Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kondisi Awal
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang
terjadi di kelas V SD N Ngajaran 02.Langkah pertama yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah pengamatan kegiatan belajar mengajar di kelas. Observasi
dilaksanakan selama 2 minggu dalam pembelajaran matematika sejak tanggal 17
Februari sampai dan 2 Maret 2016. Hasil observasi menunjukkan bahwa proses
kegiatan belajar mengajar lebih didominasi guru, Guru menjelaskan materi
dengan metode ceramah kemudian dilanjutkan dengan pemberian pertanyaan
kepada siswa. Adapun pada proses latihan soal, Guru hanya menunjuk siswa yang
dianggap bisa untuk mengerjakan soal di papan tulis. Selama proses pembelajaran
terlihat bahwa siswa kurang bersemangat. Hal ini dapat dilihat darisedikitnya
siswa yang langsung mencoba mengerjakan soal guru memberikan pertanyaan
sebagian besar dari mererka menunggu jawaban guru atau jawaban dari teman
yang mengerjakan di papan tulis.
Hasil dari proses pembelajaran tersebut tidak optimal. Hal ini salah satunya
dilihat dari rekap hasil ulangan harian yang ditampilkan pada Tabel 4.1. Meskipun
nilai tertinggi yang diraih siswa sebesar 80, namun masih terdapat siswa yang
mendapat nilai 55. Rata-rata dari 12 siswa tersebut hanya mencapai 64. Nilai ini
masih di bawah KKM di tentukan yaitu 65. Selain itu, siswa yang masuk dalam
kategori tuntas juga hanya mencapai 33,33%, Adapun yang 66,67% lainya tidak
mencapai KKM. Hal ini tidak sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang
telah ditetapkan dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD N
Ngajaran 02 yang menyatakan bahwa suatu kelas dikatakan telah tuntas
belajarnya apabila sekurang-kurangnya 75% siswa telah mencapai KKM. Oleh
karena itu perlu adanya tindakan perbaikan guna meningkatkan hasil belajar
matematika pada kelas V SD N Ngajaran 02. Salah satunya dengan dilakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
54
55
Tabel 12 Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika pada Pra Siklus
Jumlah Siswa
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Nilai Rata-Rata Kelas
Siswa yang Tuntas Siswa yang Belum
Tuntas
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
12 80 55 64 4 33,33% 8 66,67%
4.2 Deskripsi Siklus I
Penelitian pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 13 sampai dengan tanggal
18 April 2016 selama 3 kali pertemuan. Masing-masing pertemuan dilaksanakan
pukul 07.00 - 08.10 WIB. Kegiatan Siklus I meliputi 4 tahap, yaitu perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil pengamatan atau observasi, dan refleksi.
Berikut uraian diketiga pertemuan ditinjau dari 4 tahap tersebut.
4.2.1 Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan diperlukan sebagai pedoman pada pelaksanaan
tindakan dalam pembelajaran. Perencanaan pembelajaran disusun dengan
memperhatikan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Berikut
kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan.
a) Diskusi dengan guru untuk menentukan materi dan waktu pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
b) Menyusun skenario pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT.
c) Menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan
skenario yang telah ada. Diantaranya menyiapkan: Kartu Pecahan senilai dan
Kartu Desimal senilai untuk pembagian kelompok, Identitas kelompok untuk
mempermudah penamaan kelompok; Topi bernomor dan berwarna sebagai
identitas siswa; Pembuatan Sumpit Bernomor dan Berwarna untuk proses
pemanggilan siswa; Mendesain Lembar Kerjas Siswa (LK) untuk
mempermudah jalannya head together (diskusi kelompok), membuat Rewards
sticker smile untuk hadiah kepada siswa yang mengerjakan soal.
d) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai skenario dan
berdasarkan standar proses KTSP (RPP dapat dilihat pada Lampiran 2)
56
e) Menyusun lembar observasi untuk kegiatan guru (Lampiran 8) dan lembar
observasi untuk aktifitas belajar siswa (Lampiran 9).
f) Membuat instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
pada siklus I. Kisi-kisi dapat dilihat pada Lampiran 3. Adapun instrumen tes
dapat dilihat pada Lampiran 4.
g) Mencari pakar untuk memvalidasi instrument yang disusun.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Penelitian pada siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan yaitu pada
tanggal 13 sampai dengan tangal 18 April 2016 selama 3 kali pertemuan. Pada
siklus I ini Standar Kompetensi yang direncanakan untuk dikuasai oleh siswa
adalah “Menggunakan Pecahan dalam pemecahan masalah”, dengan Kompetensi
Dasar yang digunakan adalah “Mengalikan dan membagi berbagai bentuk
pecahan”. Adapun indikator tersebut dari Perkalian Pecahan “Perkalian Bilangan
Bulat dengan Pecahan Biasa, Perkalan Bilangan Bulat dengan Pecahan Campuran,
Perkalian Pecahan Biasa dengan Pecahan Biasa, Perkalian Pecahan Biasa dengan
Kebalikannya, Perkalian Bilangan Bulat dan Bilangan Desimal, dan Perkalian
Bilangan Desimal dan Desimal”, masing-masing pertemuan dilaksanakan pukul
07.00 - 08.10 WIB. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh peneliti yang
bertindak sebagai guru, adapun guru kelas V bertindak sebagai observer. Berikut
deskripsi setiap pertemuan pada siklus I.
4.2.2.1 Pertemuan I
Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari Rabu tanggal 13 April 2016 pukul 07.00 WIB sampai pukul 08.10 WIB (jam
ke-1 sampai ke-2). Siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah 11 siswa dari
12 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Dalam
pertemuan pertama ini siswa yang tidak masuk atas nama Isti Kurniawati dengan
keterangan sakit.
a. Kegiatan Pendahuluan
Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan pertama diawali dengan
mengkondisikan kelas yaitu meminta ketua kelas untuk memimpin doa. Guru
57
memberi salam dan menanyakan kabar siswa. Sesuai rencana yang dibuat, guru
melakukan absensi dengan cara yang efisien yaitu dengan menanyakan siswa
yang tidak hadir. Dalam pertemuan ini, siswa atas nama Isti Kurniawati tidak
hadir dengan keterangan sakit.
Guna menumbuhkan motivasi, guru menayangkan sebuah video “Bebek”.
Video ini berisi tentang beberapa anak bebek yang berusaha untuk menaiki
tangga. Video ini mengajarkan tentang bagaimana siswa harus Terus Berusaha,
Pantang Menyerah, Toleransi, dan Kesabaran. Video ini ditayangkan agar
mengunggah rasa toleransi. Hal ini diperlukan untuk menunjang proses diskusi
pada langkah pembelajaran berikutnya.
Sebagai apersepsi, guru menanyakan materi sebelumnya kemudian mengajak
siswa untuk menyanyikan lagu “Tik Tik Tik Ayo Ingat Pecahan Biasa”. Lagu ini
berisi tentang apa itu pecahan dan contoh bilangan pecahan dengan nada lagu
“Tik Tik Bunyi Hujan” Guru kemudian mengajukan pertanyaan tentang lagu
tersebut. Pertanyaan yang diajukan diantaranya. “Apa itu pecahan?” Manakah
yang dinamakan dengan pembilang? Manakah yang dinamakan dengan penyebut?
Berikan contoh bilangan pecahan”. Pada tahap ini, siswa telah dapat menjawab
pertanyaan guru.
Langkah selanjutnya, guru menyampaikan dan menulis tujuan pembelajaran di
papan tulis. Guru sengaja menulis di papan tulis agar dapat membantu siswa
dalam menuliskan tujuan pembelajaran ini di buku catatan masing-masing. Untuk
selanjutnya, guru memberi kesempatan siswa untuk mencatat tujuan tersebut.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan eksplorasi, dimulai dari tahap I, yaitu pembentukan kelompok. Guru
membagi siswa menjadi 4 kelompok, guru membagi kartu pecahan ( , , , , ,
, , , , dan ) kepada masing-masing siswa. Siswa mencari meja
dengan nilai pecahan yang sama dan bergabung dengan kelompoknya.
