Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
101
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Latar Belakang Berdrinya MA Darul Fikri
Pondok Pesantren Darul Fikri resmi berdiri pada 10 juli 1991 yang
diresmikan oleh Drs. Gatot Sumani selaku Bupati Ponorogo kala itu.
Pada waktu itu, masyarakat disekitar komplek pondok pesantren
Darul Fikri dikenal orang sebagai masyarakat “hitam” (masyarakat
molimo) dan dikenal sebagai daerah “abangan” ( basis PKI ). Hal itu
penyebab lemahnya pemahaman dan pengalaman agama mereka (Islam),
sementara generasinya kurang berminat untuk belajar Agama ke pondok-
pondok yang telah ada. disisi lain keberadaan pondok-pondok itu belum
bisa mengoptimalkan dalam menggarap lahan yang subur ini.
Maka seiring doa pada yang Maha Kuasa dan tentunya tak lepas
dari adanya dukungan seluruh masyarakat, Ma’had Darul Fikri dapat
memberi setitik cahaya untuk lingkungannya serta menjadi bintang
terang bagi seluruh umat. Itulah barangkali hal yang menggelisakan
muasis (pendiri) Ma’had ini. Sebagai putra kampung, baliau yang lahir
pada tanggal 27 september 1954, yang akrab di panggil Bapak K.H.
Ahmad Juhaini Jimin Lc . Beliau merupakan alumni Pondok Pesantren
Wali Songo Ngabar Ponorogo, yang kemudian melanjutkan S1 di Islamic
University Madinah Saudi Arabia dengan mengambil jurusan
Ushuluddin, beliau tidak rela menyaksikan fenomena yang terjadi di
102
kampungnya, sehingga dengan adanya fenomena diatas keinginan beliau
semakin kuat untuk mendirikan pondok pesantren Darul Fikri Bringin
Kauman Ponorogo.
Akhirnya pada tahun 1991 atas izin Allah SWT , beliau memulai
cita-citanya untuk mendirikan Pondok Pesantren Darul Fikri yang
diharapkan dengan adanya pondok akan lahir darinya “Rijalul Fikri”
(orang-orang yang berfikir ) yang tanggap dan sigap akan perubahan dan
isyarat- isyarat zaman.
Walaupun Cacian dan cemoohan tidak luput dari beberapa orang
yang kurang optimis, itu semua dianggapnya sebagai cambuk agar ide
pendirian Pondok Pesantren terus dilaksanakan. Maka dengan bermodal
iman dan kemauan yang kuat serta sedikit harta peninggalan orang
tuanya, pendiri dibantu beberapa rekan-rekannya benar-benar telah siap
untuk melangkah menuju cita-cita ini. di atas tanah seluas sekitar 1
hektar yang merupakan tanah warisan orang tua pendiri yang telah
diwakafkan, di sanalah Pondok Pesantren Darul Fikri berdiri dengan
anggunnya. Seakan siap menantang segala tantangan zaman. Dan dari
suasananya yang nyaman, seakan menjanjikan kedamaian dan sinar
terang bagi pencari kebenaran.
Ahamdulilah atas ijin Allah SWT Pondok Pesantren Darul Fikri
mulai dikenal di masyarakat seluruh penjuru dengan demikian Pondok
103
Pesantren Darul Fikri dibawah Yayasan Darul Fikri menaungi beberapa
lembaga diantaranya ( TA, MI, MTs & MA, SMK ).1
2. Profil MA Darul Fikri2
a. Letak Geografis
Letak geografis Madrasah Aliyah Darul Fikri Terletak di
Desa Bringin Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo. Dan dari
pusat kota Ponorogo sejauh kurang lebih 8 km ke arah barat daya.
Arah barat dari prempatan Dengok kira-kira 4 km. Letak tersebut
sangat strategis untuk ukuran Lembaga Pendidikan Menengah Atas,
karena selain sepi dan jauh dari keramaian dan kebisingan kota,
suasana ini juga memudahkan para santri untuk berkosentrasi dalam
menghafal maupun belajar.
b. Visi
Mencetak kader dakwah yang beraqidah shahihah, tekun
beribadah, berakhlakul karimah, serta paripurna memadukan
IMTAQ dan IPTEK.
c. Misi
1. Menerapkan pendidikan yang berorientasi pada kecerdasan
Intelegensi, emosi, spritual dan teknologi.
2. Membina pesetrta didik menjadi kader dakwah yangt berbekal
Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman Ahlussunnah
Wal Jamaa’ah.
1 Observasi 01/O/MA-DF/III/2021
2 Dokumentasi 01/D/MA-DF/IV/2021
104
d. Sistem dan Tujuan Pendidikan
Karakteristik pendidikan islam yang didambakan adalah
pendidikan yang mampu membangkitkan segala potensi yang
terpendam dalam diri manusia. Oleh karna itu maka selain
kurikulum kepondokan diajarkan pula di Madrasah Aliyah Darul
Fikri kurikulum pemerintah yang mengacu kepada kementerian
Agama. Kurikulum formal menjamin standar mutu nasional,
sedangkan kurikulum berbasisi pesantren menanamkan sikap dan
prinsip hidup yang berstandar kepada ajaran agama islam.
Dengan demikian setiap tahunnya lembaga pendidikan
Madrasah Aliyah dapat mengikuti ujian nasioanl. Sehingga para
lulusan akan dibekali dengan dua ijazah, ijazah pondok dan ijazah
negeri.
Untuk program pendidikan tambahan diadakan juga kegiatan-
kegiatan ekstra yang wajib diikuti oleh seluruh santri guna
membantu santri dalam kehidupan bermasyarakat yang berkarakter.
Diantara kegiatan tersebut adalah :
1) Mabit malam ( menginap dipondok )
2) Muhadharah
3) Beladiri (jiu jitsu)
4) Panahan
5) Futsal
6) Kepramukaan
105
7) ketrampilan
Sedangkan pelaksanaan pendidikan Madrasah Aliyah Darul
Fikri menggunakan sistem klasikal, yaitu pengajaran yang
dilaksanakan dalam satu kelas dengan kemampuan dan usia yang
rata – rata hampir sama untuk menerima pelajaran tertentu dalam
satu waktu.
Kurikulum Yang Digunakan di madrasah Aliyah Darul Fikri
adalah :
1) Kurikulum kemenag
2) Kurikulum pesantren
Maka hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Madrasah
Aliyah Darul Fikri yaitu mencetak para santri/siswa memiliki daya
intelektualitas yang tinggi, berbudi pekerti luhur sehingga mereka
nantinya mampu dan cakap terjun dimasyarakat.
e. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
Proses kegiatan belajar mengajar yang ada di Madrasah
Aliyah Darul Fikri Bringin Kauman Ponorogo tidak jauh berbeda
dengan Madrasah Aliyah pada umumnya. Hanya berbeda pada hari
liburnya saja.
Jika Madrasah Aliyah dibawah naungan kementrian Agama
hari Ahad sebagai hari libur, maka Madrasah Aliyah Darul Fikri
hari jum’at sebagai hari libur.
106
Adapun jumlah jam pelajaran setiap harinya ada 8 jam
pelajaran dengan durasi 30 menit setiap jamnya. Pada awal masuk
sekolah jam 07.00 WIB, 30 Menit sebelum jam pelajaran utama
adalah muraja’ah Hafalan Al-Qur’an dan penambahan mufrodat
(kosa kata) baik bahasa arab maupun bahasa inggris. Hal ini sebagai
bekal santri/siswa dalam mepraktekan bahasa arab ataupun bahasa
inggris, terutama lagi dengan adanya muraja’ah mulai dari juz
‘Amma (30), 29, 28, 27 hingga juz yang lainnya yang memudahkan
santri dalam menyiapakan ujian tahfidz diakhir kelas XII nantinya.
