Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan Tindakan
4.1.1 Kondisi Awal
Hasil belajar IPA Siswa kelas III SD Negeri 3 Purwodadi sebelum diadakan tindakan
masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum tuntas. Ketuntasan klasikal belajar siswa
kelas III pada pelajaran IPA hanya 52% dengan nilai rata-rata kelas hanya 58. Hal ini
belum sesuai dengan tujuan yang akan dicapai pada setiap Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) atau jauh dari ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPA yaitu 71. Hasil belajar
IPA selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5. di bawah ini:
Tabel 5. Distribusi frekuensi hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 3 Purwodadi Pra
Siklus
No Ketuntasan Frekuensi Prosentase
1 Tuntas 24 52%
2 Tidak tuntas 22 48%
Jumlah 46 100%
Nilai Minimum 30
Nilai Maksimum 85
Nilai rata-rata 55
Berdasarkan Tabel 5, tampak bahwa ketuntasan belajar siswa sebelum diadakan
tindakan hanya 24 siswa dan siswa yang tidak tuntas 22 siswa. terlihat pula ada
ketimpangan yang cukup besar antara nilai tertinggi 85 dengan nilai terendah 30.
Rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas III disebabkan oleh guru kelas III SD Negeri 3
Purwodadi kurang kreatif, dalam kegiatan mengajar hanya berceramah saja tanpa disertai
media apapun, metode kurang bervariasi serta kurang melibatkan siswa, mendominasi
waktu dalam kegiatan belajar mengajar, membatasi kreatifitas siswa. Selain itu, siswa
dalam mengikuti pembelajaran IPA tidak berani menjawab pertanyaan dari guru pada awal
pelajaran, siswa tidak berani bertanya, konsentrasi siswa dalam pembelajaran rendah,
sebagian besar siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru, hanya siswa tertentu saja
yang aktif dalam diskusi kelas. Ketika proses pembelajaran berlangsung sebagian besar
siswa tampak sudah mengusai pelajaran. Setiap pertanyaan yang dajukan guru kepada
28
siswa hampir semua di jawab dengan benar tetapi begitu pelajaran berakhir pada hari
berikutnya ditanya sudah tidak ada yang bisa menjawab.
Dari hasil analisis data hasil belajar pra siklus dijadikan sebagai sempel penelitian.
Penelitian dilaksanakan selama 2 siklus dan setiap siklus dilakukan 3 kali pertemuan
dengan memanfaatkan media gambar dalam penerapan metode discovery dalam
pembelajaran IPA.
4.1.2 Pelaksanaan Siklus 1
1) Perencanaan
Hasil evaluasi yang diadakan pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan
yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA. Dalam
perencanaan siklus 1 guru: 1) menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan
metode discovery dan menggunakan media gambar sebagai objek atau sumber
masalahnya pada pokok bahasan pertumbuhan dan perubahan manusia. 2) menyiapkan
media yang digunakan yaitu gambar manusia dari bayi sampai dewasa untuk pertemuan
pertama dan pertemuan kedua menyiapkan gambar makanan bergizi, makanan tidak
bergizi dan makanan yang mengandung zat adiktif. 3) untuk kegiatan penemuan
menyiapkan lembar tugas. 4) menyiapkan test akhir tiap siklus dengan materi
pertumbuhan dan perubahan manusia. 5) mempersiapkan lembar obeservasi kegiatan
belajar mengajar guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan metode discovery
dengan memanfaatkan media gambar. 6) menyiapkan soal perbaikan dan pengayaan.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus 1 dilakukan selama tiga kali pertemuan, yang dilaksanakan
sesuai jadwal pelajaran kelas III SD Negeri 3 Purwodadi. Dalam pembelajaran yang
dilakukan dinilai oleh observer atau teman sejawat. Pada pertemuan pertama
dilaksanakan pada tanggal 9 November 2011. Kegiatan awal pembelajaran memberikan
penjelasan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar siswa mengerti
pembelajaran yang akan dilakukan, karena siswa kelas III belum pernah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan metode discovery. Pembelajaran yang dilakukan
dengan langkah-langkah antara lain: 1) melakukan apersepsi, yaitu mengajukan
pertanyaan mengenai materi yang dibahas. 2) memotivasi siswa dengan cerita pendek
yang ada kaitannya dengan materi yang diajarkan. 3) menyampaikan tujuan pembelajaran
29
dan kegiatan/tugas yang dilakukan. 4) menjelaskan meteri pelajaran melalui pengamatan
gambar yang sudah ditetapkan. 5) mengemukakan masalah yang akan dicari jawabannya,
melalui pengamatan gambar untuk menemukan jawaban melalui lembar tugas. 6)
menunjukkan dan mengenalkan gambar yang akan diamati. 7) diskusi pengarahan tentang
cara pelaksanaan penemuan/pemecahan masalah melalui lembar tugas. 8) membagikan
lembar tugas siswa. 9) menyuruh siswa untuk melakukan penemuan dengan mengamati
gambar yang sudah ditentukan yang diberi perlakuan. 10) menyuruh siswa menghimpun
informasi atau data dari hasil pengamatannya. 11) membantu siswa melakukan analisis
data hasil temuan. 12) menyuruh siswa melaporkan hasil temuannya. 13) memuji siswa
yang giat dalam melaksanakan penemuan. 14) meminta siswa membuat rangkuman hasil-
hasil penemuannya. 15) memberikan latihan soal.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 11 November 2011. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru sama pada pertemuan pertama siklus 1, dengan pokok
bahasan Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan (makanan bergizi dan tidak bergizi).
