13
45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil data yang diperoleh selama penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol akan diuraikan pada sub bab ini. Data yang diuraikan merupakan data hasil pretest dan posttest dari kedua kelas. Hasil penelitian akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Hasil Pretest Hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut: Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Gambar 4.1, dapat dilihat bahwa hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berada pada rentang 25-78. Hasil pretest kelas eksperimen terlihat sama dengan kelas kontrol di rentang 25-30 dan 73-78. Sementara, hasil pretest kelas kontrol terlihat lebih unggul dibandingkan kelas eksperimen pada 0 2 4 6 8 10 12 25-30 31-36 37-42 43-48 49-54 55-60 61-66 67-72 73-78 2 2 2 5 9 9 5 1 1 2 3 0 6 4 11 6 3 1 Banyaknya Siswa Rentang Nilai Eksperimen Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46761/4/BAB IV.pdf · pembelajaran fisika di kelas khususnya pada

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil data yang diperoleh selama penelitian pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol akan diuraikan pada sub bab ini. Data yang diuraikan merupakan data

hasil pretest dan posttest dari kedua kelas. Hasil penelitian akan dijabarkan

sebagai berikut:

1. Hasil Pretest

Hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penelitian ini dapat

dilihat pada Gambar 4.1 berikut:

Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Berdasarkan Gambar 4.1, dapat dilihat bahwa hasil pretest kelas eksperimen

dan kelas kontrol berada pada rentang 25-78. Hasil pretest kelas eksperimen

terlihat sama dengan kelas kontrol di rentang 25-30 dan 73-78. Sementara, hasil

pretest kelas kontrol terlihat lebih unggul dibandingkan kelas eksperimen pada

0

2

4

6

8

10

12

25-30 31-36 37-42 43-48 49-54 55-60 61-66 67-72 73-78

2 2 2

5

9 9

5

1 1 2

3

0

6

4

11

6

3

1

Ban

yakn

ya S

isw

a

Rentang Nilai

Eksperimen

Kontrol

46

rentang 31-36, 43-48, 55-60, 61-66, dan 67-72. Hal ini menunjukkan bahwa, hasil

pretest kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan hasil pretest kelas kontrol

sebelum diberikan perlakuan.

2. Hasil Posttest

Hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penelitian ini dapat

dilihat pada Gambar 4.2 berikut :

Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Berdasarkan Gambar 4.2, dapat dilihat bahwa hasil posttest kelas ekperimen

dan kelas kontrol berada pada rentang 35-100. Hasil posttest kelas eksperimen

terlihat lebih unggul dibandingkan kelas kontrol di rentang 65-70, 71-76, 77-82,

83-88, 89-94, 95-100. Sementara, hasil posttest kelas kontrol terlihat lebih unggul

dibandingkan kelas eksperimen di rentang 35-40, 41-46, 47-52, 53-58 dan 59-64.

Hal ini menunjukkan bahwa, hasil posttest kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

0

3

0

3 3

9

5 5

4

3

1

2

3

4

5

4

8

3

2 2

3

0

Ban

yakn

ya S

isw

a

Rentang Nilai

Eksperimen

Kontrol

47

3. Rekapitulasi Hasil belajar

a. Hasil Pretest dan Posttest

Berdasarkan hasil pretest dan posttest yang telah dijabarkan sebelumnya,

maka diperoleh hasil rekapitulasi seperti yang ditunjukan pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Pemusatan dan Pretest Posttest

Penyebaran Data Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol Kelas Eksperimen

Kelas

Kontrol

Nilai Terendah 26,00 26,00 46,00 36,00

Nilai Tertinggi 76,00 80,00 96,00 93,00

Rata-rata 51,92 62,47 71,44 62,47

Modus 56,00 60,00 70,00 70,00

Median 53,00 56,00 71,50 60,00

Standar Deviasi 11,32 16,26 13,44 16,26

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa nilai terendah pretest kelas

eksperimen dan kelas kontrol adalah sama, yaitu 26,00. Sementara nilai tertinggi

Pretest kelas eksperimen adalah 76,00, lebih rendah dibandingkan dengan kelas

kontrol, yaitu 80,00. Nilai rata-rata pretest kelas eksperimen 51,92 lebih rendah

dibandingkan dengan nilai rata-rata pretest kelas kontrol 62,47. Nilai yang sering

muncul atau modus berdasarkan nilai pretest yang diperoleh siswa adalah 56,00

untuk kelas eksperimen dan 60,00 untuk kelas kontrol. Nilai tengah atau median

pada pretest dari kelas eksperimen adalah 53,00. Sedangkan kelas kontrol 56,00.