Karena syarat kelulusan MA Darul Fikri minimal wajib hafal 6 juz.
Adapun jam pelajaran utama dimulai pukul 07.30 dan akhir
pelajaran pukul 12.45 WIB.
Sedangkan kurikulum yang dipakai di MA Darul Fikri
Bringin kauman Ponorogo merupakan perpaduan antara kurikulum
pesantren dan kurikulum kementrian Agama. Hal ini dimaksudkan
untuk mengikuti program persamaan dengan Madrasah Aliyah yang
lainnya. Perpaduan kurikulum ini dimaksudkan untuk memenuhi
tuntutan zaman sekaligus tuntutan pemerintah bahwa setiap anak
harus memiliki ijazah Formal. Adapun materi dalam upaya
memudahkan anak untuk menghafal Al-Qur’an, diadakannya
Tahsinul Qira’ah dengan metode UMMI.
Madrasah Aliyah Darul Fikri Bringin Kauman Ponorogo
sebagai lembaga pendidikan islam yang memiliki visi dan misi
107
mencetak generasi yang berakidah benar dan beramal sholeh
tentunya tidak cukup hanya mengandalkan materi- materi yang
dikurikulum kementrian Agama. Tetapi harus memberikan
bimbingan khusus atau pelatihan-pelatihan diantaranya bimbingan
muhadoroh, tahfidzul Al-Qur’an dan kegiatan lain yang dapat
mendukung terwujudnya visi dan misi Madrasah Aliyah Darul Fikri
Bringin Kauman Ponorogo.
3. Dewan asatidz dan santri (siswa)
a. Keadaan Dewan Asatidz3
Jumlah tenaga pendidik yang ada hingga saat ini adalah 25
orang . dari latar belakang pendidikannya sebagai tenaga pendidik di
Madrasah Ibtidaiyah Darul fikri mereka cukup berkualitas dan
mumpuni dalam bidangnya. Diantara mereka adalah alumnus dari :
1) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Shalahudin Al-Ayyubi
Jakarta.
2) Universitas Muhammadiyah (UNMUH) Ponorogo
3) Sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan (STKIP)
Ponorogo
4) Sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan (STKIP) Madiun
5) Institut Agama Islam Cipasung (IAIC) Tasikmalaya
6) Institut Agama Islam Riyadlotul Mujahidin (IAIRM) Ngabar
Siman Ponorogo
3 Dokumentasi 03/D/MA-DF/V/2021
108
7) Universitas Islam Negeri Maliki (UIN) Malang
8) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta
9) Universitas Kenjuruhan Malang
10) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo
11) Mahad ‘Aly Imam Syafi’i (MAIS) Cilacap
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Keadaan Ustadz Dan Ustadzah di Madrasah Aliyah ( MA ) Darul
Fikri4
NO Nama Pendidikan
terakhir
Keterangan
1 Drs. Marlan, M.Pd. S-2 Pendidikan
Agama Islam
(UNMUH)
Kepala Sekolah
2 Musthofa Saifudin A,
S.Hum
S-1 Bahasa dan
Sastra Inggris
(UIN Malang)
Waka Sarpras
3 Misnun, S.Pd. S-1 Pendidikan
Agama Islam
(STAISA)
Waka
Kurikulum
4 Subandi, S.Pd. S-1 Pendidikan
Agama Islam
(STAISA)
Bendahara
5 Sugianto, S.HI. S-1 Mu’amalah
(IAIRM)
Guru
6 Hanik Lailatul M, M.Sc. S-2 Biologi
(UGM)
Guru
7 Suprianto, S.Pd.I S-1 Pendidikan
Agama Islam
(STAISA)
Waka
Kesiswaan
8 Nur handayani, S.Pd.I S-1 Pendidikan
Agama Islam
(IAIRM )
Guru
9 Dian mahmudatin, S.Pd.I S-1 Pendidikan
Bahasa Arab
Guru
4Ibid
109
(IAIC)
10 Siti juariyah, S.Ag S-1 Pendidikan
Agama Islam
(IAIRM)
Guru
11 Nuryati, S.Pd.I S-1 Pendidikan
Agama Islam
(STAISA)
Guru
12 Mu’arifah, S.Pd.I S-1 Pendidikan
Bahasa Arab
(IAIN PO)
Guru
13 Elviatun Nikmah, S.Pd S-1 Satra
Bahasa
Indonesia
(STKIP)
Guru
14 Nunung Nur Hasanah, S.Si S-1 pendidikan
Matematika
(UIN MA)
Guru
15 Arna Lutfhiyah R ,S.Pd.I S-1 Pendidikan
Agama Islam
(UNMUH)
Guru
16 Lutfhiana Dwi E, S.Pd S-1 Pendidikan
Bahasa Inggris
(UNMUH)
Guru
17 Eni Dewi Wati, S.Pd.I S-1 Pendidikan
Matematika
(UNMUH)
Guru
18 Mohamad Syaifudin,S.Kom S-1 Teknik
Informatika
(UNMUH)
Guru
19 Mislan, S.Pd S-1 Satra
Bahasa
Indonesia
(UKM)
Guru
20 Mukhlis Maimun, M.S.I S-2 Psikologi
Pendidikan
Islam (UMY)
Guru
21 Sari Restuningrum, S.Pd. S-1 Pendidikan
Matematika
Guru
110
(UGM)
22 Sucipto, M.Pd. S-2 Manajemen
Pendidikan
Islam (IAIN
PO)
Guru
23 Sri Yudawati, SE S-1 Ekonmi
Menejemen
Perusahaan
(UNMUH)
Guru
24 Novi Indri Astuti, S.Pd.I S-1 Sastra
Bahasa
Indonesia
(STKIP)
Guru
25 Drs. Sukarmi S-1 Sastra
Bahasa
Indonesia (IKIP
Madiun)
Guru
26 Muhammad Khoirul Huda D3 pendidikan
bahasa arab
(MAIS)
Tenaga
pendidik
27 Nur Rohman Syah, S.Pd. S-1 Pendidikan
Agama Islam
(IAIRM)
Tata Usaha
b. Data Keadaan Siswa (Santri)5
Jumlah santri Madrasah Aliyah (MA) Darul Fikri Bringin
Kauman Ponorogo pada tahun ajaran 2020-2021 sebanyak 191
siswa/santri.
Mereka berasal dari berbagai daerah di seluruh indonesia
akan tetapi masih didominasi dari lingkungan sekitar Madrasah.
Walaupun demikian seluruh santri diwajibkan untuk mengikuti
kegitan-kegiatan yang ada di pondok.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
5 Dokumentasi 04/D/MA-DF/V/2021
111
Tabel 4.2
Keadaan santri/siswa di Madrasah Aliyah (MA) Darul Fikri
Bringin Kauman Ponorogo Tahun Pelajaran 2020-20216
No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 X A 28 - 28
2 X B - 32 16
3 XI A 21 - 21
4 XI B - 23 23
5 XI C - 23 23
6 XII A 20 - 20
7 XII B - 21 21
8 XII C - 23 23
JUMLAH 69 122 191
4. Struktur Organisasi Madrasah Aliyah (MA) Darul Fikri Bringin
Kauman Ponorgo
Yang dimaksud dengan struktur orgaanisasi adalah tenaga yang
berkecimpung dalam kepengurusan dan diharapkan mampu
melaksanakan tugasnya sesuai dengan program yang telah ditentukan.