Selanjutnya guru meletakkan identitas kelompok dan memberi nama kelompok
sesuai identitas kelompok ( kelompok merah muda, kelompok merah tua,
58
kelompok biru muda, dan kelompok biru tua) yang ada di meja masing-masing
kelompok sesuai dengan warna yang ada pada meja.
Selanjutnya sebagai tahap penomoran, guru membagikan topi bernomor (1,2,
dan 3) yang nomornya berwarna (Merah Muda, Merah Tua, Biru Muda dan Biru
Tua). Kemudian siswa mengenakan topi bernomor (1,2, dan 3) yang nomornya
berwarna (Merah Muda, Merah Tua, Biru Muda dan Biru Tua).
Sebagai kegiatan elaborasi, guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa)
kepada seluruh siswa. (LK dapat dilihat pada Lampiran III). LK berisi tentang
materi Perkalian Pecahan Bulat dengan Pecahan Biasa dan Perkalian Bilangan
Bulat dengan Pecahan Campuran. Kelompok berdiskusi tentang materi tersebut
dan anggota kelompok mempunyai tugas untuk mengerjakan soal yang sama.
Selanjutnya sebagai tahap berpikir bersama, siswa diberi kesempatan untuk
berdiskusi dalam mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) soal nomor 1 sampai
dengan 3.
Sebagai tahap pemanggilan siswa, guru mengambil sumpit bernomor
(memilih nomor pada kepala bernomor yang dikenakan oleh siswa) dilanjut
mengambil sumpit berwarna (memilih warna kelompok pada identitas kelompok).
Guna menjawab soal nomor 1, guru mengambil 1 sumpit berwarna dan 1 sumpit
bernomor. Sebagai contoh, guru mengambil sumpit bernomor secara acak dan
memperoleh nomor 1, selanjutnya guru mengambil sumpit berwarna secara acak
dan memperoleh warna Merah, siswa yang memperoleh nomor 1 berwarna Merah
Muda dan Merah Tua diminta untuk mempersiapkan jawaban mereka untuk
dibahas di papan tulis. Jadi ada 2 siswa yang mengerjakan soal yang sama di
papan tulis yang masing-masing siswa berasal dari 2 kelompok yang berbeda
yaitu kelompok Merah Muda dan kelompok Merah Tua. Langkah ini dilakukan
berulang kali sehingga soal di nomor 2 sampai dengan soal di nomor 3
terselesaikan. Proses ini berulang untuk materi Perkalian Pecahan Biasa dengan
Pecahan Biasa, dan Perkalian Bilangan Pecahan dengan Kebalikannya. Meskipun
demikian, guru melakukan variasi dalam teknik pemanggilan siswa. Untuk soal
nomor ganjil, guru mengambil sumpit bernomor baru mengambil sumpit
berwarna. Adapun untuk soal nomor genap, guru mengambil sumpit berwarna
59
baru mengambil sumpit bernomor. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan
antusias siswa dalam mengerjakan soal.
Dalam kegiatan konfirmasi, guru meminta 2 siswa terpilih untuk mengerjakan
soal nomor 1 di papan tulis (tahap menjawab). Untuk mengerjakan soal di papan
tulis tanpa membawa LK. Guru bersama siswa lainnya mengoreksi hasil
pekerjaan teman yang ada di papan tulis. Apabila ada kesalahan guru
mempersilahkan siswa yang lain untuk mengoreksi kesalahan dari teman mereka.
Siswa yang mampu mengerjakan soal dengan benar akan diberi rewards berupa
sticker smile. Tiga sticker smile diberikan jika jawaban benar dan mengerjakan
paling cepat, dua sticker smile jika jawaban benar namun selesai lebih lambat, dan
satu sticker smile jika jawaban salah (karena sudah berani maju ke depan).
Selanjutnya sebagai tahap konfirmasi, guru memberikan soal individu kepada
siswa dan seluruh siswa diminta mengerjakan soal secara individu. (Soal individu
dapat dilihat pada Lampiran IV).
c. Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Guru memberi bantuan
berupa contoh soal sehingga siswa dapat menyebutkan 4 sub materi yang telah
dipelajari yaitu Perkalian Pecahan Bulat dengan Pecahan Biasa, Perkalian
Bilangan Bulat dengan Pecahan Campuran, Perkalian Pecahan Biasa dengan
Pecahan Biasa, dan Perkalian Bilangan Pecahan dengan kebalikannya. Guru
memberikan tindak lanjut berupa Pekerjaan Rumah. Siswa diminta mengerjakan
PR, PR diberikan dalam bentuk lembaran kertas. PR dapat dilihat pada lampiran
dari RPP (Lampiran V). Guru memberi salam penutup dan mengajak siswa berdoa
sesuai kepercayaan masing-masing. Setelah selesai, siswa diminta mempersiapkan
diri untuk mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya.
4.2.2.2 Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan kedua dilaksanakan pada
hari Kamis tanggal 14 April 2016 pukul 07.00 WIB sampai pukul 08.10 WIB
(jam ke-1 sampai ke-2). Siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah 11siswa
dari 12 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Dalam
60
pertemuan kedua ini siswa atas nama Isti Kurniawati masih tidak masuk sekolah
dengan keterangan sakit.
a. Kegiatan Pendahuluan
Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan kedua diawali dengan
mengkondisikan kelas yaitu meminta ketua kelas untuk memimpin doa. Guru
memberi salam dan menanyakan kabar siswa. Sesuai rencana yang dibuat, guru
melakukan absensi dengan cara yang efisien yaitu dengan menanyakan siswa
yang tidak hadir. Dalam pertemuan ini, siswa atas nama Isti Kurniawati tidak
hadir dengan keterangan sakit. Sebagai apersepsi, guru menanyakan materi
sebelumnya kemudian mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Desimal-
Desimal”. Lagu ini berisi tentang apa itu desimal dan contoh bilangan desimal
dengan nada lagu “Pelangi-Pelangi” Guru kemudian mengajukan pertanyaan
tentang lagu tersebut. Pertanyaan yang diajukan diantaranya.“Apa itu desimal?”
Manakah yang dinamakan dengan pembilang? Manakah yang dinamakan dengan
penyebut? Berikan contoh bilangan desimal”. Pada tahap ini, siswa telah dapat
menjawab pertanyaan guru. Langkah selanjutnya, guru menyampaikan dan
menulis tujuan pembelajaran di papan tulis. Guru sengaja menulis di papan tulis
agar dapat membantu siswa dalam menuliskan tujuan pembelajaran ini di buku
catatan masing-masing. Untuk selanjutnya, guru memberi kesempatan siswa
untuk mencatat tujuan tersebut.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan eksplorasi, dimulai dari tahap I, yaitu pembentukan kelompok. Guru
membagi siswa menjadi 4 kelompok, guru membagi kartu desimal ( , 0,3, 0,4,
0,02, 0,03, 0,04, 0,002, 0,003, 0,004, 0,0002, 0,0003, dan 0,0004) kepada masing-
masing siswa. Siswa mencari meja dengan nilai pecahan yang sama dan
bergabung dengan kelompoknya. Selanjutnya guru meletakkan identitas
kelompok dan memberi nama kelompok sesuai identitas kelompok ( kelompok
merah muda, kelompok merah tua, kelompok biru muda, dan
kelompok biru tua) yang ada di meja masing-masing kelompok sesuai dengan
warna yang ada pada meja.
61
Selanjutnya sebagai tahap penomoran, guru membagikan topi bernomor (1,2,
dan 3) yang nomornya berwarna (Merah Muda, Merah Tua, Biru Muda dan Biru
Tua). Kemudian siswa mengenakan topi bernomor (1,2, dan 3) yang nomornya
berwarna (Merah Muda, Merah Tua, Biru Muda dan Biru Tua).
Sebagai kegiatan elaborasi, guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa)
kepada seluruh siswa. (LK dapat dilihat pada Lampiran III). LK berisi tentang
materi Perkalian Bilangan Bulat dengan Pecahan Desimal. Kelompok berdiskusi
tentang materi tersebut dan anggota kelompok mempunyai tugas untuk
mengerjakan soal yang sama.
Selanjutnya sebagai tahap berpikir bersama, siswa diberi kesempatan untuk
berdiskusidalam mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) soal nomor 1 sampai
dengan 3.
