menbagi kelas kedalam delapan kelompok.

Pembentukan kelompok dilakukan menurut daftar absen siswa, guru mitra tidak memberikan

kebebasan kepada siswa untuk menentukan kelompoknya sendiri, karena apabila siswa

menentukan kelompoknya sendiri maka siswa akan berkumpul dengan teman-teman terdekatnya

sehingga siswa tidak dapat bersosialisasi dengan teman yang lainnya. Selain itu membentuk

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

74

kelompok menurut absensi siswa darasa lebih adil dibandingkan menentukan kelompoknya

sendiri.

Guru mitra menyebutkan nama-nama anggota kelompok berdasarkan daftar absen,

kemudian menyuruh siswa untuk mulai duduk berkelompok. Dalam pembentukan kelompok ini,

siswa mulai ribut, ada yang tidak setuju dengan anggota kelompoknya ada juga yang ribut karena

namanya tidak terdengar ketika disebutkan oleh guru mitra. Guru mitra pun memperhatikan

siswa dengan sesekali mengingatkan siswa untuk tidak ribut. Sekitar sepuluh menit kelompok

sudah terbentuk dan daftar nama-nama tiap anggota kelompok diserahkan kepada guru mitra.

Adapun kelompok yang terbentuk adalah sebanyak delapan kelompok dengan jumlah anggota

lima siswa.

Setelah siswa duduk dengan anggota kelompoknya masing-masing, kemudian guru mitra

membagikan lembar skenario untuk bersimulasi pada tiap-tiap kelompok yang dilanjutkan

dengan penjelasan skenario simulasi. Setiap kelompok mendapatkan lembar skenario yang sama

untuk disimulasikan yaitu simulasi tentang “Status Kewarganegaraan”. Guru mitra menjelaskan

langkah-langkah dalam model simulasi dengan menuliskan langkah-langkahnya di papan tulis

kemudian guru mitra menerangkan tiap langkah demi langkah peran dalam simulasi. Setelah

siswa mendengarkan penjelasan dari guru mitra kemudian siswa diminta untuk melakukan

simulasi dengan langkah-langkah dalam model simulasi Menurut (Wardani, 1997: 85) sebagai

berikut:

1) Persiapan

Agar pembelajaran dengan simulasi dapat berlangsung secara efektif, pengajar perlu

menyiapkan hal-hal berikut:

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

75

a) Satuan Acara Pembelajaran (SAP) yang merupakan rencana rinci pembelajaran, mencakup

tujuan, materi / topik, kegiatan, media / alat bantu, dan penilaian.

b) Menetapkan kemampuan / situasi yang akan disajikan dalam bentuk simulasi. Misalnya, dari

3 tujuan yang ingin dicapai, satu tujuan akan dicapai melalui simulasi.

c) Menyusun skenario kegiatan simulasi, sehingga jelas langkah-langkah yang akan ditempuh.

d) Menyiapkan alat-alat / fasilitas yang dibutuhkan dalam simulasi. Misalnya: ruang kelas

dengan perlengkapannya jika yang disimulasikan adalah keterampilan mengajar, benda-

benda tiruan sebuah ban, jika yang akan disimulasikan penataan ruangan sebuah bank, atau

tiruan alat-alat penolong kecelakaan jika yang disimulasikan kemampuan menolong orang-

orang yang mendapat kecelakaan.

e) Membentuk kelompok-kelompok kecil jika simulasi akan dilakukan dalam kelompok kecil.

f) Menyiapkan lembar kerja dan lembar observasi, terutama jika simulasi akan dilakukan

dalam kelompok-kelompok kecil. Lembar kerja berisi panduan rinci bagi kelompok dalam

melaksanakan simulasi, sedangkan lembar observasi berisi aspek-aspek yang akan diamati

selama simulasi berlangsung. Lembar observasi dapat digunakan oleh pengajar atau oleh

siswa yang ditunjuk sebagai pengamat.

2) Pelaksanaan

a) Pendahuluan

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan skenario simulasi, diikuti oleh pembagian

kelompok, lembar kerja dan peran dalam kelompok. Setelah semua siswa paham akan

skenario sajian dan perannya masing-masing, simulasi segera dimulai.

b) Kegiatan Inti

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

76

(1) Kegiatan inti dimulai dengan menyajikan situasi dalam kehidupan nyata. Dalam penyajian

situasi ini dapat diadakan tanya jawab sehingga setiap siswa siap memahami perannya

dengan tepat.

(2) Siswa diminta menyiapkan diri untuk memainkan peran yang menjadi tanggung jawabnya.

(3) Siswa bersimulasi dalam kelompok sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

c) Penutup

Kegiatan penutup dapat diisi dengan demonstrasi salah satu kelompok dan kemudian

kelompok lain diminta memberi komentar terhadap demonstrasi tersebut.

3) Review / Balikan

a) Setelah simulasi selesai, perlu diadakan review umum yang dipandu oleh instruktur. Review

dapat dimulai dengan meminta siswa menyatakan kesannya tentang penguasaan yang baru

saja dilatihkan, kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang dapat dimulai dengan laporan

para pengamat.

b) Pada akhir diskusi, pengajar memberikan balikan dan tindak lanjut sesuai dengan

kesimpulan hasil simulasi.

Selama satu jam sepuluh menit proses pembelajaran pun berakhir. Setelah

mengumpulkan hasil diskusi guru mitra memerintahkan siswa untuk melakukan diskusi

kelompok dan menganalisis hasil simulasi secara lisan dan tertulis, dan guru mitra meluruskan

hasil jawaban atau analisis siswa yang kurang tepat. Setelah itu guru mitra menutup pelajaran

dengan memberikan salam.

c. Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan model simulasi yang menggunakan pedoman observasi atau lembar

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

77

pengamatan yang telah dibuat peneliti. Pengamatan ini sangat penting untuk melihat adakah

peningkatan belajar siswa aktif dalam pembelajaran PKn dengan model simulasi.

d. Refleksi

Tahap refleksi ini dilakukan atas hasil observasi atau pengamatan yang telah dilakukan

terhadap jalannya pembelajaran dengan model simulasi. Dalam tahap refleksi ini, hasil observasi

dikumpulkan dan dianalisis selain itu dianalisis pula hasil evaluasi diri siswa.

3. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dan Temuan Penelitian

a. Hasil Observasi

Hasil observasi pada pembelajaran tindakan siklus I ini tampak mengalami sedikit

perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran, baik perubahan dalam cara guru mitra

mengajar maupun respon siswa dalam pembelajara. Perubahan yang diperoleh guru mitra antara

lain yaitu guru mitra sebelumnya tidak membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) sebelum mengajar, sekarang dituntut untuk membuat perencanaan sebelum mengajar.

Ternyata apabila guru mempersiapkan dan mengembangkan bahan ajar yang akan disampaikan

berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) maka dapat menciptakan suasana

kelas syang mendukung terhadap terlaksananya proses pembelajaran. Selain itu proses

pembelajaran pun menjadi lebih terarah.

Penggunaan media serta bahan ajar yang menarik berupa skenario tentang status

kewarganegaraan (pernikahan antar warga Negara), selain itu melalui skenario simulasi tersebut

siswa belajar untuk bertanggung jawab serta mampu menganalisis permasalahan yang ada dalam

simulasi.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

78

Selain itu sebagian siswa sudah mulai tumbuh keinginan untuk ikut aktif dalam proses

pembelajaran dengan mengikuti simulasi tentang status kewarganegaraan, meskipun masih

banyak siswa lain yang bersikap pasif ketika bersimulasi. Tetapi hal tersebut merupakan suatu

kemajuan yang cukup berarti dibandingkan pada saat peneliti melakukan observasi awal.

Meskipun sudah mengalami beberapa perubahan, proses pembelajaran pada tindakan

siklus I ini belum dapat dikatakan sempurna karena menurut peneliti masih banyak menemukan

kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran. Misalnya guru mitra belum melakukan

apersepsi, padahal apersepsi sangat penting dilakukan untuk mengingatkan siswa pada materi

sebelumnya dan menghubungkannya dengan materi yang akan dibahas. Disamping itu guru

mitra belum dapat memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam melaksanakan simulasi, hal

tersebut terlihat dari kepasifan siswa dalam proses simulasi.

Tabel 4.2

Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Tindakan siklus I dengan Fokus Penelitian dan Penilaian Terhadap Siswa

No.

Fokus Penelitian dan Penilaian Pada Siswa

Kriteria penilaian

Total

(%)

Ya

(%)

Tidak

(%)

A. Keterlibatan/Partisipasi

1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

21(52.5) 19(47.5) 40(100)

2. Terlibat dalam pemecahan masalah 24(60) 16(40) 40(100)

3. Keberanian dalam bertanya pada siswa lain atau guru tentang masalah (peran) yang belum dimengerti

8(20) 32(80) 40(100)

4. Menyimak dan memperhatikan penjelasan guru dalam proses pembelajaran dengan

22(55) 18(45) 40(100)

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

79

seksama

5. Membaca dan menelaah lembar skenario, buku, LKS atau sumber lain untuk mengerjakan tugas atau untuk mendapat informasi yang mendukung

6(15) 34(85) 40(100)

6. Melaksanakan kerja kelompok sesuai petunjuk guru

13(32.5) 27(67.5) 40(100)

7. Ketepatan dan kecermatan dalam merespon topik pembelajaran yang di sampaikan guru mitra

15(37.5) 25(62.5) 40(100)

B. Interaksi

1. Dalam proses pembelajaran terjadi sharing baik antar siswa maupun antara siswa dengan guru mitra

8(20) 32(80) 40(100)

2. Mengerjakan simulasi sesuai dengan perannya

15(37.5) 25(62.5) 40(100)

3. Melatih diri memecahkan masalah dalam kelompok

11(27.5) 29(72.5) 40(100)

4. Bertanya pada siswa dan guru tentang hal yang belum dipahami

6(15) 34(85) 40(100)

5. Menghormati dan tidak meremehkan siswa yang belum paham

6(15) 34(85) 40(100)

6. Keseriusan dalam melakukan simulasi 21(52.5) 19(47.5) 40(100)

C.. Kemampuan berfikir

1. Mampu menggunakan atau menerapkan apa yang di perolehnya dalam menyelesaikan tugas

9(22.5) 31(77.5) 40(100)

2. Menggunakan kemampuan berfikir kritis 21(52.5) 19(47.5) 40(100)

3. Dapat menelaah skenario simulasi dengan 6(15) 34(85) 40(100)

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

80

baik

4. Dapat menyelesaikan skenario simulasi dengan baik sesuai langkah-langkahnya

8(20) 32(80) 40(100)

5. Mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru

10(25) 30(75) 40(100)

6. Mampu mnenganalisis permasalahan dalam simulasi

13(32.5) 27(67.5) 40(100)

7. Mampu mendeskripsikan proses simulasi 13(32.5) 27(67.5) 40(100)

Fokus observasi terhadap siswa yang peneliti lakukan sebanyak 20 indikator, tetapi yang

telah dilakukan dan berhasil baru lima indikator sedangkan 15 indikator lainnya belum

menunjukkan hasil yang diharapkan. Indikator yang telah memperlihatkan hasilnya yaitu siswa

sudah terlibat dalam pemecahan masalah, dengan persentase sebesar 60% meskipun masih ada

beberapa siswa yang sesekali masih mengobrol, tetapi hal tersebut lebih baik dibandingkan

dengan pertemuan sebelumnya.

Dalam menyimak dan memperhatikan penjelasan guru dalam proses pembelajaran siswa

sudah mencapai presentase 55%, sedangkan siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajar,

keseriusan dalam bersimulasi, dan menggunakan kemampuan berfikir kritis, masing-masing

dengan persentase 51%. Hal tersebut dikarenakan siswa belum benar-benar memahami tentang

simulasi.

Dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, model simulasi diterapkan langkah-

langkah sebagai berikut:

1) Pelaksanaan

a) Pendahuluan

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

81

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan skenario simulasi, diikuti oleh pembagian

kelompok, lembar kerja dan peran dalam kelompok. Setelah semua siswa paham akan skenario

sajian dan perannya masing-masing, simulasi segera dimulai.

b) Kegiatan Inti

(1) Kegiatan inti dimulai dengan menyajikan situasi dalam kehidupan nyata. Yaitu: ada seorang

perempuan Warga Negara Indonesia berkuliah di Amerika, disana orang tersebut menjalin

hubungan dengan lawan jenis dengan teman laki-laki kuliahnya yang berkewarganegaraan

Amerika, sampai akhirnya diputuskan untuk meneruskan ke jenjang pernikahan setelah

mereka lulus kuliah. Kemudian dilasanakanlah pernikahan, dan pernikahannya tersebut

dilaksanakan di Indonesia. Setelah pernikahan, suaminya membawa istrinya ke Negara

Amerika. Dalam sekian tahun akhirnya mereka mempunyai seorang anak yang dilahirkan di

Amerika. Kemudian ketika anak tersebut sudah menginjak sekolah, orang tuanya berinisiatif

menyekolahkan anaknya di Indonesia, dan anak tersebut mulai sekolah di Indonesia sejak

tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Pertama. Kemudian anak tersebut

melanjutkan Sekolah Menengah Atas di Amerika karena inisiatif orang tuanya juga, setelah

lulus sekolah anak tersebut melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi tempat kedua orang

tuanya dulu pernah kuliah, dan sampai akhirnya mendapatkan gelar sarjana. Namun di satu

sisi anak tersebut tidak pernah konfirmasi tentang status kewarganegaraannya ke Indonesia

selama lima tahun berturut-turut sampai dia menikah dan bekerja di Amerika.

