49
101 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Latar Belakang Berdrinya MA Darul Fikri Pondok Pesantren Darul Fikri resmi berdiri pada 10 juli 1991 yang diresmikan oleh Drs. Gatot Sumani selaku Bupati Ponorogo kala itu. Pada waktu itu, masyarakat disekitar komplek pondok pesantren Darul Fikri dikenal orang sebagai masyarakat “hitam” (masyarakat molimo) dan dikenal sebagai daerah “abangan” ( basis PKI ). Hal itu penyebab lemahnya pemahaman dan pengalaman agama mereka (Islam), sementara generasinya kurang berminat untuk belajar Agama ke pondok- pondok yang telah ada. disisi lain keberadaan pondok-pondok itu belum bisa mengoptimalkan dalam menggarap lahan yang subur ini. Maka seiring doa pada yang Maha Kuasa dan tentunya tak lepas dari adanya dukungan seluruh masyarakat, Ma’had Darul Fikri dapat memberi setitik cahaya untuk lingkungannya serta menjadi bintang terang bagi seluruh umat. Itulah barangkali hal yang menggelisakan muasis (pendiri) Ma’had ini. Sebagai putra kampung, baliau yang lahir pada tanggal 27 september 1954, yang akrab di panggil Bapak K.H. Ahmad Juhaini Jimin Lc . Beliau merupakan alumni Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo, yang kemudian melanjutkan S1 di Islamic University Madinah Saudi Arabia dengan mengambil jurusan Ushuluddin, beliau tidak rela menyaksikan fenomena yang terjadi di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

101

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Latar Belakang Berdrinya MA Darul Fikri

Pondok Pesantren Darul Fikri resmi berdiri pada 10 juli 1991 yang

diresmikan oleh Drs. Gatot Sumani selaku Bupati Ponorogo kala itu.

Pada waktu itu, masyarakat disekitar komplek pondok pesantren

Darul Fikri dikenal orang sebagai masyarakat “hitam” (masyarakat

molimo) dan dikenal sebagai daerah “abangan” ( basis PKI ). Hal itu

penyebab lemahnya pemahaman dan pengalaman agama mereka (Islam),

sementara generasinya kurang berminat untuk belajar Agama ke pondok-

pondok yang telah ada. disisi lain keberadaan pondok-pondok itu belum

bisa mengoptimalkan dalam menggarap lahan yang subur ini.

Maka seiring doa pada yang Maha Kuasa dan tentunya tak lepas

dari adanya dukungan seluruh masyarakat, Ma’had Darul Fikri dapat

memberi setitik cahaya untuk lingkungannya serta menjadi bintang

terang bagi seluruh umat. Itulah barangkali hal yang menggelisakan

muasis (pendiri) Ma’had ini. Sebagai putra kampung, baliau yang lahir

pada tanggal 27 september 1954, yang akrab di panggil Bapak K.H.

Ahmad Juhaini Jimin Lc . Beliau merupakan alumni Pondok Pesantren

Wali Songo Ngabar Ponorogo, yang kemudian melanjutkan S1 di Islamic

University Madinah Saudi Arabia dengan mengambil jurusan

Ushuluddin, beliau tidak rela menyaksikan fenomena yang terjadi di

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

102

kampungnya, sehingga dengan adanya fenomena diatas keinginan beliau

semakin kuat untuk mendirikan pondok pesantren Darul Fikri Bringin

Kauman Ponorogo.

Akhirnya pada tahun 1991 atas izin Allah SWT , beliau memulai

cita-citanya untuk mendirikan Pondok Pesantren Darul Fikri yang

diharapkan dengan adanya pondok akan lahir darinya “Rijalul Fikri”

(orang-orang yang berfikir ) yang tanggap dan sigap akan perubahan dan

isyarat- isyarat zaman.

Walaupun Cacian dan cemoohan tidak luput dari beberapa orang

yang kurang optimis, itu semua dianggapnya sebagai cambuk agar ide

pendirian Pondok Pesantren terus dilaksanakan. Maka dengan bermodal

iman dan kemauan yang kuat serta sedikit harta peninggalan orang

tuanya, pendiri dibantu beberapa rekan-rekannya benar-benar telah siap

untuk melangkah menuju cita-cita ini. di atas tanah seluas sekitar 1

hektar yang merupakan tanah warisan orang tua pendiri yang telah

diwakafkan, di sanalah Pondok Pesantren Darul Fikri berdiri dengan

anggunnya. Seakan siap menantang segala tantangan zaman. Dan dari

suasananya yang nyaman, seakan menjanjikan kedamaian dan sinar

terang bagi pencari kebenaran.

Ahamdulilah atas ijin Allah SWT Pondok Pesantren Darul Fikri

mulai dikenal di masyarakat seluruh penjuru dengan demikian Pondok

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

103

Pesantren Darul Fikri dibawah Yayasan Darul Fikri menaungi beberapa

lembaga diantaranya ( TA, MI, MTs & MA, SMK ).1

2. Profil MA Darul Fikri2

a. Letak Geografis

Letak geografis Madrasah Aliyah Darul Fikri Terletak di

Desa Bringin Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo. Dan dari

pusat kota Ponorogo sejauh kurang lebih 8 km ke arah barat daya.

Arah barat dari prempatan Dengok kira-kira 4 km. Letak tersebut

sangat strategis untuk ukuran Lembaga Pendidikan Menengah Atas,

karena selain sepi dan jauh dari keramaian dan kebisingan kota,

suasana ini juga memudahkan para santri untuk berkosentrasi dalam

menghafal maupun belajar.

b. Visi

Mencetak kader dakwah yang beraqidah shahihah, tekun

beribadah, berakhlakul karimah, serta paripurna memadukan

IMTAQ dan IPTEK.

c. Misi

1. Menerapkan pendidikan yang berorientasi pada kecerdasan

Intelegensi, emosi, spritual dan teknologi.

2. Membina pesetrta didik menjadi kader dakwah yangt berbekal

Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman Ahlussunnah

Wal Jamaa’ah.

1 Observasi 01/O/MA-DF/III/2021

2 Dokumentasi 01/D/MA-DF/IV/2021

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

104

d. Sistem dan Tujuan Pendidikan

Karakteristik pendidikan islam yang didambakan adalah

pendidikan yang mampu membangkitkan segala potensi yang

terpendam dalam diri manusia. Oleh karna itu maka selain

kurikulum kepondokan diajarkan pula di Madrasah Aliyah Darul

Fikri kurikulum pemerintah yang mengacu kepada kementerian

Agama. Kurikulum formal menjamin standar mutu nasional,

sedangkan kurikulum berbasisi pesantren menanamkan sikap dan

prinsip hidup yang berstandar kepada ajaran agama islam.

Dengan demikian setiap tahunnya lembaga pendidikan

Madrasah Aliyah dapat mengikuti ujian nasioanl. Sehingga para

lulusan akan dibekali dengan dua ijazah, ijazah pondok dan ijazah

negeri.

Untuk program pendidikan tambahan diadakan juga kegiatan-

kegiatan ekstra yang wajib diikuti oleh seluruh santri guna

membantu santri dalam kehidupan bermasyarakat yang berkarakter.

Diantara kegiatan tersebut adalah :

1) Mabit malam ( menginap dipondok )

2) Muhadharah

3) Beladiri (jiu jitsu)

4) Panahan

5) Futsal

6) Kepramukaan

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

105

7) ketrampilan

Sedangkan pelaksanaan pendidikan Madrasah Aliyah Darul

Fikri menggunakan sistem klasikal, yaitu pengajaran yang

dilaksanakan dalam satu kelas dengan kemampuan dan usia yang

rata – rata hampir sama untuk menerima pelajaran tertentu dalam

satu waktu.