Sebagai tahap pemangilan siswa, guru mengambil sumpit bernomor (memilih
nomor pada kepala bernomor yang dikenakan oleh siswa) dilanjut mengambil
sumpit berwarna (memilih warna kelompok pada identitas kelompok). Guna
menjawab soal nomor 1, guru mengambil 1 sumpit berwarna dan 1 sumpit
bernomor. Sebagai contoh, guru mengambil sumpit bernomor secara acak dan
memperoleh nomor 1, selanjutnya guru mengambil sumpit berwarna secara acak
dan memperoleh warna Merah, siswa yang memperoleh nomor 1 berwarna Merah
Muda dan Merah Tua diminta untuk mempersiapkan jawaban mereka untuk
dibahas di papan tulis. Jadi ada 2 siswa yang mengerjakan soal yang sama di
papan tulis yang masing-masing siswa berasal dari 2 kelompok yang berbeda
yaitu kelompok Merah Muda dan kelompok Merah Tua. Langkah ini dilakukan
berulang kali sehingga soal di nomor 2 sampai dengan soal di nomor 3
terselesaikan. Proses ini berulang untuk materi Perkalian Pecahan Desimal dengan
Desimal. Meskipun demikian, guru melakukan variasi dalam teknik pemanggilan
siswa. Untuk soal nomor ganjil, guru mengambil sumpit bernomor baru
mengambil sumpit berwarna.Adapun untuk soal nomor genap, guru mengambil
sumpit berwarna baru mengambil sumpit bernomor. Hal ini bertujuan untuk
menumbuhkan antusias siswa dalam mengerjakan soal.
62
Dalam kegiatan konfirmasi, guru meminta 2 siswa terpilih untuk mengerjakan
soal nomor 1 di papan tulis (tahap menjawab). Untuk mengerjakan soal di papan
tulis tanpa membawa LK.Guru bersama siswa lainnya mengoreksi hasil pekerjaan
teman yang ada di papan tulis. Apabila ada kesalahan guru mempersilahkan siswa
yang lain untuk mengoreksi kesalahan dari teman mereka. Siswa yang mampu
mengerjakan soal dengan benar akan diberi rewards berupa sticker smile. Tiga
sticker smile diberikan jika jawaban benar dan mengerjakan paling cepat, dua
sticker smile jika jawaban benar namun selesai lebih lambat, dan satu sticker smile
jika jawaban salah (karena sudah berani maju ke depan).
Selanjutnya sebagai tahap konfirmasi, guru memberikan soal individu kepada
siswa dan seluruh siswa diminta mengerjakan soal secara individu. (Soal individu
dapat dilihat pada Lampiran IV).
c. Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Guru memberi bantuan
berupa contoh soal sehingga siswa dapat menyebutkan 2 sub materi yang telah
dipelajari yaitu Perkalian Bilangan Bulat dengan Pecahan Desimal dan Perkalian
Pecahan Desimal dengan Desimal. Guru memberikan tindak lanjut berupa
Pekerjaan Rumah. Siswa diminta mengerjakan PR, PR diberikan dalam bentuk
lembaran kertas. PR dapat dilihat pada lampiran dari RPP (Lampiran V). Guru
memberi salam penutup dan mengajak siswa berdoa sesuai kepercayaan masing-
masing. Setelah selesai, siswa diminta mempersiapkan diri untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran selanjutnya.
4.2.2.3 Pertemuan III
Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari selasa tanggal 18 April 2016 pukul 07.00 WIB sampai pukul 08.10 WIB (jam
ke-1 sampai ke-2). Siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah 11 siswa dari
12 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Dalam
pertemuan pertama ini siswa yang tidak masuk atas nama Isti Kurniawati dengan
keterangan sakit.
63
a. Kegiatan Awal
Pada pertemuan III ini siswa diberikan soal evaluasi untuk mengukur hasil
belajar setelah melakukan pembelajaran menggunakan model Numbered Head
Together. Sebelumnya pembelajaran diawali dengan berdoa dahulu dipimpin oleh
ketua kelas. Setelah selesai, guru memberi salam. Guru mengajak untuk
membahas PR yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu,
siswa diajak mengingat kembali lagu yang berhubungan dengan perkalian
pecahan yaitu lagu “Tik Tik Tik Ayo Ingat Pecahan Biasa” dan lagu “Desimal-
Desimal.
b. Kegiatan Inti
Guru menginformasikan bahwa tes akan segera dilakukan. Tes ini merupakan
tes individu. Siswa diberikan soal tes yang terdiri dari 20 soal dengan waktu
mengerjakan selama 60 menit. (Soal tes dapat dilihat pada Lampiran 4).
c. Kegiatan Penutup
Setelah waktu habis, guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil evaluasi.
Guru mengakhiri pembelajaran dan siswa diminta mempersiapkan diri untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya.
4.2.3 Hasil Pengamatan atau Observasi
Hasil pengamatan pada siklus I secara terperinci sebagai berikut.
4.2.3.1 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru
Lembar observasi guru diisi oleh observer Bapak Margiyanta, S.Pd.SD
yang merupakan guru kelas V SD N Ngajaran 02. Lembar observasi tersebut
terbagi atas 2 bagaian yaitu bagian persiapan dan pelaksanaan pembelajaran.
Lembar observasi bagian persiapan digunakan untuk mengukur kesesuaian RPP
berdasarkan model pembelajaran NHT dan kurikulum yang berlaku. Adapun
lembar observasi bagian pelaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengukur
kesesuaian proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan RRP dan
keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Hasil pengisian
lembar pengamatan guru pada siklus I dapat dilihat pada Lampiran 8. Rekapitulasi
hasil pengamatan tersebut disajikan pada Tabel 13.
64
Tabel 13 Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Siklus I Aspek Persentase Kategori
Kesesuaian dengan Kurikulum KTSP 90,90% Baik Sekali
Kesesuaian dengan NHT 90,90% Baik Sekali
Kegiatan Awal 87,50% Baik Sekali
Kegiatan Inti 83,33% Baik Sekali
Kegiatan Penutup 83,83% Baik Sekali
Keterampilan guru dalam mengajar 82,14% Baik Sekali
Tabel 13, menunjukkan bahwa persentase hasil pengamatan pelaksanaan
siklus I yang terdiri dari 4 aspek yaitu kegiatan awal sebesar 87,50%, kegiatan inti
sebesar 83,33%, kegiatan penutup sebesar 83,83% dan keterampilan guru dalam
mengajar sebesar 82,14%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keempat aspek
pelaksanaan siklus I termasuk dalam kategori sangat baik karena persentase tiap
aspek >75,01%. Namun ada beberapa kekurangan pada kegiatan inti yaitu Guru
masih menulis sambil memberikan penjelasan, dan masih terdapat beberapa siswa
yang tidak mendengarkan penjelasan guru. Dominasi guru masih cukup tinggi,
dan guru masih kesulitan dalam menilai aktifitas siswa. Guru belum memberikan
peraturan penggunaan topi bernomor sehingga beberapa siswa yang melepas topi
bernomor. Guru belum mengatur posisi duduk siswa untuk memungkinkan siswa
untuk berdiskusi dan guru belum mengatur jalannya diskusi antar kelompok
sehingga terlihat seperti anggota kelompok mengerjakan sendiri-sendiri.
