Upload
ngonga
View
231
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pengembangan perangkat pembelajaran matematika materi Bangun
Ruang Sisi Lengkung dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia telah dilaksanakan dengan model pengembangan ADDIE yang
terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan),
Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan
Evaluation (Evalusi). Berdasarkan penelitian pengembangan yang dilakukan,
diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.
1. Tahap Analysis (Analisis)
Tahap analysis bertujuan untuk mengetahui kebutuhan yang
diperlukan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan
LKS yang berkualitas. Tahap ini terdiri dari analisis kebutuhan, analisis
kurikulum, dan analisis karakteristik siswa. Hasil tahap analisis diuraikan
sebagai berikut.
a. Analisis Kebutuhan
Hasil Ujian Nasional tahun 2014/2015 menunjukkan bahwa daya
serap siswa pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung (BRSL) masih
rendah. Persentase daya serap siswa pada tingkat nasional adalah
51,79%; pada tingkat provinsi DIY adalah 54,55%; sedangkan pada
tingkat Kabupaten Sleman adalah 55,92%. Hal ini menunjukkan tingkat
penguasan siswa terhadap materi BRSL masih belum maksimal.
63
Dari hasil pengamatan di SMP IT Alam Nurul Islam Yogyakarta,
diketahui bahwa guru masih kesulitan menemukan perangkat
pembelajaran yang memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan
siswa. Selain itu, guru juga belum mengembangkan RPP dan LKS
secara mandiri karena terkendala kesibukan. RPP dibuat secara umum
dan belum diperinci pada tiap kegiatannya. LKS yang digunakan
berasal dari penerbit yang berisi ringkasan materi dan kumpulan soal
sehingga kurang memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif dalam
pembelajaran. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya pengembangan
perangkat pembelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung.
b. Analisis Kurikulum
Hasil analisis kurikulum menunjukkan SMP IT Alam Nurul Islam
Yogyakarta menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
yang mengacu pada standar isi 2006. Standar Kompetensi (SK) yang
digunakan adalah memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola serta
menentukan ukurannya. Standar Kompetensi tersebut mencakup tiga
Kompetensi Dasar (KD), yaitu (1) Mengidentifikasi unsur-unsur
tabung, kerucut dan bola, (2) Menghitung luas selimut dan volume
tabung, kerucut dan bola, (3) Memecahkan masalah yang berkaitan
dengan tabung, kerucut dan bola. Berdasarkan Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang berkaitan dengan materi
Bangun Ruang Sisi Lengkung, kemudian dirumuskan indikator-
indikator pencapaian belajar siswa. Indikator-indikator belajar siswa
64
inilah yang menjadi pedoman dalam penyusunan perangkat
pembelajaran matematika yang dikembangkan. Hasil Analisis SK dan
KD dapat dilihat pada Lampiran A.1.
c. Analisis Karakteristik Siswa
1) Berdasarkan wawancara tidak terstruktur dengan guru, siswa SMP
IT Alam Nurul Islam Yogyakarta khususnya yang berada di kelas
IX A memiliki kemampuan matematika yang beragam. Kemampuan
siswa yang beragam memungkinkan siswa untuk belajar dengan
sistem diskusi kelompok. Pembelajaran dengan sistem kelompok
yang bersifat heterogen akan membuat siswa dengan kemampuan
yang kurang dapat belajar dengan anggota kelompok yang memiliki
kemampuan pengetahuan yang bagus. Oleh karena itu, peneliti
mengembangkan rencana pembelajaran dengan metode diskusi
kelompok.
2) Berdasarkan observasi yang dilakukan selama pembelajaran di kelas
IX A SMP IT Alam Nurul Islam Yogyakarta, dapat disimpulkan
bahwa proses pembelajaran berlangsung lancar. Namun, siswa
cenderung hanya mendengarkan penjelasan guru. Siswa tidak
terlibat aktif dalam menemukan konsep-konsep matematika
sehingga siswa belajar matematika dengan cara menghafal rumus.
Melalui diskusi kelompok, pembelajaran dapat berpusat pada siswa
sehingga siswa dapat aktif dalam menemukan konsep matematika.
65
3) Berdasarkan wawancara tidak terstruktur dengan siswa IX A SMP
IT Alam Nurul Islam Yogyakarta, diperoleh hasil bahwa sebagian
besar siswa menganggap bahwa materi yang dipelajari pada pada
pelajaran matematika tidak memiliki manfaat untuk kehidupan
sehari-hari. Hal tersebut berimplikasi pada motivasi belajar siswa
terhadap pelajaran matematika rendah. Karakteristik siswa tersebut
dapat diakomodir melalui penggunaan pendekatan PMRI dalam
pembelajaran. Pendekatan PMRI memungkinkan siswa mengetahui
manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari melalui
penggunaan konteks atau masalah realistik sebagai titik awal
pembelajaran.
4) Berdasarkan analisis kajian secara teoritis, diperoleh hasil bahwa
SMP kelas IX pada umumnya berusia antara 15-16 tahun.
Berdasarkan teori perkembangan kognitif yang dicetuskan oleh
Piaget, siswa SMP kelas IX yang berusia antara 15-16 tahun berada
pada tingkat operasional formal. Piaget menyatakan bahwa pada
tahap operasional formal siswa mengalami perkembangan ranah
kognitif sehingga memiliki kemampuan untuk dapat berpikir secara
abstrak dan menggunakan penalaran logis. Menurut Piaget, pada
tahap operasional formal, siswa mengalami perkembangan ranah
kognitif sehingga memiliki kemampuan untuk dapat berpikir secara
abstrak dan menggunakan penalaran logis. Namun demikian, ada
separuh dari siswa SMP yang kemampuan kognitifnya belum
66
berkembang secara maksimal untuk menjangkau tahap operasional
formal (Sutherland dalam Oakley, 2004: 29) sehingga dibutuhkan
pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
siswa yang berada pada tahap operasional konkret agar mencapai
level operasional formal sekaligus memperdalam kemampuan
kognitif siswa yang sudah berada pada tahap opersional formal.
Pendekatan PMRI memungkinkan siswa yang berada pada tahap
operasional konkret mencapai level operasional formal melalui
proses matematisasi sekaligus memperdalam kemampuan kognitif
siswa yang sudah berada pada tahap opersional formal.
