Upload
hoangtuong
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pilihan Kata yang terdapat dalam Novel Saat Langit dan BumiBercumbu Karya Wiwid Prasetyo
Persoalan diksi merupakan salah satu hal yang penting dalam sebuah
karya. Menurut Barfield (dalam Pradopo, 2009: 54) bahwa bila kata-kata dipilih
dan disusun dengan cara yang sedemikian rupa hingga artinya menimbulkan atau
dimaksudkan untuk menimbulkan estetik, maka hasilnya disebut diksi puitis.
Diksi menentukan indah atau tidaknya sebuah karya.
Diksi yang digunakan pengarang dapat membedakan karya antara
pengarang yang satu dengan pengarang lainnya. Diksi yang terdapat dalam novel
Saat Langit dan Bumi Bercumbu karya Wiwid Prasetyo yaitu :
sepi, pondok dalem, berserakan, kusantap, kerja keras, wajib, menahan,mencatat, beraktivitas, santri, gadis, wanita, kuyup, lapar, menatap, batu,menyeramkan, segumpal, berujung, sang pemilik langit dan bumi, merendam,dilukiskan, mencambuk, petir, merayap, mata, bercengkrama, berderai,menampar, segenggam, nyayian, ditampar, mengedarkan, mencubit,mengunjungi, mencekam, melambai-lambai, menyala, menyirami, terbingkai,menyapu, terbakar, bunga, meruncing, diterkam, meraung-raung, menembus,ubun-ubun, bola raksasa, sejuta, memuncak, meledak-ledak, meronta-ronta,gerimis, ditikam, milyaran, cahaya, disinari, mencair, melahap, mengalir,dihantam, suka-duka, senang-sedih, berat-ringan, kenyang-lapar, periang-pendiam, dunia-akhirat.
4.1.2 Jenis-jenis Diksi yang ada dalam Novel Saat Langit dan BumiBercumbu Karya Wiwid Prasetyo
Diksi yang ada dalam novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu Karya
Wiwid Prasetyo sebagaimana diuraikan di atas dapat dibedakan atas dua jenis
berdasarkan makna dan struktur leksikal. Dilihat dari segi makna terdapat jenis
diksi berdasarkan makna denotatif dan konotatif. Dilihat dari struktur leksikal
dilihat dari sinonim, polisemi, hiponim, antonim.
4.1.2.1 Jenis Diksi berdasarkan Makna
Diksi dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan makna, yaitu makna
denotatif dan makna konotatif. Kedua macam makna tersebut akan diuraikan di
bawah ini.
a. Jenis Diksi berdasarkan Makna Denotatif
Makna denotatif yakni makna yang sesuai dengan hasil observasi
(pengamatan) menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau
pengalaman yang berhubungan dengan informasi (data) faktual dan objektif.
Makna denotatif adalah makna sebenarnya. Jenis diksi yang termasuk dalam
makna denotatif adalah diksi sepi, pondok dalem, berserakan, kusantap, kerja
keras, wajib, menahan, mencatat, beraktivitas, santri, gadis, wanita, kuyup, lapar,
menatap, batu, menyeramkan. Berikut adalah kutipan kata-kata tersebut.
Kutipan 1
Sepanjang jalan sungguh sepi. Tidak ada warung yang buka. Rumah-rumah semuanya tertutup (hal. 60)
Dari kutipan cerita di atas dapat diketahui bahwa diksi ini mengandung
makna denotatif. Kata sepi menggambarkan sebuah tempat yang sudah sunyi dan
tidak terdapat aktifitas lagi. Hal tersebut menggambarkan bahwa makna yang
disampaikan sesuai dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan.
Sesuai dengan kutipan cerita di atas.
Kutipan 2
Pondok dalem adalah sebuah rumah sederhana, namun bersih. (hal. 66)
Berdasarkan kutipan cerita di atas dapat diketahui bahwa makna yang
terkandung dalam cerita termasuk dalam makna denotatif. Pondok dalem
merupakan sebuah rumah sederhana, namun bersih, yang dibangun di dalam
pesantren. Dari penggalan cerita di atas pengarang menggambarkan secara lugas
makna yang dimaksud. Hal tersebut menggambarkan bahwa makna yang
disampaikan sesuai dengan hasil kenyataan.
Kutipan 3
Di kamar ini, begitu banyak buku berserakan. Buku cerita agama, sains,dan teknologi, sampai Sherlock Holmes (hal 93)
Dari kutipan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna denotatif. Kata
berserakan sesuai digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang tidak
teratur. Dari penggalan di atas, pembaca dapat mengetahui makna yang ingin
disampaikan pengarang. Digambarkan bahwa dalam kamar tersebut banyak buku
yang berserakan.
Kutipan 4
Satu-satunya makanan enak yang sering kusantap adalah mi instan (hal96)Dari kutipan cerita di atas, digambarkan bahwa tak ada makna lain yang
dapat dihadirkan. Penggalan cerita di atas menggambarkan bahwa tak ada
makanan enak yang lain yang dimakan, kecuali hanya mi instan.
Kutipan 5
Hasil kerja kerasnya menabung terlihat dengan penuhnya rak-rak denganbuku (hal 97)
Dari penggalan cerita di atas, diketahui terdapat makna denotatif.
Pengarang menggambarkan bahwa hasil kerja kerasnya menabung dapat terlihat
dengan penuhnya rak-rak dengan buku. Hal tersebut sudah sesuai dengan
kenyataan yang ada dalam cerita.
Kutipan 6
Para santri wajib mendengarkan taushiyah (hal 101)
Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna
denotatif. Makna yang terkandung di dalamnya bahwa seluruh santri diwajibkan
untuk mendengarkan tausyiah yang akan disampaikan pak Kiai.
Kutipan 7
Puasa itu bertujuan untuk menahan nafsu. Tanpa bisa menahan nafsu,berarti puasa telah gagal. (hal 118)
Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna
denotatif. Makna yang dimaksud dalam cerita yaitu tujuan puasa adalah untuk
menahan nafsu. Jika tak mampu menahan nafsu, berarti puasa telah gagal. Hal
tersebut menggambarkan bahwa tak ada makna lain yang ingin disampaikan
pengarang. Penggalan tersebut sesuai dengan keadaan yang terjadi dalam cerita.
