22
69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Gugus Gajah Mada, tepatnya di SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Bringin 02 (sebagai kelompok eksperimen 1 yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model TGT) berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki- laki dan 14 siswa perempuan. Sedangkan siswa kelas V SD Negeri Popongan Bringin (sebagai kelompok eksperimen 2 yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model STAD) berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki- laki dan 9 siswa perempuan. Pembagian kelompok dilakukan secara random, sehingga diperoleh data bahwa siswa kelas V SD Negeri Bringin 02 ditetapkan sebagai kelompok eksperimen 1 sementara siswa kelas V SD Negeri Popongan Bringin ditetapkan sebagai kelompok eksperimen 2. Daftar jumlah siswa pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dapat dilihat dalam tabel 35 sebagai berikut: Tabel 35 Data Subjek Penelitian SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Sekolah Kelompok Kelas Jenis Kelamin Jumlah Siswa Laki-laki perempuan SD Negeri Bringin 02 Eksperimen 1 V 16 14 30 SD Negeri Popongan Bringin Eksperimen 2 V 18 9 27 Jumlah Keseluruhan 57 4.2 Pelaksanaan Penelitian Penelitian yang dilaksanakan di Gugus Gajah Mada Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu siswa kelas V SD Negeri Bringin 02 sebagai kelompok eksperimen 1 dan siswa kelas V SD Negeri Popongan Bringin sebagai kelompok eksperimen 2. Kedua kelompok tersebut sudah diuji kesamaan varians yang menunjukkan bahwa keadaan kedua kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

69

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Gugus Gajah Mada, tepatnya di SD Negeri

Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin, Kecamatan Bringin, Kabupaten

Semarang. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Bringin

02 (sebagai kelompok eksperimen 1 yang diberi pembelajaran dengan

menggunakan model TGT) berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-

laki dan 14 siswa perempuan. Sedangkan siswa kelas V SD Negeri Popongan

Bringin (sebagai kelompok eksperimen 2 yang diberi pembelajaran dengan

menggunakan model STAD) berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-

laki dan 9 siswa perempuan. Pembagian kelompok dilakukan secara random,

sehingga diperoleh data bahwa siswa kelas V SD Negeri Bringin 02 ditetapkan

sebagai kelompok eksperimen 1 sementara siswa kelas V SD Negeri Popongan

Bringin ditetapkan sebagai kelompok eksperimen 2. Daftar jumlah siswa pada

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dapat dilihat dalam tabel 35

sebagai berikut:

Tabel 35 Data Subjek Penelitian SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin

Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang

Sekolah Kelompok Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Siswa Laki-laki perempuan

SD Negeri Bringin 02

Eksperimen 1

V 16 14 30

SD Negeri Popongan Bringin

Eksperimen 2

V 18 9 27

Jumlah Keseluruhan 57

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan di Gugus Gajah Mada Kecamatan Bringin

Kabupaten Semarang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu siswa kelas V SD

Negeri Bringin 02 sebagai kelompok eksperimen 1 dan siswa kelas V SD Negeri

Popongan Bringin sebagai kelompok eksperimen 2. Kedua kelompok tersebut

sudah diuji kesamaan varians yang menunjukkan bahwa keadaan kedua kelompok

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

70

homogen, artinya data berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak

berbeda secara signifikan. Ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan

kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama. Oleh karena itu, pada

kelompok eksperimen 1 akan diberikan perlakuan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) dan pada

kelompok eksperimen 2 akan diberi perlakuan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division).

Pelaksanaan penelitian di SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan

Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang semester genap tahun ajaran

2015/2016 dilakukan masing-masing 4 kali pertemuan. Berikut adalah jadwal

pelaksanaan penelitian pada tabel 36:

Tabel 36 Pelaksanaan Penelitian

No Tanggal Kegiatan

1 Selasa, 22 Maret 2016 Pretest kelompok eksperimen 1 Pretest kelompok eksperimen 2

2 Rabu, 23 Maret 2016 Melakukan proses pembelajaran 1 pada kelompok eksperimen 1 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pecahan dalam perbandingan.

3 Kamis, 24 Maret 2016 Melakukan proses pembelajaran 1 pada kelompok eksperimen 2 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada meteri pecahan dalam perbandingan.

4 Senin, 28 Maret 2016 Melakukan proses pembelajaran 2 pada kelompok eksperimen 1 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi perbandingan skala.

5 Selasa, 29 Maret 2016 Melakukan proses pembelajaran 2 pada kelompok eksperimen 2 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada meteri perbandingan skala.

6 Rabu, 30 Maret 2016 Posttest kelompok eksperimen 1 7 Kamis, 31 Maret 2016 Posttest kelompok eksperimen 2

4.3 Proses Pembelajaran

4.3.1 Kelas Eksperimen 1

Pretest diberikan kepada siswa sebelum mendapatkan perlakuan. Pretest

pada kelompok eksperimen 1 (siswa kelas V SD Negeri Bringin 02) dilaksanakan

pada pertemuan pertama yaitu pada hari Selasa, 22 Maret 2016 pukul 11.00 –

12.30 WIB.

Pembelajaran pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Maret

2016, pukul 07.00 – 08.15 WIB di ruang kelas V SD Negeri Bringin 02 dengan

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

71

dua tujuan pembelajaran yaitu menjelaskan arti perbandingan dalam pecahan dan

memecahkan masalah yang berhubungan dengan perbandingan. Model

pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Cooperative Learning

tipe Teams Games Tournaments (TGT). Kegiatan pembelajaran diawali dengan

senam otak, hal ini dilakukan untuk menyiapkan konsentrasi siswa sebelum

menerima pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai serta memberikan informasi kepada siswa

bahwa pembelajaran pada hari ini menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT. Sebelumnya siswa diberi penjelasan terlebih dahulu tentang proses

pembelajaran yang harus mereka lakukan.