4.2.3.2 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Belajar Siswa
Proses pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar pengamatan
terhadap aktivitas siswa pada saat kegiatan pembelajaran. Lembar observasi siswa
terbagi menjadi 4 aspek yaitu kegiatan klasikal, diskusi kelompok, presentasi, dan
individu. Dalam kegiatan klasikal mencangkup memperhatikan guru, aktifitas
bertanya, dan aktifitas menjawab. Kegiatan diskusi kelompok mencangkup
aktifitas mengerjakan LK dan aktifitas berdiskusi. Kegiatan presentasi
mencangkup keberanian maju dan kelancaran menjelaskan hasil temuan.Kegiatan
individu mencangkup kejujuran, ketekunan dalam mengerjakan tugas/tes. Hasil
65
pengisian lembar pengamatan aktifitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada
Lampiran 9. Rekapitulasi hasil pengamatan tersebut disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I
Tahap Pembelajaran
Kategori
Kurang Cukup Baik Baik sekali
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Klasikal 5 45,45% 5 45,45% 1 9,09%
Kelompok 6 54,54% 5 45,45% 0 0%
Presentasi 0 0% 9 81,81% 2 18,18%
Individu 3 27,27% 2 18,18% 6 54,54%
Tabel 14, menunjukkan bahwa pada siklus I dalam kegiatan klasikal,
sebagian siswa masuk dalam kategori cukup baik dan kurang baik (45,45%). Hal
ini dikarenakan sebagian siswa tidak memperhatikan guru bahkan tidak menjawab
pertanyaan dari guru dan siswa belum banyak yang berani bertanya tentang materi
yang belum jelas. Hanya ada satu siswa yang masuk dalam kategori baik sekali
(9,09%), hal ini dikarenakan siswa tersebut memperhatikan guru, berani bertanya
dan menjawab pertanyaan dari guru.
Dalam kegiatan kelompok, sebagian besar siswa sudah masuk dalam
kategori kurang (54,54%). Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus I diskusi
belum terlihat, anggota kelompok seperti mengerjakan sendiri-sendiri.
Dalam hal presentasi, masuk dalam kategori cukup baik (81,81%), hal ini
dikarena dalam pelaksanaannya banyak siswa yang kurang cermat dalam
mengerjakan soal atau bahkan tidak selesai. Hanya ada dua siswa yang masuk
dalam kategori baik sekali (18,18%) hal ini dikarena dalam pelaksanaannya dua
siswa tersebut mengerjakan soal sampai selesai dan benar.
Dalam hal individu masuk dalam kategori baik sekali (54,54%) hal ini
dikarenakan ketika melakukan tes, siswa sudah banyak yang mengerjakan secara
jujur dan tekun, serta tugas/PR yang diberikan guru sudah banyak yang
dikerjakan. Meskipun ada tiga siswa yang masuk dalam kategori kurang
66
(27,27%), hal ini dikarenakan ketiga siswa tersebut tidak jujur bahkan tidak tekun,
terkadang tugas/PR tidak dikerjakan.
4.2.3.3 Hasil Penilaian Tes Siklus (Hasil Belajar)
Hasil dari pembelajaran siklus I dengan menggunkan model Numbered
Head Together dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini.
Tabel 15 Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I
Jumlah
Siswa
Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
Nilai
Rata-rata
Kelas
Siswa yang Tuntas Siswa yang Belum
Tuntas
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
11 90 60 72,72 8 72,72% 3 27,27%
Hasil belajar matematika pada siklus I dapat di jabarkan dalam Gambar 12
Adapun hasil analisis ketuntasan dapat dilihat pada Gambar 13
Tabel 12 menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang diraih siswa sebesar 90
nilai terendah diraih siswa 60. Ada salah satu siswa yang tidak ikut siklus I yaitu
siswa nomor absen 1 atas nama Isti Kurniawati. Masih ada 3 siswa yang tidak
mencapai KKM yaitu siswa nomor absen 2 atas nama Ardani Khoirul F, siswa
nomor urut 10 atas nama Khalim Fahma R, dan siswa nomor absen 11 atas nama
M. Bayu S, hal itu karena pada saat kegiatan pembelajaran 3 siswa tersebut tidak
memperhatikan, tidak bertanya, tidak aktif menjawab dan kurang meguasai
materi. Adapun rata-ratanya mencapai 72,27 telah mencapai KKM yang telah
ditetapkan. Kriteria Kriteria Ketuntasan Klasikal Minimal yang telah ditetapkan
dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD N Ngajaran 02 yang
67
menyatakan bahwa suatu kelas dikatakan telah tuntas belajarnya apabila sekurang-
kurangnya 75% belum terpenuhi. Siswa yang masuk dalam kategori tuntas
mencapai 72,72%, Adapun yang 27,27% lainnya tidak mencapai KKM.
Meskipun hasil belajar rata-rata kelas meningkat serta KKM terpenuhi,
namun Kriteria Ketuntasan Klasikal Minimal belum terpenuhi, oleh karena itu
diperlukannya siklus II.
4.2.4 Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan baik terhadap persiapan dan pelaksanaan
oleh guru atau aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan
berdasarkan analisis Hasil Belajar siswa maka diperoleh refleksi sebagai berikut.
4.2.4.1 Kelebihan
Siklus I dilakukan dalam 3 kali pertemuan. Berdasarkan pelaksanaan dan
observasi siklus I yang terdiri 3 pertemuan tersebut, diperoleh beberapa kelebihan
diantaranya sebagai berikut.
a. Guru sudah baik dalam tahap pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP
b. Keterampilan kooperatif siswa belum tampak, hal itu karena guru belum
memfasilitasi untuk berdiskusi.
c. Siswa berani mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
d. Menghemat waktu, karena pemanggilan siswa yang mengerjakan soal 2
siswa sekaligus dengan pertanyaan yang sama.
e. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
4.2.4.2 Kekurangan
Kekurangan yang ditemukan pada siklus I antara lain sebagai berikut.
a. Beberapa siswa melepas topi bernomor dan menggunakan untk bermain.
b. Dominasi guru masih cukup tinggi.
c. Guru masih kesulitan dalam menilai aktifitas siswa.
d. Diskusi antar kelompok belum terlihat, anggota kelompok terlihat seperti
mengerjakan sendiri-sendiri.
e. Masih terdapat beberapa siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru.
68
4.3 Deskripsi Siklus II
Penelitian pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 20 sampai dengan
tanggal 25 April 2016 selama 3 kali pertemuan. Masing-masing pertemuan
dilaksanakan pukul 07.00 - 08.10 WIB. Kegiatan Siklus II meliputi 4 tahap, yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil pengamatan atau observasi,
dan refleksi. Berikut uraian diketiga pertemuan ditinjau dari 4 tahap tersebut.
4.3.1 Perencanaan Tindakan
Seperti pada siklus I, pada siklus II juga dilakukan perencanaan sebelum
melakukan pelaksanaan tindakan. Perencanaan tindakan pada siklus II yang
dilakukan peneliti yaitu sebagai berikut.
a. Peneliti menyusun skenario pembelajaran dengan memperhatikan kekurangan
pada siklus I, berikut hal-hal yang dilakukan untuk memperbaiki siklus I.
1. Guru mendesain peraturan penggunaan topi bernomor. (memberikan
pengurangan skor bagi kelompok yang anggotanya melepas topi
bernomor).
2. Guru meminta salah satu siswa untuk menjelaskan materi yang akan
disampaikan dengan arahan dari guru dan siswa yang lain membacakan
materi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dominasi guru.
3. Guru mengingat untuk menilai aktifitas siswa.
4. Guru mengatur jalannya diskusi antar kelompok dengan cara mengatur
posisi tempat duduk siswa untuk memperbaiki jalannya diskusi kelompok.
5. Guru menunjuk siswa yang tidak memperhatikan untuk membacakan
materi. Hal ini bertujuan agar seluruh siswa dapat fokus dalam
pembelajaran.
6. Peneliti merancang pembelajaran dengan materi pembagian pecahan
dengan menyesuaikan pada tahap-tahap model pembelajaran Numbered
Head Together.
b. Menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan
skenario yang telah ada. Diantaranya menyiapkan: Kartu Pecahan senilai dan
Kartu Desimal senilai untuk pembagian kelompok, Identitas kelompok untuk
mempermudah penamaan kelompok; Topi bernomor dan berwarna sebagai
69
identitas siswa; menyiapkan Sumpit Bernomor dan Berwarna untuk proses
pemanggilan siswa; Mendesain Lembar Kerjas Siswa (LK) untuk
mempermudah jalannya head together (diskusi kelompok), membuat
Rewards sticker smile untuk hadiah kepada siswa yang mengerjakan soal.
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai skenario dan
berdasarkan standar proses KTSP (RPP dapat dilihat pada Lampiran 11)
d. Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru (Lampiran 17) dan lembar
observasi untuk aktifitas belajar siswa (Lampiran 18)
e. Membuat instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
pada siklus I. Kisi-kisi dapat dilihat pada lampiran 12. Adapun instrumen tes
dapat dilihat pada Lampiran 13.
f. Mencari pakar untuk memvalidasi instrument yang disusun.