Berdasarkan hasil analisis karakteristik siswa tersebut, peneliti
mengembangkan RPP dan LKS dengan pendekatan PMRI.
2. Tahap Design (Perancangan)
Tahap design adalah tahap pembuatan rancangan produk berupa RPP
dan LKS dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia.
Selain itu, juga disusun instrumen penelitian.
a. Rancangan RPP dengan Pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI)
Hasil yang diperoleh dalam langkah merancang RPP dengan
pendekatan PMRI adalah sebagai berikut.
1) Perancangan Jumlah RPP dan Pertemuan Pembelajaran
Berdasarkan SK dan KD yang dirumuskan, dirancang lima RPP
untuk lima pertemuan pembelajaran. Indikator untuk tiap pertemuan
disajikan dalam Tabel 10.
67
Tabel 10. Indikator Pencapaian untuk Tiap RPP
RPP ke- Indikator
1 - Menyebutkan benda-benda berbentuk bangun ruang
sisi lengkung
- Mengidentifikasi dan menyebutkan unsur-unsur
tabung, kerucut, dan bola
- Menggambar tabung, kerucut, dan bola beserta unsur-
unsurnya
2 - Mengidentifikasi bukaan tabung
- Menemukan rumus luas permukaan tabung
- Menghitung luas permukaan tabung
- Memecahkan masalah berkaitan dengan luas
permukaan tabung
3 - Mengidentifikasi bukaan kerucut
- Menemukan rumus luas permukaan kerucut
- Menghitung luas permukaan kerucut
- Memecahkan masalah berkaitan dengan luas
permukaan kerucut
4 - Menemukan rumus luas permukaan bola
- Menghitung luas permukaan bola
- Memecahkan masalah berkaitan dengan luas
permukaan bola
5 - Menemukan rumus volume tabung, kerucut, dan bola
- Menghitung volume tabung, kerucut, dan bola
- Memecahkan masalah berkaitan dengan volume
tabung, kerucut, dan bola
2) Perumusan Tujuan Pembelajaran untuk Tiap RPP
Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan indikator
pencapaian. Tujuan pembelajaran tiap RPP disajikan pada Tabel 11
berikut ini.
68
Tabel 11. Tujuan Pembelajaran Tiap RPP
RPP ke- Tujuan
1 - Siswa dapat menyebutkan benda-benda berbentuk bangun
ruang sisi lengkung
- Siswa dapat mengidentifikasi dan menyebutkan unsur-
unsur tabung, kerucut, dan bola
- Siswa dapat menggambar tabung, kerucut, dan bola
beserta unsur-unsurnya
2 - Siswa dapat mengidentifikasi bukaan tabung
- Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan tabung
- Siswa dapat menghitung luas permukaan tabung
- Siswa dapat memecahkan masalah berkaitan dengan luas
permukaan tabung
3 - Siswa dapat mengidentifikasi bukaan kerucut
- Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan kerucut
- Siswa dapat menghitung luas permukaan kerucut
- Siswa dapat memecahkan masalah berkaitan dengan luas
permukaan kerucut
4 - Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan bola
- Siswa dapat menghitung luas permukaan bola
- Siswa dapat memecahkan masalah berkaitan dengan luas
permukaan bola
5 - Siswa dapat menemukan rumus volume tabung, kerucut,
dan bola
- Siswa dapat menghitung volume tabung, kerucut, dan
bola
- Siswa dapat memecahkan masalah berkaitan dengan
volume tabung, kerucut, dan bola
3) Menentukan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dipilih berdasarkan indikator yang hendak
dicapai pada tiap RPP. Materi pembelajaran tiap RPP disajikan pada
Tabel 12 berikut ini.
Tabel 12. Materi Pembelajaran Tiap RPP
RPP ke- Materi Pembelajaran
1 Unsur-unsur bangun ruang sisi lengkung
2 Luas permukaan tabung
3 Luas permukaan kerucut
4 Luas permukaan bola
5 Volume bangun ruang sisi lengkung
69
4) Pemilihan Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dirancang untuk digunakan dalam
perangkat pembelajaran ini adalah metode pembelajaran diskusi
kelompok.
5) Perancangan Kegiatan Pembelajaran
Perancangan kegiatan pembelajaran yang akan tertuang dalam
RPP meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
a) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang dirancang meliputi salam
pembuka, penyampaian tujuan pembelajaran, apersepsi, dan
motivasi sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
b) Kegiatan Inti
(1) Eksplorasi
Pada kegiatan ini, siswa dihadapkan dengan konteks
yang mengandung permasalahan realistik untuk
membangkitkan rasa ingin tahu siswa.
(2) Elaborasi
Kegiatan yang dirancang meliputi kegiatan siswa
berdiskusi dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan
masalah, kemudian siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas.
70
(3) Konfirmasi
Pada kegiatan ini, siswa dan guru mengkonfirmasi
jawaban yang benar terkait dengan permasalan pada
kegiatan eksplorasi.
c) Kegiatan Penutup
Kegiatan yang dirancang meliputi kegiatan penilaian,
penarikan kesimpulan, dan penyampaian materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
6) Pemilihan Sumber Belajar
Sumber belajar yang dipilih untuk digunakan dalam
pembelajaran adalah LKS dengan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia dan Buku Pegangan Belajar
Matematika SMP/MTs SMP IX.
7) Perancangan Penilaian Pembelajaran
Bentuk penilaian yang dirancang adalah soal uraian. Soal yang
digunakan disesuaikan dengan indikator pembelajaran. Prosedur
penilaian yang dirancang meliputi kunci jawaban dan skor yang
diberikan untuk tiap langkah penyelesaian.
b. Rancangan LKS dengan pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI)
Berikut merupakan uraian hasil pada langkah-langkah yang
dilakukan pada tahap perancangan.
71
1) Penyusunan Peta Kebutuhan LKS
Peta kebutuhan LKS berisi tentang banyaknya LKS yang harus
dibuat beserta urutannya. Peta kebutuhan LKS disajikan pada
Lampiran A.2.