(2) Siswa diminta menyiapkan diri untuk memainkan peran yang menjadi tanggung jawabnya.

(3) Siswa bersimulasi dalam kelompok sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Yaitu siswa

mengerjakan simulasi dengan kelompoknya masing-masing serta semua kelompok

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

82

bersimulasi dalam waktu yang bersamaan dan mengerjakan sesuai dengan langkah-langkah

dalam lembar skenario yang telah dibagikan.

c) Penutup

Kegiatan penutup dapat diisi dengan demonstrasi salah satu kelompok dan kemudian

kelompok lain diminta memberi komentar terhadap demonstrasi tersebut. Yaitu kelompok I

diperintahkan untuk mendemonstrasikan kembali simulasi tentang “Status Kewarganegaraan”

dan untuk kelompok II sampai kelompok VIII diperintahkan untuk mengomentari demonstrasi

yang dilakukan oleh kelompok I tentang kebenaran langkah-langkah peran yang sesuai dengan

skenario.

2) Review / Balikan

a) Setelah simulasi selesai, perlu diadakan review umum yang dipandu oleh instruktur. Review

dapat dimulai dengan meminta siswa menyatakan kesannya tentang penguasaan yang baru

saja dilatihkan, kemudian dilanjutkan dengan hasil diskusi yang sesuai dengan hasil

pengamatan pengajar dan peneliti.

b) Pada akhir diskusi, pengajar memberikan balikan dan tindak lanjut sesuai dengan kesimpulan

hasil simulasi. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas secara tertulis kepada tiap

kelompok, yaitu:

(1) Sebutkan asas kewarganegaraan

(2) Sebutkan syarat menjadi warga negara Indonesia

(3) Sebutkan tentang penyebab hilangnya kewarganegaraan Indonesia.

b. Hasil Refleksi

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

83

Berdasarkan hasil observasi tindakan siklus I ini peneliti menemukan beberapa

kekurangan yang berkaitan dengan penerapan model simulasi dalam rangka meningkatkan

belajar siswa aktif yaitu:

1) Perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh peneliti dan guru mitra baik itu silabus maupun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebenarnya sudah cukup memadai baik dalam

pemilihan materi, merumuskan tujuan pembelajaran, pemilihan model dan media

pembelajaran yang digunakan serta skenario pembelajaran yang dibuat. Namun dalam

pelaksanaannya, guru mitra terpaku pada skenario sehingga guru mitra tidak bebas dalam

melakukan pengembangan pembelajaran di kelas. Selain itu ada tahapan yang terlewatkan

oleh guru mitra yaitu guru mitra tidak melakukan apersepsi.

2) Pada awal pembelajaran guru mitra tidak melakukan apersepsi, baik itu mengulang materi

yang telah lalu maupun mengaitkan materi yang lalu dengan materi yang akan dibahas.

3) Suasana belajar siswa dari awal hingga akhir dirasa belum kondusif.

4) Guru mitra kurang memantau setiap kelompok ketika melakukan simulasi. Guru mitra hanya

mendekati siswa yang bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti saja.

5) Guru mitra belum dapat membangkitkan motivasi siswa untuk terlibat aktif dalam

bersimulasi.

6) Siswa belum memahami langkah-langkah model simulasi dengan benar.

7) Setiap kelompok simulasi belum bias bekerja sama dengan baik.

8) Pada akhir pembelajaran guru mitra tidak memberi kesimpulan.

c. Persepsi Guru dan Siswa

Penerapan model simulasi dalam pembelajaran PKn memberikan kesan tersendiri bagi

siswa, terlebih siswa yang ikut terlibat atau berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

84

Berikut ini dikemukakan pandangan guru mitra dan siswa setelah penerapan model

simulasi pada tindakan siklus I ini.

1) Persepsi Guru

Kelebihan:

a) Penerapan model simulasi dalam pembelajaran dapat mengajak siswa untuk terlibat aktif

dalam proses pembelajaran.

b) Melatih siswa untuk menganalisis permasalahan dalam simulasi.

c) Melatih siswa untuk berinteraksi serta melakukan sharring dengan semua temannya.

d) Melatih siswa untuk lebih terampil dan siap ketika menghadapi situasi yang sebenarnya.

Kelemahan:

a) Guru merasa bahwa langkah-langkah dalam simulasi terlalu rumit.

b) Guru pun melihat siswa kesulitan dalam memahami langkah-langkah model simulasi

sehingga hasil pekerjaan siswa belum sistematis.

c) model simulasi memerlukan fasilitas yang khusus yang mungkin tidak tersedia di sekolah.

2) Persepsi Siswa

Kelebihan:

a) Penerapan model simulasi dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan belajar siswa aktif,

b) Siswa dapat melatih kerja sama atau kekompakan dalam menghadapi pembelajaran

c) Melatih siswa untuk mengambil keputusan yang mungkin tidak dapat dilakukan dalam

situasi nyata.

Kelemahan:

a) Memerlukan waktu yang relatif lama

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

85

b) Siswa kurang memahami langkah-langkah dalam model simulasi, sehingga mengerjakan

tugas tidak sistematis

d. Temuan Penelitian untuk Perbaikan Siklus II

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan refleksi pada tindakan siklus I, maka perlu

dilakukan perbaikan terhadap beberapa kekurangan dalam penerapan model simulasi agar

pelaksanaan tindakan berikutnya lebih baik lagi. Perbaikan yang harus dilakukan adalah sebagai

berikut:

1) Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru mitra akan berusaha untuk tidak terpaku pada

skenario pembelajaran sehingga guru mitra tidak terlalu kaku dalam pembelajaran, serta guru

mitra dapat mengembangkan pembelajarannya sendiri.

2) Guru mitra akan melakukan apersepsi pada awal pembelajaran.

3) Agar dapat tercipta suasana yang kondusif, guru mitra akan mengkondisikan dulu siswa

sebelum memulai pembelajaran, sehingga siswa mampu menerima materi dengan baik.

4) Ketika simulasi berlangsung guru mitra akan lebih mengontrol setiap kelompok dan

memberikan dorongan kepada siswa untuk bekerjasama dan melakukan sharring dalam

membahas tugas kelompoknya atau peran simulasinya.

5) Guru mitra akan memberikan penjelasan selengkap mungkin mengenai langkah-langkah

yang harus dilakukan dalam pelaksanaan model simulasi, sehingga siswa lebih memahami

dalam memainkan perannya.

6) Guru mitra akan memberikan evaluasi baik di awal pembelajaran, ditengah, maupun akhir,

untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

7) Siswa di ajak untuk merefleksikan nilai-nilai yang bias di petik dalam pembelajaran simulasi.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

86

8) Disepakati bahwa pada hari Rabu tanggal 8 April 2009 peneliti dan guru mitra akan

melakukan tindakan siklus II.

4. Penelitian Siklus II

a Perencanaan

Pada perencanaan tindakan siklus II, peneliti dan guru mitra akan menjelaskan sub materi

pokok yaitu ”Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa

dan Bernegara. Adapun hal-hal yang dipersiapkan antara lain sebagai berikut:

1) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan .

2) Merencanakan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model simulasi pemilihan

Presiden di Tempat Pemungutan Suara (TPS)

3) Guru berfungsi sebagai instruktur yaitu mentapkan situasi yang akan disajikan, mengelola

kegiatan simulasi, memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam simulasi dan mengamati

interaksi siswa dalam proses simulasi.

Adapun dokumentasi tata cara pemilihan pada saat pelaksanaan simulasi Pemilihan

Presiden di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di dalam tindakan siklus II dapat dilihat pada

gambar di bawah ini:

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

87

Gambar 4.4

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

88

Tata cara Pemilihan Suara di TPS

b. Pelaksanaan

Tahap ini merupakan kegiatan utama penelitian, yaitu berupa dilaksanaknnya skenario

pembelajaran yang telah direncankan siswa sesuai dengan silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh peneliti dan guru mitra. Tindakan siklus II ini

dilaksanakan pada hari rabu tanggal 8 april pukul 11.30-13:00 WIB.

Tindakan siklus II ini meliputi:

1) Materi

Materi yang diberikan pada tindakan siklus II adalah “Persamaan Kedudukan Warga

Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara”.

2) Metode

Metode yang digunakan adalah model simulasi dengan simulasi Pemilihan Presiden di

Tempat Pemungutan Suara (TPS) yaitu siswa diperintahkan untuk melaksanakan simulasi seperti

Pemilihan Presiden pada umumnya, adapun mekanisme pemilihan terdapat pada gambar di

bawah ini:

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

89

Gambar 4.5

Simulasi Pemilihan Presiden di Tempat Pemungutan Suara (TPS)

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

90

3) Media

Media yang digunakan adalah property atau alat di dalam Pemilihan presiden di Tempat

Pemungutan Suara (TPS), seperti: ID card, kartu suara, bilik suara, kotak suara, dan tinta.

4) Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi menggunakan penilaian individu dan penilaian kelompok, teknik

penilaian individu adalah semua anggota kelompok di nilai pada saat melakukan simulasi yaitu

melakukan peran sesuai dengan skenario, bertanya pada siswa lain atau guru tentang hal yang

belum dipahami dalam simulasi, terlibat aktif dalam melaksanakan simulasi. Sedangkan

penilaian kelompok diperoleh dari kekompakan dan kerja sama dalam bersimulasi.

Pada tindakan siklus II proses pembelajaran dimulai dengan guru mitra dan peneliti

masuk ke dalam kelas, kegiatan awal dimulai dari mengucapkan salam kemudian guru mitra

melakukan presensi terhadap siswa. Setelah melakukan presensi kemudian guru mitra melakukan

apersepsi dengan mengulang kembali materi minggu lalu dengan melontarkan beberapa

pertanyaan.

Guru : “Anak-anak minggu kemarin kita membahas materi tentang apa?

Siswa : “Warga Negara dan Pewarganegaraan”

Guru :”Iya betul, pada hari ini kita akan membahas materi mengenai persamaan

Kedudukan Warga Negara dalam kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan

Bernegara, tetapi Ibu sebelumnya ingin bertanya mengenai materi yang telah

lalu yaitu apa yang menyebabkan hilangnya kewarganegaraan Indonesia?”

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

91

Siswa : “Seseorang warga negara Indonesia menetap diluar negeri selama lima tahun

berturut-turut tanpa konfirmasi tentang status kewarganegaraan ke pemerintahan

Indonesia.”

Guru : “Iya betul, ternyata kalian masih ingat dengan materi minggu lalu”.

Memasuki kegiatan inti guru mitra menerangkan materi tentang “Persamaan Kedudukan

Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara”. Ketika guru mitra

menyampaikan materi sekitar sepuluh menit siswa sudah mulai memperhatikan dengan baik

penjelasan materi dari guru mitra, kemudian guru mitra menginstruksikan kepada siswa untuk

berkumpul dengan membagi kelas menjadi dua kelompok besar sesuai urutan nomor absen.

Setelah siswa berkumpul dengan kelompoknya kemudian guru mitra membagikan

lembar skenario simulasi dilanjutkan dengan menjelaskan langkah-langkah yang ada pada

lembar skenario dan guru mitra memberi semangat beserta dorongan kepada siswa agar terlibat

aktif dalam simulasi. Setelah kelas dikondisikan, kelompok satu mendapat giliran pertama untuk

melakukan simulasi dan kelompok dua dipersilahkan untuk istirahat dulu, kemudian setelah

sepuluh menit berlalu giliran kelompok dua melakukan simulasi dengan skenario yang sama.

Ketika kelompok dua selesai melakukan simulasi terlihat kedua kelompok sudah mulai terlihat

aktif dan ada peningkatan dalam memahami skenario, mungkin dikarenakan topik simulasi yang

kedua ini lebih menarik dari pada topik yang pertama.