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan
Penelitian pada siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan yaitu pada
tanggal 20 sampai dengan tangal 25 April 2016 selama 3 kali pertemuan. Pada
siklus II ini Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sama tetapi, dengan
indikator yang berbeda yaitu Pembagian Pecahan. Adapun indikator tersebut dari
Pembagian Pecahan “Pembagian Pecahan Biasa dengan Pecahan Biasa,
Pembagian Bilangan Bulat dengan Pecahan Campuran, Pembagian Pecahan
Desimal dengan Bilangan Bulat, dan Pembagian Desimal dan Desimal. Masing-
masing pertemuan dilaksanakan pukul 07.00 - 08.10 WIB. Pelaksanaan tindakan
ini dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru, adapun guru kelas V
bertindak sebagai observer. Berikut deskripsi setiap pertemuan pada siklus II.
4.3.2.1 Pertemuan I
Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 20 April 2016 pukul 07.00 WIB sampai pukul 08.10 WIB
(jam ke-1 sampai ke-2). Siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah 10 siswa
dari 12 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Dalam
pertemuan pertama ini siswa yang tidak masuk atas nama Isti Kurniawati dan
Micko Adjie S. dengan keterangan sakit.
70
a. Kegiatan Pendahuluan
Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan pertama diawali dengan
mengkondisikan kelas yaitu meminta ketua kelas untuk memimpin doa. Guru
memberi salam dan menanyakan kabar siswa. Sesuai rencana yang dibuat, guru
melakukan absensi dengan cara yang efisien yaitu dengan menanyakan siswa
yang tidak hadir. Dalam pertemuan ini, siswa atas nama Isti Kurniawati dan
Micko Adjie tidak hadir dengan keterangan sakit.
Guna menumbuhkan motivasi, guru menayangkan sebuah video “Semut”.
Video ini berisi tentang beberapa semut yang berusaha untuk menyelamatkan
temannya. Video ini mengajarkan tentang bagaimana siswa harus Bekerjasama,
Tolong Menolong, dan Saling Membantu. Video ini ditayangkan agar
mengunggah rasa Bekerjasama. Hal ini diperlukan untuk menunjang proses
diskusi pada langkah pembelajaran berikutnya.
Sebagai apersepsi, guru menanyakan materi sebelumnya kemudian mengajak
siswa untuk menyanyikan lagu “Tik Tik Tik Ayo Ingat Pecahan Biasa”. Lagu ini
berisi tentang apa itu pecahan dan contoh bilangan pecahan dengan nada lagu
“Tik Tik Bunyi Hujan” Guru kemudian mengajukan pertanyaan tentang lagu
tersebut. Pertanyaan yang diajukan diantaranya. “Apa itu pecahan?” Manakah
yang dinamakan dengan pembilang? Manakah yang dinamakan dengan penyebut?
Berikan contoh bilangan pecahan”. Pada tahap ini, siswa telah dapat menjawab
pertanyaan guru.
Langkah selanjutnya, guru menyampaikan dan menulis tujuan pembelajaran di
papan tulis. Guru sengaja menulis di papan tulis agar dapat membantu siswa
dalam menuliskan tujuan pembelajaran ini di buku catatan masing-masing. Untuk
selanjutnya, guru memberi kesempatan siswa untuk mencatat tujuan tersebut.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan eksplorasi, dimulai dari tahap I, yaitu pembentukan kelompok. Guru
membagi siswa menjadi 4 kelompok, guru membagi kartu pecahan ( , , , , ,
, , , , dan ) kepada masing-masing siswa. Siswa mencari meja
dengan nilai pecahan yang sama dan bergabung dengan kelompoknya.
71
Selanjutnya guru meletakkan identitas kelompok dan memberi nama kelompok
sesuai identitas kelompok ( kelompok merah muda, kelompok merah tua,
kelompok biru muda, dan kelompok biru tua) yang ada di meja masing-masing
kelompok sesuai dengan warna yang ada pada meja.
Selanjutnya sebagai tahap penomoran, guru membagikan topi bernomor (1,2,
dan 3) yang nomornya berwarna (Merah Muda, Merah Tua, Biru Muda dan Biru
Tua). Kemudian siswa mengenakan topi bernomor (1,2, dan 3) yang nomornya
berwarna (Merah Muda, Merah Tua, Biru Muda dan Biru Tua).
Sebagai kegiatan elaborasi, guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa)
kepada seluruh siswa. (LK dapat dilihat pada Lampiran III). LK berisi tentang
materi Pembagian Pecahan Biasa dengan Pecahan Biasa. Kelompok berdiskusi
tentang materi tersebut dan anggota kelompok mempunyai tugas untuk
mengerjakan soal yang sama.
Selanjutnya sebagai tahap berpikir bersama, siswa diberi kesempatan untuk
berdiskusi dalam mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) soal nomor 1 sampai
dengan 3.
Sebagai tahap pemangilan siswa, guru mengambil sumpit bernomor (memilih
nomor pada kepala bernomor yang dikenakan oleh siswa) dilanjut mengambil
sumpit berwarna (memilih warna kelompok pada identitas kelompok). Guna
menjawab soal nomor 1, guru mengambil 1 sumpit berwarna dan 1 sumpit
bernomor. Sebagai contoh, guru mengambil sumpit bernomor secara acak dan
memperoleh nomor 1, selanjutnya guru mengambil sumpit berwarna secara acak
dan memperoleh warna Merah, siswa yang memperoleh nomor 1 berwarna Merah
Muda dan Merah Tua diminta untuk mempersiapkan jawaban mereka untuk
dibahas di papan tulis. Jadi ada 2 siswa yang mengerjakan soal yang sama di
papan tulis yang masing-masing siswa berasal dari 2 kelompok yang berbeda
yaitu kelompok Merah Muda dan kelompok Merah Tua. Langkah ini dilakukan
berulang kali sehingga soal di nomor 2 sampai dengan soal di nomor 3
terselesaikan. Proses ini berulang untuk materi Pembagian Bilangan Bulat dengan
Pecahan Campuran. Meskipun demikian, guru melakukan variasi dalam teknik
72
pemanggilan siswa. Untuk soal nomor ganjil, guru mengambil sumpit bernomor
baru mengambil sumpit berwarna.Adapun untuk soal nomor genap, guru
mengambil sumpit berwarna baru mengambil sumpit bernomor. Hal ini bertujuan
untuk menumbuhkan antusias siswa dalam mengerjakan soal.
Dalam kegiatan konfirmasi, guru meminta 2 siswa terpilih untuk mengerjakan
soal nomor 1 di papan tulis (tahap menjawab). Untuk mengerjakan soal di papan
tulis tanpa membawa LK. Guru bersama siswa lainnya mengoreksi hasil
pekerjaan teman yang ada di papan tulis. Apabila ada kesalahan guru
mempersilahkan siswa yang lain untuk mengoreksi kesalahan dari teman mereka.
Siswa yang mampu mengerjakan soal dengan benar akan diberi rewards berupa
sticker smile. Tiga sticker smile diberikan jika jawaban benar dan mengerjakan
paling cepat, dua sticker smile jika jawaban benar namun selesai lebih lambat, dan
satu sticker smile jika jawaban salah (karena sudah berani maju ke depan).
Selanjutnya sebagai tahap konfirmasi, guru memberikan soal individu kepada
siswa dan seluruh siswa diminta mengerjakan soal secara individu. (Soal individu
dapat dilihat pada Lampiran IV).
c. Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Guru memberi bantuan
berupa contoh soal sehingga siswa dapat menyebutkan 2 sub materi yang telah
dipelajari yaitu Pembagian Pecahan Biasa dengan Pecahan Biasa dan Pembagian
Bilangan Bulat dengan Pecahan Campuran. Guru memberikan tindak lanjut
berupa Pekerjaan Rumah. Siswa diminta mengerjakan PR, PR diberikan dalam
bentuk lembaran kertas. PR dapat dilihat pada lampiran dari RPP (Lampiran V).
Guru memberi salam penutup dan mengajak siswa berdoa sesuai kepercayaan
masing-masing. Setelah selesai, siswa diminta mempersiapkan diri untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya.