Media yang digunakan gambar makanan bergizi, makanan tidak bergizi dan makanan
yang mengandung zat adiktif. Pada kegiatan awal guru mengoreksi tugas rumah. Dan
diakhir pembelajaran guru memberikan evaluasi.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari yang sama pada pertemuan kedua. Pada
pertemuan ini guru memberikan perbaikan dan pengayaan, dengan langkah kegiatan: 1)
mengelompokkan siswa sesuai dengan hasil evaluasi siklus. 2) melakukan penemuan
ulang pada kelompok siswa yang remidi. 3) meminta kelompok siswa yang pengayaan
mengerjakan tugas.
3) Hasil Tindakan
Selain kegitan pembelajaran guru, aktivitas belajar siswa juga dinilai oleh observer
dengan lembar observasi yang sudah ditetapkan. Hasil penilaian aktivitas belajar siswa
selama mengikuti pembelajaran menggunakan metode discovery dengan pemanfaatan
media gambar pada siklus 1 tersaji pada Tabel 6 di bawah ini:
30
Tabel. 6 Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 3 Purwodadi Selama
Mengikuti Proses Pembelajaran Discovery dengan Pemanfaatan Media Gambar Siklus 1
Pertemuan Materi Total skor
Nilai aktivitas
Kriteria
Siklus 1 Pertemuan 1
Pertumbuhan dan perubahan manusia
50 69% Cukup baik
Siklus 1 Pertemuan 2
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan (makanan bergizi dan tidak bergizi)
56 78% Baik
Tabel 6 menunjukkan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran
discovery dengan memanfaatkan media gambar pada siklus 1 pertemuan pertama
memperoleh skor 50 dengan nilai presentase 68% dikatakan cukup baik, pada pertemuan
kedua siklus 1 mendapat skor 56 dengan nilai presentase 78% dikatakan baik.