Kutipan 8
Aku segera mencatat dengan saksama penegetahuan baru yangkudapatkan ini. Karena Ali bin Abi Thalib pernah berpesan untukmengikat ilmu dengan menuliskannya (hal 119)
Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui bahwa terdapat
makna denotatif. Makna yang disampaikan yaitu bahwa apabila mendapatkan
sebuah pengetahuan baru, maka harus dicatat agar tidak akan dilupakan. Hal
tersebut sudah sesuai dengan penggalan cerita di atas. Kata mencatat artinya
menulis pengetahuan yang baru ditemukan.
Kutipan 9
Aku tetap beraktivitas seperti biasa. Pergi ke pasar. Memasak untukmakan siang para santri. Rutinitas dalam lingkungan pesantren menjaminrezeki harian mereka. Dengan rezeki yang barakah, masakan yangsederhana mampu mengenyangkan perut banyak santri (hal 121)
Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna
denotatif. Kata beraktivitas menggambarkan bahwa banyak kegiatan yang
dilakukan. Hal tersebut sesuai dengan penggalan cerita di atas.
Kutipan 10
Aku melihat tiga santri tergopoh-gopoh ke antrean. Peci merekaterpasang miring. Sarungnya dijinjing tinggi-tinggi hingga betis merekakelihatan. (hal 124)
Berdasarkan penggalan cerita di atas dapat diketahui bahwa diksi yang
digunakan pengarang menggunakan makna denotatif. Kata santri merupakan
nama panggilan yang digunakan untuk seseorang yang tinggal dalam pesantren.
Hal itu sesuai dengan penggalan cerita di atas. Hal tersebut menggambarkan
bahwa makna yang disampaikan sesuai dengan hasil observasi (pengamatan)
menurut penglihatan.
Kutipan 11
Gadis ini tak hanya cantik, anggun, ramah, tetapi juga seorang muslimahberiman (hal. 128)
Berdasarkan penggalan cerita di atas dapat diketahui bahwa makna yang
terkandung dalam cerita adalah makna denotatif. Pengarang menyampaikan secara
lugas bahwa yang dimaksud adalah seorang gadis yang cantik, anggun, ramah dan
juga muslimah yang beriman. Hal tersebut menggambarkan bahwa makna yang
disampaikan sesuai dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan,
tidak ada makna lain yang dapat dihadirkan oleh pembaca.
Kutipan 12
Aku mencari wanita yang kiranya setinggi 155 Centimeter (hal. 141)
Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa diksi yang digunakan
pengarang mengandung makna denotatif. Dari penggalan di atas pengarang
menyebutkan secara jelas dan objektif hal yang dimaksud. Kata wanita
merupakan kata yang digunakan untuk seorang perempuan. Hal tersebut sesuai
dengan penggalan cerita di atas.
Kutipan 13
Hanya tubuhnya saja yang kuyup oleh air hujan seperti lemah takbertenaga (hal. 155)Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui bahwa terdapat makna
denotatif. Kata kuyup menggambarkan seseoarang yang sudah kedinginan dan
terlihat sangat lemah. Hal tersebut menggambarkan bahwa makna yang
disampaikan sesuai dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan.
Kutipan 14
Aku sebenarnya sangat lapar dan ingin segera membatalkan puasa (hal163)
Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui terkandung makna denotatif.
Kata lapar dalam kutipan tersebut menggambarkan seseorang yang sudah lapar
dan ingin segera membatalakan puasa. Hal tersebut sesuai dengan kalimat yang
digunakan pengarang. Tidak ada makna lain yang terkandung dalam cerita
tersebut.
Kutipan 15
Ia menatap ketiganya satu per satu (hal. 191)
Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui bahwa makna yang
disampaikan pengarang adalah makna denotatif. Kata menatap merupakan kata
yang sesuai digunakan untuk melihat. Makna yang disampaikan yaitu seseorang
sedang menatap mereka satu per satu. Hal tersebut sesuai penggalan cerita di atas.
Kutipan 16
Batu yang keras saja jika ditetesi air terus-menerus akan berlubang,apalagi hati manusia (hal 204)
Berdasarkan penggalan cerita di atas dapat diketahui bahwa diksi yang
digunakan pengarang mengandung makna denotatif. Dari penggalan cerita di atas
pengarang menyebutkan secara jelas dan objektif hal yang dimaksud. Kata batu
memang merupakan benda yang keras, namun jika terus ditetesi air tetap akan
berlubang. Hal tersebut menggambarkan bahwa makna yang disampaikan sesuai
dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan.
Kutipan 17
Penampilannya cukup menyeramkan. ia mengenakan pakaian hitam-hitam. Dikepalanya ada ikat kepala bermotif batik. Tampangnya sangatlusuh. Seluruh tubuhnya berdebu. Cambang dan kumis berlumuran dipipidan atas bibirnya (hal. 245)
Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui bahwa terdapat makna
denotatif. Kata menyeramkan sesuai digunakan untuk menggambarkan seseorang
yang menakutkan. Dalam penggalan cerita di atas pengarang menggambarkan
secara jelas bahwa orang yang dimaksud dalam cerita, sangat menyeramkan. Hal
tersebut menggambarkan bahwa makna yang disampaikan sesuai dengan hasil
observasi (pengamatan) menurut penglihatan.
b. Jenis Diksi berdasarkan Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna kias, bukan makna sebenarnya yang
digunakan pengarang dalam novel. Jenis diksi yang termasuk dalam makna
konotatif adalah diksi segumpal, berujung, sang pemilik langit dan bumi,
merendam, dilukiskan, mencambuk, petir, merayap, mata, bercengkrama,
berderai, menampar, segenggam, nyayian, ditampar, mengedarkan, mencubit,
mengunjungi, mencekam, melambai-lambai, menyala, menyirami, terbingkai,
menyapu, terbakar, bunga, meruncing, diterkam, meraung-raung, menembus,
ubun-ubun, bola raksasa, sejuta, memuncak, meledak-ledak, meronta-ronta,
gerimis, ditikam, milyaran, cahaya, disinari, mencair, melahap, mengalir,
dihantam. Berikut adalah kutipan kata-kata tersebut.