4.3.2.2 Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari selasa tanggal 21 April 2016 pukul 07.00 WIB sampai pukul 08.10 WIB (jam
ke-1 sampai ke-2). Siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah 10 siswa dari
12 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Dalam
73
pertemuan kedua ini siswa atas nama Isti Kurniawati dan Micko Adjie S. masih
tidak berangkat sekolah dengan keterangan sakit.
a. Kegiatan Pendahuluan
Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan pertama diawali dengan
mengkondisikan kelas yaitu meminta ketua kelas untuk memimpin doa. Guru
memberi salam dan menanyakan kabar siswa. Sesuai rencana yang dibuat, guru
melakukan absensi dengan cara yang efisien yaitu dengan menanyakan siswa
yang tidak hadir. Dalam pertemuan ini, siswa atas nama Isti Kurniawati dan
Micko Adjie tidak hadir dengan keterangan sakit.
Guna menumbuhkan motivasi, guru menayangkan sebuah video “Burung
Hantu”. Video ini berisi tentang beberapa burung hantu yang berusaha untuk
mencelakai burung unta. Video ini mengajarkan tentang bagaimana siswa harus
Saling Berbagi, Saling Menghormati, dan Jangan membeda-bedakan teman.Video
ini ditayangkan agar mengunggah rasa Saling Berbagi. Hal ini diperlukan untuk
menunjang proses diskusi pada langkah pembelajaran berikutnya.
Sebagai apersepsi, guru menanyakan materi sebelumnya kemudian mengajak
siswa untuk menyanyikan lagu “Desimal-Desimal”. Lagu ini berisi tentang apa itu
desimal dan contoh bilangan desimal dengan nada lagu “Pelangi-Pelangi” Guru
kemudian mengajukan pertanyaan tentang lagu tersebut. Pertanyaan yang
diajukan diantaranya. “Apa itu desimal?” Manakah yang dinamakan dengan
pembilang? Manakah yang dinamakan dengan penyebut? Berikan contoh bilangan
desimal”. Pada tahap ini, siswa telah dapat menjawab pertanyaan guru.
Langkah selanjutnya, guru menyampaikan dan menulis tujuan pembelajaran di
papan tulis. Guru sengaja menulis di papan tulis agar dapat membantu siswa
dalam menuliskan tujuan pembelajaran ini di buku catatan masing-masing. Untuk
selanjutnya, guru memberi kesempatan siswa untuk mencatat tujuan tersebut.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan eksplorasi, dimulai dari tahap I, yaitu pembentukan kelompok. Guru
membagi siswa menjadi 4 kelompok, guru membagi kartu desimal ( , 0,3, 0,4,
0,02, 0,03, 0,04, 0,002, 0,003, 0,004, 0,0002, 0,0003, dan 0,0004) kepada masing-
masing siswa. Siswa mencari meja dengan nilai pecahan yang sama dan
74
bergabung dengan kelompoknya. Selanjutnya guru meletakkan identitas
kelompok dan memberi nama kelompok sesuai identitas kelompok ( kelompok
merah muda, kelompok merah tua, kelompok biru muda, dan
kelompok biru tua) yang ada di meja masing-masing kelompok sesuai dengan
warna yang ada pada meja.
Selanjutnya sebagai tahap penomoran, guru membagikan topi bernomor (1,2,
dan 3) yang nomornya berwarna (Merah Muda, Merah Tua, Biru Muda dan Biru
Tua). Kemudian siswa mengenakan topi bernomor (1,2, dan 3) yang nomornya
berwarna (Merah Muda, Merah Tua, Biru Muda dan Biru Tua).
Sebagai kegiatan elaborasi, guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa)
kepada seluruh siswa. (LK dapat dilihat pada Lampiran III). LK berisi tentang
materi Pembagian Pecahan Desimal dengan Bilangan Bulat. Kelompok berdiskusi
tentang materi tersebut dan anggota kelompok mempunyai tugas untuk
mengerjakan soal yang sama.
Selanjutnya sebagai tahap berpikir bersama, siswa diberi kesempatan untuk
berdiskusidalam mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) soal nomor 1 sampai
dengan 3.
Sebagai tahap pemangilan siswa, guru mengambil sumpit bernomor (memilih
nomor pada kepala bernomor yang dikenakan oleh siswa) dilanjut mengambil
sumpit berwarna (memilih warna kelompok pada identitas kelompok).Guna
menjawab soal nomor 1, guru mengambil 1 sumpit berwarna dan 1 sumpit
bernomor. Sebagai contoh, guru mengambil sumpit bernomor secara acak dan
memperoleh nomor 1, selanjutnya guru mengambil sumpit berwarna secara acak
dan memperoleh warna Merah, siswa yang memperoleh nomor 1 berwarna Merah
Muda dan Merah Tua diminta untuk mempersiapkan jawaban mereka untuk
dibahas di papan tulis. Jadi ada 2 siswa yang mengerjakan soal yang sama di
papan tulis yang masing-masing siswa berasal dari 2 kelompok yang berbeda
yaitu kelompok Merah Muda dan kelompok Merah Tua.Langkah ini dilakukan
berulang kali sehingga soal di nomor 2 sampai dengan soal di nomor 3
terselesaikan. Proses ini berulang untuk materi Pembagian Pecahan Desimal
75
dengan Desimal. Meskipun demikian, guru melakukan variasi dalam teknik
pemanggilan siswa. Untuk soal nomor ganjil, guru mengambil sumpit bernomor
baru mengambil sumpit berwarna.Adapun untuk soal nomor genap, guru
mengambil sumpit berwarna baru mengambil sumpit bernomor. Hal ini bertujuan
untuk menumbuhkan antusias siswa dalam mengerjakan soal.
Dalam kegiatan konfirmasi, guru meminta 2 siswa terpilih untuk mengerjakan
soal nomor 1 di papan tulis (tahap menjawab). Untuk mengerjakan soal di papan
tulis tanpa membawa LK. Guru bersama siswa lainnya mengoreksi hasil
pekerjaan teman yang ada di papan tulis. Apabila ada kesalahan guru
mempersilahkan siswa yang lain untuk mengoreksi kesalahan dari teman mereka.
Siswa yang mampu mengerjakan soal dengan benar akan diberi rewards berupa
sticker smile. Tiga sticker smile diberikan jika jawaban benar dan mengerjakan
paling cepat, dua sticker smile jika jawaban benar namun selesai lebih lambat, dan
satu sticker smile jika jawaban salah (karena sudah berani maju ke depan).
Selanjutnya sebagai tahap konfirmasi, guru memberikan soal individu kepada
siswa dan seluruh siswa diminta mengerjakan soal secara individu. (Soal individu
dapat dilihat pada Lampiran IV).
c. Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Guru memberi bantuan
berupa contoh soal sehingga siswa dapat menyebutkan 2 sub materi yang telah
dipelajari yaitu Pembagian Pecahan Desimal dengan Bilangan Bulat dan
Pembagian Pecahan Desimal dengan Desimal.Guru memberikan tindak lanjut
berupa Pekerjaan Rumah. Siswa diminta mengerjakan PR, PR diberikan dalam
bentuk lembaran kertas. PR dapat dilihat pada lampiran dari RPP (Lampiran V).
Guru memberi salam penutup dan mengajak siswa berdoa sesuai kepercayaan
masing-masing. Setelah selesai, siswa diminta mempersiapkan diri untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya.
4.3.2.3 Pertemuan III
Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari selasa tanggal 25 April 2016 pukul 07.00 WIB sampai pukul 08.10 WIB (jam
ke-1 sampai ke-2). Siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah 10 siswa dari
76
12 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Dalam
pertemuan ketiga ini, siswa atas nama Isti Kurniawati dan Micko Adjie S. masih
tidak hadir dengan keterangan sakit.
a. Kegiatan Awal
Pada pertemuan III ini siswa diberikan soal evaluasi untuk mengukur hasil
belajar setelah melakukan pembelajaran menggunakan model Numbered Head
Together. Sebelumnya pembelajaran diawali dengan berdoa dahulu dipimpin oleh
ketua kelas. Setelah selesai, guru memberi salam. Guru mengajak untuk
membahas PR yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu,
siswa diajak mengingat kembali lagu yang berhubungan dengan perkalian
pecahan yaitu lagu “Tik Tik Tik Ayo Ingat Pecahan Biasa” dan lagu “Desimal-
Desimal.
b. Kegiatan Inti
Guru menginformasikan bahwa tes akan segera dilakukan. Tes ini merupakan
tes individu.Siswa diberikan soal tes yang terdiri dari 20 soal dengan waktu
mengerjakan selama 60 menit. (Soal tes dapat dilihat pada Lampiran 15).
c. Kegiatan Penutup
Setelah waktu habis, guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil
evaluasi. Guru mengakhiri pembelajaran dan siswa diminta mempersiapkan diri
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya.