Kurikulum Yang Digunakan di madrasah Aliyah Darul Fikri

adalah :

1) Kurikulum kemenag

2) Kurikulum pesantren

Maka hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Madrasah

Aliyah Darul Fikri yaitu mencetak para santri/siswa memiliki daya

intelektualitas yang tinggi, berbudi pekerti luhur sehingga mereka

nantinya mampu dan cakap terjun dimasyarakat.

e. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar

Proses kegiatan belajar mengajar yang ada di Madrasah

Aliyah Darul Fikri Bringin Kauman Ponorogo tidak jauh berbeda

dengan Madrasah Aliyah pada umumnya. Hanya berbeda pada hari

liburnya saja.

Jika Madrasah Aliyah dibawah naungan kementrian Agama

hari Ahad sebagai hari libur, maka Madrasah Aliyah Darul Fikri

hari jum’at sebagai hari libur.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

106

Adapun jumlah jam pelajaran setiap harinya ada 8 jam

pelajaran dengan durasi 30 menit setiap jamnya. Pada awal masuk

sekolah jam 07.00 WIB, 30 Menit sebelum jam pelajaran utama

adalah muraja’ah Hafalan Al-Qur’an dan penambahan mufrodat

(kosa kata) baik bahasa arab maupun bahasa inggris. Hal ini sebagai

bekal santri/siswa dalam mepraktekan bahasa arab ataupun bahasa

inggris, terutama lagi dengan adanya muraja’ah mulai dari juz

‘Amma (30), 29, 28, 27 hingga juz yang lainnya yang memudahkan

santri dalam menyiapakan ujian tahfidz diakhir kelas XII nantinya.

Karena syarat kelulusan MA Darul Fikri minimal wajib hafal 6 juz.

Adapun jam pelajaran utama dimulai pukul 07.30 dan akhir

pelajaran pukul 12.45 WIB.

Sedangkan kurikulum yang dipakai di MA Darul Fikri

Bringin kauman Ponorogo merupakan perpaduan antara kurikulum

pesantren dan kurikulum kementrian Agama. Hal ini dimaksudkan

untuk mengikuti program persamaan dengan Madrasah Aliyah yang

lainnya. Perpaduan kurikulum ini dimaksudkan untuk memenuhi

tuntutan zaman sekaligus tuntutan pemerintah bahwa setiap anak

harus memiliki ijazah Formal. Adapun materi dalam upaya

memudahkan anak untuk menghafal Al-Qur’an, diadakannya

Tahsinul Qira’ah dengan metode UMMI.

Madrasah Aliyah Darul Fikri Bringin Kauman Ponorogo

sebagai lembaga pendidikan islam yang memiliki visi dan misi

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

107

mencetak generasi yang berakidah benar dan beramal sholeh

tentunya tidak cukup hanya mengandalkan materi- materi yang

dikurikulum kementrian Agama. Tetapi harus memberikan

bimbingan khusus atau pelatihan-pelatihan diantaranya bimbingan

muhadoroh, tahfidzul Al-Qur’an dan kegiatan lain yang dapat

mendukung terwujudnya visi dan misi Madrasah Aliyah Darul Fikri

Bringin Kauman Ponorogo.

3. Dewan asatidz dan santri (siswa)

a. Keadaan Dewan Asatidz3

Jumlah tenaga pendidik yang ada hingga saat ini adalah 25

orang . dari latar belakang pendidikannya sebagai tenaga pendidik di

Madrasah Ibtidaiyah Darul fikri mereka cukup berkualitas dan

mumpuni dalam bidangnya. Diantara mereka adalah alumnus dari :

1) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Shalahudin Al-Ayyubi

Jakarta.

2) Universitas Muhammadiyah (UNMUH) Ponorogo

3) Sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan (STKIP)

Ponorogo

4) Sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan (STKIP) Madiun

5) Institut Agama Islam Cipasung (IAIC) Tasikmalaya

6) Institut Agama Islam Riyadlotul Mujahidin (IAIRM) Ngabar

Siman Ponorogo

3 Dokumentasi 03/D/MA-DF/V/2021

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

108

7) Universitas Islam Negeri Maliki (UIN) Malang

8) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta

9) Universitas Kenjuruhan Malang

10) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

11) Mahad ‘Aly Imam Syafi’i (MAIS) Cilacap

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Keadaan Ustadz Dan Ustadzah di Madrasah Aliyah ( MA ) Darul

Fikri4

NO Nama Pendidikan

terakhir

Keterangan

1 Drs. Marlan, M.Pd. S-2 Pendidikan

Agama Islam

(UNMUH)

Kepala Sekolah

2 Musthofa Saifudin A,

S.Hum

S-1 Bahasa dan

Sastra Inggris

(UIN Malang)

Waka Sarpras

3 Misnun, S.Pd. S-1 Pendidikan

Agama Islam

(STAISA)

Waka

Kurikulum

4 Subandi, S.Pd. S-1 Pendidikan

Agama Islam

(STAISA)

Bendahara

5 Sugianto, S.HI. S-1 Mu’amalah

(IAIRM)

Guru

6 Hanik Lailatul M, M.Sc. S-2 Biologi

(UGM)

Guru

7 Suprianto, S.Pd.I S-1 Pendidikan

Agama Islam

(STAISA)

Waka

Kesiswaan

8 Nur handayani, S.Pd.I S-1 Pendidikan

Agama Islam

(IAIRM )

Guru

9 Dian mahmudatin, S.Pd.I S-1 Pendidikan

Bahasa Arab

Guru

4Ibid

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

109

(IAIC)

10 Siti juariyah, S.Ag S-1 Pendidikan

Agama Islam

(IAIRM)

Guru

11 Nuryati, S.Pd.I S-1 Pendidikan

Agama Islam

(STAISA)

Guru

12 Mu’arifah, S.Pd.I S-1 Pendidikan

Bahasa Arab

(IAIN PO)

Guru

13 Elviatun Nikmah, S.Pd S-1 Satra

Bahasa

Indonesia

(STKIP)

Guru

14 Nunung Nur Hasanah, S.Si S-1 pendidikan

Matematika

(UIN MA)

Guru

15 Arna Lutfhiyah R ,S.Pd.I S-1 Pendidikan

Agama Islam

(UNMUH)

Guru

16 Lutfhiana Dwi E, S.Pd S-1 Pendidikan

Bahasa Inggris

(UNMUH)

Guru

17 Eni Dewi Wati, S.Pd.I S-1 Pendidikan

Matematika

(UNMUH)

Guru

18 Mohamad Syaifudin,S.Kom S-1 Teknik

Informatika

(UNMUH)

Guru

19 Mislan, S.Pd S-1 Satra

Bahasa

Indonesia

(UKM)

Guru

20 Mukhlis Maimun, M.S.I S-2 Psikologi

Pendidikan

Islam (UMY)

Guru

21 Sari Restuningrum, S.Pd. S-1 Pendidikan

Matematika

Guru

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

110

(UGM)

22 Sucipto, M.Pd. S-2 Manajemen

Pendidikan

Islam (IAIN

PO)

Guru

23 Sri Yudawati, SE S-1 Ekonmi

Menejemen

Perusahaan

(UNMUH)

Guru

24 Novi Indri Astuti, S.Pd.I S-1 Sastra

Bahasa

Indonesia

(STKIP)

Guru

25 Drs. Sukarmi S-1 Sastra

Bahasa

Indonesia (IKIP

Madiun)

Guru

26 Muhammad Khoirul Huda D3 pendidikan

bahasa arab

(MAIS)

Tenaga

pendidik

27 Nur Rohman Syah, S.Pd. S-1 Pendidikan

Agama Islam

(IAIRM)

Tata Usaha

b. Data Keadaan Siswa (Santri)5

Jumlah santri Madrasah Aliyah (MA) Darul Fikri Bringin

Kauman Ponorogo pada tahun ajaran 2020-2021 sebanyak 191

siswa/santri.