Struktur organisasi juga disebut dengan suatu susunan dan
hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi
untuk menjalankan kegiatn operasional untuk mencapai tujuan yang
diharapkan dan di inginkan.7
6 Ibid 7 Dokumentasi 03/D/DF-MA/V/2021
112
Adapun struktur organisasi Madrasah Aliyah Darul Fikri Bringin
Kauman Ponorogo adalah:
Gambar 4.1
Struktur Organisasi MA Darul Fikri8
Ketua Yayasan
Pimpinan Ma’had
Kepala Madrasah
Waka Madrasah
Komite
Madrasah
Tata Usaha
Bendahara
Wks.
Kurikulum
Wks.
Kesiswaan
Wks.
Sarpras
Wks.
Humas
Wali Kelas
Xa, Xb
Wali Kelas
XIa, XIb,
XIc
Wali Kelas
XIIa, XIIb,
XIIc
Santri
Keterangan : ---------------------------- : Garis Koordinasi
__________________ : Garis Komando
8 Ibid.,
113
5. Deskripsi Data Penelitian
a. Deskripsi Data tahfidz Al-Qur’an
Deskripsi data tentang skor tahfidz Al-Qur’an siswa kelas
X MA Darul Fikri Bringin Kauaman Ponorogo diperoleh dari
angket yang disebar langsung kepada responden siswa kelas X MA
Darul Fikri yang diambil sampelnya sebanyak 60 siswa. Adapun
untuk mengetahui skor jawaban angket yang disebar adalah berupa
angka-angka yang di interprestasikan sehingga mudah dipahami.
Kemudian skor jawaban angket tahfidz Al-Qur’an siswa kelas X
MA Darul Fikri dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Skor nilai tahfidz Al-Qur’an siswa kelas X MA Darul Fikri
NO
Nilai Angket
tahfidz Al-
Qur’an
Frekuensi Prosentase %
1 31 3 5 %
2 30 3 5 %
3 29 5 8,4 %
4 28 4 6,7 %
5 27 6 10 %
6 26 5 8,4 %
7 25 5 8,4 %
8 24 5 8,4 %
9 23 6 10 %
10 22 6 10 %
11 21 1 1,6 %
12 20 4 6,6 %
13 19 2 3,3 %
14 18 2 3,3 %
15 16 2 3,3 %
16 15 1 1,6 %
Total 60 100%
114
Dari tabel diatas maka dapat diambil kesimpulan sementara
bahwa perolehan skor variabel tahfidz Al-Qur’an tertinggi bernilai
31 dengan frekuensi 3 orang dan terendah bernilai 15 dengan
frekuensi 1 orang.
b. Deskripsi Data kecerdasan intelektual
Deskripsi data tentang skor kecerdasan intelektual siswa
kelas X MA Darul Fikri Bringin Kauaman Ponorogo diperoleh dari
angket yang disebar langsung kepada responden siswa kelas X MA
Darul Fikri yang diambil sampelnya sebanyak 60 siswa. Adapun
untuk mengetahui nilai skor jawaban angket yang disebar adalah
berupa angka-angka yang di interprestasikan sehingga mudah
dipahami. Selanjutnya nilai skor angket kecerdasan intelektual
siswa kelas X MA Darul Fikri dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Skor nilai kecerdasan intelektual siswa X MA Darul Fikri
NO
Nilai Angket
Kecerdasan
Intelektual
Frekuensi prosentase
%
1 51 1 1,6%
2 50 1 1,6%
3 49 1 1,6%
4 48 1 1,6%
5 46 4 6,6%
6 45 5 8,3%
7 44 3 5%
8 43 7 11,7%
9 42 1 1,6%
10 41 7 11,6%
11 40 1 1,6%
115
12 39 8 13,2%
13 38 4 6,6%
14 37 3 5%
15 36 2 3,3%
16 35 2 3,3%
17 34 3 5%
18 32 1 1,6%
19 31 1 1,6%
20 28 3 5%
21 24 1 1,6%
total 60 100%
Dari tabel diatas maka dapat diambil kesimpulan sementara
bahwa perolehan skor variabel kecerdasan intelektual tertinggi
bernilai 51 dengan frekuensi 1 orang dan terendah bernilai 24
dengan frekuensi 1 orang.
c. Deskripsi Data ketaatan menjalankan ibadah shalat sunnah
Deskripsi data tentang skor ketaatan menjalankan ibadah
shalat sunnah siswa kelas X MA Darul Fikri Bringin Kauaman
Ponorogo diperoleh dari angket yang disebar langsung kepada
responden siswa kelas X MA Darul Fikri yang diambil sampelnya
sebanyak 60 siswa. Adapun untuk mengetahui nilai skor jawaban
angket yang disebar adalah berupa angka-angka yang di
interprestasikan sehingga mudah dipahami. Selanjutnya nilai skor
angket ketaatan menjalankan ibadah shalat sunnah siswa kelas X
MA Darul Fikri dapat dilihat pada tabel berikut:
116
Tabel 4.5
Skor nilai angket ketaatan menjalankan ibadah shalat sunnsh
siswa kelas X MA Darul Fikri
NO
Hasil Angket Ketaatan
Menjalankan Ibadah
Shalat Sunnah Frekuensi Prosentase%
1 59 3 5 %
2 49 3 5 %
3 48 5 8,3 %
4 47 4 6,6 %
5 46 4 6,6 %
6 45 6 10 %
7 44 6 10 %
8 43 4 6,7 %
9 42 2 3,4 %
10 41 3 5 %
11 40 3 5 %
12 39 4 6,7 %
13 38 2 3,4 %
14 37 2 3,4 %
15 36 2 3,4 %
16 35 1 1,6 %
17 34 4 6,7 %
18 32 1 1,7 %
19 31 1 1,6 %
total 60 100%
Dari tabel diatas maka dapat diambil kesimpulan sementara
bahwa perolehan skor variabel ketaatan menjalankan ibadah shalat
sunnah tertinggi bernilai 59 dengan frekuensi 3 orang dan terendah
bernilai 31 dengan frekuensi 1 orang.
117
B. Analisis Data
1. Hasil Analisis Data Deskriptif
a. Analisis DataTahfidz Al-Qur’an (X)
Deskripsi data dari hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh peneliti di MA Darul Fikri data variable tahfidz Al-Qur’an
(X), Kecerdasan Intelektual (Y1) dan Ketaatan menjalankan Ibadah
Shalat Sunnah (Y2). Pada tahap ini nilai dari rata-rata (mean), nilai
tengah (median), dan nilai yang sering muncul (modus) dan standar
deviasi (SD), dalam setiap variabel akan digunakan untuk
mendiskripsikan dan menguji pengaruh variable X terhadap
variable Y. selanjutnya akan disajikan dalam bentuk table
distribusi frekuensi, dan uraian deskripsinya adalah sebagai
berikut:
Pada Data Tahfidz Al-Qur’an didapatkan berdasarkan
kuesioner yang terdiri dari 8 butir pernyataan, dengan skor
maksimal empat dan skor minimal satu. Dari hasil penelitian
diperoleh skor tertinggi ideal 32 dan skor terendah ideal 8, hasil
analisis deskriptif variabel Tahfidz Al-Qur’an memiliki skor
tertinggi adalah 31, skor terendah sebesar 15, mean sebesar 24,48,
median sebesar 25, modus sebesar 22 dan standar deviasi sebesar
3,998 (perhitungan data dilampiran 0.0).