Nilai standar deviasi pretest pada kelas eksperimen yaitu sbeesar 11,32 dan kelas

kontrol sebesar 16,26. Tabel di atas menunjukkan bahwa kelas kontrol tidak

menunjukan adanya selisih kenaikan nilai rata-rata, namun pada kelas eksperimen

48

mengalami peningkatan nilai rata-rata dengan selisih pretest dan posttest sebesar

19,52. Hal ini menunjukkan kelas eksperimen yang diberikan perlakuan berupa

pembelajaran dengan menggunakan CD pembelajaran berbasis Pendekatan SAVI

memiliki peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi daripada kelas kontrol yang

diberikan perlakuan berupa pembelajaran konvensional.

b. Analisis Data pretest dan posttest Pada Jenjang Kognitif

Berikut ini merupakan analisis data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol

berdasarkan jenjang kognitif:

Gambar 4.3 Diagram Pretest berdasarkan jenjang kognitif

Diagram diq atas menunjukan presentase hasil pretest kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Presentase kemampuan siswa kelas kontrol untuk jenjang kognitif

mengingat (C1) kelas eksperimen lebih unggul dari kelas kontrol dengan selisih

2%. Sedangkan memahami (C2) dan menganalisis (C4) kelas kontrol lebih unggul

daripada kelas eksperimen dengan selisish masing-masing 13% dan 4%.

Presentase terkecil terdapat pada kelas eksperimen untuk jenjang kognitif

memahami (C2), yaitu sebesar 47% sedangkan presentase terbesar terdapat pada

kelas kontrol untuk jenjang kognitif memahami (C2) yaitu sebesar 60%.

59%

47% 48%

57% 60%

52%

0

10

20

30

40

50

60

70

C1 C2 C4

pre

sen

tase

(%

)

Ranah Kognitif

Pretest Eksperimen Pretest Kontrol

49

Adapun analisis data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan

jenjang kognitif sebagai berikut:

Gambar 4.4 Diagram posttest berdasarkan jenjang kognitif

Diagram presentase posttest menunjukan bahwa siswa kelas eksperimen

untuk jenjang kognitif mengingat (C1), memahami (C2) dan menganalisis (C4)

lebih unggul dibandingkan siswa kelas kontrol dengan selisih sebesar 9%, 10%,

dan 22%. Presentase terbesar terdapat pada kelas eksperimen pada ranah kognitif

menganalisis (C4) yaitu sbesar 81%, sedangkan presentase terkecil terdapat pada

kelas kontrol untuk ranah kognitif menganalisis (C4) yaitu sebesar 59%.

4. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat data yang diperoleh, terdistribusi

normal atau tidak normal. Uji normalitas data hasil pretest dan posttest pada

penelitian ini menggunakan uji Shapiro Wilk dengan bantuan Software Statistical

Product and Service Solutions (SPSS). Ketetntuan sebaran data yang terdistribusi

secara normal jika nilai sig. > 0,05 (5%) maka H0 diterima, data dinyatakan

terdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas data pretest dan posttest

dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

78% 75% 81%

69% 65%

59%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

C1 C2 C4

Pre

sen

tase

(%

)

Ranah Kognitif

Posttest Eksperimen Posttest Kontrol

50

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistik

Pretest Posttest

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Df 36 36 36 36

Sig.(2-tailed) 0,368 0,302 0,246 0,302

Taraf

Signifikansi

0,05 0,05

Kesimpulan

Data

Terdistribusi

Normal

Data

Terdistribusi

Normal

Data

Terdistribusi

Normal

Data

Terdistribusi

Normal

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji

Shapiro Wilk hasil pretest pada kelas eksperimen yaitu 0,368 sedangkan kelas

kontrol 0,302. Hal ini menunjukkan data pretest di kelas eksperimen maupun

kelas kontrol terdistribusi normal. Nilai signifikansi uji Shapiro Wilk hasil posttest

kelas eksperimen yaitu 0,246 sedangkan kelas kontrol tetap, yaitu 0,302. Hal ini

menunjukkan data posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol

terdistribusi normal karena nilai signifikansi data pretest dan posttest lebih besar

dari nilai taraf signifikansi yaitu sebesar 0,05.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas merupakan pengujian asumsi yang bertujuan untuk

mengetahui sampel yang diteliti memiliki kemampuan yang sama atau tidak. Uji

51

homogenitas hasil pretest dan posttest menggunakan uji Levene dengan bantuan

Software Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Pengambilan

keputusan uji homogenitas dilakukan berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis

homogenitas yaitu jika nilai sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, data dinyatakan

memiliki varian yang sama (Homogen). Hasil perhitungan uji homogenitas data

pretest dan posttest dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistik

Pretest Kelas

Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Posttest Kelas

Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Levene Statistic 0,685 0,396