2) Penyusunan Kerangka LKS
LKS yang dirancang berdasarkan kualitas isi materi, syarat
didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis terdiri dari tiga bagian
yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri
dari sampul, halaman identitas LKS, kata pengantar, daftar isi, dan
keterangan SK/KD yang akan dikembangkan. Bagian isi terdiri dari
kegiatan-kegiatan pembelajaran bangun ruang sisi lengkung sesuai
SK dan KD. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka.
SAMPUL
HALAMAN IDENTITAS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
LKS 1 Unsur-unsur Bangun Ruang Sisi Lengkung
a. Kompetensi Dasar
b. Indikator Pencapaian
c. Tujuan Pembelajaran
d. Kegiatan
e. Latihan Soal
LKS 2 Luas Permukaan Tabung
a. Kompetensi Dasar
b. Indikator Pencapaian
c. Tujuan Pembelajaran
d. Kegiatan
e. Latihan Soal
LKS 3 Luas Permukaan Kerucut
a. Kompetensi Dasar
72
b. Indikator Pencapaian
c. Tujuan Pembelajaran
d. Kegiatan
e. Latihan Soal
LKS 4 Luas Permukaan Bola
a. Kompetensi Dasar
b. Indikator Pencapaian
c. Tujuan Pembelajaran
d. Kegiatan
e. Latihan Soal
LKS 5 Volume Bangun Ruang Sisi Lengkung
a. Kompetensi Dasar
b. Indikator Pencapaian
c. Tujuan Pembelajaran
d. Kegiatan
e. Latihan Soal
DAFTAR PUSTAKA
Adapun karakteristik pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia yang meliputi penggunaan konteks, penggunaan
model untuk matematisasi progresif, pemanfaatan hasil konstruksi
siswa, interaktivitas, dan keterkaitan; digunakan sebagai pedoman
dalam pengembangan LKS. Karakteristik tersebut direalisasikan di
dalam bagian kegiatan-kegiatan dalam LKS. Bagian tersebut
bertujuan untuk mengarahkan siswa dalam membangun
pengetahuannya melalui pendekatan Pendidikan Metematika
Realistik Indonesia.
3) Perancangan Kunci Jawaban
Kunci jawaban memiliki tampilan dan isi sama dengan LKS
siswa, namun dilengkapi dengan jawaban untuk setiap permasalahan.
73
c. Instrumen Penelitian
Instumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar penilaian kualitas RPP, lembar penilaian kualitas LKS, lembar
observasi keterlaksanaan pembelajaran, angket respon siswa, dan tes
hasil belajar. Penjelasan setiap instrumen adalah sebagai berikut.
1) Lembar Penilaian Kualitas RPP
Lembar penilaian kualitas RPP dirancang dalam bentuk angket
yang terdiri dari lima alternatif penilaian, yaitu Sangat Tidak Baik,
Tidak Baik, Cukup Baik, Baik, dan Sangat Baik yang akan
dikonversi kedalam skor 1, 2, 3, 4, dan 5 secara berurutan. Lembar
penilaian kualitas RPP dibuat berdasarkan komponen RPP yang baik
mengacu pada standar proses. Rincian aspek dan jumlah butir
penilaian kualitas RPP disajikan pada Tabel 13 berikut ini.
Tabel 13. Rincian Aspek dan Jumlah Butir Penilaian Kualitas RPP
No. Aspek Penilaian Jumlah Butir
1 Identitas mata pelajaran 9
2 Perumusan tujuan pembelajaran 3
3 Materi ajar 3
4 Pemilihan pendekatan dan metode
pembelajaran
4
5 Kegiatan pembelajaran berbasis
pendekatan PMRI
15
6 Pemilihan sumber belajar 2
7 Penilaian hasil belajar 5
Jumlah Butir 41
Kisi-kisi lembar penilaian RPP disajikan pada Lampiran B.1,
deskripsi butir penilaian kualitas RPP disajikan pada Lampiran B.2,
dan lembar penilaian RPP disajikan pada Lampiran B.3.
74
2) Lembar Penilaian Kualitas LKS
Lembar penilaian kualitas LKS dirancang dalam bentuk angket
yang terdiri dari lima alternatif penilaian, yaitu Sangat Tidak Baik,
Tidak Baik, Cukup Baik, Baik, dan Sangat Baik yang akan
dikonversi kedalam skor 1, 2, 3, 4, dan 5 secara berurutan. Lembar
penilaian kualitas LKS dibagi menjadi dua, yaitu lembar penilaian
kualitas LKS oleh ahli materi dan ahli media. Berikut penjelasannya.
a) Lembar Penilaian Kualitas LKS oleh Ahli Materi
Penyusunan butir penilaian kualitas LKS oleh ahli materi
dilakukan dengan memperhatikan aspek kualitas LKS yang
ditinjau dari aspek kesesuaian LKS dengan syarat didaktif,
kualitas isi materi, dan pendekatan PMRI. Rincian aspek dan
jumlah butir penilaian kualitas LKS oleh ahli materi disajikan
pada Tabel 14 berikut ini.
Tabel 14. Rincian Aspek dan Jumlah Butir Penilaian Kualitas
LKS oleh Ahli Materi
No. Aspek Penilaian Jumlah Butir
1 Kesesuaian LKS dengan syarat
didaktik
8
2 Kualitas isi materi LKS 10
3 Kesesuaian LKS dengan
pendekatan PMRI
5
Jumlah Butir 23
Kisi-kisi lembar penilaian kualitas LKS oleh ahli materi
disajikan pada Lampiran B.4, deskripsi butir penilaian kualitas
LKS oleh ahli materi disajikan pada Lampiran B.5, dan lembar
penilaian LKS oleh ahli materi disajikan pada Lampiran B.6.
75
b) Lembar Penilaian Kualitas LKS oleh Ahli Media
Penyusunan butir penilaian kualitas LKS oleh ahli media
dilakukan dengan memperhatikan aspek kualitas LKS yang
ditinjau dari aspek kesesuaian LKS dengan syarat konstruksi dan
syarat teknis. Rincian aspek dan jumlah butir penilaian kualitas
LKS oleh ahli media disajikan pada Tabel 15 berikut ini.