Model kooperatif tipe TGT memiliki lima langkah dalam pembelajaran.

Pertama, presentasi kelas. Dalam presentasi kelas, guru memberikan presentasi

materi kepada siswa berupa penjelasan materi yang nantinya akan digunakan

untuk turnamen. Materi yang difokuskan adalah tentang perbandingan pecahan.

Setelah mendapatkan presentasi materi dari guru, kemudian siswa dibagi menjadi

enam kelompok masing-masing kelompok terdiri dari lima siswa yang

berpengetahuan tinggi, sedang, dan rendah. Ketika pembagian kelompok siswa

kurang antusias karena kelompok yang dibentuk sudah ditentukan oleh guru

sehingga mereka tidak bisa berada dalam satu kelompok dengan teman yang

akrab. Namun dengan motivasi yang diberikan oleh guru, akhirnya mereka

mengikuti arahan guru untuk bergabung dengan kelompok yang telah ditentukan.

Setelah berada dalam kelompok, kemudian siswa diminta untuk memasang

identitas kelompok yang telah diberikan oleh guru. Langkah selanjutnya adalah

guru membagikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) kepada masing-masing

kelompok. LKS berisi tentang materi dan permasalahan yang harus dipahami dan

dipecahkan oleh setiap kelompok. Dalam hal ini, siswa yang berpengetahuan

tinggi memiliki kesempatan untuk mentransfer ilmunya kepada siswa yang

berpengetahuan rendah di kelompoknya. Selama diskusi berlangsung, ada

beberapa kelompok yang benar-benar serius dalam memahami serta

menyelesaikan masalah yang tercantum dalam LKS. Namun ada juga yang sibuk

sendiri dan tidak mau berdiskusi atau bekerja sama dengan kelompoknya,

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

72

kemudian guru mengatasinya dengan cara berkeliling dan menghampiri siswa

tersebut agar ikut bekerjasama. Guru juga memberikan bimbingan kepada siswa

apabila mereka kurang memahami permasalahan yang akan mereka pecahkan.

Setelah semua kelompok menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada LKS,

kemudian guru meminta masing-masing kelompok menuliskan jawabannya di

papan tulis untuk dibahas bersama-sama.

Turnamen dilaksanakan setelah mereka berdiskusi atau belajar tim. Guru

dan siswa menyiapkan meja turnamen, masing-masing meja turnamen terdiri dari

tiga box yaitu box nomor undian, box soal, dan box kunci jawaban. Guru terlebih

dahulu menjelaskan aturan permainan kepada siswa, setelah siswa paham dan

mengerti kemudian guru memanggil perwakilan kelompok untuk menuju ke meja

turnamen. Salah satu dari mereka sebagai pembaca soal, satu lagi sebagai

pembaca kunci jawaban dan lainnya sebagai penantang. Apabila mereka bisa

menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke

dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin 10. Selama

turnamen berlangsung guru bertugas untuk mengawasi jalannya turnamen. Setelah

turnamen selesai, kemudian siswa diminta untuk kembali ke dalam kelompoknya

masing-masing guna menghitung skor perolehan kelompok. Kelompok dengan

poin tertinggi akan mendapatkan penghargaan dari guru berupa sertifikat super

teams, great teams dan sertifikat good teams. Dan yang berhasil mendapatkan

sertifikat super teams adalah kelompok Penguin karena mereka memperoleh poin

tertinggi, disusul dengan kelompok Burung Hantu pada urutan kedua dengan

predikat great team, dan kelompok Sapi pada urutan ketiga dengan predikat good

teams. Pembelajaran pada pertemuan kedua membuat siswa senang dan cukup

antusias.

Pembelajaran pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 28

Maret 2016 pukul 07.00 – 08.15 WIB di ruangan yang sama seperti pada

pertemuan sebelumnya yaitu di ruang kelas V SD Negeri Bringin 02 dengan dua

tujuan pembelajaran yaitu menghitung skala dengan menggunakan perbandingan

pecahan dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan perbandingan skala.

Model pembelajaran yang digunakan sama seperti pada pertemuan sebelumnya

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

73

yaitu model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments

(TGT). Seperti pada pertemuan sebelumnya untuk mengawali pembelajaran guru

mengajak siswa untuk bernyanyi sambil menggunakan gerakan. Hal ini dilakukan

agar siswa tidak bosan dengan pembelajaran matematika dan untuk menambah

semangat serta antusias mereka ketika menerima pembelajaran. Setelah itu guru

juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai serta memberikan

informasi tentang model pembelajaran yang akan digunakan seperti pada

pertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran yang kedua ini presentasi materi yang

disampaikan oleh guru adalah mengenai perbandingan skala. Di dalam

pembelajaran guru menunjukkan sebuah undangan ulang tahun milik Rio yang di

dalamnya terdapat denah lokasi, dalam denah lokasi tercantum skala dan jarak

pada peta. Hal yang harus dilakukan siswa adalah membantu Rio menemukan

jarak sebenarnya yang harus Rio tempuh untuk menuju ke rumah Shinta. Setelah

menerima materi perbandingan skala dari guru, kemudian siswa diminta untuk

bergabung dengan kelompok seperti pada pembelajaran sebelumnya. Siswa

diminta untuk memasang identitas kelompoknya lagi kemudian diminta untuk

memahami dan menyelesaikan permasalahan yang tercantum pada LKS. Setelah

selesai kemudian perwakilan kelompok diminta untuk menuliskan jawabannya di

papan tulis untuk dibahas bersama-sama.