Kutipan 1
Aku ingin diam dan menghayati segumpal kesedihan yang menjalar didada (hal 9)
Berdasarkan kutipan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna
konotatif. Kata segumpal seharusnya digunakan untuk menyatakan sesuatu yang
dapat dilihat secara langsung dan sesuatu yang dapat dipegang. Kata segumpal
diguanakan pengarang untuk mengganti perasaan sedih seseorang.
Kutipan 2
Semua itu hanya akan membuatku sakit tak berujung (hal 11)
Berdasarkan penggalan cerita di atas dapat diketahui bahwa terdapat
makna konotatif. Kata tak berujung seharusnya digunakan untuk menyatakan
sesuatu yang tak hidup, seperti jalan yang tak berujung. Kata berujung yang
dimaksud pengarang yaitu rasa sakit yang tak pernah berahir.
Kutipan 3
Agar nantinya aku mendapatkan balasan pahala dari sang pemilik langitdan bumi (hal. 14)
Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif
karena Allah diganti dengan sang pemilik langit dan bumi. Sang pemilik langit
dan bumi yaitu yang memiliki kekuasaan yang Maha tinggi, yang memiliki langit
dan bumi. Makna sebenarnya yang terkandung dalam penggalan di atas yaitu,
apabila seseorang yang rajin beribadah, pasti akan mendapatkan balasan pahala
dari Allah SWT.
Kutipan 4
Sejenak lalu, aku masih merendam jiwaku dalam kegelapan yang tenang(hal 16)
Berdasarkan kutipan cerita di atas, dapat diketahui bahwa terdapat makna
konotatif. Kata merendam tidak cocok untuk digunakan untuk menggambarkan
perasaan hati. Kata merendam lebih cocok untuk digunakan pada pakaian dan
benda yang lain, contohnya merendam pakaian. Kata merendam digunakan
pengarang untuk menggambarkan seseorang yang masih berlarut-larut dalam
sebuah kesalahan.
Kutipan 5
Rasa lapar ini begitu sulit dilukiskan (hal 39)
Berdasarkan kutipan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna
konotatif. Pengarang menggunakan kata dilukiskan dalam menggambarkan
perasaan lapar. Kata dilukiskan seharusnya digunakan pada lukisan-lukisan
gambar. Kata dilukiskan bermakna bahwa seseorang yang sudah merasa sangat
kelaparan.
Kutipan 6
Aku mencambuk diriku sendiri dalam hati (hal. 48)
Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif
karena pengarang menggunakan kata mencambuk yang seharusnya digunakan
untuk memukuli makhluk hidup, seperti sapi. Makna sebenarnya yang dimaksud
yaitu seseorang yang menyesali kesalahannya. Kata mencambuk yang digunakan
pengarang untuk mengganti kata menyiksa diri.
Kutipan 7
Jawaban Ayah seperti petir di siang bolong yang mampir di telingaku(hal. 49)
Dari penggalan cerita di atas diketahui terdapat makna konotatif karena
pengarang menggunakan kata petir yang seharusnya digunakan pada saat akan
turun hujan. Makna sebenarnya yang terkandung di dalamnya bahwa kata-kata
yang diucapkan ayahnya sangat menyakitkan hati.
Kutipan 8
Tak ada makanan sedikit pun di tempat ini, apalagi jika malam telahmerayap (hal. 58)
Dari penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna konotatif.
Pengarang menggunakan kata merayap dalam menggambarkan keadaan malam
yang sudah semakin larut. Kata merayap seharusnya digunakan untuk hewan.
Kutipan 9
Mata itu seolah-olah taman bermain yang hendak kumasuki (hal. 67)
Dari kutipan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna konotatif
karena kata mata diumpamakan seperti taman bermain. Makna sebenarnya yang
terkandung dalam cerita yaitu mata yang sangat indah dilihat seperti indahnya
taman bermain.
Kutipan 10
Bumi bermandikan cahaya emas saat matahari bercengkrama denganlangit, awan, dan pegunungan yang agak menjulang (hal. 69)dari penggalan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif
karena pengarang menggunakan kata bercengkrama yang seharusnya digunakan
untuk makhluk hidup. Kata bercengkrama bermakna bahwa matahari sedang
menghiasi langit, awan dan pegunungan dengan sinarnya.
Kutipan 11
Tawanya berderai. Baru kali ini, Midun tertawa begitu bebas (hal. 81)
Dari kutipan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif karena
kata berderai seharusnya digunakan untuk sesuatu yang bermakna kesedihan,
seperti air matanya berderai. Makna sebenarnya yang terkandung dalam cerita
yaitu seseorang yang tertawa dengan leluasa, tanpa ada beban dihatinya.
Kutipan 12
Nasihat pak Sarif hanya menampar angin (hal 74)
Dari penggalan cerita di atas, terdapat makna konotatif. Kata menampar
seharusnya digunakan untuk menampar wajah seseorang. Menampar sesuatu yang
dapat disentuh oleh tangan. Penggalan cerita di atas mengandung makna bahwa
nasehat pak Sarif tak dihiraukan, tak didengarkan. Masuk telinga kanan keluar
telinga kiri. Hal tersebut menandakan terdapat makna konotatif.
Kutipan 13
Apakah kehadiranku mampu mengobati segenggam luka dika hatinya?(hal 81)
Berdasarkan penggalan cerita di atas, terdapat makna konotatif. Pengarang
menggunakan kata segenggam untuk menggambarkan perasaan, padahal perasaan
tak dapat diukur. Makna yang terkandung di dalamnya yaitu bahwa ada sebuah
harapan untuk dapat mengobatisedikit saja rasa sakit hati seseorang, walau hanya
sedikit.
Kutipan 14
Tiap kali kami bersama, aku sering mendengar suara nyayian perutnya(hal 86)
Berdasarkan kutipan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna
konotatif. Kata nyanyian seharusnya digunakan untuk sebuah lagu. Kata nyanyian
yang dimaksud dalam cerita yaitu rasa lapar seseorang yang sudah tak terhankan,
sehingga bunyi perutnya selalu terdengar seperti sebuah lagu.