4.3.3 Hasil Pengamatan atau Observasi
Hasil pengamatan pada siklus I secara terperinci sebagai berikut.
4.3.3.1 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru
Lembar observasi guru diisi oleh observer Bapak Margiyanta, S.Pd.SD
yang merupakan guru kelas V SD N Ngajaran 02. Lembar observasi tersebut
terbagi atas 2 bagaian yaitu bagian persiapan dan pelaksanaan
pembelajaran.Lembar observasi bagian persiapan digunakan untuk mengukur
kesesuaian RPP berdasarkan model pembelajaran NHT dan kurikulum yang
berlaku. Adapun lembar observasi bagian pelaksanaan pembelajaran digunakan
untuk mengukur kesesuaian proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan
RRP dan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
77
Hasil pengisian lembar pengamatan guru pada siklus II dapat dilihat pada
Lampiran 17. Rekapitulasi hasil pengamatan tersebut disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16 Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Siklus II Aspek Persentase Kategori
Kesesuaian dengan Kurikulum KTSP 95,45% Baik Sekali
Kesesuaian dengan NHT 90,90% Baik Sekali
Kegiatan Awal 100% Baik Sekali
Kegiatan Inti 94,44% Baik Sekali
Kegiatan Penutup 83,83% Baik Sekali
Keterampilan guru dalam mengajar 85,71% Baik Sekali
Tabel 16, menunjukkan bahwa kesuluruhan pembelajaran sudah masuk
dalam kategori Baik Sekali, dengan memperbaiki kesalahan yang terjadi pada
siklus I. Guru mendesain peraturan penggunaan topi bernomor. (memberikan
pengurangan skor bagi kelompok yang anggotanya melepas topi bernomor). Guru
meminta salah satu siswa untuk menjelaskan materi yang akan disampaikan
dengan arahan dari guru dan siswa yang lain membacakan materi. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi dominasi guru. Guru mengingat untuk menilai
aktifitas siswa. Guru mengatur jalannya diskusi antar kelompok dengan cara
mengatur posisi tempat duduk siswa untuk memperbaiki jalannya diskusi
kelompok. Guru menunjuk siswa yang tidak memperhatikan untuk membacakan
materi. Hal ini bertujuan agar seluruh siswa dapat fokus dalam pembelajaran.
4.3.3.2 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Belajar Siswa
Proses pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar pengamatan
terhadap aktivitas siswa pada saat kegiatan pembelajaran. Lembar observasi siswa
terbagi menjadi 4 aspek yaitu kegiatan klasikal, diskusi kelompok, presentasi, dan
individu. Dalam kegiatan klasikal mencangkup memperhatikan guru, aktifitas
bertanya, dan aktifitas menjawab.Kegiatan diskusi kelompok mencangkup
aktifitas mengerjakan LK dan aktifitas berdiskusi. Kegiatan presentasi
mencangkup keberanian maju dan kelancaran menjelaskan hasil temuan.Kegiatan
individu mencangkup kejujuran, ketekunan dalam mengerjakan tugas/tes.Hasil
78
pengisian lembar pengamatan guru pada siklus II dapat dilihat pada Lampiran 18.
Rekapitulasi hasil pengamatan tersebut disajikan pada tabel 17.
Tabel 17
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II
Tahap Pembelajaran
Kategori
Kurang Cukup Baik Baik sekali
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Klasikal 0 0% 7 70% 3 30%
Kelompok 0 0% 5 50% 5 50%
Presentasi 0 0% 5 50% 5 50%
Individu 0 0% 4 40% 6 60%
Tabel 17, menunjukkan bahwa pada siklus Idalam kegiatan klasikal,
masuk dalam kategori cukup baik (70%). Hal ini dikarenakan sebagian siswa
sudah memperhatikan guru bahkan dan menjawab pertanyaan dari guru. Beberapa
siswa sudah berani bertanya tentang materi yang belum jelas.
Dalam kegiatan kelompok, sebagian besar siswa sudah masuk dalam
kategori cukup baik dan baik sekali (50%). Hal ini menunjukkan bahwa pada
siklus II diskusi siswa mulai terlihat, anggota kelompok tidak ada yang
mengerjakan sendiri-sendiri.
Dalam hal presentasi, masuk dalam kategori cukup baik dan baik sekali
(50%), hal ini dikarena dalam pelaksanaannya banyak siswa cermat dalam
mengerjakan soal.
Dalam hal individu masuk dalam kategori baik sekali (60%) hal ini
dikarenakan ketika melakukan tes, siswa sudah banyak yang mengerjakan secara
jujur dan tekun, serta tugas/PR yang diberikan guru sudah banyak yang
dikerjakan. Meskipun ada empat siswa yang masuk dalam kategori cukup (40%),
hal ini dikarenakan empat siswa tersebut kurang cermat dalam mengerjakan
tugas/PR.
79
4.4.3.3 Hasil Penilaian Tes Siklus (Hasil Belajar)
Hasil dari pembelajaran siklus II dengan menggunkan model Numbered
Head Together dapat dilihat pada Tabel 18 berikut ini.
Tabel 18
Rekapitulasi Hasil Pembelajaran Siklus II
Jumlah
Siswa
Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
Nilai
Rata-rata
Kelas
Siswa yang Tuntas Siswa yang Belum
Tuntas
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
10 95 60 77,00 8 80% 2 20%
Hasil belajar matematika pada siklus II dapat di jabarkan dalam Gambar
14, Adapun hasil analisis ketuntasan dapat dilihat pada Gambar 15.
Pada tabel 15 menunjukkan bahwa Nilai tertinggi yang diraih siswa
sebesar 95 nilai terendah diraih siswa 60. Ada 2 siswa yang tidak mengikuti siklus
II ini yaitu siswa nomor absen 1 atas nama Isti Kurniawati dan siswa nomor absen
4 atas nama Micko Adjie S, masih ada 2 siswa yang tidak mencapai KKM yaitu
siswa nomor absen 2 atas nama Ardani Khoirul F dan siswa nomor absen 10 atas
nama Khalim Fahma R. Hasil belajar telah mencapai KKM yang telah di tetapkan,
Kriteria Kriteria Ketuntasan Klasikal Minimal yang telah ditetapkan dalam
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD N Ngajaran 02 yang
menyatakan bahwa suatu kelas dikatakan telah tuntas belajarnya apabila sekurang-
kurangnya 75% telah terpenuhi. Siswa yang masuk dalam kategori tuntas
mencapai 80%, Adapun yang 20% lainya tidak mencapai KKM. Rata-rata kelas
80
mencapai KKM, mengalami peningkatan dan mencapai KKM yang telah
ditetapkan yaitu 65, oleh karena itu penelitian ini dihentikan pada siklus II.
4.3.4 Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan baik terhadap persiapan dan pelaksanaan
oleh guru atau aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan
berdasarkan analisis Hasil Belajar siswa maka diperoleh refleksi sebagai berikut.
4.3.4.1 Kelebihan
Siklus II dilakukan dalam 3 kali pertemuan.Berdasarkan pelaksanaan dan
observasi siklus II yang terdiri 3 perteman tersebut, diperoleh beberapa kelebihan
diantaranya sebagai berikut.
a. Guru sudah baik dalam tahap pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP
b. Keterampilan kooperatif siswa mulai berkembang, karena guru memfasilitasi
untuk berdiskusi.
c. Siswa berani mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
d. Menghemat waktu, karena pemanggilan siswa yang mengerjakan soal 2
siswa sekaligus dengan pertanyaan yang sama.
e. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
f. Guru sudah memperbaiki kesalahan yang terjadi pada siklus I yaitu.