Pelaksanaan turnamen pada pembelajaran kedua sama seperti pembelajaran

pertama dan kelompok yang memperoleh poin tertinggi akan mendapatkan

penghargaan seperti pada pertemuan sebelumnya, yaitu sertifikat berprestasi.

Untuk pembelajaran ke dua yang berhasil mendapatkan predikat super teams

adalah kelompok Sapi, disusul oleh kelompok Kucing dengan predikat great

teams dan kelompok Penguin turun ke posisi ketiga dengan predikat good teams.

Posttest dilaksanakan setelah siswa mendapatkan perlakuan berupa

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Posttest diadakan pada

pertemuan ke empat tepatnya pada hari Rabu, 30 Maret 2016 pukul 07.00 – 08.15

WIB yang merupakan hari teakhir pembelajaran di dalam penelitian ini.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

74

4.3.2 Kelas Eksperimen 2

Pretest diberikan kepada siswa sebelum mendapatkan perlakuan. Pretest

pada kelompok eksperimen 2 (siswa kelas V SD Negeri Popongan Bringin)

dilaksanakan pada pertemuan pertama yaitu pada hari Selasa, 22 Maret 2016

pukul 07.00 – 08.15 WIB.

Pembelajaran pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 24

Maret 2016 pukul 07.00 – 08.15 WIB di ruang kelas V SD Negeri Popongan

Bringin, dengan dua tujuan pembelajaran yaitu menjelaskan arti perbandingan

dalam pecahan dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan

perbandingan. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

Kegiatan pembelajaran diawali dengan senam otak sama seperti pada kelas

eksperimen 1, hal ini dilakukan untuk menyiapkan konsentrasi siswa sebelum

menerima pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai serta memberikan informasi kepada siswa

bahwa pembelajaran pada hari ini menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD. Sebelumnya siswa diberi penjelasan terlebih dahulu tentang proses

pembelajaran yang harus mereka lakukan.

Model kooperatif tipe STAD memiliki lima langkah dalam pembelajaran.

Pertama, presentasi kelas. Dalam presentasi kelas, guru memberikan presentasi

materi kepada siswa berupa penjelasan materi yang nantinya akan digunakan

untuk kuis individu. Materi yang difokuskan adalah tentang perbandingan

pecahan. Setelah mendapatkan presentasi materi dari guru, kemudian siswa dibagi

menjadi enam kelompok masing-masing kelompok terdiri dari empat sampai lima

siswa yang berpengetahuan tinggi, sedang, dan rendah. Ketika pembagian

kelompok siswa kurang antusias karena kelompok yang dibentuk sudah

ditentukan oleh guru sehingga mereka tidak bisa berada dalam satu kelompok

dengan teman yang akrab. Namun dengan motivasi yang diberikan oleh guru,

akhirnya mereka mengikuti arahan guru untuk bergabung dengan kelompok yang

telah ditentukan. Setelah berada dalam kelompok, kemudian siswa diminta untuk

memasang identitas kelompok yang telah diberikan oleh guru. Langkah

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

75

selanjutnya adalah guru membagikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) kepada

masing-masing kelompok. LKS berisi tentang materi dan permasalahan yang

harus dipahami dan dipecahkan oleh setiap kelompok. Dalam hal ini, siswa yang

berpengetahuan tinggi memiliki kesempatan untuk mentransfer ilmunya kepada

siswa yang berpengetahuan rendah di kelompoknya. Selama diskusi berlangsung,

ada beberapa kelompok yang benar-benar serius dalam memahami serta

menyelesaikan masalah yang tercantum dalam LKS. Namun ada juga yang sibuk

sendiri dan tidak mau berdiskusi atau bekerja sama dengan kelompoknya,

kemudian guru mengatasinya dengan cara berkeliling dan menghampiri siswa

tersebut agar ikut bekerjasama. Guru juga memberikan bimbingan kepada siswa

apabila mereka kurang memahami permasalahan yang akan mereka pecahkan.

Setelah semua kelompok menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada LKS,

kemudian guru meminta masing-masing kelompok menuliskan jawabannya di

papan tulis untuk dibahas bersama-sama.

Pada akhir pembelajaran, guru memberikan kuis kepada siswa. Sebelumnya

siswa diberi skor awal terlebih dahulu, skor awal diambil dari nilai matematika

semester gasal. Siswa cukup antusias dalam mengerjakan kuis, meskipun masih

ada beberapa anak yang kurang tertarik untuk mengerjakan. Setelah selesai guru

bersama siswa menghitung skor kemajuan individual serta skor kelompok.

Kelompok dengan poin tertinggi akan mendapatkan sertifikat berprestasi dari

guru.

Pembelajaran pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa, 29

Maret 2016 di ruangan yang sama seperti pada pertemuan sebelumnya yaitu di

ruang kelas V SD Negeri Popongan Bringin dengan dua tujuan pembelajaran yaitu

menghitung skala dengan menggunakan perbandingan pecahan dan memecahkan

masalah yang berhubungan dengan perbandingan skala. Model pembelajaran yang

digunakan sama seperti pada pertemuan sebelumnya yaitu model pembelajaran

Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Seperti

pada pertemuan sebelumnya untuk mengawali pembelajaran guru mengajak siswa

untuk bernyanyi sambil menggunakan gerakan. Hal ini dilakukan agar siswa tidak

bosan dengan pembelajaran matematika dan untuk menambah semangat serta

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

76

antusias mereka ketika menerima pembelajaran. Setelah itu guru juga

menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai serta memberikan

informasi tentang model pembelajaran yang akan digunakan seperti pada

pertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran yang kedua ini presentasi materi yang