Hasil belajar IPA siswa yang dilakukan pada akhir pertemuan kedua siklus 1,
sebelum diadakan perbaikan dan pengayaan setelah memperoleh tindakan meningkat
dibandingkan hasil belajar pra siklus. Hasil belajar IPA siswa kelas III pada indikator:
mengidentifikasi perubahan tubuh pada manusia melalui pengamatan gambar,
menafsirkan perubahan manusia berdasarkan hasil pengukuran, menyebutkan faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia, menjelaskan
pentingnya makanan bergizi seimbang untuk pertumbuhan, menjelaskan pengaruh bahan
makanan tambahan (zat aditif) terhadap tubuh tersaji pada Tabel 7 di bawah ini:
Tabel. 7 Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri 3 Purwodadi Siklus 1
No Ketuntasan Frekuensi Prosentase
1 Tuntas 34 74%
2 Tidak tuntas 12 26%
Jumlah 46 100%
Nilai Minimum 53
Nilai Maksimum 100
Nilai rata-rata 75
Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 1 adalah 75
meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 58. Jumlah siswa yang tuntas
belajarnya pada siklus 1 meningkat menjadi 34 siswa, sementara pada pra siklus hanya 24
31
siswa. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 1 sudah ada yang mencapai nilai
maksimum yaitu 100, nilai terendah 53. Perolehan hasil belajar IPA siswa kelas III SD
Negeri 3 Purwodadi melalui pembelajaran menggunakan metode discovery dengan
memanfaatkan media gambar jumlah siswa yang nilainya >71 atau yang memenuhi KKM
sudah terlihat meningkat. Hasil tes pada siklus 1 apabila dianalisis berdasarkan ketuntasan
belajar dapat disajikan dalam bentuk Gambar 3 di bawah ini:
Gambar. 3. Presentase Ketuntasan Belajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri 3 Purwodadi Siklus 1
Siswa yang tuntas pada siklus 1 mencapai 74%, sedangkan siswa yang belum
tuntas hasil belajarnya 26% meningkat dibandingkan hasil belajar pra siklus. Namun
demikian hasil yang diperoleh pada Siklus 1 belum mencapai standar yang telah
ditetapkan pada indikator kinerja pada penelitian ini. Indikator keberhasilan penelitian ini
dianggap berhasil apabila 36 siswa nilainya tuntas dalam kelas atau ketuntasan klasikal
80%. Dari data dapat diperoleh informasi bahwa siswa yang telah tuntas pada siklus 1
mencapai 74% (34 siswa), oleh karena itu penelitian dilanjutkan dengan mempersiapkan
siklus 2.
4) Hasil Observasi
Pada pertemuan pertama siklus 1 kegiatan guru dalam pembelajaran menggunakan
metode discovery diamati oleh obeserver. Pengamatan yang dilakukan dengan lembar
observasi kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Adapun pengamatan
yang difokuskan pada kegiatan guru dalam menerapkan metode discoveri dalam
pembelajaran IPA dengan memanfaatkan media gambar sebagai objek tersaji pada Tabel
8 di bawah ini:
74%
26%
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1
Tuntas
Tidak Tuntas
32
Tabel. 8 Hasil Penilaian Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan Metode Discovery
Dengan Memanfaatkan Media Gambar Siklus 1
Pertemuan Materi Total skor
Nilai aktivitas
Kriteria
Siklus 1 Pertemuan 1
Pertumbuhan dan perubahan manusia
48 67% Cukup baik
Siklus 1 Pertemuan 2
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan (makanan bergizi dan tidak bergizi)
54 75% Baik
Pada pertemuan pertama dengan mendasarkan hasil skor penilaian yang berjumlah
48 atau presentasenya adalah 67%. Secara umum dapat dikatakan pada pembelajaran
pertemuan pertama siklus 1 dilaksanakan kurang maksimal. Kegiatan yang belum
dilakukan yaitu mengemukakan masalah yang akan dicari jawabannya melalui
pengamatan gambar untuk menemukan jawaban melalui lembar tugas, meminta siswa
membuat rangkuman hasil-hasil penemuannya dan melakukan tindak lanjut. Selama
pembelajaran siswa masih ramai dan sebagian besar siswa belum mengerti tentang
pembelajaran yang dilakukan, siswa takut bertanya kepada guru, hanya siswa tertentu
saja yang aktif dalam kegiatan pembelajaran berlangsung.
Pada pertemuan kedua siklus 1 kegiatan guru dalam pembelajaran discovery
dengan memanfaatkan media gambar setelah diamati oleh observer mendapat skor 54
atau presentase 75% dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan guru baik. Pada
pertemuan kedua ini aspek yang belum dilakukan pada pertemuan pertama berkurang.
Aspek yang belum dilakukan yaitu memuji siswa yang giat dalam melaksanakan
penemuan. Walaupun masih ada siswa yang masih ramai tetapi sebagian besar siswa
sudah mengerti pembelajaran yang dilakukan.
5) Hasil Refleksi
Sebelum melakukan tindakan pada siklus 2 diadakan refleksi proses pembelajaran
yang dilakukan pada siklus 1. Refleksi diadakan dengan melibatkan 2 teman sejawat.