Adapun langkah-langkah simulasi adalah yang pertama diawali dengan pembukaan yang

dipimpin oleh ketua Kelompok Penyelenggara Pemilihan Suara (KPPS) yang merangkap

menjadi anggota I, yang dilanjutkan dengan menjelaskan langkah-langkah Pemilihan Presiden.

Kemudian setelah ketua Kelompok Penyelenggara Pemilihan Suara (KPPS) melakukan

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

92

pembukaan, yang dilanjutkan dengan pengecekan seperti pada umumnya semisal, pengecekan

kotak suara, bilik suara dan lain-lain. Kemudian ada pemilih masuk ke Tempat Pemungutan

Suara (TPS) dengan menyerahkan undangan Kelompok Penyelenggara Pemilihan Suara (KPPS)

ke anggota IV Kelompok Penyelenggara Pemilihan Suara (KPPS) untuk didaftar, kemudian

anggota IV mendaftar pemilih yang menyerahkan undangan pemanggilan pemilihan setelah itu

pemilih dipersilahkan duduk ditempat duduk yang telah disediakan untuk menunggu

pemanggilan oleh anggota II, dengan waktu yang sama anggota III mengecek kartu suara kosong

yang di saksiksan oleh para saksi dari tiap-tiap partai pendukung calon presiden dan diserahkan

ke ketua Kelompok Penyelenggara Pemilihan Suara (KPPS) untuk ditandatangani dalam urutan

pertama. Yang dilanjutkan dengan pemanggilan nama pemilih untuk diberi surat suara setelah

mendapat surat suara, pemilih dengan ditunjukkan anggota V Kelompok Penyelenggara

Pemilihan Suara (KPPS) menuju ke bilik suara untuk melakukan pemilihan presiden sesuai hati

nurani kemudian setelah melakukan pemilihan, pemilih dengan diarahkan anggota VI Kelompok

Penyelenggara Pemilihan Suara (KPPS) untuk memasukkan surat suara yang sudah ada

pilihannya ke kotak suara yang telah tersedia. Untuk tahap akhir sebelum pemilih keluar harus

diberi tanda yang biasanya berupa tinta, dengan dipandu oleh anggota VII Kelompok

Penyelenggara Pemilihan Suara (KPPS) pemilih memasukkan satu jari ke dalam botol tinta

sebagai tanda bahwa orang tersebut telah berpartisipasi dalam proses demokrasi di Indonesia,

yang pada akhir simulasi dilakukan penandatanganan berita acara pemilihan presiden.

Setelah satu jam sepuluh menit semua kelompok melaksanakan simulasi. kemudian guru

mitra memberikan reward dengan bertepuk tangan dan pujian kepada seluruh siswa yang

bersimulasi dan dilanjutkan dengan guru mitra memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa

yang berkaitan dengan materi dan simulasi yang telah diajarkan. Guru mitra melanjutkan dengan

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

93

melakukan review yaitu menanyakan kesan siswa setelah melakukan simulasi kemudian

dilanjutkan dengan koreksi laporan pengamat. Guru mitra memerintahkan siswa untuk

menganalisis hasil simulasi secara lisan, dan guru mitra meluruskan serta menyimpulkan hasil

jawaban atau analisis siswa yang kurang tepat. Setelah itu guru mitra menutup pelajaran dengan

memberikan salam.

c. Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan model simulasi yang menggunakan pedoman observasi atau lembar

pengamatan yang telah dibuat peneliti. Pengamatan ini sangat penting untuk melihat adakah

peningkatan belajar siswa aktif dalam pembelajaran PKn dengan model simulasi.

d. Refleksi

Tahap refleksi ini dilakukan atas hasil observasi atau pengamatan yang telah dilakukan

terhadap jalannya pembelajaran dengan model simulasi. Dalam tahap refleksi ini, hasil observasi

dikumpulkan dan dianalisis selain itu dianalisis pula hasil evaluasi diri siswa.

5. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II dan Temuan Penelitian

a. Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi ketika simulasi Pemilihan Presiden di Tempat Pemungutan

Suara (TPS) berlangsung dalam siklus II melihat bahwa ada peningkatan belajar siswa aktif

ketika proses pembelajaran dengan model simulasi, hal ini dapat dilihat dari antusias siswa

dalam mengikuti dan mengerjakan simulasi Pemilihan Presiden di Tempat Pemungutan Suara

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

94

(TPS) dengan baik yang sesuai dengan langkah-langkah yang ada pada petunjuk skenario serta

sudah sedikit mampu untuk menganalisis skenario. Meskipun masih ada sebagian siswa yang

masih bersikap acuh dan tidak melaksanakan simulasinya dengan baik. Fokus observasi terhadap

siswa pada tindakan kedua dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3

Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Tindakan siklus II dengan Fokus Penelitian dan Penilaian Terhadap Siswa

No.

Fokus Penelitian dan Penilaian Pada Siswa

Kriteria penilaian

Total

(%)

Ya

(%)

Tidak

(%)

A. Keterlibatan/Partisipasi

1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

23(57.5) 17(42.5) 40(100)

2. Terlibat dalam pemecahan masalah 24(60) 16(40) 40(100)

3. Keberanian dalam bertanya pada siswa lain atau guru tentang masalah (peran) yang belum dimengerti

10(25) 30(75) 40(100)

4. Menyimak dan memperhatikan penjelasan guru dalam proses pembelajaran dengan seksama

22(55) 18(45) 40(100)

5. Membaca dan menelaah lembar skenario, buku, LKS atau sumber lain untuk mengerjakan tugas atau untuk mendapat informasi yang mendukung

25(62.5) 15(37.5) 40(100)

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

95

6. Melaksanakan kerja kelompok sesuai petunjuk guru

13(32.5) 27(67.5) 40(100)

7. Ketepatan dan kecermatan dalam merespon topik pembelajaran yang di sampaikan guru mitra

15(37.5) 25(62.5) 40(100)

B. Interaksi

1. Dalam proses pembelajaran terjadi sharing baik antar siswa maupun antara siswa dengan guru mitra

12(30) 28(70) 40(100)

2. Mengerjakan simulasi sesuai dengan perannya

15(37.5) 25(62.5) 40(100)

3. Melatih diri memecahkan masalah dalam kelompok

11(27.5) 29(72.5) 40(100)

4. Bertanya pada siswa dan guru tentang hal yang belum dipahami

10(25) 30(75) 40(100)

5. Menghormati dan tidak meremehkan siswa yang belum paham

6(15) 34(85) 40(100)

6. Keseriusan dalam melakukan simulasi 21(52.5) 19(47.5) 40(100)

C.. Kemampuan berfikir

1. Mampu menggunakan atau menerapkan apa yang di perolehnya dalam menyelesaikan tugas

9(22.5) 31(77.5) 40(100)

2. Menggunakan kemampuan berfikir kritis 24(60) 16(40) 40(100)

3. Dapat menelaah skenario simulasi dengan baik

10(25) 30(75) 40(100)

4. Dapat menyelesaikan skenario simulasi dengan baik sesuai langkah-langkahnya

8(20) 32(80) 40(100)

5. Mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru

10(25) 30(75) 40(100)

6. Mampu mnenganalisis permasalahan dalam simulasi

13(32.5) 27(67.5) 40(100)

7. Mampu mendeskripsikan proses simulasi 13(32.5) 27(67.5) 40(100)

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

96

Tabel 4.4

Perbandingan Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Tindakan Siklus I dan II dengan Fokus Penelitian dan Penilaian Terhadap Siswa

No.

Fokus Penelitian dan Penilaian Pada Siswa

Siklus I Siklus II

Kriteria Penilaian Kriteria Penilaian

Ya

(%)

Tidak

(%)

Ya

(%)

Tidak

(%)

A. Keterlibatan/Partisipasi

1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

21(52.5) 19(47.5) 23(57.5) 17(42.5)

2. Terlibat dalam pemecahan masalah

24(60) 16(40) 24(60) 16(40)

3. Keberanian dalam bertanya pada siswa lain atau guru tentang masalah (peran) yang belum dimengerti

8(20) 32(80) 10(25) 30(75)

4. Menyimak dan memperhatikan penjelasan guru dalam proses pembelajaran dengan seksama

22(55) 18(45) 22(55) 18(45)

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

97

5. Membaca dan menelaah lembar skenario, buku, LKS atau sumber lain untuk mengerjakan tugas atau untuk mendapat informasi yang mendukung

6(15) 34(85) 25(62.5) 15(37.5)

6. Melaksanakan kerja kelompok sesuai petunjuk guru

13(32.5) 27(67.5) 13(32.5) 27(67.5)

7. Ketepatan dan kecermatan dalam merespon topik pembelajaran yang di sampaikan guru mitra

15(37.5) 25(62.5) 15(37.5) 25(62.5)

B. Interaksi

1. Dalam proses pembelajaran terjadi sharing baik antar siswa maupun antara siswa dengan guru mitra

8(20) 32(80) 12(30) 28(70)

2. Mengerjakan simulasi sesuai dengan perannya

15(37.5) 25(62.5) 15(37.5) 25(62.5)

3. Melatih diri memecahkan masalah dalam kelompok

11(27.5) 29(72.5) 11(27.5) 29(72.5)

4. Bertanya pada siswa dan guru tentang hal yang belum dipahami

6(15) 34(85) 10(25) 30(75)

5. Menghormati dan tidak meremehkan siswa yang belum paham

6(15) 34(85) 6(15) 34(85)

6. Keseriusan dalam melakukan simulasi

21(52.5) 19(47.5) 21(52.5) 19(47.5)

C. Kemampuan berfikir

1. Mampu menggunakan atau menerapkan apa yang di perolehnya dalam menyelesaikan tugas

9(22.5) 31(77.5) 9(22.5) 31(77.5)

2. Menggunakan kemampuan berfikir kritis

21(52.5) 19(47.5) 24(60) 16(40)

3. Dapat menelaah skenario simulasi dengan baik

6(15) 34(85) 12(30) 28(70)

4. Dapat menyelesaikan skenario simulasi dengan baik sesuai

8(20) 32(80) 8(20) 32(80)

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

98

langkah-langkahnya

5. Mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru

10(25) 30(75) 10(25) 30(75)

6. Mampu mnenganalisis permasalahan dalam simulasi

13(32.5) 27(67.5) 13(32.5) 27(67.5)

7. Mampu mendeskripsikan proses simulasi

13(32.5) 27(67.5) 13(32.5) 27(67.5)

Dari tabel perbandingan hasil observasi terhadap siswa pada pelaksanaan tindakan siklus

I dan siklus II diatas, dapat dilihat ada tujuh indikator penilaian yang mengalami peningkatan.

Indikator penilaian tersebut yaitu siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya yang

pada siklus I hanya 52.5 % sedangkan pada siklus II menjadi 57.5%, keberanian dalam bertanya

pada siswa lain atau guru tentang masalah (peran) yang belum dimengerti juga mengalami

sedikit peningkatan yang pada siklus I hanya 20% sedangkan pada siklus II menjadi 25%.

Membaca dan menelaah lembar skenario, buku, LKS atau sumber lain untuk mengerjakan tugas

atau untuk mendapat informasi yang mendukung juga terlihat mengalami peningkatan yang

mana pada siklus I hanya 15% sedangkan pada siklus II menjadi 62.5%. Dalam proses

pembelajaran terjadi sharing baik antar siswa maupun antara siswa dengan guru mitra

ditunjukkan dengan peningkatan persentasi dari 20% pada siklus I menjadi 30% pada siklus ke

II.

Indikator lainnya yang juga mengalami peningkatan yaitu Bertanya pada siswa dan guru

tentang hal yang belum dipahami yang pada siklus I sebesar 15% sedangkan pada siklus II

menjadi 25%. Menggunakan kemampuan berfikir kritis pun mengalami peningkatan yang pada

siklus I hanya 52.5% menjadi 60% pada siklus II. Selain itu peningkatan juga terjadi ketika siswa

dapat menelaah skenario simulasi dengan baik yang pada siklus I hanya 15% sedangkan pada

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

99

siklus II menjadi 25%, peningkatan tersebut terjadi karena skenario simulasi lebih menarik dan

siswa juga mulai tertarik pula untuk lebih ingin mampu dalam bersimulasi.

b. Hasil fefleksi

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan pada tindakan siklus II, peneliti masih

menemukan beberapa permasalahan yang perlu diperhatikan oleh guru mitra yang berkaitan

dengan kekurangan dan kelemahan dalam proses pembelajaran utuk diperbaiki pada siklus

berikutnya. Kekurangan pada tindakan siklus kedua ini adalah sebagai berikut:

1) Guru mitra masih mrndominasi selama proses belajar mengajar. Hal ini dibuktikan dengan

banyak ikut sertanya guru dalam proses simulasi, meskipun tujuannya untuk menciptakan

suasana kompetitif.