disampaikan oleh guru adalah mengenai perbandingan skala. Di dalam

pembelajaran guru menunjukkan sebuah undangan ulang tahun milik Rio yang di

dalamnya terdapat denah lokasi, dalam denah lokasi tercantum skala dan jarak

pada peta. Hal yang harus dilakukan siswa adalah membantu Rio menemukan

jarak sebenarnya yang harus Rio tempuh untuk menuju ke rumah Shinta. Setelah

menerima materi perbandingan skala dari guru, kemudian siswa diminta untuk

bergabung dengan kelompok seperti pada pembelajaran sebelumnya. Siswa

diminta untuk memasang identitas kelompoknya lagi kemudian diminta untuk

memahami dan menyelesaikan permasalahan yang tercantum pada LKS. Setelah

selesai kemudian perwakilan kelompok diminta untuk menuliskan jawabannya di

papan tulis untuk dibahas bersama-sama.

Pemberian kuis dilaksanakan setelah pembelajaran selesai, sama seperti

pada pertemuan sebelumnya siswa terlebih dahulu diberi skor awal. Skor awal

yang mereka dapatkan hari ini adalah nilai pekerjaan rumah (PR) yang diberikan

oleh guru. Kuis dikerjakan secara individu, setelah selesai kemudian guru bersama

siswa menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok. Kelompok

dengan poin tertinggi akan medapatkan sertifikat berprestasi dari guru.

Posttest dilaksanakan setelah siswa mendapatkan perlakuan berupa

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Posttest diadakan pada

pertemuan ke empat tepatnya pada hari Kamis, 29 Maret 2016 pukul 07.00 - 08.15

WIB yang merupakan hari terakhir pembelajaran di dalam penelitian ini.

4.4 Hasil Analisis Data

Menurut Sugiyono (Susanti, 2012: 43) analisis data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden atau sumber lain terkumpul. Oleh karena itu

dapat dilakukan analisis data kuantitatif yaitu uji normalitas, homogenitas,

dilanjutkan dengan uji beda rata-rata hasil belajar siswa (kelompok eksperimen 1

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

77

dan kelompok eksperimen2). Berikut adalah penjelasan perhitungannya secara

rinci.

4.4.1 Analisis Kemampuan Awal

4.4.1.1 Statistik Deskriptif Pretest

Kemampuan awal kedua kelompok diukur melalui pemberian pretest setelah

itu dihitung mean atau rata-ratanya dan standart deviasi dari setiap variabel dalam

penelitian. Data hasil pengolahan tersebut dapat dilihat dalam tabel 37 di bawah

ini:

Tabel 37 Statistik Deskriptif Pretest Kemampuan Awal Siswa

Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2

Descriptives Nilai

Kelompok N Mean Std.

Deviation Std. Error Minimum Maximum

Eksperimen 1 (TGT)

30 60.50 20.525 3.747 25 90

Eksperimen 2 (STAD)

27 62.41 19.581 3.768 20 90

Total 57 61.40 19.927 2.639 20 90

Berdasarkan tabel 37 menunjukkan bahwa jumlah sampel pada kelompok

eksperimen 1 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT di

kelas V SD Negeri Bringin 02 adalah 30 siswa, sedangkan jumlah sampel pada

kelompok eksperimen 2 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD di kelas V SD Negeri Popongan Bringin adalah 27 siswa. Nilai minimum

yang diperoleh kelompok eksperimen 1 adalah 25, sedangkan nilai minimum yang

diperoleh kelompok eksperimen 2 adalah 20. Nilai maximum yang dicapai

kelompok eksperimen 1 adalah 90, kelompok eksperimen 2 memiliki nilai

maximum yang sama yaitu 90. Rata-rata kelompok eksperimen 2 adalah 62,41

sedikit lebih tinggi dari kelompok eksperimen 1 yang hanya 60,50. Tetapi standar

deviasinya tidak jauh berbeda, kelompok eksperimen 1 adalah 20,525 dan

kelompok eksperimen 2 standar deviasinya adalah 19,581.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

78

4.4.1.2 Uji Normalitas Pretest

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui data dari masing-masing

kelompok STAD dan kelompok TGT berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak. Hasil uji normalitas untuk pretest dari kedua kelompok dapat

dilihat pada tabel 38 berikut ini.

Tabel 38 Hasil Uji Normalitas Pretest

Tests of Normality

Kelompok Shapiro-Wilk Statistic Df Sig.

Nilai Eksperimen 1 (TGT) .931 30 .051 Eksperimen 2 (STAD) .952 27 .245

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

Bersadarkan tabel 38 tentang hasil uji normalitas pretest menunjukkan

bahwa nilai signifikansi kelompok eksperimen 1 yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT di kelas V SD Negeri Bringin 02 adalah 0,051

dan nilai signifikansi kelompok eksperimen 2 yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas V SD Negeri Popongan Bringin

adalah 0,245. Nilai signifikansi kelompok eksperimen 1 dan kelompok

eksperimen 2 masing-masing lebih dari 0,05 yang bearti H0 diterima dan H1

ditolak, dengan kata lain masing-masing kelompok berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Untuk melihat sebaran data uji normalitas pretest di atas,

berikut ditampilkan grafik hasil belajar pretest kelompok eksperimen 1 dan

kelompok eksperimen 2.

Kelompok Eksperimen 1

Kelompok Eksperimen 2

Gambar 4 Grafik Normalitas Data Pretest Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

79

4.4.1.3 Uji Homogenitas Pretest

Uji homogenitas varians bertujuan untuk mengetahui apakah varians

kedua kelompok homogen atau tidak. Hasil uji homogenitas untuk pretest dari

kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 39 berikut ini:

Tabel 39 Hasil Uji Homogenitas Pretest

Test of Homogeneity of Variances

Nilai Levene Statistic df1 df2 Sig.