Tabel 15. Rincian Aspek dan Jumlah Butir Penilaian Kualitas
LKS oleh Ahli Media
No. Aspek Penilaian Jumlah Butir
1 Kesesuaian LKS dengan syarat
konstruksi
9
2 Kesesuaian LKS dengan syarat teknis 14
Jumlah Butir 23
Kisi-kisi lembar penilaian kualitas LKS oleh ahli media
disajikan pada Lampiran B.7, deskripsi butir penilaian kualitas
LKS oleh ahli media disajikan pada Lampiran B.8, dan lembar
penilaian kualitas LKS oleh ahli media disajikan pada Lampiran
B.9.
c) Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan
untuk mengetahui kepraktisan RPP dalam pembelajaran. Lembar
ini terdiri atas 3 bagian, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup yang
dijabarkan menjadi 13 butir aspek yang diamati. Lembar
observasi keterlaksanaan pembelajaran beserta butir aspek yang
diamati disajikan pada Lampiran B.10.
76
d) Angket Respon Siswa
Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui
kepraktisan LKS dalam pembelajaran. Angket respon siswa
disusun dengan empat alternatif penilaian, yaitu sangat setuju,
setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju yang akan dikonversi
ke dalam skor 4, 3, 2, 1 secara berurutan. Penyusunan butir
angket respon siswa didasarkan pada aspek kemudahan dan
kemanfaatan. Rincian aspek dan jumlah butir angket respon siswa
disajikan pada Tabel 16 berikut ini.
Tabel 16. Rincian Aspek dan Butir Angket Respon Siswa
No. Aspek Penilaian Jumlah Butir
1 Kemudahan 11 (+), 4 (-)
2 Kemanfaatan 5 (+)
Jumlah Butir 20
Kisi-kisi angket respon siswa disajikan pada Lampiran B.11
sedangkan lembar angket respon siswa disajikan pada Lampiran
B.12.
e) Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui keefektifan
pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang
dikembangkan. Tes hasil belajar terdiri dari 4 soal uraian. Kisi-
kisi soal tes hasil belajar disajikan pada Lampiran B.13, soal tes
hasil belajar disajikan pada Lampiran B.14, dan pedoman
penilaian tes hasil belajar siswa disajikan pada Lampiran B.15.
77
3. Tahap Development (Pengembangan)
Pada tahap ini, dilakukan pengembangan perangkat pembelajaran
sesuai dengan rancangan yang telah disusun pada tahap design. Selain itu,
instrumen penelitian yang telah disusun kemudian dikonsultasikan kepada
dosen pembimbing. Selanjutnya instrumen penelitian tersebut divalidasi
agar didapatkan instrumen penelitian yang valid. Validasi instrumen
penelitian dilakukan oleh Ibu Dwi Lestari, M.Sc. Berdasarkan hasil
validasi, instrumen penelitian dinyatakan valid dengan perbaikan berupa
penambahan kolom saran/ komentar di sebelah kanan skor penilaian
lembar penilaian kualitas RPP dan LKS.
Adapun tahap pengembangan RPP meliputi pengembangan RPP,
penyuntingan RPP, penilaian RPP, dan revisi RPP sedangkan tahap
pengembangan LKS meliputi pengembangan LKS, penyuntingan LKS,
penilaian LKS, dan revisi LKS. Berikut adalah rincian masing-masing
tahap pengembangan.
a. Pengembangan RPP
Berdasarkan rancangan RPP pada tahap design kemudian disusun
RPP. Berikut adalah hasil pengembangan RPP.
1) Identitas RPP
Bagian ini terdiri dari nama sekolah, mata pelajaran, kelas,
semester, materi, alokasi waktu dan jumlah pertemuan. Gambar 4
berikut ini merupakan tampilan identitas RPP.
78
Gambar 4. Tampilan Identitas RPP
2) SK dan KD
Tampilan SK KD disajikan pada Gambar 5 berikut ini.
Gambar 5. Tampilan SK dan KD
3) Indikator Pencapaian
Tampilan indikator pencapaian disajikan pada Gambar 6 berikut
ini.
Gambar 6. Tampilan Indikator Pencapaian
4) Tujuan Pembelajaran
Gambar 7 berikut merupakan tampilan tujuan pembelajaran.
Gambar 7. Tampilan Tujuan Pembelajaran
5) Materi Ajar
79
Gambar 8 berikut ini merupakan tampilan materi ajar.
Gambar 8. Tampilan Materi Ajar
6) Metode dan Pendekatan Pembelajaran
Gambar 9 berikut ini merupakan tampilan metode dan
pendekatan pembelajaran.
Gambar 9. Tampilan Metode dan Pendekatan Pembelajaran
7) Langkah-langkah Pembelajaran
Bagian ini meliputi kegiatan pada pendahuluan, inti, dan
penutup sebagai berikut.
a) Kegiatan Pendahuluan
Gambar 10 merupakan tampilan kegiatan pendahuluan.
Gambar 10. Tampilan Kegiatan Pendahuluan
b) Kegiatan Inti
80
Kegiatan inti terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
(1) Tahap Eksplorasi
Gambar 11 merupakan tampilan kegiatan eksplorasi.
Gambar 11. Tampilan Kegiatan Eksplorasi
(2) Elaborasi
Gambar 12 merupakan tampilan kegiatan elaborasi.
Gambar 12. Tampilan Kegiatan Elaborasi
(3) Konfirmasi
Gambar 13 berikut ini merupakan tampilan kegiatan
konfirmasi.
Gambar 13. Tampilan Kegiatan Konfirmasi
81
c) Penutup
Gambar 14 merupakan tampilan kegiatan penutup.
Gambar 14. Tampilan Kegiatan Penutup
8) Sumber Belajar
Gambar 15 merupakan tampilan sumber belajar.
Gampar 15. Tampilan Sumber Belajar
9) Penilaian Hasil Belajar
Bagian ini meliputi teknik penilaian, bentuk instrumen,
instrumen, dan pedoman penilaian. Gambar 16 berikut ini
merupakan tampilan penilaian hasil belajar.