Kegiatan refleksi bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari teman sejawat selaku
observer, agar pada siklus 2 hasil evaluasi pembelajaran mencapai target yang telah
ditentukan. Hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut ini:
33
(1) Pertemuan pertama, pembelajaran menggunakan metode discovery dengan
memanfaatkan media gambar masih kurang baik. Karena guru tidak membantu
siswa dalam melakukan penemuan terhadap gambar yang diamati. Seharusnya
peneliti membantu siswa karena pembelajaran discovery siswa perlu mendapat
bantuan dan bimbingan apabila menemui kesulitan. Selain itu guru harus menegor
siswa yang ramai agar tidak mengganggu siswa lainya. Masih banyak kegiatan yang
direncanakan belum dilakukan. Sehingga pada pertemuan kedua siklus 1 peneliti
harus berusaha melakukan semua kegiatan.
(2) Pada pertemuan kedua, hampir semua kegiatan yang direncanakan dilakukan akan
tetapi belum maksimal. Sehingga pada pertemuan siklus 2 guru harus seoptimal
mungkin melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.
(3) Ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 yaitu 74% siswa tuntas meningkat
dibandingkan dengan ketuntasan belajar siswa sebelum diadakan tindakan yaitu
52%. Rata-rata siswa siklus 1 mencapai 75 sedangkan rata-rata siswa pra siklus 58.
Hasil belajar siswa siklus 1 belum sesuai dengan indikator keberhasilan dalam
penelitian ini yaitu siswa tuntas mencapai 36 atau ketuntasan klasikal mencapai
80%. Sehingga perlu ada perbaikan dalam pembelajaran menggunakan metode
discovery dengan memanfaatkan media gambar pada siklus 2.
4.1.3. Pelaksanaan Siklus 2
1) Perencanaan
Hasil refleksi pada siklus 1 dengan teman sejawat/observer menjadi salah satu
pertimbangan untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih baik lagi. Tindakan awal
perencanaan siklus 2, yaitu: 1) membuat rencana pembelajaran menggunakan metode
discovery dengan memanfaatkan media gambar sebagai sumber masalah dengan materi
hubungan rekreasi, olah raga, istirahat dan kesehatan pada pertemuan pertama,
sedangkan pada pertemuan kedua dengan materi menyebutkan ciri-ciri pertumbuhan
hewan dan tumbuhan. 2) meyiapkan gambar antara lain: kegiatan rekreasi, istirahat,
olahraga untuk pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua siklus 2 meyiapkan gambar
antara lain: pertumbuhan hewan dan tumbuhan. 3) menyiapkan lembar observasi guru dan
siswa, serta menyiapkan lembar tugas siswa 4) lembar evaluasi siswa yang diberikan pada
akhir pertemuan kedua siklus 2. 5) menyiapkan soal perbaikan dan pengayaan.
34
2) Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan pertama siklus 2 dilaksanakan pada minggu ketiga tepatnya pada
tanggal 16 November 2011, sedangkan pertemuan kedua dan ketiga dilaksanakan pada
tanggal 18 November 2011. Tindakan awal pertemuan pertama siklus 2, 1) melakukan
apersepsi, yaitu mengajukan pertanyaan mengenai materi yang dibahas. 2) memotivasi
siswa dengan cerita pendek yang ada kaitannya dengan materi yang diajarkan. 3)
menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan/tugas yang dilakukan. 4) guru
menjelaskan materi pelajaran melalui gambar hubungan rekreasi, olah raga, istirahat dan
kesehatan. Kegiatan ini dimaksud agar siswa memahami konsep yang sama tentang
materi yang dibahas. 5) mengemukakan masalah yang akan dicari jawabannya, melalui
pengamatan gambar untuk menemukan jawaban melalui lembar tugas. 6) menunjukkan
dan mengenalkan gambar yang akan diamati. 7) diskusi pengarahan tentang cara
pelaksanaan penemuan/pemecahan masalah melalui lembar tugas. 8) membagikan
lembar tugas siswa. 9) menyuruh siswa untuk melakukan penemuan dengan mengamati
gambar yang sudah ditentukan yang diberi perlakuan. 10) menyuruh siswa menghimpun
informasi atau data dari hasil pengamatannya. 11) membantu siswa melakukan analisis
data hasil temuan. 12) menyuruh siswa melaporkan hasil temuannya. 13) memuji siswa
yang giat dalam melaksanakan penemuan. 14) pada akhir pertemuan pertama siklus 2
guru memberikan penguatan dan menyuruh siswa merangkum materi pelajaran yang
sudah dilakukan.