.027 1 55 .869

Berdasarkan tabel 39 tentang hasil uji homogenitas pretest menunjukkan

bahwa nilai signifikan sebesar 0,869 yang lebih besar dari 0,05 bearti H0 diterima

dan H1 ditolak, dengan kata lain kedua kelompok berasal dari populasi yang

memiliki variansi yang sama atau homogen.

4.4.1.4 Uji Beda Rata-rata Pretest

Uji beda rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

jika suatu karakteristik diberi perlakuan yang berbeda atau mendapat pengaruh

tertentu. Hasil pengolahan uji beda rata-rata pretest dari kedua kelompok dapat

dilihat pada tabel 40 berikut ini:

Tabel 40 Uji Beda Rata-rata Pretest Kemampuan Awal Siswa Kelompok Eksperimen 1 dan

Kelompok Eksperimen 2 Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dan STAD

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T Df

Sig. (2-

tailed)

Mean Differe

nce

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Nilai

Equal variances assumed

.027 .869 -.358 55 .722 -1.907 5.328 -12.585 8.770

Equal variances

not assumed

-.359 54.801 .721 -1.907 5.314 -12.559 8.744

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

80

Berdasarkan uji homogenitas kedua kelompok, maka yang digunakan untuk

analisis uji beda rerata adalah baris pada Equal variances assumed. Dari tabel 40

tentang uji beda rata-rata pretest kemampuan awal siswa kelompok eksperimen 1

dan kelompok eksperimen 2 sebelum menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT dan STAD, terlihat bahwa nilai signifikansi 0,722 > 0,05

yang bearti H0 diterima dan H1 ditolak, dengan kata lain tidak terdapat perbedaan

yang signifikan antara kemampuan awal siswa pada kelompok eksperimen 1 di

kelas V SD Negeri Bringin 02 dengan kemampuan awal siswa pada kelompok

eksperimen 2 di SD Negeri Popongan Bringin sebelum diberi perlakuan.

4.4.1.5 Deskripsi Hasil Pretest

Penggambaran distribusi skor pretest kemampuan awal siswa kelompok

eksperimen 1 (siswa kelas V SD Negeri Bringin 02) dan kelompok eksperimen 2

(siswa kelas V SD Negeri Popongan Bringin) diklasifikasikan berdasarkan

perolehan nilai pretest. Interval dalam distribusi skor pretes siswa kelompok

eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 menggunakan rumus interval menurut

Sudijono (Wibowo, 2015: 56), sebagai berikut:

Batas 1 = mean + 0,5 . SD => Batas atas

Batas 2 = mean – 0,5 .SD => Batas bawah

Setelah menentukan batas atas dan batas bawah maka didapat tiga kelas

interval yang dikategorikan menjadi tiga macam yaitu kategori rendah, kategori

sedang, dan kategori tinggi. Interval skor pretest kemampuan awal siswa

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 adalah sebagai berikut:

Batas 1 = mean + 0,5 . SD

= 61,40 + (0,5 . 19,927)

= 71 (pembulatan)

Batas 2 = mean – 0,5 .SD

= 61,40 – (0,5 . 19,927)

= 51 (pembulatan)

Maka interval kategori skor pretest kemampuan awal siswa pada kelompok

eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 adalah sebagai berikut:

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

Tinggi = nilai > 71

Sedang = 51 ≤ nilai ≤ 71

Rendah = nilai < 51

Hasil pengukuran dan kemampuan awal siswa terhadap subjek penelitian

dapat dilihat pada tabe

Kategori Pretest Kemampuan Awal Siswa Kelas V SD Bringin 02 dan Siswa Kelas V SD Negeri Popongan Bringin

Kategori

Tinggi Sedang Rendah Jumlah

Gambar 5 Diagram Hasil

Berdasarkan 41

kelompok eksperimen 1 sebanyak 8 siswa dengan presentase 27% dan pada

kelompok eksperimen 2 sebanyak 9 siswa dengan presentase 33%. Kategori

sedang pada kelompok eksperimen 1 terdapat 12 siswa dengan presentase 40%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 3 5

Nil

ai

Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2

= nilai > 71

≤ nilai ≤ 71

= nilai < 51

Hasil pengukuran dan kemampuan awal siswa terhadap subjek penelitian

dapat dilihat pada tabel 41 berikut ini:

Tabel 41 Kategori Pretest Kemampuan Awal Siswa Kelas V

SD Bringin 02 dan Siswa Kelas V SD Negeri Popongan Bringin

Kelompok Eksperimen 1 (Siswa Kelas V SD Negeri Bringin 02)

Kelompok Eksperimen 2 (Siswa Kelas V SD Negeri

Popongan Bringin)F % F 8 27 9

12 40 8 10 33 10 30 100 27

Diagram Hasil Pretest Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperi

41 menunjukkan kemampuan awal siswa ketegori tinggi pada

kelompok eksperimen 1 sebanyak 8 siswa dengan presentase 27% dan pada

kelompok eksperimen 2 sebanyak 9 siswa dengan presentase 33%. Kategori

sedang pada kelompok eksperimen 1 terdapat 12 siswa dengan presentase 40%

7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Jumlah Siswa

Diagram Hasil Pretes Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2

Eksperimen 1 (TGT)

Eksperimen 2 (STAD)

81

Hasil pengukuran dan kemampuan awal siswa terhadap subjek penelitian

SD Bringin 02 dan Siswa Kelas V SD Negeri Popongan Bringin

Kelompok Eksperimen 2 (Siswa Kelas V SD Negeri

Popongan Bringin) % 33 30 37

100

sperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2

awal siswa ketegori tinggi pada

kelompok eksperimen 1 sebanyak 8 siswa dengan presentase 27% dan pada

kelompok eksperimen 2 sebanyak 9 siswa dengan presentase 33%. Kategori

sedang pada kelompok eksperimen 1 terdapat 12 siswa dengan presentase 40%

Eksperimen 1 (TGT)

Eksperimen 2 (STAD)

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

82

dan pada kelompok eksperimen 2 terdapat 8 siswa dengan presentase 30%.