2) Guru mitra tidak membagi perhatian yang sama kepada seluruh siswa, guru mitra hanya

memperhatikan siswa yang bertanya saja, sedangkan siswa lainnya yang pasif tidak

diperhatikan.

3) Tidak seluruh kelompok dapat hasil yang maksimal dalam bersimulasi.

4) Suasana belajar siswa sudah terlihat kondusif.

5) Guru mitra dan siswa tidak menyimpilkan hasil diskusi.

c. Persepsi Guru dan Siswa

1) Persepsi Guru

Kelebihan:

a) Penerapan model simulasi dalam pembelajaran dapat mengajak siswa untuk terlibat aktif

dalam proses pembelajaran.

b) Melatih guru untuk lebih professional dalam mengajar

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

100

c) Melatih siswa untuk menganalisis permasalahan dalam simulasi.

d) Melatih siswa untuk berinteraksi serta melakukan sharring dengan semua temannya.

e) Melatih siswa untuk lebih terampil dan siap ketika menghadapi situasi yang sebenarnya.

f) Membantu siswa dalam memahami pelajaran

g) Menanamkan sikap disiplin kepada siswa.

Kelemahan:

a) Penerapan model simulasi tidak akan berhasil apabila guru kurang kreatif..

b) Guru pun melihat siswa kesulitan dalam memahami langkah-langkah model simulasi

sehingga hasil pekerjaan siswa belum sistematis.

c) Guru kesulitan merancang kelas untuk bersimulasi

d) Guru melihat siswa belum maksimal dalam menggunakan property yang ada dalam simulasi.

2) Persepsi Siswa

Kelebihan:

d) Siswa lebih memahami materi yang dibelajarkan.

e) Siswa lebih antusias untuk belajar.

f) Siswa dapat melatih kerja sama atau kekompakan dalam menghadapi pembelajaran

g) Melatih siswa untuk mengambil keputusan yang mungkin tidak dapat dilakukan dalam

situasi nyata.

Kelemahan:

a) Memerlukan waktu yang relatif lama.

b) Siswa kurang memahami langkah-langkah dalam model simulasi, sehingga mengerjakan

tugas tidak sistematis.

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

101

c) Masih terdapat siswa yang mengandalkan temannya dalam mengerjakan tugas.

d. Temuan Penelitian untuk Perbaikan Siklus III

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan refleksi pada tindakan siklus II, maka perlu

dilakukan perbaikan terhadap beberapa kekurangan dalam penerapan model simulasi agar

pelaksanaan tindakan berikutnya lebih baik lagi. Perbaikan yang harus dilakukan adalah sebagai

berikut:

1) Perlu persiapan dari guru mitra dan siswa dalam pembelajaran sehingga pada saat

pelaksanaan pembelajaran guru mitra dan siswa dapat berinteraksi dengan baik.

2) Guru mitra akan lebih memperdalam tentang makna model simulasi, sehingga dalam

menjelaskannya siswa dapat lebih memahami serta melakukan model simulasi secara baik

3) Keberanian siswa untuk menjalankan peran dalam simulasi akan lebih terdorong oleh guru

mitra, sehingga siswa merasa semangat untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

4) Guru mitra hendaknya mendorong siswa melakukan persiapan sebelum belajar agar pada saat

penerapan langkah-langkah simulasi tidak kesulitan.

5) Guru mitra dan siswa akan menyimpulkan hasil diskusi yang lebih baik

6) Disepakati antara peneliti dan guru mitra pelaksanaan tindakan siklus III akan dilaksanakan

pada hari Rabu tanggal 15 April 2009.

6. Penelitian Siklus III

a.. Perencanaan

Pada rencanaan siklus III ini, peneliti dan guru mitra menyepakati bahwa materi pokok

yang akan diberikan masih sama dengan tindakan siklus yang lalu, yaitu tentang “Persamaan

Kedudukan Warga Negara Dalam Berbagai Aspek Kehidupan”, hanya saja sub materi pokok

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

102

yang akan diberikan adalah”Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan Ras,

Agama, Gender, Golongan, Budaya, dan suku”. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain sebagai

berikut:

1) Mempersiapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan model simulasi dengan simulasi

pemilihan Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

2) Guru berfungsi sebagai instruktur, yaitu menetapkan topik yang disajikan, mengelola

kegiatan simulasi, dan mengamati interaksi para siswa dalam bersimulasi .

3) Mendorong siswa agar ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran di kelas.

4) Menetapkan alokasi waktu bagi semua kelompok siswa.

b. Pelaksanaan

Tindakan siklus III dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 15 April 2009 pukul 11.30-

13.00 WIB, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Materi

Materi yang diberikan pada tindakan siklus III adalah”Persamaan Kedudukan Warga

Negara Tanpa membedakan Ras, Agama, Gender, Golongan, Budaya, dan suku”

2) Metode

Metode yang digunakan adalah model simulasi dengan simulasi pemilihan Ketua

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

3) Media

Media yang digunakan adalah property untuk pemilihan Ketua Organisasi Siswa Intra

Sekolah (OSIS).

4) Evaluasi

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

103

Pelaksanaan evaluasi menggunakan penilaian individu dan penilaian kelompok, tekinik

penilaian individu adalah semua anggota kelompok dinilai pada saat melakukan simulasi

pemilihan Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), yaitu melakukan peran sesuai dengan

skenario, bertanya pada siswa lain atau guru tentang hal yang belum dipahami dalam simulasi,

terlibat aktif dalam melaksanakan simulasi. Sedangkan penilaian kelompok diperoleh dari

kekompakan dan kerja sama dalam bersimulasi.

Pada pelaksanaan tindakan siklus III ini guru mitra membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam kemudian melakukan presensi kepada siswa. Guru mitra melakukan

apersepsi dengan mengulang materi yang lalu serta mengaitkan materi yang lalu dengan materi

yang akan dibahas.

Guru mitra memulai pelajaran dengan memberi tahu kepada siswa bahwa pada

pertemuan kali ini siswa akan melakukan pembelajaran model simulasi yaitu simulasi pemilihan

Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan materi “Persamaan Kedudukan Warga

Negara Tanpa membedakan Ras, Agama, Gender, Golongan, Budaya, dan suku”.Guru mitra

menginstruksikan kepada siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya yang telah terbentuk

pada pertemuan sebelumnya, yaitu membagi dua kelompok besar sesuai dengan nomor urut

absen. Siswa mulai berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Guru mitra memberikan

lembar kerja simulasi yang berisikan skenario maupun peran dalam simulasi, kemudian guru

mitra menjelaskan kembali langkah-langkah model simulasi. Hal tersebut dilakukan agar siswa

lebih memahami langkah-langkah model simulasi yang harus mereka terapkan di dalam kelas.

Guru mitra memberikan waktu kepada siswa untuk menelaah lembar kerja simulasi serta

memberikan dorongan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam bersimulasi serta bekerjasama

sesama anggota kelompok.

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

104

Pada saat melaksanakan simulasi terlihat bahwa keaktifan siswa sudah meningkat, hal

tersebut tampak dari kekompakan siswa dalam bekerjasama untuk mengerjakan tugas kelompok.

Siswa tidak lagi mengandalkan temannya dalam bersimulasi dan siswa terlihat terampil ketika

mengerjakan peran yang di dapat.

Guru mitra melakukan pengontrolan terhadap semua kelompok belajar dan sebagian

besar dari kelompok sudah paham bagaimana menggunakan langkah-langkah dalam model

simulasi, hal tersebut terlihat dari pekerjaan siswa yang sudah mulai sistematis. Guru mitra selain

mengontrol juga bertanya kepada tiap kelompok apakah ada hal-hal yang kurang dimengerti oleh

kelompoknya.

Setelah semua kelompok selesai bersimulasi Setelah satu jam sepuluh menit semua

kelompok melaksanakan simulasi. kemudian guru mitra memberikan reward dengan bertepuk

tangan dan pujian kepada seluruh siswa yang bersimulasi dan dilanjutkan dengan guru mitra

memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa yang berkaitan dengan materi dan simulasi yang

telah diajarkan. Guru mitra melanjutkan dengan melakukan review yaitu menanyakan kesan

siswa setelah melakukan simulasi kemudian dilanjutkan dengan koreksi laporan pengamat. Guru

mitra memerintahkan siswa untuk menganalisis hasil simulasi secara lisan, dan guru mitra

meluruskan hasil jawaban atau analisis siswa yang kurang tepat. Setelah itu guru mitra

memerintahkan siswa untuk mengerjakan tugas kelompok secara tertulis, yaitu dengan

menjawab pertanyaan yang ditulis guru mitra di papan tulis. Setelah itu guru mitra

menyimpulkan hasil pembelajaran dan mengajak siswa merefleksikan nilai-nilai yang bisa

dipetik dalam pembelajaran serta menutup pelajaran dengan memberikan salam.

Penerapan model simulasi pada tindakan siklus III ini sudah dapat dilaksanakan dengan

baik, yaitu menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

105

a) Pendahuluan: Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan skenario simulasi, diikuti oleh

pembagian kelompok, lembar kerja dan peran dalam kelompok. Setelah semua siswa paham

akan skenario sajian dan perannya masing-masing, simulasi segera dimulai.

b) Kegiatan inti: Dimulai dengan menyajikan situasi dalam kehidupan nyata. Dalam penyajian

situasi ini dapat diadakan tanya jawab sehingga setiap siswa siap memahami perannya

dengan tepat.

(1) Siswa diminta menyiapkan diri untuk memainkan peran yang menjadi tanggung jawabnya

(2) Siswa bersimulasi dalam kelompok sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

c) Penutup: Kegiatan penutup dapat diisi dengan demonstrasi salah satu kelompok dan

kemudian kelompok lain diminta memberi komentar terhadap demonstrasi tersebut.

a) Review / Balikan

(1) Setelah simulasi selesai, perlu diadakan review umum yang dipandu oleh instruktur. Review

dapat dimulai dengan meminta siswa menyatakan kesannya tentang penguasaan yang baru

saja dilatihkan, kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang dapat dimulai dengan laporan para

pengamat.

Dalam pembelajaran simulasi terjadi suasana yang akrab antar sesame teman dan hasil

dari ananlisis simulasi diperoleh dengan berbagai pendapat. Pada akhir pembelajaran guru mitra

mencoba melakukan review agar siswa mengerti dengan apa yang telah dipelajarinya. Hasil dari

review adalah siswa mengetahui hal-hal tentang mekanisme pemilihan ketua Organisasi Siswa

Intra Sekolah (OSIS) yang selama ini belum pernah mereka lakukan. Guru mitra mengemukakan

bahwa salah satu intisari dari model tersebut adalah siswa belajar dan dibina untuk menganalisis

suatu kejadian agar lebih respon dengan kehidupan sehari-hari.

c. Observasi

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

106

Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan model simulasi yang menggunakan pedoman observasi atau lembar

pengamatan yang telah dibuat peneliti. Pengamatan ini sangat penting untuk melihat adakah

perubahan yang terjadi dalam pembelajaran dengan model simulasi.

d. Refleksi

Sebagamana pelaksanaan tindakan siklus I dan II, pada siklus III ini pun dilakukan

refleksi hasil observasi atau pengamatan yang telah dilakukan terhadap jalannya pembelajaran

dengan model simulasi. Dalam refleksi ini, hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis.

7. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus III dan Temuan Penelitian

a. Hasil Observasi

Hasil observasi dari tindakan siklus III ini menunjukkan proses pembelajaran dengan

menerapkan model simulasi terus mengalami peningkatan dari mulai pelaksanaan tindakan siklus

I hingga siklus III. Model simulasi sudah diterapkan dengan baik oleh guru mitra dan siswa.

Hasil observasi dengan fokus penelitian dan penilaian terhadap siswa dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.5 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Tindakan siklus III dengan Fokus

Penelitian dan Penilaian Terhadap Siswa

No.