Kelas interval
k =1+3.3logN
118
= 1+3.3log60
= 1+3,3 x 1,7
= 6
Rentang interval
Ri = Xmax – Xmin +1
= 31 – 15 + 1
= 17
Panjang kelas
Pk =𝑅𝑖
𝑘
=17
6
= 2,8 = 3
Tabel distribusi frekuensinya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tahfidz Al-Qur’an
No Interval nilai Frekuensi Presentase (%)
1 15-17 3 5
2 18-20 8 13
3 21-23 13 21
4 24-26 15 25
5 27-29 15 25
6 30-32 6 10
Jumlah 60 100%
119
Tabel 4.6 Dapat digambarkan dalam bentuk grafik 4.2 sebagai
berikut:
Grafik 4.2 Frekuensi Tahfidz Al-Qur’an
Berdasarkan grafik 4.2 hanya menunjukkan uraian atau
rentang skor dan belum bisa diketahui berapa banyak tingkat
menghafal al-Qur’an yang yang berada pada kategori tinggi,
sedang dan rendah sehingga perlu pengkategorian dan empiris yaitu
dengan rumus dan perhitungan sebagai berikut :
Tabel 4.7 Perhitungan Pengkategorian
< M - 1.SD
< 24,48 - 3,998
< 20,482 = 20
= Rendah
< 20
M - 1.SD sampaiM + 1.SD
20 sampai 24,48 + 3,998
20 sampai 28,478 = 28
= Sedang
20 sampai 28
>M + 1.SD
= 28
= Tinggi
> 28
Perhitungan di atas sehingga dapat diketahui kecenderungan
nilai atau skor variabel Tahfidz Al-Qur’an sebagai berikut:
120
Tabel 4.8 Kategori Tahfidz Al-Qur’an
No Rentang
Nilai
Frekuensi Presentase
(%)
Kategori
1 Kurang dari
20
7 11,6 Kurang Baik
2 20-28 42 70 Baik
3 Lebih dari
28
11 18,4 Sangat baik
Jumlah 60 100
Sumber: Data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan tanggapan
responden terhadap variabel Tahfidz Al-Qur’an yang sangat baik
sebanyak 7 siswa atau 11,6%, sedangkan tanggapan responden
yang baik sebanyak 42 siswa atau 70% dan tanggapan responden
kurang baik sebanyak 11 siswa atau 18,4%. Berdasarkan
kecenderungan skornya maka dapat diketahui bahwa variabel
tingkat Tahfidz/menghafal Al-Qur’an santri/siswa termasuk dalam
kategori baik/sedang.
b. Analisis Data Kecedasan Intelektual (Y1)
Deskripsi data dari hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh peneliti di MA Darul Fikri data variable tahfidz Al-Qur’an
(X), Kecerdasan Intelektual (Y1) dan Ketaatan menjalankan Ibadah
Shalat Sunnah (Y2). Pada tahap ini nilai dari rata-rata (mean), nilai
tengah (median), dan nilai yang sering muncul (modus) dan standar
121
deviasi (SD), dalam setiap variabel akan digunakan untuk
mendiskripsikan dan menguji pengaruh variable X terhadap
variable Y. selanjutnya akan disajikan dalam bentuk table
distribusi frekuensi, dan uraian deskripsinya adalah sebagai
berikut:
Data Kecerdasan Intelektual didapatkan berdasarkan
kuesioner yang terdiri dari 14 butir pernyataan, dengan skor
maksimal empat dan skor minimal satu. Dari hasil penelitian
diperoleh skor tertinggi ideal 56 dan skor terendah ideal 14, hasil
analisis deskriptif variabel IQ memiliki skor tertinggi adalah 51
skor terendah sebesar 24, mean sebesar 39,97, median sebesar 41,
modus sebesar 39 dan standar deviasi sebesar 5,571 (perhitungan
data dilampiran 0.0).
Kelas interval
k =1+3.3logN
= 1+3.3log60
= 1+3,3 x 1,7
=6
Rentang interval
Ri = Xmax – Xmin +1
= 51 – 24 + 1
= 28
122
Panjang kelas
Pk =𝑅𝑖
𝑘
=28/6
= 4,6 = 5
Tabel distribusi frekuensinya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Intelektual
No Interval nilai Frekuensi Presentase (%)
1 24-28 4 6,7
2 29-33 2 3,3
3 34-38 14 23,4
4 39-43 24 40
5 44-48 13 21,6
6 49-53 3 5
Jumlah 60 100%
Tabel 4.6 Dapat digambarkan dalam bentuk grafik 4.3 sebagai
berikut:
Grafik 4.3 Frekuensi Kecerdasan Intelektual
123
Berdasarkan grafik 4.2 hanya menunjukkan uraian atau
rentang skor dan belum bisa diketahui berapa banyak tingkat
Kecerdasan Intelektual yang berada pada kategori tinggi, sedang
dan rendah sehingga perlu pengkategorian dan empiris yaitu
dengan rumus dan perhitungan sebagai berikut :
Tabel 4.10 Perhitungan Pengkategorian
< M - 1.SD
< 39,97- 5,571
< 34,399 = 34
= Rendah
< 34
M - 1.SD sampaiM + 1.SD
34 sampai 39,97 + 5,571
34 sampai 45,541 = 46
= Sedang
34 sampai 46
>M + 1.SD
= 46
= Tinggi
> 46
Perhitungan di atas sehingga dapat diketahui kecenderungan
nilai atau skor variabel IQ sebagai berikut:
Tabel 4.11 Kategori Kecerdasan Intelektual
No Rentang
Nilai
Frekuensi Presentase
(%)
Kategori
1 Kurang dari
34
9 15 Kurang Baik
2 34-46 42 70 Baik
3 Lebih dari 46 9 15 Sangat baik
Jumlah 60 100
Sumber: Data primer yang telah diolah
124
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan tanggapan
responden terhadap variabel kecerdasan intelektual yang sangat
baik sebanyak 9 siswa atau 15%, sedangkan tanggapan responden
yang baik sebanyak 42 siswa atau 70% dan tanggapan responden
kurang baik sebanyak 9 siswa atau 15%. Berdasarkan
kecenderungan skornya maka dapat diketahui bahwa variabel
tingkat Kecerdasan Intelektual santri termasuk kategori dalam
baik/sedang.
c. Analisis Data Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah
(Y2)
Deskripsi data dari hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh peneliti di MA Darul Fikri data variable tahfidz Al-Qur’an
(X), Kecerdasan Intelektual (Y1) dan Ketaatan menjalankan Ibadah
Shalat Sunnah (Y2). Pada tahap ini nilai dari rata-rata (mean), nilai
tengah (median), dan nilai yang sering muncul (modus) dan standar
deviasi (SD), dalam setiap variabel akan digunakan untuk
mendiskripsikan dan menguji pengaruh variable X terhadap
variable Y. selanjutnya akan disajikan dalam bentuk table
distribusi frekuensi, dan uraian deskripsinya adalah sebagai
berikut:
Data Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah
didapatkan berdasarkan kuesioner yang terdiri dari 13 butir
pernyataan, dengan skor maksimal empat dan skor minimal satu.
125
Dari hasil penelitian diperoleh skor tertinggi ideal 52 dan skor
terendah ideal 13, hasil analisis deskriptif variabel Ketaatan
Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah memiliki skor tertinggi adalah
50 skor terendah sebesar 31, mean sebesar 42,57, median sebesar
44, modus sebesar 44 dan standar deviasi sebesar 5,003
(perhitungan data dilampiran 0.0).