Mereka berasal dari berbagai daerah di seluruh indonesia

akan tetapi masih didominasi dari lingkungan sekitar Madrasah.

Walaupun demikian seluruh santri diwajibkan untuk mengikuti

kegitan-kegiatan yang ada di pondok.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

5 Dokumentasi 04/D/MA-DF/V/2021

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

111

Tabel 4.2

Keadaan santri/siswa di Madrasah Aliyah (MA) Darul Fikri

Bringin Kauman Ponorogo Tahun Pelajaran 2020-20216

No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 X A 28 - 28

2 X B - 32 16

3 XI A 21 - 21

4 XI B - 23 23

5 XI C - 23 23

6 XII A 20 - 20

7 XII B - 21 21

8 XII C - 23 23

JUMLAH 69 122 191

4. Struktur Organisasi Madrasah Aliyah (MA) Darul Fikri Bringin

Kauman Ponorgo

Yang dimaksud dengan struktur orgaanisasi adalah tenaga yang

berkecimpung dalam kepengurusan dan diharapkan mampu

melaksanakan tugasnya sesuai dengan program yang telah ditentukan.

Struktur organisasi juga disebut dengan suatu susunan dan

hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi

untuk menjalankan kegiatn operasional untuk mencapai tujuan yang

diharapkan dan di inginkan.7

6 Ibid 7 Dokumentasi 03/D/DF-MA/V/2021

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

112

Adapun struktur organisasi Madrasah Aliyah Darul Fikri Bringin

Kauman Ponorogo adalah:

Gambar 4.1

Struktur Organisasi MA Darul Fikri8

Ketua Yayasan

Pimpinan Ma’had

Kepala Madrasah

Waka Madrasah

Komite

Madrasah

Tata Usaha

Bendahara

Wks.

Kurikulum

Wks.

Kesiswaan

Wks.

Sarpras

Wks.

Humas

Wali Kelas

Xa, Xb

Wali Kelas

XIa, XIb,

XIc

Wali Kelas

XIIa, XIIb,

XIIc

Santri

Keterangan : ---------------------------- : Garis Koordinasi

__________________ : Garis Komando

8 Ibid.,

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

113

5. Deskripsi Data Penelitian

a. Deskripsi Data tahfidz Al-Qur’an

Deskripsi data tentang skor tahfidz Al-Qur’an siswa kelas

X MA Darul Fikri Bringin Kauaman Ponorogo diperoleh dari

angket yang disebar langsung kepada responden siswa kelas X MA

Darul Fikri yang diambil sampelnya sebanyak 60 siswa. Adapun

untuk mengetahui skor jawaban angket yang disebar adalah berupa

angka-angka yang di interprestasikan sehingga mudah dipahami.

Kemudian skor jawaban angket tahfidz Al-Qur’an siswa kelas X

MA Darul Fikri dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Skor nilai tahfidz Al-Qur’an siswa kelas X MA Darul Fikri

NO

Nilai Angket

tahfidz Al-

Qur’an

Frekuensi Prosentase %

1 31 3 5 %

2 30 3 5 %

3 29 5 8,4 %

4 28 4 6,7 %

5 27 6 10 %

6 26 5 8,4 %

7 25 5 8,4 %

8 24 5 8,4 %

9 23 6 10 %

10 22 6 10 %

11 21 1 1,6 %

12 20 4 6,6 %

13 19 2 3,3 %

14 18 2 3,3 %

15 16 2 3,3 %

16 15 1 1,6 %

Total 60 100%

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

114

Dari tabel diatas maka dapat diambil kesimpulan sementara

bahwa perolehan skor variabel tahfidz Al-Qur’an tertinggi bernilai

31 dengan frekuensi 3 orang dan terendah bernilai 15 dengan

frekuensi 1 orang.

b. Deskripsi Data kecerdasan intelektual

Deskripsi data tentang skor kecerdasan intelektual siswa

kelas X MA Darul Fikri Bringin Kauaman Ponorogo diperoleh dari

angket yang disebar langsung kepada responden siswa kelas X MA

Darul Fikri yang diambil sampelnya sebanyak 60 siswa. Adapun

untuk mengetahui nilai skor jawaban angket yang disebar adalah

berupa angka-angka yang di interprestasikan sehingga mudah

dipahami. Selanjutnya nilai skor angket kecerdasan intelektual

siswa kelas X MA Darul Fikri dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Skor nilai kecerdasan intelektual siswa X MA Darul Fikri

NO

Nilai Angket

Kecerdasan

Intelektual

Frekuensi prosentase

%

1 51 1 1,6%

2 50 1 1,6%

3 49 1 1,6%

4 48 1 1,6%

5 46 4 6,6%

6 45 5 8,3%

7 44 3 5%

8 43 7 11,7%

9 42 1 1,6%

10 41 7 11,6%

11 40 1 1,6%

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

115

12 39 8 13,2%

13 38 4 6,6%

14 37 3 5%

15 36 2 3,3%

16 35 2 3,3%

17 34 3 5%

18 32 1 1,6%

19 31 1 1,6%

20 28 3 5%

21 24 1 1,6%

total 60 100%

Dari tabel diatas maka dapat diambil kesimpulan sementara

bahwa perolehan skor variabel kecerdasan intelektual tertinggi

bernilai 51 dengan frekuensi 1 orang dan terendah bernilai 24

dengan frekuensi 1 orang.

c. Deskripsi Data ketaatan menjalankan ibadah shalat sunnah

Deskripsi data tentang skor ketaatan menjalankan ibadah

shalat sunnah siswa kelas X MA Darul Fikri Bringin Kauaman

Ponorogo diperoleh dari angket yang disebar langsung kepada

responden siswa kelas X MA Darul Fikri yang diambil sampelnya

sebanyak 60 siswa. Adapun untuk mengetahui nilai skor jawaban

angket yang disebar adalah berupa angka-angka yang di

interprestasikan sehingga mudah dipahami. Selanjutnya nilai skor

angket ketaatan menjalankan ibadah shalat sunnah siswa kelas X

MA Darul Fikri dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

116

Tabel 4.5

Skor nilai angket ketaatan menjalankan ibadah shalat sunnsh

siswa kelas X MA Darul Fikri

NO

Hasil Angket Ketaatan

Menjalankan Ibadah

Shalat Sunnah Frekuensi Prosentase%

1 59 3 5 %

2 49 3 5 %

3 48 5 8,3 %

4 47 4 6,6 %

5 46 4 6,6 %

6 45 6 10 %

7 44 6 10 %

8 43 4 6,7 %

9 42 2 3,4 %

10 41 3 5 %

11 40 3 5 %

12 39 4 6,7 %

13 38 2 3,4 %

14 37 2 3,4 %

15 36 2 3,4 %

16 35 1 1,6 %

17 34 4 6,7 %

18 32 1 1,7 %

19 31 1 1,6 %

total 60 100%

Dari tabel diatas maka dapat diambil kesimpulan sementara

bahwa perolehan skor variabel ketaatan menjalankan ibadah shalat

sunnah tertinggi bernilai 59 dengan frekuensi 3 orang dan terendah

bernilai 31 dengan frekuensi 1 orang.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

117

B. Analisis Data

1. Hasil Analisis Data Deskriptif

a. Analisis DataTahfidz Al-Qur’an (X)

Deskripsi data dari hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh peneliti di MA Darul Fikri data variable tahfidz Al-Qur’an

(X), Kecerdasan Intelektual (Y1) dan Ketaatan menjalankan Ibadah

Shalat Sunnah (Y2). Pada tahap ini nilai dari rata-rata (mean), nilai

tengah (median), dan nilai yang sering muncul (modus) dan standar

deviasi (SD), dalam setiap variabel akan digunakan untuk

mendiskripsikan dan menguji pengaruh variable X terhadap

variable Y. selanjutnya akan disajikan dalam bentuk table

distribusi frekuensi, dan uraian deskripsinya adalah sebagai

berikut:

Pada Data Tahfidz Al-Qur’an didapatkan berdasarkan

kuesioner yang terdiri dari 8 butir pernyataan, dengan skor

maksimal empat dan skor minimal satu. Dari hasil penelitian

diperoleh skor tertinggi ideal 32 dan skor terendah ideal 8, hasil

analisis deskriptif variabel Tahfidz Al-Qur’an memiliki skor

tertinggi adalah 31, skor terendah sebesar 15, mean sebesar 24,48,

median sebesar 25, modus sebesar 22 dan standar deviasi sebesar

3,998 (perhitungan data dilampiran 0.0).