Sedangkan kategori rendah pada kelompok eksperimen 1 sebanding dengan

kelompok eksperimen 2 yaitu sebanyak 10 siswa dengan presentase kelompok

eksperimen 1 adalah 33% dan kelompok eksperimen 2 adalah 37%.

4.4.2 Analisis Kemampuan Akhir

4.4.2.1 Statistik Deskriptif Posttest

Kemampuan akhir atau hasil belajar matematika siswa dari kedua kelompok

diukur melalui pemberian posttest setelah itu dihitung mean atau rata-ratanya dan

standart deviasi dari setiap variabel dalam penelitian. Data hasil pengolahan

tersebut dapat dilihat dalam tabel 42 di bawah ini:

Tabel 42 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Posttest

Descriptives

Nilai Kelompok N Mean Std.

Deviation Std. Error Minimum Maximum

Eksperimen 1 (TGT)

30 67.67 12.438 2.271 45 90

Eksperimen 2 (STAD)

27 75.74 12.838 2.471 40 95

Total 57 71.49 13.160 1.743 40 95

Berdasarkan tabel 42 menunjukkan bahwa jumlah sampel pada kelompok

eksperimen 1 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT di

kelas V SD Negeri Bringin 02 adalah 30 siswa, sedangkan jumlah sampel pada

kelompok eksperimen 2 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD di kelas V SD Negeri Popongan Bringin adalah 27 siswa. Nilai minimum

hasil belajar matematika yang diperoleh kelompok eksperimen 1 adalah 45,

sedangkan nilai minimum hasil belajar matematika yang diperoleh kelompok

eksperimen 2 adalah 40. Nilai maximum hasil belajar matematika yang dicapai

kelompok eksperimen 1 adalah 90, sedangkan nilai maximum hasil belajar

matematika yang dicapai kelompok eksperimen 2 adalah 95. Rata-rata kelompok

eksperimen 2 adalah 75,74 jauh lebih tinggi dari kelompok eksperimen 1 yang

hanya 67,67. Tetapi standar deviasinya tidak jauh berbeda, kelompok eksperimen

1 adalah 12,438 dan kelompok eksperimen 2 standar deviasinya adalah 12,838.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

83

4.4.2.2 Uji Normalitas Hasil Posttest

Hasil uji normalitas untuk posttest dari kedua kelompok dapat dilihat pada

tabel 43 berikut ini: Tabel 43

Hasil Uji Normalitas Data Posttest

Tests of Normality Kelompok Shapiro-Wilk Statistic Df Sig.

Nilai Eksperimen 1 (TGT) .960 30 .308 Eksperimen 2 (STAD) .934 27 .084

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel 43 tentang hasil uji normalitas data posttest

menunjukkan bahwa nilai signifikansi kelompok eksperimen 1 yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT di kelas V SD Negeri

Bringin 02 adalah 0,308 dan nilai signifikansi kelompok eksperimen 2 yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas V SD Negeri

Popongan Bringin adalah 0,084. Nilai signifikansi kelompok eksperimen 1 dan

kelompok eksperimen 2 masing-masing lebih dari 0,05 yang bearti H0 diterima

dan H1 ditolak, dengan kata lain masing-masing kelompok berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Untuk melihat sebaran data uji normalitas posttest di

atas, berikut ini ditampilkan grafik hasil belajar posttest kelompok eksperimen 1

dan kelompok eksperimen 2.

Kelompok Eksperimen 1

Kelompok Eksperimen 2

Gambar 6 Grafik Normalitas Data Posttest Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

84

4.4.2.3 Uji Homogenitas Hasil Posttest

Hasil uji homogenitas untuk posttest dari kedua kelompok dapat dilihat pada

tabel 44 berikut ini: Tabel 44

Hasil Uji Homogenitas Data Posttest

Test of Homogeneity of Variances Nilai

Levene Statistic

df1 df2 Sig.

.009 1 55 .926

Berdasarkan tabel 44 tentang hasil uji homogenitas data posttest

menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,926 yang lebih besar dari 0,05

bearti H0 diterima dan H1 ditolak, dengan kata lain kedua kelompok berasal dari

populasi yang memiliki variansi yang sama atau homogen.

4.4.2.4 Uji Beda Rata-rata Posttest

Hasil pengolahan uji beda rata-rata posttest dapat dilihat pada tabel 45

berikut ini: Tabel 45

Uji Beda Rata-rata Posttest Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2 Setelah Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dan STAD

Independent Samples Test Levene's Test

for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed)

Mean Differen

ce

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Nilai

Equal variances assumed

.009 .926 -2.410 55 .019 -8.074 3.350 -14.788 -1.360

Equal variances not assumed

-2.406 53.960 .020 -8.074 3.356 -14.802 -1.346

Berdasarkan uji homogenitas kedua kelompok, maka yang digunakan untuk

analisis uji beda rerata adalah baris pada Equal variances assumed. Dari tabel 45

tentang uji beda rata-rata posttest hasil belajar matematika siswa kelompok

eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 setelah menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dan STAD, terlihat bahwa nilai signifikansi

0,019 < 0,05 yang bearti H0 ditolak dan H1 diterima, dengan kata lain terdapat

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

85

perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa pada kelompok

eksperimen 1 di kelas V SD Negeri Bringin 02 dengan hasil belajar metematika

siswa pada kelompok eksperimen 2 di SD Negeri Popongan Bringin setelah diberi

perlakuan.