Pada pertemuan kedua siklus 2 pembelajaran yang dilakukan dengan langkah-
langkah yang sama pada pertemuan pertama siklus 2, hanya saja dengan materi yang
berbeda yaitu pertembuhan hewan dan tumbuhan. Kegiatan awal pertemuan ini
menyiapkan gambar hewan dan tumbuhan yang sudah ditentukan. Pada kegiatan inti
peneliti menjelaskan pertembuhan hewan dan tumbuhan dengan menggunakan gambar.
Setelah itu guru membagikan lembar tugas. Selanjutnya menunjukkan gambar
pertumbuhan ayam dan gambar pertumbuhan tumbuhan dari biji sampai pohon. Menyuruh
siswa mengamati dan mencatat apa yang ditemukan dalam lembar tugas. Pada akhir
pertemuan kedua siklus 2 diadakan evaluasi pada siswa untuk mengukur keberhasilan
pembelajaran menggunakan metode discovery dengan memanfaatkan media gambar.
35
Setelah melakukan evaluasi memberikan perbaikan dan pengayaan yang
dilaksanakan pada pertemuan ketiga. Kegiatan perbaikan dilakukan pada siswa yang
belum tuntas hasil belajarnya, dengan cara melakukan penemuan ulang terhadap materi
yang sudah dibahas pada pertemuan pertama dan kedua. Sedangkan kegiatan pengayaan
diberikan pada kelompok siswa yang sudah tuntas hasil belajarnya dengan cara meminta
mengerjakan tugas yang sudah disiapkan.
3) Hasil Tindakan
Hasil penilaian aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran
menggunakan metode discovery dengan pemanfaatan media gambar pada siklus 2 tersaji
pada Tabel 9 di bawah ini:
Tabel. 9 Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 3 Purwodadi Selama
Mengikuti Proses Pembelajaran Discovery dengan Pemanfaatan Media Gambar Siklus 2
Pertemuan Materi Total skor
Nilai aktivitas
Kriteria
Siklus 2 Pertemuan 1
Hubungan rekreasi, istirahat, olahraga dan kesehatan bagi pertumbuhan
64 89% Baik sekali
Siklus 2 Pertemuan 2
Pertumbuhan hewan dan tumbuhan
68 94% Baik sekali
Tabel 9 menunjukkan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran
discovery dengan memanfaatkan media gambar pada siklus 2 pertemuan pertama
memperoleh skor 64 dengan nilai presentase 89% dikatakan baik sekali, pada pertemuan
kedua siklus 2 mendapat skor 68 dengan nilai presentase 94% dikatakan baik sekali.
Pada pertemuan kedua siklus 2 diakhir pembelajaran diadakan tes/evaluasi untuk
mengukur ketuntasan belajar siswa. Hasil belajar siswa pada siklus 2 sebelum
dilaksanakan perbaikan dan pengayaan dapat dilihat dari Tabel 10 di bawah ini:
36
Tabel. 10 Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri 3 Purwodadi Siklus 2
No Ketuntasan Frekuensi Prosentase
1 Tuntas 41 89%
2 Tidak tuntas 5 11%
Jumlah 46 100%
Nilai Minimum 60
Nilai Maksimum 100
Nilai rata-rata 83
Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 2 adalah 83
meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 58 dan siklus 1 adalah 75. Jumlah
siswa yang tuntas belajarnya pada siklus 2 meningkat menjadi 41 siswa, sementara pada
pra siklus hanya 24 siswa dan siklus 1 yaitu 34 siswa. Tabel 10 diatas menunjukkan
bahwa perolehan hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 3 Purwodadi dengan
penerapan metode discovery pada siklus 2 dengan jumlah siswa yang nilainya
37
III tuntas hasil belajarnya. Dari data tersebut dapat diperoleh informasi bahwa siswa yang
telah tuntas pada siklus 2 sudah mencapai 89% (41 siswa). Dari hasil data siklus 2
tersebut sudah menunjukkan keberhasilan ketuntasan belajar siswa yang sudah sesuai
dengan indikator keberhasilan penelitian.
4) Hasil Observasi
Kegiatan observasi terhadap kegiatan pembelajaran guru dalam menerapkan
metode discovery dengan memanfaatkan media gambar pada siklus 2 baik pada
pertemuan pertama dan kedua yang dinilai observer sudah menunjukkan hasil yang lebih
baik dari siklus 1.