Kelas interval

k =1+3.3logN

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

118

= 1+3.3log60

= 1+3,3 x 1,7

= 6

Rentang interval

Ri = Xmax – Xmin +1

= 31 – 15 + 1

= 17

Panjang kelas

Pk =𝑅𝑖

𝑘

=17

6

= 2,8 = 3

Tabel distribusi frekuensinya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tahfidz Al-Qur’an

No Interval nilai Frekuensi Presentase (%)

1 15-17 3 5

2 18-20 8 13

3 21-23 13 21

4 24-26 15 25

5 27-29 15 25

6 30-32 6 10

Jumlah 60 100%

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

119

Tabel 4.6 Dapat digambarkan dalam bentuk grafik 4.2 sebagai

berikut:

Grafik 4.2 Frekuensi Tahfidz Al-Qur’an

Berdasarkan grafik 4.2 hanya menunjukkan uraian atau

rentang skor dan belum bisa diketahui berapa banyak tingkat

menghafal al-Qur’an yang yang berada pada kategori tinggi,

sedang dan rendah sehingga perlu pengkategorian dan empiris yaitu

dengan rumus dan perhitungan sebagai berikut :

Tabel 4.7 Perhitungan Pengkategorian

< M - 1.SD

< 24,48 - 3,998

< 20,482 = 20

= Rendah

< 20

M - 1.SD sampaiM + 1.SD

20 sampai 24,48 + 3,998

20 sampai 28,478 = 28

= Sedang

20 sampai 28

>M + 1.SD

= 28

= Tinggi

> 28

Perhitungan di atas sehingga dapat diketahui kecenderungan

nilai atau skor variabel Tahfidz Al-Qur’an sebagai berikut:

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

120

Tabel 4.8 Kategori Tahfidz Al-Qur’an

No Rentang

Nilai

Frekuensi Presentase

(%)

Kategori

1 Kurang dari

20

7 11,6 Kurang Baik

2 20-28 42 70 Baik

3 Lebih dari

28

11 18,4 Sangat baik

Jumlah 60 100

Sumber: Data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan tanggapan

responden terhadap variabel Tahfidz Al-Qur’an yang sangat baik

sebanyak 7 siswa atau 11,6%, sedangkan tanggapan responden

yang baik sebanyak 42 siswa atau 70% dan tanggapan responden

kurang baik sebanyak 11 siswa atau 18,4%. Berdasarkan

kecenderungan skornya maka dapat diketahui bahwa variabel

tingkat Tahfidz/menghafal Al-Qur’an santri/siswa termasuk dalam

kategori baik/sedang.

b. Analisis Data Kecedasan Intelektual (Y1)

Deskripsi data dari hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh peneliti di MA Darul Fikri data variable tahfidz Al-Qur’an

(X), Kecerdasan Intelektual (Y1) dan Ketaatan menjalankan Ibadah

Shalat Sunnah (Y2). Pada tahap ini nilai dari rata-rata (mean), nilai

tengah (median), dan nilai yang sering muncul (modus) dan standar

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

121

deviasi (SD), dalam setiap variabel akan digunakan untuk

mendiskripsikan dan menguji pengaruh variable X terhadap

variable Y. selanjutnya akan disajikan dalam bentuk table

distribusi frekuensi, dan uraian deskripsinya adalah sebagai

berikut:

Data Kecerdasan Intelektual didapatkan berdasarkan

kuesioner yang terdiri dari 14 butir pernyataan, dengan skor

maksimal empat dan skor minimal satu. Dari hasil penelitian

diperoleh skor tertinggi ideal 56 dan skor terendah ideal 14, hasil

analisis deskriptif variabel IQ memiliki skor tertinggi adalah 51

skor terendah sebesar 24, mean sebesar 39,97, median sebesar 41,

modus sebesar 39 dan standar deviasi sebesar 5,571 (perhitungan

data dilampiran 0.0).

Kelas interval

k =1+3.3logN

= 1+3.3log60

= 1+3,3 x 1,7

=6

Rentang interval

Ri = Xmax – Xmin +1

= 51 – 24 + 1

= 28

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

122

Panjang kelas

Pk =𝑅𝑖

𝑘

=28/6

= 4,6 = 5

Tabel distribusi frekuensinya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Intelektual

No Interval nilai Frekuensi Presentase (%)

1 24-28 4 6,7

2 29-33 2 3,3

3 34-38 14 23,4

4 39-43 24 40

5 44-48 13 21,6

6 49-53 3 5

Jumlah 60 100%

Tabel 4.6 Dapat digambarkan dalam bentuk grafik 4.3 sebagai

berikut:

Grafik 4.3 Frekuensi Kecerdasan Intelektual

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

123

Berdasarkan grafik 4.2 hanya menunjukkan uraian atau

rentang skor dan belum bisa diketahui berapa banyak tingkat

Kecerdasan Intelektual yang berada pada kategori tinggi, sedang

dan rendah sehingga perlu pengkategorian dan empiris yaitu

dengan rumus dan perhitungan sebagai berikut :

Tabel 4.10 Perhitungan Pengkategorian

< M - 1.SD

< 39,97- 5,571

< 34,399 = 34

= Rendah

< 34

M - 1.SD sampaiM + 1.SD

34 sampai 39,97 + 5,571

34 sampai 45,541 = 46

= Sedang

34 sampai 46

>M + 1.SD

= 46

= Tinggi

> 46

Perhitungan di atas sehingga dapat diketahui kecenderungan

nilai atau skor variabel IQ sebagai berikut:

Tabel 4.11 Kategori Kecerdasan Intelektual

No Rentang

Nilai

Frekuensi Presentase

(%)

Kategori

1 Kurang dari

34

9 15 Kurang Baik

2 34-46 42 70 Baik

3 Lebih dari 46 9 15 Sangat baik

Jumlah 60 100

Sumber: Data primer yang telah diolah

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

124

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan tanggapan

responden terhadap variabel kecerdasan intelektual yang sangat

baik sebanyak 9 siswa atau 15%, sedangkan tanggapan responden

yang baik sebanyak 42 siswa atau 70% dan tanggapan responden

kurang baik sebanyak 9 siswa atau 15%. Berdasarkan

kecenderungan skornya maka dapat diketahui bahwa variabel

tingkat Kecerdasan Intelektual santri termasuk kategori dalam

baik/sedang.

c. Analisis Data Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah

(Y2)

Deskripsi data dari hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh peneliti di MA Darul Fikri data variable tahfidz Al-Qur’an

(X), Kecerdasan Intelektual (Y1) dan Ketaatan menjalankan Ibadah

Shalat Sunnah (Y2). Pada tahap ini nilai dari rata-rata (mean), nilai

tengah (median), dan nilai yang sering muncul (modus) dan standar

deviasi (SD), dalam setiap variabel akan digunakan untuk

mendiskripsikan dan menguji pengaruh variable X terhadap

variable Y. selanjutnya akan disajikan dalam bentuk table

distribusi frekuensi, dan uraian deskripsinya adalah sebagai

berikut:

Data Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah

didapatkan berdasarkan kuesioner yang terdiri dari 13 butir

pernyataan, dengan skor maksimal empat dan skor minimal satu.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

125

Dari hasil penelitian diperoleh skor tertinggi ideal 52 dan skor

terendah ideal 13, hasil analisis deskriptif variabel Ketaatan

Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah memiliki skor tertinggi adalah

50 skor terendah sebesar 31, mean sebesar 42,57, median sebesar

44, modus sebesar 44 dan standar deviasi sebesar 5,003

(perhitungan data dilampiran 0.0).