1. Guru memberikan peraturan penggunaan topi bernomor sehingga beberapa
siswa tidak ada yang melepas topi bernomor.
2. Dominasi guru relatif rendah dengan bantuan siswa menjelaskan materi
berdasarkan arahan dari guru.
3. Guru mengingat langkah pembelajaran yaitu menilai aktifitas siswa.
4. Guru mengatur posisi duduk siswa sehingga diskusi kelompok terlihat.
5. Guru sudah tidak menulis sambil memberikan penjelasan.
6. Siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru disuruh untuk
membacakan materi.
4.3.4.2 Kekurangan
Kekurangan masih ditemukan pada siklus II yaitu pada pertemuan I, guru
tidak menegur siswa yang tidak memperhatikan dan ada salah satu kelompok yang
beranggotakan 2 siswa (laki-laki dan perempuan) tidak mau berdiskusi. Pada
81
pertemuan kedua, guru menegur kelompok tersebut untuk berdiskusi bergantian,
ada siswa yang menjelaskan dan ada siswa yang mendengarkan. Pada pertemuan
kedua, guru meminta siswa yang tidak memperhatikan untuk menjelaskan materi
yang sedang dibahas. Selain itu guru juga mengatur anggota kelompok agar tidak
terjadi salah satu kelompok beranggotakan 2 siswa (laki-laki dan perempuan).
4.4 Deskripsi Antar Siklus
Berdasarkan analisis hasil belajar matematika pada siklus I dan II dapat
dibuat perbandingan secara terperinci peningkatan hasil belajar setiap siklusnya
seperti Tabel 4.6. Tabel tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I rata-rata kelas
adalah 77,72 telah mencapai KKM yang ditentukan (65). Kriteria ketuntasan
klasikal (72,72%) belum dipenuhi. Sebesar 72,72% siswa telah masuk ke dalam
kategori tuntas. Hasil belajar matematika tersebut mengalami peningkatan pada
siklus ke II. Rata-rata pada siklus II naik menjadi 77,00 dengan persentase
ketuntasan klasikal 80%. Hal ini menunjukkan bahwa dari pelaksanaan II tujuan
penelitian ini telah tercapai sehingga penelitian tindakan kelas ini diakhiri pada
siklus II.
Diagram hasil belajar antar siklus dapat dilihat pada Gambar 16 Terdapat
nilai yang kosong pada gambar tersebut, namun bukan berati siswa tersebut
mendapatkan nilai 0 melainkan tidak mengikuti kegiatan pembelajaran maupun
tes evaluasi sehingga terdapat perbedaan jumlah siswa antara siklus I dan siklus II.
Tidak seluruh siswa mendapatkan hasil belajar yang meningkat dari siklus I ke
siklus II.
Tabel 19
Perbandingan Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Kelas V SD N Ngajaran 02
Siklus
Jumlah
Siswa
Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
Nilai
Rata-rata
Kelas
Siswa yang Tuntas Siswa yang Belum
Tuntas
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
I 11 90 60 72,72 8 72,72% 3 27,27%
II 10 95 60 77,00 8 80% 2 20%
82
Kenaikan hasil belajar tersebut disebabkan oleh peningkatan proses
pembelajaran yang melibatkan siswa secara penuh aktif dalam melakukan tahap-
tahap pembelajaran. Adanya diskusi kelas, siswa lebih mampu memahami materi
maupun langkah-langkah mengerjakan soal yang diberikan.Penggunaan media
pembelajaran seperti kartu pecahan membuat siswa aktif bergerak untuk
menyederhanakan berbagai macam bentuk pecahan.Penggunaan topi bernomor
dan berwarna, mempermudah siswa dalam pemanggilan. Media pembelajaran
yang lain seperti stik bernomor dan berwarna membuat siswa penasaran dan
tertantang untuk mengerjakan soal di papan tulis.
Pada siklus I NHT sudah dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan
media kartu pecahan dan desimal pada kegiatan eksplorasi dalam aspek
intelektual siswa untuk bergabung dengan kelompoknya. Penggunaan topi
bernomor dan berwarna, mempermudah siswa dalam pemanggilan untuk
mengerjakan soal dan penilaian kepada masing-masing siswa melalui rewards
sticker smile. Media pembelajaran yang lain seperti stik bernomor dan berwarna
membuat siswa penasaran dan mempunyai kesempatan yang sama untuk
mengerjakan soal di papan tulis.
83
Pada siklus II NHT lebih diperjelas, pada saat diskusi kelompok guru
mengatur tempat duduk siswa agar memungkinkan siswa berdiskusi. Selanjutnya
guru memperbaiki pemanggilan siswa, yang semula pada siklus I guru belum
terlihat adil dalam pemanggilan siswa. Pada siklus II pemanggilan siswa sudah
diperbaiki. Namun ada siswa yang tidak mengikuti siklus I dan Siklus II yaitu
siswa nomor absen 1 atas nama Isti Kurniawati karena sedang sakit. Ada siswa
yang yang mengikuti siklus I tetapi tidak mengikuti siklus II yaitu siswa nomor
absen 4 atas nama Micko Adjie S. karena sedang sakit. Masih ada 2 siswa yang
baik pada siklus I dan siklus II nilainya belum mencapai KKM, hal itu karena
pada saat kegiatan pembelajaran 2 siswa tersebut tidak memperhatikan guru, tidak
aktif menjawab, dan kurang menguasai materi yang diberikan oleh guru.
Adapun 2 siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang pertama siswa
nomor absen 2 atas nama Ardani Khoirul F. siswa tersebut masih kurang dalam
perhitungan khususnya perkalian, hal tersebut dapat dilihat pada nilai pra siklus
siswa tersebut mendapat nilai 55 (Nilai pra siklus dapat dilihat pada Lampiran 1),
pada siklus I dan siklus II siswa tersebut mendapat nilai 60 (Nilai siklus I dapat
dilihat pada Lampiran 12 sedangkan nilai siklus II dapat dilihat pada lampiran 23).
Selain itu pada saat menjawab pertanyaan siswa tersebut mengalami kesulitan
dalam mengalikan bilangan dan kurang menguasai materi yang telah disampaikan.
Siswa yang nilainya belum mencapai KKM selanjutnya adalah siswa
nomor absen 10 atas nama Khalim Fahma R. siswa tersebut tidak sungguh-
sungguh salam setiap kegiatan pembelajaran, hal tersebut dapat dilihat pada
lembar observasi aktifitas siswa siklus I, pada pertemuan I siswa tersebut tidak
memperhatian guru, tidak aktif bertanya, tidak aktif menjawab, tidak aktif
berdiskusi, tidak jujur karena pada saat mengerjakan tugas siswa tersebut masih
sering melihat LK dan melihat pekerjaan temannya, dan tidak tekun dalam
mengerjakan tugas yang diberikan. Pada pertemuan II siswa tersebut sudah
memperhatikan guru, tetapi tidak aktif bertanya, tidak aktif menjawab, tidak aktif
berdiskusi, tidak jujur karena pada saat mengerjakan tugas siswa tersebut masih
sering melihat LK dan melihat pekerjaan temannya, dan tidak tekun dalam
mengerjakan tugas yang diberikan. (Lembar observasi siswa siklus I dapat dilihat
84
pada Lampiran 10). Selanjutnya pada siklus II pada pertemuan I siswa tersebut
sudah memperhatikan guru, aktif menjawab tetapi mengikuti kata teman-
temannya, tetapi tidak aktif bertanya dan tidak aktif berdiskusi karena 1 kelompok
hanya 2 siswa (laki-laki dan perempuan), sudah jujur tetapi tidak tekun dalam
mengerjakan tugas. Pada pertemuan II siswa tersebut memperhatikan guru, aktif
menjawab tetapi mengikuti kata teman-temannya, tetapi tidak aktif bertanya dan
tidakm berdiskusi tetapi tidak sungguh-sungguh, tidak jujur meskipun tekun
dalam mengerjakan tugas, tetapi masih belum menguasai materi yang diberikan.
(Lembar observasi siswa siklus II dapat dilihat pada Lampiran 21).