Gambar 16. Tampilan Penilaian Hasil Belajar
b. Penyuntingan RPP
82
RPP yang dikembangkan kemudian dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing untuk mendapat saran perbaikan. Setelah disetujui oleh
dosen pembimbing kemudian RPP divalidasikan ke validator.
c. Penilaian RPP
Pada tahap ini, RPP diserahkan kepada ahli materi dan guru
matematika untuk diberi penilaian. Penilaian RPP oleh ahli materi
dilakukan oleh Ibu Kuswari Hernawati, M.Kom. sedangkan penilaian
RPP oleh guru matematika dilakukan oleh Ibu Fida Alfarina, S.Pd.,Si.
Hasil penilaian RPP dapat dilihat pada Tabel 17 berikut ini.
Tabel 17. Hasil Penilaian RPP
No Aspek Penilaian Rata-rata Skor Rata-
rata
Kriteria
Ahli
Materi
Guru
1 Identitas Mata Pelajaran 4,89 4,67 4,78 Sangat Valid
2 Perumusan Tujuan
Pembelajaran
4,67 4,67 4,67 Sangat Valid
3 Materi Ajar 4 4 4 Valid
4 Pemilihan Pendekatan
dan Metode
Pembelajaran
4,25 5 4,63 Sangat Valid
5 Kegiatan Pembelajaran 4,33 4,47 4,4 Sangat Valid
6 Pemilihan Sumber
Belajar
4 4,25 4,25 Sangat Valid
7 Penilaian Hasil Belajar 4,2 4,2 4,2 Valid
Skor Rata-rata Keseluruhan 4,46 Sangat Valid
Penilaian RPP oleh dosen ahli disajikan pada Lampiran C.1,
penilaian RPP oleh guru matematika disajikan pada Lampiran C.2, dan
tabulasi data penilaian kualitas RPP disajikan pada Lampiran D.1.
d. Revisi RPP
Berikut merupakan revisi RPP berdasarkan komentar dan saran dari
validator.
83
1) Pada bagian identitas RPP, bagian sekolah diisi dengan nama
sekolah tempat penelitian.
Gambar 17. Identitas RPP
Sebelum Revisi
Gambar 18. Identitas RPP
Setelah Revisi
2) Pada kegiatan elaborasi, perlu diperjelas bahwa siswa dibagi dalam
kelompok-kelompok diskusi yang heterogen.
Gambar 19. Kegiatan Elaborasi Sebelum Revisi
Gambar 20. Kegiatan Elaborasi Setelah Revisi
e. Pengembangan LKS
Pada tahap ini dilakukan penulisan LKS berdasarkan pada
kerangka dan sistematika yang telah ditetapkan. Berikut adalah hasil
dari pengembangan LKS.
1) Sampul LKS
84
Halaman sampul memuat judul LKS, sasaran pengguna, nama
penulis, kurikulum, pendekatan yang digunakan, dan identitas
pengguna. Tampilan halaman sampul dapat disajikan pada Gambar
21 berikut ini.
Gambar 21. Tampilan Sampul LKS
2) Halaman Judul LKS
Halaman Judul LKS berisi informasi tentang Judul LKS, nama
penulis, dan instansi penulis. Ganbar 22 berikut ini merupakan
tampilan halaman judul LKS.
Gambar 22. Tampilan Halaman Judul LKS
3) Halaman Identitas LKS
Halaman Identitas LKS berisi informasi penyusunan LKS,
meliputi: Judul LKS, nama penulis, nama pembimbing penyusunan,
85
nama validator, nama designer cover, nama editor, ukuran LKS, dan
program yang digunakan dalam penyusunan LKS.
Gambar 23. Tampilan Halaman Identitas LKS
4) Kata Pengantar
Halaman kata pengantar berisi ungkapan rasa syukur atas
tersusunnya LKS dan ucapan terima kasih kepada pihak yang
membantu penyusunan LKS. Gambar 24 merupakan tampilan
halaman kata pengantar.
Gambar 24. Tampilan Halaman Kata Pengantar
5) Daftar Isi
Halaman daftar isi memuat informasi letak suatu bab atau
kegiatan dalam LKS disertai dengan nomor halaman untuk
86
memudahkan pencarian. Gambar 25 merupakan tampilan halaman
daftar isi.
Gambar 25. Tampilan Daftar Isi
6) Halaman Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Bagian ini berisi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
yang dikembangkan. Gambar 26 merupakan tampilan halaman
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Gambar 26. Tampilan SK dan KD
7) Pengantar
Bagian ini berisi gambaran apa yang akan dipelajari siswa pada
kegiatan siswa. Gambar 27 merupakan tampilan halaman pengantar.
87
Gambar 27. Tampilan Halaman Pengantar
8) Kegiatan Siswa
Bagian ini berisi masalah dan langkah-langkah penyelesaian
untuk memfasilitasi siswa untuk membangun pengetahuannya
mengenai Bangun Ruang Sisi Lengkung. Gambar 28 berikut ini
merupakan tampilan kegiatan siswa.
Gambar 28. Tampilan Kegiatan Siswa
9) Latihan Soal
Bagian ini memuat soal-soal latihan mengenai Bangun Ruang
Sisi Lengkung. Gambar 29 merupakan tampilan halaman latihan
soal.
Gambar 29. Tampilan Latihan Soal
10) Daftar Pustaka
88
Bagian ini berisi referensi yang digunakan penulis dalam
penyusunan LKS. Gambar 30 berikut ini merupakan tampilan daftar
pustaka.
Gambar 30. Tampilan Daftar Pustaka
11) Kunci Jawaban
Lembar kunci jawaban memiliki tampilan dan isi yang sama
dengan LKS untuk siswa. Namun, lembar kunci jawaban disertai
dengan kunci jawaban. Gambar 31 merupakan tampilan lembar
kunci jawaban.
Gambar 31. Tampilan Lembar Kunci Jawaban
f. Penyuntingan LKS
89
LKS yang dikembangkan kemudian dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing untuk mendapat saran perbaikan. Setelah disetujui oleh
dosen pembimbing kemudian LKS divalidasikan ke validator.
g. Penilaian LKS
Pada tahap ini, LKS diserahkan kepada ahli materi, ahli media dan
guru matematika untuk diberi penilaian. Penilaian LKS oleh ahli materi,
ahli media, dan guru matematika berturut-turut dilakukan oleh Ibu Nila
Mareta Murdiyani, S.Pd., M.Sc., Ibu Kuswari Hernawati, M.Kom., Ibu
Fida Alfarina, S.Pd., Si. Hasil penilaian kualitas LKS oleh ahli materi
dan ahli media disajikan pada Tabel 18 dan Tabel 19 secara berurutan.