Taraf Signifikansi 0,05

Kesimpulan Kedua Kelas Homogen Kedua Kelas Homogen

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi hasil

pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,685, sedangkan hasil posttest

kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,398. Hal ini menunjukkan bahwa

hasil pretest dan posttest memiliki nilai sig. ≥ taraf signifikansi . Hal ini dapat

diartikan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan yang homogen. Data yang

diperoleh pada saat pretest dan posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol

memiliki varian yang sama atau homogen.

5. Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh informasi bahwa data

pretest dan posttest terdistribusi normal dan memiliki varian yang sama. Oleh

karena itu, penggunaan analisis tes statistik parametik berupa uji-t dilakukan

untuk pengujian hipotesis. Kedua uji ini dilakukan dengan bantuan Software

52

Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Untuk mengetahui diterima dan

ditolak Ho atau Ha dilakukan berdasarkan kriteria pengujian, yaitu jika nilai Sig.

(2-tailed) > taraf signifikansi yaitu sebesar 0,05, maka Ho diterima.

Sedangkan jika nilai Sig. (2-tailed) < taraf signifikansi yaitu sebesar 0,05,

maka Ha diterima. Berdasarkan perhitungan, hasil pengujian hipotesis dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6 Uji Hipotesis Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol.

Statistik Pretest Posttest

Sig. (2-tailed) 0,168 0,001

Taraf Signifikansi 0,05

Kesimpulan Ho diterima Ha diterima

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa hasil pretest sebelum

diberikan perlakuan memiliki nilai Sig. (2-tailed) > taraf signifikansi sebesar

0,05, maka hipotesis nol (Ho) diterima atau (Ha) ditolak. Sehingga dengan

diterimanya hipotesis nol (Ho), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

pengaruh CD pembelajaran berbasis Pendekatan SAVI terhadap hasil belajar

siswa. Artinya, pada saat pretest kedua kelas belum diberikan perlakuan, sehingga

tidak terdapat pengaruh. Hasil posttest memiliki nilai Sig. (2-tailed) < taraf

signifikansi sebesar 0,05, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis

alternatif (Ha) diterima. Sehingga dengan diterimanya hipotesis alternatif (Ha),

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh CD pembelajaran berbasis

Pendekatan SAVI terhadap hasil belajar siswa.

6. Hasil Analisis Data Angket

Untuk mengetahui presentase respon siswa terhadap penggunaan CD

pembelajaran berbasis Pendekatan SAVI, dilakukan analisis hasil data angket.

53

Pada penelitian ini, hasil perhitungan analisis data angket respon siswa dapat

dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran menggunakan CD

pembelajaran

No. Indikator Angket Persentase Kategori

1. Penggunaan CD pembelajaran

berbasis Pendekatan SAVI

81 % Sangat Baik

2. Hasil Belajar Siswa 80% Sangat Baik

3. Penyampaian Konsep materi 82% Sangat Baik

Rata-rata 81% Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa hasil angket respon siswa

CD pembelajaran berbasis Pendekatan SAVI, baik pada indikator Penggunaan CD

pembelajaran berbasis Pendekatan SAVI maupun pada indikator hasil belajar

siswa serta penyampaian konsep materi terkategori sangat baik. Pembelajaran

menggunakan CD pembelajaran berbasis Pendekatan SAVI pada konsep gejala

pemanasan global secara keseluruhan mendapatkan respon positif.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh CD pembelajaran

berbasis Pendekatan SAVI terhadap hasil belajar siswa pada konsep gejala

pemanasan global. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh informasi bahwa hasil

belajar siswa relatif rendah. Terlihat dari pencapaian rata-rata nilai pretest untuk

kelas eksperimen sebesar 51,92 dan kelas kontrol sebesar 62,47. Beberapa faktor

yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa yaitu kegiatan belajar mengajar

dengan pendekatan yang berpusat pada guru (teacher center) sehingga siswa tidak

berperan aktif dan tidak banyak menghasilkan ide. Selama ini proses

54

pembelajaran fisika di kelas khususnya pada konsep pemanasan global cenderung

kurang optimal. Hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah.