4.4.2.5 Deskripsi Hasil Posttest

Penggambaran distribusi skor posttest hasil belajar matematika siswa

kelompok eksperimen 1 (siswa kelas V SD Negeri Bringin 02) dan kelompok

eksperimen 2 (siswa kelas V SD Negeri Popongan Bringin) diklasifikasikan

berdasarkan perolehan nilai posttest. Interval dalam distribusi skor posttest siswa

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 menggunakan rumus

interval menurut Sudijono (Wibowo, 2015: 56), sebagai berikut:

Batas 1 = mean + 0,5 . SD => Batas atas

Batas 2 = mean – 0,5 .SD => Batas bawah

Setelah menentukan batas atas dan batas bawah maka didapat tiga kelas

interval yang dikategorikan menjadi tiga macam yaitu kategori rendah, kategori

sedang, dan kategori tinggi. Interval skor posttest hasil belajar matematika siswa

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 adalah sebagai berikut:

Batas 1 = mean + 0,5 . SD

= 71.49 + (0,5 . 13.160)

= 78 (pembulatan)

Batas 2 = mean – 0,5 .SD

= 71.49 - (0,5 . 13.160)

= 65 (pembulatan)

Maka interval kategori skor posttest hasil belajar matematika siswa pada

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 adalah sebagai berikut:

Tinggi = nilai > 78

Sedang = 65 ≤ nilai ≤ 78

Rendah = nilai < 65

Pengukuran hasil belajar matematika siswa terhadap subjek penelitian dapat

dilihat pada tabel 46 berikut ini:

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

Kategori Posttest dan Siswa Kelas V SD Negeri Popongan Bringin

Kategori

Tinggi Sedang Rendah Jumlah

Gambar 7 Diagram Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2

Berdasarkan tabel 4

diberi perlakuan untuk ketegori tinggi pada kelompok eksperimen 1 sebanyak 8

siswa dengan presentase 27% dan pada kelompok eksperimen 2 sebanyak 14

siswa dengan presentase 52%. Kategori sedang pada kelompok eksperime

terdapat 12 siswa dengan presentase 40% dan pada kelompok eksperimen 2

terdapat 10 siswa dengan presentase 37%. Sedangkan kategori rendah pada

kelompok eksperimen 1 terdapat 10 anak dengan 33% dan kelompok eksperimen

2 terdapat 3 anak dengan perolehan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 3 5

Nil

ai

Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2

Tabel 46 Posttest Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Bringin 02

dan Siswa Kelas V SD Negeri Popongan Bringin

Kelas Eksperimen 1 (Siswa Kelas V SD Bringin 02)

Kelas Eksperimen 2(Siswa Kelas V SD Negeri

Popongan Bringin)F % F 8 27 14

12 40 10 10 33 3 30 100 27

Diagram Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2 Setelah diberi Perlakuan

tabel 46 menunjukkan hasil belajar matematika siswa setelah

diberi perlakuan untuk ketegori tinggi pada kelompok eksperimen 1 sebanyak 8

siswa dengan presentase 27% dan pada kelompok eksperimen 2 sebanyak 14

siswa dengan presentase 52%. Kategori sedang pada kelompok eksperime

terdapat 12 siswa dengan presentase 40% dan pada kelompok eksperimen 2

terdapat 10 siswa dengan presentase 37%. Sedangkan kategori rendah pada

kelompok eksperimen 1 terdapat 10 anak dengan 33% dan kelompok eksperimen

dengan perolehan presentase 11%.

5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Jumlah Siswa

Diagram Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2

86

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Bringin 02

Kelas Eksperimen 2 (Siswa Kelas V SD Negeri

Popongan Bringin) % 52 37 11

100

Diagram Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok Eksperimen 1 dan

hasil belajar matematika siswa setelah

diberi perlakuan untuk ketegori tinggi pada kelompok eksperimen 1 sebanyak 8

siswa dengan presentase 27% dan pada kelompok eksperimen 2 sebanyak 14

siswa dengan presentase 52%. Kategori sedang pada kelompok eksperimen 1

terdapat 12 siswa dengan presentase 40% dan pada kelompok eksperimen 2

terdapat 10 siswa dengan presentase 37%. Sedangkan kategori rendah pada

kelompok eksperimen 1 terdapat 10 anak dengan 33% dan kelompok eksperimen

Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2

Eksperimen 1 (TGT)

Eksperimen 2 (STAD)

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

87

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan pada

kelompok eksperimen 1 yaitu di SD Negeri Bringin 02 dengan menggunakan

model pembelajaran Cooperative Learning tipe TGT dan pada kelompok

eksperimen 2 yaitu di SD Negeri Popongan Bringin dengan menggunakan model

pembelajaran tipe STAD diperoleh hasil bahwa sebelum diberikan perlakuan

kemampuan awal dari kedua kelompok hampir sama. Hal tersebut dapat dilihat

pada tabel 37 yang menunjukkan bahwa nilai minimum yang diperoleh kelompok

eksperimen 1 adalah 25, sedangkan nilai minimum yang diperoleh kelompok

eksperimen 2 adalah 20. Nilai maximum yang dicapai kelompok eksperimen 1

adalah 90, kelompok eksperimen 2 memiliki nilai maximum yang sama yaitu 90.