Tabel 18. Hasil Penilaian Kualitas LKS oleh Ahli Materi
Aspek Penilaian Rata-rata Skor Rata-
rata
Kriteria
Ahli
Materi
Guru
Kesesuaian LKS dengan
syarat Didaktif
4,75 4,25 4,5 Sangat Valid
Kualitas Isi Materi LKS 4 4,21 4,11 Valid
Kesesuaian LKS dengan
Pendekatan PMRI
4,2 4,8 4,5 Sangat Valid
Skor Rata-rata Keseluruhan 4,26 Sangat Valid
Tabel 19. Hasil Penilaian Kualitas LKS oleh Ahli Media
Aspek Penilaian Rata-rata Skor Rata-
rata
Kriteria
Ahli Media Guru
Kesesuaian LKS dengan
syarat Konstruksi
4,22 3,78 4 Valid
Kesesuaian LKS dengan
syarat Teknis
4,14 4,21 4,18 Valid
Skor Rata-rata Keseluruhan 4,11 Valid
Penilaian LKS oleh dosen ahli materi, dosen ahli media dan guru
matematika disajikan pada Lampiran C.3, C.4, dan C.5 secara
berurutan. Tabulasi data penilaian kualitas LKS oleh ahli materi dan
ahli media disajikan pada Lampiran D.2 dan D.3 secara berurutan.
90
h. Revisi LKS
Berikut merupakan revisi LKS berdasarkan komentar dan saran
dari validator.
1) Bingkai gambar ilustrasi terlalu tebal dan menonjol. Bingkai
sebaiknya dihilangkan atau dipertipis.
Gambar 32. Ilustrasi Sebelum Revisi Gambar 33. Ilustrasi Setelah Revisi
2) Penulisan sumber gambar ilustrasi tidak konsisten. Sebaiknya letak
penulisan sumber pada gambar diseragamkan.
Gambar 34. Ilustrasi Sebelum Revisi
Gambar 35. Ilustrasi Setelah Revisi
3) Ukuran simbol karakteristik PMRI kurang besar dan menonjol.
Gambar 36. Simbol Karakteristik
PMRI Sebelum Revisi
Gambar 37. Simbol Karakteristik
PMRI Setelah Revisi
91
4) Gambar ilustrasi pada soal nomor 2 LKS 2 kurang proporsional.
Gambar 38. Ilustrasi Sebelum Revisi
Gambar 39. Ilustrasi Setelah Revisi
5) Mengganti tulisan “Latihan Soal” dengan “Kegiatan 1.3”.
Gambar 40. Latihan Soal Sebelum Revisi
Gambar 41. Latihan Soal Setelah Revisi
6) Kolom Hasil Konstruksi perlu diberi petunjuk dalam pengisian.
92
Gambar 42. Hasil Konstruksi
Sebelum Revisi
Gambar 43. Hasil Konstruksi
Setelah Revisi
7) Mengganti kalimat “luas selimut” menjadi “luas pemukaan” pada
Kompetensi Dasar.
Gambar 44. Kompetensi Dasar Sebelum Revisi
Gambar 45. Kompetensi Dasar Setelah Revisi
8) Perbaikan kalimat pada soal nomor 3 LKS 2 halaman 24.
Gambar 46. Soal Nomor 3 Sebelum Revisi
Gambar 47. Soal Nomor 3 Setelah Revisi
9) Perbaikan kalimat pada pertanyaan no.4 halaman 30.
93
Gambar 48. Soal Nomor 4 Sebelum Revisi
Gambar 49. Soal Nomor 4 Setelah Revisi
10) Perbaikan kata “lingkan” menjadi “lingkaran” pada pertanyaan no.4
halaman 30.
11) Penambahan kata “gambar” pada pertanyaan no.8 halaman 31.
Gambar 50. Pertanyaan 8 Sebelum Revisi
Gambar 51. Pertanyaan 8 Setelah Revisi
12) Soal nomor 2 halaman 35 tidak relevan dengan materi. Materi sudut
ada di kelas VIII, sedangkan yang dibahas adalah materi luas selimut
kerucut.
Gambar 52. Soal Nomor 2 Sebelum Revisi
Gambar 53. Soal Nomor 2 Setelah Revisi
13) Soal nomor 2 LKS 4 rancu dengan soal nomor 5 LKS 1.
Gambar 54. Soal Nomor 2 LKS 4 Sebelum Revisi
94
Gambar 55. Soal Nomor 2 LKS 4 Setelah Revisi
14) Pergantian ukuran jari-jari bumi menjadi 6.371 km pada soal nomor
3 halaman 48 agar lebih kontekstual.
15) Gambar yang digunakan pada konteks LKS 5 kurang baik. Siswa
bisa menebak jawaban hanya dengan melihatnya.
Gambar 56. Konteks Sebelum Revisi
Gambar 57. Konteks Setelah Revisi
4. Tahap Implementation (Implementasi)
Setelah tahap pengembangan, selanjutnya adalah tahap implementasi.
Pada tahap ini dilakukan uji coba perangkat pembelajaran, pengisian
lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, tes hasil belajar, dan
pembagian angket respon siswa. Berikut merupakan penjelasan hasil
kegiatan pada tahap implementasi.
a. Uji Coba Perangkat Pembelajaran
Uji coba dilakukan di SMP IT Alam Nurul Islam Yogyakarta. Uji
coba dilakukan pada tanggal 4-11 Juni 2016 dengan subjek penelitian
siswa kelas IX A yang berjumlah 20 orang. Berdasarkan kesepakatan
peneliti dan guru, proses uji coba perangkat pembelajaran dilakukan
oleh peneliti. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan RPP dan
95
LKS dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia.
Pada awal pembelajaran, siswa diberikan apersepsi yang berkaitan
dengan materi yang akan disampaikan. Selanjutnya, siswa dibagi
menjadi 5 kelompok yang berisi 4 siswa yang memiliki kemampuan
berbeda. Sebelum memulai diskusi, peneliti menjelaskan manfaat dan
cara penggunaan LKS. Setelah paham dengan cara penggunaan LKS,
siswa melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing untuk
mengerjakan kegiatan dalam LKS.