Kelas interval
k =1+3.3logN
= 1+3.3log60
= 1+3,3 x 1,7
= 6
Rentang interval
Ri = Xmax – Xmin +1
= 50 – 31 + 1
= 20
Panjang kelas
Pk =𝑅𝑖
𝑘
=20/6
= 3,3 = 4
126
Tabel distribusi frekuensinya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Ketaatan Menjalankan Ibadah
Shalat Sunnah
No Interval nilai Frekuensi Presentase (%)
1 31-33 2 3,3
2 34-36 7 11,7
3 37-39 8 13,3
4 40-42 8 13,3
5 43-45 16 26,7
6 46-48 13 21,7
7 49-51 6 10
Jumlah 60 100%
Tabel 4.12 Dapat digambarkan dalam bentuk grafik 4.4 sebagai
berikut:
Grafik 4.4 Frekuensi Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat
Sunnah
Berdasarkan grafik 4.4 hanya menunjukkan uraian atau
rentang skor dan belum bisa diketahui berapa banyak tingkat
Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah yang berada pada
127
kategori tinggi, sedang dan rendah sehingga perlu pengkategorian
dan empiris yaitu dengan rumus dan perhitungan sebagai berikut :
Tabel 4.13 Perhitungan Pengkategorian
< M - 1.SD
< 42,57- 5,003
< 37,567 = 38
= Rendah
< 38
M - 1.SD sampaiM + 1.SD
38 sampai 42,57 + 5,003
38 sampai 47,573 = 48
= Sedang
38 sampai 48
>M + 1.SD
= 48
= Tinggi
> 48
Perhitungan di atas sehingga dapat diketahui kecenderungan
nilai atau skor variabel Kecedasan Intelektual sebagai berikut:
Tabel 4.14 Kategori Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat
Sunnah
No Rentang Nilai Frekuensi Presentase
(%)
Kategori
1 Kurang dari 38 11 18,3 Kurang Baik
2 38-48 43 71,7 Baik
3 Lebih dari 48 6 10 Sangat baik
Jumlah 60 100
Sumber: Data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan tanggapan responden
terhadap variabel ketaatan menjalankan ibadah shalat sunnah yang
sangat baik sebanyak 11 siswa atau 18,3%, sedangkan tanggapan
responden yang baik sebanyak 43 siswa atau 71,7% dan tanggapan
128
responden kurang baik sebanyak 6 siswa atau 10%. Berdasarkan
kecenderungan skornya maka dapat diketahui bahwa variabel
tingkat ketaatan santri termasuk dalam kategori baik/sedang.
2. Hasil uji prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas pada penelitian ini digunakan untuk
mengetahui apakah data hasil tes yang telah dilakukan berdistribusi
normal atau tidak. Pada uji normalitas data hasil tes menggunakan
uji komogorov swirnov atau lilifors yang dihitung dengan
menggunakan bantuan aplikasi program SPSS statistik version 17.0
for windows 8, dalam uji normalitas pada penelitian ini peneliti
menggunakan uji Shapiro-Wilk.
Hipotesis yang akan peneliti ajukan dalam pengukuran uji
normalitas data hasil dari angket adalah sebagai berikut:
H0 : data berdistribusi normal
Ha : data tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian yang digunakan untuk mengukur
normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk dalam penelitian
ini pada tingkat taraf signifikansi (α) yang dipilih adalah sebesar
5% atau 0,05, jika nilai probabilitas atau sig > 0,05 maka data
tersebut berdistribusi normal, dan apabila nilai probabilitas atau sig
< 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Rangkuman
129
uji normalitas pada data yang telah diperoleh adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas
1. Tabel kolom pertama di atas dapat dilihat bahwa uji normalitas
data pada skala tahfidz/menghafal Al-Qur’an (X) diperoleh
nilai probabilitas atau sig sebesar 0,148 yang mana nilai
tersebut lebih besar dari nilai alpha (α) yang telah ditetapkan
yaitu sebesar 0,05 (0,148 > 0,05). Jadi dapat ditarik kesimpulan
bahwa nilai dari skala Tahfidz/Menghafal Al-Qur’an
berdistribusi normal.
2. Tabel kolom kedua di atas dapat dilihat bahwa uji normalitas
data skala Kecerdasan Intelektual diperoleh nilai probabilitas
atau sig sebesar 0,101 yang mana nilai tersebut lebih besar dari
nilai alpha yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0,05 (0,101>
0,05). Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai dari skala
Kecerdasan Intelektual berdistribusi normal.
3. Tabel kolom ketiga di atas dapat dilihat bahwa uji normalitas
data skala Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah
130
diperoleh nilai probabilitas atau sig sebesar 0,060 maka nilai
tersebut lebih besar dari nilai alpha yang telah ditetapkan yaitu
sebesar 0,05 (0,060> 0,05). Jadi dapat ditarik kesimpulan
bahwa nilai dari skala Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat
Sunnah berdistribusi normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas merupakan suatu uji prasyarat analisis untuk
mengetahui pola data, apakah data berpola linier atau tidak. Uji
linieritas berkenaan dengan penggunaan analisis regresi linier jika
akan menggunakan analisis regresi linier sederhana atau ganda dari
data Tahfidz Al-Qur’an, Kecerdasan Intelektual, Ketaatan
Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah Bringin Kauaman Ponorogo,
maka datanya harus menunjukkan garis yang berbentuk linier
(lurus).
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan tabel Anova
variabel X dan Y1 dari nilai signifikansi. Apabila nilai signifikasi
tabel Anova (Deviation from linerity) > α (0,05) maka dapat
disimpulkan bahwa hubungan bersifat linier. Uji linier dalam
penelitian ini menggunakan SPSS statistik version 17.0 for
windows 8, Hipotesis yang diajukan untuk mengukur linieritas
data hasil tes dalam penelitian ini adalah:
H0: data linier
Ha : data tidak linier
131
Hasil dari perhitungan yang didapatkan adalah sebagai
berikut:
1) Uji linieritas variabel Tahfidz Al-Qur’an dengan Kecerdasan
Intelektual
Tabel 4.16 Hasil Uji Linieritas Variabel X-Y1 dan X-Y2
Tabel diatas hasil uji linieritas dapat dilihat pada kolom
deviation from linierity. Variabel dapat dikatakan linier apabila
nilai sig deviation from linierity > α (0,05), kemudian pada
kolom diatas hasil deviation from linierity sig X-Y1 adalah
0,108, dengan demikian karena nilai sig deviation from linierity
0,108 > α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel
Tahfidz Al-Qur’an dengan kecerdan intelektual santri memiliki
garis/pola regresi linier.
2) Uji linieritas variabel Tahfidz Al-Qur’an dengan Ketaatan
Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah.
Tabel 4.16 diatas hasil uji linieritas dapat dilihat pada
kolom deviation fron linierity. Variabel dapat dikatakan linier
132
apabila nilai sig deviation fron linierity > α (0,05), kemudian
pada kolom diatas hasil deviation fron linierity sig X-Y2 adalah
0,274, dengan demikian karena nilai sig deviation fron linierity
0,274 > α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel
Tahfidz Al-Qur’an dengan Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat
Sunnah memiliki garis/pola regresi linier.