Kelas interval

k =1+3.3logN

= 1+3.3log60

= 1+3,3 x 1,7

= 6

Rentang interval

Ri = Xmax – Xmin +1

= 50 – 31 + 1

= 20

Panjang kelas

Pk =𝑅𝑖

𝑘

=20/6

= 3,3 = 4

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

126

Tabel distribusi frekuensinya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Ketaatan Menjalankan Ibadah

Shalat Sunnah

No Interval nilai Frekuensi Presentase (%)

1 31-33 2 3,3

2 34-36 7 11,7

3 37-39 8 13,3

4 40-42 8 13,3

5 43-45 16 26,7

6 46-48 13 21,7

7 49-51 6 10

Jumlah 60 100%

Tabel 4.12 Dapat digambarkan dalam bentuk grafik 4.4 sebagai

berikut:

Grafik 4.4 Frekuensi Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat

Sunnah

Berdasarkan grafik 4.4 hanya menunjukkan uraian atau

rentang skor dan belum bisa diketahui berapa banyak tingkat

Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah yang berada pada

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

127

kategori tinggi, sedang dan rendah sehingga perlu pengkategorian

dan empiris yaitu dengan rumus dan perhitungan sebagai berikut :

Tabel 4.13 Perhitungan Pengkategorian

< M - 1.SD

< 42,57- 5,003

< 37,567 = 38

= Rendah

< 38

M - 1.SD sampaiM + 1.SD

38 sampai 42,57 + 5,003

38 sampai 47,573 = 48

= Sedang

38 sampai 48

>M + 1.SD

= 48

= Tinggi

> 48

Perhitungan di atas sehingga dapat diketahui kecenderungan

nilai atau skor variabel Kecedasan Intelektual sebagai berikut:

Tabel 4.14 Kategori Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat

Sunnah

No Rentang Nilai Frekuensi Presentase

(%)

Kategori

1 Kurang dari 38 11 18,3 Kurang Baik

2 38-48 43 71,7 Baik

3 Lebih dari 48 6 10 Sangat baik

Jumlah 60 100

Sumber: Data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan tanggapan responden

terhadap variabel ketaatan menjalankan ibadah shalat sunnah yang

sangat baik sebanyak 11 siswa atau 18,3%, sedangkan tanggapan

responden yang baik sebanyak 43 siswa atau 71,7% dan tanggapan

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

128

responden kurang baik sebanyak 6 siswa atau 10%. Berdasarkan

kecenderungan skornya maka dapat diketahui bahwa variabel

tingkat ketaatan santri termasuk dalam kategori baik/sedang.

2. Hasil uji prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas pada penelitian ini digunakan untuk

mengetahui apakah data hasil tes yang telah dilakukan berdistribusi

normal atau tidak. Pada uji normalitas data hasil tes menggunakan

uji komogorov swirnov atau lilifors yang dihitung dengan

menggunakan bantuan aplikasi program SPSS statistik version 17.0

for windows 8, dalam uji normalitas pada penelitian ini peneliti

menggunakan uji Shapiro-Wilk.

Hipotesis yang akan peneliti ajukan dalam pengukuran uji

normalitas data hasil dari angket adalah sebagai berikut:

H0 : data berdistribusi normal

Ha : data tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujian yang digunakan untuk mengukur

normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk dalam penelitian

ini pada tingkat taraf signifikansi (α) yang dipilih adalah sebesar

5% atau 0,05, jika nilai probabilitas atau sig > 0,05 maka data

tersebut berdistribusi normal, dan apabila nilai probabilitas atau sig

< 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Rangkuman

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

129

uji normalitas pada data yang telah diperoleh adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas

1. Tabel kolom pertama di atas dapat dilihat bahwa uji normalitas

data pada skala tahfidz/menghafal Al-Qur’an (X) diperoleh

nilai probabilitas atau sig sebesar 0,148 yang mana nilai

tersebut lebih besar dari nilai alpha (α) yang telah ditetapkan

yaitu sebesar 0,05 (0,148 > 0,05). Jadi dapat ditarik kesimpulan

bahwa nilai dari skala Tahfidz/Menghafal Al-Qur’an

berdistribusi normal.

2. Tabel kolom kedua di atas dapat dilihat bahwa uji normalitas

data skala Kecerdasan Intelektual diperoleh nilai probabilitas

atau sig sebesar 0,101 yang mana nilai tersebut lebih besar dari

nilai alpha yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0,05 (0,101>

0,05). Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai dari skala

Kecerdasan Intelektual berdistribusi normal.

3. Tabel kolom ketiga di atas dapat dilihat bahwa uji normalitas

data skala Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

130

diperoleh nilai probabilitas atau sig sebesar 0,060 maka nilai

tersebut lebih besar dari nilai alpha yang telah ditetapkan yaitu

sebesar 0,05 (0,060> 0,05). Jadi dapat ditarik kesimpulan

bahwa nilai dari skala Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat

Sunnah berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas merupakan suatu uji prasyarat analisis untuk

mengetahui pola data, apakah data berpola linier atau tidak. Uji

linieritas berkenaan dengan penggunaan analisis regresi linier jika

akan menggunakan analisis regresi linier sederhana atau ganda dari

data Tahfidz Al-Qur’an, Kecerdasan Intelektual, Ketaatan

Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah Bringin Kauaman Ponorogo,

maka datanya harus menunjukkan garis yang berbentuk linier

(lurus).

Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan tabel Anova

variabel X dan Y1 dari nilai signifikansi. Apabila nilai signifikasi

tabel Anova (Deviation from linerity) > α (0,05) maka dapat

disimpulkan bahwa hubungan bersifat linier. Uji linier dalam

penelitian ini menggunakan SPSS statistik version 17.0 for

windows 8, Hipotesis yang diajukan untuk mengukur linieritas

data hasil tes dalam penelitian ini adalah:

H0: data linier

Ha : data tidak linier

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

131

Hasil dari perhitungan yang didapatkan adalah sebagai

berikut:

1) Uji linieritas variabel Tahfidz Al-Qur’an dengan Kecerdasan

Intelektual

Tabel 4.16 Hasil Uji Linieritas Variabel X-Y1 dan X-Y2

Tabel diatas hasil uji linieritas dapat dilihat pada kolom

deviation from linierity. Variabel dapat dikatakan linier apabila

nilai sig deviation from linierity > α (0,05), kemudian pada

kolom diatas hasil deviation from linierity sig X-Y1 adalah

0,108, dengan demikian karena nilai sig deviation from linierity

0,108 > α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel

Tahfidz Al-Qur’an dengan kecerdan intelektual santri memiliki

garis/pola regresi linier.

2) Uji linieritas variabel Tahfidz Al-Qur’an dengan Ketaatan

Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah.

Tabel 4.16 diatas hasil uji linieritas dapat dilihat pada

kolom deviation fron linierity. Variabel dapat dikatakan linier

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

132

apabila nilai sig deviation fron linierity > α (0,05), kemudian

pada kolom diatas hasil deviation fron linierity sig X-Y2 adalah

0,274, dengan demikian karena nilai sig deviation fron linierity

0,274 > α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel

Tahfidz Al-Qur’an dengan Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat

Sunnah memiliki garis/pola regresi linier.