Gambar 58. Siswa Berdiskusi Dalam Kelompok
Pada saat diskusi kelompok berjalan, peneliti berkeliling untuk
memantau jalannya diskusi dan membimbing siswa yang merasa
ada kesulitan. Beberapa siswa masih belum jelas dengan petunjuk
dalam LKS juga ada beberapa siswa memerlukan bantuan tentang
cara penyelesaian masalah/soal pada LKS.
96
Gambar 59. Peneliti Mendampingi Diskusi Siswa
Setelah siswa melakukan diskusi, peneliti memberikan kesempatan
kepada salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok. Setelah hasil diskusi selesai dipresentasikan, kelompok lain
menyetujui, menambahi, dan/atau menyanggah hasil diskusi tersebut.
Kemudian siswa dibimbing untuk mengkonfirmasi jawaban
penyelesaian yang benar. Setelah itu, siswa mengisi Hasil Konstruksi
pada LKS.
Gambar 60. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompok
Pada akhir pembelajaran, siswa mengerjakan satu atau beberapa
soal yang terdapat di LKS dalam rangka penilaian hasil pembelajaran.
Kemudian, siswa dibimbing untuk membuat kesimpulan pembelajaran.
Sebelum kegiatan pembelajaran berakhir, penelitian menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
b. Pengisian Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Guru matematika selaku observer (pengamat) mengamati proses
pembelajaran yang berlangsung. Dari hasil pengamatan tersebut
kemudian guru matematika mengisi lembar observasi keterlaksanaan
97
pembelajaran. Hasil analisis lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran disajikan pada Tabel 20 berikut ini.
Tabel 20. Hasil Analisis Lembar Observasi Keterlaksanaan
Pembelajaran
Pertemuan ke- Persentase Kriteria
1 100% Sangat Praktis
2 100% Sangat Praktis
3 100% Sangat Praktis
4 84,61% Praktis
5 100% Sangat Praktis
Rata-rata 96,92% Sangat Praktis
Berdasarkan Tabel 20, diketahui bahwa pembelajaran
menggunakan pendekatan PMRI telah terlaksana sehingga RPP
dikatakan sangat praktis dengan persentase 96,92%. Contoh pengisian
lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran disajikan pada Lampiran
C.6 sedangkan tabulasi hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran
disajikan pada Lampiran D.4.
c. Angket Respon Siswa
Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui kelayakan LKS
berdasarkan aspek kepraktisan. Tabel 21 merupakan hasil angket respon
siswa SMP IT Alam Nurul Islam Yogyakarta.
Tabel 21. Hasil Angket Respon Siswa
Aspek Penilaian Rata-rata
Penilaian
Kriteria
Kemudahan 2,88 Praktis
Kemanfaatan 2,97 Praktis
Rata-rata 2,93 Praktis
Berdasarkan hasil data angket respon siswa, diperoleh hasil bahwa
perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria praktis.
98
Contoh pengisian angket respon siswa dapat dilihat pada Lampiran C.7
dan tabulasi angket respon siswa dapat dilihat pada Lampiran D.5.
d. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui kelayakan perangkat
pembelajaran berdasarkan aspek keefektifan. Hasil tes belajar siswa
SMP IT Alam Nurul Islam Yogyakarta disajikan pada Tabel 22 berikut
ini.
Tabel 22. Analisis Hasil Tes Belajar Siswa SMP IT Alam Nurul
Islam Yogyakarta
Ketuntasan Siswa Jumlah KKM
Siswa yang tuntas 15
70 Siswa yang tidak tuntas 5
Persentase ketuntasan belajar 75 %
Contoh pengisian tes hasil belajar siswa disajikan pada Lampiran
C.8 sedangkan hasil tes belajar siswa selengkapnya disajikan pada
Lampiran D.6.
Berdasarkan hasil tes belajar diketahui bahwa persentase
ketuntasan belajar SMP IT Alam Nurul Islam Yogyakarta sebesar 75%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang
dikembangkan memenuhi aspek keefektifan.
5. Tahap Evaluation (Evaluasi)
Tahap terakhir dalam pengembangan perangkat pembelajaran adalah
tahap evaluation (evaluasi). Pada tahap ini, kesalahan dan kekurangan
yang terjadi selama proses penelitian dianalisis kemudian dijadikan
pedoman dalam memperbaiki perangkat pembelajaran. Kesalahan-
99
kesalahan tersebut antara lain adalah kesalahan penulisan pada beberapa
bagian RPP dan LKS.
B. Pembahasan
Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas, diperoleh perangkat
pembelajaran berupa RPP dan LKS bangun ruang sisi lengkung dengan
pendekatan PMRI yang dikembangkan berdasarkan model pengembangan
ADDIE dengan tahap analysis, design, development, implementation, dan
evaluation. Perangkat pembelajaran dengan pendekatan PMRI yang diperoleh
setelah melewati lima tahapan pengembangan tersebut disajikan pada
Lampiran F1 dan F2.
Perangkat pembelajaran berupa RPP yang dikembangkan telah dinilai
oleh satu dosen ahli dan satu guru matematika sedangkan LKS yang
dikembangkan telah dinilai oleh satu dosen ahli materi, satu dosen ahli media,
dan satu guru matematika. Berdasarkan hasil analisis penilaian kualitas RPP,
diperoleh rata-rata skor sebesar 4,46 dari skor maksimal 5 dengan kriteria
penilaian sangat valid. Hasil tersebut menunjukkan bahwa RPP dengan
pendekatan PMRI yang dikembangkan telah sesuai dengan standar RPP yang
baik menurut Lampiran Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses. Meski telah mencapai kriteria sangat valid, berdasarkan Tabel 17,
aspek materi ajar memiliki skor rendah dibandingkan dengan aspek penilaian
yang lain yaitu sebesar 4 dengan kriteria valid. Agar RPP yang dikembangkan
lebih baik, berdasarkan saran yang diberikan oleh penilai, materi perlu
dijabarkan agar dapat memfasilitasi kemampuan siswa yang beragam.