Kutipan 15
Sekali lagi, aku merasa ditampar Allah (91)
Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna
konotatif. Kata ditampar bermakna teguran. Dari penggalan tersebut dapat
diketahui makna yang ingin disampaikan yaitu bahwa tokoh aku merasa ditegur
oleh Allah. Kata ditampar seharusnya digunakan untuk menyatakan sesuatu yang
dapat disentuh secara langsung oleh tangan.
Kutipan 16
Sebelum bicara, dia mengedarkan pandangan ke sekeliling, sepertirajawali mencari mangsa (hal 101)
Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna
konotatif. Kata mengedarkan bermakna melihat ke semua tempat. Dari penggalan
tersebut dapat diketahui makna yang terkandung di dalamnya yaitu sebelum
bicara dimulai, Kiai melihat seluruh sudut ruangan dengan sangat teliti.
Kutipan 17
Mencubit relung-relung jiwa yang masih beriman untuk segeramelangkahkan kaki ke pintu-Nya (hal. 101)
Dari penggalan cerita di atas terdapat makna konotatif karena pengarang
menggunakan kata mencubit yang seharusnya digunakan untuk benda-benda yang
dapat dipegang, seperti mencubit tangan teman. Kata mencubit bermakna
mengajak. Makna yang ingin disampaikan yaitu mengajak relung-relung jiwa
yang masih ingat Allah untuk segera melaksanakan ibadah.
Kutipan 18
Aku kembali mengunjungi relung-relung jiwa, bersilaturrahim denganpena dan kertas seperti membawa kisah silamku (hal 104)
Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna
konotatif. Kata mengunjungi bermakna merenungi. Makna yang terkandung
dalam cerita yaitu tokoh aku yang ingin merenungi kembali jiwanya. Kata
mengunjungi seharusnya digunakan untuk mendatangi sebuah tempat.
Kutipan 19
Dokter memvonis sebuah penyakit di tubuhku laksana teror yangmencekam (hal. 105)
Dari kutipan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif karena
kata mencekam itu seharusnya digunakan untuk sebuah suasana atau sebuah
keadaan yang sudah sangat menghawatirkan. Makna sebenarnya yang terkandung
dalam cerita yaitu sesorang yang sedang menderita sebuah penyakit yang
mengancam nyawanya.
Kutipan 20
Di dekat pintu ada brekedel cantik yang melambai-lambai ingin dimakan(hal. 123)
Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif
karena pengarang menggunakan kata melambai-lambai yang seharusnya
dilakukan oleh manusia, seperti melambaikan tangan. Makna sebenarnya yang
terkandung dalam kutipan yaitu terdapat banyak makanan yang enak yang ingin
dimakan.
Kutipan 21
Hidup ini sedang menyala di matamu (hal. 129)Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif
karena kata menyala seharusnya digunakan untuk sesuatu yang terbakar. Kata
menyala mengandung makna harapan yang tinggi untuk seseorang.
Kutipan 22
Aku melihat pancaran sinar-sinar terang begitu silau menyirami wajahmu(hal. 129)
Dari kutipan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif karena
pengarang menggunakan kata menyirami. Kata menyirami seharusnya digunakan
untuk tanaman. Kata menyirami yang digunakan pengarang mengandung makna
bahwa melihat wajah gadis itu hati merasa sangat tenang.
Kutipan 23
Terbingkai dalam kerudung merah hati menawan (hal. 130)
Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif
karena pengarang menggunakan kata bingkai yang seharusnya hanya digunakan
untuk benda mati seperti bingkai foto.
Kutipan 24
Langit terlihat tanpa mendung. Sinar keemasan rembulan menyapu langitdengan warna kemerahan.)
Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna
konotatif. Kata menyapu digunakan pengarang untuk mengganti kata menyinari.
Makna yang terkandung dalam cerita yaitu langit terlihat begitu indah karena
disinari oleh sinar rembulan.
Kutipan 25
Sejengkal demi sejengkal hatiku terbakar (hal. 135)
Dari kutipan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif karena
pengarang menggunakan kata terbakar, yang seharusnya digunakan untuk benda-
benda mati, seperti sampah. Kata terbakar digunakan untuk menggambarkan rasa
sakit hati seseorang yang terlalu dalam.
Kutipan 26
Hari ini bunga-bunga beremekaran dihatiku (hal. 142)Dari kutipan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif karena
pengarang menggunakan kata bunga-bunga yang seharusnya digunakan untuk
tumbuhan. Makna sebenarnya yang ingin disampaikan yaitu hatinya sedang
bahagia.
Kutipan 27
Tak terbayangkan betapa kecewanya Hasan mendengar jawabanku.Pembicaraan masuk ke dalam pokok permasalahan yang makinmeruncing. Apalagi kalau bukan meminta bantuanku. (hal 150)
Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui makna yang
terkandung dalam cerita yaitu masalah yang semakin rumit. Kata meruncing
menggambarkan masalah yang sudah sulit untuk diselesaikan.
Kutipan 28
Bumi menjadi porak-poranda diterkam kiamat kecil yang maha dahsyat.Tetapi, aku di sini hanya terdiam menantang badai. Seolah-olah, lengandan ototku terbuat dari baja yang tak kikis diterkam bencana (hal 155)
Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui makna yang
terkandung dalam cerita yaitu telah terjadi sebuah bencana. Kata diterkam
digunakan pengarang untuk mengganti kata ditimpa.
Kutipan 29
Hujan petir meraung-raung membelah angkasa (hal. 155)
Dari kutipan cerita di atas terdapat makna konotatif karena pengarang
menggunakan kata meraung-raung yang seharusnya digunakan untuk suara
binatang, seperti harimau. Kata meraung-raung bermakna hujan yang disertai
gemuruh petir yang sangat besar.