3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian

a. Uji Korelasi

Uji Korelasi dilakukan sebelum analisis regresi dengan

tujuan untuk menyakinkan apakah memang terdapat korelasi antara

variabel X dan variabel Y (Y1 dan Y2).9 Apa bila variabel X dan Y

tidak ada korelasi maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. Uji

korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya atau

keeratannya hubungan antara dua variabel atau lebih.1 0

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah sebagai

berikut:

𝐇𝐚1 :Tahfidz Al-Qur’an berpengaruh terhadap Kecerdasan

Intelektual

𝐇𝐚2 :Tahfidz Al-Qur’an berpengaruh terhadap Ketaatan

Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah

𝐇𝟎1 :Tahfidz Al-Qur’an tidak berpengaruh terhadap

Kecerdasan Intelektual

9Andhita Dessy Wulansari, 92 1 0Ibid.

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

133

𝐇𝟎2 :Tahfidz Al-Qur’an tidak berpengaruh terhadap Ketaatan

Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah

Kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika nilai sig. < 0,05 maka H0 ditolak

Jika nilai sig. > 0,05 maka H0 diterima

Tabel 4.17

Hasil uji korelasi X dengan Y1

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat nilai korelasi

antara Tahfidz Al-Qur’an dengan Kecerdasan Intelektual sebesar

0,001 yang maknanya nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (0,001 <

0,05) sehingga kedua variabel tersebut memiliki korelasi

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

134

Tabel 4.18

Hasil uji korelasi X dengan Y2

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat nilai korelasi

antara Tahfidz Al-Qur’an dengan Ketaatan Menjalankan Ibadah

Shalat Sunnah 0,013 yang maknanya nilai tersebut lebih besar dari

0,05 ( 0,013 < 0,05) yang artinya tolak H0 maka kedua variabel

tersebut memiliki korelasi.

Uji korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya atau

keeratannya hubungan antar variabel didalam penelitian ini oleh

karna itu, maka pedoman yang dipakai untuk melihat keeratan

tersebut adalah menggunakan koefisien korelasi yaitu dengan

tingkat keeratan sebagai berikut:

Tabel 4.19 Tingkat Koefisien Korelasi

Interval koefisien Tingkat hubungan

0,800 – 1,00 Sangat kuat

0,600 – 0,800 Kuat

0,400 – 0,600 Cukup kuat

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

135

0,200 – 0,400 Rendah Tapi Pasti

0,000 – 0,200 Sangat rendah

Pada Tabel 4.17 dan 4.18 diperoleh hasil penelitian dimana

tingkat korelasi atau keeratan dari tiga variabel antara Tahfidz Al-

Qur’an (X) terhadap Kecerdasan Intelektual (IQ) siswa/santri (Y1)

adalah 0,428 dan antara tahfidz Al-Qur’an (X) terhadap Ketaatan

Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah siswa/santri (Y2) adalah

sebesar 0,318.

Kesimpulannya bahwa antara Tahfidz Al-Qur’an (X)

terhadap Kecerdasan Intelektual (Y1) memiliki tingkat hubungan

cukup kuat dan antara Tahfidz Al-Qur’an (X) terhadap Ketaatan

Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah (Y2) mempunyai tingkat

hubungan yang rendah tapi pasti.

b. Uji Regresi

1) Pengaruh Tahfidz Al-Qur’an Terhadap Kecerdasan

Intelektual siswa kelas X MA Darul Fikri Bringin Kauman

Ponorogo

Penelitian tentang pengaruh tahfidz Al-Qur’an terhadap

kecerdasan intelektual (IQ) siswa menggunakan statistik

iniferensial yaitu guna menguji hipotesis. Pengujian tersebut

bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan

antara pengaruh tahfidz Al-Qur’an dengan kecerdasan

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

136

intelektual (IQ) dapat diketahui dengan menggunakan analisis

regresi linier dengan bantuan aplikasi program SPSS statistik

version 17.0 for windows 8. Adapun untuk hasilnya maka

dapat dilihat sebagai berikut di bawah ini:

Tabel 4.20

Koefisien determinasi R2 Tahfidz Al-Qur’an terhadap

kecerdasan intelektual

Berdasarkan tabel 4.20 dapat dilihat besarnya

hubungan/korelasi variabel aktivitas Tahfidz Al-Qur’an (X)

terhadap variabel Kecerdasan Intelektual (Y1) nilai R-nya

sebesar 0,428 dan berdasarkan dari tabel 4.20 di atas juga

diketahui besarnya koefisien determinasi (𝑅2) variabel Tahfidz

Al-Qur’an (X) terhadap variabel Kecerdasan intelektual (Y1) R

Squarenya (𝑅2) tergolong cukup yaitu sebesar 0,183 yang

maknanya Kecerdasan Intelektual dipengaruhi oleh variabilitas

atau keragaman faktor Tahfidz Al-Qur’an sebesar 18,3%

sedangkan selebihnya sebesar 81,7% di pengaruhi oleh faktor

yang lainnya yang tidak masuk dalam model.

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

137

Tabel 4.21

Uji keberartian persamaan regresi Tahfidz Al-Qur’an

terhadap Kecerdasan Intelektual

Kriteria pengujian persamaan regresi yaitu jika nilai dari

hasil pengujian yang telah ditampilkan pada kolom

sig/significance lebih kecil dari (<) 0,05 atau nilai dari Fhitung

lebih besar dari pada (>) Ftabel maka variabel X (Tahfidz Al-

Qur’an) secara signifikan berpengaruh terhadap variabel Y1

yaitu Kecerdasan Intelektual, dan apabila sebaliknya jika nilai

dari hasil pengujian yang telah ditampilkan pada kolom

sig/significance lebih besar dari (>) 0,05 atau nilai dari Fhitung

lebih kecil dari pada (<) Ftabel maka variabel X (Tahfidz Al-

Qur’an) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel Y1 yaitu kecerdasan intelektual. Perhitungan untuk

mendapatkan nilai Fhitung dan Ftabel dengan rumus sebagai

berikut:

Fhitung = 𝑀𝑆𝑅

𝑀𝑆𝐸

Fhitung = Fα(1;n−2)

MSR = mean square regression

MSE = mean square residual

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

138

N = jumlah data

α = alpha sebesar 0,051 1

Fhitung = 335,518

25,784 =13,0127 jika dilihat pada tabel diatas terdapat

pada kolom F yaitu dibulatkan menjadi 13,013. Jadi

Fhitungnya adalah sebesar 13,013.

Ftabel =F0,05(1;60-2) =F0,05(1;58) = 4,01

Berdasarkan tabel 4.21 diatas dimana dalam kolom

sig/significance 0,001 < 0,05, dan dari perhitungan di atas

karena Fhitung (13,013) > Ftabel (4,01) sehingga dapat ditarik

sebuah kesimpulan bahwa koefisiensi regresi signifikan, yang

artinya bahwa variabel independen (X) yaitu Tahfidz Al-

Qur’an secara signifikan memiliki pengaruh terhadap

Kecerdasan Intelektual Siswa/Santri.

Tabel 4.22

Persamaan regresi Tahfidz Al-Qur’an terhadap Kecerdasan

Intelektual

Guna mengetahui model/persamaan regresi linier yaitu

dengan rumus �̂� = b0 + b1𝑥 dan berdasarkan tabel 4.22 di atas

maka diperoleh persamaan regresi (�̂�) Y1atas X yaitu �̂� =

1 1Andhita Dessy Wulansari, 129

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

139

25,379 + 0,596x. Dengan persamaan regresi tersebut maka

dapat diinterprestasikan bahwa dari skor konsisten variabel Y1

Kecerdasan Intelektual sebesar 25,379 dan koefisien regresi X

(Tahfidz Al-Qur’an) sebesar 0,596 yang menandakan setiap

penambahan 1% nilai Tahfidz Al-Qur’an maka skor/nilai

kecerdasan intelektual bertambah sebesar 0,596. Koefisien

regresi di atas bernilai positif, maka dapat disimpulkan bahwa

arah pengaruh Tahfidz Al-Qur’an (X) terhadap Kecerdasan

Intelektual (Y1) adalah berpengaruh positif.