3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
a. Uji Korelasi
Uji Korelasi dilakukan sebelum analisis regresi dengan
tujuan untuk menyakinkan apakah memang terdapat korelasi antara
variabel X dan variabel Y (Y1 dan Y2).9 Apa bila variabel X dan Y
tidak ada korelasi maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. Uji
korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya atau
keeratannya hubungan antara dua variabel atau lebih.1 0
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
𝐇𝐚1 :Tahfidz Al-Qur’an berpengaruh terhadap Kecerdasan
Intelektual
𝐇𝐚2 :Tahfidz Al-Qur’an berpengaruh terhadap Ketaatan
Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah
𝐇𝟎1 :Tahfidz Al-Qur’an tidak berpengaruh terhadap
Kecerdasan Intelektual
9Andhita Dessy Wulansari, 92 1 0Ibid.
133
𝐇𝟎2 :Tahfidz Al-Qur’an tidak berpengaruh terhadap Ketaatan
Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah
Kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika nilai sig. < 0,05 maka H0 ditolak
Jika nilai sig. > 0,05 maka H0 diterima
Tabel 4.17
Hasil uji korelasi X dengan Y1
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat nilai korelasi
antara Tahfidz Al-Qur’an dengan Kecerdasan Intelektual sebesar
0,001 yang maknanya nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (0,001 <
0,05) sehingga kedua variabel tersebut memiliki korelasi
134
Tabel 4.18
Hasil uji korelasi X dengan Y2
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat nilai korelasi
antara Tahfidz Al-Qur’an dengan Ketaatan Menjalankan Ibadah
Shalat Sunnah 0,013 yang maknanya nilai tersebut lebih besar dari
0,05 ( 0,013 < 0,05) yang artinya tolak H0 maka kedua variabel
tersebut memiliki korelasi.
Uji korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya atau
keeratannya hubungan antar variabel didalam penelitian ini oleh
karna itu, maka pedoman yang dipakai untuk melihat keeratan
tersebut adalah menggunakan koefisien korelasi yaitu dengan
tingkat keeratan sebagai berikut:
Tabel 4.19 Tingkat Koefisien Korelasi
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,800 – 1,00 Sangat kuat
0,600 – 0,800 Kuat
0,400 – 0,600 Cukup kuat
135
0,200 – 0,400 Rendah Tapi Pasti
0,000 – 0,200 Sangat rendah
Pada Tabel 4.17 dan 4.18 diperoleh hasil penelitian dimana
tingkat korelasi atau keeratan dari tiga variabel antara Tahfidz Al-
Qur’an (X) terhadap Kecerdasan Intelektual (IQ) siswa/santri (Y1)
adalah 0,428 dan antara tahfidz Al-Qur’an (X) terhadap Ketaatan
Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah siswa/santri (Y2) adalah
sebesar 0,318.
Kesimpulannya bahwa antara Tahfidz Al-Qur’an (X)
terhadap Kecerdasan Intelektual (Y1) memiliki tingkat hubungan
cukup kuat dan antara Tahfidz Al-Qur’an (X) terhadap Ketaatan
Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah (Y2) mempunyai tingkat
hubungan yang rendah tapi pasti.
b. Uji Regresi
1) Pengaruh Tahfidz Al-Qur’an Terhadap Kecerdasan
Intelektual siswa kelas X MA Darul Fikri Bringin Kauman
Ponorogo
Penelitian tentang pengaruh tahfidz Al-Qur’an terhadap
kecerdasan intelektual (IQ) siswa menggunakan statistik
iniferensial yaitu guna menguji hipotesis. Pengujian tersebut
bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan
antara pengaruh tahfidz Al-Qur’an dengan kecerdasan
136
intelektual (IQ) dapat diketahui dengan menggunakan analisis
regresi linier dengan bantuan aplikasi program SPSS statistik
version 17.0 for windows 8. Adapun untuk hasilnya maka
dapat dilihat sebagai berikut di bawah ini:
Tabel 4.20
Koefisien determinasi R2 Tahfidz Al-Qur’an terhadap
kecerdasan intelektual
Berdasarkan tabel 4.20 dapat dilihat besarnya
hubungan/korelasi variabel aktivitas Tahfidz Al-Qur’an (X)
terhadap variabel Kecerdasan Intelektual (Y1) nilai R-nya
sebesar 0,428 dan berdasarkan dari tabel 4.20 di atas juga
diketahui besarnya koefisien determinasi (𝑅2) variabel Tahfidz
Al-Qur’an (X) terhadap variabel Kecerdasan intelektual (Y1) R
Squarenya (𝑅2) tergolong cukup yaitu sebesar 0,183 yang
maknanya Kecerdasan Intelektual dipengaruhi oleh variabilitas
atau keragaman faktor Tahfidz Al-Qur’an sebesar 18,3%
sedangkan selebihnya sebesar 81,7% di pengaruhi oleh faktor
yang lainnya yang tidak masuk dalam model.
137
Tabel 4.21
Uji keberartian persamaan regresi Tahfidz Al-Qur’an
terhadap Kecerdasan Intelektual
Kriteria pengujian persamaan regresi yaitu jika nilai dari
hasil pengujian yang telah ditampilkan pada kolom
sig/significance lebih kecil dari (<) 0,05 atau nilai dari Fhitung
lebih besar dari pada (>) Ftabel maka variabel X (Tahfidz Al-
Qur’an) secara signifikan berpengaruh terhadap variabel Y1
yaitu Kecerdasan Intelektual, dan apabila sebaliknya jika nilai
dari hasil pengujian yang telah ditampilkan pada kolom
sig/significance lebih besar dari (>) 0,05 atau nilai dari Fhitung
lebih kecil dari pada (<) Ftabel maka variabel X (Tahfidz Al-
Qur’an) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel Y1 yaitu kecerdasan intelektual. Perhitungan untuk
mendapatkan nilai Fhitung dan Ftabel dengan rumus sebagai
berikut:
Fhitung = 𝑀𝑆𝑅
𝑀𝑆𝐸
Fhitung = Fα(1;n−2)
MSR = mean square regression
MSE = mean square residual
138
N = jumlah data
α = alpha sebesar 0,051 1
Fhitung = 335,518
25,784 =13,0127 jika dilihat pada tabel diatas terdapat
pada kolom F yaitu dibulatkan menjadi 13,013. Jadi
Fhitungnya adalah sebesar 13,013.
Ftabel =F0,05(1;60-2) =F0,05(1;58) = 4,01
Berdasarkan tabel 4.21 diatas dimana dalam kolom
sig/significance 0,001 < 0,05, dan dari perhitungan di atas
karena Fhitung (13,013) > Ftabel (4,01) sehingga dapat ditarik
sebuah kesimpulan bahwa koefisiensi regresi signifikan, yang
artinya bahwa variabel independen (X) yaitu Tahfidz Al-
Qur’an secara signifikan memiliki pengaruh terhadap
Kecerdasan Intelektual Siswa/Santri.
Tabel 4.22
Persamaan regresi Tahfidz Al-Qur’an terhadap Kecerdasan
Intelektual
Guna mengetahui model/persamaan regresi linier yaitu
dengan rumus �̂� = b0 + b1𝑥 dan berdasarkan tabel 4.22 di atas
maka diperoleh persamaan regresi (�̂�) Y1atas X yaitu �̂� =
1 1Andhita Dessy Wulansari, 129
139
25,379 + 0,596x. Dengan persamaan regresi tersebut maka
dapat diinterprestasikan bahwa dari skor konsisten variabel Y1
Kecerdasan Intelektual sebesar 25,379 dan koefisien regresi X
(Tahfidz Al-Qur’an) sebesar 0,596 yang menandakan setiap
penambahan 1% nilai Tahfidz Al-Qur’an maka skor/nilai
kecerdasan intelektual bertambah sebesar 0,596. Koefisien
regresi di atas bernilai positif, maka dapat disimpulkan bahwa
arah pengaruh Tahfidz Al-Qur’an (X) terhadap Kecerdasan
Intelektual (Y1) adalah berpengaruh positif.