Kutipan 30
Kami bertiga langsung saja berlari seperti sipat kuping. Menembuskegelapan malam yang berkabut dan tanah yang becek. Kecepatan larikami benar-benar tak kendur. Kami seolah-olah melihat hantu.(hal 160)
Berdasarkan penggalan cerita di atas, terdapat makna konotatif karena
pengarang menggunakan menembus kegelapan malam. Kata menembus
digunakan untuk menggantikan kata melewati. Makna yang terkandung dalam
cerita yaitu bahwa mereka bertiga nekat untuk melewati malam yang sudah
dipenuhi kabut dan tanah yang becek.
Kutipan 31
Aku tak peduli apa yang mereka bicarakan apa tentangku. Aku juga tidakpeduli bahwa pergunjingan mereka makin dipuncak ubun-ubun (hal 164)
Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui makna yang
terkandung dalam cerita mengandung makna konotatif. Kata dipuncak ubun-ubun
menggambarkan bahwa cerita yang sudah semakin menjadi-jadi.
Kutipan 32
Aku menghayati nuansa teduh diufuk cakrawala sana saat bola raksasaitu tenggelam (hal. 164)
Dari kutipan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif karena
pengarang menggunakan kata bola raksasa yang seharusnya adalah matahari.
Bola raksasa adalah kata lain matahari.
Kutipan 33
Aku segera bergegas ke kamar Midun dengan sejuta pertanyaan yangsudah kupersiapkan. Inti dari sejuta pertanyaan itu sebenarnya hanyasatu, mengapa Hasan dipaksakan untuk melakukan sesuatu yangseharusnya tak sanggup dipikunya? (hal 208)
Berdasarkan kutipan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna
konotatif. Kata sejuta bermakna banyak. Dari penggalan cerita tersebut memiliki
makna bahwa ada banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan kepada tokoh Midun.
Kutipan 34
Kemarahanku memuncak diubun-ubun. Mataku memerah. Napaskutersengal-sengal. Tumpah sudah semua ganjalan dalam hati. Ganjalan
yang sudah kupikirkan dan sudah mengendap sejak melihat Hasankembali (hal 210)
Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna
konotatif. Kata memuncak digunakan untuk menggambarkan bahwa kemarahan
yang sudah sangat tinggi. Kata memuncak seharusnya digunakan untuk
menyatakan sesuatu yang tinggi. Contohnya untuk mendaki puncak gunung.
Kutipan 35
Tiba-tiba, ada rasa yang meledak-ledak dalam diri ini untuk mengujilebih jauh apakah Abah meneuruti saranku atau tidak. (hal 216)
Berdasarkan kutipan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna
konotatif. Kata meledak-ledak yaitu untuk menggambarkan rasa penasaran yang
sangat tinggi. Kata meledak-ledak digunakan pengarang untuk menggantikan kata
rasa ingin tahu yang sangat tinggi.
Kutipan 36
Rasa perutku yang keroncongan dan meronta-ronta ini tak ku gubrissama sekali (hal. 256)Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif
karena pengarang menggunakan kata meronta-ronta yang seharusnya digunakan
untuk sifat makhluk hidup, bukan untuk perut yang menggambarkan seseorang
yang sudah sangat kelaparan.
Kutipan 37
Bagaimana mungkin ia kembali dalam keadaan gerimis dimatanya? (hal.278)
Dari kutipan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif karena
pengarang menggunakan kata gerimis yang seharusnya digunakan untuk cuaca
akan turun hujan.
Kutipan 38
Persoalannya sebenarnya berasal dari perasaanku yang ditikam rasacemburu (hal. 287)
Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif
karena pengarang menggunakan kata ditikam yang seharusnya digunakan untuk
makhluk hidup bukan untuk perasaan. Hal tersebut menggambarkan bahwa sangat
merasakan sakit hati seperti sedang ditikam.
Kutipan 39
Milyaran manusia sama-sama mengajukan permintaan pada Allah setiapharinya. (hal 323)
Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna
konotatif. Kata milyaran digunakan pengarang untuk mengganti kata sangat
banyak. Dari penggalan cerita di atas,dapat diketahui bahwa terdapat banyak
manusia. Kata milyaran seharusnya digunakan untuk menyatakan nilai uang.
Kutipan 40
Perasaannya menyala terang seperti cahaya (hal. 334)
Dari kutipan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif karena
pengarang menggunakan kata cahaya dalam menggungkapakan perasaan,
seharusnya kata cahaya itu digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang terang
benderang. Makna sebenarnya yaitu perasaan seseorang yang sedang bahagia.
Kutipan 41
Hasan yang sekarang dilubuk hatinya disinari dengan cahaya keimanan.(hal 336)
Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna
konotatif. Pengarang menggunakan kata disinari dalam menggambarkan perasaan
Hasan. Kata disinari seharusnya digunakan untuk menyatakan sesuatu yang
mengeluarkan cahaya.
Kutipan 42
Gadis itu sudah mulai bisa mencair hatinya terlebih setelah Hasanakhirnya bersedia memaafkannya (hal. 336)Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif
karena pengarang menggunakan kata mencair yang seharusnya kata itu digunakan
untuk benda-benda padat, seperti es batu.
Kutipan 43
Upss sebenarnya bukan belajar, tetapi ketekunanku untuk melahap bukuapa saja yang ada di dalam perpustakaan (hal. 395)
Dari penggalan cerita di atas terdapat makna konotatif karena pengarang
mnggunakan kata lahap yang seharusnya digunakan untuk makan bukan untuk
membaca sebuah buku. Makna sebenarnya yang ingin disampaikan yaitu
seseorang yang senang membaca buku.
Kutipan 44
Senja mengalir tenang (hal. 398)Dari penggalan cerita di atas terdapat makna konotatif karena pengarang
menggunakan kata mengalir untuk menggambarkan suasana senja yang
seharusnya kata mengalir itu digunakan untuk air, seperti aliran sungai.
Kutipan 45
Dadaku serasa dihantam palu godam (hal. 404)
Dari penggalan cerita di atas terdapat makna konotatif karena pengarang
menggunakan kata dihantam yang seharusnya digunakan untuk untuk sesuatu
yang dapat dilihat, bukan untuk sebuah perasaan. Makna sebenarnya yang
terkandung dalam kutipan di atas yaitu rasa sakit hati.