100
Berdasarkan hasil analisis penilaian kualitas LKS oleh ahli materi,
diperoleh rata-rata skor sebesar 4,26 dari skor maksimal 5 dengan kriteria
penilaian sangat valid. Hasil tersebut menunjukkan bahwa LKS dengan
pendekatan PMRI yang dikembangkan telah sesuai dengan kriteria LKS yang
baik berdasarkan syarat didaktik menurut Hendro Darmodjo dan R.E. Kaligis,
syarat kualitas isi materi menurut Hermawan dan syarat kesesuaian dengan
pendekatan PMRI. Berdasarkan hasil analisis penilaian kualitas LKS oleh ahli
media, diperoleh skor rata-rata sebesar 4,11 dari skor maksimal 5 dengan
kriteria penilaian valid. Hasil tersebut menunjukkan bahwa LKS dengan
pendekatan PMRI yang dikembangkan telah sesuai dengan kriteria LKS yang
baik berdasarkan syarat konstruksi dan syarat teknis menurut Hendro
Darmodjo dan R.E. Kaligis. Berdasarkan hasil analisis penilaian kualitas LKS
oleh ahli materi dan media diperoleh rata-rata untuk keseluruhan sebesar 4,19
dengan kriteria valid. Selain itu, berdasarkan kedua hasil analisis tersebut,
dapat disimpulkan bahwa kualitas media memiliki skor lebih rendah
dibandingkan dengan aspek kualitas materi yaitu sebesar 4,11 dengan kriteria
valid. Hal tersebut menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan lebih
menonjol pada aspek kualitas materi. Agar LKS yang dikembangkan lebih
baik, peneliti melakukan perbaikan pada aspek penampilan dan penggunaan
warna, sesuai dengan saran dari ahli media.
Setelah dilakukan penilaian dan revisi terhadap perangkat pembelajaran,
kemudian dilakukan implementasi perangkat pembelajaran di kelas IX A
SMP IT Alam Nurul Islam Yogyakarta. Tahap implementasi diawali dengan
101
pemberian apersepsi terkait materi yang akan dipelajari. Setelah itu,
dilanjutkan dengan pemberian konteks yang berisi masalah realistik untuk
membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Siswa kemudian dibagi menjadi 5
kelompok kecil beranggotakan 4 siswa dengan kemampuan yang berbeda
untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan dalam LKS yang berisi matematisasi
untuk dapat menyelesaikan permasalahan pada konteks. Kegiatan siswa
berdiskusi dalam kelompok kecil ini merupakan kegiatan interaktivitas.
Selama proses diskusi, peneliti berkeliling untuk memantau jalannya
diskusi dan membimbing siswa yang merasa ada kesulitan. Proses
pembimbingan siswa oleh peneliti merupakan salah satu bentuk interaktivitas.
Setelah selesai berdiskusi, kemudian salah satu kelompok mempresentasakan
hasil diskusi di depan kelas. Kegiatan presentasi juga termasuk dalam
kegiatan interaktivitas.
Siswa kemudian dibimbing oleh guru untuk mengkonfirmasi jawaban
yang benar setelah kegiatan presentasi selesai. Setelah itu, siswa akan mengisi
Hasil Konstruksi pada LKS sebagai bentuk bentuk aktivitas pemanfaatan
hasil konstruksi siswa. Di akhir pertemuan, siswa melakukan penilaian hasil
belajar dengan mengerjakan soal latihan pada LKS. Keberadaan soal
merupakan salah satu bentuk keterkaitan antar konsep dalam matematika.
Selama kegiatan implementsai berlangsung, guru sebagai observer
mengamati proses pembelajaran dan mengisi lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis observasi keterlaksanaan
pembelajaran diperoleh persentase rata-rata sebesar 96,92% dengan kriteria
102
sangat praktis. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran
dengan pendekatan PMRI telah terlaksana sesuai dengan rencana yang
terdapat pada RPP. Meski telah mencapai kriteria sangat praktis, berdasarkan
Tabel 20, persentase keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan keempat
rendah dibanding dengan persentase pada pertemuan yang lain, yaitu sebesar
84,61%. Hal tersebut diduga karena kegiatan diskusi kelompok yang
dilakukan kurang efesien ditinjau dari waktu pelaksanaanya.
Setelah kegiatan implementasi perangkat pembelajaran selesai
dilaksanakan, siswa melakukan tes hasil belajar. Berdasarkan analisis tes hasil
belajar, diperoleh persentase ketuntasan sebesar 75%. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan efektif
untuk digunakan dalam pembelajaran.
Selain melakukan tes hasil belajar, siswa juga mengisi angket respon
siswa untuk mengetahui kepraktisan LKS yang dikembangkan. Berdasarkan
hasil analisis angket respon siswa, dapat disimpulkan bahwa LKS mudah
digunakan oleh siswa untuk belajar. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata skor
pada aspek penilaian kemudahan sebesar 2,88 dari skor maksimal 4 dengan
kriteria penilaian praktis. Selain itu, LKS hasil analisis angket respon siswa
juga menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan membantu siswa dalam
mempelajari materi bangun ruang sisi lengkung. Hal ini ditunjukkan oleh
rata-rata skor pada aspek penilaian kemanfataan sebesar 2,97 dari skor
maksimal 4 dengan kriteria penilaian praktis. Berdasarkan hasil analisis
angket respon siswa diperoleh rata-rata untuk keseluruhan aspek sebesar 2,93
103
dengan kriteria praktis. Meski telah mencapai kriteria praktis, berdasarkan
Tabel 22, aspek kemudahan memiliki skor rendah dibandingkan dengan
aspek kemanfaatan. Hal tersebut diduga karena instruksi dan kegiatan di
dalam LKS masih belum sesuai dengan karakteristik siswa sehingga siswa
masih mengalami kesulitan dalam menggunakan LKS.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perangkat
pembelajaran Bangun Ruang Sisi Lengkung dengan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia yang dikembangkan memenuhi kriteria valid,
praktis, dan efektif.
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran adalah
sebagai berikut.
1. Uji coba perangkat pembelajaran hanya dapat dilakukan di satu sekolah.
2. Perangkat pembelajaran materi bangun ruang sisi lengkung dengan
pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia sebagai revisi dari
masukan pada saat implementasi tidak sempat diujicobakan kembali
karena keterbatasan waktu.