Tahap selanjutnya dalam pengambilan keputusan pada
uji regresi variabel Tahfidz Al-Qur’an (X) terhadap variabel
(Y1) Kecerdasan Intelektual. berdasarkan tabel 4.22 di atas
nilai sig adalah 0,001, adapun pengambilan keputusannya yaitu
apabila nilai sig < 0,05 maka tolak H0 artinya ada pengaruh
yang signifikan antara variabel X terhadap variabel Y1 dan
sebaliknya apabila nilai sig > 0,05 maka terima H0 yang
artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X
terhadap variabel Y1. Pengujian signifikansi diperoleh dari
coefficients (α) nilai sig = 0,001 sedangkan tarap yang diambil
adalah (α) 5% = 0,05. Hasilnya nilai signifikansi sig 0,001 <
0,05, sehinnga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan Tahfidz Al-Qur’an (variabel X) terhadap
kecerdasan intelektual (variabel Y1).
140
2) Pengaruh Tahfidz Al-Qur’an Terhadap Ketaatan
Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah siswa kelas X MA
Darul Fikri Bringin Kauman Ponorogo
Penelitian Mengenai pengaruh Tahfidz Al-Qur’an
terhadap Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah
menggunakan statistik iniferensial yaitu guna menguji
hipotesis. Pada pengujian tersebut dimaksudkan untuk
mengetahui adanya pengaruh yang signifikan antara tahfidz
Al-Qur’an dengan Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat
Sunnah dapat diketahui dengan menggunakan analisis regresi
linier dengan bantuan aplikasi menggunakan program SPSS
statistik version 17.0 for windows 8. Adapun hasilnya yaitu
sebagai berikut di bawah ini:
Tabel 4.23
Koefisien determinasi Tahfidz Al-Qur’an terhadap
Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah
Berdasarkan tabel 4.23 dapat dilihat besarnya
hubungan/korelasi variabel Tahfidz Al-Qur’an (X) terhadap
variabel Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah (Y2)
nilai R-nya sebesar 0,318 dan berdasarkan tabel 4.23 tersebut
141
diketahui besarnya koefisien determinasi (R2) variabel Tahfidz
Al-Qur’an (X) terhadap variabel Ketaatan Menjalankan Ibadah
Shalat Sunnah (Y2), R Squarenya (R2) yaitu sebesar 0,101
yang artinya Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah
dipengaruhi oleh keragaman faktor Tahfidz Al-Qur’an sebesar
10,1% sedangkan selebihnya sebesar 89,9% di pengaruhi oleh
faktor lain yang tidak termasuk dalam model.
Tabel 4.24
Uji keberartian persamaan regresi Tahfidz Al-Qur’an
terhadap Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah
Kriteria dari pengujian persamaan regresi yaitu jika nilai
dari hasil pengujian yang telah ditampilkan pada kolom
sig/significance lebih kecil dari (<) 0,05 atau nilai dari Fhitung
lebih besar dari pada (>) Ftabel maka variabel X (Tahfidz Al-
Qur’an) secara signifikan berpengaruh terhadap variabel Y2
yaitu Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah, dan apabila
sebaliknya jika nilai dari hasil pengujian yang telah
ditampilkan pada kolom sig/significance lebih besar dari (>)
0,05 atau nilai dari Fhitung lebih kecil dari pada (<) Ftabel maka
142
variabel X (Tahfidz Al-Qur’an) tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel Y2 yaitu Ketaatan Menjalankan
Ibadah Shalat Sunnah. Perhitungan untuk mendapatkan nilai
Fhitung dan Ftabel dengan rumus sebagai berikut:
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=𝑀𝑆𝑅
𝑀𝑆𝐸
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=𝐹𝛼(1;𝑛−2)
MSR = mean square regression
MSE = mean square residual
N = jumlah data
α = alpha sebesar 0,051 2
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=143,599
21,955=6,540 jika dilihat pada tabel diatas
terdapat pada kolom F yaitu dibulatkan menjadi
6,540. Jadi 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔nya adalah sebesar 6,540.
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =F0,05(1;60-2) = F0,05(1;58) =4,01
Berdasarkan tabel tersebut dimana kolom
sig/significance 0,013 < 0,05, dan dari perhitungan di atas
karena Fhitung (6,540) > Ftabel (4,01) maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa koefisiensi regresi signifikan, yang artinya
variabel independen (X) yaitu Tahfidz Al-Qur’an secara
signifikan memiliki pengaruh terhadap Ketaatan Menjalankan
Ibadah Shalat Sunnah.
Tabel 4.25
Persamaan regresi Tahfidz Al-Qur’an terhadap Ketaatan
Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah
1 2Andhita Dessy Wulansari, 129
143
Guna mengetahui model/persamaan regresi linier yaitu
dengan rumus �̂� = b0 + b1𝑥 dan berdasarkan tabel di atas
maka diperoleh persamaan regresi (�̂�) Y2 atas X yaitu �̂� =
31,929 + 0,390x. Dengan persamaan regresi tersebut maka
dapat diinterprestasikan bahwa dari skor konsisten variabel Y2
(Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah) sebesar 31,929
dan koefisien regresi X (tahfidz Al-Qur’an) sebesar 0,390 yang
menandakan setiap penambahan 1% nilai aktivitas menghafal
Al-Qur’an maka skor/nilai Ketaatan Menjalankan Ibadah
Shalat Sunnah 0,390. Koefisien regresi di atas bernilai positif,
maka dapat disimpulkan bahwa arah tahfidz Al-Qur’an (X)
terhadap Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah (Y2)
adalah memiliki pengaruh yang positif.
Tahap selanjutnya dalam pengambilan keputusan pada
uji regresi variabel Tahfidz Al-Qur’an (X) terhadap variabel Y2
(Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah). berdasarkan
tabel di atas nilai sig adalah 0,013, adapun pengambilan
keputusannya yaitu apabila nilai sig < 0,05 maka tolak H0
artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel X
144
terhadap variabel Y2 dan sebaliknya apabila nilai sig > 0,05
maka terima H0 yang artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan antara variabel X terhadap variabel Y2. Pengujian
signifikansi diperoleh dari coefficients (α) nilai sig = 0,013
sedangkan tarap yang diambil adalah (α) 5% = 0,05. Hasilnya
nilai signifikansi sig 0,013 < 0,05, Sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan Tahfidz Al-Qur’an
(variabel X) terhadap Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat
Sunnah (variabel Y2).
C. Pembahasan Hasil penelitian
1. Tahfidz Al-Qur’an Siswa Kelas X MA Darul Fikri Bringin
Kauman Ponorogo
Berdasarkan dari hasil analisis data deskripsi diatas tentang
pelaksanaan kegiatan Tahfidz Al-Qur’an Siswa, maka peneliti
mengambil sampel semua siswa/santri kelas X MA Darul Fikri
Bringin Kauman Ponorogo sebanyak 60 siswa.
Diperoleh persentase aktivitas menghafal al-Qur’an yakni 7
santri berada pada posisi 11,6% menempati derajat pada kategori
kurang baik atau cukup, 42 santri berada pada posisi 70% menempati
derajat pada kategori baik, dan 11 santri berada pada popsisi 8,42%
menempati derajat pada kategori sangat baik. Hal tersebut
menunjukan bahwa tahfidz Al-Qur’an siswa/santri berada pada derajat
dengan katagori baik yaitu dengan frekuensi 70%.