Fokus Penelitian dan Penilaian Pada Siswa

Kriteria penilaian

Total

(%)

Ya

(%)

Tidak

(%)

A. Keterlibatan/Partisipasi

1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

30(75) 10(25) 40(100)

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

107

2. Terlibat dalam pemecahan masalah 24(60) 16(40) 40(100)

3. Keberanian dalam bertanya pada siswa lain atau guru tentang masalah (peran) yang belum dimengerti

10(25) 30(75) 40(100)

4. Menyimak dan memperhatikan penjelasan guru dalam proses pembelajaran dengan seksama

27(67.5) 13(32.5) 40(100)

5. Membaca dan menelaah lembar skenario, buku, LKS atau sumber lain untuk mengerjakan tugas atau untuk mendapat informasi yang mendukung

25(62.5) 15(37.5) 40(100)

6. Melaksanakan kerja kelompok sesuai petunjuk guru

20(50) 20(50) 40(100)

7. Ketepatan dan kecermatan dalam merespon topik pembelajaran yang di sampaikan guru mitra

32(80) 8(20) 40(100)

B. Interaksi

1. Dalam proses pembelajaran terjadi sharing baik antar siswa maupun antara siswa dengan guru mitra

15(37.5) 25(62.5) 40(100)

2. Mengerjakan simulasi sesuai dengan perannya

32(80) 8(20) 40(100)

3. Melatih diri memecahkan masalah dalam kelompok

29(72.5) 11(27.5) 40(100)

4. Bertanya pada siswa dan guru tentang hal yang belum dipahami

10(25) 30(75) 40(100)

5. Menghormati dan tidak meremehkan siswa yang belum paham

6(15) 34(85) 40(100)

6. Keseriusan dalam melakukan simulasi 29(72.5) 11(27.5) 40(100)

C.. Kemampuan berfikir

1. Mampu menggunakan atau menerapkan apa yang di perolehnya dalam menyelesaikan tugas

31(77.5) 9(22.5) 40(100)

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

108

2. Menggunakan kemampuan berfikir kritis 24(60) 16(40) 40(100)

3. Dapat menelaah skenario simulasi dengan baik

32(80) 8(20) 40(100)

4. Dapat menyelesaikan skenario simulasi dengan baik sesuai langkah-langkahnya

28(70) 12(30) 40(100)

5. Mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru

10(25) 30(75) 40(100)

6. Mampu menganalisis permasalahan dalam simulasi

30(75) 10(25) 40(100)

7. Mampu mendeskripsikan proses simulasi 30(75) 10(25) 40(100)

Berdasarkan tabel penilaian terhadap siswa pada tindakan siklus III di atas terdapat 12

indikator penilaian mengalami kenaikan persentase dari siklus sebelumnya. Indikator yang

mengalami kenaikan tersebut adalah turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya yang pada

siklus II sebanyak 57.5% menjadi 75% pada siklus III, menyimak dan memperhatikan

penjelasan guru dalam proses pembelajaran dengan seksama juga mengalami kenaikan, yang

mana pada siklus II hanya 55% menjadi 67.5% pada siklus III, melaksanakan kerja kelompok

sesuai petunjuk guru mengalami peningkatan yang pada siklus II hanya 32.5% pada siklus III

menjadi 50%, ketepatan dan kecermatan dalam merespon topik pembelajaran yang di sampaikan

guru mitra juga meningkat dari 37.5% pada siklus II menjadi 80%.

Peningkatan juga nampak dalam proses pembelajaran terjadi sharing baik antar siswa

maupun antara siswa dengan guru mitra yang pada siklus II sebanyak 30% menjadi 37.5% pada

siklus III. Siswa pun sudah mampu Mengerjakan simulasi sesuai dengan perannya, hal tersebut

terlihat dari kenaikan persentase yang pada siklus II sebanyak 37.5% menjadi 80% pada siklus

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

109

III, serta siswa juga mampu melatih diri memecahkan masalah dalam kelompok juga meningkat

yang mana pada siklus II hanya 27.5% menjadi 72.5% pada siklus III.

Kemudian peningkatan juga terlihat ketika siswa sudah mampu menggunakan atau

menerapkan apa yang di perolehnya dalam menyelesaikan tugas dengan 22.5% pada siklus II

menjadi 77.5% pada siklus III, siswa dapat menelaah skenario simulasi dengan baik meningkat

cukup drastis dari 25% pada siklus II menjadi 80% pada siklus III, siswa juga dapat

menyelesaikan skenario simulasi dengan baik sesuai langkah-langkahnya terlihat dari siklus II

hanya 20% dan pada siklus III menjadi 70%. Dari siklus II yang hanya 32.5% dan pada siklus III

meningkat menjadi 75% adalah pada indikator siswa mampu menganalisis permasalahan dalam

simulasi dan siswa mampu mendeskripsikan proses simulasi.

Agar lebih jelas maka di bawah ini disajikan tabel perbandingan antara siklus I, siklus II

dan siklus III untuk melihat adanya presentase kenaikan pada beberapa indikator penilaian pada

siswa.

Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Tindakan Siklus I, II dan

III dengan Fokus Penelitian dan Penilaian Terhadap Siswa

No.

Fokus Penelitian dan penilaian pada Siswa

Siklus I Siklus II Siklus III Kriteria

Penilaian Kriteria

Penilaian Kriteria Penilaian

Ya (%)

Tidak (%)

Ya (%)

Tidak (%)

Ya (%)

Tidak (%)

A. Keterlibatan/Partisipasi

1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

21(52.5)

19(47.5)

23(57.5)

17(42.5)

30(75)

10(25)

2. Terlibat dalam pemecahan masalah

24(60)

16(40)

24(60)

16(40)

24(60)

16(40)

3. Keberanian dalam bertanya pada siswa lain atau guru tentang masalah (peran) yang

8(20)

32(80)

10(25)

30(75)

10(25)

30(75)

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

110

belum dimengerti 4. Menyimak dan

memperhatikan penjelasan guru dalam proses pembelajaran dengan seksama

22(55)

18(45)

22(55)

18(45)

27(67.5)

13(32.5)

5. Membaca dan menelaah lembar skenario, buku, LKS atau sumber lain untuk mengerjakan tugas atau untuk mendapat informasi yang mendukung

6(15)

34(85)

25(62.5)

15(37.5)

25(62.5)

15(37.5)

6. Melaksanakan kerja kelompok sesuai petunjuk guru

13(32.5)

27(67.5)

13(32.5)

27(67.5)

20(50)

20(50)

7. Ketepatan dan kecermatan dalam merespon topik pembelajaran yang di sampaikan guru mitra

15(37.5)

25(62.5)

15(37.5)

25(62.5)

32(80)

8(20)

B. Interaksi

1. Dalam proses pembelajaran terjadi sharing baik antar siswa maupun antara siswa dengan guru mitra

8(20)

32(80) 12(30)

28(70)

15(37.5)

25(62.5)

2. Mengerjakan simulasi sesuai dengan perannya

15(37.5)

25(62.5) 15(37.5)

25(62.5)

32(80)

8(20)

3. Melatih diri memecahkan masalah dalam kelompok

11(27.5)

29(72.5)

11(27.5)

29(72.5)

29(72.5)

11(27.5)

4. Bertanya pada siswa dan guru tentang hal yang belum dipahami

6(15)

34(85)

10(25) 30(75)

10(25)

30(75)

5. Menghormati dan tidak meremehkan siswa yang belum paham

6(15)

34(85) 6(15)

34(85)

6(15)

34(85)

6. Keseriusan dalam melakukan simulasi

21(52.5)

19(47.5)

21(52.5)

19(47.5)

29(72.5)

11(27.5)

C. Kemampuan berfikir

1. Mampu menggunakan atau menerapkan apa yang di perolehnya dalam menyelesaikan tugas

9(22.5)

31(77.5)

9(22.5)

31(77.5)

31(77.5)

9(22.5)

2. Menggunakan 21(52.5)

19(47.5)

24(60)

16(40)

24(60)

16(40)

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

111

kemampuan berfikir kritis

3. Dapat menelaah skenario simulasi dengan baik

6(15)

34(85)

10(25)

30(75)

32(80)

8(20)

4. Dapat menyelesaikan skenario simulasi dengan baik sesuai langkah-langkahnya

8(20)

32(80)

8(20)

32(80)

28(70)

12(30)

5. Mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru

10(25)

30(75)

10(25)

30(75)

10(25)

30(75)

6. Mampu mnenganalisis permasalahan dalam simulasi

13(32.5)

27(67.5)

13(32.5)

27(67.5)

30(75)

10(25)

7. Mampu mendeskripsikan proses simulasi

13(32.5) 27(67.5)

13(32.5)

27(67.5) 30(75)

10(25)

Secara umum pelaksanaan tindakan siklus III ini sudah baik dan mengalami peningkatan

dari siklus sebelumnya. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari 20 indikator yang dinilai, 12

indikator sudah dilakukan dengan baik dan mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat dari

adanya peningkatan persentase dari tindakan siklus I, II, serta III. Delapan indikator lainnya

sudah dilakukan hanya saja belum menunjukkan peningkatan dari siklus sebelumnya.

Delapan indikator penilaian yang belum menunjukkan peningkatan dari siklus

sebelumnya yaitu terlibat dalam pemecahan masalah, keberanian dalam bertanya pada siswa lain

atau guru tentang masalah (peran) yang belum dimengerti, membaca dan menelaah lembar

skenario, buku, LKS atau sumber lain untuk mengerjakan tugas atau untuk mendapat informasi

yang mendukung, bertanya pada siswa dan guru tentang hal yang belum dipahami, menghormati

dan tidak meremehkan siswa yang belum paham, keseriusan dalam melakukan simulasi,

menggunakan kemampuan berfikir kritis, mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh

guru.

b. Persepsi Guru dan siswa

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

112

1) Persepsi Guru

Guru mitra berpendapat bahwa model simulasi telah terbukti dapat meningkatkan belajar

siswa aktif di dalam pembelajaran, tetapi guru mitra menyarankan agar di dalam pelaksanaannya

jangan terlalu sering karena akan menimbulkan kebosanan.

Bahwa keaktifan siswa di dalam pembelajaran dengan menggunakan model simulasi

terlihat meningkat dari pada sebelumnya. Jika pada siklus dua partisipasi siswa dalam

bersimulasi ditunjukkan dengan keterlibatan 6-12 siswa, maka pada siklus III angka kuantitatif

mahasiswa yang terlibat berkisar antara 12-17 siswa. Menurut guru mitra hal tersebut sudah

menunjukkan kemajuan yang cukup baik, bahwa dengan penerapan model simulasi di dalam

pembelajaran ternyata mampu meningkatkan belajar siswa aktif dalam bentuk keterampilan

menganalisis permasalahan, berfikir kritis, berinteraksi dengan sesama siswa dan mampu

menjawab pertanyaan dari guru., serta menanamkan sikap disiplin kepada siswa untuk

kehidupannya sehari-hari. Selain itu dengan disajikannya model simulasi dalam pembelajaran

benar-benar menyiapkan siswa untuk hidup di masyarakat.

Dengan diterapkannya model simulasi di dalam pembelajaran, ternyata menimbulkan

keinginan pada guru mitra untuk mengujicobakan model-model pembelajaran lainnya yang

sudah ada tetapi belum sempat diujicobakan oleh guru mitra.

Guru mitra pun mengutarakan bahwa dalam penerapan model simulasi di dalam

pemebelajaran ternyata masih terdapat kelemahan, yaitu terletak pada media simulasi yang tidak

tersedia di sekolah.

2) Pengalaman Siswa

Dalam pelaksanaan tindakan siklus III siswa merasa lebih siap dan lebih fokus untuk

melakukan langkah-langkah model simulasi di dalam menyelesaikan skenario simulasi terutama

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

113

disertai peran guru sebagai fasilitator proses pembelajaran. Siswa merasakan dengan

diterapkannya model simulasi dalam pembelajaran, kegiatan belajar menjadi tidak membosankan

dan lebih menyenangkan. Selain itu siswa merasa dengan digunakannya model simulasi mereka

lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.

c. Temuan Penelitian Pada Siklus III

Berdasarkan hasil penelitian pada tindakan siklus III ini, maka peneliti menemukan

beberapa temuan yang berhubungan dengan pembelajaran melalui model simulasi dalam

meningkatkan belajar siswa aktif, yaitu:

1) Pelaksanaan siklus III ini sudah berlangsung dengan baik selama proses pembelajaran, peran

guru mitra sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran berjalan dengan baik.

2) Penerapan model simulasi akan semakin efektif dalam meningkatkan belajar siswa aktif jika

guru mitra senantiasa mendorong siswa untuk selalu aktif dalam proses pembelajaran.

3) Siswa sudah dapat berfikir kritis, dan menganalisis permasalahan dalam simulasi.

4) Siswa sudah mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru dan siswa mulai

melakukan sharing antar siswa lain maupun dengan guru.

5) Siswa sudah melaksanakan skenario simulasi dengan baik sesuai langkah-langkah dalam

bersimulasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dari tiga siklus, peneliti dan guru mitra

merasa bahwa masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu peningkatan belajar siswa aktif dalam

pembelajaran PKn melalui penerapan model simulasi sudah terjawab. Dengan penggunaan

model simulasi pada pembelajaran telah mampu meningkatkan belajar siswa aktif, yaitu pada

awalnya siswa menunjukkan rasa ketertarikan dan rasa ingin tahu mereka ketika model simulasi

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

114

di terapakan. Di dalam kelompok simulasi siswa sudah dapat bekerja sama dan tidak lagi saling

mengandalkan temannya.