Tabel. 11 Hasil Penilaian Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan Metode Discovery
Dengan Memanfaatkan Media Gambar Siklus 2
Pertemuan Materi Total skor
Nilai aktivitas
Kriteria
Siklus 2 Pertemuan 1
Hubungan rekreasi, istirahat, olahraga dan kesehatan bagi pertumbuhan
59 82% Baik
Siklus 2 Pertemuan 2
Pertumbuhan hewan dan tumbuhan
69 96% Baik sekali
Pada pertemuan pertama memperoleh skor 59 atau dengan nilai presentase
kegiatan 82%. Kegiatan yang belum dilakukan yaitu melakukan evaluasi dan tindak lanjut.
Pada pertemuan kedua siklus 2 mendapat skor 69 atau nilai presentase kegiatan 96%,
semua kegiatan yang dilakukan guru semua dilaksanakan dengan kriteria baik.
5) Hasil Refleksi
Pada akhir kegiatan siklus 2 diadakan refleksi proses pembelajaran yang telah
dilakukan. Refleksi diadakan dengan melibatkan 2 teman sejawat. Kegiatan refleksi
bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari teman sejawat selaku observer. Hasil
refleksi tersebut adalah pembelajaran menggunakan media gambar dalam penerapan
metode discovery pada siklus 2 pertemuan pertama sudah baik sekali, untuk pertemuan
berikutnya guru harus mengoptimalkan seluruh kegiatan yang direncanakan agar hasilnya
lebih baik lagi. Dalam proses pengamatan guru membantu siswa yang mengalami
kesulitan dan menjelaskan kembali tentang rekreasi, olah raga, istirahat dan kesehatan.
38
Pada pertemuan pertama siklus 2 siswa sudah terbiasa terhadap pembelajaran
menggunakan metode discovery sehingga pembelajaran yang dilakukan kelihatan aktif
dan siswa tidak ramai sendiri. Siswa yang sebelumnya tidak berani bertanya menjadi
berani bertanya terhadap kesulitan yang ditemui.
Pada pertemuan kedua yang dilakukan guru sudah bisa dikatakan berhasil, yang
dapat ditunjukkan dari meningkatnya hasil ketuntasan belajar siswa yaitu 41 siswa atau
89% siswa tuntas. Dapat disimpulkan pembelajaran yang dilakukan dalam menerapkan
metode discovery dengan memanfaatkan media gambar pada siklus 2 sudah berhasil
karena memperoleh penilaian pada pertemuan pertama adalah 82% meningkat menjadi
96%.
4.2. Hasil Analisis Data
Data yang diperoleh dari pengamatan dalam penelitian ini meliputi hasil
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran baik dari siklus 1 dan siklus 2 sebagai berikut:
4.2.1. Hasil Penilaian Kegiatan Guru dalam Menerapkan Metode Discovery dengan
memanfaatkan Media Gambar.
Setelah diamati atau dicatat oleh observer kinerja guru dalam mengajar
menggunakan metode discovery dengan memanfaatkan media gambar diperoleh data
yang tampak Tabel 12 dan Gambar 5 di bawah ini:
Tabel. 12 Perbandingan Kegiatan Guru Mengajar menggunakan Metode Discovery dengan
memanfaatkan Media Gambar Siklus 1 dan Siklus 2
Aktivitas Mengajar Nilai Prosentase Kriteria
Siklus 1 Pertemuan ke 1 67% Cukup baik
Siklus 1 pertemuan ke 2 75% Baik
Siklus 2 pertemuan ke 1 82% Baik
Siklus 2 pertemuan ke 2 96% Baik sekali
39
Gambar. 5 Perbandingan Kegiatan Mengajar Guru menggunakan Metode Discovery dengan
Memanfaatkan Media Gambar Pada siklus 1 dan siklus 2
Dilihat dari hasil tersebut bahwa kegiatan guru mengajar menggunakan metode
discovery dengan memanfaatkan media gambar pada siklus 1 pertemuan pertama yaitu
67% dengan kategori cukup baik dan pertemuan kedua 75% dengan kategori baik.
Sedangkan pada siklus 2 mengalami peningkatan, pada pertemuan pertama siklus 2
menjadi 82% dengan kategori baik dan pada pertemuan kedua 96% dengan kategori baik
sekali. Dapat disimpulkan kegiatan pembelajaran menggunakan metode discovery dengan
memanfaatkan media gambar pada pelajaran IPA siswa kelas III SD Negeri 3 Purwodadi
dari setiap pertemuan mengalami peningkatan yang ditunjukkan dari nilai presentase
kegiatan guru mengajar. Jika dilihat dari dari seluruh kegiatan pembelajaran yang
direncanakan, maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran siklus 2 berhasil.