Rata-rata kelompok eksperimen 2 adalah 62,41 sedikit lebih tinggi dari kelompok

eksperimen 1 yang hanya 60,50. Tetapi standar deviasinya tidak jauh berbeda,

kelompok eksperimen 1 adalah 20,525 dan kelompok eksperimen 2 standar

deviasinya adalah 19,581.

Hasil pengolahan nilai posttest terlihat dalam tabel 42 yang menunjukkan

bahwa nilai minimum hasil belajar matematika yang diperoleh kelompok

eksperimen 1 adalah 45, sedangkan nilai minimum hasil belajar matematika yang

diperoleh kelompok eksperimen 2 adalah 40. Nilai maximum hasil belajar

matematika yang dicapai kelompok eksperimen 1 adalah 90, sedangkan nilai

maximum hasil belajar matematika yang dicapai kelompok eksperimen 2 adalah

95. Rata-rata kelompok eksperimen 2 adalah 75,74 jauh lebih tinggi dari

kelompok eksperimen 1 yang hanya 67,67. Dengan standar deviasi dari masing-

masing kelompok adalah 12,438 untuk kelompok eksperimen 1 dan 12,838 untuk

kelompok eksperimen 2.

Perhitungan uji beda rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji-t pada

hasil posttest kelompok eksperimen 1 dan posttest kelompok eksperimen 2,

diperoleh hasil t adalah -2.410 dengan signifikansi 0,019 < 0,05 maka H0 ditolak

dan H1 diterima, hal ini berarti terdapat perbedaan antara hasil belajar matematika

siswa pada kelompok eksperimen 1 di kelas V SD Negeri Bringin 02 dengan hasil

belajar metematika siswa pada kelompok eksperimen 2 di SD Negeri Popongan

Bringin setelah diberi perlakuan. Dengan melihat rata-rata kedua kelompok

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

88

dimana kelompok eksperimen 2 rata-ratanya adalah 75,74 jauh lebih tinggi dari

kelompok eksperimen 1 yang hanya memiliki nilai rata-rata sebesar 67,67, dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan

antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative

Learning tipe STAD dengan yang menggunakan model pembelajaran tipe TGT

pada materi Pecahan dan Perbandingan siswa kelas V SD Gugus Gajah Mada

Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Isjoni

(Susanti, 2012: 18) bahwa STAD (Student Teams Achievement Division)

merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada

adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling

membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil yang

maksimal. Sedangkan menurut Yuliatmoko (Rakhmawati, 2012: 7) STAD adalah

salah satu model pembelajaran yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan

kerjasama, kreatif, berpikir kritis dan ada kemampuan untuk membantu teman

serta merupakan pembelajaran kooperatif yang sangat sederhana. Yuliatmoko juga

menambahkan bahwa keunggulan dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD

adalah dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan

keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah, dapat memberikan

kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan

mengenai suatu masalah, dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan

mengajarkan keterampilan berdiskusi, dapat memungkinkan guru untuk lebih

memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya, serta dapat

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai,

menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri Ari

Susanti (2012) yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) Terhadap Hasil

Belajar Matematika Kelas IV SD Negeri Salatiga 06 Semester II Tahun Pelajaran

2011/2012”. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan

efektivitas model pembelajaran yang signifikan untuk pembelajaran matematika

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

89

Achievement Division). Terbukti dengan perolehan rata-rata nilai posttest sebesar

82,46 pada kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dan pada kelompok

kontrol 75,42 dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada

pembelajaran matematika.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan STAD terbukti

dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa walaupun memiliki perbedaan

hasil yang signifikan. Hal tersebut bisa dilihat dari perolehan nilai rata-rata

kelompok eksperimen 2 lebih tinggi dari pada kelompok eksperimen 1. Secara

umum terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara siswa

kelompok eksperimen 1 yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT dan kelompok eksperimen 2 yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini disebabkan

karena siswa pada kelompok eksperimen 1 kurang memperhatikan pembelajaran,

sehingga ketika mengerjakan tes akhir ada beberapa siswa yang memperoleh nilai

kurang baik, keterbatasan waktu dalam penelitian ini mungkin juga menjadi

penyebab terjadinya perbedaan hasil belajar matematika siswa yang signifikan.

Selain itu, hal yang menjadi penyebab terjadinya perbedaan hasil belajar yang

signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan STAD adalah

karakteristik siswa pada kelompok eksperimen 1 yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT, siswa pada kelompok tersebut kurang bisa

menerima kekurangan dari anggota kelompoknya sehingga siswa yang berprestasi

tinggi semakin unggul dan siswa yang berprestasi rendah tidak bisa meningkatkan

kemampuan akademiknya.

Manfaat praktis yang didapat setelah pelaksanaan penelitian eksperimen

yaitu sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik dengan

mengemas suatu pembelajaran yang menyenangkan dan dapat mengaktifkan

siswa melalui berbagai model pembelajaran kooperatif. Manfaat yang didapat

bagi guru adalah dapat memberikan wawasan untuk mencoba berbagai macam

model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa,

sehingga siswa aktif dan antusias di dalam mengikuti proses pembelajaran.

Manfaat yang didapat siswa adalah sikap aktif dan antusias siswa dalam mengikiti

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab soal dengan tepat maka mereka berhak untuk menyimpan kartu soal ke dalam saku. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin

90

proses pembelajaran serta sikap positif siswa yang dapat menerima kekurangan

dan kelebihan masing-masing anggota kelompoknya. Selain itu, manfaat yang

didapat oleh peneliti selanjutnya adalah dapat memperoleh gambaran tentang

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan STAD di jenjang

Sekolah Dasar serta memberikan rambu-rambu yang harus diperhatikan tentang

kelebihan dan kelemahan dari masing-masing model apabila akan meneliti dengan

menggunakan model yang sama.