Peningkatan belajar siswa aktif juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa aktif di

kelas, hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai tes setelah diterapkannya model

simulasi dalm pembelajaran PKn. Untuk melihat adanya pengaruh peningkatan belajar siswa

aktif terhadap nilai tes mata pelajaran PKn di kelas X.I dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.7 Perolehan Nilai Tes Mata Pelajaran PKn Kelas X.I SMA Negeri 6 Cimahi

Nomor

L/P Nilai Sebelum

Digunakan MS Nilai Setelah

Digunakan MS Urut

Induk

1. 080910001 P 65 70 2. 080910002 P 75 80 3. 080910003 P 70 75 4. 080910004 P 70 75 5. 080910005 P 65 70 6. 080910006 P 70 75 7. 080910007 P 65 70 8. 080910008 P 80 85 9. 080910009 P 60 65 10. 0809100010 L 70 75 11. 0809100011 P 60 65 12. 0809100012 P 70 75 13. 0809100013 P 60 65 14. 0809100014 P 75 80 15. 0809100015 P 70 75 16. 0809100016 L 65 70 17. 0809100017 L 75 80 18. 0809100018 P 70 75 19. 0809100019 P 65 70 20. 0809100020 P 60 65 21. 0809100021 P 70 75 22. 0809100022 P 80 85 23. 0809100023 P 80 85 24. 0809100024 P 60 65 25. 0809100025 P 65 70 26. 0809100026 P 70 75

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

115

27. 0809100027 P 70 75 28. 0809100028 P 85 90 29. 0809100029 P 70 75 30. 0809100030 L 75 80 31. 0809100031 P 65 70 32. 0809100032 P 70 75 33. 0809100033 P 85 90 34. 0809100034 L 75 80 35. 0809100035 P 85 90 36. 0809100036 P 75 80 37. 0809100037 P 70 75 38. 0809100038 P 70 75 39. 0809100039 P 75 80 40. 0809100040 L 70 75

C. Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas Dalam Penerapan Model Simulasi Dalam

Pembelajaran PKn.

1. Pelaksanaan Pembelajaran Yang Dilakukan Guru Selama Proses Pembelajaran

Melalui Model Simulasi

Analisis ini didasarkan dari siklus I sampai dengan siklus III pada pembelajaran PKn

dengan menggunakan model simulasi. Peneliti melihat bahwa selama pembelajaran berlangsung

dengan menerapkan model simulasi sebanyak tiga siklus telah dapat meningkatkan belajar siswa

aktif. Agar lebih jelas di bawah ini akan diulas satu persatu dari setiap siklus.

a. Siklus I, pada tindakan siklus I ini yang dilakukan adalah mensosialisasikan model simulasi

yang akan digunakan dalam pembelajaran kemudian membagi siswa kedalam delapan

kelompok. Tiap kelompok diberi tugas berupa skenario untuk simulasi yang sama, dengan

menggunakan langkah-langkah model simulasi. Kelompok simulasi ini bertujuan untuk

melatih kekompakan dan kerjasama dalam mengerjakan tugas dalam kelompoknya, serta

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

116

melatih siswa untuk lebih terampil dan siap ketika menghadapi situasi yang sebenarnya. Pada

tindakan siklus I ini peran guru sebagai fasilitator belum dapat dilaksanakan dengan baik,

guru tidak memonitoring tiap kelompok, guru pun kurang mendorong siswa untuk terlibat

aktif dalam simulasi. Selama proses pembelajaran berlangsung sekalipun belum maksimal

namun terlihat mengalami sedikit perubahan, dimana selama ini guru yang sebelumnya tidak

membuat perencanaan seperti Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), maka

pada pembelajaran kali ini guru sudah membuat perencanaan. Selain itu sebagian siswa

sudah mulai tumbuh keinginan untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran dengan mengikuti

simulasi tentang status kewarganegaraan, meskipun masih banyak siswa lain yang bersikap

pasif ketika bersimulasi.

b. Siklus II, pada tindakan siklus II yang dilakukan adalah membagi kelas menjadi dua

kelompok besar dan diberi tugas mensimulasikan Pemilihan Presiden di Tempat Pemungutan

Suara (TPS). Setelah kelas dikondisikan, kelompok satu mendapat giliran pertama untuk

melakukan simulasi dan kelompok dua dipersilahkan untuk istirahat dulu, kemudian setelah

sepuluh menit berlalu giliran kelompok dua melakukan simulasi dengan skenario yang sama.

Ketika kelompok dua selesai melakukan simulasi terlihat kedua kelompok sudah mulai

terlihat aktif dan ada peningkatan dalam memahami skenario, mungkin dikarenakan topik

simulasi yang kedua ini lebih menarik dari pada topik yang pertama. Pada tindakan siklus II

ini hasilnya lebih meningkat dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Peran guru sebagai

fasilitator sudah dijalankan dengan baik, terlihat guru tidak mendominasi ketika simulasi

pembelajaran berlangsung.

c. Siklus III, pada tindakan siklus III guru mitra memulai pelajaran dengan memberi tahu

kepada siswa bahwa pada pertemuan kali ini siswa akan melakukan pembelajaran model

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

117

simulasi yaitu simulasi pemilihan Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan

materi “Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa membedakan Ras, Agama, Gender,

Golongan, Budaya, dan suku”. Guru mitra menginstruksikan kepada siswa untuk berkumpul

dengan kelompoknya yang telah terbentuk pada pertemuan sebelumnya, yaitu membagi dua

kelompok besar sesuai dengan nomor urut absen. Siswa mulai berkumpul dengan

kelompoknya masing-masing. Guru mitra memberikan lembar kerja simulasi yang berisikan

skenario maupun peran dalam simulasi, kemudian guru mitra menjelaskan kembali langkah-

langkah model simulasi. Hal tersebut dilakukan agar siswa lebih memahami langkah-langkah

model simulasi yang harus mereka terapkan di dalam kelas. Guru mitra memberikan waktu

kepada siswa untuk menelaah lembar kerja simulasi serta memberikan dorongan kepada

siswa untuk terlibat aktif dalam bersimulasi serta bekerjasama sesama anggota kelompok.

Pada saat melaksanakan simulasi terlihat bahwa keaktifan siswa sudah meningkat, hal

tersebut tampak dari kekompakan siswa dalam bekerjasama untuk mengerjakan tugas

kelompok. Siswa tidak lagi mengandalkan temannya dalam bersimulasi dan siswa terlihat

terampil ketika mengerjakan peran yang di dapat. Guru mitra melakukan pengontrolan

terhadap semua kelompok belajar dan sebagian besar dari kelompok sudah paham bagaimana

menggunakan langkah-langkah dalam model simulasi, hal tersebut terlihat dari pekerjaan

siswa yang sudah mulai sistematis. Guru mitra selain mengontrol juga bertanya kepada tiap

kelompok apakah ada hal-hal yang kurang dimengerti oleh kelompoknya. Setelah semua

kelompok selesai bersimulasi Setelah satu jam sepuluh menit semua kelompok melaksanakan

simulasi. kemudian guru mitra memberikan reward dengan bertepuk tangan dan pujian

kepada seluruh siswa yang bersimulasi dan dilanjutkan dengan guru mitra memberikan

pertanyaan kepada seluruh siswa yang berkaitan dengan materi dan simulasi yang telah

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

118

diajarkan. Guru mitra melanjutkan dengan melakukan review yaitu menanyakan kesan siswa

setelah melakukan simulasi kemudian dilanjutkan dengan koreksi laporan pengamat. Guru

mitra memerintahkan siswa untuk menganalisis hasil simulasi secara lisan, dan guru mitra

meluruskan hasil jawaban atau analisis siswa yang kurang tepat. Setelah itu guru mitra

memerintahkan siswa untuk mengerjakan tugas kelompok secara tertulis, yaitu dengan

menjawab pertanyaan yang ditulis guru mitra di papan tulis. Setelah itu guru mitra

menyimpulkan hasil pembelajaran dan mengajak siswa merefleksikan nilai-nilai yang bisa

dipetik dalam pembelajaran serta menutup pelajaran dengan memberikan salam. Penerapan

model simulasi pada tindakan siklus III ini sudah dapat dilaksanakan dengan baik.

Dalam bersimulasi dari siklus I sampai III siswa sudah terlihat aktif dengan adanya

interaksi langsung maupun tidak langsung antara guru dan siswa, maupun antara siswa dengan

siswa. Sehingga tercipta proses pembelajaran yang efektif.

Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif tersebut tidak terlepas dari peran serta

guru dan siswa sebagai komponen pembelajaran, karena dalam proses pembelajaran

mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, seperti yang dikemukakan

oleh Djahiri (2003: 1) tentang hakikat pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

Pembelajaran memuat makna dua proses kegiatan ialah kegiatan belajar siswa (KBS) dan kegiatan perencanaan serta pelaksanaan atau mengajar guru (KMG). Berbeda dengan faham lama yang menetapkan KMB sebagai kiblat pembelajaran, maka dalam pembaharuan pendidikan kini, KBS adalah hal yang penting utama dan menjadi penjuru dari seluruh perancangan pengajaran maupun proses dan perolehan hasilnya.

Hal ini menggambarkan bahwa interaksi guru sebagai pendidik dengan siswa sebagai

peserta didik merupakan inti proses dalam terciptanya pembelajaran yang efektif. Selain itu perlu

adanya interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran pun menuntut

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

119

direncanakannya secara sistematis masing-masing komponen agar terjadi suatu proses

pembelajaran yang optimal, efektif dan efisien.

Guru sebagai pengajar harus mampu menciptakan pembelajaran yang menuntut keaktifan

siswa. Proses pembelajaran tidak hanya didominasi oleh guru, tetapi siswa diikutsertakan agar

tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam membelajarkan siswa, guru dituntut untuk

menggunakan metode yang bervariasi agar tidak menimbulkan kejenuhan dan kebosanan pada

siswa. Berkaitan dengan peranan guru, Djahiri (1985: 28) mengemukakan bahwa:

Guru harus memiliki strategi yang merupakan sejumlah metode / cara atau pola dalam mencapai atau melaksanakan sesuatu atau dalam mengajarkan sesuatu. Dan guru pun harus menguasai metode mengajar serta dapat menggunakan pendekatan-pendekatan yang baik.

Didalam penerapan model simulasi dalam pembelajaran PKn pun guru terlebih harus

memahami serta menguasai model simulasi tersebut agar guru dapat memberikan pengarahan

yang jelas kepada siswa, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan pada saat melakukan model

simulasi yaitu ketika menjalankan langkah-langkah skenario.

Penerapan model simulasi dalam pembelajaran PKn bertujuan untuk membentuk

kemampuan menilai situasi, memberi kesempatan berlatih mengambil keputusan yang mungkin

tidak dapat dilakukan dalam situasi nyata, dapat menanamkan kedisiplinan dan membentuk

keterampilan kepada siswa untuk dapat menilai situasi serta membuat pertimbangan-

pertimbangan berdasarkan kemungkinan yang muncul.

Disamping itu penerapan model simulasi dalam pembelajaran telah menciptakan suasana

yang menyenangkan serta pembelajaran yang menarik. Hal ini dapat dilihat dari persepsi siswa

terhadap materi pelajaran yang dibelajarkan dengan model pembelajarna simulasi menjadi lebih

menarik serta mudah dimengerti dan dipahami. Karena dengan model simulasi siswa tidak hanya

Page 62: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

120

menerima materi pelajaran untuk di simpan di memori saja, tetapi siswa belajar untuk

merefleksikan nilai-nilai yang ada dalam simulasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Wardani

(dalam Suparman, 1997: 80) menyatakan bahwa:

Salah satu model pembelajaran interaktif adalah model simulasi, model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk meniru satu pekerjaan yang dituntut dalam kehidupan sehari-hari yang akan menjadi tanggung jawabnya, serta memberi kesempatan berlatih menguasai keterampilan tertentu melalui situasi buatan, membantu membentuk kemampuan menilai situasi, membuat pertimbangan-pertimbangan berdasarkan kemungkinan yang muncul. Memberi kesempatan berlatih mengambil keputusan dan menanamkan kedisiplinan pada siswa.

Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran simulasi cocok untuk diterapkan dalam

pembelajaran PKn, yaitu mata pelajaran PKn memiliki fungsi dalam meningkatkan kualitas

manusia Indonesia yang memiliki keterampilan hidup bagi diri, masyarakat, bangsa dan negara.

Hal ini sejalan dengan pendapat Somantri (2001: 166) sebagai berikut:

Usaha sadar yang dilakukan secara ilmiah dan psikologis untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik agar terjadi internalisasi moral Pancasila dan pengetahuan kewarganegaraan untuk melandasi tujuan pendidikan nasional yang diwujudkan dalam integritas pribadi dan perilaku sehari-hari.