4.1.2.2 Jenis Diksi berdasarkan Struktur Leksikal
Dalam novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu karya Wiwid Prasetyo,
hanya terdapat jenis diksi berdasarkan struktur leksikal yang dilihat dari antonim.
Jenis diksi yang ditemukan adalah diksi suka-duka, senang-sedih, berat-ringan,
kenyang-lapar, periang-pendiam, dunia-akhirat. Berikut kutipan kata-kata
tersebut.
Kutipan 1
Puasa menyebabkan tubuh kita menjadi ringan dan mudah melakukanpekerjaan berat dengan ringan” (hal 53)
Dari penggalan cerita di atas, pengarang menggunakan kata antonim. Berat
dan ringan merupakan sebuah kata yang mengandung makna berlawanan.
Kutipan 2
Berpikir pada saat perut kenyang dan perut lapar itu beda. Berpikir padasaat perut kenyang hanya akan membuat kita cepat mengantuk.Sedangkan berpikir pada saat perut lapar membuat pikiran kita menjaditajam (hal 93)
Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui pengarang
menggunakan kata antonim. Kata kenyang dan lapar merupakan dua kata yang
mengandung makna yang berlawanan.
Kutipan 3
Dalam suka maupun duka. Ia menyiapkan secangkir kopi di pagi hari.Teman membaca kitab-kitab tebal. Ia menjaga rumah mungil ini menjaditetap bersih. Ia memelihara hartaku dan menyimpannya dengan baik. (hal110)
Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui pengarang menggunakan kata
antonim. Dalam suka dan duka merupakan dua buah kata yang mengandung
makna yang berlawanan.
Kutipan 4
Istriku, ah, seandainya boleh aku berterima kasih, maka itu kutujukanpada istriku. Di sepanjang hayat, ia berkenan menemaniku dalamkeadaan senang dan sedih (hal 110)
Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui pengarang menggunakan kata
antonim. Dalam keadaan susah dan senang merupakan dua buah kata yang
mengandung makna yang berlawanan.
Kutipan 5
Aku yang dahulu periang kemudian menjadi pendiam. Itu semua karenapenghayatan atas kehidupan sekitar (hal 120)
Berdasarkan penggalan cerita di atas, terdapat kata antonim. Pengarang
menggunakan kata periang dan pendiam. Dua kata tersebut mengandung makna
yang berlawanan.
Kutipan 6
Kenikmatan dunia itu tak ada banding dengan kenikmatan akhirat (hal123)
Berdasarkan kutipan cerita di atas, dapat diketahui terdapat kata yang
mengandung antonim. Kata dunia dan akhirat merupakan dua kata yang memiliki
makna yang berlawanan. Kata-kata yang digunakan di atas merupakan kata-kata
yang memiliki makna berlawanan.
4.1.3 Fungsi Diksi dalam Novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu KaryaWiwid Prasetyo
Fungsi diksi yang dalam novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu Karya
Wiwid Prasetyo untuk memberikan makna keindahan dalam karya sastra. Fungsi
diksi pun untuk menyampaikan sebuah gagasan agar nantinya dapat tersampaikan
dengan baik kepada pembaca. Berikut akan diuraikan fungsi diksi yang dilihat
dari macam-macam makna dan struktur leksikal yang terdapat dalam novel Saat
Langit dan Bumi Bercumbu Karya Wiwid Prasetyo.
4.1.3.1 Fungsi Diksi berdasarkan Makna
a. Fungsi Diksi berdasarkan Makna Denotatif
Diksi yang termasuk makna denotatif dalam novel Saat Langit dan Bumi
Bercumbu Karya Wiwid Prasetyo yaitu diksi sepi, pondok dalem, berserakan,
kusantap, kerja keras, pelipur lara, wajib, munajat, menahan, mencatat,
beraktivitas, santri, gadis, wanita, belakang kebun, kuyup, berhasil, lapar,
menatap, batu, menderita, kerabat, menyeramkan.. Berikut akan diuraikan fungsi
diksi berdasarkan makna denotatif.
1) Sepi yang terkandung dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan suatu
tempat yang sunyi, yang sudah tidak terdapat aktifitas apa-apa lagi.
2) Pondok dalem yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menggambarkan sebuah tempat tinggal yang sederhana, yang dibangun agak
ke dalam disebuah pesantren.
3) Berserakan yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menggambarkan sebuah tempat yang tidak teratur.
4) Kusantap yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menunjukkan sesuatu yang dimakan.
5) Kerja keras yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menunjukkan sebuah perjuangan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.
6) Wajib yang dimaksud pengarang dalm cerita berfungsi untuk menunjukkan
sesuatu yang harus dikerjakan.
7) Menahan yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menunjukkan bahwa untuk mencapai sesuatu yang diinginkan harus mampu
menahan hal-hal yang menghalangi untuk mendapatkannya.
8) Mencatat yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menunjukkan bahwa segala sesuatu yang penting harus dicatat, agar tidak
mudah untuk dilupakan.
9) Beraktivitas yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menggambarkan berlangsungnya kegiatan.
10) Santri yang terkandung dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan
panggilan untuk seorang anak yang tinggal dalam sebuah pesantren. Kata
santri hanya digunakan untuk anak-anak yang sekolah dalam sebuah
pesantren.
11) Gadis yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menggambarkan seseorang yang belum menikah.
12) Wanita yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menggambarkan seorang gadis. Kata wanita merupakan kata secara umum.
13) Kuyup yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menggambarkan seseorang yang sudah kedinginan.
14) Lapar yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menggambarkan keadaan seseorang yang belum makan.
15) Menatap yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menggambarkan sedang memperhatikan sesuatu.
16) Batu yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk menyampaikan
sesuatu yang keras.