Tahap selanjutnya dalam pengambilan keputusan pada

uji regresi variabel Tahfidz Al-Qur’an (X) terhadap variabel

(Y1) Kecerdasan Intelektual. berdasarkan tabel 4.22 di atas

nilai sig adalah 0,001, adapun pengambilan keputusannya yaitu

apabila nilai sig < 0,05 maka tolak H0 artinya ada pengaruh

yang signifikan antara variabel X terhadap variabel Y1 dan

sebaliknya apabila nilai sig > 0,05 maka terima H0 yang

artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X

terhadap variabel Y1. Pengujian signifikansi diperoleh dari

coefficients (α) nilai sig = 0,001 sedangkan tarap yang diambil

adalah (α) 5% = 0,05. Hasilnya nilai signifikansi sig 0,001 <

0,05, sehinnga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan Tahfidz Al-Qur’an (variabel X) terhadap

kecerdasan intelektual (variabel Y1).

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

140

2) Pengaruh Tahfidz Al-Qur’an Terhadap Ketaatan

Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah siswa kelas X MA

Darul Fikri Bringin Kauman Ponorogo

Penelitian Mengenai pengaruh Tahfidz Al-Qur’an

terhadap Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah

menggunakan statistik iniferensial yaitu guna menguji

hipotesis. Pada pengujian tersebut dimaksudkan untuk

mengetahui adanya pengaruh yang signifikan antara tahfidz

Al-Qur’an dengan Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat

Sunnah dapat diketahui dengan menggunakan analisis regresi

linier dengan bantuan aplikasi menggunakan program SPSS

statistik version 17.0 for windows 8. Adapun hasilnya yaitu

sebagai berikut di bawah ini:

Tabel 4.23

Koefisien determinasi Tahfidz Al-Qur’an terhadap

Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah

Berdasarkan tabel 4.23 dapat dilihat besarnya

hubungan/korelasi variabel Tahfidz Al-Qur’an (X) terhadap

variabel Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah (Y2)

nilai R-nya sebesar 0,318 dan berdasarkan tabel 4.23 tersebut

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

141

diketahui besarnya koefisien determinasi (R2) variabel Tahfidz

Al-Qur’an (X) terhadap variabel Ketaatan Menjalankan Ibadah

Shalat Sunnah (Y2), R Squarenya (R2) yaitu sebesar 0,101

yang artinya Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah

dipengaruhi oleh keragaman faktor Tahfidz Al-Qur’an sebesar

10,1% sedangkan selebihnya sebesar 89,9% di pengaruhi oleh

faktor lain yang tidak termasuk dalam model.

Tabel 4.24

Uji keberartian persamaan regresi Tahfidz Al-Qur’an

terhadap Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah

Kriteria dari pengujian persamaan regresi yaitu jika nilai

dari hasil pengujian yang telah ditampilkan pada kolom

sig/significance lebih kecil dari (<) 0,05 atau nilai dari Fhitung

lebih besar dari pada (>) Ftabel maka variabel X (Tahfidz Al-

Qur’an) secara signifikan berpengaruh terhadap variabel Y2

yaitu Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah, dan apabila

sebaliknya jika nilai dari hasil pengujian yang telah

ditampilkan pada kolom sig/significance lebih besar dari (>)

0,05 atau nilai dari Fhitung lebih kecil dari pada (<) Ftabel maka

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

142

variabel X (Tahfidz Al-Qur’an) tidak mempunyai pengaruh

signifikan terhadap variabel Y2 yaitu Ketaatan Menjalankan

Ibadah Shalat Sunnah. Perhitungan untuk mendapatkan nilai

Fhitung dan Ftabel dengan rumus sebagai berikut:

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=𝑀𝑆𝑅

𝑀𝑆𝐸

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=𝐹𝛼(1;𝑛−2)

MSR = mean square regression

MSE = mean square residual

N = jumlah data

α = alpha sebesar 0,051 2

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=143,599

21,955=6,540 jika dilihat pada tabel diatas

terdapat pada kolom F yaitu dibulatkan menjadi

6,540. Jadi 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔nya adalah sebesar 6,540.

𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =F0,05(1;60-2) = F0,05(1;58) =4,01

Berdasarkan tabel tersebut dimana kolom

sig/significance 0,013 < 0,05, dan dari perhitungan di atas

karena Fhitung (6,540) > Ftabel (4,01) maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa koefisiensi regresi signifikan, yang artinya

variabel independen (X) yaitu Tahfidz Al-Qur’an secara

signifikan memiliki pengaruh terhadap Ketaatan Menjalankan

Ibadah Shalat Sunnah.

Tabel 4.25

Persamaan regresi Tahfidz Al-Qur’an terhadap Ketaatan

Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah

1 2Andhita Dessy Wulansari, 129

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

143

Guna mengetahui model/persamaan regresi linier yaitu

dengan rumus �̂� = b0 + b1𝑥 dan berdasarkan tabel di atas

maka diperoleh persamaan regresi (�̂�) Y2 atas X yaitu �̂� =

31,929 + 0,390x. Dengan persamaan regresi tersebut maka

dapat diinterprestasikan bahwa dari skor konsisten variabel Y2

(Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah) sebesar 31,929

dan koefisien regresi X (tahfidz Al-Qur’an) sebesar 0,390 yang

menandakan setiap penambahan 1% nilai aktivitas menghafal

Al-Qur’an maka skor/nilai Ketaatan Menjalankan Ibadah

Shalat Sunnah 0,390. Koefisien regresi di atas bernilai positif,

maka dapat disimpulkan bahwa arah tahfidz Al-Qur’an (X)

terhadap Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah (Y2)

adalah memiliki pengaruh yang positif.

Tahap selanjutnya dalam pengambilan keputusan pada

uji regresi variabel Tahfidz Al-Qur’an (X) terhadap variabel Y2

(Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah). berdasarkan

tabel di atas nilai sig adalah 0,013, adapun pengambilan

keputusannya yaitu apabila nilai sig < 0,05 maka tolak H0

artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel X

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

144

terhadap variabel Y2 dan sebaliknya apabila nilai sig > 0,05

maka terima H0 yang artinya tidak ada pengaruh yang

signifikan antara variabel X terhadap variabel Y2. Pengujian

signifikansi diperoleh dari coefficients (α) nilai sig = 0,013

sedangkan tarap yang diambil adalah (α) 5% = 0,05. Hasilnya

nilai signifikansi sig 0,013 < 0,05, Sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan Tahfidz Al-Qur’an

(variabel X) terhadap Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat

Sunnah (variabel Y2).

C. Pembahasan Hasil penelitian

1. Tahfidz Al-Qur’an Siswa Kelas X MA Darul Fikri Bringin

Kauman Ponorogo

Berdasarkan dari hasil analisis data deskripsi diatas tentang

pelaksanaan kegiatan Tahfidz Al-Qur’an Siswa, maka peneliti

mengambil sampel semua siswa/santri kelas X MA Darul Fikri

Bringin Kauman Ponorogo sebanyak 60 siswa.