Berdasarkan hal di atas, penerapan model pembelajaran simulasi pada mata pelajaran Pkn

mampu memberikan kesempatan berlatih menguasai keterampilan tertentu melalui situasi

buatan, memberi kesempatan berlatih mengambil keputusan dan menanamkan kedisiplinan pada

siswa.untuk menumbuhkan keterampilan siswa dalam pengetahuan yang diwujudkan dalam

integritas pribadi dan perilaku sehari-hari.

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru selama proses pembelajaran melalui

model simulasi menuntut guru untuk menjalankan perannya sebagai fasilitator di dalam

pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator sudah dapat terlaksana dengan baik pada tindakan

Page 63: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

121

siklus III, sedangkan pada tindakan siklus I dan II peran tersebut belum dijalankan dengan baik

oleh guru, guru masih mendominasi dalam proses pembelajaran.

Peran guru sebagai fasilitator tersebut sangat diperlukan dalam menerapkan model

simulasi pada pembelajaran karena peran guru disini hanya menetapkan topik dalam model

simulasi, menyiapkan model simulasi, mengelola kegiatan simulasi, memotivasi siswa,

mengamati interaksi siswa.

Uraian di atas sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sagala (2007: 114) yang

mengemukakan bahwa :

Guru merupakan faktor penting dalam lingkungan belajar dan kehidupan siswa, jadi peran guru lebih dari sekedar memberi ilmu pengetahuan, tetapi guru juga rekan belajar, model, pembimbing, fasilitator, dan mengubah kesuksesan siswa, mempercepat belajar.

Proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan model simulasi sebanyak

tiga siklus telah melatih dan mendidik siswa untuk bekerjasama dalam kelompok. Hal tersebut

menunjukkan bahwa pelaksanaan model simulasi yang diterapkan dalam pembelajaran telah

mampu menciptakan kerjasama dan kekompakan dalam kelompok untuk menjalankan skenario

simulasi, serta melatih siswa untuk memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang

diberikan oleh guru.

Selama proses pembelajaran dengan menggunakan model simulasi berlangsung guru

senantiasa mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam simulasi, upaya yang dilakukan guru

adalah dengan menciptakan suasana kompetitif serta memberikan dorongan kepada siswa berupa

reward sehingga siswa terdorong untuk aktif dalam simulasi. Dalam kegiatan belajar ini guru

ternyata mampu memberi kesempatan siswa untuk lebih terampil dalam proses pembelajaran.

Page 64: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

122

2. Implikasi Model Simulasi Terhadap Peningkatan Belajar Siswa Aktif Pada

Pembelajaran PKn

Guru memiliki peranan, yaitu menciptakan suasana yang dapat mengembangkan inisiatif

dan tanggung jawab belajar si pembelajar sehingga berkeinginan terus untuk belajar selama

hidupnya dan tidak tergantung pada guru atau orang lain bila mereka mempelajari hal-hal

baru.(http://idependidikan.blogspot.com)

Dalam proses pembelajaran terjadi manakala ada interaksi antara guru dengan siswa dan

siswa dengan siswa. Guru sebagai figur sentral harus mampu mendorong terjadinya perbuatan

belajar siswa aktif, oleh karena itu ada tiga alasan mengapa belajar aktif perlu diterapkan, yaitu:

a. Karakteristik siswa, yakni rasa ingin tahu yang merupakan modal dasar bagi berkembangnya

sikap kritis, dan imajinasi yang merupakan modal berfikir dan berperilaku kreatif.

b. Hakikat belajar, yakni proses menemukan dan membangun makna atau pengertian oleh si

pembelajar terhadap informasi dan pengalaman yang disaring melalui persepsi, pikiran, dan

perasaan si pembelajar. Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi

bentukan guru. Pengetahuan dibangun sendiri oleh si pembelajar.

c. Karakteristik lulusan yang dikehendaki, yakni agar mampu bertahan dan berhasil dalam

hidup, lulusan yang diinginkan adalah generasi yang:

1) Peka yang berarti berpikir tajam, kritis, dan tanggap terhadap pikiran dan perasaan orang

lain.

2) Mandiri yang berarti berani dan mampu bertindak tanpa selalu tergantung pada orang lain.

3) Bertanggung jawab yang berarti siap menerima akibat dari keputusan dan tindakan yang

diambil.(http://idependidikan.blogspot.com)

Page 65: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

123

Rasa keingintahuan siswa harus mampu direspon oleh guru, sehingga guru mampu

menyaring keinginan siswa melalui persepsi, pikiran dan perasaan yang mana akan

menghasilkan lulusan yang dikehendaki oleh guru, yakni lulusan yang mampu bertahan dan

berhasil dalam hidup yang meliputi kepekaan siswa, kemandirian dan tanggung jawab dengan

tindakannya.

Hal ini pun sejalan dengan Sudjana (1989: 23), perlunya belajar aktif diterapkan dalam

proses pemmbealajaran yaitu:

1) Asumsi pendidikan, pendidikan adalah usaha sadar memanusiakan manusia atau membudayakan manusia dan proses sosialisasi menuju kedewasaan intelektual, sosial, seta moral.

2) Asumsi anak didik, yaitu didasarkan atas anak bukan manusia kecil tetapi manusia seutuhnya yang mempunyai potensi untuk berkembang, individu atau anak didik pada dasarnya insane yang aktif kreatif dalam menghadapi lingkungannya.

3) Asumsi guru, yaitu bertanggung jawab atas tercapainyan belajar siswa, berperan sebagai pemimpin belajardan fasilitator bealajar.

4) Asumsi proses pengajaran, yaitu proses pengajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sistem, peristiwa belajar terjadi apabila siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru, proses pengajaran akan lebih efektif apabila menggunakan metode atau teknik yang tepat.

Proses belajar aktif memang membutuhkan hubungan sinergi antara guru dan siswa,

sehingga keinginan tahuan siswa sebagai modal dasar berkembangnya sikap ktitis dan

imajinasinya, mampu bertahan dalam kehidupannya, karena pendidikan pun adalah usaha sadar

memanusiakan manusia sehingga ada tanggung jawab dari guru yaitu mampu mengajak siswa

yang mempunyai potensi untuk berkembang dengan menggunakan teknik yang tepat.

Dalam proses belajar aktif lebih efektif jika prinsip-prinsip belajar siswa aktif dapat

diterapkan, hal ini senada dengan Sudjana (1989: 27) ada beberapa prinsip belajar yang dapat

menunjang tumbuhnya belajar siswa aktif, yaitu:

1) Stimulus belajar, pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi biasanya dalam bentuk stimulus yang pertama perlua adanya pengulangan sehingga membantu

Page 66: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

124

siswa dalam memperkuat pemahamannya dan kedua siswa menyebutkan kembali pesan yang disampaikan oleh guru kepadanya.

2) Perhatian dan motivasi, merupakan pra syarat utama dalm proses belajar mengajar. Tanpa adanya perhatian dan motivasi hasil belajar yang dicapai siswa tidak akan optimal.

3) Respon yang dipelajari, keterlibatan atau respon siswa terhadap stimulus guru bisa meliputi perhatian, proses internal terhadap informasi, tindakan nyata dalam bentuk partisipasi kegiatan belajar.

4) Penguatan, setiap tingkah laku yang diikuti oleh kepuasan terhadap kebutuhan siswa akan mempunyai kecenderungan untuk diulang kembali manakala diperlukan.

5) Pemakaian dan pemindahan, pikiran manusia mempunyai kesanggupan, menyimpan informasi yang tidak terbatas jumlahnya. Dalam hal penyimpanan informasi yang tidak terbatas ini penting sekali pengaturan dan penempatan informasi sehingga dapat digunakan kembali.

Penunjang tumbuhnya belajar siswa aktif harus mampu guru kuasai dengan memberikan

stimulus belajar terhadap siswa serta memberi perhatian serta motivasi sehingga proses

pembelajaran dapat optimal, disatu sisi penempatan informasi secara optimal harus mampu

dikuasai pula oleh guru, sehingga menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas.

Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan menghasilkan proses pembelajaran

yang berkualitas, oleh karena itu penggunaan model pembelajaran simulasi dalam proses

pembelajaran merupakan satu upaya yang ditempuh guru untuk meningkatkan belajar siswa

aktif. Belajar aktif memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar siswa karena dapat

menciptakan suasana yang mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab belajar si pembelajar

sehingga berkeinginan terus untuk belajar. Hal ini sejalan dengan pengertian belajar aktif yaitu,

belajar aktif adalah cara pandang yang menganggap belajar sebagai kegiatan membangun makna

atau pengertian terhadap pengalaman dan informasi, yang dilakukan oleh si pembelajar, bukan

oleh si pengajar yang mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab belajar si pembelajar

Page 67: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

125

sehingga berkeinginan terus untuk belajar selama hidupnya dan tidak tergantung pada guru atau

orang lain bila mereka mempelajari hal-hal baru.

Sesuai dengan pengertian belajar aktif diatas, yaitu menciptakan suasana yang

mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab belajar siswa, maka sikap dan perilaku guru

hendaknya:

1) Terbuka, mau mendengarkan pendapat siswa.

2) Membiasakan siswa untuk mendengarkan bila guru atau siswa lain berbicara atau bertanya.

3) Menghargai perbedaan pendapat.

4) Mentolerir ‘salah’ dan mendorong untuk memperbaiki.

5) Memberi umpan balik terhadap hasil kerja siswa.

6) Tidak terlalu cepat membantu siswa.

7) Tidak kikir memuji atau menghargai.

8) Tidak menertawakan pendapat atau hasil karya siswa sekalipun kurang berkualitas.

9) Menumbuhkan rasa percaya diri.

10) Mendorong siswa untuk tidak takut salah dan berani menanggung

resiko.(http://idependidikan.blogspot.com)

Sejalan dengan pemikiran Sudjana (1989: 37) bahwa agar siswa belajar lebih aktif guru

dituntut seperti halsebagai berikut:

1) Mampu menjabarkan bahan pengajaran dalam berbagai bentuk, misalnya dalam bentuk skenario untuk disimulasikan atau didemonstrasikan oleh siswa.

2) Memiliki siakp yang posotif terhadap tugas profesinya, sehingga selalu berupaya meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru, yaitu keterbukaan untuk menerima kritik.

3) Terampil dalam melakukan interaksi dengan para siswa, yakni cara-cara yang digunakan guru dalam melakukan hubungan timbale balik dengan para siswa.

4) Memahami sifat dan karakteristik siswa terutama kemampuan belajarnya.

Page 68: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

126

5) Terampil mengelola kelas atau memimpin siswa belajar, yaitu kegiatan siswa belajar dapat dikendalikan dengan baik dan produktif.

Belajar aktif dapat terealisasikan dengan baik ketika peran guru dalam mengajar mampu

untuk mengkondisikan kelas dengan membiasakan siswa untuk mendengarkan bila guru atau

siswa lain berbicara atau bertanya dan memahami karakteristik siswa sehingga akan

menghasilkan kelas yang optimal dan produktif, serta akan menjadikan siswa lebih aktif dalam

proses pembelajaran.

Hal demikian pun terjadi dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

simulasi pada tindakan siklus I sampai dengan III. Pada ketiga siklus yang dilakukan keaktifan

siswa memang meningkat dengan diterapkannya model pembelajaran simulasi tersebut dalam

proses pembelajaran, hanya saja keaktifan tersebut akan tumbuh apabila guru selalu memahami

sifat dan karakteristik siswa terutama kemampuan belajarnya.

Oleh karena itu penggunaan model simulasi dalam proses pembelajaran merupakan satu

upaya yang ditempuh guru untuk meningkatkan belajar siswa aktif, karena tanpa adanya

keterlibatan yang aktif oleh siswa maka proses pembelajaran akan terasa sukar berjalan dengan

lancar, sehingga siswa mempunyai inisiatif untuk selalu ingin terus belajar. Keterlibatan aktif

siswa memang modal keberhasilan dalam proses pembelajaran, maka dari itu siswa dalam proses

pembelajaran harus senantiasa harus turut serta dalam melaksanakan tugas belajrnya ketika guru

memberikan tugas, dan bertanya pada siswa lain atau guru ketika ada hal yang belum dipahami

ketika proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan kriteria keaktifan siswa menurut Sudjana

( 1990: 261 ), yaitu:

1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. 2) Terlibat dalam pemecahan masalah 3) Bertanya pada siswa lain atau guru tentang masalah yang belum dipahami.

Page 69: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

127

4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan berkaitan dengan pemecahan masalah yang dihadapinya.