17) Menyeramkan yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi
menggambarkan seseorang yang sangat menakutkan.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa fungsi diksi yang dilihat dari
makna denotatif adalah untuk menggambarkan makna sebenarnya kepada
pembaca, agar pembaca dapat mengetahui secara jelas apa yang ingin
disampaikan pengarang dalam cerita.
b. Fungsi Diksi Berdasarkan Makna Konotatif
Jenis diksi yang termasuk dalam makna konotatif adalah diksi segumpal,
berujung, sang pemilik langit dan bumi, merendam, dilukiskan, mencambuk, petir,
merayap, mata, bercengkrama, berderai, menampar, segenggam, nyayian,
ditampar, mengedarkan, mencubit, mengunjungi, mencekam, melambai-lambai,
menyala, menyirami, terbingkai, menyapu, terbakar, bunga, meruncing, diterkam,
meraung-raung, menembus, ubun-ubun, bola raksasa, sejuta, memuncak,
meledak-ledak, meronta-ronta, gerimis, ditikam, milyaran, cahaya, disinari,
mencair, melahap, mengalir, dihantam. Berikut adalah kutipan kata-kata tersebut.
1) Segumpal yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi menggambarkan
sesuatu yang dapat diukur dan pegang oleh tangan.
2) Berujung yang dimaksud dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan
sesuatu yang tak pernah berakhir.
3) Sang pemilik langit dan bumi berfungsi untuk menggambarkan sesuatu yang
berkuasa/ memiliki kekuasaan.
4) Merendam yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menggambarkan seseorang yang berlarut-larut dalam kesalahan.
5) Dilukiskan yang dimaksud dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan
sesuatu yang terjadi.
6) Mencambuk dalam cerita berfungsi menggambarkan sesuatu yang menyiksa,
membebani dalam hati.
7) Petir dalam cerita berfungsi menggambarkan sesuatu yang sangat
menyakitkan.
8) Merayap dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan sesuatu yang semakin
bertambah.
9) Mata dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan sesuatu yang indah.
10) Bercengkrama dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan keindahan alam
yang dipancarkan oleh sinar mentari.
11) Berderai dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan kebahagiaan.
12) Menampar yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menunjukkan sebuah teguran.
13) Segenggam yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menunjukkan sesuatu yang dapat diukur dan dapat digenggam oleh tangan.
14) Nyanyian yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menggambarkan sebuah keadaan yang sudah sering terjadi.
15) Ditampar yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menunjukkan sebuah peringatan atau teguran.
16) Mengedarkan yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menunjukkan melihat ke seluruh tempat.
17) Mencubit dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan sesuatu yang
mengajak.
18) Mengunjungi yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menggambarkan kesadaran seseorang untuk memperbaiki kembali jiwa yang
sudah melakukan kesalahan.
19) Mencekam dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan suasana beban
penderitaan, sesuatu yang menyakitkan dan menghawatirkan.
20) Melambai-lambai dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan kelembutan.
21) Menyala dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan sesuatu yang penuh
dengan semangat yang tinggi.
22) Menyirami dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan sesuatu yang
menentramkan.
23) Terbingkai dalam cerita berfungsi menggambarkan sesuatu yang terbungkus.
24) Menyapu dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan suatu tempat yang
bersih/ dibersihkan.
25) Terbakar dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan rasa sakit hati yang
terdalam, sehingga seperti terbakar.
26) Bunga-bunga dalam cerita berfungsi menggambarkan keindahan yang terdapat
dalam cerita.
27) Meruncing dalam cerita berfungsi untuk untuk menggambarkan suatu keadaan
yang sudah semakin buruk.
28) Diterkam dalam cerita berfungsi menggambarkan suatu peristiwa buruk yang
terjadi.
29) Meraung-raung dalam cerita berfungsi menggambarkan sesuatu yang
memberontak.
30) Menembus yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menggambarkan sesuatu yang
31) Ubun-ubun yang dimaksud dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan
suatu keadaan yang sudah dipuncak.
32) Bola raksasa dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan sesuatu yang
sangat besar.
33) Sejuta yang dimaksud dalam cerita berfungsi menggambarkan sesuatu yang
sangat banyak.
34) Memuncak yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menggambarkan sebuah suasana yang sudah semakin memburuk.
35) Meledak-ledak yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menggambarkan sebuah perasaan marah yang sangat tinggi.
36) Meronta-ronta dalam cerita menggambarkan suatu keadaan yang
memberontak.
37) Gerimis dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan suatu kesedihan.
38) Ditikam dalam cerita berfungsi menggambarkan suatu keadaan yang
menyakitkan.
39) Milyaran yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menggambarkan sesuatu yang banyak jumlahnya.
40) Cahaya dalam cerita berfungsi menggambarkan sebuah benda yang bersinar.
41) Disinari yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk
menggambarkan sesuatu yang terang.
42) Mencair dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan suasana yang lebih
baik.
43) Melahap dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan menghabiskan
semuanya.
44) Mengalir dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan sebuah keadaan yang
mulai berubah
45) Dihantam dalam cerita berfungsi untuk menyampaikan suatu keadaan yang
menyakitkan
Dari beberapa diksi yang dipilih pengarang di atas disimpulkan bahwa
fungsi diksi dilihat dari makna konotatif berfungsi untuk memberikan keindahan
kepada pembaca, agar kata-kata terlihat lebih indah dan tidak terdengar terlalu
objektif. Pembaca tidak merasa jenuh karena diselipkan kata-kata yang indah di
dalam karya sastra. Diksi atau pilihan kata merupakan alat untuk menyampaikan
sebuah gagasan agar nantinya dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca.
4.1.3.2 Fungsi Diksi Berdasarkan Struktur Leksikal
Diksi yang terdapat dalam novel Saat Langit Dan Bumi Bercumbu Karya
Wiwid Prasetyo dilihat dari struktur leksikal, hanya menggunakan diksi antonim.
Antonim adalah kata-kata yang maknanya berlawanan.
Diksi yang termasuk dalam diksi antonim adalah suka-duka, senang-sedih,
berat-ringan, kenyang-lapar, periang-pendiam, dunia-akhirat. Berikut akan
diuraikan fungsi diksi antonim.
1) Suka-duka berfungsi untuk menggambarkan rasa kebersamaan dalam keadaan
apapun, meskipun dalam keadaan suka dan duka..
2) Senang-sedih berfungsi untuk menggambarkan rasa hati seseorang yang
sedang berlawanan.