Diperoleh persentase aktivitas menghafal al-Qur’an yakni 7

santri berada pada posisi 11,6% menempati derajat pada kategori

kurang baik atau cukup, 42 santri berada pada posisi 70% menempati

derajat pada kategori baik, dan 11 santri berada pada popsisi 8,42%

menempati derajat pada kategori sangat baik. Hal tersebut

menunjukan bahwa tahfidz Al-Qur’an siswa/santri berada pada derajat

dengan katagori baik yaitu dengan frekuensi 70%.

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

145

2. Kecerdasan Intelektual Siswa Kelas X MA Darul Fikri Bringin

Kauman Ponorogo

Berdasarkan dari hasil analisis data deskripsi di atas tentang

kecerdasan intelektual siswa/santri kelas X MA Darul Fikri Bringin

Kauman Ponorogo dengan sampel sebanyak 60 siswa/santri,

Diperoleh persentase kecerdasan intelektual yakni 9 santri

berada pada posisi 15% menempati derajat pada kategori kurang baik

atau cukup, 42 santri berada pada posisi 70% menempati derajat pada

kategori baik, dan 9 santri berada pada posisi 15% menempati derajat

pada kategori sangat baik. Hal tersebut menunjukan bahwa kecerdasan

intelektual santri berada pada derajat dengan kategori baik yaitu

dengan frekuensi 70%.

3. Tingkat Ketaatan Menjalankan Ibadah Shalat Sunnah Siswa

Kelas X MA Darul Fikri Bringin Kauman Ponorogo

Berdasarkan dari hasil analisis data deskripsi di atas tentang

ketaatan menjalankan ibadah shalat sunnah siswa/santri,dengan

sampel semua siswa/santri kelas X MA Darul Fikri Bringin Kauman

Ponorogo sebanyak 60 santri.

Diperoleh persentase dari ketaatan menjalanakan ibadah shalat

sunnah yakni 11 santri berada pada posisi 18,3% menempati derajat

pada kategori kurang baik atau cukup, 43 santri berada pada posisi

71,7% menempati derajat pada kategori baik, dan 6 santri berada pada

posisi 10% menempati derajat pada kategori sangat baik. Hal tersebut

menunjukan bahwa ketaatan menjalankan ibadah shalat sunnah

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

146

siswa/santri berada pada derajat dengan kategori baik yaitu dengan

frekuensi 71,7%.

4. Pengaruh Tahfidz Al-Qur’an Terhadap Kecerdasan Intelektual

Siswa Kelas X MA Darul Fikri Bringin Kauman Ponorogo

Berdasarkan dari hasil uji hipotesis dengan bantuan aplikasi

SPSS, diketahui bahwa tahfidz Al-Qur’an memiliki pengaruh positif

dan signifikan terhadap kecerdasan intelektual yang mana telah

didapatkan nilai Thitung tahfidz Al-Qur’an yaitu sebesar 3,607 dan itu

lebih besar dari nilai Ttabel yang ditetapkan pada N=60 yaitu sebesar

2,000 (3,607 > 2,000). Sedangkan dilihat dari nilai signifikan yang

didapatkan sebesar 0,001 dan nilai itu lebih kecil dari nilai α 0,05

(0,001 < 0,005), maka keputusannya yang ditetapkan adalah tolak Ho,

dan berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) didapatkan nilai

hubungan/korelasi (R) sebesar 0,428 sedangkan nilai R2 sebesar 0,183

maknanya bahwa presentase yang menyumbangkan pengaruh tahfidz

Al-Qur’an terhadap kecerdasan intelektusl secara simultan adalah

sebesar 18,3% sedangkan yang selebihnya sebesar 81,7% dipengaruhi

oleh faktor yang lain, maka dari itu bisa ditarik kesimpulan bahwa

Tahfidz Al-Qur’an secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kecerdasan intelektual dan jika semakin tinggi atau semakin

bagus menghafal Al-Qur’an maka siswa/santri maka akan semakin

meningkat atau semakin bagus pula kecerdasan intelektualnya.

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

147

5. Pengaruh Tahfidz Al-Qur’an Terhadap Ketaatan Menjalankan

Ibadah Shalat Sunnah Siswa X Madrasah Aliyah Darul Fikri

Hasil analisis pada bagian pembahasan di atas pada uji

hipotesis dengan bantuan aplikasi SPSS, diketahui bahwa tahfidz Al-

Qur’an memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ketaatan

menjalankan ibadah shalat sunnah santri/siswa yang mana telah

didapatkan nilai Thitung tahfidz Al-Qur’an yaitu sebesar 2,557 dan itu

lebih tinggi dari nilai Ttabel yang ditetapkan pada N=60 yaitu sebesar

2,000 (2,557 > 2,000). Dilihat dari nilai signifikan yang didapatkan

sebesar 0,013 dan nilai itu lebih rendah dari nilai α 0,05 (0,013 <

0,005), maka keputusannya yang ditetapkan adalah tolak H0 .

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) didapatkan nilai

hubungan/korelasi (R) sebesar 0,318 sedangkan nilai R2 sebesar 0,101

artinya bahwa presentase yang menyumbangkan pengaruh tahfidz Al-

Qur’an terhadap ketaatan menjalankan ibadah shalat sunnah adalah

sebesar 10,1% sedangkan yang selebihnya sebesar 89,9% dipengaruhi

oleh faktor yang lain yang tidak ada dalam pembahasan, sehingga

dapat ditarik kesimpulan bahwa tahfidz Al-Qur’an memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap ketaatan menjalankan ibadah shalat

sunnah dan jika semakin tinggi atau semakin bagus tahfidz Al-Qur’an

santri maka akan semakin tinggi dan semakin bagus pula ketaatan

dalam menjalankan ibadah shalat sunnah.

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

148

D. Keterbatasan Penelitian

Walaupun penelitian ini sudah dilakukan seoptimal mungkin oleh

peneliti, akan tetapi penelitian ini masuh sangat jauh dari kata sempurna

dan tidak terlepas juga dari kesalahan dan kekurangan. Hal ini karena

masih banyaknya keterbatasan-keterbatasan antara lain yang berkaitan

dengan:

1. Keterbatasan waktu

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terbatas oleh waktu

karena waktu yang digunakan sangat terbata, dan tambah lagi situasi

dan kondisi darurat karena masa pandemi yaitu covid-19 yang tak

kunjung usai bahkan mengalami peningkatan yg cukup tinggi hampir

di seluruh wilayah indonesia, maka penelitian ini hanya dilakukan

sesuai dengan keperluan yang berhubungan dengan variabel yang

dibahas. Walaupun waktu yang digunakan mungkin terlalu singkat

tetapi tidak menjadikan kendala dalam pemenuhan syarat-syarat dalam

penelitian ilmiah.

2. Keterbatasan kemampuan

Dalam penelitian ini tidak lepas dari pengetahuan dan

pengalaman, dengan demikian disadari atau tidak disadari bahwa

dalam melakukan penelitian ini masih dimiliki keterbatasan dalam

penelitian dari peneliti, khususnya dalam pengetahuan dan pengalaman

dalam membuat karya ilmiah. Walau demikian peneliti sudah berupaya

semaksimal mungkin dalam melakukan penelitian ini sesuai dengan

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil

149

kemampuan keilmuan serta bimbingan dari para dosen yang penuh

dengan kesabaran dalam membimbing kami.

3. Keterbatasan tempat penelitian

Lokasi penelitian yang sudah peneliti lakukan hanya terbatas di

Madrasah Aliyah (MA) Darul Fikri Bringin Kauman Ponorogo

sehingga adanya kemungkinan perbedaan hasil yang sama dilakukan

tetapi pada obyek penelitian yang lain.

Adanya beberapa keterbatasan itulah yang menyebabkan pada

penelitian ini perlu adanya pengkajian yang lebih seksama dimasa

yang akan datang, dengan menganalisis faktor-faktor diluar

keterbatasan yang dialami oleh peneliti.