5) Melaksanakan kerja kelompok sesuai dengan petunjuk guru. 6) Melatih diri dalam memecahkan masalah bersanma kelompok. 7) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnyadalam

menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapi. Sesuai dengan kriteria diatas, pada ketiga siklus yang dilakukan belajar siswa aktif

memang terbukti meningkat, dengan diterapkannya model simulasi dalam proses pembelajaran,

hanya saja keaktifan tersebut akan tumbuh apabila guru selalu mendirong siswa untuk selalu

terlibat aktif, menumbuhkan rasa percaya diri dan mendorong siswa untuk tidak takut salah

ketika belajar.

Pembelajaran dengan menggunakan model simulasi telah mampu membangkitkan belajar

siswa aktif dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya dimana

siswa hanya menyimak saja dan informasi atau materi yang kemudian menyimpannya dalam

memori tanpa ikut terlibat aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru diketahui awalnya implikasi

penerapan model simulasi terhadap peningkatan belajar siswa aktif pada pembelajaran PKn

terlihat dari mulai munculnya rasa ketertarikan siswa dan rasa ingin tahu mereka ketika model

tersebut mulai diterapkan. Dengan keingintahuannya tersebut siswa berusaha menyimak dan

menerapkan langkah-langkah model simulasi dalam proses pembelajaran.

Meskipun pada siklus I hasil pekerjaan mereka belum sempurna dan belum sistematis,

dengan munculnya rasa ingin tahu mereka terhadap model simulasi merupakan langkah awal

yang baik, karena dengan adanya rasa ingin tahu mereka dapat menumbuhkan semangat untuk

mengetahui lebih dalam mengenai model simulasi.

Page 70: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

128

Penggunaan model simulasi dalam pembelajaran mampu meningkatkan belajar siswa

aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut terlihat ketika melaksanakan peran yang

disimulasikan, keberanian bertanya kepada siswa ataupun guru ketika ada hal yang belum

dipahami ketika bersimulasi siswa tidak lagi malu untuk bertanya ketika ada hal yang belum

dipahami, siswa juga semua terlibat terhadap tugas simulasinya siswa tidak lagi mengandalkan

temannya. Selain itu penggunaan model simulasi dalam pembelajaran PKn sebanyak tiga siklus

dapat melatih keterampilan tertentu bagi kehidupan sehari-hari, meningkatkan kegiatan belajar

dengan melibatkan siswa mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang

sebenarnya serta membantu siswa untuk berusaha mencari informasi yang berkaitan dengan

simulasi. Hal tersebut dapat membantu siswa untuk dapat sharing, berbagi pengalaman serta

informasi dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai yang diutarakan siswa dalam wawancara

yang mengatakan bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran simulasi, siswa dapat saling

bertukar informasi sehingga materi yang dibelajarkan menjadi lebih menarik.

Dengan menggunakan model pembelajaran simulasi dalam proses pembelajaran PKn

telah terbukti dapat meningkatkan belajar siswa aktif, dan memnjadikan proses balajar lebih

menarik.

3. Kendala Yang dihadapi Dalam Penerapan model Simulasi

Model simulasi yang dilaksanakan dalam pembelajaran PKn telah mampu meningkatkan

belajar siswa aktif, tetapi dalam pelaksanaan model simulasi tidak lepas dari kendala. Adapun

kendala yang dihadapi dalam penerapan model simulasi yaitu:

Page 71: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

129

Pertama, siswa belum sepenuhnya memahami tentang model pembelajaran simulasi. Hal

tersebut terlihat dari pel;aksanaan siklus I sampai III masih ada siswa yang belum dapat

menerapkan langkah-langkah model simulasi secara sistematis.

Kedua, keaktifan siswa sudah meningkat dengan diterapkannya model simulasi, tetapi

keaktifan tersebut senantiasa digali dan ditumbuhkan oleh guru, baru siswa kemudian dapat

berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dengan kata lain guru masih mendominasi dan belum

berperan sebagai fasilitator yang baik bagi siswa.

Ketiga, siswa sudah berani ikut serta dalam proses pembelajaran khususnya dalam proses

simulasi, meskipun banyak siswa yang masih ragu dan malu untuk melaksanakan perannya, hal

ini dikarenakan siswa masih takut untuk salah dalam berperan.

Keempat, waktu dalam bersimulasi yang relatif kurang lama, dengan keterbatasan waktu

tersebut membuat siswa kurang mampu mengekspresikan perannya serta mengakibatkan kurang

pahamnya siswa terhadap langkah-langkah yang harus dijalani dalam bersimulasi yang akhirnya

pengerjaan simulasi kurang sistematis.

Kelima, belum adanya fasilitas yang memadai yang digunakan pada waktu simulasi, hal

tersebut terlihat dari pelaksanaan siklus I sampai dengan siklus III masih terjadi kegaduhan

ketika bersimulasi yang disebabkan karena fasilitas yang kurang mendukung.

Keenam, guru belum terbiasa mempersiapkan perencanaan dan menyiapkan program

pembelajaran seperti silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam setia

pertemuan dengan baik dan matang untuk mencapai sasaran yang diharapkan karena

keberhasilan pembelajaran melalui model simulasi salah satunya ditentukan dalam perencanaan

yang dibuat.

Page 72: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

130

Kelemahan tersebut senada dengan dikemukakan oleh Wardani (dalam Suparman, 1997:

81) bahwa ada beberapa hal yang menjadi kelemahan dalam model pembelajaran simulasi, yaitu:

a. Model simulasi memerlukan fasilitas khusus yang mungkin tidak terdapat pada satu sekolah serta kurang efektif untuk kelas besar.

b. Kelemahan lain dari simulasi terletak pada media berlatih berupa situasi buatan. Situasi buatan tidak selalu sama dengan situasi sebenarnya.

c. Memerlukan waktu yang banyak untuk bersimulasi agar semua siswa bias diberi kesempatan berlatih.

Dari pemaparan diatas dapat dilihat bahwa ternyata masih banyak kendala yang dihadapi

dalam penerapan model simulasi pada pembelajaran PKn. Melihat kondisi tersebut, maka guru

sebagai pengelola kelas diharuskan mengorganisir serta meminimalisir kendala tersebut sehingga

dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan belajar siswa aktif. Selain itu

dengan meminimalisir kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran dapat menciptakan situasi

belajar mengajar yang efektif dan memudahkan dalam pencapaian tujuan yang diharapkan.

4. Upaya Untuk Mengatasi Kendala Yang Dihadapi Dalam Penerapan model Simulasi

Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan dengan melihat kendala-kendala yang

dihadapi dari penerapan model simulasi maka diperlukan berbagai upaya untuk mengatasi

kendala tersebut. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, maka guru mencoba mengatasinya

dengan tindakan dibawah ini:

Pertama, guru berusaha memahami betul mengenai makna serta langkah-langkah model

simulasi karena di dalam menerapkan model tersebut guru harus memberikan pengarahan yang

jelas tentang model simulasi tersebut, sehingga siswa dapat lebih memahami model tersebut dan

Page 73: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

131

dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar, sistematis serta dapat mengambil manfaat

dari penerapannya.

Hal tersebut senada dengan dikemukakan oleh Wardani (dalam Suparman, 1997: 84),

yaitu:

Penguasaan keterampilan di bawah ini merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam mengelola model simulasi dalam pembelajaran.

a. Keterampilan bertanya b. Keterampilan menjelaskan c. Keterampilan memberi penguatan d. Keterampilan mengajar kelompok kecil

Kedua, kemampuan guru senantiasa terus ditingkatkan secara optimal untuk

meningkatkan profesionalisme dengan menambah wawasan ilmu pengetahuan, model

pembelajaran maupun pengelolaan kelas. Dengan pengelolaan kelas yang baik maka dapat

menciptakan iklim yang kondusif untuk terselenggaranya penggunaan model pembelajaran

simulasi dalam proses pembelajaran. Hal tersebut senada dengan dikemukakan oleh Sudjana

(1989: 36), yaitu:

Pengajaran yang bernafaskan belajar siswa aktif lebih menekankan pentingnya proses belajar siswa disamping hasil belajar yang dicapainya. Asumsinya adalah bahwa proses belajar yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Namun hasil belajar yang optimal tidak selamanya merupakan akibat proses belajar. Oleh sebab itu pengendalian proses belajar siswa merupakan tugas dan tanggung jawab guru.

Disamping itu juga untuk menambah wawasan bagi guru tersebut dapat melalui

penataran-penataran, selain itu juga mencari sumber-sumber dengan memanfaatkan media cetak

ataupun elektronik.

Ketiga, menumbuhkan kepercayaan diri siswa agar siswa berani, yakin dan tidak takut

salah dalm proses pembelajaran. Pemberian reward pun sangat diperlukan untuk menumbuhkan

Page 74: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

132

kepercayaan diri siswa serta untuk meningkatkan semangat belajar siswa. Reward tersebut dapat

berupa kata-kata atau pujian, gerak tubuh seperti tepuk tangan maupun pemberian nilai

tambahan. Selain itu peran guru sebagai fasilitator memegang peranan penting agar cara belajar

siswa aktif dapat terealisasi. Hal tersebut senada dengan pendapat Sudjana (1989: 33), yaitu:

Fasilitator belajar artinya memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya. Kemudahan tersebut bisa diupayakan dalam berbagai bentuk, antara lain sumber dan alat-alat belajar, memberikan bantuan terhadap siswa yang memerlukan, menunjukkan jalan keluar dalam pemecahan masalah yang dihadapi siswa.

Upaya lain untuk meningkatkan belajar siswa agar dapat berperan aktif dalam

pembelajaran menurut Sudjana (1989: 37), yaitu:

Guru harus memiliki sikap yang positif terhadap tugas profesinya, mata pelajaran yang diasuhnya, sehingga selalu berupaya meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru. Keterbukaan untuk menerima kritik, keinginan untuk mencoba model dan cara-cara belajar baru dalam mengajar, terampil dalam melakukan interaksi dengan para siswa serta memahami karakteristik siswa terutama kemampuan belajarnya.

Selain itu suasana kelas juga berpengaruh terhadap munculnya sifat takut salah pada diri

siswa. Maka guru dituntut untuk terampil mengelola kelas atau memimpin siswa belajar,

menguasai kelas disini pengertiannya adalah kegiatan siswa belajar dapat dikendalikan dengan

baik dan produktif.

Keempat, waktu dalam bersimulasi seyogyanya harus lebih lama, agar siswa lebih

optimal dalam bersimulasi, hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Wardani (dalam

Suparman, 1997: 84), yaitu:

Waktu untuk menyajikan simulasi dapat berfariasi mulai dari satu sesi(60 menit) sampai beberapa sesi. Hal ini tergantung dari hakikat situasi atau keterampilan yang akan disimulasikan. Namun perlu juga agar waktu jangan terlampau panjang, sehingga kebosanan dapat dihindari.

Page 75: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054255_chapture4.pdf · SMA Negeri 6 Cimahi berlokasi di Jalan Melong Raya No.172

133

Dalam simulasi sering kali terjadi terbatasnya waktu, sehingga membuat siswa kurang

mampu berekspresi dalam memerankan perannya dalam skenario, tetapi ketika waktu

bersimulasi waktu juga harus dijaga agar tidak melampaui batas waktu yang mengakibatkan

kebosanan.

Kelima, model simulasi memerlukan fasilitas khusus yang mungkin tidak terdapat pada

satu sekolah serta kurang efektif untuk kelas besar, maka guru harus mampu menyiasati dengan

menyiapkan alat-alat atau fasilitas yang dibutuhkan dalam simulasi. Misalnya, ruang kelas

dengan perlengkapannya jika yang disimulasikan adalah keterampilan mengajar, benda-benda

tiruan yang sesuai dengan materi yang disimulasikan.

Keenam, dalam menyusun perencanaan pembelajaran perlu disusun secara baik dan

matang, yaitu dalm hal materi, metode serta media yang digunakan dalam pembelajaran.

Pemilihan media dan metode pembelajaran ataupun model pembelajaran harus tepat sesuai

dengan kebutuhan siswa. Pemilihan media yang digunakan pun harus sesuai dengan materi yang

akan dibelajarkan. Selain itu guru harus memahami berbagai macam teknik mengajar, hubungan

bahan pelajaran PKn dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, lingkungan masyarakat serta mengenal

karakter-karakter ilmu sosial (Soemantri, 2001: 313).

Dengan upaya-upaya yang dilakukan guru tersebut diharapkan dapat mengatasi

permasalahan guru ketika mengajar di kelas, serta dapat memperbaiki kinerjanya sebagai guru

sehingga dapat menciptakan pembelajaran PKn yang optimal, efektif dan dapat meningkatkan

belajar siswa aktif.