3) Berat-ringan berfungsi untuk menggambarkan sebuah keadaan yang
berlawanan
4) Kenyang-lapar berfungsi untuk menggambarkan keadaan yang saling
berlawanan.
5) Periang-pendiam berfungsi menggambarkan sifat yang berlawanan.
6) Dunia-akhirat yang dimaksud dalam cerita berfungsi menggambarkan sebuah
tempat yang jauh berbeda.
Dari hasil penelitian di atas disimpulkan bahwa diksi yang digunakan
pengarang berfungsi untuk menghadirkan keindahan dalam karya sastra. Agar
pembaca tidak merasa jenuh saat membaca karya sastra tersebut.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat diketahui terdapat diksi yang
mengandung macam-macam makna dan struktur leksikal. Macam-macam makna
meliputi makna denotatif dan makna konotatif, sedangkan dalam struktur leksikal
hanya pada antonim.
4.2.1 Jenis Diksi berdasarkan Makna
a) Jenis Diksi berdasarkan Makna Denotatif
Makna denotatif adalah makna sebenarnya yang digunakan untuk
menyampaikan sesuatu yang sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Menurut
Wellek (dalam Pradopo, 2009: 58) bahasa yang denotatif adalah bahasa yang
menuju kepada korespondensi satu lawan satu antara tanda (kata itu) dengan (hal)
yang ditunjuk. Jadi, satu kata itu menunjuk satu hal saja. Hal ini disebabkan oleh
makna denotatif adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah
suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Makna denotatif
sering juga disebut makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan hasil
observasi (pengamatan) menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan,
atau pengalaman yang berhubungan dengan informasi (data) faktual dan objektif,
makna sebenarnya, dan makna lugas yaitu makna apa adanya, lugu, polos, makna
sebenarnya, bukan makna kias. Begitu halnya dalam novel Saat Langit dan Bumi
Bercumbu Karya Wiwid Prasetyo, terdapat beberapa diksi yang mengandung
makna denotatif. Makna denotatif ini digunakan untuk menggambarkan suasana
sebenarnya yang terjadi dalam cerita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna denotatif yang terdapat dalam
novel menggambarkan suasana sebenarnya yang terjadi dalam cerita. Makna
denotatif tersebut menunjukkan peristiwa apa saja yang terjadi dalam cerita,
sesuai dengan observasi penglihatan, misalnya pengarang menggunakan kata-kata
yang langsung diketahui maknanya dan memiliki makna tunggal, sehingga tak ada
makna lain yang dapat dihadirkan. Makna denotatif ini merupakan pilihan kata
yang tepat untuk menggambarkan suasana sebenarnya yang terjadi dalam cerita
agar diketahui orang lain apa yang dituangkan pengarang dalam cerita. Diksi
denotatif ini digunakan juga melalui kata-kata yang menggambarkan keadaan
suasana.
b) Jenis Diksi berdasarkan Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna kias, bukan makna sebenarnya yang
terdapat dalam novel. Menurut Keraf (2010: 29) konotasi atau makna konotatif
disebut juga makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Makna
konotatif adalah suatu jenis makna di mana stimulus dan resporns mengandung
nilai-nilai emosional. Memilih konotasi adalah masalah yang jauh lebih berat bila
dibandingkan dengan memilih denotasi. Oleh karena itu, pilihan kata atau diksi
lebih banyak bertalian dengan pilihan kata yang bersifat konotatif.
Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa dalam novel Saat
Langit dan Bumi Bercumbu Karya Wiwid Prasetyo terdapat makna konotatif yang
digunakan untuk menggambarkan suasana keindahan dalam karya satra. Jenis
diksi yang mengandung makna konotatif, merupakan diksi yang digunakan untuk
memperindah kata-kata yang ada dalam karya sastra. Kata-kata ini dipilih untuk
memberikan makna kiasan, sehingga karya sastra tidak membosankan.
4.2.2 Jenis Diksi berdasarkan Struktur Leksikal
Struktur leksikal adalah macam-macam relasi yang terdapat dalam kata.
Hubungan antara kata itu terdiri dari sinonim, polisemi, hiponim dan antonim.
Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui struktur leksikal yang terdapat dalam
novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu karya Wiwid Prasetyo, hanya terdapat
jenis diksi yang dilihat dari antonim. Verhaar (1983: 133) mengatakan antonim
adalah ungkapan (biasanya kata, tetapi dapat juga frase atau kalimat) yang
dianggap bermakna kebalikan dari ungkapan lain. Istilah antonim dipakai untuk
menyatakan “lawan makna”. Antonim merupakan pilihan kata yang digunakan
untuk menggambarkan sebuah peristiwa yang saling berlawanan. Peristiwa
tersebut digambarkan melalui penggunaan kata-kata yang memiliki makna
berlawanan dalam novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu karya Wiwid Prasetyo.
4.2.3 Fungsi Diksi dalam Novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu karya WiwidPrasetyo.
Fungsi diksi merupakan kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan
peristiwa yang terjadi dalam cerita. Menurut Aminuddin (2001: 215) fungsi diksi
adalah menimbulkan keindahan yang menyangkut aspek bentuk sebagaimana
dikreasikan penuturnya, dan menampilkan gambaran suasana. Gambaran suasana
akan mempermudah pembaca untuk meresapi atau merasakan apa yang sedang
dialami oleh pengarang yang dituangkan dalam suatu karya sastra.
Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa diksi yang terdapat
dalam novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu karya Wiwid Prasetyo berfungsi
untuk memberikan keindahan yang terdapat dalam cerita karena dari kata-kata
yang digunakan, pembaca dapat mengetahui suasana apa yang digambarkan
melalui karya sastra. Fungsi diksi bertujuan untuk memberikan gambaran suasana
yang dituangkan dalam karya sastra. Melalui diksi semua kejadian yang
dituangkan pengarang dalam cerita dapat diketahui, dengan fungsi diksi juga akan
lebih mudah untuk merasakan dan membayangkan suasana apa yang ada dalam
cerita, sehingga isi atau pesan dalam karya sastra itu dapat tersampaikan dengan
jelas dan tepat.