4.2.2. Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri 3 Purwodadi
Setelah diamati dan dicatat oleh guru ataupun observer mengenai hasil belajar
siswa kelas III SD Negeri 3 Purwodadi pada pelajaran IPA materi pertumbuhan makhluk
hidup diperoleh data seperti tampak pada Tabel 13 di bawah ini:
Siklus 1Pertemuan ke
1
Siklus 1pertemuan ke
2
Siklus 2pertemuan ke
1
Siklus 2pertemuan ke
2
67% 75% 82%
96%
Perbandingan Kegiatan Mengajar Guru Siklus 1 dan Siklus 2
Nilai kegiatan mengajar guru
40
Tabel. 13 Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa III SD Negeri 3 Purwodadi
Pra Siklus, Siklus 1 Dan Siklus 2
No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
1 Tuntas 24 52% 34 74% 41 89%
2 Tidak tuntas 22 48% 12 26% 5 11%
Jumlah 46 100% 46 100% 46 100%
Nilai Minimum 30 47 60
Nilai Maksimum 85 100 100
Nilai Rata-rata 55 75 83
Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa ada kenaikan hasil belajar dari pra siklus sampai
siklus 2. Nilai siswa yang diatas KKM dari pra siklus 24 siswa meningkat pada siklus 1
menjadi 34 siswa, meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 41 siswa dari 46 siswa. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 6 di bawah ini:
Gambar. 6 Diagram Batang Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 3 Purwodadi
Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Berdasarkan Gambar 6 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dan ketuntasan belajar
siswa sebelum tindakan kelas dilaksanakan mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 55
dengan ketuntasan klasikal 52% siswa tuntas dan setelah dilaksanakan tindakan dengan
menggunakan metode discovery dengan memanfaatkan media gambar dalam
Tuntas Tidak Tuntas Nilai Rata-rata
24 22
55
34
12
75
41
5
83
Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
41
pembelajaran nilai rata-rata siklus 1 menjadi 75 dengan ketuntasan belajar mencapai 74%
siswa tuntas, sedangkan pada siklus 2 nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 83 dengan
ketuntasan klasikal mencapai 89% siswa tuntas hasil belajarnya.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Penggunaan Media Gambar dalam Penerapan Metode Discovery dalam
Pembelajaran.
Pemberian tindakan dalam penelitian ini berlangsung selama 2 putaran setiap
putaran terdiri dari 3 kali pertemuan. Pada siklus 1 pertemuan pertama dengan materi
pertumbuhan makhluk hidup. Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang
dilakukan didapatkan permasalahan antara lain siswa kurang mengerti tentang
pembelajaran menggunakan metode discovery, dalam proses pembelajaran masih banyak
siswa yang sibuk sendiri dan membuat keramaian kelas, siswa tidak berani bertanya bila
mengalami kesulitan. Selain itu karena terbiasa dengan proses pembelajaran yang lalu
siswa masih banyak yang bingung dan kurang dapat mencermati/mengerjakan lembar
tugas yang diberikan guru. Guru dalam menerapkan metode discovery dengan
memanfaatkan media gambar kurang optimal terlihat pada kegiatan-kegiatan guru dalam
pembelajaran yang direncanakan belum dilakukan. Sehingga pada pertemuan berikutnya
harus berusaha melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan.
Pada pertemuan kedua siklus 1 masih ditemukan permasalahan-permasalahan
seperti diatas. Sehingga guru terus-menerus memotivasi siswa untuk mau berperan aktif
dalam mengikuti pembelajaran. Walaupun kegiatan-kegiatan yang direncanakan sudah
banyak dilakukan tetapi kurang optimal yang ditunjukan hasil penilian observer tehadap
pembelajaran yang dilakukan masih di bawah kriteria baik sekali. Kegiatan guru pada
siklus 1 pertemuan pertama memperoleh 67% dengan kriteria cukup, sedangkan pada
pertemuan kedua 75% dengan kriteria baik.