Hasil belajar siswa meningkat setelah diberikan perlakuan yang berbeda pada

masing-masing kelas. Peningkatan terlihat pada rata-rata nilai posttest yang

diperoleh. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran

dengan menggunakan CD pembelajaran berbasis pendekatan SAVI memperoleh

nilai rata-rata sebesar 71,44. Sedangkan pada kelas kontrol tidak ada perubahan

kenaikan rata-rata nilai atau sama dengan rata-rata nilai pretest sebesar 62,47.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelas

eksperimen yang menggunakan CD pembelajaran berbasis pendekatan SAVI

lebih unggul dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Ading muslihudin yang menyatakan bahwa

siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan media CD pembelajaran lebih baik

daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.1 Karena saat ini

siswa sudah lebih memahami cara mengoperasikan komputer maka ketika siswa

dihadirkan pembelajaran melalui CD pembelajaran dengan menggunakan

komputer, siswa akan lebih cepat memahami materi yang dijelaskan. Seperti yang

dikatakan oleh Susan J. Bennett dan Michael J. Brennan pada jurnalnya bahwa

semua siswa terbiasa dengan komputer (94% menggunakannya di rumah dan 97%

di universitas), 72% menggunakan internet dan lebih dari sepertiganya merupakan

pengalaman sebelumnya dengan multimedia interaktif.2

Pada CD pembelajaran terdapat sintaks atau tahapan-tahapan Pendekatan

SAVI yang mengandung unsur somatic, auditory, visual, dan intellectually

dengan sintak yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan

pendekatan pembelajaran konvensional, sehingga dapat mengoptimalkan hasil

belajar siswa. Hal ini disebabkan karena pada tahap penyampaian di dalam CD

1 Ading Muslihudin, “Pengaruh Media CD pembelajaran terhadap keterampilan berpikir

kreatif siswa dalam mata pelajaran IPS” Jurnal Cakrawala Pendas Vol.3 No.1, 2017, h. 106 2 Susan J. Bennett and Michael J. Brennan, Interactive Multimedia Learning in Physics,

Australian Journal Of Educational Technology. h. 13

55

pembelajaran, siswa dapat terlatih untuk mampu bertanya dan mengungkapkan

argumennya melalui lembar yang telah disediakan.

Seperti pernyataan Dave Meier dalam buku Accelerated Learning Handbook

yaitu di dalam otak terdapat banyak perangkat untuk memproses informasi visual

dari pada indra yang lain, akibatnya setiap pembelajar akan lebih mudah belajar

apabila dapat melihat apa yang sedang mereka pelajari.3 Pada tahapan ini

Pendekatan SAVI mengajak siswa untuk belajar auditori dan visual. Belajar

auditori memudahkan siswa untuk mengoptimalkan hasil belajarnya yaitu dengan

mengingat (C1), Memahami (C2) dan menganalisis (C4) pengetahuan yang

dimiliki. Selain itu belajar visual dapat melatih kemampuan menganalisis

pengetahuan berdasarkan bukti yang nyata.

Selanjutnya dalam penerapan Pendekatan SAVI, siswa diberikan peluang

untuk melakukan pembelajaran secara mandiri di tahap pelatihan. Penelitian yang

dilakukan oleh Arif Muchyidin dan Kusniya juga berpendapat bahwa Pendekatan

SAVI lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

Siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlibat untuk dapat

menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui

pengalaman langsung, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka

pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang dipahaminya.4 Pada

tahap ini, siswa dilatih untuk terbiasa menganalisis pengetahuan berdasarkan bukti

sehingga siswa mengalami sendiri apa yang mereka pelajari. Siswa juga dituntut

untuk belajar auditori dengan mencari solusi permasalahan yang terdapat dalam

CD pembelajaran melalui diskusi, bertanya dan mengungkapkan argumennya.

Selanjutnya siswa dilatih untuk memikirkan kembali konsep yang dipelajari

dengan memanfaatkan intelektualnya dalam memecahkan sebuah permasalahan.

Pendekatan SAVI memberi kesempatan siswa untuk berinteraksi dengan anggota

kelompoknya. Berinteraksi dengan kelompok lain akan melatih siswa untuk

3 Dave Meier, “The accelerated learning handbook”, 2002, (Bandung:Kaifa,2002), h. 97

4 Arif Muchyidin dan Kusniya, “Pengaruh Penerapan Pendekatan SAVI (Somatic,

Auditory, Visual, Intellectual) Terhadap Kemampuan Berpikir Geometri Siswa”, 2013. H. 9

56

bersikap terbuka terhadap informasi, pernyataan, dan pengalaman orang lain

sehingga akan membantu meningkatkan hasil belajarnya.