145
2. Kecerdasan Intelektual Siswa Kelas X MA Darul Fikri Bringin
Kauman Ponorogo
Berdasarkan dari hasil analisis data deskripsi di atas tentang
kecerdasan intelektual siswa/santri kelas X MA Darul Fikri Bringin
Kauman Ponorogo dengan sampel sebanyak 60 siswa/santri,
Diperoleh persentase kecerdasan intelektual yakni 9 santri
berada pada posisi 15% menempati derajat pada kategori kurang baik
atau cukup, 42 santri berada pada posisi 70% menempati derajat pada
kategori baik, dan 9 santri berada pada posisi 15% menempati derajat
pada kategori sangat baik. Hal tersebut menunjukan bahwa kecerdasan
intelektual santri berada pada derajat dengan kategori baik yaitu
dengan frekuensi 70%.
3. Tingkat Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah Siswa
Kelas X MA Darul Fikri Bringin Kauman Ponorogo
Berdasarkan dari hasil analisis data deskripsi di atas tentang
ketaatan menjalankan ibadah shalat sunnah siswa/santri,dengan
sampel semua siswa/santri kelas X MA Darul Fikri Bringin Kauman
Ponorogo sebanyak 60 santri.
Diperoleh persentase dari ketaatan menjalanakan ibadah shalat
sunnah yakni 11 santri berada pada posisi 18,3% menempati derajat
pada kategori kurang baik atau cukup, 43 santri berada pada posisi
71,7% menempati derajat pada kategori baik, dan 6 santri berada pada
posisi 10% menempati derajat pada kategori sangat baik. Hal tersebut
menunjukan bahwa ketaatan menjalankan ibadah shalat sunnah
146
siswa/santri berada pada derajat dengan kategori baik yaitu dengan
frekuensi 71,7%.
4. Pengaruh Tahfidz Al-Qur’an Terhadap Kecerdasan Intelektual
Siswa Kelas X MA Darul Fikri Bringin Kauman Ponorogo
Berdasarkan dari hasil uji hipotesis dengan bantuan aplikasi
SPSS, diketahui bahwa tahfidz Al-Qur’an memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap kecerdasan intelektual yang mana telah
didapatkan nilai Thitung tahfidz Al-Qur’an yaitu sebesar 3,607 dan itu
lebih besar dari nilai Ttabel yang ditetapkan pada N=60 yaitu sebesar
2,000 (3,607 > 2,000). Sedangkan dilihat dari nilai signifikan yang
didapatkan sebesar 0,001 dan nilai itu lebih kecil dari nilai α 0,05
(0,001 < 0,005), maka keputusannya yang ditetapkan adalah tolak Ho,
dan berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) didapatkan nilai
hubungan/korelasi (R) sebesar 0,428 sedangkan nilai R2 sebesar 0,183
maknanya bahwa presentase yang menyumbangkan pengaruh tahfidz
Al-Qur’an terhadap kecerdasan intelektusl secara simultan adalah
sebesar 18,3% sedangkan yang selebihnya sebesar 81,7% dipengaruhi
oleh faktor yang lain, maka dari itu bisa ditarik kesimpulan bahwa
Tahfidz Al-Qur’an secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kecerdasan intelektual dan jika semakin tinggi atau semakin
bagus menghafal Al-Qur’an maka siswa/santri maka akan semakin
meningkat atau semakin bagus pula kecerdasan intelektualnya.
147
5. Pengaruh Tahfidz Al-Qur’an Terhadap Ketaatan Menjalankan
Ibadah Shalat Sunnah Siswa X Madrasah Aliyah Darul Fikri
Hasil analisis pada bagian pembahasan di atas pada uji
hipotesis dengan bantuan aplikasi SPSS, diketahui bahwa tahfidz Al-
Qur’an memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ketaatan
menjalankan ibadah shalat sunnah santri/siswa yang mana telah
didapatkan nilai Thitung tahfidz Al-Qur’an yaitu sebesar 2,557 dan itu
lebih tinggi dari nilai Ttabel yang ditetapkan pada N=60 yaitu sebesar
2,000 (2,557 > 2,000). Dilihat dari nilai signifikan yang didapatkan
sebesar 0,013 dan nilai itu lebih rendah dari nilai α 0,05 (0,013 <
0,005), maka keputusannya yang ditetapkan adalah tolak H0 .
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) didapatkan nilai
hubungan/korelasi (R) sebesar 0,318 sedangkan nilai R2 sebesar 0,101
artinya bahwa presentase yang menyumbangkan pengaruh tahfidz Al-
Qur’an terhadap ketaatan menjalankan ibadah shalat sunnah adalah
sebesar 10,1% sedangkan yang selebihnya sebesar 89,9% dipengaruhi
oleh faktor yang lain yang tidak ada dalam pembahasan, sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa tahfidz Al-Qur’an memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap ketaatan menjalankan ibadah shalat
sunnah dan jika semakin tinggi atau semakin bagus tahfidz Al-Qur’an
santri maka akan semakin tinggi dan semakin bagus pula ketaatan
dalam menjalankan ibadah shalat sunnah.
148
D. Keterbatasan Penelitian
Walaupun penelitian ini sudah dilakukan seoptimal mungkin oleh
peneliti, akan tetapi penelitian ini masuh sangat jauh dari kata sempurna
dan tidak terlepas juga dari kesalahan dan kekurangan. Hal ini karena
masih banyaknya keterbatasan-keterbatasan antara lain yang berkaitan
dengan:
1. Keterbatasan waktu
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terbatas oleh waktu
karena waktu yang digunakan sangat terbata, dan tambah lagi situasi
dan kondisi darurat karena masa pandemi yaitu covid-19 yang tak
kunjung usai bahkan mengalami peningkatan yg cukup tinggi hampir
di seluruh wilayah indonesia, maka penelitian ini hanya dilakukan
sesuai dengan keperluan yang berhubungan dengan variabel yang
dibahas. Walaupun waktu yang digunakan mungkin terlalu singkat
tetapi tidak menjadikan kendala dalam pemenuhan syarat-syarat dalam
penelitian ilmiah.
2. Keterbatasan kemampuan
Dalam penelitian ini tidak lepas dari pengetahuan dan
pengalaman, dengan demikian disadari atau tidak disadari bahwa
dalam melakukan penelitian ini masih dimiliki keterbatasan dalam
penelitian dari peneliti, khususnya dalam pengetahuan dan pengalaman
dalam membuat karya ilmiah. Walau demikian peneliti sudah berupaya
semaksimal mungkin dalam melakukan penelitian ini sesuai dengan
149
kemampuan keilmuan serta bimbingan dari para dosen yang penuh
dengan kesabaran dalam membimbing kami.
3. Keterbatasan tempat penelitian
Lokasi penelitian yang sudah peneliti lakukan hanya terbatas di
Madrasah Aliyah (MA) Darul Fikri Bringin Kauman Ponorogo
sehingga adanya kemungkinan perbedaan hasil yang sama dilakukan
tetapi pada obyek penelitian yang lain.
Adanya beberapa keterbatasan itulah yang menyebabkan pada
penelitian ini perlu adanya pengkajian yang lebih seksama dimasa
yang akan datang, dengan menganalisis faktor-faktor diluar
keterbatasan yang dialami oleh peneliti.