Pada pertemuan siklus 2 masalah-masalah tersebut sudah berkurang, yang
ditunjukkan antara lain: siswa sudah berani bertanya kepada guru, siswa sudah terbiasa
menempatkan diri sesuai kelompok berdasarkan hasil belajarnya sehingga kondisi kelas
tidak ramai. Dari hasil pengamatan kegiatan guru dalam pembelajaran pada siklus 2
diperoleh nilai presentasenya 82% pada pertemuan pertama dan 96% pada pertemuan
42
kedua. Guru berusaha memperbaiki dan menambahkan kegiatan-kegiatan yang belum
dilakukan pada siklus 1. Semua indikator kegiatan guru dilakukan pada pembelajaran di
siklus 2.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pembelajaran menggunakan metode
discovery dengan memanfaatkan media gambar yang dilakukan guru pada siswa kelas III
SD Negeri 3 Purwodadi dari siklus 1 ke siklus 2 ada peningkatan yang baik. Ini berarti
bahwa pembelajaran IPA menggunakan metode discovery dengan memanfaatkan media
gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA.
4.3.2. Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri 3 Purwodadi
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, pembelajaran menggunakan metode
discovery dengan memanfaatkan media gambar pada pelajaran IPA dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 3 Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten
Grobogan. Hal ini dapat dilihat ketuntasan belajar dan nilai rata-rata tes siswa sebelum
dilaksanakan pembelajaran menggunakan metode discovery dengan media gambar
setelah dilaksanakan. Tampak pada Tabel 13 di bawah ini:
Tabel. 14 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri 3 Purwodadi pada Pra Siklus,
Siklus 1, dan Siklus 2
Kategori Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Jumlah siswa
Prosentase Jumlah siswa
Prosentase Jumlah siswa
Prosentase
Tuntas 24 52% 34 74% 41 89% Tidak Tuntas 22 48% 12 26% 5 11%
Jumlah 46 100% 46 100% 46 100%
Dari Tabel 13 dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori. Kategori 1 menunjukkan
jumlah siswa yang tuntas sebelum dilaksanakan pembelajaran metode discovery dengan
memanfaatkan media gambar berjumlah 24 atau 52% sedangkan siswa yang tidak tuntas
berjumlah 22 siswa atau 48% dengan nilai rata-rata kelas 55. Hal ini disebabkan oleh guru
kelas III SD Negeri 3 Purwodadi kurang kreatif, dalam kegiatan mengajar hanya
berceramah saja tanpa disertai media apapun, metode kurang bervariasi serta kurang
melibatkan siswa, mendominasi waktu dalam kegiatan belajar mengajar, membatasi
kreatifitas siswa. Selain itu, siswa dalam mengikuti pembelajaran siswa tidak berani
bertanya, konsentrasi siswa dalam pembelajaran rendah, sebagian besar siswa tidak
43
dapat menjawab pertanyaan guru. Kategori 2 yaitu setelah diberikan tindakan pada siklus
1 menerapkan metode discovery dengan memanfaatkan media gambar diperoleh hasil
yaitu jumlah siswa yang tuntas bertambah 10 siswa dengan jumlah total 34 siswa,
ketuntasan klasikal siswa mencapai 74%, sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumlah 12
siswa atau 26%, dengan nilai rata-rata kelas 75. Walaupun mengalami peningkatan pada
siklus 1 tetapi ketuntasan klasikal nilai siswa yang dicapai masih jauh dari indikator yang
diharapkan. Indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu siswa yang nilainya diatas KKM
>71 mencapai 36 siswa atau ketuntasan klasikal 80%. Kategori 3 yaitu setelah
dilaksanakan tindakan menerapkan metode discovery dengan memanfaatkan media
gambar pada siklus 2 diperoleh hasil siswa yang tuntas bertambah 7 siswa dengan jumlah
total siswa yang tuntas mencapai 41 siswa atau 89% dengan nilai rata-rata kelas menjadi
83. Kategori 4 yaitu jumlah siswa yang tidak tuntas pada siklus 2 yaitu 5 siswa atau 11%
dari jumlah siswa, siswa-siswa tersebut adalah termasuk siswa yang kurang kemampuan
akademiknya dibandingkan dengan teman-temannya.
Dengan hasil tersebut maka diambil saran bahwa pembelajaran menerapkan
metode discovery dengan memanfaatkan media gambar yang dilakukan dapat
menigkatkan hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 3 Purwodadi. Terjadinya hipotesis
tindakan dalam penelitian ini membuktikan bahwa penerapan metode discovery dengan
memanfaatkan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.