CD pembelajaran berbasis Pendekatan SAVI menciptakan suasana belajar

yang menarik dan menyenangkan. Hal ini disebabkan karena desain-desain pada

CD pembelajaran terdapat beragam warna dan animasi sehingga siswa tertarik

untuk belajar menggunakannya. Mahmudah Titi Muanifah dan Halimah Sa’diyah

mengatakan bahwa secara khususnya pembelajar visual yang baik adalah jika

mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan

sebagainya ketika belajar.5 Selain itu, adanya kegiatan percobaan memberikan

kesempatan bagi siswa untuk mengeluarkan pemikirannya melalui tindakan yang

bertanggung jawab yang hasilnya akan disampaikan saat tahap penampilan

(Performance).

Sehubung dengan tahapan-tahapan SAVI yang telah dipaparkan, terjadi

peningkatan hasil belajar menggunakan CD pembelajaran berbasis pendekatan

SAVI. Hasil kemampuan akhir siswa berdasarkan ranah kognitif secara

keseluruhan kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan dengan kelas kontrol.

Ranah kognitif C1 yaitu disajikan sebuah video animasi terkait gejala pemanasan

global sehingga siswa menjadi lebih mudah dalam mengingat pembelajaran.

Ranah kognitif C2 yaitu menginstrusikan pada siswa untuk melakukan

perbandingan suhu di dalam dan diluar ruangan sehingga siswa dapat lebih mudah

memahami konsep gejala pemanasan global. Ranah kognitif C4 yaitu disajikan

sebuah gambar terkait pemanasan global sehingga siswa mampu menganalisis

fenomena yang terjadi terkait gejala pemanasan global. Hasil presentase terbesar

diantara tiga ranah kognitif yang digunakan yaitu pada ranah menganalisis (C4)

sebesar 81%. Hal tersebut membuktikan bahwa CD pembelajaran berbasis

pendekatan SAVI dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa.

Peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen secara keseluruhan

lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu sebesar 0,44. Pembelajaran

5 Mahmudah Titi.M dan Halimah Sa’diyah, 2018, “Pendekatan SAVI Sebeagai Metode

Alternatif Untuk Memaksimalkan Gaya Belajar Siswa Sekolah Dasar”, vol. 4, nomor 3, h. 396

57

menggunakan CD membuat siswa lebih mengerti dan memahami konsep gejala

pemanasan global yang diterapkan karena terdapat video pembelajaran yang

disajikan dengan menggunakan animasi dan terlihat lebih menarik sehingga

membuat siswa tidak jenuh dalam belajar.

Penelitian yang dilakukan memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Dari

beberapa kelebihan yang telah dipaparkan, terdapat beberapa kelemahan dari

penggunaan CD pembelajaran yang ditemukan pada saat pembelajaran di sekolah.

Pertama, CD pembelajaran hanya dapat dioperasikan dengan menggunakan

perangkat komputer yang ada di lab komputer sekolah yang dipersiapkan oleh

masing-masing siswa dan memerlukan waktu untuk mempersiapkannya sehingga

mengurangi waktu efektif pembelajaran. Kedua, terdapat perbedaan waktu

penyelesaian penggunaan CD pembelajaran pada masing-masing siswa, sehingga

membuat siswa yang telah selesai belajar dengan menggunakan CD pembelajaran

harus menunggu siswa lain yang belum selesai agar tahapan perencanaan

pembelajaran terlaksana secara bersamaan. Meskipun demikian, penggunaan CD

pembelajaran dalam proses pembelajaran telah mampu meningkatkan hasil belajar

siswa dan mendapatkan respon positif dari siswa. Sikap positif siswa terhadap

pembelajaran gejala pemanasan global dengan menggunakan CD pembelajaran

berbasis Pendekatan SAVI ditunjukan dengan hasil angket respon siswa secara

keseluruhan mendapat tanggapan yang sangat baik dengan presentase 81%. Selain

itu, dari hasil angket juga diketahui bahwa siswa setuju jika penggunaan CD

pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini menunjukan bahwa CD

pembelajaran dapat menjadi solusi atas permasalahan dari kurang aktifnya siswa

dalam proses pembelajaran yang membuat siswa menjadi jenuh dalam belajar dan

guru dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa. Artinya, secara keseluruhan

penggunaan CD pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat memberikan

pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa khususnya pada konsep gejala

pemanasan global.